KLORAL HIDRAT CHLORAL HYDRATE
1. N a m a Golongan Aldehid, alifatik, halogen Sinonim / Nama Dagang Trichloroacetaldehyde Chloraldurat;
monohydrate;
Lorinal;
Noctec;
1,1-Ethanediol, Nycoton;
Somnos;
2,2,2-Trichloro-; Aquachloral;
Trichloroacetaldehyde hydrate; Chloral; Trichloroacealdehyde monohydrate; C285; Escre. Nomor Identifikasi : Nomor CAS
: 302-17-0
Nomor OHS
: 23800
Nomor RTECS
: FM8750000
Nomor EC (EINECS)
: 206-117-5
Nomor Index EC
: 605-014-00-6
UN
: 2811
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Kloral hidrat Deskripsi Bentuk kristal padat, tidak berwarna atau putih, dengan bau mengiritasi. Berat molekul 165,40; Rumus molekul C2H3Cl3O2 ; Titik lebur 57oC (135 F); Titik dekomposisi 96oC (205 F); Titik didih 97,5oC; Gravitasi spesifik (air=1): 1,9081; Kelarutan dalam air 830% @ 25oC ; Larut dalam alkohol, eter, aseton, benzen, piridin, kloroform, minyak zaitun, gliserol, karbon disulfida, metil etil keton, terpentin, petroleum eter, karbon tetraklorida, toluen. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4):
Kesehatan 3
= Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 1
= Dapat terbakar
Reaktivitas 0
= Tidak reaktif
Klasifikasi EC: T
= Beracun
Xi
= Iritasi
R22
= Berbahaya jika tertelan
R25
= Beracun jika tertelan
R36/38
= Iritasi pada mata dan kulit
S1/2
= Jaga agar posisi menghadap ke atas dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
S25
= Hindari jangan sampai mengenai mata
S45
= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan
segera
bawa
ke
dokter/rumah
sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan)
3. Penggunaan Dalam bidang medis, digunakan untuk mengobati insomnia untuk jangka waktu pendek (tidak lebih dari 2 minggu); merupakan obat kelas sedatif/hipnotik yang dapat mempengaruhi bagian tertentu pada otak untuk menimbulkan efek tenang dan mengantuk; digunakan dalam pembuatan DDT.
4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Berbahaya jika tertelan, luka bakar pada saluran pernafasan, luka bakar pada kulit, luka bakar pada membran mukosa, iritasi mata (mungkin berat), depresi sistem saraf pusat, reaksi alergi, dicurigai bahaya kanker (pada hewan). Organ sasaran: Sistem imun (sensitizer), sistem saraf pusat. Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup
Efek sama seperti yang dilaporkan pada paparan tertelan jangka pendek, luka bakar, kesulitan bernafas, perasaan mengantuk, gejala mabuk. Kontak dengan kulit Reaksi alergi, luka bakar. Kontak dengan mata Iritasi (mungkin berat), mengeluarkan air mata. Tertelan Luka bakar, ruam, suhu tubuh rendah, muntah, gangguan pencernaan, denyut jantung tidak teratur, perasaan mengantuk, gejala mabuk, kerusakan paru, koma. Paparan jangka panjang Terhirup Efek sama seperti yang dilaporkan pada paparan jangka pendek. Kontak dengan kulit Efek sama seperti yang dilaporkan pada paparan jangka pendek. Kontak dengan mata Efek sama seperti yang dilaporkan pada paparan jangka pendek. Tertelan Diare, disorientasi, kerusakan jantung, dicurigai bahaya kanker (pada hewan).
5. Stabilitas dan reaktivitas Reaktivitas
: Stabil
pada
tekanan
dan
suhu
normal.
Kemungkinan sensitif terhadap udara dan cahaya. Kondisi yang harus dihindarkan
: Hindarkan panas, nyala, percikan, dan sumber api lain. Hindarkan pembentukan debu. Hindarkan dari sumber air dan sumur. Hindarkan dari oksidan kuat.
Tancampurkan
: Bahan pengoksidasi, alkohol, sianida, iodin, basa kuat, karbonat.
Kloral hidrat dengan Pengoksidasi (kuat) Bahaya dekomposisi
: Bahaya meledak dan terbakar : Produk dekomposisi termal: fosgen, senyawa
terhalogenasi, oksida karbon. Dekomposisi
termal
dan
pembakaran
dapat
melepaskan hidrogen klorida, kloroform, dan kloral. Polimerisasi
: Tidak terpolimerisasi
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku.
Simpan dalam wadah yang tertutup rapat.
Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan.
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari kelembaban.
Simpan di tempat yang berventilasi baik.
Simpan pada suasana inert.
7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia TDL0 oral-pria 1 gm/kg; TDL0 oral-anak 219 mg/kg; TDL0 oral-wanita 960 mg/kg; TDL0 oral-wanita 465 mg/kg; LDL0 oral-manusia 4 mg/kg; TDL0 oral-manusia 300 mg/kg; TDL0 intravena-anak 39 mg/kg; TDL0 intravena-anak 88 mg/kg; TDL0 tidak dilaporkan-anak 48 mg/kg/6 jam intermittent; LDL0 tidak dilaporkan-pria 103 mg/kg; TDL0 tidak dialporkan-bayi 160 mg/kg/3 hari intermittent; TDL0 rektal-anak 97 mg/kg. Data pada hewan LD50 oral-tikus (rat) 479 mg/kg; LD50 kulit-tikus (rat) 3030 mg/kg; LD50 intraperitoneal-tikus (rat) 472 mg/kg; LD50 parenteral-tikus (rat) 710 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-tikus (rat) 725 mg/kg; LD50 rektal-tikus (rat) 710 mg/kg; LD50 oraltikus (mouse) 1100 mg/kg; LD50 intraperitoneal-tikus (mouse) 580 mg/kg; LDL0 subkutan-tikus (mouse) 800 mg/kg; LD50 intravena-tikus (mouse) 530 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-tikus (mouse) 850 mg/kg; LDL0 oral-anjing 1 gm/kg; LDL0 intravena-anjing 180 mg/kg; LDL0 oral-kucing 400 mg/kg; LDL0 oral-kelinci 1200
mg/kg; LDL0 subkutan-kelinci 1 gm/kg; LDL0 intravena-kelinci 400 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-kelinci 1400 mg/kg; LDL0 rektal-kelinci 1 gm/kg; LDL0 intravenamarmut 400 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan-marmut 940 mg/kg; LDL0 intraarterialmarmut 400 mg/kg; LDL0 oral-burung merpati 300 mg/kg; LDL0 oral-katak 938 mg/kg; LDL0 parenteral-katak 900 mg/kg; LDL0 oral-kuda 30 mg/kg; LDL0 intravena-kuda 10 mg/kg; LDL0 rektal-kuda 30 mg/kg; TDL0 oral-tikus (rat) 15120 mg/kg/90 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus (rat) 210 mg/kg/30 minggu intermittent; TDL0 oral-tikus (rat) 1413 mg/kg/90 hari kontinyu; TDL0 oral-tikus (mouse) 2016 mg/kg/14 hari intermittent; TDL0 oral-tikus (mouse) 1440 mg/kg/90 hari kontinyu. Data Karsinogenik IARC: Bukti pada manusia tidak memadai, bukti pada hewan terbatas, Group 3 : Tidak dapat diklasifikasikan sebagai karsinogen terhadap manusia. Pada salah satu uji dengan tikus (rat) jantan, pemberian secara oral meningkatkan insiden adenoma dan karsinoma hepatoseluler. Data Tumorigenik TDL0 oral-tikus (mouse) 10 mg/kg; TDL0 kulit-tikus (mouse) 960 mg/kg/1 minggu intermittent. Data Mutagenik Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 1 mg/cawan (+/-S9); Mutasi pada mikroorganisme – mikroorganisme lain 2 mg/cawan (-S9); Uji lokus spesifikl – Drosophila melanogaster oral 5 mmol/L; Rekombinasi miotik dan konversi
gen
–
Saccharomyces
cerevisae
15
mmol/L;
Mutasi
pada
mikroorganisme – Aspergilus nidulans 5 mg/cawan (-S9); Hilangnya kromosom seks dan non disjungsi – Aspergillus nidulans 5 mmol/L; Uji mikronukleus – beberapa spesies non mammalia 200 ppm; Sistem uji mutasi lain – spesies non mammalia tipe sel lain 100 mmol/L; Analisis sitogenetik – spesies non mammalia tipe sel lain 100 mmol/L; Sistem uji mutasi lain – limfosit manusia 100 mg/L: Pertukaran pasangan kromatida – limfosit manusia 54 mg/L; Hilangnya kromosom seks dan non disjungsi – limfosit manusia 50 mg/L; Uji mikronukleus – tikus (mouse) intraperitoneal 41 mg/kg; Hilangnya kromosom seks dan non disjungsi – intraperitoneal tikus (mouse) 82700 µg/kg; Host-mediated assay – tikus (mouse) Saccharomyces cerevisae 500 mg/kg; Uji mikronukleus – paru hamster 80 mg/L; Transformasi morfologi – embrio hamster 1 mg/L; Sistem uji
mutasi lain – embrio hamster 165 mg/L; Hilangnya kromosom seks dan non disjungsi – embrio hamster 100 mg/L; Hilangnya kromosom seks dan non disjungsi – paru hamster 500 mg/L. Data Reproduksi TDL0 oral-tikus (mouse) betina 13 gm/kg (3 minggu pra kehamilan / 3 minggu pasca kehamilan kontinyu). Data Tambahan Alkohol dapat meningkatkan efek toksik. Dapat terjadi interaksi dengan obat. Dapat merusak/mengganggu kinerja tugas yang memerlukan kewaspadaan. Informasi Ekologi Bahan ini kemungkinan berbahaya terhadap lingkungan; diperlukan perhatian khusus terhadap organisme perairan. Toksisitas pada ikan
:
LC50 2000 mg/L selama 96 jam
8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Kloral: Dapat menyebabkan sakit tenggorokan dan nafas pendek. Kloral merupakan cairan kaustik dan cairan hidrat pekat bersifat korosif. Jika terjadi paparan yang cukup, dapat menimbulkan iritasi saluran pernafasan berat. Juga mungkin timbul perasaan mengantuk, ketidaksadaran dan gejala keracunan sistemik lain seperti yang tergambar pada keracunan akut melalui paparan tertelan. Kontak dengan kulit Kloral: Kontak dengan bahan dapat menyebabkan kemerahan, nyeri, dan iritasi, kemungkinan berat. Reaksi sensitisasi mungkin timbul pada orang yang yang pernah terpapar bahan ini sebelumnya. Kontak dengan mata Kloral: Kontak dengan mata dapat menimbulkan iritasi, kemungkinan berat, mata berair, nyeri, bengkak pada kelopak mata, hiperemia dan edema pada konjungtiva.
Tertelan Kloral: Paparan dalam jumlah besar dapat menimbulkan ataksia, kebingungan, perasaan menngantuk, arefleksia, stupor, anestesia, dan koma dalam waktu 30 menit hingga 2 jam. Gejala lain yang timbul dapat meliputi pernafasan yang dangkal dan lambat atau cepat, hipotensi, dingin, basah (clammy), sianotik pada kulit, dan hipotermia. Transitory effects pada pergerakan mata, terutama konvergensi, dan ptosis dapat terjadi. Pada mulanya pupil berkontraksi, kemudian berdilatasi dalam keadaan koma. Dapat timbul ruam kulit pada beberapa jam atau lebih dari 10 hari setelah overdosis. Sifat bahan yang korosif dapat menimbulkan gastritis disertai mual dan muntah, hemorrhagia gastritis berat, nekrosis gastrik, enteritis dan esofagitis disertai striktura. Kerusakan hepatik disertai jaundice, kerusakan ginjal disertai albuminuria, kerusakan organ parenkimal, dan kerusakan kardiak disertai vasodilatasi periferi, aritmia, depresi miokardial dan kemungkinan serangan jantung. Kematian dapat terjadi karena paralisis pernafasan atau kolaps kardiovaskuler. Perkiraan dosis letal dari kloral hidrat adalah 5-10 gram, meskipun pada dosis lebih dari 36 gram dapat bertahan. Keracunan kronik Terhirup Kloral: Hewan yang terpapar kloral menunjukkan penurunan fungsi ginjal dan aktivitas transaminase serum, perubahan pada fungsi sistem saraf pusat, penurunan fungsi antitoksik dan sintesis enzim pada hati, dan perubahan karakteristik morfologi darah tepi. Juga diamati timbulnya perlambatan laju pertumbuhan, leukositosis, dan perubahan tekanan darah arteri. Kontak dengan kulit Kloral: Dapat menyebabkan dermatitis atau efek seperti pada paparan akut, bergantung pada konsentrasi dan durasi paparan, berulang atau berkepanjangan. Sensitisasi dapat timbul dari aplikasi topikal berulang. Satu uji melaporkan bahwa kloral hidrat menyebabkan tumor kulit pada 4 dari 20 mencit yang terpapar secara dermal. Kontak dengan mata Kloral: Dapat menyebabkan konjungtivitis atau efek seperti pada paparan akut, bergantung pada konsentrasi dan durasi paparan, berulang atau berkepanjangan.
Tertelan Kloral:
Paparan
berulang
kadang-kadang
menyebabkan
disorientasi,
ketidaklogisan (incoherence), somnambulism, tingkah laku paranoid, dan leukopenia serta eosinofilia. Telah dilaporkan terjadinya iritasi lambung, rasa yang tidak menyenangkan, flatulens, dan diare. Kadang-kadang dilaporkan terjadinya ruam kulit alergi, termasuk gatal, eritema, dermatitis ekzematoid, urtikaria, dan scarlatiniform exanthems yang dihubungkan dapat dihubungkan dengan sensitisasi topikal. Dosis besar dapat menimbulkan vasodilatasi, hipotensi, depresi pernafasan (ventilatory depression), aritmia, dan depresi miokardial. Dapat pula terjadi kerusakan hati, ginjal, dan jantung. Kemungkinan dapat timbul ketergantungan toleransi dan fisik. Penghentian mendadak dapat menimbulkan gejala putus obat. Kloral hidrat dapat melintasi plasenta dan diekskresikan dalam air susu ibu. Dapat pula terjadi gejala putus obat pada bayi baru lahir. Telah dilaporkan adanya efek reproduktif pada hewan. Sebagaimana telah dievaluasi oleh RTECS, pemberian bahan ini kepada mencit dapat menimbulkan peningkatan insiden tumor karsinogenik pada hati, yang nyata secara statistik.
9. Pertolongan Pertama Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Jaga agar tetap hangat dan beristirahat. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Untuk luka bakar, tutup luka dengan kain kassa yang steril, kering, dan tidak ketat. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan
dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan mengirigasi mata dengan larutan garam normal hingga korban siap dibawa ke rumah sakit. Tutup mata dengan kain kassa steril. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Catatan untuk dokter: Untuk inhalasi, pertimbangkan pemberian oksigen. Untuk tertelan, pertimbangkan pemberian suspensi karbon aktif. Untuk tertelan, pertimbangkan kumbah lambung dan katartik. Pertimbangkan pemberian oksigen.
10. Penatalaksanaan Stabilisasi a) Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b) Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c) Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d) Obati jika terjadi koma, hipotermia, hipotensi, dan edema paru. e) Monitor pasien selama sekurangnya 6 jam setelah menelan bahan, karena kemungkinan terjadi absorbsi yang tertunda. Pasien yang menelan kloral hidrat harus dimonitor sekurangnya 18-24 jam karena risiko aritmia kardiak. Takiaritmia yang disebabkan oleh sensitisasi miokardial dapat diobati dengan propanolol 1-2 mg IV atau esmolol 0,025-0,1 mg/kg/menit IV. f) Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB.
Dekontaminasi a) Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: -
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
-
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
-
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
-
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
-
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
-
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b) Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) -
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
-
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
-
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
-
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
-
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
-
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c) Dekontaminasi saluran cerna Berikan karbon aktif secara oral jika kondisi pasien memungkinkan. Kumbah lambung tidak diperlukan pada paparan secara oral bahan dalam jumlah kecil atau sedang jika karbon aktif dapat diberikan secara tepat.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan kloral hidrat: Tidak ada batas paparan yang ditetapkan. Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang memadai untuk mencegah paparan pada kulit. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator: Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat, mungkin diperlukan proteksi pernafasan. Proteksi pernafasan diurutkan dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan peringatan sebelum digunakan. Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh yang dioperasikan dalam mode perlu tekanan atau tekanan positif lainnya. Setiap respirator serba lengkap yang dilengkapi masker wajah penuh dan dioperasikan dalam mode perlu tekanan atau tekanan positif lainnya. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif yang digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah. Setiap respirator serba lengkap yang dilengkapi pelindung wajah penuh.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran ringan. Media pemadam kebakaran: Bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa kimia, busa tahan alkohol.. Kebakaran besar: Gunakan busa atau basahi dengan semprotan air. Pemadaman Kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa dilakukan tanpa menimbulkan risiko. Gunakan bahan pemadam yang sesuai di sekitar api. Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam di tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah.
13. Manajemen Tumpahan Jangan menyentuh tumpahan bahan. Hentikan kebocoran jika mungkin dilakukan tanpa menimbulkan risiko personal. Tumpahan yang sedikit: Serap dengan pasir atau bahan yang tidak terbakar lainnya. Kumpulkan menggunakan absorbent ke dalam wadah yang memadai. Tumpahan kering yang sedikit: Kumpulkan tumpahan bahan dalam wadah yang memadai untuk dibuang. Pindahkan wadah ke tempat yang aman dan jauh dari tumpahan. Tumpahan yang banyak: Tumpahan bahan dibendung untuk kemudian dibuang. Hindarkan orang yang tidak berkepentingan memasuki area, isolasi area berbahaya, dan dilarang masuk.
14. Daftar Pustaka
Budavari, S. (Ed.), The Merck Index: An Encyclopedia of Chemical, Drugs, and Biologicals, Thirteenth Edition, Merck & Co. Inc., USA, 2001, p. 2083.
OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
Olson K.R., Poisoning & Drug Overdose, Fourth Edition, McGraw Hill Companies, Inc., USA, 2004, p. 336-338.
https://fscimage.fishersci.com (Diunduh Oktober 2010)
http://msds.chem.ox.ac.uk (Diunduh Oktober 2010)
http://www.chemcas.org (Diunduh Oktober 2010)
http://www.inchem.org (Diunduh Oktober 2010)
http://www.jmloveridge.com (Diunduh Oktober 2010)
http://www.medicinenet.com (Diunduh Oktober 2010)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------