Konsep Kurikulum Pendidikan di daerah terpencil Sharing ideas Ova Emilia FK-UGM
Kebijakan Umum • Kurikulum pendidikan bersifat kontekstual • Link – Match dengan kebutuhan lokal • Link – Match dengan variasi problem kesehatan yang dihadapi • Dokter dengan kemampuan khusus
Prediktor menjadi dokter rural (Laven & Wilkinson, 2003)
• • • • • •
Asal dari rural: 2,5x Pernah sekolah di rural: 2,5x Pasangan asal rural: 3,5x Kurikulum S1 di rural: 2x Internship di rural: 3x Postgraduate 50% di rural: 4x
Kebijakan umum • Link-match antara produsen dokter dan pemakai tenaga dokter • Identifikasi kebutuhan dan kompetensi • Pilihan model
Pemilihan kompetensi • Analisis kompetensi berdasarkan hasil analisis situasi – Misalnya: kondisi lokal membutuhkan dokter dengan kemampuan penanganan perdarahan post partum (penyebab kematian terbesar), maka diidentifikasi kemampuan • manual plasenta dari LoC 2 4 • Repair of episiotomi and laceration LoC 34 • Caesarean section LoC 24
Pemilihan kompetensi • Dilakukan oleh? – KemKes – Institusi pendidikan
Pilihan model • Model 1: sejak awal ada pemilihan minat profesi (rural/urban atau hospital/community) sehingga proses pendidikan dibuat 2 jalur • Model 2: kurikulum KBK bersifat fleksibel dengan memperbanyak elektif baik selama S1 ataupun profesi • Model 3: diintegrasikan dengan program internship
Implementasi model 1 • Pemilihan organisasi kurikulum diserahkan pada FK berdasarkan kesiapan pelaksanaannya (dosen, sumber daya)
Implementasi Model 1 Opsi 1 Fase 2 – minat 1
Output 1
Fase 2 – minat 2
Output 2
Fase 1
Pendidikan dasar dimulai dengan fase 1 bersama-sama Pada tingkat tertentu ada peminatan dengan fase 2
Implementasi Model 1 Sejak seleksi sudah dipisahkan program pendidikannya Opsi 2 Minat 1
Output 1
Minat 2
Output 2
Model 2 • Memperbanyak elektif baik di tingkat sarjana ataupun profesi Modul wajib
Modul wajib
Modul pilihan
Modul wajib
Modul pilihan
Modul wajib
Modul pilihan
Modul wajib
Modul pilihan
Implementasi model 2 • Banyaknya elektif tergantung proporsi kompetensi yang diharapkan • Jenis elektif diidentifikasi dari kompetensi dan problem kesehatan yang diharapkan dikuasai • Modul bisa bersifat wajib dg LoC 4, lebih bersifat
Model 3 • Program internship dirancang dengan muatan khusus untuk kompetensi dokter di dacil • Diselenggarakan oleh Kemkes dan asosiasi profesi – Kemkes: menentukan/menyiapkan lahan dan kompetensi yang dibutuhkan di konteks ttt – Asosiasi profesi: mengatur pelaksanaan, monitoring, evaluasi
Tantangan FK • Menyiapkan lulusan sesuai tuntutan masalah yang akan dihadapi. • Advokasi pada Kemenkes untuk meningkatkan peran dan keterkaitan pendidikan dokter dengan masalah pelayanan kesehatan • Mengimplementasikan model asesmen yang sesuai (criterion-referenced assessment)
Strategi dengan CME • Pendekatan berdasarkan kebutuhan daerah • Melakukan pelatihan upgrading kompetensi bersama dengan (CME) – Diidentifikasi oleh kemkes – Dilaksanakan oleh suatu tim trainer yang seyogyanya bekerjasama dg Institusi pendidikan dengan pendekatan OJT – Pengawasan oleh kemkes dan profesi
Trainer
Trainer
Clinical placement: Supervisior setempat yang terlatih Pelaksanaan dg bantuan berbagai media Asesmen langsung dan tidak langsung (logbook, portfolio,)
“It may not be a perfect wheel, but it’s a state-of-the-art wheel.”
Implementasi • Identifikasi target kompetensi dan problem kesehatan yang ingin diatasi (CME) • Menyiapkan wahana pendidikan klinik – Diknas, KDI, Kemenkes • Model I: meng upgrade dokter yg ada, bekerjasama dengan dinas kesehatan – FK/TA, Dinkes • Model II: meng upgrade dokter yang akan bertugas di daerah tertentu bekerjasama dengan Kemenkes – Kemenkes, FK/TA
• Model III: Integrasi dengan internship (memasukkan modul dalam internship) – dg KDI, KIDI, Kemenkes, FK • Model IV: Implementasi dalam kurikulum S1 – dg FK, Kemenkes, KDI • Buat modul2 pelatihan untuk mencapai kompetensi (dg bantuan flinders, Undana, Unhas, UGM) • Bentuk tim pelatih/Training of trainer (melalui FK/TA) • Bentuk sistem monitoring pelatihan dan asesmen • Who pay this training - HPEQ
Rencana kerja • Identifikasi target kompetensi dan problem kesehatan yang ingin diatasi – Analisis situasi – Workshop kebutuhan vs kompetensi (ref SKDI) sekaligus mengundang pihak yang terlibat – saat seminar ada dinner mungkin??
• Menyiapkan wahana pendidikan klinik – Diknas, KDI, Kemenkes – Diskusi/workshop tentang link-match antara pendidikan dan pelayanan kesehatan (koordinasi, ada suatu task force ttt)
• Membuat modul2 kompetensi – Identifikasi kebutuhan modul – Membuat modul
• Melaksanakan model2 implementasi – Identifikasi pengguna model implementasi
Tantangan • Meningkatkan awareness kemenkes dan dinas kesehatan tentang kebutuhan kompetensi tambahan (melalui web, seminar) • Membuat operational plan bersama dengan kemenkes, PT dan TA
Kualitas Pelayanan di rural • Jumlah dokter yang kompeten untuk bertugas di daerah rural dan terpencil sangat kurang • Kualitas pelayanan di rural sangat memprihatinkan • Hak Warganegara memperoleh pelayanan kesehatan • Kewajiban negara memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan
Preferensi karir Persen
GP Spesialis Manajemen Dosen/peneliti
Prediktor menjadi dokter rural (Laven & Wilkinson, 2003
• • • • • •
Asal dari rural: 2,5x Pernah sekolah di rural: 2,5x Pasangan asal rural: 3,5x Kurikulum S1 di rural: 2x Internship di rural: 3x Postgraduate 50% di rural: 4x
Strategi • Meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran dari daerah rural (darul) • Paparan praktek di darul dalam kurikulum • Program pelatihan khusus yang terpadu dan terintegrasi • Program CPD untuk dokter di darul • Status akademik, profesional dan finansial khusus
• FK bertanggung jawab terhadap regional tertentu untuk pelayanan kesehatan • Mendorong pelayanan kesehatan berbasis komunitas • Fasilitas untuk “keluarga” dokter yang bertugas di rural • Menurunkan gap remunerasi antara dokter umum dan spesialis