DATA keterangan/fakta mengenai suatu kejadian/kondisi Kategori data : 1. Data Primer - Data Sekunder. Data primer berkenaan dengan informasi (mengenai variabel yang diteliti) yang diperoleh dari tangan pertama (subjek yang diteliti, diskusi kelompok atau panel). Data sekunder berkenaan dengan informasi (mengenai variabel yang diteliti) yang diperoleh dari pihak lain yang memiliki kompetensi untuk mengumpulkan, mengolah dan mempublikasikan informasi secara independen (misal : BI, BPS, Departemen/ Dinas/Badan/Lembaga spesifik, Bursa Efek, Penelitian Sebelumnya yang dipublikasikan, dll).
2. Data Kualitatif – Data Kuantitatif Data Kualitatif Berkenaan dengan informasi (mengenao variabel yang diteliti) yang berbentuk kategori/atribut (misal : baik, berhasil, gagal, rendah dll)
Data Kuantitatif Berkenaan dengan informasi (mengenai variabel yang diteliti) yang berbentuk bilangan/numerik (laba bersih Rp 750 juta, ROA 3,50%, Harga pokok produksi Rp 100,oo/unit)
3. Data Diskrit – Data Kontinu Data Diskrit Berkenaan dengan informasi (mengenai variabel yang diteliti) yang bersifat kuantitatif dan merupakan hasil penghitungan/membilang (misal : Hasil produksi per hari 400 unit, Jumlah pegawai 150 orang) Data Kontinu Berkenaan dengan informasi (mengenai variabel yang diteliti) yang bersifat kuantitatif dan merupakan hasil pengukuran (terdapat alat ukur kalibrasi atau metode kuantitatif, misal : Berat neto produk A 500 gram, Tinggi badan si X 165,50 cm, Rentabilitas – ROE =12,50%)
4. Data Nominal – Ordinal – Interval – Rasio Data Nominal Data kualitatif yang dikuantifikasikan, dimana angka/bilangan bersifat membedakan. Data Ordinal Data kualitatif yang dikuantifikasikan dimana angka/bilangan bersifat membedakan dan mengurutkan Data Interval Data kualitatif yang dikuantifikasikan/kuantitatif dimana angka/bilangan bersifat membedakan, mengurutkan, menunjukkan jarak, dan Nol bersifat arbiter Data Rasio Data kualitatif yang dikuantifikasikan/kuantitatif dimana angka/bilangan bersifat membedakan, mengurutkan, menunjukkan jarak, dan Nol bersifat mutlak (kosong)
Teknik (metode) pengumpulan data Merupakan serangkaian prosedur dan instrumen yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang reliabel (akurat, relevan, cukup, dan tepat waktu)
Beberapa teknik (metode) pengumpulan data yang umum digunakan adalah : 1. Observasi 2. Interview 3. Kuesioner
Observasi Merupakan pengamatan atau inspeksi terhadap suatu objek/kegiatan/peristiwa/perilaku (biasanya dilengkapi dengan instrumen perekam data) untuk memperoleh keterangan/fakta yang natural (tanpa interferensi/ kontrol/simulasi) Klasifikasi Observasi berdasarkan peran peneliti : 1. non-participant observer : peneliti tidak melibatkan diri dalam kegiatan/ pekerjaan/sistem yang sedang diobservasinya, melainkan hanya mengamati dan mencatat atau merekamnya. 2. participant observer : peneliti memainkan peran dan menjadi bagian dari team kerja untuk batas waktu tertentu.
Klasifikasi observasi berdasarkan sifat : 1. Observasi tidak terstruktur : Biasanya dilakukan pada tahapan awal penelitian dimana peneliti mungkin belum memiliki batasan dari aspek tertentu yang memerlukan perhatian khusus. Selain itu, observasi tidak terstruktur merupakan bagian dari desain penelitian kualitatif, dimana peneliti menyajikan beberapa hipotesis tentatif yang menjadi pedoman dalam menentukan siapa, dimana, kapan, dan bagaimana subjek diobservasi. 2. Observasi terstruktur : Dilakukan setelah peneliti menentukan kategori aktivitas atau fenomena tertentu yang telah direncanakan untuk diteliti. Format untuk mencatat/merekan hasil observasi biasanya dirancang khusus dan dibuat tersendiri agar mudah melakukan analisis secara sistematis dan meminimalkan subjektivitas peneliti.
Kelebihan observasi adalah : 1. Data lebih reliabel dan bebas dari bias responden ; 2. Lebih mudah mencatat/merekam dampak dari pengaruh lingkungan terhadap hasil (outcome) yang bersifat spesifik ; 3. Lebih mudah diterapkan untuk mengobservasi kelompok subjek tertentu yang sulit diinterview/diberi kuesioner (misalnya respon anak-anak, atau subjek yang sibuk). Kelemahan observasi adalah : 1. Peneliti memerlukan alat mekanis tambahan (camera/video) dan harus hadir langsung di tempat observasi untuk waktu yang relatif lama sehingga memerlukan biaya yang relatif mahal ; 2. Kegiatan observasi biasanya berjalan lambat, membosankan, dan melelahkan sehingga dikhawatirkan berpengaruh terhadap akurasi pencatatan/perekaman ; 3. (Bila rencana observasi bocor) Kekhusuan, perasaan, ekspresi, sikap dan perilaku non-verbal yang ditunjukkan oleh responden mungkin tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya (dibuat-buat) sehingga hasil observasi menjadi bias.
Interview merupakan teknik pengumpulan data yang relatif fleksibel, adaptif, mudah diadopsi dan diubah pertanyaannya seiring dengan berjalannya kegiatan pengumpulan data (tatap muka/via telpon/on-line, bergantung kepada kondisi/tempat responden).
Fungsi Interview : 1. Memperoleh informasi langsung dari responden yang kompeten mengenai faktor/aspek/indikan/kategori dari variabel-variabel yang diteliti guna melengkapi/ memperkuat paparan yang argumentatif dalam suatu penelitian kuantitatif. 2. Mendeskripsikan fenomena atau mengidentifikasi masalah spesifik untuk selanjutnya menganalisis dan menafsirkan data sehingga memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian (penelitian kualitatif)
Tipe interview : 1. Interview tidak terstruktur : Bertujuan untuk mengangkat isu sebagai bahan untuk menentukan variabel yang harus diteliti lebih lanjut, dimana bentuk pertanyaannya disesuaikan dengan situasi dan level responden sehingga persepsi responden mengenai topik yang diangkat sesuai dengan posisi/ kedudukannya. 2. Interview terstruktur : Dilakukan bila variabel yang memerlukan penelitian lebih lanjut telah teridentifikasi, dimana dalam pelaksanaannya terdapat satu set pertanyaan yang terfokus kepada faktorfaktor yang berhasil diidentifikasi melalui interview tidak terstruktur dan pertimbangan yang relevan atas masalah penelitian. Bila informasi dipandang cukup untuk menggambarkan faktor-faktor yang dimaksud maka interview dapat dihentikan, dan selanjutnya data ditabulasi dan dianalisis.
Kelebihan interview : 1. Fleksibel, adaptif, dan adoptif dan mudah diubah pertanyaannya, 2. Mudah mengklarifikasi keraguan, memastikan bahwa respon dapat dipahami, dan mudah dalam mendeteksi jawaban yang bias melalui nada bicara, dan bahasa tubuh responden (dalam interview tatap muka). Kelemahan interview : 1. Biaya relatif mahal bila dilakukan via telefon/telecomprence. 2. Sekalipun dapat mendeteksi jawaban yang bias, tetapi faktanya tidak sedikit reponden yang mampu menyembunyikan/menutupi kebohongan/kelemahan/ kekurangannya, sehingga data yang diperoleh masih berpotensi bias. Oleh karena itu, peneliti perlu meyakinkan dirinya dengan mengkombinasikan teknik interview dengan observasi guna memverifikasi data sehingga jawaban yang bias pada interview dapat disempurnakan melalui observasi.
Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data yang memuat satu set pertanyaan/ pernyataan tertulis yang diformulasikan melalui teknik scaling tertentu dimana responden memberikan/mencantumkan jawabannya secara tertulis. Kuesioner merupakan instrumen yang efisien untuk mengumpulkan data bila peneliti mengetahui secara pasti data apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabelnya.
Prinsip perancangan kuesioner meliputi 3 (tiga) aspek yang sangat penting untuk dipatuhi, yaitu : 1. Prinsip Penyusunan Kata/kalimat 2. Prinsip Pengukuran 3. Prinsip Tampilan Umum.
(1) Prinsip penyusunan kata/kalimat : 1. Maksud dan isi dari pertanyaan.
Peneliti harus menentukan secara tepat respon yang diinginkannya, apakah persepsi/sikap (bersifat subjektif) atau fakta (bersifat objektif). Oleh karena itu setiap pertanyaan harus disusun berdasarkan dimensi atau unsur dari konsep (indikator variabel), sehingga variabel dapat diukur secara memadai.
2. Penggunaan bahasa dan kalimat.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman reponden, dan kata/kalimat harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan, budaya, dan posisi/kedudukan responden.
3. Tipe dan bentuk pertanyaan.
a) Pertanyaan tertutup versus pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup dirancang dengan menyediakan alternatif jawaban untuk dipilih/diurutkan oleh responden, sehingga responden dapat dengan cepat mengambil keputusan untuk memilih alternatif jawaban yang paling tepat menurut persepsinya atau fakta yang ada. Sementara pertanyaan terbuka dimaksudkan untuk memperoleh jawaban menurut persepsi responden atau fakta yang ada dengan kalimat yang mungkin panjang dan tidak terduga. Dalam praktek, kuesioner lebih banyak dirancang dengan pertanyaan tertutup sebab memudahkan responden dalam memberikan jawaban, dan memudahkan peneliti dalam mentabulasi jawaban, memberikan kode numerik dan analisis data lebih lanjut.
b. Kalimat pertanyaan positif dan negatif. Penggunaan kalimat positif (sesuai konsep/teori) dan kalimat negatif (sebaliknya dari +) yang ditempatkan secara acak dapat meminimalkan kecenderungan responden dalam menjawab pertanyaan mengikuti urutan mekanis (bukan berdasarkan persepsi atau fakta) poin atau item yang tersedia. c. Pertanyaan tidak boleh mengandung 2 (dua) makna/jawaban yang mungkin berbeda. Oleh karena itu satu pertanyaan sebaiknya hanya mengandung satu indikator. d. Pertanyaan tidak boleh ambigu, dimana responden merasa tidak yakin dengan maksud dari pertanyaan tersebut.
Pertanyaan tidak boleh mengandalkan ingatan responden tentang masa lalu. Hal tersebut untuk menghindari jawaban yang bias. Bila memerlukan informasi tentang masa lalu, sebaiknya menelaah track record pegawai ybs. f. Pertanyaan tidak boleh menggiring responden pada jawaban yang diinginkan oleh peneliti. Hal tersebut dapat menekan responden untuk menjawab “Ya” atau “Tidak” seperti keinginan peneliti. g. Pertanyaan tidak boleh menggunakan kalimat/kata/istilah yang berlebihan yang memuat aspek emosional responden. Hal tersebut dapat direspon secara emosional sehingga jawabannya akan bias. e.
h.
i.
Pertanyaan tidak boleh mengandung kata yang mendorong munculnya respon hasrat sosial responden. Hal tersebut untuk menghindari respon yang didasarkan kepada perasaan subjektif responden. Pertanyaan diupayakan singkat dan menghindari penggunaan kalimat yang panjang. Hal tersebut agar mudah dipahami, biasanya tidak lebih dari 20 kata (Horst, 1968 ; Oppenheim, 1986 ; Sekaran, 2003)
4.
Urutan pertanyaan
5.
Data/identitas personal responden.
Pertanyaan sebaiknya diurutkan dari yang umum, kemudian beralih ke pertanyaan yang lebih spesifik, dan ; pertanyaan yang relatif mudah untuk dijawab, kemudian beralih ke pertanyaan yang lebih sulit untuk dijawab.
Data/identitas personal responden diperlukan untuk mengetahui karakteristk sampel yang pilih. kuesioner memuat data personal responden terutama pertanyaan mengenai : a) demografi (misal : nama (tidak harus), gender, umur, tingkat pendidikan, status marital), b) status kepegawaian (misal : tetap/kontrak/harian, jabatan/pangkat, pengalaman kerja pada jabatan, pengalaman kerja di perusahaan, pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti).
(2) Prinsip Pengukuran : Prinsip pengukuran ditujukan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk mengukur variabel dan menguji hipotesis. Dal hal ini prinsip pengukuran meliputi : 1. Penggunaan Teknik Scaling 2. Pengujian Validitas 3. Pengujian Reliabilitas
(3) Tampilan Umum : Kuesioner dirancang dengan lay-out kertas yang baik, penggunaan font dan ukuran font standar, paragraf dengan jarak antar baris yang cukup, serta cetakan yang jelas terbaca. Kuesioner memuat kata pengantar (maksud/tujuan dan permohonan kesediaan untuk mengisi kuesioner), intruksi pengisian, dan penyajian yang tersusun rapi antara pertanyaan dan alternatif jawaban yang disediakan.