Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014
DAFTAR MAKALAH No. KNSI2014-1 PERANGKAT LUNAK PENGAMBILAN PENGETAHUAN AKUNTANSI DI DALAM BIG DATA .......................................................................................................... Tacbir Hendro Pudjiantoro, Elly Suryani, Ridwan Ilyas No. KNSI2014-2 KLASIFIKASI KARAKTER MANUSIA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES UNTUK REKOMENDASI MOTIF KARAWO BERBASIS BUDAYA GORONTALO .................................................................................................................... Arip Mulyanto, Manda Rohandi, Moh. Syafri Tuloli No. KNSI2014-3 ARSITEKTUR PERTUKARAN DATA BERBASIS DATA GRID DALAM MEMBANGUN GORONTALO LIBRARY NETWORK ................................................. Moh. Hidayat Koniyo, Arip Mulyanto, Rochmad Thohir Jassin No. KNSI2014-4 PERANCANGAN APLIKASI REAL-TIME LOG MONITORING VIA E-MAIL DAN SMS PADA SERVER BERBASIS LINUX ...................................................................... Madyana Patasik, Novita Sambo Layuk No. KNSI2014-5 SOFTWARE REQUIREMENT SPECIFICATION SISTEM PERENCANAANBIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI SESUAI DENGAN STANDARD IEEE 830-1998 ....... Yudhi Kurniawan, Yuswanto No. KNSI2014-6 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI SISWA ERPRESTASI PADA SMK NURUL HUDA PRINGSEWU MENGGUNAKAN METODE AHP ............................... M.Muslihudin, Lailatul Rohmah No. KNSI2014-8 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS BERAS BERBASIS WEBSITE PADA KELOMPOK TANI PEKON SIDOHARJO PRINGSEWU LAMPUNG ................................................................................................. Satria Abadi, M.Muslihudin, Fiqih Satria No. KNSI2014-9 MENINGKATKAN KINERJA MUTU PRODUK MELALUI PRAKTIK TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM): Studi Persepsi ........................................................ Musran Munizu No. KNSI2014-10 PENERAPAN VISUALISASI ALGORITMA BFS DAN A-STAR MENGGUNAKAN LIBRARY PATHFINDING.JS PADA KEGIATAN PERKULIAHAN ............................ R. Sandhika Galih A.
KNSI 2014
1
6
14
19
25
31
38
43
50
xxvii
Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014
No. KNSI2014-41 PENERAPAN METODE PENETRATION TESTING UNTUK PENGUJIAN KEAMANAN JARINGAN ................................................................................................. 217 Bambang Pujiarto No. KNSI2014-42 DAMPAK GABUNGAN KATA ARAB TERHADAP HASIL MESIN PENERJEMAH BERBASIS STATISTIK ..................................................................................................... 220 Rahmat Izwan Heroza No. KNSI2014-43 PENENTUAN POLA PEMINJAMAN BUKU PADA PERPUSTAKAAN STIKOM BALI MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-GROWTH ................................................. 223 I Gusti Rai Agung Sugiartha No. KNSI2014-44 CLUSTERING DENGAN K-MEANS DAN K-MEANS MODIFIKASI ......................... 229 Dian Eka Ratnawati, Marji No. KNSI2014-45 PENILAIAN MODEL STRATEGI IMPLEMENTASITEKNOLOGI CLOUD COMPUTING UNTUK PEMERINTAH DAERAH .......................................................... 233 Eka Wahyu Hidayat No. KNSI2014-46 OPTIMALISASI KINERJA SISTEM INFORMASI AKADEMIK UNIVERSITAS SILIWANGIMENGGUNAKAN MEMCACHEDDAN MIRROR SERVER ................... 240 Eka Wahyu Hidayat, Alam Rahmatulloh No. KNSI2014-49 APLIKASI PROFILE MATCHING DALAM PEMILIHAN BARANG KATEGORI HIGH SHRINKAGE ........................................................................................................... 245 Nursanti Irliana, Vensy Vydia No. KNSI2014-50 IMPLEMENTASI DES DAN IP SECURITY PADA SISTEM INFORMASI PENJUALAN E-PHARMACY........................................................................................... 250 Dewi Rosmala, Mira Musrini Barmaw, Eko Suhendro No. KNSI2014-51 IMPLEMENTASI CRISP-DM DAN NAÏVE BAYES CLASSIFIER PADA DATAMINING CHURN PREDICTION ........................................................................... 256 Dewi Rosmala, Wulandari No. KNSI2014-52 EFEKTIFITAS METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT BPR X .................................................................................................................................. 263 Dyah Ayu Paramita, Johanes Eka Priyatma
KNSI 2014
xxxi
Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014
No. KNSI2014-79 PENGEMBANGAN SISTEM PELACAKAN DAN DOKUMENTASI FOTO SEJARAH INDONESIA DENGAN PENDEKATAN CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL ....................................................................................................................... 388 Nelly Sofi, Henki Firdaus, Muhammad Akram No. KNSI2014-80 PENGEMBANGAN SISTEM E-TRACER STUDY PADA PERGURUAN TINGGI ..... 394 Reza Chandra, Renny, Syamsi Ruhama No. KNSI2014-81 PENERAPAN FUZZY LOGIC PADA SISTEM PENDUKUNG PENENTUAN LOYAL CUSTOMER ......................................................................................................... 399 Dian Tri Wiyanti, B. Very Christioko No. KNSI2014-82 PENGEMBANGAN TOOLS PADA FASE REQUIREMENT ENGINEERING DENGAN METODE LWBA .............................................................................................. 403 Reza Chandra No. KNSI2014-84 MODEL MULTIMEDIA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN SELF MOTIVATED LEARNING DAN SELF REGULATED LEARNING ................................................................................................ 408 Emiliana Meolbatak No. KNSI2014-85 PERANCANGANSELF-SERVICE KIOSKINFORMATION SYSTEM DI UNIVERSITAS ‘ABC’ ....................................................................................................... 413 Eka Wahyu Hidayat No. KNSI2014-87 SISTEM INFORMASI PEMBERIAN BEASISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING .................................... 418 Citra Noviyasari No. KNSI2014-88 PENGUKURAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS LAYANAN (Studi Kasus : Fakultas Teknik Unpas) .............. 423 Sali Alas M No. KNSI2014-89 PENGEMBANGAN SISTEM UJIAN MASUK STMIK STIKOM BALI BERBASIS WINDOWS PHONE 7 ........................................................................................................ 432 I Gede Muriarka, Dandy Pramana Hostiadi No. KNSI2014-90 APLIKASI AUGMENTED REALITY PENGENALAN LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GUNADARMA BERBASIS DESKTOP ................ 437 KNSI 2014
xxxiv
Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014
PERANCANGAN SELF-SERVICE KIOSK INFORMATION SYSTEM DI UNIVERSITAS ‘ABC’ Eka Wahyu Hidayat Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi Pusat Layanan Data dan Sistem Informasi - PUSDASI Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No.24 Tasikmalaya
[email protected]
Abstrak Adanya perhatian dan dukungan dari top-manajemen di Universitas ‘ABC’ terhadap perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam segala bidang terutama untuk kebutuhan layanan informasi, maka di usulkan untuk membangun sistem informasi mandiri yaitu self-service kiosk information system. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keunggulan kompetitif suatu organisasi melalui efektifitas dan efisiensi serta untuk memberikan kemudahan pelayanan yang mandiri dalam menyampaikan informasi secara interaktif, guna meningkatkan gengsi, dan memberikan sebuah citra modern. Model information kiosk dipilih karena dianggap dapat mewakili kebutuhan institusi. Information KiosK adalah sistem self-service yang ditempatkan di lokasi publik dan dapat diakses secara bebas dalam mengakses informasi secara mandiri. Makalah ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi berupa rancangan kepada Universitas ‘ABC’ untuk membangun sistem. Teknologi touchscreen menjadi pilihan model interaksi sistem, sedangkan multimedia dijadikan basis pengembangan sistem, dan konsep rich multimedia application digunakan agar sistem yang dibangun memiliki sifat dinamis. Kata kunci : Self-service, KiosK, multimedia, teknologi touchscreen
1.
Pendahuluan
Kebutuhan untuk menyalurkan informasi dan memberikan pelayanan kepada publik menjadi penting bagi suatu organisasi. Adanya pergeseran untuk meningkatkan kualitas layanan, kenyamanan, dan efektifitas biaya kedalam layanan berbasis digital menjadikan proses pelayanan dapat dilakukan jauh dari lokasi ‘fisik’ tempat organisasi berada. Bentuk terkini dari suatu layanan publik adalah melalui sistem berbasis elektronik. Salah satunya memanfaatkan Teknologi Informasi (TI) sebagai sarana untuk meningkatkan keunggulan kompetitif suatu organisasi melalui efektifitas dan efisiensi. Efektif berarti melakukan atau mengerjakan sesuatu tepat sasaran dimana organisasi mampu bekerja lebih baik untuk menghasilkan output yang sama dengan biaya dan waktu yang relatif sama. Sedangkan efisien berarti melakukan atau melakukan sesuatu secara benar dimana organisasi mampu memberikan pelayanan dengan biaya yang sesuai. Media berbasis TI yang digunakan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat dalam kerangka pelayanan kepada publik salah satunya dengan media Internet, Information center (call center, information kiosk), ATM untuk bertransaksi, dan masih banyak lagi. Di era modern ini media
KNSI 2014
internet menjadi pilihan untuk menyebarkan informasi. Sudah banyak organisasi menggunakan media ini untuk menyebarkan informasi dengan alasan biaya dan jangkauan penyebaran informasi. Hanya saja dalam penggunaanya masih ditemui kendala, dimana media ini membutuhkan seperangkat teknologi yang terhubung ke internet untuk mengakses informasi. Kendala tersebut di atasi dengan adanya information center. Information center ini dapat dijadikan alternatif dimana informasi didapat dengan komunikasi dua arah (call center) dan informasi satu arah (information kiosk). Information KiosK adalah sistem self-service yang ditempatkan di lokasi publik seperti kantor layanan publik, rumah sakit, universitas, hotel, bandara, bank, kantor pemerintah dan tempat umum lainnya. Sistem ini dapat diakses secara bebas dan pengguna diberikan keleluasaan dalam mengakses informasi secara mandiri. Sistem ini dibangun untuk menyampaikan informasi satu arah dimana informasi direpresentasikan semaksimal mungkin tapi dengan perangkat interaksi seminimal mungkin dengan mempertahankan aspek usability yaitu kemudahan dalam penggunaan dan menggunakan kembali. Universitas ‘ABC’ menyadari bahwa kebutuhan akan penyebaran informasi dengan berbagai cara perlu dilakukan sebagai bentuk inovasi institusi.
413
Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014
Dengan dukungan top manajemen yang sangat concern terhadap perkembangan TI, maka saat ini Universitas ‘ABC’ mencoba mengembangkan selfservice KiosK Informasi. Manfaatnya adalah memberikan kemudahan pelayanan yang mandiri dalam menyampaikan informasi secara interaktif, untuk meningkatkan gengsi (prestige), dan memberikan sebuah citra modern (branding awareness) mengenai bagaimana institusi sadar dalam memanfaatkan TI. Selain untuk meningkatkan prestise, diharapkan KiosK dapat dijadikan solusi untuk membantu memberikan layanan informasi kepada pihak internal/eksternal institusi dan memberikan dampak positif terhadap sasaran yang ingin dicapai oleh institusi. 2.
KiosK
KiosK (kee’ osk) di definisikan sebagai komputer terminal berupa vending machine informasi yang dibangun untuk menyediakan dan memberikan layanan informasi dan perangkat ditempatkan di ruang publik seperti kantor pemerintah, universitas, hotel dan tempat publik lainnya [1]. Pengguna diberi keleluasaan mengakses dan mengontrol informasi yang disediakan. Dalam perkembangannya, kiosk dijadikan sebagai bagian dari fasilitas publik yaitu self-service system. Secara umum, kiosk sering disebut juga e-kiosk, terdiri dari tiga kategori yaitu information kiosk, transaction kiosk, dan multimedia kiosk. Kiosk berbentuk seperti mesin ATM digunakan sebagai media untuk informasi, transaksi, promosi, internet, tiketing, juke box, dan lain sebagainya. Gambar 1 adalah visual dari mesin kiosk yang terdiri dari terminal komputer, layar Touch Screen, Enclosure (Body Casing), serta tambahan perangkat lainnya. Seperti komputer pada umumya, kiosk memiliki sistem operasi, bisa menggunakan Microsoft Windows atau Linux.
Gambar 1. Bentuk fisik KiosK
KNSI 2014
Penelusuran informasi pada sistem kiosk bersifat top-down dimana informasi yang digali akan berkembang lebih menjadi detail selama pengguna menggalinya lebih spesifik. Model interaksi pengguna dengan system pada KiosK dapat menentukan sistem interaksi apa yang akan digunakan. Apakah menggunakan mouse dan keyboard, menggunakan sentuhan pada layar monitor, atau menggunakan kombinasi keduanya yaitu menggunakan mouse, keyboard, dan sentuhan. 3.
Self-Service System
Untuk mendukung pembangunan pusat informasi pada kondisi terbatasnya ruang sebagai tempat pelayanan dan dalam rangka meningkatkan ruang untuk kegiatan komersial dan hiburan, maka strategi yang dapat digunakan adalah menyediakan model layanan tingkat tinggi dimana layanan faceto-face pelanggan diganti dengan self-service device dengan menggunakan teknologi [2]. Self-Service system adalah suatu paradigma mengenai bagaimana layanan dapat diberikan dan bagaimana mendapatkan nilai manfaat dari layanan yang diberikan tersebut. Self-service bukanlah konsep baru, Bank telah lama menggunakan konsep layanan ini sejak 1967 pada Barclays Bank di London dengan mesin ATM. Tujuannya untuk mengurangi biaya dan menyediakan layanan yang lebih baik kepada pelanggan. Sekarang mesin ATM menjadi bagian dari lansekap kota dan disediakan di banyak sarana publik [3]. 4.
Touchscreen Technology
Layar sentuh (touchscreen/toucscreen panel) adalah perangkat input komputer yang bekerja dengan cara disentuh menggunakan ujung jari ataupun pena digital. Model interaksi dengan konsep layar sentuh ini merupakan cara yang paling mudah untuk mengoperasikan komputer dan kini banyak digunakan diberbagai aplikasi. Bidang manufaktur adalah salah satu bidang yang memanfaatkan teknologi ini karena membutuhkan tingkat akurasi, sensitivitas, dan durabilitas yang sangat tinggi terhadap sentuhan. Saat ini perangkat layar sentuh dapat ditemukan dalam perangkat-perangkat teknologi konsumen yang diproduksi secara massal seperti pada laptop, notebook, iPad, dan telepon genggam. Adapun perkembangan terkini dari teknologi ini adalah PC All In One Touch Screen menempatkan berbagai perangkat komputer dalam monitor. Artinya sebuah monitor yang didalamnya terintegrasi berbagai perangkat komputer seperti CPU, CD-Rom, Speaker, dan Konektor USB. Salah satu jenis perangkat ini yaitu Wall Mounted dapat digunakan sebagai mesin kiosk dengan pertimbangan dapat menghemat ruang karena dapat ditempatkan di
414
Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014
dinding, hanya saja perlu mempertimbangkan perangkat input lainnya seperti mouse dan keyboard. Pembangunan KiosK menggunakan teknologi touchscreen tergantung bagaimana informasi disajikan, berapa banyak user menggunakan sistem sekaligus dalam satu waktu, dan berapa jarak pandang yang diinginkan. Panel layar sentuh yg umum digunakan berkisar 17 inch-82 inch. Apabila menggunakan panel layar sentuh dengan dimensi yang lebih kecil maka jarak pandang maksimal hanya 50 cm. Ini perlu dijadikan pertimbangan untuk menentukan dimensi panel layar sentuh yang akan digunakan sehingga fungsi multi-touch dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. 5.
Multimedia
Dalam buku Multimedia: Making It Work, Tay Vaughan mendefinisikan multimedia sebagai “Multimedia is a any combination of text, art, sound, and video delivered to you by computer or other electronic or digitally manipulated means [4]”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa multimedia merupakan gabungan dari beberapa elemen hingga membentuk menjadi satu kesatuan aplikasi yang mengandung informasi didalamnya. Kerangka bangun suatu sistem multimedia tidak bisa dipisahkan dari elemennya, yaitu: Text, Image, Audio, Animation, Video, dan Interactivity. 6.
harus dirancang sedemikian rupa agar mudah digunakan oleh user di semua tingkat. 2) Sistem akan digunakan oleh umum, artinya harus memperhatikan desain antarmuka sesuai kaidah desain komunikasi visual. 3) Sistem akan menggunakan teknologi touchscreen. 4) Sistem akan menggunakan tombol-tombol untuk berpindah dari satu informasi ke informasi lainnya, oleh karena itu tomboltombol dirancang sedemikian rupa agar dapat digunakan sesuai karakteristik touchscreen. 5) Sistem akan berisi elemen-elemen multimedia yaitu text, image, audio, video, dan animasi. 6) Sistem harus menjamin bahwa proses penelusuran informasi dapat berlaku backward (penelusuran kebelakang) dengan menyediakan tombol ‘kembali’ dan bisa di reset kembali ke informasi awal (home) dan sistem bisa mengendalikan dirinya pada saat berada dalam kondisi idle (diam) ke informasi awal (home) secara otomatis. 7) Sistem akan bersifat dinamis dimana informasi dapat di di-update dengan mudah. Selain pertimbangan-pertimbangan diatas, sistem akan dirancang dengan menempatkan informasi kedalam direktori. Direktori adalah daftar yang disusun berdasarkan kriteria tertentu. Dengan cara ini maka informasi menjadi lebih mudah untuk dikelola.
Rich Multimedia Application 8.
Aplikasi multimedia awalnya bersifat statis, yang artinya isi informasi yang disajikan tidak dapat berubah [5]. Data yang digunakan umumnya berupa teks, video, grafik dan gambar yang tersimpan permanen dalam program sehingga informasi tersebut hanya dapat digunakan dalam satu informasi yang sudah ditetapkan artinya data tersebut tidak dapat diolah (update) secara langsung. Kemajuan teknologi multimedia Adobe Flash dan database, khususnya XML (eXtensible Markup Language), membawa pengaruh terhadap perkembangan teknik-teknik dalam membangun aplikasi multimedia. Integrasi antara aplikasi Adobe Flash dan database XML mampu membuat aplikasi multimedia menjadi bersifat dinamis yang berarti informasi yang disampaikan dapat di-update tanpa harus mengganti file mentahnya (*.fla). Integrasi ini dapat membuat aplikasi multimedia yang lebih dinamis [4][6]. 7.
Desain Aplikasi
Self-service System berbasis Information KiosK ini akan dibangun dengan pendekatan rekayasa produk multimedia. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah metode pembangunan multimedia berdasarkan versi Luther-Sutopo yang terdiri dari 6 (enam) tahapan yaitu concepts, design, material collecting, assembly, testing, dan distribution [7]. Bagian terpenting dari tahapan tersebut adalah pada tahapan konsep dimana semua kebutuhan sistem dideskripsikan dengan lengkap dan jelas sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk mempermudah proses-proses di tahapantahapan pengembangan selanjutnya. Adapun konsep dari sistem yang dirancang ini dijelaskan dalam tabel berikut ini: Tabel 1. Deskripsi konsep
Desain System
Self-service system yang dirancang akan dikembangkan/dibangun berdasarkan pertimbanganpertimbangan sebagai berikut: 1) Sistem akan digunakan oleh user dengan tingkat pengalaman yang tidak diketahui, maka sistem
KNSI 2014
415
Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014
Pertimbangan lainnya adalah metode untuk penyampaian informasi karena dapat menentukan struktur navigasi apa yang paling tepat digunakan. Navigasi merupakan elemen kritis dalam menentukan efektivitas antarmuka. Navigasi harus memberikan penjelasan tentang struktur informasi. Ada 4 (empat) struktur navigasi yaitu Linear, Hierarkis, Non Linear, dan Komposit. Karena rancangan informasi dalam sistem ini dibuat mengikuti rancangan yang terstruktur dimana informasi akan berkembang lebih detail selama pengguna menggalinya lebih spesifik. Ini menujukkan bahwa informasi harus harus dirancang secara topdown dan informasi disusun dari yang paling makro sampai dengan bagian yang paling rinci. Oleh karena itu struktur navigasi Hierarkis paling cocok digunakan untuk sistem ini. Navigasi ini memiliki sifat-sifat struktur linear dengan pencabangan, pengguna melakukan navigasi di sepanjang pohon struktur yg terbentuk. Ilustrasi dari navigasi hierarkis dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2. Struktur navigasi hierarkis Pertimbangan lainnya yang perlu diperhatikan adalah pemilihan interaktifitas. Interaktifitas adalah ciri suatu produk multimedia, yaitu suatu integrasi antar elemen-elemen multimedia dengan cara menyediakan sebuah kendali tingkat tinggi bagi user (user control) terhadap elemen multimedia dimana layanan dapat merespon tindakan pengguna untuk menyajikan konten yang dimilikinya. Setelah struktur navigasi ditetapkan maka rancangan menu dapat dikembangkan secara topdown. Adapun struktur menu dari Self-service System berbasis Information KiosK ini dapat dilihat pada Gambar berikut:
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa ada dua kategori penempatan menu didalam rancangan antarmuka yaitu Menu Atas dan Menu Kiri. Setiap menu yang mengandung tanda plus (+) itu berarti menu tersebut dapat di breakdown hingga menu yang paling spesifik. Misalkan menu Universitas apabila di breakdown maka akan menampilkan informasi yang sekaitan dengan informasi universitas seperti Visi, Misi, Tujuan, Rencana dan seterusnya termasuk denah tataruang universitas. Apabila menu mahasiswa di breakdown maka diberikan tampilan opsi pencarian dan penelusuran. Untuk opsi pencarian maka disediakan sebuah keyboard digital untuk memasukan data pada form pencarian. 9.
Desain Antarmuka
Layout atau tata letak adalah komposisi yang mencerminkan pesan, sifat atau karakter langsung maupun tak langsung. Tata letak digunakan untuk memudahkan dan mengarahkan pengguna untuk mendapat informasi sebanyak mungkin dengan pengelompokan informasi sesuai dengan nilai informasi tersebut. Umumnya tata letak ini terdiri dari bagian-bagian Header, Menu, Content, dan Footer. Tata letak informasi yang baik adalah tata letak yang menempatkan setiap elemen-elemen interaktifitas secara tepat dan mudah dipelajari ketika pengguna pertama kali menggunakan sistem tersebut. Ini berarti perlu dipertimbangkan antarmuka yang paling user-friendly dan pemilihan tata letak informasi ini sebaiknya mengikuti kaidah interaksi dalam Interaksi Manusia dengan Komputer (IMK).
Gambar 4. Desain tampilan opening
Gambar 3. Struktur menu
KNSI 2014
416
Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014
IJCSI International Journal of Computer Science Issues, Vol. 7, Issue 3, No 1, May 2010. [4]
Vaughan, T., (2004), Multimedia: Making it Work Sixth Edition-Terjemahan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
[5]
Sunyoto, A., (2010), Adobe Flash + XML = Rich Multimedia Application, Andi Publisher, Yogyakarta.
[6]
Hidayat, E.W., Irawan, E.P., (2013), Prototype Informasi Digital Jurusan Teknik Informatika Unsil Berbasis Multimedia, KNSI-2013, Mataram
[7]
Sutopo, A.H., (2003), Multimedia Interaktif dengan Flash, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Gambar 5. Desain tampilan menu Hasil rancangan antarmuka untuk Self-service System berbasis Information KiosK ini dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5. Antarmuka opening adalah antarmuka yang dimaksudkan sebagai tampilan awal ketika perangkat KiosK dihidupkan dan sistem diload untuk digunakan. Sedangkan antarmuka menu adalah tempat konten informasi ditempatkan termasuk menu-menunya dan pada bagian ini terjadi interaksi secara dinamis. 10. Kesimpulan dan Saran Dalam makalah ini telah berhasil dirancang konsep self-service kiosk information system untuk kebutuhan layanan informasi publik di Universitas ‘ABC’ dengan memanfaatkan touchscreen technology. Meskipun dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam hal kemudahan pelayanan yang mandiri dalam menyampaikan informasi secara interaktif, dalam implementasinya, untuk membangun sistem ini menjadi nyata diperlukan biaya yang tidak sedikit terutama untuk perawatan. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan pula tingkap penerimaan/dukungan terhadap teknologi ini dari sisi pengguna internal di institusi. Daftar Pustaka: [1]
MicroTouch., (2002), Kiosk Planning & Design Guide: Building a kiosk that Work!, document number: 19-251, version 2.0, MicroTouch System, Inc., USA
[2]
Gualandi, N., Mantecchini, L., Paganelli, F., (2011), The Impact Of New Technologies In Airport Passengers’ Processes, ICTS-2011, 14th International Conference on Transport Science, http://www.geocities.ws/icts_papers/ Papers/Gualandi, Montecchini, Paganelli.pdf
[3]
Abdelaziz, S.G., Hegazy, A.A., Elabbassy, A., (2010), Study of Airport Self-service Technology within Experimental Research of Check-in Techniques Case Study and Concept,
KNSI 2014
417