Jurnal Psikologi Agustus 2012, Vol. 1, No. 2, hal 94-110
KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Mohammad Aufin Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Pasuruan
[email protected]
Abstract This study aims to solve the following problems: How is the description of the comprehension in the ability of mathematic communication? And what are the steps and processes of applying a problem solving in mathematics? The answer of the initial problem is comprehending the ability of mathematic communication, at least it could be the references of the following: firstly, is the goal of mathematic communication. secondly is the aspects of mathematic communication, such as (a) representing aspect, (b) listening aspect, (c) reading aspect, (d) discussing aspect, (e) writing aspect. The third is comprehending the instruments as the tool to measure mathematic communication. The next is the answer of the second problem which is the initial steps of solving the problem, that we can do are: (a) feeling that there is a difficulty or problem, (b) putting and limiting the difficulty, (c) presenting the hypothesis, (d) deductively giving causes and effects of the hypothesis stated, (e) testing the hypothesis by finding proves which can refuse the right hypothesis and the result that will happen. Furthermore, the problem solving it self, through the following steps, those are: (1) comprehending the problem, (2) planning the steps of the problem solving, (3) solving the problems which are suitable with the previous planning, (4) checking it once more , and giving some critics to the result. Keywords: mathematic communication, problem solving, mathematic learning
rikan padanya, tanpa itu matematika
Pendahuluan
hanya merupakan kumpulan rumusSering dikatakan bahwa mate-
rumus yang mati (Suriasumantri,
matika merupakan bahasa yang me-
2007).
lambangkan serangkaian makna dari
Agar tidak kehilangan substan-
pernyataan yang ingin kita sampai-
sinya, matematika yang hidup harus-
kan. Lambang-lambang matematika
lah dimulai dengan memahami ko-
bersifat artifisial yang baru mempu-
munikasi
nyai arti setelah sebuah makna dibe-
umum, komunikasi matematika diar-
94
matematikanya.
Secara
tikan sebagai suatu kemampuan da-
mana dirumuskan oleh National
lam menerima dan menyampaikan
Council of Teachers of Mathemat-
pesan yang diketahuinya melalui
ics/NCTM (2000), bahwa program
proses pembelajaran, didalamnya ada
pembelajaran
peristiwa transformasi, dialog, ber-
memberikan kepada peserta didik
diskusi atau saling berinteraksi di
untuk: menyusun dan mengaitkan
lingkungan kelas dan telah terjadi
mathematical thinking mereka mela-
pengalihan pesan. Pesan yang dialih-
lui komunikasi, mengkomunikasikan
kan berisi materi matematika yang
mathematical thinking mereka secara
dipelajari, baik secara lisan maupun
logis
tulisan, misalnya berupa konsep, ru-
temannya, pendidik dan orang lain,
mus, atau strategi penyelesaian suatu
menganalisis dan menilai mathema-
masalah. Pihak yang saling terlibat
tical thinking dan strategi yang dipa-
dalam setiap aktifitas pembelajaran
kai orang lain, menggunakan bahasa
dalam komunikasi di kelas adalah
matematika untuk mengekspresikan
pendidik dan peserta didik.
ide-ide atau gagasan-gagasan mate-
Suatu keniscayaan bahwa ko-
dan
matematika
jelas
kepada
harus
teman-
matika secara benar.
munikasi matematika adalah bentuk
Menurut Greenes dan Schul-
khusus dari komunikasi itu sendiri,
man (1996), komunikasi matematika
yakni segala bentuk komunikasi
adalah kemampuan menyatakan ide
yang dilakukan dalam rangka me-
matematika melalui ucapan, tulisan,
ngungkapkan ide-ide, gagasan, dan
demonstrasi, dan melukiskannya se-
solusi dalam masalah matematika.
cara visual dalam tipe yang berbeda.
Jadi ada komunikasi dan penyele-
Memahami, menafsirkan dan menilai
saian masalah. Komunikasi matema-
ide yang disajikan dalam tulisan, li-
tika yang dilakukan peserta didik da-
san, atau dalam bentuk
pat mengantarkan penyesuaian dalam
Mengkonstruk,
penyelesaian masalah matematika
menghubungkan bermacam-macam
yang dipelajarinya.
representasi ide dan hubungannya.
menafsirkan
visual. dan
Komunikasi matematika dalam
Matematika sering berfokus
pembelajaran itu penting, sebagai-
pada representasi dan komunikasi
95
dalam berbagai gagasan, ide, dan hu-
potensi peserta didik untuk terus
bungan yang bersifat numerik, spa-
menggali
sial, serta berkenaan dengan data.
kanya melalui keterbukaan pengeta-
Ada banyak aktifitas pembelajaran
huan dengan yang lain.
pengetahuan
matemati-
yang mendukung tema ini, seperti
Bagi kalangan pendidik, ko-
peserta didik yang boleh menginter-
munikasi merupakan esensi dari
pretasikan ide, gagasan, ataupun pi-
mengajar, belajar dan mengakses
kiran-pikiran yang konseptual yang
matematika. Komunikasi merupakan
mereka miliki sendiri ke dalam ben-
alat bantu berupa bahasa yang sangat
tuk simbolik dan dapat diubah ke
diperlukan dan penting dalam proses
dalam gambaran verbal dari situasi
pembelajaran, karena tanpa komuni-
tersebut. Aktifitas lain bisa dengan
kasi matematika maka proses pembe-
menyelidiki suatu masalah, menu-
lajaran tidak dapat terjadi. Kurang
liskan masalah, memberi keterangan
maksimalnya
(notasi) ataupun dugaan-dugaan (hi-
mempelajari matematika disebabkan
potesis) untuk menjelaskan observa-
banyak faktor, antara lain terjalinnya
si-observasi dalam matematika. Pe-
interaksi dalam proses pembelaja-
ranan komunikasi dalam matematika
rannya yang tidak berimbang,
sangat besar, karena saat para siswa mengkomunikasikan
dalam
Menurut Baroody, ada dua ala-
gagasan
san penting mengapa komunikasi
ataupun konsep matematika, mereka
menjadi salah satu fokus dalam pem-
belajar mengklarifikasi, memperha-
belajaran matematika. Pertama, ma-
lus dan menyatukan pemikiran.
tematika pada dasarnya adalah se-
Menurut
ide,
pembelajar
Guerreiro,
bahwa
buah bahasa bagi matematika itu
komunikasi matematika merupakan
sendiri. Kedua, belajar dan mengajar
alat bantu dalam transmisi pengeta-
matematika merupakan aktifitas so-
huan matematika atau sebagai pon-
sial yang melibatkan paling sedikit
dasi dalam membangun pengetahuan
dua pihak, yaitu guru dan murid.
matematika (Izzati
dan Suryadi,
Standar komunikasi menitikberatkan
2010). Komunikasi matematika da-
pada pentingnya dapat berbicara,
pat
menulis, menggambarkan dan men-
mendinamisasikan
potensi-
96
jelaskan konsep-konsep matematika
nalaran mereka dalam bentuk tulisan
(Izzati dan Suryadi, 2010).
ataupun lisan kepada pendidik, dis-
Walle berpandangan, bahwa
kusi kelas, teman sekelompok, atau-
belajar berkomunikasi dalam mate-
pun pada peserta didik kelompok
matika akan membantu perkemba-
lainnya. Diharapkan juga peserta di-
ngan interaksi dan pengungkapan
dik dapat mengkomunikasikan dan
ide-ide di dalam kelas karena peserta
mengaplikasikannya ke masyarakat
didik belajar dalam suasana yang ak-
baik lingkungan di dalam maupun
tif. Ketika peserta didik berpikir,
luar sekolah.
menanggapi, membahas, menulis,
Sisi yang lain bagi peserta di-
membaca, mendengarkan, dan me-
dik menguatkan ranah kognitif, afek-
nanyakan
konsep-konsep
tif dan psikomotoriknya adalah pe-
matematika, mereka menuai manfaat
mecahan masalah dalam pembelaja-
ganda: mereka berkomunikasi untuk
ran matematika yang selalu diikuti
belajar matematika, dan mereka bela-
dari komunikasi matematis yang
jar untuk berkomunikasi matematis
baik. Pemecahan masalah matemati-
(NCTM, 2000).
ka adalah suatu proses yang mempu-
tentang
Dari semua ranah-ranah pada
nyai banyak langkah yang harus di-
mata pelajaran matematika, salah
tempuh
oleh
seseorang
dengan
satunya adalah menuntut para peserta
menggunakan pola berpikir, meng-
didik untuk mengkomunikasikan pe-
gorganisasikan dan pembuktian yang
nalaran secara singkat dan padat. Di-
logik dalam mengatasi masalah.
harapkan peserta didik dapat menu-
Menurut Lenchner (1983), me-
liskan tentang pemanfaatan matema-
mecahkan masalah adalah proses
tika melalui ide atau gagasan mereka
menerapkan pengetahuan yang telah
sehingga secara efektif memasukkan
diperoleh sebelumnya ke dalam situ-
bentuk-bentuk matematis seperti per-
asi baru yang belum dikenal. Peme-
samaan, perhitungan, grafik, dia-
cahan masalah pada dasarnya adalah
gram, atau tabel. Dalam hal ini di-
proses yang ditempuh oleh seseorang
asumsikan bahwa peserta didik dapat
untuk menyelesaikan masalah yang
berkolaborasi untuk menjelaskan pe-
dihadapinya sampai masalah itu ti-
97
dak lagi menjadi masalahnya ba-
mengambil keputusan di dalam hi-
ginya (Hudojo, 1998).
dupnya. Dengan perkataan lain, apa-
Mayer mendefinisikan peme-
bila peserta didik dilatih menyelesai-
cahan masalah sebagai suatu proses
kan masalah, maka peserta didik itu
banyak langkah dengan si pemecah
akan mampu mengambil keputusan,
masalah harus menemukan hubungan
sebab peserta didik itu telah menjadi
antara pengalaman (skema) masa
terampil tentang bagaimana men-
lalunya dengan masalah yang seka-
gumpulkan informasi yang relevan,
rang dihadapinya dan kemudian ber-
menganalisis informasi, dan menya-
tindak
menyelesaikannya
darkan perlunya meneliti kembali
(Kirkle, 2003). Pernyataan ini mem-
hasil yang telah diperolehnya (Hudo-
berikan isyarat perlunya pengalaman
jo, 1988).
untuk
peserta didik yang kemudian diwu-
Lebih spesifik, dikatakan bah-
judkan dengan kemampuan menyele-
wa pemecahan masalah sebagai ke-
saikan masalah.
giatan menyelesaikan soal cerita,
Strategi pemecahan masalah
menyelesaikan soal yang tidak rutin,
yang umumnya dipelajari dalam pe-
mengaplikasikan matematika dalam
lajaran matematika pada hal-hal ter-
kehidupan sehari-hari atau keadaan
tentu, dapat ditransfer dan diaplika-
lain, dan membuktikan atau mencip-
sikan dalam situasi pemecahan masa-
takan atau menguji konjektur. Hal ini
lah yang lain. Penyelesaian masalah
tampak adanya kegiatan pengemban-
secara matematis dapat membantu
gan daya matematika (mathematical
meningkatkan daya analitis peserta
power) terhadap siswa (Sumarmo,
didik dan dapat menolong mereka
2005).
dalam menggunakan daya tersebut
Dari uraian diatas, dengan
pada bermacam-macam ituasi (Bell,
mengacu pada beberapa pendapat,
1978).
maka dapat disimpulkan bahwa peBagi Conney, bahwa menga-
mecahan
masalah
adalah
proses
jarkan penyelesaian masalah kepada
mempermudah atau mencari jalan
peserta didik, memungkinkan peserta
keluar agar kesulitan-kesulitan dapat
didik itu menjadi lebih aktif dalam
diselesaikan dengan mengambil ke-
98
putusan yang tepat. Dalam pemeca-
terus menggali ide-ide dalam pen-
han masalah diperlukan adanya ke-
gembangan konsep matematikanya,
siapan, kreatifitas, pengetahuan, ke-
sedangkan dengan kemampuan pe-
mampuan, serta aplikasinya dalam
mahaman harus berkelanjutan diko-
kehidupan sehari-hari. Bahwa mem-
munikasikan kepada peserta didik
bangun kemampuan komunikasi ma-
yang lain. Untuk mendeskripsikan
tematika memerlukan adanya keter-
pemahaman terhadap kemampuan
bukaan diri untuk selalu berdiskusi
komunikasi matematik, setidaknya
atas permasalahan dalam pembelaja-
dapat dijadikan acuan beberapa hal
ran matematika yang kurang dipa-
berikut, pertama, tujuan komunikasi
hami secara baik. Pengalaman dalam
matematik. Matematika sebagai ba-
membantu memberikan solusi kepa-
hasa simbol mengandung makna
da peserta didik lainnya, merupakan
bahwa matematika bersifat universal
upaya serius setiap peserta didik da-
dan dapat dipahami oleh setiap orang
lam mentransformasi pengetahuan
kapan dan di mana saja. Setiap sim-
yang dilakukan secara terencana dan
bol mempunyai arti yang jelas, dan
komprehensif.
telah disepakati secara bersama oleh semua orang. Pengembangan bahasa dan simbol dalam matematika itu
Pembahasan
bertujuan untuk mengkomunikasikan Pemahaman tentang Komunikasi
matematika, agar peserta didik dapat
Matematika
merefleksikan dan menjelaskan pe-
Pemahaman
matematika
itu
mikiran peserta didik mengenai ide
berkorelasi positif dengan komunika-
dan hubungan matematika, memfor-
si matematikanya. Peserta didik yang
mulasi definisi matematika dan gene-
telah mempunyai kemampuan pema-
ralisasi melalui metode penemuan,
haman matematik dituntut agar ber-
menyatakan ide matematika secara
samaan pula mengiringi kemampuan
lisan dan tulisan, membawa wacana
komunikasi matematiknya. Dengan
matematika
kemampuan komunikasi matematik-
mengklarifikasi dan memperluas per-
nya, peserta didik dirangsang untuk
tanyaan terhadap matematika yang
99
dengan
pemahaman,
dipelajarinya, serta menghargai ke-
pengetahuan matematika lebih leng-
indahan dan kekuatan notasi mate-
kap ataupun strategi matematika
matika dan peranannya dalam pen-
yang lebih efektif. (3) aspek memba-
gembangan ide matematika (Sumar-
ca (reading). Proses membaca meru-
mo, 2000).
pakan kegiatan yang kompleks, ka-
Kedua, aspek-aspek komunika-
rena didalamnya terkait aspek men-
si matematika. Baroody (1993) me-
gingat, memahami, membandingkan,
ngemukakan lima aspek dalam ko-
menganalisis, serta mengorganisasi-
munikasi matematik, yaitu: (1) aspek
kan apa yang terkandung dalam ba-
representasi (representing), yang be-
caan. Dengan membaca seseorang
rarti membuat bentuk lain dari ide
bisa memahami ide-ide yang sudah
atau permasalahan, misalnya suatu
dikemukakan orang lain lewat tuli-
bentuk tabel direpresentasikan ke
san, sehingga dengan membaca ini
dalam bentuk diagram atau sebalik-
terbentuklah satu masyarakat ilmiah
nya. Representasi dapat membantu
matematis di mana antara satu ang-
peserta didik menjelaskan konsep
gota dengan anggota lain saling
atau ide dan memudahkan menda-
member dan menerima ide maupun
patkan strategi pemecahan. Selain itu
gagasan matematis. (4) aspek diskusi
dapat meningkatkan fleksibilitas da-
(discussing). Dalam suatu diskusi,
lam menjawan soal matematika. (2)
peserta didik dapat mengungkapkan
aspek mendengar (listening). Aspek
dan
ini merupakan salah satu aspek yang
pikirannya berkaitan dengan materi
sangat penting dalam diskusi. Ke-
yang sedang dipelajari. Peserta didik
mampuan
topik-topik
juga bisa menanyakan hal-hal yang
dalam diskusi akan berpengaruh pa-
tidak diketahui atau masih ragu-ragu.
da kemampuan peserta didik dalam
Beberapa kelebihan dalam diskusi
memberikan pendapat atau komen-
antara lain: dapat mempercepat pe-
tar. Mendengarkan secara hati-hati
mahaman materi pembelajaran dan
terhadap pernyataan peserta didik
kemahiran
lain dalam satu grup juga dapat
membantu peserta didik mengkon-
membantu dalam mengkonstruksi
struksi
mendengar
100
merefleksikan
pikiran-
menggunakan
pemahaman
strategi,
matematik,
menginformasikan bahwa para ahli
diperoleh dengan berbagai metode
matematika biasanya tidak meme-
solusi,
cahkan masalah sendiri-sendiri tetapi
multipel, memberikan peserta didik
membangun ide bersama pakar lain-
kesempatan menginterpretasi, justify,
nya dalam satu tim, serta membantu
dan konjektur. Dalam melaksanakan
peserta didik menganalisis dan me-
tugas-tugas tersebut, setiap peserta
mecahkan masalah secara bijaksana.
didik diberi kesempatan untuk ber-
(5) aspek menulis (writing). Menulis
kontribusi menjelaskan pemikiran
merupakan kegiatan yang dilakukan
matematik dan penalarannya terha-
dengan sadar untuk mengungkapkan
dap masalah yang berkembang di
dan merefleksikan pikiran, yang di-
kelas. Keseluruhan kegiatan tersebut,
tuangkan dalam media, baik kertas,
merupakan implementasi dari aspek-
komputer maupun media lainnya.
aspek komunikasi matematik. Ke-
Menulis adalah alat yang bermanfaat
mampuan
dari berpikir karena peserta didik
peserta didik dapat diketahui setelah
memperoleh pengalaman matematika
pemberian skor terhadap kemampuan
sebagai suatu aktifitas yang kreatif.
peserta didik dalam menjawab soal-
Dengan menulis, peserta didik men-
soal komunikasi matematik. Pembe-
transfer pengetahuan yang dimili-
rian skor kemampuan komunikasi
kinya ke dalam bentuk tulisan. Me-
matematik peserta didik didasarkan
nulis tentang konsep-konsep mate-
pada efektifitas, ketepatan, dan kete-
matika dapat menuntun peserta didik
litiannya dalam menggunakan bahasa
menemukan tingkat pemahamannya.
matematika, seperti model, simbol,
menyediakan
komunikasi
representasi
matematik
Ketiga, instrumen pengukur
tanda, dan atau representasi untuk
kemampuan komunikasi matematis.
menjelaskan operasi, konsep, dan
Disarankan bagi para pendidik, untuk
proses.
meningkatkan kemampuan komuni-
Secara ringkas dapat dikatakan,
kasi matematik peserta didik, agar
bahwa kemampuan komunikasi ma-
mengidentifikasi dan menggunakan
tematika harus dimulai dari tujuan
berbagai tugas yang berkaitan pent-
berkomunikasinya, memahami as-
ing dengan ide-ide matematik, dapat
pek-aspek berkomunikasi dan meng-
101
gunakan instrument yang mengua-
struktur matematika yang terdapat
tkan komunikasinya.
dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara
Penerapan
Pemecahan
konsep-konsep dan struktur-struktur
Masalah
matematika itu (Rahmawati, 2010).
dalam Pembelajaran Matematika Belajar adalah suatu proses
Pembelajaran pemecahan ma-
dimana organisme berubah perila-
salah tidak sama dengan pembelaja-
kunya sebagai akibat pengalaman
ran soal-soal yang telah diselesaikan
yang telah diperolehnya. Belajar me-
(solved problems). Pada pemecahan
rupakan satu faktor yang mempenga-
masalah diberikan bekal kepada pe-
ruhi dan berperan penting dalam
serta didik berbagai teknik penyele-
pembentukan pribadi dan perilaku
saian untuk menyelesaikan masalah.
individu (Gagne, 1985). Menurut
Strategi ataupun taktik untuk menye-
Anitah (2007), pembelajaran adalah
lesaikan masalah dengan cara ini dis-
suatu kegiatan yang dilakukan oleh
ebut heuristic, karena pada dasarnya
guru yang bertujuan untuk membela-
pembelajar harus dapat menemukan
jarkan peserta didik agar menjadi
sendiri (Mustofa, 2009).
pribadi yang baik. Pembelajaran juga
Belajar
pemecahan
masalah
disebut sebagai interaksi antara pe-
pada dasarnya adalah belajar meng-
serta didik dengan lingkungan se-
gunakan metode-metode ilmiah atau
hingga terjadi perubahan perilaku
berpikir secara sistematis, logis, tera-
kearah yang lebih baik.
tur, dan teliti. Tujuannya adalah un-
Ciri utama matematika adalah
tuk memperoleh kemampuan dan
penalaran deduktif, yaitu kebenaran
kecakapan kognitif untuk memecah-
suatu konsep atau pernyataan dipero-
kan masalah secara rasional, lugas
leh sebagai akibat logis dari kebena-
dan tuntas (Syah, 2008).
ran sebelumnya sehingga kaitan an-
Kemampuan pemecahan masa-
tara konsep atau pernyataan dalam
lah banyak ditunjang oleh kemam-
matematika bersifat konsisten. Pem-
puan penalaran, kemampuan dalam
belajaran matematika adalah belajar
hubungan sebab akibat. Tetapi se-
dengan konsep-konsep dan struktur-
ringkali terjadi seseorang yang ber-
102
penalaran baik, gagal dalam pemeca-
5.
Menguji hipotesis dengan cara
han masalah. Penyebabnya terletak
mencari
bukti
pada langkah-langkah yang ditempuh
menolak
kebenaran
untuk menyelesaikan suatu masalah
serta akibat yang akan terjadi.
tersebut kurang tepat (Rahmawati,
yang
dapat
hipotesis
Setiap peserta didik tentunya
2010).
pernah merasakan adanya kesulitan
Langkah-langkah yang sebaik-
dalam memahami bahkan menyele-
nya dilakukan dalam pemecahan ma-
saikan kesulitan dalam penyelesaian
salah, sebagaimana yang disarankan
matematika.
Dewey (Burhanudin, 2004), yaitu
mempunyai cara masing-masing da-
antara lain :
lam penyelesaian masalah dalam
1.
Merasakan adanya kesulitan atau
pembelajaran matematika. Yang pas-
masalah.
ti adalah bahwa kesulitan itu harus-
2.
Meletakkan kesulitan, dengan
4.
didik
pasti
dan
membatasi
lah diselesaikan solusinya, kesulitan
yang
dilakukan
itu diarahkan dengan memberikan
guna
batasan masalahnya, dan pembatasan
observasi
mengumpulkan
fakta
yang
itu diusahakan sampai batas mana
memungkinkan
ditentukannya
yang harus diselesaikan terlebih da-
masalah secara tepat. 3.
Peserta
hulu.
Mengajukan hipotesis, yang me-
Adapun untuk menyelesaikan
rupakan kemungkinan pemeca-
suatu pertanyaan yang dikategorikan
han masalah berdasarkan pada
sebagai masalah diperlukan langkah-
perkiraan atau generalisasi untuk
langkah sebagai proses pemecahan
menjelaskan fakta tentang pe-
masalah. Menurut Polya, tahapan
nyebab kesulitan yang dihadapi.
dalam proses pemecahan masalah
Secara deduktif diajukan alasan
meliputi :
dan akibat dari hipotesis yang
1.
Memahami masalah. Dalam hal
dirumuskan, yakni jika hipotesis
ini, pemecah masalah harus me-
yang
benar,
ngetahui apa yang diketahui dan
maka akan muncul suatu akibat
apa yang ditanyakan, antara lain
tertentu.
adalah: (1) apakah kita menge-
dirumuskan
itu
103
tahui arti semua kata yang di-
3.
gunakan? Jika tidak carilah di
dengan yang telah direncanakan.
indeks,
(2)
Dalam melaksanakan rencana
apakah kita mengetahui yang
yang tertuang pada langkah
dicari atau ditanya? (3) apakah
kedua, kita harus memeriksa tiap
kita mampu menyajikan masalah
langkah
dengan menggunakan kata-kata
menuliskannya
sendiri? Apakah masalah dapat
untuk memastikan bahwa tiap
disajikan dengan cara lain? (4)
langkah sudah benar. Kadang
apakah kita dapat menggambar
sebuah
sesuatu yang dapat digunakan
cukup.
kamus,
definisi.
sebagai bantuan? (5) apakah in-
2.
Menyelesaikan masalah sesuai
4.
Periksalah
dalam
rencana secara
persamaan
detail
tidaklah
kembali, Lihatlah
dan
kritisi
formasi cukup untuk menyele-
hasilnya.
kelemahan
sai-kan masalah? (6) apakah in-
dari solusi yang didapatkan.
formasi berlebihan? dan (7)
Yang disarankan oleh Polya
apakah ada yang perlu dicari
adalah upaya menyelesaikan masalah
sebelum mencari jawaban dari
itu haruslah dimulai dari paham ter-
masalah?
hadap permasalahan yang dihadapi,
Merencanakan cara penyelesai-
masalah yang ada dirancang dalam
an. Pada proses ini janganlah
perencanaan menyelesaikan masa-
ragu-ragu untuk mencoba salah
lahnya, tidak cukup hanya merenca-
satu dari strategi untuk di-
nakan tetapi harus dilakukan tinda-
gunakan dalam menyelesaikan
kan menyelesaikan masalah, dan se-
masalah yang dihadapi, dan pada
bagai langkah akhirnya haruslah di-
umumnya strategi yang berhasil
upayakan pemeriksaan ulang, bahka
ditemukan setelah beberapa kali
dikritisi dimana letak kelemahan-
mencoba strategi yang pernah
kelemahan yang sudah ditemukan.
gagal. Kegagalan adalah satu langkah awal untuk mencapai
Hasil-Hasil Penelitian Komunikasi
tujuan
dan Pemecahan Masalah Matema-
dalam
pemecahan
masalah.
tika
104
Beberapa temuan
penelitian
rendah (73,67) dan kelas kontrol
kemampuan
(55,33), kelas eksperimen kategori
komunikasi matematika dan kemam-
sedang (80,29) dan kelas kontrol
puan pemecahan masalah matemati-
(62,10), kelas eksperimen kategori
ka itu dapat meningkatkan prestasi
tinggi (91,60) dan kelas kontrolnya
hasil belajar, antara lain : Pertama,
(77,83). Artinya berdasarkan rata-
penelitian
Hadi
rata total kemampuan komunikasi
(2010). Hasilnya adalah sebelum me-
matematik kelas eksperimen lebih
lakukan analisa data hasil tes ke-
tinggi (80,72) dari pada kelas control
mampuan komunikasi matematika
(64,05).
menunjukkan
bahwa
yang
dilakukan
setelah dilakukan pengelompokan
Temuan ketiga adalah hasil uji
peserta didik berdasarkan kategori
statistik dengan menggunakan Anova
kemampuan matematika atau nilai
dua jalur, dapat dirangkum data ke-
ujian akhir semester (UAS) menjadi
mampuan komunikasi matematika
tiga kategori yaitu kemampuan ting-
peserta didik bahwa terdapat perbe-
gi, sedang dan rendah. Nilai rata-rata
daan kemampuan komunikasi mate-
dan simpangan baku UAS peserta
matika antara kelas eksperimen den-
didik sebelum diberikan perlakuan
gan kelas kontrolnya, terdapat perbe-
antara kelas eksperimen dan kelas
daan pula kemampuan komunikasi
kontrol, hasilnya menunjukkan bah-
matematika yang signifikan antara
wa kemampuan komunikasi matema-
peserta didik yang dikelompokkan
tiknya berdasarkan rata-rata : kelas
berdasarkan tingkat kemampuannya.
eksperimen lebih tinggi dari pada
Sedangkan pada rata-rata kemam-
kelas kontrol, dan simpangan ba-
puan komunikasi matematika peserta
kunya kelas kontrol lebih tinggi dari
didik kelompok bawah kelas ekspe-
kelas eksperimen.
rimen dan rata-rata kemampuan ko-
Temuan kedua adalah skor
munikasi matematika kelompok ten-
kemampuan komunikasi matematika
gah di kelas kontrol tidak ada perbe-
berdasarkan
daannya.
kategori
kemampuan
matematika dan pembelajarannya.
Kedua, penelitian yang dilaku-
Rata-rata kelas eksperimen kategori
kan oleh Rosyana (2010). Hasil ke-
105
mampuan pemecahan masalah ma-
kurang. Hal lain dapat dilihat hasil
tematikanya, berdasarkan penerapan
tes yang telah dikerjakan. Meskipun
teknik Polya, terdapat empat langkah
dalam hal penyelesaian masalah,
dalam pemecahan masalah, yaitu pa-
hanya sebagian saja yang berdasar-
da langkah pertama memahami ma-
kan rencana penyelesaian, selebihnya
salah, keseleruhan hasil jawaban tes
mahasiswa menyelesaian masalah
mahasiswa rata-rata 62,35 %, hal ini
berdasarkan
mengindikasikan
terhadap materi yang telah diberikan
bahwa
rata-rata
kemampuan mahasiswa dalam memahami
masalah
adalah
pada
pemahamannya
sebelumnya.
cukup.
Langkah terakhirnya
adalah
Langkah kedua, yaitu merencanakan
mengkritisi atau melihat kembali so-
penyelesaian masalah. Dari keselu-
lusi yang telah di dapat, rata-ratanya
ruhan jawaban tes mahasiswa rata-
sebesar 16,56 %, hal ini menunjuk-
rata dapat diketahui sebesar 16,82 %,
kan bahwa kemampuan mahasiswa
hal ini menunjukkan bahwa kemam-
masih kurang. Mahasiswa cenderung
puan mahasiswa dalam merencana-
tidak mengkritisi kembali solusi
kan masalah adalah kurang sekali.
yang telah di dapat dari penyelesaian
Mahasiswa cenderung hanya melihat
masalah yang telah di dapat. Seba-
soal dan mencoba memahami masa-
gian mahasiswa menyatakan keterba-
lah tanpa membuat rencana penyele-
tasan waktu sebagai kendala, namun
saian. Dominan mereka menerang-
sebagian menyatakan keyakinannya
kan bahwa dalam mengerjakan soal
terhadap solusi yang telah di dapat,
hanya melihat soal tersebut masuk
sehingga merasa tidak perlu melaku-
dalam kategori materi kuliah apa dan
kan kritisi kembali.
selanjutnya langsung mengerjakan.
Temuan penelitian Rosyana
Dalam langkah ketiga, yaitu
lainnya adalah mahasiswa cenderung
menyelesaikan masalah. Rata-rata
mengabaikan materi atau pengeta-
kemampuan mahasiswa adalah sebe-
huan yang telah diterima sebelum-
sar 53,94 %, hal ini menunjukkan
nya. Dalam pemecahan masalah di-
bahwa kemampuan mahasiswa da-
harapkan mahasiswa mampu meng-
lam pemecahan masalah rata-rata
gunakan langkah-langkah pemeca-
106
han masalah secara tepat, sehingga
tergolong cukup baik dalam pemeca-
nantinya diperoleh solusi yang sesuai
han masalah matematika.
dengan masalah matematika yang
Temuan lainnya adalah ditinjau
dihadapi. Realitasnya dapat dilihat
dari hasil wawancara, proses penye-
bahwa mahasiswa cenderung kurang
lesaian masalah dengan kompetensi
memperhatikan
langkah-langkah
berpikir kritis dan kreatif diperoleh
yang harus ditempuh dalam proses
hasil, bahwa kebanyakan peserta di-
penyelesaian masalah. Oleh karena
dik menyelesaikan masalah dengan
itu, peneliti beranggapan bahwa per-
cara: (1) mencari soal yang paling
lu adanya penyesuaian waktu pe-
mudah terlebih dahulu kemudian be-
ngerjaan dan soal yang diberikan
ranjak ke soal yang tingkat kesuli-
oleh pengajar kepada mahasiswa.
tannya lebih tinggi. (2) membaca
Sehingga nantinya dalam proses pe-
dengan cermat terlebih dahulu soal
mecahan suatu masalah akan dipero-
yang diberikan. (3) setelah membaca
leh hasil yang maksimal.
soal maka ditulis terlebih dahulu apa
Ketiga, penelitian yang dilaku-
yang diketahui, ditanya. (4) meng-
kan Rahmawati (2010), di SMP Ne-
gambar sesuatu terlebih dahulu apa
geri 2 Malang. Hasil penelitiannya
yang diketahui agar lebih jelas. (5) di
menunjukkan bahwa dalam proses
jawab secara terstruktur dengan cara
penyelesaian masalah matematika
yang diajarkan oleh guru atau sesuai
ditemukan tergolong kategori cukup
dengan buku panduan. (6) jika men-
baik dengan prosentase 64 % dengan
galami kesulitan dalam mengerjakan
tahapan-tahapan penyelesaian masa-
soal maka mereka cenderung men-
lah melalui: (a) memahami masalah
jawab sesuai dengan kemampuan
98 %, (b) merencanakan pemecahan
yang dimiliki.
masalah 74 %. (c) menyelesaian ma-
Ringkasan ketiga hasil peneli-
salah 46 %. (d) memeriksa kembali
tian diatas, menunjukkan bahwa ke-
40 %. Dari hasil kompetensi berpikir
mampuan komunikasi matematika
kritis, kompetensi berpikir kreatif,
dan penyelesaian masalah matemati-
dan proses penyelesaian masalah pe-
ka, merupakan dua kompetensi yang
serta didik di SMP Negeri 2 Malang
harus dibangun dan ditumbuhkem-
107
bangkan dalam rangka meningkatkan
(representing), yang berarti membuat
peran-peran
pembelajaran.
bentuk lain dari ide atau permasala-
Agar peserta didik tidak terhambat
han. (2) aspek mendengar (listening).
dalam proses pembelajarannya, ko-
Kemampuan mendengar topik-topik
munikasi dan pemecahan masalah
dalam diskusi akan berpengaruh pa-
matematikanya terus dilatih melalui
da kemampuan peserta didik dalam
tahapan yang telah disarankan diatas.
memberikan pendapat atau komen-
dalam
tar. (3) aspek membaca (reading). Dengan membaca seseorang bisa
Kesimpulan
memahami ide-ide yang sudah dikeBerdasarkan rumusan masalah
mukakan orang lain lewat tulisan,
dan pembahasan yang telah dikemu-
sehingga dengan membaca ini ter-
kakan sebelumnya, kesimpulan yang
bentuklah satu masyarakat ilmiah
dapat dikemukakan di sini adalah:
matematis. (4) aspek diskusi (dis-
untuk mendeskripsikan pemahaman
cussing). Dalam suatu diskusi, peser-
matematik itu dengan komunikasi
ta didik dapat mengungkapkan dan
matematik, peserta didik di tuntut
merefleksikan
agar bersamaan pula mengiringi ke-
berkaitan dengan materi yang sedang
mampuan komunikasi matematiknya.
dipelajari. (5) aspek menulis (writ-
Untuk mendeskripsikan pemahaman
ing). Dengan menulis, peserta didik
terhadap
komunikasi
mentransfer pengetahuan yang dimi-
matematik, setidaknya dapat dijadi-
likinya ke dalam bentuk tulisan. Me-
kan acuan beberapa hal berikut: Per-
nulis tentang konsep-konsep mate-
tama, tujuan komunikasi matematik.
matika dapat menuntun peserta didik
Matematika sebagai bahasa simbol
menemukan tingkat pemahamannya.
kemampuan
pikiran-pikirannya
mengandung makna bahwa matema-
Ketiga, memahami instrumen
tika bersifat universal dan dapat di-
sebagai pengukur kemampuan ko-
pahami oleh setiap orang kapan dan
munikasi matematis. Pemberian skor
di mana saja. Kedua, aspek-aspek
kemampuan komunikasi matematik
komunikasi matematika. Yang terdi-
peserta didik didasarkan pada efekti-
ri
fitas, ketepatan, dan ketelitiannya
dari
(1)
aspek
representasi
108
dalam menggunakan bahasa matema-
sebagai masalah diperlukan langkah-
tika, seperti model, simbol, tanda,
langkah sebagai proses pemecahan
dan atau representasi untuk menje-
masalah itu sendiri, yaitu: (1) Me-
laskan operasi, konsep, dan proses .
mahami masalah. Dalam hal ini, pe-
Sedangkan kesimpulan kedua
mecah masalah harus mengetahui
dari rumusan masalah yang diajukan
apa yang diketahui dan apa yang di-
adalah:
langkah-
tanyakan. (2) Merencanakan cara
langkah awal pemecahan masalah,
penyelesaian. Proses ini janganlah
yang dapat dilakukan yaitu: (1) Me-
ragu-ragu untuk mencoba salah satu
rasakan adanya kesulitan atau masa-
dari strategi untuk digunakan dalam
lah. (2) Meletakkan dan membatasi
menyelesaikan masalah yang diha-
kesulitan, yang dilakukan dengan
dapi. (3) Menyelesaikan masalah se-
observasi guna mengumpulkan fakta
suai dengan yang telah direncanakan,
yang memungkinkan ditentukannya
yaitu kita harus memeriksa tiap lang-
masalah secara tepat. (3) Mengaju-
kah dalam rencana dan menuliskan-
kan hipotesis, yang merupakan ke-
nya secara detail untuk memastikan
mungkinan pemecahan masalah ber-
bahwa tiap langkah sudah benar. (4)
dasarkan pada perkiraan atau genera-
Periksalah kembali, kritisi hasilnya.
lisasi untuk menjelaskan fakta ten-
Lihatlah kelemahan dari solusi yang
tang penyebab kesulitan yang diha-
didapatkan.
Pertama,
pada
dapi. (4) Secara deduktif diajukan
Dari beberapa simpulan diatas,
alasan dan akibat dari hipotesis yang
sebagai saran bagi peserta didik atau
dirumuskan, yakni jika hipotesis
para pembelajar matematika, hen-
yang dirumuskan itu benar, maka
daknya terus mengembangkan ke-
akan muncul suatu akibat tertentu.
mampuan
(5) Menguji hipotesis dengan cara
kanya melalui upaya memahami ma-
mencari bukti yang dapat menolak
salah-masalah yang ada dalam ma-
kebenaran hipotesis serta akibat yang
tematika, terus mengasah kemam-
akan terjadi.
puan menyelesaikan masalah dalam
Adapun untuk menyelesaikan
komunikasi
pembelajaran
suatu pertanyaan yang dikategorikan
matemati-
matematika
dengan
membuat perencanaan yang baik dan
109
Polya, G. (1973). How to Solve It : A New Aspec of Mathematical Method. New Jersey : Princeton University Press.
dilaksanakan sesuai rencana serta diakhiri dengan pemeriksaan secara cermat dan kritis agar solusi-solusi
Rahmawati, T.D., (2010). Kompetensi Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pemecahan Masalah Matematika. UMM : Jurnal Pendidikan Matematika.
yang diberikan benar.
Daftar Pustaka
Rosyana, R.T., (2010). Kemampuan Pembuktian dan Pemecahan Masalah Matematika Mahasiswa semester akhir Program Studi Pendidikan Matematika UMM. Jurnal Pendidikan Matematika.
Anitah, S.W. dkk (2007). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : UT. Burhanudin, Salam (2004). Cara Belajar yang Sesuai di Perguruan Tinggi. Jakarta : Rineka Cipta. Hadi, Syaiful, (2010). Analisis kemampuan komunikasi matematika melalui model Think Talk Write (TTW) peserta didik SMPN 1 Manyar Gresik. UMM : Jurnal Pendidikan Matematika.
Ruseffendi, E.T. (2005). Dasardasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-eksakta lainnya. Bandung : PT. Tarsito. Sumarmo, U., Dedi, E., dan Rahmat. (2005). Suatu Alternatif Pengajaran Untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah Matematika Pada Guru dan Siswa SMA. Laporan Hasil Penelitian FPMIPA IKIP Bandung.
Izzati, N dan Suryadi, D. (2010). Komunikasi Matematik dan Pendidikan Matematika Realistik. Makalah disampaikan dalam seminar nasional matematika dan pendidikan matematika, pada tanggal 27 Nopember 2010, di Yogyakarta.
Sunarto, (2001). Metodologi Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif). Surabaya : Unesa Press.
Mustofa, Ahmad, (2009). Strategi Pemecahan Masalah Matematika. http//kangguru.wordpress.com, diakses pada September 2009.
Syah, Muhibbin, (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
NCTM, (2000). Principle and Standards for School Mathematics. Tersedia : http://mgmpmatoi.blogspot.co m. Diakses : 20 Desember 2014.
Walle, Van de., (2008). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah : Pengembangan Pengajaran Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
110