TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SISTEM TERDISTRIBUSI SEMESTER GANJIL 2012/2013
Koneksitas , Routing, dan Troughput Menggunakan Teknik Scalling Technique
DISUSUN OLEH: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Joko Muryanto Stefanus Samuel T Annafi Franz Achmad Candra YM Izac Fernandez Abrev A. Boavida
(121052071) (121052075) (121052052) (121053131) (08052954n) (11205003)
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2012
Pendahuluan Sistem terdistribusi adalah sebuah sistem yang komponennya berada pada jaringan komputer, komponen tersebut dapat berupa sekumpulan komputer maupun komputer server yang saling berinteraksi, berkomunikasi, berotonom dan bekerja sama satu sama lain dalam melakukan koordinasi, management dan melakukan tugas lainnya. Sistem terdistribusi merupakan kebalikan dari Sistem Operasi Prosesor Jamak. Pada sistem tersebut, setiap prosesor memiliki memori lokal tersendiri. Kumpulan prosesornya saling berinteraksi melalui media komunikasi seperti jaringan LAN dan jaringan WAN menggunakan protokol‐protokol standar seperti TCP/IP. Karena saling berkomunikasi, kumpulan prosesor tersebut mampu saling berbagi beban kerja, data, serta sumber daya lainnya. Sedangkan internet itu sendiri adalah sekumpulan komputer atau server yang saling terhubung, berinteraksi, berkomunikasi, berotonom dan bekerja sama satu sama lain dalam melakukan koordinasi, management dan melakukan tugas lainnya, melalui sebuah media (misalnya : Koneksi Satelit). Sekumpulan komputer atau server tersebut letaknya tersebar di seluruh belahan dunia sehingga memungkinkan terbentuknya suatu jaringan informasi yang global. Sekumpulan komputer di suatu tempat memiliki jenis dan karakteristik yang tidak sama dengan tempat‐tempat lain, namun semuanya dihubungkan oleh suatu protokol standar yang sama yang disebut TCP/IP. Jadi internet terbentuk dari sekumpulan komputer atau server misalnya server web (untuk membuat situs), server database (untuk penyimpanan informasi), DNS (untuk memberi identitas suatu server/host dan mentranslasikan IP) server, FTP server (untuk melakukan proses unggah/unduh), server proxy, server SMTP/POP3/IMAP sebagai server email. Semuanya saling terhubung, berinteraksi, berkomunikasi, berotonom dan bekerja sama satu sama lain dalam melakukan koordinasi, manajemen dan melakukan tugasnya untuk mencapai tujuan yang sama yaitu menyediakan layanan tertentu dan membentuk sebuah jaringan global yang disebut internet untuk berbagi resource, menyebarkan informasi/data & sebagai pertukaran informasi/data (Information Exchange). Untuk mengakses layanan Internet diperlukan Internet Service Provider atau ISP, yaitu perusahaan yang
menyediakan individu dan bisnis dengan akses ke Internet melalui berbagai macam media (misalnya : Satellite Link).
Gambar Internet Dengan demikian internet dapat dikatakan sebagai implementasi dari sebuah sistem terdistribusi dan dengan demikian internet itu sendiri merupakan sebuah sistem yang terdistribusi.
Metode Penelitian Dalam tugas Sistem terdistribusi ini, dilakukan metode Scalling Technique, yaitu teknik penskalaan dengan membandingkan pengukuran pada tiap sampel atau obyek. Pada kasus ini kami membandingkan 3 buah website untuk diukur koneksi diantaranya, routing dari masing‐masing server serta throughput yang didapat. Selanjutnya hasil tersebut kami bandingkan saat kami melakukan akses dari luar server dari ketiga website tersebut. Website‐website yang kami bandingkan antara lain adalah : 1. http://www.ndrenk.net, sebagai parameter titik pengukuran 2. http://candra.lab.akprind.ac.id 3. http://ndrenk.blogspot.com
Gambar Logical Layer Pertimbangan kami menggunakan ketiga website tersebut antara lain,
1. Website http://www.ndrenk.net adalah website pribadi yang secara teknis dapat dilakukan kontrol melalui Cpanel, karena merupakan domain dan hosting berbayar. Proses aplikasi cek koneksi menggunakan ping dan tracing serta dapat dilakukan dengan melalui command line melalui port 22 (SSH). 2. Dua website yang lain merupakan website gratisan, sehingga tidak bisa dilakukan perintah melalui command line di server control panel‐nya. 3. Proses cek koneksi dan tracing di luar ketiga server tersebut menggunakan provider SmartFren.
Pembahasan 1.
Koneksitas http://www.ndrenk.net – http://lab.akprind.ac.id Langkah pertama yang dilakukan adalah masuk ke dalam root system dari server
http://www.ndrenk.net memiliki IP Publik 202.65.115.237.
Gambar Proses Login melalui SSH menggunakan PuTTY di http://www.ndrenk.net Proses ini menggunakan software SSH client PuTTY, yang merupakan freeware dan dapat di gunakan dalam Sistem Operasi Microsoft Windows maupun yang berbasis Linux. Setelah proses login, memasukkan username dan password, dilakukan pengecekan jaringan menggunakan perintah ping sekaligus untuk memeriksa troughput dari http://www.ndrenk.net ke http://lab.akprind.ac.id. Proses memeriksa troughput antar website ini menggunakan perintah ping (Packet Internet Grouper) dengan memberikan beban sebesar 32 Kilobits (32.768 bits). Selain untuk memeriksa koneksitas dua titik dalam jaringan, proses ini pun bisa digunakan untuk memperkirakan besar throughputnya.
Dalam kasus ini digunakan besaran data sebesar 32Kb, yang diperkirakan masih bisa dikirimkan. Command line menggunakan perintah >ping
[domain/IP] -l [besar data]
>ping lab.akprind.ac.id –l 32768 Berikut gambar screenshoot yang dihasilkan:
Gambar uji troughput ke lab.akprind.ac.id Dari perintah ping –l tersebut dihasilkan : •
31 paket data terkirim
•
Direspon balik sebanyak 23 paket
•
25% paket yang dikirimkan gagal (loss)
Dapat kita lihat, salah satu paket yang gagal terkirim balik adalah icmp_seq no. 2‐8. Sehingga throughput diantara 2 server ini masih kurang dari 32Kbps. Selanjutnya melakukan proses trace routing, yaitu proses untuk melihat perjalanan sebuah paket data dari si pengirim ke domain/IP tujuan. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan perintah dalam command line, ataupun menggunakan software khusus seperti VirtualRoute (http://visualroute.com). Dalam kasus ini kami menggunakan perintah bawaan dari Sistem Operasi, dengan pertimbangan : 1. Sistem operasi sudah memiliki aplikasi bawaan, sehingga bisa dimanfaatkan dan tidak banyak membebani kinerja sistem. Meski tidak berbasis GUI, namun kami perkirakan sudah cukup untuk sekedar menjalankan aplikasi tersebut. 2. Software VisualRoute merupakan software berbayar, pun hanya dapat digunakan dalam Sistem Operasi berbasis Microsoft. Selanjutnya proses trace routing ditunjukkan dalam gambar berikut:
Gambar Proses Trace Routing Proses trace routing menggunakan perintah: >traceroute [IP/domain tujuan] (untuk perintah command di Linux)
>tracert [IP/domain] (untuk perintah Ms. DOS) Hasil tracing menunjukkan bahwa untuk menuju ke server http://lab.akprind.ac.id dari server http://www.ndrenk.net melewati 7 node/hoop yang bisa berupa bridge atau router. Selengkapnya ditunjukkan dengan gambar ilustrasi berikut :
Gambar Node pada routing http://www.ndrenk.net – http://lab.akprind.ac.id
Untuk IP‐IP dalam node dapat diketahui dari menu whois melalui http://whois.eu atau banyak situs lain yang ditemukan di internet.
2.
Koneksitas www.ndrenk.net – ndrenk.blogspot.com
Proses pengukuran yang dilakukan sama dengan proses sebelumnya, yaitu dengan melakukan uji thoughput menggunakan perintah >ping ndrenk.blogspot.com –l 32768
Gambar uji troughput ke ndrenk.blogspot.com Langkah
selanjutnya
adalah
melihat
routing
dari
http://ndrenk.net
http://ndrenk.blogspot.com,
ke
Berikutnya adalah memvisualisasikan hasil trace routing www.ndrenk.net ke http://ndrenk.blogspot.com,
Gambar Routing www.ndrenk.net ke ndrenk.blogspot.com Dari proses‐proses routing di atas, ditemukan kesesuaian gambar sebagai berikut :
Penggabungan dua routing
Tampak bahwa routing dari ndrenk.net saat ke 2 website yang lain, bercabang dari node 202.65.115.233. Diperkirakan node tersebut merupakan IP dari node JIX. Ketika jalur menuju IP dari Google, maka dilewatkan melalui IIX di node 202.93.34.166 dan langsung menuju blok IP Google. Sedangkan ketika menuju node server lab.akprind.ac.id, melewati jalur JIX, tanpa harus menuju IIX di node JIX. Jalur ini hanya melewati di jalur JIX, kemudian langsung diarahkan ke IP Publik server http://lab.akprind.ac.id yang juga berada di node JIX. Sangat pendek jalur yang harus dilalui.
3.
Koneksitas modem Untuk pengukuran menggunakan modem, terukur hasil sebagai berikut:
Gambar Koneksitas ke http://lab.akprind.ac.id
Gambar Koneksitas ke http://ndrenk.blogspot.com
Gambar Trace Routing ke http://lab.akprind.ac.id
Gambar Trace Routing ke ndrenk.blogspot.com
Gambar trace routing ke http://www.ndrenk.net Jika diilustrasikan, jalur routing menggunakan modem melalui SmartFren dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar Routing dari modem ke tiga node website Hasil penskalaan ini tak lepas dari infrastruktur internet di Indonesia yang sudah semakin berkembang dan dikelola dengan baik. Meski akses bandwidth ke luar negara tak secepat seperti di negara lain, namun proses routing melalui JIX (Jogja Internet Exchange) dan IIX (Indonesia Internet Exchange) yang dikelola Asosiasi Pengelola Jasa Internet Indonesia (APJII) sudah makin bagus dan teroganisir.
Berikut gambar iluistrasi traffic route sebelum dan sesudah di‐reorganize blok‐blok nya,
Traffic Route Sebelum ada IIX
Traffic Route setelah IIX Jumlah routing node‐node yang dilalui dengan adanya blok‐blok di IIX untuk server yang sama‐sama berada di Indonesia akan semakin pendek. Tidak perlu lagi diperlukan bandwidth untuk melewati node‐node yang ada di luar negeri untuk mengakses sesama server di dalam negeri. Berikut peta pembagian blok‐blok IIX di Indonesia.
Gambar pembagian peta IIX Pembagian node Indonesia Internet Exchange adalah sebagai berikut: •
IIX‐JK1, IIX‐JK2, IIX‐JK3 (Jakarta)
•
IIX‐JI (Jawa Timur – Surabaya)
•
IIX‐YO (Yogyakarta)
•
IIX‐SU (Sumatera Utara – Medan)
Kesimpulan dari tugas ini adalah : 1. Sistem terdistribusi merupakan sebuah sistem yang komponennya berada pada jaringan komputer, komponen tersebut dapat berupa sekumpulan komputer maupun komputer server yang saling berinteraksi, berkomunikasi, berotonom dan bekerja sama satu sama lain dalam melakukan koordinasi, management dan melakukan tugas lainnya 2. Jaringan internet itu sendiri merupakan sekumpulan komputer atau server yang saling terhubung, berinteraksi, berkomunikasi, berotonom dan bekerja sama satu sama lain dalam melakukan koordinasi, management dan melakukan tugas lainnya, melalui sebuah media (misalnya : Koneksi Satelit). Sekumpulan komputer atau server tersebut letaknya tersebar di seluruh belahan dunia sehingga memungkinkan terbentuknya suatu jaringan informasi yang global. Sekumpulan komputer di suatu tempat memiliki jenis dan karakteristik yang tidak sama dengan tempat‐tempat lain, namun semuanya dihubungkan oleh suatu protokol standar yang sama yang disebut TCP/IP. Jadi internet terbentuk dari sekumpulan komputer atau server misalnya server web (untuk membuat situs), server database (untuk penyimpanan informasi), DNS (untuk memberi identitas suatu server/host dan mentranslasikan IP) server, FTP server (untuk melakukan proses unggah/unduh), server proxy, server SMTP/POP3/IMAP sebagai server email. Semuanya saling terhubung, berinteraksi, berkomunikasi, berotonom dan bekerja sama satu sama lain dalam melakukan koordinasi, management dan melakukan tugasnya untuk mencapai tujuan yang sama yaitu menyediakan layanan tertentu dan membentuk sebuah jaringan global yang disebut internet untuk berbagi resource, menyebarkan informasi/data & sebagai pertukaran informasi/data (Information Exchange) 3. Pengaturan jaringan internet dalam suatu negara harus diatur dan diorganisasi oleh lembaga otonom, sehingga memberikan efektifitas dan efisiensi pada manajemen bandwidth di negara tersebut.
Daftar Pustaka http://dee‐x‐cisadane.webs.com/apps/blog/show/10300113‐internet‐merupakan‐ sistem‐terdistribusi http://www.apjii.or.id http://www.ping.eu