i
KISARAN INANG KUTUKEBUL Aleurodicus destructor Mackie, Aleurodicus dispersus Russell DAN Aleurodicus dugesii Cockerell (Hemiptera: Aleyrodidae) DI KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR DAN DAERAH LAIN DI SEKITARNYA
FITRAH MURGIANTO
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
ii
ABSTRAK
FITRAH MURGIANTO. Kisaran Inang Kutukebul Aleurodicus destructor Mackie, Aleurodicus dispersus Russell dan Aleurodicus dugesii Cockerell (Hemiptera: Aleyrodidae) di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Daerah Lain di Sekitarnya. Di bimbing oleh PURNAMA HIDAYAT. Kutu kebul Aleurodicus destructor Mackie, Aleurodicus dispersus Russell dan Aleurodicus dugesii Cockerell (Hemiptera: Aleyrodidae) merupakan hama yang memiliki kisaran inang yang luas. Publikasi kisaran inang dari ketiga jenis kutukebul tersebut di Indonesia sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanaman-tanaman inang dari ketiga jenis kutukebul tersebut di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan daerah lain disekitarnya. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel bagian tanaman, biasanya daun, beserta kutukebulnya untuk diidentifikasi di laboratorium. Sampel meliputi berbagai tanaman yang terdiri dari kelompok tanaman hias di pekarangan, tanaman budidaya di lahan pertanian, tanaman buah-buahan serta berbagai tanaman yang ditemukan terserang oleh ketiga jenis kutukebul tersebut. Pencarian inang dilakukan di sepuluh desa yang terdapat di wilayah Kecamatan Dramaga dan daerah lain disekitarnya. Sebelum kegiatan pengumpulan sampel, dilakukan pencatatan posisi berdasarkan garis lintang dan garis bujur serta ketinggian tempat dengan menggunakan GPS. Setelah itu daun tanaman inang yang ditemukan pupa atau kantung pupa dari serangga ini dipetik dan dimasukkan ke kantung plastik. Kemudian dilakukan pembuatan preparat slide dengan teknik pewarnaan untuk kutu kebul yang berwarna bening atau putih dimana perlakuan antara pupa dan kantung pupa berbeda. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan morfologi pupa atau kantung pupa dari preparat slide yang dibuat. Hasil penelitian yang dilakukan pada September 2009 - Juli 2010 menunjukkan bahwa terdapat satu spesies tanaman dari satu famili yang merupakan inang A. destructor, 111 spesies tanaman dari 53 famili yang merupakan inang A. dispersus dan 40 spesies dari 27 famili yang merupakan inang A. dugesii. Sebagian besar tanaman inang termasuk dalam kelompok tanaman hias, tanaman sayuran dan tanaman buah-buahan. Daun tanaman yang terserang berat oleh kutukebul biasanya menjadi kering dan rontok. Kata kunci: A. destructor, A. dispersus, A. dugesii, kisaran inang
iii
KISARAN INANG KUTUKEBUL Aleurodicus destructor Mackie, Aleurodicus dispersus Russell DAN Aleurodicus dugesii Cockerell (Hemiptera: Aleyrodidae) DI KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR DAN DAERAH LAIN DI SEKITARNYA
FITRAH MURGIANTO
Skripsi sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
iv
Judul
Nama
: Kisaran Inang Kutukebul Aleurodicus destructor Mackie, Aleurodicus dispersus Russell dan Aleurodicus dugesii Cockerell (Hemiptera: Aleyrodidae) di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Daerah Lain di Sekitarnya : Fitrah Murgianto
NRP
: A34061960
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Purnama Hidayat, M.Sc. NIP. 19601218198601 1 001 Diketahui, Ketua Departemen Proteksi Tanaman
Dr. Ir. Dadang, M.Sc. NIP. 196402041990021002
Tanggal Lulus:
5
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Sidoarjo, Jawa Timur pada tanggal 1 Mei 1989 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Muratman dan Ibu Tugiem. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri No. 11445509 Simpang Marbau pada tahun 2000. Penulis melanjutkan studi ke SLTP Negeri 1 Kec. Na IX-X Aek Kota Batu dan lulus pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2006, penulis menyelesaikan pendidikan di SLTA Negeri 1 Merbau. Semasa
menjalani pendidikan di SLTP
penulis aktif dalam kegiatan
ekstrakulikuler, seperti Pramuka, Paskibra, dan OSIS. Ketika di SLTA, penulis pernah menjabat sebagai ketua OSIS SLTA Negeri 1 Merbau. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Ujian Saringan Masuk IPB) pada tahun 2006. Setelah menjalani masa Tingkat Persiapan Bersama, penulis diterima di Fakultas Pertanian, Departemen Proteksi Tanaman (PTN). Selama kuliah penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan diantaranya HIMASITA (Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman) dan Entomologi Club IPB pada tahun 2007-2008. Penulis pernah menjabat sebagai Ketua Masa Perkenalan Departemen (MPD) Proteksi Tanaman IPB tahun 2008. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah IPTD (Ilmu Penyakit Tumbuhan Dasar) tahun 2010.
6
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Kisaran Inang Kutukebul Aleurodicus destructor Mackie, Aleurodicus dispersus Russell dan Aleurodicus dugesii Cockerell (Hemiptera: Aleyrodidae) di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Daerah Lain di Sekitarnya”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan pada September 2009 sampai Juli 2010, bertempat di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan beberapa wilayah di Kecamatan Dramaga, Karawang, Subang, Pandeglang, Lembang, Cianjur, Garut, Sukabumi dan Indramayu. Dana penelitian berasal dari dana pribadi. Terima kasih penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya; Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan semangat, cinta, do’a dan kasih sayangnya; Dr. Ir. Purnama Hidayat, M.Sc. selaku dosen pembimbing penelitian yang telah memberikan bimbingan, kritik, saran, dan masukan selama berlangsungnya penelitian hingga penyusunan skripsi ini; Dr. Ir. Kikin Hamzah Mutaqin, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik; seluruh staf pengajar di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut pertanian Bogor atas ilmu yang telah diberikan selama penulis menuntut ilmu di IPB; Semua rekan DPT 43 serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga skripsi penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkannya, terutama di bidang Hama dan Penyakit Tanaman. Bogor, September 2010
Penulis
7
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix PENDAHULUAN .................................................................................... Latar Belakang ................................................................................. Tujuan Penelitian ............................................................................. Manfaat Penelitian ...........................................................................
1 1 3 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ Biologi dan Taksonomi .................................................................... Aleurodicus destructor (Coconut Whitefly) ............................... Aleurodicus dispersus (Spiraralling Whitefly) ............................ Aleurodicus dugesii (Giant Whitefly) ......................................... Tipe Metamorfosis ........................................................................... Kisaran Inang ................................................................................... Arti Ekonomi ...................................................................................
4 4 4 5 7 8 9 17
BAHAN DAN METODE ......................................................................... Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... Bahan dan Alat ................................................................................. Metode Penelitian ............................................................................. Pengumpulan Sampel Kutukebul dan Tanaman Inang .................. Pembuatan Preparat Kutukebul ..................................................... Identifikasi Kutukebul dan Tanaman Inang...................................
19 19 19 19 19 22 22
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. Kondisi Umum Daerah Pengamatan .................................................. Identifikasi Kutukebul ....................................................................... A. destructor ................................................................................. A. dispersus .................................................................................. A. dugesii ..................................................................................... Kisaran Inang ....................................................................................
24 24 25 25 26 28 30
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 37 Kesimpulan ...................................................................................... 37 Saran ................................................................................................ 37 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 38 LAMPIRAN .............................................................................................. 42
8
DAFTAR TABEL
Halaman 1.
Tanaman inang A. destructor (Carver & Reid 1996 )……………….... 10
2.
Tanaman inang A. dispersus di India (Mani 2010)……………
11
3.
Tanaman inang A. dugesii (Evans G. et al. 2006)…………………….
17
4.
Jumlah tanaman inang (famili & spesies) yang ditemukan di setiap desa di Kecamatan Dramaga………………………………………….. 31
5.
Jumlah tanaman inang (famili & spesies) yang ditemukan di setiap desa di luar Kecamatan Dramaga……………………………………..
31
6.
Jumlah spesies tanaman inang pada setiap kelompok komoditas yang terserang oleh ketiga jenis kutukebul di Kecamatan Dramaga……….. 33
7
Jumlah spesies tanaman inang pada setiap kelompok komoditas yang terserang oleh ketiga jenis kutukebul di luar Kecamatan Dramaga…... 33
8
Jumlah inang A. destructor, A. dispersus, A. dugesii yang ditemukan pada setiap lahan pengamatan………………………………………… 34
9
Jumlah inang A. destructor, A. dispersus, A. dugesii berdasarkan ketinggian lokasi……………………………………………………....
35
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1.
Siklus hidup A. destructor (Flint 1995)………………........................
5
2.
Siklus hidup A. dispersus (Gill 1990)…………………………………
6
3.
Siklus hidup A. dugesii (Dreistadt et al. 2001)………………………..
10
4.
Lokasi survei inang dan pengumpulan sampel kutukebul di Kecamatan Dramaga………………………………………………….
21
Pupa A. desructor (ventral) dengan enam pasang pori yang berukuran sama pada bagian abdomen (angka1-6)………………………………
25
Imago betina A. dispersus (a), Imago jantan A. dispersus (b), Pupa A. dispersus (ventral) dengan empat pasang pori pada bagian abdomen (c) (angka 1-4)……………………………………………..
27
Imago jantan A. dugesii dengan ujung abdomen yang berbentuk capit…………………………………………………………………..
28
Enam pasang pori pada bagian abdomen A. dugesii (angka 1-6) dengan dua pasang pori yang berukuran lebih kecil pada bagian abdomen (angka 5&6)………………………………………………...
29
Lilin A. destructor pada tanaman kelapa (a), Lilin A. dispersus pada tanaman kacang hijau (b), Lilin A. dugesii pada bunga kertas(c)……..
30
5. 6.
7 8
9
10
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
1 2
Daftar tanaman inang yang terserang A. destructor, A. dispersus, dan A. dugesii di kecamatan Dramaga ……………………………………
42
Daftar tanaman inang A. destructor, A. dispersus, dan A. dugesii di luar Kecamatan Dramaga …………………………………………..
48
PENDAHULUAN Latar Belakang Kutukebul merupakan hama penting pada berbagai jenis tanaman pertanian, seperti tanaman hortikultura dan tanaman hias di daerah tropik dan subtropik.
Kutukebul
termasuk
ke
dalam
ordo
Hemiptera,
subordo
Sternorrhyncha, dan famili Aleyrodidae. Famili Aleyrodidae terbagi ke dalam dua subfamili yaitu Aleurodicinae dan Aleurodinae. Subfamili Aleurodinae terbagi ke dalam 22 genus. Sedangkan subfamili Aleurodicinae terbagi ke dalam empat genus yaitu Aleurodicus, Dialeurodicus, Metaleurodicus dan Paralayrodes (Dooley 2006). Salah satu kelompok kutukebul yang menjadi hama penting adalah genus Aleurodicus yang saat ini sudah diketahui lima spesies yaitu: A. cocolobae Quaintance & Baker, A. destructor Mackie, A. dispersus Russell, A. dugesii Cockerell dan A. rugioperculatus Martin (Hemiptera: Aleyrodidae) (Dooley 2006). Tiga spesies dari kelima spesies kutukebul tersebut, telah dilaporkan menjadi hama penting di Indonesia yaitu: A. destructor, A. dispersus dan A. dugesii. Kutukebul A. destructor (Coconut Whitefly) pertama kali dilaporkan di indonesia pada tahun 1911 yang menyerang perkebunan kelapa di Sulawesi Selatan. Peledakan populasi terjadi pada beberapa daerah di Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Pada tahun 1930 dan 1941 didatangkan parasitoid dari Bogor untuk mengatasi serangan A. destructor di daerah Sulawesi Selatan. Selain kelapa A. destructor juga dilaporkan menyerang tanaman nipah, lontar, dan sirsak (Kalshoven 1981). Mound & Halsey (1978) menyatakan kisaran inang A. destructor lebih sedikit daripada A. dispersus dan kebanyakan ditemukan pada golongan tanaman palem-paleman (Arecaceae). Inang utama dari A. destructor adalah kelapa, sedangkan inang alternatifnya adalah srikaya, kayu manis, ceremai, dan merica hitam (Mound & Halsey 1978). Kutukebul A. destructor juga memiliki nama umum seperti Coconut Whitefly, mosca blanca del cocotero, dan aleurode du cocotier (Martin 1987). Carver & Reid (1996) mengemukakan bahwa A. destructor
menyerang
tanaman
dari
famili
Agavaceae,
Anacardiaceae,
2
Apocynaceae, Arecaceae, Combretaceae, Euphorbiaceae, Liliaceae, Mimosoideae, Musaceae, Proteaceae, dan Streliatziaceae. Kutukebul A. destructor pertama kali ditemukan di daerah “Austro-Oriental Pacific” (Mackie 1912). Austro-Oriental Pacific mencakup daerah Australia, Indonesia, Fiji, dan Papua Nugini. Kutukebul A. dispersus (Spiralling Whitefly) pertama kali ditemukan pada tahun 1920 di daerah Bahia, Brazil (Bondar 1923). Serangannya pertama kali diketahui pada pertanaman kelapa di Florida pada tahun 1965 (Russell 1965). Hama ini tergolong serangga polifag dan tersebar luas di daerah subtropis dan tropis (Waterhouse & Norris 1989). Kutukebul A. dispersus pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1991 (Maramis 1991). Pada tahun 1992 pertama kali dilaporkan di benua Afrika, Nigeria (Neuenschwander 1994). Sedangkan di India pertama kali dilaporkan pada tahun 1993 pada tanaman Singkong (Palaniswami et al. 1995). Hama ini juga telah dilaporkan ada di Indonesia (Jawa dan Sumatra) (EPPO 2003). Kutukebul A. dispersus berasal dari daerah Karibia dan Amerika Tengah dan telah tersebar ke Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Afrika, Australia, dan beberapa kepulauan di daerah Pasifik (Anonymous 2006). Weems (1971) melaporkan A. dispersus menyerang 38 genus dari 27 famili tanaman dan menjadi vektor penyakit Coconut palm disease. Setelah periode tahun 1970, A. dispersus dilaporkan menyerang 44 genus, dari 26 famili tanaman (Mound & Halsey 1978). Waterhouse & Norris (1989) melaporkan 38 genus, 27 famili, dan lebih dari 100 spesies tanaman yang terserang hama ini. Lambkin (1996) melaporkan A. dispersus menyerang 14 famili dan 104 spesies tanaman di Australia. Kutukebul A. dispersus diketahui menyerang 22 tanaman dalam 14 famili di Indonesia yang meliputi tanaman hias, buah dan tanaman musiman (Botha et al. 2000). Kutukebul A dispersus diketahui juga menyerang lebih dari 500 spesies tanaman di negara yang berbeda (Srinivasa 2000). Mani (2010) menyatakan A. dispersus menyerang lebih dari 200 spesies tanaman dari 58 famili di India. Kutukebul A. dugesii (Giant Whitefly) pertama kali ditemukan pada tahun 1896 melalui koleksi spesimen di Guanajuato, Meksiko. Serangan hama ini pertama kali diketahui oleh David Kellum, seorang entomologis dari San Diego
3
pada 15 Oktober 1992 di daerah La Mesa, San Diego (Gill 1992). Namun, menurut Bellows (2010) serangan hama ini diketahui pertama kali di Texas pada tahun 1991. Kutukebul A. dugesii diketahui menyerang 43 genus dari 35 famili tanaman di California (Lasalle et al. 1997). Martin et al. (2000) melaporkan A. dugesii menyerang tanaman Angiospermae, Dikotiledon, Monokotiledon, dan Palem-paleman. Hama ini umumnya menyerang tanaman hias, nursery, landskap, dan tanaman kebun (Bellows et al. 2002). Dooley & Evans (2006) melaporkan A. dugesii menyerang tanaman dari famili Araceae, Begoniaceae, Burseraceae, Cannaceae, Cucurbitaceae, Euphorbiaceae, Geraniaceae, Juglandaceae, Labiate, Liliaceae, Malvaceae, Rutaceae, Sapotaceae, Solanaceae, Ulmaceae, dan Viscaceae. Keberadaan A. dugesii tersebar di Canary Island, Hawai, Amerika Serikat, Guetamala, Nikaragua, dan Venezuela (Arnal 2000). Kutukebul A. dugesii pertama kali dilaporkan di Indonesia pada Maret 2007 yang menyerang tanaman kembang sepatu di daerah Cimanggu, Bogor (Hidayat & Watson 2007). Sampai saat ini di Indonesia masih sangat terbatas publikasi tentang kisaran inang kutukebul genus Aleurodicus ini. Informasi mengenai kisaran inang akan bermanfaat dalam keberhasilan pengendalian kutukebul tersebut. Tujuan Penelitian Mengetahui kisaran inang dari A. destructor, A. dispersus dan A. dugesii di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan daerah lain di sekitarnya. Manfaat Penelitian Memberikan informasi dasar tentang jenis-jenis tanaman inang dari kutukebul A. destructor, A. dispersus dan A. dugesii di Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor
dan
daerah
lain
di
sekitarnya.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Taksonomi Aleurodicus destructor (Coconut Whitefly) Kutukebul A. destructor digolongkan ke dalam ordo Hemiptera, subordo Sternorrhyncha, famili Aleyrodidae, dan subfamili Aleurodicinae (Martin 1987). Perkembangan A. destructor dimulai dari telur, nimfa, pupa, dan imago (Gambar 1). Telur berbentuk bulat panjang (0,31 mm) dengan tangkai yang pendek pada salah satu ujungnya. Telur berwarna kuning dan diselimuti bubuk putih seperti tepung. Telur diletakkan di permukaan bawah daun (CAB International 2001). Nimfa instar pertama yang baru keluar dari telur aktif bergerak dan menghisap cairan tanaman pada permukaan bawah daun. Setelah mendapatkan tempat yang sesuai akan menetap dan tidak bergerak lagi. Nimfa mengsekresikan embun madu dan dijadikan media pertumbuhan embun jelaga. Embun jelaga melapisi permukaan daun, batang, dan buah serta mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis (CAB International 1999). Nimfa instar dua dan tiga tidak bergerak dan menetap pada permukaan daun. Pupa berwarna cokelat kekuning-kuningan berbentuk bulat panjang dengan ukuan 1,3-1,5 mm untuk panjang dan lebar 0,8-1,0 mm. Pupa tersembunyi di dalam lapisan lilin. Lilin diproduksi melalui pori kompon. Lapisan lilin yang terbentuk dapat mencapai panjang 12-15 mm. Terdapat 7 pasang pori pada bagian abdomen yang mengeluarkan lilin. Sepasang pori pada bagian kepala berukuran lebih kecil daripada pori yang berada di abdomen. Sepasang pori yang terakhir memiliki ukuran 90 µm. Imago berwarna putih. Serangga dewasa berkelompok pada bagian permukaan bawah daun. Apabila disentuh akan berterbangan seperti kabut atau kabul putih. Antena pada imago terdiri dari 7 segmen, dimana segmen ke-3 adalah yang terpanjang. Sayap pertama bercabang posterior yaitu sector radial (Rs). Pada dasar sayap terdapat cabang anterior radius (R1). Rangka sayap longitudinal yang utama adalah media (M) dan terkadang kubitus (Cu). Serangga imago jantan memiliki organ khusus seperti penjepit pada bagian ujung abdomennya yang berguna saat akan melakukan reproduksi.
5
Gambar 1 Siklus hidup A. destructor (Flint 1995) Aleurodicus dispersus (Spiralling Whitefly) Kutukebul A. dispersus aktif di waktu pagi hari dan perkawinan umumnya terjadi di sore hari (Waterhouse & Norris 1989). Penyebarannya diduga akibat perdagangan produk pertanian antar beberapa negara. Umumnya hidup di wilayah tropis dan sub-tropis (Russell 1965). Hama ini pada umumnya sangat sulit dikendalikan. Beberapa faktor penyebabnya adalah inangnya yang beragam dan adanya lapisan lilin yang melindungi tubuhnya. Kutukebul A. dispersus menghasilkan telur untuk perkembangan hidupnya (Gambar 2). Imago betina rata-rata memiliki fekunditas 51,80-64,06 telur per imago betina (Mallapanavar 2000). Telur berbentuk bulat panjang dan berwarna kuning dengan ukuran panjang 0,2-0,3 mm. Telur biasanya diletakkan di permukaan bawah daun. Telur menetas dalam waktu 9-11 hari di bawah kondisi rumah kaca dengan suhu mulai dari 200-390 C. Setelah telur menetas kemudian menjadi nimfa. Nimfa terdiri dari 3 instar. Instar pertama berbentuk bulat telur dan pipih dan bertungkai untuk merangkak. Instar dua dan tiga selama masa pertumbuhannya hanya melekat di daun. Stadium nimfa instar pertama 2,15-6,50,
6
instar dua 2,7-5,0, instar tiga 2,9-5,96, dan instar yang terakhir 6,5-8,1 hari (Geetha 2000). Total periode nimfa normalnya berkisar 12-14 hari dan fase pupa berkisar 3-4 hari (Palaniswami et al. 1995). Setelah tahap nimfa selesai, maka masuk ke fase pupa. Pada tahap ini, serangga ini berhenti makan dan melakukan reorganisasi jaringan internal sebelum berkembang menjadi dewasa (Waterhouse & Norris 1989). Pupa berwarna kuning dan diselimuti lilin yang berwarna putih. Pupa berbentuk lonjong dengan panjang 1 mm dan lebar 0,75 mm. Dalam fase pupa dibutuhkan waktu 10-11 hari dengan suhu mulai dari 200-390 C dalam kondisi rumah kaca (Lambkin 2004). Setelah melalui fase pupa, maka imago keluar dari kantung pupa melalui bagian yang paling lunak yaitu bagian belakang dari kantung pupa. Imago berwarna putih dengan ukuran 2-3 mm dan dilapisi oleh lilin, (Paulson & Kumashiro 1985). Imago dapat bertahan hidup dalam waktu 13-22 hari (Geetha 2000). Serangga imago umumnya berkumpul di permukaan bawah daun. Spiralling whitefly atau A. dispersus digolongkan ke dalam ordo Hemiptera,
subordo
Sternorrhyncha,
famili
Aleurodicinae (Rusell 1965).
Gambar 2 Siklus hidup A. dispersus (Gill 1990)
Aleyrodidae,
dan subfamili
7
Aleurodicus dugesii (Giant Whitefly)
Kutukebul A. dugesii digolongkan ke dalam ordo Hemiptera, subordo Sternorrhyncha, famili Aleyrodidae, dan subfamili Aleurodicinae (Martin et al. 2000). Serangga dewasa betina mengendapkan telur yang dihasilkannya kedalam lilin yang diproduksinya. Telur diletakkan secara memutar mengikuti alur lilin yang dibentuk. Biasanya lilin tersebut dibentuk dalam pola konsentris. Lilin tersebut diproduksi oleh serangga imago betina saat akan meletakkan telur di tanaman inang, sedangkan imago jantan tidak memproduksi lilin (Botha et al. 2000). Kutukebul A. dugesii merupakan kutukebul yang berukuran paling besar. Imago memiliki panjang lebih dari 4 mm. Imago A. dispersus hanya memiliki panjang 2-3 mm. Selain dari ukurannya yang besar, ciri khas yang lain berupa adanya pola mosaik atau totol hitam pada sayapnya. Lilin dapat mencapai panjang lebih dari 10 inchi dalam kondisi rumah kaca (Aylsworth 1996). Sedangkan di alam bebas lilin tersebut terkadang rusak terkena terpaan angin ataupun percikan air hujan. Kutukebul A. dugesii bereproduksi secara seksual (hanya sesekali saja parthenogenesis). Imago betina yang belum kawin (2N) akan menghasilkan keturunan jantan (1N). Sementara telur yang dibuahi akan menjadi keturunan yang 2N (Martin et al. 2000). Imago betina dapat menghasilkan 150-300 telur selama hidupnya. Serangga betina yang sudah dibuahi oleh serangga jantan menempelkan telurnya di permukaan daun dengan suatu pengait khusus yaitu pedisel. Selama fase telur, calon nimfa kutukebul mendapatkan makanan dengan cara mengambil cairan dari tanaman inang (Dreidstadt et al. 2001). Ketika telur menetas, nimfa instar pertama kutukebul akan bergerak untuk mencari tempat penyerapan makanan (feeding site) yang sesuai dan menetap di sana. Dalam siklus hidup serangga ini, hanya instar pertama yang memiliki tungkai untuk bergerak mencari tempat yang sesuai, nimfa selanjutnya tidak memiliki tungkai sehingga tidak dapat bergerak walaupun kondisi lingkungan di sekitar daerah penyerapan makanan memburuk. Sampai pada tahap ini, nampak siklus hidup kutukebul mirip dengan siklus hidup serangga Famili Coccoidea lainnya. Namun pada stadia terakhir, kutukebul menghentikan aktifitas makanannya dan membentuk semacam
8
kubah tempat perlindungan proses menuju imago. Stadia ini biasa disebut “puparium” oleh sebagian orang walaupun secara teknis sebutan puparium tidak tepat (Watson 2007). Setelah melewati fase pupa, kutukebul menjadi imago. Kulit pupa tetap tinggal pada permukaan daun untuk jangka waktu yang lama (Gambar 3).
.
Gambar 3 Siklus hidup A. dugesii (Dreidstadt et al. 2001). Tipe Metamorfosis Kutukebul A. destructor, A. dispersus, dan A.dugesii memiliki tipe metamorfosis yang sama yaitu Paurometabola (dengan metamorfosis yang bertingkat). Serangga-serangga muda dengan tipe metamorfosis ini disebut nimfa dan biasanya sangat mirip dengan yang dewasa. Mata-mata majemuk ada pada nimfa bila mereka ada pada dewasa. Bila serangga-serangga dewasa bersayap, sayap kelihatan sebagai pertumbuhan seperti kuncup pada instar-instar awal dan peningkatan dalam ukuran hanya sedikit sekali sampai pergantian kulit terakhir. Sesudah pergantian kulit terakhir, sayap-sayap mengembang ke ukuran dewasa sepenuhnya. Serangga-serangga paurometabola juga mencakup serangga-serangga lainnya dengan metamorfosis yang sederhana. Dewasa bersayap dan nimfa hidup
9
dalam habitat yang sama, selama pertumbuhan terjadi perubahan-perubahan yang utama dalam ukuran, perbandingan tubuh, perkembangan mata tunggal, dan kadangkala bentuk struktur-struktur lainnya. Pada metamorfosis ini sayap terbentuk di luar tahapan pradewasa, dan biasanya tidak ada tahapan pupa sebelum pergantian kulit terakhir. Selama metamorfosis terjadi perubahan-perubahan yang disebut histolisis dan histogenesis. Histolisis adalah suatu proses terpecahnya struktur-struktur larva yang hancur menjadi bahan yang dapat digunakan dalam perkembangan struktur dewasa. Histogenesis adalah proses perkembangan struktur-struktur dewasa dari produk-produk histolisis. Sumber-sumber utama dari bahan untuk histogenesis adalah hemolim, lemak badan dan jaringan-jaringan yang larut seperti urat-urat daging larva, struktur ectoderm. Sayap-sayap dan tungkai berkembang di bawah kutikula larva sebagai penebalan-penebalan epidermis yang disebut piringanpiringan imaginal. Jaringan-jaringan ini melakukan respon dengan cara sangat berbeda dari jaringan-jaringan larva lain terhadap lingkungan hormon serangga. Pada akhir instar larva, jaringan-jaringan ini bekerja untuk membentuk struktur dewasa. Organ-organ lain dapat dipertahankan dari larva ke dewasa atau mungkin secara sempurna dibangun kembali secara generatif. Kisaran Inang Kutukebul A. destructor, A. dispersus dan A. dugesii merupakan hama yang bersifat polifag. Ketiga spesies kutukebul tersebut diketahui menyerang berbagai kelompok komoditas tanaman seperti hortikultura, pangan, perkebunan bahkan gulma. Carver & Reid (1996) mengemukakan bahwa A. destructor menyerang 15 famili tanaman (Tabel 1). Mani (2010) menyatakan A. dispersus menyerang lebih dari 50 famili tanaman di Negara India (Tabel 2). Evans G. et al. 2006) melaporkan A. dugesii menyerang 36 spesies tanaman dari berbagai komoditas tanaman (Tabel 3).
10
Tabel 1 Tanaman inang A. destructor (Carver & Reid 1996) Famili Spesies Agavaceae Cordyline stricta Anacardiaceae Mangifera indica Annonaceae Annona squamosa Apocynaceae Plumeria rubra Arecaceae Archontophoenix alexandrae Arecaceae Cocos nucifera Combretaceae Terminalia catappa Euphorbiaceae Acalapha sp. Euphorbiaceae Macaranga tanarius Euphorbiaceae Phyllanthus acidus Lauraceae Cinnamomum Liliaceae Molineria capitulate Mimosoideae Acacia Mimosoideae A. auriculiformis Moraceae Ficus microcarpa Musaceae Musa sp Piperaceae Piper nigrum Proteaceae Banksia sp. Strelitziaceae Ravenala madagascariensis Xanthophyllaceae Xanthophyllum sp.
Referensi Carver & Reid 1996 Carver & Reid 1996 CPC 2003 Carver & Reid 1996 Carver & Reid 1996 Carver & Reid 1996 Carver & Reid 1996 Carver & Reid 1996 Carver & Reid 1996 Carver & Reid 1996 CPC 2003 Carver & Reid 1996 Carver & Reid 1996 Carver & Reid 1996 Martin 1985 Carver & Reid 1996 CPC 2003 Carver & Reid 1996 Carver & Reid 1996 Martin 1985
11
Tabel 2 Tanaman inang A. dispersus di India (Mani 2010) Famili Spesies Lokasi Penemuan Acanthaceae Barleria cristata L. Karnataka Acanthaceae Barleria sp. Karnataka Acanthaceae C. undulaefolia Karnataka Acanthaceae Crossandra sp. Tamil Nadu Acanthaceae Rhinacanthus sp. Karnataka Amaranthaceae Amaranthus viridis L Karnataka Amaryllidaceae Gladiolus sp. Karnataka Anacardiaceae A. occidentale Tamil Nadu Anacardiaceae Rhus semialata Karnataka Annonaceae Artabotrys Karnataka odoratissimus Annonaceae Annona reticulata L. Kerala Annonaceae Annona squamosa L. Karnataka Annonaceae Polyalthia longifolia Tamil Nadu Apiaceae Centella asiatica Urb Karnataka Apocynaceae Nerium indicum Mill Karnataka Apocynaceae Ochrosia sp. Lakshadweep Apocynaceae Plumeria alba L. Tamil Nadu Apocynaceae Plumeria acuminata Kerala Apocynaceae Plumeria rubra L. Karnataka Apocynaceae Thevetia peruviana Andhra Aracaceae Areca catechu L. Karnataka Aracaceae Cocos nucifera L. Kerala Araceae Colocasia sp. Karnataka Araceae Sundapsis sp. Karnataka Asclepidaceae Asclepias curassavica Karnataka Asclepidaceae Calotropis gigantean Kerala Asteraceae Ageratum conyzoides Karnataka L. Asteraceae Bidens pilosa L Karnataka Asteraceae Centratherumanth Kerala elminticum O.Kze. Asteraceae Chromolaena Karnataka adenophorum Asteraceae Conyza sp. Karnataka Asteraceae Dahlia sp. Karnataka Asteraceae Emilia sonchifolia DC. Karnataka Asteraceae Solidago canadensis L. Karnataka Asteraceae Tithonia divaricata Kerala Asteraceae Tridax procumbens L. Tamil Balsaminaceae Impatiens balsamina L. Kerala Bignoniaceae Bignonia venusta Ker. Karnataka Bignoniaceae Stenalobium stans Tamil Nadu Bignoniaceae Spathodea Karnataka companulata Bignoniaceae Tabebuia avellanedae Karnataka Bignoniaceae Tabebuia rosea D.C. Karnataka Bignoniaceae Tabebuia sp. Karnataka Bignoniaceae Tecomaria Kerala capensis(Spach.) Bignoniaceae Tecoma smithi X.Hor. Karnataka Bignoniaceae Tecoma stares Karnataka Bixaceae Bixa orellana L. Kerala Bombacaceae Bombax ceiba L. Karnataka Bombacaceae Bombax ellipticum Karnataka
Referensi Mani & Krishnamoorthy 1999a Muralikrishna 1999 Mani & Krishnamoorthy 1999a Mani & Krishnamoorthy 1999a Gajendra Babu&David 1999 Srinivasa 2000 Srinivasa 2000 David & Regu 1995 Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000 Ranjith et al. 1996 Mani & Krishnamoorthy 1999a Gajendra Babu&David 1999 Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000 Ramani 2000 Geetha 2000 Prathapan 1996 Muralikrishna 1999 Mani et al. 2001 Srinivasa 2000 Prathapan 1996 Srinivasa 2000 Srinivasa 2000 Muralikrishna 1999 Prathapan 1996 Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000 David & Regu 1995 Srinivasa 2000 Ranjith et al. 1996 Muralikrishna 1999 Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000 Srinivasa 2000 David & Regu 1995 David & Regu 1995 Ranjith et al. 1996 Srinivasa 2000 Gajendra Babu & David 1999 Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000 Mani & Krishnamoorthy 1999a Srinivasa 2000 Prathapan 1996 Srinivasa 2000 Mani & Krishnamoorthy 1999a Prathapan, 1996 Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000
12
Famili
Spesies
Bombacaceae Boraginaceae Boraginaceae
Pachira insigne Cordia myxa Roxb. Cordia oblique auct.non.Willd. Cordia sp. Garuga pinnata Roxb Canna indica L. Carica papaya L. Cleome gynandra L. Calophyllum sp. Grcinia indica Calycopteris floribunda Quisqualis indica L. Terminalia catappa L. Thottea siliquosa Argyreia cuneata Ipomoea batatas L Ipomoea cairica L. Ipomoea muricata L. Ipomoea obscura L. Ipomoea palmate Ipomoea obscura L. Rivea sp. Benincasa hispida Coccinia grandis L. Coccinia indica Cucumis anguria Cucumis sp. Cucurbita maxima Lagenaria siceraria Momordica charantia L Cycas sp. Dillenia indica L. Dillenia pentagyna Diospyros philippensis Acalypha godseffiana Acalypha hispida Acalypha indica L. Acalypha wilkesiana Acalypha sp. Aleurites trisperma Bridelia retusa Breynea patens Codiaeum variegatum Croton sparsiflorus Emblica officinalis Euphorbia fulgens Euphorbia geniculata Euphorbia pulcherrima Euphorbia sp. Excoecaria agallocha L Jatropha podagrica Jatropha sp.
Boraginaceae Burseraceae Cannaceae Caricaceae Capparaceae Clusiaceae Clusiaceae Combretaceae Combretaceae Combretaceae Combretaceae Combretaceae Convolvulaceae Convolvulaceae Convolvulaceae Convolvulaceae Convolvulaceae Convolvulaceae Convolvulaceae Cucurbitaceae Cucurbitaceae Cucurbitaceae Cucurbitaceae Cucurbitaceae Cucurbitaceae Cucurbitaceae Cucurbitaceae Cycadaceae Dilleniaceae Dilleniaceae Ebenaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae
Lokasi Penemuan Karnataka Karnataka Karnataka
Referensi
Karnataka Karnataka Kerala Kerala Lakshadweep Kerala Kerala Kerala Kerala Tamil Nadu Karnataka Karnataka Karnataka Karnataka Karnataka Kerala Karnataka Tamil Nadu Karnataka Karnataka Karnataka Kerala Karnataka Karnataka Karnataka Karnataka Karnataka
Srinivasa 2000 Muralikrishna 1999 David & Regu 1995 Prathapan 1996 Ramani 2000 Palaniswami et al. 1995 Ranjith et al. 1996 Prathapan 1996 Ranjith et al. 1996 David & Regu 1995 David & Regu 1995 David & Regu 1995 Srinivasa 2000 Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000 Prathapan 1996 Muralikrishna 1999 Gajendra Babu & David 1999 Mani & Krishnamoorthy 1999a Gajendra Babu & David 1999 Muralikrishna 1999 Muralikrishna 1999 Prathapan 1996 Srinivasa 2000 Srinivasa 2000 Muralikrishna 1999 Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000
Karnataka Karnataka Tamil Nadu Tamil Nadu Kerala Karnataka Kerala Karnataka Lakshadweep Tamil Nadu Karnataka Tamil Nadu Kerala Tamil Nadu Karnataka Kerala Karnataka Karnataka Lakshadweep Karnataka
Srinivasa 2000 Muralikrishna 1999 Gajendra Babu & David 1999 Gajendra Babu & David 1999 Ranjith et al. 1996 Mani & Krishnamoorthy1999a Muralikrishna 1999 Prathapan 1996 Muralikrishna 1999 Ramani 2000 Geetha 2000 Muralikrishna 1999 Gajendra Babu & David 1999 David & Regu 1995 Srinivasa 2000 Prathapan 1996 Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000 Ramani 2000 Mani & Krishnamoorthy 1999a
Tamil Nadu Kerala
Geetha 2000 Prathapan 1996
Srinivasa 2000 Muralikrishna 1999 Muralikrishna 1999
13
Famili
Spesies
Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Fabaceae
Jatropha multifida L. Macaranga peltata M. Mallotus philippinensis Manihot esculenta Manihot glaziovii Manihot sp. Richinus communis L. Sauropus androgynus Sauropus sp Adenanthera farnesiana Adenanthera pavonina Arachis hypogaea L. Bauhinia acuminata L. Bauhinia malabarica Bauhinia purpurea L. Bauhinia recemosa Bauhinia variegata L. Bauhinia sp. Butea monosperma Caesalpinia pulcherrima Cajanus cajan (L.) Calliandra sp. Calopogonium mucuno. Cassia fistula L. Cassia spectabilis Clitoria ternatea L. Crotalaria juncea L. Dalbergia sissoo Roxb. Desmodium sp. Erythrina umbrosa Erythrina variegata L. Gliricidia maculata L Glycine max L. Gliricidia sepium Gliricidia sp. Inga laurina Willd. Lablab niger Medic. Lablab typicus L. Leucaena leucocephala Mucuna pruriens Dc. Peltophorum ferruginea Phaseolus vulgaris L. Pithecolobium dulce Pongamia pinnata (L.) Pterocarpus marsupium Samanea saman Sesbania grandiflora Tipuana tipu Benth Geranium sp. Impatiens balsamina L Impatiens sp.
Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Fabaceae Geraniaceae Geraniaceae Geraniaceae
Lokasi Penemuan Kerala Kerala Karnataka Karnataka Kerala Karnataka Kerala Tamil Nadu Kerala Karnataka
Referensi
Tamil Nadu Kerala Karnataka Karnataka Tamil Nadu Karnataka Karnataka Tamil Nadu Karnataka Karnataka Kerala Tamil Nadu Tamil Nadu
Geetha et al. 1998 Ranjith et al. 1996 Muralikrishna, 1999 Mani & Krishnamoorthy 1999a Muralikrishna 1999 Geetha 2000 Muralikrishna 1999 Muralikrishna 1999 Sunderaraj et al. 2000 Gajendra Babu & David 1999 Srinivasa 2000 Mani & Krishnamoorthy 1999a Mani & Krishnamoorthy 1999a Mani & Krishnamoorthy 1999a
Kerala Karnataka Karnataka Karnataka Karnataka Karnataka Karnataka Karnataka Kerala Karnataka Tamil Nadu Lakshdweep Karnataka Tamil Nadu Kerala Tamil Nadu Kerala Karnataka
Geetha 2000 Srinivasa 2000 Prathapan 1996 Mani & Krishnamoorthy 1999a Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000 Muralikrishna 1999 Muralikrishna 1999 Ramani 2000 Ranjith et al. 1996 Muralikrishna 1999 Ramani 2000 Ranjith et al. 1996 Muralikrishna 1999 Geetha 2000 Ramani 2000 Srinivasa 2000 Gajendra Babu & David 1999
Karnataka Karnataka Kerala Tamil Nadu
David & Regu, 1995 Geetha, 2000 Palaniswami et al. 1995 Srinivasa 2000
Kerala Kerala Kerala Karnataka Karnataka Karnataka
Mani & Krishnamoorthy 1999 Mani & Krishnamoorthy 1999 Mani & Krishnamoorthy 1999 Srinivasa 2000 Srinivasa 2000 Srinivasa 2000
Prathapan 1996 Prathapan 1996 Mani & Krishnamoorthy 1999a Srinivasa 2000 Prathapan 1996 Srinivasa 2000 Prathapan 1996 Gajendra Babu & David 1999 Ranjith et al. 1996 Srinivasa 2000
14
Famili
Spesies
Lamiaceae Lamiaceae Lamiaceae Lamiaceae Lecythidaceae Lecythidaceae Leeaceae Loranthaceae Lythraceae Lythraceae
Ocimum basilicum Ocimum sanctum L. Pentas lanceolatus Salvia sp. Careya arborea Roxb. Couroupita guianensis Leea indica (Burm.f.) Dendrophthoe falcate\ Lagerstroemia sp. Lagerstroemia indica L Lagerstroemia purpuria Lagerstroemia tomentosa Lawsonia inermis L. Magnolia fuscata Andr. Michelia champaca L. Woodfordia floribunda Michelia nilagirica Abelmoschus esculentus Abutilon indicum Sweet Althea rosea Hohen. Dombeya spectabilis Gossypium hirsutum L. Hibiscus radiatus L. Hibiscus rosasinensis L Hibiscus tiliaceus L. Hibiscus sp. Malvaviscus arboreus Sida acuta Burm. Sida sp. Thespesia populnea Urena lobata L. Azadirachta indica Juss Dysoxylum alliaceum Cocculus hirsutus Diels Tinospora cordifolia Artocarpus communis Artocarpus heterophyllus Artocarpus hirsutus Ficus benghalensis L. Ficus carica L. Ficus elastica Roxb Ficus gibbosa Bl. Ficus glomerata Roxb. Ficus pandrata Sander Ficus recemosa L. Ficus religiosa L.
Lythraceae Lythraceae Lythraceae Lythraceae Magnoliaceae Magnoliaceae Magnoliaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Malvaceae Meliaceae Meliaceae Menispermaceae Menispermaceae Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae
Lokasi Penemuan Kerala Kerala Karnataka Kerala Kerala Tamil Nadu Karnataka Karnataka Tamil Nadu Karnataka
Referensi
Karnataka
Srinivasa 2000
Karnataka
Srinivasa 2000
Karnataka Karnataka
Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000
Karnataka Kerala Karnataka Kerala
Srinivasa 2000 David & Regu 1995 Muralikrishna 1999 Palaniswami et al. 1995
Tamil Nadu
Geetha 2000
Karnataka Karnataka Tamil Nadu Karnataka Tamil Nadu
Mani & Krishnamoorthy 1999a Srinivasa 2000 Geetha et al. 1999 Mani & Krishnamoorthy 1999a Geetha 2000
Karnataka Kerala Tamil Nadu Karnataka Lakshadweep Karnataka Lakshadweep Lakshadweep
Muralikrishna 1999 David & Regu 1995 Mani & Krishnamoorthy 1999a Muralikrishna 1999 Ramani 2000 Mani & Krishnamoorthy 1999a Ramani 2000 Ramani 2000
Karnataka Karnataka
Srinivasa, 2000 Srinivasa 2000
Karnataka Lakshadweep Kerala
Srinivasa 2000 Ramani, 2000 Ranjith et al. 1996
Karnataka Kerala Karnataka Lakshadweep Tamil Nadu Tamil Nadu Karnataka Kerala Karnataka
Muralikrishna 1999 Prathapan 1996 Mani & Krishnamoorthy 1999a Ramani 2000 Geetha 2000 Geetha 2000 Muralikrishna 1999 Prathapan 1996 Muralikrishna 1999
Palaniswami et al. 1995 Palaniswami et al. 1995 Srinivasa 2000 Prathapan 1996 Prathapan 1996 David & Regu 1995 Muralikrishna 1999 Srinivasa 2000 Gajendra Babu & David 1999 Srinivasa 2000
15
Famili
Spesies
Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae Moringaceae Moringaceae Musaceae
Ficus repens Roxb. Ficus sp. Morus alba L. Streblus asper Lour Moringa oleifera Lam. Morniga sp Heliconia rostrata Ruis Heliconia sp. Musa paradisiaca L. Callistemon cuandra Eucalyptus sp. Eugenia benthaminana Psidium guajava L. Syzygium aqueum L. Syzygium cumini (L.) Syzygium jambos (L) Syzgium sp. Bougainvillaea sp. Jasminum grandiflorum Jasminum sp. Piper betel L. Piper nigrum L. Plumbago zeylanica L. Antigonon leptopus H Punica granatum L. Zizyphus mauritiana La Zizyphus oenoplia Mill. Rosa indica Lindl. Rosa sp. Coffea arabica L. Morinda sp. Citrus aurantifolia Citrus paradisi Macfad Citrus sinensis(L.) Osbeck. Citrus sp. Murraya exoticia L. Murraya koenigii (L) Salix babylonica L. Santalum album L. Cardiospermum halicacabum Felicium decipines L. Nephelium logana Schleichera trijuga Achras sapota L Chrysophyllum cainito Ailanthus excelsa Roxb. Ailanthus malabarica Simarouba glauca DC. Capsicum annuum L.
Musaceae Musaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Nyctaginaceae Oleaceae Oleaceae Piperaceae Piperaceae Plumbaginaceae Polygonaceae Punicaceae Rhamanaceae Rhamanaceae Rosaceae Rosaceae Rubiaceae Rubiaceae Rutaceae Rutaceae Rutaceae Rutaceae Rutaceae Rutaceae Salicaceae Santalaceae Sapindaceae Sapindaceae Sapindaceae Sapindaceae Sapotaceae Sapotaceae Simaroubaceae Simaroubaceae Simaroubaceae Solanaceae
Lokasi Penemuan Kerala Kerala Tamil Nadu Karnataka Karnataka Karnataka Kerala
Referensi
Karnataka Kerala Karnataka Karnataka Karnataka Karnataka Tamil Nadu Lakshadweep Kerala Karnataka Karnataka Karnataka
Srinivasa 2000 David & Regu 1995 Srinivasa 2000 Muralikrishna 1999 Muralikrishna 1999 Mani & Krishnamoorthy1999a Muralikrishna 1999 Gajendra Babu & David 1999 Ramani 2000 Prathapan 1996 Srinivasa 2000 Mani & Krishanmoorthy1999a
Kerala Karnataka Kerala Kerala Kerala Karnataka Kerala
Palaniswami et al. 1995 Srinivasa 2000 Ranjith et al. 1996 Prathapan 1996 Prathapan 1996 Mani & Krishnamoorthy 1999a Prathapan 1996
Kerala
Prathapan 1996
Kerala Tamil Nadu Karnataka Karnataka Tamil Nadu Tamil Nadu Tamil Nadu
Palaniswami et al. 1995 Mani & Krishnamoorthy 1999a Srinivasa 2000 Srinivasa 2000 Gajendra Babu & David 1999 Gajendra Babu & David 1999 Gajendra Babu & David 1999
Tamil Nadu Tamil Nadu Kerala Tamil Nadu Kerala Kerala
Gajendra Babu & David 1999 Gajendra Babu & David 1999 Ranjith et al. 1996 Gajendra Babu & David 1999 Prathapan 1996 Prathapan 1996
Karnataka Karnataka Karnataka Karnataka Kerala Karnataka
Mani & Krishnamoorthy 1999a Srinivasa 2000 Srinivasa 2000 Srinivasa, 2000 Palaniswami et al. 1995 Muralikrishna 1999
amil Nadu Kerala Kerala,
Gajendra Babu&David 1999 Prathapan 1996 Prathapan 1996
Prathapan 1996 Prathapan, 1996 Gajendra Babu&David 1999 Srinivasa 2000 Srinivasa 2000 Muralikrishna 1999 Ranjith et al. 1996
16
Famili
Spesies
Solanaceae Solanaceae Solanaceae Solanaceae Solanaceae
Capsicum frutescens L. Capsicum sp. Datura stramonium L. Datura sp. Lycopersicum esculaentum Physalis minima L. Solanum melongena L. Solanum nigrum L Solanum trilobatum L. Solanum torvum Sw. Solanum seaforthianum Solanum sp. Guazuma tomentosa Browsonetia papyrifolia Helicteres isora L. Grewia tiliaefoila Vahl Callicarpa sp. Clerodendrum thomsonae Holmskioldia sanguinea Lantana sp. Lantana camara L. Petrea volubilis L. Tectona grandis L. Vitex altissima L.f. Vitex negundo L. Vitis vinifera L. Hedychium coronarium
Solanaceae Solanaceae Solanaceae Solanaceae Solanaceae Solanaceae Solanaceae Sterculiaceae Sterculiaceae Sterculiaceae Tiliaceae Verbenaceae Verbenaceae Verbenaceae Verbenaceae Verbenaceae Verbenaceae Verbenaceae Verbenaceae Verbenaceae Vitaceae Zingiberaceae
Lokasi Penemuan Karnataka Lakshadweep Tamil Nadu Kerala Karnataka
Referensi
Karnataka Karnataka Kerala Karnataka Tamil Nadu Kerala
Muralikrishna 1999 Ramani 2000 Srinivasa 2000 Muralikrishna 1999 Prathapan 1996 Mani & Krishnamoorthy 1999a
Kerala Karnataka Karnataka
Geetha 2000 Srinivasa 2000 Srinivasa 2000
Karnataka Tamil Nadu Karnataka Kerala
Muralikrishna 1999 Gajendra Babu & David 1999 Srinivasa 2000 Prathapan 1996
Karnataka
Srinivasa, 2000
Tamil Nadu Karnataka Karnataka Tamil Nadu Kerala Karnataka Tamil Nadu Karnataka
Gajendra Babu & David 1999 Srinivasa 2000 Muralikrishna 1999 Geetha 2000 Prathapan 1996 Muralikrishna 1999 Geetha 2000 Srinivasa 2000
Palaniswami et al. 1995 Mani & rishnamoorthy 1999a Muralikrishna 1999 Ramani 2000 Geetha 2000
17
Tabel 3 Tanaman inang A. dugesii (Evans G. et al. 2006) Famili Spesies Anacardiaceae Mangifera indica Annonaceae Annona Sp. Apocynaceae Plumeria sp. Araceae Spathyphyllum Floribundum Araliaceae Aralia sp. Asteraceae Baccharis trinervis Begoniaceae Begonia sp. Burseraceae Bursera simaruba Cannaceae Canna sp. Ceneopodiaceae Chenopodium ambrosioides Chrysobalanaceae Chrysobalanus icaco Cucurbitae Cucurbita sp. Euphorbiaceae Acalypha wilkesiana Euphorbiaceae Chamaesyce hypericifolia Geraniaceae Geranium sp. Juglandaceae Carya pecan Labiatae Coleus scutellarioides Labiatae Salvia elegans Liliaceae Hemerrocallis sp. Lauraceae Cinnamomum sp. Lauraceae Persea americana Malvaceae Gossypium hirsutum Malvaceae Hibiscus sp. Malvaceae Hibiscus rosa-sinensis Malvaceae Hibiscus syriacus Moraceae Morus Musaceae Heliconia sp. Myrtaceae Psidium guajava Rutaceae Citrus sp. Sapotaceae Bumelia laetivierus Solanaceae Capsicum annuum Turneraceae Turnera ulmifolia Ulmaceae Trema michrantum Verbenaceae Citharexylum spinosum Verbenaceae Clerodendrum sp. Viscaceae Phoradendron leucarpum
Referensi Sampson & Drew 1941 Sampson & Drew 1941 Kumashiro 2004 Evans G. et al. 2006 Caballero 1992 Caballero 1992 Evans G. et al. 2006 Evans G. et al. 2006 Evans G. et al. 2006 Sampson 1994 Sampson 1994 Evans G. et al. 2006 Evans G. et al. 2006 Evans G. et al. 2006 Evans G. et al. 2006 Evans G. et al. 2006 Evans G. et al. 2006 Evans G. et al. 2006 Evans G. et al. 2006 Kumashiro 2004 Kumashiro 2004 Cabalerro 1992 Kumashiro 2004 Evans G. et al 2006 Evans G. et al 2006 Sampson 1994 Kumashiro 2004 Kumashiro 2004 Evans G. et al. 2006 Evans G. et al. 2006 Evans G. et al. 2006 Kumashiro. 2004 Evans G. et al. 2006 Kumashiro. 2004 Kumashiro. 2004 Evans G. et al. 2006
Arti Ekonomi Kutukebul A. destructor, A. dispersus, dan A. dugesii telah menjadi masalah serius yang dihadapi para petani. Menurut Watson (2007), kutukebul adalah hama penting. Terutama jika kutukebul menyerang tanaman bernilai tinggi seperti tanaman hias, hortikultura, dan tanaman buah. Biotipe baru yang tahan terhadap pestisida komersil sering bermunculan dan sulit untuk dikendalikan. Serangan dari serangga ini (A. destructor, A. dispersus, dan A. dugesii) dapat dibedakan berupa kerusakan langsung dan kerusakan tidak langsung. Kerusakan langsung disebabkan oleh aktifitas makan fase nimfa dan imago yang menusuk menghisap cairan daun sehingga mengakibatkan matinya jaringan daun.
18
Penghisapan cairan tanaman yang dilakukan oleh nimfa juga dapat menginduksi gangguan fisiologis tanaman (physiological disorder) seperti tidak teraturnya waktu matang tanaman tomat dan daun yang keperakan (Silver leaf) pada tanaman famili Cucurbitaceae. Kerusakan tidak langsung berupa ekskresi embun madu yang dijadikan media bagi pertumbuhan embun jelaga (Hoddle 2004). Embun jelaga sendiri menghambat proses fotosintesis karena cahaya matahari terhalang oleh lapisan jelaga di permukaan daun (Watson 2007). Kerugian yang ditimbulkan berkisar 20-100% tergantung dari tanaman dan musim serta hubungan antara serangga ini dengan faktor lain. Kutukebul A. dispersus, di negara tropis menimbulkan masalah serius pada banyak tanaman. Di Sulawesi Utara, khususnya Manado, Minahasa, dan daerah sekitarnya, pernah dilaporkan terjadi ledakan populasi salah satu spesies Aleyrodidae. Ledakan populasi spesies kutukebul tersebut cukup menimbulkan masalah bagi petani. Spesies ini memiliki kisaran inang yang luas dan biasanya menyebabkan kematian pada tanaman yang sudah terserang berat. Maramis (1991) menyatakan spesies yang menyerang tersebut adalah A. dispersus. Kutukebul A. dispersus dilaporkan menjadi vektor dari penyakit coconut palm disease dan Cassava brown streak virus (Weems 1971). Kutukebul A. destructor pernah dilaporkan outbreak pada perkebunan kelapa di Filipina dan Sulawesi Selatan pada tahun 1911 (Kalshoven 1981). Serangan A. destructor pada tanaman kelapa di Nusa Tenggara Timur mencapai luas 813 Ha dan mencapai 185.350 pohon. Serangan tersebut telah dikendalikan sejak tahun 2003 dan tahun 2004 dengan dana APBD dan APBN. Pengendalian dilakukan dengan teknik injeksi batang menggunakan insektisida sistemik Marshal 200 EC. Saat ini populasi A. destructor telah mulai menurun dan direncanakan pemerintah daerah bersama BPTP Ambon, telah memulai langkah untuk penyebaran musuh alami Chilocorus sp. yang diintroduksi dari provinsi NTT. Banyak kasus diantaranya karena adanya telur atau nimfa dari serangga ini yang terbawa dalam tanaman hidup yang diekspor ke luar negeri dari negara asalnya (Watson 2007).
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di berbagai lahan pertanian, kehutanan dan pekarangan di Kecamatan Dramaga yang meliputi sepuluh desa yaitu Desa Dramaga, Babakan, Cikarawang, Ciherang, Sukawening, Sukadamai, Petir, Purwasari, Neglasari dan Sinarsari. Daerah lain yang juga di survei yaitu kabupaten Karawang, Cianjur, Subang, Indramayu, Garut, Pandeglang, Sukabumi dan Bandung Barat. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai dari September 2009 sampai Juli 2010. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 50-100% yang berfungsi melarutkan lapisan lilin pada tubuh kutukebul, larutan KOH 10% untuk mengeluarkan cairan tubuh, asam fuchsin dan asam asetik glacial berfungsi untuk pewarnaan, carbol xylene, minyak cengkeh, Canada balsam berfungsi sebagai media dalam preparat, dan sampel kutukebul dari tanaman inang. Alat yang digunakan adalah mikroskop cahaya dan stereo, GPS (Global Positioning System) Megellan tipe 315 berfungsi untuk mengetahui posisi lintang dan bujur dari suatu lokasi, kantung plastik transparan, alat tulis, tabung reaksi, cawan syracus untuk perendaman, kaca penutup preparat dan kaca objek. Metode Penelitian Pengumpulan Sampel Kutukebul dan Tanaman Inang Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel pada bagian daun tanaman inang beserta kutukebulnya untuk diidentifikasi di laboratorium. Kutukebul yang ditemukan pada daun tanaman inang, baik dalam bentuk pupa maupun kantung pupa, diambil kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik. Sampel kutukebul tersebut di bawa ke Laboratorium Biosistematika Serangga, Departemen Proteksi Tanaman IPB. Dengan bantuan mikroskop puparium dilepaskan secara perlahanlahan dari jaringan daun menggunakan jarum. Selanjutnya puparium disimpan di
20
dalam alkohol 70% atau di dalam freezer hingga siap untuk diawetkan dalam bentuk preparat mikroskop. Survei lokasi untuk pengambilan inang beserta kutukebulnya dilakukan pada sepuluh desa yang berada di Kecamatan Dramaga yaitu Desa Dramaga, Babakan, Cikarawang, Ciherang, Sukawening, Sukadamai, Petir, Purwasari, Neglasari, Sinarsari, dan di luar daerah Kecamatan Dramaga. Survey tanaman inang dilakukan pada berbagai tanaman yang meliputi kelompok tanaman hias di pekarangan, tanaman budidaya di lahan pertanian, tanaman buah-buahan serta berbagai tanaman yang ditemukan terserang oleh ketiga jenis kutukebul tersebut. Pengamatan sampel tanaman inang beserta kutukebulnya di Kecamatan Dramaga dilakukan secara menyeluruh pada lahan pertanian, pekarangan dan kehutanan atau semak belukar pada setiap desa (Gambar 4). Masing-masing lahan dilakukan pengulangan pengambilan sampel inang beserta kutukebulnya selama satu kali untuk kemungkinan penemuan inang yang lain. Pengumpulan sampel tanaman inang beserta kutukebul dilakukan pada lahan yang sama sebanyak dua kali. Pengambilan sampel inang di luar Kecamatan Dramaga dilakukan untuk memperbanyak kemungkinan tanaman inang yang terserang. Pengamatan inang dan kutukebul dilakukan secara acak dan tidak terstruktur. Pengumpulan sampel inang beserta kutukebul hanya dilakukan pada lahan pertanian atau pekarangan saja yang dijadikan daerah pengumpulan sampel dan tidak dilakukan pengulangan. GPS digunakan untuk mengetahui ketinggian dan kordinat lokasi pengambilan sampel. Identifikasi dilakukan dengan mengamati morfologi pupa kutukebul pada preparat slide.
21
Desa Cikarawang
Desa Babakan
Desa Dramaga Desa Sinarsari Desa Neglasari Desa Ciherang
Desa Sukawening Desa Petir
Desa Purwasari
Lahan Pertanian Lahan Pekarangan Semak Belukar
Gambar 4 Lokasi survei inang dan pengumpulan sampel kutukebul di Kecamatan Dramaga
22
Pembuatan Preparat Kutukebul Spesimen kutukebul yang diperoleh dari lapang dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang di dalamnya telah terdapat larutan alkohol 80% , selanjutnya tabung reaksi tersebut dimasukkan ke dalam gelas ukur untuk dipanaskan pada suhu 80-100ºC selama 10 menit. Setelah itu, spesimen dan larutan alkohol 80% dituangkan ke dalam cawan Syracus. Kemudian spesimen di masukkan ke dalam tabung reaksi yang telah terisi KOH 10% dan dipanaskan. Spesimen dimasukkan ke dalam larutan KOH 10% untuk mengeluarkan cairan tubuh. Langkah berikutnya adalah isi dari tubuh kutukebul dikeluarkan dengan menekan terus-menerus secara perlahan bagian lingkar dorsal posterior spesimen hingga cairan tubuhnya keluar. Larutan KOH 10% dibuang dengan pipet hingga tidak ada sisa. Selanjutnya aquades dimasukkan untuk mencuci sisa larutan KOH 10%. Tahap berikutnya adalah proses pewarnaan. Pewarnan pupa menggunakan campuran asam fuchsin dengan asam asetik glacial dengan perbandingan 1:1 pada cawan syracus selama 10-20 menit. Setelah melalui tahap ini, pupa akan berwarna merah pekat. Pupa direndam dalam alkohol 80% sampai warnanya agak memudar. Hal ini bertujuan untuk mengurangi efek pewarnaan. Alkohol 80% dibuang dan diganti dengan larutan Carbol xylene kemudian direndam selama satu menit. Larutan Carbol xylene dibuang dan diganti dengan alkohol absolut dan dipindahkan ke dalam cawan syracus yang berisi minyak cengkeh selama 10 menit. Selanjutnya pupa diambil dan diletakkan di tengah kaca objek. Setelah pupa ditata lurus, diteteskan Canada balsam secara merata dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian preparat dikeringkan ke dalam elemen pengering selama 4-7 hari.
23
Identifikasi Kutukebul dan Tanaman Inang Pengamatan morfologi dan identifikasi kutukebul dilakukan di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 4x10, 10x10, dan 40x10. Buku kunci identifikasi yang digunakan untuk membantu dalam mengidentifikasi spesies kutukebul yaitu An Identification Guide to Common Whitefly Pest Species of the World (Homoptera, Aleyrodidae) (Martin 1987) dan Identification of Whiteflies (Hemiptera, Aleyrodidae) (Watson 2007). Buku yang digunakan untuk mengidentifikasi tanaman inang adalah Mountain Flora of Java (Van Steenis 2007).
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Daerah Pengamatan Daerah pengamatan memiliki ketinggian yang bervariasi, mulai dari dataran rendah, sedang dan tinggi. Daerah berdataran rendah meliputi Kecamatan Cidaun (Cianjur) 0 m dpl, Kecamatan Teluk Ambulu (Karawang) 24 m dpl, Kecamatan Tanjung Pura (Karawang) 31 m dpl, Losarang (Indramayu) 20 m dpl, Klari (Subang) 35 m dpl, Ciasem Tengah (Subang) 20 m dpl dan Sukamandi (Subang) 33 m dpl. Untuk daerah berdataran sedang meliputi Kecamatan Darmaga (Bogor) yang meliputi sepuluh desa yaitu Desa Dramaga (187-216 m dpl), Babakan (187-265 m dpl), Cikarawang (185-260 m dpl), Ciherang (217-260 m dpl), Sukawening (299-311 m dpl), Sukadamai (278-300 m dpl), Petir (245-284 m dpl), Purwasari (404-447 m dpl), Neglasari (270-255 m dpl), Sinarsari (201-227 m dpl), Kecamatan Rancabungur (Bogor) (206-215 m dpl) dan Mekar Jaya (Garut) (517-800 m dpl). Sedangkan untuk dataran tinggi meliputi Cipanas (12021229 m dpl), Gekbrong (Cianjur) 1100 m dpl. Kecamatan Dramaga memiliki keragaman tanaman yang tinggi dan tumbuh yang dapat dijadikan inang oleh ketiga jenis kutukebul tersebut. Daerah pengumpulan sampel kutukebul di Kecamatan Dramaga sebagian besar masih tergolong alami dengan berbagai macam tanaman gulma, pekarangan, pertanian dan perkebunan yang tumbuh dan ada di daerah tersebut. Sedangkan keragaman tanaman di daerah pengamatan yang berada di luar Kecamatan Dramaga cukup berbeda antar daerah. Cipanas, Lembang, Gekbrong, dan Mekar Jaya (Garut) merupakan daerah dataran tinggi dengan beragamnya tanaman yang tumbuh pada habitat dataran tinggi. Sayur-sayuran dan tanaman buah-buahan merupakan tanaman yang dominan ditemukan di daerah tersebut selain tanaman kehutanan seperti pinus dan tanaman perkebunan seperti teh yang umum ditemukan di dataran tinggi. Keragaman tanaman yang rendah ditemukan pada daerah pengumpulan sampel di Karawang, Subang dan Indramayu. Pada daerah tersebut, padi merupakan tanaman yang umum ditemukan pada hamparan sawah yang luas.
25
Identifikasi Kutukebul A. destructor Identifikasi melalui pupa atau kantung pupa dapat dilihat dari ciri morfologi pada masing-masing pupa atau kantung pupa. Ciri morfologi A. destructor seperti bentuk luar agak lonjong dan tidak berlekuk pada bagian sisi luarnya. Abdomen dengan enam pasang pori berukuran sama (Gambar 5). Sepasang pori pada bagian kepala berukuran lebih kecil dibandingkan dengan pori yang terdapat pada abdomen. Sepasang pori yang paling bawah memiliki ukuran 90 µm. Selain itu, terdapat juga pori-pori yang berukuran sangat kecil dan tersebar di abdomen. Posisi pori-pori tersebut hampir mendekati Vasiform orifice.
1
1
2 2 3
3
4
4 5
5 6
6
0,5 mm
Gambar 5 Pupa A. desructor (ventral) dengan enam pasang pori yang berukuran sama pada bagian abdomen (angka 1-6).
26
A. dispersus Imago A. dispersus berwarna putih polos dengan ukuran panjang 2,4 mm dan lebar 1,2 mm (Gambar 6a). Imago jantan berukuran panjang 1,9 mm dan lebar 1,1. Imago jantan dan betina A. dispersus memiliki organ tubuh yang dapat membedakan keduanya. Organ tersebut ada pada imago jantan berupa sebuah capit yang memanjang pada bagian ujung abdomen, sedangkan imago betina tidak memiliki organ tersebut (Gambar 6b). Capit tersebut merupakan alat kelamin jantan yang mungkin muncul dari embelan-embelan ruas-ruas abdomen kemungkinan 8, 9, dan 10. Snodgrass (1957) menyatakan alat kelamin itu berasal dari pertumbuhan luar sternum 10. Pada umumnya alat kelamin serangga terdiri dari organ-organ penjepit bagian luar dan sebuah organ untuk dimasukkan (pemasuk). Kutukebul A. dispersus memiliki ciri morfologi seperti puparia berwarna transparan dan tubuh dikelilingi oleh lilin. Subdorsum memiliki pori majemuk penghasil lilin. Nimfa dan Imago dapat ditemukan di bawah permukaan daun dan dalam kelompok. Bentuk luar agak lonjong, terdapat empat pasang pori pada bagian abdomen yang berukuran sama dengan diameter ± 25 µm (Gambar 6c). Pori abdominal terdapat pada segment III dan VI. Lingkaran dorsal dengan pola pori berseptat pada wilayah submedian dan kebanyakan dari pori tersebut berukuran agak besar dan tebal. Diskus dorsal dengan pori-pori septat yang jelas terdapat di daerah submedian, sebagian besar dengan pori-pori rimmed yang luas dan padat terdapat di daerah subdorsal.
27
0,5 mm
0,5 mm (a)
(b)
1
1
2
2 3
3 4
4
0,5 mm
(c) Gambar 6 Imago betina A. dispersus (a), Imago jantan A. dispersus (b), Pupa A. dispersus (ventral) dengan empat pasang pori pada bagian abdomen (angka1-4) (c).
28
A. dugesii Imago A. dugesii memiliki pola mosaik atau totol hitam pada sayapnya (Gambar 7a). Imago betina memiliki panjang 3,6 mm dan lebar 2,7 mm. Imago jantan memiliki panjang 3 mm dan lebar 2,5 mm. Imago jantan dan imago betina A. dugesii memiliki organ tubuh yang dapat membedakan keduanya. Organ tersebut ada pada imago jantan berupa sebuah capit yang memanjang pada bagian ujung abdomen, sedangkan imago betina tidak memiliki organ tersebut (Gambar 7b). Capit tersebut merupakan alat kelamin jantan yang mungkin muncul dari embelan ruas-ruas abdomen kemungkinan delapan, sembilan, dan sepuluh. Kutukebul A. dugesii memiliki ciri morfologi berupa puparia berwarna transparan dan banyak mengekskresikan lilin. A. dugesii banyak ditemukan di bawah permukaan daun dalam kelompok. Bentuk luar agak lonjong dan pada bagian abdomen terdapat enam pasang pori dengan dua pasang pori yang tereduksi (Gambar 8). Pori abdominal tersebut berukuran sama dengan diameter ± 28 µm dan terdapat pada segmen III dan VI. Lingkaran dorsal dengan pola pori berseptat terdapat pada wilayah submedian dan kebanyakan dari pori tersebut berukuran tebal dan agak besar. Barisan pori pada wilayah submarginal tidak terinterupsi oleh vasiform orifice. Dua pasang pori posterior tereduksi dan berbentuk seperti lonceng (bell-shaped).
1 mm Gambar 7 Imago jantan A. dugesii dengan ujung abdomen yang berbentuk capit
29
1
1
2
2
3 3 4
4 5
5 6
6
0,5 mm Gambar 8 Enam pasang pori pada bagian abdomen A. dugesii (angka 1-6) dengan dua pasang pori yang berukuran lebih kecil pada bagian posterior (angka 5&6).
Kutukebul A. destructor, A. dispersus dan A. dugesii memiliki perilaku yang sama yaitu kerap ditemukan berkelompok, memproduksi lilin dalam jumlah yang banyak dan meletakkan telur dengan mengikuti pola konsentris yang dibentuk dari lilin yang diproduksinya. Lilin tersebut diproduksi oleh nimfa dan serangga imago betina saat akan meletakkan telur pada tanaman inang (Botha et al. 2000).
30
Kutukebul spesies A. dugesii memproduksi lilin dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan A. destructor dan A. dispersus. Lilin A. dugesii memiliki bentuk yang menyerupai jenggot (Dreistadt et al. 2001). Lilin tersebut dapat membedakan A. dugesii dengan spesies kutukebul lainnya. Lilin A. destructor dan A. dispersus tidak dapat dibedakan. Hal ini disebabkan lilin yang dihasilkan memiliki bentuk yang sama berupa untaian-untaian seperti benang tipis. Lilin berfungsi sebagai lapisan pelindung dari cairan insektisida yang diaplikasikan ke kutukebul (Gambar 9).
(a)
(b)
(c) Gambar 9 Lilin A. destructor pada tanaman kelapa (a), Lilin A. dispersus pada tanaman kacang hijau (b), Lilin A. dugesii pada tanaman bunga kertas(c).
Kisaran Inang Kisaran inang A. destructor, A. dispersus dan A. dugesii ditemukan beragam di daerah dengan ketinggian yang berbeda. Secara umum kutukebul A. dispersus ditemukan hampir diseluruh daerah penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa A. dispersus sudah tersebar merata pada lokasi dengan ketinggian yang berbeda. Akan tetapi, laporan tentang ledakan populasi atau serangan berat dari hama ini sangat sedikit. Hal ini menunjukkan ada mekanisme alam seperti keberadaan musuh alami yang dapat menekan populasi hama ini. Sedangkan A.
31
destructor dan A. dugesii sebarannya masih terbatas pada daerah dengan ketinggian tertentu (Tabel 4 & 5). Tabel 4 Jumlah tanaman inang (famili dan spesies) yang ditemukan di setiap desa di Kecamatan Dramaga No.
Desa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Babakan Cikarawang Ciherang Dramaga Neglasari Petir Purwasari Sinarsari Sukadamai Sukawening
A. destructor ∑ Famili ∑ Spesies -
A. dispersus ∑ Famili ∑ Spesies 19 34 9 11 9 11 10 12 14 15 10 11 9 9 12 14 8 8 10 11
A. dugesii ∑ Famili ∑ Spesies 2 2 -
Tabel 5 Jumlah tanaman inang (famili dan spesies) yang ditemukan di luar Kecamatan Dramaga Kecamatan
Kabupaten
Lembang
Bandung Barat Bogor Garut Garut Cianjur Cianjur Garut Indramayu Karawang Karawang Karawang Subang Subang
Rancabungur Sindang Laya Banyongbong Cidaun Cipanas Mekar Jaya Losarang Kendal Jaya Tanjung Pura Teluk ambulu Klari Ciasem Sirang Tanjung siang Sukamandi Pakuwon Ciasem tengah Pandeglang
A. destructor ∑ Famili ∑ Spesies -
A. dispersus ∑ Famili ∑ Spesies -
A. dugesii ∑ Famili ∑ Spesies 1 1
1 -
1 -
7 1 1 6 8 1 4 1 1 1
7 1 1 7 8 1 4 1 1 1
1 20 7 -
1 26 7 -
Subang Subang Sukabumi Subang
-
-
1 2 1 1
1 2 1 1
1 1 -
1 1 -
Pandeglang
-
-
1
1
-
-
32
Kutukebul A. destructor hanya ditemukan menyerang satu spesies dari satu famili tanaman. Mound & Halsey (1978) menyatakan kisaran inang A. destructor lebih sedikit dibandingkan A. dispersus dan kebanyakan ditemukan pada tanaman palem-paleman (Arecaceae). Beberapa literatur melaporkan bahwa serangga ini memiliki beberapa inang selain kelapa (Tabel lampiran 3 ). Tanaman inang tersebut juga banyak terdapat di Indonesia. Akan tetapi belum dilaporkan tanaman tersebut terserang oleh A. destructor. Kutukebul A. dispersus ditemukan menyerang 111 spesies dari 53 famili tanaman. Mani (2010) menyatakan famili tanaman yang umum diserang A. dispersus adalah Euphorbiaceae dan Fabaceae. Jambu biji, cabai merah, cabai rawit, kelapa, talas, pepaya dan pisang diduga merupakan tanaman yang menjadi inang utama dari A. dispersus. Hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan, dimana semua tanaman tersebut terserang A. dispersus di daerah yang berbeda. Sedangkan tanaman yang lain hanya ditemukan terserang pada satu lokasi saja. Kutukebul A. dugesii ditemukan menyerang 40 spesies dari 27 famili tanaman. A. dugesii banyak menyerang spesies tanaman dari famili Solanaceae. Alpukat (Persea Americana) dan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) merupakan tanaman yang selalu terserang pada daerah yang berbeda dalam pengumpulan sampel. Diduga tanaman tersebut merupakan inang utama dari A. dugesii. Lasalle et al. (1997) menyatakan A. dugesii merupakan salah satu hama penting pada genus Hibiscus. Tanaman yang menjadi inang dari ketiga jenis kutukebul meliputi komoditas pangan, hortikultura, perkebunan, gulma dan kehutanan. Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang dominan terserang oleh A. dispersus dan A. dugesii ( Tabel 6 & 7 ). Watson (2007) mengemukakan bahwa kutu kebul adalah hama penting. Terutama jika kutu kebul menyerang tanaman bernilai tinggi seperti tanaman hortikultura. Sedangkan A. destructor ditemukan hanya menyerang satu spesies inang dari komoditas perkebunan. Mound & Halsey (1978) menyatakan inang utama dari A. destructor adalah tanaman kelapa.
33
Tabel 6 Jumlah spesies tanaman inang pada setiap kelompok komoditas yang terserang oleh ketiga jenis kutukebul di Kecamatan Dramaga Kelompok Komoditas No. Spesies
Pangan
Hortikutura Perkebunan
Gulma
Kehutanan
∑ Spesies
∑ Spesies
∑ Spesies
∑ Spesies
∑ Spesies
1
A. destructor
-
-
-
-
-
2
A. dispersus
4
61
3
3
2
3
A. dugesii
-
2
-
-
-
Tabel 7 Jumlah spesies tanaman inang pada setiap kelompok komoditas yang terserang oleh ketiga jenis kutukebul di luar Kecamatan Dramaga Kelompok Komoditas No
Spesies
.
Pangan
Hortikultura Perkebunan
Gulma
Kehutanan
∑ Spesies
∑ Spesies
∑ Spesies
∑ Spesies
∑ Spesies
1
A. destructor
-
-
1
-
-
2
A. dispersus
3
28
2
2
3
3
A. dugesii
2
30
2
3
-
Dari ketiga spesies kutukebul tersebut, A. dispersus merupakan kutukebul yang penyebarannya paling meluas. Hama ini sudah ditemukan hampir diseluruh wilayah pengambilan sampel baik dataran rendah dan tinggi. Sedangkan A. destructor dan A. dugesii penyebarannya lebih terbatas pada wilayah tertentu. Kutukebul A. destructor penyebarannya cenderung di dataran rendah. Sedangkan penyebaran A. dugesii cenderung di dataran tinggi. Banyaknya jumlah inang, memungkinkan populasi kutukebul ada sepanjang tahun baik pada inang utama maupun inang alternatif dan menunjukkan bahwa hama ini bersifat polifag. Pola serangan di setiap desa umumnya hampir sama. Hal ini disebabkan kondisi geografis dan komoditas tanaman yang tumbuh di setiap desa tidak terlalu berbeda. Kutukebul A. destructor, A. dispersus dan A. dugesii dominan ditemukan di lahan pekarangan dibandingkan lahan pertanian dan kehutanan (Tabel 8). Perawatan tanaman yang tumbuh di pekarangan kurang diperhatikan dalam pengendalian OPT. Kebanyakan tanaman hanya tumbuh dengan perawatan yang kurang intensif. Perawatan hanya berupa penyiraman yang dilakukan oleh pemilik
34
tanaman. Pada lahan pertanian, populasi kutukebul ditemukan dalam populasi yang rendah. Aplikasi insektisida yang cukup intensif dilakukan petani yang bertujuan untuk mengoptimalkan produksi dari tanaman yang dibudidayakan dan menekan populasi hama. Di wilayah kehutanan jarang ditemukan koloni hama ini. Hal ini disebabkan karena hama ini merupakan penerbang jarak pendek (Byrne & Bellows 1991). Tabel 8 Jumlah inang A. destructor, A. dispersus, A. dugesii yang ditemukan pada setiap lahan pengamatan Lahan Pengamatan No. Spesies
Pertanian
Pekarangan
Semak Belukar
∑ Famili
∑ Spesies
∑ Famili
∑ Spesies
∑ Famili
∑ Spesies
1
A. destructor
-
-
-
-
1
1
2
A. dispersus
10
11
40
97
3
3
3
A. dugesii
7
11
20
29
-
-
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kisaran inang dari kutukebul A. destructor, A. dispersus, dan A. dugesii. Salah satunya adalah tingginya keragaman tanaman yang tumbuh di Kecamatan Dramaga yang dapat dijadikan inang. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kisaran inang adalah kealamian daerah dan kondisi lingkungan yang sesuai bagi perkembangan kutukebul. Daerah pengumpulan sampel kutukebul di Kecamatan Dramaga sebagian besar masih tergolong alami dengan berbagai macam tanaman gulma, pertanian, dan perkebunan yang ada di daerah tersebut. Kutukebul A. destructor sangat sulit ditemukan di wilayah Bogor. A. destructor ditemukan di garis pantai di daerah Cidaun, Cianjur yang berbatasan dengan Garut, bahkan populasi yang ditemukan dalam jumlah sangat rendah. Penyebarannya diduga belum begitu meluas di daerah Bogor. A. destructor cenderung lebih mudah ditemukan di dataran rendah. Hal ini dikarenakan serangga ini merupakan salah satu hama utama pada tanaman kelapa. Tanaman kelapa tumbuh baik pada daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 700 m dpl dan umumnya ditemukan di garis pantai (Tabel 9).
35
Kutukebul A. dispersus cenderung ditemukan di dataran rendah sampai sedang seperti Rancabungur, Desa Dramaga, Babakan, Cikarawang, Ciherang, Sukawening, Sukadamai, Petir, Purwasari, Neglasari, Sinarsari, Teluk Ambulu (Karawang), Tanjung Pura (Karawang) dan Losarang (Indramayu). A. dispersus relatif lebih sulit ditemukan di dataran tinggi. Kutukebul spesies ini tidak tahan dengan udara dingin yang umumnya terjadi di dataran tinggi (Mani 2010). Kutukebul A. dugesii cenderung ditemukan di dataran tinggi seperti Cipanas. A. dugesii beradaptasi dengan udara dingin melalui lilin yang diproduksinya. Lapisan lilin dari A. dugesii lebih tebal dan panjang sehingga mampu melindungi A. dugesii dari udara dingin. Serangga ini telah menjadi hama utama pada tanaman alpukat di daerah Cipanas, hampir seluruh tanaman alpukat terserang dengan tingkat serangan yang berat. Tingginya kemampuan dalam bereproduksi dan jumlah individu yang sangat banyak menyebabkan kematian tanaman inang sehingga berpotensi menjadi hama di masa depan. Barchia (2009) menyatakan dataran rendah berada pada ketinggian 0-500 m dpl, dataran sedang 500-1000 m dpl dan dataran tinggi > 1000 m dpl. Tabel 9 Jumlah inang A. destructor, A. dispersus, A. dugesii berdasarkan ketinggian lokasi Ketinggian Lokasi No.
Spesies
0-500 m dpl
500-1000 m dpl
> 1000 m dpl
∑ Famili
∑ Spesies
∑ Famili
∑ Spesies
∑ Famili
∑ Spesies
1
A.
destructor
1
1
-
-
-
-
2
A.
dispersus
47
104
1
1
5
6
3
A.
dugesii
4
4
7
8
16
28
Pada umumnya kutukebul A. destructor, A. dispersus, dan A. dugesii tidak menyerang atau jarang menyerang tanaman Gymnospermae dan sebagian kecil menyerang tanaman rumput-rumputan. Sebagian besar tanaman Gymnospermae memiliki permukaan daun yang sempit. Tanaman Gymnospermae memiliki bentuk daun jarum seperti pinus dan agathis. Permukaan daun yang sempit mempersulit dalam peletakan telur yang memiliki pola spiral atau melingkar dan penghisapan cairan daun. Sebagian besar inang yang ditemukan memiliki permukaan daun yang luas. Hal ini memudahkan dalam meletakkan telur dengan pola memutar atau spiral dan dalam penghisapan cairan daun. Hal yang sama
36
berlaku pada tanaman rumput-rumputan. Rumput-rumputan juga memiliki permukaan daun yang sempit seperti gymnospermae. Kutukebul A. destructor, A. dispersus dan A. dugesii memiliki orientasi tersendiri dalam memilih inang dan tertarik pada warna tertentu dari warna daun tanaman. Terutama tanaman yang memiliki warna daun kuning atau kuning-hijau (Resh & Carde 2003). Seluruh inang yang dilaporkan terserang memiliki warna daun kuning atau kuning-hijau. Hasil penelitian ini yang berupa informasi dasar keanekaragaman inang berguna bagi rencana dan strategi pengendalian hama kutukebul.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Pada penelitian ini A. destructor hanya ditemukan menyerang satu spesies tanaman dalam satu famili tanaman yaitu kelapa (Arecaceae), sedangkan A. dispersus ditemukan menyerang 111 spesies tanaman dalam 53 famili tanaman dan kebanyakan menyerang kelompok komoditas hortikultura. A. dugesii ditemukan menyerang 47 spesies tanaman dalam 27 famili tanaman dan kebanyakan menyerang kelompok komoditas hortikultura. Kutukebul A. destructor dan A. dispersus cenderung ditemukan di dataran rendah (0-500 m dpl), sedangkan A. dugesii cenderung ditemukan di dataran sedang-tinggi (500-1300 m dpl). Penyebaran A. destructor masih sangat terbatas sehingga hama ini sulit ditemukan. Saran
Perlu dilakukan penelitian dengan cakupan wilayah yang lebih luas dengan kondisi lingkungan yang berbeda untuk menemukan lebih banyak inang yang terserang oleh serangga ini. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2006. Distribution of plant pests: Map no.476. CABI Head office Wallimgford, UK. Arnal. 2000. Aleurodicus dugesii Cockerell. http://keys.lucidcentral.org/keys /v3/whitefly/Aleurodicus/Media/Html/Aleurodicus%20dugesii%20Cocker ell.htm. [29 Oktober 2010]. Aylsworth JD. 1996. Whiteflies: Up close and Personal. Agriculture Consultant 52 (1): 12-13. Barchia FS. 2009. Kesesuaian lahan tanaman kentang merah pada dataran sedang dan tinggi di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu [Tesis]. Bengkulu: Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Universitas Bengkulu. Bellows T, Kabashima J, Robb K. 2002. Giant whitefly: Integrated pestmanagement for home gardeners and landscape professionals. Oakland: University California Agriculture & Natural Resources. Bellows T. 2010. Giant Whitefly: Aleurodicus dugesii. http://cisr.ucr.edu/ giant_whitefly.html. [29 Oktober 2010]. Bondar G. 1923. Aleyrodideos do Brasil. Bahia. Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Ed ke-6 drh. Partosoedjono S, MSc, penerjemah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: An Introduction to The Study Of Insect (Sixth edition). Botha J, Hardie D, Power G. 2000. Spiraling Whitefly Aleurodicus dispersus, Exotic Threat to Western Australia. Fact Sheet no. 18/2000. Byrne DN, Bellows TS. 1991. Whitefly Biology. Annu. Rev. Entomol 36: 431457. CAB International. 1999. Crop Protection Compendium-Global Module. Wallingford, UK: CAB International. CAB International. 2001. Crop Protection Compendium-Global Module. Wallingford, UK: CAB International. Carver, Reid. 1996. Aleurodicus destructor Mackie. http://keys/ucidental.org/keys /v3/whitefly/Aleurodicus/media/html/Aleurodicusdestructor.html. [29 Oktober 2010]. Denny B. 2008. Keanekaragaman Kutukebul di Wilayah Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dooley J. 2006. Identification Aleyrodid pupa. Aleyrodid pupa workshop in South San Fransisco, 2006. Dooley J, Evans G. 2006. Whiteflies Known to Occur on Bananas. USDA/APHIS/PPQ.
39
Dreistadt SH, Clark JK, Flint ML. 2001. Integrated Pest Management for Floriculture and Nurseries. Oakland: University California Agriculture National Resources Publication: 3402. EPPO. 2003. EPPO PQR database. Paris, France: EPPO. Geetha B. 2000. Biology and management of spiralling whitefly Aleurodicus dispersus (Russell) (Homoptera: Aleurodidae). [Tesis]. India. Tamil Nadu Agriculture University Coimbatore. GillNRJ. 1990. Whiteflies: Their Bionomics, Pest Status and Control. UK: Intercept Ltd. Gill RJ. 1992. Giant whitefly. Didalam: California Plant Pest and Disease Report. California Department Food & Agriculture 11 (5-6):78-81. Goulet H, Huber John T. 1993. Hymenoptera of the World: An Identification guide to families. Canada: Communication Group Canada. Hendrival. 2010 . Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae): Kisaran Inang, Dinamika Populasi, Dan Kelimpahan Musuh Alami Di Area Pertanaman Cabai Merah Di Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta [Tesis]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Heu R A, Nagamine W T, Kumashiro B R, and Watanabe T M. 2004. Giant Whitefly Aleurodicus dugesii Cockerell (Homoptera: Aleyrodidae). Hawai: State of Hawaii Department of Agriculture. Hidayat P, Watson GW. 2007. Recognition of Giant Whitefly, Aleurodicus dugesii Cockerell (Hemiptera: Aleyrodidae), a Potential Pest Newly Introduced to Indonesia. PEI-entry Workshop in Cibinong, 2007. Hill S, Dennis. 1997. The Economics Importance Of Insects. London: The Institute Of Biology and Chapman & Hall. Hodges Gregory S, Evans Gregory A. 2005. An identification guide to the whiteflies (Hemiptera: Aleyrodidae) of the southeastern united states. Florida Entomologist 88 (4). Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der, penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie. Lambkin TA. 1991. A host list for Aleurodicus dispersus Russell (Hemiptera: Aleyrodidae) in Australia. Australian Journal of Entomology 38: 373-376. Lambkin TA. 1996. Pest status and control of spiraling whitefly in Queensland. Department of Primary Industries Information Series Q196075, p. 59. Lambkin TA. 2004. Emerging plant pests spiraling whitefly. Department of Primary Industries and Fisheries. DPI&F Note.
40
Lasalle J, Polaszek A, Noyes JS, Zolnerowich G. 1997. A new whitefly parasitoid (Hymenoptera: Pteromalidae: Eunotinae), with comments on its placement, and implications for classification of Chalcidoidea with particular reference to the Eriaporinae (Hymenoptera: Aphelinidae). Systematic Entomology 22:131-150. Mackerras IM. 1996. The Insects of Australia (Second edition). Australia: Melbourne University Press. Mackie. 1912. Aleurodicus destructor Mackie. http://www.aciar.gov.au./ publications/monographs/45/ch8.html. [29 Oktober 2010]. Mallappanavar MC. 2000. Bioecology and management of spiralling whitefly Aleurodicus dispersus Russell by Verticillium lecanii (Zimm.). [Tesis]. India. University Agricultural Science Dharwad. Mani M. 2010. Origin introduction distribution and management of the invasive spiralling whitefly Aleurodicus dispersus in india. Karnataka Journal Agriculture of Science 23 (1): 59-75. Maramis. 1991. Aleurodicus dispersus Russell. Di dalam: Identifikasi kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae) dari beberapa tanaman inang dan perkembangan populasinya. Jurnal Entomologi Indonesia 3 (1) : 41-49. Martin JH. 1987. An identification guide to common whitefly pest species of the world (Homoptera: Aleyrodidae). Tropical Pest Management 33(4): 298322. Martin JH, Mifsud D, Rapidsarda C. 2000. The whiteflies (Hemiptera: Aleyrodidae) of Europe and the Mediterranean Basin. Bulletin of Entomological Research 90: 407-448. Mound LA, Halsey SH. 1978. Whitefly of the world. A systematic catalogue of the Aleyrodidae (Homoptera) with host plant and natural enemy data. Chichester. UK: John Wiley and Sons. Neuenschwander P. 1994. Spiralling whitefly, Aleurodicus dispersus, a recent invader and new cassava pest. African Crop Science Journal 2 (4). Palaniswami, Pillai, Nair KS, Mohandas C. 1995. A new cassava pest in India. Cassava Newslett 19: 6-7. Paulson GS, Kumashiro BR. 1985. Hawaiian Aleyrodidae. Proc. Hawaiian. Entomol. Soc. 25: 103-124. Resh VH, Carde RT. 2003. Encyclopedia of Insect. California: Academic Press. Russell LM. 1965. A new species of Aleurodicus Douglas and two close relatives. The Florida Entomologist 48: 47-55. Snodgrass RE. 1957. A revised interpretation of the external reproductive organs of male insects. Smithson. Misc. Coll. 135 (6): 1-60. Srinivasa MV. 2000. Host plants of the spiralling whitefly, Aleurodicus dispersus (Hemiptera: Aleyrodidae), Pest Mgmt. Hort. Ecosys 6:79-105.
41
Watson GW. 2007. Identification of Whiteflies (Hemiptera: Aleyrodidae). APECRe-entry Workshop on Whiteflies and Mealybugs in Malaysia, 16th to 26th April 2007. Van Stennis CGGJ. 2006. The mountain flora of java (Second edition). Leiden: Brill. Waterhouse DF, Norris KR. 1989. Aleurodicus dispersus spiraling whitefly. pp. 12-23. Di dalam: Biological Control Pacific Prospects - Supplement 1. Canberra: Australian Center for International Agriculture Research. Weems HV. 1971. Aleurodicus dispersus Russell (Homoptera: Aleyrodidae), a Possible Vector of the Lethal Yellowing Disease of Coconut Palms. Entomology Circular No. 111. Florida Department of Agriculture and Consumer Services Division of Plant Industry. Yuliani, Hidayat P, Sartiami D. 2006. Identifikasi kutukebul (Hemiptera: Aleyrodidae) dari beberapa tanaman inang dan perkembangan populasinya. Jurnal Entomologi Indonesia 3 (1) : 41-49.
LAMPIRAN Tabel lampiran 1 Daftar tanaman inang yang terserang A. destructor, A. dispersus, dan A. dugesii di kecamatan Dramaga Desa Famili Nama Latin Nama Lokal A. destructor A. dispersus A. dugesii Letak Geografis Babakan Babakan Babakan
Arecaceae Araceae Araceae
Babakan
Araceae
Babakan Babakan Babakan
Annonaceae Annonaceae Asteraceae
Babakan Babakan Babakan Babakan Babakan Babakan Babakan
Cannaceae
Babakan
Fabaceae
Babakan Babakan
Lamiaceae Leguminoceae
Babakan
Leguminoceae
Babakan Babakan
Lauraceae Lauraceae
Babakan Babakan Babakan Babakan Babakan
Myrtaceae Myrtaceae Moraceae Moraceae Rutaceae
Caesalpiniaceae
Convolvulceae Caricaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae Euphorbiaceae
Cocos nucifera Spathiphyllum sp. Colocasia esculenta Monstera oblique Var. expilata Cananga odorata Annona muricata Mikania micrantha Canna edulis Dialium indum Ipomea batatas Carica papaya Hura crepitans Antidesma bunius Codiaeum variegatum cultivars Vigna sinensis Coleus sp. Phaseolus vulgaris Centrosema pubescens Artocarpus astilis Persea americana Psidium guajava Syzygium aqueum Ficus benjamina Ficus sp. Citrus x sinensis
Kelapa Spathiphyllum Talas
-
√ √ √
-
06033, 120 S; 1060 44, 015 E (207 m) 06033, 348 S; 1060 43, 480 E (203 m) 06033, 379 S; 1060 43, 448 E (205 m)
Keterangan Lokasi Pekarangan Semak belukar Pekarangan
Komoditas
Philo Daun Bolong Kenanga Sirsak Mikania
-
√
-
06033, 380 S; 1060 43, 374 E (212 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
√ √ √
-
06033, 380 S; 1060 43, 374 E (207 m) 06033, 586 S; 1060 44, 098 E (228 m) 06033, 041 S; 1060 42, 522 E (193 m)
Pekarangan Pekarangan Pertanian
Hortikultura Hortikultura Gulma
Ganyong Asam Keranji Ubi Jalar Pepaya Ki Semir Pohon Huli Puring
-
√ √ √ √ √ √ √
-
06033, 100 S; 1060 44, 663 E (207 m) 06033, 582 S; 1060 46, 160 E (224 m) 06033, 585 S; 1060 46, 161 E (217 m) 06033, 590 S; 1060 46, 151 E (218 m) 06033, 332 S; 1060 43, 461 E (209 m) 06033, 329 S; 1060 43, 479 E (265 m) 06033, 448 S; 1060 43, 381 E (188 m)
Semak belukar Pekarangan Pekarangan Pekarangan Pekarangan Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Kehutanan Pangan Hortikultura Hortikultura Kehutanan Hortikultura
Kacang Panjang Jawer Kotok Kacang Hijau Sentro
-
√
-
06033, 486 S; 1060 43, 513 E (205 m)
Pertanian
Hortikultura
-
√ √ √
√ -
06033, 482 S; 1060 43, 508 E (187 m) 06033, 480 S; 1060 43, 501 E (193 m) 06033, 475 S; 1060 43, 493 E (200 m)
Pekarangan Pertanian Pertanian
Hortikultura Pangan Gulma
Sukun Alpokat
-
√ √
-
06033, 473 S; 1060 43, 494 E (197 m) 06033, 474 S; 1060 43, 499 E (196 m)
Semak belukar Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Jambu Biji Jambu Air Beringin Tanaman Hias Jeruk Manis
-
√ √ √ √ √
-
06033, 476 S; 1060 43, 504 E (195 m) 06033, 508 S; 1060 43, 522 E (199 m) 06033, 511 S; 1060 43, 528 E (206 m) 06033, 514 S; 1060 43, 541 E (195 m) 06033, 537 S; 1060 43, 562 E (201 m)
Pekarangan Pekarangan Pekarangan Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura Hortikultura Hortikultura Hortikultura
Perkebunan Hortikultura Pangan
43
Desa
Famili
Babakan
Musaceae
Babakan
Malvaceae
Babakan
Rutaceae
Babakan Babakan
Solanaceae Solanaceae
Babakan
Solanaceae
Babakan
Solanaceae
Cikarawang
Araceae
Cikarawang
Arecaceae
Cikarawang Cikarawang Cikarawang
Arecaceae Caricaceae Fabaceae
Cikarawang
Gramineae
Cikarawang
Malvaceae
Cikarawang
Musaceae
Cikarawang Cikarawang
Myrtaceae Solanaceae
Cikarawang
Solanaceae
Ciherang Ciherang
Arecaceae Araceae
Ciherang Ciherang Ciherang Ciherang
Caricaceae Lamiaceae Solanaceae Myrtaceae
Nama Latin Musa paradisiaca Hibiscus rosasinensis Citrus aurantifolia Capsicum spp. Solanum melongena Capsicum annuum L Capsicum frutescens Colocasia esculenta Bismarckia nobilis Cocos nucifera Carica papaya Psophocarpus tetragonocobus Saccharum officinarum Hibiscus rosasinensis Musa paradisiaca Psidium guajava Capsicuum annuum L Capsicum frutescens Cocos nucifera Colocasia esculenta Carica papaya Tectona grandis Solanum nigrum Psidium guajava
Nama Lokal
A. destructor
A. dispersus
A. dugesii
Letak Geografis 06033, 518 S; 1060 43, 557 E (197 m)
Keterangan Lokasi Pertanian
Pisang
-
√
-
Kembang Sepatu Jeruk Limau
-
√
-
Cabai Hias Terong Ungu
Komoditas Hortikultura
√
06033, 522 S; 1060 43, 567 E (203 m)
Pekarangan
Hortikultura
√
-
06033, 544 S; 1060 43, 572 E (206 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
√ √
-
06033, 473 S; 1060 43, 494 E (197 m) 06033, 536 S; 1060 43, 547 E (203 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Cabai Merah
-
√
-
06033, 522 S; 1060 43, 538 E (200 m)
Pekarangan
Hortikultura
Cabai Rawit
-
√
-
06033, 541 S; 1060 43, 565 E (205 m)
Pekarangan
Hortikultura
Talas
-
√
-
06033, 435 S; 1060 44, 100 E (195 m)
Pekarangan
Pangan
Palem Batang
-
√
-
06033, 096 S; 1060 44, 324 E (200 m)
Pekarangan
Hortikultura
Kelapa Pepaya Kecipir
-
√ √ √
-
06033, 034 S; 1060 43, 542 E (219 m) 06033, 035 S; 1060 43, 544 E (196 m) 06033, 028 S; 1060 43, 545 E (185 m)
Pekarangan Pekarangan Pertanian
Perkebunan Hortikultura Hortikultura
Tebu
-
√
-
06033, 039 S; 1060 43, 546 E (183 m)
Pekarangan
Perkebunan
Kembang Sepatu Pisang
-
√
-
06033, 037 S; 1060 43, 592 E (192 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
√
-
06033, 032 S; 1060 43, 591 E (194 m)
Pertanian
Hortikultura
Jambu Biji Cabai Merah
-
√ √
-
06033, 029 S; 1060 43, 586 E (191 m) 06033, 026 S; 1060 43, 594 E (194 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Cabai Rawit
-
√
-
06033, 056 S; 1060 44, 079 E (195 m)
Pekarangan
Hortikultura
Kelapa Talas
-
√ √
-
06036, 011 S; 1060 44, 383 E (260 m) 06034, 542 S; 1060 44, 468 E (209 m)
Pekarangan Pekarangan
Perkebunan Pangan
Pepaya Jati Leunca Jambu Biji
-
√ √ √ √
-
06034, 491 S; 1060 44, 469 E (224 m) 06034, 470 S; 1060 44, 464 E (227 m) 06034, 444 S; 1060 44, 447 E (230 m) 06034, 314 S; 1060 44, 312 E (222 m)
Pekarangan Pekarangan Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Kehutanan Hortikultura Hortikultura
44
Desa
Famili
Ciherang
Malvaceae
Ciherang
Moraceae
Ciherang
Musaceae
Ciherang
Solanaceae
Ciherang
Solanaceae
Neglasari Neglasari Neglasari
Arecaceae Caricaceae Balsaminaceae
Neglasari
Araceae
Neglasari
Euphorbiaceae
Neglasari
Malvaceae
Neglasari Neglasari
Moraceae Maranthaceae
Neglasari Neglasari Neglasari
Vitaceae Zingiberaceae Malvaceae
Neglasari
Musaceae
Neglasari Neglasari
Myrtaceae Solanaceae
Neglasari
Solanaceae
Petir Petir
Arecaceae Malvaceae
Petir
Araceae
Nama Latin Hibiscus rosasinensis Artocarpus heterophyllus Musa paradisiaca Capsicuum annuum L Capsicum frutescens Cocos nucifera Carica papaya Impatiens balsamina Colocasia esculenta Hevea brasiliensis Hibiscus rosasinensis Morus indica Marantha esculenta Vitis vinifera Languas galanga Hibiscus rosasinensis Musa paradisiaca Psidium guajava Capsicuum annuum L Capsicum frutescens Cocos nucifera Hibiscus sabdariffa Colocasia esculenta
Nama Lokal
A. destructor
A. dispersus
A. dugesii
Letak Geografis 06034, 412 S; 1060 44, 428 E (225 m)
Keterangan Lokasi Pekarangan
Kembang Sepatu Nangka
-
√
-
-
√
Pisang
-
Cabai Merah
Komoditas Hortikultura
-
06034, 371 S; 1060 44, 407 E (217 m)
Pekarangan
Hortikultura
√
-
06034, 339 S; 1060 44, 390 E (220 m)
Pertanian
Hortikultura
-
√
-
06034, 318 S; 1060 44, 285 E (217 m)
Pekarangan
Hortikultura
Cabai Rawit
-
√
-
06034, 491 S; 1060 44, 469 E (224 m)
Pekarangan
Hortikultura
Kelapa Pepaya Pacar Air
-
√ √ √
-
06035, 394 S; 1060 43, 451 E (255 m) 06035, 370 S; 1060 43, 447 E (250 m) 06035, 151 S; 1060 43, 420 E (227 m)
Pekarangan Pekarangan Pekarangan
Perkebunan Hortikultura Hortikultura
Talas
-
√
-
06035, 382 S; 1060 43, 445 E (268 m)
Pekarangan
Pangan
Karet
-
√
-
06035, 340 S; 1060 43, 449 E (243 m)
Pertanian
Perkebunan
Kembang Sepatu Murbai Garut
-
√
-
06035, 304 S; 1060 43, 470 E (233 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
√ √
-
06035, 273 S; 1060 43, 459 E (234 m) 06035, 257 S; 1060 43, 447 E (234 m)
Pekarangan Pertanian
Hortikultura Pangan
Anggur Lengkuas Kembang Sepatu Pisang
-
√ √ √
-
06035, 240 S; 1060 43, 447 E (238 m) 06035, 219 S; 1060 43, 442 E (236 m) 06035, 187 S; 1060 43, 420 E (234 m)
Pekarangan Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura Hortikultura
-
√
-
06035, 093 S; 1060 43, 411 E (230 m)
Pertanian
Hortikultura
Jambu Biji Cabai Merah
-
√ √
-
06035, 049 S; 1060 43, 394 E (231 m) 06034, 544 S; 1060 43, 364 E (227 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Cabai Rawit
-
√
-
06034, 512 S; 1060 43, 357 E (227 m)
Pekarangan
Hortikultura
Kelapa Rosela
-
√ √
-
06035, 517 S; 1060 43, 446 E (245 m) 06035, 529 S; 1060 43, 441 E (261 m)
Pekarangan Pekarangan
Perkebunan Hortikultura
Talas
-
√
-
06035, 536 S; 1060 43. 438 E (270 m)
Pekarangan
Pangan
45
Desa
Famili
Petir
Musaceae
Petir
Rhamnaceae
Petir
Sapindaceae
Petir
Saxifragaceae
Petir
Annonaceae
Petir Purwasari Petir
Myrtaceae Arecaceae Solanaceae
Petir
Solanaceae
Purwasari Purwasari
Cannaceae Musaceae
Purwasari Purwasari
Myrtaceae Araceae
Purwasari
Sapindaceae
Purwasari
Fabaceae
Purwasari
Malvaceae
Purwasari
Solanaceae
Sinarsari
Acanthaceae
Sinarsari Sinarsari
Arecaceae Annonaceae
Sinarsari Sinarsari
Begoniaceae Araceae
Sinarsari
Caricaceae
Nama Latin Musa paradisiaca Ziziphus mauritiana Nephelium lappaceum Saxifraga stolonifera Annona cherimola Psidium guajava Cocos nucifera Capsicuum annuum L Capsicum frutescens Canna hybrids Musa paradisiaca Psidium guajava Colocasia esculenta Dimocarpus longan Bauhinia purpurea Hibiscus rosasinensis Capsicuum annuum L Asystasia chelonoides Cocos nucifera Annona squamosa Begonia sp. Colocasia esculenta Carica papaya
Nama Lokal
A. destructor
A. dispersus
A. dugesii
Letak Geografis 06035, 553 S; 1060 43, 436 E (268 m)
Keterangan Lokasi Pekarangan
Pisang
-
√
-
Bidara
-
√
Rambutan
-
Kuping Macan Srikaya
Komoditas Hortikultura
-
06035, 599 S; 1060 43, 442 E (270 m)
Pekarangan
Hortikultura
√
-
06036, 056 S; 1060 43, 422 E (276 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
√
-
06036, 078 S; 1060 43, 414 E (275 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
√
-
06036, 123 S; 1060 43, 397 E (281 m)
Pekarangan
Hortikultura
Jambu Biji Kelapa Cabai Merah
-
√ √ √
-
06036, 136 S; 1060 43, 394 E (284 m) 06037, 183 S; 1060 43, 101 E (404 m) 06036, 161 S; 1060 43, 394 E (287 m)
Pekarangan Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Perkebunan Hortikultura
Cabai Rawit
-
√
-
06035, 553 S; 1060 43, 436 E (268 m)
Pekarangan
Hortikultura
Ganyong Pisang
-
√ √
-
06037, 271 S; 1060 43, 092 E (411 m) 06037, 414 S; 1060 43, 047 E (437 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Jambu Biji Talas
-
√ √
-
06037, 467 S; 1060 43, 015 E (447 m) 06037, 213 S; 1060 43, 098 E (397 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Pangan
Lengkeng
-
√
-
06037, 321 S; 1060 43, 088 E (420 m)
Pekarangan
Hortikultura
Bauhinia
-
√
-
06037, 353 S; 1060 43, 080 E (427 m)
Pekarangan
Hortikultura
Kembang Sepatu Cabai Merah
-
√
-
06037, 383 S; 1060 43, 073 E (431 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
√
-
06037, 321 S; 1060 43, 088 E (420 m)
Pekarangan
Hortikultura
Paku Air
-
√
-
06034, 386 S; 1060 43, 537 E (225 m)
Pekarangan
Hortikultura
Kelapa Srikaya
-
√ √
-
06034, 416 S; 1060 43, 550 E (222 m) 06034, 461 S; 1060 43, 552 E (223 m)
Pekarangan Pekarangan
Perkebunan Hortikultura
Begonia Talas
-
√ √
-
06034, 449 S; 1060 43, 457 E (210 m) 06034, 406 S; 1060 43, 524 E (223 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Pangan
Pepaya
-
√
-
06034, 474 S; 1060 43, 449 E (212 m)
Pekarangan
Hortikultura
46
Desa
Famili
Sinarsari Sinarsari
Fabaceae Malvaceae
Sinarsari
Musaceae
Sinarsari Sinarsari Sinarsari Sinarsari
Myrtaceae Rutaceae Rutaceae Solanaceae
Sinarsari
Solanaceae
Dramaga Dramaga Dramaga Dramaga
Anacardiaceae Arecaceae Begoniaceae Malvaceae
Dramaga Dramaga Dramaga
Caricaceae Loranthaceae Musaceae
Dramaga Dramaga Dramaga
Myrtaceae Passifloraceae Solanaceae
Dramaga
Solanaceae
Dramaga
Solanaceae
Sukadamai Sukadamai
Arecaceae Araceae
Sukadamai
Cucurbitaceae
Sukadamai Sukadamai
Bombaceae Euphorbiaceae
Sukadamai
Malvaceae
Nama Latin Glycine max Hibiscus rosasinensis Musa paradisiaca Psidium guajava Citrus maxima Cirus reticulate Capsicuum annuum L Capsicum frutescens Mangifera indica Cocos nucifera Begonia rex Hibiscus rosasinensis Carica papaya Loranthus sp. Musa paradisiaca Psidium guajava Passiflora edulis Solanum melongena Capsicuum annuum L Capsicum frutescens Cocos nucifera Colocasia esculenta Cucurbita moshata Durio zibethinus Acalypha wilkesiana Hibiscus rosasinensis
Nama Lokal
A. destructor
A. dispersus
A. dugesii
Letak Geografis 06034, 461 S; 1060 43, 451 E (201 m) 06034, 501 S; 1060 43, 396 E (227 m)
Keterangan Lokasi Pertanian Pekarangan
Kedelai Kembang Sepatu Pisang
-
√ √
-
-
√
Jambu Biji Jeruk Bali Jeruk Keprok Cabai Merah
-
Cabai Rawit
Komoditas Pangan Hortikultura
-
06034, 519 S; 1060 43, 392 E (226 m)
Pertanian
Hortikultura
√ √ √ √
-
06034, 502 S; 1060 43, 401 E (224 m) 06034, 499 S; 1060 43, 381 E (218 m) 06034, 474 S; 1060 43, 449 E (212 m) 06034, 461 S; 1060 43, 552 E (223 m)
Pekarangan Pekarangan Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura Hortikultura Hortikultura
-
√
-
06034, 416 S; 1060 43, 550 E (222 m)
Pekarangan
Hortikultura
Mangga Kelapa Begonia Kembang Sepatu Pepaya Benalu Pisang
-
√ √ √ √
-
06034, 039 S; 1060 44, 103 E (204 m) 06034, 044 S; 1060 44, 102 E (201 m) 06034, 051 S; 1060 44, 091 E (209 m) 06034, 091 S; 1060 44, 198 E (215 m)
Pekarangan Pekarangan Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Perkebunan Hortikultura Hortikultura
-
√ √ √
-
06034, 045 S; 1060 44, 092 E (206 m) 06034, 088 S; 1060 44, 192 E (209 m) 06034, 345 S; 1060 44, 121 E (207 m)
Pekarangan Pekarangan Pertanian
Hortikultura Gulma Hortikultura
Jambu Biji Markisa Terong Ungu
-
√ √ √
-
06034, 360 S; 1060 44, 066 E (203 m) 06034, 384 S; 1060 43, 584 E (216 m) 06033, 049 S; 1060 44, 079 E (193 m)
Pekarangan Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura Hortikultura
Cabai Merah
-
√
-
06033, 058 S; 1060 44, 084 E (187 m)
Pekarangan
Hortikultura
Cabai Rawit
-
√
-
06034, 088 S; 1060 44, 192 E (209 m)
Pekarangan
Hortikultura
Kelapa Talas
-
√ √
-
06036, 243 S; 1060 44, 152 E (300 m) 06036, 249 S; 1060 44, 183 E (292 m)
Pekarangan Pekarangan
Perkebunan Pangan
Labu Kuning
-
√
-
06036, 257 S; 1060 44, 208 E (293 m)
Pekarangan
Hortikultura
Durian Ekor Tupai
-
√ √
-
06036, 249 S; 1060 44, 229 E (296 m) 06036, 237 S; 1060 44, 260 E (284 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Kembang Sepatu
-
√
-
06036, 238 S; 1060 44, 295 E (278 m)
Pekarangan
Hortikultura
47
Desa
Famili
Sukadamai Sukadamai
Myrtaceae Musaceae
Sukawening
Arecaceae
Sukawening Sukawening
Arecaceae Araceae
Sukawening
Alismataceae
Sukawening
Araceae
Sukawening Sukawening
Caricaceae Euphorbiaceae
Sukawening
Malvaceae
Sukawening Sukawening
Myrtaceae Musaceae
Nama Latin Psidium guajava Musa paradisiaca Hyphorbe lagenicauli Cocos nucifera Colocasia esculenta Echinodorus palaeofolius Colocasia esculenta Carica papaya Euphorbia pulcherima Hibiscus rosasinensis Psidium guajava Musa paradisiaca
Nama Lokal
A. destructor
A. dispersus
A. dugesii
Letak Geografis 06036, 246 S; 1060 44, 166 E (296 m) 06036, 242 S; 1060 44, 236 E (295 m)
Keterangan Lokasi Pekarangan Pertanian
Jambu Biji Pisang
-
√ √
-
Palem Botol
-
√
Kelapa Talas
-
Melati Air
Komoditas Hortikultura Hortikultura
-
06036, 470 S; 1060 43, 563 E (313 m)
Pekarangan
Hortikultura
√ √
-
06036, 463 S; 1060 43, 529 E (310 m) 06036, 471 S; 1060 43, 593 E (324 m)
Pekarangan Pekarangan
Perkebunan Pangan
-
√
-
06036, 443 S; 1060 44, 024 E (307 m)
Pekarangan
Hortikultura
Talas
-
√
-
06036, 429 S; 1060 44, 025 E (309 m)
Pekarangan
Pangan
Pepaya Kastuba
-
√ √
-
06036, 412 S; 1060 44, 024 E (311 m) 06036, 376 S; 1060 44, 028 E (310 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Kembang Sepatu Jambu Biji Pisang
-
√
-
06036, 340 S; 1060 44, 042 E (303 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
√ √
-
06036, 309 S; 1060 44, 047 E (299 m) 06036, 275 S; 1060 44, 078 E (307 m)
Pekarangan Pertanian
Hortikultura Hortikultura
48
Tabel lampiran 2 Daftar tanaman inang A. destructor, A. dispersus, dan A. dugesii di luar Kecamatan Dramaga Kabupaten
Lokasi
Famili
Nama Latin
Nama Lokal
A. destructor
A. dispersus
A. dugesii
Bandung Barat Bogor
Lembang
Solanaceae
Terong Kori
-
-
√
Apocynaceae
Bunga Kamboja Bengkuang
-
√
-
-
√
Rosaceae
Bunga Mawar
-
Rubiaceae
Morinda citrifolia
Mengkudu
Solanaceae
Cianjur Cianjur Cianjur
Ranca bungur Ranca bungur Ranca bungur Ranca bungur Ranca bungur Ranca bungur Ranca bungur Cipanas Cipanas Cipanas
Solanum aculeatissimum Plumeria acuminate Pachyrhizus erosus Rosa sp.
Cianjur
Cipanas
Malvaceae
Cianjur
Cipanas
Solanaceae
Cianjur Cianjur
Cidaun Cipanas
Arecaceae Arecaceae
Cianjur
Cipanas
Asteraceae
Cianjur
Cipanas
Amaranthaceae
Cianjur
Cipanas
Araceae
Cianjur
Cipanas
Araceae
Cianjur Cianjur Cianjur
Cipanas Cianjur Cipanas
Buddlejaceae Cannaceae Compositae
Cianjur
Cipanas
Fabaceae
Lycopersicum esculentum Ravenala madagascariensis Phaleria macrocarpa Dahlia Kelvin Secium edule Hibiscus sabdariffa Abelmochus esculentus Capsicum anuum L. Cocos nucifera Hyphorbe lagenicaulis Ageratum conyzoides Amaranthus spinosus Syngonium podophyllum Colocasia esculenta Buddleja davidii Canna generalis Helianthus annuus Clitoria ternatea
Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor Bogor
Fabaceae
Strelitziaceae Thymelneaceae Asteraceae Cucurbitaceae Malvaceae
Letak Geografis
Keterangan Lokasi Pekarangan
Komoditas
06032, 175 S; 1060 44, 251 E (200 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
06032, 170 S; 1060 44, 253 E (206 m)
Pekarangan
Pangan
√
-
06032, 178 S; 1060 44, 253 E (209 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
√
-
06032, 169 S; 1060 44, 258 E (211 m)
Pekarangan
Hortikultura
Tomat
-
√
-
06032, 173 S; 1060 44, 249 E (212 m)
Pertanian
Hortikultura
Pisang Kipas
-
√
-
06032, 171 S; 1060 44, 255 E (210 m)
Pekarangan
Hortikultura
Mahkota Dewa Bunga Dahlia Labu Siam Rosela
-
√
-
06032, 177 S; 1060 44, 246 E (215 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
-
√ √ √
06045, 152 S; 1070 02, 279 E (1224 m) 06045, 151 S; 1070 02, 290 E (1213 m) 06045, 161 S; 1070 02, 281 E (1216 m)
Pekarangan Pertanian Pertanian
Hortikultura Hortikultura Hortikultura
Okra
-
-
√
06045, 149 S; 1070 02, 283 E (1208 m)
Pertanian
Hortikultura
Cabai Merah
-
-
√
06045, 142 S; 1070 02, 280 E (1203 m)
Pertanian
Hortikultura
Kelapa Palem Botol
√ -
√ -
√
06049, 052 S; 1080 20, 130 E (2 m) 06045, 150 S; 1070 02, 285 E (1217 m)
Pertanian Pekarangan
Perkebunan Hortikultura
Babadotan
-
√
06045, 157 S; 1070 02, 289 E (1219 m)
Pekarangan
Gulma
Bayam Liar
-
-
√
06045, 161 S; 1070 02, 283 E (1220 m)
Pekarangan
Gulma
Sirih Gading
-
-
√
06045, 151 S; 1070 02, 286 E (1215 m)
Pekarangan
Hortikultura
Talas
-
-
√
06045, 146 S; 1070 02, 285 E (1210 m)
Pekarangan
Pangan
Kurika Ganyong Bunga Matahari Telang
-
√ √
√ -
06045, 144 S; 1070 02, 280 E (1209 m) 06045, 152 S; 1070 02, 279 E (1224 m) 06045, 150 S; 1070 02, 282 E (1215 m)
Pekarangan Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura Hortikultura
-
-
√
06045, 142 S; 1070 02, 280 E (1203 m)
Pekarangan
Hortikultura
-
Hortikultura
49
Kabupaten
Lokasi
Famili
Nama Latin
Nama Lokal
Cianjur
Cipanas
Dracaenaceae
Cianjur Cianjur
Cipanas Cipanas
Euphorbiaceae Euphorbiaceae
Cianjur
Cipanas
Graminae
Cianjur
Cipanas
Iridaceae
Cianjur Cianjur
Cipanas Cipanas
Leguminoceae Leguminoceae
Cianjur Cianjur Cianjur Cianjur Cianjur
Cipanas Cipanas Cipanas Cipanas Cipanas
Lauraceae Myrtaceae Myrtaceae Solanaceae Maranthaceae
Cianjur
Cipanas
Nyctaginaceae
Cianjur Cianjur
Cipanas Cipanas
Rutaceae Poaceae
Cianjur Garut
Cipanas
Verbenaceae Cannaceae
Dracaena fragrans Ricinus communis Euphorbia pulcherima Saccharum officinarum Neomarica longifolia Erythrina fusca Phaseolus vulgaris Persea americana Psidium guajava Eugenia uniflora Solanum nigrum Marantha esculenta Bougainvillea spectabilis Citrus medica Cymbopogon nardus Premna speciosa Canna edulis
Garut Garut Garut Garut Garut Garut Garut Garut
Mekar Jaya Mekar Jaya Mekar Jaya Mekar Jaya Mekar Jaya Mekar Jaya Mekar Jaya Sindang Laya Banyong bong
Komoditas
06045, 151 S; 1070 02, 290 E (1213 m)
Keterangan Lokasi Pekarangan
√ √
06045, 148 S; 1070 02, 287 E (1209 m) 06045, 160 S; 1070 02, 288 E (1211 m)
Pekarangan Pekarangan
Gulma Hortikultura
-
√
06045, 151 S; 1070 02, 278 E (1222 m)
Pekarangan
Perkebunan
-
-
√
06045, 154 S; 1070 02, 272 E (1225 m)
Pekarangan
Hortikultura
Cangkring Buncis
-
√ √
√
06045, 149 S; 1070 02, 283 E (1208 m) 06045, 155 S; 1070 02, 281 E (1213 m)
Pekarangan Pertanian
Hortikultura Hortikultura
Alpukat Jambu Biji Dewan daru Leunca Garut
-
√ -
√ √ √ √ √
06045, 138 S; 1070 02, 287 E (1220 m) 06045, 161 S; 1070 02, 281 E (1216 m) 06045, 151 S; 1070 02, 274 E (1214 m) 06045, 149 S; 1070 02, 276 E (1210 m) 06045, 162 S; 1070 02, 277 E (1202 m)
Pertanian Pekarangan Pekarangan Pertanian Pekarangan
Hortikultura Hortikultura Hortikultura Hortikultura Pangan
Bunga Kertas
-
-
√
06045, 156 S; 1070 02, 260 E (1218 m)
Pekarangan
Hortikultura
Jeruk Pepaya Serai
-
-
√ √
06045, 167 S; 1070 02, 270 E (1225 m) 06045, 170 S; 1070 02, 271 E (1211 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Cingcau Ganyong
-
-
√ √
06045, 151 S; 1070 02, 285 E (1229 m) 07014, 175 S; 1070 51, 028 E (650 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Kacang Panjang Hanjuang
-
-
√
07011, 051 S; 1070 56, 005 E (721 m)
Pertanian
Hortikultura
-
-
√
07011, 030 S; 1070 55, 026 E (705 m)
Pekarangan
Hortikultura
Pisang
-
-
√
07011, 057 S; 1070 56, 050 E (733 m)
Pertanian
Hortikultura
Rutaceae
Vigna unguiculata sesquipedalis Cordyline australis Musa paradisiacal Citrus nobilis
Jeruk Garut
-
-
√
07026, 095 S; 1070 15, 012 E (517 m)
Pekarangan
Hortikultura
Solanaceae
Physalis angulata
Ciplukan
-
-
√
07029, 078 S; 1070 22, 075 E (800 m)
Pekarangan
Gulma
Solanaceae
Solanum melongena Psophocarpus tetragonocobus Cordyline fruticosa
Terong Ungu
-
-
√
07029, 058 S; 1070 19, 040 E (800 m)
Pekarangan
Hortikultura
Kecipir
-
-
√
07011, 057 S; 1070 56, 050 E (733 m)
Pertanian
Hortikultura
Hanjuang
-
√
-
07014, 175 S; 1070 51, 028 E (650 m)
Pertanian
Hortikultura
Fabaceae Laxmanniaceae Musaceae
Fabaceae Laxmanniaceae
A. destructor
A. dispersus
A. dugesii
Hanjuang
-
-
√
Keliki Kastuba
-
-
Tebu
-
Bunga Iris
Letak Geografis
Hortikultura
50
Kabupaten
Lokasi
Famili
Nama Latin
Nama Lokal
A. destructor
A. dispersus
A. dugesii
Indramayu Indramayu
Losarang Losarang
Agavaceae Arecaceae
Yucca Palem Merah
-
√ √
-
Indramayu
Losarang
Annonaceae
Glodokan
-
√
Indramayu Indramayu
Losarang Losarang
Euphorbiaceae Iridaceae
Euphorbia Bunga Iris
-
Indramayu Indramayu
Losarang Losarang
Moraceae Nyctaginaceae
Bonsai Bunga Kertas
Indramayu Karawang
Losarang Kendal Jaya Tanjung Pura Tanjung Pura Tanjung Pura Tanjung Pura Teluk Ambulu
Verbenaceae Myrtaceae
Ranunculaceae
Yucca gloriosa Cyrtoctachys lakka Polyalthia longifolia Euphorbia milii Neomarica longifolia Ficus sp. Bougainvillea spectabilis Duranta erecta L. Syzygium malasccense Alocasia macroryza Pterocarpus indicus Pisum sativum L. ssp. Anthocephalus cadamba Acacia nilotica
Pandeglang
Pandeglan g
Arecaceae
Subang Sukabumi Subang
Klari Pakuwon Ciasem Sirang Ciasem Tengah T. Siang
Myrtaceae Arecaceae Myrtaceae
Karawang Karawang Karawang Karawang Karawang
Subang Subang Subang Subang Subang
Sukamandi
T. Siang Sukamandi
Araceae Dipterocarpaceae
Fabaceae Rubiaceae
Compositae Araceae Poaceae Araceae Sapotaceae
Letak Geografis
Komoditas
06029, 055 S; 1080 13, 003 E (21 m) 06023, 248 S; 1080 08, 489 E (20 m)
Keterangan Lokasi Pekarangan Pekarangan
-
06026, 036 S; 1080 14, 042 E (21 m)
Pekarangan
Hortikultura
√ √
-
06026, 099 S; 1080 11, 093 E (21 m) 06028, 000 S; 1080 28, 020 E (41 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
-
√ √
-
06028, 077 S; 1080 04, 085 E (27 m) 06029, 042 S; 1080 01, 024 E (16 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Teh-tehan Jambu Bol
-
√ √
-
06030, 062 S; 1080 02, 018 E (16 m) 06004, 213 S; 1070 23, 196 E (29 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Talas Besar
-
√
-
06018, 135 S; 1070 17, 351 E (31 m)
Pekarangan
Hortikultura
Angsana
-
√
-
06018, 135 S; 1070 17, 351 E (31 m)
Pekarangan
Kehutanan
Kacang Kapri
-
√
-
06018, 135 S; 1070 17, 351 E (31 m)
Pekarangan
Hortikultura
Jabon
-
√
-
06018, 135 S; 1070 17, 351 E (31 m)
Pekarangan
Kehutanan
Akasia
-
√
-
06004, 553 S; 1070 11, 482 E (24 m)
Pekarangan
Kehutanan
Elaeis guineensis
Kelapa Sawit
-
√
-
Perkebunan
Perkebunan
Psidium guajava Cocos nucifera Psidium guajava (red leaf) Bidens biternata
Jambu Biji Kelapa Jambu Biji Daun Merah Ketul
-
√ √ √
√ -
06025, 000 S; 1070 23, 000 E (35 m) 06050, 420 S; 1060 45, 077 E (494 m) 06020, 000 S; 1070 40, 027 E (20 m)
Pekarangan Pertanian Pekarangan
Hortikultura Perkebunan Hortikultura
-
√
-
06019, 068 S; 1070 40, 084 E (36 m)
Pekarangan
Gulma
Aglaonema sp. Cymbopogon nardus Spathyphylum sp. Chrysophyllum cainito
Aglonema Pohon Randu
-
√ √
-
06043, 065 S; 1070 48, 034 E (424 m) 06020, 004 S; 1070 40, 049 E (33 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
Spathyphylum Sawo Duren
-
√
√ -
06043, 065 S; 1070 48, 034 E (424 m) 06020, 000 S; 1070 40, 027 E (20 m)
Pekarangan Pekarangan
Hortikultura Hortikultura
-
Hortikultura Hortikultura