Ringkasan Eksekutif disusun dengan maksud memberikan informasi hasil studi secara singkat dan proposional untuk dipahami pokok-pokok keluaran yang dimaksudkan dalam penyusunan Master Plan Kawasan JAIP.
KONSEP DASAR EKOLOGI INDUSTRI •
Konsep dasar penataan kawasan didasarkan pada prinsip eco industrial park, yaitu industry for sustainibility, melalui upaya untuk mempertahankan dan mengalihkan fungsi rawa sebagai area parkir air pada kanal-kanal yang diperlebar serta perencanaan empat danau buatan yang berfungsi sebagai water basin, kolam biofiltrasi sekaligus sebagai public park. Pemanfaatan ruang kawasan berada pada area perpotongan jalan dan water basin linier barat-timur dan jalan utara-selatan.
•
Fitur utama pada kawasan eco industrial park ini adalah : (1) rasio lahan terbangun dan area hijau (berupa ’hutan rawa’) yang proporsional (2) Kanal rawa untuk pengendali air, kolam biofiltrasi, ekosistem rawa dan public park dan (3) pengelolaan limbah cair melalui kolam biofiltrasi, pemisahan sampah organik-non organik, pengolahan limbah dan sampah dengan prinsip 4 R (reduce, re-use, recycle, recovery) (4) tipologi bangunan tropis yang hemat energi dan berorientasi pada kelestarian lingkungan serta kenyamanan manusia
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
1
STRUKTUR RUANG •
Pembentukan struktur ruang kawasan direncanakan dan disusun sebagai respon terhadap kondisi eksisting yang merupakan daerah rawa, dengan beberapa sungai dan parit yang melintas Barat-Timur kawasan
•
Parit-parit pada kawasan eksisting, yaitu Parit Candu, Parit Sagu, Parit Satu dan Parit Parit Gantung serta sungai Lapean Dalam dijadikan sebagai areal terendah dengan fungsi utama sebagai drainase alamiah di mana air akan mengalir. Parit-parit ini menjadi muara untuk pengeringan lahan yang akan di keraskan untuk menampung fungsi kawasan industri
•
Topografi direkayasa dengan menjadikan titik tengah antara dua parit sebagai titik tertinggi, sehingga proses pengeringan dan drainase akan menjadikan parit sebagai arah alirannya
•
Parit-parit dilebarkan sampai 20 - 50 meter, dengan menjadikan area kiri kanannya sebagai resapan alamiah yang ditanami vegetasi rawa, seperti nipah dan pandan. Area hijau ini berfungsi sebagai prosessor yang mengatur tata air dan menjadi ekosistem alamiah (layaknya area hijau kawasan lindung pada area sempadan sungai), di mana berlangsung proses-proses ekologi rawa, sebagai tempat hidup aneka flora dan fauna dan berlangsungnya proses aliran energi dan materi. Di sisi terluar parit ini dikeraskan menjadi area sirkulasi pedestrian dan kendaraan bermotor.
Gambar 1 Tanaman Nipah Sebagai Jalur Hijau Yang Mempertahankan Karakter Ekosistem Rawa
Gambar 2 Skema Aliran Air
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
2
Topografi Arah aliran air
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
3
Gambar 3 Imrpesi Tiga Dimensi Kemiringan Tanah
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
4
ECO – DRAINASE DAN KOLAM BIOFILTRASI •
Parit yang dilebarkan merupakan elemen ekodrainase, di mana penyerapan lebih diutamakan ketimbang pengaliran. Oleh karenanya bagian parit yang dibeton hanya pada bagian terdalam di tengah, sementara area di kedua sisinya mempertahankan karakter tanah rawa yang memungkinkan penyerapan air oleh tanaman dan tanah, sekaligus tempat parkir air.
•
Setiap ujung parit pada kawasan industri ini direncanakan danau rawa buatan yang tetap mempertahankan karakter lahan basah. Danau buatan ini sekaligus merupakan kolam biofiltrasi yang mengendapkan polutan pada limbah cair domestik kawasan (bukan limbah industri yang membutuhkan treatment khusus). Kolam biofiltrasi ini terdiri dari empat kolam bertingkat yang semakin ke hilir semakin rendah. Kolam pertama sampai ketiga direncanakan mengambil separuh porsi danau (yang dibagi tiga), dengan lebar masing-masing kolam rata-rata 20 meter, sementara kolam terakhir mengambil porsi separuh danau.
•
Kolam pertama sampai ketiga adalah kolam pengendap polutan, yang ditanami vegetasi rawa. Polutan akan mengendap di setiap kolam dan semakin berkurang kadarnya sampai kolam ketiga. Kolam keempat merupakan kolam terakhir yang menjadi kolam indikator, di mana biota indikator dikembangkan, seperti ikan. Kolam indikator ini sekaligus menjadi bagian dari public park, dengan panorama utama ’genangan air’ yang terdapat ikan di dalamnya.
•
Pada kolam indikator dapat dikembangkan menjadi salah satu habitat burung bangau, yang bersama-sama karakter khas vegetasi rawa menjadi scene yang membentuk
ciri
visual
kawasan.
Sekeliling
dnau
ddikeraskan
sebagai
’pedestrian-park’ di mana di sekitarnya terdapat fasilitas publik untuk permukiman (buruh), seperti rumah ibadah, gedung pertemuan, sekolah, klinik, dan pasar. •
Air yang sudah disaring secara biologi dari kolam indikator akan dialirkan ke sungai Batanghari
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
5
Gambar 4 Potongan Parit Rawa Sebagai Ekosistem Rawa dan Pengendali Tata Air
Gambar 5 Potongan Kolam Biofiltrasi dengan Pemanfaatan Vegetasi Lahan Basah Sebagai Pengendap Polutan
Gambar 6 Sketsa Contoh Kolam Biofiltrasi dengan Metode Lahan Basah Buatan
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
6
JARINGAN JALAN DAN AKSES •
Struktur ruang kawasan disusun berdasarkan hirarki jalan, yang terdiri dari : jalan lingkar kawasan, jalan utama (bulevard) dan jalan lingkungan kawasan industri, baik yang mamanjang timur-barat, maupun utara-selatan
•
Jalan-jalan ini membagi ruang kawasan, menjadi beberapa area. Zona kavling besar berada di sisi terluar jalan lingkar di sisi Barat, kavling menengah dan sedang di antara jalan lingkar dan jalan-jalan lingkungan, zona komersil multi fungsi dan hunian di sisi kanan boulevard utama pada area timur kawasan
•
Jalan masuk utama /akses ke kawasan berada di sisi paling Selatan di mana terdapat persimpangan. Pada titik ini terdapat pilihan tujuan, ke kiri arah barat disambut oleh kompleks perkantoran yang jalan terusannya mengarah ke kawasan industri; jalan lurus ke utara menuju danau buatan dengan public
park dan fasilitas publik di sekelilingnya, dan ke kanan arah timur ke arah pelabuhan.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
7
Gambar 7 KEYPLAY Potongan Jalan, Drainase dan Pedestrian
Gambar 8 Potongan Jalan, Drainase dan Pedestrian
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
8
ZONASI •
Kawasan dibagi dalam tiga zonasi : (1) Zonasi berdasarkan sifat publik-privat, terdiri dari area publik, yaitu public
park di ujung kanal rawa dan area komersil-serba guna – multi fungsi dengan unit-unit hunian bagi karyawan kawasan industri, pada area yang memanjang utara-selatan di sisi timur kawasan (2) Zonasi berdasarkan luasan kavling industri, terdiri dari kavling besar, menengah dan kecil (3) Zonasi berdasarkan tahap pembangunan, terdiri dari tiga zona yang masing-masing
dibatasi
oleh
parit
yang
dilebarkan;
(a)
Zona
Pembangunan tahap pertama dimulai dari gerbang utama di selatan kawasan, yaitu area yang dibatasi oleh sungai Lapean Dalam dan Parit Gantung (b) Zona Tahap pembangunan II, yaitu area antara Parit Gantung dan Prit Sagu (c) Zona Tahap Pembangunan III, yaitu area antara Parit Satu dan sekitar Parit Sagu •
Pembangunan tahap pertama dimulai dengan kompleks kantor pengelola dan kawasan industri yang dibagi dalam kavling-kavling modular, sehingga fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan luas kavling industri dari kecil, menengah sampai sedang
Gambar 9 Impresi Bangunan Industri
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
9
Gambar 10 Zonasi Private dan Publik
PRIVAT
PUBLIK
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
10
Gambar 11 Zonasi Tahapan Pembangunan
ZONA PEMBANGUNAN TAHAP 3
ZONA PEMBANGUNAN TAHAP 2
ZONA PEMBANGUNAN TAHAP 1
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
11
GUNA LAHAN DAN SEKUENS •
Pemanfaatan ruang kawasan berada pada kavling-kavling di antara jalanjalan, dengan orientasi utama ke arah jalan.
Kavling industri dengan luas
terbesar berada pada sisi Barat kawasan. Kemudian kavling menengah dan kecil pada ruang antara jalan sampai ke sisi paling timur, di mana di seberangnya terdapat tipologi bangunan urban multifungsi yang direncanakan sebagai area komersil dan permukiman buruh •
Jalan masuk utama /akses ke kawasan berada di sisi paling Selatan di mana terdapat persimpangan. Pada titik ini terdapat pilihan tujuan, ke kiri arah barat disambut oleh kompleks perkantoran yang jalan terusannya mengarah ke kawasan industri; jalan lurus ke utara menuju danau buatan dengan public
park dan fasilitas publik di sekelilingnya, dan ke kanan arah timur ke arah pelabuhan. •
Titik orientasi pada persimpangan di pintu masuk (akses) utama kawasan didominasi oleh adanya sekuens awal berupa gerbang kawasan yang mencitrakan industry for sustainability. Di sisi timur gerbang merupakan kompleks perkantoran dengan pedestrian yang cukup lebar pada sisi sungai Lapean Dalam dengan beberapa titik yang dilebarkan membentuk plaza kawasan yang bercitra waterfront. Semua bangunan di sisi Selatan kawasan ini berorientasi ke arah sungai.
•
Kawasan di sekitar kantor pengelola ditempatkan fungsi gedung serba guna, yang dapat digunakan untuk olahraga indoor. Di pelataran gedung ini direnncanakan fasilitas olahraga outdoor yang cukup nyaman dengan view ke arah sungai Lapian Dalam.
•
Pada gerbang utama difungsikan sebagai area community center, di mana berkantor serikat pekerja, koperasi pekerja, dsb.Boulevard utama kawasan berada pada jalan utara-selatan di sisi paling timur dengan guna lahan di sisi timurnya merupakan area permukiman berikut fasilitas umum dan fasilitas sosial.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
12
Gambar 12 Peta Guna Lahan
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
13
Gambar 13 Impresi Bangunan Pada Kawasan Industri
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
14
Gambar 14 Impresi Gerbang
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
15
TAMAN DAN RUANG TERBUKA PUBLIK •
Taman dan ruang terbuka publik merupakan bagian penting dari perencanaan eco industrial park. pada kawasan ini taman terdapat di beberapa titik di periferi : taman – kolam biofiltrasi di sisi timur, taman bercitra waterfront di sisi selatan (menghadap sungai Lapian Dalam) dan taman publik di Utara kawasan
•
Pedestrian merupakan ruang terbuka publik yang tidak sekedar area sirkulasi, tetapi merupakan ruang interaksi, terutama di kawasan komersial – hunian, serta pada jalan-jalan menuju kavling-kavling industri
Gambar 15 Posisi Ruang Terbuka Public pada KAwasan
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
16
Gambar 16 Suasana Public Park
BANGUNAN •
Bangunan didesain dalam konsep arsitektur tropis yang hemat energi, dengan mempertimbankan orientasi terhadap matahari dan arah angin untuk menghasilkan sistem bangunan yang paling minim mengkonsumsi energi
•
Tipologi bangunan terdiri dari : a. bangunan industri untuk pabrik b. bangunan industri untuk pergudangan c.
bangunan perkantoran
d. bangunan urban multi fungsi (BUMF), 4 lantai, 2 lantai pertama fungsi komersial serba guna , lantai tiga dan empat fungsi hunian e. bangunan fasilitas umum dan sosial untuk permukiman buruh/karyawan pabrik : rumah ibadah, gedung pertemuan, pasar tradisional, pertokoan, sekolah, klinik, bank
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
17
•
Bangunan urban multi fungsi adalah tipologi bangunan deret yang direncanakan fleksibel menampung berbagai fungsi. Lantai pertama dipersiapkan untuk mengakomodasi fungsi komersil, sementara lantai di atasnya fleksibel untuk menampung fungsi hunian, baik untuk keluarga maupun untuk pekerja yang belum menikah. Kapasitas maksimal hunian ini secara keseluruhan dapat menampung lebih kurang 9000 penghuni jika setiap kamar ditempati oleh maksimal 4 orang.
•
Bangunan urban multi fungsi direncanakan dlam konsep arsitektur tropis yang hemat energi, dengan menjamin masuknya pencahayaan alamiah pada siang hari serta sirkulasi udara almiah yang menyehatkan ruanngan. Sementara pembagian ruang dalamnya modular, sehingga fleksibel untuk disesuaikan dengan kebutuhan.
•
Gerbang kawasan merupakan landmark utama kawasan dengan citra industry for
sustainability
Gambar 17 Blok Plan Area Gerbang : Gerbang Kawasan, Kantor Pengelola, Gedung Serba Guna, Community Center
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
18
Gambar 18 Impresi Area Gerbang : Gerbang Kawasan dan Community Center
Gambar 19 Gedung Impresi Kantor Pengelola
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
19
Gambar 20 Impresi Gedung Serba Guna
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
20
Gambar 21 Contoh Denah Flat Pada Bangunan Urban Multifungsi
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
21
Gambar 22 Tampak dan Imrpesi Bangunan Urban Multi fungsi
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
22
Gambar 23 Impresi Bangunan Urban Multifungsi
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
23
PROGRAM RUANG Program Ruang Industri NO 1
AKTIFITAS TAPAK - Ekspansi Bangunan - Parkir (tamu, pekerja, truk)
KAPASITAS
50 20 5
STANDARD
unit mobil unit motor unit truk
25
m2/unit
1250
m2
4.5 50
m2/unit m2/unit
90 250 800 500
m2 m2 m2 m2
10% 60% 10% 10% 5% 5%
luas bangunan luas bangunan luas bangunan luas bangunan luas bangunan luas bangunan
2160 216 1296 216 216 108 108
m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2
m2/org
3000
m2
216
m2
9466
m2
- Landscape - Jalan 2
BANGUNAN (KDB 60%) Pabrik (Industri Menengah) Unloading Process Packing Storage Sorting Loading
150 pekerja/gedung
3
WASTE
4
FASILITAS PENUNJANG
5
SIRKULASI 10%
150
pekerja
LUAS 1000 m2 200 m2
20 10%
luas bangunan
TOTAL Sumber : Hasil Analisis
Program Ruang Pergudangan NO 1
AKTIFITAS TAPAK - Parkir
KAPASITAS 10 20 10
STANDARD
motor mobil truk
4.5 25 50
m2/unit m2/unit m2/unit
45 500 500 200
m2 m2 m2 m2 m2
workspace workspace workspace workspace
324 324 324 324 10%
m2/workspace m2/workspace m2/workspace m2/workspace luas bangunan
2916 972 2916 972 486
m2 m2 m2 m2 m2
10% 5%
luas bangunan luas bangunan
777.6 388.8
m2 m2
10673.4
m2
- Landscape - Jalan 2
Bangunan Inload Main Storage Outload Control Office
3
Sirkulasi Penunjang
9 3 9 3
LUAS
TOTAL
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
24
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN A. Konsep Perencanaan Infrastruktur
Industri yang akan dikembangkan pada kawasan JAIP adalah industri yang berbasis agro yaitu industri oleo chemical dan crumb rubber. Industri tersebut merupakan industri potensial yang akan dikembangkan dan didukung oleh industri menengah-kecil lainnya untuk pengolahan sumber bahan baku yang tersedia di propinsi Jambi. Komoditas unggulan yang dapat dikembangkan adalah kelapa sawit, karet, kedelai, jagung, ikan, sayur mayur dan buah-buahan. Dan produk olahan berupa minyak goreng, biodiesel, sabun, detergen, ban, sarung tangan, sol sepatu, susu kedelai, kecap, minyak kedelai, makanan ternak, makanan olahan, dan sayur mayur serta buah-buahan segar kemasan. Berdasarkan pada industri dasar yang akan dikembangkan di JAIP ini berupa industri yang menghasilkan limbah polutif diluar katagori limbah B3. Limbah yang dihasilkan berupa limbah dari proses industri dan produk sampingan pendukung proses.
Konsep industri berwawasan lingkungan yang akan dikembangkan pada kawasan ini berupa perencanaan konsep ruang yang mendukung sirkulasi udara dengan pengembangan ruang terbuka hijau sebagai paru-paru dan aktifitas industri yang meminimalkan dampak limbah pada setiap prosesnya
(
clean production ) dengan mengacu pada konsep
perencanaan industri yang bebas polusi (zero waste).
Penataan kawasan dengan memanfaatkan rancangan tapak sebagai penyangga dalam perencanaan prasarana kawasan merupakan langkah untuk menghindari dampak yang ditimbulkan oleh pengembangan kawasan industri. Industri yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi baik teknologi sederhana maupun teknologi tinggi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, tetapi juga akan memberikan dampak berupa sosial, dan lingkungan berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Untuk mendukung langkah pengembangan kawasan ini maka semua usulan aktivitas yang diperkirakan mempunyai dampak penting harus disertai laporan Environmet Impact Assesment atau lebih dikenal dengan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Studi AMDAL ini terdiri atas Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL),
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
25
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Studi AMDAL wajib dilakukan sebelum sebuah kegiatan dilaksanakan dan pelaksana pembangunan harus konsisten menjadikan studi AMDAL tersebut sebagai acuan dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatannya. B. Sistem Penyediaan Air Minum Air Bersih berdasarkan ketetapan Deperindag berasal dari PDAM setempat atau dari sumber lain yang diusahakan, baik dari air tanah maupun air permukaan. Tetapi untuk saat ini penggunaan air tanah oleh industri sudah pada tingkat dikhawatirkan, karena pengambilan air tanah oleh kegiatan industri dibeberapa daerah saat ini membuat daya dukung air tanah semakin rendah. Dengan keberadaan sarana industri, permukiman dan perdagangan berdampak pada konsekuensi bahwa badan air berupa sungai atau sumber-sumber air permukaan lainnya cenderung menjadi sarana pembuangan sampah dan sarana pembuangan limbah. Kualitas air sungai menjadi kotor sebagai dampak keberadaan limbah industri dan limbah pemukiman yang akan mengganggu mutu air yang ditampung pada danau di wilayah JAIP. Sumber air permukaan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih kawasan industri memerlukan pengolahan untuk memenuhi standar kualitas sebelum didistribusikan ke pemakai.
Pencemaran yang umumnya ada pada air permukaan dalam hal ini danau antara lain CO2 Agresif, warna yang berasal dari zat organic (mikroalgae) dan zat organik, bau, rasa (besi), nitrit, nitrat dan ammonium (dari sampah domestik). Untuk mengolah air baku tersebut akan dibangun
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
26
Water Treatment Plan dengan system pengolahan lengkap, reservoir distribusi dan jaringan distribusi.
Pertumbuhan Penduduk di Wilayah Pelayanan. Pertumbuhan penduduk Tanjung Jabung Timur dari data statistik tahun 2006 sebesar 1,97 %, sedangkan total populasi yang akan dilayani di kawasan sebanyak 11.000 jiwa hingga akhir periode perencanaan. Populasi yang dilayani adalah karyawan dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan di kawasan JAIP. Yang menjadi pertimbangan dalam perhitungan kebutuhan air adalah bahwa kondisi pelayanan eksisting saat ini belum ada dan rencana pengembangan sistem penyediaan air minum sejalan dengan rencana pengembangan kawasan JAIP. Kriteria Kebutuhan Air Sebagai dasar perhitungan untuk pengembangan sistem penyediaan air minum
selama
15
tahun
dan
perhitungan
kebutuhan
air
yang
direncanakan hingga tahun 2022 sesuai dengan tahun perencanaan Master Plan dan yang dinilai layak untuk dilaksanakan. Pelayanan saat ini belum ada karena masih dalam tahap perencanaan, dan secara bertahap sesuai dengan rencana pengembangan dan pertumbuhan kawasan, harus tercapai 100 % pelayanan terhadap jumlah personil dan indsutri di wilayah pelayanan. Dalam menghitung kebutuhan total air bersih untuk kawasan selama 15 tahun dengan mempertimbangkan pertumbuhan industri, target tingkat pelayanan, konsumsi air dan kehilangan air. Program pengembangan untuk sistem penyediaan air bersih direncanakan menjadi tiga tahap : 1. Tahap I ( 2008 – 2012), pembangunan sistem penyediaan air minum yang meliputi, unit intake yang bersumber sungai Batanghari, pipa transmisi 350 mm sepanjang 2500 meter, WTP lengkap dengan kapasitas 130 liter/detik, reservoar kapasitas 2300 m3, pipa distribusi sepanjang 12.000 meter dan sambungan langsung 100 unit . 2. Tahap II ( 2013 – 2017), peningkatan cakupan pelayanan dengan penambahan sambungan rumah dan menurunkan tingkat kehilangan air.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
27
3. Tahap III ( 2018 – 2022), peningkatan cakupan pelayanan, menurunkan tingkat kehilangan air dan optimalisasi sistem.
Tabel 1 Kriteria dalam proyeksi kebutuhan air Tahun 2008 2013 2018 2022
Cakupan (%) 80 90 90 100
Konsumsi Air l/orang/hari
Produksi 125 130 150 150
Kehilangan(%) Distribusi 5 10 5 10 5 10 5 5
Total 15 15 15 10
Sumber : Analisis Konsultan, 2007
Tingkat Konsumsi Air Sesuai dengan data tentang konsumsi air yang didapat dari data administrasi PDAM Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tahun 2006 diperoleh data bahwa tingkat konsumsi air rata-rata sebesar 120 l/orang/hari, hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi di wilayah ini masih dibawah bila dibandingkan dengan tingkat konsumsi nasional sebesar 125 – 150 l/orang/hari. Waktu pelayanan air direncanakan 24 jam dalam satu hari, sehingga dapat melayani kebutuhan kawasan JAIP. Kehilangan Air Tingkat kehilangan air direncanakan maksimum sebesar 15 % pada tahun pertama pelaksanaan program dan akan diturunkan hingga 10 % pada tahun 2022. Tingkat kehilangan air yang terjadi pada sistem ini adalah kehilangan secara fisik, kehilangan tersebut bisa terjadi pada sistem pengolahan air minum maupun terjadi pada distribusi. Kehilangan air secara fisik terjadi karena :
kebocoran pada komponen instalasi WTP (unit pengolahan air dan assesorisnya),
kebocoran pada pipa-pipa jaringan distribusi,
kebocoran pada sambungan langsung,
pemakaian air yang tidak tertagih pada konsumen sambungan rumah
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
28
Tabel 2 Rencana Operasional Sistem
Unit Sistem
Sumber air
Kapasitas Terpasang
Kapasitas Produksi
l/detik
l/detik
Intake
Batanghari
130
130
WTP
Intake
129
129
Distribusi
Reservoar
129
129
Keterangan
Sumber : Analisis konsultan, 2007
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Perkiraan kebutuhan air dalam wilayah JAIP hingga 15 tahun ke depan didasarkan pada kriteria yang telah diuraikan pada tabel di atas. Kebutuhan air non domestik ditentukan berdasarkan kriteria untuk masing-masing golongan pelanggan. Target cakupan pelayanan
Gambar 24 Intake
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
29
Gambar 25 Water Treatment Plant
Gambar 26 Mekanikal Eletrikal
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
30
Tabel 3 Proyeksi Kebutuhan Air Kawasan JAIP Jenis Kebutuhan
Tahun
Satuan
2008
2009
2013
2018
2022
Konsumsi Air
l/dtk
0
114
118
125
128
Distribusi
l/dtk
0
114
118
126
129
Produksi
l/dtk
0
114
122
126
129
Intake
l/dtk
0
114
122
127
130
%
0
15
15
15
10
Kehilangan Air
Sumber : Analisis konsultan 2007
Gambar 27 Proyeksi Kebutuhan Air Analisis Kebutuhan Air Minum Kawasan JAIP
140 120
Kapasitas (l/dtk)
100 80 60 40 20 0 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 Kebutuhan l/dtk
Distribusi l/dtk
Tahun Produksi l/dtk
Intake l/dtk
Kehilangan Air l/detik
Sumber air baku berupa air permukaan yaitu sungai Batanghari yang terbentang di lokasi kawasan dan tidak kering pada saat musim kemarau. Untuk dapat mengetahui lebih detail potensi sumber air baku, perlu dilakukan terlebih dahulu studi mengenai air baku di wilayah perencanaan. Kualitas sumber air baku yang ada saat ini secara fisik tidak baik, dan memerlukan
sistem
pengolahan
lengkap.
Sistem
yang
akan
dikembangkan pada penyediaan air minum di kawasan sebagai berikut :
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
31
Sumber air baku berupa air permukaan yang dipompakan ke unit pengolahan air minum. Pipa transmisi untuk mengalirkan air baku dari lokasi sumber ke WTP Unit pengolahan air Minum dengan sistem pengolahan lengkap Reservoar distribusi, untuk menampung air yang telah diolah untuk selanjutnya didistribusikan ke masing-masing sambungan industri dan sambungan langsung. Jaringan pipa distribusi, untuk mendistribusikan air bersih ke masingmasing industri dan seluruh wilayah pelayanan. Sistem penyediaan air minum yang akan dikembangkan di kawasan dengan pola sebagai berikut :
INDUSTRI A
SUMBER AIR
WTP
RESERVOAR
INDUSTRI B
INDUSTRI C
INDUSTRI D
PERUMAHAN
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
32
Perhitungan Keseimbangan Air Perhitungan keseimbangan air antara proyeksi kebutuhan dengan jumlah air yang diproduksi didasarkan pada : •
Wilayah pelayanan sesuai kondisi topografi dan jaringan sistem pelayanan yang ada.
•
Kapasitas eksisting masing-masing sumber air dan kapasitas yang telah digunakan untuk produksi.
•
Kapasitas distribusi ke wilayah pelayanan.
•
Rencana
pengembangan
wilayah
pelayanan
dan
kapasitas
wilayah
pelayanan
pengembangan system. Dari
hasil
perhitungan
kebutuhan
air
untuk
perencanaan sistem penyediaan air minum dibagi menjadi tiga tahap. Pada tahap pertama pembangunan sistem penyediaan air minum yang meliputi, unit intake, pipa transmisi, WTP lengkap, reservoar, pipa distribusi dan sambungan langsung. Tahap kedua dan ketiga adalah program
peningkatan
cakupan
pelayanan
dengan
penambahan
sambungan langsung dan menurunkan tingkat kehilangan air. Untuk menghitung jumlah keseluruhan kehilangan air, tahapan perhitungan sebagai berikut : •
Menghitung jumlah air yang dapat diambil dari sumber terhadap. kapasitas maksimal sumber air.
•
Menghitung kapasitas produksi unit pengolahan.
•
Menghitung kapasitas distribusi.
•
Menghitung kehilangan air pada tiap-tiap tahapan produksi
•
Menghitung jumlah keseluruhan kehilangan air.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
33
Gambar 28 Skema Keseimbangan Air
INTAKE Sumber : Sungai Batanghari Lokasi : Muara Sabak Kapasitas Sumber : 2000 l/detik Kapasitas Terpasang : 130 l/detik Kapasitas Produksi : 130 l/detik
Qp = 130 l/detik
Pumping Ql = 0 l/detik
INSTALASI PENGOLAHAN AIR Lokasi : Muara Sabak Kapasitas Terpasang : 129 l/detik Kapasitas Produksi : 129 l/detik
Qp = 129 l/detik
Pumping
Ql = 6 l/detik
RESERVOAR Lokasi : Muara Sabak Kapasitas : 2300 m3
Pumping Qd = 129 l/detik Ql = 6 l/detik WILAYAH PELAYANAN Kawasan JAIP Jumlah Penduduk : 11.000 Sambungan Langsung : 800 Air Terdistribusi : 129 l/s
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
34
Tabel 4 Tabel Kebutuhan Air dan Pengembangan Tahap Implementasi
Kondisi Akhir ( sbg eksisting) Tahap I (2008-2012) Kondisi Akhir ( sbg eksisting) Tahap II (2012-2016) Kondisi Akhir ( sbg eksisting) Tahap III (2017-2021)
Distribus i (l/dtk)
Kebutuhan Kapasitas Sumber Produksi (l/dtk) (l/dtk) 0 0
114
125
128
114
114
130
130
126
127
130
130
129
130
Daerah Pelayanan
Pengembangan Kapasitas Sumber Daerah Produksi (l/dtk) Pelayanan (l/dtk)
Kawasan JAIP
130
130
JAIP
Kawasan JAIP
0
0
JAIP
Kawasan JAIP
0
0
JAIP
Sumber : Analisis Konsultan 2007
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
35
Gambar 29 Skema Jaringan Air Bersih
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
36
C. Sarana dan Drainase Kawasan Fungsi drainase di kawasan industri JAIP adalah untuk mengalirkan limpasan air permukaan. Lahan dasar yang digunakan sebagai lokasi pengembangan JAIP berupa tanah gambut yang labil dengan kondisi topografi relatif datar. Kegiatan pembangunan kawasan ini, baik untuk kegiatan
industri,
perumahan
bagi
karyawan,
maupun
sarana
pendukungnya akan mengakibatkan bertambahnya lahan terbangun yang secara langsung akan mengakibatkan bertambahnya besar limpasan air permukaan. Fungsi drainase selain untuk menanggulangi terjadinya genangan juga berfungsi untuk menghindari terjadinya banjir, karena genangan yang terjadi akan mengakibatkan kerusakan fasilitas berupa jalan dan bangunan lainnya. Untuk dapat membuat jaringan drainase kawasan, perlu dilakukan terlebih dahulu perencanaan jaringan jalan, perencanaan muka tanah (grading plan) dan penyusunan blok plan kawasan. Pada kondisi tanah bergambut tingkat infiltrasi air permukaan besar, dan membuat kondisi tanah semakin labil. Konsep perencanaan drainase kawasan dilakukan secara terpadu berwawasan lingkungan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan drainase kawasan adalah :
Perencanaan muka tanah.
Penyusunan out line plan drainase kawasan.
Perencanaan detail sistem penyaluran air hujan di kawasan.
Bentuk
dan
jenis
saluran
yang
ada
dan
dipilih
dengan
pertimbangan mudah dalam pengelolaan ,tipe saluran drainase yang digunakan sebagai berikut :
1. Saluran tertutup Saluran ini dibuat dari beton tidak bertulang,
berbentuk bulat dan
diterapkan pada daerah kepadatan tinggi dengan ruang yang tersedia terbatas, pusat komersial atau pemerintahan dan jalan protokol.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
37
2. Saluran Terbuka Saluran ini terdiri dua bentuk dengan karakteristik yang berbeda. • Saluran berbentuk segi empat dan modifikasinya. Saluran ini dibuat dari pasangan batu kali dan diterapkan pada daerah dengan ruang yang tersedia terbatas. • Saluran berbentuk trapesium dan modifikasinya. Saluran ini dibuat tanpa pengerasan, diterapkan pada daerah dengan kepadatan rendah dengan ruang yang tersedia masih luas.
Gambar 30 Gambar Bentuk dan Konstruksi Draninase BENTUK DAN KONTRUKSI DRAINASE Model 2
Keterangan Model 1 Keterangan Model 2 • Model Segiempat • Model Cembung Keterangan Model 3 • Kontruksi Beton • Kontruksi Beton • Model Trapesium • Bagian yang diperkeas • Seluruh bagian • Kontruksi Beton hanya bagian dinding darainase di • Seluruh Bagian drainase Keterangan Model 4 drainase bukan bagian perkeras di perkeras •dasaModel Campuran r drainase Keterangan Model 5 • Kontruksi ½ Beton • Model Alami • Hanya satu sisi bagian • Kontruksi – dinding drainase yang • Tidak ada bagaian diperekeras, sedangkan drainase yang diperkeras sisi yang lain dan dasar darinase tidak perekeras
Tabel 5 Tipe Material Drainase Tipe Material Saluran tanah
Bentuk Saluran trapesium
Saluran batu kali trapesium empat persegi
Saluran beton
semua bentuk
Kemiringan Lereng Keterangan Sisi maksimum 50% atau saluran haus ditutupi 2:1 vegetasi untuk mencegah erosi maksimum 67% atau untuk kemiringan lereng 1.5: 1 sisi lebih dari 67%. sisi saluran harus dirancang sesuai tidak ada batasan
struktur dinding
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
38
Jalur Saluran Jaringan sistem penyaluran air hujan di kawasan disesuaikan dengan keadaan fisik daerah pelayanan. Jalur yang akan dibuat agar dapat mengalirkan limpasan air permukaan di seluruh kawasan JAIP. Kapasitas saluran disesuaikan dengan beban, keadaan medan serta sifat hidrolis.
Prinsip Pengaliran Air Hujan Prinsip pokok pada perencanaan sistem penyaluran air
hujan pada
kawasan JAIP ini dengan menentukan grading plan dari kondisi topografi yang ada, dan untuk penyaluran akhir memanfaatkan jalur drainase alamiah sebagai badan air penerima. Selain itu mengikuti kaidah-kaidah pengaliran sebagai berikut : a) Limpasan air hujan dari awal saluran
(tributary)
selama masih
belum berbahaya, dihambat agar ada kesempatan berinfiltrasi sebesar-besarnya, sehingga dapat mengurangi debit limpasan ke bawah aliran dan berfungsi sebagai konservasi air tanah pada daerah atas (upstream). b) Saluran
sebesar
mungkin
memberikan
pengurangan
debit
limpasan melalui infiltrasi, untuk mengendalikan besarnya profil saluran (debit aliran). c) Kecepatan aliran tidak boleh
terlalu
penggerusan dan tidak boleh terlalu
besar rendah
agar
tidak terjadi
agar tidak terjadi
pengendapan.
d) d. Profil saluran mampu menampung debit maksimum dari daerah pengaliran sungai dengan PUH yang telah ditentukan Tabel 6 Koefisien limpasan untuk berbagai penggunaan lahan Jenis tata guna lahan
Koefisien pengaliran PUH 5 tahun
Perdagangan • pusat kota • pinggiran kota Perumahan • kepadatan 20 rumah/Ha • kepadatan (20-60) rumah/Ha • Kepadatan (60-120) rumah/Ha Industri • industri berat
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
0,75 0,50 0,25-0,40 0,40-0,70 0,70-0,80 0,50
39
Jenis tata guna lahan • industri ringan Taman/kuburan Taman bermain Daerah kosong • kemiringan < 2 % • kemiringan (2-7) % • kemiringan > 7 % Daerah pertanian Jalan • beraspal • beton • batu Atap
Koefisien pengaliran PUH 5 tahun 0,60 0,10 0,20 0,05 0,10 0,15 0,45 0,70 0,80 0,75
Tabel 7 PUH perencanaan saluran drainase kota dan bangunan pelengkap Jenis saluran
Saluran mikro pada : • • •
lahan rumah, taman, kebun & lahan tak terbangun kesibukan dan perkantoran Perindustrian ∗ ringan ∗ menengah ∗ berat ∗ super berat
PUH (tahun) 2 5
Saluran tersier
5 10 25 50
Saluran sekunder
2 5
Saluran induk/primer
2 5 10
• •
resiko kecil (pemukiman) resiko besar (komersial)
• • •
tanpa resiko resiko kecil resiko besar
• • • • • • •
tanpa resiko resiko kecil (pemukiman) resiko besar (komersial) atau luas DAS (25-50)Ha luas DAS (50-100)Ha luas DAS (100-1300)Ha luas DAS (1300-6500)Ha
• • • •
jalan jalan jalan jalan
• • •
jalan raya biasa jalan by pass jalan freeways
Pengendali banjir makro Gorong-gorong kecil raya biasa by pass freeways
Saluran tepi jalan
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
5 10 25 5 (5-10) (10-25) (25-50) 100 5 10 25 50 (5-10) (10-25) (25-50)
40
Penampang Saluran Tipe saluran drainase yang direncanakan ada dua macam, yaitu: •
Saluran terbuka; digunakan bila air yang disalurkan belum tercemar atau kualitasnya tidak membahayakan
•
Saluran tertutup; biasanya diterapkan pada daerah kepadatan tinggi dengan ruang yang terbatas bila air yang disalurkan tidak membahayakan. Bila membahayakan/tercemar maka saluran tertutup diterapkan di semua lokasi.
Tabel 8 Bentuk-bentuk Dasar Penampang Saluran, Fungsi, dan Lokasinya No.
Bentuk Saluran
1.
Trapesium
2.
Persegi empat
3.
4.
5.
Setengah lingkaran
Tarpesium Ganda
Tarpesium Dikombinasi
Fungsi
Lokasi
Untuk menyalurkan limpasan air hujan dengan debit besar yang sifat alirannya terus-menerus dengan fluktuasi kecil
Pada daerah yang masih cukup lahan
Untuk menyalurkan limpasan air hujan dengan debit besar yang sifat alirannya terus-menerus dengan fluktuasi kecil
Pada daerah yang tidak / kurang tersedia lahan
Untuk menyalurkan limpasan hujan dengan debit kecil
Pada tempat-tempat kera maian/kesibukan (pertokoan, pasar)
air
Berfungsi untuk menyalurkan air hujan dengan debit besar yang bersifat alirannya terus menerus dengan fluktuasi yang besar dengan debit minimum kecil.
Berfungsi untuk menyalurkan air hujan dengan debit besar yang bersifat alirannya terus menerus dengan fluktuasi debit yang lebih besar dan debit minimum yang mencukupi
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
41
Berdasarkan Kondisi yang ada maka Jaringan drainase baru untuk Kawasan JAIP adalah berbentuk trapesium yang dikombinasikan (Model 3 ) agar pengaliran lancar. Berdasarkan kondisi wilayah kawasan JAIP kriteria yang ditetapkan dalam perencanaan ini dan digunakan sebagai dasar perhitungan :
Intensitas curah hujan
:
25 mm dalam 24 jam ( Normal )
Koefisien limpasan
:
0,50 – 0,70
PUH Perencanaan
:
10, 5, dan 2
Bentuk saluran
:
Trapesium
Kecepatan pengaliran
:
2 m/detik
Arah pengaliran limpasan air hujan dan jalur pengaliran digambarkan pada gambar jalur drainase kawasan terlampir. Dimensi saluran primer air hujan hasil perhitungan :
Primer (L,D dan D eff)
:
1 meter, 1,2 meter dan 1,5 meter.
Sekunder (L,D dan D eff)
:
0,8 meter, 1,0 meter dan 1,2 meter.
Tersier (L,D dan D eff)
:
0,6 meter, 0,8 meter dan 1,0 meter.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
42
Gambar 31 Komponen Ekodrainase
KOLAM BIOFILTASI DANAU RESAPAN
KANAL RAWA
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
43
Gambar 32 Skema Jaringan Drainase
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
44
D. Perencanaan Pengelolaan Limbah Aktifitas industri yang berkembang di kawasan JAIP akan menghasilkan air buangan, baik yang berasal dari proses bahan baku maupun unit proses industri. Pada tahap proses bahan baku umumnya air digunakan untuk pencucian bahan baku dan peralatan pendukungnya. Sedangkan pada unit proses, air digunakan sebagai bahan dan terlibat pada proses tersebut, sehingga terjadi perubahan kualitas airnya. Besarnya kapasitas air buangan tergantung pada jenis industrinya dan produk yang dihasilkan. Selain buangan dari kegiatan industri, air buangan yang timbul adalah buangan domestic yang berasal dari para pegawai industri yang beraktivitas penuh di lokasi pekerjaan dan perumahan yang dikembangkan sebagai sarana pendukung untuk kepentingan pegawai. Produksi air buangan rumah tangga (domestic) besarnya 80 % dari pemakaian air, pada periode perencanaan pemakaian air bersih di kawasan diperkirakan sebesar 150 liter/orang/hari. Pengelolaan air limbah dilakukan dengan pembangunan IPAL industri dan IPAL buangan domestic. Khusus untuk industri yang menghasilkan limbah beracun dan berbahaya dilakukan pengelolaan secara khusus. Pada JAIP untuk lebih efisien dilakukan pengolahan terpusat dengan didahului pre treatment pada masingmasing industri dan diangkut dengan menggunakan tangki menuju IPAL. Karakteristik air limbah industri dikelompokkan berdasarkan sifat fisika, kimia dan biologis yang meliputi : a. Karakteristik fisika : bau, temperature, warna, kekeruhan dan kandungan zat padat. Zat padat ini terdiri dari materi yang dapat di flotasi, materi yang dapat diendapkan & materi koloid dan materi terlarut. b. Karakteristik kimia •
Zat organic, terdiri dari karbohidrat, minyak, lemak, protein, zat organic yang dapat menimbulkan kanker & mutasi, surfactant, senyawa organic volatile, dll.
•
Zat anorganik, terdiri dari logam berat (seperti timbale), nitrogen, phosphate, pH, sulfur, senyawa anorganik beracun (arsenic)
c.
Karakteristik Biologis, yang merupakan Mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah industri. Di dalam lingkup pengembangan Kawasan JAIP di wilayah Kecamatan Muara Sabak Barat, membuka peluang bagi berbagai industri yang mengacu pada kep. Menteri Perindustrian & perdagangan Republik
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
45
Indonesia No. 589/MPP/Kep/10/1999 tanggal 13 Oktober 1999 akan di tetapkan bahwa jenis-jenis industri dibangun adalah mixed industri yaitu berbagai jenis industri yang memiliki prospek ke masa depan dalam kompetisi produk pasar global. Asumsi kelompok industri yang akan ada di Kawasan JAIP adalah sesuai namanya Agro Industri maka akan berkembang industri makanan, minuman dan hasil olahan pertanian.
1. Perkiraan Laju Aliran Air Limbah Industri Besar aliran limbah industri bervariasi menurut jenis dan ukuran industri yang ada, tingkat pengunaan air dan metoda pengolah air limbah setempat. Tipical design untuk memperkirakan aliran dari daerah industri yang tidak mempunyai atau sedikit wet -process adalah 9 – 14 m3/ha.hari untuk industri ringan dan 14 – 28 m3/ha.hari untuk industri menengah. Untuk industri tanpa kegiatan recycling atau reuse di dalamnya, dapat diasumsikan sekitar 85-95% dari air yang dipergunakan dalam berbagai operasi dan proses menjadi air limbah (Met Calf & Eddy, 1991). Untuk memperkirakan laju aliran air Limbah Industri di Kawasan JAIP diasumsikan tidak ada kegiatan recyling atau reuse maka perkiraan yang digunakan adalah 0.85 x 177,66 liter/detik = 151.01 Liter/detik.
2. Pengolahan Air Limbah Industri Mengingat sifat limbah industri yang kompleks dan memberi dampak terhadap lingkungan maka penanganan air limbah industri harus disesuaikan dengan sifat limbah industri tersebut. Tujuan pengolahan limbah industri di Kawasan JAIP adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
sekitar
Kawasan
JAIP
dan
menghindari
pencemaran
lingkungan dengan menghilangkan unsur pencemar dari limbah untuk mendapatkan effluent dari pengolahan yang sesuai dengan standar kualitas badan air penerima dan peruntukkannya seperti tercantum pada Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pengolahan Air limbah harus mengacu pada perundangan-undangan yang berlaku diantaranya : a. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
46
b. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan c.
Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
d. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Kep-03/MENKLH/1/1991 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan yang sudah Beroperasi e. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Kep-51/MENKLH/10/1995 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Kegiatan Industri Dalam perencanaan instalasi pengolahan air limbah di Kawasan JAIP, air limbah dari industri-industri yang ada perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik air limbahnya baik kualitas maupun kuantitasnya untuk menentukan jenis pengolahan yang tepat bagi setiap industri baik secara individual maupun collective. Pelaksanaan penanganan air limbah industri secara kolektif dilakukan jika air limbah industri yang ada mempunyai karakteristik sejenis, sedangkan jika karakteristik air limbah industri yang ada di wilayah Kawasan JAIP mempunyai karakteristik yang berbeda-beda maka penanganan air limbah industri dilakukan secara individual. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri di Kawasan JAIP direncanakan untuk mengolah air limbah industri yang mempunyai karakteristik sejenis secara kolektif.
Tabel 9 Karakteristik Limbah Cair dan Pengolahannya Berdasarkan Kelompok Industri No 1
Jenis Industri Pakaian : tekstil, kulit, sepatu
Karakteristik limbah cair Warna, sifat alkali, BOD, temperature, zat padat tersuspensi tinggi, kesadahan, garam, sulfide, kromium
2.
Makanan & Minuman
Zat organic terlarut, koloid & tersuspensi tinggi, BOD, pH, lemak
3.
Kertas : pulp & paper, alat tulis
4.
Kimia : detergen, PVC,
Warna, pH tinggi atau rendah, zat padat tersuspensi, koloid, & terlarut tinggi, zat anorganik, sifat alkali Zat padat tersuspensi dan terlarut
Unit Pengolahan Penyaringan, netralisasi, presipitasi kimia, sedimentasi, flotasi, adsorpsi, pengolahan biologi (aerasi atau trickling filter) Penyaringan, absorpsi ke tanah atau penyemprotan irigasi, pengolahan biologi (aerasi, trickling filter, activated sludge, kolam anaerobic), flotasi Pengendapan, kolam aerasi
Netralisasi,
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
flotasi
&
47
No
Jenis Industri pupuk, polimer, farmasi, pestisida
Karakteristik limbah cair tinggi, asam, zat organic tinggi, BOD, busa, logam berat, benzene, formaldehid, fenol
5.
Perkakas : furniture, kerajinan rkayu lapis, kayu olahan
COD, BOD, pH, fenol, zat padat
6.
Logam : pengecoran dan pelapisan
Asam, logam berat, fenol alkali, mineral, minyak, surfaktan
7.
Bahan & material: besi, baja, cat, tinta, semen
8.
Elektronik
9.
Otomatif
10.
Petroleum : Petrokimia, refinery
Zat padat tersuspensi tinggi, asam, fenol, minyak, alkali, batu bara, garam anorganik, solven, zat padat organic Potongan metal, karbon, kaca, karet, plastic, resin, serat yang terbawa aliran gelontor Asam, logam berat, fenol, alkali, solven, logam berat BOD, COD, minyak & lemak, fenol, asam, alkali, ion anorganik, ammonia nitrogen, surfactant, warna, logam berat, zat padat tersuspensi tinggi
Unit Pengolahan skimming, presipitasi kimia, adsorpsi karbon aktif, pengolahan biologi (aerasi, trickling filter), incinerator Koagulasi, pengendapan, pengolahan biologi (kolam oksidasi, anaerobic digestion), incinerator Netralisasi, pemisahan minyak, absorpsi karbon, koagulasi, presipitasi kimia Netralisasi, koagulasi, sedimentasi, segregasi
Penyaringan Netralisasi, koagulasi, presipitasi kimia Netralisasi, flotasi, koagulasi, presipitasi kimia, pengolahan biologi (kolam aerasi, Lumpur aktif, trickling filter),adsorpsi karbon
Sumber : Nemerow, 1978
Perbandingan kemudahan pembangunan, operasional, dan pemeliharaan antara unit pengolahan biologis yang ada pada instalasi pengolahan air limbah adalah :
a. Lumpur aktif Pengolahan biologis ini cocok untuk limbah dengan konsentrasi organic tinggi, misalnya limbah industri. Jumlah mikroorganisme dijaga agar tetap konstan, dan air limbah yang datang teraduk sempurna di seluruh reactor, sehingga air limbah dan mikroorganisme akan tercampur. Bioflok dan effluent dipisahkan pada bak clarifier. Bioflok diresirkulasi ke dalam reactor untuk memperbaiki kinerja pengolahan. Pengadaan mikroorganisme yang dijual di pasaran dan terbukti efektif untuk mengolah air buangan industri. Selain itu dari segi operasional dan pemeliharaan relative mudah dan sederhana.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
48
b. Kontak Stabilisasi Pengolahan biologis ini merupakan proses biosorpsi (adsorpsi dan absorpsi) yang mempunyai dua reaktor tangki aerasi sebagai tangki kontak dan tangki stabilisasi. Pada tangki kontak terjadi proses adsorpsi polutan oleh mikroorganisme (karena adanya kontak antara air limbah dan mikroorganisme) dengan waktu kontak 0.5–2 jam. Waktu kontak ini tergantung pada konsentrasi solid dan tingkat penyisihan BOD yang diinginkan. Pembentukan bioflok karena proses biooksidasi bahan-bahan yang telah terserap pada tangki kontak. Bioflok kemudian diaerasi di tangki stabilisasi. Efluen yang keluar akan dipisahkan antara bioflok dan cairannya pada clarifier. Bioflok dapat diresirkulasi ke dalam tangki kontak kembali dengan rasio resirkulasi 0.5 – 1.5.
c. Trickling Filter Pengolahan
biologis
ini
merupakan
pengolahan
biologis
dengan
menggunakan media terlekat, misalnya batu, yang menjadi tempat mikroorganisme untuk hidup dan menjadi bioflok. Air limbah yang diolah dialirkan melalui media batu ini dan berkontak dengan bioflok yang melekat pada media batu. Air yang keluar merupakan efluen yang tidak atau sedikit bercampur dengan bioflok, sehingga mengurangi biaya untuk pembangunan clarifier. Dalam operasional dan pemeliharaan agak sulit karena harus menangani kemungkinan terjadinya clogging pada media batu. Dari studi perbandingan di atas, maka dipilih unit lumpur aktif sebagai unit pengolahan biologis karena kemudahan dalam pembangunan, operasional dan pemeliharaan, dengan efisiensi penyisihan parameter pencemar cukup tinggi.
Tabel 10 Perbandingan Efisiensi Pengolahan
Perbandingan efisiensi konstituen (%)
Lumpur Aktif
Kontak Stabilisasi
Trickling Filter
BOD
80-95
80 -95
65-80
COD
80-85
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
60-80 49
SS
80-90
80-90
P
10-25
8-12
N-org
15-50
15-50
NH3-N
8-15
8-15
Sumber : MetCalf & Eddy,1991
Instalasi pengolahan limbah cair industri di wilayah Kawasan JAIP dilengkapi dengan bangunan pengoperasian yang terdiri dari kamar pengoperasian dengan sebuah panel peragaan pengatur proses utama, sebuah kantor, laboratorium, fasilitas-fasilitas kesehatan dan kamar untuk staf yang bertugas serta bangunan bahan kimia yang fasilitas-fasilitas untuk pembuatan dan pemberian bahan kimia dan juga penyimpanan dalam jumlah besar. Sebagai tambahan terdapat suatu bengkel, gudang umum dan generator pembantu untuk fungsi-fungsi penting dari instalasi pengolahan selama waktu pemutusan aliran listrik. Fungsi dari unit pengolahan IPAL terpadu adalah: a. Pengolahan tingkat pertama bertujuan untuk menyisihkan bahanbahan yang dapat mengganggu proses maupun perawatan peralatan pada tahap pengolahan selanjutnya •
Grit Chamber
untuk menyingkirkan kricak anorganik/partikel-
partikel kasar yang cukup berat untuk mengendap secara gravitasi,
sehingga
tidak
mengganggu proses pengolahan
selanjutnya. •
Tangki
Buffer
(Buffer
Tank)
berfungsi
untuk
meratakan
konsentrasi sehingga mengurangi beban organic dan mencegah terjadinya shock loading pada pengolahan selanjutnya. •
Unit koagulasi-flokulasi berfungsi untuk menggumpalkan zat padat
tersuspensi
sehingga
tidak
mengganggu
proses
pengolahan selanjutnya •
Unit pengendapan pertama berfungsi untuk mengendapkan suspended solid yang terbawa aliran.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
50
b. Pengolahan tingkat kedua adalah pengolahan secara biologis dan kimiawi untuk mengurangi bahan polutan utama dan mengurangi beban pada tahap pengolahan selanjutnya. •
Unit lumpur aktif berfungsi menguraikan zat-zat organik yang terkandung dalam air buangan secara aerob dengan suplai oksigen ke dalam air.
•
Unit pengendapan kedua (clarifier) berfungsi mengendapkan zatzat padat yang terbentuk pada pengolahan tingkat kedua
c.
Pengolahan tingkat ketiga bertujuan agar effluent air limbah mempunyai kriteria yang sesuai dengan Baku Mutu Badan Air Penerima. •
Unit desinfeksi dengan klorinasi berfungsi untuk menurunkan konsentrasi bakteri pathogen yang ada pada air limbah
Rangkaian unit pengolahan Lumpur dimulai dari unit anaerobic digester yang berfungsi menstabilkan kondisi Lumpur dari IPAL, dilanjutkan dengan pengeringan lumpur di unit sludge dewatering. Lumpur yang telah diolah dapat diaplikasikan sebagai pupuk organic dan dijual di pasaran atau di pertanian dan perkebunan.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
51
Gambar 33 Diagram Unit – Unit Pengolahan di Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri
Influen
Buffer Tank
Grit Chamber
Ke Badan Air
Desinfeksi
Clarifier
Pupuk
Koagulasi
Lumpur Aktif
Sludge Drying Bed
Flokulasi
BP I
Anaerobik Digester
Keterangan : Aliran Air Limbah Aliran lumpur
Gambar 34 Kolam Stabilisasi
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
52
Gambar 35 Kolam Aerasi
Gambar 36 Bak Pengendap
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
53
Gambar 37 Bak Penampung
d. Pengelolaan Limbah Domestik dari Kawasan Perumahan, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum Kehadiran kawasan perumahan, kawasan komersial, fasilitas social dan fasilitas umum akan menimbulkan air limbah dimana jika tidak dikelola dengan baik dan jika air limbah dibuang ke badan air penerima tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu akan memberikan dampak pada lingkungan berupa pencemaran pada air tanah yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat sekitar dan mengurangi kenyamanan. Jumlah penduduk pekerja di Kawasan JAIP diproyeksikan ke depan sebesar 11.000 jiwa. Jumlah ini adalah penduduk yang menetap di Kawasan JAIP belum termasuk penduduk yang datang dan pergi setiap harinya untuk bekerja di Kawasan JAIP. Komposisi air limbah dari kawasan perumahan atau rumah tangga terdiri dari kotoran-kotoran yang sebagian berbentuk larutan dan sebagian lagi merupakan larutan tersuspensi. Air limbah rumah tangga mengandung banyak benda-benda organic dalam keadaan terlarut atau tidak misalnya sisa-sisa makanan, sisa-sisa sabun dan detergen dan lain-lain. Jumlah air limbah rumah tangga tergantung dari pemakaian air bersih dalam rumah tangga. Tidak tersedianya air bersih akan mengakibatkan berkurangnya air limbah.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
54
Karakteristik air limbah dari kegiatan perdagangan pada umumnya mengandung banyak padatan, minyak dan lemak dan sebagainya yang berasal dari proses pengolahan bahan untuk perdagangan, perdagangan itu sendiri seperti kantin, tempat makan dsb. Sedangkan limbah yang berasal dari kegiatan jasa dan kawasan pariwisata umumnya berupa air buangan dari WC, urinoir dan cleaning service. Kondisi fisik Kawasan JAIP yang berhubungan dengan pengelolaan air limbah dari kawasan pemukiman, kawasan komersial, fasilitas sosial dan fasilitas umum antara lain adalah : a. Daerah pemukiman dan komersial yang cukup luas memberikan pengaruh pada sistem pengolahan yang akan diterapkan sehingga system penanganan air limbah dilakukan secara kolektif berdasarkan fungsi kawasan. b. Topografi tanah relative datar, kemiringan tidak lebih dari 5%, memberikan kendala dalam sistem perpipaan air limbah sehingga sistem penanganan air limbah dilakukan secara kolektif berdasarkan fungsi kawasan. Pengelolaan air limbah akan dikelola berdasarkan fungsi kawasan yaitu kawasan pemukiman, kawasan komersial, fasilitas social dan fasilitas umum. Kondisi topografi Kawasan JAIP yang relatif datar, memberikan kendala dalam penyaluran air limbah karena kemampuan penyaluran air limbah hanya dapat dalam jarak pendek, sehingga alternative pengelolaan air limbah yang digunakan adalah on site system yaitu system septic tank. Alternatif sistem septic tank yang akan diterapkan adalah : 1. Sistem septic tank individual, yaitu pengelolaan air limbah dengan penggunaan septic tank pada rumah tipe besar di mana lahan yang tersedia cukup luas untuk pembangunan septic tank dan bidang rembesannya. 2. Sistem septic tank komunal, yaitu pengelolaan air limbah dengan penggunaan 1 septik tank untuk beberapa rumah (6 – 10 rumah) perumahan pedesaan Dimensi septic tank disesuaikan dengan jumlah kelompok pemakai. Penggunaan septic tank ini untuk mencegah adanya kontaminasi terhadap badan air terutama air tanah. Sistem septic tank yang akan diterapkan dilengkapi dengan bidang resapan dimana sistem penyalurannya melalui
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
55
saluran tertutup. Buangan dalam septic tank akan mengalami dua proses pembersihan yaitu proses mekanis dengan mengendapnya kotoran padat dan proses biologis dengan diuraikannya zat-zat organic oleh bakteri
anaerob. Bentuk septic tank yang akan digunakan
adalah septic tank
pengendapan lumpur ganda (multiple compartement). Lumpur dari septik tank dikosongkan oleh mobil tangki dengan cara dihisap memakai pompa dan disalurkan oleh selang hisap yang terbuat dari karet atau bahan lain yang elastis kemudian ditampung dalam sebuah tangki yang ada pada mobil tersebut. Selang hisap harus cukup panjang agar dapat menjangkau septik tank yang terletak dibelakang bangunan sehingga sedapat mungkin tercecernya Lumpur dapat dihindari . Lumpur dari mobil tangki selanjutnya dibuang ke instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang terletak di sebelah TPS dengan unit-unit pengolahannya adalah : a. Imhoff tank, sebagai pengolahan pendahuluan, yag menggabungkan pengendapan dan pengolahan biologis anaerob sederhana. b. Kolam fakultatif, sebagai pengolahan biologis pada kondisi fakultatif c.
Kolam maturasi, merupakan unit control kualitas effluent dengan ikan sebagai bioindikator.
d. Unit desinfeksi, untuk menjamin kualitas air effluent sebelum dibuang ke badan air e. Sludge drying bed untuk pengeringan lumpur hasil pengolahan dari kolam fakultatif. Lumpur hasil pengeringan dapat digunakan sebagai pupk untuk pertanian setempat atau dijual di pasaran.
Perkiraan Laju Aliran Air Limbah Domestik Jumlah air limbah domestik dari suatu daerah biasanya sekitar 60 – 75 % dari air yang disalurkan ke daerah itu.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
56
Gambar 38 Diagram Alir Unit-unit Pengolahan di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Chlor
Kolam fakultatif
Imhoff
Influen
Kolam maturasi
Unit desinfesi
Sludge drying bed
Keterangan :
Aliran limbah Aliran lumpur
Bila air yang dipergunakan untuk suatu daerah diketahui jumlahnya, maka kemungkinan output air limbah tangga domestik dari daerah itu dapat diperkirakan. Perkiraan laju aliran air limbah domestik Kawasan JAIP adalah 0.75 x 14.10 liter/detik = 10.575 Liter/ Detik Kapasitas pengolahan sebesar 20 liter/detik, secara umum karakteristik limbah domestik di kawasan industri ini sebagai berikut : •
BOD = + 300 mg/l
•
COD = + 500 mg/l
•
pH = 6 - 7
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
57
Gambar 39 Pengolahan di Instalasi Air Limbah
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
58
Gambar 40 Lokasi IPAL dan Kolam Biofiltrasi
KOLAM BIOFILTASI
WASTE WATER TREATMENT PLANT (IPAL)
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
59
Gambar 41 Skema Jaringan Air Limbah
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
60
E. Perencanaan Penglolaan Sampah Sampah adalah bahan buangan bukan cairan yang dihasilkan dari aktivitas domestik,
komersial,
pertanian,
pelayanan
umum,
pembangunan,
pertambangan, industri, dan lain-lain. Volume sampah yang dihasilkan dari setiap kegiatan tersebut setiap harinya tergantung pada jenis dan besarnya produksi tiap industri serta besarnya jumlah karyawan di kawasan tersebut. Pola
penanganan
diklasifikasikan
pengelolaan
ke
dalam
sampah tingkat
Kawasan pewadahan,
Industri
dapat
pengumpulan,
pengangkutan ke transfer station atau Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS), kemudian pengangkutan dan pemusnahan di tempat pembuangan akhir
(TPA), yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip
kesehatan lingkungan, ekonomi, rekayasa, konservasi, estetika dan sikap masyarakat. Perencanaan pengelolaan sampah di Kawasan JAIP secara tepat akan mampu mengintegrasikan secara optimal berbagai alternatif baik dari segi teknologi, manajemen, sumberdaya maupun biaya sistem pengelolaan sampah di kawasan JAIP.
Sehingga diharapkan dalam
implementasi rencana, semua aspek dari suatu system pengelolaan sampah akan saling mendukung dan memberi hasil yang maksimal. Terdapat beberapa alternatif sistem pengelolaan akhir sampah, yaitu : 1.
Open Dumping : Sampah yang dihasilkan dibuang pada suatu areal, kemudian dipadatkan tanpa harus ditimbun oleh tanah.
2.
Sanitary Landfill : Sampah yang dihasilkan dibuang pada suatu areal kemudian dipadatkan lalu ditimbun dengan tanah.
3.
Compositing Sampah yang dihasilkan dicampur dengan kotoran hewan atau manusia kemudian dibusukkan selama waktu tertentu berguna untuk pupuk.
4.
Incenerator Sampah yang dihasilkan dibakar dengan mempergunakan alat pembakaran, kemudian abunya dibuang.
Kapasitas sampah yang akan dikelola di kawasan ini meliputi limbah padat domestik dan industri. Standar jumlah limbah padat domestik yang dihasilkan adalah sekitar 0,7 liter/orang/hari. Untuk sampah yang dihasilkan dari masing-masing industri menggunakan pendekatan 4
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
61
m3/Ha/Hari. Dengan perkiraan jumlah tenaga sebanyak 90 orang/Ha atau 12.408 jiwa maka dapat diperkirakan timbulan sampah domestik sebesar 8.685,6 liter/hari atau 8,6856 m3/Hari. Sedangkan sampah industri sebesar 451,20 m3/Hari. Jadi total perkiraan sampah yang dihasilkan adalah 8,68 m3/hari + 451,20 m3/hari = 459,88
m3/hari atau 13.796,40 m3/bulan. Sedangkan skema pengelolaan sampah di Kawasan JAIP dapat dilihat pada Gambar
Gambar 42 Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
62
Sesuai dengan karakteristik terbangun Kawasan Industri perlu ditetapkan alat-alat angkut sampah yang dapat menjangkau lokasi sumber sampah secara efektif dan efisien. Untuk kawasan kawasan industri bisa menggunakan grobak, sedangkan untuk kawasan tertentu seperti jalan atau fasilitas pendukung dengan ukuran yang disesuaikan dengan kondisi jalan-jalan lokasi peruntukannya. Untuk kawasan-kawasan lainnya disediakan truk-truk khusus pengangkut sampah, dilengkapi dengan kontainer untuk menampung sampah yang dapat diturunkan dan dinaikkan pada truk dengan mudah. Bentuk yang direncanakan berupa Arm Roll Truck (Mengangkut container) dan Dump
Truck (mengangkut sampah-sampah khusus). Keberadaan peralatan-peralatan transportasi dan peralatan pembantu tersebut akan mempunyai konsekwensi pada penyediaan work shop dan
parking space untuk kendaraan dan peralatan berat dengan lokasi yang optimal dilihat dari aspek aksesibilitas untuk menjangkau daerah kerja. Kapasitas kendaraan pengangkut ke TPS adalah 8 m3.
• Perhitungan Kebutuhan Gerobak : – Jumlah ritasi per hari = 3 rit/hari/gerobak – Volume gerobak
= 1000 liter
– Faktor kompaksi
= 1,1
K = r x v x kp dimana : K = kemampuan angkut tiap gerobak/hari V = volumegerobak R = jumlah ritasi Kp = angka kompaksi
K = 3 rit x 1000 l/gerobak x 1.1 = 3,3 m3/hari
Jumlah timbulan sampah = 459,88 m3/hari Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
63
Kebutuhan gerobak (N) = Jumlah sampah/kapasitas N = 459,88/3,3 = 139 gerobak Asumsi: Pengumpulan Tidak keseluruhannya memakai gerobak, karena hanya akan melayani kawasan tertentu saja sehingga diperkirakan hanya berjumlah 10 % dari total kebutuhan yaitu: 0.1 •
x 139 Gerobak = 14 Gerobak Sampah Perhitungan Kebutuhan Truk : – Jumlah ritasi
= 1 rit/4 hari
– Volume truk
= 8 m3
– Faktor kompaksi
= 1,2
K = r x v x kp dimana : K = kemampuan pengangangkutan V = volume truk R = jumlah ritasi Kp = angka kompaksi K = 1 rit/4 hr x 8 m3 x 1.2 = 9,6 m3/hari
Jumlah sampah yang dibuang ke TPA semakin sedikit karena di TPS sebagian besar sampah organik diolah menjadi kompos dan sampah anorganik di daur ulang. Di asumsikan sampah yang diangkut ke TPA sebesar 10%. Jumlah timbulan sampah = 459,88 m3/hari Sampah Yang diangkut ke TPA = 10% x 459,88 = 46 m3 Pengangkutan dilakukan setiap 4 hari sekali = 4 x 46 = 184 m3 Sehingga Kebutuhan Truk adalah :
R = K/kapasitas Truk R = 184/9,6 =19 truk • Perhitungan Kebutuhan TPS :
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
64
Berdasarkan Standar Deperindag Mengenai Standar Teknis Pelayanan Umum Kawasan Industri, maka diperlukan 1 unit TPS/20 Ha-nya berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan 188 / 20 = 9 Unit TPS untuk Kawasan JAIP Sistem yang direncanakan diatas merupakan kombinasi dari berbagai teknologi pengkomposan, teknologi daur ulang dampah non organic, teknologi pembakaran (incinerator), teknologi sanitari landfill yang sehat dan dapat diguna ulang (dapat dipakai secara terus menerus) teknologi pemanfaatan sisa pemanfaatan sisa pembakaran.
Cara meminimalisai
sampah ini dikenal dengan konsep 3 R yaitu (reduce, Reuse dan Recyle) yaitu mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang. Konsep 3R paling ideal dilakukan dengan dimulai upaya pemilahan sampah di sumber sampah, yaitu dengan cara tiap sumber sampah memiliki tempat pewadahan sampah yang terpisah antara sampah basah dan sampah kering. Selanjutnya dipilah menjadi 2 bagian yaitu sampah organik dan an organik. Di tingkat sumber sampah ini sudah dapat dilakukan proses daur ulang untuk mendapatkan kembali sampah-sampah an organik yang masih bisa dimanfaatkan (Reuse). Sementara sampah organik bisa di daur ulang untuk dijadikan kompos yang sangat berguna untuk kebutuhan pupuk tanaman (recycle). Rencana
pengelolaan
3
R
yaitu
reduce
(mengurangi),
Reuse
(menggunakan kembali) dan Recycle (mendaur ulang) diharapkan dapat : ♦
Mengurangi dan menggunakan kembali sampah yang dapat dilakukan di sumbernya.
♦
Mendaur ulang, dapat dilakukan di sumber sampah dan tingkat pengolahan yang kecil.
♦
Alternatif lain yang dapat dilakukan di kawasan-kawasan penghasil sampah, yaitu dengan pemisahan sumber sampah.
Pengelolaan sampah dengan system ini dapat dilakukan kerjasama antara pihak swasta, Pekerja dan sub dinas kebersihan Kabupaten Tanjabtim. ♦
Pihak Pekerja dapat melakukan kegiatan pemisahan sampah sesuai dengan sampah sampah yang dhasilkan yaitu memisahkan sampah kering dan sampah basah yang terkupul pada tempat terpisah.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
65
♦
Pihak swasta dapat bekerjasama dengan pengolajan sampah yang bersifat daur ulang yaitu sampah-sampah kering yang dapat mereka beli dan dapat didaur ulang.
♦
Pihak sub dinas melakukan pengangkutan sisa-sisa sampah yang telah terpisah untuk diangkut ke TPS - TPA.
Gambar 43 Teknik Daur Ulang Sampah
Sampah Gerobak Landasan penampungan Loading
Pengemasan Packaging Pengepakan
Daur Ulang Sampah
Memilih dan mengklasifikan Separating
Processing
Sampah yang didaurulang menjadi produk jadi
Diolah menjadi bahan baku/barang setengah jadi
Dipacking untuk dijual ke industri daur ulang
Dibakar /incenerator
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
Penempatan Wadah 1.
Sampah Organik
2.
Sampah kertas
3.
Plastik kresek
4.
Plastik keras
5.
Logam
6.
Gelas/kaca
7.
Karton/kardus
8.
Residu dampah dll
66
Gambar 44 Teknologi Permesinan Daur Ulang Sampah
Pencacah sam pah organik
Pem ilah Sam pah
Pem bubur Kertas
Incenerator
Pencuci plastik kresek
Pengayak kom pos
Pecetak Kertas
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
Pencacah plastik keras
67