KOMPOSISI KIMIA DAN AKTIVITAS LARVASIDA Aedes aegypti MINYAK KAYU PUTIH DARI BERBAGAI SENTRA PRODUKSI DI INDONESIA
FAUZI SYUKRILLAH
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komposisi Kimia dan Aktivitas Larvasida Aedes aegypti Minyak Kayu Putih dari Berbagai Sentra Produksi di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2014 Fauzi Syukrillah NIM E24100050
ABSTRAK FAUZI SYUKRILLAH. Komposisi Kimia dan Aktivitas Larvasida Aedes aegypti Minyak Kayu Putih dari Berbagai Sentra Produksi di Indonesia. Dibimbing oleh RITA KARTIKA SARI. Penelitian ini bertujuan menganalisis komposisi kimia minyak kayu putih dari berbagai sentra produksi dan menguji aktivitasnya sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti. Uji akivitas larvasida menggunakan larva instar III nyamuk A. aegypti dilakukan selama 24 jam terhadap minyak kayu putih yang berasal dari enam tempat tumbuh berbeda yaitu Indramayu-Jawa Barat, Gelaran-Yogyakarta, Pasuruan-Jawa Timur, Pulau Buru, Dlingo-Yogykarta dan Gundih-Jawa Tengah. Konsentrasi larutan yang digunakan pada uji ini bervariasi, yaitu sebesar 1000; 500; 250; 125 dan 62.5 µg/mL dalam air suling. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas larvasida A. aegypti minyak kayu putih asal Pasuruan-Jawa Timur lebih tinggi dibandingkan kelima minyak kayu putih lainnya. Minyak kayu putih asal Pasuruan, Gundih, Dlingo, Gelaran, Indramayu dan Pulau Buru memiliki nilai LC50 berturut turut adalah 78.64; 85.62; 101.25; 133.77; 147.83; dan 207.26 µg/mL. Analisis fitokimia dengan GCMS menunjukkan bahwa minyak kayu putih didominasi oleh α-terpinena, α-pinena, β-pinena, γ-pinena, sineol, αterpinolena, terpineol, kariofilena, α-humulena, α-muurolena, α-selinena dan αterpinenil asetat. Senyawa kimia seperti α-terpinena, terpinolena, dan γ-terpinena berperan terhadap aktivitas larvasida minyak kayu putih. Kata kunci: Aedes aegypti, larvasida, minyak kayu putih
ABSTRACT FAUZI SYUKRILLAH. Chemical Compound and Larvicidal Activities of the Cajuput Oil from some Production Centers Againts Aedes agypti. Supervised by RITA KARTIKA SARI. The objective of this research was to analyze the chemical composition of cajuputi oil from various production centers and examine the activities of cajuputi oil from various production centers as the Aedes aegypti mosquito larvicides. The essential oils of cajuputi were tested at 0; 62.5; 125; 250; 500; and 1000 µg/mL concentrations against the third instar larvae of Aedes aegypti. Larval mortalities, LC50 values were observed after 24 hours of exposure. This experiment showed that the cajuput oil from Pasuruan-East Java was found with the highest LC50 followed consecutively by Gundih, Dlingo, Gelaran, Indramayu and Buru island. Based on phytochemical analysis, major compounds identified in the cajuput oil were α-terpinene, α-pinene, β-pinene, γ-pinene, cineole, α-terpinolene, terpineol, caryophyllene, α-humulene, α-muurolene, α-selinene and α-terpinenyl acetat. Larvicidal activity of the oil was brought about by the presence of α-terpinene, terpinolene and γ-terpinene. Keywords: Aedes aegypti, cajuput oil, larvicidal activity
KOMPOSISI KIMIA DAN AKTIVITAS LARVASIDA Aedes aegypti MINYAK KAYU PUTIH DARI BERBAGAI SENTRA PRODUKSI DI INDONESIA
FAUZI SYUKRILLAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Hasil Hutan
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Komposisi Kimia dan Aktivitas Larvasida Aedes aegypti Minyak Kayu Putih dari Berbagai Sentra Produksi di Indonesia Nama : Fauzi Syukrillah NIM : E24100050
Disetujui oleh
Dr Ir Rita Kartika Sari, MSi Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Fauzi Febrianto, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2014 ini berjudul Komposisi Kimia dan Aktivitas Larvasida Aedes aegypti Minyak Kayu Putih dari Berbagai Sentra Produksi di Indonesia. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Rita Kartika Sari, MSi selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Dr Ir Dwi Hastuti, MP dari Pustanling Kementrian Kehutanan dan Bapak Supri dari Laboratorium Parasitologi dan Entomologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang telah membantu selama penelitian serta kepada Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang telah membiayai selama menempuh pendidikan di IPB. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2014 Fauzi Syukrillah
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
METODE
2
Bahan
2
Alat
3
Metode Penelitian
3
Analisis Data
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
4
Komposisi Kimia Minyak Kayu Putih
4
Aktivitas larvasida
5
SIMPULAN DAN SARAN
7
Simpulan
7
Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
8
LAMPIRAN
10
RIWAYAT HIDUP
23
DAFTAR TABEL 1 Senyawa dominan pada minyak kayu putih hasil analisis GCMS 2 Mortalitas larva A. aegypti setelah 24 jam pengujian aktivitas larvasida minyak kayu putih
4 5
DAFTAR GAMBAR 1 Hubungan konsentrasi minyak kayu putih dengan mortalitas larva A. aegypti berdasarkan analisis probit 2 Nilai LC50 minyak kayu putih dari berbagai sentra produksi di Indonesia
6 6
DAFTAR LAMPIRAN 1 Mortalitas larva A. Aegypti terhadap minyak kayu putih dari berbagai sentra produksi 2 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Indramayu-Jawa Barat 3 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Gelaran-Yogyakarta 4 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Pulau Buru 5 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Pasuruan-Jawa Timur 6 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Dlingo-Yogya 7 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Gundih-Jawa Tengah 8 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Indramayu-Jawa Barat 9 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Gelaran-Yogyakarta 10 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Pulau Buru-Maluku 11 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Pasuruan-Jawa Timur 12 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Dlingo-Yogyakarta 13 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Gundih-Jawa Tengah
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
PENDAHULUAN Latar Belakang Minyak kayu putih merupakan hasil hutan bukan kayu yang banyak diproduksi di Indonesia. Minyak ini adalah minyak atsiri hasil penyulingan dari daun dan ranting tanaman dari beberapa spesies Melaleuca. Sentra produksi minyak kayu putih Indonesia tersebar di daerah Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Bali dan Papua yang berupa hutan alam kayu putih, sedangkan yang berada di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat berupa hutan tanaman kayu putih (Mulyadi 2005). Adapun komposisi kimia minyak atsiri tergantung pada jenis tumbuhan, daerah tempat tumbuh, iklim, dan bagian yang diambil minyaknya (Guenther 2006). Cheng et al. (2009) melaporkan bahwa terdapat perbedaan komponen kimia utama dari minyak atsiri Cinnamomum osmophloeum yang diperoleh dari tiga tempat tumbuh yang berbeda. Berdasarkan uraian di atas, pengujian komposisi kimia minyak kayu putih dari berbagai sentra produksi di Indonesia perlu dilakukan. Disisi lain, demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia. Data dari seluruh dunia menunjukan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Jumlah penderita DBD cenderung meningkat, penyebarannya semakin luas, menyerang tidak hanya anak-anak tetapi juga golongan umur yang lebih tua. Pada tahun 2011 sampai bulan Agustus tercatat 24362 kasus dengan 196 kematian (Kemenkes 2011). Vaksin untuk mencegah DBD masih dalam taraf penelitian dan obat yang efektif untuk penyakit DBD belum ditemukan. Salah satu cara untuk mencegah DBD adalah dengan mengendalikan vektor yang menyebabkan penyakit tersebut. Adapun vektor utama dari penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti (Wakhyulianto 2005). Pengendalian terhadap nyamuk A. aegypti dapat dilakukan dengan cara menurunkan populasi nyamuk atau memutus siklus hidupnya. Saat ini cara yang umum dilakukan untuk pengendaliannya adalah dengan pemberantasan nyamuk dan pemberantasan jentik (larva) secara kimiawi dengan penyemprotan (fogging) dan larvasidasi (Kemenkes 2011). Salah satu insektisida kimia sintetik yang biasa digunakan adalah temefos, tetapi penggunaan insektisida sintetik sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Hal ini disebabkan oleh residu bahan kimia yang tertinggal di lingkungan (Utari 2007). Cavalcanti et al. (2004) melaporkan bahwa temefos beracun karena dapat menyebabkan sakit kepala, iritasi, dan hilang ingatan. Larvasida ini dapat masuk ke dalam rantai makanan dan terakumulasi didalamnya. Dengan demikian perlu adanya pengembangan insektisida yang aman bagi manusia dan lingkungan. Saat ini telah banyak ditemukan bahan alam yang berpotensi dikembangkan sebagai insektisida yang diekstrak dari beberapa jenis tumbuhan. Hasil penelitian Cheng et al. (2008) menunjukan bahwa minyak atsiri dari jenis Eucalyptus camaldulensis dan E. Urophyilla bersifat larvasida terhadap A. aegypti dengan nilai LC50 berturut-turut 31 dan 96 µg/mL. Selain itu, minyak atsiri daun
2 sirih (Piper betle) bersifat larvasida terhadap A. aegypti dengan LC50 309.03 µg/mL (Parwata et al. 2011). Minyak atsiri selalu mengambang di permukaan air (bobot jenisnya lebih rendah dari air) sehingga efektif sebagai larvasida jentik nyamuk, karena larva nyamuk hidup di air dan memiliki perilaku mendekat atau menggantung pada permukaan air untuk bernapas (Campbell et al. 2004). Minyak kayu putih merupakan salah satu minyak atsiri yang potensial dikembangkan sebagai larvasida alami pencegah berkembangbiaknya nyamuk A. aegypti. Jenis senyawa kimia utama penyusun minyak kayu putih hampir sama dengan minyak ekaliptus meskipun komposisi senyawa kimianya berbeda. Cheng et al. (2008) menyatakan bahwa minyak atsiri dari jenis Eucalyptus camaldulensis mengandung α-terpinena (1.24%), terpinolena (1.16%) dan γ-terpinena (9.36%). Hasan (2010) menyatakan bahwa ekstrak daun, akar, biji benih dan kulit batang tanaman kayu putih asal Malaysia bersifat larvasida terhadap fasa pertama larva nyamuk Aedes albopictus yang merupakan vekor potensial penyakit DBD. Minyak kayu putih mengandung seyawa kimia seperti sineol dan α-terpinene. Akan tetapi penelusuran pustaka menunjukkan belum dilakukan penelitian pengujian aktivitas larvasida minyak kayu putih asal Indonesia terhadap larva A. aegypti.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan menganalisis komposisi kimia minyak kayu putih dari berbagai sentra produksi dan menguji aktivitas minyak kayu putih dari berbagai sentra produksi sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti.
METODE Pengujian aktivitas larvasida dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan analisis komposisi kimia di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes POLRI. Penelitian dilaksanakan selama empat bulan dimulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan April 2014.
Bahan Bahan yang digunakan adalah minyak kayu putih yang diperoleh dari berbagai sentra produksi minyak kayu putih di Indonesia yaitu Perum Perhutani yang meliputi Indramayu-Jawa Barat, Gelaran-Yogyakarta, Gundih-Jawa Tengah dan Pasuruan-Jawa Timur serta sentra produksi lokal Pulau Buru-Maluku dan Dlingo-Yogyakarta. Bahan lain yang digunakan adalah telur nyamuk Aedes aegypti dan air destilata.
3 Alat Peralatan yang digunakan adalahgelas ukur, gelas piala, neraca analitik, pipet tetes, Gas Chromatography dan Mass Spectofotometri (GC-MS) Agilent Technologies 6890N series, nampan plastik, gelas plastik, karet gelang, dan kain stire. Metode Penelitian Analisis Komponen Kimia Minyak kayu putih dari berbagai sentra produksi dianalisis komponenkomponen yang dikandungnya secara kuantitatif dengan GC-MS. Analisis menggunakan kolom kapiler dengan kondisi suhu maksimum 350 °C selama 1 jam, suhu injeksi 290 °C, suhu detektor 250 °C, dan suhu awal kolom 70 °C dengan peningkatan 15 °C per menit sampai 290 °C. Identifikasi senyawa dilakukan dengan mencocokkan data spektrum masa beserta fragmentasi ion suatu senyawa dalam minyak atsiri dengan data yang ada dalam pangkalan data WILLEY 9th library. Uji Aktivitas Larvasida Larva nyamuk disiapkan dengan menetaskan telur nyamuk A. aegypti dalam media air menggunakan nampan plastik dengan kedalaman air ±2.5 cm. Telur nyamuk A. aegypti diperoleh dari Laboratorium Entomology Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Telur menetas dalam waktu 24 jam dan diberi pakan ikan selama pembiakan. Larva nyamuk tumbuh mencapai instar III pada umur 4 hari. Pengujian dilakukan terhadap larva nyamuk A. aegypti instar III karena instar III memiliki daya tahan yang cukup tinggi dibandingkan instar I dan II. Ciri-ciri larva nyamuk A.aegypti instar III yang dapat diamati secara fisik adalah memiliki panjang tubuh sekitar 4-5 mm, duri-duri dada mulai jelas dan corong pernafasan berwarna coklat kehitaman (Sungkar 2005). Pengujian bioassay aktivitas larvasida minyak kayu putih mengacu pada metode yang dilakukan oleh Astuti et al. (2011). Pengujan menggunakan larva instar III nyamuk A. aegypti dilakukan terhadap minyak kayu putih yang berasal dari enam sentra produksi berbeda yaitu Indramayu, Gelaran, Pasuruan, Pulau Buru, Dlingo dan Gundih. Konsentrasi larutan yang digunakan pada uji ini bervariasi, yaitu sebesar 1000, 500, 250, 125, dan 62.5 µg/mL dalam air suling. Larutan dikocok pelan-pelan sehingga tercampur secara homogen dan dibiarkan pada suhu ruang. Dua puluh larva nyamuk instar-III ditempatkan dalam 200 mL larutan uji. Larutan kontrol terbuat dari air destilata tanpa diberi sampel uji. Pengamatan dilakukan setelah larva instar III nyamuk A. aegypti kontak dengan larutan uji selama 24 jam. Nilai toksik dan efektivitas diukur dengan nilai Lethality Concentratioon 50% (LC50) yang menunjukan konsentrasi dalam µg/ml yang mengakibatkan 50% kematian jentik nyamuk dalam 24 jam. Hasil pengamatan diuji dengan metode probit analisis menggunakan softwere Minitab 16 for Windows untuk menentukan nilai LC50. Zat yang di uji bersifat toksik apabila nilai LC50 <1000 µg/mL (Parwata et al. 2011).
4
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Kimia Minyak Kayu Putih Hasil analisis GCMS menunjukan bahwa minyak kayu putih yang berasal dari sentra produksi yang berbeda mengandung senyawa kimia dengan komposisi yang berbeda. Keenam minyak kayu putih mengandung 12 senyawa dominan, yaitu α-terpinena, α-pinena, β-pinena, γ-pinena, sineol, α-terpinolena, terpineol, kariofilena, α-humulena, α-muurolena, α-selinena, dan α-terpinenil asetat. Salah satu contohnya adalah sineol sebagai komponen penyusun utama minyak kayu putih tertinggi memiliki konsentrasi yang berbeda pada masing-masing sentra produksi, yaitu minyak kayu putih yang berasal dari Indramayu (42.85%), Pulau Buru (42.66%), Pasuruan (39.53%), Gelaran (35.39%), Dlingo (36.92%), dan Gundih (34.02%) (Tabel 1). Hal ini sesuai dengan Cheng et al. (2009) yang menyatakan bahwa komposisi senyawa kimia minyak atsiri beragam pada lokasi tempat tumbuh yang berbeda walaupun dalam satu spesies yang sama. Adanya perbedaan komposisi kimia senyawa dominan dalam minyak kayu putih ini disebabkan oleh faktor lingkungan. Menurut Ncube et al. (2012), faktor lingkungan merupakan salah satu penentu utama metabolit sekunder tanaman. Kualitas dan kuantitas senyawa kimia tanaman obat sangat dipengaruhi faktor lingkungan. Wijayanti (2010) menyatakan bahwa hal ini diakibatkan oleh perbedaan iklim, lingkungan alam, lingkungan dengan kecepatan angin yang berbeda, kandungan organik dan anorganik yang ada dalam tanah tempat tumbuhan tumbuh. Selain berpengaruh pada konsentrasi senyawa dominan tersebut, faktor lingkungan juga mempengaruhi kandungan senyawa minor. Tabel 1 Senyawa dominan pada minyak kayu putih hasil analisis GCMS Konsentrasi Relatif (%) *) Minyak Kayu Putih Dugaan Jenis No Senyawa Pulau Indramayu Gelaran Pasuran Dlingo Gundih Buru 1 Sineol 40.85 35.39 42.66 39.53 36.92 36.58 2 γ-terpinena 4.92 4.11 3.41 5.65 5.27 5.08 3 α-terpinolena 3.44 2.90 2.56 3.19 3.59 3.49 4 α-terpinena 1.74 3.52 1.42 2.69 5 Terpineol 12.79 12.19 13.44 8.87 9.97 9.54 6 Kariofilena 8.07 8.79 7.54 7.49 7.75 8.08 7 α-pinena 5.32 5.19 4.97 4.35 4.88 6.36 8 β-pinena 3.83 3.69 3.24 3.17 3.32 3.39 9 α-humulena 3.15 4.73 3.89 3.92 4.48 4.80 10 α-selinena 2.27 4.28 3.02 4.32 3.75 2.79 11 α-terpinenil 2.57 2.04 2.63 2.01 1.88 2.34 asetat 12 α –muurolena 0.94 1.67 1.92 1.41 3.09 1.77 Keterangan : *) Terhadap 21 jenis senyawa yang teridentifikasi.
5 Aktivitas Larvasida Semua minyak kayu putih dari berbagai sentra produksi bersifat aktif sebagai larvasida. Hal ini disebabkan oleh peningkatan konsentrasi minyak kayu putih telah meningkatkan mortalitas larva A. Aegypti, bahkan pemberian keenam sampel minyak kayu putih pada konsentrasi 500 dan 1000 μg/mL telah mematikan semua larva. Akan tetapi pada kontrol (0 μg/mL) tidak ditemukan kematian larva. Hal ini membuktikan bahwa kematian larva A. Aegypti disebabkan oleh minyak kayu putih. Adapun mortalitas keenam sampel tersebut cukup beragam pada setiap konsentrasi di bawah 500 μg/mL (Tabel 2). Tabel 2 Mortalitas larva A. aegypti setelah 24 jam pengujian aktivitas larvasida minyak kayu putih Mortalitas (%)* Konsentrasi Minyak Kayu Putih (μg/mL) Indramayu Gelaran Pulau Buru Pasuruan Dlingo Gundih 0 0 0 0 0 0 0 62.5 3.75 18.75 7.50 37.50 16.25 33.75 125 51.25 35.00 12.50 78.75 85.00 76.25 250 88.75 98.75 71.25 97.50 91.25 100.00 500 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 1000 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Keterangan: *) Mortalitas adalah persentase dari nisbah larva yang mati setelah pengujian terhadap 80 larva uji untuk kontrol (0 μg/mL) dan setiap konsentrasi minyak kayu putih
Berdasarkan analisis probit, keragaman mortalitas menghasilkan kurva hubungan konsentrasi minyak kayu putih dan mortalitas yang berbeda sehingga menghasilkan nilai LC50 yang berbeda pula (Gambar 1). Hasil analisis probit menunjukan bahwa minyak kayu putih asal Pasuruan-Jawa Timur memiliki aktivitas larvasida tertinggi dibandingkan dengan kelima minyak kayu putih lainnya dengan nilai LC50 78.64 μg/mL. LC50 minyak kayu putih asal PasuruanJawa Timur adalah yang terendah, diikuti minyak kayu putih dari Gundih-Jawa Tengah, Dlingo-Yogyakarta, Gelaran-Yogyakarta, Indramayu-Jawa Barat dan Pulau Buru (Gambar 2). Senyawa yang terkandung dalam minyak kayu putih seperti α-terpinena, terpinolena, dan γ-terpinena di duga berperan terhadap aktivias minyak kayu putih sebagai anti larva nyamuk Aedes aegypti. Penelusuran pustaka menunjukkan bahwa α-terpinena, terpinolena, dan γ-terpinena berperan sebagai aktivitas larvasida minyak kayu putih terhadap A. aegypti. Hasil penelitian Cheng et al. (2008) menunjukan bahwa α-terpinena, terpinolena, dan γ-terpinena yang di isolasi dari minyak atsiri daun E. camaldulensis memiliki aktivitas larvasida terhadap A. aegypti dengan nilai LC50 berturut-turut 15, 28, dan 31 µg/mL. Namun, aktivitas larvasida minyak kayu putih lebih rendah dibandingkan senyawa tunggal penyusun minyak tersebut karena minyak mengandung kariofilena dan mengandung senyawa lainnya yang tidak bersifat larvasida. Santos et al. (2008) melaporkan bahwa kariofilena tidak bersifat toksik terhadap larva A. aegypti karena nilai LC50 > 1000 µg/mL.
6
(a)
(d)
(b)
(c)
(e)
(f)
Gambar 1 Hubungan konsentrasi minyak kayu putih dengan mortalitas larva A. aegypti berdasarkan analisis probit. Keterangan : a) minyak kayu putih asal Indramayu, b) minyak kayu putih asal Gelaran, c) minyak kayu putih asal Pulau Buru, d) minyak kayu putih asal Pasuruan, e) minyak kayu putih asal Dlingo, dan f) minyak kayu putih asal Gundih. 1200
LC50 (µg/mL)
1000 800 600
Aktif 400 200
147.83
133.77
207.26 78.64
101.25
85.62
Dlingo
Gundih
0 Indramayu
Gelaran Pulau Buru Pasuruan
Gambar 2 Nilai LC50 minyak kayu putih dari berbagai sentra produksi di Indonesia.
7
Aktivitas larvasida minyak kayu putih asal pasuran lebih tinggi dibandingkan minyak kayu putih lain. Hal ini disebabkan oleh jumlah konsentrasi senyawa yang bersifat larvasida dalam minyak kayu putih ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Hasil penelitian Cheng et al. (2008) menunjukan bahwa aktivitas larvasida E. camaldulensis lebih tinggi (LC50 31 µg/mL) dari pada E. urophylla (LC50 96 µg/mL). Senyawa pada E. camaldulensis berupa γterpinena (9.36%), terpinolena (1.16%) dan α-terpinena (1.24%) sedangkan E. urophylla hanya mengandung γ-terpinena (0.5%) dan terpinolena (0.57%). Rendahnya konsentrasi senyawa kimia yang bersifat larvasida seperti γ-terpinena, terpinolena dan α-terpinena menyebabkan aktivitas larvasida minyak kayu putih tersebut juga rendah dibandingkan minyak kayu putih lainnya. Selain itu, hasil penelitian menunjukan bahwa tingginya kandungan sineol sebagai komponen penyusun utama minyak kayu putih menyebabkan akivitas lavasida minyak kayu putih menjadi rendah.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Minyak kayu putih yang berasal dari berbagai sentra produksi mengandung jenis senyawa kimia yang sama dengan komposisi yang beragam. Senyawa dominan minyak kayu putih dari keenam sentra produksi tersebut terdiri dari sineol (35.39-42.66%), terpineol (8.87-13.44%), kariofilena (7.49-8.79%), α-pinena (4.35-6.36%), γ-terpinena (3.41-5.65%), β-pinena (3.17-3.83%), α-humulena(3.15-4.80%), α-terpinolena (2,56-3.59%), α-selinena (2.27-2.63%), α-terpinenil asetat (1.88-2.63%), α-terpinena (1.42-3.52%), dan α-muurolena (0.94-3.09%). Keenam minyak kayu putih tersebut tergolong aktif bersifat larvasida tehadap Aedes aegypti, tetapi aktivitas larvasidanya bervariasi. Minyak kayu putih asal Pasuruan memiliki aktivitas larvasida tertinggi, diikuti oleh Gundih, Dlingo, Gelaran, Indramayu dan Pulau Buru dengan nilai LC50 berturut turut adalah 78.64; 85.62; 101.25; 133.77; 147.83; dan 207.27 µg/mL. Senyawa kimia seperti α-terpinena, Terpinolena, dan γ-terpinena beperan terhadap aktivitas antilarvasida minyak kayu putih. Saran Perlu diketahui luas minyak kayu putih yang dapat menutup permukaan air ketika dilarutkan pada air.
8
DAFTAR PUSTAKA Agusta A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung. Astuti EP, Riyadhi A, Ahmadi NR. 2011. Efektivitas minyak jarak pagar sebagai larvasida, anti-oviposisi dan ovisida terhadap larva nyamuk aedes albopictus. Bul.littro. 22:44-53. Campbell NA, Recce JB, Mitchell LG. 2004. Biologi. Manalu W, penerjemah; Safitri A, editor. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Biology. Cavalcanti ESB, Morais SM, Lima MA, Santana EWP. 2004. Larvacidal activity of essential oils from brazilian plants against Aedes aegypti L. Meminst Oswaldo Cruz. 99:541-544. Cheng SS, Huang CG, Chen YJ, Yu JJ, Chen WJ, Chang ST. 2008. Chemical compositions and larvicidal activities of leaf essential oils from two eucalyptus species. Biores. Technol. 100:452–456. Cheng SS, Liu JY, Huang CG, Hsui YR, Chen WJ, Chang ST. 2009. Insecticidal activities of leaf essential oils from Cinnamomum osmophloeum against three mosquito species. Biores. Technol. 100: 457–464 Ginting S. 2004. Pengaruh lama penyulingan terhadap rendemen dan mutu minyak atsiri daun sereh wangi [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara. Guenther E. 1987. Minyak Atsiri. Ketaren S, penerjemah. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari: Essential Oil. Hasan VU. 2010. Isolation, identification and bioactivity of natural products from Melleuca cajuputi (Myrtacea). [tesis]. Serdang (MY): Universitas Putra Malaysia. Kardinan A. 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri Komoditas Wangi Penuh Potensi. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. [Kemenkes] Kementerian Kesehatan. 2011. Informasi Umum Demam Berdarah Dengue. Jakarta (ID): Subdirektorat Pengendalian Arbovirosis – Dit PPBB -Ditjen PP dan PL– Kementerian Kesehatan RI. Ketaren S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta (ID): Balai Pustaka. Mulyadi T. 2005. Studi pengelolaan kayu putih Melaleuca leucadendron Linn. berbasis ekosistem di BDH Karangmojo Gunung Kidul, Yogyakarta. [tesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Ncube B, Finnie JF, Staden JV. 2012. Quality from the field: The impact of environmental factors as quality determinants in medicinal plants. South African Journal of Botany. 28:11-20. Nurramdhan IF. 2010. Daya hambat minyak kayu putih dan komponen penyusun flavor cajuput candy terhadap akumulasi biofilm Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus secara in vitro [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
9 Parwata IMOA, Santi SR, Sulaksana IM, Widiarthini IAA. 2011. Aktivitas larvasida minyak atsiri pada daun sirih (Piper betle Linn) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Kimia. 5(1): 88-93. Santos SR, Alves PB, Blank AF, Santos R, Cavalcanti SCH. 2008. Larvicidal activity of plant essential oils against Aedes aegypti. Proceeding of the 4th Brazilian Symposium on Medicinal Chemistry;Porto de Galinhas November 9-13, 2008.São Paulo (BR): Universidade de São Paulo. Sungkar S. 2005. Bionomik A. aegypti, vektor demam berdarah dengue. MKI. 55(4): 384-9. Utari DK. 2007. Identifikasi fraksi daun zodia (Evodia suaveolens) yang berpotensi sebagai insektisida botani terhadap larva A. aegypti [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Wakhyulianto. 2005. Uji daya bunuh ekstrak cabai rawit (Capsicum frutescens l.) terhadap nyamuk A. aegypti [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Negeri Semarang. Wijayanti. 2010. Minyak atsiri dari kulit batang Cinnamomum burmannii (kayu manis) dari famili lauraceae sebagai insektisida alami, antibakteri, dan antioksidan.[skripsi]. Surabaya (ID): Institut Teknologi Sepuluh Maret.
10 Lampiran 1 Mortalitas larva A. Aegypti terhadap minyak kayu putih dari berbagai sentra produksi Konsentrasi Mortalitas (%) Ulangan (µg/mL) Indramayu Gelaran Pulau Buru Pasuruan Dlingo Gundih 0 u1 0 0 0 0 0 0 u2 0 0 0 0 0 0 u3 0 0 0 0 0 0 u4 0 0 0 0 0 0 62,5 u1 0 0 0 20 45 85 u2 5 65 5 40 0 30 u3 0 5 5 70 0 0 u4 10 5 20 20 20 20 125 u1 50 20 0 80 85 65 u2 50 0 15 95 85 75 u3 65 75 20 65 90 75 u4 40 45 15 75 80 90 250 u1 100 95 35 100 90 100 u2 95 100 100 100 90 100 u3 80 100 70 95 90 100 u4 80 100 80 95 95 100 500 u1 100 100 100 100 100 100 u2 100 100 100 100 100 100 u3 100 100 100 100 100 100 u4 100 100 100 100 100 100 1000 u1 100 100 100 100 100 100 u2 100 100 100 100 100 100 u3 100 100 100 100 100 100 u4 100 100 100 100 100 100
Keterangan : u adalah ulangan
11 Lampiran 2 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Indramayu-Jawa Barat Probit Analysis: Mortalitas; n versus Konsentrasi Distribution: Normal Response Information Variable Value Count Mortalitas Event 195 Non-event 125 n Total 320 Estimation Method: Maximum Likelihood
Regression Table Standard Variable Coef Error Z P Constant -2,07347 0,225433 -9,20 0,000 Konsentrasi 0,0140261 0,0014530 9,65 0,000 Natural Response 0 Log-Likelihood = -103,318
Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 12,8194 2 0,002 Deviance 13,9219 2 0,001 Tolerance Distribution Parameter Estimates Standard 95,0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Mean 147,830 7,10764 133,899 161,761 StDev 71,2959 7,38593 58,1947 87,3464 Table of Percentiles Standard 95,0% Fiducial CI Percent Percentile Error Lower Upper 1 -18,0290 17,7696 -61,0058 11,4086 2 1,40621 15,9417 -36,9846 27,9292 3 13,7372 14,8069 -21,7934 38,4605 4 23,0133 13,9695 -10,3980 46,4151 5 30,5588 13,3007 -1,15326 52,9100 6 36,9811 12,7415 6,69529 58,4585 7 42,6122 12,2599 13,5595 63,3408 8 47,6542 11,8365 19,6900 67,7279 9 52,2397 11,4586 25,2513 71,7320 10 56,4607 11,1172 30,3572 75,4310 20 87,8259 8,84928 67,7564 103,460 30 110,442 7,66551 93,8028 124,591 40 129,767 7,12419 115,087 143,619 50 147,830 7,10764 133,961 162,424 60 165,893 7,56874 151,839 182,224 70 185,218 8,50177 170,056 204,319 80 207,834 10,0004 190,544 231,009 90 239,199 12,5153 218,074 268,907 91 243,420 12,8789 221,729 274,057 92 248,006 13,2789 225,689 279,662 93 253,048 13,7242 230,032 285,837 94 258,679 14,2278 234,870 292,745 95 265,101 14,8093 240,374 300,638 96 272,647 15,5011 246,824 309,928 97 281,923 16,3626 254,730 321,372 98 294,254 17,5239 265,209 336,615 99 313,689 19,3839 281,666 360,700
12 Lampiran 3 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Gelaran-Yogyakarta Probit Analysis: Mortalitas; N versus Konsentrasi Distribution: Normal Response Information Variable Value Count Mortalitas Event 202 Non-event 118 N Total 320 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z P Constant -2,08916 0,231462 -9,03 0,000 Konsentrasi 0,0156176 0,0017406 8,97 0,000 Natural Response 0 Log-Likelihood = -99,001 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 6,21052 2 0,045 Deviance 6,44737 2 0,040 Tolerance Distribution
Parameter Estimates Standard 95,0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Mean 133,770 6,69242 120,653 146,887 StDev 64,0305 7,13639 51,4657 79,6628
Table of Percentiles Standard 95,0% Fiducial CI Percent Percentile Error Lower Upper 1 -15,1870 16,3586 -55,4779 11,6056 2 2,26759 14,5939 -33,5012 26,2874 3 13,3420 13,5001 -19,6089 35,6538 4 21,6728 12,6942 -9,19210 42,7336 5 28,4493 12,0517 -0,744850 48,5185 6 34,2172 11,5156 6,42350 53,4639 7 39,2745 11,0549 12,6899 57,8189 8 43,8027 10,6509 18,2839 61,7351 9 47,9209 10,2911 23,3558 65,3123 10 51,7117 9,96713 28,0100 68,6197 20 79,8807 7,85873 61,9869 93,8037 30 100,192 6,84770 85,4375 113,012 40 117,548 6,50438 104,386 130,514 50 133,770 6,69242 121,025 147,946 60 149,992 7,33537 136,708 166,332 70 167,348 8,40810 152,688 186,802 80 187,659 9,99824 170,705 211,444 90 215,828 12,5507 194,990 246,321 91 219,619 12,9139 198,218 251,054 92 223,737 13,3125 201,717 256,204 93 228,266 13,7552 205,556 261,875 94 233,323 14,2544 209,834 268,218 95 239,091 14,8294 214,702 275,465 96 245,867 15,5117 220,408 283,991 97 254,198 16,3594 227,404 294,491 98 265,273 17,4989 236,680 308,474 99 282,727 19,3186 251,253 330,560
13 Lampiran 4 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Pulau Buru Probit Analysis: Mortalitas; N versus Konsentrasi Distribution: Normal Response Information Variable Value Count Mortalitas Event 151 Non-event 169 N Total 320 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z P Constant -2,58885 0,259582 -9,97 0,000 Konsentrasi 0,0124906 0,0013526 9,23 0,000 Natural Response 0 Log-Likelihood = -94,507
Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 1,00669 2 0,605 Deviance 0,98493 2 0,611 Tolerance Distribution
Parameter Estimates Standard 95,0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Mean 207,263 8,90431 189,811 224,715 StDev 80,0599 8,66932 64,7504 98,9892 Table of Percentiles Standard 95,0% Fiducial CI Percent Percentile Error Lower Upper 1 21,0161 18,7148 -24,5449 51,9397 2 42,8403 16,6258 2,61757 70,4846 3 56,6871 15,3417 19,7689 82,3331 4 67,1035 14,4032 32,6164 91,3011 5 75,5764 13,6609 43,0244 98,6382 6 82,7882 13,0467 51,8480 104,919 7 89,1115 12,5234 59,5537 110,456 8 94,7733 12,0686 66,4256 115,442 9 99,9225 11,6676 72,6498 120,002 10 104,662 11,3102 78,3554 124,223 20 139,883 9,13227 119,775 156,567 30 165,280 8,32744 148,056 181,476 40 186,980 8,32606 170,783 204,197 50 207,263 8,90431 190,811 226,649 60 227,546 9,94476 209,877 250,062 70 249,247 11,4264 229,518 275,869 80 274,643 13,4776 251,860 306,716 90 309,864 16,6591 282,168 350,172 91 314,604 17,1070 286,207 356,060 92 319,753 17,5976 290,587 362,464 93 325,415 18,1415 295,394 369,515 94 331,738 18,7541 300,753 377,399 95 338,950 19,4586 306,853 386,403 96 347,423 20,2934 314,005 396,996 97 357,839 21,3290 322,780 410,037 98 371,686 22,7193 334,417 427,399 99 393,510 24,9362 352,708 454,815
14 Lampiran 5 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Pasuruan-Jawa Timur Probit Analysis: Mortalitas; N versus Konsentrasi Distribution: Normal Response Information Variable Value Count Mortalitas Event 251 Non-event 69 N Total 320 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z P Constant -1,03034 0,223959 -4,60 0,000 Konsentrasi 0,0131020 0,0019383 6,76 0,000 Natural Response 0 Log-Likelihood = -105,091
Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 3,02377 2 0,220 Deviance 2,86723 2 0,238 Tolerance Distribution
Parameter Estimates Standard 95,0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Mean 78,6396 8,44943 62,0791 95,2002 StDev 76,3242 11,2911 57,1135 101,997 Table of Percentiles Standard 95,0% Fiducial CI Percent Percentile Error Lower Upper 1 -98,9170 30,8915 -183,428 -51,5582 2 -78,1111 27,9187 -154,333 -35,2220 3 -64,9104 26,0452 -135,898 -24,8322 4 -54,9800 24,6440 -122,046 -17,0002 5 -46,9025 23,5104 -110,791 -10,6174 6 -40,0272 22,5504 -101,221 -5,17470 7 -33,9989 21,7130 -92,8387 -0,394009 8 -28,6013 20,9670 -85,3407 3,89411 9 -23,6924 20,2920 -78,5286 7,80089 10 -19,1737 19,6739 -72,2644 11,4035 20 14,4036 15,2150 -25,9851 38,4428 30 38,6152 12,2451 6,88872 58,4369 40 59,3031 10,0293 34,3140 76,1852 50 78,6396 8,44943 58,9076 93,8143 60 97,9762 7,65272 81,7919 113,153 70 118,664 7,93473 103,749 136,369 80 142,876 9,58621 126,531 166,455 90 176,453 13,2095 155,283 211,022 91 180,972 13,7613 159,019 217,152 92 185,881 14,3719 163,056 223,835 93 191,278 15,0553 167,470 231,207 94 197,306 15,8312 172,374 239,466 95 204,182 16,7302 177,938 248,914 96 212,259 17,8027 184,443 260,047 97 222,190 19,1411 192,401 273,773 98 235,390 20,9474 202,924 292,075 99 256,196 23,8413 219,417 321,013
15 Lampiran 6 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Dlingo-Yogyakarta Probit Analysis: Mortalitas; n versus Konsentrasi Distribution: Normal Response Information Variable Value Count Mortalitas Event 234 Non-event 86 n Total 320 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z P Constant -1,25276 0,205025 -6,11 0,000 Konsentrasi 0,0123731 0,0015244 8,12 0,000 Natural Response 0 Log-Likelihood = -111,227
Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 34,8031 2 0,000 Deviance 36,3395 2 0,000 Tolerance Distribution
Parameter Estimates Standard 95,0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Mean 101,248 8,07218 85,4273 117,070 StDev 80,8205 9,95716 63,4824 102,894 Table of Percentiles Standard 95,0% Fiducial CI Percent Percentile Error Lower Upper 1 -86,7682 26,4887 -154,487 -44,5011 2 -64,7366 23,9074 -125,703 -26,4930 3 -50,7583 22,2860 -107,474 -15,0350 4 -40,2429 21,0768 -93,7809 -6,39474 5 -31,6895 20,1012 -82,6587 0,649187 6 -24,4092 19,2772 -73,2049 6,65755 7 -18,0258 18,5604 -64,9268 11,9368 8 -12,3102 17,9235 -57,5246 16,6736 9 -7,11207 17,3487 -50,8016 20,9905 10 -2,32722 16,8239 -44,6215 24,9726 20 33,2282 13,0973 0,954520 54,9104 30 58,8661 10,7215 33,1881 77,1276 40 80,7728 9,07780 59,9360 96,9059 50 101,248 8,07218 83,8248 116,504 60 121,724 7,78723 106,179 137,637 70 143,631 8,36053 128,215 162,127 80 169,269 9,96165 152,035 192,758 90 204,824 13,1508 183,063 237,244 91 209,609 13,6306 187,135 243,333 92 214,807 14,1612 191,541 249,968 93 220,523 14,7547 196,365 257,283 94 226,906 15,4285 201,730 265,475 95 234,186 16,2094 207,824 274,843 96 242,740 17,1414 214,955 285,879 97 253,255 18,3053 223,685 299,481 98 267,234 19,8777 235,240 317,614 99 289,265 22,4007 253,364 346,282
16 Lampiran 7 Probit Analysis: mortalitas (ekor); n (ekor); versus konsentrasi (µg/mL) minyak kayu putih Gundih-Jawa Tengah Probit Analysis: Mortalitas; N versus Konsentrasi Distribution: Normal Response Information Variable Value Count Mortalitas Event 248 Non-event 72 N Total 320 Estimation Method: Maximum Likelihood Regression Table Standard Variable Coef Error Z P Constant -1,59780 0,301395 -5,30 0,000 Konsentrasi 0,0186623 0,0030275 6,16 0,000 Natural Response 0 Log-Likelihood = -95,102
Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 0,111385 2 0,946 Deviance 0,197522 2 0,906 Tolerance Distribution
Parameter Estimates Standard 95,0% Normal CI Parameter Estimate Error Lower Upper Mean 85,6167 5,77068 74,3064 96,9270 StDev 53,5840 8,69275 38,9895 73,6415 Table of Percentiles Standard 95,0% Fiducial CI Percent Percentile Error Lower Upper 1 -39,0384 22,1953 -102,159 -5,68504 2 -24,4314 19,9124 -80,9129 5,56888 3 -15,1638 18,4753 -67,4557 12,7316 4 -8,19212 17,4016 -57,3471 18,1345 5 -2,52119 16,5339 -49,1357 22,5406 6 2,30566 15,8000 -42,1559 26,3002 7 6,53787 15,1605 -36,0440 29,6047 8 10,3273 14,5916 -30,5788 32,5707 9 13,7736 14,0775 -25,6151 35,2749 10 16,9460 13,6075 -21,0524 37,7705 20 40,5192 10,2496 12,5794 56,5876 30 57,5172 8,08944 36,2930 70,6934 40 72,0413 6,60593 55,7871 83,5145 50 85,6167 5,77068 72,7923 96,7136 60 99,1921 5,71518 88,0219 111,688 70 113,716 6,53620 102,307 129,718 80 130,714 8,28221 117,291 152,553 90 154,287 11,3862 136,630 185,664 91 157,460 11,8362 139,166 190,186 92 160,906 12,3307 141,909 195,111 93 164,696 12,8806 144,914 200,537 94 168,928 13,5013 148,256 206,612 95 173,755 14,2167 152,053 213,554 96 179,426 15,0657 156,496 221,728 97 186,397 16,1202 161,937 231,799 98 195,665 17,5367 169,141 245,215 99 210,272 19,7953 180,443 266,412
17 Lampiran 8 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Indramayu-Jawa Barat Data Path Data File Acq On Operator Sample
: : : : :
C:\msdchem\1\data\ SAMPLE2.D 2 Apr 2014 11:20 FAUZI SYUKRILLAH MINYAK KAYU PUTIH (JAWA BARAT)
A b u n d a n c e
T IC :
S A M
P L E 2 .D \ d a ta .m s
6 .1 3 7 3 .8 e + 0 7 3 .6 e + 0 7 3 .4 e + 0 7 3 .2 e + 0 7 3 e + 0 7 2 .8 e + 0 7 2 .6 e + 0 7 7 .8 2 0 2 .4 e + 0 7 5 .2 6 0 .62 6 2
2 .2 e + 0 7 2 e + 0 7
1 0 .7 4 6 1 .8 e + 0 7 6 .5 6 3
1 .6 e + 0 7
5 .5 7 8
1 .4 e + 0 7
1 1 .1 5 4
1 .2 e + 0 7
9 .6 1 5 1 e + 0 7 11 11 .. 56 54 72 8 0 0 0 0 0 0 5 .5 1 6 6 0 0 0 0 0 0
7 .6 1 6
5 .1 0 6
1 1 .3 6 5
4 0 0 0 0 0 0
1 2 .7 4 0 11 11 . .56108257. 8 5 2 1 1 .3 2 0
5 .8 9 6 2 0 0 0 0 0 0 0 2 .0 0
4 .0 0
6 .0 0
8 .0 0
1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0 2 2 .0 0 2 4 .0 0 2 6 .0 0 2 8 .0 0
T im e - - >
Peak# R.T. --- ----1 5.106 2 5.206 3 5.516 4 5.578 5 5.896 6 6.137 7 6.262 8 6.563 9 7.616 10 7.820 11 9.615 12 10.746 13 11.154 14 11.320 15 11.365 16 11.505 17 11.557 18 11.642 19 11.687 20 12.740 21 12.852
Area Conc% Name ------- ------81054253 1.077% 400161105 5.319% 158395818 2.105% 287751748 3.825% 131021558 1.742% 3073354551 40.852% 369969629 4.918% 258674857 3.438% 124908869 1.660% 962628489 12.796% 193164968 2.568% 601851474 8.071% 237029545 3.151% 36790949 0.489% 70791645 0.941% 46865946 0.623% 158234588 2.103% 171062119 2.274% 44416213 0.590% 57647030 0.766% 52044921 0.692%
------alpha.-Thujene ALPHA.-PINENE beta.-Myrcene BETA.-PINENE ALPHA. TERPINENE 1,8-Cineole gamma.-Terpinene ALPHA.-TERPINOLENE 3-Cyclohexen-1-ol,4-methyl-1-(1-methylethyl) ALPHA. TERPINEOL ALPHA.-TERPINENYL ACETATE Caryophyllene alpha.-Humulene beta.-Selinene ALPHA-MUUROLENE delta.-Selinene Aromadendrene alpha.-Selinene delta.-Cadinene 1beta,4beta.H,10.beta.H-Guaia-5,11-diene Veridiflorol
Sum of areas:
7523143423
18 Lampiran 9 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Gelaran-Yogyakarta Data Path : Data File Acq On Operator Sample
C:\msdchem\1\data\ : SAMPLE3.D : 2 Apr 2014 11:59 : FAUZI SYUKRILLAH : MINYAK KAYU PUTIH ((GELARAN)
A b u n d a n c e
T IC : S A M P L E 3 .D \ d a ta .m s
3 .8 e + 0 7
6 .1 2 3
3 .6 e + 0 7 3 .4 e + 0 7 3 .2 e + 0 7 3 e + 0 7 2 .8 e + 0 7 2 .6 e + 0 7 2 .4 e + 0 7
7 .8 1 5
1 0 .7 6 2
5 .2 0 9
2 .2 e + 0 7
6 .2 5 4 2 e + 0 7 1 .8 e + 0 7
1 1 .1 6 8
1 .6 e + 0 7 5 .5 8 0 6 .5 6 0 1 .4 e + 0 7
1 1 .6 6 2 1 1 .5 7 3
1 .2 e + 0 7 1 e + 0 7
9 .6 1 2
1 2 .7 5 3 1 1 .3 7 4 1 2 .8 6 8
8 0 0 0 0 0 0 5 .5 1 7 6 0 0 0 0 0 0
7 .6 1 5 5 .1 0 8
4 0 0 0 0 0 0
1 1 .6 9 8 1 11 1. 2. 54 26 1 1 1 .3 2 7
2 0 0 0 0 0 0 0 2 .0 0
4 .0 0
6 .0 0
8 .0 0
1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0 2 2 .0 0 2 4 .0 0 2 6 .0 0 2 8 .0 0
T im e - - >
Peak# R.T. --- ----1 5.108 2 5.209 3 5.517 4 5.580 5 6.123 6 6.254 7 6.560 8 7.615 9 7.815 10 9.612 11 10.762 12 11.168 13 11.246 14 11.327 15 11.374 16 11.521 17 11.573 18 11.662 19 11.698 20 12.753 21 12.868
Area Conc% ------------78537001 0.967% 421990528 5.197% 140661160 1.732% 299770185 3.692% 2873971055 35.395% 333496513 4.107% 235620975 2.902% 99033940 1.220% 989708062 12.189% 165560263 2.039% 713940359 8.793% 384345876 4.733% 68427898 0.843% 71583081 0.882% 135204823 1.665% 83038311 1.023% 306553892 3.775% 347307009 4.277% 76807308 0.946% 164781597 2.029% 129377127 1.593%
Name ------alpha.-Thujene ALPHA.-PINENE beta.-Myrcene BETA.-PINENE 1,8-Cineole gamma.-Terpinene ALPHA.-TERPINOLENE 3-CYCLOHEXEN-1-OL, 4-METHYL-1-(1-METHYLETHYL) ALPHA. TERPINEOL ALPHA.-TERPINENYL ACETATE Caryophyllene alpha.-Humulene Alloaromadendrene delta.-Selinene alpha.-Muurolene CADINENE beta.-Selinene alpha.-selinene delta.-Cadinene Globulol Veridiflorol
Sum of areas:
8119716960
19 Lampiran 10 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Pulau Buru-Maluku Data Path : Data File Acq On Operator Sample
C:\msdchem\1\data\ : SAMPLE_1D.D : 2 Apr 2014 11:34 : FAUZI SYUKRILLAH : MINYAK KAYU PUTIH (PULAU BURU)
Abundance
[_ G C M S _ S M T ]T IC : S A M P L E _ 1 D .D \ d a ta .m s 6 .1 2 4 5 .5 e + 0 7
5e+07
4 .5 e + 0 7
4e+07
3 .5 e + 0 7
7 .8 1 7
3e+07 1 0 .7 5 0 5 .2 0 8 2 .5 e + 0 7
6 .2 5 3
2e+07
1 1 .1 5 9 5 .5 7 8 6 .5 5 9
1 .5 e + 0 7
1 1 .5 6 4 9 . 6 1 51 1 . 6 5 0 1 1 .3 7 2
1e+07 7 .6 1 6 5 .5 1 6 5000000
5 .1 0 8
1 11. .561941 1 0 .2 1 3 5 1 2 .8 5 3 1 0 . 01317. 3 2 5
0 2 .0 0
4 .0 0
6 .0 0
8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0 2 2 .0 0 2 4 .0 0 2 6 .0 0 2 8 .0 0
T im e -->
Peak# R.T. --- ----1 5.108 2 5.208 3 5.516 4 5.578 5 6.124 6 6.253 7 6.559 8 7.616 9 7.817 10 9.615 11 10.037 12 10.235 13 10.750 14 11.159 15 11.325 16 11.372 17 11.514 18 11.564 19 11.650 20 11.691 21 12.853
Area Conc% ------------68522772 0.644% 529135270 4.970% 141456789 1.329% 344357635 3.235% 4542124340 42.664% 362601316 3.406% 272617132 2.561% 168527516 1.583% 1430696539 13.438% 280344898 2.633% 48875010 0.459% 89235972 0.838% 803020491 7.543% 414219725 3.891% 71872585 0.675% 204146869 1.918% 93516460 0.878% 319589307 3.002% 321256862 3.018% 71041568 0.667% 69111713 0.649%
Name ------alpha.-Thujene ALPHA.-PINENE beta.-Myrcene BETA.-PINENE 1,8-Cineole gamma.-Terpinene ALPHA.-TERPINOLENE 3-CYCLOHEXEN-1-OL Terpineol ALPHA.-TERPINENYL ACETATE alpha.-Ylangene BETA. ELEMENE Caryophyllene alpha.-Humulene beta.-Selinene alpha.-Muurolene CADINENE Aromadendrene alpha.-selinene delta.-Cadinene Veridiflorol
Sum of areas: 10646270768
20 Lampiran 11 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Pasuruan-Jawa Timur Data Path Data File Acq On Operator Sample
: : : : :
C:\msdchem\1\data\ SAMPLE5.D 2 Apr 2014 11:25 FAUZI SYUKRILLAH MINYAK KAYU PUTIH (PASURUAN JATIM)
Abundance
[_ G C M S _ S M T ]T IC : S A M P L E 5 .D \ d a ta .m s 6 .1 2 4
5 .5 e + 0 7
5e+07
4 .5 e + 0 7
4e+07
3 .5 e + 0 7 7 .8 0 4 6 .2 6 1
3e+07
1 0 .7 5 5
5 .2 1 0
2 .5 e + 0 7
6 .5 6 5 1 1 .1 6 2 1 1 .6 5 7 1 1 .5 7 0
2e+07 5 .5 8 1 1 .5 e + 0 7
9 .6 1 2 1e+07
11 22 ..78 57 20
1 1 .3 7 2 55 . 1. 5 11 0 9 7 .6 1 5 1 3 .5 3 2 1 1 .3 2 4 1 1 . 2 4 21 3 . 2 4 9
5000000
0 2 .0 0
4 .0 0
6 .0 0
8 .0 0
1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0 2 2 .0 0 2 4 .0 0 2 6 .0 0 2 8 .0 0
T im e -->
Peak# R.T. --- ----1 5.110 2 5.210 3 5.519 4 5.581 5 6.124 6 6.261 7 6.565 8 7.615 9 7.804 10 9.612 11 10.755 12 11.162 13 11.242 14 11.324 15 11.372 16 11.570 17 11.657 18 12.752 19 12.870 20 13.249 21 13.532
Area ------156787597 556013659 182654805 405321608 5058720259 723088781 450213185 161097628 1134968176 257539506 958746150 501397499 67009531 94494423 179741038 552419984 553212084 281461356 272734997 64296228 184928753
Conc% ------1.225% 4.345% 1.427% 3.167% 39.531% 5.651% 3.518% 1.259% 8.869% 2.013% 7.492% 3.918% 0.524% 0.738% 1.405% 4.317% 4.323% 2.199% 2.131% 0.502% 1.445%
Name ------alpha.-Thujene ALPHA.-PINENE beta.-Myrcene BETA.-PINENE 1,8-Cineole gamma.-Terpinene alpha.-Terpinene 3-CYCLOHEXEN-1-OL, 4-METHYL-1-(1-METHYLETHYL) Terpineol ALPHA.-TERPINENYL ACETATE Caryophyllene alpha.-Humulene Alloaromadendrene beta.-Selinene alpha.-Muurolene Eudesma-4(14),11-diene alpha.-selinene Globulol Veridiflorol Cyclohexene alpha.-Eudesmol
Sum of areas: 12796847243
21 Lampiran 12 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Dlingo-Yogyakarta Data Path : Data File Acq On Operator Sample
C:\msdchem\1\data\ : SAMPLE4.D : 2 Apr 2014 11:06 : FAUZI SYUKRILLAH : MINYAK KAYU PUTIH (DLINGO YOGYA)
A b u n d a n c e
T IC : S A M P L E 4 .D \ d a ta .m s
3 .8 e + 0 7
6 .1 1 6
3 .6 e + 0 7 3 .4 e + 0 7 3 .2 e + 0 7 3 e + 0 7 2 .8 e + 0 7 2 .6 e + 0 7 2 .4 e + 0 7 6 .2 5 5 7 .8 0 3
2 .2 e + 0 7
5 .2 0 8
1 0 .7 5 4
2 e + 0 7 1 .8 e + 0 7 6 .5 6 1
1 .6 e + 0 7
1 1 .1 6 2
1 .4 e + 0 7 5 .5 7 8
1 1 .6 5 5 1 1 .5 6 8
1 .2 e + 0 7 1 e + 0 7
9 .6 1 1 8 0 0 0 0 0 0 1 1 .3 7 2 5 5 . 1. 5 0 1 7 6
6 0 0 0 0 0 0
11 22 ..78 46 82
7 .6 1 5
11 11 . .56 19 65
4 0 0 0 0 0 0 5 .8 6 5
1 1 .2 4 2
2 0 0 0 0 0 0 0 2 .0 0
4 .0 0
6 .0 0
8 .0 0
1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0 2 2 .0 0 2 4 .0 0 2 6 .0 0 2 8 .0 0
T im e - - >
Peak# R.T. --- ----1 5.107 2 5.208 3 5.516 4 5.578 5 5.865 6 6.116 7 6.255 8 6.561 9 7.615 10 7.803 11 9.611 12 10.754 13 11.162 14 11.242 15 11.372 16 11.516 17 11.568 18 11.655 19 11.695 20 12.748 21 12.862
Area Conc% ------------93558353 1.271% 359147741 4.880% 120124661 1.632% 244347242 3.320% 104285720 1.417% 2716960085 36.920% 387913010 5.271% 264446643 3.593% 90022297 1.223% 734010716 9.974% 138517077 1.882% 570149821 7.748% 329520135 4.478% 67042461 0.911% 227393945 3.090% 92830251 1.261% 274619361 3.732% 275672813 3.746% 92897437 1.262% 91107304 1.238% 84522116 1.149%
Name ------alpha.-Thujene ALPHA.-PINENE beta.-Myrcene BETA.-PINENE alpha.-Terpinene 1,8-Cineole gamma.-Terpinene ALPHA.-TERPINOLENE 3-cyclohexen-1-ol Terpineol ALPHA.-TERPINENYL ACETATE Caryophyllene alpha.-Humulene Aromadendrene alpha.-Muurolene CADINENE beta.-Selinene alpha.-selinene delta.-Cadinene Globulol Veridiflorol
Sum of areas:
7359089188
22 Lampiran 13 Hasil analisis GCMS minyak kayu putih Gundih-Jawa Tengah Data Path Data File Acq On Operator Sample
: : : : :
C:\msdchem\1\data\ SAMPLE6.D 2 Apr 2014 12:03 FAUZI SYUKRILLAH MINYAK KAYU PUTIH (GUNDIH JATENG)
Abundance
T IC : S A M P L E 6 .D \ d a ta .m s 5 .5 e + 0 7
6 .1 1 8
5e+07
4 .5 e + 0 7
4e+07 5 .2 1 2 3 .5 e + 0 7 6 . 2 5 77 . 8 0 8
1 0 .7 6 0
3e+07
2 .5 e + 0 7
6 .5 6 2
2e+07
1 1 .1 6 6 1 1 .6 6 0 1 1 .5 7 2
5 .5 7 9
9 .6 1 3
1 .5 e + 0 7
123 2..785710 1 1 . 3 17 1e+07
55 . 1. 5 01 9 7 7 .6 1 4
1 1 .5 2 0 1 3 .5 3 1
5000000
0 2 .0 0
4 .0 0
6 .0 0
8 .0 0 1 0 .0 0 1 2 .0 0 1 4 .0 0 1 6 .0 0 1 8 .0 0 2 0 .0 0 2 2 .0 0 2 4 .0 0 2 6 .0 0 2 8 .0 0
T im e -->
Peak# R.T. --- ----1 5.109 2 5.212 3 5.517 4 5.579 5 5.857 5 6.118 6 6.257 7 6.562 8 7.614 9 7.808 10 9.613 11 10.760 12 11.166 14 11.242 13 11.373 14 11.520 15 11.572 16 11.660 17 12.751 18 12.870 19 13.531
Area ------140809632 713265768 167367830 381264184 301703548 4103782497 569915175 391753139 141734660 1069819016 262048733 907018031 538768647 67656095 198300138 99002149 361704483 313784365 83363978 220124201 181287991
Conc% Name ------- ------1.255% alpha.-Thujene 6.357% ALPHA.-PINENE 1.492% beta.-Myrcene 3.398% BETA.-PINENE 2.689% alpha.-Terpinene 36.576% 1,8-Cineole 5.079% gamma.-Terpinene 3.492% ALPHA.-TERPINOLENE 1.263% 3-CYCLOHEXEN-1-OL 9.535% Terpineol 2.336% ALPHA.-TERPINENYL ACETATE 8.084% Caryophyllene 4.802% alpha.-Humulene 0.603% Aromadendrene 1.767% alpha.-Muurolene 0.882% beta.-Selinene 3.224% Cadinene 2.797% alpha.-selinene 0.743% Globulol 1.962% Veridiflorol 1.616% gamma.-Eudesmol Sum of areas: 11219916266
23
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 17 Maret 1992, sebagai anak pertama dari enam bersaudara pasangan Bapak Sarbini dan Marhamah . Penulis adalah alumnus dari SDN Cilebut 1, MTs Al-Ghazaly dan MAN 2 Bogor. Setelah itu, penulis melanjutkan Pendidikan Tinggi di Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2010. Penulis mengambil tugas akhir dengan bidang minat kimia hasil hutan dibawah bimbingan Dr. Ir. Rita Kartika Sari, M.Si. Selama menempuh Pendidikan Tinggi di IPB, penulis mendapatkan beasiswa Bidik Misi dari DIKTI. Penulis aktif dan berpartisipasi di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan sebagai pengurus divisi hubungan dan publikasi (2011-2012) serta di Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan sebagai pengurus divisi kewirausahaan (2012-2013). Selain itu penulis juga aktif dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh DIKTI, yaitu PKM-Penelitian (2011), PKM-Kewirausahaan (2012), dan PKM-Penelitian (2013).