KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN Oleh : Tim Penyusun
1.
PENDAHULUAN Pemanfaatan bahan galian sebagai sumber daya alam tak terbarukan umumnya memerlukan tahapan kegiatan usaha pertambangan yang panjang, modal besar, teknologi tinggi, beresiko tinggi dan cenderung merubah lingkungan, oleh sebab itu pengelolaannya harus dilakukan dengan baik dan benar agar diperoleh manfaat yang optimal. Pengelolaan bahan galian untuk mendapatkan manfaat yang optimal pada kenyataannya menemui banyak kendala, antara lain diakibatkan oleh keterbatasan operasional penambangan, pengolahan dan pengangkutan, sehingga dapat menyebabkan bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang. Oleh karena itu perlu dilakukan inventarisasi bahan galian tertinggal maupun bahan galian berpotensi terbuang sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar evaluasi bahan galian agar tidak ada yang terabaikan dan tersia-siakan. Inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang dilakukan dengan cara pendataan bahan galian utama, mineral ikutan dan bahan galian lain yang belum dimanfaatkan, baik yang belum atau sudah ditambang. Data tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi untuk mencegah menurun atau hilangnya nilai ekonomi bahan galian dan untuk meminimalkan atau mencegah terbuangnya bahan galian.
2.
DASAR PEMIKIRAN a. Dalam usaha pertambangan tidak semua bahan galian tertambang, terolah dan termanfaatkan secara optimal karena faktor teknologi, ekonomi dan sosial. b. Perlunya inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang secara sistematis agar potensi bahan galian tidak ada yang terabaikan. c. Diperlukan data potensi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang sebagai dasar penetapan kebijakan dan pemanfaatannya.
3.
TUJUAN Pedoman teknis ini merupakan acuan bagi pemerintah atau instansi berwenang dalam melakukan inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang, sehingga menghasilkan data yang lengkap, tepat dan akurat untuk dipergunakan sebagai dasar evaluasi bahan galian yang ada agar tidak terabaikan dan tersia-siakan.
4.
RUANG LINGKUP Pedoman teknis ini meliputi istilah dan definisi, kondisi bahan galian tertinggal, kondisi bahan galian berpotensi terbuang, lingkup data inventarisasi, tahapan inventarisasi, pelaksanaan kegiatan inventariasi, pelaksana dan penyusunan laporan hasil inventarisasi.
5.
ISTILAH DAN DEFINISI a) Inventarisasi bahan galian adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan, penggambaran, perekaman, pengambilan dan manajemen data dan informasi sumber daya mineral baik yang bersifat data primer maupun sekunder yang diperoleh dari hasil kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan konservasi. b) Bahan galian tertinggal adalah bahan galian/endapan berpotensi ekonomi berupa bahan galian utama, mineral ikutan maupun bahan galian lain pada wilayah usaha pertambangan dengan satu sistem penambangan dan pengolahan tertentu karena pertimbangan aspek teknis, ekonomi dan atau sosial belum dimanfaatkan. c) Bahan galian yang berpotensi terbuang adalah bahan galian berupa bahan galian utama, mineral ikutan maupun bahan galian lain pada wilayah usaha pertambangan yang
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1- 1
d) e)
f)
g) h)
i)
j) k) l) m)
n)
o) p)
6.
berdasarkan desain tambang dan rencana pengolahan tidak akan diusahakan sehingga diperlakukan sebagai bahan galian yang akan dibuang dan karena pertimbangan aspek teknis dan ekonomi diperlakukan sebagai material buangan (waste) dan ampas (tailing), namun dengan perubahan sistem penambangan dan atau pengolahan tertentu masih berpotensi untuk diusahakan. Wilayah bekas tambang adalah daerah dimana kegiatan pertambangan berupa penambangan dan atau pengolahan serta penunjangnya telah diakhiri. Data sekunder adalah semua fakta, petunjuk, indikasi yang didapat dari hasil penyelidikan secara tidak langsung. Data tersebut berupa hasil rekaman dalam bentuk tulisan, cetakan maupun digital seperti laporan, peta, hasil analisis laboratorium, yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan geologi, sebaran, tipe, keterdapatan, kualitas, kuantitas dan potensi dari suatu bahan galian. Selain itu terdapat juga data eksploitasi dan konservasi seperti data produksi, stripping ratio, cut off grade, sumber daya tertinggal dan tailing. Data primer adalah semua fakta, petunjuk, indikasi yang didapat dari hasil penyelidikan secara langsung di lapangan dan hasil analisis laboratorium yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan geologi, sebaran, tipe, keterdapatan, kualitas, kuantitas dan potensi dari suatu endapan bahan galian. Penambangan adalah kegiatan yang dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis yang meliputi penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian. Pertambangan adalah kegiatan, teknologi dan bisnis yang berkaitan dengan industri pertambangan mulai dari prospeksi, eksplorasi, evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan sampai pemasaran. Bahan Galian adalah aneka ragam unsur kimia, mineral, kumpulan mineral, batuan, bijih, termasuk batubara, gambut, bitumen padat dan mineral radioaktif yang terjadi secara alami dan mempunyai nilai ekonomis. Bahan Galian Utama atau Bahan Galian yang Diusahakan adalah jenis bahan galian yang menjadi komoditas utama yang sesuai dengan perizinan pada suatu usaha pertambangan. Bahan Galian Lain adalah endapan bahan galian yang berada di wilayah izin usaha pertambangan, namun tidak termasuk bahan galian yang diusahakan. Mineral ikutan adalah mineral atau aneka bahan yang sebaran dan genesanya bersamaan dengan bahan galian utama. Ampas (Tailing) adalah bagian dari hasil pemrosesan bahan galian dengan sistem pengolahan tertentu yang tidak dikehendaki karena dianggap sudah tidak mengandung mineral berharga lagi. Material buangan (waste) adalah tanah/batuan yang berada di atas, diantara atau di sekeliling bahan galian yang digali atau ikut tergali dalam proses kegiatan usaha pertambangan tetapi tidak dimanfaatkan. Pit limit adalah batas kegiatan penambangan / batas sumuran penggalian/pertambangan. Pemerintah adalah pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sesuai dengan yang ditetapkan pada Undang-Undang No. 32 tahun 2004.
Kondisi dan Keberadaan Bahan Galian Tertinggal dan Bahan Galian Berpotensi Terbuang Jenis atau kelompok bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang dapat berupa bahan galian utama, bahan galian lain dan atau mineral ikutan. Adapun komoditas yang termasuk dalam jenis atau kelompok bahan galian tersebut dapat terdiri dari satu komoditas bahan galian utama, satu atau beberapa komoditas bahan galian lain dan satu atau beberapa mineral ikutan. 6.1. Bahan Galian Tertinggal Bahan galian tertinggal terdiri dari bahan galian yang tidak ditambang, bahan galian tertambang, dan bahan galian yang belum terjual pasca tambang. a. Bahan Galian yang Tidak Ditambang yaitu bahan galian insitu yang dalam perencanaan/desain tambang tidak termasuk yang akan ditambang, dapat berupa bahan galian utama, mineral ikutan dan atau bahan galian lain yang terdapat di luar pit limit. b. Bahan Galian Tertambang yaitu bahan galian berupa bahan galian utama berkadar rendah/marjinal, mineral ikutan maupun bahan galian lain yang dalam perencanaan / desain tambang termasuk yang akan ditambang. Kondisi bahan galian ini dapat berupa bahan galian yang berada di dalam atau di luar pit limit.
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1- 2
c. Bahan Galian Belum Terjual Pasca Tambang yaitu produk utama dan atau produk sampingan yang telah ditambang dan atau diolah namun belum dimanfaatkan atau belum terjual sampai saat tutup tambang. 6.2. Bahan Galian Berpotensi Terbuang Bahan galian berpotensi terbuang terdiri dari bahan galian yang belum tertambang dan bahan galian yang sudah tertambang a. Bahan Galian yang Belum Tertambang Bahan galian yang belum tertambang adalah bahan galian yang belum terganggu keberadaannya namun berdasarkan desain tambang dan rencana pengolahan tidak akan diusahakan sehingga akan diperlakukan sebagai material yang akan dibuang (waste), dengan perubahan sistem penambangan dan atau pengolahan tertentu masih berpotensi untuk diusahakan. Bahan galian yang belum ditambang dapat berupa bahan galian utama, mineral ikutan dan atau bahan galian lain. b. Bahan Galian yang Sudah Tertambang Bahan galian yang sudah tertambang yaitu bahan galian yang telah ikut tergali dan atau terolah dalam proses kegiatan usaha pertambangan tetapi tidak dimanfaatkan dapat berupa waste dan atau tailing. 7.
Inventarisasi Bahan Galian Tertinggal dan Bahan Galian Berpotensi Terbuang. 7.1 Lingkup Data Lingkup data inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang pada wilayah usaha pertambangan meliputi data sekunder dan data primer. 7.1.1. Data Sekunder Inventarisasi data sekunder meliputi : a. Wilayah IUP b. Status kegiatan tambang c. Data eksplorasi d. Jenis bahan galian dan komoditas. e. Lokasi keberadaan bahan galian f. Kondisi bahan galian (tipe, sebaran, dimensi) g. Hasil Studi Kelayakan h. Tata letak tambang i. Data penambangan (termasuk teknologi dan peralatan yang digunakan) j. Data pengolahan k. Data produksi l. Data pemasaran
7.1.2. Data Primer Inventarisasi data primer adalah pengumpulan data secara langsung di lapangan meliputi pencatatan, pengamatan bahan galian, pengukuran, pengambilan perconto dan analisis perconto di laboratorium. Data yang harus diinventarisasi antara lain : a. Status kegiatan tambang. b. Jenis bahan galian dan komoditas. c. Lokasi keberadaan bahan galian. d. Geologi dan kondisi bahan galian. e. Perconto dan log bor. f. Bentuk dan dimensi sebaran bahan galian. g. Kadar, kualitas dan kuantitas (sumber daya) bahan galian. h. Tata guna lahan. i. Latar belakang tertinggal/terbuang. j. Penanganan. 7.2. Tahapan Inventarisasi Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1- 3
Pelaksanaan inventarisasi dilakukan dalam tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan kegiatan dan pelaporan. 7.2.1. Persiapan • Pembuatan dan pengiriman surat pemberitahuan/izin kepada pihak pelaku usaha pertambangan dan instansi terkait. • Surat yang dikirimkan kepada pihak pelaku usaha pertambangan disertai dengan penjelasan rinci tentang rencana kegiatan dan data yang diperlukan • Konfirmasi jadwal kegiatan dengan pihak pelaku usaha pertambangan. • Inventarisasi dan evaluasi data sekunder • Penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan 7.2.2. Pelaksanaan Kegiatan • Koordinasi dengan pihak pelaku usaha pertambangan berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan • Diskusi tentang kegiatan usaha pertambangan • Pengumpulan data sekunder yang ada pada pihak pelaku usaha pertambangan. • Pengambilan data primer dan perconto di lapangan disertai pihak pelaku usaha pertambangan. • Analisis perconto di laboratorium 7.2.3. Penyusunan Laporan Penyusunan laporan berdasarkan data sekunder, data primer dan hasil analisis perconto. 7.3. Pelaksanaan Inventarisasi Pelaksanaan inventarisasi meliputi Inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang. 7.3.1. Inventarisasi Bahan Galian Tertinggal Inventarisasi bahan galian tertinggal pada wilayah usaha pertambangan dilakukan dengan pengumpulan data seluruh bahan galian berpotensi ekonomi yang belum dimanfaatkan. Inventarisasi dikelompokkan ke dalam dua tahapan, yaitu pengumpulan data sekunder dan primer. Data sekunder meliputi data eksplorasi, studi kelayakan dan data operasi produksi. Sedangkan pengumpulan data primer dengan melakukan uji lapangan secara langsung meliputi kondisi geologi, bahan galian, penambangan, pengolahan, lingkungan, tataguna lahan, dengan cara melakukan pengamatan, pengukuran, pengambilan perconto dan analisis laboratorium. Bahan galian tertinggal terdiri dari bahan galian yang tidak ditambang, bahan galian tertambang dan bahan galian yang belum terjual pasca tambang. Inventarisasi bahan galian tertinggal pada wilayah usaha pertambangan meliputi kondisi bahan galian serta keterkaitannya dengan status kegiatan penambangan. 7.3.1.1.Inventarisasi Bahan Galian Tertinggal Berdasarkan Kondisi Bahan Galian a. Bahan Galian yang Tidak Tertambang Inventarisasi dilakukan dengan mengacu pada data eksplorasi, desain tambang, perencanaan produksi dan data eksploitasi. Berdasarkan data tersebut dimensi dan sebaran bahan galian dapat diketahui, sehingga sumber daya tertinggal dapat ditentukan. b. Bahan Galian Tertambang Inventarisasi dilakukan dengan mengacu pada data eksplorasi, desain tambang, perencanaan produksi dan data eksploitasi. Inventarisasi bahan galian tertambang dilakukan pada bahan galian yang akan ditambang atau yang berada di dalam pit meliputi jenis, komoditas, lokasi, kuantitas/sumber daya bahan galian, dan kadar/kualitas. Disamping itu, dilakukan juga pada bahan galian yang Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1- 4
telah ditambang atau berada di luar pit, meliputi jenis atau kelompok bahan galian, komoditas, lokasi penyimpanan, kuantitas atau sumber daya yang telah tergali, kadar/kualitas, penanganan dan latar belakang tertinggal. c. Bahan Galian Belum Terjual Pasca Tambang Bahan galian jenis ini terdiri dari bahan galian hasil penambangan atau pengolahan yang belum terjual. Inventarisasi dilakukan berdasarkan data penambangan dan pengolahan, meliputi jenis dan komoditi bahan galian, penanganan/penyimpanan, lokasi, latar belakang belum terjual dan tertinggal, estimasi kualitas dan kuantitas, penanganan dan lokasi. 7.3.1.2. Inventarisasi Bahan Galian Tertinggal Berdasarkan Status Kegiatan Penambangan. Status kegiatan penambangan sangat menentukan pelaksanaan inventarisasi bahan galian tertinggal. a. Inventarisasi Bahan Galian Tertinggal Pada Blok Aktif. Inventarisasi bahan galian tertinggal pada lokasi penambangan atau pada blok yang masih aktif dapat dilakukan terhadap tiga kondisi bahan galian, yaitu bahan galian yang tidak ditambang, sudah tertambang dan akan tertambang. Inventarisasi dilakukan berdasarkan data eksplorasi, desain tambang, perencanaan produksi dan data eksploitasi, meliputi jenis bahan galian, kadar/kualitas, kuantitas atau sumber daya yang telah tergali, penanganan pada lokasi penyimpanan dan latar belakang tertinggal. b. Inventarisasi Bahan Balian Pada Blok yang Telah Ditinggalkan / Ditutup Inventarisasi bahan galian tertinggal pada blok yang telah ditutup/ditinggalkan terutama pada lahan yang telah direklamasi, sangat tergantung pada data pemegang izin usaha pertambangan. Apabila telah dilakukan penanganan misalnya dengan menyimpan pada lokasi tertentu maka dapat dilakukan pengecekan langsung di lapangan. c. Inventarisasi Bahan Galian Pada Pasca Tambang. Inventarisasi bahan galian pada kondisi pasca tambang hampir sama dengan kondisi blok yang telah ditutup/ditinggalkan. Apabila dijumpai bahan galian yang sudah tertambang dan atau terolah tetapi belum terjual pada lokasi tertentu, maka dapat dilakukan pengecekan langsung di lapangan. 7.3.2. Bahan Galian Berpotensi Terbuang 7.3.2.1. Bahan Galian yang Belum Tertambang Inventarisasi bahan galian berpotensi terbuang dilakukan pada bahan galian yang belum tertambang pada wilayah usaha pertambangan, dengan mendata seluruh bahan galian berpotensi terbuang. Inventarisasi dikelompokkan ke dalam dua tahapan, yaitu pengumpulan data sekunder dan primer. Data sekunder meliputi data eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi dan operasi produksi, terutama desain tambang dan perencanaan produksi. Sedangkan pengumpulan data primer dengan melakukan uji lapangan secara langsung meliputi kondisi geologi, bahan galian, penambangan, pengolahan, lingkungan, tataguna lahan, dengan cara melakukan pengamatan, pengukuran, pengambilan perconto dan analisis perconto di laboratorium. 7.3.2.2. Bahan Galian Sudah Tertambang
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1- 5
Inventarisasi bahan galian berpotensi terbuang yang sudah tertambang dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder dan data primer terhadap material buangan (waste) dan ampas (tailing). Pengumpulan data sekunder meliputi data eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi dan operasi produksi, terutama tata letak lokasi waste dan tailing serta lahan yang telah direklamasi. Sedangkan pengumpulan data primer dengan melakukan uji lapangan secara langsung meliputi antara lain kondisi geologi, bahan galian, penambangan, pengolahan, lingkungan, tata guna lahan, dengan cara melakukan pengamatan, pengukuran, pengambilan perconto dan analisis perconto di laboratorium. a. Material Buangan (Waste). Inventarisasi bahan galian berpotensi terbuang yang sudah tertambang berupa waste dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder dan data primer Pengumpulan data sekunder meliputi data eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi dan operasi produksi, terutama tata letak lokasi waste serta lahan yang telah direklamasi. Pengumpulan data primer berupa uji lapangan dengan pengumpulan data lokasi waste, jenis, kualitas, kuantitas bahan galian, cara penanganan waste serta melakukan pemercontohan dan analisis perconto di laboratorium. b. Ampas (Tailing). Inventarisasi bahan galian berpotensi terbuang yang sudah tertambang dan terolah berupa tailing dengan cara pengumpulan data sekunder dan data primer. Pengumpulan data sekunder meliputi data eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi dan operasi produksi, terutama operasi pengolahan dan tata letak lokasi tailing. Pengumpulan data primer berupa uji lapangan dengan pengumpulan data lokasi tailing, jenis bahan galian utama dan atau mineral ikutan, kadar/kualitas, kuantitas bahan galian, penanganan tailing yang berkaitan dengan aspek lingkungan, serta pemercontoan dan analisis perconto di laboratorium. 8. Petugas Pelaksana Petugas pelaksana inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang terdiri dari tim yang berlatar belakang ahli geologi/tambang, mempunyai kompetensi keahlian dan berpengalaman di bidang inventarisasi bahan galian dan konservasi serta memahami tentang peraturan dan ketentuan yang berlaku di bidang pertambangan. 9.
Penyusunan Laporan Hasil Inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang dituangkan dalam suatu laporan dengan format seperti terlampir. LAPORAN HASIL INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG DI WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN
BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Uraian tentang alasan pemilihan daerah penyelidikan dan komoditas yang diselidiki berdasarkan pertimbangan aspek geologi, pertambangan, konservasi, ekonomi, dan sosial. 1.2. Maksud dan Tujuan Uraian secara sistematis, singkat dan jelas tentang maksud dan tujuan tentang inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang yang akan dilaksanakan. 1.3. Lokasi Daerah Kegiatan Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1- 6
•
Lokasi daerah kegiatan diuraikan secara administratif dan geografis, disertai gambar, peta sekala tertentu dengan keterangan lengkap dan jelas. • Luas daerah kegiatan, cara pencapaian lokasi, sarana dan prasana pendukung, • Pemegang izin usaha pertambangan. 1.4. Perizinan Menerangkan tentang perizinan yang mendasari kegiatan usaha pertambangan antara lain meliputi luas wilayah izin usaha pertambangan dan masa berlakunya. 1.5. Keadaan Lingkungan Menjelaskan tentang keadaan lingkungan daerah kegiatan antara lain topografi, iklim, vegetasi, tataguna lahan, demografi, sosial budaya, mata pencarian masyarakat sekitarnya. 1.6. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Menerangkan tentang waktu dan lamanya kegiatan mulai dari persiapan, kegiatan pengumpulan data, pengolahan data sampai penyusunan laporan. 1.7. Pelaksana Menjelaskan tentang jumlah dan susunan petugas pelaksana kegiatan termasuk kualifikasi atau keahliannya. 1.8. Kendala Menjelaskan tentang kendala teknis dan non teknis yang dihadapi. BAB II. METODOLOGI • Menerangkan metodologi/cara pengumpulan data sekunder, primer dan pemercontohan yang dilakukan di lapangan serta peralatan yang digunakan. • Menerangkan metode analisis perconto yang digunakan, parameter yang dianalisis dan nama laboratorium pengujian. BAB III. HASIL INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG 3.1. Geologi bahan galian • Menjelaskan keadaan geologi endapan bahan galian utama, bahan galian lain dan mineral ikutan dalam wilayah usaha pertambangan. • Menjelaskan kondisi dan keberadaan bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang. • Menguraikan tentang hasil inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang antara lain tentang tipe, bentuk dan sebaran, dimensi, kadar, kualitas dan kuantitas bahan galian, penampang dan log bor, serta sumber daya/cadangan bahan galian. 3.2. Pertambangan • Menjelaskan tentang hasil inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang antara lain sejarah usaha pertambangan, data kegiatan penambangan dan pengolahan, tata letak tambang, data produksi, data pemasaran, status kegiatan tambang, latar belakang tertinggal/terbuang dan penanganannya. 3.3. Sumber Daya Bahan Galian Tertinggal • Menjelaskan jenis, kondisi dan keberadaan bahan galian tertinggal • Menjelaskan tentang kerapatan titik pengamatan atau titik bor untuk meyakinkan kesinambungan bahan galian tersebut sebagai dasar melakukan korelasi endapan. • Menjelaskan metode estimasi sumber daya bahan galian tertinggal • Sumber daya bahan galian tertinggal 3.4. Sumber Daya Bahan Galian Berpotensi Terbuang • Menjelaskan jenis, kondisi dan keberadaan bahan galian berpotensi terbuang • Menjelaskan tentang kerapatan titik pengamatan atau titik bor untuk meyakinkan kesinambungan bahan galian tersebut sebagai dasar melakukan korelasi endapan. • Menjelaskan metode estimasi sumber daya bahan galian berpotensi terbuang. • Sumber daya bahan galian berpotensi terbuang.
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1- 7
BAB IV. KONSERVASI BAHAN GALIAN • Membahas tentang potensi, peluang dan upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang, termasuk upaya untuk meminimalisasi tertinggal atau terbuangnya bahan galian tersebut. • Membahas upaya penanganan bahan galian tertinggal atau bahan galian berpotensi terbuang yang telah, sedang dan akan dilakukan. BAB V. KESIMPULAN • Menguraikan tentang hasil inventarisasi, permasalahan dan pemecahannya. Jika dianggap perlu dapat dicantumkan juga saran dan atau rencana tindak lanjut. • Kesimpulan merupakan hasil analisis dan sintesis dari inventarisasi yang dilakukan PUSTAKA Memuat daftar pustaka yang digunakan dalam melakukan kegiatan inventarisasi LAMPIRAN • Lampiran sebagai informasi pendukung berupa gambar, foto, tabel, peta, profil geologi dan bor • Formulir Rekapitulasi Bahan Galian Tertinggal dan Bahan Galian Berpotensi Terbuang. Formulir ini merupakan rangkuman dari hasil inventarisasi bahan galian tertinggal dan bahan galian berpotensi terbuang sebagaimana termuat dalam pembahasan pada BAB III dan diletakkan sebagai lampiran dari laporan hasil inventarisasi.
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1- 8
FORMULIR REKAPITULASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG Kualitas Keterangan Komoditas Lokasi Sumber daya Kondisi dan Keberadaan Bahan Galian Jenis atau Kelompok / Kadar (5) (1) (2) (6) (7) (3) (4) 1. Bahan Galian Tertinggal Bahan Galian Tidak Ditambang
Bahan Galian Utama
1.
Bahan Galian Lain
1. 2. 3. ... ........dst
Mineral Ikutan
1. 2. 3. ........... dst
Bahan Galian Tertambang
Bahan Galian Utama
1.
Bahan Galian Lain
1. 2. 3. ........... dst
Mineral Ikutan
1. 2. 3. ........... dst
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1- 9
Kondisi dan Keberadaan Bahan Galian (1) Bahan Galian Belum Terjual Pasca Tambang
Jenis atau Kelompok (2)
Komoditas
Lokasi
Estimasi Sumber daya
(3)
(4)
(5)
Bahan Galian Utama
1.
Bahan Galian Lain
1.
Kualitas / Kadar (6)
Keterangan (7)
2. 3. ........... dst Mineral Ikutan
1. 2. 3. ........... dst
Kondisi dan Keberadaan Bahan Galian (1)
Jenis atau Kelompok (2)
Komoditas
Lokasi
Estimasi Sumber daya
(3)
(4)
(5)
2. Bahan Galian Berpotensi Terbuang Bahan Galian Belum Tertambang
Bahan Galian Utama
1.
Bahan Galian Lain
1. 2. 3. ........... dst
Mineral Ikutan
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1.
1 - 10
Kualitas / Kadar (6)
Keterangan (7)
2. 3. ........... dst Bahan Galian Sudah Tertambang Material Buangan (Waste)
Bahan Galian Utama
1.
Bahan Galian Lain
1. 2. 3. ........... dst
Mineral Ikutan
1. 2.............
Ampas (Tailing)
Bahan Galian Utama Mineral Ikutan
1. 2.............
Petunjuk Pengisian : Kolom (1) : Diisi Berdasarkan kondisi dan keberadaan bahan galian sesuai dengan uraian pada Bab.6. Kolom (2) : Diisi Berdasarkan jenis bahan galian sesuai dengan uraian pada Bab.6. Kolom (3) : Diisi Berdasarkan komoditas bahan galian, dengan pengisian dapat terdiri dari satu komoditas bahan galian utama, satu atau beberapa komoditas bahan galian lain dan satu atau beberapa mineral ikutan. Kolom (4) : Diisi menurut lokasi keberadaan bahan galian tersebut. Kolom (5) : Diisi dengan jumlah kuantitas sumberdaya bahan galian berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan atau dari data sekunder, termasuk status/kelas sumber daya (SNI 13-4726-1998) Kolom (6) : Diisi berdasarkan hasil analisis perconto atau data sekunder. Kolom (7) : Dapat diisi antara lain metode estimasi sumber daya bahan galian, latar belakang menjadi bahan galian tertinggal atau bahan galian berpotensi terbuang, penangannnya, dan keterangan yang dianggap perlu serta berhubungan dengan kegiatan inventarisasi.
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1 - 11
10. Acuan Rancangan Undang-Undang tentang Mineral dan Batubara Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1453 K/29/MEM/2000 tentang Pedoman pengawasan konservasi bahan galian pertambangan umum - Lampiran XI. SNI 13-4726-1998 tentang Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan dan amandemen 1. Konsep Peraturan Pemerintah RI tentang Konservasi bahan galian. SNI 13-6606-2001 tentang Tata Cara Umum Penulisan Laporan Eksplorasi Bahan Galian. Konsep pedoman teknis tata cara penetapan dan pengawasan sumber daya dan cadangan bahan galian. Konsep Pedoman Teknis Kriteria dan Tata Cara Penetapan Bahan Galian Lain dan Mineral Ikutan.
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi, TA.2005
1 - 12