Kompilasi 4 CEMAS 1. Gangguan Kepribadian
Paranoid Personality
Skizoid Personality
Skizotypal Personality
Anti sosial Personality
Borderline Personality
Histerionic Personality
Dependent Personality
Avoidance Personality
Pasiv agresiv Personality
Narsistic Personality
2. Anxietas
Panik
Obsesiv kompulsif
Sosial fobia
Cemas menyeluruh
Spesifik fobia
Histerical neurosis
Neurastenia
Gangguan penyesuaian Post-traumatic stress disorder
3. Ganguan Terkait Stres
Stress akut
Stress pasca trauma
Gangguan penyesuaian
4. Sleeping Disorder
Disomnia Insomnia 1
Kompilasi 4 Hypersomnia Gangguan jadwal tidur jaga
Parasomnia Nightmares Night terrors Sleep walking
5. Gangguan Somatoform
Hipokondriasis
Gangguan somatisasi Gangguan somatoform tak terinci Disfungsi autonomic somatoform
6. Eating Disorder
Anorexia
Bulimia
Binge
Pica
Rumination in infanc
7. Sexual Disorder
Paraphilia
Sexual disfunction
Other sexual disorder Gangguan identitas jenis kelamin Gangguan prevrensi sexual Gangguan psikologis & prilaku Gangguan jalinan sexual
8. Gangguan disosiatif a. b. c. d.
Multiple personality Fugu state Amnesia disosiatif Gangguan depersonalisasi
2
Kompilasi 4
1. Gangguan Kepribadian
Paranoid Personality
Pedoman Diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri : a) Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan; b) Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam. Misalnya menolak untuk memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil; c) Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman dengan menyalah artikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau penghinaan; d) Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi yang ada (actual situation); e) Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification), tentang kesetiaan seksual dari pasangannya; f) Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanfestasi dalam sikap yang selalu merujuk ki diri sendiri ; g) Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak substantive dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri
maupun dunia pada umumnya. Untuk diagnosis di butuhkan paling sedikit 3 dari yang diatas.
Skizoid Personality
Gangguan kepribadian skizoid merupakan suatu karakter yang sifatnya menetap dalam diri individu yang menghindari (withdrawal) kontak dari hubungan sosial. Individu dengan gangguan kepribadian skizoid (SPD) digambarkan sebagai individu yang tidak memiliki emosi dalam merespon pelbagai situasi. Kondisi ini seperti ketidakmampuan dalam menikmati pelbagai pengalaman-pengalaman hidup dalam pelbagai situasi yang terjadi. Individu dengan SPD dalam hubungan sosial cenderung tidak menunjukkan ekspresi emosi, ia tidak tertarik pada hal-hal tertentu yang terjadi di sekelilingnya. Bermuram dan menjauhkan diri dari yang lain sehingga ia kadang terlihat seperti menyendiri dalam keterasingan. 3
Kompilasi 4
Meskipun demikian individu dengan gangguan kepribadian SPD yang lebih menyukai menyendiri, akan tetapi tetap menyukai kehidupan sosial, artinya individu tersebut tidak mengurung dirinya dengan menghindari orang lain semata, ia masih tetap keluar ruangan dan tidak bersembunyi ―beda halnya dengan gangguan kepribadian menghindar (Avoidant Personality Disorder; APD) [Dobbert, D. (2007) Understanding Personality Disorders: An Introduction. Greenwood Press] Beberapa perilaku pada individu dengan gangguan SPD adalah minimnya ekspresi emosi, kebanyakan orang normal akan menganggap bahwa ia tidak tertarik dengan sesuatu hal yang sedang terjadi, kurangnya perhatian dan tidak sensitif. Individu tersebut juga kesulitan untuk menunjukkan ekspresi amarah atau permusuhan dengan orang lain. Gangguan kepribadian ini (skizoid) tidaklah sama dengan gangguan skizofrenia (schizophrenia) walaupun ada kemiripan pada nama, skizofrenia dikategorikan sebagai gangguan psikotik. Namun demikian SPD sering disebut sebagai gangguan mental "spektrum dari skizofrenia", beberapa simtom yang ada pada SPD seperti menghindari kontak pribadi dengan orang lain, minimnya ekspresi emosi merupakan simtom yang terdapat pada skizofrenia pula. Bedanya, pada SPD tidak terjadinya penyimpangan persepsi, paranoia dan ilusi dibandingan dengan kepribadian schizotypal maupun pada gangguan psikotik episode dari skizofrenia. Untuk bekerja, individu dengan gangguan SPD dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, kesulitan akan dialami bila individu terlibat dalam hubungan interpersonal dengan rekan kerja atau orang lain. Individu dengan gangguan SPD juga dapat menikah, namun kesulitan akan ditemui dalam penciptaan hubungan lekat (intimacy) dengan pasangannya disamping itu, individu dengan tipe ini menunjukkan ketidaktertarikan pada hubungan seksual. SIMTOM Individu dengan gangguan SPD sangat jarang menikah, mereka kadang tergantung pada orangtuanya dan menghindari kontak personal dengan orang lain. Gangguan kepribadian SPD didiagnosa berdasarkan beberapa kriteria berikut; 1. Pola perilaku menetap yang tidak berpengaruh dari bentuk hubungan sosial dan keterbatasan pengungkapan ekspresi emosi dalam pelbagai hubungan antar pribadi pada awal masa dewasa; 4
Kompilasi 4
a. Tidak pernah tertarik atau menikmati dalam berhubungan dengan orang lain termasuk untuk menjadi bagian dalam keluarga b. Hampir selalu memilih aktivitas untuk menyendiri c. Sangat sedikit diantaranya yang tertarik pada aktivitas seksual d. Sangat jarang untuk memilih waktu untuk bersenang-senang e. Sedikit mempunyai teman akrab f. Tidak terpengaruh pada pujian dan kritik dari orang lain g. Perilaku "dingin", emosi datar 2. Gangguan kepribadian skizoid tidak muncul yang disebabkan oleh skizofrenia, gangguan mood dengan gejala psikotik dikemudian hari, gangguan psikotik lainnya atau disebbkan oleh gangguan perkembangan termasuk fungsi fisiologis dari dampak langsung pengobatan medis. TREATMENT Medikasi Pengobatan untuk individu dengan gangguan kepribadian skizoid (SPD) tidak begitu diperlukan, kecuali bila dokter beranggapan perlunya obat-obatan bila pasien disertai dengan gangguan kecemasan. Psikoterapi Individu dengan gangguan kepribadian skizoid sangat sulit untuk mendapatkan treatment, hal ini disebabkan bahwa individu dengan gangguan SPD beranggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik-baik saja, bahkan individu tersebut tidak peduli sama sekali dengan terapi. Ini menjadi alasan treatment dianggap tidak diperlukan bagi individu dengan gangguan kepribadian skizoid. kecuali dalam beberapa kasus dimana individu senagaja datang pada terapis yang diakibatkan adanya gangguan lainnya seperti ketergantungan pada kebiasaan-kebiasaan buruk yang disadari oleh indivdu bersangkutan. Test Psikologi Beberapa test psikologi yang dapat mendiagnosa adanya gangguan kepribadian skizoid; ―Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI-2) 5
Kompilasi 4 ―Millon Clinical Multiaxial Inventory (MCMI-II) ― Rorschach Psychodiagnostic Test ― Thematic Apperception Test (TAT) Psikoterapi yang sering digunakan untuk gangguan kepribadian skizoid adalah cognitivebehavioral therapy (CBT), terapi keluarga dan terapi psikodinamika. Bila individu mempunyai pasangan hidup, terapi pasangan (couples therapy) dapat digunakan untuk membentuk komunikasi antar pasangan. Terapi Individu. Berhasilnya terapi pada individu dengan gangguan SPD membutuhkan waktu yang relatif lama, dibutuhkan kesabaran untuk mengubah persepsi yang salah terhadap cara memandang persahabatan untuk menciptakan hubungan interpersonal yang baik. Pada awal terapi, terapis akan menyuruh pasien/klien untuk mengungkapkan apa yang dibayangkan oleh individu menyangkut sebuah hubungan persahabatan dan ketakutanketakutan yang dirasakan oleh individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Selanjutnya terapis akan menyusun langkah-langkah kedepan secara bersama dengan klien untuk penyembuhannya. Terapi Kelompok Terapi kelompok merupakan salah satu treatment yang paling cepat dan efektif, meskipun demikian terapi kelompok tetap menemui kesulitan ketika individu SPD ikut dalam partisipasi kelompok tersebut. Oleh karenanya individu diberikan kenyamanan dalam grupnya, terapis juga harus menjaga dari kritikan anggota lainnya. Terciptanya keakraban antar sesama anggota merupakan salah satu harapan dari terapi ini dengan menciptakan hubungan-hubungan sosial yang saling mendukung. Terapi kelompok akan memberi pengalaman-pengalaman sosial yang bermanfaat, saling mengerti sesama anggota, berkomunikasi sampai pada memahami orang lain.
Skizotypal Personality
DEFINISI Penderita gangguan ini sama seperti penderita kepribadian skizoid, secara sosial dan emosi memisahkan diri. Ditambah, mereka berkomunikasi, merasa, dan berpikir yang aneh. Sementara itu keanehan tersebut mirip dengan penderita skizoprenia, dan kadang-kadang 6
Kompilasi 4 kepribadian ini ditemukan pada penderita skizoprenia. Sebelum mereka sakit. Beberapa penderita menunjukkan tanda berupa pemikiran magis- berkeyakinan bahwa aksi tertentu dapat mengontrol sesuatu yang jelas-jelas tidak ada hubungannya. Sebagai contoh, penderita mungkin percaya bahwa nasib jelek akan benar-benar terjadi jika mereka berjalan di bawah tangga atau dia dapat menyebabkan bahaya bagi orang lain dengan berpikir untuk marah. Penderita gangguan ini mungkin juga memiliki pemikiran paranoid. DIAGNOSA Untuk diagnosis, tiga atau empat gejala khas berikut ini harus sudah ada, secara terus menerus atau secara episodic, sedikitnya untuk 2 tahun lamanya : Afek yang tidak wajar atau yang menyempit / “constricted” (individu tampak dingin dan acuh tak acuh) Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau ganjil Hubungan social yang buruk dengan orang lain dan tendensi menarik diri dari pergaulan social Kepercayaan yang aneh atau bersifat magik yang mempengaruhi perilaku dan tidak serasi dengan norma-norma budaya setempat Kecurigaan atau ide-ide paranoid Pikiran obsesif berulang-ulang yang tak terkendali, sering dengan isi yang bersifat “dysmorphophobic” (keyakinan tentang bentuk tubuh yang tidak normal / buruk dan tidak terlihat secara objectif oleh orang lain), seksual atau agresif Persepsi-persepsi pancaindera yang tidak lazim termasuk mengenai tubuh (somatosensory) atau ilusi-ilusi lain, depersonalisasi atau derealisasi Pikiran yang bersifat samar-samar (vague), berputar-putar (circumstansial), penuh kiasan (metaphorical), sangat terinci dan ruwet (overelaborate), atau stereotipik, yang bermanifestasi dalam pembicaraan yang aneh atau cara lain, tanpa inkoherensi yang jelas dan nyata Sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat sementara dengan ilusi, halusinasi auditorik atau yang lainnya yang bertubi-tubi, dan gagasan yang mirip waham, biasanya terjadi tanpa provokasi dari luar. Individu harus tidak pernah memenuhi kriteria skizophrenia dalam stadium manapun. Suatu riwayat skizophrenia pada salah seorang anggota keluarga terdekat memberikan bobot tambahan untuk diagnosis ini, tetapi bukan merupakan suatu prasyarat. 7
Kompilasi 4
PENGOBATAN Meskipun perbedaan pengobatan berdasarkan jenis gangguan kepribadian, beberapa prinsip umum dapat digunakan untuk semuanya. Karena hampir semua orang dengan gangguan kepribadian tidak melihat perlunya terapi, motivasi sering kali datangnya dari orang lain. Namun demikian, penderita dapat merespon mendukung tetapi penuh dengan konfrontasi terhadap akibat dari pemikiran dan pola prilaku mereka yang tidak tepat. Hal ini biasanya efektif bila datangnya dari teman sebaya atau psikoterapis. Terapis berulang-ulang menunjukkan konsekwensi yang tidak diinginkan karena pola pikir dan prilaku penderita, kadang-kadang membuat batas tingkah laku, dan berulang-ulang mengkonfrontasi penderita dengan kenyataan yang ada. Keterlibatan keluarga penderita sangat membantu dan sering penting, dorongan dari keompok dapat efektif juga. Pengobatan kelompok dan keluarga, kelompok tinggal dalam area yang dibuat, dan partisipasi dalam kelompok sosial terapetik atau dalam kelompok itu sendiri dapat menjadi hal yang berharga dalam pengobatan. Orang dengan gangguan kepribadian terkadang mengalami kecemasan dan depresi, sehingga mereka berharap dapat disembuhkan dengan obat. Namun demikian, kecemasan dan depresi karena gangguan kepribadian jarang disebutkan secara memuaskan oleh obat, dan gejala tersebut tampak pada orang yang menjalankan beberapa pemeriksaan kesehatan. Lagi pula, terapi obat seringkali tercampur aduk dengan penyalahgunaan obat atau percobaan bunuh diri. Jika orang memiliki gangguan kepribadian lainnya, seperti depresi mayor, fobia, atau gangguan panik, penggunaan obat adalah tepat, meskipun mereka kemungkinan besar akan memberikan kesembuhan yang terbatas. Perubahan kepribadian memakan waktu yang lama. Tidak ada pengobatan yang singkat dapat berhasil menyembuhkan gangguan kepribadian, tetapi perubahan tertentu mungkin terjadi lebih cepat dibanding yang lain. Sembrono, isolasi sosial, kurang tegas atau kemarahan yang meledak dapat merespon pada terapi modifikasi prilaku. Namun demikian, psikoterapi jangka panjang (terapi wicara), dimaksudkan untuk membantu penderita mengerti penyebab kecemasan dan mengenal prilakunya yang tidak pantas, sebagai landasan untuk pengobatan lainnya.
8
Kompilasi 4 Terkadang gangguan kepribadian, seperti narsis atau obsesif kompulsif dapat diobati dengan baik dengan psikoanalisi. Yang lain seperti jenis antisosial atau paranoid jarang cocok untuk segala terapi.
Anti sosial Personality
Pedoman Diagnostik
Gangguan kepribadian ini biasanya menjadi perhatian disebabkan adanya perbedaan yang besar antara perilaku dan norma social yang berlaku, an ditandai oleh: a) Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain; b) Sikap yang amat tidak bertanggung jawabdan berlangsung terus menerus, serta tidak peduli terhadap norma, peraturan, dan kewajiban social; c) Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya; d) Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah untuk melampiaskan agresi, termasuk tindakan kekerasan; e) Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari pengalaman, khususnya dari hukuman; f) Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan
masyarakat. Untuk diagnosis di butuhkan paling sedikit 3 dari yang diatas.
Penderita gangguan kepribadian dissosial/asocial umumnya sejak usia dini sudah menunjukkan tanda-tanda sering membangkang orang tua, tidak mematuhi peraturan, dan bersikap semaunya sendiri. Banyak para ahli mengatakan, lebih dari separuh penghuni penjara adalah penderita gangguan kepribadian asocial. Tipe gangguan kepribadian ini diterapi dengan psikoterapi (memberi pengertian dan berusaha mendapatkan kepercayaan dari pasien karena tipe pasien ini sangat sulit untuk percaya pada orang lain, apalagi petugas medis)
Borderline Personality
Pedoman diagnostic -
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
9
Kompilasi 4 a. Berupaya keras untuk mencegah agar tidak diabaikan, terlepas dari benar-benar diabaikan atau hanya dalam bayangannya. b. Ketidakstabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal, ditandai dengan perpecahan, yaitu mengidealkan orang lain dalam satu waktu dan beberapa waktu kemudian menistakannya. c. Rasa diri (sense of self) yang tidak stabil d. Perilaku impulsif termasuk sangat boros dan perilaku seksual yang tidak pantas. e. Perilaku bunuh diri (baik hanya berupa sinyal maupun sungguh-sungguh
-
mencoba) dan mutilasi diri yang berulang f. Kelabilan emosional yang ekstrim g. Perasaan kosong yang kronis h. Sangat sulit mengendalikan kemarahan i. Pikiran paranoid dan simtom-simtom disosiatif yang dipicu stress Untuk diagnosis minimal terdapat 5 dari gejala di atas.
Histerionic Personality
Pedoman diagnostic Ekspresi emosi yang dibuat-buat (self-dramatization), seperti bersandiwara
(theatricality),yang dibesar-besarkan Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh seseorang atau keadaan Keadaan afektif yang dangkal dan labil Terus – menerus mencari kegairahan dan penghargaan dari orang lain, dan
keadaan dimana pasien menjadi pusat perhatian. Penampilan atau perilaku merangsang yang tidak memadai Terlalu peduli dengan daya tarik fisik. Untuk diagnosis di butuhkan paling sedikit 3 dari yang diatas.
Dependent Personality
Pedoman diagnostik -
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri: a. Mendorong ata membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan penting untuk dirinya; b. Meletakan kebutuhan sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa dia bergantung, dan kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka; c. Keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang dimana tempat dia bergantung; d. Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri.
10
Kompilasi 4 e. Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya, dan dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri; f. Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa mendapat -
nasehat yang berlebihan dan dukungan dari orang lain. Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.
Avoidance Personality
Adalah suatu gangguan kepribadian dimana cenderung menghindari interaksi sosial GEJALA DAN TANDA
:
Hipersensitif terhadap kritik dan penolakan Menghindari kontak fisik Menhindari hubungan interpersonal Perasaan tidak mampu Membenci diri sendiri Ketidakpercayaan orang lain Memanfaatkan fantasi sebagai pelarian
DIAGNOSIS (WHO) >> sedikitnya ada 4 gejala yang tampak Gigih dan meluas perasaan ketegangan dan ketakutan Keyakinan secara sosial bahwa satu secara sosial tidak layak,tidak menarik secara pribadi,atau lebih rendah dari orang lain Keengganan untuk terlibat dengan orang-orang kecuali disukai Perbatasan dalam gaya hidup Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan TERAPI Pelatihan ketrampilan sosial,terapi kognitif Terapi kelompok dan terapi obat
11
Kompilasi 4
Pasiv agresiv Personality
Gangguan kepribadian Pasif-agresif adalah suatu kondisi kronis di mana seseorang menerima keinginan dan kebutuhan orang lain, tapi sebenarnya pasif menolak mereka, menjadi semakin bermusuhan dan marah. Ini adalah cara penderita untuk mengatasi stress, tetapi secara tidak langsung itu dapat menyerang orang lain. Gangguan ini dapat mewujudkan dirinya sebagai kebencian, keras kepala, penundaan, sullenness, atau kegagalan yang disengaja dalam melakukan tugas-tugas yang diminta. Perilaku ini menciptakan banyak masalah dalam pekerjaan seseorang dan kehidupan sosial. Sayangnya, gangguan kepribadian pasif-agresif berlangsung selama hidup dan pasien memerlukan monitoring sering oleh profesional kesehatan. Tidak ada didirikan faktor risiko gangguan kepribadian pasif-agresif, tapi genetika mungkin memainkan peran. Gejala
dan
tanda-tanda
gangguan
kepribadian
pasif-agresif
Orang yang didiagnosis dengan gangguan ini membenci tanggung jawab secara pasif bukan dengan ekspresi terbuka perasaan mereka. Dalam kebanyakan kasus penundaan, inefisiensi, dan pelupa adalah perilaku yang biasa digunakan untuk menghindari melakukan apa yang mereka perlu lakukan. Seseorang dengan gangguan ini mungkin muncul untuk memenuhi keinginan orang lain, namun tindakan yang diminta adalah baik dilakukan terlambat atau dilakukan dengan cara yang tidak berguna.
Narsistic Personality
Gangguan kepribadian narsisistik adalah gangguan mental di mana orang-orang memiliki perasaan ego yang tinggi dan kebutuhan yang mendalam akan kekaguman. Penderita narsistik percaya bahwa mereka lebih unggul daripada orang lain dan kurang memperhatikan perasaan orang lain. Tetapi di balik topeng tersebut terdapat harga diri yang rapuh, rentan terhadap kritik sedikit.
Gejala Gejala gangguan kepribadian narsistik meliputi: * Percaya bahwa lebih baik daripada yang lain * Khayalan tentang kekuasaan, kesuksesan dan daya tarik 12
Kompilasi 4 * Lebihkan prestasi atau bakat * Terus-menerus mengharapkan pujian dan kekaguman * Percaya bahwa penderita istimewa * Gagal untuk mengenali emosi orang lain dan perasaan * Mengharapkan orang lain untuk pergi bersama dengan ide-ide dan rencana penderita * Mengambil keuntungan dari orang lain * Mengekspresikan penghinaan bagi mereka yang merasa lebih rendah * Menjadi iri terhadap orang lain * Percaya bahwa orang lain iri * Kesulitan menjaga hubungan yang sehat * Menetapkan tujuan yang tidak realistis * Menjadi mudah tersinggung dan ditolak * Memiliki harga diri yang rapuh * Keras hati atau emosional Meskipun gangguan kepribadian narsistik mungkin tampak seperti memiliki kepercayaan diri atau harga diri yang kuat, itu tidak sama. Gangguan kepribadian narsisistik melintasi batas normal kepercayaan dan harga diri dengan berpikir begitu tinggi dari diri sendiri. Sebaliknya, orang yang memiliki keyakinan yang sehat dan harga diri tidak menghargai diri mereka sendiri lebih dari mereka menghargai orang lain. Bila seseorang memiliki gangguan kepribadian narsisistik, kemungkinan tampil sombong, sering memonopoli percakapan, meremehkan atau memandang rendah orang-orang yang dianggap lebih rendah, merasa paling berhak. Dan ketika tidak menerima perlakuan khusus yang dirasa berhak diperoleh penderita, penderita menjadi sangat tidak sabar atau marah. Penderita juga mencari orang lain yang dipikir memiliki bakat khusus yang sama, kekuasaan dan sifat – orang yang penderita lihat setara. Penderita mungkin berusaha keras untuk memiliki “yang terbaik” dari segala sesuatu – mobil terbaik, klub olahraga, perawatan medis atau lingkungan sosial, misalnya.
13
Kompilasi 4 Tapi di balik semua “kemegahan” ini seringkali terdapat harga diri yang rapuh. Penderita kesulitan menangani apa pun yang dapat dianggap sebagai kritik. Jika penderita dikritik ia merasa malu dan terhina dan seolah rahasianya dibuka. Dan dalam rangka untuk membuat diri penderita merasa lebih baik, penderita biasanya bereaksi dengan marah atau penghinaan dan upaya untuk meremehkan orang lain untuk membuat diri tampak lebih baik. Penyebab dari narsistik ini sampai kini belum diketahui. Seperti gangguan mental lain, penyebabnya mungkin kompleks. Bukti yang berkait adalah penyebab disfungsional di masa kanak-kanak, seperti memanjakan diri berlebihan, harapan yang sangat tinggi, penyalahgunaan atau kelalaian. Bukti lain menunjukkan genetika atau psychobiology – hubungan antara otak dan perilaku dan berpikir.
Pengobatan Pengobatan gangguan kepribadian narsisistik ini berpusat di sekitar psikoterapi. Tidak ada pengobatan khusus yang digunakan untuk mengobati gangguan kepribadian narsisistik. Namun, jika penderita mengalami gejala depresi, gelisah atau kondisi lain, obat-obatan seperti antidepresan atau obat anti-cemas, dapat membantu. Jenis terapi yang dapat membantu untuk gangguan kepribadian narsistik meliputi:
* Terapi perilaku kognitif. Secara umum, terapi perilaku kognitif membantu mengidentifikasi kondisi kesehatan penderita, keyakinan dan perilaku negatif dan menggantikannya dengan sehat, positif. * Terapi keluarga biasanya membawa seluruh keluarga bersama-sama dalam sesi terapi. Penderita dan keluarganya menjelajahi konflik, komunikasi dan pemecahan masalah untuk membantu mengatasi masalah-masalah hubungan di antara mereka. * Terapi kelompok yang memungkinkan penderita bertemu dengan sekelompok orang dengan kondisi yang sama, dapat membantu dengan mengajar untuk berhubungan lebih baik dengan orang lain. Ini mungkin cara yang baik untuk belajar tentang sungguh-sungguh mendengarkan orang lain, belajar tentang perasaan mereka dan menawarkan dukungan. Karena ciri-ciri kepribadian bisa sulit untuk mengubah, terapi dapat memakan waktu beberapa tahun. Tujuan psikoterapi jangka pendek adalah untuk mengatasi masalah-masalah seperti penggunaan narkoba, depresi, rendah diri atau malu. Tujuan jangka panjang adalah 14
Kompilasi 4 untuk membentuk kembali kepribadian penderita, setidaknya untuk beberapa perubahan kecil yang signifikan, sehingga penderita dapat mengubah pola berpikir yang mendistorsi citra diri dan menciptakan citra diri yang realistis. Psikoterapi juga dapat membantu penderita belajar untuk berhubungan lebih baik dengan orang lain sehingga hubungan lebih intim, menyenangkan dan bermanfaat. Hal ini dapat membantu penderita memahami penyebab emosi penderita dan apa yang mendorong penderita untuk bersaing, untuk tidak percaya orang lain dan mungkin untuk membenci diri sendiri dan orang lain.
2. Anxietas
Panik
Gangguan ini ditandai oleh serangan anxietas atau teror berkala. Setiap episode
berlangsung sekitar 15-30 menit. Gambaran klinisnya: Terdapat periode yang intens dengan minimal 4 gejala atau lebih yang terjadi secara
meningkat dalam 10 menit; 1. palpitasi, denyut jantung meningkat 2. berkeringat 3. trembling atau shaking 4. nafas pendek atau smothering 5. rasa tercekik 6. mual atau distres abdominal 7. rasa dizzy, unsteady, kepala ringan atau faint 8. nyeri dada 9. derealisasi atau depersonalisasi 10. takut lepas kendali atau merasa mau gila (going crazy) 11. merasa mati 12. parestesi 13. rasa panas dan dingin (chills) Gangguan panik baru ditegakkansebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya
gangguan anxietas fobik Untuk diagnosis pasti harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan: (a) Pada keadaan-keadaan di mana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya (b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya (c) Dengan keadaan yang relative bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara serangan-serangan panic (meskipun demikian umumnya dapat terjadi juga anxietas antisipatorik yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi) 15
Kompilasi 4
Obsesiv kompulsif
Istilah obsesi menunjukkan pada suatu idea atau bayangan mental yang mendesak ke dalam pikiran secara berulang.Pikiran atau bayangan obsesif dapat berupa kekhawatiran yang biasa tentang apakah pintu sudah dikunci atau belum,sampai fantasi yang aneh dan menakutkan tentang bertindak kejam terhadap orang yang disayangi. Istilah kompulsi menunjukkan pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan sesuatu.Sering suatu pikiran obsesif mengakibatkan suatu tindakan kompulsif.Tindakan kompulsif dapat berupa berulang kali memeriksa pintu yang sudah terkunci,kompor yang sudah mati atau menelepon orang yang dicintai untuk memastikan keselamatannya.Sebagian orang sangat terdorong untuk berulang kali mencuci tangan setiap beberapa menit atau menghabiskan sangat banyak waktu untuk membersihkan sekelilingnya dengan tujuan untuk mengurangi rasa takut akan kontaminasi. Terdapat beberapa persamaan antara obsesi dan kompulsi 1. Suatu pikiran atau dorongan mendesak ke alam sadar secara gigih dan terus menerus 2. Timbul perasaan takut yang hebat dan penderita berusaha untuk menghilangkan pikiran atau dorongan itu 3. Obsesi dan kompulsi itu dirasakan sebagai asing,tidak disukai,tidak dapat diterima,tetapi tidak dapat ditekan. 4. Pasien tetap sadar akan gangguan ini,ia tetap mengenal bahwa hal ini tidak wajar dan tidak rasional,biarpun obsesi atau kompulsi itu sangat hebat. 5. Pasien merasakn suatu kebutuhan yang besar untuk melawan obsesi dan kompulsi itu Individu menghilangkan kecemasannya dengan perbuatan atau buah pikiran yang berulang-ulang.Pasien mengetahui bahwa perbuatan dan pikirannya itu tidak masuk akal,tidak pada tempatnya atau tidak sesuai dengan keadaan,tetapi ia tidak dapat menghilangkannya dan ia juga tidak mengerti mengapa ia mempunyai dorongan yang begitu kuat untuk berbuat dan berpikir demikian.Bila ia tidak menurutinya,maka akan timbul kecemasan yang hebat. Lebih dari separuh pasien GOK ini mempunyai pikiran obsesif tanpa perilaku kompulsif yang ritualistik.GOK sering menyertai depresi atau gangguan anxietas lain.Ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa gejala akan membaik dengan waktu dan hampir separuhnya akan pulih atau hanya menderita gejala yang ringan.
16
Kompilasi 4 Terdapat juga beberapa gangguan yang bisa merupakan bagian dari,atau dengan kuat dihubungkan dengan,spektrum GOK,termasuk:
Gangguan dismorfik tubuh (Body dysmorphic Disorder).Pada gangguan ini orang terobsesi dengan keyakinan bahwa mereka buruk rupa atau bagian
tubuh mereka berbentuk tidak normal Trikhotilomania.Orang ini terus menerus mencabuti rambut mereka sehingga
timbul daerah-daerah botak. Sindrom Tourettes.Gejala sindrom ini meliputi gerakan yang pendek dan cepat,tik dan ucapan kata-kata kotor yang tak terkontrol.
Pengobatan dan prognosa Bila penderita datang berobat pertama kali pada dokter,sebagian besar sudah menderita nerosa ini beberapa tahun lamanya.Hal ini membuat prognosa bertambah jelek,tetapi memang GOK ini sukar diobati. Dapat dipakai psikoterapi suportif,penerangan dan pendidikan.Obat psikotropik berguna untuk mengurangi ketakutan secara simtomatik (misalnya kombinasi medazepam dan perfenazin;dan antidepresan bila perlu).Terapi perilaku juga dapat diusahakan dengan berbagai macam teknik.Ada 3 cara yaitu: 1. Perilaku
dapat
diubah
dengan
mengubah
peristiwa-peristiwa
yang
mendahuluinya,yang membangkitkan bentuk perilaku khusus itu. 2. Suatu jenis perilaku yang timbul dalam suatu keadaan tertentu dapat diubah atau dimodifikasi. 3. Akibatnya suatu perilaku tertentu dapat diubah dan dengan demikian perilaku itu dapat dimodifikasi.
Sosial fobia
Fobia sosial adalah adanya rasa takut yang berlebihan akan rasa malu di berbagai lingkungan sosial, seperti bicara di depan umum dan buang air kecil di WC umum. Etiologi : teori adrenergik pelepasan norepinefrin dan epinefrin yang berlebihan Faktor genetik Diagnosis
Semua kriterua dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti : a) Gejala psikosis,perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejalagejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif.
17
Kompilasi 4 b) Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi social tertentu (outside the family circle); dan c) Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol. d) Bila terlalu
sulit
membedakan
antara
fibia
social
dengan
agoraphobia,hendaknya diutamakan diagnosis agoraphobia DD: gangguan depresi berat dan gangguan kepribadian skizoid Terapi: terapi perilaku, psikoterapi, dan farmakoterapi (SSRI, benzodiazepin, venlafaksin, buspiron, MAOI irreversible, atenolol, dan propanolol)
Cemas menyeluruh
Penderita harus menunjukan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hamper setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan,yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating”
atau “mengambang”) Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsure-unsur berikut : a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk,karena seperti di ujung tanduk,sulit konsentrasi, sbb.); b) Ketegangan motorik (gelisah,sakit kepala,gemetaran,tidak dapat santai); dan c) Overaktifitas otonomik (kepala terasa ringan,berkeringat,jantung berdebar-debar,sesak
nafas,keluhan
lambung,pusing
kepala,mulut
kering,dsb.). Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reassurance) serta keluhan-keluhan somatic berulang yang menonjol. Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),khususnya depresi,tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh,selama hal tersebut tidak memenuhi criteria lengkap dari episode depresif (F32.-),gangguan anxietas fobik (F40.-),gangguan panik (F41.0)atau gangguan obsesif-kompulsif (F42.-)
Spesifik fobia
18
Kompilasi 4 rasa takut yang menetap dan tidak masuk akal yang ditandai dengan antisipasi yang berlebihan terhadap situasi tertentu.
Specify type: 19
Kompilasi 4 -
Animal Type
-
Natural Environment Type
-
Blood-injection-injury Type
-
Situational Type
Contoh : -
Anakanak yang menolak untuk datang ke sekolah karena depresi atau karena cemasnya.
-
Untuk anak yang tidak cemas, eafek negatif, sperti kesedihan, self esteem yang rendah.
-
Anakanak yang takut dipisahkan biasanya wanita, usia kurang dari 10 tahun, dari sosiaoekonomi yang rendah.
Histerical neurosis
a. Gejala-gejala histeria Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap rangsang-rangsang emosional. Pada neurosis jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Gejala-gejala sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, teruma bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat. b. Jenis-jenis histeria Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan reaksi disosiasi atau histeria mayor. 1) Histeria minor atau reaksi konversi Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi konversi)
menjadi
gangguan
fungsional
susunan
saraf
somatomotorik
atau
somatosensorik, dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, mati raba, buta, tuli, dst. 2) Histeria mayor atau reaksi disosiasi Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan lainnya
20
Kompilasi 4 sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian ganda. c. Faktor penyebab histeria Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis (pengalaman menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau menghilangkan pengalaman tersebut. Namun pengalaman traumatis tersebut tidak dapat dihilangkan begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar (uncociousness) dan suatu saat muncul kedalam sadar tetapi dalam bentuk gannguan jiwa. d. Terapi terhadap penderita histeria Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan hysteria yaitu : 1) Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer); 2) Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud); 3) Psikoterapi suportif. 4) Farmakoterapi.
Neurastenia
Diagnosis pasti dari neurastenia adalah :
Adanya keluhan-keluhan yang menetap dan mengganggu berupa meningkatnya rasa lelah setelah kegiatan mental atau keluhan badaniah setelah kegiatan ringan
saja. Paling sedikit ada 2 ciri dari hal-hal dibawah ini : a. Perasaan sakit dan nyeri otot. b. Pusing c. Sakit kepala d. Gangguan tidur e. Tidak dapat santai f. Peka g. Dispepsia Bila ditemukan gejala otonomik ataupun depresif, keadaan tersebut tidak cukup menetap dan berat untuk dapat memenuhi kriteria ganggua tersebut agar dapat didiagnosis secara tersendiri.
3. Gangguan Terkait Stres 21
Kompilasi 4
Stress akut Definisi
Gangguan stres akut (ASD) adalah suatu gangguan kecemasan dicirikan oleh sekelompok disosiasi dan kecemasan gejala yang terjadi di dalam satu bulan dari traumatis. (Disosiasi adalah reaksi terhadap trauma psikologis di mana pikiran mencoba mengatasi dengan "sealing off" beberapa fitur dari trauma dari kesadaran). Deskripsi gangguan stres akut adalah kategori diagnostik baru yang diperkenalkan pada tahun 1994 untuk membedakan waktu terbatas reaksi terhadap trauma dari gangguan stres pascatrauma (PTSD). Penyebab dan gejala Gangguan stres akut disebabkan oleh paparan terhadap trauma, yang didefinisikan sebagai stressor yang menyebabkan ketakutan intens dan, biasanya, melibatkan ancaman terhadap jiwa atau cedera serius diri sendiri atau orang lain. Contohnya adalah pemerkosaan, penjambretan, tempur, bencana alam, dll Gejala-gejala gangguan stres termasuk menggabungkan dari satu atau lebih gejala disosiatif dan kecemasan dengan menghindari pengingat peristiwa traumatik. Yg memisahkan gejala termasuk detasemen emosional, sementara kehilangan memori, depersonalization,
dan
derealization.
Kegelisahan berhubungan dengan gejala gangguan stres akut termasuk lekas marah, kegelisahan fisik, masalah tidur, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, dan yang mudah terkejut. Diagnosa Diagnosis gangguan stres akut didasarkan pada kombinasi sejarah pasien dan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan penyakit yang dapat menyebabkan kecemasan. Itu fitur penting adalah peristiwa traumatis dalam satu bulan timbulnya gejala. kriteria diagnostik lainnya termasuk: • Gejala-gejala secara signifikan mengganggu normal sosial atau kejuruan berfungsi 22
Kompilasi 4 •
Gejala-gejala
terakhir
antara
dua
hari
dan
empat
minggu.
Pengobatan Pengobatan untuk Artikel gangguan stres Akut biasanya mencakup Kombinasi obat-obatan antidepresan
jangka
pendek
Dan
psikoterapi.
Pengobatan Alternatif Akupunktur telah direkomendasikan sebagai pengobatan gangguan untuk Artikel stres Akut. Beberapa alternatif berbaring, Termasuk pendekatan meditasi, latihan pernapasan, Dan yoga mungkin, bermanfaat jika dikombinasikan jangka pendek Artikel Baru psikoterapi. Dan Homoeopati perawatan menggunakan esens obat herbal Dan bunga juga dapat membantu Artikel Baru Orang gangguan stres Akut PADA menyeimbangkan fisik, tingkat
mental,
Dan
tingkat
emosional.
Prognosa Prognosis untuk pemulihan dipengaruhi oleh beratnya dan durasi trauma, kedekatan pasien untuk itu, dan tingkat sebelumnya pasien fungsi. Baik tanda-tanda termasuk periode waktu yang singkat antara trauma dan timbulnya gejala, pengobatan langsung, dan tepat dukungan sosial. Jika gejala pasien yang parah cukup untuk mengganggu kehidupan normal dan telah berlangsung lama dari satu bulan, diagnosis dapat berubah menjadi PTSD. Jika gejala sudah berlangsung lebih dari satu bulan tetapi parah tidak cukup untuk memenuhi definisi PTSD, yang diagnosis dapat diubah untuk gangguan penyesuaian. Pasien yang tidak menerima pengobatan untuk akut gangguan stres akan meningkatkan risiko
untuk
penyalahgunaan
zat
atau
gangguan
depresi
besar.
Pencegahan Trauma peristiwa umumnya tidak dapat diramalkan dan, dengan demikian, tidak dapat dicegah. Namun, secara teori, profesional intervensi segera setelah trauma besar bisa mengurangi kemungkinan atau keparahan ASD. Selain itu, beberapa gejala gangguan stres akut hasil dari biokimia perubahan dalam sistem saraf pusat, otot, dan saluran pencernaan yang tidak tunduk pada kendali kesadaran.
23
Kompilasi 4
Stress pasca trauma
Merupakan suatu keadaan yang timbul akibat peristiwa eksternal (misal musibah alam, kecelakaan berat) yang traumatik di luar batas kelayakan kemanusiaan pada diri seseorang yang mempunyai respon berkepanjangan dan atau tertunda yang mengakibatkan sequele psikologik, sosial, dan biologik. GSPT biasanya timbul dalam waktu enam bulan setelah terjadinya peristiwa traumatik atau merupakan kelanjutan dari gangguan stres akut yang per definisi berlangsung maksimal satu bulan. Terdapat 3 gambaran klinis, yaitu: 1. re-experiencing gejala pengulangan kembali trauma yang pernah menimpanya. 2. avoidance gejala atau perilaku penghindaran seperti: perilaku menghindari aktivitas atau pikiran yang berhubungan dengan trauma 3. hypervigilance gejala peningkatan bangkitan otonomik yaitu gangguan tidur, iritabel, dan waspada berlebihan. Diagnosis Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6 bulansetelah kejadian traumatik berat. Kemungkinan diagnosis masih dapat ditegakkan apabila tertundanya waktu mulai saat kejadian dan onset dan gangguan melebihi waktu 6 bulan, asal saja manifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat
alternatif kategori gangguan lainnya. Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang-bayang atau mimpi-
mimpi dari kejadian traumatik tersebut secara berulang-ulang kembali (flashbacks) Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semnuanya dapat
mewarnai diagnosis tapi tidak khas. Suatu “sequelae” menahun yang terjadi lambat setelah stres yang luar biasa, misalnya saja beberapa puluh tahun setelah trauma
Penatalaksanaan 1. terapi utama terapi kognitif perilaku yang mencakup unsur-unsur: pendidikan tentang GSPT, swapantau gejala-gejala, manajemen anxietas, pemaparan terhadap rangsangan yang mengakibatkan anxietas dalam suasana yang mendukung, penataan kembali kognisi terutama trauma komplex, dan manajemen kemarahan. 2. Eye movement desensitiation and reprocessing (EMDR) Terapi baru yang menggunakan gerakan bola mata bolak-balik secara volunter untuk menguran gi anxietas yang berhubungan dengan prilaku yang mengganggu. 24
Kompilasi 4 3. Terapi psikodinamik Bertujuan untuk memahami arti peristiwa traumatik bagi individu dan untuk menggarap dan menyelesaikan konflik tak sadar yang memprovokasi GSPT Untuk pemulihannya dapat dibantu dengan: dukungan sosial yang baik, tidak ada tanggapan negatif dari orang lain, tidak ada mekanisme coping yang maladaptif, serta tidak adanya peristiwa traumatik berikutnya, termasuk kesehatan fisik, disabilitas, kecacatan.
Gangguan penyesuaian
Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara
:
a. Bentuk,isi,dan beratnya gejala b. Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian c. Kejadian,situasi yang stressfull atau krisis kehidupan Adanya faktor ketiga di atas harus jelas dan bukti yang kuat bahwa gangguan tersebut tidak akan terjadi seandainya tidak mengalami hal tersebut Manifestasi dari gangguan bervariasi dan mencangkup afek depresif,anxietas,campuran ansietas-depresif,gangguan tingkah laku,disertai adanya disabilitas dala kegiatan rutin seharihari Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah terjadinta kejadian yang streesfull,dan gejalagejala biasanya
tidak bertahan melebihi 6 bulan,kecuali dalam reaksi depresif
berkepanjangan.
4. Sleeping Disorder
Disomnia Dyssomnia = kondisi psikogenik primer dimana gangguan utamanya adalah jumlah,kualitas,kualitas,atau waktutidur yang disebabkan oleh hal-hal emosional misalnya insomnia,hiperinsomnia,gangguan jadwal tidur-jaga.
Insomnia Non-organic Pedoman diagnostic 1. Hal tersebut dibawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti : a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur atau kualitas tidur yang buruk. 25
Kompilasi 4 b. Gangguan terjadi minimal tiga kali dalam seminggu dalam satu bulan. c. Adanya pre-okupasi dengan tidak bias tidur (sleeplessness) dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari. d. Ketidak puasan terhadap kuantitas dan kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam social dan pekerjaan. 2. Adanya gejala gangguan jiwa seperti depresi ansietas atau obsesi tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan. 3. Kriteria lama tidur (kuantitas tidak digunakan untuk menentukan adanya gangguan oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak memenuhi krteria diatas ( seperti pada transien insomnia) tidak didiagnosis disini, dapat dimasukkan dalam reaksi stress akut atau gangguan penyesuaian. Hipersomnia Non-organic Pedoman diagnostic 1. Gambaran klinis dibawah ini adalah essensial untuk diagnostic pasti: a. Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur atau sleep attack (tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang sangat kurang) dan atau transisi yang sangat memanjang mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya ( sleep drunkenness). b. Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari satu bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam social dan pekerjaaan. c. Tidak ada
gejala tambahan narkolepsi (chataplexy, sleep paralysis,
hyponagogic hallucination) atau bukti klinis untuk sleep apnoe (nocturnal breath cessation), typical intermittens snoring sounds, etc. d. Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk pada siang hari 2. Bila hypersomnia merupakan hanya salah satu gejala dari gangguan jiwa lainnya, misalnya gangguan afektif maka diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang mendasarinya.
Diagnosis
hypersomnia
psikogenik
harus
ditambahkan
bila
hypersomnia merupakan keluahan yang dominan dari penderita dengan gangguan jiwa lainnya. 26
Kompilasi 4
Gangguan Jadwal Tidur-jaga Non-organic Pedoman diagnostic 1. Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti: a. Pola tidur jaga dari individu tidak seirama (out of synchrony) dengan pola tidur jaga yang normal pada masyarakat setempat. b. Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan hipersomnia pada waktu kebanyakan orang jaga,yang dialami hamper setiap hari untuk sedikitnya 1 bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek. c. Ketidakpuasan dalam kualitas,kuantitas,dan waktu tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat,dan mempengaruhi fungsi dalam social dan pekerjaan. 2. Adanya gangguan jiwa lain,seperti anxyetas,depresi,hipomania,tidak menutup kemungkinan diagnosis gangguan tidur jaga anorganik, yang penting adanya dominasi gambaran klinis gangguan ini pada penderita.Apabila gejala gangguan jiwa lain cukup jelas dan menetap harus dibuat diagnosis gangguan jiwa yang spesifik secara terpisah.
Parasomnia
Definisi Parasomnia adalah mimpi yang hidup dan aktivitas fisik yang terjadi selama tidur. Sejumlah gerakan diluar kesadaran dan tidak dapat diingat kembali, bisa terjadi selama tidur. Hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak. Sesaat sebelum tidur, hampir semua orang kadang mengalami sentakan tunggal, singkat dan diluar kesadaran pada seluruh tubuh. Kadang mereka juga mengalami kelumpuhan tidur atau halusinasi ringan. Selama tidur, secara normal orang kadang mengalami sentakan kaki; orang dewasa bisa mengalami gerakan periodik, mimpi buruk dan giginya mengatup dengan kuat. Berjalan dalam keadaan tidur, teror malam dan mimpi buruk sering terjadi pada anakanak dan membuat mereka ketakutan. Kejang epileptik bisa terjadi pada usia berapa saja. 27
Kompilasi 4
Akatisia (kaki yang tidak bisa diam) merupakan kelainan yang relatif sering ditemukan, yang sering terjadi sesaat sebelum tertidur, terutama pada usia diatas 50 tahun. Penderita akatisia, terutama ketika sedang mengalami stres, merasakan sensasi tidak nyaman yang samar-samar pada tungkainya, yang disertai dengan gerakan kaki spontan dan tak terkendali. diminum
sebelum
tidur,
Penyebabnya tidak diketahui. kadang
bisa
mengurangi
Benzodiazepin yang
gejala
yang
terjadi.
Teror malam merupakan episode menakutkan, dimana penderita menjerit, memukul dan seringkali berjalan dalam tidurnya. Episode ini biasanya timbul selama fase tidur non-REM.
Pemberian
benzodiazepin
(misalnya
diazepam)
bisa
membantu
meringankan gejala. Mimpi buruk merupakan mimpi nyata yang menakutkan, yang bisa terjadi pada anakanak dan dewasa. Setelah mimpi, biasanya penderita akan terbangun secara tiba-tiba. Mimpi buruk terjadi selama tidur REM dan lebih sering terjadi pada saat penderita mengalami stres, demam atau kelelahan yang luar biasa atau setelah minum alkohol. Tidak ada pengobatan khusus. Somnambulisme (berjalan sambil tidur) adalah berjalan dalam keadaan setengah sadar dan diluar kesadaran penderita. Hal ini paling sering terjadi pada masa akhir kanakkanak dan remaja. Ketika berjalan sambil tidur, mulut penderita bergumam dan jika berjalan ke daerah yang berbahaya bisa mencelakakan dirinya.
Sebagian besar
penderita tidak dapat mengingat bahwa dirinya pernah berjalan sambil tidur. Penderita sebaiknya dituntun kembali ke tempat tidur dan lampu kamar tidur atau ruangan di sekitarnya sebaiknya dibiarkan menyala untuk mengurangi kecenderungan berjalan sambil tidur.
Membangungkan penderita dengan paksa bisa menimbulkan reaksi
kemarahan dan sebaiknya hal ini tidak dilakukan. Benda-benda yang berbahaya atau mudah pecah sebaiknya dijauhkan dari penderita dan jendela harus selalu tertutup dan terkunci. 5. Gangguan Somatoform
Hipokondriasis 28
Kompilasi 4 Hipokondriasis adalah keterpakuan pada ketakutan menderita, atau keyakinan bahwa seseorang memiliki penyakit medis yang serius, meski tidak ada dasar medis untuk keluhan
yang
dapat
ditemukan.
Ciri-ciri dari Hipokondriasis ini adalah: Orang tersebut terpaku pada ketakutan memiliki penyakit serius atau pada keyakinan bahwa dirinya memiliki penyakit serius. Ketakutan terhadap suatu penyakit fisik, atau keyakinan memiliki suatu penyakit fisik, yang tetap ada meski telah diyakinkan secara medis. Keterpakuan tidak pada intensitas khayalan dan tidak terbatas pada kekhawatiran akan penampilan. Gangguan telah bertahan selama 6 bulan atau lebih. Keterpakuan tidak muncul secara eksklusif dalam konteks gangguan mental lainnya. EPIDEMIOLOGI Satu penelitian terakhir melaporkan pravalensi enam bulan sebesar 4-6% pada populasi klinik medis umum. Laki-laki dan wanita memiliki perbandingan yang sama. Onset gejala dapat terjadi pada setiap usia, onset paling sering antara usia 20 dan 30 tahun. Beberapa bukti menyatakan bahwa diagnosis adalah lebih sering diantara kelompok kulit hitam dibandingkan kulit putih, tetapi posisi social, tingkat pendidikan, dan status perkawinan tampaknya tidak mempengaruhi diagnosis. ETIOLOGI •Misinterpretasi gejala-gejala tubuh Orang hipokondriakal meningkatkan dan membesarkan sensasi somatiknya. Mereka memiliki ambang dan toleransi yang lebih rendah dari umumnya terhadap gangguan fisik, dan menjadi tersinyal oleh hal tersebut karena skema kognitif yang keliru. •Model belajar social Gejala hipokondriasis dipandang sebagai keinginan untuk mendapatkan peranan sakit oleh seseorang untuk menghadapi masalah yang tampaknya berat dan tidak dapat dipecahkan.
29
Kompilasi 4 •Varian dari gangguan mental lain Gangguan yang paling sering dihipotesiskan berhubungan dengan hipokondriasis adalah gangguan depresif dan gangguan kecemasan. •Psikodinamika Menyatakan bahwa harapan agresif dan permusuhan terhadap oranglain dipindahkan (melalui represi dan pengalihan) kepada keluhan fisik. Hipokondriasis juga dipandang sebagai pertahanan dan rasa bersalah, rasa keburukan yang melekat, suatu ekspresi harga diri yang rendah, dan tanda perhatian terhadap diri sendiri (self-concern) yang berlebihan. DIAGNOSIS Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV, simtom hipokondriasis meliputi: A. Preokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide bahwa ia menderita, suatu penyakit serius didasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadap gejala¬gejala tubuh. B. Preokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepat dan penentraman. C. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (seperti gangguan delusional, tipe somatik) dan tidakterbatas pada kekhawatiran tentang penampilan (seperti
pada
gangguan
dismorfik
tubuh).
D. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara kilnis atau gangguan dalam
fungsi
sosial,
pekerjaan,
atau
fungsi
penting
lain.
E. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan. F. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasan umum, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan panik, gangguan depresif berat, cemas perpisahan, atau gangguan somatoform lain. GAMBARAN KLINIS
30
Kompilasi 4 Penderita percaya bahwa mereka menderita penyakit yang parah yang belum dapat dideteksi, dan mereka dapat mempertahankan suatu keyakinan bahwa mereka memiliki penyakit tertentu, atau dengan berjalnanya waktu, mereka mungkin mengubah keyakinan tentang penyakit tertentu. Keyakinan tersebut menetap walaupun hasil laboratorium adalah negatif. Tetapi keyakinan tersebut tidak sangat terpaku sehingga merupakan suatu waham. Hipokondriasis seringkali disertai oleh gejala depresi dan kecemasan, dan seringkali ditemukan bersama-sama dengan gangguan depresif atau kecemasan. DIAGNOSIS BANDING Kondisi medis nonpsikiatrik Khususnya gangguan yang tampak dengan gejala yang tidak mudah didiagnosis. Penyakit-penyakit tersebut adalah AIDS, endokrinopati, miastenia gravis, skerosis multiple, penyakit degeneratif pada system saraf, lupus eritematosus sistemik, dan gangguan neoplastik yang tidak jelas Gangguan somatisasi Perbedaan yang tidak jelas adalah bahwa penderita hipokondriasis biasanya mengeluh tentang sedikit gejala diabandingkan penderita dengan gangguan somatisasi Gangguan somatoform lainnya Penderita hipokondrial biasanya mencari perhatian untuk anggapan penyakitnya Gangguan depresi dan gangguan kecemasan Gangguan buatan dengan gejala fisik berpura-pura Penderita hipokondiakal sesungguhnya mengalami dan tidak mensimulasi gejala yang mereka laporkan TERAPI Psikoterapi kelompok Cara ini memberikan dukungan sosial dan interaksi sosial yang dapat menurunkan kecemasan pasien Farmakoterapi Menghilangkan gejala hipokondrial hanya jika penderita memiliki suatu kondisi dasar yang responsif terhadap obat, seperti gangguan kecemasan dan gangguan depresi berat
Gangguan Somatisasi
31
Kompilasi 4 Menurut DSM-IV-TR kriteria dari somatization disorder adalah memiliki sejarah dari banyak keluhan fisik selama bertahun-tahun, memiliki 4 gejala nyeri: 2 gejala gastrointestinal, 1gejala sexual, dan 1 gejala pseudoneurogical. Gejala-gejala yang timbul tidak disebabkan oleh kondisi medis atau berlebihan dalam memberikan kondisi medis yang dialami. Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut: a) Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun; b) Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya; c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga, yang berkaitan denga sifat keluhan-keluhannya dan tampak dalam perilakunya. Keluhan-keluhan fisik bersifat multiple, bervariasi dan menetap, akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi. Kemungkinan ada ataupun tidak factor penyebab psikologis belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan-keluhannya. Gangguan Somatoform Tak terinci Pedoman diagnostik Keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi, dan menetap, akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi. Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan-keluhannya. Disfungsi Otonomik Somatoform Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut: a) Adanya gejala-gejala bangkitan otonomik, seperti palpitasi, berkeringat, tremor, muka panas/flushing, yang menetap dan mengganggu; b) Gejala subjektif tambahan mengacu pada system atau organ tertentu (gejala tidak khas); c) Preokupasi dengan dan penderitaan (distress) mengenai kemungkinan adanya gangguan yang serius (sering tidak begitu khas) dari system atau organ tertentu, yang tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan-pemeriksaan berulang, maupun penjelasan-penjelasan dari para dokter.
32
Kompilasi 4 Tidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti pada struktur/fungsi dari system atau organ yang dimaksud.
6. Eating Disorder
Anorexia
Definisi Definisi anorexia nervosa menurut DSM-IV adalah : 1. Menolak mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan normal minimal menurut usia dan tinggi badan (misalnya, menurunkan berat badan untuk mempertahankan berat badan kurang dari 85% yang diharapkan; atau kegagalan untuk menaikan berat badan yang diharapkan selama periode pertumbuhan, menyebabkan berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan). 2. Ketakutan yang kuat mengalami kenaikan berat badan atau menjadi gemuk, walaupun sesungguhnya memiliki berat badan kurang. 3. Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk badannya sendiri; berat badan atau bentuk badan yang tidak pantas atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal keseriusan berat badannya yang rendah. 4. Pada wanita pascamenarki, amenore yaitu tidak ada sekurangnya tiga siklus menstruasi berturut-turut (seorang wanita dianggap mengalami amenore jika periodenya timbul hanya setelah pemberian hormon, misalnya, estrogen). EPIDEMIOLOGI Gangguan makan dalam berbagi bentuk telah dilaporkan pada sampai 4% pelajar remaja dan dewasa muda. Sekitar 95% penderita adalah wanita, kelainan ini biasanya terjadi pada masa remaja dan terkadang pada masa dewasa. Anoreksia nervosa diperkirakan terjadi pada kira-kira 0,5 sampai 1% gadis remaja. Biasanya menyerang orang-orang golongan sosial ekonomi menengah ke atas. Gangguan ini terjadi 10 sampai 20 kali lebih sering pada wanita dibandingkan laki-laki. Lebih sering pada Negara yang maju, dan mungkin ditemukan 33
Kompilasi 4 dengan frekuensi tertinggi pada wanita muda yang profesinya memerlukan kekurusan , seperti model dan penari balet. ETIOLOGI Faktor biologis, sosial, dan psikologis adalah terlibat dalam penyebab anoreksia nervosa. 1. Faktor biologis Kelaparan menyebabkan banyak perubahan biokimia, beberapa diantaranya juga ditemukan pada depresi, seperti hiperkortisolemia dan nonsupresi oleh deksametason. Terjadi penekanan fungsi tiroid, amenore, yang mencerminkan penurunan kadar hormonal. Kelainan tersebut dapat dikoreksi dengan pemberian makanan kembali. 2. Faktor sosial Penderita menemukan dukungan untuk tindakan mereka dalam masyarakat yang menekankan kekurusan dan latihan. Tidak berkumpul dengan keluarga adalah spesifik pada anoreksia nervosa. Pasien dengan anoreksia nervosa kemungkinan memiliki riwayat keluarga depresi, ketergantungan alcohol, atau suatu gangguan makan. 3. Faktor psikologis dan psikodinamis Anoreksia nervosa tampaknya merupakan suatu reaksi terhadap kebutuhan pada remaja untuk menjadi lebih mandiri dan meningkatkan fungsi sosial dan seksual. Biasanya mereka tidak mempunyai rasa otonomi dan kemandirian, biasanya tumbuh di bawah kendali orang tua. Kelaparan yang diciptakan sendiri (self starvation) mungkin merupakan usaha untuk meraih pengakuan sebgai orang yang unik dan khusus. Hanya melalui tindakan disiplin diri yang tidak lazim pasien anoreksia dapat mengembangkan rasa otonomi dan kemandirian. GAMBARAN KLINIK Ada 2 macam subtype dari anoreksia nervosa yang didasarkan atas metode-metode yang digunakan untuk mengkontrol berat badan, yaitu : 1.
Mengkontrol pengurangan berat badan dengan mengkonsumsi kalori yang sangat rendah dan olah raga. 34
Kompilasi 4 2.
Terkadang terjadi bulimia diantara jarak makan, dan kelaparan dengan mempunyai kebiasaan memuntahkan dan penggunaan laksan dan diuretic daripada
3.
menggunakan obat penurun berat badan. Gejala klinis/symptom : a. Gejala yang predominan adalah ketakutan yang sangat akan kenaikan berat badan, sampai terjadi phobia terhadap makanan. Ketakutan terhadap makanan disertai dengan penyalahartian dari body image; banyak pasien merasa diri mereka sangat gendut, walaupun sebenarnya mereka sangat kurus. b. Banyak penderita anoreksia nervosa mempunyai obsessive compulsive behavior, misalnya mereka sering sekali mencuci tangan berulang-ulang, pasien cenderung kaku dan perfeksionis yang mengarahkan pada diagnosis gangguan kepribadian, seperti narcissisme, atau riwayat gangguan kepribadian. c. Penyesuaian seksual yang buruk d. Penderita anoreksia nervosa biasanya menunjukan perilaku yang aneh tentang makanan, seperti menyembunyikan makanan, membawa makanan dalam kantong, saat makan mereka membuang makanan, memotong makanan menjadi potongan kecil-kecil. e. Gangguan tidur dan gangguan depresi pada umumnya. f. Muntah yang dipaksakan g. Biasanya aktifitas dan program olah raga yang berlebihan
Tanda Anoreksia nervosa 1. 2. 3.
Menyamarkan kekurusan mereka dengan baju dan make-up Kulit kering dan kering, rambut halus, dan alopesia ringan. Subtype bulimia berat, seperti kehilangan enamel gigi karena asam lambung, ketika penderita muntah. Bahkan terdapat scar pada dorsum akibat jari-jari yang
4. 5.
dimasukan ke mulut untuk memaksakan muntah. Hypokalemi dan kelainan EKG Kelainan neurology (seperti seizure dan neuropaty) dan anemia yang berhubungan dengan kekurangan gizi dan kelaparan.
DIAGNOSIS Pedoman diagnostic Anoreksia Nervosa menurut PPDGJ-III adalah : 1. Mempunyai ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita. 2. Untuk suatu diagnosis yang pasti dibutuhkan semua hal seperti di bawah ini, yaitu: 35
Kompilasi 4
Berat badan tetap dipertahankan 15% di bawah yang seharusnya ( baik yang berkurang maupun yang tidak tercapai) atau Quetelet’s body mass index adalah 17,5% atau kurang.
Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindari makanan yang mengandung lemak dan salah satu hal di bawah ini : o
Merangsang muntah oleh dirinya sendiri
o
Menggunakan pencahar
o
Olah raga berlebihan
o
Menggunakan obat penahan nafsu makan dan atau diuretika.
o
Terdapat distorsi body image dalam psikopatologi yang spesifik dimana ketakutan gemuk
terus menerus menyerang penderita, penilaian yang
berlebihan terhadap berat badan yang rendah. o
Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypothalamic-piyuitarygonadal aksis, dengan manifestasi pada wanita sebagai amenore dan pada pria suatu kehilangan minat dan potensi seksual. Juga dapat terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, kortisol, perubahan metabolisme peripheral dari hormone tiroid, dan sekresi insulin abnormal.
o
Jika onset terjadinya pada masa prubertas, perkembangan prubertas tertunda atau dapat juga tertahan. Pada penyembuhan, prubertas kembali normal, tetapi menarche terlambat.
3. Pemeriksaan patologi dan laboratorium, tidak ada tes laboratorium tunggal yang mutlak mambantu menegakan diagnosa anoreksia nervosa. Urutan uji saring laboratorium adalah diperlukan pada orang yang memenuhi criteria anoreksia nervosa. Tes tersebut dapat berupa elektrolit serum dan tes fungsi ginjal, tes glukosa, EKG, kadar kolesterol, test supresi deksametason, dan kadar karoten. Klinisi mungkin menemukan penurunan hormon tiroid, penurunan glukosa serum, nonsupresi kortisol setelah deksametason, hipokalemia, peningkatan nitrogen urea darah, dan hiperkolesterolemia. KOMPLIKASI MEDIS DARI GANGGUAN MAKAN Berhubungan dengan penurunan berat badan :
36
Kompilasi 4
Kaheksia : hilangnya lemak, massa otot, penurunan metabolisme tiroid (sindrom T3
rendah), intoleransi dingin, dan sulit mempertahankan temperatur inti tubuh. Jantung : hilangnya otot jantung, jantung kecil, aritmia jantung, termasuk kontraksi premature atrium dan ventrikel, perpanjangan transmisi berkas HIS (perpanjangan
interval QT, bradikardia, takikardia ventricular, kematian mendadak. Pencernaan-gastrointestinal: perlambatan pengosongan lambung, kembunng,
konstiopasi, nyeri abdomen. Reproduktif : Amenore, kadar leutenizing hormone (LH) dan follicle stimulating
hormone (FSH) yang rendah. Dermatologis: lanugo (rambut halus tumbuh di seluruh tubuh), edema. Hematologys : leucopenia Neuropsikiatri : sensasi kecap yng abnormal ( mungkin karena defesiensi dari seng ),
depresi apatetik, gangguan kognitif ringan. Rangka osteoporosis. Berhubungan dengan mencahar ( muntah dan penyalahgunaan laksatif) Metabolisme : kelainan elektrolit, terutama alkalosis hipokalemik, hipokloremik, dan
hipomagnesimia. Pencernaan-gastrointestinal : peradangan dan pembesaran kelenjar liur dan pancreas, dengan peningkatan amylase serum, erosi esophagus dan lambung, usus
disfungsional dengan dilatasi haustra. Gigi: erosi enamel gigi, terutama bagian depan, dengan dengan kerusakan gigi yang
bersanngkutan. Neuropsikiatrik : kejang (berhubungan dengan pergeseran cairan yang besar dan gangguan elektrolit), neuropati ringan, kelelahan, dan kelemahan, gangguan kognitif lainnya.
DIAGNOSIS BANDING Diagnosis banding anoreksia nervosa adalah dipersulit oleh penyangkalan pasien tentang gejalanya, kerahasiaan di sekitar ritual makan pasien yang aneh dan penolakan pasien untuk mencari pengobatan. dibawah ini adalah diagnosis banding untuk anoreksia nervosa. 1. Anoreksia nervosa harus dibedakan dengan dengan kekurusan pada umumnya, terlalu kurus, tetapi penurunan berat badannya kurang dari 15% berat badan normal. Pemikiran sekarang diperkirakan, bahwa anoreksia nervosa adalah gangguan yang khusus, dan tidak mencerminkan penurunan berat badan yang berlanjut.
37
Kompilasi 4 2. Gangguan organic, seperti tumor otak yang melibatkan jaras hypothalamus-pituitary, penyakit Addison, Diabetes Mellitus, dan gangguan gastrointestinal. 3. Gangguan psikologi, pada umumnya pasien depresi mengalami suatu penurunan nafsu makan, sedangkan pada anoreksia nervosa mengaku memiliki nafsu makan yang normal dan merasa lapar. Pada agitasi depresif, hiperaktifitas yang ditemukan pada anoreksia nervosa adalah direncanakan dan merupakan ritual. Preokupasi dengan makanan yang mengandung kalori, resep makanan dan persiapan pesta pencicipan makanan adalah tipikal pada pasien anoreksia nervosa dan tidak ditemukan pada penderita gangguan depresif. Dan pada pasien dengan gangguan depresif tidak memiliki ketakutan yang kuat akan kegemukan atau gangguan citra tubuh, seperti yang dimiliki oleh pasien anoreksia nervosa. 4. Sekitar 50% penderita anoreksia nervosa ditemui ktiteria untuk diagnosis tersangka bulimia, dinamakan bullimarexia atau bulimia nervosa sebagai variasi dari penyakit. PROGNOSIS Pada umumnya prognosis adalah tidak baik. Pada mereka yang telah mencapai berat badan ideal kembali, preokupasi dengan makanan dan berat badan sering kali terus terjadi, hubungan sosial sering kali buruk, dan banyak pasien mengalami depresi. Namun respon jangka pendek pasien terhadap hampir semua program pengobatan rumh sakit adalah baik. indikator suatu hasil yang baik adalah pengakuan rasa lapar, sedikit penyangkalan, kurangnya imaturitas, dan peningkatan harga diri. TERAPI Mengingat implikasi psikologi dan medis anoreksia nervosa yang sulit, suatu rencana pengobatan harus menyeluruh, termasuk perawatan di rumah sakit jika diperlukan dan terapi individual serta keluarga adalah dianjurkan. Pendekatan perilaku, interpersonal, dan kognitif pada beberapa kasus medikasi harus dipertimbangkan. Perawatan di rumah sakit. Clinical harus memutuskan pasien mana yang harus diberi perawatan di rumah sakit, dan yang tidak harus. 1.
Kehilangan energi yang banyak, pada umumnya, pasien anoreksia nervosa yang berada 20% di bawah berat badan yang diharapkan untuk tinggi badannya adalah dianjurkan untuk program rawat inap, dan pasien yang berada 30% di bawah berat 38
Kompilasi 4 badan yang diharapkan memerlukan perawatan rumah sakit psikiatrik yang terentang dari dua sampai 6 bulan.. 2. Hypokalemi (<3
meg/L)
atau
EKG
mengalami
perubahan
akibat
meningkatnya potassium. 3. Lingkaran muntah, dan pengurangan makanan yang tidak dapat diputuskan. 4. Assessment yang berhati-hati dan penatalaksanaan masalah kesehatan dan gangguan kejiwaan lainnya. 5. Modifikasi perilaku lainnya untuk usaha peningkatan berat badan, seperti : a. Tirah baring dengan pengawasan konsumsi makanan sebagai langkah awal untuk setiap pasien. Frekuensi pemberian makan 5-6 kali, dengan kalori 1500 – 2000 kalori yang ditingkatkan secara bertahap, biasanya diberikan makanan
yang
sama selama sehari sehingga pasien tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar sekali makan. b. Keinginan untuk menaikan berat badan harus disesuaikan dengan pendidikan pasien c. Setiap pagi pasien harus ditimbang setiap pagi, setelah mengosongkan kandung kemihnya dan sebelum sarapan d. Mengkuatkan kembali keinginan pasien untuk meningkatkan berat badannya. e. Jika pasien tidak lagi tirah baring, pasien harus diawasi selama 2 jam setelah makan. Hal ini dilakukan agar pasien tidak memuntahkan makanannya. f. Pemberian makan secara paksa dilakukan jika pasien mengalami penurunan berat badan yang drastic, dan membahayakan jiwa pasien. g. Cyproheptadine hydrochloride, merupakan antagonis
antihistamine
dan
serotonin, telah terbukti efektif sebagai stimulus untuk pasien anoreksia nervosa yang mempunyai sedikit efek samping. Dosis harian adalah 8mg peroral dan dinaikan 32mg/hari pada akhir minggu kedua. h. Amitrypline, dimulai dengan dosis 50mg/hari dan dinaikan perlahan-lahan sampai 150mh/hari. Obat ini terbukti bermanfaat untuk pasien anoreksia nervosa, biasanya pasien mengalami panaikan berat badan, biasanya digunakan untuk pasien dengan gangguan depresi. i. Alprazolam, 0,25mg, setiap 1 jam sebelum makan, diperuntukan untuk pasien yang mengalami anxietas yang berat. Kriteria untuk perawatan di rumah sakit, apabila terdapat satu tanda di bawah ini: 1. Dasar perawatan di rumah sakit berdasarkan : a. Farmakoterapi diberikan jika ada gangguan jiwa, seperti depresi, atau kecemasan
39
Kompilasi 4 b. Keikutsertaan keluarga diberikan untuk pasien yang dengan perawatan di rumah, digunakan untuk memeriksa interaksi di antara anggota keluarga dan kemungkinan tujuan sekunder dari gangguan tersebut bagi pasien. 2. Perawatan setelah rumah sakit a. Gabungan psikoterapi individu dan keluarga b. Menggunakan pendekatan terapi kognitif yang difokuskan pada pasien yang terobsesi menjadi kurus, kepercayaan diri yang rendah, dan dichotomous thinking, seperti gendut lawan kurus, benar lawan salah, otonomi lawan independent. c. Farmakoterapi, banyak diberikan oleh physician jika pasien telah mengalami perbaikan setelah 6 bulan, setelah pasien di rawat.
Bulimia
Definisi Bulimia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan binge eating (makan yang banyak) namun kemudian dikeluarkan melalui misalnya muntah, puasa, olahraga berlebihan dan menggunakan laxative (FKM-UI 2007). Bulimia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai denan episode binge eating disertai tingkah laku untuk menurunkan berat badan seperti merangsang muntah, gerak berlebihan puasa berkepanjangan, penyalagunaan laksan dan diuretic. Kata bulimia berasal dari bahasa latin yang artinya lembu kelaparan. Bulimia Nervosa baru dikenal sebagai gangguan tersendiri sejak tahun 1970-an, meskipun sudah diuraikan pada deskripsi Gull tahun 1874. Pada tahun 1979, Russel melaporkan bahwa Bulimia Nervosa dengan Anoreksia Nervosa. Pada Bulimia Nervosa badan yang kurus bukan disebabkan karena anoreksia dan bahkan beberapa individu mempunyai berat badan yang normal. Para penderita bulimia biasanya menyadari bahwa pola makannya abnormal. INSIDENSI Bulimia Nervosa biasanya terjadi pada masa remaja akhir atau dewasa muda, namun mempunyai rentang umur yang lebar yaitu antara 13-58 tahun. Sekitar 90-95% Bulimia Nervosa mengenai kelompok masyarakat dengan status social ekonomi tinggi, namun belakangan dilaporkan dapat mengenai semua kelompok masyarakat. 40
Kompilasi 4 DIAGNOSIS Kriteria diagnosis Bulimia Nervosa menurut DSM-IV adalah sebagai berikut: 1. Epidode binge eating berulang. Episode binge eating ditandai dengan 2 hal berikut: a. Makan dengan periode waktu tertentu (misalnya setiap 2 jam sekali) dengan porsi yang banyak melebihi biasanya b. Perasaan tidak mampu mengontrol kelebihan makan selama episode binge (misalnya perasaan tidak mampu menghentikan makan atau seberapa banyak harus makan) 2. Pengulangan tingkah laku untuk menurunkan berat badan seperti membuat muntah, penyalahan laksan, diuretik, atau enema, puasa atau latihan berlebihan. 3. Episode binge atau tingkah laku menurunkan berat badan minimal 2 kali seminggu selama 3 bulan. 4. Evaluasi diri sangat dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan. 5. Gangguan tidak terjadi selama episode Anoreksi Nervosa
Bulimia Nervosa dibagi menjadi 2 tipe yaitu: 1. Purging : mencoba memuntahkan kembali apa yang telah dimakan atau menggunakan obat pencahar, diuretik dan suntikan. 2. Non-purging : melakukan kebiasaan menjaga barat badan dengan berpuasa atau berolah raga terlalu berat, tetapi tidak selalu memuntahkan kembali apa yang telah dimakan.
ETIOLOGI Penyebab Bulimia nevosa dapat dijelaskan dengan pendekatan beberapa jenis model yaitu : 1. Model adikasi Bulimia Nervosa diyakini sebagai adiksi terhadap makanan dan tingkah laku. Hal ini berhubungan dengan pengobatan Bulimia Nervosa yang menekan kan pada penghentian, dukungan sosial dan mencegah kekambuhan, dimana metode ini mirip dengan pengobatan adiksi terhadap alcohol maupun obat-obatan. 2. Model keluarga Gangguan makan pada remaja berhubungan dengan system interaksi antara keluarga. Oleh karena itu fokus pengobatan penderita Bulimia Nervosa adalah disfungsi interaksi
41
Kompilasi 4 dalam keluarga. Penderita Bulimia Nervosa pada umumnya memiliki riwayat kekerasan fisik maupun seksual semasa kanak-kanak. 3. Model sosial budaya Publikasi media tentang hubungan antara tubuh yang langsing dengan karier yang sukses telah merangsang para remaja untuk melakukan diet supaya tubuhnya menjadi langsing. Banyak remaja yang gagal mencapai keaadaan ini dan akhirnya menjadi penderita Bulimia Nervosa. 4.
Model kognitif dan tingkah laku Bulimia Nervosa merupakan implementasi tingkah laku yang irasional tentang bentuk
tubuh, berat badan, diet dan kepercayaan diri.fokus pengobatan adalah mengidentifikasi disfungsi ini dan membantu menumbuhkan keyakinan yang rasional. Penderita diberikan jadwal makan yang jelas dan teratur. 5. Model psikodinamik Bulimia Nervosa merupakan usaha untuk mengendalikan atau menghindari dampak perasaan yang tertekan, implusif dan kecemasan. Pengobatan psikodinamik adalah mencari proses yang mendasari penderita Bulimia Nervosa terutama gambaran psikososialnya. GEJALA DAN TANDA KLINIS Gejala-gejala dan tanda klinis Bulimia Nervosa adalah sebagai berikut: 1. Gejala-gejala Bulimia Nervosa: a. Rasa lelah dan lemah. b. Pembengkakan pada tangan dan kaki c. Sakit kepala d. Perut teras penuh 42
Kompilasi 4 e. Mual-mual f. Haid tidak teratur g. Kram otot h. Nyeri dada dan ras terbakar i. Rambut rontok j. Mudah mengalami perdarahan (karena hipokalemia atau disfungsi platelet) k. Diare berdarah (pada penyalahgunaan laksan) 2. Tanda-tanda lain dari Bulimia Nervosa a. Perubahan kulit: terutama bagian dorsum jari berhubungan dengan penggunaan jari untuk membuat muntah meliputi hiperpigmentasi, kalus atau luka parut. b. Pembesaran kelenjar ludah, terutama kelenjar parotis bilateral tanpa nyeri c. Erosi email gigi (perimolisis), biasanya pada permukaan gigi bagian lingual, palatal dan posterior. PENCEGAHAN Pencegahan terjadinya Bulimia Nevosa terdiri atas dua bagian:
Program pencegahan primer Pencegahan ini langsung ditujukan pada populasi berisiko tinggi seperti murid wanita
SMP untuk mencegah timbulnya gangguan makan pada mereka yang asimtomatik. Pencegahan yang dilakukan dapat berupa program pendidikan mengenai sikap dan prilaku terhadap remaja.
Program pencegahan sekunder
Pencegahan ini bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan pendidikan pada petugas kesehatan di pusat pelayanan kesehatan primer. 43
Kompilasi 4 Selain diatas untuk mencegah terjadinya gangguan makan berupa Bulimia Nervosa dapat juga dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya: - Rajin berkonsultasi dengan dokter - Tingkatkan rasa percaya diri - Tingkatkan dinamika lingkungan. Usahakan agar tercipta suasana yang nyaman dan kondusif di lingkungan keluarga atau pekerjaan. - Bersikap realistis. Jangan mudah percaya pada apa yang digambarkan oleh media tentang berat dan bentuk badan ideal. PENGOBATAN Sebagian besar penderita bulimia dapat diobati tanpa harus masuk ke rumah sakit, kecuali jika telah terjadi komplikasi fisik yang berat. Pengobatan di rumah sakit biasanya dilakukan jika telah terjadi gangguan elektrolit dan kekurangan cairan. Asupan zat gizi yang diberikan per infus juga dapat diberikan selama perawatan. Pengobatan dini sangat penting, karena semakin lama kebiasaan ini akan semakin melekat dan sulit untuk diubah. Penderita bulimia yang diobati saat gangguan ini mulai timbul mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk sembuh sempurna dibanding penderita yang mulai berobat setelah bertahun-tahun menderita bulimia. Terdapat 2 pendekatan yang dilakukan untuk mengobati bulimia: 1. Terapi psikis Terapi bulimia biasanya meliputi konseling dan terapi tingkah laku. Sebagian besar gangguan makan permasalahannya bukanlah pada makanan itu sendiri, tetapi pada kepercayaan diri dan persepsi diri. Terapi akan efektif jika ditujukan pada penyebabnya, bukan pada gangguan makannya. Terapi individu, dikombinasikan dengan terapi kelompok dan terapi keluarga seringkali sangat membantu. Terapi kelompok adalah terapi dimana penderita penyakit yang sama saling membagi pengalaman mereka. Terapi konseling seringkali harus dikombinasikan dengan obat antidepresan. 2. Obat-obatan. Untuk penderita bulimia umumnya diberikan obat-obatan jenis antidepresan bersama dengan pengobatan psikoterapi. Obat yang diberikan umumnya dari jenis trisiklik seperti imipramine (dengan merek dagang Tofranil) dan desipramine hydrochloride (Norpramin); atau jenis selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine (Antiprestin, Courage, Kalxetin, Nopres, dan Prozac), sertraline (Zoloft), dan paroxetine (Seroxat). 44
Kompilasi 4 TREATMENT Penanggulangan penderita Bulimia Nervosa memerlukan pendekatan psikologis maupun farmakologis. Pendekatan psikologis secara individual, keluarga maupun berkelompok yang dikombinasikan dengan pendekatan farmakologis memberikan kesembuhan yang baik. Menurut Kaplan (1992), terapi bulimia nervosa terdiri dari berbagai intervensi, termasuk psikoterapi individual dengan pandekatan kognitif perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga dan farmakoterapi.
Terapi nutrisi Ahli gizi dapat mengatur jadwal makan, memberikan penjelasan mengenai tujuan terapi nutrisi, pentingnya diet sehat dan akibat buruk dari pola makan yang
salah terhadap kesehatan. Konseling Terapi ini untuk membantu pasien yang depresi, terganggu secara emosional, atau adanya faktor sosial sehingga mendorong terjadinya gangguan makan. Terapi dilaksanakan agar pasien mampu mengeluarkan perasaan dan permasalahannya sehingga terapis dapat membantu penderita menghadapi perubahan hidup dan
memperkuat rasa percaya diri. Psikoterapi Umumnya dokter melakukan terapi kognitif, yang bertujuan merubah persepsi dan cara berpikir pasien mengenai tubuhnya. Dokter mendorong pasien untuk berpikir secara benar terhadap dirinya sehingga menjadi lebih obyektif melihat suatu masalah,
dan menghilangkan sikap serta reaksi yang salah terhadap makanan. Farmakoterapi Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), serotonin spesipik re–uptake inhibitor (SSRI) yaitu fluoksetin (prozac) dan penghambat monoamin oksidase (MAOI) yaitu fenelzin (Nardil) bermanfaat untuk mengobati depresi pada bulimia nervosa. Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program terapi yang menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi dapat diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.
Prinsip penatalaksanaan Bulimia nervosa adalah: 1. Fokus utama pengobatan adalah menurunkan pola makan ala bulimik
45
Kompilasi 4 2. Hindari makanan yang merangsang pola makan binge seperti es krim 3. Obati depresi yang niasanya menyertai bulimia 4. Libatkan para remaja dalam psikoterapi individu dengan atau tanpa melibatkan keluarga 5. Latihan olahraga yang ringan samapi sedang diberikan obat antidepresan 6. Terapi kelompok sangat membantu penyembuhan 7. Bila penderita menggunakan diuretik, berikan diet rendah garam karena terjadi retensi cairan bila diuretik dihentikan 8. Konsultasi ke dokter gigi untuk menangani kerusakan pada gigi
Binge
Binge eating artinya mengkonsumsi makanan yang banyak dalam periode waktu yang singkat. Pada saat episode binge terjadi kehilangan kendali terhadap makanan. Penderita bulimia nervosa dapat mengkonsumsi makanan sekitar 3000-7000 kkal per episode binge. Epidode binge sering timbul pada waktu yang sama setiap hari atau timbul sebagai akibat rangsangan emosional seperti depresi, jemu atau marah dan kemudian diikuti oleh periode puasa berkepanjangan.
Pica
Definisi Pica adalah sebuah istilah yang menunjuk pada keinginan kuat untuk memakan benda-benda yang bukan merupakan makanan. Benda-benda yang dimakan oleh pasien penderita pica mencakup lumpur, batu es, tanah liat, lem, pasir, kapur, lilin tawon lebah, permen karet, kanji laundry, dan rambut. Deskripsi Pica merupakan keinginan kuat terhadap barang-barang yang bukan makanan atau 46
Kompilasi 4 menelan benda-bedan bukan makanan. Keinginan kuat yang ditemukan pada pasien yang didiagnosa dengan pica bisa terkait dengan keadaan kekurangan gizi, seperti anemia defisiensi zat besi; juga bisa terkait dengan kehamilan; atau dengan keterbelakangan mental atau penyakit jiwa. Kata pica berasal dari bahasa latin yang berarti sejenis burung Gagak (burung Magpie) yang memakan benda apa saja yang ditemuinya. Buku penuntun profesional kesehatan jiwa, the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi keempat, revisi naskah (2000), yang disingkat sebagai DSMIV-TR, mengelompokkan pica dalam kategori “Gangguan Makan dan Pemberian Makan Bayi atau Anak Kecil.” Seorang pasien yang dapat didiagnosa dengan pica harus terus menerus memiliki keigninan kuat untuk memakan benda-benda bukan makanan selama sekurang-kurangnya satu bulan. Perilaku ini tidak pantas untuk tahap pertumbuhan anak. Lebih jauh, perilaku ini tidak boleh disetujui atau didorong oleh lingkungan sekitar anak. Penyebab Penyebab pica belum diketahui. Banyak hipotesis yang telah dibuat untuk menjelaskan perilaku ini. Hipotesis ini mencakup berbagai faktor seperti pengaruh kultural; status sosial-ekonomi rendah; penyakit defisiensi; dan gangguan psikologis. Malnutrisi sering didiagnosa bersama dengan pica. Hubungan sebab-akibat belum ditemukan. Memakan tanah liat ditemukan terkait dengan kekurangan zat besi; akan tetapi, apakah absorpsi zat besi yang berkurang disebabkan oleh memakan tanah liat atau apakah kekurangan zat besi mendorong orang memakan tanah liat, masih belum diketahui. Beberapa kelompok kultural disebutkan mengajari anak-anaknya memakan tanah liat. Orang-orang yang menderita anemia defisiensi zat besi juga telah dilaporkan mengunyah batu es. Namun lagi-lagi mekanisme atau hubungan sebab akibatnya
tidak
diketahui.
Memakan cat paling umum diantara anak-anak yang berasal dari keluarga berstatus sosial-ekonomi rendah. Ini sering terkait dengan kurangnya pengawasan dari orang tua. Kelaparan juga bisa menimbulkan pica. Pada orang-orang yang mengalami keterbelakangan mental, pica dianggap sebagai akibat dari ketidakmampuan untuk membedakan antara benda yang termasuk 47
Kompilasi 4 makanan dan yang bukan makanan. Akan tetapi, pendapat ini tidak didukung karena orang yang mengalami gangguan jiwa tidak sembarangan dalam memilih dan memakan benda-benda yang bukan makanan. Pica, kekurangan zat besi, dan beberapa gangguan fisiologis lainnya pada manusia telah ditemukan terkait dengan aktivitas sistem dopamin yang menurun dalam otak. Dopamin merupakan sebuah neurotransmitter, atau zat kimia yang membantu menyalurkan transmisi impuls-impuls saraf dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya. Hubungan ini telah menyebabkan beberapa peneliti berpendapat bahwa kemungkinan ada hubungan antara kadar dopamin yang rendah dalam otak dengan terjadinya pica. Akan tetapi, tidak ada gangguan biokimia
bersangkutan
Faktor-faktor
risiko
yang
untuk
pica
telah
diidentifikasi.
mencakup
hal-hal
berikut:
psikopatologi orang tua/anak ketidakteraturan rumah tangga keterkucilan dari lingkungan kehamilan epilepsi kerusakan otak keterbelakangan mental gangguan-gangguan pertumbuhan yang pervasive Gejala-gejala Bayi dan anak yang didiagnosa dengan pica umumnya memakan cat, plaster, benang, rambut, dan kain. Anak-anak yang lebih besar bisa memakan kotoran hewan, pasir, serangga, daun, batu kerikil dan puntung rokok. Remaja dan dewasa paling sering memakan lempung atau tanah. Gejala-gejala Pasir
atau
pica tanah
berbeda-beda terkait
dengan
menurut nyeri
lambung
benda dan
yang
dimakan.
perdarahan
sesekali.
Mengunyah batu es bisa menyebabkan kenampakan yang abnormal pada gigi. Memakan
tanah
liat
Menelan
benda-benda
bisa logam
menyebabkan bisa 48
sembelit
menyebabkan
(konstipasi) perforasi
usus
Kompilasi 4 Memakan benda kotoran sering mengarah pada penyakit infeksi seperti toksocariasis, toksoplasmosis, dan trichuriasis. Memakan timah bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan keterbelakangan mental. Pica lebih umum pada anak-anak dibanding dewasa. Anak-anak antara usia 2 sampai 6 tahun telah diketahui mengalami Pica. Bayi dan anak-anak sampai usia 18 bulan tidak dianggap mengalami Pica utamanya karena bayi selama usia ini akan sering memasukkan apa saja ke dalam mulutnya, dan kebiasaan ini adalah kebiasaan normal bagi bayi. Beberapa anak-anak yang mengalami Pica dikatakan karena meniru hewan piaraan keluarga (seperti anjing dan kucing) yang mereka lihat memakan benda tertentu. Anak-anak perlu diawasi dan setiap benda
berbahaya
harus
dijauhkan
dari
jangkauan
mereka.
Untuk didiagnosa mengalami Pica, seseorang harus memperlihatkan tanda-tanda selama sekurang-kurangnya satu bulan. Tidak ada tes medis khusus yang bisa menguatkan Pica. Cukup sering, Pica hanya terlihat dan diketahui ketika telah menghasilkan komplikasi yang menyebabkan seseorang mendapatkan perhatian medis. Tidak ada pencegahan khusus untuk Pica. Individu didorong untuk memakan makanan bergizi yang sesuai dan mengikuti panduan-panduan kesehatan yang diperlukan untuk kesehatan yang optimum.
Rumination in infanc
Deskripsi Gangguan Ruminasi adalah suatu kondisi di mana seseorang terus mengambil makanan tapi berulangkali pula memuntahkannya. Gangguan ini biasanya dimulai setelah usia bayi 3 bulan. Gangguan ini terjadi pada bayi dan jarang terjadi pada anak-anak dan remaja. Penyebabnya sering tidak diketahui. Masalah-masalah tertentu, seperti kurangnya stimulasi bayi, kelalaian, situasi tekanan dalam keluarga, diduga berkaitan dengan gangguan ini. Gejala Baru bisa disebut dengam Gangguan Ruminasi jika gejala berlangsung sekurang-kurangnya 1 bulan. Orang tidak muncul untuk menjadi marah, muntah-muntah, atau jijik ketika mereka mengambil makanan. Mungkin muncul untuk menimbulkan kesenangan. Gejalanya yaitu: * Berulang kali muntah * Berulang kali mengunyah makanan 49
Kompilasi 4 Perawatan Gangguan Ruminasi dirawat dengan teknik-teknik perilaku. Teknik lain termasuk meningkatkan lingkungan yang baik untuk anak (jika ada penyalahgunaan atau kelalaian) serta konseling degan orangtua bayi.
7. Sexual Disorder
Paraphilia
Paraphilia adalah istilah klinis yang digunakan untuk menggambarkan penyimpang seksual. Paraphilia merupakan permasalahan menyangkut kontrol terhadap impuls, baik secara langsung dan intens terhadap fantasi seksual, mendesak, dan perilaku yang melibat objek, aktivitas dan situasi tertentu yang tidak lazim. Objek, aktivitas dan situasi merupakan suatu kebutuhan bagi individu sebagai pemenuhan
kebutuhan
seksualnya.
Penyimpangan seksual berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM); dorongan seksual secara berulang-ulang, dorongan seks yang mendesak, atau perilaku yang melibatkan; 1) objek bukan manusia, 2) menimbulkan penderitaan dan nyeri pada seseorang atau pasangannya, atau 3) anak-anak atau orang-orang yang tidak menginginkannya. Gangguan ini setidaknya lebih atau sekurang-kurang 6 bulan. Paraphilia merupakan penyimpang seksual, dimana individu melakukan aktivitas seksual yang tidak biasa dilakukan oleh orang-orang pada umumnya, melanggar batas normanorma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
GEJALA UMUM Perilaku-perilaku
tersebut
(berdasarkan
kriteria
DSM
diatas)
dapat
berupa;
1) Objek bukan manusia seperti sepatu, baju dalam, bahan kulit atau karet, binatang, parfum (aroma
tertentu),
air,
cat
dan
sebagainya.
2) Menimbulkan penderitaan seperti perilaku mencekik, memukul, menyiksa, tetesan lilin 50
Kompilasi 4 dan sebagainya. Perilaku tersebut bertujuan menyakiti pasangannya sehingga individu mendapatkan
kepuasan.
3) Anak-anak atau orang yang tidak menginginkan seperti anak-anak kecil, orang yang tidak berdaya atau orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya sedang diintip dan sebagainya. 4) Aktivitas dan situasi seperti; bertingkah atau berperilaku menyerupai profesi tertentu, memakai kostum seragam tertentu Beberapa jenis paraphilia dikategorikan sebagai kejahatan seksual. Beberapa agama (terutama Islam) seks sangat dilarang, secara umumnya orang berpendapat paraphilia juga merupakan dosa. Seiringan perkembangan psikologi, paraphilia menjadi etiologi penting yang masih terus dipelajari dampak-dampak paraphilia yang mempengaruhi fungsi pribadi individu terhadap fungsi dan situasi sosial. Beberapa jenis paraphilia juga kadang menjadi kontroversi dan perdebatan dalam suatu komunitas tertentu atau masyarakat. Perbedaan pendapat berupa sebagai bentuk penyimpangan seksual atau variasi seksual, atau menjadi hak-hak privasi individu dalam penyaluran seksual. Contoh; perilaku homoseksual dan masturbasi Pada awalnya perilaku homoseksual tertera sebagai bagian dari paraphilia dalam DSM I dan II, namun pada DSM III dan IV homoseksual sudah tidak ada dalam terdaftar dan sudah tidak dianggap lagi sebagai bentuk penyimpangan seksual. Masturbasi merupakan hal yang paling sering menjadi pembicaraan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pria dan wanita pernah melakukan masturbasi. Secara psikologis masturbasi memberi pengaruhi yang tidak baik terhadap beberapa orang, masturbasi memberi pengaruh adiktif yang berakibatkan pada gangguan seperti kesulitan berkonsentrasi, kompulsi, dan perasaan bersalah (dosa).
Hanya sembilan kategori paraphilia yang disebutkan oleh DSM yakni; eksibisionisme, fetishisme, frotteurism, pedofillia, masokisme seksual, sadisme seksualisme, fetishisme transvestik, veyourisme dan yang terakhir digolongkan paraphilia yang tidak digolongkan, tidak terdefinisi, lainnya. Jenis-jenis paraphilia lainnya kadang disebutkan oleh beberapa media dengan pengertian yang berbeda-beda, bahkan beberapa diantaranya sengaja 51
Kompilasi 4 diciptakan
sebagai
bentuk
pengungkapan
media
yang
positif.
Mengenai jumlah jenis paraphilia yang ada masih dalam perdebatan para ahli, beberapa jenis paraphilia diantaranya disebutkan dan disebarkan oleh pecandu pornografi yang menyebutkan tingkah-lakunya sebagai bentuk lain dari paraphilia. FAKTOR PENYEBAB Faktor penyebab langsung terbentuknya penyimpangan seksual paraphilia tidak diketahui secara 1)
pasti,
Pengalaman
beberapa pelecehan
dugaan dan
kemunculan
kekerasan
seksual
gangguan dimasa
ini;
kanak-kanak
2) Keterdekatan dengan situasi atau objek tertentu secara berulang kali dengan aktivitas seksual 3) Hambatan perkembangan dan kesulitan dalam menjalin hubungan dengan beda jenis 4) Kecanduan pornografi, beberapa tayangan nyeleneh (aneh) akan memberikan daya tarik seperti
magnet
yang
dapat
mempengaruhi
psikologis
ketergantungan
5) Pengaruh dari pasangan seksual 6) Pelampiasan stress yang tidak tepat sehingga menimbulkan kebiasaan dan pengulangan secara terus-menerus. 7) Rasa ingin mencoba yang diakibat penyampaian informasi atau persepsi yang salah TREATMENT Langkah-langkah yang dapat ditempuh; • Psikoterapi Teknik yang dapat dipakai adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT), terapi dapat dilakukan secara individual dan terapi kelompok, latihan yang diberikan adalah meningkatkan ketrampilan sosial, latihan fisik, latihan konsentrasi, mengatasi depresi, dan treatmen
hormon
• Medikasi
52
Kompilasi 4 Pemberian obat antiandrogen yang bertujuan untuk menormalkan level hormon testeron. Obat-obat yang digunakan seperti medroxyprogesterone dan cyproterone Bila individu juga disertai gangguan kecemasan dan depresi jenis SSRIs (selective serotonin reuptake inhibitors) menjadi obat pilihan dokter; fluoxetine atau fluvoxamine PENCEGAHAN SENDIRI • Stress reduction secara tepat. Tidak melakukan aktivitas seksual yang aneh-aneh sebagai pelampiasan stres. Lakukan hal-hal positif agar penyaluran stres tidak merusak perilaku dan kebiasaan lainnya, perilaku menyimpang dapat teradiktif bila penyaluran stres dengan aktivitas seksual setiap kali dilakukan bila stress menimpa. • Perkuatkan iman, bagaimanapun iman merupakan benteng terbaik sebagai pencegahan penyimpangan perilaku. • Self control. Mengontrol dorongan rasa ingin tahu, mencoba atau pengaruh teman ―dengan penuh kesadaran dan pengetahuan akan dampak-dampak buruk dari perilaku tersebut • Tidak surfing atau melihat pornografi yang bebas bisa di dapat dari internet atau media lainnya. • Membiasakan hidup sehat untuk mengurang stres, termasuk olahraga teratur, nutrisi yang seimbang dan pengalaman spiritual dan religius.
Sexual disfunction
Disfungsi orgasme Disfungsi orgasme mengandung pengertian terganggunya fungsi orgasme.Ada tiga macam disfungsi orgasme yang dapat dialami pria,yaitu : 1. Disfungsi orgasme primer,yang berarti tidak pernah mencapai orgasme dengan cara apapun sejak semula.
53
Kompilasi 4 2. Disfungsi orgasme sekunder,yang berarti sebelumnya pernah mencapai orgasme,tetapi kemudian tidak mampu lagi karena sesuatu sebab. 3. Disfungsi orgasme situasional,yang berarti tidak dapat mencapai orgasme pada situasi atau keadaan tertentu. Berdasarkan pengalaman klinis, tidak banyak pria yang mengalami disfungsi orgasme. Kenyataan ini sesuai dengan pengalaman klinis di negara lain. Bertolak belakang dengan pada wanita yang banyak mengalami disfungsi orgasme, pada pria, disfungsi orgasme jarang terjadi. Dalam pengalaman menangani pasien disfungsi seksual selama 11 tahun terakhir, saya hanya menerima 5 pasien dengan keluhan disfungsi orgasme. Disfungsi orgasme dapat terjadi karena penyebab fisik, yaitu penyakit saraf pusat seperti multipel sklerosis, parkinson, huntington’s chorea, dan akibat operasi di bagian tulang belakang bawah. Termasuk juga akibat penggunaan obat anticemas dan penenang. Penyebab lain yang bersifat psikis juga bisa terjadi, seperti kecemasan, perasaan takut menghamili, dan kejemuan terhadap pasangan. Untuk mengatasi hambatan orgasme karena penyakit, penyebab yang ada harus diatasi dulu. Kalau obat tertentu yang menjadi penyebabnya, penggunaannya harus dihentikan. Pada disfungsi orgasme karena penyebab psikis, diperlukan terapi perilaku (behavioral therapy). Vaginismus non-organik Vaginismus adalah gangguan individu wanita yang merasa tidak mampu berperan serta dalam hubungan seksual seperti yang diharapkan. Sang istri selalu merasa ketakutan dalam berhubungan intim, takut akan rasa sakit. Meskipun mereka tidak mengalami gangguan dalam gairah seksual. Wanita yang menderita vaginismus secara sadar mengharapkan dapat melakukan hubungan seksual. Tetapi di bawah sadarnya menghalangi terjadinya penetrasi. Dan akhirnya menyebabkan ketakutan yang sangat hebat, wajah menjadi pucat, tubuhnya gemetar dan vaginanya tertutup rapat. Salah satu akibat dari masalah ini terjadi karena akibat perkawinan yang tidak di inginkan dan mitos-mitos yang banyak di dengar sebelum menikah. Menurut salah satu ahli psikologis, vaginismus merupakan reaksi yang tersimpan dalam memori. Seperti merasa sakit saat berhubungan intim pertama kali, akibat gangguan
54
Kompilasi 4 psikologis yang pernah terjadi seperti sewaktu kecil hampir diperkosa atau melihat orang tua melakukan hubungan seksual, yang akhirnya menciptakan persepsi ibu dianiaya suami. Wanita yang mengalami konflik seperti itu bisa terkena problem vaginismus. Ada juga penyebab vaginismus konflik psikoseksual yang akhirnya mereka menganggap penis adalah suatu alat yang berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan dan luka pada dirinya. Untuk mengatasi masalah gangguan seperti ini, diperlukan adanya upaya komunikasi yang baik kepada istri anda yang mengalami vaginismus. Menjelaskan bahwa aktivitas seksual tidak menyakitkan. Jika cara ini tidak berhasil anda bisa konsultasikan kepada ahlinya Kecanduan seks berlebihan Kecanduan seks dapat diartikan sebagai tingkah laku akibat dorongan seksual yang luar biasa intens atau terobsesi akan seks. Pikiran orang yang bersangkutan didominasi oleh seks sehingga pekerjaan atau kehidupan kehidupan sosial dan hubungan cintanya terganggu. Bagi Pria hal ini dapat mendatangkan ´malapetaka´ bagi dirinya sendiri, apalagi bila tidak disertai pikiran yang dewasa. Masalahnya pecandu seks umumnya merasa tidak ada yang salah dengan dirinya. Kebanyakan dari Pecandu seks akan menyangkal jika ada yang mengatakan dirinya bermasalah. Alasan yang ´pintar´pun kerap terucap dari pecandu seks, jika pada mereka ditanyakan alasan mengapa baginya seks adalah segalanya. Ada beberapa gejala yang mungkin bisa dijadikan penanda jika seseorang mengalami kecanduan terhadap seks. Gejala tersebut bisa berupa
Masturbasi berlebihan.
Menjalin hubungan dengan banyak pasangan.
Terobsesi dengan materi pornografi.
Melakukan seks lewat telepon atau komputer (cybersex) secara intensif.
Terlibat mendalam dengan prostitusi.
Suka pamer genital (exhibitionism).
Suka mengintip orang berhubungan seks.
Suka melakukan pelecehan seksual.
Pemerkosaan atau kekerasan seksual lainnya.
Pedophilia. 55
Kompilasi 4 Bedanya pecandu seks dan penikmat seks, pecandu seringkali tidak peduli jika dirinya dalam bahaya saat ingin melakukan aksi seksualnya. Penikmat seks masih bisa berpikir dan mundur jika aksi seksualnya akan mendatangkan bahaya atau malu, baik pada dirinya ataupun pada pasangannya. Sedangkan pecandu akan jalan terus dan tidak peduli dengan konsekuensinya. Seringkali pecandu merasa malu atau bersalah setelah melakukan aksinya, tapi tetap saja ia tak bisa mengontrol hasratnya. Umumnya mereka tidak mendapatkan kepuasan berarti dari aksinya, hanya kesenangan sesaat seperti jika orang kecanduan narkoba sedang high. Banyak orang yang berpikir kecanduan seks seharusnya lebih mudah untuk berhenti dibandingkan kecanduan narkoba, alkohol atau merokok, sebab tidak melibatkan zat kimia pecandu. Dalam kecanduan seks, dan juga kecanduan judi, kita memang tidak memasukkan zat kimia dalam tubuh. Sebenarnya zat kimia yang membuat kita kecanduan diproduksi oleh otak kita, dengan konsumsi bahan kimia dari luar maupun tidak. Mengobati kecanduan seks, seperti kecanduan lainnya, sangat tergantung dari orang bersangkutan. Jika ia bisa menyadari bahwa perbuatannya salah dan ada kemauan untuk mengubahnya, pengobatan menjadi lebih mudah. Proses pengobatan bisa berupa serangkaian terapi mengenai kesehatan seksual, hubungan cinta yang sehat, pernikahan, atau mengikuti program support group. Terkadang obat-obatan tertentu, seperti Prozac atau Anafranil, diperlukan untuk menahan dorongan seksual yang berlebihan
Other sexual disorder Gangguan identitas jenis kelamin
Transeksualisme
Adanya hasrat untuk hidup dan diterima sebagai anggota dari kelompok lawan jenisnya,biasanya disertai perasaan risih,atau ketidakserasian dengan anatomi seksualnya
Adanya keinginan untuk mendapatkan terapi hormonal dan pembedahan untuk membuat tubuhnya semirip mungkin dengan jenis kelamin yang diinginkan
Transvertisme Peran Ganda
Mengenakan pakaian dari lawan jenisnya sebagai eksistensi dirinya untuk menikmati sejenak pengalaman sebagai anggota lawan jenisnya
56
Kompilasi 4
Tanpa hasrat untuk mengubah jenis kelamin secara lebih permanen atau berkaitan dengan tindakan bedah
Tidak ada perangsangan seksual yang menyertai pemakaian pakaian lawan jenis
Gangguan Identitas Jenis Kelamin Masa Kanak
Keinginan anak yang mendalam (pervasive) dan menetap (persistent) untuk menjadi jenis kelamin lawan jenis
Manifestasi pertama timbul pada usia prasekolah.Gangguan harus sudah tampak sebelum pubertas
Pada kedua jenis kelamin,kemungkinan ada penyangkalan jenis kelaminnya sendiri,tetapi jarang terjadi
Menyangkal bahwa dirinya terganggu meskipun mereka mungki tertekan oleh konflik dengan keinginan orang tua atau kawan sebayanya dan oleh ejekan dan atau penolakan orang-orang yang berhubungan dengan dirinya Gangguan preverensi sexual Frotteurism
:
merupakan salah satu jenis paraphilia, istilah ini digunakan
untuk menggambarkan dorongan seksual yang kuat untuk menyentuh, meraba-raba, memeluk, atau menggesekan anggota badan atau genitalnya ke tubuh orang lain yang tidak dikenalnya Eksibisionisme
:
(exhibitionism atau sering disebut dengan istilah
flashing) merupakan dorongan fantasi seksual secara terus-menerus dan mendesak yang melibatkan perilaku dimana individu untuk memamerkan bagian genitalnya sendiri kepada orang asing yang tidak mau melihatnya. Dorongan tersebut bertujuan untuk mengejutkan, menakuti, dikagumi, atau menimbulkan rasa jijik pada orang yang menjadi sasaran Fetishisme
:
menggambarkan
bentuk
penyimpangan
seksual
dimana
individu dalam melakukan aktivitas seksual melibatkan barang-barang tertentu. Bila benda-benda yang menyertai aktivitas tersebut tidak ada, maka individu tidak bergairah atau kehilangan libido seksualnya
57
Kompilasi 4 Pedofillia
:
adalah fantasi, dorongan atau perilaku seksual yang dilarang
terhadap anak-anak yang dilakukan oleh orang dewasa Masokisme
:
seksual merupakan gangguan fantasi seksual yang melibatkan
dorongan-dorongan seksual dan perilaku nyata untuk dihina, digigit, disakiti atau pelbagai tindakan lainnya untuk mendapatkan kepuasan seksual Sadisme
:
Individu dengan gangguan ini secara konsisten memiliki
gangguan fantasi seksual dengan cara menyakiti pasangannya dengan teror baik secara fisik ataupun psikologis fetishisme transvestik :
adalah penyimpangan seksual yang dialami oleh
individu heteroseksual (pada pria) untuk menggunakan pakaian wanita (crossdressing) untuk meningkatkan atau mendapatkan gairah seksualnya Voyeurisms
:
merupakan perilaku penyimpangan seksual dengan cara
mengintip orang lain yang sedang mengganti atau menanggalkan pakaiannya, telanjang atau sedang melakukan aktivitas seksual Gangguan psikologis & prilaku 1. Gangguan maturitas sexual Gangguan ini karena ketidakpastian tentang identitas jenis kelaminnya atau
orientasi sexualnya sehingga dapat menimbulkan anxietas atau depresi. Biasanya terjadi pada remaja yang tidak tahu pasti apakah mereka
homoseksual, heteroseksual atau biseksual dalam orientasi sexualnya. 2. Gangguan orientasi sexual egodistonik Gangguan ini tidak meragukan identitas jenis kelamin atau preferensi
sexualnya, tetapi ia mengharapkan orientasi lain. Disebabkan oleh gangguan psikologis dan perilaku. Termasuk homosexualitas yang egodistonik, yaitu keadaan seseorang yang menunjukkan perilaku sexual yang terarah kepada orang-orang dengan sex yang sama, ia merasa risi atau cemas dan mencari pengobatan. Bila ia tidak terganggu karena keadaannya itu, maka disebut gangguan orientasi sexual atau
homosexualitas yang egosintonik. Istilah homosexualitas biasanya dipakai untuk pria dan lesbianisme untuk
wanita. Bila seseorang homosexual yang egodistonik datang berobat, maka kira-kira
30% dapat ditolong dan menjadi hetorosexual tetap. Tidak boleh diberi hormon-hormon atau terapi elektrokonvulsi Dapat diberi SSRI atau tranquilaizer bila terdapat gangguan emosional. 58
Kompilasi 4 3. Gangguan jalinan sexual Gangguan ini kesulitan dalam membentuk dan memelihara jalinan atau relasi sexual karena ia mempunyai gangguan identitas jenis kelamin atau gangguan preferensi sexual. DISSOSIATIVE DISORDER Multiple Personality Disebut juga gangguan identitas disosiatif adalah bentuk disosiatif yang dramatis dimana penderita mengembangkan dua atau lebih kepribadian yang terpisah dan
biasanya
jelas
perbedaannya.
Berbagai
macam
kepribadian
tersebut
mengendalikan tingkah laku individu secara sempurna pada waktu yang berbeda. Jika pribadi yang satu sedang berfungsi, maka pribadi yang lain terdesak ke alam bawah sadar, di sebut coconcious personality (namun keadaan yang terdesak kadang masih dapat menunjukkan diri meski dalam keadaan tidak wajar. Lawannya conscious personality adalah kepribadian yang sadar dan berkuasa. Gangguan ini diikuti oleh gangguan mengingat informasi personal yang penting.
Fugu State Perilaku seseorang dengan fuga disosiatif adalah lebih bertujuan dan
terintegrasi dengan amnesianya dibandingkan dengan pasien dengan amnesia disosiatif. Pasien tersebut seringkali, tidak selalu mengambil identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru, walaupun identitas dan pekerjaan yang sepenuhnya baru, walaupaun identitas baru biasanya kurang lengkap dibandingkan kepribadian berganti-ganti yang terlihat pada gangguan identitas disosiatif. Epidemiologi Jarang, terjadi biasanya selam waktu peperangan, setelah bencan alam, dan sebagai akibat dari krisi pribadi deangan konflik internal yang kuat ( hubungan gelap ekstramarital). Etiologi Penyalah gunaan alkohol berat dapat mempredisposisikan seseorang dengan fuga disosiatif, penyebab gangguan diperkirakan didasarkan secara psikologis. Pasien dengan gangguan mood dan gangguan kepribadian tertentu( gangguan kepribadian ambang, histrionic, schizoid) adalah terdisposisi deangan perkembangan fuga disosiatif. Berbagai stressor dan factor pribadi memprediposisikan seseorang dengan perkembangan fuga disosiatif. 59
Kompilasi 4
Terapi: Wawancara psikiatrik, wawancara dengan bantuan obat, hypnosis dapat membantu mengungkapkan bagi ahli terapi dan pasien tentang stersor psikologis yang mencetuskan episode fuga. Amnesia Disosiatif Pedoman Diagnostik Ciri utama adalah hilangnya daya ingat, biasanya mengenai kejadian penting yang baru terjadi (selective), yang bukan disebabkan oleh gangguan mental organik dan terlalu luas untuk dapat dijelaskan atas dasar kelupaan yang umum terjadi atas
dasar kelelahan. Diagnosis pasti memerlukan: 1. Amnesia, baik total maupun parsial, mengenai kejadian yang stressful atau traumatik yang baru terjadi (hal ini mungkin hanya dapat 2.
dinyatakan bila ada saksi yang memberi informasi); Tidak ada gangguan mental organik, intoksikasi, atau kelelahan
berlebihan (sindrom amnesik organik) Yang paling sulit dibedakan adalah amnesia buatan, yang disebabkan oleh simulasi secara sadar. Untuk itu penilaian secara rinci dan berulang mengenai kepribadian premorbid dan motivasi diperlukan. Amnesia buatan biasanya berkaitan dengan problema yang jelas mengenai keuangan, bahaya kematian dalam peperangan, atau kemungkinan hukuman penjara atau mati. 60
Kompilasi 4
Gangguan Depersonalisasi
Depersonalisasi mencakup kehilangan atau perubahan temporer dalam perasan yang biasa mengenai realitas diri sendiri. Dalam suatu tahap depersonalisasi, orang merasa terpisah dari dirinya sendiri dan lingkungan disekitarnya. Mereka mungkin merasa seperti sedang bermimpi atau bertingkah laku seperti robot. Pada gangguan ini dapat juga muncul derealisasi. Derealisasi merupakan suatu perasaan tidak nyata mengenai dunia luar yang mencakup perubahan yang aneh dalam persepsi mengenai lingkungan sekitar, atau dalam perasaan mengenai periode waktu. Orang dan objek dapat tampak berubah ukuran atau bentuk dan dapat pula mengeluarkan suara yang berbeda. Semua perasaan ini dapat diasosiasikan dengan kecemasan, termasuk pusing dan ketakutan akan menjadi gila, atau dengan depresi. Meski sensasi–sensasi ini asing, orang dengan depersonalisasi tetap memiliki kontak dengan realitas. Mereka dapat membedakan kenyataan dari yang tidak nyata, bahkan pada episode depersonalisasinya. Berbeda dengan amnesia menyeluruh dan figue, mereka tahu siapa diri mereka. Ingatan mereka baik dan mereka tahu dimana mereka berada—bahkan bila mereka tidak menyukai kondisi mereka saat itu. Perasaan depersonalisasi biasanya datang tiba-tiba dan menghilang secara bertahap. Gangguan depersonalisasi didiagnosis hanya bila pengalaman seperti itu persisten atau berulang kali terjadi dan menimbulkan distres yang jelas. Ciri-ciri diagnostik dari gangguan depersonalisasi antara lain: a. Pengalaman yang berulang-ulang atau persisten dari depersonalisasi, yang ditandai oleh perasaan terpisah dari proses mental atau tubuh seseorang, seolah-olah seseorang menjadi pengamat luar dari dirinya sendiri. Pengalaman ini dapat memiliki karakteristik seperti mimpi. b. Individu tersebut mampu mempertahankan pengujian realitas (contohnya, membedakan kenyataan dan ketidaknyataan) saat keadaan depersonalisasi. c. Pengalaman depersonalisasi menyebabkan distres atau hendaya pribadi yang signifikan pada satu atau lebih area fungsi yang penting, seperti fungsi sosial dan pekerjaan. d. Pengalaman depersonalisasi tidak dapat dimasukkan ke dalam gangguan lain atau tidak merupakan efek langsung dari obat-obatan, alkohol, atau kondisi medis. Dalam wawancara tingkah laku yang dapat diobservasi dan ciri-ciri yang terkait, depersonalisasi mungkin lebih erat hubungannya dengan gangguan seperti fobia dan 61
Kompilasi 4 panik dari pada gangguan disosiatif. Tidak seperti bentuk lain dari gangguan disosiatif yang seperti melindungi self dari kecemasan, depersonalisasi dapat menimbulkan kecemasan dan selanjutnya menimbulkan perilaku menghindar.
62