Konsep Dasar Pemberian Obat
Basyariah Lubis, SST, MKes
PENGERTIAN OBAT • Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit.
JENIS DAN BENTUK OBAT
1. Obat – obatan dalam bentuk padat a. Bubuk b. Tablet c. Pil d. Drase e. Kapsul f. Salep dan pasta g. Supositoria 2. Obat – obatan dalam bentuk cair a. Sirup b. Tetesan / drop c. Cairan suntik
ENAM PRINSIP BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT : 1. Benar nama pasien 2. Benar nama obat 3. Benar dosis obat 4. Benar rute pemberian 5. Benar waktu pemberian. 6. Benar dokumentasi
Pemberian Dosis Obat • Yang dimaksud dosis suatu obat adalah dosis pemakaian sekali, per oral untuk orang dewasa, kalau yang dimaksud bukan dosis tersebut diatas harus dengan keterangan yang jelas. Misalnya pemakaian sehari, dosis untuk anak, dosis per injeksi, dan seterusnya.
Macam – macam Dosis 1. Dosis Maksimum ( DM ) adalah dosis / takaran maksimum / terbanyak yang dapat diberikan (berefek terapi) tanpa menimbulkan bahaya. 2. Dosis lazim ( DL ) adalah dosis yang tercantum dalam literatur merupakan dosis yang lazimnya dapat menyembuhkan.
Lanjutan……..
3. Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat menyebabkan keracunan pada penderita. 4. Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa dapat menyebabkan kematian pada penderita, dosis letalis terdiri dari: a. LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan. b. LD 100 : takaran yang menyebabkan kematian pada 100% hewan percobaan.
Rumus-Rumus Untuk Menghitung Dosis Maksimum. • Rumus berdasarkan umur: 1. Rumus Young, untuk anak berumur kurang dari 8 th : umur+12 x dosis dewasa = dosis anak 2. Rumus Dilling, untuk anak berumur lebih atau sama dengan 8 th: umur (n)20x dosis dewasa 3. Rumus Fried, untuk bayi kurang dari 1 tahun: umur dalam bulan150x dosis dewasa = dosis bayi
Rumus berdasarkan berat badan: 1. Rumus Clarke berat ( dalam kg )70 ( rata-rata dewasa dalam kg ) x dosis dewasa – dosis anak
Faktor –faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat a) Umur b) Berat badan c) Jenis kelamin d) Status patologis e) Toleransi terhadap obat f) Waktu penggunaan obat g) Sifat bentuk sediaan h)Cara penggunaan i) Macam-macam faktor psikologis dan fisiologis.
Dosis Ganda = Dosis Rangkap = Dosis Kombinasi Ø Zat-zat yang berlainan itu tidak mempunyai kerja yang bersamaan, maka untuk tiap zat dihitung sendiri Ø Zat-zat yang berlainan mempunyai kerja yang bersamaan, maka dalam hal ini dimiliki dosis yang berganda
Kerugian Kombinasi Obat a) Pengobatan berlebihan b) Biaya pengobatan jadi lebih mahal. c) Efek samping obat meningkat d) Penggunaan obat menjadi kurang efektif e) Dapat terjadi interaksi obat, potensiasi, antagonisme.
Keuntungan Kombinasi Obat 1. Meningkatkan efektifitas obat karena efek sinergisme 2. Dalam keadaan tertentu, mengurangi terjadinya resistensi. 3. Mempermudah pemberian obat sehingga menjadi praktis, tidak terlalu sering
PEMBERIAN OBAT PER ORAL • Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut. • Kelemahan dari cara pemberian obat per oral adalah aktivitasnya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat dipakai pada keadaan gawat. Obat yang diberikan per oral ini biasanya membutuhkan waktu 30 sampai 45 menit sebelum diabsorpsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1 sampai dengan 1.5 jam.
PERSIAPAN PEMBERIAN OBAT PER ORAL 1. Kartu pesanan obat harus diperiksa secara hati-hati tentang pesanan obatnya, sebelum mengambil atau mengeluarkan obat, maka perawat harus mencocokkan kartu pesanan obat dengan label pada botol kemasan obat. Setiap label harus dibaca tiga kali untuk meyakinkan obat yang diberikan yaitu: a. Pada saat botol obat diambil dari lemari obat b. Pada saat mencocokkan dengan kartu pesanan obat. c. Pada saat dikembalikan.
Lanjutan……
2. Apabila obatnya dalam bentuk cairan, maka pada waktu menuang obatnya ketempat takaran lainnya, maka label obatnya harus jauh dari tetes obatnya pada mulut botolnya, skala (garis) tekanan harus sejajar dengan mata pada permukaan yang datar. Sebelum mengembalikan obatnya ke lemari, maka perawat harus menguap atau membersihkan mulut bibir botol, sehingga obat tidak melengket atau merusak label. 3. Sediaan obat berupa tablet atau kapsul dikeluarkan dari botolnya pada tutupnya dan selanjutnya dituangkan kedalam mangkok obat yang dialasi dengan kertas permanen uuntuk memberikan kepada pasien. Ingat tablet dan kapsul tidak boleh dipegang.
TUJUAN PEMBERIAN OBAT PER ORAL 1.Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut dapat segera diatasi 2.Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri 3.Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan
CARA PEMBERIAN OBAT PER ORAL PERSIAPAN ALAT 1.Baki berisi obat 2.Kartu atau buku berisi rencana pengobatan 3.Pemotong obat (bila diperlukan) 4.Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan) 5.Gelas pengukur (bila diperlukan) 6.Gelas dan air minum 7.Sedotan 8.Sendok 9.Pipet.
PROSEDUR KERJA 1. Siapkan peralatan dan cuci tangan 2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll) 3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kadaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
Lanjutan…..
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang diperlukan yang mana obat di ambil dilemari, rak atau lemari es) 5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan obat). Ingat untuk jangan menyentuh obat dan cocokkan dengan order pengobatan.
a. Tablet atau kapsul 1) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh obat. 2) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang diperlukan. 3) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya.
b. Obat dalam bentuk cair 1) Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata sebelum dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau menjadi lebih keruh. 2) Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam. 3) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak bisa dibaca dengan tepat.
Lanjutan…..
4) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat berskala. 5) Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol. 6) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol. 7) Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
Identifikasi klien dengan tepat. • Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien. • Atur pada posisi duduk, jika tidak memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi. • Beri klien air yang cukup untuk menelan obat, bila sulit menelan anjurkan klien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian anjurkan minum. Posisi ini membantu untuk menelan dan mencegah aspirasi.
Lanjutan……
• Catat obat yang telah diberikan meliputi nama dan dosis obat, setiap keluhan, dan tanda tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya. • Kembalikan peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar, buang alat-alat disposibel kemudian cuci tangan. • Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada klien.