7.1 KONSEP DASAR EKOLOGI INDUSTRI •
Konsep dasar penataan kawasan didasarkan pada prinsip eco industrial park, yaitu industry for sustainibility, melalui upaya untuk mempertahankan dan mengalihkan fungsi rawa sebagai area parkir air pada kanal-kanal yang diperlebar serta perencanaan empat danau buatan yang berfungsi sebagai water basin, kolam biofiltrasi sekaligus sebagai public park. Pemanfaatan
ruang
kawasan
berada pada area perpotongan jalan
dan water
barat-timur
basin linier
dan jalan utara-
selatan. •
Fitur utama pada kawasan eco industrial park ini adalah : (1) rasio lahan terbangun dan area hijau (berupa ’hutan rawa’) yang proporsional (2) Kanal rawa untuk pengendali air, kolam biofiltrasi, ekosistem rawa dan public park dan (3) pengelolaan limbah cair melalui kolam biofiltrasi, pemisahan sampah organiknon organik, pengolahan limbah dan sampah dengan prinsip 4 R (reduce, reuse, recycle, recovery) (4) tipologi bangunan tropis yang hemat energi dan berorientasi pada kelestarian lingkungan serta kenyamanan manusia
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 1
7.2 STRUKTUR RUANG •
Pembentukan struktur ruang kawasan direncanakan dan disusun sebagai respon terhadap kondisi eksisting yang merupakan daerah rawa, dengan beberapa sungai dan parit yang melintas Barat-Timur kawasan
•
Parit-parit pada kawasan eksisting, yaitu Parit Candu, Parit Sagu, Parit Satu dan Parit Parit Gantung serta sungai Lapean Dalam dijadikan sebagai areal terendah dengan fungsi utama sebagai drainase alamiah di mana air akan mengalir. Parit-parit ini menjadi muara untuk pengeringan lahan yang akan di keraskan untuk menampung fungsi kawasan industri
•
Topografi direkayasa dengan menjadikan titik tengah antara dua parit sebagai titik tertinggi, sehingga proses pengeringan dan drainase akan menjadikan parit sebagai arah alirannya
•
Parit-parit dilebarkan sampai 20 - 50 meter, dengan menjadikan area kiri kanannya sebagai resapan alamiah yang ditanami vegetasi rawa, seperti nipah dan pandan. Area hijau ini berfungsi sebagai prosessor yang mengatur tata air dan menjadi ekosistem alamiah (layaknya area hijau kawasan lindung pada area sempadan sungai), di mana berlangsung proses-proses ekologi rawa, sebagai tempat hidup aneka flora dan fauna dan berlangsungnya proses aliran energi dan materi. Di sisi terluar parit ini dikeraskan menjadi area sirkulasi pedestrian dan kendaraan bermotor.
Gambar 7. 1 Tanaman Nipah Sebagai Jalur Hijau Yang Mempertahankan Karakter Ekosistem Rawa
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 2
Gambar 7. 2 Skema Aliran Air
Topografi Arah aliran air
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 3
Gambar 7. 3 Imrpesi Tiga Dimensi Kemiringan Tanah
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 4
7.3 JARINGAN JALAN DAN AKSES •
Struktur ruang kawasan disusun berdasarkan hirarki jalan, yang terdiri dari : jalan lingkar kawasan, jalan utama (bulevard) dan jalan lingkungan kawasan industri, baik yang mamanjang timur-barat, maupun utara-selatan
•
Jalan-jalan ini membagi ruang kawasan, menjadi beberapa area. Zona kavling besar berada di sisi terluar jalan lingkar di sisi Barat, kavling menengah dan sedang di antara jalan lingkar dan jalan-jalan lingkungan, zona komersil multi fungsi dan hunian di sisi kanan boulevard utama pada area timur kawasan
•
Jalan masuk utama /akses ke kawasan berada di sisi paling Selatan di mana terdapat persimpangan. Pada titik ini terdapat pilihan tujuan, ke kiri arah barat disambut oleh kompleks perkantoran yang jalan terusannya mengarah ke kawasan industri; jalan lurus ke utara menuju danau buatan dengan public
park dan fasilitas publik di sekelilingnya, dan ke kanan arah timur ke arah pelabuhan.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 5
Gambar 7.4 KEYPLAY Potongan Jalan, Drainase dan Pedestrian
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 6
Gambar 7. 5 Potongan Jalan, Drainase dan Pedestrian
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 7
7.4 ZONASI •
Kawasan dibagi dalam tiga zonasi : (1) Zonasi berdasarkan sifat publik-privat, terdiri dari area publik, yaitu public
park di ujung kanal rawa dan area komersil-serba guna – multi fungsi dengan unit-unit hunian bagi karyawan kawasan industri, pada area yang memanjang utara-selatan di sisi timur kawasan (2) Zonasi berdasarkan luasan kavling industri, terdiri dari kavling besar, menengah dan kecil (3) Zonasi berdasarkan tahap pembangunan, terdiri dari tiga zona yang masing-masing
dibatasi
oleh
parit
yang
dilebarkan;
(a)
Zona
Pembangunan tahap pertama dimulai dari gerbang utama di selatan kawasan, yaitu area yang dibatasi oleh sungai Lapean Dalam dan Parit Gantung (b) Zona Tahap pembangunan II, yaitu area antara Parit Gantung dan Prit Sagu (c) Zona Tahap Pembangunan III, yaitu area antara Parit Satu dan sekitar Parit Sagu •
Pembangunan tahap pertama dimulai dengan kompleks kantor pengelola dan kawasan industri yang dibagi dalam kavling-kavling modular, sehingga fleksibel untuk mengakomodasi kebutuhan luas kavling industri dari kecil, menengah sampai sedang
Gambar 7. 6 Impresi Bangunan Industri
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 8
Gambar 7.7 Zonasi Private dan Publik
PRIVAT
PUBLIK
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 9
Gambar 7. 8 Zonasi Tahapan Pembangunan
ZONA PEMBANGUNAN TAHAP 3
ZONA PEMBANGUNAN TAHAP 2
ZONA PEMBANGUNAN TAHAP 1
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 10
7.5 GUNA LAHAN DAN SEKUENS •
Pemanfaatan ruang kawasan berada pada kavling-kavling di antara jalanjalan, dengan orientasi utama ke arah jalan.
Kavling industri dengan luas
terbesar berada pada sisi Barat kawasan. Kemudian kavling menengah dan kecil pada ruang antara jalan sampai ke sisi paling timur, di mana di seberangnya terdapat tipologi bangunan urban multifungsi yang direncanakan sebagai area komersil dan permukiman buruh •
Jalan masuk utama /akses ke kawasan berada di sisi paling Selatan di mana terdapat persimpangan. Pada titik ini terdapat pilihan tujuan, ke kiri arah barat disambut oleh kompleks perkantoran yang jalan terusannya mengarah ke kawasan industri; jalan lurus ke utara menuju danau buatan dengan public
park dan fasilitas publik di sekelilingnya, dan ke kanan arah timur ke arah pelabuhan. •
Titik orientasi pada persimpangan di pintu masuk (akses) utama kawasan didominasi oleh adanya sekuens awal berupa gerbang kawasan yang mencitrakan industry for sustainability. Di sisi timur gerbang merupakan kompleks perkantoran dengan pedestrian yang cukup lebar pada sisi sungai Lapean Dalam dengan beberapa titik yang dilebarkan membentuk plaza kawasan yang bercitra waterfront. Semua bangunan di sisi Selatan kawasan ini berorientasi ke arah sungai.
•
Kawasan di sekitar kantor pengelola ditempatkan fungsi gedung serba guna, yang dapat digunakan untuk olahraga indoor. Di pelataran gedung ini direnncanakan fasilitas olahraga outdoor yang cukup nyaman dengan view ke arah sungai Lapian Dalam.
•
Pada gerbang utama difungsikan sebagai area community center, di mana berkantor serikat pekerja, koperasi pekerja, dsb.Boulevard utama kawasan berada pada jalan utara-selatan di sisi paling timur dengan guna lahan di sisi timurnya merupakan area permukiman berikut fasilitas umum dan fasilitas sosial.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 11
Gambar 7. 9 Peta Guna Lahan
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 12
7.6 PROGRAM RUANG 7.6.1 NO 1
Program Ruang Industri
AKTIFITAS TAPAK - Ekspansi Bangunan - Parkir (tamu, pekerja, truk)
KAPASITAS
50 20 5
STANDARD
unit mobil unit motor unit truk
25
m2/unit
1250
m2
4.5 50
m2/unit m2/unit
90 250 800 500
m2 m2 m2 m2
10% 60% 10% 10% 5% 5%
luas bangunan luas bangunan luas bangunan luas bangunan luas bangunan luas bangunan
2160 216 1296 216 216 108 108
m2 m2 m2 m2 m2 m2 m2
m2/org
3000
m2
216
m2
9466
m2
- Landscape - Jalan 2
BANGUNAN (KDB 60%) Pabrik (Industri Menengah) Unloading Process Packing Storage Sorting Loading
150 pekerja/gedung
3
WASTE
4
FASILITAS PENUNJANG
5
SIRKULASI 10%
150
pekerja
LUAS 1000 m2 200 m2
20 10%
luas bangunan
TOTAL Sumber : Hasil Analisis
7.6.2 NO 1
Program Ruang Pergudangan
AKTIFITAS TAPAK - Parkir
KAPASITAS 10 20 10
STANDARD
motor mobil truk
4.5 25 50
m2/unit m2/unit m2/unit
45 500 500 200
m2 m2 m2 m2 m2
workspace workspace workspace workspace
324 324 324 324 10%
m2/workspace m2/workspace m2/workspace m2/workspace luas bangunan
2916 972 2916 972 486
m2 m2 m2 m2 m2
10% 5%
luas bangunan luas bangunan
777.6 388.8
m2 m2
10673.4
m2
- Landscape - Jalan 2
Bangunan Inload Main Storage Outload Control Office
3
Sirkulasi Penunjang
9 3 9 3
LUAS
TOTAL
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 13
7.7
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN A. Konsep Perencanaan Infrastruktur
Industri yang akan dikembangkan pada kawasan JAIP adalah industri yang berbasis agro yaitu industri oleo chemical dan crumb rubber. Industri tersebut merupakan industri potensial yang akan dikembangkan dan didukung oleh industri menengah-kecil lainnya untuk pengolahan sumber bahan baku yang tersedia di propinsi Jambi. Komoditas unggulan yang dapat dikembangkan adalah kelapa sawit, karet, kedelai, jagung, ikan, sayur mayur dan buah-buahan. Dan produk olahan berupa minyak goreng, biodiesel, sabun, detergen, ban, sarung tangan, sol sepatu, susu kedelai, kecap, minyak kedelai, makanan ternak, makanan olahan, dan sayur mayur serta buah-buahan segar kemasan. Berdasarkan pada industri dasar yang akan dikembangkan di JAIP ini berupa industri yang menghasilkan limbah polutif diluar katagori limbah B3. Limbah yang dihasilkan berupa limbah dari proses industri dan produk sampingan pendukung proses.
Konsep industri berwawasan lingkungan yang akan dikembangkan pada kawasan ini berupa perencanaan konsep ruang yang mendukung sirkulasi udara dengan pengembangan ruang terbuka hijau sebagai paru-paru dan aktifitas industri yang meminimalkan dampak limbah pada setiap prosesnya
(
clean production ) dengan mengacu pada konsep
perencanaan industri yang bebas polusi (zero waste).
Penataan kawasan dengan memanfaatkan rancangan tapak sebagai penyangga dalam perencanaan prasarana kawasan merupakan langkah untuk menghindari dampak yang ditimbulkan oleh pengembangan kawasan industri. Industri yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi baik teknologi sederhana maupun teknologi tinggi bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, tetapi juga akan memberikan dampak berupa sosial, dan lingkungan berupa pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Untuk mendukung langkah pengembangan kawasan ini maka semua usulan aktivitas yang diperkirakan mempunyai dampak penting harus disertai laporan Environmet Impact Assesment atau lebih dikenal dengan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Studi AMDAL ini terdiri atas Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL),
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 14
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Studi AMDAL wajib dilakukan sebelum sebuah kegiatan dilaksanakan dan pelaksana pembangunan harus konsisten menjadikan studi AMDAL tersebut sebagai acuan dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatannya. B. Sistem Penyediaan Air Minum Air Bersih berdasarkan ketetapan Deperindag berasal dari PDAM setempat atau dari sumber lain yang diusahakan, baik dari air tanah maupun air permukaan. Tetapi untuk saat ini penggunaan air tanah oleh industri sudah pada tingkat dikhawatirkan, karena pengambilan air tanah oleh kegiatan industri dibeberapa daerah saat ini membuat daya dukung air tanah semakin rendah. Dengan keberadaan sarana industri, permukiman dan perdagangan berdampak pada konsekuensi bahwa badan air berupa sungai atau sumber-sumber air permukaan lainnya cenderung menjadi sarana pembuangan sampah dan sarana pembuangan limbah. Kualitas air sungai menjadi kotor sebagai dampak keberadaan limbah industri dan limbah pemukiman yang akan mengganggu mutu air yang ditampung pada danau di wilayah JAIP. Sumber air permukaan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih kawasan industri memerlukan pengolahan untuk memenuhi standar kualitas sebelum didistribusikan ke pemakai. Pencemaran yang umumnya ada pada air permukaan dalam hal ini danau antara lain CO2 Agresif, warna yang berasal dari zat organic (mikroalgae) dan zat organik, bau, rasa (besi), nitrit, nitrat dan ammonium (dari sampah domestik). Untuk mengolah air baku tersebut akan dibangun Water Treatment Plan dengan system pengolahan lengkap, reservoir distribusi dan jaringan distribusi.
Pertumbuhan Penduduk di Wilayah Pelayanan. Pertumbuhan penduduk Tanjung Jabung Timur dari data statistik tahun 2006 sebesar 1,97 %, sedangkan total populasi yang akan dilayani di kawasan sebanyak 11.000 jiwa hingga akhir periode perencanaan. Populasi yang dilayani adalah karyawan dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan di kawasan JAIP. Yang menjadi pertimbangan dalam perhitungan kebutuhan air adalah bahwa kondisi pelayanan eksisting saat
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 15
ini belum ada dan rencana pengembangan sistem penyediaan air minum sejalan dengan rencana pengembangan kawasan JAIP.
Kriteria Kebutuhan Air Sebagai dasar perhitungan untuk pengembangan sistem penyediaan air minum
selama
15
tahun
dan
perhitungan
kebutuhan
air
yang
direncanakan hingga tahun 2022 sesuai dengan tahun perencanaan Master Plan dan yang dinilai layak untuk dilaksanakan. Pelayanan saat ini belum ada karena masih dalam tahap perencanaan, dan secara bertahap sesuai dengan rencana pengembangan dan pertumbuhan kawasan, harus tercapai 100 % pelayanan terhadap jumlah personil dan indsutri di wilayah pelayanan. Dalam menghitung kebutuhan total air bersih untuk kawasan selama 15 tahun dengan mempertimbangkan pertumbuhan industri, target tingkat pelayanan, konsumsi air dan kehilangan air. Program pengembangan untuk sistem penyediaan air bersih direncanakan menjadi tiga tahap : 1. Tahap I ( 2008 – 2012), pembangunan sistem penyediaan air minum yang meliputi, unit intake yang bersumber sungai Batanghari, pipa transmisi 350 mm sepanjang 2500 meter, WTP lengkap dengan kapasitas 130 liter/detik, reservoar kapasitas 2300 m3, pipa distribusi sepanjang 12.000 meter dan sambungan langsung 100 unit . 2. Tahap II ( 2013 – 2017), peningkatan cakupan pelayanan dengan penambahan sambungan rumah dan menurunkan tingkat kehilangan air. 3. Tahap III ( 2018 – 2022), peningkatan cakupan pelayanan, menurunkan tingkat kehilangan air dan optimalisasi sistem.
Tabel 7. 1 Kriteria dalam proyeksi kebutuhan air Tahun 2008 2013 2018 2022
Cakupan (%) 80 90 90 100
Konsumsi Air l/orang/hari
Produksi 125 130 150 150
Kehilangan(%) Distribusi 5 10 5 10 5 10 5 5
Total 15 15 15 10
Sumber : Analisis Konsultan, 2007 Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 16
Tingkat Konsumsi Air Sesuai dengan data tentang konsumsi air yang didapat dari data administrasi PDAM Kabupaten Tanjung Jabung Timur, tahun 2006 diperoleh data bahwa tingkat konsumsi air rata-rata sebesar 120 l/orang/hari, hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi di wilayah ini masih dibawah bila dibandingkan dengan tingkat konsumsi nasional sebesar 125 – 150 l/orang/hari. Waktu pelayanan air direncanakan 24 jam dalam satu hari, sehingga dapat melayani kebutuhan kawasan JAIP. Kehilangan Air Tingkat kehilangan air direncanakan maksimum sebesar 15 % pada tahun pertama pelaksanaan program dan akan diturunkan hingga 10 % pada tahun 2022. Tingkat kehilangan air yang terjadi pada sistem ini adalah kehilangan secara fisik, kehilangan tersebut bisa terjadi pada sistem pengolahan air minum maupun terjadi pada distribusi. Kehilangan air secara fisik terjadi karena :
kebocoran pada komponen instalasi WTP (unit pengolahan air dan assesorisnya),
kebocoran pada pipa-pipa jaringan distribusi,
kebocoran pada sambungan langsung,
pemakaian air yang tidak tertagih pada konsumen sambungan rumah
Tabel 7. 2 Rencana Operasional Sistem
Unit Sistem
Sumber air
Intake WTP
Batanghari Intake
Distribusi
Reservoar
Kapasitas Terpasang
Kapasitas Produksi
l/detik 130 129
l/detik 130 129
129
129
Keterangan
Sumber : Analisis konsultan, 2007
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 17
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Perkiraan kebutuhan air dalam wilayah JAIP hingga 15 tahun ke depan didasarkan pada kriteria yang telah diuraikan pada tabel di atas. Kebutuhan air non domestik ditentukan berdasarkan kriteria untuk masing-masing golongan pelanggan. Target cakupan pelayanan
Tabel 7. 3 Proyeksi Kebutuhan Air Kawasan JAIP Jenis Kebutuhan
Satuan
Tahun 2008
2009
2013
2018
2022
Konsumsi Air
l/dtk
0
114
118
125
128
Distribusi
l/dtk
0
114
118
126
129
Produksi
l/dtk
0
114
122
126
129
Intake
l/dtk
0
114
122
127
130
%
0
15
15
15
10
Kehilangan Air
Sumber : Analisis konsultan 2007
Sumber air baku berupa air permukaan yaitu sungai Batanghari yang terbentang di lokasi kawasan dan tidak kering pada saat musim kemarau. Untuk dapat mengetahui lebih detail potensi sumber air baku, perlu dilakukan terlebih dahulu studi mengenai air baku di wilayah perencanaan. Kualitas sumber air baku yang ada saat ini secara fisik tidak baik, dan memerlukan
sistem
pengolahan
lengkap.
Sistem
yang
akan
dikembangkan pada penyediaan air minum di kawasan sebagai berikut : Sumber air baku berupa air permukaan yang dipompakan ke unit pengolahan air minum. Pipa transmisi untuk mengalirkan air baku dari lokasi sumber ke WTP Unit pengolahan air Minum dengan sistem pengolahan lengkap Reservoar distribusi, untuk menampung air yang telah diolah untuk selanjutnya didistribusikan ke masing-masing sambungan industri dan sambungan langsung.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 18
Jaringan pipa distribusi, untuk mendistribusikan air bersih ke masingmasing industri dan seluruh wilayah pelayanan. Sistem penyediaan air minum yang akan dikembangkan di kawasan dengan pola sebagai berikut :
Perhitungan Keseimbangan Air
Perhitungan keseimbangan air antara proyeksi kebutuhan dengan jumlah air yang diproduksi didasarkan pada : •
Wilayah pelayanan sesuai kondisi topografi dan jaringan sistem pelayanan yang ada.
•
Kapasitas eksisting masing-masing sumber air dan kapasitas yang telah digunakan untuk produksi.
•
Kapasitas distribusi ke wilayah pelayanan.
•
Rencana
pengembangan
wilayah
pelayanan
dan
kapasitas pengembangan system. Dari
hasil
perhitungan
kebutuhan
air
untuk
wilayah
pelayanan
perencanaan sistem penyediaan air minum dibagi menjadi tiga tahap. Pada tahap pertama pembangunan sistem penyediaan air minum yang meliputi, unit intake, pipa transmisi, WTP lengkap, reservoar, pipa distribusi dan sambungan langsung. Tahap kedua dan ketiga adalah program
peningkatan
cakupan
pelayanan
dengan
penambahan
sambungan langsung dan menurunkan tingkat kehilangan air. Untuk menghitung jumlah keseluruhan kehilangan air, tahapan perhitungan sebagai berikut : •
Menghitung jumlah air yang dapat diambil dari sumber terhadap. kapasitas maksimal sumber air.
•
Menghitung kapasitas produksi unit pengolahan.
•
Menghitung kapasitas distribusi.
•
Menghitung kehilangan air pada tiap-tiap tahapan produksi
•
Menghitung jumlah keseluruhan kehilangan air.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 19
Gambar 7. 10 Skema Keseimbangan Air
INTAKE Sumber : Sungai Batanghari Lokasi : Muara Sabak Kapasitas Sumber : 2000 l/detik Kapasitas Terpasang : 130 l/detik Kapasitas Produksi : 130 l/detik
Qp = 130 l/detik
Pumping Ql = 0 l/detik
INSTALASI PENGOLAHAN AIR Lokasi : Muara Sabak Kapasitas Terpasang : 129 l/detik Kapasitas Produksi : 129 l/detik
Qp = 129 l/detik
Pumping
Ql = 6 l/detik
RESERVOAR Lokasi : Muara Sabak Kapasitas : 2300 m3
Pumping Qd = 129 l/detik Ql = 6 l/detik WILAYAH PELAYANAN Kawasan JAIP Jumlah Penduduk : 11.000 Sambungan Langsung : 800 Air Terdistribusi : 129 l/s
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 20
Tabel 7. 4 Tabel Kebutuhan Air dan Pengembangan Tahap Implementasi
Kondisi Akhir ( sbg eksisting) Tahap I (2008-2012) Kondisi Akhir ( sbg eksisting) Tahap II (2012-2016) Kondisi Akhir ( sbg eksisting) Tahap III (2017-2021)
Distribus i (l/dtk)
Kebutuhan Kapasitas Sumber Produksi (l/dtk) (l/dtk) 0 0
114
125
128
114
114
130
130
126
127
130
130
129
130
Daerah Pelayanan
Pengembangan Kapasitas Sumber Daerah Produksi (l/dtk) Pelayanan (l/dtk)
Kawasan JAIP
130
130
JAIP
Kawasan JAIP
0
0
JAIP
Kawasan JAIP
0
0
JAIP
Sumber : Analisis Konsultan 2007
C. Sarana dan Drainase Kawasan Fungsi drainase di kawasan industri JAIP adalah untuk mengalirkan limpasan air permukaan. Lahan dasar yang digunakan sebagai lokasi pengembangan JAIP berupa tanah gambut yang labil dengan kondisi topografi relatif datar. Kegiatan pembangunan kawasan ini, baik untuk kegiatan
industri,
perumahan
bagi
karyawan,
maupun
sarana
pendukungnya akan mengakibatkan bertambahnya lahan terbangun yang secara langsung akan mengakibatkan bertambahnya besar limpasan air permukaan. Fungsi drainase selain untuk menanggulangi terjadinya genangan juga berfungsi untuk menghindari terjadinya banjir, karena genangan yang terjadi akan mengakibatkan kerusakan fasilitas berupa jalan dan bangunan lainnya. Untuk dapat membuat jaringan drainase kawasan, perlu dilakukan terlebih dahulu perencanaan jaringan jalan, perencanaan muka tanah (grading plan) dan penyusunan blok plan kawasan. Pada kondisi tanah bergambut tingkat infiltrasi air permukaan besar, dan membuat kondisi tanah semakin labil. Konsep perencanaan drainase kawasan dilakukan secara terpadu berwawasan lingkungan.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 21
Langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan drainase kawasan adalah :
Perencanaan muka tanah.
Penyusunan out line plan drainase kawasan.
Perencanaan detail sistem penyaluran air hujan di kawasan.
Elemen-elemen Meteorologi Elemen-elemen meteorologi
yang
mempengaruhi
limpasan
air
permukaan adalah sebagai berikut : 1. Jenis presipitasi Pengaruhnya
terhadap
limpasan
sangat
berbeda,
yang
tergantung pada presipitasinya, jika hujan maka pengaruhnya adalah langsung dan hidrograf itu hanya dipengaruhi intensitas curah hujan dan besarnya curah hujan. 2. Intensitas curah hujan Pengaruh intensitas curah hujan pada limpasan permukaan tergantung dari kapasitas
infiltrasi.
Jika
intensitas curah hujan melampaui
kapasitas infiltrasi, maka besarnya limpasan permukaan akan segera meningkat sesuai dengan peningkatan intensitas curah hujan. 3. Lamanya curah hujan Di setiap daerah aliran terdapat lamanya curah hujan yang kritis. Jika lamanya curah hujan itu kurang dari lamanya yang kritis, maka lamanya limpasan itu praktis akan curah
hujan.
sama dan tidak tergantung dari intensitas
Untuk curah hujan yang waktunya panjang, limpasan
permukaannya menjadi lebih besar meskipun intensitasnya sedang. 4. Distribusi curah hujan dalam daerah pengaliran Jika kondisi-kondisi seperti topografi, keadaan tanah dan lain-lain diseluruh daerah pengaliran itu sama dan jumlah maka
curah
hujan yang
curah hujan sama,
disrtibusinya merata yang mengakibatkan
debit puncak minimum.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 22
5. Arah pergerakan curah hujan Curah hujan lebat yang bergerak sepanjang sistem aliran sungai akan sangat mempengaruhi debit puncak dan lamanya limpasan permukaan. 6. Curah hujan terdahulu dan kelembaban tanah Jika kadar kelembaban lapisan teratas tanah mudah terjadi
banjir
karena
jika kelembaban tanah itu
itu
tinggi, maka
akan
kapasitas infiltrasi kecil. Demikian pula meningkat
dan
mencapai
lapangan, maka air infiltrasi akan mencapai permukaan
kapasitas air
tanah
dan memperbesar aliran air tanah. 7. Kondisi-kondisi meteorologi yang lain Curah hujan memiliki pengaruh Secara tidak langsung, suhu,
yang
terbesar
pada limpasan.
kecepatan angin, kelembaban relatif,
tekanan udara rata-rata, curah hujan tahunan dan lain - lain yang berhubungan satu dengan lain juga mengontrol iklim di daerah itu dan mempengaruhi limpasan.
Elemen Daerah Pengaliran Elemen
daerah
pengaliran yang
mempengaruhi
limpasan
air
permukaan adalah sebagai berikut : 1. Kondisi penggunaan tanah (landuse) Limpasan air permukaan sangat dipengaruhi oleh kondisi penggunaan tanah yang termasuk dalam daerah pengaliran. Daerah hutan yang ditutupi limpasan
tumbuh-tumbuhan permukaan
yang
karena
lebat
akan
sulit mengadakan
kapasitas infiltrasinya yang besar.
2. Daerah pengaliran Jika faktor-faktor termasuk besar curah hujan, intensitas curah hujan dan lainnya tetap maka limpasan air permukaan selalu
sama,
dan
tidak tergantung luas daerah pengaliran. 3. Kondisi topografi dalam daerah pengaliran Corak, elevasi,
gradien,
arah
dari
pengaruh terhadap hidrologi daerah
daerah
pengaliran mempunyai
pengaliran. Corak
daerah
pengaliran adalah faktor bentuk, yaitu perbandingan panjang sungai
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 23
utama
terhadap
lebar rata-rata daerah pengaliran. Elevasi daerah
pengalirandan elevasi rata-rata mempunyai hubungan yang penting terhadap suhu dan curah hujan. Gradien mempunyai hubungan dengan infiltrasi, limpasan permukaan, kelembaban dan pengisian air tanah. Gradien daerah pengaliran adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi ke
waktu mengalirnya air permukaan, waktu konsentrasi
sungai dari curah hujan dan mempunyai hubungan langsung
terhadap debit banjir. 4. Jenis tanah Bentuk butir-butir tanah, coraknya dan cara faktor-faktor limpasan
mengendapnya adalah
yang menentukan kapasitas infiltrasi, maka karakteristik
sangat dipengaruhi oleh jenis tanah daerah pengaliran itu.
5. Faktor-faktor lain yang memberikan pengaruh Faktor-faktor
penting
lain
yang
mempengaruhi
limpasan
adalah
karakteristik jaringan sungai-sungai, adanya daerah pengaliran yang tidak langsung, dan drainase buatan.
Koefisien Limpasan Air Permukaan Harga koefisien limpasan air permukaan dipengaruhi oleh intensitas hujan
daerah
setempat,
mempunyai
nilai
yang berbeda pada
berbagai kemiringan dan perbedaan penggunaan lahan.
Intensitas Curah Hujan Jumlah presipitasi dinyatakan
dengan
dalamnya
presipitasi (mm).
Derajat curah hujan dinyatakan oleh curah hujan dalam suatu satuan waktu dan disebut intensitas curah hujan dengan satuan mm/jam.
Tabel 7. 5 Keadaan dan Intensitas Curah Hujan Curah Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan Hujan
sangat lemah lemah normal deras sangat deras
Intensitas curah 1 jam <1 1-5 5 - 20 10 - 20 > 20
hujan (mm) 24 jam <5 5 - 20 20 - 50 50 - 100 > 100
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 24
Curah hujan tidak bertambah sebanding dengan waktu. Curah hujan yang diperlukan untuk pembuatan debit dari daerah pengaliran
kecil seperti penyaluran air hujan adalah
curah hujan jangka waktu pendek. diubah
rancangan berdasarkan volume Intensitas
curah
hujan
singkat
menjadi intensitas curah hujan perjam dan disebut intensitas
curah hujan. Volume
debit
dihitung
berdasarkan
rumus
rasional
dengan menggunakan curah hujan ini.
Kemiringan Lahan 1. Lahan Miring Terjal Lahan persil miring, dengan kemiringan S pada DAS upstream. Kebijaksanaan
> 7 % biasanya terdapat
penggunaan
lahan terbangun
sebaiknya diperkecil prosentasenya terhadap luas lahan total. Sehingga masih banyak tanah kosong yang memberi kesempatan air hujan dapat masuk infiltrasi -
perkolasi
mengenai penggunaan
ke dalam
tanah.
Sebagai
contoh
lahan terbangun yaitu untuk tanah miring ( S
> 7 % ) hanya diperbolehkan membuat bangunan seluas kurang dari 30 % total luas lahan pribadi. Jadi masih ada tanah kosong 70 % dari luas total yang masih memungkinkan menanam pepohonan,sehingga air hujan batang
yang dan
jatuh
akar
melalui
tumbuhan,
proses
intersepsi dahulu
di
daun,
menghambat jatuhnya sampai di
permukaan tanah. 2. Lahan Miring Sedang Lahan miring sedang dengan kemiringan rata-rata 2 % - 7 %, biasanya terdapat pada DAS bagian tengah. Kebijaksanaan penggunaan lahan terbangun sebaiknya antara 40 % - 50 % dari luas lahan total pribadi. Sehingga paling sedikit setengah lahannya masih terbuka dan masih memberi
kesempatan
air hujan yang jatuh berinfiltrasi ke
dalam
tanah. Air tanah pada lahan ini adalah kiriman dari aliran tanah sebelah atas, ditambah perolehan air tanah setempat, hasil dari
air
infiltrasi dan perkolasi setempat. 3. Lahan Datar Lahan datar dengan kemiringan S
< 2%, biasanya terdapat pada
bagian lembah DAS ( down stream ). Pada bagian lembah DAS, sumber air tanah mendapat kiriman dari DAS di
atasnya,
ditandai dengan
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 25
permukaan air tanah yang dangkal. Kebijaksanaan penggunaan lahan terbangun
dapat lebih besar dari setengah luas lahan total tanah
pribadi.
Daerah Tangkapan Dalam menentukan luasnya perlu dipertimbangkan beberapa
hal
sebagai berikut : •
kontur tanah daerah yang akan dilayani
•
kemampuan DAS menerima beban pengaliran
•
penggunaan lahan yang akan mempengaruhi besarnya limpasan air permukaan.
Kriteria Perencanaan Penyaluran Air Hujan Periode Perencanaan Periode perencanaan disesuaikan dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota, dengan pertimbangan sebagai berikut : •
Perkembangan kota
•
Kekuatan dan daya tahan material terhadap beban selama umur proyek.
Periode perencanaan untuk kawasan JAIP ditetapkan 15 tahun, sejalan dengan perencanaan kawasan. Bentuk
dan
jenis
saluran
yang
ada
dan
dipilih
dengan
pertimbangan mudah dalam pengelolaan ,tipe saluran drainase yang digunakan sebagai berikut :
1. Saluran tertutup Saluran ini dibuat dari beton tidak bertulang,
berbentuk bulat dan
diterapkan pada daerah kepadatan tinggi dengan ruang yang tersedia terbatas, pusat komersial atau pemerintahan dan jalan protokol.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 26
2. Saluran Terbuka Saluran ini terdiri dua bentuk dengan karakteristik yang berbeda. • Saluran berbentuk segi empat dan modifikasinya. Saluran ini dibuat dari pasangan batu kali dan diterapkan pada daerah dengan ruang yang tersedia terbatas. • Saluran berbentuk trapesium dan modifikasinya. Saluran ini dibuat tanpa pengerasan, diterapkan pada daerah dengan kepadatan rendah dengan ruang yang tersedia masih luas.
Tabel 7. 6 Tipe Material Drainase Tipe Material Saluran tanah
Bentuk Saluran trapesium
Saluran batu kali trapesium empat persegi
Saluran beton
semua bentuk
Kemiringan Lereng Keterangan Sisi maksimum 50% atau saluran haus ditutupi 2:1 vegetasi untuk mencegah erosi maksimum 67% atau untuk kemiringan lereng 1.5: 1 sisi lebih dari 67%. sisi saluran harus dirancang sesuai tidak ada batasan
struktur dinding
Jalur Saluran Jaringan sistem penyaluran air hujan di kawasan disesuaikan dengan keadaan fisik daerah pelayanan. Jalur yang akan dibuat agar dapat mengalirkan limpasan air permukaan di seluruh kawasan JAIP. Kapasitas saluran disesuaikan dengan beban, keadaan medan serta sifat hidrolis.
Prinsip Pengaliran Air Hujan Prinsip pokok pada perencanaan sistem penyaluran air
hujan pada
kawasan JAIP ini dengan menentukan grading plan dari kondisi topografi yang ada, dan untuk penyaluran akhir memanfaatkan jalur drainase alamiah sebagai badan air penerima. Selain itu mengikuti kaidah-kaidah pengaliran sebagai berikut : a) Limpasan air hujan dari awal saluran
(tributary)
selama masih
belum berbahaya, dihambat agar ada kesempatan berinfiltrasi
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 27
sebesar-besarnya, sehingga dapat mengurangi debit limpasan ke bawah aliran dan berfungsi sebagai konservasi air tanah pada daerah atas (upstream). b) Saluran
sebesar
mungkin
memberikan
pengurangan
debit
limpasan melalui infiltrasi, untuk mengendalikan besarnya profil saluran (debit aliran). c) Kecepatan aliran tidak boleh
terlalu
penggerusan dan tidak boleh terlalu
besar rendah
agar
tidak terjadi
agar tidak terjadi
pengendapan.
d) d. Profil saluran mampu menampung debit maksimum dari daerah pengaliran sungai dengan PUH yang telah ditentukan
Tabel 7. 7 Koefisien limpasan untuk berbagai penggunaan lahan Jenis tata guna lahan
Koefisien pengaliran PUH 5 tahun
Perdagangan • pusat kota • pinggiran kota Perumahan • kepadatan 20 rumah/Ha • kepadatan (20-60) rumah/Ha • Kepadatan (60-120) rumah/Ha Industri • industri berat • industri ringan Taman/kuburan Taman bermain Daerah kosong • kemiringan < 2 % • kemiringan (2-7) % • kemiringan > 7 % Daerah pertanian Jalan • beraspal • beton • batu Atap
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
0,75 0,50 0,25-0,40 0,40-0,70 0,70-0,80 0,50 0,60 0,10 0,20 0,05 0,10 0,15 0,45 0,70 0,80 0,75
VII - 28
Tabel 7. 8 PUH perencanaan saluran drainase kota dan bangunan pelengkap Jenis saluran
PUH (tahun)
Saluran mikro pada : • • •
lahan rumah, taman, kebun & lahan tak terbangun kesibukan dan perkantoran Perindustrian ∗ ringan ∗ menengah ∗ berat ∗ super berat
2 5
Saluran tersier
5 10 25 50
Saluran sekunder
2 5
Saluran induk/primer
2 5 10
• •
resiko kecil (pemukiman) resiko besar (komersial)
• • •
tanpa resiko resiko kecil resiko besar
• • • • • • •
tanpa resiko resiko kecil (pemukiman) resiko besar (komersial) atau luas DAS (25-50)Ha luas DAS (50-100)Ha luas DAS (100-1300)Ha luas DAS (1300-6500)Ha
• • • •
jalan jalan jalan jalan
• • •
jalan raya biasa jalan by pass jalan freeways
Pengendali banjir makro Gorong-gorong kecil raya biasa by pass freeways
5 10 25 5 (5-10) (10-25) (25-50) 100 5 10 25 50
Saluran tepi jalan
(5-10) (10-25) (25-50)
Penampang Saluran Tipe saluran drainase yang direncanakan ada dua macam, yaitu: •
Saluran terbuka; digunakan bila air yang disalurkan belum tercemar atau kualitasnya tidak membahayakan
•
Saluran tertutup; biasanya diterapkan pada daerah kepadatan tinggi dengan ruang yang terbatas bila air yang disalurkan tidak membahayakan. Bila membahayakan/tercemar maka saluran tertutup diterapkan di semua lokasi.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 29
Berdasarkan Kondisi yang ada maka Jaringan drainase baru untuk Kawasan JAIP adalah berbentuk trapesium yang dikombinasikan (Model 3 ) agar pengaliran lancar. Dihitung dari as jalan sampai ke bahu jalan dan ditambah jarak tertentu di seberang saluran jalan (maksimum diambil jarak 100 m)
L3
L2
L1
L1
L2
L1
Keterangan : L1
=
dari as jalan sampai bagian perkerasan
L2
=
dari tepi jalan sampai perkerasan bahu jalan
L3
=
dari tepi saluran ke daerah terjauh yang mengalir ke saluran (maksimum 100m)
Koefisien aliran bergantung pada kondisi permukaan daerah pengaliran sebelum mencapai saluran seperti. Jika daerah pengaliran terdiri dari bermacam-macam tipe permukaan maka dihitung dengan rumus :
C
=
C1 . A3 + C2 . A2 + C3 . A3 A1 + A2 + A3
dimana : Ci = Koefisien aliran untuk tipe permukaan I Ai = Luas daerah pengaliran untuk tipe permukaan i Setelah semua faktor di atas diketahui maka debit aliran pada saluran yang
direncanakan dapat ditentukan dengan turnus rasional, yaitu
sebesar:
Q
=
C.I.A 3,6
Keterangan :
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 30
Q = debit rencana C = koefisien pengaliran I = intensitas hujan maksimum A = luas daerah pengaliran (daerah tangkapan) Tinggi jagaan saluran samping Tinggi jagaan untuk saluran samping untuk semua bentuk saluran ditentukan berdasarkan rumus:
w = (0.5 d)0,5 Keterangan : w = tinggi jagaan d = tinggi basah saluran 1. Kemiringan saluran dan gorong-gorong Untuk menghitung kemiringan saluran samping dan gorong-gorong pembuang air digunakan rumus, yaitu : i=(V.n/R
2/3 2
) dan
R = F/p
Keterangan : V = kecepatan aliran n = koefisien kekasaran Manning F = luas penampang basah P = keliling basah i = kemiringan saluran yang diizinkan 2. Analisis Penampang Saluran Desain penampang saluran yang diperkeras merupakan proses cobacoba dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Semua keterangan dikumpulkan, taksir n dan pilih S. 2. Hitung faktor penampang AR273 dengan persamaan :
AR2/3
=
nQ 1,49 √S
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 31
3. Nilai faktor penampang AR273 ini dapat diturunkan menjadi dimensi penampang daluran drainase b, d dan h.
Berdasarkan kondisi wilayah kawasan JAIP kriteria yang ditetapkan dalam perencanaan ini dan digunakan sebagai dasar perhitungan :
Intensitas curah hujan
:
25 mm dalam 24 jam ( Normal )
Koefisien limpasan
:
0,50 – 0,70
PUH Perencanaan
:
10, 5, dan 2
Bentuk saluran
:
Trapesium
Kecepatan pengaliran
:
2 m/detik
Arah pengaliran limpasan air hujan dan jalur pengaliran digambarkan pada gambar jalur drainase kawasan terlampir. Dimensi saluran primer air hujan hasil perhitungan :
Primer (L,D dan D eff)
:
1 meter, 1,2 meter dan 1,5 meter.
Sekunder (L,D dan D eff)
:
0,8 meter, 1,0 meter dan 1,2 meter.
Tersier (L,D dan D eff)
:
0,6 meter, 0,8 meter dan 1,0 meter.
D. Perencanaan Pengelolaan Limbah Aktifitas industri yang berkembang di kawasan JAIP akan menghasilkan air buangan, baik yang berasal dari proses bahan baku maupun unit proses industri. Pada tahap proses bahan baku umumnya air digunakan untuk pencucian bahan baku dan peralatan pendukungnya. Sedangkan pada unit proses, air digunakan sebagai bahan dan terlibat pada proses tersebut, sehingga terjadi perubahan kualitas airnya. Besarnya kapasitas air buangan tergantung pada jenis industrinya dan produk yang dihasilkan. Selain buangan dari kegiatan industri, air buangan yang timbul adalah buangan domestic yang berasal dari para pegawai industri yang beraktivitas penuh di lokasi pekerjaan dan perumahan yang dikembangkan sebagai sarana pendukung untuk kepentingan pegawai. Produksi air buangan rumah tangga (domestic) besarnya 80 % dari pemakaian air, pada periode perencanaan pemakaian air bersih di kawasan diperkirakan sebesar 150 liter/orang/hari. Pengelolaan air limbah dilakukan dengan pembangunan IPAL industri dan IPAL buangan domestic. Khusus untuk industri yang menghasilkan limbah beracun dan berbahaya dilakukan pengelolaan secara khusus. Pada JAIP untuk lebih efisien
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 32
dilakukan pengolahan terpusat dengan didahului pre treatment pada masingmasing industri dan diangkut dengan menggunakan tangki menuju IPAL. Karakteristik air limbah industri dikelompokkan berdasarkan sifat fisika, kimia dan biologis yang meliputi : a. Karakteristik fisika : bau, temperature, warna, kekeruhan dan kandungan zat padat. Zat padat ini terdiri dari materi yang dapat di flotasi, materi yang dapat diendapkan & materi koloid dan materi terlarut. b. Karakteristik kimia •
Zat organic, terdiri dari karbohidrat, minyak, lemak, protein, zat organic yang dapat menimbulkan kanker & mutasi, surfactant, senyawa organic volatile, dll.
•
Zat anorganik, terdiri dari logam berat (seperti timbale), nitrogen, phosphate, pH, sulfur, senyawa anorganik beracun (arsenic)
c.
Karakteristik Biologis, yang merupakan Mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah industri. Di dalam lingkup pengembangan Kawasan JAIP di wilayah Kecamatan Muara Sabak Barat, membuka peluang bagi berbagai industri yang mengacu pada kep. Menteri Perindustrian & perdagangan Republik Indonesia No. 589/MPP/Kep/10/1999 tanggal 13 Oktober 1999 akan di tetapkan bahwa jenis-jenis industri dibangun adalah mixed industri yaitu berbagai jenis industri yang memiliki prospek ke masa depan dalam kompetisi produk pasar global. Asumsi kelompok industri yang akan ada di Kawasan JAIP adalah sesuai namanya Agro Industri maka akan berkembang industri makanan, minuman dan hasil olahan pertanian.
1. Perkiraan Laju Aliran Air Limbah Industri Besar aliran limbah industri bervariasi menurut jenis dan ukuran industri yang ada, tingkat pengunaan air dan metoda pengolah air limbah setempat. Tipical design untuk memperkirakan aliran dari daerah industri yang tidak mempunyai atau sedikit wet -process adalah 9 – 14 m3/ha.hari untuk industri ringan dan 14 – 28 m3/ha.hari untuk industri menengah. Untuk industri tanpa kegiatan recycling atau reuse di dalamnya, dapat diasumsikan sekitar 85-95% dari air yang dipergunakan dalam berbagai operasi dan proses menjadi air limbah (Met Calf & Eddy, 1991). Untuk
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 33
memperkirakan laju aliran air Limbah Industri di Kawasan JAIP diasumsikan tidak ada kegiatan recyling atau reuse maka perkiraan yang digunakan adalah 0.85 x 177,66 liter/detik = 151.01 Liter/detik.
2. Pengolahan Air Limbah Industri Mengingat sifat limbah industri yang kompleks dan memberi dampak terhadap lingkungan maka penanganan air limbah industri harus disesuaikan dengan sifat limbah industri tersebut. Tujuan pengolahan limbah industri di Kawasan JAIP adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
sekitar
Kawasan
JAIP
dan
menghindari
pencemaran
lingkungan dengan menghilangkan unsur pencemar dari limbah untuk mendapatkan effluent dari pengolahan yang sesuai dengan standar kualitas badan air penerima dan peruntukkannya seperti tercantum pada Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pengolahan Air limbah harus mengacu pada perundangan-undangan yang berlaku diantaranya : a. Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup b. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan c.
Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
d. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Kep-03/MENKLH/1/1991 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan yang sudah Beroperasi e. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Kep-51/MENKLH/10/1995 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Kegiatan Industri Dalam perencanaan instalasi pengolahan air limbah di Kawasan JAIP, air limbah dari industri-industri yang ada perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik air limbahnya baik kualitas maupun kuantitasnya untuk menentukan jenis pengolahan yang tepat bagi setiap industri baik secara individual maupun collective. Pelaksanaan penanganan air limbah industri secara kolektif dilakukan jika air limbah industri yang ada mempunyai karakteristik sejenis, sedangkan jika karakteristik air limbah industri yang ada di wilayah Kawasan JAIP mempunyai karakteristik yang berbeda-beda
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 34
maka penanganan air limbah industri dilakukan secara individual. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri di Kawasan JAIP direncanakan untuk mengolah air limbah industri yang mempunyai karakteristik sejenis secara kolektif.
Tabel 7. 9 Karakteristik Limbah Cair dan Pengolahannya Berdasarkan Kelompok Industri No 1
Jenis Industri Pakaian : tekstil, kulit, sepatu
Karakteristik limbah cair Warna, sifat alkali, BOD, temperature, zat padat tersuspensi tinggi, kesadahan, garam, sulfide, kromium
2.
Makanan & Minuman
Zat organic terlarut, koloid & tersuspensi tinggi, BOD, pH, lemak
3.
Kertas : pulp & paper, alat tulis
4.
Kimia : detergen, PVC, pupuk, polimer, farmasi, pestisida
Warna, pH tinggi atau rendah, zat padat tersuspensi, koloid, & terlarut tinggi, zat anorganik, sifat alkali Zat padat tersuspensi dan terlarut tinggi, asam, zat organic tinggi, BOD, busa, logam berat, benzene, formaldehid, fenol
5.
Perkakas : furniture, kerajinan rkayu lapis, kayu olahan
COD, BOD, pH, fenol, zat padat
6.
Logam : pengecoran dan pelapisan
Asam, logam berat, fenol alkali, mineral, minyak, surfaktan
7.
Bahan & material: besi, baja, cat, tinta, semen
8.
Elektronik
9.
Otomatif
10.
Petroleum : Petrokimia, refinery
Zat padat tersuspensi tinggi, asam, fenol, minyak, alkali, batu bara, garam anorganik, solven, zat padat organic Potongan metal, karbon, kaca, karet, plastic, resin, serat yang terbawa aliran gelontor Asam, logam berat, fenol, alkali, solven, logam berat BOD, COD, minyak & lemak, fenol, asam, alkali, ion anorganik, ammonia nitrogen, surfactant, warna, logam berat, zat padat tersuspensi tinggi
Unit Pengolahan Penyaringan, netralisasi, presipitasi kimia, sedimentasi, flotasi, adsorpsi, pengolahan biologi (aerasi atau trickling filter) Penyaringan, absorpsi ke tanah atau penyemprotan irigasi, pengolahan biologi (aerasi, trickling filter, activated sludge, kolam anaerobic), flotasi Pengendapan, kolam aerasi
Netralisasi, flotasi & skimming, presipitasi kimia, adsorpsi karbon aktif, pengolahan biologi (aerasi, trickling filter), incinerator Koagulasi, pengendapan, pengolahan biologi (kolam oksidasi, anaerobic digestion), incinerator Netralisasi, pemisahan minyak, absorpsi karbon, koagulasi, presipitasi kimia Netralisasi, koagulasi, sedimentasi, segregasi
Penyaringan Netralisasi, koagulasi, presipitasi kimia Netralisasi, flotasi, koagulasi, presipitasi kimia, pengolahan biologi (kolam aerasi, Lumpur aktif, trickling filter),adsorpsi karbon
Sumber : Nemerow, 1978
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 35
Perbandingan kemudahan pembangunan, operasional, dan pemeliharaan antara unit pengolahan biologis yang ada pada instalasi pengolahan air limbah adalah :
a. Lumpur aktif Pengolahan biologis ini cocok untuk limbah dengan konsentrasi organic tinggi, misalnya limbah industri. Jumlah mikroorganisme dijaga agar tetap konstan, dan air limbah yang datang teraduk sempurna di seluruh reactor, sehingga air limbah dan mikroorganisme akan tercampur. Bioflok dan effluent dipisahkan pada bak clarifier. Bioflok diresirkulasi ke dalam reactor untuk memperbaiki kinerja pengolahan. Pengadaan mikroorganisme yang dijual di pasaran dan terbukti efektif untuk mengolah air buangan industri. Selain itu dari segi operasional dan pemeliharaan relative mudah dan sederhana.
b. Kontak Stabilisasi Pengolahan biologis ini merupakan proses biosorpsi (adsorpsi dan absorpsi) yang mempunyai dua reaktor tangki aerasi sebagai tangki kontak dan tangki stabilisasi. Pada tangki kontak terjadi proses adsorpsi polutan oleh mikroorganisme (karena adanya kontak antara air limbah dan mikroorganisme) dengan waktu kontak 0.5–2 jam. Waktu kontak ini tergantung pada konsentrasi solid dan tingkat penyisihan BOD yang diinginkan. Pembentukan bioflok karena proses biooksidasi bahan-bahan yang telah terserap pada tangki kontak. Bioflok kemudian diaerasi di tangki stabilisasi. Efluen yang keluar akan dipisahkan antara bioflok dan cairannya pada clarifier. Bioflok dapat diresirkulasi ke dalam tangki kontak kembali dengan rasio resirkulasi 0.5 – 1.5.
c. Trickling Filter Pengolahan
biologis
ini
merupakan
pengolahan
biologis
dengan
menggunakan media terlekat, misalnya batu, yang menjadi tempat mikroorganisme untuk hidup dan menjadi bioflok. Air limbah yang diolah dialirkan melalui media batu ini dan berkontak dengan bioflok yang
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 36
melekat pada media batu. Air yang keluar merupakan efluen yang tidak atau sedikit bercampur dengan bioflok, sehingga mengurangi biaya untuk pembangunan clarifier. Dalam operasional dan pemeliharaan agak sulit karena harus menangani kemungkinan terjadinya clogging pada media batu. Dari studi perbandingan di atas, maka dipilih unit lumpur aktif sebagai unit pengolahan biologis karena kemudahan dalam pembangunan, operasional dan pemeliharaan, dengan efisiensi penyisihan parameter pencemar cukup tinggi.
Tabel 7. 10 Perbandingan Efisiensi Pengolahan
Perbandingan efisiensi konstituen (%)
Lumpur Aktif
Kontak Stabilisasi
Trickling Filter
BOD
80-95
80 -95
65-80
COD
80-85
60-80
SS
80-90
80-90
P
10-25
8-12
N-org
15-50
15-50
NH3-N
8-15
8-15
Sumber : MetCalf & Eddy,1991
Instalasi pengolahan limbah cair industri di wilayah Kawasan JAIP dilengkapi dengan bangunan pengoperasian yang terdiri dari kamar pengoperasian dengan sebuah panel peragaan pengatur proses utama, sebuah kantor, laboratorium, fasilitas-fasilitas kesehatan dan kamar untuk staf yang bertugas serta bangunan bahan kimia yang fasilitas-fasilitas untuk pembuatan dan pemberian bahan kimia dan juga penyimpanan dalam jumlah besar. Sebagai tambahan terdapat suatu bengkel, gudang umum dan generator pembantu untuk fungsi-fungsi penting dari instalasi pengolahan selama waktu pemutusan aliran listrik. Fungsi dari unit pengolahan IPAL terpadu adalah:
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 37
a. Pengolahan tingkat pertama bertujuan untuk menyisihkan bahanbahan yang dapat mengganggu proses maupun perawatan peralatan pada tahap pengolahan selanjutnya •
Grit Chamber
untuk menyingkirkan kricak anorganik/partikel-
partikel kasar yang cukup berat untuk mengendap secara gravitasi,
sehingga
tidak
mengganggu proses pengolahan
selanjutnya. •
Tangki
Buffer
(Buffer
Tank)
berfungsi
untuk
meratakan
konsentrasi sehingga mengurangi beban organic dan mencegah terjadinya shock loading pada pengolahan selanjutnya. •
Unit koagulasi-flokulasi berfungsi untuk menggumpalkan zat padat
tersuspensi
sehingga
tidak
mengganggu
proses
pengolahan selanjutnya •
Unit pengendapan pertama berfungsi untuk mengendapkan suspended solid yang terbawa aliran.
b. Pengolahan tingkat kedua adalah pengolahan secara biologis dan kimiawi untuk mengurangi bahan polutan utama dan mengurangi beban pada tahap pengolahan selanjutnya. •
Unit lumpur aktif berfungsi menguraikan zat-zat organik yang terkandung dalam air buangan secara aerob dengan suplai oksigen ke dalam air.
•
Unit pengendapan kedua (clarifier) berfungsi mengendapkan zatzat padat yang terbentuk pada pengolahan tingkat kedua
c.
Pengolahan tingkat ketiga bertujuan agar effluent air limbah mempunyai kriteria yang sesuai dengan Baku Mutu Badan Air Penerima. •
Unit desinfeksi dengan klorinasi berfungsi untuk menurunkan konsentrasi bakteri pathogen yang ada pada air limbah
Rangkaian unit pengolahan Lumpur dimulai dari unit anaerobic digester yang berfungsi menstabilkan kondisi Lumpur dari IPAL, dilanjutkan dengan pengeringan lumpur di unit sludge dewatering. Lumpur yang telah diolah dapat diaplikasikan sebagai pupuk organic dan dijual di pasaran atau di pertanian dan perkebunan.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 38
d. Pengelolaan Limbah Domestik dari Kawasan Perumahan, Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum Kehadiran kawasan perumahan, kawasan komersial, fasilitas social dan fasilitas umum akan menimbulkan air limbah dimana jika tidak dikelola dengan baik dan jika air limbah dibuang ke badan air penerima tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu akan memberikan dampak pada lingkungan berupa pencemaran pada air tanah yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat sekitar dan mengurangi kenyamanan. Jumlah penduduk pekerja di Kawasan JAIP diproyeksikan ke depan sebesar 11.000 jiwa. Jumlah ini adalah penduduk yang menetap di Kawasan JAIP belum termasuk penduduk yang datang dan pergi setiap harinya untuk bekerja di Kawasan JAIP. Komposisi air limbah dari kawasan perumahan atau rumah tangga terdiri dari kotoran-kotoran yang sebagian berbentuk larutan dan sebagian lagi merupakan larutan tersuspensi. Air limbah rumah tangga mengandung banyak benda-benda organic dalam keadaan terlarut atau tidak misalnya sisa-sisa makanan, sisa-sisa sabun dan detergen dan lain-lain. Jumlah air limbah rumah tangga tergantung dari pemakaian air bersih dalam rumah tangga. Tidak tersedianya air bersih akan mengakibatkan berkurangnya air limbah. Karakteristik air limbah dari kegiatan perdagangan pada umumnya mengandung banyak padatan, minyak dan lemak dan sebagainya yang berasal dari proses pengolahan bahan untuk perdagangan, perdagangan itu sendiri seperti kantin, tempat makan dsb. Sedangkan limbah yang berasal dari kegiatan jasa dan kawasan pariwisata umumnya berupa air buangan dari WC, urinoir dan cleaning service. Kondisi fisik Kawasan JAIP yang berhubungan dengan pengelolaan air limbah dari kawasan pemukiman, kawasan komersial, fasilitas sosial dan fasilitas umum antara lain adalah : a. Daerah pemukiman dan komersial yang cukup luas memberikan pengaruh pada sistem pengolahan yang akan diterapkan sehingga system penanganan air limbah dilakukan secara kolektif berdasarkan fungsi kawasan. b. Topografi wilayah Kawasan JAIP terletak pada ketinggian 650 meter diatas permukaan laut dengan kondisi tanah relative datar, kemiringan tidak lebih dari 5%, memberikan kendala dalam sistem perpipaan air
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 39
limbah sehingga sistem penanganan air limbah dilakukan secara kolektif berdasarkan fungsi kawasan. Pengelolaan air limbah akan dikelola berdasarkan fungsi kawasan yaitu kawasan pemukiman, kawasan komersial, fasilitas social dan fasilitas umum. Kondisi topografi Kawasan JAIP yang relatif datar, memberikan kendala dalam penyaluran air limbah karena kemampuan penyaluran air limbah hanya dapat dalam jarak pendek, sehingga alternative pengelolaan air limbah yang digunakan adalah on site system yaitu system septic tank. Alternatif sistem septic tank yang akan diterapkan adalah : 1. Sistem septic tank individual, yaitu pengelolaan air limbah dengan penggunaan septic tank pada rumah tipe besar di mana lahan yang tersedia cukup luas untuk pembangunan septic tank dan bidang rembesannya. 2. Sistem septic tank komunal, yaitu pengelolaan air limbah dengan penggunaan 1 septik tank untuk beberapa rumah (6 – 10 rumah) perumahan pedesaan Dimensi septic tank disesuaikan dengan jumlah kelompok pemakai. Penggunaan septic tank ini untuk mencegah adanya kontaminasi terhadap badan air terutama air tanah. Sistem septic tank yang akan diterapkan dilengkapi dengan bidang resapan dimana sistem penyalurannya melalui saluran tertutup. Buangan dalam septic tank akan mengalami dua proses pembersihan yaitu proses mekanis dengan mengendapnya kotoran padat dan proses biologis dengan diuraikannya zat-zat organic oleh bakteri
anaerob. Bentuk septic tank yang akan digunakan
adalah septic tank
pengendapan lumpur ganda (multiple compartement). Lumpur dari septik tank dikosongkan oleh mobil tangki dengan cara dihisap memakai pompa dan disalurkan oleh selang hisap yang terbuat dari karet atau bahan lain yang elastis kemudian ditampung dalam sebuah tangki yang ada pada mobil tersebut. Selang hisap harus cukup panjang agar dapat menjangkau septik tank yang terletak dibelakang bangunan sehingga sedapat mungkin tercecernya Lumpur dapat dihindari . Lumpur dari mobil tangki selanjutnya dibuang ke instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang terletak di sebelah TPS dengan unit-unit pengolahannya adalah : a. Imhoff tank, sebagai pengolahan pendahuluan, yag menggabungkan pengendapan dan pengolahan biologis anaerob sederhana. b. Kolam fakultatif, sebagai pengolahan biologis pada kondisi fakultatif
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 40
c.
Kolam maturasi, merupakan unit control kualitas effluent dengan ikan sebagai bioindikator.
d. Unit desinfeksi, untuk menjamin kualitas air effluent sebelum dibuang ke badan air e. Sludge drying bed untuk pengeringan lumpur hasil pengolahan dari kolam fakultatif. Lumpur hasil pengeringan dapat digunakan sebagai pupk untuk pertanian setempat atau dijual di pasaran.
Perkiraan Laju Aliran Air Limbah Domestik Jumlah air limbah domestik dari suatu daerah biasanya sekitar 60 – 75 % dari air yang disalurkan ke daerah itu. Bila air yang dipergunakan untuk suatu daerah diketahui jumlahnya, maka kemungkinan output air limbah tangga domestik dari daerah itu dapat diperkirakan. Perkiraan laju aliran air limbah domestik Kawasan JAIP adalah 0.75 x 14.10 liter/detik = 10.575 Liter/ Detik Kapasitas pengolahan sebesar 20 liter/detik, secara umum karakteristik limbah domestik di kawasan industri ini sebagai berikut : •
BOD = + 300 mg/l
•
COD = + 500 mg/l
•
pH = 6 - 7
E. Perencanaan Penglolaan Sampah Sampah adalah bahan buangan bukan cairan yang dihasilkan dari aktivitas domestik,
komersial,
pertanian,
pelayanan
umum,
pembangunan,
pertambangan, industri, dan lain-lain. Volume sampah yang dihasilkan dari setiap kegiatan tersebut setiap harinya tergantung pada jenis dan besarnya produksi tiap industri serta besarnya jumlah karyawan di kawasan tersebut. Pola
penanganan
diklasifikasikan
ke
pengelolaan dalam
sampah tingkat
Kawasan pewadahan,
Industri
dapat
pengumpulan,
pengangkutan ke transfer station atau Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS), kemudian pengangkutan dan pemusnahan di tempat pembuangan akhir
(TPA), yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip
kesehatan lingkungan, ekonomi, rekayasa, konservasi, estetika dan sikap
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 41
masyarakat. Perencanaan pengelolaan sampah di Kawasan JAIP secara tepat akan mampu mengintegrasikan secara optimal berbagai alternatif baik dari segi teknologi, manajemen, sumberdaya maupun biaya sistem pengelolaan sampah di kawasan JAIP.
Sehingga diharapkan dalam
implementasi rencana, semua aspek dari suatu system pengelolaan sampah akan saling mendukung dan memberi hasil yang maksimal. Terdapat beberapa alternatif sistem pengelolaan akhir sampah, yaitu : 1.
Open Dumping : Sampah yang dihasilkan dibuang pada suatu areal, kemudian dipadatkan tanpa harus ditimbun oleh tanah.
2.
Sanitary Landfill : Sampah yang dihasilkan dibuang pada suatu areal kemudian dipadatkan lalu ditimbun dengan tanah.
3.
Compositing Sampah yang dihasilkan dicampur dengan kotoran hewan atau manusia kemudian dibusukkan selama waktu tertentu berguna untuk pupuk.
4.
Incenerator Sampah yang dihasilkan dibakar dengan mempergunakan alat pembakaran, kemudian abunya dibuang.
Kapasitas sampah yang akan dikelola di kawasan ini meliputi limbah padat domestik dan industri. Standar jumlah limbah padat domestik yang dihasilkan adalah sekitar 0,7 liter/orang/hari. Untuk sampah yang dihasilkan dari masing-masing industri menggunakan pendekatan 4 m3/Ha/Hari. Dengan perkiraan jumlah tenaga sebanyak 90 orang/Ha atau 12.408 jiwa maka dapat diperkirakan timbulan sampah domestik sebesar 8.685,6 liter/hari atau 8,6856 m3/Hari. Sedangkan sampah industri sebesar 451,20 m3/Hari. Jadi total perkiraan sampah yang dihasilkan adalah 8,68 m3/hari + 451,20 m3/hari = 459,88
m3/hari atau 13.796,40 m3/bulan. Sesuai dengan karakteristik terbangun Kawasan Industri perlu ditetapkan alat-alat angkut sampah yang dapat menjangkau lokasi sumber sampah secara efektif dan efisien. Untuk kawasan kawasan industri bisa menggunakan grobak, sedangkan untuk kawasan tertentu seperti jalan atau fasilitas pendukung dengan ukuran yang disesuaikan dengan kondisi jalan-jalan lokasi peruntukannya.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 42
Untuk kawasan-kawasan lainnya disediakan truk-truk khusus pengangkut sampah, dilengkapi dengan kontainer untuk menampung sampah yang dapat diturunkan dan dinaikkan pada truk dengan mudah. Bentuk yang direncanakan berupa Arm Roll Truck (Mengangkut container) dan Dump
Truck (mengangkut sampah-sampah khusus). Keberadaan peralatan-peralatan transportasi dan peralatan pembantu tersebut akan mempunyai konsekwensi pada penyediaan work shop dan
parking space untuk kendaraan dan peralatan berat dengan lokasi yang optimal dilihat dari aspek aksesibilitas untuk menjangkau daerah kerja. Kapasitas kendaraan pengangkut ke TPS adalah 8 m3.
• Perhitungan Kebutuhan Gerobak : – Jumlah ritasi per hari = 3 rit/hari/gerobak – Volume gerobak
= 1000 liter
– Faktor kompaksi
= 1,1
K = r x v x kp dimana : K = kemampuan angkut tiap gerobak/hari V = volumegerobak R = jumlah ritasi Kp = angka kompaksi K = 3 rit x 1000 l/gerobak x 1.1 = 3,3 m3/hari Jumlah timbulan sampah = 459,88 m3/hari Kebutuhan gerobak (N) = Jumlah sampah/kapasitas N = 459,88/3,3 = 139 gerobak Asumsi: Pengumpulan Tidak keseluruhannya memakai gerobak, karena hanya akan melayani kawasan tertentu saja sehingga diperkirakan hanya berjumlah 10 % dari total kebutuhan yaitu: 0.1
x 139 Gerobak = 14 Gerobak Sampah
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 43
•
Perhitungan Kebutuhan Truk : – Jumlah ritasi
= 1 rit/4 hari
– Volume truk
= 8 m3
– Faktor kompaksi
= 1,2
K = r x v x kp dimana : K = kemampuan pengangangkutan V = volume truk R = jumlah ritasi Kp = angka kompaksi K = 1 rit/4 hr x 8 m3 x 1.2 = 9,6 m3/hari
Jumlah sampah yang dibuang ke TPA semakin sedikit karena di TPS sebagian besar sampah organik diolah menjadi kompos dan sampah anorganik di daur ulang. Di asumsikan sampah yang diangkut ke TPA sebesar 10%. Jumlah timbulan sampah = 459,88 m3/hari Sampah Yang diangkut ke TPA = 10% x 459,88 = 46 m3 Pengangkutan dilakukan setiap 4 hari sekali = 4 x 46 = 184 m3 Sehingga Kebutuhan Truk adalah : R = K/kapasitas Truk R = 184/9,6 =19 truk
• Perhitungan Kebutuhan TPS : Berdasarkan Standar Deperindag Mengenai Standar Teknis Pelayanan Umum Kawasan Industri, maka diperlukan 1 unit TPS/20 Ha-nya berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan 188 / 20 = 9 Unit TPS untuk Kawasan JAIP
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 44
Sistem yang direncanakan diatas merupakan kombinasi dari berbagai teknologi pengkomposan, teknologi daur ulang dampah non organic, teknologi pembakaran (incinerator), teknologi sanitari landfill yang sehat dan dapat diguna ulang (dapat dipakai secara terus menerus) teknologi pemanfaatan sisa pemanfaatan sisa pembakaran.
Cara meminimalisai
sampah ini dikenal dengan konsep 3 R yaitu (reduce, Reuse dan Recyle) yaitu mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang. Konsep 3R paling ideal dilakukan dengan dimulai upaya pemilahan sampah di sumber sampah, yaitu dengan cara tiap sumber sampah memiliki tempat pewadahan sampah yang terpisah antara sampah basah dan sampah kering. Selanjutnya dipilah menjadi 2 bagian yaitu sampah organik dan an organik. Di tingkat sumber sampah ini sudah dapat dilakukan proses daur ulang untuk mendapatkan kembali sampah-sampah an organik yang masih bisa dimanfaatkan (Reuse). Sementara sampah organik bisa di daur ulang untuk dijadikan kompos yang sangat berguna untuk kebutuhan pupuk tanaman (recycle). Rencana
pengelolaan
3
R
yaitu
reduce
(mengurangi),
Reuse
(menggunakan kembali) dan Recycle (mendaur ulang) diharapkan dapat : ♦
Mengurangi dan menggunakan kembali sampah yang dapat dilakukan di sumbernya.
♦
Mendaur ulang, dapat dilakukan di sumber sampah dan tingkat pengolahan yang kecil.
♦
Alternatif lain yang dapat dilakukan di kawasan-kawasan penghasil sampah, yaitu dengan pemisahan sumber sampah.
Pengelolaan sampah dengan system ini dapat dilakukan kerjasama antara pihak swasta, Pekerja dan sub dinas kebersihan Kabupaten Tanjabtim. ♦
Pihak Pekerja dapat melakukan kegiatan pemisahan sampah sesuai dengan sampah sampah yang dhasilkan yaitu memisahkan sampah kering dan sampah basah yang terkupul pada tempat terpisah.
♦
Pihak swasta dapat bekerjasama dengan pengolajan sampah yang bersifat daur ulang yaitu sampah-sampah kering yang dapat mereka beli dan dapat didaur ulang.
♦
Pihak sub dinas melakukan pengangkutan sisa-sisa sampah yang telah terpisah untuk diangkut ke TPS - TPA.
Konsep Struktur Ruang Kawasan Jambi Argo –Industrial Park Masterplan Jambi Agro Industrial Park
VII - 45