KONDISI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS (ARON) DI KELURAHAN PADANG MAS KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Universitas Sumatera Utara
Oleh:
KRISTINA SEMBIRING 050902003
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL ABSTRAK Skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat meraih gelar sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial. Dengan judul “KONDISI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS (ARON) DI KELURAHAN PADANG MAS KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO”. Masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah menggambarkan kondisi kehidupan buruh harian lepas (aron) sebagai sumber tenaga kerja dalam proses produksi komoditi pertanian yang merupakan hasil utama dari daerah Tanah Karo. Kondisi kehidupan sosial ekonomi dalam penelitian ini dilihat melalui indokator kondisi pendapatan, pangan, perumahan, kesehatan, pendidikan anak serta strategi yang digunakan oleh para buruh harian lepas untuk tetap bertahan dengan pendapatan yang minim. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh buruh harian lepas (aron) yang tinggal di Kelurahan Padang mas yang berjumlah 110 Kepala Keluarga. Sampel diambil dengan menggunakan penarikan sampel Purposive Sampling. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif dan kualitatif. Instrumen penyaringan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara, serta tabulasi data yang tertuang dalam tabulasi data tunggal. Dari penelitian yang dilakukan maka penulis dapat mengatakan bahwa pendapatan para buruh harian lepas (aron) masih sangat rendah sehingga mereka harus berusaha memenuhi kebutuhan keluarga dengan melakukan strategi seperti mencari pekerjaan sampingan. Kondisi pangan pada umumnya hanya seadanya dan kurang memenuhi standard gizi, walaupun mereka bekerja di sektor pertanian tetapi sebagian besar dari mereka masih membeli bahan makanan. Kondisi perumahan pada umumnya adalah menyewa dengan kondisi fisik semi permanen dan papan serta hanya memiliki satu kamar tidur. Apabila keluarga menderita sakit biasanya hanya dibawa ke puskesmas atau membeli obat di warung karena lebih efektif, sedangkan anak dalam keluarga hanya sebagian kecil yang dapat melanjutkan sekolah sampai ke tingkat Perguruan Tinggi, tamat SMA saja mereka sudah sangat bersyukur. Karena pendapatan yang minim maka para buruh harian lepas (aron) ini memerlukan strategi bertahan yaitu dengan meningkatkan asset yang ada seperti mencari pekerjaan sampingan baik itu memulung barang bekas, menggarap lahan sewaan. Selain itu mengubah pola konsumsi juga bisa dilakukan misalnya dengan membeli barang-barang murah dan pengubahan komposisi keluarga juga dapat dilakukan dengan jalan menitipkan anak pada keluarga lain untuk mengurangi beban tanggungan keluarga. Kata kunci: sosial ekonomi, strategi adaptasi
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan Kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul dari skripsi ini adalah “KONDISI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS (ARON) DI KELURAHAN PADANG MAS KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO” Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan. Selama penyusunan skripsi ini Penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan, untuk itu penulis membuka diri untuk saran dan kritik yang dapat membangun guna perbaikan di masa akan datang. Skripsi ini Saya persembahkan terkhusus buat Bapak tercinta B. Sembiring Gurukinayan yang sudah menjadi spirit buat saya serta keluarga yang telah mendukung Penulis selama penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu Penulis dalam penyelesaian skripsi ini, dan secara khusus Penulis menghanturkan Banyak Terima Kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan. 2. Bapak Drs. Matias Siagian, Msi., selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
3. Bapak Drs. Bengkel Ginting, Msi., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing dan memberi dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini. Terima kasih pak sudah berkenan membagi ilmunya kepada Saya 4. Bapak Teopilus Suranta Tarigan,SSTP selaku Lurah Kelurahan Padang mas yang baru dan Bapak Jago Ginting selaku mantan Lurah yang telah membimbing dan membantu penulis selama penelitian di Kelurahan Padang mas terutama saat pengumpulan data serta semua staf di Kelurahan Padang mas 5. Kepada semua aron yang sudah membantu penulis dalam hal pengumpulan data 6. Buat Bapakku B. Sembiring Gurukinayan (LUPH U DAD) dan adekku yang nakal Adi Sebastianus Sembiring Gurky dan Damianus Sembiring Gurky 7. Buat Saudara-saudaraku Pak Tua, Mak Tua, Pak Ngah, Mak Ngah, Pak Uda, Mak Uda, Kak Tua (+), Kak Rimta, Bang Gembira, Bang Mawan, Bang Thomaz, Kak Adel, Adekku Justyn, Surya, Butet, Monsem, Rinelda, Nuel 8. Buat Ponakanku yang lucu-lucu LeO, CinDy, EpiN, LiLaN 9. Buat teman-teman Kezouz ’05 (KOMA)……. Kita yang terbaik woi. Katanya anak Kezouz hehehe. Buat Nidomz, Julia, Chiek, Nuva, Hanie, WJ, JD, Dhanie, Timoty, Ramot, Saemri, Jefri, Afta, Tio, Etty, CT, Nanek, Potek, Maxwel, Erni, Nurhayati, Mexxi, S.Sos, Theo, S.Sos, Watiek, S.Sos, Eva, S.Sos, Ocyk, S.Sos. Semua senior dan juniorku di
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Kezouz….dan semua yang tidak bisa aku sebutkan namanya satu persatu….thanx buat semuanya…. 10. Teman-temanku Gono, Kaprank, teman2 sekosan Eponk, Malem, Julia, Doy, Masna, V3, Wiewiek, Irna, Priska, Nancy, Tutur 11. Buat Bang Echa, Bang Acis, Bang Lotup, Mando, Mamat dan Mudika Stasi Induk Kabanjahe 12. Buat orang-orang yang gak tersebutkan namanya yang sudah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, aku ucapin terima kasih dan sukses buat kalian semua. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik guna menyempurnakannya agar kedepannya penulis dapat lebih baik lagi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan Terima Kasih
Medan, Maret 2009 Penulis
Kristina Sembiring
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................... ... KATA PENGANTAR ........................................................................ DAFTAR ISI ...................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................. DAFTAR BAGAN ............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
i ii v viii xiii xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ...........................................................
7
1.3 Pembatasan Masalah.............................................................
7
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................
8
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kehidupan Sosial Ekonomi ................................................
10
2.2 Strategi Adaptasi ...............................................................
14
2.3 Buruh Harian Lepas ...........................................................
19
2.4 Kesejahteraan Sosial ..........................................................
22
2.5 Kerangka Pemikiran ..........................................................
25
2.6 Defenisi Konsep ................................................................
26
2.7 Defenisi Operasional .........................................................
30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian...................................................................
34
3.2 Lokasi Penelitian ...............................................................
34
3.3 Populasi dan Sampel ..........................................................
35
3.3.1 Populasi ....................................................................
35
3.3.2 Sampel ......................................................................
35
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................
36
3.5 Teknik Analisa Data ..........................................................
37
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Latar Kelurahan Padang mas .............................................
38
4.2 Keadaan Demografis ........................................................
39
4.2.1 Komposisi Penduduk menurut Jenis Kelamin.............
40
4.2.2 Komposisi Penduduk menurut Usia............................
40
4.2.3 Komposisi Penduduk menurut Agama........................
42
4.2.4 Komposisi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan....
43
4.2.5 Komposisi Penduduk menurut Mata Pencaharian.......
44
4.3 Potensi Kelurahan Padang mas ..........................................
45
4.3.1 Produksi Pertanian.......................................................
45
4.3.2 Produksi Peternakan....................................................
46
4.4 Sarana dan Prasarana............................................................
46
4.4.1 Sarana Jalan.................................................................
46
4.4.2 Sarana Transportasi.....................................................
47
4.4 3 Sarana Pemasaran dan Usaha......................................
48
4.4.4 Sarana Kesehatan.........................................................
48
4.4.5 Sarana Peribadatan.......................................................
49
4.4.6 Sarana Pendidikan........................................................
50
4.4.7 Sarana Hiburan dan Rekreasi.......................................
50
4.4.8 Sarana Pemukiman.......................................................
51
4.4.9 Sarana Komunikasi................................................... ..
52
4.5 Sistem Pemerintahan..............................................................
52
BAB V ANALISA DATA 5.1 Identitas Responden .......................................................... ..
56
5.2 Data Dasar...............................................................................
65
5.3 Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (aron) 5.3.1 Kondisi Pendapatan........................................................
75
5.3.2 Kondisi Pangan...............................................................
83
5.3.3 Kondisi Perumahan.........................................................
92
5.3.4 Kondisi Kesehatan.......................................................... 103 5.3.5 Kondisi Pendidikan Anak............................................... 114 Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
5.4 Strategi Adaptasi.....................................................................
124
5.4.1 Peningkatan Asset..........................................................
124
5.4.2 Pengontrolan Konsumsi dan Pengeluaran......................
135
5.4.3 Pengubahan Komposisi Keluarga..........................,........
139
5.5 Live Story................................................................................
141
1 Ibu Marta br Sinaga..............................................................
141
2 Ibu Kristina Laia...................................................................
144
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan.............................................................................
148
6.2 Saran ................................................................................. ..
152
Daftar Pustaka Lampiran
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pemanfaatan Tanah di Kelurahan Padang Mas…………….....………...39 Tabel 2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin………..….……………..40 Tabel 3 Komposisi Penduduk Menurut Usia…………….....…………………...41 Tabel 4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama……………...……………...42 Tabel 5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penduduk….…43 Tabel 6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian……………….....44 Tabel 7 Produksi Pertanian Per Tahun………………………………..………....45 Tabel 8 Produksi Peternakan Per Tahun……………….……………..…..……..46 Tabel 9 Sarana Jalan…………………………...…..……………………...……..46 Tabel 10 Sarana Transportasi…………………..………………………….…….47 Tabel 11 Sarana Pemasaran Dan Usaha………………………..……......………48 Tabel 12 Sarana Kesehatan…………………………..………………………….59 Tabel 13 Sarana Peribadatan………………..………………………………...…59 Tabel 14 Sarana Pendidikan……………………………..………...................….50 Tabel 15 Prasarana Hiburan Dan Rekreasi……………………………….……..50 Tabel 16 Sarana Pemukiman…………………………………...…..……….…...51 Tabel 17 Sarana Komunikasi……………………………………………...…….52 Tabel 18 Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kelamin….……………..…...56 Tabel 19 Jawaban Responden Berdasarkan Umur…………………….……..….58 Tabel 20 Jawaban Responden Berdasarkan Agama………………….…..…...…59 Tabel 21 Jawaban Responden Berdasarkan Suku Bangsa…………….…..…….60 Tabel 22 Jawaban Responden Berdasarkan Asal Daerah………………...…..…61 Tabel 23 Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Dalam Keluarga…………..62 Tabel 24 Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak…………….…….…..63 Tabel 25 Jawaban Responden Berdasarkan Pendidikan Formal Terakhir……....65 Tabel 26 Jawaban Responden Berdasarkan Pernah Pindah…………….….……65 Tabel 27 Jawaban Responden Berdasarkan Berapa Kali Pindah Rumah…...…..66 Tabel 28 Jawaban Responden Berdasarkan Pekerjaan Sebelumnya…………….67 Tabel 29 Jawaban Responden Berdasarkan Apakah Suami/Isteri Bekerja….......68
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Tabel 30 Jawaban Responden Berdasarkan Lamanya Menjadi Buruh Harian Lepas (Aron)………...………………………….………...……………69 Tabel 31 Jawaban Responden Berdasarkan Bidang Yang Dikerjakan………….70 Tabel 32 Jawaban Responden Berdasarkan Status Kependudukan Di Kelurahan Padang Mas…………………………………..………………….…..…71 Tabel 33 Jawaban Responden Berdasarkan Pihak Yang Mendata Responden Dalam Keberadaannya Sebagai Buruh Harian Lepas.........................…72 Tabel 34 Jawaban Responden Berdasarkan Yang Mengajak Untuk Bekerja Sebagai Buruh Harian Lepas (Aron)……......……………….…...……74 Tabel 35 Jawaban Responden Berdasarkan Sistem Pekerjaan Dan Penerimaan Upah …………………………………………………….…………..…75 Tabel 36 Jawaban Responden Berdasarkan Upah Per Bulan………………..….76 Tabel 37 Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Kerja Dalam Seminggu..77 Tabel 38 Jawaban Responden Berdasarkan Rata-Rata Jam Kerja Per Hari.........78 Tabel 39 Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Jam Kerja Dengan Upah Yang Diterima……………….…………….………….……………….79 Tabel 40 Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga..………………………….…………80 Tabel 41 Jawaban Responden Berdasarkan Penggunaan Pendapatan Yang Diperoleh..………………..……………….……………………..…….82 Tabel 42 Jawaban Responden Berdasarkan Tempat Menyimpan Uang………...82 Tabel 43 Jawaban Responden Berdasarkan Pola Makan Setiap Hari…………...83 Tabel 44 Jawaban Responden Berdasarkan Konsumsi Makanan Pada Saat Bekerja Ditanggung Oleh Yang Mempekerjakan………….....……….84 Tabel 45 Jawaban Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Keluarga Terhadap Ikan, Daging, Susu, Telur, Tahu, Tempe, Sayur-sayuran dan Buahbuahan ……………………….…………………………….......……....86 Tabel 46 Jawaban Responden Berdasarkan Sumber Bahan Makanan Untuk Keluarga……………………………………………...……...…………90 Tabel 47 Jawaban Responden Berdasarkan Makanan Yang Dikonsumsi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Gizi Keluarga………………………….……..91
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Tabel 48 Jawaban Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah Yang Ditempati…………………………..………………...……….………..92 Tabel 49 Jawaban Responden Berdasarkan Kondisi Bangunan Yang Ditempati.94 Tabel 50 Jawaban Responden Berdasarkan Luas Rumah Yang Ditempati……..95 Tabel 51 Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Kamar Di Rumah Yang Ditempati……………………………..………..………...…………….96 Tabel 52 Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Yang Menempati Per Kamar…………………………...……….……...…….97 Tabel 53 Jawaban Responden Berdasarkan Sumber Air Bersih di Rumah……..98 Tabel 54 Jawaban Responden Berdasarkan Tersedianya Fasilitas MCK Di Rumah…………………………………..……..………..………..…….99 Tabel 55 Jawaban Responden Berdasarkan Sistem Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga…………………………………..…………………....100 Tabel 56 Jawaban Responden Berdasarkan Sumber Penerangan di Rumah…..101 Tabel 57 Jawaban Responden Berdasarkan Sistem Ventilasi Tempat Udara Dan Sinar Matahari Masuk Ke Rumah…………………………...……….102 Tabel 58 Jawaban Responden Berdasarkan Frekuensi Anggota Keluarga Menderita Sakit………………….................................................……103 Tabel 59 Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Penyakit Yang Sering Diderita Anggota Keluarga……………………………………....………….…104 Tabel 60 Jawaban Responden Berdasarkan Tindakan Pengobatan Terhadap Anggota Keluarga Jika Menderita Sakit……..……………….……....105 Tabel 61 Jawaban Responden Berdasarkan Tempat Berobat Jika Keluarga Menderita Sakit…………………………….………………..….….…106 Tabel 62 Jawaban Responden Berdasarkan Apakah Memperoleh Pelayanan Kesehatan Gratis dan Apakah Menyisihkan Pendapatan Untuk Biaya Kesehatan………………………………….……………...………..…108 Tabel 63 Jawaban Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Kegiatan Perkumpulan Keagamaan…………………………………...…….….109 Tabel 64 Jawaban Responden Berdasarkan Keterlibatan Secara Kontinu (Tetap) Jika Mengikuti Perkumpulan Keagamaan…..………….........……….110
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Tabel 65 Jawaban Responden Berdasarkan Perilaku Menyimpang Yang Sering Terjadi Di Lingkungan Tempat Tinggal………………….………..…112 Tabel 66 Jawaban Responden Berdasarkan Jumlah Anak Dalam Keluarga Yang Bersekolah……..………..…………………….………………….…..114 Tabel 67 Jawaban Responden Berdasarkan Kondisi Pendidikan Anak Dalam Keluarga……………...……………………..……………..……….…115 Tabel 68 Jawaban Responden Berdasarkan Menyisihkan Pendapatan Untuk Biaya Pendidikan Anak………………………...…………………….117 Tabel 69 Jawaban Responden Berdasarkan Membimbing Anak Dalam Belajar………………………………………………………………...119 Tabel 70 Jawaban Responden Berdasarkan Keikutsertaan Anak Yang Masih Sekolah Dalam Hal Membantu Pendapatan Keluarga………...…..…120s Tabel 71 Jawaban Responden Berdasarkan Kesempatan Belajar Anak Jika Ikut Bekerja Membantu Pendapatan Keluarga……………………………121 Tabel 72 Jawaban Responden Berdasarkan Tujuan Dalam Menyekolahkan Anak……………………….……….……………………………...….123 Tabel 73 Jawaban Responden Berdasarkan Strategi Keluarga Dalam Bertahan Dengan Pendapatan Minim………………………………...…...……124 Tabel 74 Jawaban Responden Berdasarkan Tempat Meminjam Uang Jika Mengalami Kesulitan Keuangan………………………...…...………126 Tabel 75 Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Selain Buruh Aron……………………………………………..………...………….128 Tabel 76 Jawaban Responden Berdasarkan Lahan Garapan Yang Dikerjakan…………………………………………..………………..129 Tabel 77 Jawaban Responden Berdasarkan Pernah atau Tidak Mencari Pekerjaan Lain dan Ada atau Tidak Rencana Mencari Pekerjaan Lain…………130 Tabel 78 Jawaban Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Suatu Jaringan/Organisasi…………………………………………..………131 Tabel 79 Jawaban Responden Berdasarkan Organisasi Yang Diikuti dan Manfaatnya Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi ……….…...132
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Tabel 80 Jawaban Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mendapat Bantuan Ekonomi………………………………………………...……….…....133 Tabel 81 Jawaban Responden Berdasarkan Sifat Bantuan Yang Diperoleh…...134 Tabel 82 Jawaban Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Perubahan Pola Konsumsi Untuk Tetap Bertahan Hidup……………....……………..135 Tabel 83 Jawaban Responden Berdasarkan Pola Yang Digunakan Untuk Tetap Bertahan Hidup………..…………………………..………………….136 Tabel 84 Jawaban Responden Berdasarkan Cara Keluarga Dalam Hal Membeli Pakaian……………………………………………………….…….…137 Tabel 85 Jawaban Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Menitipkan Anak Pada Keluarga Lain Untuk Mengurangi Pengeluaran Keluarga……..139
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
DAFTAR BAGAN
1. Bagan Alir Pemikiran…………………………………………………..26 2. Bagan Struktur Sistem Pemerintahan Kelurahan Padang mas…………55
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner (Angket) 2. Pengajuan dan Persetujuan Judul Skripsi 3. Surat Keputusan Komisi Pembimbing Penulisan Proposal/Penelitian Skripsi 4. Lembar Kegiatan Bimbingan Penulisan Proposal Penelitian 5. Lembar Kegiatan Bimbingan Penelitian/ Penulisan Skripsi 6. Surat Pengantar Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan 7. Surat Keterangan telah mengadakan penelitian dari Lurah Kelurahan Padang mas 8. Peta Lokasi penelitian
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan kaum buruh di Indonesia sekarang ini memang semakin mengalami proses pemiskinan dan semakin tidak diperhatikan hak sosial-ekonomi dan hak sipil-politiknya. Rencana Revisi UU No 13 tahun 2003 memiliki motivasi ekonomis-politik, untuk meliberalisasikan sektor perburuhan dan melemahkan posisi tawar politik komunitas buruh di Indonesia. Standard kesejahteraan hidup para buruh di Indonesia juga semakin melemah karena himpitan dampak kebijakan ekonomi pemerintah yang berwatak neo-liberalisme. Kebijakan kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005 sampai 180 % telah membuat banyak buruh kehilangan pekerjaan. Para buruh yang masih bekerja terpaksa semakin mengencangkan ikat pinggang karena upah yang mereka terima s jauh dari standar kebutuhan hidup layak (KHL) dan tidak bisa mengimbangi laju kenaikan harga berbagai produk dan barang kebutuhan pokok ( Yulianto, 2006. http://els.bappenas.go.id, diakses tanggal 20 November 2008 pukul 19:29 Wib) Kemiskinan struktural yang dialami kaum buruh di Indonesia saat ini ada 120 juta orang buruh, 65 % adalah perempuan, 70 % bekerja disektor industri dan berkategori "pekerja kerah biru". Nasib suram yang menyelimuti kaum buruh Indonesia masih diwarnai dengan aksi unjuk rasa besar-besaran setiap memperingati hari Buruh Internasional 1 Mei merupakan isyarat bahwa beban kaum buruh kian berat. Pekerjaan berat yang dijalani kaum buruh tetap tidak mampu memenuhi apa yang menjadi standard kebutuhan hidup layak. Buktinya, Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
pemenuhan atas tuntutan upah yang layak, pesangon, cuti hamil, kebebasan berserikat, tunjangan hari raya dan berbagai hak normatif lain masih sebatas wacana. Benar memang wacana tersebut hingga saat ini masih terus diperjuangkan. Tapi resiko perjuangan juga tidak kecil dan kadang pahit. Akibatnya, kaum buruh tetap berkubang dalam lumpur kemiskinan. Jika ukuran garis kemiskinan BPS 2005 Rp 135.000 per kapita per bulan, buruh Indonesia dengan upah rata-rata Rp 700.000 sampai Rp 800.000 sekarang, memang tidak termasuk miskin. Tapi karena setiap buruh menanggung rata-rata tiga anggota keluarga, meski tidak di bawah garis kemiskinan, tetap terkategori miskin. Belum ditambah mahalnya harga kebutuhan pokok. Jangan heran jika banyak buruh harus bertahan hidup di kawasan kumuh dengan standar kesehatan di bawah ratarata, dan anak-anak putus sekolah adalah fenomena biasa. Semua itu demi menyeimbangkan
pendapatan
dengan
biaya
kebutuhan
hidup
keluarga.
(Firmansyah. http://pakolescenter.blogspot.com. Diakses tanggal 20 November 2008 pukul 20:12 Wib) Sejak tahun 1970 praktek kerja BHL mulai marak seperti jaman kolonial, bahwa dalam 100 Ha kebun dipekerjakan 22 orang buruh, 12 diantaranya SKU dan 10 BHL. Dengan asumsi seperti itu, diperkirakan jumlah BHL sekitar 800.000 di sumatera Utara. Ada 3 jenis perikatan kerja BHL yaitu : 1 Perikatan permanen (kontrak tahunan, sistem dan beban kerja sama dengan SKU hanya saja hari kerja dibatasi dibawah 20 hari), sistem kerja berdasarkan 1 hk ( 7 jam kerja) dan target kerja secara bersamaan ditentukan sepihak oleh perusahan, upah antara Rp 29.000,- s/d Rp 31.500 tanpa jaminan sosial. 2. Perikatan semi permanen (kontrak borongan, model kerja sopir-kernet yang kita sebut “paket hemat”, kepastian kerja
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
tergantung pada fruktuasi panen, jam kerja ada yang ½ hk, ada yang 1 hk tergantung pada fruktuasi panen tanpa jaminan sosial. dan 3. outsourcing baik resmi dan tidak resmi, kepastian kerja ukuranya ½ hk (4 jam kerja), kompensasi upah sekitar Rp 8.000 s/d 15.000,- tanpa jaminan sosial. Seluruh aspek kerja BHL berbasis penghisapan mulai dari proses rekruitmen, proses kerja, polanya hampir sama dengan jaman ordonasi kuli tempo dulu kerja hanya untuk sekedar makan tanpa
adanya
pemikiran
untuk
masa
depan
(Torang.
2008.
http://kpspor.blogspot.com Diakses tgl 14 November 2008 pukul 21:19 Wib) Di AS, upah minimum adalah US$ 5-8 per jam atau US$ 840 - 1.344 per bulan (Rp 7,8 - 12,6 juta per bulan). Di Singapura tidak ada UMR, tapi rata2 buruh manufaktur, gaji per bulannya adalah US$ 1.600 per bulan (Rp 15 juta). Bahkan TKW kita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Singapura, gajinya sekitar Rp 1,5 juta per bulan, sementara di Indonesia hanya Rp 250 ribu per bulan. UMR di Indonesia berkisar antara Rp 300.000 sampai Rp. 711.000 per bulan (US$ 32 - 75). Upah serendah itu pun sering dianggap terlalu besar, sehingga banyak pekerja yang gajinya di bawah UMR, hal ini dapat kita survey ke pelayan toko di pasar2/mal2 (2005. http://osdir.com diakses tgl 20 November 2008 pukul 19:12 Wib) Aspek kehidupan manusia sangatlah kompleks sehingga dengan sendirinya ragam dan intensitas pembangunan menjadi kompleks pula. Tuntutan masyarakat sangat majemuk sehingga pembangunan sebagai jawaban responsive akan menjadi jawaban majemuk pula. Salah satu dari aspek pembangunan itu adalah pembangunan dibidang pertanian. Sebab bidang ini adalah sektor yang telah digeluti masyarakat Indonesia sejak dahulu sehingga Indonesia dikenal
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
sebagai negara agraris. Tetapi perkembangan di bidang pertanian tidak merata disetiap daerah. Hal ini mendorong para pencari kerja untuk merantau ke daerah yang memerlukan tenaga kerja di bidang pertanian. Para pencari kerja tersebut tidak memiliki pendidikan dan keterampilan khusus untuk bekerja di sektor ini. Mereka hanya mengandalkan kekuatan fisik. Sektor pertanian di Tanah Karo sangat berkembang pesat, terutama buahbuahan dan sayur mayur. Hal ini menyebabkan tumbuhnya lapangan kerja baru bagi para penduduk setempat maupun penduduk perantau. Disana kita dapat menjumpai suatu kelompok pekerja (buruh) harian lepas yang sering disebut oleh masyarakat Karo sebagai aron. Mereka bekerja dalam proses menanam, menyiangi, dan memanen hasil-hasil pertanian dengan upah harian. Setiap hari mereka berkumpul di suatu tempat yaitu simpang Laudah untuk menunggu para petani yang memerlukan tenaga mereka. Pagi-pagi sekali mereka harus sudah berangkat menuju tempat tersebut karena jarak dari tempat mereka tinggal cukup jauh. Ketika mereka berangkat dari rumah, mereka belum tahu pekerjaan apa yang akan mereka kerjakan pada hari tersebut tergantung dari kebutuhan petani yang memerlukan mereka. Salah satu hal yang perlu diketahui adalah tidak selamanya mereka mendapatkan pekerjaan. Hal ini disebabkan jumlah mereka yang begitu banyak. Mereka membentuk suatu komunitas tersendiri di Kelurahan Padang mas, di daerah Simpang Laudah. Sejak kapan buruh harian lepas (aron) ini mulai beroperasi tidak diketahui secara pasti. Seorang penduduk setempat yang telah lama tinggal di daerah tersebut sejak tahun 1989 yaitu Esra Bangun mengatakan tidak mengetahui secara jelas sejak kapan aron ini ada di simpang Laudah tersebut, sebab ketika dia dan
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
keluarganya menetap disana buruh aron tersebut sudah ada disana. Sementara itu seorang petani jeruk Gembira Ginting yang telah sering menggunakan jasa para buruh harian lepas sejak tahun 1995. Begitu juga dengan informasi yang penulis peroleh dari kelurahan Padang mas tidak ada data yang mengatakan sejak kapan BHL (aron) tersebut mulai ada. Menurut Lurah Kelurahan Padang mas mengatakan bahwa kehadiran para buruh aron seiring dengan sektor pertanian yang berkembang pesat di Tanah Karo terutama buah-buahan dan sayur-sayuran. Tidak bisa dibayangkan kalau tidak ada buruh aron maka sektor pertanian di Tanah Karo akan mengalami kepincangan, sehingga peran serta mereka dalam sektor pertanian di Tanah Karo sangat besar. Aron yang bekerja ada yang masih lajang tetapi mayoritas dari mereka telah berkeluarga. Ada suami saja yang bekerja sebagai aron sedangkan istrinya mempunyai pekerjaan lain, atau sebaliknya si istri bekerja sebagai aron sedangkan si suami mempunyai pekerjaan lain, bahkan ada juga yang sepasang suami istri bekerja sebagai aron untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Para aron ini bekerja dengan upah antara Rp35.000 – Rp50.000 sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Dalam seminggu para aron bekerja kira-kira 4-5 hari dalam seminggu. Mereka bekerja setiap hari kecuali hari minggu yang digunakan sebagai hari untuk beristirahat. Pekerjaan merupakan salah satu
sarana untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan hidup yang sangat essensial sekali dan pada hakekatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan hidup yang bermacam ragamnya serta tidak terbatas intensitasnya. Banyak cara digunakan dalam mensistematiskan kebutuhan hidup.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Menurut Manullang sebagaimana dikutip dalam Pitomo kebutuhan manusia untuk melangsungkan hidupnya dibagi menjadi dua kategori yakni: 1. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan hidup seperti: makan, minum, pakaian, perumahan, kesehatan, dan pendidikan. 2. Kebutuhan Sekunder adalah kebutuhan yang dipergunakan untuk melengkapi kebutuhan primer seperti: alat-alat dan perabot Dalam pemenuhan kebutuhannya, apa yang telah dilakukan oleh para buruh harian lepas (aron) tidak memberikan hasil yang maksimum hal ini dapat dilihat dari kebutuhan primer mereka yang belum terpenuhi dan kondisi perumahan yang masih seadanya. Dengan bekerja mereka mengharapkan adanya peningkatan kesejahteraan kehidupan keluarganya, tetapi muncul kesenjangan antara harapan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang mereka hadapi saat itu. Jadi untuk memenuhi kebutuhan hidup terutama kebutuhan pangan maka para buruh harian lepas (aron) ini menggunakan metode strategi adaptif untuk tetap survive dalam mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola segenap aset yang dimilikinya. Dari sekian banyak issu yang membahas fenomena sosial yang dialami sebagian besar penduduk dan masyarakat salah satunya yang dialami masyarakat petani adalah golongan masyarakat yang berprofesi sebagai buruh pertanian atau buruh harian lepas (aron). Termasuk salah satu yang dimaksudkan yaitu kondisi
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
kehidupan buruh harian lepas (aron) di Tanah Karo pada umumnya dan di Kelurahan Padang Mas pada khususnya. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan diatas maka penulis merasa tertarik untuk melihat bagaimana Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (aron) di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1.
Bagaimana kondisi kehidupan sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo
2.
Bagaimana strategi bertahan yang dilakukan oleh para buruh harian lepas (aron) di dalam kehidupan sehari-hari
1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas, maka penulis perlu untuk membuat pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian terbatas pada kondisi kehidupan sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) yang dilihat dari jumlah pendapatan, kondisi perumahan, kesehatan, pendidikan anak, dan kondisi pangan sehari-hari 2. Strategi apa yang dilakukan oleh para aron untuk tetap survive dalam kehidupan sehari-hari
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
3. Objek penelitian adalah para buruh harian lepas (aron) yang biasa berkumpul di simpang Laudah Kabanjahe
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi kehidupan sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) di Kelurahan Padang mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo yang dilihat dari jumlah pendapatan, kondisi perumahan, kesehatan, pendidikan anak, dan kondisi pangan sehari-hari. Tujuan lain untuk mengetahui berbagai strategi yang digunakan oleh para aron untuk tetap survive dalam menjalani kehidupan sehari-hari
1.4.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu referensi dalam rangka memperhatikan masalah kondisi sosial ekonomi para buruh terutama buruh harian lepas yang ada di Kabanjahe Kabupaten Karo. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi instansi terkait dalam mengambil kebijakan dan perhatian terhadap masalah perburuhan. Bagi para petani atau pengusaha di Kabupaten Karo yang menggunakan jasa para buruh harian lepas (aron) untuk memperhatikan masalah yang dihadapi para buruh harian lepas.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan secara teoritis tinjauan-tinjauan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.
BAB III
: METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.
BAB IV
: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.
BAB V
: ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.
BAB VI
: PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehidupan Sosial Ekonomi Apabila dilihat dari arti kata kehidupan sebenarnya adalah cara atau keadaan tentang hidup, dan arti kata sosial adalah sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, sedangkan arti kata ekonomi adalah ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian dan perdagangan (Astarhadi, 1995: 52). Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai suatu sistem (sistem sosial), yaitu suatu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam suatu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia yang hidup dalam suatu pergaulan. Oleh karena itu kehidupan sosial pada dasarnya ditandai dengan: 1. Adanya kehidupan bersama yang pada ukuran minimalnya berjumlah dua orang
atau lebih
2. Manusia tersebut bergaul (berhubungan) dan hidup bersama dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena mereka berhubungan dan bergaul cukup lama dan hidup bersama, maka akan terjadi adaptasi dan pengorganisasian perilaku serta munculnya suatu perasaan sebagai kesatuan (kelompok) 3. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan 4. Suatu kehidupan sistem bersama (Soleman, 1986: 9) Dalam kehidupan sosial seperti yang dikemukakan di atas mengartikan bahwa adanya interaksi yang terjadi di dalam masyarakat. Adanya hubunganKristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
hubungan sosial atau hubungan yang saling mempengaruhi dengan kata lain terjadi interaksi sosial. Interaksi ini pertama sekali terjadi pada keluarga, dimana ada terjadi hubungan antara ayah, ibu dan anak. Dari adanya interaksi antara anggota keluarga maka akan muncullah hubungan dengan masyarakat luar. Pola hubungan interaksi ini tentu saja dipengaruhi lingkungan dimana masyarakat tersebut bertempat tinggal. Dalam masyarakat pedesaan kita ketahui interaksi yang terjadi lebih erat dibanding dengan diperkotaan. Pada masyarakat yang hidup di perkotaan, hubungan interaksi biasanya lebih dieratkan oleh status, jabatan atau pekerjaan yang dimiliki. Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial di dalam masyarakat. Pekerjaan yang bergengsi, dan bergaji tinggi akan menaikkan prestise seseorang. Sedang pekerjaan dengan gaji yang rendah tidak menjanjikan prestise, kehormatan, kerja yang menarik, kesempatan untuk maju, ataupun imbalan lainnya (Suparlan, 1984: 175). Dalam kehidupannya manusia mempunyai banyak kebutuhan, dan sudah menjadi keharusan baginya untuk memenuhi kebutuhan tersebut baik moral maupun material. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia tidak terlepas dari manusia lain sebagai akibat dari keberadaannya sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut manusia juga saling berinteraksi satu sama lain, disamping sebagai makhluk pribadi. Kehidupan sosial ekonomi adalah perilaku sosial dari masyarakat yang menyangkut
interaksinya dan perilaku
ekonomi dari masyarakat
yang
berhubungan dengan pendapatan dan pemanfaatannya. Bila berbicara mengenai kehidupan sosial ekonomi
berarti juga membahas tentang kebutuhan dan
bagaimana seseorang berusaha memenuhi kebutuhan tersebut, dan pemanfaatan
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
hasil ekonomi yang diperoleh. Jadi, kehidupan sosial ekonomi yang dimaksud adalah cara-cara atau strategi yang diterapkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, serta pemanfaatan penghasilan atau hasil ekonomi yang diperoleh, dan juga berbicara mengenai keadaan hidup sehari-hari. Berhubungan dengan kehidupan sosial ekonomi yang didalamnya terdapat unsur kebutuhan dan pemenuhannya, Abraham Maslow mengelompokkan
5
tingkat kebutuhan manusia, yaitu: 1. Kebutuhan dasar fisiologis/ kebutuhan fisik (Phisiological Needs) yang diperlukan untuk mempertahankan hidup seperti kebutuhan akan makanan, istirahat, udara segar, air, vitamin, dan sebagainya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer 2. Kebutuhan akan rasa aman (Safety Needs) ditujukan oleh anak dengan pemenuhan kebutuhan secara pasti, kontinu, dan teratur. Anak mudah terganggu dalam situasi yang dirasakan sebagai situasi yang membahayakan, situasi yang kacau, tak menentu, ia mudah menarik diri dalam situasi asing baginya. Anak membutuhkan perlindungan yang memberi rasa aman 3. Kebutuhan untuk mencintai dan dicintai (Love Needs) merupakan dorongan atau keharusan baginya untuk mendapatkan tempat dalam satu kelompok dimana ia memperoleh kehangatan perasaan dan hubungan dengan masyarakat lain secara umum 4. Kebutuhan akan harga diri (Estem Needs) menuntut pengalaman individu sebagai pribadi yang bernilai, sebagai manusia yang berarti dan memiliki martabat. Pemenuhan kebutuhan ini akan menimbulkan rasa percaya diri
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
sendiri, menyadari kekuatan-kekuatannya, merasa dibutuhkan dan mempunyai arti bagi lingkungannya. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization) memberikan dorongan kepada setiap individu untuk mengembangkan atau mewujudkan seluruh potensi dalam dirinya. Dorongan ini merupakan dasar perjuangan setiap individu
untuk
merealisasikan
dirinya,
untuk
menentukan
dirinya/
identitasnya, dan menjadi dirinya sendiri. Kebutuhan ini tumbuh secara wajar dalam diri setiap manusia (Maslow, 1994: 43) Kebutuhan-kebutuhan di atas yang harus dipenuhi oleh manusia demi kelangsungan hidupnya, mendorong manusia untuk bekerja sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya. Demikianlah konsekuensi yang tidak dapat ditawar lagi. Manusia memang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, karena dengan demikian manusia akan mendapatkan hasil yang dapat digunakan demi kelangsungan hidupnya. Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan merupakan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat pemberian posisi ini disertai pula dengan posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa status. (Koentjaraningrat, 1977: 35) Menurut Krench, kehidupan sosial ekonomi seseorang atau keluarga diukur melalui pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan. Sedangkan Werner memberikan ciri-ciri berupa pekerjaan, pendapatan, jenis rumah tinggal dan daerah tempat tinggal. Sementara menurut Sugihen kondisi ekonomi dan sosial
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
seseorang cenderung menjadi rujukan dalam penentuan statusnya dalam masyarakat. Ukuran yang dipakai didasarkan pada salah satu atau kombinasi yang mencakup tingkat pendapatan, pendidikan, prestise atau kekuasaan. Menurut Koentjaraningrat selain faktor pekerjaan, pendapatan, dan pendidikan, faktor lain yang sering diikutsertakan oleh beberapa ahli lainnya adalah perumahan, kesehatan, dan sosialisasi dalam lingkungan masyarakat (Mulyanto, 1986: 160). Dalam pemenuhan kebutuhannya manusia bekerja dan menghasilkan barang dan jasa. Selain itu juga manusia mempunyai sumber daya dimana sumber daya manusia yang dimaksud adalah: 1. Sumber daya manusia mengandung pergantian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa 2. Sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan barang atau jasa tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan kerja dan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia (Simanjuntak, 1985: 1)
2.2 Strategi Adaptasi Adaptasi merupakan proses perubahan yang dilakukan oleh para buruh harian lepas (aron) dengan situasi lingkungan yang berubah. Sedangkan adaptasi struktural merupakan perubahan aplikasi tindakan, kebiasaan para buruh harian lepas (aron) dalam menanggapi perubahan lingkungan untuk mempertahankan hidupnya. Strategi adaptasi yaitu cara-cara atau tindakan yang dilakukan oleh
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
buruh harian lepas (aron) untuk mempertahankan hidupnya dengan tetap eksis sebagai buruh harian lepas (aron). Edi Suhartono seorang pengamat masalah kemiskinan dari IPB, menyatakan bahwa definisi dari strategi bertahan hidup (Coping Strategies) adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Dalam konteks keluarga miskin, strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola segenap aset yang dimilikinya. Bisa juga disamakan dengan kapabilitas keluarga miskin dalam menanggapi goncangan dan tekanan (shock and stress) (Suhartono. 2006. http://www.policy.hu diakses tanggal 20 Desember 2008 pukul 19:00 Wib). Berdasarkan konsepsi ini, Moser membuat kerangka analisis yang disebut ”The Aset Vurnerability”. Kerangka ini meliputi berbagai pengelolaan aset yang digunakan untuk melakukan penyesuaian dan pengembangan strategi tertentu dalam mempertahankan kelangsungan hidup seperti: a. Aset Tenaga Kerja (Labour Asets) Misalnya meningkatkan keterlibatan wanita dan anak dalam keluarga untuk bekerja membantu ekonomi rumah tangga b. Aset Modal Manusia (Human Capital Asets) Misalnya memanfaatkan status kesehatan yang dapat menentukan kapasitas orang atau bekerja atau keterampilan dan pendidikan yang menentukan umpan balik atau hasil kerja (return) terhadap tenaga yang dikeluarkannya
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
c. Aset Produktif (Productive Asets) Misalnya menggunakan rumah, sawah, ternak, tanaman untuk keperluan hidupnya d. Aset Relasi Rumah Tangga atau Keluarga (Household Relation Asets) Misalnya memanfaatkan jaringan dan dukungan dari sistem keluarga besar, kelompok etnis,migrasi tenaga kerja dan mekanisme ”uang kiriman” (remittances) e. Aset Modal Sosial (Social Capital Asets) Misalnya memanfaatkan lembaga-lembaga lokal, arisan dan pemberi kredit informasi dalam proses dan sistem perekonomian keluarga Selanjutnya Edi Suhartono menyatakan strategi bertahan hidup (Coping Strategies) dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dapat dikelompokkan menjadi 3 cara yaitu: a. Strategi Aktif yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga untuk (Misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau tanaman liar di
lingkungan sekitarnya dan
sebagainya) b. Strategi Pasif yaitu mengurangi pengeluaran keluarga (Misalnya pengeluaran sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya) c. Strategi Jaringan misalnya menjalin relasi, baik secara informal maupun formal dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan (misalnya meminjam uang tetangga, mengutang ke warung, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya).
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
(Suhartono. 2007. http://www.policy.hu diakses tanggal 20 Desember 2008 pukul 19:54 Wib). Sebagian besar peneliti mengenai Coping Strategies menggunakan keluarga atau rumah tangga sebagai unit analisis. Meskipun istilah keluarga dan rumah tangga sering dipertukarkan, keduanya memiliki sedikit perbedaan. Keluarga menunjuk pada hubungan normatif antara orang-orang yang memiliki ikatan biologis, sedangkan rumah tangga menunjukkan pada sekumpulan orang yang hidup satu atap namun tidak selalu memiliki hubungan darah. Baik anggota keluarga maupun rumah tangga umumnya memiliki kesempatan untuk menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya secara bersama-sama. Konsep mata pencaharian (Livelihood) sangat penting dalam memahami Coping Strategies karena merupakan bagian dari atau kadang-kadang dianggap sama dengan strategi mata pencaharian (Livelihood Strategies). Suatu mata pencaharian meliputi pendapatan (baik yang bersifat tunai maupun barang), lembaga-lembaga sosial, relasi gender, hak-hak kepemilikan yang diperlukan guna mendukung dan menjamin kehidupan. Suatu kehidupan ditunjang oleh interaksi antara orang, asset nyata dan asset tidak nyata. Orang menunjuk pada kemampuan mencari nafkah (Livelihood Capabilities) asset nyata menunjuk pada simpanan (makanan, emas, tabungan) dan sumber-sumber (tanah, air, sawah, tanaman, binatang ternak) sedangkan asset tidak nyata menunjuk pada klaim dan akses yang merupakan kesempatan-kesempatan untuk menggunakan sumber, simpanan, pelayanan, informasi, barang-barang, teknologi, pekerjaan, dan pendapatan.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Strategi yang dilakukan keluarga miskin dalam mengadaptasi naiknya harga kebutuhan pokok 1. Pengontrolan konsumsi dan pengeluaran yaitu mengurangi jenis dan pola makan, membeli barang-barang murah, mengurangi pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan, mengurangi kunjungan ke desa, memperbaiki rumah atau alat-alat rumah tangga sendiri 2. Pengubahan komposisi keluarga 3. Megrasi ke desa atau kota lain 4. Meningkatkan jumlah anggota rumah tangga untuk memaksimalkan pendapatan 5. Menitipkan anak ke kerabat atau keluarga lain baik secara temporer maupun permanen 6. Menanam tanaman yang bisa dikonsumsi di pekarangan rumah 7. Sistem gotong royong diantara anggota keluarga dan anggota masyarakat dalam mengelola makanan dan sumber daya manusia pada masa krisis 8. Penggantian makanan yang dikonsumsi dengan yang lebih murah atau terjangkau mis: mengganti ikan dengan telur 9. Penjualan simpanan benda-benda berharga seperti emas, perabotan rumah tangga untuk memperoleh tambahan uang 10. Penjualan asset produktif seperti tanah, binatang ternak untuk memperoleh tambahan uang 11. Peminjaman kredit dari bank, anggota keluarga, pedagang atau lintah darat 12. Produksi dan perdagangan skala kecil seperti membuka warung atau kedai sampah 13. Pemanfaatan bantuan pemerintah dimasa krisis misalnya melalui program Jaringan Pengamanan Sosial (JPS) (Miles. 2002. http://www.damandiri.or.id diakses tanggal 20 Desember 2008 pukul 20:22 Wib)
2.3 Buruh Harian Lepas (BHL) Buruh dapat diartikan sebagai semua orang yang bekerja dan terdaftar namanya di perusahaan serta menerima gaji atau upah secara langsung dari perusahaan tempat dia bekerja, baik yang aktif bekerja maupun yang sedang cuti dengan izin perusahaan, sedang mengikuti training, berstatus buruh tetap, kontrak, harian lepas maupun borongan. Pengertian lainnya, buruh adalah orang yang dengan senang hati melakukan usaha, kerja-keras, berjerih payah untuk menghasilkan produk atau barang. Buruh adalah pemilik jasa dan orang yang melahirkan karya. Buruh bukanlah orang yang tergelincir pada lilitan ekonomi Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
dan tunduk dalam suatu pekerjaan, tetapi orang yang mengaktifkan diri, berjalan terus dan aktif memenuhi kegiatan produksi. Buruh memiliki sifat yang memberikan (given) dan berunsur membangun, mencipta dan menghidupkan (Steven. http://www.sulutlink.com diakses tanggal 25 November 2008 pukul 21:55 Wib). Buruh harian lepas (BHL) adalah buruh yang diikat dengan hubungan kerja dari hari-kehari dan menerima penerimaan upah sesuai dengan banyaknya hari kerja, atau jam kerja atau banyaknya barang atau jenis pekerjaan yang disediakan. Disebut buruh harian lepas (BHL) karena buruh yang bersangkutan tidak ada kewajiban untuk masuk kerja dan tidak mempunyai hak yang sama seperti pada buruh tetap. Umumnya buruh harian lepas (BHL) adalah buruh yang mengerjakan pekerjaan yang sifatnya tidak terus menerus tetapi bersifat musiman. Dalam penelitian ini buruh harian lepas yang dimaksud adalah pekerja lepas di bidang pertanian karena mereka memang hanya bekerja di sektor pertanian. Mereka tidak mau bekerja di sektor lain seperti pertukangan ataupun buruh bangunan. Sehingga mereka lebih tepat untuk dikatakan sebagai buruh tani. Buruh tani dalam pengertian yang sesungguhnya memperoleh penghasilan terutama dari bekerja yang mengambil upah untuk para pemilik tanah atau para petani penyewa tanah. Sebagian besar dari mereka atas dasar jangka pendek, dipekerjakan dan dilepas dari hari ke hari. Disamping melakukan pekerjaan yang diupah, buruh harian itu juga melakukan perdagangan kecil kecilan, menjual pisang, rokok dan hasil pertanian secara kecil-kecilan, menjualnya berdasarkan komisi dan kadang-kadang ada juga dari mereka yang menanami sebidang tanah kehutanan dengan perjanjian (Sajogyo, 1995: 112).
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Dalam
tingkah
lakunya
terhadap
orang-orang
yang
diluar
dari
kelompoknya, buruh tani biasanya menyerah saja kepada nasibnya, ia ingin memperbaiki keadaannya, tetapi ia tidak tahu caranya, karena itu ia menyerah saja. Kelompok ini biasanya curiga terhadap segala sesuatu yang datang dari luar lingkungannya. Akan tetapi sekalipun kedengaranya bertentangan, pada akhirnya buruh tani itu paling percaya kepada pertimbangan para majikan mereka. Tentu saja kepercayaan itu ada batasnya, tetapi dalam berhubungan dengan mereka, sekurang-kurangnya buruh itu tahu di mana mereka berdiri. Dalam beberapa keadaan pendapat para majikan itu amat menentukan, sedangkan pendapat orangorang yang berusaha menjadi pemimpin buruh tani dalam perjuangan mereka untuk memperbaiki kondisi hidup, tidak diterima. Terbukti bahwa pendapat mereka kurang diperhatikan dibandingkan dengan pendapat majikan. Tidak ada jawaban atau badan pemerintahan yang benar-benar memberikan perhatiannya, baik langsung maupun tidak langsung, kepada buruh tani dan nasibnya. Buruh tani hidup dari hari ke hari saja dan tidak memperhatikan rencana masa depan misalnya dengan menabung. Sajogyo memberikan ciri-ciri buruh tani yang bekerja dengan upah harian lepas sebagai berikut: Kegiatan ekonomi 1. Buruh tani biasanya dipekerjakan oleh tuan tanah besar dengan digaji sebagai pekerja harian 2. Setelah hasil pertanian dipungut, buruh tani diperbolehkan menanami tanah-tanah itu selama masa sekitar enam bulan sebelum tanah ditanami oleh para pemilik lahan atau tuan tanah
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
3. Diwaktu mereka tidak dipekerjakan sebagai buruh, para buruh tani melakukan perdagangan kecil-kecilan yang menghasilkan laba kira-kira sama besarnya dengan gaji mereka Kedudukan Sosial 1. Para buruh tani berada ditingkat terendah dalam lapisan masyarakat. Mereka tidak mungkin jatuh lebih rendah lagi dan mereka tidak mempunyai kedudukan yang akan dipertahankan maupun yang akan hilang. Posisi seperti ini mempunyai pengaruh besar terhadap nilai-nilai norma kelompok itu. 2. Buruh tani hidup untuk menyambung nyawa saja, karena tidak ada benda atau orang yang menjamin kelanjutan hidup mereka di masa depan. Kenyataan ini mempunyai implikasi penting terhadap rencana-rencana pembangunan yang telah dipertimbangkan sebaik-baiknya berada diluar pengertian buruh tani 3. Buruh tani yang sesungguhnya tidak mempunyai latar belakang kecerdasan, juga tidak mempunyai pengalaman untuk mengelola pertanian. Mereka telah terbiasa bekerja sebagai buruh tani sepanjang hidup karena itu mereka tahu sedikit mengenai pekerjaan pertanian seperti mencangkul, menanam, menyiangi dan memanen 4. Buruh tani sebagai kelompok sama sekali tidak terikat kepada desa mereka. Banyak dari mereka berasal dari tempat lain, dan kalau telah datang waktunya mereka berpindah ketempat yang baru dimana mereka berharap menemukan kesempatan untuk berhasil atau mendapatkan gaji yang lebih besar dan kerja yang lebih ringan (Sajogyo, 1995: 113-114).
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
2.4 Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan sosial sering diidentikkan dengan kesejahteraan masyarakat atau kesejahteraan umum. Namun ada baiknya kita memilah kedua kata tersebut yaitu kesejahteraan dan sosial. Istilah kesejahteraan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan sejahtera artinya aman, sentosa, makmur, selamat (terlepas dari segala macam gangguan dan kesusahan). Sedangkan kesejahteraan artinya
keamanan,
keselamatan,
ketenteraman,
kesenangan
hidup
dan
kemakmuran. Di dalam kamus ilmu kesejahteraan sosial disebutkan kesejahteraan sosial adalah merupakan keadaan yang sejahtera yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial tertentu saja. Kesejahteraan sosial adalah kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat yang memungkinkan dan mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadiannya secara sempurna (Suparlan, 1984: 53). Menurut Walter A. Friedlander pengertian kesejahteraan sosial adalah : ”Sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat” (Muhidin : 1992 : 1). Menurut Arthur Dunham, kesejahteraan sosial dapat didefinisikan sebagai : ” Kegiatan-kegiatan yang terorganisir dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standarstandar dengan kebutuhan, dan lembaga-lembaga sosial.” Dalam UU No. 6 tahun 1979 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial disebutkan pengertian dari kesejahteraan sosial, materiil maupun spiritual yang meliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi serta kewajiban manusia dengan pancasila. PBB mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan yang terorganisir dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individuindividu dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama melalui teknik-teknik dan metode-metode dengan maksud supaya memungkinkan individu-individu, kelompok-kelompok maupun komunitas-komunitas untk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah penyesuaian diri mereka terhadap perubahan pola-pola masyarakat serta melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial. Konsep ini nampaknya lebih universal dibandingkan berbagai batasa terdahulu. Namun semua mengartikan tentang kesejahteraan sosial itu pada prinsipnya sama. Yaitu menyangkut kondisi kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas baik secara material maupun spiritual. Dalam kaitannya dengan penelitian ini pekerjaan dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk meningkatkan masyarakat atau sosial. Karena bekerja sebagai buruh harian lepas dapat dijadikan sebagai landasan pemenuhan kebutuhan bagi mereka.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Dari definisi di atas, dapat diambil pengertian bahwa kesejahteraan sosial mencangkup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu dibidang fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi, ataupun kehidupan spiritual.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
2.5 Kerangka Pemikiran Setiap
manusia
memiliki
sejumlah
kebutuhan
dalam
rangka
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum kebutuhan manusia terdiri dari: kebutuhan fisik dan biologis (kebutuhan untuk hidup), kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia harus bekerja guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Demikian pula buruh harian lepas (aron) yang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari. Dengan tidak mengandalkan keterampilan khusus dan tingkat pendidikan sebagai syarat tetapi hanya mengandalkan fisik mereka. Kehidupan sosial ekonomi berkaitan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya
yang
ditentukan
tingkat
pendapatan
yang
diterima
dan
pemanfaatannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kehidupan sosial ekonomi buruk membuat mereka harus menggunakan strategi adaptasi (Coping Strategies) dalam memenuhi kehidupan sehari-hari sehingga kesejahteraan buruh dapat tercapai. Strategi adaptasi merupakan kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya.
Adapun indikator yang ditentukan dalam mengukur strategi
adaptasi tersebut adalah peningkatan asset, pengontrolan konsumsi dan pengeluaran, pengubahan komposis keluarga. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini adalah bagan alir pemikiran.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Bagan Alir Pemikiran
Buruh Harian Lepas (Aron)
Upaya Pemenuhan Kebutuhan
Kehidupan Sosial Ekonomi 1. Pendapatan 2. Kondisi Perumahan 3. Kesehatan 4. Pendidikan anak 5. Pangan
Kehidupan Sosial Ekonomi buruk
Strategi Adaptasi (Coping Strategies) Indikatornya adalah 1. Peningkatan asset 2. Pengontrolan konsumsi dan pengeluaran 3. Pengubahan komposisi keluarga
2.6 Definisi Konsep Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian, keadaan kelompok atau individu tertentu (Singarimbun, 1981: 32). Dalam hal ini konsep penelitian bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian ini. Dari uraian yang telah dipaparkan di atas maka terlihat bahwa faktor kemiskinan yang ditandai oleh adanya keterampilan khusus yang dapat diandalkan mengakibatkan banyak pencari kerja meninggalkan daerah asalnya dan bekerja sebagai buruh tani di daerah lain karena pekerjaan tersebut tidak memerlukan keterampilan khusus dan tingkat pendidikan sebagai syarat. Untuk memenuhi kebutuhan maka mereka termotivasi untuk mencari pekerjaan yang hanya mengandalkan fisik mereka. Motivasi tersebut diwujudkan dalam bentuk bekerja sebagai buruh harian lepas di sektor pertanian. Dengan bekerja sebagai buruh harian lepas yang dalam istilah daerah setempat disebut dengan Aron, mereka berharap dapat memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka ragam seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan anak, dan sebagainya yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian yang akan dilaksanakan. Kerangka Konsep Penelitian Buruh Harian Lepas 1. Upah harian 2. Bekerja pada tuan tanah besar 3. Bekerja serabutan 4. Berada pada status masyarakat terendah 5. Tidak mempunyai latar belakang pendidikan 6. Tidak terikat pada desa mereka Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi 1. Kondisi pendapatan
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
2. Kondisi pangan 3. Kondisi perumahan 4. Kondisi kesehatan 5. Kondisi pendidikan anak Dalam penelitian ini variabel yang digunakan untuk melihat kondisi sosial ekonomi buruh harian lepas dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Kondisi yaitu keadaan yang dapat dilihat dan diukur berdasarkan beberapa indikator dalam suatu peristiwa atau keadaan dalam suatu kurun waktu dan ruang tertentu. 2. Kesejahteraan sosial adalah merupakan keadaan yang sejahtera yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang menyangkut keseluruhan syarat yang memungkinkan dan mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadiannya secara sempurna (Suparlan, 1983: 53) 3. Kehidupan sosial ekonomi yaitu yang berkaitan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya yang ditentukan oleh tingkat pendapatan yang diterima.
Kebutuhan
merupakan
segala
yang
diperlukan
untuk
melangsungkan kehidupan hidup manusia yang didasarkan kepada kondisi perumahan, kondisi kesehatan, kondisi pendidikan anak, kondisi pangan, dan kondisi pendapatan 4. Strategi bertahan hidup (Coping Strategies) adalah kemampuan seseorang dalam
menerapkan
seperangkat
cara
untuk
mengatasi
berbagai
permasalahan yang melingkupi kehidupannya.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
5. Buruh adalah semua orang yang bekerja dan terdaftar namanya di perusahaan serta menerima gaji atau upah secara langsung dari perusahaan tempat dia bekerja, baik yang aktif bekerja maupun yang sedang cuti dengan izin perusahaan, sedang mengikuti training, berstatus buruh tetap, kontrak, harian lepas maupun borongan. 6. Buruh harian lepas adalah buruh yang bekerja yang diikat dengan hubungan kerja dari hari ke hari dan menerima pembayaran upah sesuai dengan banyaknya hari kerja atau jam kerja dan banyaknya barang atau jenis pekerjaan yang disediakan. Disebut buruh lepas adalah karena buruh yang bersangkutan tidak ada kewajiban untuk masuk kerja setiap hari dan tidak mempunyai hak yang sama seperti pada buruh tetap. Umumnya buruh harian lepas adalah buruh yang mengerjakan pekerjaan yang sifatnya tidak terus menerus tetapi bersifat musiman. Dalam daerah setempat para buruh harian lepas disebut dengan ”aron”. Mereka bekerja di lahan pertanian yang membutuhkan tenaga kerja untuk menanam, menyiangi atau memanen hasil pertanian. Pekerjaan yang mereka lakukan tergantung petani pemilik lahan yang menyewa jasa mereka untuk bekerja di lahan pertaniannya. Dalam penelitian ini buruh harian lepas (aron) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Menerima upah harian yang dapat dilihat dengan indikator: a. Kerja lepas dari hari ke hari b. Tidak setiap hari mendapat pekerjaan c. Kadang-kadang menerima pekerjaan borongan
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
2. Bekerja pada tuan tanah besar yang dapat dilihat dengan indikator: a. Bekerja sesuai dengan kebutuhan petani besar b. Tidak mempunyai lahan garapan sendiri 3. Bekerja serabutan yang dapat dilihat dengan indikator: a. Melakukan pekerjaan yang tidak tetap b. Kadang-kadang bekerja lembur sampai tengah malam c. Menerima pekerjaan apa saja agar bisa bekerja tiap hari 4. Tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang dapat dilihat dengan indikator: a. Tidak memiliki jenjang pendidikan formal yang tinggi b. Tidak ada keterampilan dalam pengolahan lahan pertanian c. Tidak ada kecerdasan dalam usaha tani seperti perencanaan kerja, pembiayaan dan pemasaran 5. Tidak terikat pada desa mereka yang dapat dilihat dengan indikator: a. Tempat bekerja mereka dapat berpindah-pindah setiap hari b. Mereka tidak bekerja dilingkungan tempat tinggal mereka c. Tidak mempunyai lahan sendiri di desanya d. Umumnya adalah penduduk perantau
2.7 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1981:33). Bertujuan untuk memudahkan penelitian dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Maka perlu operasionalisasi dari konsep-konsep yang digunakan untuk bertujuan
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya oleh orang lain. Dalam penelitian ini, kondisi sosial ekonomi buruh harian lepas dapat diukur dari indikator sebagai berikut: 1. Kondisi pendapatan yaitu jumlah upah yang diterima sebagai imbalan jasa dengan satuan perhitungan bulanan. Perhitungan yang digunakan adalah dalam perbulannya yaitu: a. Rendah : Dibawah Rp 350.000.b. Sedang : Antara Rp 350.000,- sampai Rp 450.000,c. Tinggi
: Di atas Rp 450.000,-
2. Kondisi perumahan adalah tempat tinggal keluarga buruh harian lepas dengan indikator: a. Tersedianya sarana air minum b. Tersedianya sarana penerangan c. Tersedianya sarana MCK d. Adanya jendela dan ventilasi untuk keluar masuknya udara dan cahaya e. Jumlah anggota keluarga yang menempatinya f. Kondisi fisik bangunan 3. Kondisi kesehatan adalah suatu keadaan bebas dari penyakit yang dialami oleh buruh harian lepas dengan indikator: a. Kesehatan mental yaitu meliputi keyakinan akan ajaran agama, keteguhan mengindahkan norma-norma sosial dan hukum b. Kesehatan badan atau fisik meliputi penyakit yang pernah diderita oleh para buruh harian lepas
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
c. Kesehatan sosial yaitu suatu keadaan yang dialami oleh buruh harian lepas dalam berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggalnya 4. Kondisi pendidikan anak adalah keadaan pendidikan anak responden saat ini di bangku sekolah dengan indikator: a. Tinggi : Akademi – Sarjana b. Sedang : SLTP – SLTA c. Rendah : Tidak bersekolah - SD 5. Kondisi pangan adalah jenis makanan yang dikonsumsi oleh buruh harian lepas setiap harinya yang diukur melalui indikator: a. Kwalitas jenis makanan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan gizi b. Kwalitas jenis makanan yang dikonsumsi setiap harinya Strategi Adaptasi (Coping Strategies) adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Strategi adaptasi ini dapat diukur dari indikator sebagai berikut: 1. Peningkatan Asset yaitu menggunakan asset yang ada dalam keluarga buruh aron tersebut yang diukur melalui indikator: a. Melibatkan lebih banyak anggota keluarga untuk bekerja b. Memulai usaha kecil-kecilan c. Memulung barang-barang bekas d. Menyewakan kamar e. Menggadaikan barang f.
Meminjam uang di Bank atau lintah darat
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
2. Pengontrolan Konsumsi dan Pengeluaran a. Mengurangi jenis dan pola makan b. Membeli barang-barang murah c. Mengurangi pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan d. Mengurangi kunjungan ke desa e. Memperbaiki rumah atau alat-alat rumah tangga sendiri 3. Pengubahan Komposisi Keluarga a. Migrasi ke desa atau ke kota lain b. Meningkatkan jumlah anggota rumah tangga untuk memaksimalkan pendapatan c. Menitipkan anak ke kerabat atau keluarga lain baik secara temporer maupun permanen
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian adalah penelitian deskriptif yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dll) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1998: 63). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu menggambarkan suatu objek yang diteliti melalui pencarian data-data dan sumber-sumber informasi yang berkenaan dengan objek yang akan diteliti, menganalisa data-data yang didapat serta menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi pada objek penelitian berdasarkan data yang ada.
3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Simpang Laudah Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena peneliti ingin mengetahui secara pasti bagaimana kondisi kehidupan sosial ekonomi buruh harian lepas (aron). Hal yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di tempat ini adalah karena masih sedikit yang melakukan penelitian mengenai buruh harian lepas (aron) di Tanah Karo khususnya, ditambah lokasi penelitian mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti untuk mengadakan riset.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 1998:141). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh buruh harian lepas yang berada di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo yang berjumlah 110 Kepala Keluarga.
Sampel Menurut Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1997 : 109). Dalam penelitian ini besar sampel yang ditentukan sesuai dengan pendapat Arikunto (1997: 20), menyatakan jika jumlah populasi lebih dari 100 maka diambil sampel sejumlah 10-20% dari populasi dan dianggap representative. Adapun teknik yang digunakan dalam penarikan sampel yaitu teknik Non Probability Sampling yang termasuk ke dalam non random sampling dengan menggunakan metode “purposive sampling”, yaitu suatu metode yang berdasarkan penunjukan sesuai dengan kewenangan dan kedudukan sampel. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Keluarga (KK) dalam hal ini tidak dibatasi perempuan atau laki-laki. Karena hal itu memudahkan peneliti untuk mengukur tingkat sosial ekonomi berdasarkan indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti adalah 20% dari jumlah populasi yaitu 22 KK
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer (Study Lapangan) Data Primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap gejala-gejala yang dapat diamati dari objek penelitian. Cara-cara yang dilakukan yaitu : a. Observasi yaitu : teknik pengumpulan data tentang gejala-gejala tertentu yang dilakukan dengan melihat, mendengar, dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran penelitian. Metode ini dilaksanakan dengan jalan mengamati gerak dan tingkah laku para buruh harian lepas (aron) di lokasi menunggu pekerjaan serta kegiatan mereka sehari-hari, mengamati kondisi perumahan buruh harian lepas (aron). Ini dipergunakan untuk menyesuaikan keterangan yang diberikan dengan situasi yang sebenarnya. b. Wawancara yaitu : mengumpulkan data dengan mengadakan dialog secara langsung dan mengajukan pertanyaan mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini kepada responden yang telah ditetapkan yaitu guna melengkapi data yang diperoleh dari kuesioner yang telah diajukan seperti tokoh masyarakat setempat, kepala kelurahan, ketua-ketua aron serta petani dan pengusaha yang menggunakan tenaga aron. c. Angket (Questioner) yaitu : teknik pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan menyebar angket berisi daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis untuk dijawab oleh responden. 2. Data Sekunder (Study Kepustakaan) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan studi kepustakaan (Library Research) yaitu, dengan mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah,
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
surat kabar, karya ilmiah, artikel, buletin dll yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini.
3.5 Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa deskriptif yaitu dengan mengumpulkan, mengelola, menyajikan dan menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya. Data yang diperoleh akan dipaparkan dan dianalisa dengan menggunakan tabel tunggal, sehingga data dapat dibaca dengan mudah untuk mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti. Dalam teknik analisa data langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah 1. Editing yaitu meneliti kembali catatan yang diperoleh dari penelitian 2. Koding yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban menurut macamnya 3. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban. Hal ini berguna untuk dapat dipakai sebagai data sehingga mudah dianalisa serta disimpulkan menjawab masalah yang dikemukakan dalam penelitian sehingga jawaban yang beraneka ragam itu dapat disingkatkan 4. Menghitung Frekwensi yaitu dengan menghitung besar frekwensi data pada masing-masing kategori 5. Tabulasi, disini data dalam keadaan yang ringkas dan tersusun dalam suatu tabel tunggal, sehingga data dapat dibaca dengan mudah untuk mengetahui jawaban dari masalah yang diteliti 6. Dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti maka dilakukan usaha untuk menambahkan informasi kualitatif pada data kuantitatif (Singarimbun, 1981: 9).
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Kelurahan Padang Mas Kelurahan Padang Mas berada di Ibukota Kabupaten Karo dan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kecamatan Kabanjahe. Kecamatan Kabanjahe terbagi atas 5 wilayah kelurahan. Kelurahan Padang mas terletak di lokasi BPP Kabanjahe dengan jarak dari kelurahan ke kecamatan dan kabupaten adalah 0,5 km dan luas wilayah tersebut adalah 386 Ha. Untuk mencapai daerah ini dapat menggunakan berbagai kendaraan baik kendaraan roda dua ataupun kendaraan roda empat. Jarak dari ibukota Propinsi sekitar 76 km atau sekitar ± 2 jam waktu perjalanan, sedangkan jarak ke ibukota kabupaten sekitar 0,50 km. atau 15 menit waktu perjalanan. Kelurahan Padang mas berada pada ketinggian sekitar 1200 m di atas permukaan laut dan merupakan daerah dataran tinggi. Sementara itu curah hujan mencapai rata-rata 2510-3000 MM per tahun dengan temperatur udara sekitar 24ºC-27ºC. Sedangkan PH tanah adalah 5,5 – 7. Udara di Kabanjahe sangat sejuk tetapi dengan situasi global sekarang terjadinya pemanasan global didukung dengan banyaknya terjadi perambahan hutan di Tanah Karo khususnya dan di Indonesia pada umunya maka udara di Kabanjahe lebih panas dari biasanya. Kota Kabanjahe atau pada umumnya lebih dikenal dengan Tanah Karo merupakan penghasil sayur mayur, buah-buahan dan bunga-bungaan. Kelurahan Padang mas mempunyai batas-batas wilayah yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laucimba Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Bunuraya 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Laucimba 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Gungleto Kelurahan Padang mas ini terdiri dari 10 lingkungan yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala lingkungan. Sementara itu wilayah Kelurahan Padang mas sebagian besar dimanfaatkan sebagai areal pemukiman dan yang lainnya adalah kawasan perdagangan dan kawasan pertanian. Untuk lebih jelasnya pemanfaatan tanah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 1 PEMANFAATAN TANAH DI KELURAHAN PADANG MAS No
Pemanfaatan tanah
Luas (Ha)
Persentase
1
Kawasan Pemukiman
199
51,55
2
Kawasan Pertanian
32
8,29
3
Kawasan Perdagangan
4
1,04
4
Lain-lain
151
39,12
386
100
Jumlah
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009
Keadaan Demografis Kelurahan Padang mas mempunyai jumlah penduduk sebanyak 8768 jiwa yang terdiri dari 1915 Kepala Keluarga (KK). Jadi terdapat jumlah rata-rata per KK adalah 4,57 jiwa. Jumlah penduduk dari tahun ke tahun
mengalami
peningkatan, hal ini disebabkan oleh adanya angka kelahiran dan adanya penduduk perantau yang datang ke daerah ini. Kepadatan penduduk di kelurahan ini yaitu 438/km.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Penduduk kelurahan ini terdiri dari berbagai suku bangsa namun mayoritas penduduknya adalah suku Batak Karo sebagai suku asli yang mendiami daerah ini. Selain itu terdapat juga penduduk dari suku Batak Toba, Simalungun, Padang, Jawa, Nias dan sebagian lagi terdapat penduduk non pribumi. 4.2.1 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 2 KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN No
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
1
Laki-laki
4105
46,82
2
Perempuan
4663
53,18
8768
100
Jumlah
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dilihat adanya perbedaan jumlah penduduk perempuan yang lebih banyak sekitar 53,18 % bila dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. 4.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Usia Penduduk Kelurahan Padang mas terdiri dari berbagai kelompok usia yang dapat digambarkan dalam tabel berikut ini.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 3 KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT USIA No
Golongan Usia
Jenis Kelamin Laki2
Pr
Jumlah
Persentase
1
0 – 12 bulan
73
109
182
2,07
2
13 bulan – 4 tahun
107
159
266
3,03
3
5 – 6 tahun
189
239
428
4,88
4
7 – 12 tahun
773
407
1180
13,46
5
13 – 15 tahun
404
502
906
10,33
6
16 – 18 tahun
335
378
713
8,13
7
19 – 25 tahun
143
161
304
3,47
8
26 – 35 tahun
582
686
1268
14,46
9
36 – 45 tahun
493
583
1076
12,28
10
46 – 50 tahun
501
721
1222
13,94
11
51 – 60 tahun
393
420
733
8,36
12
61 – 75 tahun
147
219
366
4,18
13
Lebih dari 76 tahun
45
79
124
1,41
4.105
4.663
8768
100
Jumlah
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa kelompok umur penduduk di Kelurahan Padang mas menunjukkan bahwa penduduk di daerah ini di dominasi oleh penduduk yang berusia 26-50 tahun yaitu sekitar 40,68 %. Golongan umur 7-12 tahun ada sekitar 13,46 %. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa tingkat kelahiran di daerah ini jumlahnya relatif rendah. Hal ini disebabkan kesadaran penduduk terhadap gerakan Keluarga Berencana semakin meningkat dengan demikian tingkat kelahiran penduduk dapat ditekan jumlahnya sehingga pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan. Ini dapat terlihat dari rata-rata jumlah anggota keluarga di kelurahan ini adalah 4,57 jiwa per rumah tangga.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
4.2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Menurut kriteria agama di daerah ini menganut berbagai macam agama yang dapat dilihat dari tabel berikut. TABEL 4 KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA No
Agama
Jumlah
Persentase
1
Islam
939
10,71
2
Protestan
6035
68,83
3
Katholik
1155
13,17
4
Budha
405
4,62
5
Lain-lain
234
2,67
8768
100
Jumlah
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Menurut kriteria agama yang dianut, pada umumnya penduduk Kelurahan Padang mas mayoritas beragama Kristen yaitu sebanyak 82 %, dan sebagian penduduk beragama Islam yaitu 10,71 %, agama Budha 4,62 % dan lain-lain sebanyak 234 %. Penduduk yang beragama Budha dan Hindu biasanya adalah penduduk dari keturunan non pribumi. Tingkat toleransi beragama didaerah ini sangat tinggi itu terbukti dengan tidak pernah ada konflik antar agama yang terjadi di daerah ini yang memancing perilaku anarkis. Masing-masing pemeluk agama melaksanakan ibadah serta perayaan-perayaan hari besar keagamaannya sesuai ajaran di rumah ibadah masing-masing, di Kelurahan Padang mas ini terdapat 4 buah bangunan Gereja untuk umat Kristen dan 1 Masjid untuk umat Islam.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
4.2.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Penduduk Untuk melihat komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Padang mas dapat dilihat dari tabel berikut ini TABEL 5 KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK No
Pendidikan
Jumlah
Persentase
1
Belum Sekolah
876
9,99
2
Tidak tamat SD
620
7,07
3
Tamat SD
1008
11,49
4
Tamat SMP
1225
13,97
5
Tamat SMA
2768
31,56
6
Tamat Perguruan Tinggi/Akademi
2259
25,76
7
Kejar Paket A yang mengikuti
12
0,37
Ujian
Persamaan (UPRES) a. Tingkat SD
5
b. Tingkat SMP
7
Jumlah
8768
100
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Perkembangan pendidikan di daerah ini semakin meningkat yang ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengikuti pendidikan formal maupun melalui kursus-kursus (non-formal). Hal ini disebabkan oleh adanya kebijakan pemerintah di bidang pendidikan seperti program wajib belajar 9 tahun, maupun pembangunan sarana maupun pra sarana pendidikan yang menunjang hal itu. Demikian juga di kelurahan ini kesadaran untuk mengikuti pendidikan semakin meningkat yang dimungkinkan dengan adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Secara umum tingkat pendidikan di Padang mas yang paling banyak adalah tamat SMA sekitar 31,56 % yang disebabkan karena kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Hal ini terbukti juga dengan tamatan Perguruan Tinggi /Akademi yang mencapai 25,76% dari keseluruhan jumlah penduduk. Jumlah yang mengikuti kejar paket A hanya berjumlah 12 orang atau 0,37% saja. 4.2.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 6 KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN No
Mata Pencaharian
Jumlah
Persentase
220
12,95
7
0,41
1
Pertanian
2
Industri
3
PNS/TNI/Polri
1093
64,33
4
Pegawai Swasta
92
5,41
5
Pegawai BUMN
15
0,88
6
Perbankan
10
0,59
7
Asuransi
15
0,88
8
Pensiunan
92
5,41
9
Lain-lain
155
9,12
1699
100
Jumlah
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Berdasarkan mata pencaharian penduduk Kelurahan Padang mas yang telah bekerja tercatat 1699 jiwa dan pensiunan ada 92 jiwa. Jadi dapat dilihat bahwa mayoritas dari pekerjaan yang dilakukan yaitu PNS/TNI/Polri 64,33%. Sedangkan yang bekerja sebagai petani hanya 12,95% yang pada umumnya berladang di daerah lain tetapi bertempat tinggal di kelurahan ini. Hal ini disebabkan karena sebagian besar dari daerah Padang mas ini digunakan sebagai Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
tempat pemukiman. Diikuti oleh penduduk yang berprofesi sebagai buruh tani, buruh bangunan dan lain-lain sekitar 9,12% . Sementara itu sekitar 5,41% penduduk bekerja di bidang swasta.
4.3 Potensi Kelurahan Padang mas Potensi Kelurahan Padang mas yang dapat dikembangkan dan mendukung pembangunan masyarakatnya terdapat beberapa bidang seperti pertanian dan peternakan. 4.3.1 Produksi Pertanian Produksi pertanian di Kelurahan Padang mas tergolong rendah yang disebabkan karena lahan yang sempit yang dapat digunakan sebagai lahan pertanian. Hal ini terjadi karena sebagian besar wilayah Kelurahan Padang mas telah berfungsi sebagai area pemukiman. Data tentang produksi pertanian di Kelurahan padang mas dapat dilihat dari tabel berikut. TABEL 7 PRODUKSI PERTANIAN PER TAHUN No
Komoditi
Jumlah Produksi (Kw/Ha)
1
Padi gogo
350
2
Jagung
550
3
Cabe
135
4
Wortel
175 Jumlah
1210
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
4.3.2 Produksi Peternakan TABEL 8 PRODUKSI PETERNAKAN PER TAHUN No
Jenis Ternak
Jumlah Produksi (ekor)
1
Ayam
1000
2
Babi
250
3
Kelinci
25
4
Kambing
15 Jumlah
1290
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa produksi peternakan di Kelurahan Padang mas tidak begitu tinggi dikarenakan mereka menganggap bahwa beternak merupakan usaha sampingan saja dan untuk dikonsumsi keluarga. Tetapi untuk ternak babi merupakan usaha yang menguntungkan karena setelah besar biasanya akan dijual dan harganya sangat mahal.
4.4 Sarana dan Prasarana 4.4.1 Sarana Jalan TABEL 9 SARANA JALAN No
Kelas Jalan
Panjang (Km)
1
Jalan Negara
__
2
Jalan Propinsi
__
3
Jalan Kabupaten
5
4
Jalan Desa
15 Jumlah
20
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Kondisi jalan di Kelurahan Padang mas sebagian besar sudah diaspal disamping terdapat pula jalan batu dan tanah. Setiap harinya jalan tersebut menjadi lintasan berbagai kendaraan umum. Beberapa angkutan umum sepeerti sigantang sira dan merga silima selalu melalui jalan tersebut untuk mengangut penumpang yang hendak berjalan-jalan keluar rumah baik kepasar, bekerja maupun sekolah. Angkutan umum tersebut setiap harinya beroperasi mulai dari pukul 06.00 Wib sampai dengan pukul 10.00 Wib. 4.4.2 Sarana Transportasi TABEL 10 SARANA TRANSPORTASI No
Jenis Transportasi
Jumlah
1
Pemilik Kendaraan Bermotor Roda 4
300
2
Pemilik Kendaraan Bermotor Roda 3
__
3
Pemilik Kendaraan Bermotor Roda 2
225
Jumlah
525
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Sarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh penduduk setempat adalah kendaraan angkutan umum. Hal ini disebabkan oleh karena situasi jalan yang sudah baik dan didukung dengan keadaan ekonomi masyarakatnya. Adanya sarana transportasi yang memadai mendorong penduduk untuk bekerja lebih giat dan efektif guna meningkatkan produktifitasnya. Untuk menjangkau pusat kota tidak sulit untuk mencari angkutan umum yang menuju ke sana.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
4.4.3 Sarana Pemasaran dan Usaha Untuk menunjang perdagangan untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari maka terdapat beberapa sarana pemasaran dan beberapa usaha yang dikelola oleh penduduk setempat. Sarana tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini. TABEL 11 SARANA PEMASARAN DAN USAHA No
Jenis Pemasaran
Jumlah
1
Toko
175
2
Warung
50
3
Losmen
2
4
Industri Rumah Tangga
7
5
Bengkel Mobil
5
6
Bengkel Kereta
10
7
Kios pupuk
6
8
Gilingan Padi
5
9
Tukang kayu
5 Jumlah
265
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 4.4.4 Sarana Kesehatan Faktor kesehatan merupakan hal yang penting bagi manusia karena dalam keadaan sehatlah manusia akan dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Namun untuk mencapai kesehatan yang baik harus didukung oleh sarana kesehatan yang memadai pula. Sarana kesehatan di Kelurahan Padang mas telah memenuhi kebutuhan masyarakatnya seperti yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 12 SARANA KESEHATAN No
Sarana Kesehatan
Jumlah
1
Rumah Sakit Umum
1
2
Klinik Bersalin
3
3
Puskesmas Pembantu
2
4
Posyandu
5
5
Apotek
5
6
Poliklinik
1
7
Dokter praktek
5 Jumlah
22
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Sarana kesehatan yang telah tersedia di Kelurahan Padang mas didukung oleh tenaga medis yang berjumlah 42 orang yang terdiri dari: a. Tenaga dokter
: 4 orang
b. Tenaga bidan
: 15 orang
c. Tenaga perawat
: 25 orang
4.4.5 Sarana Peribadatan Untuk melaksanakan ibadah masing-masing agama yang dianut oleh penduduk di Kelurahan Padang mas terdapat berbagai jenis peribadatan yaitu: TABEL 13 SARANA PERIBADATAN No
Sarana Peribadatan
Jumlah
1
Gereja
4
2
Masjid
1 Jumlah
5
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
4.4.6 Sarana Pendidikan Untuk menampung penduduk yang ingin mengikuti pendidikan formal dan non formal, pemerintah dan pihak swasta membangun sarana pendidikan di Kelurahan Padang mas. Sarana pendidikan yang telah tersedia di kelurahan ini adalah TABEL 14 SARANA PENDIDIKAN No
Sarana pendidikan
Jumlah (unit)
1
Taman kanak-kanak
2
2
SD Negeri/Swasta
5
3
SMP
1
4
SMA
Jumlah
8
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Disamping pendidikan formal seperti yang disebutkan di atas terdapat juga tempat-tempat kursus atau latihan yang bersifat non formal seperti kursus menjahit dan mengetik. 4.4.7 Prasarana Hiburan dan Rekreasi TABEL 15 PRASARANA HIBURAN DAN REKREASI No
Kategori
Jumlah
1
Gedung bioskop
-
2
Taman
-
3
Rumah billiard
5
4
Diskotek/ Karaoke
1
5
Warung Internet
2 Jumlah
8
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sarana dan prasarana hiburan yang ada cukup untuk menghilangkan kebosanan dan ingin mencari suasana baru seperti ke warnet, rumah billiard maupun ke diskotek dan karaoke 4.4.8 Sarana Pemukiman Pola pemukiman penduduk bisa dikatakan sudah mengalami kemajuan terutama dalam bentuk fisik bangunan rumah. Rumah penduduk telah banyak terbuat dari batu semen dan papan, berjendela kaca, berlantai semen maupun keramik dan beratap genteng atau seng. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ekonomi penduduk setempat semakin meningkat dimana peningkatan ini tampak pada sumber mata pencaharian mereka yang kebanyakan adalah PNS maupun TNI Polri. Menurut jenis bangunannya perumahan yang ada di Kelurahan Padang mas dapat dilihat pada tabel berikut. . TABEL 16 SARANA PEMUKIMAN No
Pola perumahan
Jumlah
1
Rumah bertipe A/ Permanen
478
2
Rumah bertipe B/ Semi permanent
1039
3
Rumah bertipe C/ Darurat Jumlah
85 1602
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Berdasarkan tabel 16 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kelurahan Padang mas memiliki rumah semi permanen dan permanen. Pemilikan rumah tersebut diakibatkan karena tingkat ekonomi yang dimiliki oleh penduduk setempat. Mereka yang memiliki perekonomian yang baik maka sebaik pula mereka memiliki bentuk rumah yang baik dfan bagus. Sebagian besar rumah telah dilengkapi dengan sarana listrik dimana menurut data Kantor Kelurahan Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Padang mas bahwa jumlah pelanggan listrik adalah 1.795 KK dan dan rumah tangga pengguna lampu minyak adalah 120 KK. 4.4.9 Sarana Komunikasi Dengan adanya sarana listrik sangat menunjang adanya kepemilikan alatalat komunikasi seperti radio, televisi dan telepon. Untuk mengetahui jenis sarana komunikasi yang digunakan oleh penduduk di Kelurahan Padang mas ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini. TABEL 17 SARANA KOMUNIKASI No
Sarana Komunikasi
Jumlah
1
Televisi
1535
2
Radio
912
3
Telepon
1035
4
Wartel
3 Jumlah
3485
Sumber: Kantor Kelurahan Padang mas ;2009 Berdasarkan tabel 17 dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Kelurahan Padang mas umumnya sudah mempunyai pesawat televisi, radio. Sementara rata-rata setiap rumah sudah memasukkan jaringan telepon ke rumah mereka untuk mempermudah sarana komunikasi, sedangkan wartel ada 3 unit yang tersebar di kelurahan tersebut.
4.5 Sistem Pemerintahan Di setiap kelurahan sistem pemerintahan dijalankan oleh seorang Lurah. Lurah sebagai kepala wilayah bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan guna memberikan pelayanan kepada warga masyarakat. Untuk Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
memperlancar pelaksanaan tugas-tugasnya maka Lurah dibantu oleh beberapa orang staf kelurahan yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil termasuk Lurah sendiri. Di kantor Kelurahan Padang mas terdapat 6 orang pegawai negeri sipil yang bertugas lima hari setiap minggunya guna memberikan pelayanan kepada masyarakat. Namun selama penulis mengadakan pengamatan ke kantor lurah dan sekalian mengambil data para pegawai tersebut tidak semua yang hadir ke kantor lurah setiap harinya. Mereka yang hadir setiap harinya hanya sekitar tiga atau empat orang saja. Menurut mereka pegawai sering tidak datang karena pekerjaan di kantor dapat ditangani oleh sebagian pegawai saja sehingga mereka dapat secara bergantian melaksanakan tugas-tugas pemerintahan apalagi ditunjang dengan kantor kelurahan yang sempit, yang seharusnya hanya menjadi kantor untuk dua orang tetapi dijadikan kantor untuk 7 orang. Kantor Kelurahan Padang mas biasanya dibuka di atas pukul 07.30 Wib dan ditutup pukul 16.00 sedangkan jam istirahat makan siang dimulai pukul 13.00-14.00. Para pegawai kelurahan berdomisili tidak jauh dari kantor kelurahan. Lurah dari Kelurahan Padang mas itu sendiri adalah Teopilus Suranta Tarigan, SSTP yang merupakan Lurah baru di Kelurahan
Padang mas
menggantikan Lurah sebelumnya yaitu Bapak Jago Ginting. Lurah dibantu oleh beberapa orang pegawai seperti Robinson Sitepu yang menjabat sebagai Sekretaris Kelurahan. Guna memperlancar jalannya pemerintahan maka di dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan maka dilakukan pembagian ke dalam berbagai seksi. Seksi tersebut dimaksudkan untuk membagi tugas-tugas yang tujuannya supaya dalam pelaksanaannya lebih mudah untuk dikoordinasikan dan
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
diawasi. Seksi-seksi tersebut terdiri dari seksi pemerintahan yang dijabat oleh Taruna Bakti Perangin-angin. Seksi pembangunan merupakan seksi yang bertugas memperlancar pembangunan sehingga dapat menyentuh seluruh kehidupan masyarakatnya. Seksi ini dijabat oleh Nurhayati br Sembiring.
Seksi
kemasyarakatan dijabat oleh Anaria yang bertugas menghimpun potensi-potensi yang ada di masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan, sedangkan seksi umum dijabat oleh Hermanto. Setiap seksi dalam pemerintahan Kelurahan Padang mas ini dibantu oleh masing-masing staf. Kegiatan yang paling menonjol di kantor kelurahan ini adalah pengurusan KTP oleh warganya yang biasanya dikenakan biaya administrasi sebesar Rp.25.000. Menurut Lurah hal ini disebabkan untuk melakukan penertiban administrasi kependudukan di Kelurahan Padang mas. Tujuan dari pendataan tersebut guna membedakan status kependudukan antara warga dan penduduk di Kelurahan Padang mas. Warga yang dimaksud adalah masyarakat Kelurahan Padang mas yang tinggal di wilayah tersebut namun tidak dilengkapi dengan administrasi kependudukan seperti Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk. Sementara itu penduduk yang dimaksud adalah masyarakat yang sudah melengkapi administrasi kependudukannya di kantor Kelurahan Padang mas. Pendataan tersebut dilakukan melalui kepala lingkungan, hal ini dilaksanakan karena banyaknya pendatang yang tinggal di Kabanjahe tidak melengkapi administrasinya sebagai penduduk. Lurah juga dibantu oleh unsur-unsur dari masyarakat yang tergabung dalam kelompok jabatan fungsional seperti LKMD, LMD, PKK dan Dewan Kelurahan dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan di Kelurahan Padang
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
mas ini. Kelompok jabatan fungsional ini diisi oleh tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh sehingga dapat memobilisasi masyarakat dalam menggerakkan roda pembangunan. STRUKTUR SISTEM PEMERINTAHAN KELURAHAN PADANG MAS s LURAH Teopilus Suranta Tarigan,SSTP
Sekretaris Kelurahan
Kelompok Jabatan Fungsional
Robinson sitepu
Seksi Pemerintahan
Seksi Pembangunan
Seksi Kemasyarakatan
Seksi Umum
Taruna Bakti PeranginAngin
Nurhayati br Sembiring
Anaria
Hermanto
LINGKUNGAN
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
BAB V ANALISA DATA
Pada bab V akan dibahas tentang analisa data, dimana data diperoleh dari hasil penelitian melalui wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada responden. Menganalisa data merupakan suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi suatu bagian-bagian tertentu menurut kelompok data jawaban responden. Analisa data yang dimaksud adalah suatu interpretasi langsung yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan dengan tetap berpedoman pada tujuan penelitian. Pada bagian ini penulis mencoba menganalisa data-data yang telah diperoleh di lapangan, terutama yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diajukan kepada para responden yaitu masyarakat Kelurahan Padang mas yang bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) yang diwakili oleh 22 Kepala Keluarga (KK). Data yang dianalisa pada bab ini adalah: I. Identitas Responden TABEL 18 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1
Laki-laki
6
27,27
2
Perempuan
16
72,73
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sesuai dengan pembahasan pada bab sebelumnya bahwa yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kepala keluarga dari setiap keluarga yang bekerja sebagai buruh harian lepas (aron). Dalam hal ini tidak dibatasi perempuan atau laki-laki yang mengisi angket. Apabila suami tidak ada maka istrilah yang mengisi angket tersebut. Apabila dilihat langsung ke lapangan maka mayoritas dari buruh aron itu adalah perempuan. Maka dari itu penulis tidak membatasi hanya laki-laki sebagai kepala keluarga sajalah yang boleh mengisi angket tetapi wanita juga. Lebih banyak jumlah dari responden adalah perempuan yaitu sekitar 72,73% dan laki-laki 27,27%. Sebagian dari perempuan itu ada juga yang berstatus janda. Tidak semua reaksi dari calon responden tersebut ramah ada juga yang ketus dan tidak mau ditanya sehingga penulis harus mencari calon responden lainnya. Sekitar 80% dari mereka penulis datangi ke rumah untuk mengisi angket sedangkan sisanya penulis datangi ke lokasi berkumpul para aron yaitu di simpang Laudah. Untuk mendapatkan informasi maupun data dari responden penulis harus terlebih dahulu mengadakan pendekatan dan mencoba berbaur dengan mereka dan memberikan penjelasan kepada mereka maksud dan tujuan dari penulis mengumpulkan data. Banyak diantara mereka yang mengira pendataan dilakukan oleh penulis bertujuan untuk memberikan bantuan, ada juga yang mengira penulis adalah kader dari salah satu partai untuk meminta dukungan mereka agar memilih partai tersebut pada saat pemilu April 2009 nantinya. Bahkan ada yang berkata jika mereka mengisi kuesioner apa yang akan penulis berikan sebagai imbalannya. Mereka mengira penulis akan memberikan uang atau sesuatu sebagai imbalannya. Tetapi setelah melalui pendekatan dan penjelasan yang diberikan oleh penulis
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
maka mereka pun dapat mengerti dan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh penulis. TABEL 19 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN UMUR No
Umur
Frekuensi
Persentase
1
27 – 30
5
22,73
2
31 – 35
8
36,36
3
36 – 40
4
18,18
4
41 – 45
1
4,54
5
46 – 50
2
9,09
6
51 ke atas
2
9,09
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 19 dapat dilihat bahwa usia semua responden di atas 27 tahun. Hal ini disebabkan karena yang menjadi responden adalah mereka yang telah berkeluarga dan telah memenuhi indikator penelitian yang akan dilaksanakan. Salah satu faktor tersebut adalah pendidikan anak, jadi responden adalah mereka yang sudah mempunyai anak yang minimal sudah duduk dibangku sekolah dasar. Sementara itu responden yang berumur di atas 51 tahun jumlahnya relatif kecil karena mereka biasanya tidak sanggup lagi bekerja sebagai buruh aron karena faktor umur dan kesehatan. Kalau pun bekerja mereka mengerjakan pekerjaan yang ringan saja seperti memanen
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 20 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN AGAMA No
Agama
Frekuensi
Persentase
1
Islam
3
13,64
2
Protestan
13
59,09
3
Katolik
6
27,27
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Hampir semua penduduk Indonesia telah menganut agama, karena responden percaya melalui agama manusia melakukan hubungan yang sakral dengan Tuhan. Seperti halnya masyarakat Kelurahan Padang mas yang bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) semuanya telah menganut salah satu agama yang resmi di Negara Indonesia. Agama yang mereka anut adalah Islam, Kristen Protestan dan Katholik. Responden termasuk orang yang beragama. Jumlah responden yang beragama Protestan lebih banyak dibanding dengan yang beragama Katolik maupun Islam. Hal ini dipengaruhi oleh asal daerah mereka yang juga merupakan mayoritas berpenduduk Protestan seperti Tobasa, Dairi, Simalungun, Taput. Sementara responden yang beragama Islam jumlahnya hanya sebagian kecil yang umumnya merupakan pendatang dari Deli Serdang. Tetapi walaupun terdapat perbedaan dalam hal agama mereka tidak pernah mau terpancing untuk membuat kekacauan yang berbau SARA karena kebersamaan sangat kental dalam diri mereka.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 21 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN SUKU BANGSA No
Suku Bangsa
Frekuensi
Persentase
1
Karo
2
9,09
2
Toba
17
77,27
3
Nias
1
4,55
4
Jawa
2
9,09
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Mayoritas buruh harian lepas (aron) yang bekerja di Kelurahan Padang mas ini adalah warga pendatang dari suku Batak Toba. Umumnya mereka berasal dari Kabupaten Tobasa, Taput, dan juga Dairi. Di lingkungan tempat tinggalnya mereka masih menggunakan bahasa Batak Toba sebagai bahasa sehari-hari, sehingga mereka masih bisa merasakan suasana seperti di daerah asal mereka. Demikian juga dengan di lokasi mereka menunggu pekerjaan yaitu di simpang Laudah setiap harinya mulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 10.00 Wib mereka akan cepat berbaur dengan teman-teman yang lain dengan menggunakan bahasa Toba, tetapi walaupun begitu sebagian besar dari mereka tetap mengerti dan ada yang fasih sekali berbahasa daerah Karo. Pendatang dari suku Jawa biasanya datang dari daerah Perbaungan dan pendatang dari suku Nias berasal dari Nias. Mereka yang suku Karo merupakan orang yang dari kecil sudah di Dairi tetapi karena disana dia tidak mempunyai pekerjaan lagi maka dia kembali ke Tanah Karo dan bekerja sebagai aron.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 22 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN ASAL DAERAH No
Asal Daerah
Frekuensi
Persentase
1
Tobasa
5
22,73
2
Tapanuli Utara
1
4,54
3
Deli Serdang
2
9,09
4
Simalungun
4
18,18
5
Dairi
6
27,27
6
Nias
1
4,54
7
Karo
3
13,64
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Sebagian besar dari responden berasal dari Dairi dan Tobasa mereka merantau ke Kabanjahe karena di tempat asal mereka sudah tidak ada lagi pekerjaan yang bisa dikerjakan. Rata-rata responden berasal dari Dairi dan Tobasa yaitu daerah yang kurang subur untuk dijadikan tempat untuk bertani. Tidak seperti di Tanah Karo yang memiliki kesuburan tanah yang sangat baik sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai daerah pertanian. Karena perkembangan sektor pertanian yang sangat berkembang mengakibatkan kebutuhan akan tenaga kerja juga semakin tinggi sehingga banyak orang merantau ke Tanah Karo untuk mencari pekerjaan terutama sebagai buruh harian lepas (aron) yang hanya mengandalkan fisik yang kuat. Tidak hanya dari dua daerah diatas tetapi ada juga yang datang dari Simalungun, Deli Serdang, Tapanuli Utara bahkan dari Nias. Sementara responden yang berasal dari Tanah Karo tersebut adalah responden Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
yang datang dari kampung untuk mengadu nasib di Kabanjahe seperti dari desa Surbakti. TABEL 23 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH DALAM KELUARGA No
Jumlah dalam Keluarga
Frekuensi
Persentase
1
3 – 4 orang
9
40,91
2
5 – 6 orang
5
22,73
3
7 – 8 orang
5
22,73
4
9 orang ke atas
3
13,64
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 23 dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah dalam setiap keluarga responden adalah 3 - 4 orang yaitu ada sekitar 9 keluarga. Hal ini membuktikan bahwa setiap keluarga mempunyai satu atau dua anak karena mereka sudah mengerti bahwa istilah banyak anak banyak rejeki tidak berlaku lagi pada jaman sekarang, tetapi akan merepotkan apalagi anak tidak terurus dan pendidikan mereka terbengkalai. Sementara yang mempunyai 5 - 8 jumlah dalam keluarga adalah sebagian dari jumlah responden, bahkan ada responden yang mempunyai jumlah dalam keluarga lebih dari 9. Keluarga besar ini biasanya tidak terlalu memperdulikan jumlah anak mereka yang penting bisa makan seadanya sudah cukup bagi mereka tanpa memikirkan gizi yang mereka konsumsi. Terkadang jika anak mereka terlalu banyak maka mereka akan menitipkan anak kepada keluarga di kampung atau saudara mereka. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 24 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH ANAK No
Jumlah Anak
Frekuensi
Persentase
1
1 orang
2
9,09
2
2 orang
8
36,36
3
3 orang
3
13,64
4
4 orang
2
9,09
5
5 orang
3
13,64
6
6 orang
1
4,54
7
7 ke atas
3
13,64
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 24 dapat dilihat bahwa jumlah anak dalam satu keluarga responden umumnya 2 orang atau lebih. Mereka pada umumnya telah sadar bahwa banyak anak akan sangat merepotkan apalagi dengan keadaan perekonomian keluarga yang tidak menentu. Sementara itu jumlah anak yang paling banyak adalah 9. Hal ini disebabkan karena adanya anggapan banyak anak banyak rejeki padahal untuk jaman sekarang hal tersebut tidak berlaku lagi apalagi kebutuhan anak dan pendidikannya kurang diperhatikan. Umumnya responden yang memiliki banyak anak adalah dari suku Batak Toba.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 25 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN FORMAL TERAKHIR No
Pendidikan
Frekuensi
Persentase
1
Tidak tamat SD
3
13,63
2
Tamat SD
5
22,73
3
Tamat SMP
5
22,73
4
Tamat SMA
9
40,92
5
Tamat Perguruan Tinggi/ Akademik
-
-
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Sumber daya manusia dan keberhasilan pembangunan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusianya yang dapat menentukan arah pembangunan tersebut. Kualitas manusia dalam pembangunan dapat dilihat dari latar belakang pendidikan dan keterampilan yang dimilikinya. Hal ini dapat diperoleh melalui jalur pendidikan yang bersifat formal maupun informal juga tidak tertutup kemungkinan dari pengalaman yang didapat dari dunia luar. Berdasarkan tabel 25 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden sudah terbilang lumayan karena sebagian dari mereka sudah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA. Namun masih ada juga yang hanya menyelesaikan pendidikannya sampai bangku SMP dan SD, sedangkan yang tidak menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar hanya ada 3 orang saja. Mereka yang tidak menamatkan sekolahnya cenderung karena faktor biaya, tetapi ada juga Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
responden yang memang karena malas untuk sekolah jadi SD saja pun tidak kesampaian. Ketika ditanya apakah bapak Poniman tersebut menyesal atau tidak maka dia mengakui sangat menyesal mengapa dulunya dia malas untuk sekolah karena dampaknya dia peroleh saat sudah dewasa tidak ada tempat bagi mereka untuk bekerja apabila tidak mempunyai pendidikan dan keterampilan kecuali mengandalkan tenaga mereka seperti bekerja menjadi buruh harian lepas (aron).
II. DATA DASAR TABEL 26 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PERNAH PINDAH RUMAH No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Ya
10
45,45
2
Tidak
12
54,55
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 26 dapat dilihat bahwa 54,55% dari responden mengakui tidak pernah pindah. Sebagian dari mereka ada yang memang sejak lahir telah tinggal di daerah tersebut, ada juga yang mengatakan capek pindah karena harus beradaptasi lagi dengan lingkungan baru dan mereka sudah betah dengan tetangga dan lingkungan tempat tinggal yang sekarang mereka tempati. Sebanyak 45,45% responden menjawab pernah pindah, biasanya hal ini disebabkan karena mereka tidak membayar sewa rumah sehingga si pemilik rumah sewaan mengusir mereka dari rumah sewaan tersebut, sehingga mereka harus mencari rumah kontrakan lainnya yang sewanya lebih murah. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 27 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN BERAPA KALI PINDAH RUMAH No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
1 kali
2
20
2
2 kali
4
40
3
3 kali
3
30
4
4 kali
1
10
10
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 27 dapat dilihat rata-rata responden yang pernah pindah rumah sebanyak 2 kali sekitar 40% dan pindah rumah sebanyak 3 kali sebanyak 30% dan hanya 1 orang saja yang pindah sampai 4 kali. Itu semua menurut jawaban yang diberikan oleh responden saat mengisi kuesioner yang ada. Tetapi pada kenyataannya ada responden yang sebenarnya pindah lebih sering dari yang mereka jawab di dalam kuesioner hal ini terbukti karena pada saat salah seorang responden mengisi dia pindah sebanyak 3 kali maka teman-temannya yang lain langsung menyela bahwa sanya sebenarnya dia sudah pindah lebih dari 3 kali. Hal ini mungkin disebabkan karena mereka malu untuk menulis berapa kali sebenarnya pindah rumah atau sudah tidak terhitung lagi berapa kali mereka pindah rumah.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 28 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAAN SEBELUMNYA No
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
13
59,09
1
Petani
2
Pegawai kecil
-
-
3
Pedagang
2
9,09
4
Wiraswasta
4
18,18
5
Lain-lain
3
13,64
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 28 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden sebelumnya hidup dari sektor pertanian. Hal ini didukung oleh kondisi di tempat asal mereka yang pada umumnya juga adalah petani. Tetapi pertanian di daerah asal mereka tidak berkembang seperti yang terjadi di Tanah Karo. Ada juga yang sebelumnya mereka berwiraswasta dan pedagang yaitu sebanyak 6 responden tetapi pada umumnya jawaban mereka sama yaitu karena mengalami pailit dan kekurangan modal usaha maka mereka beralih menjadi buruh aron karena lebih menjanjikan, karena setelah bekerja seharian mereka akan langsung memperoleh gaji sehingga bisa langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti yang diutarakan oleh Nande Juliana “bahwa sebelumnya dia bekerja sebagai pedagang ikan basah dan memiliki kehidupan yang lumayan” tetapi karena bangkrut dan kehabisan modal maka secara terpaksa
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
dia beralih menjadi buruh aron karena menjadi buruh aron tidak membutuhkan modal hanya dengan mengandalkan kekuatan fisik sebagai modal utama. Sementara itu 3 orang responden menjawab lain-lain yaitu ada yang sebelumnya tidak bekerja tetapi karena suaminya meninggal maka dia terpaksa menjadi tulang punggung keluarga untuk meghidupi keluarganya, ada juga yang sejak gadis sudah menjadi buruh aron sampai sekarang sudah menikah dan mempunyai anak. TABEL 29 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN APAKAH SUAMI/ISTERI BEKERJA No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Ya
18
81,82
2
Tidak
4
18,18
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Mayoritas dari responden mempunyai pasangan yang juga bekerja yaitu sekitar 81,82%. Para suami responden ada yang bekerja sebagai sopir angkutan umum, buruh bangunan, tukang becak, ada juga yang menggarap lahan pertanian dan ada juga yang sepasang suami istri bekerja sebagai buruh aron. Para istri responden ada yang berdagang (Jualan kacang kalau ada pesta di jambur), ada juga yang menggarap lahan sewaan.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 30 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN LAMANYA MENJADI BURUH HARIAN LEPAS (ARON) No
Lama (tahun)
Frekuensi
Persentase
1
0–4
11
50
2
5–9
7
31,82
3
10 – 14
2
9,09
4
15 – 19
1
4,54
5
20 ke atas
1
4,54
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan lamanya responden menjadi buruh harian lepas (aron) dapat dilihat secara jelas bahwa 50% dari responden mulai menjadi buruh aron sekitar 0 – 4 tahun disusul antara 5 – 9 tahun sekitar 31,82% dan yang telah menjadi buruh aron antara 10 – 19 tahun ada 3 orang bahkan 1 orang responden ada yang telah bekerja selama lebih dari 20 tahun. Kurun waktu antara 10 – 19 tahun bukan waktu yang singkat apalagi lebih dari 20 tahun. Pada umumnya orang akan betah bekerja selama itu dan merasa suasana kerja dan upah yang diterima cukup sesuai dan memadai. Namun ukuran ini bukanlah menjadi tolak ukur menentukan apakah upah yang diterima memadai atau tidak, suasana kerjanya menyenangkan atau tidak. Jangka waktu sudah lama atau tidak menjadi buruh aron tidak terlalu mempengaruhi sosial ekonomi responden karena biasanya pendapatan yang diterima pas-pasan apalagi didukung dengan anak yang lebih dari 2. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 31 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN BIDANG YANG DIKERJAKAN No
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
1
Memanen
11
50
2
Menanam
3
13,64
3
Menyiangi
1
4,54
4
Lain-lain
7
31,82
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 31 dapat dilihat bahwa 50% dari reponden menjawab memanen merupakan bidang yang dikerjakan seperti memanen jeruk, jagung, kol, wortel, cabe dll. Gaji untuk memanen jeruk lebih mahal yaitu Rp 50.000 – Rp 70.000 apalagi jika ikut menyusun jeruk ke dalam keranjang maka gajinya akan ditambah lagi mencapai Rp 120.000 dan bekerja sampai larut malam. Tetapi hal seperti ini jarang terjadi 1 : 1000. Untuk menanam biasanya mereka yang sudah ahli dalam hal tanam menanam seperti menanam bibit jeruk dan jagung. Seorang responden menjawab pekerjan yang biasa dilakukan adalah menyiangi, biasanya yang dilakukan adalah menyiangi hama tanaman, memangkas daun-daun yang menghambat pertumbuhan buah pada jeruk. Untuk menyiangi hama tanaman biasanya menggunakan cuan yaitu alat pertanian yang hanya ada di Tanah Karo berupa cangkul tetapi digunakan dengan cara membungkuk dan berjalan mundur. Tidak semua orang pandai menggunakannya. Jika mereka tidak
bisa
menggunakan alat tersebut maka masih ada pekerjaan lain yang bisa dikerjakan. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sementara responden yang menjawab lain-lain biasanya mereka yang tidak membatasi pekerjaan apa saja yang ditawarkan pada mereka baik itu memanen, menyiangi, menanam, memompa dan mencangkul. TABEL 32 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN STATUS KEPENDUDUKAN DI KELURAHAN PADANG MAS No
Status Kependudukan
Frekuensi
Persentase
1
Sudah mendapat KTP
15
68,18
2
Sedang dalam pengurusan KTP
1
4,54
3
Masih belum diurus ke kantor Kelurahan
6
27,27
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 32 lebih banyak responden yang belum memiliki kelengkapan administrasi kependudukan mereka sebagai penduduk yang terdaftar di Kelurahan Padang mas. Responden yang sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) umumnya mereka yang mempunyai kepentingan terhadap administrasi bukan sebagai keharusan untuk memiliki KTP seperti untuk mengurus perolehan Beras Raskin kemaren dan untuk mendapatkan BLT maka harus memiliki KTP dan Kartu Keluarga. Sebagian kecil dari responden mengaku masih dalam tahap pengurusan KTP ke Kantor Kelurahan setempat. Hal ini mereka lakukan karena adanya peringatan pihak pemerintah melalui kepala lingkungan agar segera melengkapi administrasi kependudukan mereka. Atas perintah Lurah setempat maka kepala lingkungan melakukan pendataan guna membedakan antara penduduk dan warga Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
kelurahan. Penduduk yang dimaksud adalah mereka yang sudah melengkapi KTP dan Kartu Keluarga dari kantor kelurahan. Sedangkan yang dimaksud warga adalah mereka yang tinggal di wilayah tersebut tetapi belum mempunyai surat kelengkapan dari kantor kelurahan setempat. Sementara itu terdapat juga responden yang masih belum mengurus kelengkapan berupa KTP dan kartu Keluarga se kantor kelurahan. Walaupun telah ada peringatan dari pihak pemerintah melalui Kepala Lingkungan mereka tetap bersikeras untuk tidak mengurusnya karena bagi mereka tidak penting dan merasa rugi membayar Rp. 25.000 untuk selembar KTP. TABEL 33 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PIHAK YANG MENDATA RESPONDEN DALAM KEBERADAANNYA SEBAGAI BURUH HARIAN LEPAS No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Pernah
3
13,64
2
Tidak pernah
19
86,36
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Keberadaan responden yang bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) sekitar 19 responden menjawab tidak pernah didata sebagai buruh harian lepas (aron) dan 3 orang responden menjawab pernah. Tetapi dari pihak kelurahan sendiri mengatakan memang tidak pernah ada pendataan khusus terhadap buruh harian lepas (aron) disebabkan karena para buruh harian lepas ini sering pindah rumah sehingga sulit untuk melakukan pendataan. Secara khusus penulis Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
mendatangi kantor Tenaga Kerja dan Badan Pusat Statistik Tanah Karo untuk meminta data tentang buruh harian lepas (aron) tetapi tidak pernah ada data yang mengangkat tentang keberadaan buruh harian lepas (aron) ini. Untuk itu penulis terjun langsung ke lapangan dan mendatangi kepala lingkungan untuk mengetahui tentang keberadaan dan jumlah pasti buruh aron ini. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan serta sumbangan mereka sebagai tenaga kerja pertanian di Tanah karo belum mendapat perhatian. Padahal sumbangan mereka sangat besar sebagai penyuplai tenaga kerja untuk menunjang kemajuan dan keberhasilan pertanian Tanah Karo yang sudah dikenal sampai ke daerah lain. Bahkan responden yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) mengaku belum pernah sekalipun mendapatkan perhatian mengenai keberadaan mereka. Sebab pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja lebih mengutamakan tenaga kerja yang bekerja di sektor formal. Demikian juga serikat buruh atau organisasi perburuhan belum pernah menawarkan pembentukan sebuah organisasi guna memperkuat posisi para buruh harian lepas (aron) terhadap pengusaha guna meningkatkan jumlah upah yang diterima oleh para buruh tani. Mereka tidak pernah menerima bantuan berupa asuransi kesehatan yang dapat menunjang kesejahteraan hidup buruh harian lepas (aron) dan keluarganya. Hal ini disebabkan karena organisasi serikat buruh lebih mengutamakan pengorganisasian buruh di sektor formal. Sementara buruh harian lepas (aron) tidak mendapat perhatian serius karena keberadaan mereka yang terselubung sebab mereka kadang dianggap sebagai petani bukan sebagai buruh. Keberadaan responden yang menjawab pernah didata mengatakan bahwa mereka didata untuk keperluan lain yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
saja dari mereka bukan untuk kepentingan pendataan secara khusus bagi buruh harian lepas (aron) dari pihak pemerintah. TABEL 34 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN YANG MENGAJAK UNTUK BEKERJA SEBAGAI BURUH HARIAN LEPAS (ARON) No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Keluarga
2
9,09
2
Teman
16
72,73
3
Inisiatif sendiri
4
18,18
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Mengenai siapa yang mengajak responden bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) di daerah Tanah Karo adalah teman mereka sendiri. Teman mengajak mereka bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) dengan alasan bahwa tidak ada pekerjaan lain yang dapat mereka kerjakan selain dengan mengandalkan fisik. Pendidikan formal tidak bisa mereka andalkan karena mayoritas dari mereka tidak menamatkan SMA sedangkan untuk membuka usaha mereka tidak memiliki modal. Sebagian dari responden bekerja sebagai buruh aron atas inisiatif sendiri karena tidak memiliki keahlian lain selain mengandalkan fisik dan tidak membutuhkan modal. Ada juga yang diajak keluarga karena sebelumnya mereka sudah bekerja sebagai buruh aron sehingga mereka mengikuti jejak orang tuanya bekerja sebagai buruh aron.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
III. KONDISI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS (ARON) 5.3.1 Kondisi Pendapatan TABEL 35 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN SISTEM PEKERJAAN DAN PENERIMAAN UPAH No
Kategori
1
Sistem borongan
2
Sistem upah harian Jumlah
Frekuensi
Persentase
-
-
22
100
22
100,00
Sumber: Kuesioner, 2009 Berdasarkan tabel 35 dapat dilihat bahwa sistem pekerjaan dan penerimaan upah para buruh aron dilakukan dengan sistem upah harian, setelah mereka bekerja sore atau malamnya mereka langsung menerima upah mereka. Setiap pengusaha atau petani yang ingin memakai jasa buruh aron langsung datang ke lokasi tempat para buruh aron berkumpul dan mereka menawarkan pekerjaan apa yang akan dikerjakan apakah itu memanen, menanam, mencangkul, menyiangi atau memompa, setelah itu ditunjuk dan dipilih siapa-siapa saja yang dipekerjakan. Biasanya para petani dan pengusaha telah menyediakan angkutan untuk membawa para buruh aron ke lokasi kerja.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 36 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN UPAH PER BULAN No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
200.000 – 250.000
1
4,54
2
260.000 – 300.000
4
18,18
3
310.000 – 350.000
5
22,73
4
360.000 – 400.000
3
13,64
5
410.000 – 450.000
5
22,73
6
Diatas 450.000
4
18,18
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 36 dapat dilihat bahwa pendapatan yang diterima responden dari upahnya sebagai buruh harian lepas (aron) masih rendah apalagi mereka mempunyai tanggungan yang lebih dari dua maka gaji sebesar Rp 300.000 – Rp 450.000 itu masih terbilang kurang. Sehari upah yang mereka terima berkisar Rp 35.000 dengan jam kerja ± 8 jam. Pada umumnya makan siang tidak ditanggung oleh yang mempekerjakan. Terkadang responden mendapatkan upah sebesar Rp 50.000 apabila mereka bekerja memanen jeruk. Tetapi jika makanan ditanggung oleh yang mempekerjakan maka akan dipotong uang makan sebesar Rp 10.000, sehingga responden hanya menerima upah sebesar Rp 40.000. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka harus mencari tambahan lain seperti memulung barang-barang bekas saat tidak bekerja sebagai aron dan menggarap lahan pertanian serta membuka usaha kecil-kecilan untuk tetap bertahan hidup. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 37 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN RATA-RATA KERJA DALAM SEMINGGU No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
1 hari
-
-
2
2 hari
2
9,09
3
3 hari
3
13,64
4
4 hari
10
45,45
5
5 hari
4
18,18
6
6 hari
3
13,64
7
7 hari
-
-
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 37 bahwa semua responden tidak ada yang mendapatkan pekerjaan setiap harinya. Umumnya mereka bekerja 4 hari setiap minggunya. Pada hari mereka tidak mendapatkan pekerjaan kebanyakan hanya menunggu berdiam diri dirumah sambil berharap besoknya akan mendapatkan pekerjaan. Namun sebagian kecil responden bekerja di ladang yang disewanya, memulung barang-barang bekas, berjualan kacang di pesta-pesta Dengan cara seperti ini dapat menambah penghasilannya. Sementara itu mereka yang bekerja 2 hari per minggu biasanya mereka yang sudah berusia lanjut di atas 51 tahun. Seperti yang dikemukakan oleh bapak Poniman “bahwa kesehatannya tidak memungkinkannya untuk bekerja setiap hari”. Mereka umumnya tidak lagi menerima pekerjaan borongan melainkan hanya pekerjaan harian. Sebab dalam Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
sistem borongan mereka harus bekerja keras untuk mengejar target. Sementara itu dengan sistem harian pekerjaan yang ada lebih ringan walaupun upah yang diberikan lebih kecil. TABEL 38 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN RATA-RATA JAM KERJA PER HARI No
Rata-rata kerja per hari
Frekuensi
Persentase
1
5 – 6 jam
-
-
2
7 – 8 jam
17
77,27
3
9 – 10 jam
3
13,64
4
Diatas 10 jam
2
9,09
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 38 dapat dilihat bahwa jumlah jam kerja para buruh aron semuanya diatas 7 jam. Umumnya mereka bekerja selama 8 jam yaitu dari jam 09.00 - 17.00 Wib. Tetapi jika mereka bekerja lembur terkadang mencapai 13 – 14 jam kerja. Biasanya ini terjadi jika mereka ikut menyusun hasil panen di gudang-gudang pengiriman hasil pertanian seperti jeruk, kentang dan kol. Mereka terpaksa bekerja hingga malam hari karena didesak oleh pemenuhan target pengiriman oleh pihak pengusaha. Keadaan seperti ini sangat menguras tenaga para buruh harian lepas (aron), sehingga sampai rumah mereka sangat kelelahan, tidak sempat mandi lagi setelah makan mereka langsung tidur.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 39 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH JAM KERJA DENGAN UPAH YANG DITERIMA No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Sudah puas
7
31,82
2
Belum puas
15
68,18
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Sebagian besar responden masih merasakan bahwa upah yang diterimanya belum sesuai dengan jumlah jam kerja mereka setiap harinya. Hal ini dapat dimaklumi karena mereka terkadang harus pulang malam dari tempat mereka bekerja. Ditambah dengan banyaknya kebutuhan seperti pangan, sandang, biaya pendidikan anak, dan biaya sewa rumah. Juga kenaikan harga kebutuhan pokok menambah berat beban kehidupan buruh harian lepas (aron). Sementara itu responden yang merasa sudah puas dengan gaji yang diperoleh biasanya mereka menganggap gaji yang diperoleh sudah sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan oleh mereka dan pengeluaran mereka juga belum terlalu banyak seperti jumlah anak sedikit dan masih duduk di bangku SD.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 40 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH PENDAPATAN TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN KELUARGA No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Memenuhi
1
4,54
2
Pas-pasan
6
27,27
3
Tidak memenuhi
4
18,18
4
Masih kurang (sulit)
11
50
Jumlah
22
100,00
Sumber: Kuesioner, 2009 Berdasarkan tabel 40 dapat dilihat bahwa hanya sebagian kecil dari responden yang merasakan telah dapat memenuhi kebutuhan keluarganya dari pendapatannya sebagai buruh harian lepas (aron). Mereka ini biasanya adalah responden yang belum mempunyai tanggungan yang besar seperti biaya pendidikan anak dalam keluarga. Tetapi sebagian besar responden masih merasa kurang dan tidak memenuhi karena tidak cukup dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari apalagi dengan biaya kebutuhan pokok yang semakin naik harganya. Tetapi biasanya setiap rumah tangga suami dan isteri bekerja sehingga bila yang bekerja sebagai buruh aron tidak bekerja pada hari itu maka mereka akan mencari tambahan keuangan dengan mencari pekerjaan lain seperti menjual kacang ke pesta-pesta, atau menggarap lahan pertanian. Sebagian dari mereka ada juga yang mengikutsertakan anak-anak mereka untuk menambah penghasilan keluarga karena akan sangat kurang penghasilan yang mereka peroleh juga digunakan untuk biaya pendidikan anak mereka sehingga apabila anak mereka tidak sekolah Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
akan dibawa ikut serta menjadi buruh aron padahal anak tersebut masih duduk di bangku SD. Sebagian lagi ada juga anak yang menyemir sepatu setiap pulang sekolah dari satu pasang sepatu bisa mereka dapat sebanyak Rp.2000. Sebagian lagi responden merasa pendapatan yang diperoleh pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Apalagi jika dalam semingggu mereka berhalangan bekerja maka sangat berpengaruh terhadap kebutuhan dapur mereka sehingga harus mencari pinjaman uang dan akan dibayar jika suami mereka memberi setoran atau jika mereka sudah mendapat upah jika bekerja minggu depannya. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan dari pendapatan yang diterima sebagai buruh harian lepas (aron) dipengaruhi juga oleh jumlah tanggungan dalam setiap keluarga. Jumlah anak dalam keluarga umumnya adalah dua orang sehingga masih tidak terlalu sulit untuk memenuhi kebutuhan keluarga tetapi terkadang ada juga keluarga yang walaupun jumlah anaknya dua tetapi mereka ikut menanggung kedua orang tua mereka yang sudah tua dan tidak sanggup lagi untuk bekerja. Sehingga beban tanggungan keluarga menjadi bertambah.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 41 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PENGGUNAAN PENDAPATAN YANG DIPEROLEH No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Keperluan rumah tangga
18
81,82
2
Memperluas usaha
1
4,54
3
Membeli perhiasan (emas)
-
-
4
Lain-lain
3
13,64
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 41 dapat dilihat bahwa pendapatan yang diperoleh dipergunakan untuk keperluan rumah tangga terutama untuk kebutuhan seharihari dan pendidikan anak-anak, sebagian kecil dari responden mengaku bahwa sebagian dari tabungannya digunakan untuk memperluas usaha yaitu kedai sampah yang dikelolanya didepan rumahnya. TABEL 42 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN TEMPAT MENYIMPAN UANG No
Kategori
Frekuensi
Persentase
-
-
1
Bank/Koperasi
2
Di rumah
17
77,27
3
Keluarga
5
22,73
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Untuk menyimpan sisa pendapatan para responden lebih memilih menyimpan di rumah dengan alasan jika ada kebutuhan yang mendadak maka bisa langsung diambil. selain itu jumlahnya juga sedikit sehingga segan untuk menyimpan ke Bank atau Koperasi. Itu juga kalau responden mempunyai sisa uang untuk di simpan tetapi yang lebih sering uang mereka habis untuk keperluan rumah tangga. Responden mempunyai pendapatan yang lebih jika masa panen tiba sehingga penghasilan mereka juga bertambah karena hari kerja juga bertambah. Sebagian lagi responden menyimpan duitnya kepada keluarga dalam bentuk uang tunai hasil dari upah mereka bekerja sebagai buruh aron sdengan alasan supaya ada simpanan untuk kebutuhan mendadak nantinya karena jika mereka menyimpan sendiri maka takutnya akan dibelanjakan.
5.3.2 Kondisi Pangan TABEL 43 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN POLA MAKAN SETIAP HARI No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
2 kali
6
27,27
2
3 kali
16
72,73
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Seperti halnya kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya dalam hal pola makan maka mayoritas responden makan sebanyak 3 kali dalam sehari. mereka mengungkapkan bahwa kalau tidak makan nasi tiga kali dalam sehari Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
maka mereka akan merasa lemas apalagi didukung dengan pekerjaan mereka yang cenderung berat. Sehingga sangat dibutuhkan tenaga yang ekstra dengan memakan porsi nasi yang banyak. Setiap pagi mereka makan nasi sebelum berangkat kerja dan membawa bekal yang biasanya dibuat ke dalam bontot atau rantang. Bagi mereka yang tidak sempat sarapan dari rumah maka di tempat mereka berkumpul tersedia jajanan untuk sarapan seperti nasi dengan lauk telur, ikan dan ayam semur, serta mie yang di campur dengan kuah sayur. Selain itu masih ada juga bakwan, lupis, cenil dan lain-lain. Dari pengamatan penulis pada umumnya yang sarapan di lokasi kumpul para buruh aron adalah para aron lakilaki yang tidak sempat sarapan di rumah dan buruh aron yang masih lajang/gadis. Sementara itu yang mengaku hanya dua kali makan nasi dalam sehari hanya sebagian dari jumlah responden dan hal ini merupakan sudah menjadi kebiasaan makan nasi hanya pada siang dan malam hari karena pagi hari mereka hanya mengkonsumsi teh manis dan roti atau sarapan mie. TABEL 44 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN KONSUMSI MAKANAN PADA SAAT BEKERJA DITANGGUNG OLEH YANG MEMPEKERJAKAN No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Ya
3
13,64
2
Kadang-kadang
5
22,73
3
Tidak (bawa sendiri)
14
63,63
Jumlah
22
100,00
Sumber: Kuesioner, 2009 Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Pada saat bekerja di ladang petani atau saat bekerja pada pengusaha maka mayoritas
responden
mengaku
tidak
ditanggung
makannya
oleh
yang
mempekerjakan. Pada saat berangkat kerja mereka membawa bekal dari rumah untuk makan siangnya. Sebagian responden mengaku hanya kadang-kadang saja makan siang ditanggung oleh yang mempekerjakan. Makan siang ditanggung bila mereka bekerja kepada pengusaha pemborong hasil pertanian. Hal ini disebabkan karena tidak jarang mereka harus bekerja mulai dari pagi hari sampai selesai pada malam harinya atau jika pekerjaan mereka belum selesai maka akan dilanjutkan keesokan harinya. Sementara itu responden yang ditanggung makan siangnya hanya sebagian kecil saja itupun mempengaruhi gaji yang mereka terima, misalnya gaji memanen jeruk satu hari adalah Rp 50.000 tetapi jika makan ditanggung maka gaji akan di potong sebesar Rp 10.000 sehingga para buruh aron menerima bersih gaji mereka sebesar Rp 40.000. Kebanyakan dari buruh aron terutama para ibu-ibu merasa lebih baik untuk membawa bekal makan siang dari rumah dari pada dipotong Rp.10.000 untuk uang makan. Ada juga pengusaha yang mempekerjakan aron dengan menanggung makan siang tetapi tidak memotong gaji hal ini biasanya dilakukan oleh pengusaha yang membidangi pengiriman hasil pertanian seperti kol dan kentang.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 45 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN POLA KONSUMSI KELUARGA TERHADAP IKAN, DAGING, SUSU, TELUR, TAHU TEMPE, SAYUR-SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN No
Konsumsi
1
Tiap hari/ teratur
2
Ikan
Daging
Susu
Telur
Tahu Tempe
Sayursayuran 20 90,91%
Buahbuahan 3 13,64%
__
__
1 4,54%
__
Sering
3 13,64%
2 9,09%
4 18,18%
8 36,36%
18 81,82%
1 4,54%
9 40,91%
3
Jarang
17 77,27%
13 59,09%
5 22,73%
11 50%
3 13,64%
1 4,54%
10 45,45%
4
Sangat jarang
2 9,09%
7 31,82%
12 54,55%
3 13,64%
1 4,54%
__
__
Jumlah
22 (100%)
Sumber: Kuesioner, 2009 Berdasarkan tabel 45 dapat dilihat bahwa mayoritas responden jarang mengkonsumsi ikan. Ikan yang dimaksud disini adalah ikan laut, ikan mas, lele, mujair dan lain-lain. Tetapi ikan yang sering dikonsumsi adalah ikan asin. Sebagian responden menjawab sangat jarang mengkonsumsi ikan padahal ikan sangat penting bagi tubuh karena mengandung protein yang tinggi. Karena mahalnya harga ikan dan pendapatan para buruh yang sangat terbatas sehingga mereka kurang memperhatikan pola konsumsi sehari-hari. Sementara responden yang mengkonsumsi ikan secara teratur mengaku bahwa mereka mengkonsumsi ikan 1 - 2 kali dalam seminggu itu pun kalau mempunyai duit yang lebih dengan cara membeli ikan pada sore hari yang sudah tidak segar lagi dan bentuknya sudah agak hancur sehingga harga ikan menjadi lebih murah. Dengan begitu mereka tetap bisa menikmati ikan laut.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Mayoritas buruh aron jarang mengkonsumsi daging. Padahal banyak orang sangat menginginkan mengkonsumsi daging, tetapi dikarenakan harganya yang mahal menyebabkan mereka jarang mengkonsumsi daging. Sementara itu beberapa responden menjawab sangat jarang mengkonsumsi daging. Kalaupun mereka mengkonsumsi daging itu hanya pada hari-hari tertentu saja seperti kalau ada pesta-pesta atau pada saat Tahun Baru, Natal, Hari Raya Idul Fitri. Tetapi memang ada juga keluarga yang memang tidak suka mengkonsumsi daging seperti yang dikatakan oleh Ibu Hutasoit “bahwasanya keluarga mereka kurang suka mengkonsumsi daging”. Responden yang menjawab sering biasanya mengkonsumsi daging sekali seminggu secara teratur. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan memang suami mereka memiliki pekerjaan yang lumayan seperti sopir angkutan umum dan tanggungan mereka tidak begitu banyak sehingga jumlah pendapatan yang diperoleh masih mencukupi untuk membeli daging 3 atau 4 kali sebulan. Terkadang mereka yang makanannya ditanggung oleh yang mempekerjakan mereka maka lauk yang biasa diberikan adalah daging (BPK). Susu sangat jarang dikonsumsi oleh responden padahal susu merupakan sumber gizi yang sangat baik untuk dikonsumsi. Kondisi ini cukup memprihatinkan dan memperlambat pertumbuhan anak dan keluaraga buruh aron. Faktor yang menyebabkan keadaan ini adalah karena harga susu yang sangat mahal didukung dengan pola konsumsi yang kurang memadai apalagi untuk mengkonsumsi susu. Namun ada juga sebagian kecil keluarga yang mengaku mengkonsumsi susu secara teratur karena mempunyai bayi keci sehingga mau tidak mau mereka harus menyisihkan uang untuk membeli susu bayi. Bagi
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
keluarga yang sering mengkonsumsi susu tetapi tidak teratur tergantung kondisi keuangan biasanya mereka membeli susu kental manis dalam kemasan kaleng kecil untuk diminum oleh seluruh keluarga dan hal tersebut sudah lebih dari cukup bagi mereka walau tidak mengkonsumsi susu yang mahal. Telur merupakan sumber protein yang tinggi tetapi hanya 36,36% dari responden yang mengakui mengkonsumsi telur secara teratur. Sementara mayoritas responden mengatakan jarang bahkan sangat jarang mengkonsumsi telur karena bagi mereka telur tidak mencukupi untuk dikonsumsi oleh sekeluarga dan harganya mahal berbeda dengan ikan asin yang jika dimasak sedikit saja mampu memenuhi kebutuhan makan sekeluarga. Tahu tempe merupakan makanan yang murah meriah gampang diolah, enak dan bergizi. Tahu tempe merupakan makanan favorite para buruh aron apalagi jika keuangan menipis maka mengkonsumsi tahu tempe adalah pilihan terbaik. Mayoritas responden menjawab sering mengkonsumsi tempe. Seperti yang dituturkan oleh Kristina Laia bahwa hampir setiap hari mereka mengkonsumsi tempe kalau tidak tempe ya tahu. Harganya yang murah membuat tahu tempe sangat diminati. Sebenarnya ada rasa bosan karena terus-terusan mengkonsumsi tempe tetapi apa mau dikata uang untuk membeli lauk yang lebih baik tidak mencukupi. Bisa saja hari ini makan enak tetapi tidak mungkin hari kedepannya mereka sekeluarga sehingga disini peran ibu rumah tangga harus pandai dalam membagi uang belanja. Untuk mendapatkan sayur yang segar dan murah bukan hal yang sulit bagi para buruh aron karena Tanah Karo merupakan dataran tinggi yang banyak ditumbuhi sayur-sayuran. Mengkonsumsi sayuran hijau sangatlah penting bagi
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
kesehatan karena jika tidak mengkonsumsi sayuran hijau maka seseorang itu akan sangat mudah terserang suatu penyakit. Zat yang terkandung pada sayur-sayuran sangat dibutuhkan oleh tubuh kita sehingga pencernaan dan metabolisme dalam tubuh berjalan dengan lancar. Hampir seluruh responden mengkonsumsi sayursayuran setiap hari secara teratur dan hanya sebagian kecil saja yang jarang atau tidak tiap hari mengkonsumsi sayur-sayuran. Mereka sadar betapa pentingnya mengkonsumsi sayuran hijau. “Lebih baik makan tidak pakai ikan daripada makan tidak pakai sayur” itu komentar para buruh aron. mereka akan merasa kurang lengkap maka apabila tidak makan sayur hijau. Sangat risih makan keringkering hanya dengan ikan saja. Apalagi untuk memperoleh sayuran hijau sangat lah mudah selain harganya murah terkadang mereka mengambil sayur tersebut diladang tempat mereka bekerja bahkan ada juga yang ditanam di belakang rumah seperti ropah, pucuk ropah, daun ubi, sayur leoh. Responden mengakui jarang mengkonsumsi buah-buahan tetapi tidak ada responden yang menjawab sangat jarang mengkonsumsi buah-buahan. Di Tanah Karo sebagai daerah yang memproduksi buah-buahan merupakan hal yang lazim jika masyarakatnya juga sangat gampang untuk mendapatkan buah-buahan. Responden yang sering mengkonsumsi buah-buahan bahkan teratur setiap hari biasanya buah yang dikonsumsi adalah jeruk dan terong jepan. Biasanya mereka memperolehnya dari lading tempat mereka bekerja apalagi jika mereka mendapat pekerjaan memanen jeruk maka secara otomatis mereka akan membawa sebagian dari hasil panen tersebut untuk dibawa pulang dan di bagikan kepada anak-anak mereka.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 46 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN SUMBER BAHAN MAKANAN UNTUK KELUARGA No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Semua dibeli
16
72,73
2
Sebagian ditanam sendiri
1
4,54
3
Sebagian diambil dari ladang tempat bekerja
5
22,73
4
Semua ditanam sendiri
-
-
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Walaupun seluruh responden yang bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) bekerja di sektor pertanian tetapi mayoritas responden masih membeli semua bahan makanan yang dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga. Hal ini dapat dilihat secara jelas seperti yang tertera pada tabel diatas bahwa hanya sebagian dari responden yang memanfaatkan hasil pertanian diladang tempat mereka bekerja guna mengambil bahan makanan. Bahan makanan yang biasa diambil adalah sejenis sayur-sayuran yang mereka panen seperti kol, kentang, wortel, tomat, cabai, atau terkadang di ladang tersebut telah ada tumbuh sayursayuran liar seperti ropah, pucuk ropah, leoh, jambai dan dan ubi. Dari pengakuan mereka bahwa untuk sayur-sayuran mereka memang jarang sekali membelinya sebab pemilik ladang juga terkadang tidak mempermasalahkan para aron mengambil sayur-sayuran yang ada di ladang tersebut. Tetapi yang mereka bawa ke rumah biasanya hasil panen yang tidak terlalu bagus dan jika dijual pun tidak ada harganya jadi dari pada dibuang diberikan saja kepada para aron. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sebagian kecil dari responden menanam sendiri
sebagian dari bahan
makanan yang dikonsumsi untuk keluarga. Mereka adalah responden yang mempunyai ladang sewaan dengan menanam ubi kayu di sekeliling ladang yang mereka garap sehingga selain ubinya bisa digunakan daunnya bisa dijadikan sayur. Selain itu mereka juga menanam ropah di belakang rumah karena tidak susah untuk menanamnya tinggal diletakkan saja bibit ropah yang sudah tua maka tanaman tersebut akan berkembang sendiri tanpa memerlukan perawatan intensif. TABEL 47 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN MAKANAN YANG DIKONSUMSI TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KELUARGA No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Memenuhi
2
9,09
2
Kadang-kadang
13
59,09
3
Tidak memenuhi
7
31,82
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 53 dapat dilihat bahwa mayoritas responden merasa bahwa kualitas makanan yang mereka konsumsi sehari-hari belum memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan. namun kadang-kadang kebutuhan gizi keluarga dapat dipenuhi karena mereka telah terbiasa dengan pola makan sehari-hari, yaitu dengan mengkonsumsi nasi dan ikan asin serta sayuran. menu ini telah menjadi kebiasaan mereka sehari-hari. Hal ini sangat memprihatinkan karena kita mengetahui bahwa pangan merupakan kebutuhan primer yang mau tidak mau Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
harus dipenuhi, karena dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi maka manusia dapat bertahan hidup dan beraktivitas termasuk bekerja. Untuk melakukan kegiatan tertentu termasuk bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) dibutuhkan kalori yang banyak karena mereka mengerjakan pekerjaan yang berat yang membutuhkan energi. Akibat dari kurangnya kualitas makanan yang dikonsumsi dapat membahayakan kesehatan para buruh aron karena gizi yang masuk ke dalam tubuh tidak sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan oleh tubuh. Sebagian kecil responden mengaku merasa kebutuhan gizi keluarganya telah memenuhi walaupun menu yang dikonsumsi tidak jauh berbeda dengan menu yang dikonsumsi oleh keluarga responden yang lainnya. Mereka merasa kebutuhan gizinya telah terpenuhi hal ini dibukt ikan dengan frekuensi keluarga mereka yang sangat jarang menderita sakit.
5.3.3 Kondisi Perumahan TABEL 48 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN STATUS KEPEMILIKAN RUMAH YANG DITEMPATI No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Milik sendiri (warisan)
-
-
2
Milik sendiri (hasil keringat sendiri)
1
4,54
3
Menyewa
21
95,45
4
Menumpang
-
-
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Berdasarkan status kepemilikan rumah hampir semua responden menyewa rumah sebagai tempat tinggal mereka. Rumah yang mereka tempati umumnya disewa kepada pemilik rumah yang umumnya adalah warga penduduk asli daerah ini. Biaya sewa kontrak yang harus mereka keluarkan sesuai dengan keadaan rumah yang mereka tempati untuk jangka waktu setahun tetapi ada juga yang sistem pembayarannya per bulan karena mereka tidak mempunyai uang untuk membayar kontan. Harga yang ditawarkan sangat bervariasi mulai dari Rp 50.000/bulan dengan lantai tanah dan dinding papan, ada juga yang Rp 1.500.000/tahun dengan lantai semen dan memiliki 1 kamar. Menurut mereka untuk membeli rumah di daerah ini tidak mempunyai biaya karena untuk kebutuhan sehari-hari saja mereka harus berusaha keras untuk memenuhinya sehingga jalan terbaik adalah menyewa rumah. Sementara itu responden yang sudah memiliki rumah tempat tinggal atas hasil keringat sendiri adalah mereka yang sudah lama menetap di daerah tersebut dan dulunya dia adalah penjual ikan dan mempunyai kehidupan yang mapan sehingga mampu untuk mengumpulkan duit dan membeli rumah tetapi karena bangkrut dan kehabisan modal maka dia bekerja sebagai buruh aron
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 49 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN KONDISI BANGUNAN YANG DITEMPATI No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Permanen
2
9,09
2
Semi permanen
12
54,55
3
Papan
8
36,36
4
Tepas
-
-
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan kondisi fisik rumah tempat tinggal responden paling banyak terbuat dari papan. Rumah -rumah tersebut juga masih berlantai papan dan semen. Sementara atap dari rumah tersebut semuanya terbuat dari bahan seng. Rumah yang permanen biasanya sangat jarang seperti yang terlihat dari tabel diatas. Sementara responden yang menjawab rumah berbahan tepas tidak ada. Tetapi selama penelitian yang penulis lakukan langsung ke lokasi penelitian masih ada juga rumah yang sangat memprihatinkan yang terbuat dari tepas dan berlantaikan tanah. Kira-kira rumah yang mereka tempati 2,5m x 3 m. Jika dilihat dari keadaan tersebut penulis merasa sangat kasihan. Biasanya lantai tanah tersebut mereka lapisi dengan karpet plastik supaya lebi rapi dan bersih tetapi ada juga yang memang langsung tanah tanpa lapis. Atap yang mereka gunakan ada yang dari seng dan ada juga yang beratapkan rumbia. Tetapi disini ada pemandangan yang unik salah satu rumah di lingkungan para buruh tinggal ada rumah yang berdinding tepas dan beratapkan rumbia, mempunyai TV dan Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
parabola dengan menyalurkan listrik dari rumah tetangga. Disini penulis sangat heran dan ketika penulis datangi rumah mereka ternyata mereka lebih sering menjadi buruh kasar seperti mengkeruk pasir dari sungai Laudah tersebut untuk digunakan sebagai bahan bangunan. TABEL 50 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN LUAS RUMAH YANG DITEMPATI No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
7,5 – 30 m²
8
36,36
2
35 – 60 m²
9
40,91
3
65 – 90 m²
2
9,09
4
95 m² ke atas
3
13,64
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 56 dapat dilihat bahwa mayoritas responden mempunyai luas rumah 7,5 - 60 m². sebagian besar dari rumah mereka tidak memenuhi standart rumah sehat. Rumah yang sempit itu biasanya tidak sebanding dengan jumlah penghuninya. Hanya sebagian dari responden yang memiliki rumah 65 95 m² ke atas dan ada dua orang responden yang mempunyai rumah bertingkat tetapi terbuat dari papan dan satunya lagi permanen.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 51 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH KAMAR DI RUMAH YANG DITEMPATI No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tidak ada kamar
3
13,64
2
1 buah
15
68,18
3
2 buah
3
13,64
4
3 buah
1
4,54
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Mengenai jumlah kamar yang ada di rumah responden umumnya ada 1 buah. Biasanya orang tua tidur di kamar dan anak-anak tidur di luar atau yang perempuan tidur di dalam kamar dan laki-laki di luar kamar dengan menggelar tikar sebagai alas tidur. Hal ini terjadi bagi mereka yang sudah mempunyai anak remaja. Kamar-kamar tersebut sesuai dengan yang penulis amati tidak terlalu luas sekitar 3m x 3m. bahkan ada responden yang tidak memiliki kamar biasanya mereka menyewa satu rumah dan itu digunakan untuk tempat tidur dan bagian belakangnya digunakan untuk dapur. Ada juga rumah responden yang memang berukuran kecil tetapi memaksakan membuat sebuah kamar berukuran 1m x 2m dengan disekat menggunakan triplek. Responden yang memiliki kamar 2 atau lebih hanya sebagian saja dan yang memiliki 3 buah kamar disebabkan karena rumah yang mereka tempati bertingkat 2.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 52 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA YANG MENEMPATI PER KAMAR No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
2 orang
6
31,58
2
3 orang
10
52,63
3
4 orang
3
15,79
19
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 58 dapat dilihat bahwa rata-rata kamar yang ada di rumah responden di tempati oleh 3 orang anggota keluarga. Kamar tersebut dihuni oleh orang tua yang biasanya ditemani oleh anak yang paling kecil. Sementara kamar yang lain ditempati oleh anak yang lain secara bersama-sama. Tetapi tidak semua poenghuni rumah tidur di dalam kamar sebagian dari mereka menggelar tikar untuk tidur di ruang tamu dan setelah pagi tikar yang digunakan digulung lagi dan ditempatkan dibawah tempat tidur atau disudut ruangan. Sebagian responden menggunakan cara yang tidur di dalam kamar adalah semua perempuan dan laki-laki tidur di luar kamar.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 53 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN SUMBER AIR BERSIH DI RUMAH No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
PAM
21
95,45
2
Doorsmer
1
4,54
3
Air hujan
-
-
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 59 dapat dilihat bahwa mayoritas responden menggunakan air PAM sebagai sumber air bersih dirumah mereka. Tetapi disini mayoritas dari mereka tidak memiliki air ledeng langsung dirumah mereka tetapi biasanya mereka membeli air ke tetangga yang mempunyai air PAM dengan harga Rp.500 per dirigen. Ada juga responden yang menampung air dari selang yang terletak ditengah-tengah pemukiman mereka, ibu-ibu mengangkati air tersebut ke rumah dengan menggunakan ember, setiap bulannya mereka membayar uang air seharga Rp 9.000. Air PAM ini biasanya digunakan untuk masak, terkadang digunakan juga untuk air mandi. Untuk keperluan mencuci piring dan pakaian biasanya mereka menampung air hujan pada sebuah tong. Responden yang tinggal dekat dengan sungai Laudah biasanya memperoleh air bersih dari sebuah mata air yang disebut “air mil” air itu diambil dengan menggunakan dirigen dan diperoleh secara gratis. Tetapi air itu tidak digunakan untuk mandi, mencuci pakaian dan piring karena mereka mengakui capek kalau harus mengangkati lagi hanya untuk mandi dan mencuci. Biasanya kegiatan Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
mandi dan mencuci dilakukan di sungai Laudah tersebut karena dekat dengan tempat tinggal mereka. Padahal air Laudah tersebut sangat tidak baik untuk digunakan karena merupakan air pembuangan atau tempat berkumpulnya air parit seluruh Kabanjahe. Salah seorang responden mengatakan mereka menggunakan air doorsmeer sebagai sumber air bersih dirumah mereka karena tidak ada air PAM dan terkadang malas untuk membeli air bersih ke tetangga yang memiliki air PAM karena harus mengangkati lagi satu per satu dengan menggunakan sorong. Tetapi dengan membeli air doorsmeer seharga Rp 5000 per tongnya maka tidak terlalu merepotkan apalagi dekat rumah mereka ada doorsmeer. TABEL 54 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN TERSEDIANYA FASILITAS MCK DI RUMAH No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tersedia
14
63,64
2
Hanya kamar mandi
3
13,64
3
Tidak ada
5
22,73
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 60 menunjukkan bahwa sebagian responden sudah mempunyai fasilitas MCK di rumah mereka. Namun sebagian responden hanya memiliki kamar mandi saja tetapi tidak ada sarana kakus. Sarana kakus yang digunakan adalah sarana kakus umum yaitu berupa bilik-bilik bambu dengan cara menggali tanah sedalam 2 meter dan di lapisi dengan papan sebagai tempat Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
berpijak dan jongkok sedangkan air yang dipakai dibawa sendiri dari rumah. Tetapi sebagian responden yang tidak memiliki sarana kakus mereka menggunakan sungai Laudah tersebut untuk segala aktivitas kamar mandi. TABEL 55 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN SISTEM PEMBUANGAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Melalui parit
12
54,55
2
Dibuang begitu saja di pekarangan rumah
10
45,45
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Sebanyak 54,55% responden sudah menggunakan parit sebagai tempat pembuangan air limbah rumah tangga. hal ini membuat lingkungan jadi terlihat bersih dan tidak tidak menimbulkan kesan jorok karena tidak ada air yang tergenang di pekarangan ataupun di belakang rumah. Air limbah rumah tangga disalurkan melalui sebuah parit yang mengalir di lingkungan tersbeut. Air limbah yang dimaksud adalah air sisa masak, air cucian dan air bekas mandi . Sementara itu setengah responden lagi membuang air limbah rumah tangga begitu saja di belakang rumah mereka. Umumnya responden tersebut tidak memiliki kamar mandi sehingga sulit untuk menyalurkan limbah ke parit karena jarak dari rumah ke parit cukup jauh sehingga untuk membuat parit pun akan sangat merepotkan.
Tetapi air limbah yang dibuang begitu saja tidak begitu
banyak karena hanya limbah dari dapur seperti sisa memasak. Sebab untuk limbah air mandi dan mencuci terkadang mereka lebih sering mencuci ke kamar mandi Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
umum seperti ke doorsmeer dengan biaya mencuci Rp.5000 sehingga lebih sering para responden menunggu pakaian kotor sampai banyak sehingga sekali mencuci saja karena biaya Rp 5000 tersebut tidak melihat banyak sedikitnya jumlah pakaian yang akan dicuci. TABEL 56 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN SUMBER PENERANGAN DI RUMAH No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Listrik
21
95,45
2
Lampu teplok
1
4,54
3
Lampu petromaks
-
-
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Sumber fasilitas penerangan yang ada di rumah hampir semua responden adalah listrk dari jaringan PLN. Semua responden merasa lebih praktis dan hemat bila menggunakan listrik dibandingkan dengan lampu minyak. Selain itu walaupun status rumah mereka masih menyewa tetapi telah dilengkapi dengan jaringan listrik oleh si pemilik rumah. Dengan sarana tersebut mereka jadi lebih mudah untuk menggunakan alat-alat rumah tangga seperti televisi, radio, tape. Namun ada juga sebagian responden yang rumah sewaannya tidak difasilitasi jaringan listrik sehingga mereka menyalurkan listrik dari tetangga yang mempunyai meteran listrik dan soal pembagian iuran listrik mereka akan bagi dua pada setiap akhir bulan. Biaya iuran listrik setiap bulannya rata-rata Rp.15.000.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Tetapi ada juga responden yang memakai sumber penerangan dengan memakai lampu teplok hal ini disebabkan karena mereka tidak mempunyai uang untuk membayar uang listrik dan mereka merasa nyaman dengan lampu teplok yang hanya mereka gunakan pada malam hari dan pagi-pagi buta tetapi pada saat tidur mereka mematikan lampu untuk mengirit minyak. TABEL 57 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN SISTEM VENTILASI TEMPAT UDARA DAN SINAR MATAHARI MASUK KE RUMAH No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Pintu dan jendela
18
81,82
2
Ventilasi
4
18,18
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Seperti tabel 63 mengungkapkan bahwa sistem sirkulasi udara di rumah responden umumnya belum memenuhi syarat sesuai dengan rumah sehat. Mayoritas rumah responden hanya menggunakan pintu dan jendela sebagai sistem sirkulasi udara serta masuknya sinar matahari ke rumah. Rumah responden yang hanya memiliki 2 buah pintu yaitu pintu depan dan pintu belakang serta sebuah jendela di bagian depan rumah sehingga mengakibatkan sirkulasi udara kurang baik. Rumah yang ditempati biasanya semi permanent dan sebagian besar bahannya terbuat dari papan dan berlantaikan semen. Ada juga rumah yang mempunyai ventilasi tetapi ukuran ventilasinya sangat kecil sehingga sama saja dengan tidak mempunyai ventilasi bahkan ada ventilasi yang asal jadi udara pun tidak bisa masuk ked al;am rumah apalagi sinar matahari. Sementara rumah yang Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
memiliki ventilasi yang cukup biasanya rumah yang sudah permanent dan rumah semi permanent yang agak luas. Ventilasi ditempatkan diatas pintu rumah dan diatas jendela rumah sistem sirkulasi udara dan sinar matahari dapat masuk walaupun pintu atau jendela tidak dibuka. hal ini menyebabkan sirkulasi udara di dalam rumah berputar dan orang yang menempati rumah tersebut pun sehat.
5.3.4 Kondisi Kesehatan TABEL 58 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN FREKUENSI ANGGOTA KELUARGA MENDERITA SAKIT No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Sering
4
18,18
2
Jarang
13
59,09
3
Sangat jarang
5
22,73
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Frekuensi keluarga dalam menderita sakit jarang terjadi. Mereka mengatakan walaupun pola konsumsi mereka belum memenuhi kebutuhan gizi yang memadai tetapi tidak menyebabkan keluarga mereka sering terserang penyakit. Bahkan sebagian responden mengakui keluarga mereka sangat jarang menderita sakit. Walaupun mereka menderita sakit paling mereka hanya menderita sakit batuk/pilek ringan, flu dan sakit kepala itu pun pada saat karena perubahan cuaca atau saat musim hujan. Biasanya mereka mengatasinya hanya dengan mengkonsumsi obat yang dibeli di warung dan beristirahat di rumah. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sementara responden yang mengaku sering menderita sakit biasanya mereka yang sudah berusia lanjut dan orang tua yang memang sudah mempunyai penyakit seperti batuk-batuk dan pegal-pegal seluruh badan disebabkan karena seharian bekerja. Itu pun penyakit mereka kambuh biasanya karena keletihan. TABEL 59 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT YANG SERING DIDERITA ANGGOTA KELUARGA No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Batuk
1
4,54
2
Pegal-pegal
11
50
3
Flu
6
27,27
4
Lain-lain
4
18,18
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Jenis penyakit yang paling sering di derita oleh responden umumnya adalah pegal-pegal, hal ini terjadi karena pekerjaan mereka yang sangat menguras energi sehingga sering kali menyebabkan badan mereka pegal-pegal pada bagian punggung, pinggang, tangan dan kaki. Memang bagian tubuh tersebut menjadi tumpuan saat mereka bekerja . Seperti halnya saat mereka mengangkut barang maka otomatis punggung dan pinggang mereka akan menjadi sakit. Demikian juga saat mereka mencangkul atau memompa maka tangan dan punggung mereka akan terasa sakit apalagi jika menggunakan cuan maka pinggang akan terasa pegal. Biasanya pengobatang yang dilakukan adalah dengan mengurut atau mengolesi bagian yang sakit dengan minyak urut. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Jenis penyakit flu biasanya di derita pada saat musim hujan dan pergantian cuaca dan cara mengatasinya biasanya dengan membeli obat di warung yang harganya murah. Untuk penyakit batuk-batuk biasanya diderita oleh yang sudah berusia lanjut dan biasanya mereka mengatakan penyakit orang tua. Ada juga yang batuk karena konsumsi terhadap rokok yang berlebihan dan bekerja terlalu keras. Selain itu jenis penyakit lain-lain yang diderita yaitu demam, sakit kepala, dan batuk pilek. Penyakit ini mereka anggap sudah biasa dan tidak mengkhawatirkan sehingga tidak membutuhkan perawatan intensif. TABEL 60 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN TINDAKAN PENGOBATAN TERHADAP ANGGOTA KELUARGA JIKA MENDERITA SAKIT No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Langsung/ segera
7
31,82
2
Lama
1
4,54
3
Tergantung parahnya penyakit
14
63,64
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Apabila ada keluarga yang menderita sakit biasanya penanganannya tergantung parahnya penyakit yang di derita, kalau penyakitnya ringan biasanya obat warung jadi andalan mereka ditambah dengan istirahat secukupnya sampai mereka sembuh dari sakit. Jika dalam beberapa hari belum juga sembuh maka jalan yang digunakan adalah membawa ke puskesmas yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Ada juga responden yang menangani penyakit dengan Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
menggunakan obat-obatan tradisional atau obat kampung yang dibuat sendiri dari bahan rempah-rempah yang ada. Sebagian kecil responden mengatakan langsung menangani anggota keluarga yang menderita sakit karena menurut mereka tidak baik seseorang dibiarkan sakit berlama-lama. Karena kesehatan merupakan hal yang lebih penting dari apa pun. Jika seseorang sakit maka tidak akan bisa melakukan apa pun dan mengganggu aktivitas sehari-hari. TABEL 61 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN TEMPAT BEROBAT JIKA KELUARGA MENDERITA SAKIT No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Praktek dokter
1
4,54
2
Puskesmas
16
72,73
3
Bidan/ Mantri
4
18,18
4
Dukun/ Pengobatan alternatif
1
4,54
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 67 dapat dilihat bahwa tempat yang paling banyak dipilih oleh responden untuk berobat jika ada anggota keluarga menderita sakit adalah puskesmas dan praktek bidan atau mantri. Menurut para responden berobat ke puskesmas lebih murah apalagi didukung dengan jarak yang dekat antara puskesmas dengan rumah mereka. Dengan berobat di puskesmas saja atau praktek bidan biasanya penyakit yang mereka derita langsung sembuh. Penyakit yang sering di rujuk ke puskesmas yaitu flu, batuk, sakit kepala atau sakit perut. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sementara itu praktek dokter dipilih jika penyakit yang diderita dirasa memerlukan pemeriksaan intensif dan penyakit yang sudah dianggap parah walaupun mereka menyadari biaya untuk pergi ke praktek dokter mahal tetapi diusahakan demi kesehatan dan dirasa obat yang diberikan lebih mujarab. Sebagian lagi lebih memilih berobat ke dukun. Disini dukun yang dimaksud adalah tukang urut. Tukang urut biasanya dipanggil ke rumah untuk mengurut bagian yang sakit dari tubuh responden. Tukang urut dapat menyembuhkan gejala penyakit seperti pegal-pegal, sakit pinggang, sakit punggung, sakit kaki dan tangan serta keseleo dan terkilir. Tetapi yang biasa di derita oleh para responden adalah sakit pinggang dan pegal-pegal. Dengan memakai sejenis minyak urut yang terbuat dari rempah-rempah dia dapat mengobati pasiennya. Terkadang apabila demam pun mereka pergi ke tukang urut untuk diobati karena apabila diurut dengan benar maka demamnya bisa langsung turun. Soal pembayaran tidak di tetapkan, pasien memberikan secara suka rela, ada yang membayar Rp 5.000 bahkan ada yang membayar sampai Rp 20.000 biasanya yang diurut adalah laki-laki karena badan laki-laki lebih keras sehingga lebih membutuhkan tenaga ekstra untuk mengurutnya.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 62 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN APAKAH MEMPEROLEH PELAYANAN KESEHATAN GRATIS DAN APAKAH MENYISIHKAN PENDAPATAN UNTUK BIAYA KESEHATAN No
Kategori
Memperoleh pelayanan kesehatan gratis 4
18,18
Menyisihkan Pendapatan untuk biaya kesehatan 12
54,55
%
%
1
Ya
2
Tidak
18
81,82
10
45,45
Jumlah
22
100
22
100
Sumber: Kuesioner, 2009 Berdasarkan tabel 62 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak memperoleh pelayanan kesehatan gratis. Biasanya responden memang tidak mengerti untuk mengurus yang namanya askes, ada juga yang malas mengurusnya. Sementara responden yang mendapatkan pelayanan kesehatan gratis biasanya yang memiliki kartu askes dan responden yang memiliki bayi dan mendapatkan pelayanan imunisasi secara gratis. Akibat dari tidak memperoleh pelayanan kesehatan gratis tersebut maka mayoritas responden harus menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk jagajaga kalau nantinya terjadi sesuatu yang tidak terduga. Dari pengakuan para responden biasanya mereka menyisihkan uang sebesar Rp.5000 - Rp.10.000 per minggunya untuk ditabung. Tetapi terkadang biaya kesehatan yang telah ditabung diambil karena ada keperluan mendesak yang harus segera dipenuhi seperti biaya kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sementara
sebagian
responden
merasa
tidak
perlu
menyisihkan
pendapatan untuk biaya kesehatan karena pendapatan responden biasanya sudah habis untuk keperluan makan dan kebutuhan keluarga lainnya apalagi frekuensi keluarga dalam menderita sakit jarang atau bahkan sangat jarang. Jadi apabila ada keluarga yang menderita sakit maka akan dicari pinjaman pada tetangga atau pembunga uang untuk menutupi biaya pengobatan. TABEL 63 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN KEIKUTSERTAAN DALAM KEGIATAN PERKUMPULAN KEAGAMAAN No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Ya
21
95,45
2
Tidak
1
4,54
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 70 dapat dilihat bahwa hampir semua responden mengikuti kegiatan perkumpulan keagamaan sesuai dengan agama yang mereka anut. Pada umumnya mereka sangat menyadari pentingnya hidup beragama dan hidup dalam rasa persaudaraan yang mereka wujudkan dalam perkumpulan keagamaan.
Untuk
yang
beragama
Kristen
bergabung
dalam kegiatan
perpulungen atau partangiangan yaitu berupa kebaktian bersama yang diadakan sekali dalam seminggu secara bergilir dari rumah yang satu ke rumah yang lain yang bersedia rumahnya dijadikan tempat untuk berkumpul. Sementara uamt yang beragama Islam mengikuti pengajian yang dilakukan secara bergilir juga dirumah masing-masing anggotanya. Anggota pengajian tidak hanya terdiri dari warga Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
setempat tetapi ada juga yang berasal dari lingkungan lain yang berada di sekitar tempat tinggal mereka sedangkan anggota perpulungan biasanya telah ditentukan oleh gereja sesuai dengan lingkungan-lingkungan yang telah ditetapkan. Namun ada juga responden yang masih belum mengikuti salah satu kegiatan keagamaan sesuai dengan agama yang dianutnya. Mereka ini adalah responden yang memang tidak mengikuti kegiatan keagamaan bisa dibilang agama yang mereka anut hanya untuk status saja tetapi tidak pernah ke rumah ibadah apalagi mengikuti perkumpulan keagamaan. Saat penulis menanyakan kepada Kristina Laia mengapa tidak mengikuti kegiatan perkumpulan keagamaan sambil tertawa yang dipaksakan dia menjawab “bahwa tidak ada waktu dan mereka sekeluarga merasa nyaman dengan keadaan sekarang walaupun tidak mengikuti perkumpulan keagamaan sehingga sampai sekarang pun belum terpikirkan untuk mengikuti perkumpulan keagamaan” padahal mereka telah tinggal di daerah itu selama 2 tahun. TABEL 64 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN KETERLIBATAN SECARA KONTINU JIKA MENGIKUTI PERKUMPULAN KEAGAMAAN No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Ya
12
57,14
2
Kadang-kadang
8
36,36
3
Tidak
1
4,54
21
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Mayoritas responden telah mengikuti perkumpulan keagamaan dan mereka berusaha untuk selalu mengikuti kegiatan tersebut setiap minggunya walaupun terkadang mereka harus mengikutinya setelah pulang kerja dan masih capek. Tetapi apabila mereka ditunjuk untuk menjadi tuan rumah maka pada hari tersebut mereka tidak akan pergi untuk bekerja sebagai aron sehingga mereka bisa mempersiapkan diri. Biasanya perkumpulan dilakukan pada malam hari untuk mereka yang mengikuti perpulungan dan sore hari bagi mereka yang mengikuti pengajian. Sementara itu hanya sebagian responden yang kadang-kadang saja mengikuti kegiatan keagamaan dimana mereka sebagai anggota. Mereka tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku karena terkadang mereka bekerja sampai larut malam sehingga tidak sempat mengikuti perkumpulan
keagamaan.
Sedangkan
responden
yang
tidak
mengikuti
perkumpulan keagamaan dimana mereka memang tidak mengikuti salah satu perkumpulan keagamaan.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 65 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PERILAKU MENYIMPANG TERJADI DI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Perampokan
-
-
2
Pencurian
3
13,64
3
Perkelahian
-
-
4
Perjudian
-
-
5
Minum-minuman keras
4
18,18
6
Tidak ada
15
68,18
7
Lain-lain
-
-
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 65 dapat dilihat mayoritas para buruh harian lepas (aron) mengakui bahwa di tempat mereka tinggal tidak ada perilaku menyimpang yang terjadi terutama yang dilakukan oleh para bapak-bapak. Dulunya sewaktu togel (toto gelap) dan Kim masih marak terjadi maka hampir semua mereka mengikuti perjudian tersebut tetapi karena sekarang sudah dilarang dan jika ketahuan masih ada yang mengikuti perjudian tersebut maka akan mendapat sanksi dari polisi berupa tindakan pengurungan terhadap agen judi tersebut yang biasanya mangkal di kedai kopi sambil menunggu pelanggan judi tersebut datang untuk membeli kupon. Selain itu dari pengamatan yang penulis lakukan ada juga anak-anak para aron yang mengikuti perjudian berupa main kartu dengan sesama teman main mereka dengan uang taruhan Rp 100. Dari pengakuan mereka bahwa Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
hal tersebut mereka lakukan hanya untuk senang-senang saja. Tetapi menurut penulis itu merupakan perbuatan yang tidak baik dan bisa menjadi kebiasaan jika mereka besar nanti. Untuk sekarang taruhan mereka memang tidak seberapa tetapi apabila menjadi kebiasaan sampai mereka dewasa bisa saja taruhan judi akan menjadi semakin besar. Tindakan perilaku menyimpang yang lainnya adalah maraknya kebiasaan minum-minuman keras. Tidak dapat dipungkiri bahwa responden yang umumnya berasal dari suku Batak T oba yang terkenal dengan tradisi kebiasaan minum minuman keras yang kuat. Minuman yang sering dikonsumsi adalah tuak yaitu hasil fermentasi air nira yang ditambahkan dengan raro. Selain itu minuman keras yang dikemas dalam botol juga sering dikonsumsi. Dengan mengkonsumsi alkohol menurut mereka dapat menghangatkan tubuh pada malam hari, terlebih lagi dengan kondisi udara yang sangat dingin di Dataran Tinggi Karo. Sementara itu sebagian responden menganggap tindakan pencurian merupakan tindakan menyimpang yang sering terjadi di tempat mereka tinggal. Tindakan pencurian ini sangat merugikan dan meresahkan penduduk sekitar.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
5.3.5 Pendidikan Anak TABEL 66 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN JUMLAH ANAK DALAM KELUARGA YANG BERSEKOLAH No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
1 orang
7
31,82
2
2 orang
12
54,55
3
3 orang
1
4,54
4
Lebih dari 3 orang
2
9,09
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Dapat dilihat dari tabel 66 bahwa mayoritas anak responden yang duduk di bangku sekolah adalah 2 orang dan rata-rata masih duduk di bangku SD. Ada juga yang bersekolah lebih dari 3. Rata-rata mereka bersekolah di negeri untuk mengurangi biaya karena untuk bersekolah di swasta membutuhkan biaya lebih terutama untuk uang sekolah dan biaya buku mereka. Bagi anak-anak SMP yang SMA yang bersekolah di swasta dikarenakan mereka tidak lulus di negeri pada saat tes ujian masuk atau karena nilai mereka tidak mencukupi untuk diterima di sekolah negeri sehingga untuk tetap sekolah mau tidak mau mereka harus mendaftar ke swasta dan orang tua harus lebih berusaha keras untuk bisa memenuhi keperluan sekolah anak mereka.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 67 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN KONDISI PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA No
Kategori
NEGERI
SWASTA
TOTAL
F
%
F
%
F
%
1
Belum sekolah
-
-
-
-
21
25,9
2
Taman Kanak-kanak
-
-
1
1,23
1
1,23
3
Masih sekolah SD
27
33,33
5
6,17
32
39,51
4
Tidak Tamat SD
3
3,70
-
-
3
3,70
5
Tamat SD
6
7,41
-
-
6
7,41
6
Masih sekolah SMP
8
9,88
1
1,23
9
11,11
7
Tamat SMP
3
3,70
-
-
3
3,70
8
Masih Sekolah SMA
-
-
1
1,23
1
1,23
9
Tamat SMA
3
3,70
-
-
3
3,70
10
Kuliah di PT
-
-
-
-
-
-
11
Tamat PT
2
2,47
-
-
2
2,47
52
64,19
8
9,86
81
100
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 67 dapat dilihat kondisi pendidikan anak-anak dalam keluarga responden. Jumlah seluruh anak yang ada dalam seluruh keluarga responden adalah 81 orang yang terdiri dari berbagai tingkat pendidikan. Mulai dari anak yang belum sekolah hingga anak yang sudah menamatkan pendidikannya di Perguruan Tinggi. Mayoritas responden menyekolahkan anak mereka di sekolah negeri. Seperti dapat dilihat hampir semua anak disekolahkan Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
di negeri karena biaya untuk sekolah di swasta sangat mahal. Sementara kwalitas pendidikan yang diterima anak-anak tidak jauh berbeda dengan kwalitas pendidikan yang ada di swasta. Namun ada juga sebagian responden yang menyekolahkan anak mereka di swasta walaupun masih di tingkat SD dikarenakan mereka ingin anaknya mendapatkan pendidikan yang baik dan berusaha keras untuk membiayainya. Namun untuk tingkat SMP dan SMA sebagian anak responden ada yang bersekolah di swasta disebabkan karena jumlah nilai mereka yang tidak mencukupi untuk masuk ke sekolah negeri sehingga mereka harus sekolah di swasta. Pada umumnya anak-anak dalam keluarga responden menyelesaikan pendidikannya sampai pada tingkat SMP dan SMA. Bahkan ada sebagian kecil dari anak responden yang hanya tamat SD bahkan tidak menamatkan SD-nya. Ada yang putus sekolah karena tidak ada biaya untuk sekolah dan ada juga yang karena di DO dari sekolah karena keseringan tidak masuk sekolah. Dengan tingkat pendidikan seperti ini maka akan sulit bagi mereka untuk bersaing mendapatkan pekerjaan di sektor formal. Setelah tidak sekolah lagi biasanya mereka bekerja sebagai buruh kasar. Ada yang mengikuti orang tua mereka bekerja menjadi buruh harian lepas (aron) ada yang bekerja sebagai buruh bangunan karena pengetahuan dan keterampilan mereka hanya memungkinkan untuk bekerja sebagau buruh kasar yang mengandalkan fisik. Atau ada juga yang pergi merantau ke daerah lain dan mencari pekerjaan menjadi buruh di sektor industri maupun sektor jasa seperti ke Batam. Dengan tingkat pendidikan seperti itu orang tua mereka sudah menganggap itu lebih dari cukup. Terkadang mereka juga sedih tidak bisa
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
menyekolahkan anak mereka sampai tinggi tetapi apa daya mereka tidak mempunyai kemampuan untuk menyekolahkan. Faktor biaya sangat menghambat keinginan anak-anak buruh harian lepas (aron) untuk melanjutkan sekolah ditambah dengan kurangnya kemauan untuk melanjutkan sekolah karena disekitar mereka juga banyak yang tidak menamatkan sekolahnya sampai SMA jadi tidak terlalu ada tekanan batin bagi mereka walau pun putus sekolah. Sementara itu yang menamatkan sekolahnya sampai ke Perguruan Tinggi juga sangat sedikit. Hanya terdapat dua orang yang menamatkan kuliahnya di Perguruan Tinggi dan sekarang mereka sudah bekerja pada perusahaan swasta. TABEL 68 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN MENYISIHKAN PENDAPATAN UNTUK BIAYA PENDIDIKAN ANAK No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Ya
17
77,27
2
Tidak
5
22,73
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 68 dapat dilihat bahwa sebagian besar dari mereka menyisihkan pendapatan mereka untuk pendidikan anak yang biasanya digunakan untuk membayar uang SPP dan untuk membayar uang buku mereka. Mereka menganggap bahwa selama anak mereka mempunyai niat yang kuat untuk sekolah maka orang tua akan mendukung siapa tahu nantinya mereka menjadi orang yang sukses tidak mengikuti jejak orang tua mereka sebagai buruh. Kalau bisa mereka harus lebih baik dari orang tua mereka. Namun terkadang mereka sadar mimpi Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
tidak selalu menjadi nyata. Kendala biaya sering menjadi faktor utama untuk mencapai keinginan tersebut. Karena orang tua mana yang tidak mau anaknya sukses dan mencapai pendidikan setinggi mungkin. Mayoritas responden menyisihkan pendapatan mereka sebesar Rp 5000 per minggunya, ada juga yang menyisihkan Rp 20.000 per minggunya. Tetapi terkadang mereka mengambil tabungan tersebut untuk keperluan yang mendesak yang harus segera diatasi seperti keperluan makan dan jika ada anggota keluarga yang sakit. Umumnya mereka yang menyisihkan pendapatan untuk pendidikan anak umumnya mereka yang mempunyai anak yang telah duduk di bangku SMP dan SMA serta mereka yang mempunyai anak yang bersekolah di swasta. Sementara responden yang tidak menyisihkan pendapatannya untuk keperluan pendidikan anak adalah responden yang mempunyai anak yang masih duduk di tingkat SD. Biaya untuk tingkat SD belum terlalu besar sehingga mereka merasa belum terlalu penting untuk menyisihkan pendapatan secara khusus untuk keperluan pendidikan anak yang masih sekolah tersebut. Pendapatan tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 69 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN MEMBIMBING ANAK DALAM BELAJAR No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tiap malam
6
27,27
2
Hampir tiap malam
7
31,82
3
Jarang
5
22,73
4
Sangat jarang
4
18,18
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009 Berdasarkan
tabel
69
dapat
dilihat
bahwa
sebagian
responden
membimbing anaknya dalam belajar. Biasanya anak-anak belajar pada malam hari setelah makan bersama keluarga. Anak-anak ditemani dan dibimbing dalam hal mengerjakan PR. Pada umumnya anak yang dibimbing masih duduk di bangku SD. Sebagian lagi responden membimbing anak-anak mereka hampir setiap malam walaupun tidak secara rutin disebabkan karena terkadang mereka pulang kerja larut malam sehingga terlalu capek untuk mengajari anak belajar. Biasanya diingatkan untuk mengerjakan PR yang telah diberikan oleh guru di sekolah dan anak dibiarkan belajar sendiri. Sebagian lagi responden mengaku jarang memberikan bimbingan kepada anak mereka dalam hal belajar dikarenakan jam pulang kerja yang larut dan anak tersebut sudah SMP atau SMA sehingga tidak perlu dibimbing lagi karena mereka sudah bisa mandiri. Ada juga anak yang masih SD tidak lagi dibimbing oleh orang tua karena mereka mempunyai kakak atau abang yang mengajari. Setiap ada PR Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
yang tidak dimengerti oleh anak-anak maka akan ditanyakan kepada abang atau kakak mereka. Sementara itu ada juga responden yang mengaku tidak membimbing anak mereka dikarenakan pendidikan responden juga tidak tamat SD sehingga mereka tidak mampu untuk mengajari anak mereka belajar. Jadi anak hanya dibiarkan belajar sendiri dan selalu diingatkan untuk tidak lupa membuat PR dan rajin belajar. Biasanya orang tua seperti ini lebih memfokuskan diri untuk masalah pemenuhan kebutuhan sehari-hari. TABEL 70 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN KEIKUTSERTAAN ANAK YANG MASIH SEKOLAH DALAM HAL MEMBANTU PENDAPATAN KELUARGA No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Ikut
5
22,73
2
Tidak ikut
17
77,27
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Sebagian besar responden mengaku tidak mengikut sertakan anak mereka dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga dikarenakan mayoritas dari responden mempunyai pasangan yang juga bekerja. Dari pengakuan responden bahwa anak yang bersekolah tidak diijinkan untuk bekerja karena takut mengganggu sekolah dan menyebabkan anak malas sekolah jika sudah tahu mencari uang. Ada juga alasan responden tidak mengikutsertakan anak bekerja dikarenakan jumlah tanggungan hanya sedikit jadi pendapatan yang diperoleh orang tua masih cukup dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sementara itu ada juga responden yang mengikutsertakan anak mereka untuk menambah pemasukan keluarga. Namun mereka tidak terlalu menuntut agar anak-anak tersebut dapat bekerja. Anak-anak terkadang diikutsertakan bekerja bersama orang tuanya sebagai buruh harian lepas (aron). Ini dilakukan pada saat anak libur sekolah, pekerjaan yang diberikan juga biasanya hanya memanen terutama memanen jeruk. Untuk pekerjaan menanam dan menyiangi biasanya petani yang ingin menggunakan jasa para buruh aron tidak pernah memilih anakanak untuk melakukan pekerjaan tersebut karena tidak mempunyai keahlian dalam hal menanam dan menyiangi yang hanya dapat dilakukan orang dewasa. Selain itu ada juga anak yang bekerja sebagai penyemir sepatu kerumah-rumah makan setelah mereka pulang sekolah. TABEL 71 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN KESEMPATAN BELAJAR ANAK JIKA IKUT BEKERJA MEMBANTU PENDAPATAN KELUARGA No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Terganggu
3
60
2
Tidak terganggu
1
20
3
Sangat terganggu
1
20
5
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Responden yang ikut melibatkan anaknya yang masih sekolah guna menambah penghasilan dalam upaya pemenuhan kebutuhan keluarga sebagian menyebabkan kesempatan belajar anak-anak terganggu karena biasanya setelah
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
bekerja, anak merasa capek dan ngantuk sehingga tidak konsentrasi lagi dalam mengerjakan PR sehingga terkadang dia tidak mengerjakan PR nya. Ada juga sebagian responden yang mengatakan pekerjaan yang dilakukan anaknya tidak mengganggu kesempatan belajarnya karena biasanya anak diikutkan bekerja sebagai aron hanya pada saat libur sekolah saja. Sedangkan responden lain yang mengikutsertakan anaknya dalam hal menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mengatakan sangat terganggu dikarenakan anaknya senang sekali menyemir sepatu karena bisa mendapatkan uang sehingga terkadang mereka terpengaruh dengan teman-temannya yang sesama tukang semir yang tidak sekolah dan mengajak anak tersebut untuk ikut bermain gobing (permainan yang dilakukan dengan cara melempar uang logam ke sebuah lubang di tanah. Barang siapa mampu memasukkan uang tepat masuk ke dalam lubang maka dialah pemenangnya) dengan taruhan sebesar Rp 100. Hal ini menyebabkan anak menjadi nakal dan malas belajar sehingga sudah mulai berani bolos dari sekolah. Orang tua dari si anak memang sudah pasrah karena semakin dilarang anaknya semakin bandel.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 72 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN TUJUAN DALAM MENYEKOLAHKAN ANAK No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Sebagai jaminan sosial dihari tua
4
18,18
2
Sebagai kewajiban orang tua
13
59,09
3
Agar dapat membantu ekonomi keluarga
3
13,64
4
Lain-lain
2
9,09
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Anak-anak dalam keluarga responden yang disekolahkan umumnya dianggap sebagai kewajiban dari orang tua terhadap anaknya seperti yang dapat dilihat dari tabel diatas. Menurut responden sebagai orang tua, mereka wajib untuk bertanggung jawab terhadap pendidikan anak sehingga tidak ketinggalan jaman. Agar nantinya anak-anak tidak menyalahkan orang tuanya dikemudian hari jika anak-anak mereka merasa tidak diperdulikan dan terbelakang dalam hal pergaulannya. Anak dalam keluarga diberi kebebasan untuk sekolah sesuai dengan kemauan dan kemampuannya. Responden tidak terlalu mengharapkan anak untuk membalas jasa orang tua karena anak yang sudah dapat memnuhi kebutuhannya sendiri di kemudian hari sudah membuat orang tua menjadi bangga dan senang. Sementara sebagian dari responden mengharapkan anaknya menjadi tumpuannya di hari tua. Mereka disekolahkan agar dapat menjadi orang yang baik dan berguna. Pada saat orang tua sudah berusia lanjut dan tidak sanggup lagi Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
untuk bekerja sebagai buruh harian lepas (aron) maka anak diharapkan sebagai jaminan sehingga kehidupan mereka tidak terlantar dengan usia yang telah lanjut dan terbatas untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sebagian lagi responden mengharapkan anak-anak disekolahkan supaya bisa membantu perekonomian keluarga nantinya pada saat mereka telah memperoleh pekerjaan dan sukses. Bila seorang anak berhasil dalam studinya kelak maka diharapkan si anak membantu saudara-saudaranya yang lain dalam hal mencari pekerjaan yang lebih baik dan menjanjikan bila dibandingkan dengan pekerjaan sebagai buruh harian lepas (aron).
IV. STRATEGI ADAPTASI (COPING STRATEGIES) BURUH HARIAN LEPAS (ARON) 5.4.1 Peningkatan Asset TABEL 73 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN STRATEGI KELUARGA DALAM BERTAHAN DENGAN PENDAPATAN MINIM No
Kategori
Frekuensi
Persentase
14
63,64
1
Melakukan pengiritan
2
Meminjam uang di Bank
-
-
3
Meminjam uang pada pembunga uang
7
31,82
4
Lain-lain
1
4,54
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Mayoritas responden melakukan pengiritan untuk tetap bertahan dengan pendapatan yang minim. Mereka mengaku cara yang dilakukan dengan mengubah pola makan. Biasanya mereka tetap makan 3 kali sehari tetapi terkadang mereka mengganti konsumsi nasi menjadi ubi atau membeli bahan makanan yang murah. Sebagian lagi responden melakukan peminjaman uang pada pembunga uang. Biasanya pembunga uang ini meminjamkan uang dengan bunga yang lumayan tinggi berkisar antara 10 – 20 % per bulan dengan mencicil per hari atau per minggu sesuai dengan kesepakatan. Tetapi pada umumnya mereka mencicil per hari pada si pembunga uang. Si pembunga uang mendatangi kliennya setiap pagi sebeum kerja. Ada juga responden yang menggunakan keahliannya sebagai tukang urut untuk melakukan strategi bertahan dengan pendapatan minim. Dia biasanya menerima pasien dirumah atau terkadang dia dipanggil ke rumah pasiennya. Sekali mengurut tidak ditetapkan biaya yang harus dibayar. Setiap orang memberi dengan suka rela sesuai dengan kemampuan mereka. Ada yang membayar Rp 5000 ada juga yang sampai membayar Rp 20.000 biasanya pasien yang diurut adalah laki-laki dan lumayan berduit. Dia biasanya menerima pasien jika tidak bekerja menjadi buruh aron. Seperti dilihat dari tabel diatas bahwa tidak ada responden yang meminjam uang ke Bank dikarenakan proses administrasinya yang sulit dan merepotkan.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 74 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN TEMPAT MEMINJAM UANG JIKA MENGALAMI KESULITAN KEUANGAN No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tetangga
10
45,45
2
Kerabat (Keluarga)
4
18,18
3
Koperasi
-
-
4
Bank
-
-
5
Pembunga Uang
8
36,36
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Didalam lingkungan tempat tinggal para buruh harian lepas (aron) rasa kekeluargaan masih sangat kental. Hal ini terlihat dari tempat mereka mencari pinjaman jika mengalami kesulitan keuangan. Orang-orang disekitar rumah menjadi tumpuan yang diharapkan dapat menanggulangi kesulitan keuangan yang mereka hadapi. Tetangga merupakan pilihan utama sebagai tempat untuk meminjam uang. Biasanya mereka merasa sudah seperti keluarga senasib sepenanggungan sehingga bila ada tetangga yang kesulitan dalam keuangan mereka langsung menawarkannya jika mereka mempunyai uang untuk dipinjamkan. Ini merupakan konsep solidaritas antar buruh harian lepas yang dipengaruhi oleh perasaan senasib sepenanggungan apalagi mayoritas dari mereka dari suku yang sama dan sama-sama orang perantauan. Sebagian lagi mengandalkan kerabat atau keluarga sebagai tempat meminjam uang karena mereka merasa lebih nyaman meminjam kepada keluarga dari pada tetangga. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sementara itu ada juga sebagian responden memilih untuk meminjam uang kepada pembunga uang. Pembunga uang biasanya tidak tinggal di daerah tempat tinggal para buruh aron. Biasanya pembunga uang dikenal dikalangan buruh aron. Untuk meminjam uang tidak memerlukan persyaratan yang sulit hanya atas dasar saling percaya diantara mereka dan umumnya mereka telah saling mengenal dengan baik. Hal ini dilakukan karena alasan tidak memerlukan prosedur yang panjang. Apabila ingin meminjam uang maka mereka akan datang ke rumah pembunga uang atau menunggu pembunga uang datang daerah tempat tinggal mereka yang setiap harinya sudah rutin untuk mengutip uang pinjaman ke rumah-rumah. Apabila mereka memintanya pada hari itu maka pinjamannya akan diberikan saat itu juga atau terkadang menunggu si pembunga uang mengutip terlebih dahulu sehingga uang yang telah terkumpul dapat diberikan untuk dipinjamkan. Hal ini biasanya dilakukan para buruh aron jika kebutuhan sudah sangat mendesak dan pinjaman dalam jumlah lumayan besar. Cara ini sangat efektif menurut mereka walaupun nantinya cara pengembalian uang tersebut sangat memberatkan mereka. Sedangkan lembaga keuangan seperti Bank dan koperasi tidak menjadi pilihan para buruh aron dikarenakan proses administrasi yang sulit terutama untuk meminjam uang ke Bank. Untuk koperasi tidak seorang responden pun yang ikut menjadi anggota koperasi di daerah tersebut. Sebagian dari responden memang mengikuti organisasi CU tetapi harus mempunyai saldo baru bisa meminjam duit sedangkan saldo mereka hanya sedikit disebabkan uang tabungan yang mereka setorkan setiap minggunya juga hanya sedikit.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
TABEL 75 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN SELAIN BURUH ARON No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Memulung barang-barang bekas
4
18,18
2
Usaha kecil-kecilan
1
4,54
3
Beternak
-
-
4
Menggarap lahan pertanian
4
18,18
5
Lain-lain
13
59,09
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Mayoritas responden mengaku tidak mempunyai pekerjaan lain selain menjadi buruh aron. Jika mereka tidak mendapat pekerjaan sebagai buruh aron maka mereka di rumah saja. Tetapi ada juga yang membuat kain ulos jika mereka tidak bekerja seperti yang dilakukan oleh Nd. Agus saat peneliti datang kerumahnya dia sedang menenun mengerjakan ulos. Hal ini mereka pelajari secara turun temurun dan biasanya memang orang Batak Toba jago menenun ulos. Sebagian dari responden ada yang bekerja memulung barang-barang bekas seperti botol-botol plastik, aqua gelas, karton, kertas dan lain-lain. Mereka memungut semua barang bekas tersebut sambil berjalan ke luar rumah dan menyinggahi setiap tong sampah yang mereka lewati. Setelah mereka mengumpulkan barang-barang bekas tersebut dan diperkirakan sudah banyak maka mereka akan membawanya ke pusat penampungan barang-barang bekas
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
untuk dijual harga sekilo batol plastik dan aqua gelas adalah sekitar Rp 1.500. Untuk kertas karton biasanya harganya lebih mahal. Menggarap lahan pertanian juga menjadi pilihan sebagian para buruh aron untuk menjadi pekerjaan sampingan mereka. Biasanya lahan yang mereka gunakan ada yang disewa ada yang milik sendiri ada juga yang milik tetangga yang lahannya tidak dipakai dan ini biasanya adalah tapak perumahan. Lahan tersebut mereka tanami dengan sayur-sayuran seperti sawi terong dan ubi kayu. Ada juga yang menanam ubi jalar di lahan pertanian tersebut yang hanya 2 rante (2 baris). Sebagian kecil responden ada juga yang mempunyai kedai sampah yang mereka kelola didepan rumah mereka. TABEL 76 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN LAHAN GARAPAN YANG DIKERJAKAN No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Disewa
1
25
2
Milik tetangga (tidak disewa)
1
25
3
Milik sendiri
2
50
4
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 83 dapat dilihat bahwa sebagian responden yang memiliki lahan garapan adalah milik sendiri yang mereka peroleh dari warisan orang tua mereka bukan dari hasil keringat mereka sendiri untuk membeli tanah adapun luas tanah mereka yaitu sekitar 1 Ha dan 1,5 Ha. Lahan tersebut mereka garap dengan menanam jagung atau sayur kol. Sebagian lagi yang menyewa lahan Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
garapan ada yang disewa dengan sewa sebesar Rp 400.000 setahun dengan luas 44 m² yang merupakan tapak rumah disitu ditanami dengan sayuran sawi. Sedangkan seorang lagi yang menggarap lahan tetangga yang tidak disewa karena hanya seluas 20 m² yang ditanami dengan ubi jolor yang hanya untuk dikonsumsi keluarga tetapi terkadang jika hasil panennya banyak dibagikan kepadatetangga atau dijual ke pasar. Untuk mengurus ubi jolor tidaklah susah. Hanya menanam bibit dan dibiarkan saja tumbuh atau terkadang disiram jika musim kemarau tiba. TABEL 77 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PERNAH ATAU TIDAK MENCARI PEKERJAAN LAIN DAN ADA ATAU TIDAK RENCANA MENCARI PEKERJAAN LAIN No
Kategori
Pernah atau tidak mencari pekerjaan lain 9
40,91
Ada atau tidak rencana mencari pekerjaan lain 14
63,64
%
%
1
Ya
2
Tidak
13
59,09
8
36,36
Jumlah
22
100
22
100
Sumber: Kuesioner, 2009 Berdasarkan tabel 77 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengakui bahwa mereka tidak pernah mencari pekerjaan lain dikarenakan jaman sekarang ini sangat susah sekali mencari pekerjaan. Apalagi didukung dengan pendidikan mereka yang pada umumnya hanya tamat SMP dan SD bahkan ada yang tidak tamat SD. Seumpama mereka mencari pekerjaan lain pun pasti akan menjadi buruh juga dikarenakan pekerjaan di sektor formal selalu mengutamakan pendidikan.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sementara sebagian lagi dari responden mengaku bahwa mereka pernah mencari pekerjaan selain buruh aron ini dikarenakan mereka mempunyai keinginan untuk memperbaiki hidup dan tidak ingin terus-terusan menjadi buruh aron. Tetapi nyatanya mereka tidak mendapatkan pekerjaan sehingga mereka harus terus bekerja sebagai buruh aron untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Walaupun sebagian besar responden mengakui bahwa mereka tidak pernah mencari pekerjaan lain tetapi sebagian besar responden mempunyai rencana atau keinginan untuk mencari pekerjaan lain selain buruh aron. Dari pengakuan responden bahwa mereka ingin adanya hidup yang lebih baik dari pada sekarang ini mereka tidak ingin terus-terusan menjadi buruh aron. Sementara responden yang menjawab tidak ingin mencari pekerjaan lain dikarenakan usia mereka yang sudah semakin tua dan malas untuk mencari pekerjaan lain. Mereka sudah merasa nyaman dengan pekerjaan sebagai buruh aron. Selain itu ada juga yang tidak mempunyai keahlian lain selain bertani sehingga mereka tetap bertahan menjadi buruh aron. TABEL 78 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN KEIKUTSERTAAN DALAM SUATU JARINGAN/ORGANISASI No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Ya
12
54,55
2
Tidak
10
45,45
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Hampir setengah dari responden mengikuti jaringan organisasi. Mereka sadar bahwa mereka harus mempunyai suatu perkumpulan untuk menambah tali persaudaraan diantara sesama manusia. Adapun perkumpulan organisasi tersebut memiliki manfaat bagi mereka seperti mengikuti CU (Credit Union) dan arisan marga. Mereka bisa menabung ke CU dengan tidak dibatasi jumlah uang yang harus ditabung paling sedikit adalah Rp 5000. Jadi apabila mereka mempunyai sedikit uang bisa disimpan di CU dan apabila suatu saat mereka ada kebutuhan uang yang mendesak mereka bisa meminjam uang ke CU maksimal 3 kali lipat dari saldo yang dimiliki. Selain itu keuntungan lain yang diperoleh adalah setiap tahun keuntungan CU tersebut dibagi kepada semua anggota. Tetapi sebagian dari responden
yang
mengikuti
CU
sudah
pernah
meminjam
uang
dan
pengembaliannya dengan cara dicicil. Bunga pinjaman yang diberikan tidak memberatkan mereka karena hanya sebesar 3% dari pinjaman. Sementara sebagian lagi responden tidak mengikuti jaringan organisasi. TABEL 79 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN ORGANISASI YANG DIIKUTI DAN MANFAATNYA TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
CU (Credit Union)
5
41,67
2
Arisan
7
58,33
3
Lain-lain
-
-
12
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Dapat dilihat dari tabel 79 bahwa responden yang mengikuti jaringan organisasi mengikuti arisan marga yang biasanya diadakan setiap 1 atau 2 bulan sekali. Setiap akan diadakan arisan maka akan ada undangannya untuk menghadiri arisan tersebut untuk memberitahukan waktu dan tempat arisan dilaksanakan. Sementara sebagian lagi responden yang mengikuti perkumpulan organisasi seperti mengikuti CU (Credit Union). Mereka bisa menabung ke CU dengan tidak dibatasi jumlah uang yang harus ditabung, paling sedikit adalah Rp 5000. Apabila mempunyai sedikit uang bisa disimpan di CU dan apabila suatu saat ada kebutuhan uang yang mendesak bisa meminjam uang ke CU maksimal 3 kali lipat dari saldo yang dimiliki. Selain itu keuntungan lain yang diperoleh adalah setiap tahun keuntungan CU tersebut dibagi kepada semua anggota. Hampir semua responden mendapatkan manfaat dari organisasi yang mereka ikuti terutama terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga. Sementara sebagian lagi mengakui mereka tidak mendapatkan manfaat secara ekonomi tapi untuk kekeluargaan menjadi erat antar sesama anggota perkumpulan organisasi. TABEL 80 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PERNAH TIDAKNYA MENDAPAT BANTUAN EKONOMI No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Ya
15
68,18
2
Tidak
7
31,82
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Berdasarkan tabel 80 maka sebagian besar responden pernah mendapatkan bantuan yaitu bantuan dari pemerintah dalam upaya membantu masyarakat miskin. Selain itu ada juga yang mendapat bantuan ekonomi dari keluarga mereka yang lebih mapan. Keluarga memberi uang secara tunai yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Responden yang pernah mendapatkan bantuan ekonomi mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa bantuan Raskin dan BLT yang merupakan program pemerintah dalam upaya membantu masyarakat miskin. Selain itu ada juga yang mendapat bantuan ekonomi dari keluarga berupa uang tunai yang diberikan keluarga yang lebih mapan guna membantu keluarga mereka yang kekurangan. Sementara itu sebagian lagi responden mengaku bahwa mereka tidak pernah mendapat bantuan ekonomi. Biasanya mereka adalah orang yang tidak terdata di kelurahan atau mereka yang memang tidak memiliki administrasi lengkap untuk mengurus bantuan tersebut seperti tidak memiliki KTP dan Kartu Keluarga yang merupakan persyaratan untuk bisa mendapatkan bantuan tersebut. TABEL 81 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN SIFAT BANTUAN YANG DIPEROLEH No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Spontan
2
13,33
2
Musiman
12
80
3
Rutin
1
6,67
15
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Berdasarkan tabel 81 dapat dilihat bahwa responden yang mendapatkan bantuan mayoritas dari mereka mendapatkan bantuan yang bersifat musiman. Bantuan ini biasanya berasal dari pemerintah. Seperti saat BBM naik maka pemerintah mengeluarkan program seperti BLT untuk mebantu masyarakat miskin dalam hal pemenuhan kebutuhan berupa uang tunai. Selain itu program Raskin diberikan kepada masyarakat dalam bentuk beras. Setiap bantuan dari pemerintah disalurkan melalui kelurahan untuk disebarkan kepada masyarakat miskin di daerah tersebut yang tercatat di kelurahan. Sementara itu sebagian responden ada yang mendapatkan bantuan secara spontan biasanya ini diperoleh dari keluarga mereka yang lebih mapan untuk membantu sesama keluarga yang masih kekurangan. Ada juga yang mendapatkan bantuan secara rutin seperti yang dialami ibu Agus yang mendapatkan kiriman dari suaminya yang bekerja di Pekan Baru sehingga suaminya mengirimkan uang setiap bulan untuk kebutuhan keluarga.
5.4.2 Pengontrolan Konsumsi dan Pengeluaran TABEL 82 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN ADA TIDAKNYA PERUBAHAN POLA KONSUMSI UNTUK TETAP BERTAHAN HIDUP No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Ya
16
72,73
2
Tidak
6
27,27
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Berdasarkan perubahan pola konsumsi yang dilakukan dapat dilihat bahwa mayoritas responden melakukan perubahan pola konsumsi dalam keluarga untuk tetap bertahan hidup. Karena pendapatan yang mereka peroleh dari gaji buruh aron saja tidak cukup untuk memenuhi keperluan sehari-hari sehingga harus ada perubahan pola konsumsi seperti misalnya membeli barang-barang murah tau mengkonsumsi lauk yang murah meriah seperti tahu tempe. Sebagian responden mengaku tidak ada perubahan pola konsumsi untuk tetap bertahan hidup dikarenakan pendapatan yang mereka peroleh masih cukup untuk keperluan sehari-hari ditambah dengan jumlah dalam keluarga yang hanya sedikit sehingga belum banyak pengeluaran. TABEL 83 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN POLA YANG DIGUNAKAN UNTUK TETAP BERTAHAN HIDUP No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Pengubahan pola makan
9
56,25
2
Membeli barang-barang murah
7
43,75
16
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 83 dapat dilihat bahwa responden yang melakukan perubahan terhadap pola konsumsi untuk tetap bertahan hidup sebagian dari mereka melakukan perubahan pola makan. Mereka merubah pola yang biasanya makan dengan ikan teri diubah menjadi mengkonsumsi tahu tempe yang murah meriah. Terkadang ada juga yang makan biasanya 3 kali sehari menjadi dua kali sehari. Ada juga yang mengganti konsumsi beras dengan mengkonsumsi ubi. Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sebagian lagi responden melakukan perubahan terhadap pola konsumsi untuk tetap bertahan hidup dengan membeli barang-barang murah. Seperti sabun, pakaian dan lain-lain. Mayoritas responden membeli perabotan rumah tangga dengan cara membeli yang murah. Seperti komentar dari ibu Hutasoit “tidak perlu membeli yang mahal yang penting bisa di pakai”. Hal ini terbukti dari barangbarang yang mengisi rumah mereka hanya seadanya saja. Seperti misalnya lemari mereka hanya membeli lemari kayu yang murah tanpa banyak ukir-ukirannya. Asalkan sudah bisa menjadi tempat menyimpan pakaian itu sudah lebih dari cukup. Sementara sebagian responden mengatakan bahwa membeli dengan cara kredit karena mereka merasa rugi apabila membeli suatu barang maka uang mereka akan langsung ludes padahal masih banyak keperluan yang masih harus dipenuhi. Sehingga jalan mengkredit barang adalah jalan terbaik. TABEL 84 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN CARA KELUARGA DALAM HAL MEMBELI PAKAIAN No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Membeli yang baru (Lunas)
7
31,82
2
Membeli yang baru (Kredit/hutang)
1
4,54
3
Membeli yang bekas
14
63,64
4
Sumbangan dari rumah ibadah atau keluarga
-
-
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Berdasarkan tabel 84 mayoritas responden membeli pakaian yang bekas dikarenakan harganya yang murah tetapi kualitasnya masih terjamin. Mereka biasanya membeli baju bekas setiap hari senin yang merupakan hari pekan di Kabanjahe. Tempat mereka membeli baju yaitu di Pajak Singa. Harga baju yang mereka beli harganya bervariasi mulai dari harga Rp 1000 per potongnya. Jika mereka beruntung akan dapat yang bagus dengan harga yang murah meriah. Sementara sebagian lagi responden membeli baju yang baru tetapi langsung di bayar lunas. Mereka biasanya membeli di pajak tetapi dengan harga yang murah dan kualitas yang standart. Jika mereka ingin membeli baju biasanya jika penghasilan berlebih biasanya pada masa panen dan mereka menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membeli baju baru. Sedangkan seorang responden mengatakan bahwa baju yang biasa dibelinya adalah baju baru tetapi dengan sistem pembayaran kredit. Biasanya si pengkredit baju mendatangi rumah-rumah penduduk untuk menawarkan barang dagangannya. Harga dari setiap potong baju dinaikkan 50% dari harga pasar. Memang sangat merugikan tetapi menurut mereka hal itu jalan terbaik untuk memperoleh baju yang mereka inginkan. Untuk membeli secara lunas mereka tidak mempunyai uang kontan sehingga mereka harus mengkreditnya dengan pembayaran sesuai dengan barang yang dibeli. Setiap seminggu sekali si pengkredit baju datang menagih uang kepada mereka.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
5.4.3 Pengubahan Komposisi Keluarga TABEL 85 JAWABAN RESPONDEN BERDASARKAN PERNAH TIDAKNYA MENITIPKAN ANAK PADA KELUARGA LAIN UNTUK MENGURANGI PENGELUARAN KELUARGA No
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Ya
8
36,36
2
Tidak
14
63,64
22
100,00
Jumlah Sumber: Kuesioner, 2009
Berdasarkan tabel 85 dapat dilihat bahwa 63,64% responden menjawab tidak pernah menitipkan anaknya pada keluarga untuk mengurangi pengeluaran keluarga hal ini terjadi pada keluarga yang mempunyai anak kurang dari 5, sedangkan responden yang pernah menitipkan anaknya pada keluarga ada 36,36%. Hal ini disebabkan karena banyaknya anak yang harus ditanggung sehingga mereka menitipkan sebagian anaknya pada keluarga atau opungnya di kampung. Responden yang menitipkan anak secara permanen biasanya lepas tanggungan terhadap anak tersebut. Karena tujuan utama dari menitipkan anak tersebut adalah untuk mengurangi tanggungan dari orang tua terhadap anak. Anak yang dititipkan ada yang masih kecil ada juga yang sudah besar. Seperti responden yang bernama Kristina Laia yang menitipkan dua orang anaknya kepada orangtuanya di Nias. Sedangkan dia hanya membawa satu anak saja merantau ke Kabanjahe.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sementara sebagian lagi responden menitipkan anaknya secara temporer. Biasanya mereka menitipkan anak yang masih kecil kepada keluarga mereka yang lebih mapan tetapi biasanya dalam jangka waktu hanya sebentar. Jika sedang masa panen akan banyak sekali pekerjaan jadi mereka menitipkan anak untuk beberapa hari saja dan setelah itu mereka jemput kembali.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
5.5 Live Story Identitas Responden 1 1. Nama
: Marta br Sinaga (Nd. Betty)
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 36 tahun
4. Agama
: Protestan
5. Suku Bangsa
: Batak Toba
6. Asal Daerah
: Samosir
7. Jumlah dalam keluarga
: 9 orang
8. Jumlah anak
: 7 orang
Marta Sinaga ini biasa disebut nande Betty merupakan perantau yang datang dari Toba ke Kabanjahe sudah lama sekali, yaitu sejak dia masih gadis karena mengikuti saudaranya yang memang sudah berdomisili di Kabanjahe dan kemudian menikah dengan Batara Siregar yang berprofesi sebagai penarik becak di pusat pasar Kabanjahe. Mereka menikah sampai sekarang sudah memiliki 7 anak yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Anak pertama bernama Betty boru Siregar berusia 17 tahun dan duduk di bangku kelas 2 SMA. Anak kedua bernama Nurlela boru Siregar berusia 16 tahun duduk di bangku kelas 3 SMP dan pernah tinggal kelas sekali. Anak ketiga bernama Koramil Siregar berusia 15 tahun duduk di bangku kelas 3 SMP. Anak keempat bernama Sabar Siregar berusia 13 tahun duduk di kelas 1 SMP. Anak kelima Ferdinan Siregar berusia 10 tahun duduk di kelas 4 SD. Anak keenam bernama Yenni boru Siregar duduk di kelas 2 SD dan anak bungsu bernama Agnes boru Siregar yang belum sekolah. Hebatnya
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
walaupun suami ibu ini bekerja sebagai penarik becak dan ibu ini sendiri bekerja sebagai buruh aron tetapi semua anak mereka sekolah dengan layak. Ibu Marta ini bekerja sebagai buruh harian lepas sejak tahun 2007 alasannya bekerja sebagai buruh aron adalah karena dia tidak mempunyai skill untuk mencari pekerjaan lain. Sebelum menjadi buruh harian lepas ibu Marta ini membuka kedai sampah di rumahnya dan sebelum berkedai dia pernah berjualan di pajak. Barang yang dijual seperti tomat, cabai kentang wortel dan lain-lain. Kedai sampah yang dikelola oleh ibu Marta ini mengalami pailit dikarenakan modal yang tidak berputar dan banyak sekali pelanggan yang berutang. Adapun orang yang mengajaknya sebagai buruh harian lepas adalah temannya yang tinggal di dekat rumahnya. Bidang yang biasanya dikerjakan oleh ibu ini adalah memanen tetapi tidak menutup kemungkinan dia menerima pekerjaan lain seperti menyiangi dan mencangkul. Setiap pagi ibu Marta bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan sarapan untuk keluarga dengan dibantu oleh anak perempuannya dan menyiapkan bekal makan siang yang akan dibawanya untuk bekerja karena makan siang biasanya tidak ditanggung oleh yang mempekerjakan mereka. Setelah bersiap-siap dengan pakaian yang mengenakan lengan panjang dan celana panjang yang lusuh serta menggunakan tudung yang dibuat dari kain panjang dan berguna untuk menutupi kepala dan muka dari sengatan sinar matahari. Setelah itu ibu Marta berangkat ke tempat berkumpulnya para aron yaitu di simpang Laudah sekitar jam 07.00 Wib. Ibu Marta sedapat mungkin selalu berangkat pagi-pagi karena katanya peluang untuk mendapat kerja lebih besar dan supaya rejeki tidak dipatok ayam, dia berujar sambil tertawa. Disana sudah menunggu para buruh aron yang lain untuk
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
menanti pekerjaan. Mereka sangat berharap ada yang memakai jasa mereka sehingga mereka bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Ibu ini dan para buruh aron yang lainnya menunggu sampai jam sembilan, apabila sudah jam sembilan tidak ada yang memakai jasa mereka maka satu per satu orang bepergian meninggalkan lokasi berkumpul buruh aron begitu juga dengan ibu Marta karena masih banyak pekerjaan yang menunggunya di rumah. Sistem pekerjaan dan penerimaan upah yang dilakukan adalah sistem upah harian dengan upah sebesar Rp 35.000 per harinya dengan rata-rata kerja dalam seminggu adalah 4 hari. Jika masa panen tiba maka pekerjaan akan banyak dan bisa saja dalam seminggu itu dia bekerja setiap hari. Jika banyak terjadi kegagalan panen maka secara otomatis pekerjaan juga akan sepi bahkan terkadang dalam seminggu satu hari pun tidak bekerja seperti misalnya buah jeruk terkena wabah lalat buah otomatis para petani tidak akan memanen jeruknya karena buahnya rusak dan tidak ada yang akan mau membeli jeruk mereka sehingga buah jeruk dibiarkan berjatuhan begitu saja tanpa dipanen. Secara otomatis hal ini menyebabkan para buruh aron tidak mendapatkan pekerjaan. Ibu Marta ini tinggal di sebuah rumah sewaan yang terbuat dari papan dan berlantaikan semen dan beratapkan seng. Luas rumah yang mereka tempati hanya seluas 6m x 12m yang hanya mempunyai satu kamar. Tetapi mereka membuat satu kamar lagi dengan memberi sekat lemari dan tirai untuk tempat anak perempuan tidur. Sumber air bersih mereka harus dibeli dengan harga Rp 300 per jerigen. Sedangkan untuk penerangan di rumah mereka sudah menggunakan
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
meteran listrik sendiri sehingga tidak harus menyalurkan listrik secara khusus dari rumah tetangga. Ibu Marta ini mengakui bahwa pendapatan yang diperolehnya sebagai buruh harian lepas ini sangat kurang sehingga untuk menambah penghasilan keluarga dia tidak hanya mengharapkan penghasilan dari suaminya yang bekerja sebagai penarik becak tetapi dengan menggarap lahan yang disewanya dekat rumahnya yaitu berupa lahan yang ditanaminya dengan sayuran sawi (sayur manis). Lahan tersebut disewa ibu Marta dengan harga Rp 400.000 setahun kepada tetangganya seluas 44 m². Dari situ dia bisa menambah penghasilan untuk keluarganya. Tanaman sawi ini mudah perawatannya dan bisa dipanen dalam waktu 40 hari dengan harga di pasaran yang selalu stabil sehingga dia lebih memilih untuk menanam sayuran sawi. Setiap panen ibu Marta akan menjualnya ke pasar dengan harga sekitar Rp 3000 – Rp 4000 per kilogram. Hasil panen sawi yang di dapat dari lahannya itu bisa mencapai 30 kg. Hasil dari penjualan tersebut dipakai untuk menutupi biaya kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anak mereka.
Identitas Responden 2 1. Nama
: Kristina Laia
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Umur
: 33 tahun
4. Agama
: Protestan
5. Suku Bangsa
: Nias
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
6. Asal Daerah
: Nias
7. Jumlah dalam keluarga
: 5 orang
8. Jumlah anak
: 3 orang
Kristina Laia merupakan perantau yang datang dari Nias ke Kabanjahe 3 tahun lalu untuk mengadu nasib. Dia bekerja sebagai buruh harian lepas sejak tahun 2006 alasannya bekerja sebagai buruh aron adalah karena keadaan yang memaksa dan dia tidak mempunyai skill untuk mencari pekerjaan lain. Sebelum menjadi buruh harian lepas ibu ini tidak bekerja. Adapun yang mengajaknya sebagai buruh harian lepas adalah temannya (tetangga). Bidang yang biasanya dikerjakan oleh ibu ini adalah menyusun barang sehingga terkadang pekerjaannya dilakukan sampai larut malam. Setiap pagi ibu ini bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan sarapan untuk keluarga dan menyiapkan bekal makan siang yang akan dibawanya untuk bekerja karena makan siang biasanya tidak ditanggung oleh yang mempekerjakan mereka. Setelah bersiap-siap dengan pakaian yang mengenakan lengan panjang dan celana panjang yang lusuh maka ibu ini berangkat ke tempat berkumpulnya para aron yaitu di simpang Laudah sekitar jam 07.00 Wib. Disana sudah menunggu para buruh aron yang lain untuk menanti pekerjaan. Mereka sangat berharap ada yang memakai jasa mereka sehingga mereka bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Ibu ini dan para buruh aron yang lainnya menunggu sampai jam sepuluh, tetapi biasanya apabila sudah jam sembilan tidak ada yang memakai jasa mereka maka satu per satu orang sbepergian meninggalkan lokasi berkumpul buruh aron, yang menunggu sampai jam sepuluh biasanya para ibu-ibu mereka saling bercerita satu sama lain
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
mengenai keseharian mereka. Setelah itu sekitar jam sebelas ibu Kristina pulang ke rumahnya. Sistem pekerjaan dan penerimaan upah yang dilakukan adalah sistem upah harian dengan upah sebesar Rp 35.000 per harinya dengan rata-rata kerja dalam seminggu adalah 3 hari. Tetapi waktu kerja tergantung waktu. Jika masa panen maka pekerjaan akan banyak dan bias saja dalam seminggu itu dia bekerja setiap hari tetapi sebaliknya jika pekerjaan sepi. Tidak saat masa panen dan banyak terjadi kegagalan panen maka secara otomatis pekerjaan juga akan sepi bahkan terkadang dalam seminggu satu hari pun tidak bekerja. Rata-rata jam kerja ibu Kristina ini adalah 8 jam tetapi terkadang mau juga sampai 13 jam karena menyusun barang membutuhkan waktu yang sangat lama dan bekerja sampai larut malam. Ibu Kristina Laia ini tinggal di sebuah rumah sewaan yang dulunya adalah sebuah bengkel. Kondisi bangunan rumah yang ditempati bersama keluarganya terbuat dari papan dengan lantai papan dan beratapkan seng. Luas rumah yanag mereka tempati hanya seluas 4m x 4m yang dihuni oleh 3 orang rumah tersebut tidak memiliki sumber air bersih jadi harus dibeli atau mereka mengambilnya ke air mil yaitu sumber mata air yang airnya bisa didapatkan secara gratis. Biasanya ibu Kristina mengambil air tersebut dengan menggunakan jerigen yang dibuat diatas sebuah sorong. Dengan adanya air tersebut pengeluaran mereka menjadi berkurang sehingga uang yang seharusnya mereka gunakan untuk membeli air bias digunakan untuk keperluan lainnya. Sedangkan untuk penerangan di rumah mereka menggunakan listrik yang disalurkan dari rumah tetangga dan pembayarannya nantinya akan dibagi rata.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Suami ibu Kristina bernama Rudi Telaumbanua umurnya sekitar 37 tahun dan bekerja sebagai penarik becak. 2 orang anaknya tidak kesampaian sekolahnya sedangkan yang ketiga masih sekolah. Anak sulungnya bernama Yenni Telaumbanua usianya 17 tahun hanya menamatkan SMP, setelah itu dia tidak melanjutkan sekolahnya karena kekurangan biaya. Anak nomor dua bernama Herman Telaumbanua berusia 15 tahun dan hanya menamatkan sampai jenjang SD, putus sekolah dikarenakan tidak ada biaya juga. Anak yang nomor tiga bernama Agus Telaumbanua dan duduk di kelas 2 SMP Negeri 2 Kabanjahe. Kedua anaknya yang pertama dan kedua berada di Nias dan tinggal bersama keluarga mereka. Sedangkan yang nomor tiga tinggal bersama mereka. Pendidikan Ibu Kristina ini tidak tamat SD dikarenakan kurang biaya juga dan keinginan untuk bersekolah di kampung mereka memang masih sangat rendah. Sehingga untuk mencari pekerjaan di sektor formal tidak memungkinkan untuknya. Pekerjaan yang mengandalkan kekuatan fisik merupakan pilihan terakhir baginya karena dia tidak mempunyai keterampilan dan kemampuan di bidang lain. Pendapatan yang diperolehnya sebagai buruh harian lepas ini sangat kurang tetapi dia tidak mencari pekerjaan lain untuk menambah penghasilan keluarga dan hanya mengharapkan penghasilan dari suaminya yang bekerja sebagai penarik becak. Hal ini karena anak tanggungan mereka hanya 1 sedangkan yang dua lagi ditanggung oleh keluarga mereka di kampung. Ibu Kristina ini merasa apa yang diperolehnya untuk saat ini sudah lebih dari cukup.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini penulis akan berupaya mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan analisa dan interpretasi data dari penelitian yang dilakukan mengenai Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (aron) di Kelurahan Padang mas Kecamatan Kabanjahe. Kemudian setelah itu penulis akan memberikan saran-saran yang sifatnya berupa sumbangan pikiran demi tercapainya kondisi sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) yang lebih baik dan mengetahui strategi adaptasi yang digunakan oleh para buruh harian lepas untuk tetap bertahan hidup.
1. Kesimpulan a. Buruh harian lepas (aron) yang ada di Kelurahan Padang mas berasal dari daerah di luar Tanah Karo dan mayoritas berasal dari suku batak Toba. Tingkat pendidikan mereka pada umumnya sudah lumayan karena sebagian dari mereka sudah tamat SMP dan SMA tetapi karena tidak mempunyai skill maka yang bisa diharapkan hanyalah kekuatan fisik untuk bekerja sebagai buruh harian lepas. b. Tingkat pendapatan yang diterima oleh para buruh harian ini tergolong masih rendah yang umumya berjumlah dibawah Rp. 450.000, dengan jumlah jam kerja rata-rata adalah 8 jam yaitu dari jam 09.00 – 17.00 Wib dan mereka bekerja sekitar 4 hari kerja dalam seminggu. Dengan jumlah pendapatan yang demikian mereka hidup dengan keadaan yang masih kurang dan sulit sehingga Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
mereka mempunyai strategi bertahan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. c. Seperti halnya kebiasaan masyarakat Indonesia pada umumnya dalam hal pola makan maka mayoritas keluarga buruh harian lepas makan sebanyak 3 kali dalam sehari. Namun dari pengakuan mereka bahwa kebutuhan gizi keluarga para buruh harian lepas belum memenuhi dikarenakan mereka masih sangat jarang mengkonsumsi daging, susu dan ikan yang diketahui sangat banyak mengandung gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita dikarenakan harganya yang mahal. Tahu tempe merupakan menu yang biasa mereka makan jka keuangan lagi menipis. Tetapi terhadap sayur-sayuran mayoritas dari mereka sering mengkonsumsinya dan terhadap buah-buahan sebagai sumber vitamin pada umumnya mereka dapatkan dari buah jeruk. Pada saat mereka bekerja pada umumnya makanan tidak ditanggung oleh yang mempekerjakan mereka sehingga mereka harus membawa bekal dari rumah. Sementara bahan makanan yang dikonsumsi oleh keluarga buruh harian lepas umumnya masih semua dibeli walaupun mereka bekerja di sektor pertanian tetapi ada juga yang sebagian diambil dari ladang tempat mereka bekerja. d. Pada umumnya buruh harian lepas masih mempunyai status rumah yang disewa yang mayoritas terbuat dari semi permanen atau papan yang semuanya belum dilengkapi fasilitas sumber air bersih dari PAM sehingga mereka harus membeli air bersih dengan menggunakan jerigen seharga Rp.500 per jerigen. Jumlah kamar di setiap rumah pada umumnya hanya 1 dan bahkan ada yang tidak mempunyai kamar tidur di rumah tersebut. Untuk fasilitas MCK mayoritas telah memilikinya tetapi masih ada juga yang belum mempunyai
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
fasilitas MCK. Penerangan sudah menggunakan listrik tetapi sebagian dari mereka menyalurkan listrik kerumah mereka dari rumah tetangga. Ventilasi sebagai tempat keluar masuknya udara dan masuknya sinar matahari ke rumah masih belum memadai karena mayoritas sistem ventilasi di rumah merema masih dari pintu dan jendela. e. Pada umumnya para buruh harian lepas jarang menderita sakit dan jenis penyakit yang dapat menyerang mereka adalah pegal-pegal, flu sakit kepala, dan batuk pilek. Jenis penyakit ini dianggap ringan karena hanya dengan menggunakan obat warung biasanya langsung sembuh. Apabila keluarga buruh harian lepas menderita sakit mereka biasanya pergi ke Puskesmas atau Bidan/Mantri. Sebagian dari mereka tidak menyisihkan pendapatan yang mereka peroleh untuk biaya kesehatan dan sebagian lagi ada juga yang menyisihkan secara khusus untuk berjaga-jaga tetapi terkadang mereka mengambil tabungan tersebut apabila ada kebutuhan secara mendesak. f. Hampir semua buruh harian lepas mengikuti kegiatan perkumpulan keagamaan sesuai dengan agama yang mereka anut dan biasanya diikuti secara kontinu tetapi ada juga yang kadang-kadang mengikutinya disebabkan karena status mereka hanya sebagai anggota mereka bekerja sampai larut malam sehingga tidak sempat mengikuti perkumpulan keagamaan. Mayoritas dari mereka juga tidak mendapatkan pelayanan kesehatan gratis yang biasanya mereka memang tidak mengerti untuk mengurus yang namanya askes, ada juga yang malas mengurusnya. Sedangkan perilaku menyimpang yang terjadi di lingkungan mereka pada umumnya tidak ada dan kalaupun ada pada umumnya yang sering terjadi hanya minum-minuman keras dan perjudian.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
g. Jumlah anak dalam keluarga pada umumnya adalah 2 atau lebih. Anak-anak mereka diupayakan untuk bersekolah di negeri dikarenakan biaya yang lebih murah. Sebagian dari anak-anak mereka hanya tamat SMP dan SMA bahkan ada yang hanya tamat SD dan sebagian kecil dari mereka dapat menamatkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Para buruh harian lepas menganggap menyekolahkan anak merupakan sudah kewajiban sebagai orang tua terbukti dari hampir tiap malam mereka meluangkan waktu untuk membimbing anakanak mereka untuk belajar dan sebagian dari pendapatan mereka disisihkan untuk keperluan biaya sekolah anak. Sehingga mayoritas dari mereka tidak mengikutkan anak mereka yang masih sekolah untuk bekerja menambah pendapatan keluarga. Namun jika diikutsertakan pun anak disuruh hanya mengerjakan pekerjaan yang ringan dan terkadang mengganggu kesempatan belajar anak karena mereka sudah capek bekerja tetapi ada juga anak yang melakukannya pada waktu libur sekolah. h. Dengan penghasilan yang minim biasanya para buruh harian lepas melakukan pengiritan atau meminjam uang pada pembunga uang untuk tetap bertahan hidup. Tidak jarang juga mereka sering mengalami kesulitan keuangan sehingga memaksa mereka untuk mencari pinjaman. Tetangga dan pembunga uang merupakan tujuan mereka untuk meminjam uang. Ada juga sebagian yang mendatangi keluarga atau kerabat mereka untuk meminjam uang. Selain itu strategi lain yang mereka gunakan adalah menggarap lahan pertanian yang disewa atau memulung barang-barang bekas. Bantuan yang pernah mereka peroleh adalah dari pemerintah dan keluarga yang mereka dapatkan secara musiman atau spontan. Untuk pola konsumsi terhadap barang pada umumnya
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
buruh harian lepas lebih memilih membeli yang murah. Strategi lain yang digunakan untuk tetap bertahan ada yang menitipkan anaknya kepada keluarga untuk mengurangi pengeluaran keluarga. Ada yang menitipkan secara permanen ada juga yang secara temporer. i.
Buruh harian lepas sebagai penyuplai tenaga kerja untuk sektor pertanian di Tanah Karo masih hidup dibawah garis kemiskinan. Padahal kontribusi mereka terhadap pertanian di Tanah Karo sangat besar dan berpengaruh. Tidak bisa dibayangkan bagaimana pertanian di Tanah Karo jika tidak ada buruh harian lepas, maka sektor pertanian di Tanah Karo akan mengalami kepincangan, sehingga peran serta mereka dalam sektor pertanian di Tanah Karo sangat besar.
2. Saran Berdasarkan Kesimpulan a. Untuk lebih mensejahterakan buruh harian lepas dan keluarganya perlu peningkatan pendapatan buruh harian lepas dengan menyesuaikan jumlah jam kerja dengan pendapatan yang diterima oleh pihak petani besar dan pengusaha. b. Kurangnya perhatian terhadap buruh harian lepas tidak seperti pada buruh kontrak dan tenaga kerja di sektor formal. Keberadaan para buruh harian lepas ini belum terorganisir dan belum ada lembaga yang menaungi mereka secara khusus. Pemerintah setempat juga tidak pernah memberi perhatian khusus terhadap permasalahan yang dihadapi oleh buruh harian lepas ini. Oleh sebab itu perlu dibentuk organisasi berupa serikat buruh yang menaungi mereka guna memberikan jaminan asuransi bagi mereka terutama asuransi kesehatan
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
dan kecelakaan kerja. Hal ini perlu diperhatikan guna kedepannya dapat meningkatkan kondisi sosial ekonomi buruh harian. c. Agar dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap buruh harian lepas ini terutama dalam pembentukan organisasi buruh harian lepas (aron) sehingga mereka mempunyai posisi yang kuat terhadap pihak pengusaha dan pemerintah.
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Astarhadi. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Koentjaraningrat. 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Aksara Baru Manullang, M dan L.D.Siagian.1982. Ilmu Ekonomi I. Medan: Seminar Harapan Maslow, A. 1994. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: PT. Pustaka Biman Pressindo Moestafa. T. 1981. Sekilas Gerakan Buruh di Indonesia. Medan: Fakultas Hukum USU Muhidin, Syarif. 1992. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan sosial Nawawi, Hadari. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada University Press Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Nurdin, Fadil. 1989. Pengantar Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial. Bandung: Angkasa Suparlan, Parsudi. 1984. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo. 1995. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Simanjuntak, Payaman J. 1985. Pengangguran dan Setengah Penganggur. Jakarta: PRISMA, No.3, Th.XIV Singarimbun, Masri. 1981. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Soleman, Munandar. 1986, ILMU SOSIAL DASAR Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama Sumardi, Mulyanto, dkk. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: CV. Rajawali
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
Sumber Lain: Farid,
Hilmar. Senjata Tuan Makan Kurban.http://www.geocities.com/ edicahy/anti-imperialisme/buruhapec.html diakses tanggal 15 November 2008 pukul 15:16 Wib
Firmansyah, Edy. Menangisi Nasib Buruh Indonesia. http://pakolescenter. blogspot.com/2008/01/menangisi-nasib-buruh-indonesia.html diakses tanggal 20 November 2008 pukul 20:12 Wib Miles dan Snow. 2002. Kerangka Konsep Penelitian, Strategi Bertahan. http://www.damandiri.or.id/file/iputusugidarmaunbrawbab3.pdf diakses tanggal 20 Desember 2008 pukul 20:22 Wib Steven,
Y, Pailah. Eksploitasi dan Perlawanan. http://72.14.235.132/search?q=cache:sQu0oJYufXYJ:www.sulutlink.co m/apr%252024c.htm+pengertian+buruh+menurut+undang-undang&hl= id&ct=clnk&cd=5&gl=id diakses tanggal 25 November 2008 pukul 21:55 Wib
Suhartono, Edi. 2007. Coping Strategies. http://www.policy.hu/suharto/modula/ makindo07.htm diakses tanggal 20 Desember 2008 pukul 19:54 Wib ___________. 2003. Coping Strategies dan Keberfungsian Sosial: Mengembangkan Pendekatan Pekerjaan Sosial Dalam Mengkaji dan Menangani Kemiskinan. Artikel-Th.II-No.8-Dan 2009 Aloysius Gunadi Brata http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0702/05/01.htm diakses tanggal 20 Desember 2008 pukul 19:15 Wib ___________. 2006. Pengembangan Masyarakat Dalam Praktek Pekerjaan Sosial. http://www.policy.hu/suharto/naskah%20PDF/jemberCOCD.pdf diakses tanggal 20 Desember 2008 pukul 19:00 Wib Torang, Manginar. 2008. Buruh Harian Lepas (BHL) di Perkebunan. http://kpspo r.blogspot.com/2008/07/buruh-harian-lepas-bhl-di-perkebunan.html Diakses tgl 14 November 2008 pukul 21:19 Wib Upah Buruh Indonesia di Bawah Upah Internasional http://osdir.com/ml/culture.region.indonesia.ppi-india/200503/msg0056 7.html diakses tgl 20 November 2008 pukul 19:12 Wib Yulianto, T. 2006. http://els.bappenas.go.id/upload/other/Quo%20Vadis%20Gera kan%20Buruh-SK.Htm diakses tanggal 20 November 2008 pukul 19.29 Wib
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Kristina Sembiring Status : Mahasiswa FISIP USU Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Alamat : Jl.Mandolin No 2 Medan Dengan segala kerendahan hati, saya mengharapkan sudilah kiranya bapak-bapak dan ibu-ibu untuk mengisi daftar pertanyaan saya berikut ini dengan tepat dan apa adanya, sehingga dapat melengkapi data-data dan informasi yang sangat saya perlukan dalam penulisan skripsi saya ini yang berjudul “KONDISI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS (ARON) DI KELURAHAN PADANG MAS KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO” Besar harapan bagi saya kiranya Bapak/Ibu bersedia untuk memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya atas semua pertanyaan angket ini. Jawaban Bapak/Ibu tidak mempengaruhi status kependudukan, pajak maupun ekonomi keluarga melainkan semata-mata hanya untuk menyelesaikan skripsi. Demikianlah atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu saya mengucapkan banyak terima kasih. Mejuah-juah kita kerina.
Hormat saya, Peneliti
Kristina Sembiring
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
KONDISI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS (ARON) DI KELURAHAN PADANG MAS KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO
ANGKET (KUESIONER) Petunjuk Pengisian a. Isilah dengan menuliskan keterangan yang diminta tentang data pribadi Bapak/Ibu pada bagian identitas responden b. Pilihlah jawaban dan beri tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu c. Isilah pertanyaan-pertanyaan di dalam angket dan berilah jawaban secara tertulis dengan sesungguhnya
I. Identitas Responden No. Urut Responden : ………………… 1. Nama Responden : ………………… 2. Jenis Kelamin
: …………………
3. Umur
: …………………
4. Agama
: …………………
5. Suku Bangsa
: …………………
6. Asal daerah
: …………………
7 Jumlah dalam keluarga : ……………..orang 8 Jumlah anak : …………………orang 9 Pendidikan formal terakhir a. Tidak tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA e. Tamat Perguruan Tinggi/ akademik
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
II. Data Dasar 10. Sejak kapan anda tinggal di tempat yang anda tinggali sekarang (tahunnya) ? .................... 11. Apakah anda pernah pindah rumah? a. Ya b. Tidak
(langsung ke no. 14)
12. Jika “Ya” sebelumnya anda tinggal dimana ?.................................................... 13. Sudah berapa kali anda pindah rumah ?............................................................ 14. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu sebelumnya a. Petani b. Pegawai kecil c. Pedagang d. Wiraswasta e. Lain-lain, sebutkan…………….. 15. Apakah suami/istri anda bekerja ? a. Ya, Dimana…………………….. b. Tidak 16.Sejak kapan Bapak/Ibu bekerja sebagai buruh aron (tahunnya)………………. 17. Apakah alasan Bapak/Ibu bekerja sebagai buruh aron Sebutkan……………………………… 18. Dibidang manakah Bapak/Ibu bekerja a. Memanen b. Menanam c. Menyiangi d. Lain-lain, Sebutkan……………………………. 19. Bagaimanakah status kependudukan anda di kelurahan ini ? a. Sudah mendapat KTP b. Sedang dalam pengurusan KTP c. Masih belum diurus ke kantor kelurahan 20. Apakah ada pihak yang datang untuk mendata anda sebagai buruh harian lepas (aron) ? a. Pernah Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
b. Tidak pernah 21. Siapakah yang mengajak anda bekerja sebagai buruh harian lepas ?
i.
a.
Keluarga
b.
Teman
c.
Inisiatif sendiri
KONDISI KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH HARIAN LEPAS (ARON)
A. Kondisi Pendapatan 22. Bagaimanakah sistem pekerjaan dan penerimaan upah jika anda bekerja a. Sistem borongan b. Sistem upah harian 23. Berapakah jumlah pendapatan rata-rata anda dalam a. Per hari
:…………….
b. Per minggu
:…………….
c. Per bulan
:…………….
24. Berapa harikah rata-rata anda bekerja dalam seminggu? a. 2 hari
c. 4 hari
e. 6 hari
b. 3 hari
d. 5 hari
f. 7 hari
25. Berapakah rata-rata jam kerja anda perhari ? a. 5 – 6 jam
c. 9 – 10 jam
b. 7 – 8 jam
d. Diatas 10 jam
26. Apakah menurut anda upah yang diberikan telah sesuai dengan jumlah jam kerja tersebut ? a. Sudah puas, Alasan………………………………………………………… b. Belum puas, Alasan………………………………………………………... 27. Apakah jumlah upah tersebut telah dapat memenuhi kebutuhan keluarga anda? a. Memenuhi b. Pas-pasan c. Tidak memenuhi d. Masih kurang (sulit) Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
28. Digunakan untuk apa sajakah pendapatan yang diperoleh selain untuk kebutuhan makan sehari-hari ? a. Keperluan rumah tangga b. Memperluas usaha c. Membeli perhiasan (emas) d. Lain-lain, Sebutkan………………………………………………………….. 29. Apabila anda mempunyai sisa uang, dimanakah anda menyimpannya ? a. Bank/ Koperasi b. Di rumah c. Keluarga
B. Kondisi Pangan 30. Berapa kali keluarga anda makan nasi dalam sehari ? a. 2 kali b. 3 kali c. Lain-lain, sebutkan……………………………... 31. Jika bekerja, apakah makan anda ditanggung oleh yang mempekerjakan anda ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak (bawa sendiri) 32. Bagaimanakah pola konsumsi keluarga anda terhadap ikan per minggunya ? a. Sering/ teratur b. Jarang c. Sangat jarang 33. Bagaimanakah pola konsumsi keluarga anda terhadap daging per bulannya ? a. Sering/ teratur b. Jarang c. Sangat jarang 34. Bagaimanakah pola konsumsi keluarga anda terhadap susu ? a. Tiap hari/ teratur b. Sering/ tidak tiap hari c. Jarang Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
d. Sangat jarang 35. Bagaimanakah pola konsumsi keluarga anda terhadap telur per minggunya ? a. Sering/ teratur b. Jarang c. Sangat jarang 36. Bagaimanakah pola konsumsi keluarga anda terhadap tahu tempe per minggunya? a. Sering b. Jarang c. Sangat jarang 37. Bagaimanakah pola konsumsi keluarga anda terhadap sayur-sayuran ? a. Tiap hari/ teratur b. Sering/ tidak tiap hari c. Jarang d. Sangat jarang 38. Bagaimanakah pola konsumsi keluarga anda terhadap buah-buahan ? a. Tiap hari/ teratur b. Sering/ tidak tiap hari c. Jarang d. Sangat jarang 39. Dari manakah anda memperoleh bahan makanan untuk keluarga ? a. Semua dibeli b. Sebagian ditanam sendiri c. Sebagian diambil dari ladang tempat bekerja d. Semua ditanam sendiri 40. Apakah makanan yang anda konsumsi telah memenuhi kebutuhan gizi keluarga anda ? a. Memenuhi b. Kadang-kadang c. Tidak memenuhi
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
C. Kondisi Perumahan 41. Bagaimanakah status kepemilikan rumah yang saat ini anda tempati ? a. Milik sendiri (warisan) b. Milik sendiri (hasil keringat sendiri) c. Menyewa d. Menumpang 42. Bagaimanakah kondisi bangunan rumah yang anda tempati ? a. Permanen b. Semi permanen c. Papan d. Tepas 43. Kira- kira seberapa luas rumah anda ? Sebutkan ….m x ….m = …..m2 44. Berapakah jumlah kamar yang ada di rumah anda ? Sebutkan………………. 45. Berapakah jumlah anggota keluarga yang menghuni tiap kamar ? Sebutkan…………………orang 46. Apakah sumber air bersih di rumah anda ? a. PAM b. Doorsmeer c. Air hujan d. Lain-lain, Sebutkan…………………………….. 47. Apakah di rumah anda sudah tersedia fasilitas MCK ? a. Tersedia b. Hanya kamar mandi c. Tidak ada 48. Bagaimana sistem pembuangan air di rumah anda ? a. Melalui parit b. Dibuang begitu saja di pekarangan rumah 49. Apakah sumber penerangan di rumah anda ? a. Listrik b. Lampu teplok c. Lampu petromaks
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
50. Bagaimanakah sistem ventilasi untuk tempat masuknya udara dan sinar matahari di rumah anda ? a. Pintu dan jendela b. Ventilasi
D. Kondisi Kesehatan 51. Bagaimanakah frekuensi keluarga anda menderita sakit, Apakah sering mengeluh sakit ? a. Sering b. Jarang c. Sangat jarang 52. Keluhan penyakit apakah yang sering keluarga anda alami ? a. Batuk b. Pegal-pegal c. Flu d. Lain-lain, sebutkan…………………….. 53. Jika keluarga anda mengalami sakit, bagaimanakah tindakan pengobatannya ? a. Langsung/segera b. Lama c. Tergantung parahnya sakit 54. Kemanakah biasanya keluarga anda berobat jika menderita sakit ? a. Praktek dokter
c. Bidan/ Mantri
b. Puskesmas
d. Dukun/ Pengobatan Alternatif
55. Apakah keluarga anda memperoleh pelayanan kesehatan gratis ? a. Ya b. Tidak 56. Apakah anda menyisihkan sebagian pendapatan anda untuk biaya kesehatan ? a. Ya b. Tidak 57. Apakah anda mengikuti kegiatan suatu perkumpulan keagamaan ? a. Ya b. Tidak
(langsung ke no 59)
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
58. Jika “Ya” Apakah kegiatan tersebut anda ikuti secara kontinu (tetap) ? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 59. Tindak perilaku menyimpang apakah yang sering terjadi di lingkungan anda ? a. Perampokan
e. Minum-minuman keras
b. Pencurian
f. Tidak ada
c. Perkelahian
g. Lain-lain, Sebutkan……….
d. Perjudian
E. Pendidikan Anak 60. Berapa jumlah anak anda yang bersekolah ? a. 1 orang
c. 3 orang
b. 2 orang
d. Lebih dari 3 Sebutkan………..orang
61. Bagaimanakah kondisi tingkat pendidikan anak anda ? (Isilah tabel berikut) No Usia
Tingkat Pendidikan
62. Apakah anda menyisihkan sebagian
Negeri
dari
pendapatan
Swasta
untuk
biaya
pendidikan anak anda ? a. Ya, Sebutkan berapa Rp……………………… b. Tidak 63. Apakah anda membimbing anak anda dalam belajar ? a. Tiap malam
c. Jarang
b. Hampir tiap malam
d. Sangat Jarang
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
64. Apakah anak dalam keluarga anda yang masih sekolah ikut membantu pendapatan keluarga a. Ikut b. Tidak ikut
(tlangsung ke no 66)
65. Jika anak ikut bekerja untuk menambah pendapatan keluarga bagaimanakah kesempatan belajar mereka ? a. Terganggu b. Tidak terganggu c. Sangat terganggu 66. Apakah tujuan anda dalam menyekolahkan anak ? a. Sebagai jaminan sosial di hari tua b. Sebagai kewajiban orang tua c. Agar dapat membantu ekonomi keluarga, d. Lain-lain, sebutkan………………………
IV. STRATEGI ADAPTASI (COPING STRATEGIES) BURUH HARIAN LEPAS (ARON)
A. Peningkatan Asset 67. Bagaimana keluarga anda bertahan dengan pendapatan yang minim ? a. Melakukan pengiritan b. Meminjam uang di Bank c. Meminjam uang pada pembunga uang d. Lain-lain, sebutkan……………. 68. Jika anda mengalami kesulitan keuangan, kemanakah biasanya anda mencari pinjaman ? a. Tetangga b. Kerabat (keluarga) c. Koperasi d. Bank e. Pembunga uang
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
69. Apa jenis pekerjaan yang anda lakukan selain menjadi buruh Aron ? a. Memulung barang-barang bekas b. Usaha kecil-kecilan c. Berternak d. Menggarap lahan pertanian e. Lain-lain, Sebutkan……………………………… 70. Jika anda menggarap lahan pertanian, lahan yang anda garap (kerjakan) ? a. Disewa b. Milik tetangga (tidak disewa) c. Milik sendiri d. Lain-lain, Sebutkan………………………………… 71. Berapa luas lahan yang anda garap, sebutkan ….m x ….m = …..m2 72. Sudah pernahkah anda mencari pekerjaan lain ? a. Ya b. Tidak 73. Apakah ada rencana untuk mencari pekerjaan lain ? a. Ya b. Tidak 74. Apakah anda mengikuti suatu perkumpulan/ jaringan organisasi ? a. Ya b. Tidak
(langsung ke no 77)
75. Jika “Ya” organisasi apa yang anda ikuti ? a. CU (Credit Union) b. Arisan c. Lain-lain, sebutkan……………………………. 76. Apakah anda mendapat manfaat dari organisasi yang anda ikuti dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi anda ? a. Ya, Sebutkan…………………………………… b. Tidak 77. Apakah anda pernah mendapat bantuan ekonomi a. Ya b. Tidak
(langsung ke no 80)
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
78. Jika “Ya” dari manakah bantuan tersebut ? a. Keluarga b. Pemerintah c. Dari rumah ibadah (misalnya: Gereja/ Masjid) 79. Apakah bantuan tersebut bersifat……. a. Spontan b. Musiman c. Rutin
B. Pengontrolan Konsumsi dan Pengeluaran 80. Apakah ada perubahan pola konsumsi dalam keluarga untuk tetap bertahan hidup ? a. Ya b. Tidak
(langsung ke no 82)
81. Pola apa yang digunakan ? a. Pengubahan pola makan b. Membeli barang-barang murah c. Lain-lain, Sebutkan…………………………………… 82. Bagaimana cara keluarga anda dalam hal membeli pakaian ? a. Membeli yang baru (Lunas) b. Membeli yang baru (Kredit/ Hutang) c. Membeli yang bekas d. Sumbangan dari rumah ibadah atau keluarga 83. Bagaimana cara keluarga anda dalam hal membeli perabotan rumah tangga ? a. Membeli yang murah b. Membeli dengan cara Kredit/ Hutang
C. Pengubahan Komposisi Keluarga 84. Apakah anda pernah menitipkan anak anda pada keluarga lain untuk mengurangi pengeluaran keluarga ? a. Ya b. Tidak Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.
85. Jika “Ya” bagaimana anda menitipkan anak anda ? a. Secara permanen (Tetap) b. Secara temporer (Tidak tetap)
T
E K
R A
I S
M I
A H
BUJUR MELALA MEJUAH-JUAH HORAS
SELAMAT MENGERJAKAN
Kristina Sembiring : Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, 2009.