KONDISI AIRTANAH TIDAK TERTEKAN DI WILAYAH URBAN KOTA DAN KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN UNCONFINED GROUNDWATER CONDITION IN THE URBAN AREA OF SERANG MUNICIPALITY AND SERANG REGENCY, BANTEN PROVINCE 1
Wilda Naily 1 , Dadan Suherman 1 , dan Sudaryanto 1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Jl.Sangkuriang, Bandung.
[email protected]
Abstrak Kota dan Kabupaten Serang merupakan daerah urban yang berdekatan dengan ibu kota Jakarta dan menjadi salah satu daerah penyangga ibukota, yang akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan air bersih. Airtanah dapat menjadi alternatif penyedia air bersih selain PDAM, namun pengambilan airtanah yang tidak terkendali dapat berpotensi menimbulkan penurunan muka airtanah (MAT), sehingga dapat memicu munculnya polutan dan intrusi air laut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas airtanah tidak tertekan di Kota dan Kabupaten Serang serta mengamati adakah indikasi perubahan kualitasnya. Metode penelitian dilakukan dengan pengamatan, pengukuran fisik air di lokasi penelitian, dan pengambilan 40 conto airtanah tidak tertekan, untuk kemudian dilakukan pemeriksaan kimia air dengan metode volumetri, turbidimetri, spektrofotometri sinar tampak dan spektrofotometri serapan atom (AAS). Hasil penelitian menunjukan adanya parameter yang melewati ambang batas persyaratan kualitas air minum, seperti natrium, kesadahan, sulfat, klorida, ammonium (ammonia), besi dan mangan, sementara analisis terhadap tipe air menunjukan bahwa tipe air di lokasi penelitian didominasi oleh Ca(HCO3)2. Adanya parameter yang melewati ambang batas persyaratan kualitas air minum diakibatkan oleh faktor antropogenik dan kondisi setempat lokasi pengambilan conto air, sementara tipe air yang didominasi Ca(HCO3)2 menunjukkan bahwa kondisi airtanah tidak tertekan di Kota dan Kabupaten Serang sebagian besar masih bersifat tawar. Kata kunci: daerah urban, muka airtanah, kualitas air, tipe air. Abstract Serang Municipality and Serang Regency are urban areas adjacent to the capital city of Jakarta and become one of the buffer zones of the capital. Which would have an impact on the growing need for clean water. Groundwater can be an alternative freshwater source in addition to the water supplied by local water companies. However, the uncontrolled groundwater exploitation can potentially cause a decrease in groundwater table, thus triggering the emergence of pollutants and sea water intrusion. This study was conducted to determine the quality of unconfined groundwater in Serang Municipality and Serang Regency, and observed if there are any indications of changes. The research method consisted of observation, in situ physical measurements of water, and taking 40 samples of unconfined groundwater. Then, laboratory analysis were conducted to examine water quality by volumetric, tubidymetric, spectrofotometric visible and atomic absorption spectrofotometric method. The results showed that some parameters passed through the thresholds of drinking water quality requirements such as sodium, hardness, sulphate, chloride, ammonium (ammonia), iron and manganese, while water type analysis indicated that the water in these study sites are dominated by Ca (HCO3)2. The existence of the parameter passed the threshold of drinking water quality requirements might cause by anthropogenic factors and local conditions, while the water that dominated by Ca(HCO3)2 indicated that the condition of unconfined groundwater in Serang Municipality and Serang Regency is mostly fresh. Keywords: urban area, groundwater level, water quality, water type.
1 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
POTENSI SUMBERDAYA AIR LABORATORIUM SOSIAL LIPI DI DESA LIGARMUKTI, KECAMATAN KLAPANUNGGAL, BOGOR WATER RESOURCES POTENTIAL AT LABORATORY OF SOCIAL LIPI IN LIGARMUKTI VILLAGE, KLAPANUNGGAL DISTRICT, BOGOR Rizka M, Ananta P dan Rachmat Fajar Lubis 1 ) Puslit Geoteknologi LIPI
Abstrak Penelitian ini mencoba untuk mengetahui potensi sumber daya air, khususnya airtanah yang ada di Desa Ligarmukti. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi survei geologi dan hidrogeologi berupa pengamatan pada lapisan batuan, mataair, dan sumur-sumur penduduk. Beberapa contoh air dianalisa untuk menganalisa kandungan kimia-fisikanya. Pengamatan pada 6 mata air di Desa Ligarmukti menunjukkan debit yang fluktuatif. Besarnya debit mata air rata – rata yang terdapat dari 6 mata air di Desa Ligarmukti pada bulan September 2014 sebesar 117,3 lt/det dan bulan Juni 2015 sebesar 82,7 lt/det. Hasil ini menunjukkan bahwa sumber daya airtanah di wilayah ini merupakan sistem airtanah media rekahan dengan kuantitas yang berubah mengikuti pola musim. Kualitas airtanah terukur menunjukkan bahwa mata air di daerah ini memili kandungan total colliform diatas ambang batas baku mutu, sehingga disarankan untuk diolah dahulu sebelum dikonsumsi sehari-hari. Kata Kunci : potensi sumber daya air, airtanah, Desa Ligarmukti, hidrogeologi Abstract The purpose of this study is to determine water resources potential, especially groundwater, in the region of Desa Ligarmukti, Cibinong, West Java. The research consisted of geological and hydrogeological surveys in the form of observations of the rocks, springs, and residential water wells. Some water samples were analyzed for their chemical – physical contents. Observations on six springs in Desa Ligarmukti showed fluctuating discharges. The average magnitude springs discharges from six springs in September 2014 was 117.3 l / sec and in June 2015 was 82.7 l / sec. These results indicated that the groundwater resources in this region is in fracture media groundwater system with the quantity that changes according to the season. Groundwater quality measured indicated that the springs in this area had total content of Colliform above the standard threshold Therefore, it is advisable to process the water before consumption. Keywords: potential water resources, groundwater, Ligarmukti, hydrogeology
2 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
FUNGSI WADUK SAGULING DALAM MEMULIHKAN KUALITAS AIR BUANGAN DARI CEKUNGAN BANDUNG SAGULING DAM FUNCTION IN SELF PURIFYING THE QUALITY OF WASTE WATER FROM BANDUNG BASIN Anna Fadliah Rusydi 1 , Dyah Marganingrum, 1 dan M. Rahman Djuwansah 1 1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Email:
[email protected]
Abstrak Berbagai hasil penelitian melaporkan bahwa Waduk Saguling telah tercemar oleh berbagai kegiatan dari Cekungan Bandung, seperti industri, domestik, dan perikanan. Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis kualitas air Waduk Saguling untuk mengetahui peran waduk dalam memulihkan air tercemar. Parameter yang dianalisa di antaranya adalah kebutuhan oksigen kimia (COD), zat organik, dan kandungan oksigen terlarut (DO). Ketiga parameter tersebut merupakan indikator terjadinya pencemaran di badan air. Dalam penelitian ini aliran di Waduk Saguling dibagi menjadi 3: pertama, aliran dari Cipatik, Batujajar, Cihamirung, Maroko, Rancaririp, Cijambu, dan intake; kedua, aliran dari Cimerang, Cihaur, Maroko, Rancaririp, Cijambu, dan intake; dan ketiga, aliran dari Bongas, Cijere, Cijambu, dan intake. Dari ketiga aliran tersebut, diketahui bahwa pada aliran pertama dan kedua terjadi proses pemulihan kualitas air secara alami, yang terlihat dari adanya kecenderungan penurunan konsentrasi zat organik dan nilai COD. Sementara, pada pada aliran ketiga terjadi pola menarik yang mana waduk dapat menurunkan secara alami konsentrasi zat organik tetapi tidak dengan kandungan COD. Hasil analisis DO tidak memberikan pola yang khusus. Kandungan DO di ketiga aliran bervariasi. DO memiliki hubungan berbanding terbalik dengan COD dan zat organik. Kandungan zat organic dan COD yang tinggi akan menurunkan nilai DO, akan tetapi DO bisa juga berkurang karena digunakan oleh biota air. Kata kunci: Saguling, pemulihan diri, zat organik, kebutuhan oksigen kimia (COD), oksigen terlarut (DO). Abstract Various studies have reported that Saguling reservoir has been contaminated by various wastes from activities in Bandung Basin, such as industrial, domestic, and fisheries. Water quality in the reservoir has been analyzed to find out whether self-purification of polluted water takes place. Water quality parameters discussed in this paper are chemical oxygen demand (COD), organic matter, and dissolved oxygen (DO). These parameters are indicators of water pollution. In this research, water in Saguling reservoir was divided into 3 flows: first flow of Cipatik, Batujajar, Cihamirung, Morocco, Rancaririp, Cijambu, and intake; second flow of Cimerang, Tjihaur, Moroko, Rancaririp, Cijambu and intake; and third flow of Bongas, Cijere, Cijambu, and intake. Of those three flows, in the first and second flows occurred the process of self-purification. It is seen from the decrease trend of organic substances concentrations and COD values. While the third flow showed interesting pattern, in which the reservoir can naturally degrade organic substance concentrations but not with the COD values. DO analysis results did not show any specific pattern. The content of DO was varied in all flows. DO have an inverse relationship with COD and organic substances. The high content of organic substances and COD will reduce the concentration of DO, but DO can also be reduced because of consumption by aquatic biota. Keywords: Saguling, self purification, organic content, Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved Oxygen (DO).
3 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
IDENTIFIKASI LAPISAN AIRTANAH MENGGUNAKAN METODE GEOFISIKA DIDERAH PEBUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT Karit L. Gaol 1 , Andi A. Nur 2 , Yoga A. Sendjaja 2 , Yayat S 1 . dan Dadan D. Wardhana 1 1) Pusat Penelitian Geoteknologi , LIPI 2) Fak.Teknik Geologi, UNPAD Email:
[email protected]
Abstrak Karakteristik struktur geologi bawah permukaan kaitannya terhadap lapisan pembawa air (aquifer) di daerah Pelabuhanratu, diteliti dengan pedekatan metode geofisika gayaberat dan geolistrik. Data hasil pengukuran gayaberat menghasilkan 80 titik ukur yang menyebar di daerah penelitian dengan jarak antar titik ukur sekitar 500m. Sedangkan data geolistrik menghasilkan 6 penampang yang terletak di lokasi terpilih daerah penelitian. Hasil pemetaan kontur anomali bouguer dapat dikelompokkan ke dalam 3 bagian kisaran anomali. Pertama kelompok anomali rapat massa rendah kisaran 115 – 120 mGal menempati wilayah utara. Kedua keolompok anomali rapat massa sedang kisaran 120 – 130 mGal menempati bagian wilayah tengah. Ketiga kelompok anomali rapat massa tinggi kisaran 130 – 135 mGal menempati wilayah bagian selatan yang berbatasan dengan wilayah pantai daerah penelitian. Hasil pemetaan tahannanjenis dapat dikelompokkan ke dalam 5 bagian kisaran tahananjenis. Pertama kelompok tahan jenis R<3 Ohm-m yang diduga batuan lempung berbutir halus hampir tidak lulus air. Kedua kelompok tahanan jenis kisaran 3
10 Ohm-m yang diduga batuan tufa, tufa pasiran. Ketiga kelompok tahananjenis 1030 Ohm-m yang terdiri dari pasir, kerikil, dan breksi lapuk. Keempat kelompok tahanjenis 30100, yang terdiri dari batuan breksi, kerakal, batu pasir. Kelima kelompok tahanjenis R> 100 Ohm-m yang terdiri dari batuan breksi berbentuk bongkahan, batuan sedimen yang relatif terkompaksi. Berdasarkan data anomali bouguer keberadaan airtanah diperkirakan diantara kelompok anomali rapat massa rendah dan kelopok anomali rapat massa sedang, dan kelompok tahan jenis batuan 1030 Ohm-m dan 30100, yang diduga kuat sebagai lapisan pembawa air (aquifer). Kata kunci: anomali bouguer, tahananjenis, lapisan pembawa air (aquifer)
4 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
NILAI KAPASITAS INFILTRASI UNTUK PENDUGAAN CADANGAN AIR DAERAH SERANG SEBUAH STUDI AWAL Priyo Hartanto dan RM Delinom Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Email: [email protected]
Abstrak Tulisan ini untuk mengungkap nilai kapasitas infiltrasi daerah Serang. Pengukuran di lapangan menggunakan infiltrometer silinder ganda sampai penurunan stabil. Untuk memperoleh gambaran aslinya, lokasi pengukuran dipilih pada lahan yang relatif tidak terganggu. Untuk menghitung kapasitas infiltrasi (f) digunakan persamaan Horton. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kapasitas infiltrasi terhadap lahan yang masih banyak dijumpai tanaman memberikan nilai f lebih dari 0,00581 cm/detik. Sedangkan pada lahan relativ terbuka hasil perhitungan diperoleh nilai f antara 0,00017 sampai 0,00265 cm/detik. Hasil perhitungan tidak jauh berbeda dari hasil pengukuran lapangan, bahwa kapasitas infiltrasi pada daerah dengan tanaman yang relativ lebih banyak dan rapat berkisar antara 0,00526 sampai 0,01043 cm/detik. Sementara itu lahan relativ terbuka diperoleh nilai f berkisar antara 0,00009 sampai 0,00226 cm/detik. Kata kunci: kapasitas infiltrasi, Horton, Serang, vegetasi, lahan terbuka
5 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
PENGEMBANGAN TOOLS PERHITUNGAN KUALITAS AIR SUNGAI MENGGUNAKAN ARCGIS DAN PYTHON ADD-IN 1
Wawan Hendriawan Nur 1 , Afnindar Fakhrurrozi 1 , Fuad Firmansyah 1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Jl. Sangkuriang, Komplek LIPI, Gd. 70,
Cisitu, Bandung ([email protected])
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat geodatabase dan tools berbasis Sistem Informasi Geografi yang dapat menghitung indeks pencemaran air sungai secara otomatis dan mampu menyajikan informasi tersebut secara spasial. Hal ini dikarenakan saat ini perhitungan indeks pencemaran air sungai masih dilakukan secara manual, dan informasi yang dihasilkan kurang informatif karena belum ditampilkan dalam bentuk spasial. Indek pencemaran air sungai digunakan untuk menghitung tingkat pencemaran air sungai berdasarkan indikator dari parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi. Informasi tentang indeks pencemaran air sangat diperlukan untuk menunjang pelaksanaan pengembangan, pemanfaatan, pelestarian sumber-sumber air, dan mengurangi pencemaran. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan sistem, pengumpulan data, pengembangan geodatabase, serta implementasi. Tools dikembangkan diatas perangkat lunak ArcGIS dengan menambahkan fungsionalitas untuk menghitung indeks pencemaran air sungai secara otomatis dengan menggunakan Python Addin serta menggunakan Microsoft Acces untuk membuat geodatabase. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dengan geodatabase dan tools yang dikembangkan dapat digunakan untuk menghitung indeks pencemaran air sungai secara otomatis sehingga menjadi lebih cepat dan mudah, serta informasi yang dihasilkan disajikan dalam bentuk spasial sehingga menjadi lebih informatif. Kata kunci: geodatabase, ArcGIS, Python Add-in, kualitas air, indeks pencemaran air sungai Abstract The purpose of this research is to create a geodatabase and Geographic Infomation System base tools to calcute the river water pollution index automatically and able to present the information on spasial format. This is due to the current calculation the river water pollution index is still manualy and present less informative because has not been shows in spatial format. The pollutan index used to calculate level of pollutan index based on indicators of physics, chemistry and microbiology parameters. The pollution index of river water is needed to support of programs related to the development, utilization, conservation of water resources, and reduce water pollution. The method used in this research is analyzing system requirements, data collection, geodatabase development, and implementation. The tools is implemented on top of ArcGIS software by added new functionalities to calculate the river water pollution index using Python Addin and using Microsoft Access for develop the geodatabase. Based on the results of the study it concluded that developed geodatabase and tools can be used to calculate the river water pollution index automatically so that it becomes faster and easier, and information is presented in spatial format become more informative. Keywords: geodatabase, ArcGIS, Python Add-in, water quality, river water pollution index
6 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
INTERAKSI AIRTANAH DAN AIR LAUT DI TELUK BANTEN, PROVINSI BANTEN MENGGUNAKAN 222RADON Hendra Bakti, Rachmat Fajar Lubis dan Priyo Hartanto Pusat Penelitian Geoteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jl. Cisitu Sangkuriang, Bandung 40135
Abstrak Teknologi isotop Radon, terbukti dapat menjelaskan interaksi antara air tanah dan badan air lainnya dengan sangat baik. Penjejak 222radon dapat dilakukan secara langsung dilapangan terhadap air laut dan airtanah. Hasil dari 10 titik yang diukur di permukaan laut menunjukkan besaran aktivitas radon terukur berkisar 0,33 – 2,57 dpm/l dan aktivitas radon pada airtanah bebas dari tiga sumur gali adalah 81,22 – 268,7 dpm/l. Hasil ini menunjukkan bahwa kecil kemungkinan adanya aliran airtanah yang muncul di lepas pantai pada wilayah pengukuran. Data ini dapat dikonfirmasi dengan kondisi geologi disekitar daerah telitian yang menunjukkan sebagian besar litologi batuan yang tersingkap di daratan hingga tepi pantai merupakan breksi dan lava. Sementara pada beberapa lokasi terutama di wilayah sekitar pantai Karanghantu berupa endapan rawa yang terdiri atas lumpur atau lempung. Kata kunci : 222Radon, interaksi air tanah dan air laut, Teluk Banten Abstrct Radon isotope technology already proven to explain the interaction between groundwater with other water bodies. 222Radon tracking can be done directly in the field. Results of 10 points measurement at sea level showed range from 0.33 to 2.57 dpm /l and measured in groundwater from the three well showed the value range from 81.22 to 268.7 dpm /l . These results indicate a small possibility of groundwater flow appeared as a submarine groundwater discharge. This data can be confirmed by the geological conditions of the area. It shows most of breccia and lava which is exposed in the coastal area. While in some locations, especially around the Karanghantu beach area composed marsh sediment consisting of mud or clay . Keywords: 222Radon, Groundwater-sea water interaction, Banten Bay
7 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
KAJIAN KUALITAS AIR WADUK SAGULING DALAM RANGKA MENDUKUNG RENCANA SPAM REGIONAL METRO BANDUNG WATER QUALITY STUDY OF SAGULING RESERVOIR TO SUPPORT THE REGIONAL WATER DRINKING SUPPLY OF BANDUNG METROPOLITANT Dyah Marganingrum 1 , Anna Fadliah Rusydi 1 , M.R. Djuwansah 1 , Aep Sopian 1 , Dadi Sukmayadi 1 , dan Sari Asmanah 1 1 Pusat Penelitian Geoteknologi -LIPI [email protected]
Abstrak Waduk Saguling direncanakan sebagai salah satu sumber utama untuk SPAM Regional Metro Bandung, khususnya untuk melayani wilayah Bandung Barat dan Timur. Sebagai sumber air baku air minum, air Waduk Saguling harus memenuhi standar baku mutu, selain kuantitasnnya yang mendukung. Analisis dilakukan dengan survei lapangan serta pengambilan sampel air dan sedimen Waduk Saguling. Hasil analisis menunjukkan bahwa 12 dari 15 titik sampel air mengandung kadar COD diatas baku mutu. Di beberapa titik sampel bagian tengah-utara waduk juga ditemukan kadar timbal yang melebihi baku mutu air sebagai air baku air minum. Bahkan di semua titik sampel sedimen mengandung kadar air raksa yang berpotensi sebagai polutan bila terjadi turbulensi (up welling). Oleh karena itu sumber pencemar Waduk Saguling perlu dikendalikan terlebih dahulu secara berkelanjutan agar pemulihan air waduk secara alami dapat menyediakan air yang kualitasnya sesuai dengan baku mutu. Kata kunci :ketersediaan air minum, pencemaran, waduk Abstract Saguling Reservoir is planned as one of the water sources to Regional Water Supply of Metro Bandung, especially to serve the West and East of Bandung Metro area. The water of Saguling Reservoir have to fulfill the water quality standard as drinking water source besides the water quantity standard. The analysis is done by field survey and water and sediment sampling of Saguling Reservoir. 12 analysis result of 15 water sample points showed the concentration of COD higher than water quality standard. In the several point that distributed in center – north segment of Saguling Reservoir also had concentration of lead that higher than water quality standard as water drinking source. In addition, all of sediment samples contain the mercury concentration that its potentially become to pollutant when the up welling occurred. Therefore, the pollutant source of Saguling Reservoir need to be previously controlled so that natural purification of reservoir water can provide water that meet standard quality for potable water. Keyword: drinking water supply, pollution, reservoir
8 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
PENGARUH PERUBAHAN MUSIM TERHADAP DHL DAN SALINITAS AIRTANAH DANGKAL DI PULAU PARI EFFECT OF SEASON CHANGES ON GROUNDWATER QUALITY IN PARI ISLAND Anna Fadliah Rusydi 1 , Rizka Maria, 1 dan WidyaNingrum 1 1 Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Email: [email protected]
Abstrak Pulau kecil umumnya rentan terhadap persoalan air tawar akibat intrusi air laut dan evaporasi tinggi. Hal ini juga terjadi di Pulau Pari, di mana masyarakatnya mengalami masalah kurangnya ketersediaan air bersih. Masalah tersebut semakin terasa pada saat musim kemarau karena kadar air asin di sumur penduduk yang meningkat. Analisis kualitas airtanah bebas di sumur imbuhan yang dibangun di UPT LPKSDMO Pulau Pari LIPI telah dilakukan pada saat musim basah dan musim kering, untuk melihat pengaruh perubahan musim terhadap DHL (Daya Hantar Listrik) dan salinitas. Pengukuran kualitas airdilakukan dilapangan dengan menggunakan Water Quality Checker. Dari hasil analisis menggunakan geostatistik natural neighbour menunjukkan airtanah di sekitar daerah penelitian didominasi oleh air payau dan asin.Hal ini menunjukkan bahwa air laut telah menyusup kedalam lensa air tanah. Kualitas airtanah pada musim basah sangat berbeda dibandingkan dengan musim kering. Nilai DHL dan salinitas meningkat signifikan pada musim kering, yaitu sebesar 2 - 5 kali lipat. Akibatnya pada satu titik kategori airtanah berubah dari air payau menjadi air asin. Perubahan musim basah dan kering sangat mempengaruhi kadar air asin pada airtanah. Diharapkan sumur imbuhan dapat menjaga kualitas airtanah terutama kandungan air asin pada musim kering. Kata Kunci: DHL, salinitas, musimbasah,musimkering, airtanah, PulauPari. Abstract Small islandsare generally susceptible to freshwater problems due to seawater intrusion and high evaporation. It also occurs in Pari Island, where the societies experience the problems of lack clean water availability. The problems of clean water availability were getting more difficult in dry season because the level of seawater in communities’ wells were increasing. Groundwater quality analysis in recharge wells at UPT LPKSDMO PulauPari LIPIhas been done in the recharge wellsfor wet and dry seasons to know the effect of season’s changes to EC (Electrical Conductivity) and salinity. Water quality measurements were done by using water quality checker. Analysis result using natural neighbor geostatistic showed groundwaters at research were dominated by brackish and saline water. It means that seawater intrusionis occurs in groundwater lens. Groundwater quality in wet season is very different compared to dry season.The value of EC and salinity were increased significantly in dry season, which were 2 until 5 times higher.In the aftermath, classification of groundwater was changed from brackish water to saline water in one monitoring point. As the conclusions, wet and dry seasons were very affecting the level of saltwater in ground water. Recharge wells are expected to be able to maintain the quality of groundwater, especially the saltwater content in dry season. Keywords: EC, salinity, wet season, dry season, groundwater, Pari Island.
9 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
POLA ALIRAN SUNGAI DAN KONDISI AIRTANAH DI DAERAH WADO DAN SEKITARNYA Nandian Mareta 1 Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Jalan Kebumen-Karangsambung No. 19, Kebumen 54353 [email protected] 1
Abstrak Pola aliran sungai adalah kumpulan dari suatu jaringan pengaliran di suatu daerah yang dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh curah hujan, alur pengaliran tetap mengalir. Biasanya pola pengaliran yang demikian disebut sebagai pola pengaliran permanen (tetap). Dari pola pengaliran sungai bisa diketahui karakter geologi daerah tersebut terutama jika adanya struktur geologi yang berkembang seperti lipatan ataupun sesar. Setiap daerah mempunyai pola pengaliran yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya. Daerah Wado, Kabupaten Sumedang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya akan terendam oleh bendungan Jatigede. Perlu diketahui ketersediaan airtanah yang ada di daerah tersebut karena akan dijadikan sebagai kawasan hunian baru saat masyarakat yang tanahnya terendam genangan Waduk Jatigede berpindah. Berdasarkan penelitian dengan metoda pemetaan maka pola aliran yang berkembang di daerah Wado ada lima pola yaitu Dendrito Paralel, Dendritik, Anastomatik, Radial dan Dendrito Rektangular. Dendrito Paralel menepati luas paling besar sedangkan Dendrito Rektangular menempati luas paling sedikit. Sedangkan berdasarkan inventaris data sekunder meliputi kondisi airtanah yang ada di daerah penelitian, maka terdapat lima kondisi yaitu; akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas, akuifer produktif sedang setempat, akuifer produktif setempat, akuifer produktif kecil setempat berarti dan daerah airtanah langka/tidak berarti. Kata Kunci : Pola aliran sungai, kondisi airtanah, struktur, Wado, akuifer
Abstrack The drainage pattern of the river is a collection of a drainage network in an area that is affected or not affected by rainfall, drainage grooves keep flowing. Such drainage pattern usually referred to as the drainage pattern of permanent (fixed). From the pattern of stream flow can be known geological character of the area, particularly if the developing geological structures such as faults or folds. Each area has a drainage pattern that is unique and different from other regions. Wado area, Sumedang District is an area that most of the area to be submerged by the dam Jatigede. Need to know how availability of groundwater in the area because it will serve as a new residential area as people whose land is submerged pool of Jatigede move. Based on research by the method of mapping the flow pattern that developed in the area Wado, there had five pattern that; DendritoParallel, Dendritic, Anastomatik, Radial and Dendrito-Rectangular. Dendrito-Parallel keep most large broad, Dendrito-Rectangular occupies a total area whereas the least. While based on an inventory of secondary data include groundwater conditions in the study area, then there are five conditions that; moderately productive aquifer widespread distribution, being productive local aquifers, local productive aquifers, aquifer productive means of small local and regional groundwater scarce / insignificant. Keywords: drainage pattern of river, groundwater conditions, structures, Wado, aquifers
10 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
MODEL PENYEDIAAN AIR RUMAHTANGGA DI WILAYAH SUB URBAN BANDUNG MODEL OF HOUSEHOLD WATER SUPPLY IN BANDUNG SUB URBAN AREAS Ananta Purwoarminta, Nyoman Sumawijaya, Rizka Maria, Wilda Naily, Dadan Suherman Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Abstrak Air merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat dan juga lingkungan. Bagi masyarakat pedesaaan dan sub urban air diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan domestik, pertanian, dan peternakan. Hak mendapatkan air merupakan salah satu hak azasi manusia. Atas dasar ini maka pemerintah telah menetapkan bahwa kewajiban pemerintah untuk memenuhi hak dasar manusia tersebut. Namun saat ini PDAM belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan air bersih masyarakat, termasuk yang berada di daerah pedesaan. Sebagian masyarakat yang tidak mendapat pasokan air PDAM berusaha memenuhi kebutuhan airnya sendiri baik dari air tanah maupun mata air. Pemenuhan dengan menggunakan air tanah relatif mudah dan sederhana dengan membuat sumur bor atau gali. Namun untuk pemenuhan air dari mata air sulit dilakukan sendiri karena perlu instalasi penampungan dan pengaliran dari sumber yang letaknya relatif jauh. Bagaimana model penyediaan air bersih untuk rumah tangga yang dilakukan oleh masyarakat di kawasan sub urban Bandung dan kualitas airnya. Metode yang digunakan meliputi survei lapangan, wawancara, analisis laboratorium, dan focus group discussion. Pembahasan dilakukan dari aspek sumber air yang digunakan, cara pemenuhan dan permasalahan yang dihadapi, kelembagaan, dan kualitas airnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah; bahwa sumber air yang digunakan oleh masyarakat sub urban sebagian besar mengambil air dari mata air dan sumur gali dengan metode pengambilan konvensional dan sistem kelompok. Permasalahan yang dihadapi adalah menurunnyakapasitas air pada musim kemarau karena masyarakat mulai melakukan alih fungsi tanaman budidaya.Untuk itu diperlukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan konservasi di daerah hulu dan mencegah alih fungsi tanaman budidaya. Kata Kunci: sumber air,penyediaan,mata air, konservasi lahan
Abstract Water is a vital necessity to community and environment. For the people of rural and sub-urban water required for domestic needs, agriculture and livestock. Obtain water rights is one of human rights. On this basis, the government has determined that the obligation of governments to meet the basic human rights. But in this time local water company (PDAM) has not been able to fulfill the water needs of community, including those in rural areas. Most people who do not get the water supply taps trying to fulfill the needs of both its own water from groundwater sources and springs. To fulfill the water resources using groundwater sources is relatively easy and simple to make boreholes or dig. However, for the fulfillment of the water with the water source itself is difficult because it requires the installation of reservoirs and drainage of relatively distant sources. This report explores the various models of providing clean water for households to the communities in sub-urban area of Bandung. Data were collected by in-depth interviews and focus group discussions. The discussion carried out from the aspect of water sources used, the fulfillment and the problems faced. In conclusion water sources used by the sub-urban communities are mostly dug wells and springs, method of uptake by conventional means and systems group. The problem faced is the reduced capacity of water in the dry season as people start to conversion of cultivated plants. Therefore, efforts to conserve the community's understanding in the area upstream and prevent the conversion of cultivated plants. Keywords: water resources, supply, springs, land conservation
11 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015
PENGUATAN SD AIR DI KAWASAN PANTURA JAWA: GEOLOGI DAN STRATIGRAFI AKUIFER Wahyoe S Hantoro dan Arief Rachmat Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Abstrak Air Tanah merupakan salah satu jenis sumber daya air yang terbentuk melalui suatu sistem yaitu Siklus Hidrologi. Ketersediaannya dipengaruhi oleh sistem tersebut yang akan berhubungan dengan dimensi ruang dan waktu. Secara ruang, ketersediaan air tanah tersimpan dalam lapisanbatuan (Akuifer) yang berada dibawah permukaan tanah, yang penyebarannya sangat luas ditentukan oleh struktur dan jenis batuan yang membentuknya dalam suatu cekungan air tanah dan luas penyebarannya dapat melingkupi batas wilayah administratif. Sedangkan secara waktu, ketersediaan air tanah dalam suatu lapisan akuifer melalui suatu proses pengimbuhan yang sangat panjang yang mencapai ribuan tahun. Sebagai suatu sumber daya, air tanah merupakan sumber pasokan air baku yang memiliki peran sangat penting untuk berbagai keperluan, tidak saja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk, tetapi juga dimanfaatkan sebagai pasokan air minum, industri, irigasi dan keperluanlainnya. Kecenderungan pemanfaatan air tanah yang terus berkembang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan sekitarnya. Upaya pemulihan yang dilakukan atas terganggunya keseimbangan lingkungan tersebutakan membutuhkan waktu yang sangat lama dan melibatkan teknologi serta biaya yang mahal. Oleh karenanya pendayagunaan air tanah harus dilakukan melalui pengelolaan yang menyeluruh, terencana dan terpadu yang meliputi inventarisasi dan konservasi. Konservasi air tanah adalah upaya melindungi dan memelihara keberadaan, kondisi dan lingkungan air tanah guna mempertahankan kelestarian dan kesinambungan ketersediaan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, demi kelangsungan fungsi dan kemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan seluruh mahluk hidup baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Penyelidikan dan penelitian air tanah dilakukan untuk memperoleh data spesifik kondisi dan lingkungan air tanah meliputi keterdapatan, potensi sebaran, produktivitas akuifer, kualitas dan kuantitas air tanah. Data dan informasi yang diperoleh dipergunakan sebagai bahan dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian dalam rangka konservasi air tanah. Kata kunci: stratigrafi, air tanah dalam, imbuhan, penguatan ketersediaan air, pantai utara Jawa
12 | Pemaparan Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI 2015