KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN PENYULUHAN DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Alamsyah Nugraha NIM: 109051000033
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2014 M
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN PENYULUHAN DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Alamsyah Nugraha NIM: 109051000033
Di bawah Bimbingan
Rachmat Baihaky M.A. NIP197611292009121001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul “KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN PENYULUHAN DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Januari 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I.) pada Konsentrasi Jurnalistik, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 15 Januari 2014
Sidang Munaqasyah Ketua merangkap anggota,
Sekretaris merangkap anggota,
Rachmat Baihaky, MA NIP 197611292009121001
Umi Musyarofah, M. AG NIP 197108161997032002 Anggota,
Penguji I
Penguji II
Nasichah, MA NIP 196711261996032001
Ade Masturi, MA NIP 197506062007101001 Pembimbing
Rachmat Baihaky, MA NIP 197611292009121001
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Januari 2014
Alamsyah Nugraha
ABSTRAK Nama : Alamsyah Nugraha NIM : 109051000033 KOMUNIKIASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN PENYULUHAN DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA Juvenile delinquency atau kenakalan remaja atau pun siswa muncul sebagai masalah sosial yang semakin meningkat pada zaman ini, baik yang terdapat di negara-negara dunia ketiga yang baru merdeka maupun di negara berkembang bahkan di negaranegara yang sudah maju. Kenakalan anak-anak remaja ini teristimewa sekali erat kaitannya dengan modernisasi, industrialisasi, urbanisasi, taraf kesejahteraan dan kemakmuran. Usaha adaptasi atau penyesuaian diri terhadap masyarakat modern saat ini sangat kompleks sehingga menjadi tidak mudah. Oleh karena itu, proses penyampaian pesan komunikasi antar pribadi antara guru Bimbingan Penyuluhan dengan siswa sangat diperlukan di setiap sekolah, baik negeri maupun swasta. Pentingnya komunikasi yang dibangun oleh guru dengan siswa akan mempengaruhi untuk mengurangi tingkat kenakalan pada remaja. Itulah sebabnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang terjalin antara guru bimbingan penyuluhan dengan siswa berkaitan dengan proses penyampaian pesan komunikasi antar pribadi guru BP dengan siswa dan Seberapa efektif komunikasi antar pibadi yang dilakukan oleh guru kepada siswa. teori yang digunakan adalah A-B-X Newcomb dalam buku Onong Uchana Effendy yang menyangkut antara komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi antar pribadi. Alat pengumpul data yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Alat pengumpul data ini juga menggunakan alat pengumpul data dengan observasi dan wawancara terhadap dua guru bimbingan penyuluhan dan 10 siswa secara mendalam guna mendapatkan data yang akurat. Hasil dari penelitian ini adalah proses penyampaian pesan komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh guru BP terhadap siswa berjalan dengan efektif karena siswa tidak merasa malu jika dekat dengan guru BP dan tidak segan untuk menceritakan masalah pribadi. Pemberian motivasi dan hukuman yang diberikan oleh guru dan sekolah membuahkan hasil yang baik sehingga siswa merasa jera dan tidak mengulangi lagi dan diterima oleh siswa. Karena siswa mendapatkan manfaat dari adanya bimbingan penyuluhan, peraturan, dan hukuman yang ada didalam sekolah. Pemberian motivasi yang dilakukan guru BP secara perlahan dapat merubah sikap, pola pikir dan kenakalan remaja disekolah. Dengan begitu guru BP mampu mengurangi tingkat kenakalam remaja atau siswa dari dalam sekolah. setiap siswa merasakan manfaat yang berbeda dari adanya bimbingan penyuluhan di dalam sekolah dan permasalahan dapat diselesaikan dengan baik Keyword: komunikasi antar pribadi, guru BP(bimbingan peyuluhan), kenakalan remaja.
i
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut kita lantunkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Agung yang dengan limpahan anugerah dan nikmat yang tak terukur kepada kami selaku peneliti, sehingga dapat memulai dan menyelesaikan penelitian ini. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Amien. Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang melekat pada diri peneliti, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun Alhamdulillah dengan keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini. Hal ini tidak terwujud sendirinya melainkan karena dukungan dan bantuan dari banyak pihak baik moril maupun materi, sehingga banyak ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada: 1. Keluarga tercinta, Ayahanda tercinta Agus Hidayat S. KOM, ibunda tercinta Sulihati, serta kakak tercinta Zaura Silvyana beserta suaminya Ahmad Awliya dan adik tersayang Lazuardi Muhammad. Begitupun keluarga Besar Nenek Mas’ain, sepupu-sepupu, OM-OM dan TanteTante dan juga kekasih tercinta Asih Setya Waryani. Yang telah memberikan dukungan berupa materi dan motivasi serta do’a yang tulus dan menjadi motivasi bagi peneliti. 2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Pembantu Dekan Bid. Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan Bid. Adm. Umum Drs. Mahmud Jalal MA, Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan Drs. Studi Rijal LK, MA;
ii
3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Rachmat Baihaky M.A. yang telah memberikan sarana dan prasarana yang baik selama peneliti berada di kampus ini; 4. Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi Musyarofah,
M.
AG
yang
telah
membantu
peneliti
dalam
menyelesaikan nilai akademis di kampus tercinta ini; 5. Bapak Rachmat Baihaky M.A. selaku Pembimbing yang telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik; 6. Bapak, Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah memberikan wawasan ke-ilmuan, mendidik dan mengarahkan peneliti selama peneliti berada pada masa kuliah; 7. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam mencari berbagai literature yang menunjang untuk skripsi ini; 8. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam mencari berbagai literature yang menunjang untuk skripsi ini; 9. Sahabat-sahabat KPI A angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan dan ikatan persahabatan serta keluarga kecil selama peneliti berada di masa kuliah, kebahagiaan serta keakraban yang tidak akan terlupakan. Khususnya ketua kelas selama perkuliahan saudara Muhammad
Rifai,
teman
seperjungan
iii
dan
juga
seperjanjian
Muhammad Anwar. Tidak mengurangi rasa hormat kepada seluruh teman-teman yang tidak saya sebutkan satu persatu namanya. 10. Serta pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi Rasa Hormat dan Ucapan Terima kasih kepada mereka semua.
Peneliti merasa perlu memberikan ucapan terima kasih yang sebanyakbanyaknya kepada mereka yang telah peneliti sebutkan di atas, berkat dukungan, semangat, serta do’a yang tulus kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Tentu saja skripsi ini jauh dari nilai kesempurnaan, namun besar harapan peneliti bahwa skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca. Amien
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i KATA PENGANTAR .............................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................. v BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 9 D. Tinjauan Pustaka .................................................................. 10 E. Metodologi Penelitian ........................................................... 10 F. Sistematika Penulisan ........................................................... 13
BAB II
LANDASAN TEORI A. Komunikasi Antarpribadi ..................................................... 15 1. Komunikasi Antarpribadi .............................................. 15 2. Bentuk Penyampaian Pesan Komunikasi Antarpribadi. ................................................................. 26 3. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi ........................... 28 4. Teori A-B-X Newcomb................................................. 33 5. Kenakalan Remaja ........................................................ 35
BAB III
GAMBARAN UMUM SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA A. Profil SMK Bunda Kandung ................................................ 43
v
B. Visi dan Misi ........................................................................ 47 C. Struktur OrganisasiSekolah .................................................. 49 D. Program Keahlian ................................................................. 52 E. Perusahaan Pendukung ......................................................... 52 F. Gedung Teori ........................................................................ 53 G. Gedung Biro Praktek ............................................................ 54
BAB IV HASIL ANALISIS DATA LAPANGAN SMK BUNDA KANDUNG A. Identifikasi Informan ............................................................ 56 B. Bentuk Penyampaian Pesan Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Dengan Siswa Dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Remaja ................................................. 61 C. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Penyuluhan dengan Siswa Dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Remaja................................................. 66
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................... 79 B. Saran ..................................................................................... 81
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari makhluk lainnya, oleh karenanya manusia disebut sebagai mahkluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentu saja manusia pun tidak bisa lepas dari proses komunikasi dalam kehidupan sehari-harinya. Komunikasi merupakan sarana yang utama dalam kehidupan makhluk sosial. Tak ada seorang pun yang dapat menarik diri dari proses komunikasi baik dalam fungsinya maupun dalam praktiknya. Komunikasi terjadi dimana saja seperti di rumah, sekolah, kantor, rumah sakit serta disemua tempat yang terjadi sosialisasi. Artinya hampir
seluruh
kegiatan manusia selalu beriringan dengan komunikasi. Banyak para ahli menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.1 Komunikasi merupakan kegiatan menyampaikan informasi. Komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin Communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama makna. Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and Function of Communication in Society mengatakan bahwa cara baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?.
1
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Utama, 2007), hal.1
1
2
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu : (1) Komunikator (siapa yang mengatakan), (2) Pesan (mengatakan apa?), (3) Media (melalui channel/media apa?), (4) Komunikan (kepada siapa?), (5) Efek (dengan dampak/efek apa?). Jadi, berdasarkan pendapat Lasswell di atas, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.2 Evertt M. Rogers yang dikutip oleh Suranto mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.3 Proses penyampaian komunikasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi langsung dapat dilakukan secara langsung seperti
2
Harold Dwight Lasswell, (1948), The Structure and Function of Communication in Society, (New York : Institues for Religius and Social Studies Jewish Theological Seminary of America, 1972), 37. 3 Suranto, Komunikasi Perkantoran, (Yogyakarta : Media Wacana, 2005). Hal. 11
3
berbicara dengan lawan bicara. Komunikasi langsung bersifat efektif untuk mengetahui tanggapan lawan bicara kita. Selain itu, komunikasi tidak langsung biasanya dapat berkomunikasi melalui surat menyurat, sms, dan e-mail. Komunikasi seperti itu bersifat komunikasi tidak langsung. Komunikasi tidak langsung memang efisien namun ada baiknya jika komunikasi berlangsung secara langsung akan dapat diketahui secara jelas timbal balik dari lawan bicara, sehingga resiko salam paham dapat dihindari atau dikurangi. Seperti telah disebutkan diatas komunikasi pun merupakan proses penyampaian pesan dari sumber pertama kepada penerima melalui sarana atau media dengan maksud agar terjadinya perubahan pada diri orang yang menerima pesan
tersbut.
Komunikasi
terdiri
dari
beberapa
komponen-komponen.
diantaranya ada komunikator, pesan, saluran, komunikan dan efek atau pengaruh. Selain itu, komponen yang turut mendukung untuk menentukan berhasil tidaknya suatu komunikasi adalah tanggapan timbal balik dari komunikan serta gangguan yang terkait di antara keduanya. Komunikasi interpersonal merupakan salah satu komunikasi yang berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Karena komunikasi interpersonal merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang atau pun lebih secara terorganisasi, ataupun pada kerumunan orang.4 Kegiatan khusus yang terjadi pada komunikasi interpersonal ini yaitu komunikasi yang hanya melibatkan dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan
4
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1993) hal.4
4
masing-masing pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik reaksi secara verbal maupun nonverbal. Setiap individu memiliki pemahaman dalam bertindak dan memiliki makna pribadi pada setiap hubungan dimana individu terlibat. Komunikasi antar pribadi memberikan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Dalam sudut pandang psikologis komunikasi antar pribadi merupakan kegiatan yang di dalamnya terlibat dua orang atau lebih yang memiliki tingkat kesamaan tertentu, baik laki-laki maupun perempuan. Masing-masing individu tersebut sama-sama memperluas diri pribadi ke dalam tindakan komunikasi melalui perasaan, pemikiran, keyakinan, atau dengan kata lain melalui proses psikologi mereka. Selain itu aspek komunikasi jika dipandang dalam sudut psikologis adalah mengenai asumsi bahwa pada diri pribadi individu terletak dalam diri individu dan tidak mungkin untuk diamati secara langsung melainkan harus adanya faktor pendukung lainnya. Artinya dalam proses komunikasi antar pribadi pengamatan terhadap sesorang individu dilakukan melalui perilakunya dengan mendasarkan pada persepsi orang lain dalam hal ini pengamat atau orang lain. Dalam hal aspek psikologi, komunikasi mencakup pengamatan pada dua dimensi, yaitu internal dan eksternal. Fungsi psikologi dari komunikasi ialah untuk memberikan arti atau tanda-tanda melalui perilaku atau tindakan yang nantinya dapat diamati. Proses interpretasi pada masing-masing individu berbeda dari yang satu terhapad yang lainnya. Karena setiap individu memiliki
5
kepribadian yang berbeda-beda yang terbentuk karena pengalaman yang berbeda pula. Komunikasi antar pribadi berfungsi untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain. Karena pada komunikasi ini kita menggunakan kelima alat indera untuk mempertinggi daya tarik pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan. Fungsi komunikasi antar pribadi tidak saja berbatas pada pertukaran informasi atau pesan saja, tetapi merupakan kegiatan individu dan kelompok dalam hal tukar menukar data, fakta dan ide agar komunikasi dapat belangsung secara efektif fan informasi yang diasampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik. Salah satu tempat dimana pengaplikasian komunikasi antar pribadi dapat dilaksanakan adalah disekolah. Sekolah merupakan tempat lembaga organisasi yang bertujuan meningkatkan pengetahuan yang tidak terlepas dari prestasi belajar seorang individu dalam hal ini siswa. Prestasi belajar pun harus disertai dengan etika dan moral yang sesuai, yang akhirnya dapat menumbuhkan kedisiplanan dalam diri siswa. Kegiatan belajar dan mengajar yang berlangsung di sekolah merupakan proses transformasi pesan edukatif dari guru sebagai komunikator kepada siswa sebagai komunikan berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan
6
demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, sekolah membutuhkan guru yang berkompeten dalam hal mengajar dan mendidik, yang inovatif, kreatif dan cukup waktu menekuni tugas profesionalnya, yang dapat menjaga wibawa dihadapan siswanya. Dapat dikatakan bahwa guru merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah, artinya segala kebijakan rencana inovasi gagasan pendidikan yang ditetapkan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan Nasional, yang pada akhirnya mutu pelaksanaan terletak ditangan guru. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling nyata terjadi dilapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang pada akhirnya akan menjadi berupa sumber daya manusia. Proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah tentunya tidak terlepas pada proses komunikasi, dimana komunikasi yang penulis angkat adalah komunikasi antar pribadi antara guru dan murid di sekolah. Pelajar atau siswa adalah seseorang yang sedang menginjak usia remaja, yang merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa. Diusia remaja biasanya timbul gejolak jiwa dalam diri siswa, keragu-raguan yang dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan
7
dalam belajar, dalam kehidupan sosial, dan dalam diri siswa sendiri. Kesulitankesulitan yang menghampiri siswa biasanya akan mengakibatkan siswa merasa gelisah yang akhirnya akan mengganggu konsentrasi belajar. Permasalahan ini yang menjadikan tugas tenaga pengajar atau guru menjadi lebih berat, karena guru harus menghadapi berbagai perbedaan sifat dan sikap secara individual pada diri siswa. Siswa
yang
sedang
mengalami
pergejolakan
di
dalam
dirinya
membutuhkan tempat untuk berbagi cerita dan tempat untuk bersandar. Kebanyakan siswa yang tidak terpenuhi kasih sayangnya maka akan mencari tempat dimana siswa tersebut akan diberikan kasih sayang, tidak jarang malah siswa tersebut melakukan hal-hal yang melanggar aturan di dalam sekolah karena tidak mendapat kasih sayang di rumahnya. Komunikasi yang di dalam suatu keluarga tidak terjalin efektif akan menimbulkan efek yang tidak baik untuk anak atau siswa. Efek yang berkepanjangan akan membuat anak atau siswa tersebut mencari perhatian untuk mendapatkan kasih sayang. pada akhirnya siswa membutuhkan tempat untuk bercerita dan bersandar didalam sekolah. Syarat utama terjadinya komunikasi adalah adanya interaksi antara komuniator (guru) dengan komunikan (murid/siswa). Karena komunikasi merupakan proses penyampaian pesan atau pemindahan informasi untuk mencapai tujuan yang diharapkann komunikator. Dengan komunikasi antar pribadi secara persuasif dan efektif antara guru terhadap siswanya diharapkan dapat membantu dan memotivasi siswa untuk lebih giat lagi belajar, karena dengan komunikasi antar pribadi yang berjalan dengan baik, maka akan membuat
8
siswa lebih komunikatif dan mau belajar lebih giat sehingga rencana dan tujuan dari sekolah akan tercapai yakni menciptakan siswa yang bermutu. Untuk itu penulis mengangkat dalam bentuk penelitian yang berjudul “KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN PENYULUHAN DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA” B. Batasan dan Rumusan Masalah Seiring dengan luasnya latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulis membatasi pada komunikasi antarpribadi yang terjadi antara Guru Bimbingan Penyuluhan dengan Siswa kelas XII dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa di SMK BUNDA KANDUNG Jakarta Selatan. Adapun rumusan masalah yang peniliti akan bahas yaitu : 1.
Bagaimana bentuk penyampaian pesan Komunikasi Antarpribadi antara guru bimbingan penyuluhan dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja di SMK BUNDA KANDUNG Jakarta?
2.
Bagaimana
Efektifitas
komunikasi
Antarpribadi
guru
Bimbingan
Penyuluhan dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja di SMK BUNDA KANDUNG Jakarta?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyampaian pesan komunikasi Antarpribadi guru bimbingan penyuluhan dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja. b. Bagaimana efektifitas komunikasi Antarpribadi guru bimbingan penyuluhan dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja di SMK BUNDA KANDUNG.
2.
Manfaat Penelitian a. Sebagai usaha untuk memperdalam pengetahuan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan profesi sebagai bidang garapan penulis dan merupakan bahan acuan serta perbandingan bagi studi dalam usaha mengembangkan keilmuan yang sesuai bidangnya. b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan dokumentasi ilmiah, dan dalam rangka meningkatkan sebuah andil khusus para pengajar dalam memberikan pendidikan. Maka skripsi ini diharapkan mampu memberikan eveluasi terhadap seluruh aktifitas pendidikan tentang hal mana yang harus dapat dipertahankan atau dapat diperbaiki sehingga keberadaan pengajar di SMK BUNDA KANDUNG Jakarta dapat lebih meningkat lagi dengan baik dan sempurna.
10
D. Tinjauan Pustaka Berdasarkan dengan penemuan sebelumnya penulisn mendapatkan informasi maupun data yang berdasarkan buku, internet, jurnal, artikel serta hasil temuan terdahulu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Rosalina Tahun 2009 dengan Judul Pola Komunikasi Guru dan Murid pada Lembaga Bimbingan Belajar Bintang Pelajar dan Hari Styioko Tahun 2011 dengan judul Komunikasi antara guru dan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa di SMA-N 74 Jakarta.
E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif biasanya
tidak
dimaksudkan
untuk
memberikan
penjelasan-penjelasan
(explanation), mengontrol gejala-gejala, mengemukakan prediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan/atau pemahaman (understanding), mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau
realitas itu terjadi.5 Penelitian kualitatif tidak hanya sekedar
menjelaskan tentang sebuah fenomena saja, tetapi yang terpenting adalah
5
Cet.I, 35.
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta:PT.LkiS Pelangi Aksara, 2007),
11
menjelaskan makna dari fenomena yang muncul, bahkan menjelaskan metamaknawi yakni makna di balik makna.6 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi dan wawancara mendalam. Penelitian dengan metode pengamatan atau observasi (observation research) biasanya dilakukan untuk melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultural masyarakat.7 Pawito menyebutkan terdapat dua jenis metode pengamatan atau observasi, yaitu (a) observasi dengan ikut terlibat dalam kegiatan komunitas yang diteliti (participant observation), dan (b) observasi tidak terlibat (nonparticipant observation). Penulis menggunakan jenis yang kedua, karena penulis ikut ambil bagian dalam sampai tingkat tertentu dalam kegiatan atau proses-proses penting dalam melakukan pengamatan. Teknik selanjutnya wawancara mendalam, wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.8 Metode wawancara mendalam sama halnya seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Dalam hal kegiatan mewawancarai peneliti turut 6
Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, (Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, 2007), 43-56. 7 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta:PT.LkiS Pelangi Aksara, 2007), hal. 111. 8 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 108.
12
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan kajian lapangan menentukan skala sikap dari remaja.9 3. Penentuan Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil sampel di sekolah SMK BUNDA KANDUNG Jakarta dengan kriteria Subjek sebagai berikut : (1) Remaja laki-laki 9 siswa dan remaja perempuan 1 siswi. (2) Bersekolah di tempat penulis melakukan penelitian. (3) beragama Islam. (4) Remaja laki-laki dan perempuan yang pernah melakukan tindakan tawuran antar sekolah. 4. Lokasi Penelitian Penentuan lokasi dalam penelitian komunikasi antara guru dan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa, peneliti mengadakan penelitian di sekolah SMK Bunda Kandung Jakarta. Gedung Teori : Jl. Palapa Raya No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan, telp. 7805248 Biro Praktek : Jl. Tanjung Barat Selatan N0. 1 Lenteng Agung, Jakarta Selatan, telp. 7800725 5. Teknik Analisis Data Teknik analisis data untuk mencapai tujuan analisis data kualitatif tersebut maka peneliti menggunakan metode studi kasus sebagai metode analisis data kualitatif. Studi kasus merupakan salah satu metode analisis data kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus khusus yang terjadi pada objek analisis. Dengan 9
Jenis kuesioner dalam hal menentukan sikap ini juga digunakan oleh Gazi Saloom dalam melakukan penelitian pada jurnal TAZKIYA Journal of psychology Vol.7. No.2, Hubungan Identitas, Orientasi Keagamaan, dan Kuantitas Kontak Sosial dengan Kualitas Hubungan Sosial (penelitian di kota Mataram NTB), 2007, 324-336
13
studi kasus diharapkan dapat diperoleh data yang rinci, mendalam, dan komprehensif mengenai masalah yang akan diteliti. Karena studi kasus merupakan suatu studi komprehensif, rinci, intens, dan mendalam serta lebih diupayakan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang bersifat kontemporer, kekinian.10 F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini antara lain : Bab I
PENDAHULUAN Membahas latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II
LANDASAN TEORI Membahas
tentang landasan teori
yang berisi
pengertian
komunikasi Antarpribadi, bentuk penyampaian pesan komunikasi Antarpribadi, Efektifitas komunikasi Antarpribadi, teori Newcomb A-B-X serta definisi kenakalan Remaja. Bab III
GAMBARAN UMUM SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA Menjabarkan gambaran umum SMK BUNDA KANDUNG Jakarta, menjelaskan tentang sejarah, visi dan misi, struktur
10
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 20.
14
organisasi, kepengurusan, program kerja, serta sarana dan prasarana SMK Bunda Kandung Jakarta Bab IV
HASIL PENELITIAN berisi tentang hasil penelitian yang membahas tentang Identifikasi Informan, bentuk penyampaian pesan komunikasi Antarpribadi guru bimbingan penyuluhan dengan siswa SMK Bunda Kandung, Efektifitas komunikasi Antarpribadi guru bimbingan penyuluhan dengan siswa SMK Bunda Kandung dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja.
Bab V
PENUTUP Yang mengandung kesimpulan dan saran.
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Komunikasi Antarpribadi 1. Komunikasi Antarpribadi Manusia Sebagai Mahluk Sosial tidak pernah lepas dari proses komunikasi sehari-hari baik berkomunikasi dengan secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengiriman pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.1 Setiap hari manusia selalu saling bertukar informasi dan berita, saling bertukar fikiran agar bisa saling memahami dan mengerti. Komunikasi berasal dari kata communication yang berpangkal dari perkataan latin yaitu communis yang artinya membuat kebersamaan. Astrid Susanto mengemukakan, perkataan komunikasi berasal dari kata communicare yang dalam bahasa latin mempunyai arti berpartisipasi, memberitahukan, menyampaikan pesan, informasi, gagasan dan pendapat yng dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan mengharap feedback.2 Pada sisi lain komuikasi merupakan proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima melalui saluran atau media dengan tujuan agar terjadi perubahan terhadap orang lain. Komunikasi sebagai suatu proses tersendiri atas komponen–komponen yakni source yaitu sumber adalah apa-apa yang ada di dalam benak seseorang, baik berupa ide, pemikiran, gagasan dan lain-lain. 1 2
Departemen pendidikan nassional, kamus besar bahasa indonesia, hal. 585 Phil Astrid Susanto, komunikasi teori dan praktek, (Bandung : Bina cipta, 1980) hal. 29
15
16
komunikator ialah orang pertama yang menyampaikan pesan. istilah lainnya ialah encoder. message ialah pesan, baik berupa kata-kata, lambang-lambang, isyarat, tanda-tanda atau gambar yang disampaikan. Menurut Muhamad Ami yang dimaksudkan dengan pesan dalam proses komunikasi adalah suatu informasi yang akan dikirim kepada penerima pesan.3 Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Istilah lainnya ialah decoder. Yaitu usaha komunikan dalam menafsirkan message atau pesan yang disampaikan oleh komunikator. Menurut Gunadi komunikan adalah orang yang menjadi sasaran dari kegiatan komunikasi.4 Destination adalah tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi. Medium adalah
alat
yang
digunakan
untuk
berkomunikasi.
Feedback
adalah
tanggapan/umpan balik/jawaban atau respon komunikan kepada komunikator. dan efek adalah perubahan yang terjadi terhadap komunikan akibat dari di terimanya pesan melalui komunikasi. Efek bisa berarti bersifat pengetahuan, afektif yang meliputi perasaan emosi atau juga bersifat konatif yang merupakan tindakan.5 Asumsi dasar komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. Pesan itu lewat perilaku manusia seperti berbicara, melambaikan tangan, tersenyum, bermuka masam, menganggukan kepala, atau memberikan suatu isyarat. Perilaku manusia dapat disebut pesan apabila perilaku manusia
3
Ami Muhammad, komunikasiOrganisasi (Jakarta : bumi aksara, 1995) hal. 12 Y.S. Gunadi, Himpunan istilah Komunikasi (Jakarta : Gramedia, 1980). hal. 7 5 Roudhonah, ilmu komunikasi, (jakarta : UIN perss 2007) hal. 46-47 4
17
harus dapat di observasi oleh seseorang dan perilaku harus mengandung makna. Dengan kata lain setiap perilaku yang dapat diartikan adalah sebuah pesan. Komunikasi adalah hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi pertukaran informasi bisa dilakukan. Bisa dikatakan manusia akan tersesat
didalam kehidupannya bila tidak berkomunikasi. Dengan
berkomunikasi seseorang bisa mengenal dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Komunikasi pun bisa merubah sikap dan perilaku seseorang. Bagaimana komunikasi itu berlangsung tergantung siapa dan apa yang dibicarakan. Jika komunikasi dilakukan untuk memerintah orang lain contohnya dari atasan kepada bawahan maka mau tidak mau bawahan tersebut harus menuruti apa yang diperintahkan oleh atasan. Komunikasi biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih. Baik komunikasi verbal maupun non-verbal. Komunikasi verbal dilakukan dengan langsung berbicara menyampaikan pesan, ide, gagasan sedangkan komunikasi non-verbal dilakukan dengan bahasa isyarat atau bahasa tubuh yang mengisyaratkan
apakah
proses
komunikasi
yang
sedang
berlangsung
membosankan atau tidak atau pesan yang disampaikan oleh komunikator bisa diterima atau tidak oleh komunikan. Komunikasi yang baik dan benar akan memudahkan komunikan untuk menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikasi antara komunikator dan komunikan disebut komunikasi antarpribadi karena komunikasi antarpribadi adalah suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling
18
berkomunikasi. Terjadi secara tatap muka antara dua individu.6 Komunikasi antarpribadi juga bisa diartikan sebagai proses pertukaran ide, fikiran, dan gagasan antar orang-orang yang saling berkomunikasi. Baik pertukaran makna yang bermanfaat bagi keduanya atau tidak bermanfaat sikap tersebut di sebut komunikasi antarpribadi. Fungsi komunikasi antarpribadi tidak sebatas pertukaran informasi atau pesan saja, tetapi merupakan kegiatan individu dan kelompok mengenai tukarmenukar data, fakta dan ide-ide agar komunikasi dapat berlangsung secara efektif dan informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik, maka
komunikator
perlu
menyampaikan
pola
komunikasi
baik
pula.7
Komunikator harus pintar mengemas pesan yang akan disampaikan kepada komunikan, komunikator harus tahu sedang berbicara kepada siapa dan sedang membicarakan apa. Jika komunikator memberikan bahasa komunikasi yang intelek kepada tukang becak dan memberikan bahasa pasar kepada orang intelek maka keduanya akan saling tidak efektif komunikasinya. Komunikasi antarpribadi juga proses saling mengenal di antara satu pibadi dengan pribadi lain, setiap kali terjadi komunikasi antarpribadi maka terjadi pula perpindahan informasi dari satu orang terhadap orang lain. Sampai tidaknya pesan yang disampaikan tergantung pengolahan pesan yang diolah oleh komunikator sehingga sampai dimengerti oleh komunikan. Dan penerimaan pengolahan pesan
6
Nasrullah Rulli, Komunikasi antar budaya di era budaya siber. (Jakarta : Kencana prenada media grop 2012). hal. 10 7 Asnawir dan basyirudin usman, media pembelajaran (jakarta : ciputat press, 2002)
19
yang diterima dari komunikator. Proses penyampaian pesan tersebut bermaksud memberikan pengertian atau mempengaruhi sikap atau tindakan orang lain. Dalam komunikasi antarpribadi memiliki beberapa definisi seperti pendapat Devito yang menjelaskan komunikasi antarpribadi adalah pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.8 Dimana pun dan kapanpun kita sering melihat dan melakukan komunikasi antarpribadi, saling bertukar informasi, fikiran, dan ide. Baik disadari ataupun tidak disadari hal tersebut adalah komunkasi antarpribadi. Semakin sering terjadi komunikasi antarpribadi maka tingkat saling mengenal dan saling memahami akan semakin meningkat. Sedangkan menurut Sasa Djuarsa menerangkan definisi komunikasi antar pribadi dalam tiga perspektif, yaitu : 1. Pespektif Komponensial, yaitu melihat komunikasi antarpribadi menurut komponen-komponennya. Yakni “merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik” (feed back).9
Komponen-komponen
tersebut harus dijelaskan sebagai bagian-bagian yang terintegrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi. Komponen yang pertama yaitu pengirim dan penerima. Komounikasi antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang. Setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi menginformasikan dan mengirim pesan (fungsi
8 9
105
Riyono Pratikto, Berbagai Aspek Komunikasi (Bandung, Remadja Karya, 1987), hal. 42 Riyono Pratikto, Berbagai Aspek Komunikasi, (Bandung, Remadja Karya, 1987), hal.
20
pengirim) sekaligus menerima dan memahami pesan (fungsi penerima). istilah Pengirim dan penerima ini menyatakan bahwa proses komunikasi antarpribadi tidak dapat dilakukan pada diri sendiri jika dilakukan komunikasi kepada diri sendiri disebut dengan komunikasi intrapribadi yaitu komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. Dia berdialog dengan dirinya sendiri. Dia bertanya kepada dirinya dan dijawab oleh dirinya sendiri.10 Biasanya komunikasi intrapribadi dilakukan di dalam hati atau di suarakan dengan suara yang kecil, hanya di dengar oleh diri sendiri tidak untuk didengar oleh orang lain. Kemudian yang kedua adalah komunikasi antar pribadi berkaitan dengan manusia bukan pada binatang, mesin, gambar atau lainnya. Karena komunikasi antarpribadi dilakukan dengan dua pribadi atau dua orang yang saling berkomunikasi baik bertukar informasi, berita, fikiran, maupun ide. Jika seorang pribadi berkomunikasi dengan binatang, gambar, atau mesin itu tidak dinamakan komunikasi antarpribadi karena dia tidak berkomunikasi dengan pribadi atau manusia yang lain. Yang terakhir komunikasi antarpribadi dilakukan dua orang atau sekelompok kecil orang. Tidak seperti komunikasi intrapribadi yang dilakukan didalam diri sendiri, bertanya sendiri dan di jawab oleh diri sendiri, komunikasi antar pribadi berlangsung dua orang atau sekelompok kecil yang saling bertatap muka dan saling bertukar informasi.
10
Onong Uchana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, cet-3 2003), hal.57.
21
Komponen yang ke dua Encoding dan Decoding. Yaitu tindakan mengemas dan mengartikan pesan. Yaitu pesan-pesan yang akan di sampaikan dengan kode atau lambang atau diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan kata-kata, symbol dan sebagainya disebut Encoding. Salah satu berhasilnya komunikasi dengan baik komunikator harus mengemas pesan yang akan disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh komunikan. Sebaliknya, tindakan untuk mengintrepetasikan dan memahami pesan-pesan yang diterima disebut dengan Decoding. Tidak hanya asal mengartikan pesan yang telah disampaikan komunikator. Komunikan harus bisa mengartikan pesan yang disampaikan dengan baik dan benar sesuai dengan pola fikir komunikator atau Encoding. Komponen ketiga komponen Pesan-pesan. Yakni informasi baik berita, ide, dan gagasan yang sedang di bicarakan oleh dua orang atau lebih yang sedang berkomunikasi disebut pesan-pesan. Kualitas informasi sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman, selera, dan iman seseorang yang mengolah stimulus menjadi informasi. Adapun kualitas pesan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kreatifitas seseorang dalam mengolah informasi menjadi pesan.11 pesan-pesan dalam komunikasi antar pribadi bisa berbentuk verbal (seperti kata-kata) atau nonverbal (gerakan dan simbol) atau gabungan antara keduanya. Komponen selanjutnya adalah Saluran, yakni media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima pesan. Lazimnya para pelaku bertemu secara tatap
11
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004) hal.30
22
muka. Saluran saluran adalah alat dimana proses pesan yang disampaikan oleh komunikator berpindah kepada penerima atau komunikan. Komponen kelima ialah Gangguan. Yakni seringkali terjadi pesan yang dikirim berbeda dengan pesan-pesan yang diterima. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada saat terjadinya komunikasi. Gangguan tersebut bisa berupa fisik, psikologis,
atau gangguan semantik atau yang biasa disebut dengan salah
pengertian. Komponen ke enam Umpan balik Yakni unsur yang sangat penting dalam proses komunikasi antar pribadi, karena pengirim dan penerima secara terus menerus dan bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal maupun non-verbal. Umpan balik biasanya berlangsung saat kejadian. Komponen Yang terakhir adalah Akibat. Proses komunikasi selalu mempunyai berbagai akibat, baik pada salah satu pelaku atau keduanya. Akibat yang terjadi bisa menjadi akibat positif maupun akibat negatif. Akibat tergantung pada proses komunikasi yang berlangsung, 2. Perspektif Pengembangan, yakni melihat komunikasi antarpribadi dari proses pengembangannya. Yakni “suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang bersifat impersonal autau biasa saja meningkat menjadi interpersonal atau lebih intim. Artinya terjadi peningkatan diantara pelaku komunikasi. Bisa dikatakan Komunikasi yang sudah menjadi komunikasi interpersonal bila pertama data psikologis, artinya komunikasi antarpribadi seseorang memprediksikan orang lain menurut ciri-ciri khas atau hal-hal spesifik dari orang tersebut. Sedangkan dalam
23
interaksi impersonal memandang orang lain menurut data kultural dan sosiologis kedua, pengetahuan yang dimiliki, dalam situasi antarpribadi, kita tidak hanya dapat memprediksi bagaimana seseorang akan betindak, tetapi juga dapat menjelaskan perilaku orang tersebut. Dan ketiga Aturan-aturan yang ditentukan sendiri oleh para pelaku komunikasi. Dalam situasi interaksi interpersonal normanorma sosial tidak lagi berlaku tetapi aturan-aturannya bisa dibuat sendiri dan di sepakati bersama. 3.
Perspektif Rasional, yakni melihat komunikasi antarpribadi dari
hubungannya. Yakni komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantara mereka. Sementara ada yang berpendapat pengertian tersebut terlalu luas. konsep ini meliputi semua komunikasi tatap muka, baik yang sudah saling mengenal lama maupun baru kenal. Tetapi disini mengabaikan komunikasi antara suami dan istri yang sudah lama saling mengenal. Menurut Gerald R Miller dan Mark Steinberg (1975), yang dikutip oleh M. Budiatna, menjelaskan bahwa dalam komunikasi antarpribadi dapat dilakukan dengan tiga tingkatan analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu : Tingkat pertama analisis pada tingkat kultural, kultur atau kebudayaan menurut koentjaraningrat, yaitu keseluruhan gagasan dan karya manusia yang dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dan hasil budi dan karya itu. Inti definisi ini ialah bahwa kebudayaan adalah produk manusia sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang ada di luar diri individu yang harus dipelajari. Pada tingkat pertama ini prediksi komunikator harus mengerti kultur
24
orang yang diajak berkomunikasi atau komunikan. Karena baik adat istiadat, bahasa dan lainnya setiap daerah berbeda-beda. Jadi komunikator harus lebih memahami dan mengerti. Setelah analisis pada tingkat kultural dilanjutkan pada tingkat sosiologis. Tingkat selanjutnya analisis pada tingkat sosiologis, yaitu komunikator melakukan prediksi mengenai reaksi komunikan terhadap pesan yang ia sampaikan berdasarkan keanggotan komunikan dalam kelompok sosial tertentu. Keanggotan suatu kelompok
tidak terikat oleh faktor
atau batasan-batasan
geografis. Data tingkat sosiologis merupakan generalisasi dari tingkah laku yang ditemui pada keanggotaan setiap kelompok, yang tidak dapat begitu saja diterapkan pada setiap anggota kelompok. Analisis yang terakhir pada tingkat psikologis, yaitu komunikator melakukan prediksi pada data psikologis pada pihak lain yang berkomunikasi, yakni karakteristik khas kepribadian pihak lain. Maka komunikasi makin bersifat pribadi.12 Tiap individu memiliki watak dan kepribadian yang tidak pernah sama dengan yang lainnya. Dan ini merupakan hasil tempaan dan terbentuk berdasarkan pengalaman di masa lalu.13 Pada tingkat ini yang diprediksi lebih intim dan lebih mendalam biasanya sudah terjalin hubungan yang akrab sehingga bisa mendapatkan data psikologisnya. Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik dari pada secara monologis. Monolog menunjukan suatu 12
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antar Pribadi, (Jakarta, Universitas Terbuka, 1994) hal. 12. 13 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (jakarta : UIN perss 2007) hal. 107-111
25
bentuk komunikasi seseorang berbicara yang lain mendengarkan; jadi tidak terdapat interaksi. Yang aktif hanya komunikator saja, sedang komunikan bersifat pasif.
Situasi komunikasi seperti ini terjadi misalnya ketika seorang ayah
memberi nasihat kepada anaknya yang nakal lalu anaknya hanya mendengarkan saja, seorang istri cerewet yang tengah memarahi suaminya dan suaminya bersabar,
seorang
instruktur
yang
memberikan
petunjuk
tentang
cara
mengoperasikan sebuah mesin. Dialog adalah bentuk komunikasi antar pribadi yang menunjukan terjadi interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunkasi ini berbentuk ganda, masingmasing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pengertian bersama (Mutual understanding) dan Empati. disitu terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan karena status sosial ekonomi, melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing-masing adalah manusia yang wajib berhak, pantas dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia. Walaupun demikian derajat keakraban dalam komunikasi antarpribadi dialogis pada situasi tertentu bisa berbeda. Komunikasi secara horizontal selalu menimbulkan derajat keakraban yang lebih tinggi ketimbang komunikasi secara vertikal. Yang dimaksudkan horizontal adalah komunikasi antara orang-orang yang memiliki kesamaan dalam apa yang disebut Wilbur Schramm frame of reference (bidang pengalaman). Yang kadang-kadang dinamakan juga field of experience (bidang pengalaman). Para pelaku komunikasi yang mempunyai kesamaan dalam frame of reference atau field of experience itu adalah mereka
26
yang sama atau hampir sama dalam tingkat pendidikan, jenis profesi, atau pekerjaan, agama, bangsa atau bangsa, hobi, ideologi, dan lain sebagainya. Dua orang yang sama-sama mahasiswa atau sama-sama petani atau samasama anggota ABRI, apabila terlibat dalam suatu percakapan akan efektif dan akrab disebabkan frame of reference-nya sama.14 2. Bentuk Penyampaian Pesan Komunikasi Antarpribadi a. Komunikasi Verbal Bentuk Pesan komunikasi antar pribadi yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima dapat dikemas secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal tanpa kata-kata. Komunikasi yang pesannya dikemas secara verbal disebut komunikasi verbal, sedangkan komunikasi yang pesannya dikemas secara nonverbal disebut komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi verbal adalah penyampaian makna dengan menggunakan kata-kata. Sedang komunikasi nonverbal tidak menggunakan kata-kata. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar Manusia Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta
14
Onong Uchana Effendy, M.A. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, cet.3, 2003), Hal.60-61
27
menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.15 Komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan secara langsung bertatap muka antara komunikator dengan komunikan, seperti berpidato atau ceramah. Selain itu juga, komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, dan grafik. b. Komunikasi Non-Verbal Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. Komunikasi nonverbal digunakan untuk memastikan bahwa makna yang sebenarnya dari pesan-pesan verbal dapat dimengerti atau bahkan tidak dapat dipahami. Keduanya, komunikasi verbal dan nonverbal, kurang dapat beroperasi secara terpisah, satu sama lain saling membutuhkan guna mencapai komunikasi yang efektif.
15
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 22
28
Mark L. Knapp dalam Jalaludin 1994 menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal yang pertama Repetisi yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala. Kemudian Substitusi yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala. Selanjutnya Kontradiksi adalah menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.” Yang ke empat Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata. Terakhir Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.16 Dengan memahami komunikasi nonverbal kita terhadap seseorang, dengan mudah kita dapat membentuk persepsi interpersonal kita terhadap orang lain. Tetapi bila kita tidak cermat dalam memahami komunikasi nonverbal seseorang maka yang terjadi adalah kegagalan komunikasi. 3. Efektifitas komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi dapat berjalan efektif jika komunikator dapat dengan jelas menyampaikan pesan, ide, gagasan, kepada komunikan tanpa mengalami kesalahan dan pengurangan dalam penerimaan pesan. Komunikasi 16
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet ke-23, 2005) hal. 287
29
yang efektif
dapat mengubah dan menggugah kepada orang lain sehingga
mendorong dan memotivasi orang lain untuk berubah. Komunikasi antarpribadi yang efektif Menurut J. S. Bois mengemukakan dalam Riyono Praktikto butirbutir persyaratan untuk suatu komunikasi yang efektif, antara lain : 1. Terimalah Orang lain sebagaimana adanya, meskipun anda suka atau tidak, dengan perhitungan bahwa anda tidak dapat mengubah nilai-nilai, tujuan, pendapat, perasaannya pada saat ini juga. Jika kita menerima keadaan orang lain suka atau tidak maka komunikasi yang kita sampaikan akan
maksimal dan
berjalan efektif. Dengan saliing menerima maka komunikasi bisa berjalan baik. 2.
Harapkan dan Undanglah orang lain
untuk
mengekpresikan
perasaannya, tujuannya, nilai-nilainya, kekuatannya, keraguannya, informasinya dan penafsirannya dengan bebas dan yang bersangkutan dengan fokus situasi. Bantulah dia agar mengeluarkan fikirannya menceritakan dari waktu ke waktu secara mendalam dab jelas. buat orang yang kita ajak komunikasi bisa dan dapat mengeluarkan apa yang ada di fikirannya buat seakan komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. 3. Ekpresikan Reaksi Semantik (seluruh reaksi total dari badan, pikiran, emosi dan inteleknya) anda sendiri dalam sikap/tingkah laku yang sama bila anda menggunakan kata ganti “saya” sebagai subyek dalam pernyataan anda. Rasakan apa yang dirasakan orang yang sedang kita ajak komunikasi, samakan perasaan dan fikiran sehingga komunikasi berjalan lancar. 4. Jagalah Hubungan Perasaan masing-masing, buatlah pertukaran informasi sebagai kegiatan sekunder yang didasarkan atas dasar rasa berkawan
30
dan keramahan. Saling menjaga perasaan membuat komunikasi menjadi lancar dan pertukaran informasi terus mengalir deras karena rasa yang telah dibangun oleh keduanya. 5. Jangan menilai secara kritis (Mengkritik) dari segi pandangan orang lain yang bertentangan dengan segi pandangan anda sebagai standar kebijaksanaan dan kebenaran. Pandanglah sesuatu dari segi pandang orang yang sedang diajak komunikasi dan jika tidak sepemahaman coba untuk tidak langsung mengkritik secara langsung tetapi ubah sudut pandang dia secara perlahan-lahan. 6. Pandanglah keseluruhan proses sebagai kawan kerja sama yang dinamis, tidak terlalu banyak untuk menemukan beberapa tujuan cara pemecahan masalah. Dalam memecahkan masalah dan berkomunikasi harus melihat dan memandang dari sisi yang luas, 7. Biarkan anda masing-masing mengukur keberhasilan dari pengalaman anda bukan arti kemenangan dari segi pandangan individu, tetapi dalam arti meningkatkan kepercayaan dan kemauan yang saling mengutungkan.17 Adapun efektifitas dari segi prosesnya adalah : karena, 1. Adanya Arus Balik Langsung. 2.
Komunikator dapat melihat seketika tanggapan komunikan.
3. Komunikator dapat mengusahakan ketepatan yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam situasi dan kondisi.18
17
Riyono Pratikto, Op cit, hal. 49
31
Kriteria paling penting bagi ke efektifan komunikasi antarpribadi adalah pengaruh yang disampaikan oleh seorang komunikator kepada komunikan. Yang dimaksud dengan pengaruh bukan berarti pengendalian, tetapi seseorang komunikator mencapai hasil yang dimaksudkan. Jika komunikator berharap mendapatkan jawaban yang empatis dan dia memperoleh hal itu sebagai hasil dari interaksinya, maka Komunikator telah berhasil mempengaruhi orang lain. Karenanya, efek adalah salah satu elemen komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang di inginkan.19 Berhasil tidaknya komunikasi terlihat dari efek yang akan ditimbulkan setelah percakapan. Apakah informasi yang disampaikan diterima dengan baik oleh komunikan atau tidak. Jika efeknya baik dan sesuai dengan apa yang diinginkan komunikator maka komunikasi berjalan efektif. Dalam komunikasi antarpribadi terdapat istilah mencari kesamaan dan ketidak samaan dalam proses komunikasi, menurut Everett M. Rogers ada istilah : 1. Homophily (berasal dari bahasa yunani hamauios) yaitu sebuah istilah yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi memiliki kesamaan dalam sifat (attribute), seperti agama, pendidikan, umur, status sosial, dan jenis kelamin. Sehingga komunikasi berjalan dengan lancar. Tetapi untuk memunculkan ide-ide baru biasanya komunikasi dalam homopily kurang efektif karena biasanya ide-ide baru didapat dari perbedaan baik status sosial, agama maupun gendre. Tetapi komunikasi ini bisa berjalan efektif karena kesamaan status sosial.
18 19
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (jakarta : UIN perss 2007) h.115 Dani Verdiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi hal.110-111
32
2. Heterophily, yaitu istilah yang menggambarkan derajat
pasangan
orang-orang yang berinteraksi mempunyai perbedaan dalam sifat tertentu, seperti: agama, pendidikan, jenis kelamin. Biasanya komunikasi ini berjalan kurang efektif karena perbedaan yang terjadi. Tetapi tidak jarang karena perbedaan tersebut menjadi bisa memunculkan hal-hal atau ide- ide baru muncul. Tidak jarang salah satunya diuntungkan dan satunya dirugikan karena pertukaran informasi yang dikomunikasikan contohnya jika intelek merasa dirugikan jika berkomunikasi dengan yang tidak memiliki pendidikan. Dan komunikasi akan berjalan tidak stabil. 3. Empati, yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Robert L.Katz dalam bukunya Empathy, mengatakan apabila kita mengalami suartu empati, maka kita merasakan seolah-olah apa yang dirasakan orang lain menjadi persaaan kita juga. Jadi kegembiraan seseorang menjadi kegembiraan kita juga dan kesedihan seseorang menjadi kesedihaan kita juga. Menurut Robert, empati adalah menempatkan posisi orang lain kedalam diri kita.20 Dengan adanya istilah di atas maka dapat menggambarkan, bahwa lebih dekat dengan kesamaannya sejumlah orang dalam komunikasi, maka lebih sering mereka berinteraksi satu sama lainya. Jadi komunikasi yang dilakukan secara efektif adalah apabila komunikator dan komunikan berada dalam keadaan homophily, yakni antara komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap, dan bahasa. Demikian juga apabila adanya kemampuan penyesauaian diantara keduaanya. Namun bukan berarti orang heterophyli tidak 20
Budyatna dkk, Op, cit, hal.114
33
dapat mengadakan komunikasi, tetapi semakin sering orang heretophyli mengadakan komunikasi, maka besar kemungkinan untuk menjadi homophyli.21 4. Teori A-B-X Newcomb Teori ABX adalah Salah satu teori komunikasi antarpribadi Theodore Newcomb model teori ini adalah merupakan salah satu model yang memperkenalkan pada bentuk yang sangat mendasar berbeda. Namun model komunikasi ini memperkenalkan kita pada kenyataan bahwa model ini merupakan model pertama dalam suatu masyarakat. Dalam bentuk sederhana dari kegiatan komunikasi seseorang atau seorang komunikator yaitu A yang menyampaikan informasi kepada B atau komunikam. Mengenai sesuatu yaitu X. model tersebut menyatakan bahwa orientasi A atau komunikator terhadap B atau komunikan dan terhadap X adalah saling ketergantungan. Dan ketiganya membentuk suatu sistem yang meliputi empat Orientasi. Teori ini menyangkut kasus dua orang yang mempunyai sikap tenang dan tidak senang terhadap masing-masing dan terhadap objek eksternal yaitu antara komunikator dengan komunikan. sebagai komunikator harus memiliki wawasan luas terhadap komunikan yang sedang bermasalah dan harus bisa menyesuaikan diri dengan komunikan. maka akan timbul hubungan seimbang (jika dua orang saling menyenangi dan juga menyenangi suatu objek) dan juga terjadi tak seimbang (kalau dua orang saling menyenangi suatu objek) dan juga terjadi tak seimbang (kalau dua orang saling menyenangi, tetapi yang satu menyenangi objek, dan yang lain tidak).
21
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (jakarta : UIN perss 2007) hal. 116-117.
34
Model ini mengandung tiga unsur yaitu A dan B yang mewakili dua orang anggota kelompok dan X sebagai objek pembicaraan (komunikasi). Menurut Newcomb, tingkah laku komunikasi terbuka antara A harus berorientasi dengan B, pada X. Untuk mencari keadaan yang simetris, A atau komunikator harus berusaha untuk melengkapi diri dengan informasi tentang B yaitu komunikan pada X yakni masalah dan ini dilakukan melalui interaksi. A atau komunikator harus bisa mempengaruhi B atau komunikan untuk bisa melakukan perbaikan diri. Begitupun sebaliknya komunkator bisa menjadi B jika komunikator sedang memberikan informasi dirinya untuk diketahui oleh komunikator. Maka komunikator menjadi B dan komunikan menjadi A. X nya tetap masalah dan informasi yang terus dikumpulkan untuk mengetahui masalah apa dan solusi apa yang harus diberikan oleh komunikator. Jika A atau komunikator ingin memberikan motivasi atau dorongan untuk menjadi lebih baik lagi terhadap B satau komunikan bermasalah maka komunikator harus mengumpulkan informasi yang lengkap dari berbagai elemen. Dengan mengumpulkan informasi dari berbagai elemen maka komunikator dapat memberikan motivasi dan dorongan agar komunikan dapat menemukan hal apa yang harus dilakukan untuk menjadi lebih baik lagi. Model Newcomb ini merupakan perluasan dari karya psikolog Heider (1946) berkenaan dengan keajegan dan ketidakajegan yang mungkin timbul diantara dua orang dalam hubungannya dengan orang ketiga atau suatu objek. Teori itu menyangkut kasus dua orang yang mempunyai sikap senang atau tidak senang terhadap msaing-masing dan terhadap objek eksternal, maka akan timbul hubungan seimbang (jika dua orang saling menyenangi dan juga menyenangi
35
suatu objek) dan juga terjadi tak seimbang (kalau dua orang saling menyenangi suatu objek) dan juga terjadi tak seimbang (kalau dua orang saling menyenangi, tetapi yang satu menyenangi objek, dan yang lain tidak). Selanjutnya apabila terjadi keseiimbangan, setiap peserta akan menghadang perubahan, dan manakala terjadi ketidakseimbangan berbagai upaya akan dilakukan untuk memulihkan keseimbangan Kognitif.22 5. Kenakalan Remaja Masa remaja adalah transisi dari anak-anak menuju masa remaja dan melibatkan sejumlah perubahan sosial, biologis, kognitif, dan juga emosionalnya. Sering kali masa remaja memandang dirinya seolah-olah merasa paling hebat, merasa paling unik, dan merasa tidak terkalahkan. Keluarga, teman-teman, dan ligkungan sekolah adalah tempat yang paling berpengaruh untuk karakteristik diri seorang anak muda atau anak remaja. Kesemuanya saling berpengaruh antara satu lingkungan dengan lingkungan lain. Apabila kita ingat pemilihan umum, tampak bahwa seorang
baru
dianggap sah sebagai pemilih calon pemilih bila mereka telah berumur 17 tahun, untuk memperoleh surat izin mengemudi (SIM) seseorang harus berumur paling sedikit 18 tahun. Dan apabila seseorang melakukan tindak pidana melanggar hukum, seperti mencuri, merampok, berbuat zina dan sebagainya, sedangkan usianya msaih di bawah 18 tahun, maka bila dijatuhi hukuman, tidak dikurung atau dipenjara, akan tetapi dititipkan di tempat yang disediakan untuk menampung mereka selama menjalani hukuman, dan mereka tetap diberikan kesempatan untuk 22
Onong Uchana Effendy. M.A. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, cet.3, 2003), Hal.261-262
36
pergi kesekolah. Apabila umur mereka telah 18 tahun, dipandang telah dewasa dan harus menjalanu hukuman sebagai orang dewasa, dipenjarakan dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa umur Remaja dalam segi hukum adalah 13-17/18 tahun.23 Kenakalan remaja atau kenakalan siswa atau bisa juga disebut dengan juvenile delinquency merupakan fenomena yang sering terjadi di dalam sekolah baik laki-laki ataupun perempuan. Penyimpangan yang terjadi tidak pernah lepas dari kondisi sosial dan budaya yang berkembang didaerah tersebut. Semakin daerah atau lingkungan dipenuhi oleh pengangguran semakin tinggi tingkat kejahatan didaerah tersebut. Anak remaja yang sedang mencari jati diri akan mengikuti perkembangan didaerahnya, sedikit sekali yang bisa bertahan untuk tidak mengikuti lingkungan sekitar. Istilah baku perdana dalam konsep psikologi adalah juvenvile delinquency secara etimologis dapat dijabarkan bahwa juvenvile berarti anak delinquency berarti kejahatan. Dengan demikian secara etimologis adalah kejahatan anak. Menurut Drs. B. Simanjutak. S.H. menegaskan lebih suka menggunakan istilah tersebut dalam pengertian termasuk juga anak-anak terlantar yang membutuhkan bantuan, pengemis, dan gelandangan.24 Psikolog Drs. Bimo Walgito merumuskan arti selengkapnya dari juvenvile delinquency sebagai berikut : tiap perbuatan jika perbuatan tersebut dilakukan oleh orang dewasa maka perbuatan itu merupakan kejahatan. Jadi merupakan
23
Zakiah Daradjat, Remaja, Harapan Dan Tantangan, (jakarta: CV Ruhama, cet.2, 1995) hal.9-10. 24 Drs. B. Simanjutak. S.H, Latar Belakang kenakalan Anak –Etimologi Juvenvile Delinquency : hal. 69
37
perbuatan yang melawan hukum, yang dilakukan oleh anak khususnya anak remaja.25 Sedangkan Dr. Fuad merumuskan juvenvile delinquency sebagai berikut yaitu perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak remaja yang bilamana dilakukan orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan.26 Dalam perumusan arti juvenvile delincuency oleh Dr. Fuad Hasan dan Drs. Bimo Walgito nampak adanya pergeseran mengenai kualitas subyek. Dari kedua pakar tersebut subyek bergeser dari kualitas anak menjadi remaja/anak remaja. Metode untuk mempermudah klasifikasi kenakalan remaja dapat dilakukan dengan cara melacak rentangan umur dalam kehidupan manusia. Drs, Andi Mappiare dengan mengutip lengkap Elizabeth B. Hurlock, menulis tentang adanya sebelas masa rentang kehidupan : 1. Parental ialah saat konsepsi sampai lahir. Pada masa ini masa dimana orang tua yang saling berkomitmen untuk memiliki seorang anak tetapi hanya sebatas pengkonsepan dimana kedua orang tua masih merencanakan ingin memiliki anak sampai terlahirnya anak didunia ini. 2. Masa Neonatal yaitu masa dari lahirnya anak di hari pertama sampai akhir minggu kedua setelah lahir. Dan orang tua sudah harus menyiapkan nama untuk anak yang akan dibesarkan sampai dewasa nanti. 3. Masa Bayi ialah akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua. Dimasa ini bayi sudah berada didalam rumah dan terus diajak berkomunikasi dengan keluarganya dan orang-orang yang berada disekelilingnya.
25
Bimo Wakgito, Kenakalan Anak (juvenvile delinquency), hal. 2. Drs. B. Simanjutak. S.H, Latar Belakang Kenakalan Anak –Etimologi Juvenvile Delinquency : hal. 70-71 26
38
4. Masa Kanak-Kanak Awal ialah dua tahun sampai enam tahun. Disinilah seorang anak mulai belajar untuk melihat apa yang harus dilakukan dan melakukan apa saja yang orang tua lakukan dan teman-teman juga mempengaruhi pola pikir anak tersebut. 5. Masa Kanak-Kanak Akhir ialah enam tahun sampai 10 atau 11 tahun. Pada masa ini anak sudah di masukan ke sekolah dan menerima pelajaran dari guru sekolah dan mendapat pengetahuan sosial didalam sekolah, disini guru, orang tua dan lingkukan teman-teman sangat berperan penting untuk karakter anak tersebut. 6. Pubertas atau Pra-adolsen yaitu 10 tahun atau 12 tahun sampai 13 tahun atau 14 tahun. Pengawasan orang tua dan guru harus ketat karena jika pengawasan orang tua atau guru kurang maka tidak menutup kemungkinan anak yang sedang pubertas melakukan tindakan yang tidak diingiinkan dan melanggar peraturan. 7. Masa Remaja Awal adalah 13 tahun atau 14 tahun sampai 17 tahun. Dimasa ini masa yang paling menonjol yaitu karena kepercayaan diri seorang anak akan memuncak dimasa ini, pada masa ini ego sangat tinggi dan biasanya lebih mementingkan ego dari pada hal apapun. 8. Masa Remaja Akhir ialah 17 tahun sampai 21 tahun. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas lulus lanjut ketingkat perguruan tinggi. Anak ytang sudah melewati masa Pubertas dan masa remajanya mulai memikirkan akan memilih jurusan apa dan akan kemana tujuan hidupnya, pemikiran disini sudah mulai melebar memikirkan masa depannya yang lebih baik.
39
9. Masa Dewasa Awal ialah 21 tahun sampai 40 tahun. Karakter seserang sudah terlihat di masa dewasa akhir dan tingkat ego sudah mulai stabil dan semnagat untuuk bekerja sedang tinggi.
Pada masa ini sudah berfikir untuk
membangun keluarga dengan pasangan. 10. Masa Setengah Baya ialah 40 sampai 60 tahun. Pada masa ini sudah bisa menikmati hasil kerja keras Masa Dewasa Awal dengan keluargannya semakin rajin dan giat masa dewasa awalnya bekerja semakin banyak pula harta yang dimiliki. Dan pada masa ini pula tidak banyak yang sudah menikahkan kembali anaknya untuk membangun keluarganya. 11. Masa Tua ialah enam puluh tahun sampai meninggal dunia.27 Masa tua adalah masa dimana benar-benar menikmati hasil jerih payah kerja kerasnya selama hidupnya. Dan tinggal menunggu sampai akhir hayatnya. Suatu perbuatan itu disebuut delinkuen apabila perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma yang ada pada masyarakat dimana dia hidup, suatu perbuatan yang anti sosial dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur anti normatif.28 Setiap daerah dan setiap wilayah memiliki norma-norma tersendiri, jika menurut suatu daerah berpelukan adalah tidak melanggar norma maka itu tidak di namakan melanggar norma. tidak akan dikatakan melanggar normanorma yang berlaku jika tidak melanggar norma yang berada didaerah tersebut. Juvenvile Delinquency (kenakalan remaja) bukan hanya perbuatan anakanak yang melawan hukum semata akan tetapi juga termasuk didalamnya perbuatan yang melanggar norma masyarakat. Dewasa ini sering terjadi seorang 27 28
Drs. Andi Mappiane, Psikologi Remaja, hal. 32-33. Drs. Simanjutak, S.H., Pengantar kriminologi patologi sosial, hal.295
40
anak digolongkan kedalam delinkuen jika pada anak tersebut nampak adanya kecenderungan-kecenderungan anti sosial yang sangat memuncak sehingga perbuatan-perbuatan
tersebut
menimbulkan
gangguan-gangguan
terhadap
keamanan, ketentraman, dan ketertiban masyarakat, misalnya pencurian, pembunuhan, penganiayaan, pemerasan, penipuan, pengelapan dan gelandangan serta perbuatan-perbuatan lain yang dilakukan oleh anak remaja yang meresahkan masyarakat. Perbuatan anak-anak muda yang nyata-nyata bersifat melawan hukum dan anti sosial tersebut pada dasarnya tidak disukai oleh masyarakat, disebut juga problem sosial. Jadi pada dasarnya problema-problema sosial menyangkut nilainilai sosial dan moral, oleh karena menyangkut tata kelakuan yang immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Maka masalah-masalah sosial akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.29 Keresahan yang ditimbulkan oleh anak-anak remaja sebenrnya menjadi tanggung jawab seluruh anggota masyarakat. Ditinjau dari segi penyebabnya, masyarakat terlibat didalamnya dan jika dilihat dari sisi lain masyarakatlah yang memikul beban kerugian. Suatu hal yang layak jika di dalam menanggulangi kenakalan remaja masyarakat juga bertanggung jawab secara moral. juvenile delinquency tidak dipandang sebagai masalah yang timbul dan menimpa kelompok umur tertentu, akan tetapi dinilai sebagai problema sosial yang muncul dari kelompok kecil sebagai implikasi dari akselerasi perubahan masyarakat secara global. 29
Soerjono Soekanto, S.H., MA, sosiologi suatu pengantar, hal.276
41
Keterlibatan masyarakat di dalam menanggulangi anak delinkuen dapat berupa : 1. Memberi Nasihat secara langsung kepada anak yang bersangkutan agar anak tersebut meninggalkan kegiatannya yang tidak sesuai dengan seperangkat norma yang berlaku, yakni norma hukum, sosial, susila dan agama. Jika tidak sengaja melihat seorang anak atau siswa sedang mencoret tembok sebagai lingkungan yang ada di dalam sekolah wajib memberi tahu kalau perbuatan itu salah dan melaporkan kepada guru. 2. Membicarakan dengan wali/orangtua murid yang bersangkutan dan dicarikan jalan keluarnya untuk menyadarkan anak tersebut. Sekolah dan rumah adalah tempat paling tepat untuk membimbing anak. Guru dan orang tua sangat berperan penting atas pertumbuhan anak sampai dewasa, jadi harus terus berupaya menyadarkan bahwa apa yang dilakukannya adalah melanggar tata norma atau telah melakukan perbuatan tidak baik. 3. Langkah yang terakhir adalah masyarakat harus berani melaporkan kepada pejabat yang berwenang tentang adanya perbuatan delinkuen sehingga segera dilakukan langkah-langkah prevensi secara menyeluruh. Jika masih batas yang wajar bisa hanya melapor kepada orang tua wali maurid dan jika sudah parah dan tidak wajar wajib di laporkan kepada pihak berwajib apalagi jika mengenai barang haram, benda tajam, pembunuhan dan lain-lain. Laporan tersebut hendaknya harus disertai dengan bukti-bukti nyata sehingga bukti tersebut dapat dijadikan bukti yang kuat untuk intansi yanbg
42
berwenang
didalam
menyelesaikan
kasus
kenakalan
remaja
(jugenvile
delinquency).30
30
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet.3, 1995) hal.134-135
BAB III
SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya
STM Bunda Kandung yang sekarang bernama SMK Bunda Kandung, berawal sejak tahun 1964. Ketika itu masih menempati rumah kontrakan di samping stasiun kereta api Pasar Minggu. Diawali dari ide dan keinginan Drs. H. Azmi Facruddin (alm. meninggal pada 14 Agustus 2001) yang mendapat dukungan sepenuhnya dari sang pendamping sejatinya Ny. Hj. Mardini Azmi, serta sekumpulan anak-anak muda AUP ( Akademi Usaha Perikanan, Departemen Pertanian), yang ketika itu masih berstatus mahasiswa, bersepakat untuk mendirikan sekolah. Sekolah yang pertama kali didirikan dan mulai pendaftaran murid baru adalah STM dan ST Bunda Kandung.
Bersama dengan berdirinya sekolah maka sambil berjalan diurus pula kelengkapan yang diperlukan, mulai dari kelengkapan legalitas hukum, kelengkapan sistem administrasi, kelengkapan pembelajaran sarana lain yang diperlukan, termasuk usaha-usaha untuk mendapatkan dana melalui para donatur guna membiayai keperluan operasional dari sekolah. Sekolah ini memang didirikan hanya dengan tekad dan semangat juang yang membaja dari para perintisnya, sehingga tidak jarang terjadi honor gurunya terlambat dibayar, kadang hanya dibayar dengan beras, dan bahkan ada juga yang tidak mengharapkan bayaran.
43
44
Meskipun para pendiri tidak memiliki uang yang cukup untuk biaya operasionalnya, namun sekolah ini tetap dapat berjalan dengan langkah yang pelan tapi mantap, dalam artian penuh percaya diri.
Bertepatan dengan tanggal 01 Oktober 1965, Akte Pendirian Yayasan resmi ditanda tangani di depan notaris Syahrim Abdul Manan, No. 1 tanggal 1 Oktober 1965, dan diperbarui melalui notaris Januar Hamid SH, No 16 tanggal 20 November 1987, dengan nama Yayasan Pendidikan Teknologi Bunda Kandung, berlokasi di Jakarta. Dengan susunan Pengurus :
1. Tn. Azmi Fachruddin, Ketua
2. Tn. Chairul Hamidi, Wakil Ketua
3. Tn. Zainal Rajab, Sekretaris
4. Tn. Basri M.Noer, Bendahara
5. Tn. Syafri Dahlan, Wakil Bendahara
6. Tn. Darman Indris, Anggota
7. Ny. Mardini Azmi, Anggota
8. Tn. Azwar Nakruf, Anggota
9. Tn. Thamrin Habib, Anggota
10. Tn. Sabirin Syahbuddin, Anggota
45
11. Tn. Zulkifli Tahar, Anggota
Pemilihan nama Bunda Kandung, adalah sebagai simbol kasih sayang dan pendidikan. Ibu Kandung dimanapun juga telah mulai menjaga perlakuannya semasa sang janin masih dalam kandungan, itu artinya Ibu Kandung adalah sebagai pendidik yang pertama. Setelah sang bayi dilahirkan lagi-lagi Ibu Kandung mengambil peran sebagai pendidik yang utama dengan penuh kasih sayang tanpa membeda-bedakan anaknya. Filofosi itulah yang ingin diabadikan dalam nama Yayasan Pendidikan Teknologi Bunda Kandung ini. Jadi Bunda kandung adalah pendidikan yang pertama yang utama terhadap anak-anaknya dengan penuh kasih sayang.
Yayasan ini merupakan yayasan sosial yang bergerak pada bidang pendidikan, dan terutama pendidikan teknologi. Ketika itu pendidikan Teknologi masih sangat jarang, dan STM Bunda Kandung menjadi perintis STM swasta di Jakarta Selatan. Oleh karena itu kehadiran sekolah ini sangat membantu ketidakberadaan pemerintah untuk menampung animo masyarakat memasuki sekolah negeri. Sebagai Yayasan Pendidikan Teknologi yang menggunakan nama Bunda Kandung, maka sekolah ini dilarang untuk memilih-milih siswa antara yang pintar dan kurang, karena kasih sayang seorang ibu selalu pada anak-anaknya yang tidak dibeda-bedakan.
Secara perlahan para pengurus terus mengupayakan untuk mendapatkan tempat yang layak, hingga akhirnya pada tahun 1977 YPT Bunda Kandung mendapat hak pemakaian tanah milik departemen pertanian untuk guna pembangunan Sekolah Tehnik Menengah Bunda Kandung. Lahan tersebut (yang
46
sekarang beralamat di Jl. Palapa Raya No 3, Komplek pertanian Pasar Minggu), diserahkan oleh Bp.Drs. Supangkat, sebagai kepala biro perlengkapan Departemen Pertanian. Selanjutnya lahan tersebut dibangunkan gedung oleh pemda DKI, pada tahun anggran 1978/79 dan gedung tersebut di serah terimakan pada Yayasan Pendidikan Tehnologi Bunda Kandung. Hal tersebut dapat terwujud karena apa yang telah dan sedang diupayakan oleh yayasan ini nyata-nyata sangat membantu pemerintah yaitu dalam rangka usaha mempercepat peningkatan kesempatan belajar bagi anak usia sekolah di wilayah DKI Jakarta.
Usaha pengurus tidak berhenti sampai disitu, tetapi terus melakukan upaya untuk melengkapi sarana untuk praktikum/workshop, hingga saat ini sekolah ini telah menempati 16 ruang belajar teori, di Jalan Palapa Raya No 3, Pasar Minggu, dan 10 ruang praktikum/workshop di Jl. Tanjung Barat Selatan - Jagakarsa. SMK Bunda Kandung telah meluluskan 9138 orang tersebar di berbagai lapangan kerja, sebagai pegawai pada instansi pemerintah maupun swasta serta pada perusahaan dan saat ini sedang mengasuh 1127 siswa pada jurusan mesin dan listrik, dengan memperkerjakan 72 orang guru dan karyawan. Pada saat ini SMK Bunda Kandung masih menjadi salah satu sekolah kejuruan di Jakarta Selatan, yang menjadi peminatan masyarakat, karena biaya yang masih relatif murah dan memiliki sarana yang relatif lengkap di banding SMK lainya, serta adanya beberapa perusahaan yang setiap tahun sering menawarkan formasi lowongan kerja untuk para lulusan SMK Bunda Kandung. Pada Tahun 2004 Sekolah ini mendapat status akreditasi A dari Badan Akreditasi Sekolah Provinsi DKI Jakarta.
47
Kurikulum yang diterapkan oleh STM Bunda Kandung ialah KTSP dan 2004
1.
Silabus
2.
Alokasi Waktu
3.
RPP
4.
Modul
5.
Referensi
Tata cara prakerin dilaksanakan antara 1 bulan s/d 10 bulan, rata-rata 1 s/d 4 bulan
Perusahaan tempat PKL ± 80 perusahaan
B. VISI dan MISI
VISI
Menjadi pusat pendidikan teknologi yang terpercaya berkualitas Internasional.
MISI
1. Menyiapkan lulusan SMK yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berkualitas sehingga mampu besaing di dunia internasional. 2. Meningkatkan
kinerja
profesionalisme
dengan
menggali
dan
memanfaatkan segenap potensi sumber daya yang yang ada. 3. Membina sikap mental dan membangkitkan jiwa kompetitif inngin maju dan kritis atas perkembangan teknologi dan informasi.
48
4. Menjadikan sekolah menjadi pusat menggali potensi bakat, minat, dan kreatifitas siswa. 5. Membangun suasana kekeluargaan dan Mampu mengaktualisasikan nilainilai kebersamaan. 6. Menumbuhkan jiwa sadar hukum, kepatuhan, dan sikap hormat. 7. Bertaqwa kepada Allah SWT, 8. Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur, 9. Memiliki
basik
pengetahuan
yang dapat
berkembang dan
dikembangkan. 10. Memiliki kemandirian dan tanggung-jawab yang tinggi. 11. Memiliki sikap mental yang baik. 12. Memiliki kemampuan berinteraksi dan beradaptasi. 13. Memiliki jiwa kewirausahaan. 14. Memiliki kesehatan Jasmani dan Rohani. 15. Memiliki daya analitis yang tinggi.
atau
49
C. Struktur Organisasi Sekolah
Nama : Sutiadi, S.Kom. Alamat : Jabatan : Kepala Sekolah No HP : -
50
Nama : Dirwanto, ST. Alamat :Jabatan : Wakil Kepsek Bid. Kur Jabatan : No HP : Nama :. Drs. Hari Priyono Alamat :Jabatan : Wakil Kepsek Bid.Praktek No HP :Nama : Ir. Mattamin Alamat : Jabatan : Wakil Kepsek Bid. Kesiswaan No HP : Nama : Drs. Suatri Alamat : Jabatan : kesiswaan No HP : Nama : Hasmi Susanto, S.Kom. Alamat : Jabatan : Guru KKPI No HP : Nama : Munir Rifa'i Alamat : Jabatan : Staff Administrasi No HP : Nama : Daenuri Alamat :
51
Jabatan : Ka. Tata Usaha No HP : Nama : Prasetyo Wibawanto Alamat : Jabatan : Staf Khusus No HP : Nama : Dra. Nurbaety Alamat : Jabatan : Guru BK 1 No HP : Nama : Ali Usman, MM Alamat : Jabatan : Guru BK 2 No HP : Nama : Moh.Amin, BA. Alamat : Jabatan : Pembina Rohis No HP : Nama : Drs. Syukri Syaidin Alamat : Jabatan : Pembina Seni Budaya No HP : Nama : Mursidi Alamat : Jabatan : Pembina olahraga dan kesehatan No HP :
52
D. Program Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bunda Kandung Jakarta adalah Sekolah Menengah Kejuruan dengan Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan Rekayasa. Kompetensi keahlian yang dikembangkan sekolah ini adalah Kompetensi Kehalian yang relatif laku dan dibutuhkan oleh pasar kerja.
Jurusan yang dimaksud adalah Teknik Mesin dan Teknik Elektro. Teknik Mesin :
1. Teknik Pemesinan 2. Teknik Pengelasan 3. Teknik Fabrikasi Logam
Teknik Elektro :
1. Teknik Instalasi Tenaga Listrik 2. Teknik Otomasi Industri
Teknik Otomotif :
Teknik Sepeda Motor
Alamat tempat belajar : Gedung Teori : Jl. Palapa Raya No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan, telp. 7805248 Biro Praktek : Jl. Tanjung Barat Selatan N0. 1 Lenteng Agung, Jakarta Selatan, telp. 7800725
E. Perusahaan Pendukung Daftar Perusahaan yang menerima Lulusan STM Bunda Kandung selama tahun 2012 s/d 2014 :
53
No.
Nama Perusahaan
1.
PT.
Mentari
No. Nama Perusahaan Metal 12.
PT. Vinilon Plastic
Pratama 2.
PT. Astra Otopart
13.
PT. Mecoindo
3.
PT. Aspek Kumbang
14.
PLN
4.
PT. Pertiwi Agung
15.
PT. Multifoon
5.
Hotel Mercuri
16.
PT. Bela Perkasa
6.
PT. Astra Honda Motor
17.
PT. Jaya Kencana
7.
PT. Sewatama
18.
CV Swadaya Enginering
8.
PT. Golden Web
19.
PT. Trigraha Sealisindo
9.
PT. Kabel Visino
20.
PT. Puji
10.
PT. Fatco
21.
PT. Sanjaya Soode Precision
11.
PT. Zieac
22.
PT. Nassau Sport
F. Gedung Teori
No
Nama Gedung
Jumlah
1
R. Belajar
15
2
R. Tata Usaha & Keuangan
1
3
R. Tamu
1
4
R. BP
1
5
R. Guru
1
54
No
Nama Gedung
Jumlah
6
R. Perpustakaan
1
7
Musholah
1
8
Toilet
2
10
Rumah Jaga
1
11
Gudang
1
12
R. Rohis
1
13
Lap. Upacara & OR
1
14
OHP
4
15
LCD Proyektor
2
16
Komputer
11
17
Sumber Air
2
18
KW Listrik terpasang
20
19
Lab. Bahasa
1
20
Koneksi Internet
1
G. Gedung Biro Praktek
No
Nama Gedung
Jumlah
1
R. Guru
1
55
No
Nama Gedung
Jumlah
2
Lab. Komputer (38 PC)
1
3
Lab. Komp. AutoCAD & MM (14 PC)
1
4
Mushollah
2
5
R. Yayasan
1
6
R. Unit Produksi
1
7
R. Praktek/Workshop
12
8
Kantin
1
9
Lapangan
1
10
R. Bengkel pemeliharaan
1
11
R. Kajur
1
12
Gudang Logistik
1
13
Toilet
4
14
Sumber air
2
15
Listrik Terpasang (63 KW)
1
16
Sambungan Internet
1
BAB IV HASIL ANALISIS DATA LAPANGAN SMK BUNDA KANDUNG
A. Identifikasi Informan 1. Identifikasi Guru Bimbingan Penyuluhan Identifikasi guru bimbingan penyuluhan SMK Bunda Kandung yang terlibat langsung pada proses penelitian. Terdapat dua guru bimbingan Penyuluhan yang menjadi guru BP di SMK Bunda Kandung. antara lain : 1. Ibu Nur Baeti, S.Pd, merupakan salah satu guru Bimbingan Penyuluhan di SMK Bunda Kandung, ibu guru yang biasa di panggil oleh siswa dengan Ibu Beti adalah guru BP yang murah senyum dan mudah berkomunikasi dengan siswa sehingga siswa tidak akan merasa malu jika dekat dengan guru BP. Ibu Beti pun selalu bersikap tegas jika memberikan hukuman dan memberikan contoh kepada siswa agar menjadi teladan yang baik dan tidak melanggar peraturan seperti tidak telat datang ke sekolah, berpakaian rapih, dan baju tidak dikeluarkan. Ibu Beti lebih menonjolkan sebagai orang tua perempuan yaitu sebagai ibu di dalam sekolah karena pribadinya yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.1
1
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti,S.Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 25 Mei 2013
56
57
2.
Bapak Usman Musthafa M.M, adalah guru Bimbingan Penyuluhan yang
lebih menonjolkan sikap tegas dan sangat disiplin. beliau tidak banyak bicara lebih banyak bertindak. Setiap satu bulan dua kali pak Usman panggilan sehari-harinya selalu memberikan motivasi kepada siswa di lapangan sekolah. kegiatan ini dilakukan pak Usman selaku guru BP sejak beliau menjadi guru BP di sekolah Bunda Kandung. Kegiatan ini dilakukan rutin untuk memberi rangsangan bagi siswa untuk terus berfikir maju ke depan dan membuat siswa menjadi termotivasi untuk belajar.2 2. Identifikasi Siswa SMK BUNDA KANDUNG Identifikasi Siswa SMK Bunda Kandung yang terlibat langsung pada proses penelitian. Terdapat sembilan Siswa laki-laki dan satu siswa perempuann yang bersekolah Aktif dan bermsalah SMK Bunda Kandung. yaitu : 1. Fahrul Assysam, adalah siswa SMK Bunda Kandung yang semasa kelas dua SMK Bunda Kandung sering meakukan tawuran bersama temantemannya dan sering bolos sekolah. Fahrul adalah panggilan sehariharinya termasuk siswa yang sering di panggil ke ruang BP karena tidak masuk sekolah dan sering di hukum karena sering terlambat datang ke sekolah. Fahrul merasa kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya karena kesibukan orang tua sehingga sering mencari perhatian di sekolah dengan melanggar peraturan di sekolah seperti pakaian yang ketat, datang terlambat, dan merokok didalam sekolah.3
2
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BK SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 25 Mei 2013 3 Wawancara Pribadi dengan Fahrul Assysam, Siswa SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 16 Mei 2013
58
2. Bagus Setiawan, merupakan siswa berprestasi ketika kelas satu SMK Bunda Kandung. tetapi sering bolos ketika kelas dua SMK. Bagus adalah pribadi yang tidak suka keramaian, biasanya Bagus lebih suka belajar sendiri. tetapi Bagus sering tidak masuk ke sekolah ketika kelas dua SMK karena faktor keluarga yang orang tuanya sering berantem di rumah sehingga Bagus malas dan tidak mendapatkan kasih dan sayang orang tuanya.
Dengan dorongan motivasi yang diberikan guru bp sehingga
Bagus bisa bangkit lagi dan rajin untuk belajar. Di akhir kelas dua Bagus kembali menjadi siswa yang rajin dan tidak sering bolos sekolah.4 3. Andri Julianto, adalah siswa yang selalu mengganggu teman-temannya ketika di dalam kelas maupun dilingkungan sekolah hal tersebut menjadi kebiasaan Andri sejak duduk di kelas satu SMK. Sehingga Andri kurang disukai oleh teman-temannya dan Andri sering bertengkar disekolah. Selama kelas dua SMK Andri selalu menjadi pembicaraan guru-gurunya karena sering bertengkar disekolah. Andri adalah salah satu siswa yang mencari perhatian dengan berbuat hal yang melanggar peraturan.5 4. Muhammad Samsul, anak bungsu dari tiga bersaudara adalah anak paling bermasalah di sekolah karena Samsul senang jika tawuran. Keluarganya yang hancur karena perceraian orang tuanya semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama membuat hidup Samsul menjadi kacau dan berantakan. Samsul menjadi anak yang nakal dan sering tawuran,
4
Wawancara Pribadi dengan Bagus Setiawan , Siswa SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 16 Mei 2013 5 Wawancara Pribadi dengan Bagus Setiawan , Siswa SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 16 Mei 2013
59
semenjak SMP Samsul sudah sering tawuran hingga duduk di bangku SMK Bunda Kandung.6 5. Ihsan Thalib, adalah siswa yang sangat pendiam dan pemalu, di dalam kelas pun Ihsan selalu bengong dan tidak bisa bergaul dengan temanteman sebayanya. Ihsan pun sering mengalami kesulitan dalam belajar. Ihsan mengalami kesulitan dalam konsentrasi sehingga membutuhkan waktu dibandingkan dengan siswa-siswa yang lainnya, semenjak SMP Ihsan sering kumpul dengan teman-temannya dan sering pesta dengan minum-minuman keras, pola tidur di malam hari pun tidak menentu. Sering tidur malam dan ketika pagi hari datang ke sekolah menjadi terlambat.7 6. Yusuf Kamil, merupakan siswa yang sering tawuran selain tawuran Yusuf sering mabuk-mabukan dengan teman-temannya. Pergaulan bebas pun dilakukannya, dan tidak jarang Yusuf sering mengambil uang orang tuanya, lingkungan rumah dan pergaulan dengan orang-orang dewasa membuat Yusuf menjadi nakal.8 7. Ivo Chilvera. Salah satu siswi SMK Bunda Kandung yang sering kumpul dengan siswa-siswa lainnya, Ivo adalah panggilan sehari-harinya merupakan siswi bermasalah di sekolah. Ivo yang lahir dari keluarga kurang mampu dan orang tua yang pendidikannya kurang memebuat Ivo menjadi kurang mendapat perhatian dan kasih sayang orang tuanya. 6
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Samsul, Siswa SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 16 Mei 2013 7
Wawancara Pribadi dengan Ihsan Thalib, Siswa SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 16
Mei 2013 8
2013
Wawancara Pribadi dengan Yusuf Kamil, siswi SMK Bunda Kandung, jakarta 15 Mei
60
Pelanggaran-pelanggaran yang Ivo sering lakukan adalah menggunakan pakaian ketat, sering terlambat datang ke sekolah, dan sering tidak masuk mata pelajaran.9 8. Abdul Aziz, merupakan siswa siswa sering tawuran dan jarang pulang ke rumah. orang tua Aziz sangat khawatir dengan kebiasaan anaknya. Walau Aziz termasuk siswa pendiam di sekolah tapi Aziz nakal dan susah diatur oleh orang tuanya. Aziz termasuk anak yang sering kumpul dengan temantemannya dan Aziz adalah siswa paling disegani oleh teman-temannya.10 9. Irsandi Irawan adalah siswa yang sama seperti siswa bermasalah lainya di sekolah SMK Bunda Kandung. Tidak seperti siswa lainnya Irsandi merupakan siswa yang penurut jika berada di dalam sekolah dan dekat dengan guru-guru di sekolah tetapi karena Irsandi mudah terpengaruh dengan teman-temannya sehingga Irsandi sering terbujuk oleh temannya. Dan sikap orang tua yang sangat cuek terhadap anaknya membuat Irsandi dekat dengan guru-guru di sekolah.11 10. Muhammad Faisal merupakan siswa yang sudah beberapa kali mendapat kartu berwarna merah karena pelanggaran yang berat karena sering ketahuan ikut tawuran dan ditangkap oleh polisi. Tapi karena Faisal selalu menuruti hukuman di sekolah Faisal tetap bertahan tidak dikeluarkan dari sekolah.12
9
Wawancara Pribadi dengan Ivo Chilvera, siswi SMK Bunda Kandung, jakarta 15 Mei
10
Wawancara Pribadi dengan Abdul Aziz, siswi SMK Bunda Kandung, jakarta 15 Mei
11
Wawancara Pribadi dengan Irsandi Irawan, siswi SMK Bunda Kandung, jakarta 16
2013 2013
Mei 2013
12
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Faisal, siswi SMK Bunda Kandung, jakarta 15 Mei 2013
61
B. Bentuk Penyampaian Pesan Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Penyuluhan Dengan Siswa Dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Remaja Banyak sekali kasus yang terjadi di sekolah SMK Bunda Kandung sepeti tidak masuk sekolah dengan sengaja, merokok didalam sekolah, berpakaian tidak rapih atau baju dikeluarkan. Bahkan sempat terjadi anak siswa SMK Bunda Kandung menggunakan obat-obatan terlarang didalam sekolah dan hamil diluar nikah sampai pada akhirnya siswa tersebut dikeluarkan dari sekolah. Hal ini sangat melanggar peraturan sekolah. Tetapi tidak semua siswa SMK Bunda Kandung berkelakuan seperti hal tersebut masih banyak juga siswa SMK Bunda Kandung berperilaku baik. Guru BP selalu berupaya dalam mengurangi tingkat kenakalan remja salahs atu cara yang digunakan adalah pendekatan kepada siswa kelas satu yang baru masuk di SMK Bunda Kandung. “untuk mendapatkan informasi tentang siswa maka saya harus dekat dengan siswa maka sejak siswa kelas satu saya sudah mulai mendakatinya hingga lulus dari sekolah. Banyak juga siswa yang tidak saya panggil keruang BP datang sendiri dan bercerita masalahnya. Mereka itu yang sudah nyaman bercerita kepada saya.”13 Siswa yang diberikan motivasi dan tidak diberikan motivasi sungguh sangat berbeda dalam menghadapi masalah yang akan dialami, dalam melihat masalah dan memecahkannya pun berbeda. Tidak banyak siswa yang malah lari dari masalah yang dihadapi baik masalah dari dalam keluarga, teman, dan sekolah. Mereka malah lari ke minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang.
13
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 31 Mei 2013
62
“Saya merasakan sekali manfaat setelah bimbingan atau konseling dengan guru BP di sekolah, setiap saya mempunyai masalah saya selalu menceritakan kepada guru BP saya, bahkan saya sekarang bisa memecahkan masalah saya sendiri. Suatu kebahagiaan buat saya karena saya selalu ingin menjadi lebih baik lagi. Sering saya dateng ke guru BP ketika tidak mempunyai masalah, kadang ketika saya sedang bingung di dalam suatu pilihan saya menanyakan juga ke guru BP. Dulu saya sering sekali berantem dengan teman saya, merokok dilingkungan sekolah bahkan tawuran dengan sekolah lain, dulu saya bangga sekali melakukan itu karena saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dan mengapa saya hidup, guru bp selalu memberikan motivasi dan memberikan cerita-cerita orang sukses baik itu dari lulusan Alumni sekolah kami maupun orang-orang sukses.”14
Ada juga beberapa siswa yang menutup diri sehingga mereka telat untuk merasakan manfaat berkomunikasi dengan guru BP. Guru BP adalah salah satu sarana yang ada di sekolah untuk menjadi tempat curhat dan tempat berbagi di dalam sekolah. Jika tiga tahun bersekolah tetapi tidak pernah berkomunikasi dengan guru BP sangat disayangkan banyak sekali manfaat yang akan di rasakan jika berkomunikasi dengan guru BP. Bentuk penyampaian pesan yang dilakukan guru BP dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja adalah sebagai berikut : 1. Komunikasi Verbal Adapun komunikasi verbal merupakan komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Dalam komunikasi verbal terdapat dua unsur penting yaitu bahasa dan kata. Komunikasi ini banyak digunakan oleh antar manusia dan mudah untuk dipahami dan dimengerti. melalui kata-kata dan bahasa kita bisa saling bertukar pikiran, gagasan dan ide. Begitu juga komunikasi yang
14
2013
Wawancara Pribadi dengan Ivo Chilvera, Siswi SMK Bunda Kandung, jakarta 15 Mei
63
terjadi antara Guru bimbingan penyuluhan dan siswa SMK Bunda Kandung mereka menggunakan komunikasi verbal agar pesan yang disampaikan bisa saling diterima dan saling dimengerti. Pesan yang disampaikan oleh guru yang disampaikan secara komunikasi verbal dapat diterima dan dimengerti oleh siswa yaitu pesan yang disampaikan oleh guru BP disesuaikan dengan gaya bahasa yang sesuai dengan siapa yang sedang diajak bicara yaitu siswa yang bermasalah dan akan di panggil ke ruang BP oleh guru BP. Guru BP akan mencari data siswa yang akan diajak bicara, baik data yang di kumpulkan melalui data dari sekolah, teman-teman disekolah, dan juga orang tuanya. Dengan guru BP menggunakan gaya bahasa yang digunakan siswa maka guru BP dapat dengan mudah mencari data yang ada di dalam pribadi siswa dan siswa dapat bercerita masalah apa saja yang dirasakan sehingga komunikasi antara guru BP dengan siswa dapat berjalan efektif dan efisien. ”Saya selalu menggunakan gaya bahasa yang digunakan oleh siswa, sebelum saya memanggil siswa yang bermasalah keruang BP, saya selalu mencari data-data mengenai siswa bermsalah yang akan saya panggil. Dengan saya memiliki data siswa tersebut saya bisa mengenali siapa dan apa yang di inginkan siswa tersebut. Dan dengan begitu saya juga dengan mudah mendapatkan kenapa siswa berbuat hal yang melanggar aturan.”15
Selain gaya bahasa yang digunakan oleh siswa guru BP juga selalu mengamati cara pergaulan siswa, baik pergaulan siswa yang di dalam sekolah maupun di luar sekolah dan juga kegiatan siswa di dunia maya yaitu di facebook dan twitter. Dengan begitu guru BP dapat mengenali karakteristik siswa tersebut.
15
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti,S.Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 30 Mei 2013
64
Dengan melakukan pemantauan seperti itu guru BP mendapat gambaran tentang anak didiknya. Guru BP pun selalu berkoordinasi dengan guru lainnya jika ada siswa yang tidak masuk kelas, terlambat datang ke sekolah, dan tidak masuk pelajaran. Tidak hanya dengan guru-guru yang ada di sekolah tetapi di dalam sekolah ada juga polisi siswa yang menjaga ketertiban dan keamanan di dalam sekolah petugas polisi siswa kurang lebih 20 siswa bertingkat kelas satu, kelas dua, dan ada juga kelas tiga. dan tugas dari polisi siswa hanya mengamati dan langsung berkoordinasi dengan guru piket yaitu guru yang mendapat giliran menjaga gerbang sekolah, dan juga kepada guru BP. “Di dalam sekolah ini terdapat juga polisi siswa yang menjaga keamanan dan ketertiban siswa. polisi siswa hanya bertugas memantau keadaan siswa lainnya, ketika polisi siswa menemukan siswa lainnya melanggar aturan maka langsung datang ke saya selaku guru BP atau keguru piket di dekat gerbang sekolah.”16
Guru Bimbingan Penyuluhan siap mendengar dan mencerna masalah apa saja yang dirasakan siswa. Setelah guru BP mendapat data tentang siswa yang bermasalah, guru BP dapat membantu siswa memecahkan masalah siswa. Dengan guru BP mendengar secara langsung atau langsung berinteraksi dengan siswa tentang semua masalah yang dimiliki siswa, guru BP dapat melihat dan merasakan secara langsung apa yang dirasakan siswa dalam menyampaikan pesannya. sebenarnya yang memberikan solusi dari masalah itu sendiri adalah diri siswa itu sendiri tetapi secara tidak sadar siswa tidak tahu apa yang harus di lakukan untuk
16
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti,S.Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 30 Mei 2013
65
dirinya sendiri. Disinilah gunanya guru BP membantu siswa dalam menuntun pikiran siswa agar tidak salah dalam menentukan pilihan dan dalam berfikir. Lalu guru BP menanyakan pertanyaan yang pada akhirnya siswa tahu apa yang harus dilakukan. Ini adalah salah satu cara untuk mengurangi tingkat kenakalan remaja, karena remaja adalah masa dimana sangat membutuhkan perhatian lebih baik di sekolah maupun di rumah dan sedang mencari jati diri. Tidak banyak remaja yang memiliki masalah yang akhirnya kaburnya dalam obat-obatan terlarang, minumminuman keras, dan pergaulan bebas. “guru BP itu hanya membantu siswa dalam berfikir, sebenernya siswa itu tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Kadang siswa tahu kalau melanggar aturan tidak baik dan nantinya akan menyengsarakan diri siswa tersebut. Tetapi karena mereka yaitu siswa masih labil dan pendirian mereka masih kurang kuat dan bahkan lebih parahnya jika dia melakukan karena ingin dilihat dan dibilang keren oleh temannya karena melakukan pelanggaran itu maka mereka melakukan pelanggaran tersebut. Jika saya langsung ngobrol dengan siswa tersebut yaitu siswa yang melakukan pekanggaran tersebut dia sadar kalau itu tidak baik dan merugikan. Saya selalu menanyakan hal tersebut kalau hal tersebut baik atau tidak. setelah lama saya ajak berkomunikasi antar pribadi secara langsung akhirnya siswa sadar akan perbuatannya yang tidak baik dan merugikan dan berjanji tidak akan melakukan hal tersebut lagi.17
Kenakalan remaja bisa tidak selalu datang dari diri pribadi tetapi bisa dari keluarga, teman dan sekolah. Biasanya kenakalan remaja berasal dari keluarga seperti pola asuh keluarga, latar belakang pendidiksn orang tua, perilaku keseharian keluarga. Tanpa disadari menjadi kebiasaan hidup dari remaja itu sendiri. Seperti kasus yang biasa saya hadapi banyak orang tua membiarkan anaknya tidak solat subuh, ketika kita tidak shalat subuh maka biasanya dalam sehari akan malas dan tidak
17
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti,S.Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 30 Mei 2013
66
karuan menjalani hidup. Dan tidur terlalu larut malam sehingga bangun pagi menjadi telat.18
Komunikasi verbal pun dilakukan kepada wali murid. Sampai saat ini komunikasi verbal antara guru BP dengan siswa maupun guru BP dengan wali murid termasuk baik. Hanya sedikit wali murid yang kurang bisa diajak bekerja sama dengan guru BP. Beberapa wali murid yang tidak bisa diajak kerja sama biasanya ketika guru BP memanggil wali murid yang bersangkutan wali murid tersebut selalu mengundur-undur waktu untuk datang kesekolah. Mereka selalu mencari alasan untuk tidak datang ke sekolah untuk bertemu guru BP. Tidak banyak wali murid takut ketika mendapat panggilan dari sekolah, mereka selalu berfikir anaknya bermasalah dan wali murid tersebut takut atau tidak mau jika dimarahi oleh guru BP. “Banyak yang saya sudah lakukan untuk mengurangi kenakalan remaja. Salah satunya dengan Komunikasi yang saya jalin dengan siswa, Saya bisa bertukar nomor Handphone sehingga saya bisa berkomunikasi dengan siswa, jika ada siswa bermasalah setiap pagi siswa tersebut wajib lapor dan datang ke ruangan saya. dan tidak jarang saya menemukan hambatan dengan orang tua siswa ketika saya memanggil ke sekolah, mereka kadang suka berfikir takut dimarahi oleh guru BP atau masalah bayaran sekolah. Jika dibandingkan tiga banding sepuluh untuk orang tua yang tidak mau datang jika dapat panggilan dari sekolah untuk bertemu Guru BP. padahal kalau masalah keuangan bukan bidang saya itu bidangnya administrasi. Mereka mengganggap takut jika dapat panggilan dari sekolah padahal manfaatnya banyak jika komunikasi bisa dilakukan bersamaan dengan orang tua. Bisa mempermudah mengurangi kenakalan remaja.”19
18
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 31 Mei 2013 19 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti, S,Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 30 Mei 2013
67
Komunikasi yang paling efektif digunakan adalah komunikasi verbal karena dengan komunikasi verbal mereka bisa saling berinteraksi secara langsung, saling tanya jawab, dan juga saling mendapatkan emosi komunikasi yang sedang berlangsung. Komunikasi verbal yang baik pun dapat membuat saling pengertian diantara guru dan siswa maupun wali murid apa yang di inginkan siswa, wali murid ataupun guru. Komunikasi yang diberlakukan dengan komunikasi verbal dilakukan baik formal maupun informal. Dalam Mengurangi tingkat kenakalan remaja tidak mudah dan tidak sulit karena dalam berkomunikasi dengan siswa bermasalah harus tahu mengapa dan bagaimana itu bisa terjadi terhadap remaja. Dan harus mengerti perasaan dan apa saja yang di inginkan oleh siswa. “Komunikasi kami dengan siswa berlansung efektif. Seperti yang saya sudah paparkan mengenai siswa bermasalah saya selalu menyuruh setiap pagi untuk datang ke ruangan saya dan untuk siswa bermasalah yang tidak terlalu berat hanya sesi penyuluhan. ketika sedang berkonsultasi saya selalu mendengarkan apa saja keluhan dan apa yang di inginkan oleh siswa. Saya hanya memberikan arahan dan solusi siswa sendiri yang memberikannya sebagai contoh kasus jika siswa bermasalah yang saya hadapi tentang kurangnya motivasi dalam belajar saya bertanya dulu kepada siswa tentang perasaan sekarang yang sedang dirasakan apakah nyaman atau tidak, jika tidak saya menghiburnya dulu dengan kisah sukses kehidupan seseorang dan lain-lain. Setelah mood sedang tinggi saya tanya apa yang membuat tidak bermotivasi belajar? Dan siapa yang bisa membuat anda menjadi termotivasi jika sedang belajar. Maka siswa akan menjawab itu semua dan siswa akan mengetahui jawabannya. Karena semua masalah bisa diatasi oleh diri sendiri dan saya sebagai guru BP hanya memberi arahan agar tidak salah.”20
20
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti, S,Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 30 Mei 2013
68
2. Komunikasi Non-Verbal Komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang pesannya tidak dengan kata-kata dan bahasa. Dalam kehidupan nyata komunikasi non-verrbal banyak digunakan oleh manusia. Komunikasi non-verbal biasanya berupa bahasa tubuh, ekspresi muka, sikap dan tindakan. sekolah SMK Bunda Kandung juga terdapat komunikasi non-verbal selain dari komunikasi verbal. Komunikasi non-verbal juga berlaku di dalam sekolah. Komunikasi ini juga sebagai bukti dari komunikasi verbal. Seperti halnya guru memberikan informasi kepada siswa jika di dalam sekolah harus berpakaian rapih maka guruguru yang ada di dalam sekolah pun berpenampilan rapih seperti halnya salah satunya baju dimasukan. Maka dengan komunikasi non-verbal ini membuat siswa menjadi ingin dan melaksanakan peraturan yang terdapat didalam sekolah. Jika komunikasi verbal dan non-verbal berjalan dengan baik dan lancar maka komunikasi antara guru dan siswa pun menjadi efektif. Jadi jelas sekali komunikasi antar guru BP dan siswa sangat penting untuk memberikan pikiran, gagasan, dan ide. Agar tercapainya mengurangi tingkat kenakalan remaja. “Saya selalu memberikan contoh terdahulu sebelum saya memberikan aturan dan memberikan hukuman kepada siswa. Seperti contoh kasus berpakaian rapih, saya selalu berpakaian rapih dari pagi sampai sore sepulang sekolah. Dan tidak terlambat datang kesekolah. Contoh-contoh seperti ini patut untuk di berikan kepada siswa baik yang bermasalah maupun tidak bermasalah. Jika saya melanggar peraturan saya pun siap untuk mendapatkan hukuman karena contoh yang baik akan lebih mudah didengar dan dilaksanakan.”21
21
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 31 Mei 2013
69
Jika komunikasi verbal tidak berjalan dengan baik dan lancar maka dengan sendirinya komunikasi non-verbal pun tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Apalagi untuk memberikan pikiran, ide, dan gagasan. Lebih parahnya lagi jika komuikasi antara guru BP dan siswa tidak berjalan baik dan lancar maka siswa akan berbuat brutal dan tidak menutup kemungkinan siswa sampai membantah dan berbuat kasar kepada guru. C. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Penyuluhan Dengan Siswa Dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Remaja Bimbingan penyuluhan sangat penting keberadaannya di dalam lembaga pendidikan apalagi di dalam
Sekolah Menengah Kejuruan Dengan adanya
bimbingan di dalam sekolah memberikan kontribusi yang sangat baik yaitu membuat anak didiknya menjadi bertanggung jawab, mengerti kekurangan, kelebihannya, dan membantu menyelesaikan masalah yang dirasakan oleh siswa. kegiatan bimbingan penyuluhan guru BP dan siswa berjalan dengan baik karena komunikasi antarpribadi yang dilakukan guru BP dengan siswa dijaga dengan baik dan juga sarana dan prasarana di dalam sekolah mencukupi standar kualitas proses bimbingan penyuluhan di dalam sekolah seperti ruang bimbingan penyuluhan. Komunikasi yang disampaikan oleh guru BP kepada siswa pada kegiatan bimbingan penyuluhan diberikan dengan gaya bahasa anak muda dan dengan gaya bahasa pergaulan anak muda jadi mudah diterima Sehingga pesan yang disampaikan oleh guru BP kepada siswa mudah dimengerti dan dipahami. Karena diantara guru BP dan siswa saling mengerti maka timbul keharmonisan di dalam
70
sekolah antara guru BP dan siswa, keharmonisanlah yang membuat antara guru dan siswa saling pengertian. Dan siswa menghormati guru BP sehingga siswa tidak melakukan tindak pelanggaran di dalam sekolah ataupun di lingkungan sekolah. Sarana dan prasarana pun menjadi faktor penting dalam mengurangi kenalan remaja, karena dengan sarana dan pra-sarana yang lengkap dan dapat dimaksimalkan dengan baik di dalam sekolah maka siswa pun dapat melakukan hal-hal positif, sehingga hal-hal negatif yang membuat kenakalan remaja pun tidak dilakukan. Begitu pula dalam hal bimbingan penyuluhan jika siswa yang di didik memiliki keharmonisan dengan guru maka kenakalan remaja dapat ditanggulangi bersama dengan saling pengertian dan perhatian. Guru di dalam sekolah baik guru BP atau guru lainnya selalu memberikan motivasi dan dorongan agar siswa bergairah dan bersemangat, dan selalu meningkatkan prestasi-prestasi yang ada didalam diri siswa. Dengan begitu siswa akan bersemangat untuk terus menerus meningkatkan prestasi-prestasinya di dalam bidang akademik. Minimal dengan adanya motivasi dan dorongan dari guru secara terus menerus akan membuat siswa menjadi terpacu untuk meningkatkan tingkat belajar siswa. Untuk dapat melakukan kegiatan bimbingan penyuluhan yang baik maka dibutuhkan petugas-petugas atau guru BP yang bertanggung jawab dan mempunyai keahlian dalam bidang bimbingan penyuluhan. Dan juga mudah bergaul di mana saja berada karena siswa akan mendengarkan apabila petugas atau guru BP tidak membosankan dan tidak mengerti perasaan apa yang dirasakan
71
oleh siswa. Dengan adanya dua guru BP di dalam sekolah komunikasi menjadi efektif karena guru BP pertama adalah laki-laki dan guru BP kedua adalah perempuan. Sosok guru BP pertama adalah bapak Usman Musthafa yang biasa di panggil oleh siswa pak Usman, pak Usman adalah sosok guru yang tegas, keras, dan konsisten layaknya orang tua laki-laki di dalam rumah tangga. dan guru BP kedua adalah Ibu Nur Baeti. S.Pd yang biasa di panggil Ibu Beti. dan sosok yang ditampilkan oleh sosok Ibu Beti adalah dengan pendekatan hati, lemah lembut, penuh senyuman. Seperti seorang ibu didalam rumah. Banyak siswa yang merasa tidak merasakan kasih sayang dirumah, orang tua yang tidak mengerti dan memahami problematika anak remaja, karena guru BP berpengalaman dibidangnya, siswa merasakan komunikasi yang baik dan menganggap Ibu Beti sebagai ibu dan pak Usman sebagai ayah. Efektifitas Komunikasi antar pribadi antara guru BP dengan siswa SMK Bunda Kandung berlangsung efektif karena siswa akhirnya mengetahui apa fungsi kehidupannya dan apa yang harus dilakukan untuk masa depannya. Keberhasilan penyuluhan bukan hanya ditentukan ke efektifan komunikasi antarpribadi dengan yang bermasalah yaitu yang melanggar peraturan di dalam sekolah saja tetapi juga berkomunikasi antarpribadi dengan siswa yang tidak bermasalah yaitu yang rajin dan berprestasi didalam sekolah. Banyak faktor yang menunjang keberhasilan komunikasi antarpribadi, Faktor-faktor penunjang keberhasilan komunikasi antarpribadi antara guru BP dengan siswa SMK Bunda Kandung yang efektif terlihat dari keterampilan komunikasi yang dikuasai guru BP. Efektifitas komunikasi antar pribadi yang
72
dilakukan guru BP dalam menangani kasus kenakalan remaja di sekolah SMK Bunda Kandung adalah : 1. Perhatian Perhatian adalah tahap awal dalam berkomunikasi antara guru BP dengan siswa. bila perhatian dilakukan dengan baik, tidak membuat siswa risih dan tidak suka. maka guru BP dan siswa akan saling menerima kehadiran seorang disisinya. Dengan menerima kehadiran seseorang disisinya maka komunikasi yang akan berlangsung akan berjalan lancar. Biasanya sebelum guru BP mengadakan penghampiran guru BP sudah mencari data mengenai siswa tersebut. Guru BP selalu menghampiri siswa yang bermasalah di dalam sekolah dan melakukan pendekatan-pendekatan kepada siswa. Tetapi guru BP terlalu fokus dengan siswa yang bermasalah sehingga kurang dekat dengan siswa yang tidak bermasalah. “Dengan saya mendatangi siswa bermasalah atau melanggar secara langsung maka siswa akan merasa diperhatikan, merasa penting, merasa dekat, dan merasa dihargai. Cara saya menyapa siswa pun harus akrab layaknya teman sebayanya. Sepulang sekolah pun saya kadang suka menelepon siswa bermasalah apakah sudah sampai di rumah atau belum.”22
keterampilan penghampiran merupakan keterampilan berkomunikasi melalui isyarat-isyarat verbal dan non-verbal sehingga siswa merasa dihargai dan dihormati. Bila hal pada tahap ini berhasil maka menjadi awal bagi proses komunikasi dan menjadi pembuka pintu pertama untuk berkomunikasi dan memudahkan guru BP untuk mencari data yang lebih dalam lagi mengenai siswa bermasalah tersebut. 22
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti, S,Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 30 Mei 2013
73
2. Empati Keterampilan ini sangat baik karena dengan merasakan empati guru BP bisa merasakan pemikiran dan keinginan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh siswa yang diajak berkomunikasi. Guru BP selalu mendengar apa yang menjadi masalah dan apa yang di inginkan siswa. Dengan pendekatan empati ini siswa bisa merasakan dihargai dan dimengerti oleh guru BP dan pada akhirnya bisa menceritakan apa masalah dan keinginan seorang siswa. guru BP harus bisa berempati untuk merasakan apa yang dirasakan siswa. “saya merasa kalau guru BP yaitu bu Beti mengerti apa yang saya rasakan dan saya inginkan bahkan kadang saya sendiri tidak tahu apa yang saya inginkan. Biasanya setelah saya datang ke bu Beti dan cerita masalah saya akhirnya saya tahu apa yang saya inginkan dan saya harus berbuat apa. Dengan perhatian dan pengertiannya guru BP dan juga motivasi yang sering diberikan kepada saya membuat saya menjadi mengerti akan pentingnya hidup dan mengajarkan agar terus berusaha jangan sampai menyerah di tengah jalan.”23
Siswa yang bermasalah adalah siswa yang kurang perhatian dan kasih sayang dari keluarganya. Dengan rasa kasih sayang yang diberikan oleh guru-guru membuat siswa tidak berbuat nakal yaitu tidak masuk sekolah, tawuran, dan merokok. Dengan perhatian yang kami berikan kepada siswa maka siswa akan patuh dan taat kepada peraturan yang ada didalam sekolah. “pernah ada dulu siswa sepulang sekolah setelah pulang kerumah datang lagi kesekolah dengan nangis terengah-engah dan benar-benar sedih sekali, akhirnya siswa tersebut cerita kepada saya masalah yang siswa tersebut rasakan. Siswa tersebut melihat secara langsung orang tua ibunya sedang bersetubuh dengan laki-laki lain yang bukan suaminya, sedangkan bapaknya sedang berada 23
Wawancara Pribadi dengan Fahmi Adam , Siswa BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 20 Mei 2013
74
didalam penjara. Akhirnya saya selaku guru BP selalu memberikan motivasi dan kasih sayang kepada siswa tersebut sampai siswa tersebut lulus. Dan saya selalu memberikan kasih sayang kepada seluruh siswa seperti anak saya sendiri, itu adalah kunci penting dalam berkomunikasi dengan siswa.”24
Dengan rasa empati guru BP bisa menerima dan memahami ungkapan siswa dan memberikan perhatian mendalam terhadap ungkapan siswa. masukan yang akan diberikan kepada siswa pun akan mudah dimengerti dan dilaksanakan oleh siswa. karena siswa merasakan kehangatan kasih sayang yang diberikan oleh guru BP. 3. Identifikasi Masalah Dalam berkomunikasi antar pribadi antara guru BP dengan siswa mungkin akan mengemukakan pesan-pesannya dalam bentuk ungkapan tertentu seperti sedang menangis atau mungkin dengan ungkapan perasaan secara panjang lebar. Guru BP mengidentifikassi Masalah semua yang sudah disampaikan oleh siswa tersebut. untuk mendapatkan rangkuman materi yang sudah disampaikan siswa guru BP harus mampu menyimak dengan seksama dan dengan teliti seluruh pembicaraan selama berkomunikasi. Yang kemudian akan disampaikan kepada siswa sebagai respon dari guru BP. “Bagian yang tak kalah penting adalah mencari data langsung dari siswa dan mengeluarkan apa saja yang ada difikiran siswa, biasanya siswa susah untuk mengeluarkan pemikirannya. dan itu adalah tugas saya untuk membantu mengeluarkan apa yang siswa tersebut fikirkan dan rasakan. Merangkum dan memberikan solusi adalah tidak mudah, kita harus mengenal dan mengerti
24
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti, S,Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 30 Mei 2013
75
pemikiran siswa, apakah sanggup dilakukan atau tidak, saya selalu memberikan masukan atau solusi yang saya yakini bisa dilakukan oleh siswa bersangkutan.”25
Selama berkomunikasi berlangsung hingga selesai guru BP selalu berfikir tentang solusi yang akan diberikan kepada siswa dan selalu memberikan motivasi kepada siswa sampai siswa merasa tenang dan termotivasi. Setelah merangkum permasalahan siswa guru BP berusaha menyampaikan kepada siswa agar siswa menerima pesan dan masukan yang akan disampaikan guru BP. 4. Dialog Keterampilan berdialog merupakan proses yang cukup penting karena menentukan kelancaran proses ke efektifan komunikasi antara guru BP dengan siswa. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang baik dapat memberikan rangsangan untuk siswa lebih terbuka dan menceritakan masalahnya lebih detail dan lebih mendalam. Dengan pertanyaan yang terstruktur dapat membuat siswa dengan perlahan-lahan memberikan siswa rangsangan untuk menceritakan masalahmasalah yang dimilikinya. Dan membantu siswa apabila siswa tersebut susah untuk mengeluarkan pendapatnya. “Kadang saya suka susah menceritakan apa yang saya rasakan, tapi sering bu Beti memberikan pertanyaan yang pada akhirnya saya bisa bercerita. Dan sering saya memiliki masalah dan setelah bercerita kepada guru BP saya menjawab sendiri masalah saya, saya sudah menganggap bu Beti dan pak Usman sebagai orang tua saya sendiri, pak Usman sering memberikan motivasi tetapi biasanya pak Usman memberikan motivasi secara seluruh siswa di kumpulkan dilapangan.”26
25
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 30 Mei 2013 26 Wawancara Pribadi dengan Fahrul Assysam, Siswa BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 20 Mei 2013
76
Pertanyaan yang baik dapat merangsang siswa dan membuat siswa menjadi lebih terbuka dan membuat siwa berbagi informasi dan pengalaman. Cara gaya bahasa pun penting untuk dilakukan karena pertanyaan yang guru BP berikan kepada siswa disesuaikan dengan gaya bahasa siswa tersebut. Dalam komunikasi penyuluhan pun terapat dua bentuk pertanyaan yaitu pertanyaan terbuka yang merupakan pertanyaan yang memulai perbincangan, meminta penjelasan lebih lanjut, dan memberikan contoh. Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang sudah pasti dan biasanya bersifat faktual. 5. Pemecahan Masalah Pemecahan masalah adalah proses terakhir di dalam kegiatan bimbingan konseling, pada pemecahan masalah merupakan proses yang sangat penting karena siswa sangat membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalahnya. Guru BP harus memberikan solusi terbaik dan bisa diterima oleh siswa. “ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh guru BP dalam memecahkan masalah yaitu Pertama saya harus menjajagi masalah dimana tahapan ini guru BP menetapi masalah yang dihadapi siswa kemudian memahami masalah yaitu saya memahami dengan betul masalah yang dihadapi siswa melalui aspek-aspek tertentu seperti latar belakang, alasan, tujuan dan sumber terkait. Setelah itu membatasi masalah dengan memberikan gambaran masa depan jika melakukan perbuatan melanggar dan efeknya dilakukan bersama siswa. setelah itu memberikan masukan agar tidak melakukan hal tersebut lagi. dan memberikan motivasi-motivasi kehidupan seperti tentang kisah sukses orang-orang besar.”27
27
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 31 Mei 2013
77
Masukan yang diberikan guru BP terhadap siswa yang bermasalah merupakan berhasil tidaknya komunikasi yang dilakukan selama proses konseling berlangsung. Guru BP terus memantau siswa yang telah diberikan bimbingan. Jika siswa tidak puas dengan masukan yang diberikan guru BP maka guru BP terus berusaha mencari jalan keluar untuk siswa tersebut sampai siswa merasa tenang dan puas dengan masukan yang diberikan guru BP. Selain komunikasi verbal dan non-verbal sekolah SMK Bunda Kandung juga memberikan perhatian lebih dengan memberikan beberapa bagian untuk anak yang melakukan pelanggaran dan memberikan hukuman didalam sekolah. Sekolah tidak melihat dan berpihak dalam penghukuman jika guru yang melakukan kesalahan maka guru tersebut pun tetap dihukum. Sekolah SMK Bunda Kandunng membedakan empat bagian peraturan dalam pelanggaran dan cara memberikan hukuman di sekolah. Yaitu : Yang pertama Surat Berwarna Hijau yaitu Siswa akan mendapatkan surat berwarna hijau jika siswa yang bersangkutan melanggar tidak hadir di hari kemarin dan tanda tangan wali kelas atau guru piket dan guru yang sedang mengajar didalam kelasnya. Hukuman yang diberikan adalah membersihkan sekolah, lari sehat, baca Al-Qur’an, di cukur rambutnya, dan membayar denda. Kemudian Surat Berwarna Kuning yaitu Siswa akan mendapatkan surat berwarna kuning jika siswa terlambat datang kesekolah wajib mendapatkan tanda tangan wali kelas atau guru piket dan guru yang sedang mengajar didalam kelasnya. Hukuman yang akan diberikan berbagai macam, diantaranya adalah
78
membersihkan sekolah, lari sehat di dalam sekolah sampai keringatan, baca AlQur’an, dicukur rambutnya , dan membayar denda. Ketiga adalah Surat Berwarna Merah menandakan pelanggaran yang dilakukan siswa sudah parah contohnya membawa benda tajam, membawa alat kontrasepsi, membawa pil perangsang, dan tawuran. Hukuman yang akan diberikan adalah di score selama dua minggu yaitu di minggu pertama tidak boleh masuk ke sekolah dan minggu kedua mendapatkan bimbingan di dalam sekolah dan
mandapatkan
hukuman
yaitu
siswa
memilih
hukumannya
sendiri
hukumannya adalah membersihkan sekolah, lari sehat didalam sekolah sampai keringatan, baca Al-Qur’an, dicukur rambutnya, dan membayar denda. Hukuman yang diberikan tergantung seberapa parah pelanggaran dan kesalahan yang dilakukan siswa. Jika siswa sudah mendapatkan surat berwarna merah maka siswa harus meminta tanda tangan untuk tidak melakukan pelanggaran lagi dan di minggu kedua dalam proses bimbingan di dalam sekolah memilih ingin di hukum apa. Surat berwarna merah ini
digunakan jika siswa sudah melakukan
pelanggaran yang sudah parah. Jika siswa sudah menandatangani perjanjian tidak akan melakukan pelanggaran lagi dan siswa melakukan pelanggaran lagi maka siswa akan dikeluarkan oleh pihak sekolah. Yang terakhir adalah Surat Berwarna Putih surat berwarna putih ini hanya digunakan jika siswa ada permohonan izin meninggalkan pelajaran dan siswa tidak dikenakan pelanggaran. Tetapi siswa tetap wajib mendapatkan tanda tangan dari guru piket, guru yang sedang mengajar dikelasnya.
79
6. Evaluasi Setelah proses pemecahan pesan yang dilakukan guru BP denggan penyampaian pesan yang dilakukan guru BP siswa menjalani pembelajaran dan beajar seperti biasanya masuk sekolah dan dapat mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Guru BP tidak berhenti sampai siswa yang bermasalah lulus dari sekolah. Guru BP terus menerus memantau kegiatan siswa-siswa yang bermasalah baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah seperi dirumahnya. Setiap akhir bulan guru BP memanggil wali murid untuk datang ke sekolah untuk mengadakan evaluasi dan hasil apa saja yang sudah terjadi terhadap siswa tersebut. Kegiatan ini rutin dilakukan untuk mengurangi tingkat kenakalan remaja. “Untuk siswa bermasalah kami selalu memantau sampai akhir siswa tersebut lulis dari sekolah ini. Banyak siswa yang sudah lulus tapi tetap dekat dengan kami, masih berkomunikasi dengan sosial media ataupun smsan. Kalau ada siswa yang suka melangar peraturanb sekolah kami selalu memantau baik di sekolah ataupun di rumahnya, dengan kami tetap berkomunikasi dengan wali murid kami guru BP bisa memantaunya dan teman-teman dekat maupun temanteman yang se kelasnya. setiap akhir bulan kami guru BP dan guru bidang studi di sekolah selalu melakukan rapat untuk meninjau kembali siswa yang bermasalah bersama wali murid. Kegiatan ini sangat bagus untuk keberlangsungan komunikasi antara kami pihak guru BP dengan wali murid.28
Evaluasi yang dilakukan tidak hanya dengan guru BP dengan siswa saja tetapi juga dengan wali murid dan guru-guru yang mengajar di sekolah Bunda Kandung. Setiap akhir bulan atau di awal bulan kegiatan ini dilaksanakan. Siswa merasakan manfaat dengan adanya guru BP di sekolah dan tingkat kenakalan remaja dapat di tekan sehingga kenakalan remaja dapat teratasi.
28
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 30 Mei 2013
BAB V PENUTUP
A. kesimpulan 1. Bentuk Penyampaian Pesan Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Penyuluhan Dengan Siswa Dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Remaja di SMK Bunda Kandung Dalam proses komunikasi antarpribadi antara guru BP dengan siswa SMK Bunda Kandung terdapat bentuk komunikasi dalam proses Bimbingan penyuluhan yaitu Proses penyampaian pesan komunikasi verbal dan non-verbal yaitu dengan guru berinteraksi langsung dengan siswa baik lisan, tulisan, dan simbol maupun lambang. Komunikasi yang terjalin antara guru BP dengan Siswa SMK Bunda Kandung terjalin efektif. Guru BP berhak memanggil siswa yang bermasalah keruang Bimbingan Penyuluhan untuk memberikan penyuluhan kepada siswa bermasalah dan mengurangi tingkat kenakalan remaja. siswa yang melanggar wajib setiap pagi selalu datang ke ruang guru BP untuk meminta tanda tangan guru BP dan diberikan penyuluhan. Dengan cara memanggil siswa yang melanggar guru BP dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja.
80
81
2. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Penyuluhan dengan Siswa Dalam Mengurangi Tingkat kenakalan Remaja di SMK Bunda Kandung. Komunikasi yang dilakukan guru BP dengan siswa berjalan efektif karena dengan adanya guru BP di dalam sekolah dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja. Remaja yang biasanya takut dekat dengan guru BP dan menganggap kalau guru BP galak dan jahat. guru BP membuktikan kalau guru BP tidak seperti itu tetapi guru BP dekat dengan siswa dan siswa sudah tidak malu dan takut lagi dengan guru BP. Tingkat kenakalan remaja pun dapat di atasi dan siswa merasa puas dengan adanya guru BP di dalam sekolah. B. Saran Adapun saran yang penulis berikan kepada Guru BP SMK Bunda Kandung
Jakarta
menyangkut bentuk penyampaian pesan dan efektifitas
komunikasi antarpribadi antara guru BP dan siswa harus terus dikaji, diperbaiki dan dipertahankan dalam pelaksanaannya yaitu Komunikasi yang dilakukan oleh guru BP dan siswa harus terus ditingkatkan dengan siswa bermasalah dan siswa tidak bermasalah begitu juga dengan orang tua siswa. Penyampaian pesan terhadap orang tua siswa harus lebih jelas agar orang tua siswa mengerti dan jelas mengapa harus menghadap kesekolah. Untuk pelanggaran yang dilakukan oleh siswa jangan sampai siswa dikeluarkan dari sekolah karena sekolah adalah lembaga pendidikan yang akan meentukan arah masa depan bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal Yogyakarta: Kanisius, 2003 Ami, Muhammad, komunikasiOrganisasi Jakarta : bumi aksara, 1995 Asnawir dan Basyirudin Usman, media pembelajaran jakarta : ciputat press, 2002 Bimo Wakgito, Kenakalan Anak (juvenvile delinquency Budyatna. M dan Nina Mutmainah, komunikasi Antar-Pribadi, (Jakarta, Universitas Terbuka, 1994 Bungin, Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 Daradjat, Zakiah. Remaja, Harapan Dan Tantangan, jakarta: CV Ruhama, cet.2, 1995 Departemen pendidikan nassional, kamus besar bahasa indonesia Effendy, Uchana Onong Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, cet.3, 2003 Gunadi, Y.S. Himpunan istilah Komunikasi Jakarta : Gramedia, 1980 Harold Dwight Lasswell, (1948), The Structure and Function of Communication in Society, New York : Institues for Religius and Social Studies Jewish Theological Seminary of America, 1972 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Rajagrafindo Utama, 2007 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet ke-23, 2005 Jenis kuesioner dalam hal menentukan sikap ini juga digunakan oleh Gazi Saloom dalam melakukan penelitian pada jurnal TAZKIYA Journal of psychology Vol.7. No.2, Hubungan Identitas, Orientasi Keagamaan, dan Kuantitas Kontak Sosial dengan Kualitas Hubungan Sosial (penelitian di kota Mataram NTB), 2007 Nasrullah, Rulli. Komunikasi antar budaya di era budaya siber. Jakarta : Kencana prenada media grop 2012 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta:PT.LkiS Pelangi Aksara, 2007
82
83
Phil Astrid Susanto, komunikasi teori dan praktek, Bandung : Bina cipta, 1980 hal. 29
Poerwandari, Kristi. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, 2007 Riyono Pratikto, berbagai aspek komunikasi Bandung, Remadja Karya, 1987 Roudhonah, Ilmu komunikasi, jakarta : UIN perss 2007 Simanjutak. B. Latar Belakang Kenakalan Anak –Etimologi Juvenvile Delinquency Soerjono Soekanto, sosiologi suatu pengantar Sudarsono, Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet.3, 1995 Suranto, Komunikasi Perkantoran.(Yogyakarta : Media Wacana, 2005 Susanto, Astrid Phil. komunikasi teori dan praktek, Bandung : Bina cipta, 1980 Wiryanto, pengantar ilmu komunikasi, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004
PERNYATAAN KESEDIAAN WAWANCARA Dengan ini saya menyatakan bahwa : Nama
: Nur Baeti, S,Pd
Jabatan
: Guru BP/BK
Waktuwawancara
: kamis, 30 Mei 2013
TempatWawancara
: SMK Bunda kandung
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenar-benarnya untuk keperluan pembuatan skripsi dengan judul “KOMUNIKASI ANTARA GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA” yang disusun oleh Alamsyah Nugraha (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta). Adapun data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan suatu hal yang bersifat rahasia dan semata-mata untuk keperluan Skripsi. Apabila terdapat data yang masih kurang lengkap , maka saya bersedia untuk di wawancarai kembali.
Jakarta, 30 Mei 2013
Interviewer
Nur Baeti, S,Pd
PERNYATAAN KESEDIAAN WAWANCARA Dengan ini saya menyatakan bahwa : Nama
: Usman Musthafa, MM.
Jabatan
: Guru BP/BK
Waktuwawancara
: Jumat, 31 Mei 2013
TempatWawancara
: SMK Bunda kandung
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenar-benarnya untuk keperluan pembuatan skripsi dengan judul “KOMUNIKASI ANTARA GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA” yang disusun oleh Alamsyah Nugraha (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta). Adapun data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan suatu hal yang bersifat rahasia dan semata-mata untuk keperluan Skripsi. Apabila terdapat data yang masih kurang lengkap , maka saya bersedia untuk di wawancarai kembali.
Jakarta, 31 Mei 2013
Interviewer
Usman Musthafa, MM.
Interviewer
: Nur Baeti, S,Pd
Jabatan
: Guru BP 1
Waktu Wawancara
: Jum’at, 24 Mei 2013
Tempat Wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta Pertanyaan 1. Menurut anda, apa arti dari kenakalan remaja atau siswa? 2. Apa yang anda lakukan sebagai guru BP untuk mengurangi tingkat kenakalan remaja atau siswa ? 3. Bagaimana bentuk penyampaian pesan komunikasi antarpribadi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja atau siswa ? 4. Apakah dengan adanya bimbingan penyuluhan di dalam sekolah anda merasakan dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja didalam sekolah ? 5. Bagaimana efektifitas komunikasi antarpribadi antara guru BP dengan siswa dalam mengatasi tingkat kenakalan remaja ? Jawaban 1. Menurut saya kenakalan remaja atau siswa adalah kenakalan yang dilakukan oleh siswa yang dilakukan secara sadar baik dari dalam diri sendiri maupun dapat bujukan dari orang lain. 2. Banyak yang saya sudah lakukan untuk mengurangi tingkat kenakalan remaja. Salah satunya saya selalu bertemu dengan siswa bermasalah di setiap pagi untuk meminta tanda tangan dan wali kelas masing-masing dan
kami memberikan motivasi di setiap pagi. Secara rutin pun saya memberikan bimbingan secara menyeluruh di lapangan sekolah minimal dua minggu sekali. 3. Komunikasi yang kami berikan secara kekeluargaan yaitu dimulai dari senyuman, dan kami membiarkan mereka bercerita masalah nya masingmasing, kami mendengarkan sampai selesai dan kami memberikan masukan sedikit demi sedikit untuk menyelesaikan masalahnya. Kami mencoba dengan cara kami memberikan solusi hasil dari pemikiran siswa bersangkutan. 4. Ya. Bimbingan konseling dapat membantu siswa untuk meningkatkan konsentasi belajar siswa dan meningkatkan kesadaran diri siswa baik siswa bermasalah ataupun tidak bermasalah. 5. Efektifitas komunikasi antara kami dengan siswa sudah efektif dan efisien karena kami dengan siswa saling melakukan pendekatan. Sehingga siswa tidak merasa canggung atau malu untuk datang ke ruang bimbingan penyuluhan dan kami guru BP sudah dianggap oleh siswa sebagai teman mereka. Kenakalan remaja pun semakin lama semakin menurun di sekolah ini. Dibanding tahun-tahun sebelumnya, semakin membaik dan siswa semakin mudah diajak berdiskusi.
Interviewer
: Usman Musthafa, M.M.
Jabatan
: Guru BP 2
Waktu Wawancara
: Rabu, 20 & 22 Mei 2013
Tempat Wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta Pertanyaan 1. Menurut anda, Apa arti dari kenakalan remaja atau siswa? 2. Apa yang anda lakukan sebagai guru BP untuk mengurangi tingkat kenakalan remaja atau siswa? 3. Bagaimana bentuk penyampaian pesan komunikasi antar pribadi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja atau siswa? 4. Apakah dengan adanya bimbingan penyuluhan di dalam sekolah anda merasakan dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja didalam sekolah? 5. Bagaimana efektifitas komunikasi antar pribadi antara guru BP dengan siswa dalam mengatasi tingkat kenakalan remaja? Jawaban 1. Kenakalan remaja atau siswa adalah sikap atau respon yang mereka tunjukan di dalam kehidupannya yang dilakukan melanggar atau tidak mematuhi peraturan yang berlaku di dalam suatu daerah. 2. Selalu memotivasi dan memberikan dorongan untuk terus belajar dan memberikan gambaran kehidupan diluar dan gambaran kehidupan di ruang kerja. Jika ada siswa yang bermasalah maka kami akan memanggilnya
setiap pagi untuk laporan ke ruang BP dan wali kelas masing-masing untuk diberikan motivasi. Komunikasi kami menggunakan verbal dan nonverbal dimana kami memberikan contoh juga. 3. Komunikasi yang kami berikan kepada siswa disesuaikan dengan pribadi siswa masing-masing, kami posisikan diri kami sebagai teman siswa sehingga siswa mau bercerita masalah yang dialami dan lama kelamaan akan terbiasa bercerita sehingga siswa tahu apa yang harus dilakukan dan tidak melakukan hal-hal yang tidak di inginkan. 4. Jelas sekali bimbingan penyuluhan dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja karena dengan adanya guru BP dapat memantau mana siswa bermasalah dan mana siswa berprestasi dan kami dapat melakukan tindakan untuk masing-masing siswa. 5. Sangat baik dan efektif karena setiap siswa memiliki masalah yang berbeda-beda kami dari guru BP selalu memantau siswa yang ada di sekolah baik yang bermasalah maupun tidak bermasalah. Dan kami berkoordinasi dengan guru-guru di dalam sekolah untuk memberikan informasi tentang siswa bermasalah dan siswa berprestasi.
Interviewer
: Fahrul Assysam
Kelas
: XII Teknik Mesin 1
Waktu Wawancara
: Senin, 20 Mei 2013
Tempat wawancara
: SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan 1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung? 2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana perasaan anda setelah bolos? 3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana perasaan anda setelah setelah ikut tawuran? 4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah atau tidak secara langsung? 5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana penyampaian guru BP jelas atau tidak? 6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP? 7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini? Jawaban : 1. Ya. Saya merasa nyaman sekolah disini karena di sekolah ini keadaannya bersih dan nyaman. Proses pembelajaran tidak hanya teori, praktek juga.
tapi sering
2. Ya. Saya pernah dengan sengaja bolos pelajaran dan bolos sekolah. Kadang suka merasa menyesal tapi kadang suka merasa tidak menyesal tergantung suasana hati saja. 3. Ya saya pernah ikut tawuran dengan sengaja karena diajak teman, dan saya merasa harus membela sekolah saya jika sekolah saya di serang oleh sekolah lain. Jika harus menyerang sekolah lain saya tidak ikut tawuran. 4. Pernah, setiap bertemu dengan guru diluar jam pelajaran guru selalu menegur dan menayakan apakah ada masalah atau tidak. 5. Guru BP selalu masuk kelas ketika guru yang mengajar tidak masuk kelas dan selalu memberikan motivasi kehidupan dengan kata-kata yang santai yang menurut saya tidak terlalu formal, dan menggugah hati saya. 6. Ya. saya merasakan manfaat setelah bimbingan karena kadang saya bingung mau cerita masalah saya kepada siapa. Dulu saya cerita ke sahabat, tapi ketika bertengkar dengan sahabat malah cerita saya jadi bahan untuk meledek saya. 7. Menurut saya sudah efektif karena guru BP aktif dalam menanggulangi masalah yang ada didalam sekolah cepat, tanggap, dan sigap. Biasanya siswa yang bermasalah selalu dipanggil keruang BP untuk diberikan penyuluhan.
Interviewer
: Bagus Setiawan
Kelas
: XII Teknik Mesin 2
Waktu Wawancara
: Senin, 20 Mei 2013
Tempat wawancara
: SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan 1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung? 2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana perasaan anda setelah bolos? 3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana perasaan anda setelah setelah ikut tawuran? 4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah atau tidak secara langsung? 5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana penyampaian guru BP jelas atau tidak? 6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP? 7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini? Jawaban : 1. Ya. Saya merasakan kenyamanan belajar di sekolah SMK Bunda kandung karena alat-alat prakteknya lengkap dibanding dengan SMK lain. Guru-guru disekolah ini baik-baik dan mengajarnya dengan sungguh-sungguh.
2. Pernah dulu kelas dua tapi setelah kelas tiga sudah jarang walau sekali-sekali karena malas dan bosan atau kalau lagi ada masalah dengan orang tua, teman dan pacar. 3. Pernah ikut tawuran karena penasaran bagaimana rasanya tawuran sekolah, ternyata tegang dan mengerikan. Apalagi kalau sampai ada yang meninggal karena tawuran itu membuat semakin takut. 4. Ya guru BP selalu menawarkan
diri untuk menceritakan apabila punya
masalah jika sedang memberikan motivasi ditaman sekolah. Kalau secara langsung belum pernah, karena saya jarang bertemu dengan guru BP. 5. Memotivasi dengan menceritakan alumni-alumni yang sudah sukses. Memotivasi untuk lebih baik lagi dengan belajar lebih baik lagi dan mencari kesempatan dan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin. 6. Ya bermanfaat untuk kehidupan saya dan keluarga saya. Saya jadi tahu apa yang saya harus lakukan dan tidak saya lakukan. 7. Sudah efektif tetapi lebih dominan mengurus anak-anak bermasalah, daripada anak-anak tidak bermasalah.
Interviewer
: Abdul Aziz
Kelas
: XII Teknik Mesin 3
Waktu Wawancara
: Senin, 20 Mei 2013
Tempat wawancara
: SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan 1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung? 2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana perasaan anda setelah bolos? 3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana perasaan anda setelah setelah ikut tawuran? 4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah atau tidak secara langsung? 5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana penyampaian guru BP jelas atau tidak? 6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP? 7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini? Jawaban : 1.
Ya. saya merasa nyaman belajar disekolah ini, tapi sedikit kurang nyaman karena rumah saya jauh dari sini jadi saya harus datang lebih awal karena takut terlambat sekolah.
2. Lumayan sering dulu, tapi sekarang tidak terlalu sering, kadang saya suka merasa malas untuk belajar, dan tidak ingin masuk sekolah. Kalau bolos pelajaran tidak pernah, karena saya selalu masuk kelas kalau di sekolah. 3. Pernah tawuran kalau lagi pusing dengan pelajaran, lagi sering di marahin orang tua, dan lagi bosen dengan kehidupan yang gitu-gitu aja seperti gak ada warna banget, kadang suka bosen dengan kehidupan yang begini aja, gak ada motivasi dan menjalani kehidupan mengalir seperti air. 4. Ya guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat curhat tetapi tidak pernah langsung secara pribadi atau langsung biasanya ketika masuk kedalam kelas atau memberikan bimbingan di lapangan sekolah. 5. Menjelaskan tentang dunia industri dan apa saja yang harus dilakukan dan tidak dilakukan dalam dunia industri. Menceritakan dunia industri yang baik dan buruknya. Ya lumayan cukup jelas penjelasannya. 6. Ya saya merasa berbeda dari sebelumnya karena sudah menceritakan masalah saya. Dan selalu memberikan motivasi dan memberikan gambaran masa depan harus bagaimana. 7. Cukup efektif dengan banyak anak yang sering di panggil ke ruang BP untuk penyuluhan dan penyelesaian masalah karena melanggar peraturan disekolah.
Interviewer
: Andri Julianto
Kelas
: XII Teknik Mesin 4
Waktu Wawancara
: Senin, 20 Mei 2013
Tempat wawancara
: SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan 1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung? 2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana perasaan anda setelah bolos? 3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana perasaan anda setelah setelah ikut tawuran? 4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah atau tidak secara langsung? 5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana penyampaian guru BP jelas atau tidak? 6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP? 7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini? Jawaban : 1. Nyaman sekali belajar di sekolah ini. Karena gedung teori dengan gedung praktek berbeda jadi tidak harus teori terus, banyak prakteknya juga.
2. Kalau bolos lumayan sering, bolos sekolah ataupun bolos pelajaran. Biasanya kalau bolos pelajaran karena gak suka sama guru mata pelajarannya, dan biasanya ke kamar mandi atau ngumpet dikantin. 3. Pernah beberapa kali, karena
saya sedang bareng teman yang suka
tawuran. Jadi ikut-ikutan saja itupun saya selalu dibelakang tidak berani di bagian depan. 4.
Sering sekali guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat curhat. Dan setiap saya melanggar peraturan saya selalu ditawarkan. Saya sering dipanggil ke ruang BP karena sering telat datang kesekolah.
5. Memberi nasihat kalau kejadian-kejadian yang sedang terjadi di sekitar pendidikan dan memberikan dorongan untuk terus semangat dan pantang menyerah. 6.
Ya merasakan manfaatnya dari bimbingan penyuluhan dengan guru BP walaupun awal-awalnya terpaksa untuk datang ke ruang BP karena dipanggil oleh guru BP karena pelanggaran.
7. Sudah efektif karena guru BP termasuk aktif dan cepat dalam menanggulangi siswa bermasalah dan menghukum siswa sesuai dengan peraturan yang ada disekolah.
Interviewer
: Muhammad Faisal
Kelas
: XII Teknik Mesin 5
Waktu Wawancara
: Senin, 20 Mei 2013
Tempat Wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta Pertanyaan 1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung? 2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana perasaan anda setelah bolos? 3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana perasaan anda setelah setelah ikut tawuran? 4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah atau tidak secara langsung? 5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana penyampaian guru BP jelas atau tidak? 6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP? 7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini? Jawaban : 1.
Ya. saya merasa nyaman dan senang bersekolah disini. Walaupun saya sering di hukum di sekolah ini karena terlambat datang kesekolah.
2.
Bolos pelajaran dan bolos sekolah sering, kalau ditanya bagaimana perasaan saya, ya kadang menyesal dan kadang tidak menyesal, tapi lebih sering ketika bolos saya tidak merasakan menyesal.
3.
Pernah, hanya beberapa kali saja. Dan saya menikmati tawuran itu dan sangat menyenangkan, tetapi lama kelamaan saya bosan juga tawuran jadi saya berhenti untuk tawuran. Tapi jika diajak teman saya tetap ikut tawuran karena tidak enak untuk menolak permintaan teman.
4.
Ya, guru BP menawarkan untuk menjadi tempat curhat. Kalau menanyakan saya punya masalah atau tidak, saya tidak pernah .
5.
Guru BP terus memberikan motivasi-motivasi dengan memberikan masukanmasukan yang positif yang saya butuhkan dan saya ingin mendengarnya. Ketika mendengarkan di lapangan sekolah, darah saya seakan terbakar, tetapi jika tidak diberikan motivasi lagi saya kembali malas lagi.
6.
Ya, saya merasakan manfaat yang sangat saya rasakan. Saya jadi lebih berfikir positif, melihat masalah dengan sisi yang baik, dan saya tahu apa fungsi saya hidup di dunia ini.
7.
Komunikasi antar guru BP dan siswa termasuk efektif tergantung siswanya kalau siswanya terbuka, maka akan berjalan lancar komunikasi dengan guru, tapi jika tertutup, maka tidak akan lancar dan lama kelamaan akan merasakan beban dan kemudian melakukan hal yang tidak baik, dan malas untuk belajar.
Interviewer
: Muhammad Samsul
Kelas
: XII Teknik kelistrikan 1
Waktu Wawancara
: Kamis, 24 Mei 2013
Tempat wawancara
: SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan 1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung? 2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana perasaan anda setelah bolos? 3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana perasaan anda setelah setelah ikut tawuran? 4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah atau tidak secara langsung? 5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana penyampaian guru BP jelas atau tidak? 6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP? 7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini? Jawaban : 1. Saya kurang merasa nyaman belajar di sekolah ini, karena saya tidak sengaja masuk disekolah ini. Saya disuruh oleh orang tua saya dan saya dipaksa untuk
masuk ke sekolah Teknik. Agar setelah lulus bisa langsung kerja dan mendapat uang. 2. Bolos pelajaran sering, apalagi bolos sekolah sering banget, karena saya tidak suka dengan Tekhnik. Tapi itu dulu sebelum saya sadar, sebelum kelas tiga SMK. 3. Ya, saya sering tawuran dan saya merasa bangga jika sedang tawuran dengan teman-teman yang setia kawan, saya senang dekat dengan teman-teman seperti itu, suka membantu ketika sedang ada masalah. 4. Sering banget sampai saya bosan ditanya terus. Dulu saya sering dan hampir setiap pagi datang ke ruang BP untuk penyuluhan. 5. Karena saya termasuk siswa bermasalah, saya setiap pagi selalu datang ke ruang penyuluhan untuk minta tanda tangan guru BP dan wali kelas. 6. Dulu saya membenci sekali dengan guru BP tetapi saya sekarang berterima kasih banget dengan guru BP yang dengan sabar memberi motivasi dan kasih sayang yang tak henti-hentinya 7. Efektif sekali komunikasi antara guru BP dengan siswa apalagi dengan siswa
bermasalah. Banyak sekali kasus yang ditangani oleh guru BP dari kasus datang terlambat ke sekolah sampai kasus yang berat.
Interviewer
: Ihsan Thalib
Kelas
: XII Teknik Kelistrikan 2
Waktu Wawancara
: Kamis, 24 Mei 2013
Tempat wawancara
: SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan 1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung? 2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana perasaan anda setelah bolos? 3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana perasaan anda setelah setelah ikut tawuran? 4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah atau tidak secara langsung? 5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana penyampaian guru BP jelas atau tidak? 6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP? 7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini? Jawaban : 1. Ya saya merasa nyaman belajar di sekolah ini dan saya senang belajar disini. Guru dan lingkungan disini asik-asik tidak sombong dan mudah bergaul dengan semua tidak memandang-mandang dan tidak membeda-bedakan.
2. Sering bolos pelajaran yang gurunya saya tidak sukai karena percuma jika saya masuk juga saya tidak dapat mengerti apa yang dijelasin karena saya malas dan tidak suka dengan gurunya.. 3. Saya ikut tawuran kalau di daerah dekat dengan sekolah saja, kalau jauh saya tidak mau. 4. Pernah, tapi saya tidak suka bmbingan penyuluhan. Lebih suka bimbingan penyuluhan dalam forum besar misalnya di dalam kelas atau di lapangan sekolah. 5. Menurut saya penyampaian guru BP di kelas jika guru pelajaran tidak masuk untuk mengajar penyampaiannya cukup baik dan jelas. Memberikan motivasi-motivasi kehidupan dan motivasi-motivasi sukses. 6. Tidak tahu saya, belum pernah bimbingan penyuluhan dengan guru BP. Tapi saya mersakan motivasi jika guru BP masuk ke dalam kelas saya jika guru saya tidak msauk untuk mengajar. 7. Cukup efektif karena guru menjadi orang tua di dalam sekolah dan selalu
mengawasi siswa baik di dalam sekolah ataupun diluar sekolah. Siswa jadi merasa ada yang perhatikan dan beri kasih sayang.
Interviewer
: Ivo Chilvera
Kelas
: XII Teknik Kelistrikan 3
Waktu Wawancara
: Selasa, 15 Mei 2013
Tempat wawancara
: SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan 1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung? 2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana perasaan anda setelah bolos? 3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana perasaan anda setelah setelah ikut tawuran? 4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah atau tidak secara langsung? 5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana penyampaian guru BP jelas atau tidak? 6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP? 7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini? Jawaban : 1. Nyaman belajar disini karena lingkungan yang aman dan tentram tidak ribut dan tidak berisik sehingga belajar jadi santai dan tidak terganggu.
2. Pernah bolos pelajaran beberapa kali dan bolos sekolah biasanya karena kesiangan jadi tidak masuk sekolah deh. 3. Saya pernah ikut tawuran beberapa kali tapi bukan karena kemauan saya. Biasanys karena diajak dan bahkan dipaksa teman jadi mau-mau aja dan tidak enak kalau di tolak soalnya sahabat saya yang sering mengajak. 4. Guru BP selalu menawarkan diri untuk menjadi tempat curhat dan penyampaian guru BP disampaikan dengan jelas ketika memberi motivasi di lapangan sekolah dan dengan kata yang ringan dan mudah dimengerti sehingga saya mudah untuk mengerti apa yang disampaikan. 5. Menceramahi kami semua dengan kata-kata motivasi dan cerita-cerita orang sukses terlebih alumni kami yang sudah sukses. 6. Berasa sekali manfaatnya karena kalau ingin cerita, guru BP selalu siap mendengarkan kapanpun waktunya. Dan selalu memberikan motivasi. 7. komunikasi berjalan efektif karena di sekolah komunikasi berjalan dengan terbuka, tidak membedakan mana murid dan mana guru ketika di luar kelas, jadi merasa dekat dengan guru.
Interviewer
: Yusuf Kamil
Kelas
: XII Teknik Kelistrikan 4
Waktu Wawancara
: Kamis, 24 Mei 2013
Tempat wawancara
: SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan 1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung? 2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana perasaan anda setelah bolos? 3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana perasaan anda setelah setelah ikut tawuran? 4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah atau tidak secara langsung? 5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana penyampaian guru BP jelas atau tidak? 6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP? 7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini? Jawaban : 1. Nyaman dan tidak nyaman semua teergantung hati dan perasaan jika hati sedang senang, maka belajar menjadi nyaman. Jika sedang gundah atau sedih, maka tidak nyaman.
2. Bolos biasanya sengaja, karena butuh penyegaaran otak, biasanya saya kalau bolos saya ngajak teman jadi kalau dihukum tidak sendirian. 3. Pernah karena penasaran saya jadi ikut tawuran. Tapi saya hanya sekedar penasaran dulu juga pernah sampai ketagihan tetapi hanya di bagian belakang hanya seru-seruan saya tidak pernah memikirkan apa akibat jika saya tawuran. 4. Tidak pernah menawarkan menjadi tempat curhat, tidak pernah menanyakan langsung apa punya masalah atau tidak kepada saya. 5. Biasanya guru BP memberikan bimbingan penyuluhan di lapangan sekolah secara menyeluruh dan memanggil siswa setiap pagi ke ruangan BP sebelum masuk ke dalam kelas. 6. Tidak tahu saya, karena saya tidak pernah bimbingan penyuluhan dengan guru BP secara pribadi. Biasanya saya datang ke ruang BP karena melakuakan pelanggaran disekolah. 7. Lumayan efektif komunikasi antara guru
BP dengan siswa dalam
mengurangi tingkat kenakalan remaja disekolah. Guru BP selalu berusaha mendekati siswa yang bermasalah disekolah. Dan guru BP aktif memanggil siswa bermasalah keruang BP.
Interviewer
: Irsandi Irawan
Kelas
: XII Teknik Kelistrikan 5
Waktu Wawancara
: Kamis, 24 Mei 2013
Tempat wawancara
: SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan 1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung? 2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana perasaan anda setelah bolos? 3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana perasaan anda setelah setelah ikut tawuran? 4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah atau tidak secara langsung? 5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana penyampaian guru BP jelas atau tidak? 6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP? 7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini? Jawaban : 1. Cukup nyaman belajar di sekolah ini. Antara teori dan praktek sama dan seimbang. Praktek setiap siswa diberikan satu alat atau mesin jadi mempermudah kami untuk praktek secara langsung.
2. Ya lumayan seringlah, kadang merasa menyesal jika bolos kadang tidak menyesal karena kadang saya senang jika bolos sekolah dan jalan-jalan diwaktu jam sekolah. 3. Udah jarang, karena saya merasa rugi kalo tawuran apalagi kalau saya kena lemparan batu atau kalau kena sabetan dari pihak lawan dan paling tidak enak ketika ketangkap polisi, orang tua disuruh datang kekantor polisi. 4. Pernah menawarkan untuk menjadi tempat curhat namun realisasinya belum, penjelasan guru BP dikelas lumayan jelas, mengisnpirasi, dan memberikan gambaran kehidupan di dunia industri. 5. Guru BP memberikan motivasi ketika siswa sedang dalam masa penghukuman. Kalau saya sedang kena hukuman melanggar peraturan setiap pagi saya harus datang keruang BP dan wali kelas untuk meminta tanda tangan dan diberikan motivasi. 6. Saya belum pernah melakukan bimbingan penyuluhan langsung datang ke ruang BP. Kalau karena hukuman saya sering setiap pagi datang ke ruang BP untuk meminta tanda tangan guru BP dan wali kelas. 7. Cukup efektif untuk menanggulangi siswa yang nakal dan bermasalah, Walaupun masih ada beberapa siswa yang melakukan kenakalan lagi di dalam sekolah. Namun dalam pengawasan guru BP.