KONSEP MANAJEMEN PENDIDIKAN SEBUAH ANALISIS DAN PENAWARAN MENUJU SEKOLAH BERMUTU
Dalam Pembukaan UUD 1945 ditegaskan bahwa Pemerintah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut Pemerintah mengupayakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang terpadu, merata, setara/seimbang dengan basis mutu lokal, regional, dan internasional. Tujuannya guna meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia, mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 merupakan pengejawantahan dari salah satu tuntutan reformasi yang marak sejak 1998. Perubahan mendasar yang dicanangkan dalam Undang-undang Sisdiknas antar lain adalah demokratisasi dan desentralisasi pendidikan, peran serta masyarakat, tantangan globalisasi, kesetaraan dan keseimbangan, jalur pendidikan, dan peserta didik.
Salah satu tuntutan reformasi yang utama adalah demokratisasi yang mengarah pada dua hal, yakni pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan pemerintah daerah (otda). Peran Pemerintah Pusat akan dikurangi dan memperbesar peran Pemerintah Daerah dan partisipasi masyarakat. Sistem desentralisasi diharapkan mampu mengefisiensikan dan mengefektifkan sistem pendidikan nasional yang dicanangkan sehingga cost belajar lebih terjangkau, merata, setara, dan bermutu.
Pendidikan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan (peserta didik, tenaga pendidik, dan pendidik) menjunjung semangat kebersamaan, kebhinekaan, dan tanggung jawab. Pendidikan harus mampu memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan bermutu bagi warga negara tanpa diskriminasi.
Dengan adanya desentralisasi penyelenggaraan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, maka pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Bahkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran pendidikan. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
Meskipun terjadi desentralisasi pengelolaan pendidikan, namun tanggung jawab pengelolaan sistem pendidikan nasional berada di tangan menteri yang diberi tugas oleh presiden, yaitu menteri pendidikan nasional. Dalam hal ini pemerintah pusat menentukan kebijakan nasional dan standard nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional. Sedangkan pemerintah provinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan pendidikan lintas daerah kabupaten/kota untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah. Khusus pemerintah kabupaten/kota diberi tugas untuk mengelola pendidikan dasar dan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.
Satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal, untuk mendorong percepatan pembangunan di daerah berdasarkan potensi yang dimiliki masyarakat lokal. Hal ini berkaitan dengan kurikulum yang memperhatikan muatan lokal dan memperjelas spesialisasi peserta didik, untuk memasuki dunia kerja di lingkungan terdekatnya, dan menjadi ahli dalam bidang tersebut. Dengan demikian persoalan penyediaan tenaga kerja dengan mudah teratasi dan bahkan dapat tercipta secara otomatis.
Selain itu pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menyelenggarakan sekurangkurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
Untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas, maka pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan.
1. Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya tentang kualitas produk buatan luar negeri yang lebih baik daripada produk dalam negeri. Apa sesungguhnya kualitas itu? Pertanyaan ini sangat banyak jawabannya, karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Arti kualitas memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan kriteria yang berlainan pula. Konsep kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan. Menurut Stephen Uselac bahwa kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa, tetapi juga meliputi proses, lingkungan, dan manusia.
Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas secara universal, namun dalam pengertian kualitas terdapat elemen-elemen sebagai berikut: a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).
Dengan berdasarkan elemen-elemen tersebut, Goetsch dan Davis (1994, p. 4) membuat definisi kualitas yang lebih luas cakupannya, yaitu: Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. 2. Dimensi Kualitas Ada delapan dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis. Dimensi –dimensi tersebut adalah: 1) Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti. 2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. 3) Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. 4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5) Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. 6) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan. 7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. 8) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Bila dimensi-dimensi lebih banyak diterapkan pada perusahaan atau organisasi, maka berdasarkan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa, Zeithaml, Berry dan Parasuraman (1985) berhasil mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa, yaitu: 1) Bukti langsung (tangibles, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
2) Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan. 3) Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 4) Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. 5) Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
3. Manajemen Kualitas Strategis Gugus kendali mutu terdiri atas kelompok-kelompok kecil karyawan yang dilatih keterampilan dalam penanganan kualitas. Mereka didorong untuk mengambil inisiatif dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengusulkan perbaikan pada manajemen. Companywide quality control merupakan perluasan dari ide TQC (Total Quality Control) yang dikemukakan oleh Feigenbaum. Komponen-komponennya adalah sebagai berikut: 1) Keterlibatan semua fungsi dalam kegiatan kualitas. 2) Keterlibatan semua level dari manajemen puncak sampai karyawan front-line dalam memperhatikan kualitas. 3) Filosofi perbaikan berkesinambungan. 4) Orientasi pada pelanggan yang kuat, di mana kualitas ditentukan dari sudut pandang pelanggan. Ada lima sumber kualitas yang biasa dijumpai, yaitu: 1) Program, kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dari manajemen puncak. 2) Sistem informasi yang menekankan ketepatan, baik pada waktu maupun detail. 3) Desain produk yang menekankan keandalan dan perjanjian ekstensif produk sebelum dilepas ke pasar. 4) Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang menekankan peralatan yang terpelihara
baik,
pekerja
yang
terlatih
baik,
dan
penemuan
penyimpangan secara cepat. 5) Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran utama.
4. Konsep Mutu Sekolah (Sekolah Bermutu) 1) Struktur dan isi kurikulum 2) Kebijakan kelembagaan 3) Kualifikasi staf guru 4) Iklim dan kultur akademik
5) Standarisasi proses dan mutu 6) Dukungan komunitas 7) Jaminan pembiayaan 8) Dukungan institusional
1). Struktur dan Muatan Kurikulum Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum tiap mata pelajaran dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.
2). Kebijakan Kelembagaan Setiap organisasi harus memiliki seorang pemimpin. Ada yang mendefinisikan pemimpin sebagai orang yang memberi komando atau panduan kepada suatu kelompok atau aktivitas. Tujuan dari kepemimpinan dalam suatu perusahaan adalah untuk memperbaiki kinerja sumber daya manusia dan mesin, memperbaiki kualitas, untuk meningkatkan output, dan secara simultan memberikan kebanggaan atas kecakapan kerja karyawan. Tidak semua pemimpin tersebut merupakan pemimpin yang efektif. Bahkan seringkali malah bukan pemimpin yang baik. Ada beberapa hal yang membedakan antara pemimpin yang baik dan pemimpin yang tidak baik, yaitu: 1) Pemimpin lebih banyak menggunakan pendekatan pull (menarik) daripada push (mendorong). 2) Pemimpin tahu arah tujuannya. 3) Pemimpin harus berani dan dapat dipercaya. 4) Peranan terpenting dari seorang pemimpin setelah membentuk visi dan cara pencapaiannya adalah membantu para bawahan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan rasa bangga. 3). Kualifikasi Staf Guru Kualifikasi guru minimal sesuai standar kompetensi yaitu S1/D4. Jumlah guru dan staf sesuai kebutuhan SPM (Standar Pelayanan Minimal).
4). Iklim dan Kultur Akademik a. Budaya kualitas sebagai penunjang daya saing. Guna memahami budaya kualitas, perlu dipahami konsep budaya dan budaya organisasi. Budaya mengandung berbagai aspek pokok (Bounds, et.al., 1994, p. 101), seperti: 1). Budaya merupakan konstruksi sosial unsur-unsur budaya seperti nilai-nilai, keyakinan dan pemahaman, yang dianut oleh semua anggota kelompok. 2). Budaya memberikan tuntunan bagi para anggotanya dalam memahami suatu
kejadian. 3). Budaya berisi kebiasaan atau tradisi. 4). Dalam suatu budaya, pola nilai-nilai, keyakinan, harapan, pemahaman, dan perilaku timbul dan berkembang sepanjang waktu. 5). Budaya masing-masing organisasi bersifat unik. b. Mekanisme perubahan budaya. Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam melakukan perubahan budaya. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut. 1). Pahamilah sejarah terciptanya budaya yang sudah ada. 2). Jangan memusuhi sistem yang sudah ada, tetapi perbaikilah. 3). Bersiaplah untuk mendengarkan dan mengamati. 4). Libatkanlah setiap orang yang dipengaruhi oleh perubahan.
Untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan, perlu diterapkan langkah-langkah yang dapat mempermudah perubahan. Langkah-langkah ini akan dijelaskan sebagai berikut. 1). Mengadopsi paradigma baru yang mendukung perubahan. Paradigma tradisional para pendukung perubahan adalah: pendukung perubahan terlalu berfokus hanya pada hasil dan manfaat yang diharapkan, pendukung perubahan sering tidak menyadari bagaimana cara penentang potensial mempersepsikan perubahan yang diusulkan, pendukung perubahan sering tidak sabar terhadap perhatian atau keprihatinan para penentang. 2). Memahami persoalan para penentang potensial. Beberapa alasan yang mendasari penolakan terhadap perubahan, yaitu: a. Keterkejutan dan kekhawatiran akan sesuatu yang tidak diketahui (unknown). b. Iklim ketidakpercayaan/kecurigaan. c. Takut gagal. d. Kehilangan status dan/atau keamanan pekerjaan. e. Pekerjaan yang lebih banyak. f. Tekanan rekan kerja. g. Gangguan
terhadap
tradisi
budaya
dan/atau
hubungan
kelompok. h. Konflik kepribadian. i. Kurangnya arah dan/atau timing yang tidak tepat.
5. Standarisasi proses dan mutu Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Proses pembelajaran
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, memotivasi,
menyenangkan, menantang, mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya.
Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran, dan pengawasan yang baik. Dalam penilaian proses pembelajaran harus mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Standar perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Menteri.
6. Dukungan komunitas Untuk memajukan pendidikan di SD Negeri Karangsari, perlu didukung dari berbagai komunitas yang ada, demi terwujudnya mutu pendidikan di sekolah. Pendukung terdiri atas stakeholders yang ada di wilayah sekolah atau di luar wilayah sekolah, misalnya: dermawan, pelanggan, pengatur tempat, kerjasama teman, pasangan, kekuatan pekerja, leveransir, pengatur orang-orang, pembuat kebijakan, dan masyarakat ahli.
Hal-hal yang menyangkut dukungan komunitas antara lain: 1) Meningkatnya peran serta dan kependidikan masyarakat terhadap sekolah. 2) Terciptanya lingkungan tempat bekerja yang aman, bersih, tertib, indah, rindang, dan kondusif. 3) Melaksanakan kegiatan yang melibatkan warga sekitar sekolah untuk menjalin hubungan yang harmonis. 4) Menjalin hubungan dengan alumni.
7. Jaminan pembiayaan Kualitas dapat diukur berdasarkan biayanya. Dulu banyak manajer bisnis yang beranggapan bahwa peningkatan kualitas pasti dibarengi dengan peningkatan biaya, sehingga kualitas yang lebih tinggi berarti biaya lebih tinggi pula. Juran meneliti aspek ekonomis dari kualitas dan menyimpulkan bahwa manfaat kualitas jauh melebihi biayanya. Feigenbaum memperkenalkan Total Quality Control (TQC) dan mengembangkan prinsip bahwa kualitas merupakan tanggung jawab setiap orang. Sedangkan Crosby mengajukan konsep yang terkenal, yaitu ‘quality is free’. Ada tiga kategori pandangan di antara para praktisi mengenai biaya kualitas. 1) Kualitas yang makin tinggi berarti biaya semakin tinggi pula. 2) Biaya peningkatan kualitas lebih rendah daripada penghematan yang dihasilkan.
3) Biaya kualitas merupakan biaya yang besarnya melebihi biaya yang terjadi bila produk atau jasa dihasilkan secara benar sejak awal (exactly right the first time).
Pendanaan dan penyediaan anggaran pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemda, dan Masyarakat. Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan. Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.
Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 % dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20 % dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana pendidikan dari Pemerintah dan Pemda untuk satuan pendidikan diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Dukungan institusional Organisasi akan maju dan bermutu jika merupakan sebuah kerja sama tim. Kerja sama tim merupakan salah satu unsur fundamental dalam peningkatan mutu sebuah manajemen.
Untuk dapat dianggap sebagai tim maka sekumpulan orang tertentu harus memiliki karakteristik sebagai berikut. 1) Ada kesepakatan terhadap misi tim. 2) Semua anggota mentaati peraturan tim yang berlaku. 3) Ada pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil. 4) Orang beradaptasi terhadap perubahan.
Sekumpulan orang belum tentu merupakan suatu tim. Orang-orang dalam suatu kelompok tidak secara otomatis dapat berkerja sama. Seringkali tim tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Penyebab utamanya adalah faktor manusia. Beberapa aspek di antaranya adalah: 1) Identitas pribadi anggota tim. 2) Hubungan antar anggota tim. 3) Identitas tim di dalam organisasi.
Kunci Keberhasilan Kerja Sama Tim Menurut King (dalam Goetsch dan Davis, 1994,pp.218-219) menganjurkan 10 strategi yang disebut Sepuluh Perintah Tim (Ten Team Commandments) untuk meningkatkan kinerja suatu tim dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Kesepuluh strategi tersebut adalah:
1) Saling ketergantungan. 2) Perluasan tugas. 3) Penjajaran (alignment). 4) Bahasa yang umum. 5) Kepercayaan/respek. 6) Kepemimpinan/keanakbuahan yang dibagi rata. 7) Keterampilan pemecahan masalah. 8) Keterampilan menangani konfrontasi/konflik. 9) Penilaian/tindakan. 10) Perayaan.
14 POIN UNTUK MEMANAJ SEKOLAH SECARA EFEKTIF 1) Menciptakan dan menerbitkan untuk semua karyawan sebuah pernyataan dari sebuah tujuan dan tujuan sekolah. Sebuah manajemen harus menunjukkan komitmen mereka secara konstan untuk sebuah pernyataan. 2) Mempelajari filosofi baru, puncak manajemen dan semua orang. 3) Pemahaman tujuan untuk pemeriksaan bagi proses kemajuan dan pengurangan harga. 4) Tujuan akhir untuk penghargaan sekolah dagang sebagai dasar dari penghargaan sebuah label seseorang. 5) Memperbaiki secara konstan dan selalu sistem produksi dan pelayanan. 6) Pelatihan lembaga. 7) Mengajar/meneliti dan memimpin lembaga. 8) Mengemudikan kekhawatiran orang, menciptakan kepercayaan, menciptakan iklim untuk berinovasi. 9) Mengoptimalkan ke arah tujuan dan tujuan sekolah. 10) Menghapus jatah angka produksi, tetapi belajar dan cara memajukan lembaga. 11) Menghapus MBO, tetapi belajar kemampuan dari proses. 12) Menghilangkan rintangan yang merampas bangsa demi harga diri untuk kecakapan kerja. 13) Mendorong pendidikan dan kemajuan pribadi untuk setiap hari. 14) Menerima kritik untuk menyelesaikan demi perubahan. DAFTAR PUSTAKA Depdagri.1996.Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar.Jakarta. Depdagri.1996.Pengelolaan Sekolah di Sekolah Dasar.Jakarta. Depdagri.1996.Petunjuk Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar.Jakarta. Kepmendiknas.2003.Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.Yogyakarta.Penerbit: Pustaka Pelajar. Permendiknas 16/2007.Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia.2001.Total Quality Management. Yogyakarta.Penerbit: Andi.