473
Unmas Denpasar
KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, DAYA SAING PASAR DAN HARAPAN PENDAPATAN PADA MASYARAKAT PERKOTAAN Aryaningsih, N.N1), M.Marsa Arsana 2) , 1),
2)
Jurusan Akuntansi, Politek Negeri Bali,
[email protected] Jurusan Akuntansi, Polteknik Negeri Bali,
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui dan menganalisis kompetensi sumber daya manusia (SDM), daya saing pasar dan harapan pendapatan masyarakat perkotaan, (2) menganalisis hubungan antara kompetensi SDM dengan daya saing pasar; (3) menganalisis hubungan antara kompetensi SDM dengan harapan pendapatan; (4) mengetahui dan menganalisis struktur model hubungan kompetensi SDM, daya saing pasar dan harapan pendapatan masyarakat perkotaan. Desain penelitian adalah kualitatif-kuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan interview. Sampel penelitian adalah 100 responden. Interview dilakukan terhadap 10 orang informan. Data kuesioner diuji dengan analisis faktor. Data penelitian diuji dengan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kompetensi sumber daya manusia perkotaan meliputi kompetensi kognitif, kompetensi sosial dan kompetensi individual; (2) hubungan antara masing-masing kompetensi dengan daya saing sangat lemah, namun hubungan antara kompetensi kognitif, sosial dan individual dengan daya saing pasar sangat kuat; (3) hubungan antara kompetensi SDM dengan harapan pendapatan sangat kuat; (4) Hasil pengujian dengan SEM-Amos ditemukan model struktur hubungan kompetensi sumber daya manusia, daya saing pasar dan harapan pendapatan perkotaan sangat tepat. Kekuatan ekonomi perkotaan didasari oleh kompetensi (kognitif, sosial, dan individual) sebagai satu kesatuan, daya saing dan ekpektasi masyarakat. Kata Kunci: kompetensi, daya saing pasar, dan harapan pendapatan. ABSTRACT The research aimed to: (1) to know and analyze the competency of human resources (HR), the market of competitiveness and income expectations of urban communities; (2) analyze the relationship between the competency of human resources with market competitiveness; (3) analyze the relationship between the competency of human resources with earnings expectations; (4) Testing and analyzing the structural model of the relationship the competency of human resources, the market competitiveness, and earnings expectations in urban communities.. The study design was qualitative-quantitative. Data were collected using questionnaires and interviews. The sample was 100 respondents. Interview conducted on 10 informants. Questionnaire data were tested by factor analysis. Data were tested by Structural Equation Modeling (SEM). The results showed that (1) the competence of human resources in urban communities include cognitive competence, social competence and individual competence; (2) the relationship between each competency with the competitiveness of the market is very weak, but the relationship between the competency a very strong with the market competitiveness; (3) the relationship between the competency of human resources very strong with income expectations; (4) The test results with SEM-Amos found that the model structure of relationships the competence of human resources, the market competitiveness and income expectations are very precise. The economic power of urban are of constituted by the competency (cognitive, social, and individuals) as a single entity, the competitiveness of the market and the expectations community. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
474
Unmas Denpasar
Keywords: competence, market competitiveness and income expectations PENDAHULUAN Tantangan wilayah perkotaan saat ini sebagai basis pertumbuhan perekonomian adalah pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Pertumbuhan penduduk tersebut berimplikasi pada masalah perkotaan. Masalah yang timbul tidak hanya terbatas pada penyediaan kebutuhan fisik, tetapi juga menyangkut masalah sosial ekonomi sebagai sumber penghidupan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Dampak yang timbul akibat pertumbuhan penduduk pesat adalah terjadi penurunan pendapatan perkapita wilayah perkotaan sebesar 40% (World Bank,2006) . Selain itu seperti diungkapkan oleh Brueckner (2006)2) keragaman daerah perkotaan dapat diamati dari pertumbuhan infrastruktur, kebutuhan wilayah terbangun dengan wilayah tidah terbangun berbanding 40:60, Namun seperti Denpasar wilayah terbangun telah mencapai 70% (BPS,2002). Peningkatan wilayah terbangun sebagai salah satu sebab terjadi peningkatan penduduk perkotaan sebesar 2,15% dari tahun sebelumnya dan lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 1,49% (BPS,2015). Cia (2013 mengungkapkan penduduk Indonesia 40% dari jumlah penduduk ASEAN dan 55% tinggal di perkotaan. Salah satu kebijakan pemerintah diperlukan pada wilayah perkotaan agar munculnya pemikir-pemikir kreatif. Brinkman dalam Cia (2013) menyatakan bahwa kebijakan pemerintah akan dapat membantu munculnya pemikir kreatif sebesar 17% di pusat perkotaan, sehingga keputusan berbisnis dianggap tepat untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Di sisi lain keputusan berbisnis bukan keputusan mudah untuk direalisasikan. Namun, juga diperlukan pengetahuan, ketekunan, keuletan, disiplin waktu, interaksi dan komunikasi yang fleksibel, agar dapat digali potensi dan kualitas sumber daya masyarakat. Seperti dinyatakan oleh World Bank (2011); Sphrisen (2011) bahwa kesulitan dihadapi pelaku usaha adalah peraturan dan kemudahan menjadi wiraswasta, perubahan pendapatan, pengangguran, dan pemanfaatan waktu. Padahal secara keseluruhan yang terjadi di negara-negara di seluruh dunia, perubahan regulasi cenderung mempermudah permulaan bisnis, perdagangan dan pembayaran pajak. Smchidenger (2005) mengungkapkan dalam kajian teori berbasis sumber daya bahwa kesuksesan bisnis dihadapkan kondisi dilematis. Disatu sisi perlunya pengurangan biaya dengan memanfaatkan sumber daya efektif dan efisien, namun disisi lain perlu inovasi bisnis secara indidvidual. Salah satu cara memanfaatkan sumber daya efektif dan efisien adalah pemanfaatan human competencies (Erpenbeck & Rosenstiel,2003);Sudhira, et.al (2004). Saat ini permasalahan yang dihadapi wilayah perkotaan adalah kebutuhan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik dalam pembangunan ekonomi daerah perkotaan melalui pengembangan sektor bisnis. Salah satu cara yang dilakukan untuk melihat kualitas sumber daya perkotaan adalah memanfaatkan kompetensi sumber daya manusia dalam mengukur daya saing pasar dan mewujudkan harapan pendapatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui dan menganalisis kompetensi sumber daya manusia (SDM), daya saing pasar dan harapan pendapatan masyarakat perkotaan, (2) menganalisis hubungan antara kompetensi SDM dengan daya saing pasar; (3) menganalisis hubungan antara kompetensi SDM dengan harapan pendapatan; (4) mengetahui dan menganalisis struktur model hubungan kompetensi SDM, daya saing pasar dan harapan pendapatan masyarakat perkotaan. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian ini termasuk Sequential explanatory design yaitu mengembangkan penelitian dari satu metode dengan metode yang lainnya sebagai gabungan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Populasi penelitian adalah masyarakat kota Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
475
Unmas Denpasar
Denpasar yang beraktvitas bisnis atau kegiatan usaha dagang. Sampel penelitian berjumlah 100 orang responden. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner skala differential semantic (rentang sore 1-5). Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan observasi dan interview terhadap 10 informan. Pengujian data kuesioner dilakukan dengan analisis faktor. Data kuantitatif dilakukan dengan analisis Structural Equation Modeling. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Analisis Faktor. Hasil pengujian analisis faktor tiga variabel laten, seperti kompetensi sebesar 69,76%, daya saing pasar sebesar 66,94% dan harapan pendapatan 82,12% diperoleh dari hasil uji metode Principal Component Analysis (PCA) diatas 50%. Hal ini mengindikasikan bahwa kuesioner penelitian untuk variabel laten dapat diuji dan digunakan analisis lebih lanjut. Variabel laten penelitian juga dibentuk oleh model pengukuran berdasarkan konsep teori dan empiris. Pengujian model pengukuran dari masingmasing variabel laten menunjukkan bahwa: (1) variabel kompetensi yang dibentuk oleh model pengukuran kompetensi sosial, kognitif dan diri menunjukkan hasil uji normalitas dan communalitas diatas standar. (2) variabel daya saing pasar yang dibentuk oleh model pengukuran, hubungan antar industri, dan kemampuan internal memperoleh nilai normalitas dan communalitas diatas standar, sedangkan intensitas nilai kepuasan pelanggan hasil uji normalitas 0,03<2,58. Namun, nilai communalitas kepuasan pelanggan 0,68 > 0,6. (4) variabel harapan pendapatan yang dibentuk oleh peluang profit dan eksistensi usaha menunjukkan nilai normalitas dan communalitas lebih besar dari standar nilai yang ditetapkan. Hasil Pengujian Structural Equation Modeling Hasil pengujian SEM dengan Confirmatory Factor Analysis pada model dapat dijelaskan bahwa kompetensi yang direfleksikan oleh kompetensi sosial, kompetensi kognitif, dan kompetensi diri; daya saing pasar usaha dagang yang direfleksikan oleh nilai pelayanan pelanggan, hubungan antar industri, dan kemampuan internal; harapan pendapatan yang direfleksikan oleh nilai peluang profit dan eksisitensi usaha dagang menunjukkan kemampuan kelayakan sebagai model variabel laten sangat baik. Hal ini ditunjukkan oleh pengujian analisis SEM dengan The Critical Ratio (CR) 0,5735 melebihi nilai probabilitas 0,05; Goodness of Fit Index (GFI) sebesar 0,91 dan Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) sebesar 0,86. Disamping itu nilai Tucker Lewis Index (TLI) sebesar 0,97, dan Comparative Fit Index (CFI) 0,99. Hasil pengujian CFI 0,99 juga menunjukkan signifikansi probabilitas 0,17> 0,05. Tabel 01. Fit Evaluation Structural Equation Model Default Model Standard Testing Result Kriteria Criteria 0.5735 Sig. The Critical Ratio ≥0,05 (Probability) ≤2,00 1,228 Sig. CMIN/DF 0,91 Fit GFI ≥0,90 ≤0,90 0,86 Fit AGFI ≤ 0,08 0,047 Sig RMSEA 0,97 Fit TLI ≥0,95 0,99 Fit CFI ≥0,95 Source: Primary Data is processed with SEM-AMOS Version 16. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
476
Unmas Denpasar
Hasil ringkasan Tabel 01 dapat dilukiskan pada Gambar 01 berikut ini. ,68 e1
1 Social C
,82 ,76 1 Kognitif C ,87 e2 ,67 82 1 Self C. Competencies e3
,1.06 e11
,94 1 Income Expectation
,89 ,65 e11 E1 ,33 1 1 e9
Kemampu an internal Intensitas pelayanan
,72 Hubungan e10 1industri
,.81
,60
,58 Competitive ness .85
,84 ,82
Eksistensi usaha
1 e9
,70 ,67
Peluang 1
e10
profit
1 e12
,49
Gambar 01. Testing of Structural Equation Model Gambar 01 menunjukkan model persamaan struktural kompetensi, daya saing pasar dan harapan pendapatan layak digunakan untuk menjelaskan konstruk laten berbasis teori yang dibangun. Hubungan ketiga konstruk laten tersebut bermakna bahwa kompetensi sumber daya manusia di perkotaan harus mengukur komtensi kognitif, sosial dan kompetensi diri. Daya saing yang akan dihasilkan oleh kompetensi tersebut adalah kemampuan internal, intensitas pelayanan dan kemampuan mengadakan hubungan antar industri. Kompetensi sumber daya manusia juga mampu meningkatkan harapan pendapatan terhadap eksistensi usaha dan nilai peluang profit. Temuan ini sejalan dengan temuan Ibrahimkhan (2006) bahwa kualifikasi SDM sebagai strategi kunci untuk menurunkan biaya sehingga diwujudk pertumbuhan ekonomi dan maksimasi keuntungan. Hal tersebut diperkuat oleh Powell & Snellman (2004); Anand et al., (2007) bahwa kemampuan untuk membangun pengetahuan baru sangat penting dan menyebabkan perubahan sangat cepat dari ekonomi berbasis produksi menjadi berbasis pengetahuan. Seperti diungkapkan dalam hasil temuan Bontis et al., (2000); marr & Roos (2005); Subramaniam & Youndt (2005) bahwa memiliki pengetahuan dan kompetensi akan mempermudah untuk mengakses jaringan dengan sumber daya lainnya serta bagaimana mempergunakan pengetahuan sehingga dapat menghasilkan keunggulan dalam bersaing. Simpulan Berdasarkan pengujian konstruk laten dengan model persamaan strukural menunjukkan bahwa: (1) kompetensi sumber daya manusia perkotaan dibentuk oleh kompetensi kogntif, kompetensi sosial, dan kompetensi individual; (2) Daya saing pasar sangat ditentukan oleh kompetensi sehingga hubungan dan kerjasama antara industri, intensitas pelayanan dan kemampuan internal dapat terwujud.; (3) Harapan pendapatan yang diterima oleh masyarakat juga ditentukan kompetensi dan daya saing pasar, sehingga nilai peluang profit dan keberlanjutan usaha mampu tercapai dengan baik. (4) Secara keseluruhan model hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia, mampu mewujudkan daya saing pasar dan harapan pendapatan masyarakat di wilayah perkotaan.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
477
Unmas Denpasar
Keterbatasan Penelitian ini masih memiliki keterbatasan, karena dilakukan di kota Denapasar di pusat perkotaan. Hasil ini tidak mampu mengukur kondisi di daerah pinggiran kota atau peluberan kota yang kualitas dan kualifikasi sumber daya manusia di wilayah tersebut semakin meningkat dan berkembang. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada seluruh Pimpinan Politeknik Negeri Bali, Pimpinan Universitas Mahasaraswati Denapasar, Panitia Penyelenggara Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2016 telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyampaikan hasil riset. Mudah-mudahan pada kesempatan ini tumbuh berbagai ide baru, sehingga ilmu pengetahuan manajemen bisnis semakin berkembanag. DAFTAR ACUAN [1] Anand, N., Gardner, H. K. and Morris, T. (2007), "Knowledge-based innovation: Emergence and embedding new practice areas in management consulting firms", Academy of Management Journal, Vol. 50 No. 2, pp. 406-426. [2] Azemikhah, H. (2005). The design of competency based learning resources for VET training packages using learner centred, work centred and attribute focused simulation strategies. Paper presented at the Australian Vocational Education and Training Research Association Conference, 8th, Brisbane, 2005, Brisbane. [3] Abolghasem A, Samaneh P, Ebrahim S, Mohsen Y, Shahabeddin S .(2012). Synergetic Combination of Competitive Advantage and Customer Satisfaction; Introduction of A New Strategic Decision Making Tool (SEVO). J. Basic. Appl. Sci. Res., 2(6)5679-5684, 2012 [4] Barney J. (1991), Firm Resources And Sustained Competitive Advantage. Journal Of Management, 17 (1), pp.99-120. [5] Barney, J.B. (1995) Looking Inside For Competitive Advantage. Academy Of Management Executive, Volume 1, pp. 13-27. [6] Begley, T, and David B.. (1987). “Psychological characteristics associated with perform- ance in entrepreneurial firms and smaller businesses,” Journal of Business Venturing 2: 79–93. [7] Bruhn, M., Grund, M.A. (2000). Theory, development and implementation of national customer satisfaction indices: The Swiss Index of Customer Satisfaction (SWICS). Total Quality Management, 11(7), 1017-1028 . [8] Brülhart, Marius and McAleese, Dermot (1995) "Intra-Industry Trade and Industrial Adjustment: The Irish Experience". The Social and Economic Review, vol. 26, pp. 107-129. [9] Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik. (2011). Research Bank Dunia dan Biro Pusat Statistik, Laporan Bank Dunia di Indonesia. Jakarta. [10] Bontis, N. (1998), "Intellectual capital: An exploratory study that develops measures and models", Management Decision, Vol. 36 No. 2, pp. 63-76. [11] Bontis, N., Keow, W. C. C. and Richardson, S. (2000), "Intellectual capital and business performance in Malaysian industries", Journal of Intellectual Capital, Vol. 1 No. 1, pp. 85-100. [12] Cabrita, M. and Vaz, J. (2006), "Intellectual capital and value creation: Evidence from the portuguese banking industry", The Electronic Journal of Knowledge Management, Vol. 4 No. 1, pp. 11-20. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
478
Unmas Denpasar
[13] Chappell, C. (2003a). Changing pedagogy: issues for contemporary pedagogy/ Clive Chappell. [Sydney]: University of Technology, Sydney. Australian Centre for Organisational, Vocational and Adult Learning. (OVAL Research). [14] Chandler, G. N., and E. Jansen, E. (1992). “The Founder’s Self-Assessed Competence and Venture Performance,” Journal of Business Venturing 7: 223–36. [15] Deardorff, Darla K. 2006. “The Identification and Assessment of Intercultural Competence as a Student Outcome of Internationalization at Institutions of Higher Education in the United States.” Journal of Studies in International Education 10:241-266 [16] Deardorff, Darla K. 2008. “Intercultural Competence: A Definition, Model and Implications for Education Abroad.” In Developing Intercultural Competence and Transformation: Theory, Research, and Application in International Education, ed. Victor Savicki. pp. 32-52. Sterling, VA: Stylus. [17] Demsetz, Harold. (1991). “The Theory of the Firm Revisited,” in Oliver E. Williamson and Sidney G. Winter, eds. 1993. The Nature of the Firm, Oxford: Blackwell. [18] Erpenbeck, R, (2003). Erpenbeck, John & Lutz von Rosenstiel, Lutz (Hrsg.) (2003).Handbuch Kompetenzmessung. Erkennen, verstehen und bewerten von Kompetenzen in der betrieblichen, pädagogischen und psychologischen Praxis. Schäffer-Poeschel. [19] Govin and Alvarez. (2005). The Art of Educating with V Diagrams. Cambridge: Cambridge University Press. [20] Garlli, S.(2006). Top Class Competitors How Nations,Firms and Individuals Suceed in the New World of Competitors, West Sussex.John Wiley && Sons Ltd. [21] Gloet, M. and Terziovski, M. (2004), "Exploring the relationship between knowledge management practicesand innovation performance",Journal of Manufacturing Technology Management, Vol. 15 No. 5, pp. 402-409. [22] Hair, J.F. Jr. , Anderson, R.E., Tatham, R.L., & Black, W.C. (1998). Multivariate Data Analysis, (5th Edition). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall. [23] Harrison, R. and Kessels, J. W. M. (2004). Human Resource Development in a Knowledge Economy:AnOrganisational View. NewYork:Palgrave Macmillan. [24] Hermans, R. and Kauranen, I. (2005), "Value creation potential of intellectual capital in Biotechnology- Empirical evidence from Finland", R&D Management, Vol. 35 No. 2, pp. 171-185. [25] Hill, G. W. L. and Rothaermel, F. T. (2003), "The performance of incumbent firms in the face of radical technological innovation", Academy of Management Review, Vol. 28, pp. 257-274. [26] Kirzner, Israel M. (1973). Competition and Entrepreneurship. Chicago: University of Chicago Press. Kirzner, Israel M. 1979. Perception, Opportunity and Profit: Studies in the Theory of Entrepreneurship,Chicago and London: University of Chicago Press, 1983 (reprint edition). [27] Kirzner, Israel M. (1985). “The Perils of Regulation,” in idem., Discovery and the Capitalist Process. Chicago: University of Chicago Press, 1985. [28] Krugman, Paul (1979) "Increasing Returns, Monopolistic Competition, and International Trade". Journal of International Economics, vol. 9, pp. 469-479. [29] Krugman, Paul (1991b) Geography and Trade. Cambridge (Mass.), MIT Press. [30] Mitchell J. Chappell C. Bateman A. and Roy S. (2005a). Complexities and Opportunities; A discussion paper on critical issues in teaching, learning and assessment Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
479
Unmas Denpasar
vinvocational education and training. Retrieved 11/2/02006. [31] Marr, B. and Roos, G. (2005). A strategy perspective on intellectual capital in Perspectiveson Intellectual Capial –Multidisciplinary Insights into Management:Measurement and Reporting (Marr,B. ed.). Oxford: ButterworthHeinemann. [32] Mcadam, R. (2002), "Knowledge management as a catalyst for innovation within organizations: A qualitative study", Knowledge and Process Management, Vol.7 No. 4, pp. 233214. [33] McClelland, D. C. (1973). Testing for competence rather than intelligence. American Psychologist, 28(1), 22-26. [34] Porter, M.E. (1985) Competitive Advantage, Creating and Sustaining Superior Performance. The Free Press, pp. 1-62. [35] Porter, M.E. (2001) From Competitive Advantage to Corporate Strategy. Harvard Business Review, May-June 1987, pp. 43-59. [36] Prahalad, C.K. And Hamel, G. (1990) The Core Competence Of The Corporation, Harvard Business Review (V. 68, No. 3) pp. 79–91. [37] Reeff, D. J.-P. (2003). New Assessment Tools for Cross-Curricular Competencies in the Domain of Problem Solving. Luxembourg: Ministère de l´Education Nationale, de la Formation Professionnelle et des Sports. [38] Rychen D. S. (2002, October 10-11, 2002). Key Competencies for the Knowledge SocietyA contribution from the OECD Project Definition and Selection of Competencies (DeSeCo). Paper presented at the Education – Lifelong Learning and the Knowledge Economy, Conference in Stuttgart, October 10-11, 2002 Key Competencies for the Knowledge Society, Stuttgart. [39] Schofield K. and McDonald R. (2004). High level review of training packages: Moving On (Phase 3 Report). Brisbane: ANTA. [40] Schmiedinger, B; Klaus V, Elisabeth S, (2005). Competence Based Business Development-Organizational Competencies as Basis for Successful Companies. Proceedings of I-KNOW ’05 Graz, Austria, June 29 - July 1, 2005 [41] Stevenson, J. (2000). Working knowledge. Journal of vocational education and training, 52(3), 503-519. [42] Stevens, J. (2002). Applied Multivariate Statistics for the Social Sciences (4th Edition). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates. [43] Seetharaman, A., Lock, T., Low, K. and Saravanan, A. S. (2004), "Comparative justification on intellectual capital", Journal of Intellectual Capital, Vol. 5 No.4, pp. 522-539. [44] Stam, C. D. (2007), "Making sense of knowledge productivity: beta testing the KPenhancer", Journal of Intellectual Capital, Vol. 8 No. 4, pp. 628-640. [45] Subramaniam, M. and Youndt, M. A. (2005), "The influence of intellectual capital on the types of innovative capabilities", Academy of Management Journal, Vol. 48 No. 3, pp. 450-463. [46] Siriwaiprapan, S. (2000). The concept, practice, and future of human resources development as perceived by Thai human resources practitioners. Unpublished doctoral dissertation, George Washington University, Washington DC. [47] Spencer, L., & Spencer, M. (1993). Competence at work: Models for superior performance, N.Y.: John Wiley & Sons. [48] Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
480
Unmas Denpasar
[49] Seth, N., Deshmukh, S.G. Vrat, P. (2004) Service Quality Models: A Review. International Journal of Quality & Reliability Management, Vol. 22, No. 9, 2005, pp. 913-949. [50] Sjafrizal, (2012). Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. [52] Tseng, C. Y. and Goo, Y. J. J. (2005), "Intellectual capital and corporate value in an emerging economy: Empirical study of Taiwanese manufacturers", R&D Management, Vol. 35 No. 2, pp. 187-201. [53] WEF (2006), The Global Competitiveness Report 2006-2007, Geneva: Word Economic Forum [54] WEF (2013), The Global Competitiveness Report 2012-2013, Word Economic Forum pada tanggal 5 September 2012. [55] Wadhwa, A. and Kotha, S. (2006), "Knowledge creation through external venturing: Evidence from the telecommunications equipment manufacturing industry", Academy of Management Journal, Vol. 49 No. 4, pp. 819-835.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016