Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III • Penggolongan diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ III berdasarkan pada sistem hierarki penyakit yang tercantum paling atas mempunyai hierarki tertinggi dan mencakup gejala-gejala pada hierarki yang ada dibawahnya. Selain itu penggunaan hierarki mempunyai makna bahwa penyakit yang diatas mempunyai kecenderungan lebih berat dan mengancam jiwa. • F0-F9 F0. Gangguan Mental Organik • F0.0-9. Gangguan mental organik termasuk gangguan mental simtomatik • GMO adalah gangguan mental yang berkaitan dengan kondisi medik/penyakit • Kondisi medik/penyakit tersebut secara langsung atau tidak langsung menyebabkan disfungsi pada otak • Langsung : Gangguan pada otak • Tidak langsung : Akibat sekunder penyakit/ gangguan sistemik di luar otak • Gambaran utama : 1. Gangguan fungsi kognitif (gangguan daya ingat) 2. Gangguan sensorium (gangguan kesadaran, gangguan perhatian) 3. Gangguan pada persepsi, isi pikir, suasana perasaan Klasifikasi F0 Demensia : • Sindroma akibat penyakit/gg otak yang bersifat kronik-progresif dan terdapat gangguan fungsi tertinggi (luhur) yang multipel seperti daya ingat, bahasa, daya nilai, dll • Ditanai dengan penurunan fungsi kognitif dan adanya gangguan dalam fungsi eksekutif (fungsi harian/ADL) • Tidak terdapat gangguan kesadaran • Demensia Alzheimer (F00), Demensia Vaskular (F01) Demensia Alzheimer : • Onset bertahap dengan kemunduran lambat • Onset : early onset bila dibawah 65 tahun • Late onset bila diatas 65 tahun • Etiologi : genetik, neurotransmiter asetilkolin dan norepinefrin, regulasi yang abnormal dari metabolism membran sel phospolipid dan lain lain. Demensia Vaskular : • Onset mendadak atau kemunduran bertahap • Gangguan Neurologis fokal
Delirium
• Gangguan kesadaran dan perhatian : kesadaran berkabut-koma, 3P terganggu • Gangguan kognitif secara umum : distorsi persepsi (ilusi, halusinasi (visual)), disorientasi, hendaya daya ingat segera dan pendek • Gangguan psikomotor : hipo/hiperaktivitas • Gangguan siklus tidur-bangun : insomnia, gejala memburuk di malam hari • Gangguan emosional : depresi, anxietas/takut, mudah marah, apatis, kehilangan akal Onset cepat, hilang timbul sepanjang hari kurang dari 6 bulan Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik • Adanya penyakit fisik/medik, kerusakan atau disfungsi otak yang berhubungan dengan satu sindroma mental yang tercantum • Adanya hubungan waktu (bbrp minggu atau bulan) antara perkembangan penyakit dgn sindroma mental • Gangguan mental sembuh setelah gangguan fisik hilang • Tidak ada bukti penyebab lain Jenis-jenisnya : 1. Halusinosis organik 2. Gangguan katatonik organik 3. Gangguan waham organik 4. Gangguan afektif organik 5. Gangguan cemas organik 6. Gangguan kepribadian organic F1. Gangguan mental dan perilaku akibat pengunaan zat • Gangguan mental yang diakibatkan oleh karena penggunaan satu atau lebih zat psikoaktif Intoksikasi akut : menggunakan zat sehingga menimbulkan perubahan kesadaran Penggunaan yang merugikan Sindroma ketergantungan Putus zat Gangguan psikotik, amnestik, anxietas, kepribadian karena Zat F2. Skizofrenia, Gangguan Skizotipal, dan gangguan waham Skizofrenia • Ditandai dengan penyimpangan dari pikiran dan persepsi, afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul • Kesadaran jernih • Kemampuan intelektual biasanya terpelihara Pedoman diagnosis Skizofrenia Harus ada sedikitnya satu gejala yang jelas :
• Tought echo, tought insertion/ithdrawal, broadcasting • Delusion of control, influence, passivity, perception • Halusinasi auditorik • Waham menetap jenis lainnya yang tidak wajar dan mustahil Atau Sedikitnya 2 gejala secara jelas : • Halusinasi pancaindera mana saja yang menetap, disertai waham yang mengambang • Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan : inkoherensi, neologisme • Perilaku katatonik, gaduh gelisah, posturing, negativisme, mutisme, stupor • Gejala-gejala negatif : apatis, bicara< , menarik diri, dll • Telah berlangsung > 1 bulan Jenis-jenis : 1. Skizofrenia paranoid : halusinasi, waham 2. Skizofrenia katatonik : perilaku katatonik, negativisme, fleksibilitas cerea 3. Skizofrenia hebefrenik : disorganisasi 4. Skizofrenia tak terinci : tdk penuhi 5. Depresi pasca skizofrenia : depresi setelah 1 tahun skizofrenia 6. Skizofenia residual : gejala negatif setelah 1 tahun skizofrenia 7. Skizofrenia simpleks : gejala negative F2 • Gangguan Skizotipal (F21) : eksentrik, mistik • Gangguan waham menetap (F22) : waham yang menonjol, sistematik, khas pribadi, waktu > 3 bulan. Tidak ada halusinasi. • Gangguan psikotik akut dan sementara (F23) : polimorik akut, lir skizofrenia, psikotik akut lainnya,< 1 bulan • Gangguan waham terinduksi (F24) : dua atau lebih orang punya sistem waham yang sama, punya hubungan dekat, satu orang menginduksi yang lain • Gangguan skizoafektif (F25) : gejala skizofrenia dan afektif menonjol bersama dan timbul bersama : tipe manik, tipe depresi F3. Gangguan suasana perasaan • Perubahan suasana perasaan (mood) kearah depresi atau kearah elasi (meningkat) • F30. Episode manik :mood yang meningkat, perilaku meningkat : Hipomanik F30.0 Mania tanpa gejala psikotik F30.1 Mania dengan gejala psikotik F30.2
• F31. Gangguan afektif bipolar : terdapat episode mania depresi yang berulang (sekurangnya 2 episode). Khas : terjadi penyembuhan sempurna antar episode Episode manik : 2 minggu-5 bulan Episode depresi : rata-rata 6 bulan - F31.1.Bipolar kini manik tanpa ciri psikotik - F31.2.Bipolar kini manik dengan ciri psiotik - F31.4.Bipolar kini depresi berat tanpa ciri psikotik - F31.5.Bipolar kini depresi berat dengan ciri psikotik - F31.6.Bipolar episode kini campuran • F32. Episode Depresi Gejala utama : - Afek depresi - Kehilangan minat dan kegembiraan - Berkurangnya energi Gejala lainnya : - konsentrasi dan perhatian berkurang - harga diri dan kepercayaan diri berkurang - Ide rasa bersalah dan tidak berguna - Pandangan masa depan suram dan pesimis - Tidur terganggu - Nafsu makan terganggu: Waktu sekurangnya 2 minggu • F32.0. Episode depresi ringan (2 utama, 2 tambahan) • F32.1. Episode depresi sedang (2 utama, 3-4 tambahan) • F32.2. Episode depresi berat tanpa gejala psikotik (3 utama, 4 tambahan) • F32.3. Episode depresi berat dengan gejala psikotik (disertai adanya waham atau halusinasi) • F33.Gangguan depresi berulang
• F34. Gangguan mood menetap : siklotimia, distimia F4. Gangguan Neurotik, gangguan somatoform, dan gangguan terkait stres F40. Gangguan anxietas fobik : dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang sebenarnya tidak membahayakan, dihindari dan bila dihadapi dengan kecemasan hebat F40.0. Agorafobia : takut tempat terbuka F40.1. Fobia sosial : situasi sosial tertentu
F40.2. Fobia khas • F41.0. Gangguan panik : - Serangan anxietas berat berulang dalam satu bulan - Timbul tiba-tiba - Berlangsung sebentar (5-15 menit) • F41.1. Gangguan cemas menyeluruh : - Gejala anxietas primer yang berlangsung hampir setiap hari dalam waktu beberapa minggubulan - Mengenai kehidupan sehari-hari, - Bersifat free floating - Gejala berupa : kecemasan, ketegangan motorik, overaktivitas otonom • F41.2. Gangguan campuran anx-dep : anxietas dan depresi tidak berat • F42. gangguan obsesif kompulsif : - Gejala obsesif atau kompulsif ditemukan hamper setiap hari selama 2 minggu berturut-turut Gejala obsesif : - pikiran disadari berasal dari diri sendiri, - terkadang tidak berhasil dilawan, - bila dilakukan hanya menimbulkan perasaan lega - Pikiran tersebut berulang-ulang dan tidak menyenangkan • F43. Reaksi terhadap stres berat dan gg penyesuaian • F43.0. Reaksi stres akut : - Reaksi terhadap trauma/stresor bersifat katastropik, biasanya setelah beberapa menit atau segera, menghilang dalam beberapa hari (3 hari) - Gejala yang timbul : terpaku (daze), dapat disertai gejala cemas,depresi, marah, menarik diri dll • F43.1. Gangg stres pasca trauma - Dalam kurun waktu 6 bulan setelah kejadian traumatik - Gejala flashback, re-experience, avoidance • F43.2. Gangguan penyesuaian - Reaksi terhadap stres dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tergantung dari berat ringan stres, kepribadian seseorang • F44. Gangguan disosiatif (konversi) - Gejala utama adalah kehilangan sebagian atau seluruh integrasi normal antara ingatan masa lalu, identitas, kontrol terhadap gerakan tubuh - Ada bukti penyebab psikologis yang bersifat stresful
- Amnesia disosiatif (daya ingat) (F44.0), fugue dis (perjalanan)(F44.1), stupor dis (hilang respon terhadap rangsangan) (F44.2), trans dis/kesurupan (hilangnya kesadaran identitas) (F44.3) • F45. Gangguan somatoform - Keluhan gejala-gejala fisik yang berulang-ulang, disertai dengan permintaan pemeriksaan medik : tidak ditemukan kelainan - Menyangkal adanya konflik - Tidak mau mendengarkan penjelasan dokter F45.0. Gangguan Somatisasi : banyak keluhan fisik : 2 tahun F45.1. Gangguan somatoform tak terinci : keluhan> tapi tidak penuhi somatisasi F45.2. Gangguan hipokondrik : keyakinan menetap adanya penyakit fisik yang serius F45.3. Disfungsi otonomik : keluhan otonomik berulang F45.4. Nyeri somatoform menetap : gejala nyeri dominan dan menetap F5. Sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik • F5.0. Gangguan makan • F5.1. Gangguan tidur non organik • F5.2. Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik • F5.3. Gangguan jiwa dan perilaku yang berhubungan dengan masa nifas YTK • F5.4. Faktor psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit YDK • F5.5. Penyalahgunaan zat yang tidak menyebabkan ketergantungan • F5.9. Sindrom perilaku YTT yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik F6. Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa • F6.0. Gangguan kepribadian khas • F6.1. Gangguan kepribadian campuran dan lainnya • F6.2. Perubahan kepribadian yang berlangsung lama yang tidak diakibatkan oleh kerusakan atau penyakit • F6.3. Gangguan kebiasaan dan impuls (judi,trikotilo) • F6.4. Gangguan identitas jenis kelamin (transeksualisme, transvetisme peran ganda) • F6.5. Gangguan preferensi seksual (fetisme, pedofil) • F6.6. Gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan dan orientasi seksual F7. Retardasi Mental Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, ditandai oleh hendaya ketrampilan selama masa perkembangan : mempengaruhi kecerdasan secara menyeluruh : IQ • F7.0. Retardasi mental ringan (IQ 50-69)
• F7.1. Retardasi mental sedang ( 35-49) • F7.2. Retardasi mental berat (20-34) • F7.3. Retardasi mental sangat berat (<20) F8. Gangguan perkembangan psikologis • F8.0. Gangguan perkembangan khas berbicara dan berbahasa • F8.1. Gangguan perkembangan belajar khas • F8.2. Gangguan perkembangan motorik khas • F8.3. Gangguan perkembangan khas campuran • F8.4. Gangguan perkembangan pervasif • F8.8. Gangguan perkembangan psikologis lainnya • F8.9. Gangguan perkembangan psikologis YTT F9. Gangguan perilaku dan emosional dengan onset biasanya pada masa kanak dan remaja • F9.0. Gangguan hiperkinetik • F9.1. Gangguan tingkah laku • F9.2. Gangguan campuran tingkah laku dan emosi • F9.3. Gangguan emosional dengan onset khas pada masa kanak • F9.4. Gangguan fungsi sosial dengan onset khas pada masa kanak dan remaja • F9.5. Gangguan Tic • F9.8. Gangguan perilaku dan emosional lainnya dengan onset biasanya pada masa kanak dan remaja (contoh : pica pada bayi dan kanak)