KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL (1872 - 1970 M)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh : Za’im Achmad NIM.09523009
Pembimbing: Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag. NIP. 19741106200003 1 001
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016
KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA DALAM PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL (1872 - 1970 M)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Disusun Oleh : Za’im Achmad NIM.09523009
Pembimbing: Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag. NIP. 19741106200003 1 001
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk: Kedua orang tuaku, Niken Susiawati dan Achmad Afief Kalian adalah semestaku Kakak-kakak dan adikku, Nur Mujaddidah Habibatillah, Faiza Nurul Falacy dan Maulida Adawiyah Musim dingin akan selalu hangat jika bersama dengan kalian Dan Almamaterku UIN SUNAN KALIJAGA
v
MOTTO I would never die for my beliefs because I might be wrong
Bertrand Russell
We are Co-Pilgrim in Pursuit of God
Syafa’atun Al-Mirzanah
-Padasalahsaturuangkuliahnya-
Salah satu yang saya takutkan dari menjadi manusia adalah jika ternyata ia bisa menjadi pribadi yang baik terhadap sesama tanpa harus mengenal Tuhan dan Agamanya
Za’im Achmad
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberikan hidayah, taufiq dan inayah-Nya, sehingga kami masih bisa bersyukur atas segala karunia dan rahmatnya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Agung Nabi Muhammad Saw, keluarga, serta para sahabatnya. Penulis menyadari kekurangan yang dimiliki, bahkan jauh dari yang sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis membuka kritik dan saran agar menjadikan skripsi ini lebih baik. Tidak lupa, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penulisan ini takkan pernah terwujud tanpa adanya bantuan, inspirasi, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Drs. YudianWahyudi, Ma, Ph.D sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.
Bapak Dr. Alim Ruswantoro, M.Ag. sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3.
Bapak Dr. Ahmad Muttaqin S.Ag. M.Ag. MA PhD. sebagai Ketua Program Studi Perbandingan Agama, yang memberikan dorongannya.
vii
4.
Bapak Dr. Ustadi Hamsah M.Ag. sebagai Pembimbing skripsi, terima kasih atas kritik dan saran serta luangan waktunya.
5.
Bapak Khairullah Zikri S.Ag. M.A. S.T.Rel sebagai pembimbing akademik, terimakasih untuk kesabarannya.
6.
Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, terima kasih atas pelayanan yang Panjenengan Sedoyo berikan.
7.
Ibu bapakku, Niken Susiawati dan Achmad Afief, terimakasih karena menjadi sebab terlahirnya diriku.
8.
Untuk kakak-kakakku Nur Mujaddidah Habibatillah dan Faiza Nurul Falacy, adek kecilku Maulida Adawiyah, kalian adalah saudara terbaik yang pernah ada di dunia. Terimakasih karena memberikan semangat dan harapan untuk terus maju.
9.
Sahabat-sahabat senasib tidak seperjuangan, Saiful Umam, Khoirul Fuad, Hakam, At-tabik, Gus Abdi, Enjang, Gunawan, Uwax, Hasib, Hamid, adek Aris, “bapak” Afif Umi Kalsum, Valentine, Pakde, Amin, Adib, David, Topik, terimakasih atas segala bantuan sekaligus gojlokannya.
10. Untuk orang yang menemani penulisan skripsi ini yang tidak mau disebutkan namanya, kamu bilang “ketekunan dirayakan dengan cinta”, terimakasih. 11. Untuk teman-teman Corel angkatan 2009, terimakasih telah menjadi teman dalam makan bangku perkuliahan.
viii
12. Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Yogyakarta, 26 Agustus 2016 Penulis
Za’im Achmad 09523009
ix
ABSTRAK
Agama disinyalir sebagai pemicu kejadian-kejadian di luar kemanusiaan. Seorang pemikir bebas yang agnostik-menunda untuk mengiyakan atau menolak akan keberadaan Tuhan- sampai ditemukan bukti yang konkret tentang keberadaannya. Pemikiran-pemikiran Bertrand Russel diharapkan mampu menjadi doronganbagi kehidupan beragama saat ini. Tuhan telah menjadi sesuai dengan gambaran masing-masing pemeluk. Sementara, makna Tuhan yang lain adalah Tuhan yang tak mampu difikirkan. Sampai sekarang bertuhan telah menjadi kebutuhan akan eksistensi manusia. Pada beberapa kondisi agama telah dijadikan sebagai institusi yang mendukung timbulnya bermacam-macam diskriminasi. Konsep bertuhan tanpa agama merupakan penolakan terhadap keberadaan agama yang cenderung tidak mendamaikan. Penelitian ini menganalisis tentang bagaimana konsep Tuhan tanpa agama atas pemikiran Bertrand Russell, dengan secara khusus menelusuri akarakar dari agnostiknya Russell. Atas dasar tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-interpretatif, peneliti mencoba membedah secara kritis bagaimana pandangan Russell tentang konsep bertuhan tanpa agama. Karena, konsep ini melawan akan keberadaan agama, namun dengan bertuhan yang menghasilkan kemanusiaan. Di sinilah agama perlu adanya rasionalitas dalam praktik beragama. Bertuhan tanpa agama barangkali menjadi solusi atas apa-apa yang terjadi dalam permasalahan atas kasus yang disebabkan oleh alasan politis manusia beragama. Penelitian ini secara khusus membahas satu rumusan masalah, yaitu bagaimana pandangan Russell terhadap konsep bertuhan tanpa agama. Dengan berpijak pada satu rumusan masalah di atas, penelitian ini menyimpulkan tiga hal, sebagai berikut : Pertama, dua kutub yang berlawanan. Munculnya pandangan manusia bertuhan tanpa agama yang dicetuskan oleh Bertrand Russell menjadi salah satu kutub diantara kutub-kutub manusia bertuhan juga beragama (theis). Kedua, menghadirkan eksistensi tuhan. Walau bagaimanapun keadaannya, baik dalam ruang waktu yang berbeda maupun sama, eksistensi Tuhan sekalipun tidak mungkin, namun tidak mustahil. Ketiga, resistensi terhadap agama-membuahkan kemanusiaan. Beberapa manusia beragama yang menjadikan dogma sebagai alasan untuk saling menindas menjadi hal penting yang harus diperhatikan dan dipahami gejala kemunculannya agar dapat ditemukan manusia yang memanusiakan manusia dengan harapan hubungan harmonis antara garis vertikal dan horizontal. katakunci : KonsepBertuhan, Resistensi Agama, Bertrand Russell.
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..........................................
ii
SURAT KELAYAKAN SKRIPSI ................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
v
MOTTO ..........................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR....................................................................................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
x
DAFTAR ISI...................................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
4
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..................................
5
D. Tinjauan Pustaka .........................................................................
5
E. Kerangka Teori............................................................................
8
F. Metodologi Penelitian .................................................................
13
G. Sistematika Penulisan .................................................................
15
BAB II BIOGRAFI INTELEKTUAL BERTRAND RUSSELL DAN PERKEMBANGAN SPIRITUALITASNYA ...............................
17
A. Riwayat Hidup Bertrand Russell.................................................
17
B. Genealogi karya-karya Bertrand Russell ....................................
24
xi
C. Tema-tema Pemikiran Bertrand Russell ..................................... BAB
BAB
III
KONSEP
BERTUHAN
TANPA
AGAMA
36
DALAM
PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL ........................................
40
A. Di Antara Dua Kutub Yang Berlawanan ....................................
42
B. Mempertanyakan Eksistensi Tuhan ............................................
48
C. Resistensi Terhadap Agama Membuahkan Kemanusiaan ..........
49
IV
TEKS DAN TEORI INTERPRETASI: DALAM KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA...............................................
57
A. Teks dan Teori Interpretasi .........................................................
57
B. Agama dan Moralitas ..................................................................
62
C. Kehendak Bebas Manusia ...........................................................
69
PENUTUP..................................................................................
72
A. Kesimpulan .................................................................................
72
B. Saran............................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
74
BAB
V
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk: Kedua orang tuaku, Niken Susiawati dan Achmad Afief Kalian adalah semestaku Kakak-kakak dan adikku, Nur Mujaddidah Habibatillah, Faiza Nurul Falacy dan Maulida Adawiyah Musim dingin akan selalu hangat jika bersama dengan kalian Dan Almamaterku UIN SUNAN KALIJAGA
v
MOTTO I would never die for my beliefs because I might be wrong
Bertrand Russell
We are Co-Pilgrim in Pursuit of God
Syafa’atun Al-Mirzanah
-Padasalahsaturuangkuliahnya-
Salah satu yang saya takutkan dari menjadi manusia adalah jika ternyata ia bisa menjadi pribadi yang baik terhadap sesama tanpa harus mengenal Tuhan dan Agamanya
Za’im Achmad
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang telah memberikan hidayah, taufiq dan inayah-Nya, sehingga kami masih bisa bersyukur atas segala karunia dan rahmatnya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Agung Nabi Muhammad Saw, keluarga, serta para sahabatnya. Penulis menyadari kekurangan yang dimiliki, bahkan jauh dari yang sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis membuka kritik dan saran agar menjadikan skripsi ini lebih baik. Tidak lupa, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penulisan ini takkan pernah terwujud tanpa adanya bantuan, inspirasi, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Drs. YudianWahyudi, Ma, Ph.D sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.
Bapak Dr. Alim Ruswantoro, M.Ag. sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3.
Bapak Dr. Ahmad Muttaqin S.Ag. M.Ag. MA PhD. sebagai Ketua Program Studi Perbandingan Agama, yang memberikan dorongannya.
vii
4.
Bapak Dr. Ustadi Hamsah M.Ag. sebagai Pembimbing skripsi, terima kasih atas kritik dan saran serta luangan waktunya.
5.
Bapak Khairullah Zikri S.Ag. M.A. S.T.Rel sebagai pembimbing akademik, terimakasih untuk kesabarannya.
6.
Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, terima kasih atas pelayanan yang Panjenengan Sedoyo berikan.
7.
Ibu bapakku, Niken Susiawati dan Achmad Afief, terimakasih karena menjadi sebab terlahirnya diriku.
8.
Untuk kakak-kakakku Nur Mujaddidah Habibatillah dan Faiza Nurul Falacy, adek kecilku Maulida Adawiyah, kalian adalah saudara terbaik yang pernah ada di dunia. Terimakasih karena memberikan semangat dan harapan untuk terus maju.
9.
Sahabat-sahabat senasib tidak seperjuangan, Saiful Umam, Khoirul Fuad, Hakam, At-tabik, Gus Abdi, Enjang, Gunawan, Uwax, Hasib, Hamid, adek Aris, “bapak” Afif Umi Kalsum, Valentine, Pakde, Amin, Adib, David, Topik, terimakasih atas segala bantuan sekaligus gojlokannya.
10. Untuk orang yang menemani penulisan skripsi ini yang tidak mau disebutkan namanya, kamu bilang “ketekunan dirayakan dengan cinta”, terimakasih. 11. Untuk teman-teman Corel angkatan 2009, terimakasih telah menjadi teman dalam makan bangku perkuliahan.
viii
12. Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Yogyakarta, 26 Agustus 2016 Penulis
Za’im Achmad 09523009
ix
ABSTRAK
Agama disinyalir sebagai pemicu kejadian-kejadian di luar kemanusiaan. Seorang pemikir bebas yang agnostik-menunda untuk mengiyakan atau menolak akan keberadaan Tuhan- sampai ditemukan bukti yang konkret tentang keberadaannya. Pemikiran-pemikiran Bertrand Russel diharapkan mampu menjadi doronganbagi kehidupan beragama saat ini. Tuhan telah menjadi sesuai dengan gambaran masing-masing pemeluk. Sementara, makna Tuhan yang lain adalah Tuhan yang tak mampu difikirkan. Sampai sekarang bertuhan telah menjadi kebutuhan akan eksistensi manusia. Pada beberapa kondisi agama telah dijadikan sebagai institusi yang mendukung timbulnya bermacam-macam diskriminasi. Konsep bertuhan tanpa agama merupakan penolakan terhadap keberadaan agama yang cenderung tidak mendamaikan. Penelitian ini menganalisis tentang bagaimana konsep Tuhan tanpa agama atas pemikiran Bertrand Russell, dengan secara khusus menelusuri akarakar dari agnostiknya Russell. Atas dasar tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-interpretatif, peneliti mencoba membedah secara kritis bagaimana pandangan Russell tentang konsep bertuhan tanpa agama. Karena, konsep ini melawan akan keberadaan agama, namun dengan bertuhan yang menghasilkan kemanusiaan. Di sinilah agama perlu adanya rasionalitas dalam praktik beragama. Bertuhan tanpa agama barangkali menjadi solusi atas apa-apa yang terjadi dalam permasalahan atas kasus yang disebabkan oleh alasan politis manusia beragama. Penelitian ini secara khusus membahas satu rumusan masalah, yaitu bagaimana pandangan Russell terhadap konsep bertuhan tanpa agama. Dengan berpijak pada satu rumusan masalah di atas, penelitian ini menyimpulkan tiga hal, sebagai berikut : Pertama, dua kutub yang berlawanan. Munculnya pandangan manusia bertuhan tanpa agama yang dicetuskan oleh Bertrand Russell menjadi salah satu kutub diantara kutub-kutub manusia bertuhan juga beragama (theis). Kedua, menghadirkan eksistensi tuhan. Walau bagaimanapun keadaannya, baik dalam ruang waktu yang berbeda maupun sama, eksistensi Tuhan sekalipun tidak mungkin, namun tidak mustahil. Ketiga, resistensi terhadap agama-membuahkan kemanusiaan. Beberapa manusia beragama yang menjadikan dogma sebagai alasan untuk saling menindas menjadi hal penting yang harus diperhatikan dan dipahami gejala kemunculannya agar dapat ditemukan manusia yang memanusiakan manusia dengan harapan hubungan harmonis antara garis vertikal dan horizontal. katakunci : KonsepBertuhan, Resistensi Agama, Bertrand Russell.
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..........................................
ii
SURAT KELAYAKAN SKRIPSI ................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
v
MOTTO ..........................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR....................................................................................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
x
DAFTAR ISI...................................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
4
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ..................................
5
D. Tinjauan Pustaka .........................................................................
5
E. Kerangka Teori............................................................................
8
F. Metodologi Penelitian .................................................................
13
G. Sistematika Penulisan .................................................................
15
BAB II BIOGRAFI INTELEKTUAL BERTRAND RUSSELL DAN PERKEMBANGAN SPIRITUALITASNYA ...............................
17
A. Riwayat Hidup Bertrand Russell.................................................
17
B. Genealogi karya-karya Bertrand Russell ....................................
24
xi
C. Tema-tema Pemikiran Bertrand Russell ..................................... BAB
BAB
III
KONSEP
BERTUHAN
TANPA
AGAMA
36
DALAM
PEMIKIRAN BERTRAND RUSSELL ........................................
40
A. Di Antara Dua Kutub Yang Berlawanan ....................................
42
B. Mempertanyakan Eksistensi Tuhan ............................................
48
C. Resistensi Terhadap Agama Membuahkan Kemanusiaan ..........
49
IV
TEKS DAN TEORI INTERPRETASI: DALAM KONSEP BERTUHAN TANPA AGAMA...............................................
57
A. Teks dan Teori Interpretasi .........................................................
57
B. Agama dan Moralitas ..................................................................
62
C. Kehendak Bebas Manusia ...........................................................
69
PENUTUP..................................................................................
72
A. Kesimpulan .................................................................................
72
B. Saran............................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
74
BAB
V
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Setiap keyakinan memiliki paham tersendiri tentang konsep Tuhan dalam sistem persembahannya. Agama-agama disebut sebagai agama langit, yang diyakini keseluruhannya merupakan kemauan Tuhan. Kemudian agama-agama tersebut juga menjadi agama budaya. Pembagian antara agama langit dan agama budaya pun sering menimbulkan diskusi yang tak bertitik. Pengelompokan agama langit dan agama budaya masih menyisakan kesan mendalam karena suatu anggapan, yaitu apa pun nama Tuhan mereka, pada hakikatnya Tuhan hanya ada satu. Tuhan adalah wujud dari kesadaran supranatural bagi mereka yang meyakininya. Eksistensi Tuhan sulit untuk ditampik keberadaannya. Termasuk oleh mereka yang selama ini menyatakan dirinya seorang atheis. Tapi ternyata mereka -orang yang anti Tuhan, tidak menolak eksistensi Tuhan. Seperti pandangan Karl Marx, Friedrich Nietszche, Ernst Bloch, dan Friedrich Hegel terhadap agama. Ungkapan Marx bahwa agama adalah produk alienasi atau agama sebagai sumber alienasi yang dipaparkan Hegel, tidak berarti bahwa mereka menolak keberadaan Tuhan dan Agama. Ini menumbuhkan suatu pandangan bahwa manusia yang tidak perlu merasa beragama untuk berjumpa dengan Tuhan. Argumen ontologis menunjukkan bahwa Tuhan berarti perfect
1
2
being, wujud yang sempurna. Kesempurnaan itu merupakan kombinasi dari kekuasaan, kebaikan dan realitas yang sempurna pula. Kemudian muncul pertanyaan yang mendasar, tentang kemungkinan manusia bisa mengenal Tuhannya tanpa melalui lembaga keagamaan. Manusia memiliki bagian yang paling fundamental yaitu intelegensi, perasaan dan kehendak.1 Intelegensi ditempatkan dalam bagian yang paling penting. Karena dengan memahami intelegensi sebagai sesuatu yang ada dalam diri kita, maka akan ditemukan realitas absolut yang maha baik dan berkuasa. Walaupun tidak dapat dicapai melalui kehendak Tuhan tetapi kita harus menyadari hal tersebut bisa dicapai melalui cinta dan kebajikan Tuhan. Inilah yang diyakini sebagai “iman”. Iman merupakan proses dialektis antara duniawi dan transenden, yang sifatnya mendasar dan individual sehingga tidak dapat diukur secara kuantitatif. Iman secara personal bisa dipahami sebagai pengalaman religius yang mendalam dari seseorang, pengaruh dan akibat-akibat dari yang transenden terhadap seseorang. Jadi, dapat disepakati bahwa fenomena bertuhan tanpa agama, bukanlah sesuatu yang aneh. Karena fenomena ini muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap institusi agama yang kerap mendukung tercipta dan berkembangnya diskriminasi. Apalagi manusia, secara lahiriah memiliki kapasitas untuk langsung berkomunikasi dengan Tuhan tanpa melalui institusi agama. Dan 1
Frithjof Schuon, Transfigurasi Manusia: Refleksi Antrosophia Perennialis terj. Fahkruddin Faiz (Yogyakarta: Qalam, 2002), hlm.73.
3
fenomena munculnya manusia yang bertuhan tanpa agama harus dimaknai sebagai bentuk kritik terhadap tereduksinya peran agama oleh kepentingan pribadi pemuka agama. Bertrand Russell, seorang filosof yang memiliki figur pemikir bebas ini menulis esai yang provokatif tentang filsafat, sains dan agama yang dikumpulkan oleh Louis Greenspan dan Steefan Anderson menjadi sebuah buku yang diberi judul Russell on Religion. Buku ini memaparkan wujud penolakan keras terhadap akar-akar fundamentalisme, dogmatisme irasionalisme yang ada dalam agama. Dalam buku ini Russell secara tegas dan jelas mengkritik agama, namun bukan berarti ia adalah orang yang anti agama secara keseluruhan. Justru, ia merupakan seorang yang sangat memperhatikan agama, memiliki keprihatinan terhadap agama, dan memiliki harapan serta dorongan yang kuat terhadap berfungsinya agama-agama bagi kehidupan manusia dan kemanusiaan. Dalam kritiknya ia meyakini dua hal yang utama, yaitu kecenderungan besar agamaagama untuk lebih mengedepankan dogma yang seringkali menjadi penghalang bagi pertumbuhan akal budi, dan kedua, kecenderungan praksis sosial agama yang lebih banyak menimbulkan pertentangan, perpecahan, perang dan penderitaan manusia sebagai akibat dari upaya mempertahankan dogma beserta klaim-klaim akan satu-satunya kebenaran yang mengungguli serta meniadakan kebenaran yang lain. Penelitian ini merupakan pengkajian atas pemikiran Bertrand Russell dalam bukunya yang judul aslinya adalah “Russell on Religion”, namun dalam
4
terjemahan di Indonesia bertuliskan “Bertuhan Tanpa Agama Bertrand Russell”. Bagi penulis hal inilah yang menjadikan ketertarikan untuk mengangkat konsep ini, yang juga telah tersajikan dalam judul yang cukup spektakuler. Selain itu, ada semacam pertanyaan dalam benak penulis, apakah memang benar ada konsep bertuhan tanpa agama menurut Bertrand Russell atau tidak. Kemudian, jika memang ada, bagaimana konsep yang digunakan oleh Russell. Penelitian ini menjadi urgent ketika ditemui banyak kejadian di luar kemanusiaan yang merusak, terutama sekali disebabkan oleh agama. Agama yang seharusnya mampu menjadi norma tertinggi dari asal muasal kebaikan telah ternodai oleh pemeluk agama. Agama tidak dihayati dengan sebenar-benarnya seperti yang telah diajarkan Tuhan berupa kebenaran dan kebaikan. Agama yang diposisikan sebagai alat untuk menguasai pada suatu kurun waktu dan tempat. Tuhan dalam kebermaknaan yang telah bergeser menjadi pemaknaan masingmasing penyembah.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah “Bagaimana konsep bertuhan tanpa agama menurut Bertrand Russell?”
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep Bertuhan tanpa Agama menurut Bertrand Russell. Manfaat Penelitian Setiap penelitian pasti memiliki manfaat, begitu pula dengan penelitian ini, yang mana manfaat tersebut antara lain: 1) Manfaat Teoritis diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberi sumbangan bagi pemahaman dan pengertian secara ilmiah tentang konsep ber-Tuhan Bertrand Russell. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan bagi : a. Para aktivis lembaga masyarakat , pemuka agama juga pemerintah dapat memahami konsep ber-Tuhan dan memberi masukan yang berguna dalam hidup bersmasyarakat. b. Sebagai bahan pembelajaran bagi masyarakat dan mahasiswa tentang konsep ber-Tuhan Bertrand Russell dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tinjauan Pustaka Sejauh pengamatan penulis, penelitian-penelitian yang mengambil pemikiran Bertrand Russell sebagai objek kajian utama belum pernah dilakukan di lingkungan akademik UIN Sunan Kalijaga dalam penulisan skripsi, namun
6
terdapat beberapa penelitian yang membahas konsep bertuhan yang dijadikan sebagai rujukan, diantaranya adalah sebagai berikut. Pertama, skripsi dengan judul “Konsep Tuhan dalam Agama-agama: Kajian Buku A History Of God Karya Karen Amstrong” oleh Sri Suwartiningsih2 tentang "konsep tuhan". Dalam Penelitian ini, Suwartiningsih menyinggung tentang bagaimana konsep bertuhan menurut Yahudi, Kristen dan Islam. Demikian dalam skripsi ini tidak menjelaskan tentang sejarah dari realitas tentang Tuhan itu sendiri, melainkan hanya dalam perspektif sejarah manusia tentang Tuhan sejak era Ibrahim. Kedua, penelitian tentang filsafat ketuhanan, skripsi berjudul “Kritik Atas Ateisme (Kajian Filsafat Ketuhanan Franz Magnis-Suseno)” oleh Masykur Arif tentang “filsafat ketuhanan”. Dalam penelitian ini, Masykur membahas tentang pemikiran Franz Magnis-Suseno yang membuktikan bahwa Tuhan itu ada dan dapat dibuktikan melalui jalan-jalan klasik, yaitu secara ontologis, kosmologis dan fisikoteologis. Dan mengkritik Ateisme yang menolak keyakinan akan keberadaan Tuhan.3 Selain skripsi di atas, terdapat beberapa buku yang menjadi rujukan primer dalam penulisan skripsi ini. Di antaranya, penulis sebutkan penelitian
2
Sri Suwartiningsih, Konsep Tuhan dalam Agama-agama: Kajian Buku A History Of God Karya Karen Amstrong, (Skripsi, Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005). 3 Masykur Arif, Kritik Atas Ateisme (Kajian Filsafat Ketuhanan Franz MagnisSuseno), (Skripsi, Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010).
7
yang telah ada tentang Bertrand Russell dalam bentuk buku untuk otentifikasi penelitian ini, yang juga menjadi bagian dari tinjauan pustaka dalam bentuk buku. Ketiga, Buku yang berjudul asli Russell on Religion tulisan Louis Greenspan dan Steefan Andersson.4 Sebagaimana ditegaskan dalam judul buku, buku ini adalah semacam bunga rampai yang menelaah tentang pemikiran Russell dalam ruang lingkup Agama, Filsafat, moralitas dan Sains. Buku tersebut telah ada dalam bentuk bahasa Indonesia berjudul “Bertuhan Tanpa Agama Bertrand Russell”. Dalam buku tersebut telah memaparkan secara sistematis dan jelas mengenai perjalanan spiritualitas Russell tentang penelitiannya terhadap agama sepanjang kehidupannya. Keempat, Buku dengan judul “Serpih-serpih Pemikiran Bertrand Russell” karya Robert E. Egner5 yang memiliki judul asli Bertrand Russsell’s Best Silhouettes in Satire yang berisi tentang cuplikan-cuplikan pemikiran Russell yang tercecer. Setidaknya dalam buku ini, oleh penulis memberikan banyak gambaran jika Russell memiliki tahapan dalam pemikiranya yang tidak muncul dalam ruang kosong. Tulisan dalam buku ini menjadi acuan penulis untuk membahas penelitian skripsi ini, hingga diharap mampu menarik kesimpulan baru sesuai dengan yang diharap penulis.
4
Louis Greenspan dan Steefan Anderson, Bertuhan Tanpa Agama Bertrand Russell terj. Imam Baehaqi (Yogyakarta: Resist Book, 2008). 5 Robert E. Egner, Serpih-serpih Pemikiran Bertrand Russell (Yogyakarta: Sadasiva, 2003).
8
Oleh karena itu, perlu ditegaskan oleh penulis bahwa penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian-penelitian yang telah ada. Beberapa peneliti di atas telah mengungkapkan konsep ketuhanan berdasarkan pemikiran Karen Amstrong. Yang mana Amstrong meneliti konsep ketuhanan yang terdapat dalam agama Yahudi, Kristen dan Islam dari perspektif sejarah manusia. Kemudian, dilanjutkan filsafat ketuhanan dalam pemikiran Frans Magnis Suseno. Dalam penelitian Magnis Suseno juga membahas pendapatnya mengenai ateisme yang menolak keberadaan Tuhan. Kedua referensi di atas dijadikan sebagai rujukan penulisan skripsi ini karena masih terkait mengenai pembahasan konse Tuhan dan Ateisme. Selain yang telah tersebut di atas terdapat dua sumber referensi primer, Russell on Religion dan Bertrand Russell’s Best Silhouettes in Satire. Keduanya merupakan sebagian sumber data primer mengenai Russell dalam penelitian “Konsep Bertuhan Tanpa Agama Dalam Pemikiran Bertrand Russell (1872-1970 M). Posisi peneliti adalah untuk membedah karya Bertrand Russell yang berjudul konsep bertuhan tanpa agama, sehingga peneliti mencari jawaban tentang bertuhan tanpa agama berdasarkan pemikiran Russell dengan data-data yang telah tersaji.
E. Kerangka Teori Peneliti di sini mengangkat pemikiran tokoh Bertrand Russell tentang bertuhan tanpa agama. Pemikiran ini berbeda dengan pemikiran-pemikiran
9
sebelumnya tentang Tuhan dan Agama. Para filosof dan psikolog seperti Karl Marx, Friedrich Nietzsche, Ludwig Feurbach, Sigmund Freud dan Jean-Paul Sartre mengikuti jalur ateisme, mereka menolak eksistensi akan adanya Tuhan. Sigmund freud misalnya, memandang bahwa Tuhan adalah hasil rekayasa manusia saja untuk memenuhi ketakutan-ketakutan manusia dalam menjalani kehidupan. Sedangkan Karl Marx menganggap bahwa agama adalah candu, yang mengungkapkan bahwa penderitaan manusia adalah tempat kehadiran Tuhan. Berbeda dengan Sigmund Freud dan Karl Marx, Franz Magnis-Suseno beranggapan bahwa Tuhan bisa dibuktikan melalui jalur-jalur klasik, yaitu ontologis, kosmologis dan fisikoteologis. Menurut Franz Magnis-Suseno, iman harus mampu dipertanggung jawabkan dan harus rasional. Karena iman kepada Tuhan bukan kepercayaan yang subjektif, dan bukan hanya hobbi religious serta iman harus disampaikan pada orang lain. Jadi iman bukan asal sekedar percaya tapi bisa dipertanggung jawabkan.6 Jacques Derrida memandang agama dari sudut pandang lain, ia berbicara tentang iman akan yang tak mungkin. Dari sini Derrida merasakan hasrat dan gairah relegius yang melampaui dogma. Sebuah pengalaman relegius Derrida dengan agama Yahudi, agama yang dianutnya sejak kecil. Dan pada saat ia melampaui agama itu dan masuk ke dalam “agama tanpa agama”, yaitu agama yang lahir dari kegairahan total akan Yang ilahi, Yang Tak Mungkin. 6
Franz Magnis-Suseno, Menalar Tuhan (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm. 21.
10
“Agama tanpa agama” tentu bukanlah agama dalam pengertiannya yang konvensional. “Agama” ini lebih merupakan pengalaman religius dan carapandang manusia dalam mendekati Yang Ilahi sebagai Yang Tak Mungkin, perbedaan yang membuat “agama” ini unik adalah penekanannya pada gairah total akan Yang Ilahi sebagai Yang Lain yang tidak mungkin dibahasakan, melampaui pengetahuan dan tidak terjemahkan (untranslatable), gairah inilah yang membutakan iman, membuat manusia hanya dapat berkata “je ne sais pas, il faut croire” (saya tidak tahu apa-apa, saya hanya bisa beriman).7 Konsep bertuhan tanpa agama adalah mengakui akan eksistensi Tuhan namun tanpa beragama. Russell telah menemukan agama sekarang sudah tidak mendamaikan, menimbulkan perpecahan. Sehingga, dia melakukan kritik terhadap institusi agama yang justru menjadi pemicu berbagai perselisihan. Belakangan ini para intelektual mencoba mencari penyelesaian atas masalahmasalah yang ditimbulkan oleh agama. Mislanya, Intelektual asal Inggris Russell menawarkan konsep yang seperti ada dalam bukunya “Russell on Religion”. Selanjutnya, untuk membedah pemikiran Russell diperlukan pisau bedah berupa teori untuk menajamkan analisis terhadap wacana dalam buku Russell on Religion. Belakangan ini telah dikenal filsuf Perancis bernama Paul Ricoeur. Dia dilahirkan di Valence, Paris Selatan, pada tanggal 27 Februari 1913. Selain karya-karyanya yang monumental, Ricoeur juga mengajar di pelbagai perguruan tinggi; tahun 1948-1957 sebagai profesor sejarah filsafsat di Universitas 7
Muhammad Al-Fayyadl, Derrida (Yogyakarta: LKiS, 2012), hlm. 186.
11
Strasbourg, tahun 1957-1967 sebagai profesor filsafat umumdi Universitas Paris Sorbonne. Tahun 1967-1987 mengajar di fakultas sastra Universitas Paris Nanterre sekaligus menjadi Dekan pada tahun 1969-1970, Universitas Paris-X (Nanterre), dan Universitas Chicago. Ricouer memperoleh licence de philosophie pada tahun 1933 dan agregation de philosophie pada tahun 1935 di Sorbonne. Pengertian kata hermeneutik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani hermeneu yang dalam bahasa Inggris menjadi hermeneutics (to interpret) yang
berarti
meninterpretasikan,
menjelaskan,
menafsirkan
atau
menterjemahkan. Kata hermeneutik pada mulanya merujuk pada nama dewa Yunani kuno yaitu Hermes, yang bertugas menyampaikan berita (pesan) dari sang maha Dewa kepada manusia. Dalam versi lain disebutkan bahwa Hermes adalah seorang utusan yang bertugas menyampaikan pesan Yupiter kepada manusia. Hermes bersayap, dan lebih dikenal dengan sebutan Mercurius. Tugas utama Hermes adalah menterjemahkan pesan-pesan dari gunung Olimpus ke manusia. Menurut sebagian ulama, Hermes tak lain adalah Nabi Idris AS, yang disebut dalam al-Qur’an yang dalam filsafat Yunani dikenal sebagai father of philoshipers (Abdul Hukama). Sedangkan menurut riwayat yang beredar di kalangan pesantren, pekerjaan Nabi Idris AS, adalah tukang tenun. Jika profesi tukang tenun dikaitkan dengan mitos dewa Hermes, ternyata ada korelasi positif. Kata kerja “memintal” padanannya dalam bahasa latin adalah tegere, sedangkan
12
produknya disebut textus atau text, yang merupakan isu sentral dalam kajian hermenutik.8 Hermeneutika merupakan ilmu yang perlu dikaji bagi manusia, bahkan dimodernisasi oleh para hermeneut, salah satu tokohnya dan sekaligus sedang penulis kaji adalah Paul Ricoeur. Di antara konsep yang digunakan oleh Paul Ricoeur adalah konsep wacana. Hal ini bermula dari Plato yang telah memperlihatkan bahwa problem dari kata-kata atau nama-nama dari sebuah pembicaraan tidak dapat dipastikan kebenarannya. Adapun, teori yang diambil dalam penelitian konsep bertuhan tanpa agama berdasarkan pemikiran Bertrand Russell adalah interpretasi milik Paul Ricoeur. Interpretasi yang dimaksud adalah kasus partikular pemahaman. Ia adalah pemahaman yang diaplikasikan ke dalam ekspresi kehidupan yang tertulis. Dalam suatu teori tanda yang tidak menekankan perbedaan antara berbicara dan menulis, dan di atas segalanya yang tidak menekankan dialektika peristiwa dan makna, dapatlah diharapkan bahwa interpretasi hanya muncul sebagai satu wilayah dalam kerajaan perluasan makna atau pemahaman. 9 Interpretasi digunakan sebagai dialektika eksplanasi dan pemahaman atau perluasan makna dapat ditelusuri balik kepada tahapan-tahapan tertentu sikap interpretatif yang sudah berproses dalam pembicaraan. Interpretasi tidak
8
Imam Chanafie al-Jauhari, Hermeneutika Islam Membangun Peradaban Tuhan di Pentas Global (Yogyakarta: ITAQA Press, 1999), hlm. 21-22. 9 Paul Ricoeur, Teori Interpretasi terj. Musnur Hery (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012), hlm. 153 .
13
diartikan sebagai satu objek –tanda ‘tertulis’ dalam makna yang paling umum dari terma tersebut- namun sebagai sejenis proses; dinamika pembacaan interpretatif.
F. Metodologi Penelitian 1) Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dari jenis penelitian kajian pustaka (library research) dengan pendekatan deskriptifkualitatif, dimana peneliti akan melakukan pengumpulan data untuk kemudian dideskripsikan. Karena penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif, yaitu data yang menunjukkan kualitas atau mutu dari sesuatu yang ada, berupa keadaan proses, kejadian atau peristiwa dan lain-lain yang dinyatakan dalam bentuk perkataan.10 2) Objek Penelitian Yang menjadi objek untuk penelitian ini adalah konsep ber-Tuhan Bertrand Russell. 3) Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi, yaitu metode pengambilan data yang diperoleh dari dokumendokumen untuk mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku,
10
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 21.
14
surat kabar (majalah), prasasti, notulen, leger dan sebagainya.11 Penggunaan metode dokumentasi ini maksudnya untuk dapat mengumpulkan bahanbahan atau data-data yang ada pada sumber data. Sebagai sumber data primer adalah buku-buku atau esai-esai yang berkaitan dengan pemikiran Bertrand Russell, serta arsip-arsip, buku-buku pustaka sebagai sumber data sekunder. Alasan mengapa teknik ini yang dipilih yaitu karena penelitian ini bersifat field research dan juga bersifat kualitatif, jadi sudah seharusnya metode pengumpulan data yang dipakai adalah yang tertulis di atas. 4) Analisis Data Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milah data menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola kemudian mengidentifikasikannya, mencari menemukan pola atau bagianbagian apa yang penting dan apa yang dapat dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain.12 Pengelolaan dan analisis data dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan: a) Deskripsi; yaitu mencoba menguraikan pembahasan secara deskriptif tentang objek-objek yang sedang diteliti. Dengan demikian, seluruh hasil penelitian harus dibahasakan. Pemahaman baru menjadi mantab, ketika ia telah dibahasakan. Hanya dengan dieksplisitkan, suatu 11
Sutrisno Hadi, Metodology Research (Yogyakarta: Andi Ofset, 1989), hlm. 131. Lexi J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 248. 12
15
pengalaman yang tak sadar dapat mulai berfungsi dalam pemahaman. Menurut Husserl, suatu deskripsi merupakan salah satu unsur hakiki untuk memahami eidos pada suatu fenomena tertentu.13 Dengan demikian, peneliti bertujuan agar dalam penulisan skripsi ini dapat membahas secara holistik hasil penelitian. b) Interpretasi; dalam metode ini diharapkan peneliti dapat menangkap pemahaman berupa arti, nilai, dan mampu memahami maksud dari seorang pemikir yang sedang diteliti. Menurut P. Ricoeur fakta atau produk itu dibaca sebagai sesuatu naskah.14 Dalam konteks ini, peneliti berusaha menyelami dan memahami pemikiran Bertrand Russell melalui naskah-naskah atau produk yang dihasilkannya. Serta menganalisis secara mendalam pokok-pokok pemikiran Bertrand Russell tentang konsep bertuhan tanpa agama. G. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan pemahaman dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis akan merancang sistematika pembahasan yang tediri dari empat bab yaitu: Bab pertama berisi tentang pendahuluan. Sebagaimana bab pendahuluan pada umumnya, bab ini berisi tentang penegasan judul, latar belakang masalah, 13
Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metode Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hlm. 54. 14 Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metode Penelitian Filsafat, hlm. 42.
16
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua berisi tentang biografi Bertrand Russell. Pada bagian ini akan diungkap tentang siapakah Bertrand Russell dan pemikiran-pemikiranya yang dituangkan dalam buku-buku karyannya, khususnya yang berkaitan dengan pemikirannya yang berhubungan dengan Bertuhan Tanpa Agama. Dalam bab ini, oleh penulis digunakan sebagai acuan untuk menelaah lebih lanjut pada bab selanjutnya. Bab ketiga berisi tentang deskripsi konsep bertuhan tanpa agama dalam pemikiran Bertrand Russell. Bab keempat berisi tentang analisis konsep bertuhan tanpa agama dalam pemikiran Bertrand Russell dengan menggunakan teori interpretasi Paul Ricouer. Pada pembahasan ini penulis akan memaparkan inti dari pemikiran Bertrand Russel mengenai konsep bertuhan tanpa agama dengan menggunakan analisis secara mendalam dan komprehensif. Bab kelima, penutup, yang berisi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. Adapun bagian akhir adalah daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang berkaitan dengan penyusunan skripsi.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Pertama-tama harus dilihat bahwa konsep bertuhan tanpa agama dalam pemikiran Russell adalah suatu cara pandang berpikir, bernalar dan berbuat dengan pemahaman yang masih baru. Pencarian akan kebenaran terhadap eksistensi Tuhan dan praktik pada keagamaannya. Adapun munculnya konsep bertuhan tanpa agama didasari pada dogma yang lebih diutamakan dari akal budi, praksis sosial agama yang lebih banyak karena mempertahankan dogma sehingga meniadakan kebenaran yang lain. Sebagai makhluk bertuhan dan beragama semestinya menjadikan bumi lebih damai dan tenang, namun realitasnya banyak perpecahan justru terjadi karena perbuatan manusia yang beragama. Berlandaskan dogma yang ditelan mentah-mentah tanpa adanya rasionalitas dalam praktik keberagamaan menjadikan manusia beragama melakukan suatu kekejaman yang dilakukan atas dasar agama. B. Saran Semua umat manusia memahami bahwa dinamika pemikiran dalam arus globalisasi saat ini banyak menumbuhkan kebingungan, khususnya terkait dengan bentuk pemikiran seperti apa yang hendak menjadi pedoman. Maka, pada titik inilah, satu-satunya cara yang paling tepat adalah bagaimana umat manusia baik yang beragama maupun tidak
72
73
beragama, memiliki Tuhan atau memilih tidak mempercayai Tuhan, harus selalu mengevaluasi pemikiran-pemikirannya dan bersikap bijak terhadap sisi positif dari modernitas. Dengan demikian, menjadi keharusan bagi umat manusia untuk terus menerus mengkaji khazanah keilmuan secara luas agar keilmuan tersebut relevan sepanjang zaman. Hal ini tentu saja, tidak bisa tidak dilakukan tanpa adanya penelitian terus-menerus agar menghasilkan produk-produk baru dan kesadaran-kesadaran baru yang lebih luas bagi tercapainya tatanan kehidupan yang harmonis dan damai. Demikian sedikit saran penting yang perlu dipahami, karena penulis yakin bahwa penelitian ini baru sebuah usaha kecil dan membutuhkan cara-cara yang besar dan sistematis untuk melihat kebenaran yang hakiki. Sehingga, umat manusia dapat secara tepat merumuskan nilai-nilai instrumental dalam menghadapi tantangan zaman. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih memperkaya bahan dengan mebaca dan memahami pemikiran-pemikiran para ahli yang berkaitan dengan tema, karena penelitian ini masih jauh dari sempurna.
74
DAFTAR PUSTAKA
Bakker, Anton dan Achmad Charris Zubair, Metode Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1990. Collected Papers of Bertrand Russell Psychology Press, 2005. Egner, Robert E. “Serpih-serpih Pemikiran Bertrand Russell”. Yogyakarta: Sadasiva, 2003. Fayyadl, Muhammad Al-. Derrida. Yogyakarta: LkiS, 2012. Gay and Lesbian Humanist Association (2 November 1997). “Lesbian and Gay Rights: The Humanist and Religious Stances” 1954. Greenspan, Louis dan Steefan Anderson, “Bertuhan Tanpa Agama: Esai-esai Bertrand Russell Tentang Agama, Fisafaat, dan Sains”. Yogyakarta: Resist Book, 2008. Hadi, Sutrisno. Metodology Research. Yogyakarta: Andi Ofset, 1989. Kutha Ratna Su, Nyoman. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Magnis-Suseno, Franz. “Menalar Tuhan”. Yogyakarta: Kanisius, 2006. Masykur Arif, Kritik Atas Ateisme (Kajian Filsafat Ketuhanan Franz Magnis-Suseno), Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010. Moeloeng, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
75
Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1985. Ricoeur, Paul. Teori Interpretasi. Yogyakarta: IRCiSoD, 2012. Russell, Bertrand. “Conclusions”. The Impact of Science on Society, 1952. --------------------- “A Summer of Hope”. Pacifism and Revolution. Routledge. 1995. --------------------- “Am I An Atheist or an Agnostic?”. Encyclopedia of Things --------------------- 1967. The Autobiography of Bertrand Russell, Vol. 3., New York: Little Brown. --------------------- and Ray Perkins (ed.) Yours faithfully, Bertrand Russell. Illinois: Open Court Publishing, 2001 --------------------- “An Essay on the Foundations of Geometry. Dicetak ulang Dover Books pada 1956. --------------------- “The Practice and Theory of Bolshevism by Bertrand Russell, 1920 ---------------------, Last Message The Life of Bertrand Russell. New York: Knopf. 1976 ---------------------. Autobiography. UK: Psychology Press, 1998. ---------------------. Human Society in Ethics and Politics. London: G. Allen & Unwin dalam https://probatesearch.service.gov.uk/ Diakses pada Juli 2016 ---------------------. The Autobiography of Bertrand Russell: 1944–1969. New York: Little Brown. 1968.
76
Scharfenburger, Paul. Musicand History.com. diakses pada Juli 2016. Schuon, Frithjof. “The Transfiguration of Man” (terj.) Fahkruddin Faiz, Transfigurasi Manusia: Refleksi Antrosophia Perennialis. Yogyakarta: Qalam, 2002. Sri Suwartiningsih, “Konsep Tuhan dalam Agama-agama: Kajian Buku A History Of God Karya Karen Amstrong” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005. Uschanov, T. P., The Strange Death of Ordinary Language Philosophy. Kontroversinya dideskripsikan oleh Ved Mehta dalam Fly and the Fly Bottle, 1963.
Russell,
Bertrand;
Albert
Einstein (9
July
1955). “Russell
Einstein
Manifesto”http://www.ppu.org.uk/learn/texts/doc_russelleinstein_manif.html. Diunduh pada Juli 2016. ---------------------.
2006.
Diarsipkan
dari
aslinya
pada
12
February
2008.https://web.archive.org/web/20080212100048/http://www.philosophypro fessor.com:80/philosophers/bertrand-russell.php Diakses pada 20 Juli 2016 http://www.suaramerdeka.com/harian/0710/05/opi05.htm O'Connor , J.J., E.F. Robertson (October 2003). “Alfred North Whitehead”.http://wwwgap.dcs.st-and.ac.uk/history/Printonly/Whitehead.html. Diakses pada 21 Juli 2016 Paul,
Ashley. “Bertrand
Russell:
The
Man
and
http://www.oocities.org/vu3ash/. Diambil pada 20 Juli 2016
His
Ideas”.
77
Hochschild,
Adam. “'I
Tried
to
Stop
the
Bloody
Thing'“.
2011.
https://theamericanscholar.org/i-tried-to-stop-the-bloodything/#.V5T2HdJ97IU. Diakses pada Juli 2016. Russell on Wittgenstein. http://www.rbjones.com/rbjpub/philos/history/rvw001.htm Diakses pada 21 juli 2016. Mind , Bertrand Russell Memorial.1980. https://manwithoutqualities.com/2012/07/30 /speaking-of-russell/ diakses pada Juli 2016. Bloy, Marjie. “Lord John Russell (1792–1878)”http://www.victorianweb.org/history/ pms/russell.html. Diambil pada 20 Juli 2016 Einstein quotations and sources. http://www.asl-associates.com/einsteinquotes.htm Diakses pada Juli 2016
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
Nama
: Za’im Achmad
Nama Panggilan
: Jack
Tempat, TanggalLahir
: Magelang, 19 Desember 1990
Agama
: Islam
Alamat
: Krajan I Rt 06 Rw 02 Grabag Magelang
Ayah
: Achmad Afief
Ibu
: Niken Susiawati
Email
:
[email protected]
Nomor Hp
: 085878781636
Riwayat Pendidikan TK RA. Perwanida Grabag Magelang
1995-1996
MI Tahfidhul Qur’an TBS Kudus
1997-2002
MTS Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan
2003-2005
MA Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan
2006-2008