KOMPETENSI GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2013 ( SMP Muhammadiyah 5 Surakarta )
NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh : SRI LESTARI G000090034
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
2
3
Kompetensi Guru al-Qur’an Hadits dalam Evaluasi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester Gasal Tahun Pelajaran 2013 ( SMP Muhammadiyah 5 Surakarta ) Oleh: Sri Lestari (NIM: G 000 090 034) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Evaluasi hasil belajar adalah salah satu unsur penting dalam proses belajar-mengajar. Dengan evaluasi, dapat diketahui berhasil tidaknya suatu program pengajaran yang hendak dicapai. Kompetensi guru dalam melakukan evaluasi belajar termasuk dalam kompetensi pedagogik, di mana dalam kompetensi pedagogik salah satu tugas guru adalah merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Guru dikatakan berkompeten dalam merancang soal ketika soal tersebut memiliki validitas isi dan validitas konstruksi (susunan). Penelitian dalam skripsi ini membahas tentang kompetensi guru al-Qur’an Hadits dalam evaluasi hasil belajar siswa kelas VIII semester gasal tahun pelajaran 2013 di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta dan secara umum bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru al-Qur’an Hadits dalam evaluasi hasil belajar ketika diterapkan dalam merancang soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal. Secara khusus, bertujuan untuk mengetahui guru al-Qur’an Hadits dalam membuat soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal disesuaikan dengan tuntutan silabi kurikulum dan teori Bloom tentang hasil belajar. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara, dan observasi. Adapun analisis data bersifat deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode analisis deduktif. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum, guru alQur’an Hadits berkompeten dalam merancang soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Secara khusus, guru alQur’an Hadits berkompeten dalam merancang soal tes tertulis disesuaikan dengan tuntutan silabi kurikulum, soal yang dirancang atau disusun mewakili 16 ayat (84%) dari 19 ayat, yaitu QS.Al-Baqarah ayat 83-94 kemudian 96, 97, 99 dan 101. Adapun tiga ayat yang tidak tercantum dalam soal yaitu QS.Al-Baqarah 95, 98 dan 100 ketiga ayat tersebut mengulang kandungan ayat sebelumnya. Kandungan ayat 95 merupakan pengulang kandungan ayat 94, ayat 98 merupakan pengulang kandungan ayat 97 dan ayat 100 merupakan pengulang kandungan ayat 99. Sementara Hadits pilihan sudah mewakili 2 Hadits tentang Iman dari Hadits riwayat Muslim. Guru al-Qur’an Hadits berkompeten dalam merancang soal tes tertulis disesuaikan dengan teori Bloom mencapai pada tingkatan ranah kognitif, yaitu pengetahuan (12 butir soal, 27%), pemahaman (23 butir soal, 51%), penerapan (6 butir soal, 13%), sintesis (4 butir soal, 9%), dan belum ada soal yang mencapai tingkatan analisis dan evaluasi. Berdasarkan data itu, sebagian besar soal (91%) berada pada kategori ranah kognitif jenjang dasar. Kata Kunci : Kompetensi Guru, Evaluasi Hasil Belajar 1
menumbuhkan semangat siswa untuk melakukan kegiatan belajar (Djamarah, 2004: 40). Islam memberi penghargaan yang sangat tinggi terhadap guru. Begitu tingginya penghargaan itu sehingga menempatkan kedudukan guru setingkat di bawah kedudukan Nabi dan Rasul. Mengapa demikian? Karena guru selalu terkait dengan ilmu (pengetahuan), sedangkan Islam sangat menghargai pengetahuan. Sebenarnya tingginya kedudukan guru dalam Islam merupakan realisasi ajaran Islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, dan pengetahuan itu didapat dari belajar dan mengajar, yang belajar adalah calon guru, dan yang mengajar adalah guru (dosen). Maka, tidak boleh tidak, Islam pasti memuliakan guru. Tak terbayangkan terjadinya perkembangan pengetahuan tanpa adanya orang yang belajar dan mengajar, tidak terbayangkan adanya belajar dan mengajar tanpa adanya guru. Karena Islam adalah agama, maka pandangan tentang guru, kedudukan guru, tidak terlepas dari nilainilai kelangitan (Tafsir, 2000: 76). Dengan kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi dan dapat mengolah program belajar mengajar, guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi merupakan kompetensi guru yang sangat penting. Evaluasi dipandang sebagai masukan yang diperoleh dari proses pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan berbagai komponen yang terdapat dalam suatu proses belajar mengajar (Irawan, 2001: 1). Evaluasi hasil belajar adalah salah satu unsur penting dalam proses belajarmengajar. Dengan evaluasi, dapat diketahui berhasil tidaknya suatu program pengajaran yang hendak dicapai. Pada dasarnya evaluasi hasil
PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan sesuai dengan tuntunan dan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk menjawab berbagai permasalahan lokal dan perubahan global yang terjadi. Dunia pendidikan dewasa ini berkembang semakin pesat dan semakin kompleks. Persoalan pendidikan yang dihadapi bukanlah tantangan yang dibiarkan begitu saja, tetapi memerlukan pemikiran yang konstruktif demi tercapainya kualitas yang baik. Persoalan yang dimaksud di sini adalah kompetensi guru dalam evaluasi hasil belajar siswa karena, guru sebagai tenaga pendidik yang paling banyak berhubungan dengan peserta didik diharuskan mempunyai kompetensi yang baik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Pendidikan merupakan interaksi antara orang dewasa dengan orang yang belum dapat menunjang perkembangan manusia, yang berorientasikan pada nilai-nilai dan pelestarian serta perkembangan kebudayaan yang berhubungan dengan usaha pengembangan kehidupan manusia (Gunawan, 2002: 1). “Guru sebagai orang yang berwenang dan bertanggungjawab terhadap pendidikan siswa, baik secara individual maupun secara klasikal baik di sekolah maupun di luar sekolah minimal harus memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dalam menjalankan tugasnya.” (Djamarah, 2004: 33). Kemampuan dan kecakapan sangat dituntut bagi seorang guru. Karena itu seorang guru harus memiliki kecakapan dan keahlian tentang keguruan. Kemampuan dan kecakapan merupakan modal dasar bagi seorang guru dalam melakukan kegiatan atau tugasnya. Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa, mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan 2
pengajaran, terutama pendidikan, bukan hanya mengukur satu aspek pengajaran, melainkan mengukur keseluruhan aspek anak didik sebagai pribadi yang utuh. Alat evaluasi yang digunakan di lembaga pendidikan atau sekolah salah satunya adalah tes. Tes dibuat sebagai usaha mengenal masalah yang dihadapi siswa kemudian mengadakan usaha perbaikan (remedial action). Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah satu acuan dalam merumuskan tujuan pembelajaran biasanya digunakan taksonomi tujuan pembelajaran. Dalam rangka evaluasi hasil belajar yang harus selalu diperhatikan ialah prinsip di mana evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi peserta didik secara menyeluruh, baik dari segi pemahamannya terhadap materi yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif) dan pengalamannya (aspek psikomotor). Ketiga ranah tersebut sangat erat hubungannya dengan kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga ranah itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar, yaitu: apakah peserta didik sudah dapat memahami semua bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan kepada mereka, apakah peserta didik sudah dapat menghayatinya, dan apakah materi pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara kongkret dalam praktek atau dalam kehidupannya seharihari. Dikaitkan dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang di dalamnya memuat rumusan indikator kompetensi yang harus disusun oleh guru, maka kemampuan guru dalam merumuskannya secara tepat menjadi kemampuan prasyarat dalam menyusun KTSP yang
baik. Taksonomi Bloom ini dipandang perlu untuk diperkenalkan kepada para praktisi pendidikan, karena temuan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun instrumen evaluasi yang relevan dengan tujuan tersebut sangat terbatas. Sewaktu penulis mengadakan penjajakan awal di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta penulis melihat adanya beberapa guru yang belum memenuhi syarat dalam kompetensi evaluasi belajar. Karena dari guru-guru yang ada khususnya guru al-Qur’an Hadits ketika dalam menyusun soal tes masih berpatokan pada buku pedoman/ paket saja, dan tidak dikembangkan sendiri. Bertitik tolak dari hal tersebut penulis mencoba untuk mengadakan penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul: “Kompetensi Guru al-Qur’an Hadits dalam Evaluasi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester Gasal Tahun Pelajaran 2013 di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Kajian Teori Menurut (Usman, 2005: 12) kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi merupakan suatu tugas yang memadai atas kepemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Kompetensi juga berarti sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Kunandar, 2007: 52). Hubungan antara evaluasi dengan pendidikan dijelaskan (Ngalim, 2006: 5) dengan mengutip pendapat Norman E. Gronlund yang merumuskan pengertian evaluasi pendidikan sebagai berikut : “ Educational evaluation is the estimation of the growth and progress of pupils 3
toward objectives or values in the curriculum. ” Evaluasi pendidikan adalah suatu estimasi pertumbuhan dan kemajuan siswa menuju tujuan dan nilai yang telah ditentukan dalam kurikulum. Belajar kognitif, afektif dan psikomotorik merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pembelajaran. Dalam taksonomi Bloom tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: a. Domain kognitif; berkenaan dengan kemampuan dan kecakapankecakapan intelektual berpikir; b. Domain afektif; berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-segi emosional, yaitu perasaan, sikap, dan nilai. c. Domain psikomotorik; berkenaan dengan suatu keterampilanketerampilan atau gerakan-gerakan fisik (Siregar, 2010:8). Bloom dan kawan-kawan mengembangkan ranah kognitif menjadi enam kelompok, yaitu: a. Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Contoh: tempat keluarnya air dari dalam tanah disebut …. b. Pemahaman (comprehension). Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep. Contoh: diantara gambar-gambar dibawah ini yang dapat disebut sebagai segitiga siku-siku adalah : a. c. b. c. Penerapan atau aplikasi (application) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ideide umum, tata cara ataupun metodemetode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Contoh: untuk menyelesaikan hitungan 51x 40 = n maka paling tepat kita gunakan a). hukum asosiatif, b). hukum komutatif, atau c). hukum distributif. d. Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya. Contoh: siswa disuruh menerangkan apa sebab pada waktu mendung dan angin kencang tidak segera turun hujan. e. Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Contoh: dengan mengetahui situasi daerah dan pemilikan kekayaan bahan mentah serta semangat penduduk di suatu daerah yang kini dapat berkembang pesat menjadi kota pelabuhan yang besar, maka kotakota kecil di tepi pantai mana yang mempunyai potensi untuk menjadi sebuah kota pelabuhan yang besar? f. Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapakan pada beberapa pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada. Contohnya adalah peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang 4
yang bersifat malas atau tidak berdisiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa kedisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang wajib dilaksanakan dalam kehidupan seharihari ( Arikunto, 1999: 117-120).
dari yang lain sehingga memakan waktu yang cukup banyak dalam mengerjakannya, hendaklah porsi soal dan bobot nilai dalam tes pun lebih banyak pula. b. Time to complete factors. Artinya, hendaklah disediakan waktu yang cukup untuk menjawab soal. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan soal harus seimbang dengan tingkat kesulitan soal tersebut. c. Range of difficulty – from easy to hard. Artinya, rentang kesulitannya dari yang mudah menuju ke yang sulit. Hendaknya dalam menulis soal dimulai dari yang mudah dulu, yang agak sulit dan yang sulit. Urut-urutan seperti itu akan berdampak positif pada mahasiswa atau siswa. Jika diawali dengan membaca soal yang mudah terlebih dahulu, akan menimbulkan optimisme yang sangat dibutuhkan dalam menempuh ujian. d. Range of cognitive level – from low to high. Artinya, urutan level kognitifnya dimulai dari level rendah ke level yang lebih tinggi. Hal itu disarankan karena level rendah berkonotasi lebih mudah daripada level yang lebih tinggi. e. Variety of question types. Artinya, guru atau dosen hendaklah memberikan tes dengan menggunakan teknik tes yang bevariasi. Hal itu selain untuk mengakomodasi tujuan pembelajaran yang bervariasi levelnya, juga untuk mengakomodasi karakteristik mahasiswa atau siswa yang bebeda, seperti adanya mahasiswa atau siswa yang kuat dalam hafalan, tetapi lemah dalam berargumentasi, dan sebaliknya. 3) Yang dimaksud Organisation adalah sebagai berikut. a. Clear directions and instructions. Artinya, intruksi atau perintah yang harus dilakukan mahasiswa
Karakteristik Tes yang Baik (fair) Berbicara tentang karakteristik tes yang baik atau fairl, untuk memudahkan mengingatnya, di kalangan CTSD biasa disingkat HBO yaitu; Honest (jujur), Balance (seimbang), Organisation (teratur). 1) Yang dimaksud Honest adalah sebagai berikut. a. Content taught equals content tested (content validity). Artinya materi yang diteskan harus sesuai dengan materi yang diajarkan. b. Difficulty matches level of the student. Artinya, tingkat kesulitan harus sesuai dengan level pembelajaran mahasiswa atau siswa alias tujuan pembelajaran (learning objective). c. No trick question or misleading ones. Artinya, tidak boleh ada pertanyaan yang sengaja menjebak atau menyesatkan siswa. d. Point value (marks) are specified. Artinya, bobot nilai setiap item soal harus dijelaskan dan ditulis secara eksplisit. 2) Yang dimaksud Balance adalah sebagai berikut. a. Time spent on teaching equals weight or importance on the test. Artinya, lamanya waktu yang digunakan dalam mengajarkan materi seimbang dengan bobotnya dalam tes. Jika ada topik-topik tertentu yang dianggap lebih penting 5
atau siswa dalam menjawab soal tersebut harus jelas. b. Order (sequence) taught equals order on the test. Artinya, urut-urutan materi yang disampaikan harus sesuai dengan urut-urutan soal tentang materi tersebut dalam tes. Hal ini bertujuan untuk mempermudah mahasiswa atau siswa dalam mengingat masalah yang diujikan. c. Layout – clear, good spacing, margins. Artinya, pengaturan tata letak soal harus jelas dan bagus agar terlihat rapi dan indah. Hal ini tentu punya dampak psikologis juga terhadap mahasiswa atau siswa. d. Profesional appearance. Artinya, penampilan soal-soal ujian ini harus terkesan profesional. Maksudnya, soalsoal ujian diketik rapi (tidak tulisan tangan) dan mengikuti aturan teknik penulisan yang benar. Singkatnya, kualitas soal tersebut dari berbagai segi harus benar-benar mencerminkan sebuah profesionalisme yang bisa dipertanggungjawabkan (Hisyam, 2002: 176-177).
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka yang menjadi topik permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Secara umum, bagaimanakah kompetensi pedagogik guru al-Qur’an Hadits dalam evaluasi hasil belajar ketika diterapkan dalam merancang soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal? 2. Secara khusus, (a) apakah guru alQur’an Hadits dalam membuat soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal sudah disesuaikan dengan tuntutan silabi kurikulum, dan (b) apakah guru al-Qur’an Hadits dalam membuat soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal disesuaikan dengan teori Bloom tentang hasil belajar? Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru al-Qur’an Hadits dalam evaluasi hasil belajar ketika diterapkan dalam merancang soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal. Secara khusus, (a) bertujuan untuk mengetahui guru al-Qur’an Hadits dalam membuat soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal telah disesuaikan dengan tuntutan silabi kurikulum atau belum, dan (b) bertujuan untuk mengetahui guru alQur’an Hadits dalam membuat soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal telah disesuaikan dengan teori Bloom tentang hasil belajar atau belum.
Pembatasan Penelitian Adapun pembatasan penelitian adalah sebagai berikut: Kompetensi guru al-Qur’an Hadits dalam evaluasi belajar dibatasi pada pembuatan soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal dan Fungsi evaluasi belajar tersebut dibatasi pada fungsi pembuatan soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal sebagai alat ukur keberhasilan siswa.
Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan mengambil latar belakang SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. 6
Penelitian lapangan yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti lingkungan masyarakat, lembaga-lembaga, dan organisasi kemasyarakatan dan lembaga penelitian. Dengan kata lain, penelitian lapangan dilakukan dengan terjun langsung ke tempat penelitian untuk mengamati dan terlibat langsung dengan objek penelitian. Dalam skripsi ini, penulis ingin mendiskripsikan kompetensi guru, khususnya guru al-Qur’an Hadits dalam evaluasi hasil belajar siswa di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dimaksud di sini adalah metode atau cara mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan, memo, dan dokumen resmi lainnya sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan relita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu, penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif (Moleong, 2004:131). 3. Penentuan Subyek atau Sumber Data Dalam penelitian ini, penentuan subyek pada dasarnya merupakan upaya penentuan sumber data. Dalam hal ini sumber data dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer penelitian ini adalah guru al-Qur’an Hadits di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta yang berjumlah 1 orang guru dan dokumen berupa soal tes UAS yang dibuatnya.
Kemudian data sekunder, sumber datanya adalah kepala sekolah, siswa serta seluruh staf karyawan di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, dan juga catatan-catatan dan dokumendokumen yang ada. 4. Metode Pengumpulan Data Adapun metode-metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut: a. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan data untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subyek penelitian atau sumber data dengan menulusuri dokumendokumen seperti catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leagger, agenda, dan sebagainya (Maleong, 2007: 217). Metode ini digunakan untuk mengetahui data-data dokumentasi tentang data primer, yaitu soal tes UAS semester gasal, dan data sekunder tentang sejarah berdiri, visi, misi, tujuan, kurikulum sekolah dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. b. Metode Wawancara (Interview) Metode interview atau wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah, dan inventaris sekolah. Adapun yang diwawancarai dalam pengumpulan data ini adalah guru Al-Qur’an Hadits, kepala sekolah, karyawan TU dan siswa. Metode wawancara (interview) adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaaan-petanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2008: 180). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode interview 7
secara langsung atau terbuka, yaitu pada waktu mengadakan wawancara terhadap responden. Penulis menyiapkan daftar pertanyaan yang telah disusun dan responden diberi kesempatan untuk menjawab. c. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan yang memungkinkan peneliti mencatat semua peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data (Maleong, 2007: 174). Dalam penelitian ini penulis akan langsung datang ke lokasi penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data-data fisik dan keadaan SMP Muhammadiyah 5 Surakarta, seperti letak geografis, struktur organisasi, serta keadaan guru dan siswa. 5. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan. Dalam menganalisis data tersebut penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan fenomena-fenomena yang ada pada saat ini atau saat yang lampau, dari seluruh hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi (Sukmadinata, 2010: 54). Dalam teknik analisis deskriptif kualitatif, penulis menggunakan metode deduktif. Metode analisis deduktif adalah metode analisis yang menetapkan kebenaran temuan fakta atau data di lapangan dengan merujuk kepada kerangka teori yang sudah dirumuskan.
Hasil Penelitian 1. Validitas Isi Dapat disimpulkan bahwa guru al-Qur’an Hadits dalam merancang atau menyusun soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal ketika disesuaikan dengan tuntutan silabi kurikulum belum mewakili QS.Al-Baqarah 83-101 yang berisi 19 ayat. Soal yang dirancang atau disusun baru mewakili 16 ayat (84%), yaitu QS.Al-Baqarah ayat 83-94 kemudian 96, 97, 99 dan 101. Adapun tiga ayat yang tidak tercantum dalam soal yaitu QS.AlBaqarah 95, 98 dan 100 ketiga ayat tersebut mengulang kandungan ayat sebelumnya. Kandungan ayat 95 merupakan pengulang kandungan ayat 94, ayat 98 merupakan pengulang kandungan ayat 97 dan ayat 100 merupakan pengulang kandungan ayat 99. Sementara Hadits pilihan sudah mewakili 2 Hadits tentang Iman dari Hadits riwayat Muslim. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru al-Qur’an Hadits berkompeten dalam merancang soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Guru dikatakan berkompeten dalam merancang soal tes tertulis apabila materi tes tersebut betul-betul merupakan bahan-bahan yang representatif terhadap bahan-bahan pelajaran yang diberikan.
2.
Validitas Konstruksi
Dapat disimpulkan bahwa guru al-Qur’an Hadits dalam merancang atau menyusun soal yang disesuaikan dengan teori Bloom baru mencapai pada tingkatan ranah kognitif, yaitu 8
pengetahuan (12 butir soal, 27%), pemahaman (23 butir soal, 51%), penerapan (6 butir soal, 13%), sintesis (4 butir soal, 9%), dan belum ada soal yang mencapai tingkatan analisis dan evaluasi. Berdasarkan data itu, sebagian besar soal (91%) berada pada kategori ranah kognitif jenjang dasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru al-Qur’an Hadits sudah berkompeten dalam merancang soal yang disesuaikan dengan teori Bloom, atau merancang soal yang memiliki validitas konstruksi (susunan). Tes hasil belajar dapat dikatakan telah memiliki validitas susunan apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut benar-benar telah dapat dengan secara tepat mengukur aspek-aspek hasil belajar (seperti: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik) sebagaimana telah ditentukan dalam tujuan instruksional khusus.
pemahaman, penerapan, sintesis, dan belum ada soal yang mencapai tingkatan analisis dan evaluasi. Berdasarkan data, sebagian besar soal berada pada kategori ranah kognitif jenjang dasar. Saran Beberapa saran yang dapat di sampaikan berdasarkan hasil penelitian antara lain : 1. Bagi Guru al-Qur’an Hadits Kepada Guru al-Qur’an Hadits harus memperhatikan pedoman dalam menyusun instrumen evaluasi belajar terutama ranah kognitif, afektif dan psikomotor. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik disarankan untuk penelitian yang sejenis agar menambah faktorfaktor lain yang memiliki kaitan erat dengan kompetensi evaluasi hasil belajar siswa. Kata Penutup Syukur alkhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala karunia-Nya sehingga memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini, dengan penuh kesabaran dan keikhlasan akhirnya pintu kemudahanpun menyertainya. Akhirnya salah satu langkah dalam perjalanan hidup penulis telah tempuh.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dirumuskan, berikut ini akan disimpulkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, antara lain : 1. Secara umum, guru al-Qur’an Hadits berkompeten dalam merancang soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. 2. Secara khusus, (a) guru al-Qur’an Hadits berkompeten dalam merancang soal tes tertulis disesuaikan dengan tuntutan silabi kurikulum. (b) guru al-Qur’an Hadits berkompeten dalam merancang soal tes tertulis disesuaikan dengan teori Bloom mencapai pada tingkatan ranah kognitif, yaitu pengetahuan,
DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman Saleh, http://www.abdulrahmansaleh.com/201 2/04/macam-macam-kompetensi-gurudalam-uu-no.html Eveline, Siregar. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor; Ghalia Indonesia.
9
Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Prestasi Belajar dan Kompetensi Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional.
Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Gunawan. 2002. Kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.
Purwanto, Ngalim. 2004. PrinsipPrinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Hamimnurham, http://hamimnurham.wodpres.com/20 13/05/02/pengertian-validitas-danjenis-validitas
Sudijono, Anas. 2011. Pedidikan. Jakarta; Raja Persada.
Irawan, Prasetya. 2001. Evaluasi Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PAU-PAI. Universitas Terbuka.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kunandar. 2007. Guru Profesional:Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru Jakarta: Raja Grafindo persada.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta; Bumi Aksara.
Evaluasi Grafindo
Suharsimi, Arikunto. 2013. Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi 2. Jakarta; Bumi Aksara.
May Alfa, http://may alfa.blogspot.com/2012/11/metodepembelajaran-melalui-aspek.html
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitaian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Yimg, http://xa.yimg.com/kq/groups/1051902/ 150858199/name/Taksonomi+Bloom++analisa+untuk+SKKNI.pdf
Mulyana, Dedy. 2008. Metode penelitian kualitatif, paradigm baru ilmu komunikasi dan ilmu social lainnya. Bandung : Rosda Karya.
Zaini, Hisyam. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta; CTSD IAIN Sunan Kalijaga.
Madjid, Abdul, dan Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam
10