Kompetensi Dosen tinjauan dari ETIKA DAN STANDAR MUTU Pelatihan Pengembangan Keterampilan Dasar Teknik Intruksional (PEKERTI) Fakultas Kedokteran Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Brawijaya Tahun 2017
Kontrak Belajar • Tidak campur baur antara laki-laki dan perempuan • Tidak ada penitipan absen • Assignment 80% • Quiz 20% • Learning Style: - 10 menit pre test - 50 menit conventional class - 20 menit diskusi - 10 menit post test
Lecturer • Loeki Enggar Fitri • Email:
[email protected] • Discussion time : - make a appointment before - at 5th floor, building A FKUB
Standar Kompetensi Profesi Edisi 2015
4
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) Pasal 1 • Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. • Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) Pasal 3 ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip: a. nilai dasar; b. kode etik dan kode perilaku; c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. kualifikasi akademik; f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; g. profesionalitas jabatan.
Nilai dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi: Pasal 4 a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
..... ..... ..... menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif; memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik ....... ..... ..... .....
Kompetensi (1) • Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan {UU No. 13 / 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1}
• Pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya di tempat kerja sesuai dengan standar atau persyaratan yang ditetapkan oleh tempat kerja {Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia}
Edisi 2015
8
Kompetensi (2) • Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas di bidang pekerjaan tertentu {Surat Kep Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi}
• Pengintegrasian dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memungkinkan untuk dilaksanakannya suatu kegiatan profesional secara efektif {Association K.U. Leuven}
Edisi 2015
9
Komponen Kompetensi Kinerja
Model Gunung Es Kompetensi
Perilaku Tampak
Pengetahuan Ketrampilan
Tersembunyi
Sikap Niat Karakter Motivasi Bakat
(Sumber: Joko Siswanto)
Lingkungan
Edisi 2015
10
Kedudukan Kompetensi Performance Environment
Skills &
Knowledge COMPETENCE
Abilities
Individual Experience
Characteristics
Education
Tools Edisi 2015
11
Profesi dan Profesional • Kata profesi bahasa latin professus kegiatan atau pekerjaan yang selalu berhubungan dengan sumpah dan janji yang bersifat religius dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi atau kompetensi tertentu. • Profesional dipahami sebagai satu sifat yang dimiliki oleh seseorang secara teknis dan operasional yang ditetapkan dalam batas-batas etika profesi berdasarkan rasa keterpanggilan dengan semangat pengabdian (Wignjosoebroto, 1999, modifikasi)
Ciri-ciri Profesi 1.
Adanya pengetahuan/keahlian khusus
2.
Adanya kaidah dan standar moral yang tinggi
3.
Memiliki jiwa pengabdian kepada publik dengan dedikasi profesi luhur Ada proses lisensi atau sertifikasi;
4. 5.
Memiliki tanggung jawab profesi (responsibility) dan integritas pribadi (integrity)
Edisi 2015
13
Beberapa ciri Profesinalisme 1. Mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita dituntut untuk selalu meningkatkan mutu 2. Menuntut kesungguhan dan ketelitian yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan 3. Menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah putus asa dan puas sampai hasil tercapai 4. Menuntut integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup yang tidak halal 5. Memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektifitas kerja yang tinggi. Edisi 2015
14
Rambu-rambu Profesi 1. Melibatkan kegiatan intelektual 2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus 3. Memerlukan persiapan profesional yang dalam dan bukan sekedar latihan 4. 5. 6. 7. 8.
Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen Mementingkan layanan di atas kepentingan pribadi Mempunyai organisasi profesi yang kuat dan terjalin erat Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik
Edisi 2015
15
Bedakan dengan Kerja Biasa! Kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiil-duniawi
Arahnya? • untuk tetap mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang dikuasai bukanlah komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar untuk memperoleh nafkah, melainkan suatu kebajikan yang hendak diabdikan demi kesejahteraan umat manusia.
Honor/Upah? • Kalau didalam peng-amal-an profesi yang diberikan ternyata ada semacam imbalan (honorarium) yang diterimakan, maka hal itu semata hanya sekedar "tanda kehormatan" (honour) demi tegaknya kehormatan profesi, yang jelas akan berbeda nilainya dengan pemberian upah yang hanya pantas diterimakan bagi para pekerja upahan saja.
Tiga Watak Kerja Profesional 1. Beritikad untuk mewujudkan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti tidak mementingkan imbalan/upah 2. Dilandasi kemahiran teknis berkualitas tinggi yang dicapai melalui pendidikan/pelatihan khusus 3. Diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral tunduk pada kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama dalam organisasi profesi
Edisi 2015
19
6 Karakteristik Profesional
Ethical (etis) Altruistic
(mementingkan orang lain)
Theoretical (teoritis)
Responsible (bertanggung jawab)
Committed
(memiliki komitmen)
Edisi 2015
Intellectual (cerdik/pandai)
20
Pengertian Etika Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti kebiasaan atau watak yang baik. Secara etimologi, etika dapat disamakan dengan Moral yang berasal dari bahasa latin “mos” yang berarti adat kebiasaan. Moral lebih kepada rasa dan karsa manusia dalam melakukan segala hal di kehidupannya. Jadi Moral lebih kepada dorongan untuk mentaati etika. (Arief Wibowo, 2006)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah: • Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. • Kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak • Nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat.
Ethical • Selalu jujur pada orang lain dan dalam berbagai situasi • Mengedepankan perilaku yang luhur dan adil • Mengedepankan kebenaran dari pada kebohongan • Senantiasa menjaga rahasia pekerjaan • Berorientasi pada logika dan nurani dalam memutuskan masalah
Dalam konteks ajaran Islam, perkataan yang paling hampir kepada maksud etika ialah akhlak. Pengertian akhlak dianggap lebih kuat dan berkesan karena ia bertunjangkan kepada keimanan kepada Allah s.w.t. berbanding dengan etika yang berasaskan kepada teori-teori ciptaan manusia “Dan bahwa sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) mempunyai akhlak yang sangat mulia " (Surah al-Qalam, 68:4). Edisi 2015
22
Altruistic Tidak mementingkan diri sendiri Mencurahkan perhatian pada kepentingan orang lain Menunjukkan rasa hormat (respect) pada orang lain Membangun pemikiran dan sikap positip kepada orang lain Senantiasa siap membantu/ menolong orang yang membutuhkan
Edisi 2015
23
Responsible • Menepati janji dalam berbagai hal/kegiatan • Bekerja dengan loyalitas dan akuntabilitas tinggi • Berpikir sebelum bereaksi, berbicara berdasar data/fakta • Hati-hati dalam mengambil keputusan • Mengambil alih kesalahan bawahan (tidak mencari kambing hitam) • Senantiasa melakukan evaluasi atas kinerjanya
Edisi 2015
24
Theoretical
Berpikir kritis dan dinamis Berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi Menunjukkan apresiasi pada kegiatan riset dan pengembangan teori Mempresentasikan dasar teori (acuan) dari ide dan aksi/realisasi Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih dari 3000 buku baru dipublikasi setiap harinya
Edisi 2015
25
Setiap bulannya ada 2,7 miliar search di Google
Committed
Selalu siap menjalankan tugas/kewajiban
Menjadi anggota dan berpastisipasi dalam organisasi profesi
Menjaga harkat martabat dan nama baik keprofesian di masyarakat
Patuh pada peraturan dan perundangan yang berlaku dan telah disepakati bersama Senantiasa meningkatkan keahlian dan kemampuan diri dalam pekerjaan
Edisi 2015
26
Intellectual
Membaca karya ilmiah • Mengikuti perkembangan iptek yang terkait • Menambah wawasan keprofesian secara umum dan khusus
Berinteraksi dengan kolega untuk bertukar informasi dan perspektif baru • Partisipasi dalam konferensi • Mengikuti pelatihan secara periodik
Pengembangan diri secara konsisten • Meningkatkan performansi diri sendiri
Edisi 2015
27
Konteks Etika Sumber Etika
Agama Tradisi
Filsafat
Etika Hukum
Politik
Ekonomi
Sosial
Profesi
Seni Administrasi
Penerapan Etika 28
Empat Hirarki Etika Makro
Etika Sosial Etika organisasi Etika profesi Moralitas pribadi Mikro
29
Etika Profesi • Etika Profesi adalah : Etika sosial yg menyangkut hubungan antar manusia dalam satu lingkup profesi dan masyarakat pengguna profesi tersebut. Julian Supardi, M.T,ppy • Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang berlaku secara universal • Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi (pencabutan lisensi) ETIKA ETIKA UMUM ETIKA KHUSUS ETIKA INDIVIDUAL ETIKA SOSIAL SIKAP THD SESAMA ETIKA KELUARGA ETIKA PROFESI BIOMEDIS HUKUM BISNIS TEK. INFORMASI LAIN-LAIN ETIKA POLITIK LINGKUNGAN HIDUP
PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI : 1. Tanggung jawab •Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. •Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya. Julian Supardi, M.T,ppy
EFEK PERILAKU ETIS DAN NON-ETIS PERILAKU ETIS
PERILAKU NON ETIS
MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PRODUKSI
MENURUNKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PRODUKSI
MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN
MENURUNKAN KINERJA PERUSAHAAN
MENINGKATKAN STANDAR HIDUP NASIONAL
MENURUNKAN STANDAR HIDUP NASIONAL
SUMBER : JONES &GEORGE, 2007: 103
Faktor yang mempengaruhi pelanggaran Etika • Krisis akhlak Joan Husada (2002), Arief Wibowo (2006) :
• Kebutuhan Individu Korupsialasan ekonomi • Tidak ada pedoman Area “abu-abu”, sehingga tak ada panduan • Perilaku dan kebiasaan individu Kebiasaan yang terakumulasi tak dikoreksi • Lingkungan tidak etis Pengaruh dari komunitas • Perilaku orang yang ditiru Efek primordialisme yang kebablasan
Sanksi Pelanggaran Etika • Sanksi Sosial Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat “dimaafkan”. • Sanksi Hukum Skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum Pidana menempati prioritas utama, diikuti oleh hukum Perdata. . (Arief Wibowo, 2006)
Kode Etik • Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh
suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
Julian Supardi, M.T
Tujuan Kode Etik Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. 2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. 3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. 4. Untuk meningkatkan mutu profesi. 5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. 6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi. 7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. 8. Menentukan baku standarnya sendiri. 1.
Julian Supardi, M.T
PERATURAN REKTOR NO 3 TAHUN 2015
Intellectual Property
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
Kompetensi Guru dan Dosen
UU No. 14/2005 (UUGD)
• Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan” • Kompetensi guru/dosen dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran
Edisi 2015
42
DOSEN SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL
berarti Pekerjaan dosen hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan pendidikan tertentu
Edisi 2015
43
Kompetensi Pedagogik 1. Pemahaman wawasana atau landasan kependidikan 2. Pemahaman terhadap peserta didik 3. Pengembangan kurikulum/silabus 4. Perancangan pembelajaran 5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran 7. Evaluasi hasil belajar 8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
Edisi 2015
45
Kompetensi Kepribadian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Berakhlak mulia Arif bijaksana Jujur Berwibawa Stabil Mantap Dewasa Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat 9. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri 10. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan Edisi 2015
46
Kompetensi Profesional Kemampuan guru dalam pengetahuan isi (content knowledge) penguasaan: 1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang diampu 2. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang diampu Edisi 2015
47
Kompetensi Sosial 1. Berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat 2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional 3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik 4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku 5. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan Edisi 2015
48
Sertifikasi Dosen Permendiknas No 42/2007 Pasal 1 ayat 2 dan Surat Edaran Dirjen Dikti: 1. Memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya program magister (S2)/ setara 2. Memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun, dan memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya Asisten Ahli 3. Mempunyai beban akademik sekurang-kurangnya 12 sks per semester dalam dua tahun terakhir di perguruan tinggi di mana ia bekerja sebagai dosen tetap 4. Tidak sedang menjalani hukuman adminstratif Pasal 2 ayat 1: Sertifikasi dosen dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk Edisi 2015 49 memperoleh sertifikat pendidik
• Cara untuk melakukan standar sebuah profesi • Pengakuan dari suatu organisasi profesi independen • Alasan pentingnya sertifikasi – Untuk menuju level yang diharapkan/diinginkan – Untuk memenuhi capaian standar kinerja tertentu – Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat pengguna
Mutu dan Profesionalitas Kerja Kualitas/mutu adalah bagian dari budaya organisasi; mutu sebagai faktor penting dalam organisasi yang menentukan profesionalitas kerja
50
Pola interaksi Participation
Top-down & bottom-up interaction
Communication
Success of a quality culture development
Permenristekdikti 44/2015
Acuan Standar Mutu UB Sesuai Visi-Misi UB: berstandar internasional Standar yang diacu dilakukan secara bertahap: 1. Standar Nasional di bidang pendidikan Mengacu pada UU 12/2012, Perpres 8/2012, Permenristekdikti 44/2015, PP 4/2014, Permendikbud 50/2014, Standar Mutu Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) dan Akreditasi Program Studi (APS), Standar Evaluasi Mutu Internal (EMI). 2. Standar Pelayanan Minimum Badan Layanan Umum (BLU-UB). 3. Standar Pelayanan Prima (Permenpan 38/2012).
Standar Internasional 1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan IWA 2:2007 2. Standar Internasional Asean University Network Quality Assurance (AUN QA)
53
(3) Standar Proses Standar proses memuat: a) Perencanaan proses pembelajaran; b) Pelaksanaan proses pembelajaran; c) Penilaian hasil proses pembelajaran; d) Pengendalian proses pembelajaran
Karakteristik proses pembelajaran terdiri atas sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa 55
Permenristekdikti 44/2015
55
Illah Sailah, 2004
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
Karakteristik proses pembelajaran • Interaktif : capaian pembelajaran lulusan diraih dengan mengutamakan proses interaksi dua arah antara mahasiswa dan dosen. • Holistik : proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola pikir yang komprehensif dan luas dengan menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal maupun nasional. • Integratif : capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan dalam satu kesatuan program melalui pendekatan antardisiplin dan multidisiplin. • Saintifik :capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai, norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama Permenristekdikti 44/2015
Karakteristik proses pembelajaran • Kontekstual : capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah keahliannya. • Tematik: capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan permasalahan nyata melalui pendekatan transdisiplin. • Efektif: capaian pembelajaran lulusan diraih secara berhasil guna dengan mementingkan internalisasi materi secara baik dan benar dalam kurun waktu yang optimum.
Permenristekdikti 44/2015
Karakteristik proses pembelajaran • Kolaboratif : capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran bersama yang melibatkan interaksi antar individu pembelajar untuk menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. • Berpusat pada mahasiswa: capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan dengan mengedepankan kegiatan berpikir kritis dan diskusi sehingga mahasiswa aktif berperan dan terlibat pada proses pembelajaran mereka Permenristekdikti 44/2015
Permenristekdikti 44/2015
Permenristekdikti 44/2015
Permenristekdikti 44/2015
Manusia adalah khalifah atau duta Allah di atas muka bumi ini. Manusia telah dianugerahkan oleh Tuhan dengan semua ciri-ciri kerohanian dan mental, dan juga sumber-sumber material, untuk membolehkan manusia melaksanakan tugas dengan berkesan. Dalam aspek tugasnya sebagai khalifah, manusia diberi kebebasan dan berupaya untuk berfikir dan memberi sebab, untuk memilih antara betul dan salah, adil dan tidak adil untuk merubah keadaan hidupnya, masyarakatnya dan juga perjalanan sejarah, sekiranya dia mahu.
.
Manusia secara tabeiinya adalah bersifat baik dan mulia (Al-Quran, 15:29,30:30 dan 95:4)