Kini Garuda Indonesia Meraih Kehormatan Tertinggi Menjadi 1 dari Hanya 7 Maskapai Bintang 5 di Dunia Terima kasih, kami persembahkan pencapaian ini untuk Anda. Selalu memberikan standar pelayanan lebih tinggi adalah komitmen kami kemanapun Anda melangkah. Kunjungi www.garuda-indonesia.com C
M
Y
CM
MY
CY
MY
K
Sumber: www.airlinequality.com/StarRanking/5star.htm
LEnsa
BUMN insight
2
Januari 2015
DIRGAHAYU BRI Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama BRI Sofyan Basir melepas peserta Charity Fun Walk HUT BRI di Parkir Timur Senayan Jakarta, 21 Desember 2014.
119 Usia Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2014. Didirikan pada 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah
21,16 T Laba bersih BRI tahun 2013 mencapai Rp 21,16 triliun, terbesar di antara perbankan nasional
10.234
Jaringan kerja konvensional BRI yang terdiri dari 8.204 jaringan mikro, 972 kantor kas, 581 KCP, 457 kantor cabang, serta 19 Kantor Wilayah. foto: nicklas hanoatubun BUMN insight
3
LEnsa
BUMN insight
4
Januari 2015
AKSI PAnggung Grup Musik Slank beraksi dengan lagu-lagu daerah dari seluruh Nusantara pada acara Markplus Conference 2015, 11 Desember 2014, di Jakarta.
18 Peraih Indonersia Marketing Champion 2014, dari kalangan swasta dan BUMN
5 Marketing Champion 2014 berasal dari BUMN. Satu di antaranya, Direktur Utama PT KAI 2009-2014 Ignasius Jonan, terpilih sebagai Marketeers of The Year
9 Jumlah pelaksanaan ajang tahunan Markplus Conference sejak tahun 2006
foto: nicklas hanoatubun BUMN insight
5
d a f ta r
isi
AKSI
marketing corner
10
56
Bagi Peran Pemerintah dan BUMN 14 Pindad Tak Ingin Sekadar Jalankan Mandat 16 Ekspansi Sampai Pelosok Negeri 21 Setelah Jonan Piawai Tersenyum 26 Marketing Club: Di Laut Pelni Bertransformasi
info utama 26 kontribusi melalui capex 28 (Masih) Jadi Raja di Negeri Sendiri 32 Komoditas Tahun Lalu Masih Jadi Andalan 34 Masih Bertumpu pada BUMN 37 Mendanai Proyek-Proyek KPS 40 mewujudkan konektivitas 48 saatnya energi terbarukan 52 Optimis Menatap 2015
PT Angkasa Pura I (Persero): Mengusung Konsep Airport City, Serius Garap NonAeronautika
kinerja 58 perum AirNav Indonesia: Misi Ganda Direksi Baru 60 Perum Perindo: Bisnis Melebar Hingga Luar Pelabuhan
kebijakan 63
Kementerian BUMN Siap Lelang Jabatan Pejabat Tinggi
analisis 64
PROSPEK DAN TANTANGAN EKONOMI INDONESIA 2015
kolom
titik balik
54
66
Corporate Sinergy (Atau Disergy?)
PT Perikanan Nusantara (Persero): Segera Berlari Setelah Mati Suri
info khusus 80
PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero): Bersiap Menggarap Sektor Komersial
pkbl insight 85
info khusus 70
garuda indonsia (persero) Tbk: Strategi Arif Agar
86 90 92
Garuda Kompetitif
Fotografer: nicklas hanoatubun Desainer: Dhoni nurcahyo
BUMN insight
6
Lambungkan Nilai dengan Cara Strategis Kemitraan Berbuah Kesuksesan Bangun Desa Berbasis Agroforestry Terintegrasi BUMN Peduli Duka di Banjarnegara
ict corner
kolom pkbl
78
94
Metode Agile: Resep XL Menjadi Lebih Inovatif
PKBL 2015: Pekerjaan Rumah, Tantangan dan Harapan
Januari 2015
BUMN OUTLOOK
0 2 15 halaman
24
perspektif
mozaik
96 Arief Yahya, Menteri Pariwisata: Tidak Banyak Uang, Harus Banyak Akal
112
kolom
114
BERPIKIR LEBIH BESAR UNTUK HASIL YANG LEBIH BESAR
82
mereka dan ...
102
Integritas Sebagai Salah Satu Nilai Etika
leadership
kultura
sela
82
118
Saatnya Memimpin Secara Feminin
pr corner
imaji
106
120
Duta BUMN 2014: Wujudkan Sinergi Sejak Muda
Bisa Nampang di “Wajah Baru” Kapal Penumpang
Keelokan Surgawi Gili Trawangan
Sukses Menjadi Jawara Fotografer: nicklas hanoatubun Desainer: Dhoni nurcahyo BUMN insight
7
salam
Zaman Baru Tantangan Baru Harapan Baru
Dewan Redaksi: M Zain Ismed, Ramon Armando, Iswahyuni, Adi Supriono, M Aprindy, Rinto Dwihartomo, Natal Argawan, Hasan Basri, Susetyaningsih, Teddy Poernama, Hadi Mustofa Djuraid
Alamat Redaksi & Pemasaran: Wisma ITC, Jln. Abdul Muis No. 8, Lt Ds. Ruang 115-116, Jakarta 10110 Telp 021 3483253 Fax 021 34832547 www.bumninsight.co.id
BUMN insight
8
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Hadi Mustofa Djuraid | Redaksi: Andy Panca Prasetya, Julianto, Martina Prianti, Wahyu Utomo, Firdaus Subhekti | Fotografer: Nicklas Hanoatubun| sekretaris Redaksi: Citra Kurniasari | Artistik: Dhoni Nurcahyo (Redaktur), Feryawi Heryadi | Digital Marketing: Dharmawan Penerbit: PT Aspirasi Komunika Utama | Direktur: Agung Pamujo | Marketing: Arnilam Yulanda, Nando Bonavia, Aji Gumelar | Administrasi: Amalia Octaryna, Noerika Ayu Redaksi menerima sumbangan artikel/kolom tentang isu-isu seputar BUMN, korporasi, bisnis, dan perekonomian. Redaksi berhak menyunting tanpa mengubah isi.
Januari 2015
www.bumninsight.co.id
.co co.id
.com leadership
informasi PKBL BUMN marketing bursa kerja BUMN
Alamat Redaksi & Pemasaran: Wisma ITC, Lantai Dasar Ruang 115, Jln. Abdul Muis No. 8, Jakarta 10110 Telp 021 3483253 Fax 021 34832547
RALAT Pada rubrik Bursa Kerja Majalah BUMN Insight Nomor 3 Tahun 1, Desember 2014, tercantum lowongan kerja Perum Perhutani di halaman 104. Terdapat kesalahan dalam pemasangan lowongan kerja tersebut. Untuk itu harap lowogan kerja Perum Perhutani tersebut dianggap tidak ada. Redaksi memohon maaf kepada Perum Perhutani atas kesalahan tersebut. Redaksi BUMN insight
9
aksi
Bagi Peran Pemerintah dan BUMN
15
Pelabuhan yang Dilimpahkan Pengembangannya kepada BUMN
Untuk pemerataan dan percepatan konektivitas nasional, 15 pelabuhan yang memiliki nilai komersial dilimpahkan pengembangannya pada Pelindo I-IV. Pemerintah akan fokus pada pelabuhan terpencil dan kawasan terluar. Martina Prianti
J
PUSKOMLIK KEMENHUB
umlah pelabuhan di seantero Nusantara saat ini tercatat 1.241. Dari segi jumlah, tentu saja masih di bawah kebutuhan mengingat Indonesia memiliki lebih dari 13 ribu pulau. Namun, jika pelabuhan-pelabuhan yang ada dikembangkan secara maksimal, dampaknya akan sangat besar. Itulah gagasan yang ada di benak Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Untuk merealisasikannya, pemerintah tidak mungkin bergerak sendiri. Kalangan BUMN Kepelabuhanan dan dunia swasta harus pula dilibatkan. Untuk itu, Jonan menginisiasi pembagian peran antara Kemenhub dan BUMN Kepelabuhanan sebagai instrumen pemerintah. Pelabuhan-pelabuhan yang diusahakan atau memiliki nilai komersial diserahkan pengembangannya kepada BUMN Kepelabuhanan. Sedangkan Kemenhub akan lebih fokus pada pengembangan pelabuhan-pelabuhan yang tidak diusahakan atau tidak memiliki nilai komersial. “Kita fokus pada pengembangan pelabuhan-pelabuhan di kawasan terluar, BUMN insight
10
perbatasan, dan pulau-pulau terpencil. Yang tidak ada nilai bisnisnya biar kita yang kembangkan. Yang ada nilai bisnisnya biar dikembangkan oleh BUMN,” kata Jonan pertengahan Desember di kantornya. Atas dasar itu, Jonan mengirimkan surat kepada Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno, berisi pelimpahan pengembangan 15 pelabuhan kepada empat BUMN Kepelabuhanan yaitu PT Pelindo I, II, III, dan IV. Ignasius Jonan menjelaskan, kebijakan baru tersebut dimaksudkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan aksesibilitas, mempercepat pemerataan infrastruktur transportasi, membuka keterisolasian, dan meningkatkan infrastruktur kawasan perbatasan, pulaupulau terluar, dan kawasan terpencil. Dengan cara itu, diharapkan konektivitas nasional sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan daya saing logistik nasional akan bisa diwujudkan. Pada APBN 2015, pengembangan 15 pelabuhan itu didanai oleh Kementerian
Ignasius Jonan
Januari 2015
pelabuhan
Pelabuhan Bagan Siapiapi, Riau
Pelabuhan Makassar New Port, Sulawesi Selatan
Pelabuhan Sintete, Kalimantan Barat
Pelabuhan Pantoloan, Sulawesi Tengah
Pelabuhan Gorontalo, Gorontalo
Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara
Pelabuhan Ippi, Nusa Tenggara Timur
Pelabuhan Tenau Kupang, Nusa Tenggara Timur
Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon
Pelabuhan Sorong, Papua Barat
Pelabuhan Jayapura, Papua
Pelabuhan Gunung Sitoli, Sumatera Utara
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Pelabuhan Lembar, Nusa Tenggara Barat
Pelabuhan Bima, Nusa Tenggara Timur
Pelabuhan Lorens Say, Maumere, Nusa Tenggara Timur
Wilayah Kerja BUMN Pelabuhan Pelindo I
Pelindo II
Pelindo III
Pelindo IV
Belawan
Tanjung Priok
Tanjung Perak
Nunukan
Dumai
Palembang
Terminal Peti Kemas Semarang
Tarakan
Belawan
Panjang
Trisaksi
Tanjung Redeb
Tanjung Pinang
Pontianak
Tanjung Wangi
Sengata
Lhokseumawe
Teluk Bayur
Tenau Kupang
Bontang
Pekan Baru
Banten
Kotabaru
Samarinda
Tanjung Balai Karimun
Bengkulu
Tanjung Tembaga
Balikpapan Bitung
Sibolga
Cirebon
Celukan Bawang
Tembilahan
Jambi
Maumere
Tolitoli
Malahayati
Pangkal Balam
Tanjung Emas
Gorontalo
Tanjung Balai Asahan
Sunda Kelapa
Tanjung Intan
Pantotoloan
Kuala Tanjung
Tanjung Pandan
Gresik
Kendari
Benoa
Parepare
Batam
Sampit
Makassar
Gunung Sitoli
Lembar
Ternate
Sungai Pakning
Kumai
Ambon
Bima
Bandanaira Sorong Manokwari Fakfak Biak Jayapura Merauke Sumber: Website Pelindo I,II,III,IV
BUMN insight
11
aksi Perhubungan. Sejalan dengan program strategis pemerintah untuk mengembangkan tol laut nasional dan penguatan sistem logistik nasional, Jonan melihat perlunya percepatan pengembangan pelabuhan-pelabuhan yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Jonan membagi pengembangan pelabuhan dalam dua kategori. Pelabuhan yang diusahakan atau memiliki nilai komersial, dan pelabuhan yang tidak diusahakan atau tidak memiliki nilai komersial. Limabelas pelabuhan yang diserahkan pengembangannya kepada BUMN Kepelabuhanan adalah pelabuhanpelabuhan yang dinilai memiliki nilai komersial. Pengembangan yang dimaksud meliputi pembangunan dan atau rehabilitasi fasilitas pelabuhan. Kemenhub telah mengalokasikan dana Rp 492, 571 pada APBN 2015 untuk pengembangan 15 pelabuhan tersebut. Dengan pelimpahan pelabuhan-pelabuhan itu ke BUMN, anggaran tersebut akan dialihkan untuk mengembangkan pelabuhan-pelabuhan yang tidak memiliki nilai komersial. Dari 1.241 pelabuhan yang ada di seluruh Indonesia, saat ini 112 pelabuhan dikelola oleh BUMN Kepelabuhanan, dan selebihnya dikelola oleh Kementerian Perhubungan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT). Sesuai letak geografis ke-15 pelabuhan itu, dua pelabuhan dialihkan pengembangannya ke PT Pelindo I , satu pelabuhan dilimpahkan ke PT Pelindo II, dan lima pelabuhan dilimpahkan ke PT Pelindo III. Ada pun pelabuhan yang dilimpahkan pengembangannya ke PT Pelindo IV berjumlah tujuh pelabuhan, yang seluruhnya berlokasi di kawasan Indonesia Timur. (Selengkapnya lihat grafis)
Skala Prioritas
BUMN Kepelabuhanan menyatakan siap melanjutkan pengembangan yang dilimpahkan Kementerian Perhubungan. Hanya saja pengembangannya akan disesuaikan dengan rencana kerja perusahaan dan masterplan yang sudah disusun. BUMN insight
12
pelabuhan
Bongkar muat Pelindo I
“Pada prinsipnya untuk memperlancar pela yanan, Pelindo akan menyiapkan kelengkapan infrastruktur maupun sumber daya manusia.”
Rima Novianti, Sekretaris Perusahaan Pelindo II (Persero) mengatakan, pihaknya akan berupaya melakukan pengembangan pelabuhan yang sudah dimandatkan menjadi wilayah kerjanya. Namun Pelindo II akan menerapkan skala prioritas dalam pengembangan fisik infrastrukturnya. Prioritas yang dimaksud, di antaranya, penyelesaian pembangunan Pelabuhan New Priok untuk merespons pertumbuhan serta potensi kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, yang masih menjadi pintu utama arus ekspor impor barang di Indonesia. “Pengembangan dan pembangunan pelabuhan disesuaikan dengan masterplan,” kata Rima. Pada umumnya mas-
terplan dibuat per lima tahun. Namun demikian, bisa saja dilakukan perubahan seiring dengan perkembangan kondisi. Sedangkan Pelindo I saat ini masih fokus pada pengembangan kapasitas Pelabuhan Belawan yang langsung berhadapan dengan Selat Malaka. Di Surabaya, Pelindo III masih berkonsentrasi menambah kapasitas Pelabuhan Tanjung Perak yang menjadi salah satu pintu masuk utama untuk kawasan Indonesia Timur, serta peningkatan kapasitas Pelabuhan Makassar. Sandy Wijaya, Sekretaris Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) mengatakan, pengembangan pelabuhan akan disesuaikan dengan rencana strategis perusahaan dan potensi yang ada di daerah tempat pelabuhan berada. Sebagai contoh, Pelabuhan Gunung Sitoli akan didorong untuk kelancaran arus orang maupun barang dari Sibolga ke Sitoli dan sebaliknya. Sementara untuk pengembangan Pelabuhan Bagan Siapi-api Riau, akan disinergikan dengan pengembangan Pelabuhan Dumai. Diharapkan, Bagan Siapi-api dapat menjadi pelabuhan alternatif yang terdekat dari Dumai. “Pada prinsipnya untuk memperlancar pelayanan, Pelindo akan menyiapkan kelengkapan infrastruktur maupun sumber daya manusia,” ucap Sandy. Sementara itu Edi Priyanto, Kepala Humas Pelindo III memastikan, pengembangan pelabuhan termasuk peningkatan kualitas layanan, memang mesti dilakukan. Tidak sekadar agar mampu merespons peningkatan arus orang dan barang tetapi juga untuk menangkap potensi yang ada. Peningkatan itu di antaranya dilakukan dengan peningkatan jumlah dan kualitas sumber daya manusia, pengadaan alat bongkar muat peti kemas, serta perluasan dan penguatan konstruksi dermaga di pelabuhan-pelabuhan dilakukan. Menyongsong era maritim yang dikedepankan Kabinet Kerja, sudah seharusnya pemerintah dan BUMN Kepelabuh anan mengoptimalkan sumberdaya dan potensi masing-masing. Sinergi menjadi sebuah keharusan untuk mewujudkan gagasan besar itu.
aksi
Pindad Tak Ingin Sekadar Jalankan Mandat
KENDARAAN KHUSUS produksi PINDAD
APC 4 X 4
Porsi produk komersial akan makin ditingkatkan. Bagian dari transformasi bisnis perseroan. Martina Prianti
S
Nicklas Hanoatubun
aat ini, porsi lini bisnis atau non militer pada produksi dan penjualan PT Pindad (Persero) sekitar 20 sampai 25 persen. Dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) ditargetkan porsi lini bisnis menjadi 40 persen. Tri Hardjono, Direktur Pindad, mengatakan untuk memperkuat lini bisnis, perseroan melakukan reorganisasi. “Salah satu bentuknya, menunjuk satu orang direksi yang khusus hanya menangani non militer,” ucapTri, Jumat (12/12). Penguatan lini bisnis mendesak dilakukan untuk memperkuat sekaligus mengamankan postur penerimaan Pindad ke depan. Penguatan lini bisnis dengan mengembangkan diversifikasi produk yang dihasilkan perseroan, diyakini juga bisa meminimalkan ketergantungan perseroan pada satu customer . Terkait itulah, perseroan menaikkan target penjualan produk komersial pada 2015. Bila pada 2014, perseroan menargetkan penjualan produk bisnis sebesar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar, BUMN insight
14
maka pada 2015 target didongkrak menjadi setidaknya Rp 500 miliar. Hingga saat ini, produk komersial yang telah berhasil diproduksi Pindad dan diminati pasar, antara lain wesel yang digunakan pada kereta api dan generator untuk erbong-gerbong kereta. Pindad juga telah memproduksi sistem pengereman kereta yang dijual kepada PT KAI (Persero) dan PT INKA (Persero). Pindad juga memproduksi generator serta power plant untuk pembangunan pembangkit listrik, khususnya yang akan digunakan di daerah terpencil. Untuk itu, Pindad telah membuat nota kerja sama dengan PT PLN (Persero). Selain itu, Pindad juga menjalin kerja sama dengan PT Dahana (Persero) mengenai penyediaan bahan peledak untuk industri oil and gas. Alutsista Tetap Utama Meski demikian, Tri memastikan Pindad akan tetap menjalankan tugas utamanya yakni menyediakan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Sesuai UU Industri Pertahanan, BUMN per-
tahanan termasuk Pindad di dalamnya, didaulat sebagai satu-satunya produsen utama penyedia alutsista bagi TNI dan Polri. Saat ini, Pindad telah memproduksi pelbagai varian perlengkapan pertahanan dan keamanan khususnya berupa senjata, panser, dan tank. “RJP kami menyebutkan priority kami tetap militer
Januari 2015
PT Pindad (Persero)
INTAI 4 X 4
ANOA 6 X 6 RECOVERY
ANOA 6 X 6 APC
Persenjataan produksi PT Pindad
dan untuk itu, kami berupa meningkatkan kapasitas termasuk peningkatan berbasis teknologi,” ucap Tri. Target peningkatan dimaksud antara lain, pada amunisi Pindad akan mampu menyediakan lima bekal pokok yang saat ini baru mampu memenuhi tiga bekal pokok. Pindad juga menargetkan akan mulai memproduksi amunisi berkaliber besar.
Nah untuk itu, Pindad melakukan pelbagai persiapan. Bukan hanya melakukan peningkatan kemampuan sumber daya manusia namun juga dari penguasaan teknologi. Untuk itulah, Pindad menjalin sejumlah nota kerja sama dengan produsen alutsista sejumlah negara agar dapat tercipta transfer of technology dan transfer of knowledge.
ANOA 6 X 6 AMBULANCE
Dari sisi penguatan modal, Pindad masih mengandalkan suntikan modal dari pemerintah dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN). Pada 2015, rencananya dialokasikan Rp 2,5 triliun setelah sebelaumnya pada 2013 Pindad menerima Rp 300 miliar. Dari sisi bisnis, Pindad tidak diperkenankan melakukan skema business to business (B to B). Karenanya, kerja sama bisnis alutsista mesti dilakukan dengan skema government to business (G to B). Meski demikian, sudah beberapa tahun terakhir alutsista yang diproduksi Pindad sudah diekspor ke sejumlah Negara antara lain Kamboja, Afrika, Australia, dan Lebanon. Puntelah digunakan United Nations (UN) di sejumlah lokasi, di antaranya Sudan. Di luar itu, Pindad juga fokus membidik pasar alutsista di negara-negara di Asia Tenggara serta Asia. Sebagai contoh, amunisi yang diproduksi Pindad telah diekspor ke Kamboja, Afrika, Amerika, dan Australia. Sementara untuk kendaraan tempur Anoa, sudah berada di Lebanon sebagai kendaraan pasukan perdamaian. Anoa juga telah berada di Sudan, Malaysia, dan Brunei Darussalam. “Kalau hanya mengandalkan penjualan pasar dalam negeri, meski saat ini mengalami kenaikan permintaan, tentu suatu saat akan stagnan,” ucap Tri. Hal tersebut tak lain karena alutsista yang diproduksi Pindad untuk pemenuhan pasar dalam negeri, bukanlah untuk perang. Pindad berharap, saat keadaan damai kapasitas Pindad dapat digunakan untuk memproduksi produk komersial. Sebaliknya, saat terjadi keadaan perang, maka kapasitas produksi difokuskan untuk menghasilkan kebutuhan militer. BUMN insight
15
aksi
Ekspansi Sampai Pelosok Negeri Bank pertama yang meluncurkan layanan branchless banking. Satu BRILink untuk setiap dua desa di seluruh Indonesia. Julianto
F
antara
inancial inclusion atau keuangan inklusif sedang digadang-gadang sebagai sarana untuk menyasar masyarakat yang belum tersentuh perbankan, agar tercipta literasi keuangan. Saat ini tingkat asessibilitas masyarakat terhadap pinjaman bank baru sekitar 19,5 persen dari total populasi di Indonesia. Sangat rendah dibandingkan negara lain di Asean. Dengan financial inclusion diharapkan angka kemiskinan bisa ditekan, Bentuknya antara lain penyelamatan usaha lokal dan usaha mandiri agar tercapainya koherenitas terhadap perkembangan zaman. Masyarakat bawah bisa mendapatkan kemudahan akses untuk mengembangkan kegiatan ekonomi mereka, serta mendapatkan layanan yang pro rakyat. Financial inclusion memang punya tantangan tersendiri, salah satunya adalah kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang terpisahpisah. Bukan perkara mudah bagi industri perbankan untuk menjangkau seluruh wilayah. Menurut survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2013, hanya 21,84 persen penduduk Indonesia yang memiBUMN insight
16
liki tingkat literasi keuangan yang bagus (well literate), atau memahami dengan baik produk dan lembaga jasa keuangan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk aktif mendukung program financial inclusion. Salah satu wujudnya, medio Desember lalu, BRI meluncurkan agen BRILink di Dusun Pancar, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Peresmian ini dibarengi dengan peresmian agen BRILink di 19 Kanwil BRI di seluruh Indonesia. Momen ini sekaligus menjadikan BRI sebagai bank pertama yang meluncurkan layanan branchless banking atau layanan bank nirkantor. Dihadiri Deputi Direktur Bank Indonesia Syamsum Hadi, Komisaris Utama Bank BRI Bunasor Sanim, Direktur Bisnis dan UMKM Djarot Kusumayakti, Direktur Bisnis dan Konsumer A. Tony Soetirto, dan pejabat setempat. Layanan yang sudah diuji coba selama setahun ini merupakan inovasi dunia keuangan khususnya perbankan untuk mempermudah akses kepada masyarakat yang belum memiliki layanan perbankan. BRILink merupakan salah satu terobosan BRI untuk mengedukasi masyarakat Indonesia dalam mengenal pengetahuan dasar tentang pengelolaan
Kiri-kanan: Deputi Direktur Bank Indonenesia Samsul Hadi, Komisaris Utama PT Bank Rakyat Indoneia (Persero) Tbk Bunasor Sanim, Direktur Bisnis dan Konsumer BRI Toni Soetirto, dan Direktur Bisnis UMKM BRI Djarot Kusumayakti pada peluncuran layanan BRILink di Magelang, Sabtu (13/12).
keuangan melalui pemanfaatan produk dan layanan perbankan. Diharapkan masyarakat akan semakin terbiasa dalam pengelolaan keuangan sehingga bisa mendorong peningkatan kesejahteranan. BRI menyediakan layanan keuangan nirkantor hingga ke pelosok desa dan wilayah perbatasan. Layanan BRILink berbasis keagenan sehingga tidak hanya memberikan manfaat efisiensi operasional namun juga memberikan kemudahan dalam bertransaksi bagi masyarakat baik yang sudah menjadi nasabah BRI maupun yang belum. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia, tentang Penyelenggaraan Layanan
Januari 2015
PT Bank Rakyat Indonesia
Agen BRILink dilengkapi dengan EDC dengan menu mini ATM sehingga bisa malakukan transaksi keuangan seperti setor dan Tarik tunai, pembayaran tagihan dan pembelian pulsa. Sehingga layanan ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi banyak pihak, baik itu masyarakat, Agen BRILink maupun pemerintah sebagai bentuk dukungan terhadap program keuangan inklusif untuk peningkatan kesejahteran masyarakat.
Perbankan Untuk Semua dan Program Cashless
Keuangan Digital (LKD) dalam Rangka Keuangan Inklusif melalui Agen Layanan Keuangan Digital Individu, yang dapat menjadi agen BRILink adalah individu yang telah memiliki usaha minimal selama dua tahun ataupun badan usaha yang tidak berbadan hukum atau yang memiliki lokasi usaha permanen dan dikenal baik oleh masyarakat setempat. BRI akan memberikan nomor keagenan pada setiap agen BRILink yang nantinya akan dipasang di lokasi usaha. Nomor keagenan ini bisa dicek secara langsung melalui aplikasi handphone jenis apapun dengan mengirimkan SMS ke 3300. Layanan yang diberikan oleh Agen BRILink adalah uang elektronik BRI yaitu TBank, dimana nomor Handphone dapat digunakan sebagai nomor rekening TBank untuk memudahkan proses registrasi, terutama bagi masyarakat unbankable. TBank juga dapat digunakan untuk transaksi Tarik dan setor tunai maksimal lima juta rupiah melalui agen BRILink.
“Sejak dilakukan uji coba hingga September 2014 kemarin, agen BRILink sudah mencapai 15.000 dengan jumlah transaksi 766.000 total nilai tran saksi 632.476.000.000 rupiah...”
“Sejak dilakukan uji coba hingga September 2014 kemarin, agen BRILink sudah mencapai 15.000 dengan jumlah transaksi 766.000 total nilai transaksi 632.476.000.000 rupiah. Agen memiliki posisi yang sangat penting dalam penetrasi dan optimalisasi program BRILink. Agen menjembatani kerjasama antara BRI dengan nasabah untuk membangun sistem perbankan yg lebih remote(terpencil),” terang Djarot. Toni menambahkan, dari total agen sekitar 15.000 yang aktif sebanyak 9.800 tahun depan ditargetkan 35 ribu agen, dengan nilai transaksi sekitar Rp 3 triliun. Guna mencapai target separuh dari jumlah desa di Indonesia tersebut, pihaknya akan akan mengakselerasi penetrasi agen BRILink ke seluruh pelosok Indonesia. “Rencananya, perseroan secara bertahap akan menyediakan 1 titik BRILink di dua desa di seluruh Indonesia,” ujarnya. Syamsum mendukung program BRILink ini. Ini adalah upaya mengejar ketertinggalan kita dibandingkan negara Asean. Menurutnya, semakin banyak uang yang harus dicetak, semakin tinggi biaya BI untuk mencetak uang. “Karena kalau kita nyetak kita juga harus narik uang yang rusak lecek, dan sebagainya,” terangnya. BRILink menjadi salah satu pendukung program cashless atau transaksi tanpa uang. Ditambah, program ini mendekatkan masyarakat dengan layanan bank tanpa harus ke kantor. “Hal ini membuat perputaran uang menjadi lebih cepat,” kata Syamsum. “Transaksi non tunai sangat bagus dan tidak ekstra cost” Akhmad Ghozali, salah satu agen BUMN insight
17
aksi BRILink pemilik toko kelontong yang berada dekat lokasi peluncuran menuturkan dirinya sudah menjadi agen sejak 3 bulan lalu. Dalam kurun waktu tersebut, layanan yang paling diminati masyarakat adalah tarik tunai. “Penduduk sini banyak yang merantau, kalau kirim uang selama ini harus tempuh 5 km ke bank, masih harus antri, kadang uangnya abis. Dengan adanya BRILink masyarakat jadi terbantu karena lebih mudah aksesnya,” kata dia. Keberadaan agen bisa meminimalisasi biaya nasabah dibanding harus melakukan kegiatan perbankan ke kantor unit cabang. Seperti yang dikatakan Syamsun, BRI salah satu pendukung program cashless atau transaksi tanpa uang. Hal ini sudah dilakukan BRI di kampus. Transaksi non tunai tersebut menggunakan Kartu Brizzi BRI. Perseroan memang tengah gencar mensosialisasikan transaksi cashless di berbagai kegiatan ekonomi masyarakat. Selain di tempat perbelanjaan modern, sistem pembayaran non tunai BRI pun telah merambah kantin kampus. Salah satunya di kantin Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dimana sekitar 80% mahasiswa UMY telah bertransaksi secara non tunai di kantin kampus UMY. Kartu Brizzi BRI ini dapat dimiliki para mahasiswa dengan harga Rp10.000. “Sampai November 2014 dan sejak diberlakukan mulai Oktober 2013 sudah terjual 17.598 Kartu Brizzi di UMY,” kata Supervisor UMY Boga Rifqi Suprapto di Kampus UMY Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Sri Harjunanto, Pimpinan Cabang BRI Jogya-Mlati menjelaskan kerja sama dengan UMY dilakukan mulai dari pembayaran SPP. Dia menceritakan, gerakan transaksi non tunai di kantin kampus ini sempat mendapat protes dari mahasiswa. “Setelah diberi pengertian dan kita berikan diskon 10 persen. Mereka akhirnya bisa enjoy belanja dengan non tunai,” ujarnya. Selanjutnya, kartu Brizzi juga akan diperkenalkan di kampus-kampus lain di Yogyakarta, antara lain yang sudah siap yaitu di STIKES Aisyah dan STIKES A. BUMN insight
18
PT Bank Rakyat Indonesia
Indikator inklusi keuangan negara-negara di asean (Persentase penduduk usia 15 tahun ke atas)
100 Account at formal financial instution
80
Account used to receive govt. transfer Accountused to receive remittrances
60
Loan from formal financial institution
40
Saving at formal financial institution
20 0
Indonesia
Malaysia
Singapore
Thailand
Philipina
Kamboja
Laos
Vietnam
Sumber: World Bank (2012)
Kinerja Keuangan BRI (per September 2014) Pertumbuhan rata-rata
Pertumbuhan rata-rata
Pertumbuhan rata-rata
Aset 20,58%
Laba Bersih 24,24%
DPK 20,20%
Nilai Aset (triliun rupiah)
Laba Bersih (triliun rupiah)
Nilai Dana Pihak Ketiga (triliun rupiah)
Pertumbuhan rata-rata
Pertumbuhan rata-rata
Kredit 24,94%
Aset 24,88%
Kredit Mikro (triliun rupiah)
Penyaluran Kredit (triliun rupiah)
Per September 2014 ROA
ROE
BOPO
CER
UMKM Loan
SoE Loan
NPL
LDR
4,8%
31,7%
65,8%
42,8%
338,7 T
72,7 T
0,46%
85,29%
Return On Asset
Return On Equity
Beban Operasioanl Pendapatan Opersional
Cost Efficiency Ratio
UMKM Loan Outstanding
State Owned Enterprise
Non Performing Loan
Loan Deposit Ratio Sumber: BRI
“Sudah ada sekitar 4.300 transaksi sejak diper kenalkan dengan nilai transaksi mencapai Rp 33 juta.”
Yani. Sedangkan khusus di Yogyakarta, yang pertama kali adalah UMY. Brizzi tidak hanya digunakan oleh mahasiswa, pengajar dan staf di UMY jika ingin melakukan transaksi di kantin maka harus menggunakan kartu prabayar yang dikeluarkan BRI ini. Setiap harinya di wilayah kampus tersebut terdapat transaksi sebesar 70 hingga 100 kartu. Untuk top up (isi ulang) bisa dilakukan mulai Rp20.000 hingga maksimal Rp4 juta. “Sudah ada sekitar 4.300 transaksi sejak diperkenalkan dengan nilai transaksi mencapai Rp33 juta,” papar Rifqi.
Januari 2015
Ballroom 2 JS Luwansa Hotel & Convention Center Jakarta 20 Januari 2015 pukul 08.30 – 15.00 WIB
KOMUNIKASI CSR: BAGI
TANTANGAN & STRATEGI
KEBERLANGSUNGAN BISNIS HADIRILAH
Keynote Speech Prof. Dr. Emil Salim - Guru Besar FE – UI
“CSR untuk Keberlangsungan Bisnis & Kesejahteraan Bangsa” l Ajang silaturahmi dan
Pembicara Troy Pantouw Corporate Communication Director Danone Aqua
“Membangun Reputasi Perusahaan Melalui Komunikasi CSR” Ifki Sukarya CSR Manager PT Pertamina (Persero)
“Merancang Program CSR Bernilai Berita” Hariyanto Kepala Divisi Art & Foto Media Indonesia
“Membuat Foto CSR yang ‘Menggoda’ Editor Foto Media” Subroto Redaktur Pelaksana Harian Republika
“Komunikasi CSR Korporasi di Mata Media” Agus Sudibyo Jurnalis, Konsultan Media & Pemerhati Komunikasi CSR
“Kiat Sukses Membangun Sinergi antara Korporasi dan Media dalam Komunikasi CSR”
berbagi ilmu mengenai CSR, KOMUNIKASI, dan KOMUNIKASI CSR. l Gudang inspirasi untuk membangun KOMUNIKASI CSR yang efektif bagi keberlangsungan bisnis. l Sarana pencerahan bagaimana membangun sinergi antara korporasi dengan media. l Mengasah public speaking skill untuk keberhasilan KOMUNIKASI CSR. Penyelenggara:
Moderator Wahyu Aris Darmono Konsultan, Peneliti & Pemerhati CSR
didukung oleh: Pelatihan Singkat:
“Smart Public Speaking for CSR Communication” Valentino Jebreeet Simanjuntak – Public Speaking Specialist
Nikmati pula pameran foto terbaik karya para jurnalis Indonesia dari ajang biaya investasi o Korporasi/institusi/umum Rp 1.000.000 o Mahasiswa Rp 300.000
INFORMASI & PENDAFTARAN www.numberonePR.com 0812 8856 8855
[email protected] BUMN insight
19
aksi
Setelah Jonan Piawai Tersenyum Ignasius Jonan dan PT KAI tak henti mendulang apresiasi. Kali ini Jonan dinobatkan sebagai Marketeers of The Year 2014. Andy Panca Prasetia
G
dok. Puskom kementrian perhubungan
elaran MarkPlus Conference 2015 pada 11 Desember 2014, terasa berbeda. Tiga mantan punggawa BUMN tampil sepanggung, di hadapan lebih lima ribu marketeers dan marketing enthusiast. Ketiganya adalah Menteri BUMN 2011-2014 Dahlan Iskan, mantan Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk Arief Yahya, dan mantan Dirut PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ignasius Jonan. Di ajang tersebut, Dahlan adalah Anggota Dewan Juri, Arief adalah Marketeers of The Year 2013 yang otomatis menjadi Ketua Dewan Juri di tahun 2014. Jonan adalah penerima Marketing Champion untuk sektor transportasi, sekaligus Marketeers of The Year 2014. Selepas menjadi menteri, Dahlan menekuni sosio preneuer. Dua nama terakhir kini duduk di Kabinet Kerja. Arief Yahya adalah Menteri Pariwisata, Ignasius Jonan Menteri Perhubungan. Tak pelak momen istimewa itu bak ajang reuni bagi ketiganya. Saling melempar apresiasi untuk kinerja dan dedikasi saat mereka bersama-sama berkecimpung di BUMN. Keberhasilan Jonan meraih predikat MOTY 2014 tak lepas dari tarnsformasi yang dilakukannya di tubuh PT KAI. Beragam kebijakan dan gebrakan mendapat apresiasi luas dari pengguna jasa kereta api dan public secara luas. Mulai dari stasiun dan kereta yang bersih, rapi, aman, tertib, dan steril dari pedagang asongan, modernisasi layanan dengan memaksimalkan teknologi informasi untuk e-ticketing, customer service yang prima, hingga kinerja keuangan yang terus meningkat secara signifikan dalam lima tahun terakhir. BUMN insight
20
“Perubahan bisa berlangsung karena kita mengubah mindset dari product otiented ke customer focus. Pelayanan public bisa meningkat karena semua manajemen berpikir secara marketing,” kata Jonan dalam sambut annya. Jonan mengakui, perubahan bukanlah hal yang mudah. Misalnya saat KAI berusaha keras untuk mengubah perilaku penumpang KRL yang suka duduk di atas gerbong. “Di zaman Pak Harto sekali pun, tidak ada yang bisa menurunkan penumpang dari atap gerbong. Namun, KAI di era sekarang dapat melakukannya,” tuturnya. Kendala yang dihadapi bukan hanya dari para penumpang yang terusik oleh perubahan yang dijalankan, tapi juga oleh pihak-pihak lain yang terganggu kepentingannya. Rencana KAI untuk melakukan pembenahan selalu mendapat tantangan yang serius. Terutama ketika menertibkan seluruh stasiun di Jabodetabek dari pedagang asongan, pintu tikus, dan kios serta lapak yang menjamur di peron dan areal sekitar stasiun. Jonan menyebut keberhasilan KAI tidak lepas dari dukungan Dahlan Iskan. Dahlan menyetujui rencana Jonan mensterilkan stasiun, dan mendorong agar rencana itu dituntaskan. “Sekitar 50 persen prestasi KAI saat ini adalah kerja keras seluruh karyawan KAI, sedangkan sisanya adalah kerja keras Pak Dahlan Iskan yang bertekad agar KAI berubah,” kata Jonan. Jonan menyebut hari itu dia berdiri di antara dua gurunya. Yaitu Dahlan Iskan dan Hermawan Kartajaya, Founder MarkPlus, penyelenggara ajang akbar tahunan MarkPlus Conference 2015. Salah satu “pelajaran” yang terus dikenang Jonan
Januari 2015
Marketeer of The Year 2014
Peraih Marketeer of the Year Tahun Jabatan Ignasius Jonan 2014 Dirut PT KAI Arief Yahya 2013 Dirut Telkom Dino Patti Djalal 2012 Dubes RI untuk AS Johannes Loman 2011 EVP Director Astra Honda Motor Dahlan Iskan 2010 Dirut PLN Emirsyah Satar 2009 Dirut Garuda Sofyan Basir 2008 Dirut BRI Chairul Tanjung 2007 CEO/Owner Para Group Dynosius Betty 2006 VP Director Yamaha Indonesia Peraih Indonesia Marketing Champion 2014 • Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja di sektor Commercial Bank. • CEO Astra Credit Corporate Jodjana Jody di sektor Multi Finance. • Presiden Direktur PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hendrisman Rahim di sektor Asuransi. • Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Sudirman Maman Rusdi di sektor Otomotif. • Managing Director PT JNE Johari Zein di sektor Logistik. • Dirut PT KAI (Persero) Ignasius Jonan di sektor Transportasi. • CEO Telin Singapura Septika NW di sektor Jasa Telekomunikasi. • CEO Jawa Pos Group Azrul Anada di sektor Media. • CEO Tokopedia William Tanuwijaya di sektor E-Commerce. • CEO PT Paragon Technology Innovation (PTI) Nurhayati Subakat di sektor Farmasi. • Ketua Komite Medik RSPAD Terawan Agus Putranto di sektor Rumah Sakit. • CEO Johnny Andrean Group Johnny Andrean di sektor Ritel. • Direktur Pakuwon Group AS Ridwan di sektor Properti. • Global Marketing Director PT Mayora Indah Tbk (MYOR) Ricky Afrianto di sektor Consumer Goods. • Presiden Direktur PT Pamapersada Nusantara Frans Kesuma sektor Tambang dan Sumber Daya Alam. • Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Adityawarman di sektor Infrastruktur. • Presiden Direktur PT PP Tbk (PT PP) Bambang Triwibowo di sektor Konstruksi. • Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di sektor Pemerintahan.
Ignasius Jonan menerima penghargaan Marketeers of The Year 2014.
dari Dahlan adalah seorang CEO harus bisa tersenyum dengan baik. “Dalam hati saya, yang jalankan KAI bisa tersenyum itu orang gila,” ujar Jonan disambut tawa hadirin. Toh dia tetap melaksanakan pelajaran itu. Beberapa kali dia mengirim foto dirinya
sedang tersenyum kepada Dahlan, disertai pertanyaan “apakah senyum seperti ini?” Foto pertama direspon Dahlan, senyumnya baru 40 persen dari yang semestinya. Foto berikutnya 60 persen, dan seterusnya sampai akhirnya Dahlan memuji foto Jonan sedang BUMN insight
21
aksi
Marketeer of The Year 2014
tersenyum dengan ungkapan, “Nah ini dia senyum seorang CEO.” “Foto dengan senyum CEO itu lalu menjadi cover buku Jonan yang sangat laris,” kata Dahlan disambut tepuk tangan hadirin. Bagi Dahlan, seorang CEO adalah marketer, seorang marketer harus bisa tersenyum. Dahlan menilai Jonan layak meraih MOTY 2014 karena tidak hanya berhasil meningkatkan pelayanan KAI, tetapi juga meningkatkan reputasi PT KAI di mata masyarakat. Kinerja keuangan KAI juga terus membaik. “Di bawah kepemimpinan Jonan, PT KAI berhasil mencatat laba bersih Rp 154,8 miliar pada 2009. Padahal, tahun sebelumnya mengalami rugi bersih Rp 83,5 miliar,” jelas Dahlan. Arief Yahya punya cara sendiri untuk mengapresiasi Jonan. Ia menyebut sosok Jonan sebagai “orang gila” terkait dengan strategi marketing yang dijalankannya. Menurutnya, Jonan berhasil menjalankan strategi paradox marketing dengan baik.
“CEO setengah gila itu ya, Jonan. Strategi marketingnya luar biasa,” tambah Arief. Jonan menyebut dia naik panggung tahun ini karena kepemimpinannya di KAI. Dia berjanji akan kembali naik ke panggung dan meraih penghargaan yang sama karena kinerjanya sebagai Menteri Perhubungan. “I’ll be back,” ucapnya, disambut tepuk gemuruh hadirin.
Lifetime Achievement
Selain penghargaan MOTY, MarkPlus Inc. sebagai penyelenggara MarkPlus Cionference 2015 juga memberikan penghargaan kepada sosok-sosok yang memiliki strategi dan eksekusi marketing yang hebat. Sebanyak 18 orang terpilih meraih gelar Marketing Champion di bidang masing-masing. Menurut CEO MarkPlus Inc. Hermawan Kartajaya, 18 orang peraih Marketing Champion ini adalah kandidat yang memperebutkan gelar Merketeer of
FEELING TIRED OF CONVENTIONAL MARKETING?
THE MAGAZINE
The Year 2014. Dari 18 peraih Marketing Champion 2014, lima di antaranya berasal dari lingkungan BUMN, yakni Presiden Direktur PT Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim di sektor Asuransi, mantan Dirut PT KAI Ignasius Jonan di sektor Transportasi, CEO Telin Singapura Septika NW di sektor Jasa Telekomunikasi, Direktur Utama PT Jasa Marga Adityawarman di sektor Infrastruktur, dan Presiden Direktur PT PP Tbk Bambang Triwibowo di sektor Konstruksi. Apresiasi lain yang diberikan dalam ajang ini adalah Lifetime Achievement Marketeer Award sektor pemerintah dan swasta. Lifetime Achievement Marketeer Award sektor pemerintah diraih oleh Prof Dr Emil Salim karena menggagas pembangunan yang mengedepankan nilai-nilai kelestarian alam. Lifetime Achievement Marketeer Award sektor swasta diraih oleh pengusaha Sofjan Wanandi.
READ
FOR COOL, INSPIRING,
& PROGRESSIVE
MARKETERS DOUBLE ISSUE
DEC 2014 - JAN 2015 BUMN insight
22
EDITION
GET IT NOW AT ALL MAJOR BOOK STORES IN 18 MAJOR CITIES IN INDONESIA SUBSCRIBE NOW: P: +62 21 5790 2338 F: +62 21 5795 1103 E:
[email protected] MARKETEERS.FM
Januari 2015
Mengucapkan Terimakasih
atas Dukungan dalam Penyelenggaraan Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) bumn 2014 kepada: 1. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
24. PT Bhanda Ghara Reksa (Persero)
2. PT Pertamina (Persero)
25. PT Pelindo II (Persero)
3. PT Bank BRI (Persero), Tbk
26. Perum BULOG
4. PT TASPEN (Persero)
27. PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)
5. PT Bank BNI (Persero), Tbk
28. PT Hutama Karya (Persero)
6. PT Bank BTN (Persero), Tbk
29. PT Semen Indonesia (Persero), Tbk
7. PT Pupuk Indonesia (Perseo), Tbk
30. PT Bio Farma (Persero), Tbk
8. PT Pegadaian (Persero)
31. PT ASABRI (Persero)
9. PT Telkom Indonesia (Persero), Tbk
32. PT Aneka tambang (Persero), tbk
10. PT Asuransi Jasa Raharja (Persero)
33. pt timah (Persero)
11. PT Wijaya Karya (Persero), Tbk 12. PT Sucofindo (Persero) 13. PT Jasa Marga (Persero), Tbk 14. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) 15. PT Angkasa Pura I (Persero) 16. PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk 17. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 18. PT Askrindo (Persero) 19. PT Bukit Asam (Persero), Tbk 20. PT Inalum (Persero) 21. Perum PERURI 22. Perum Perhutani 23. PT Danareksa (Persero)
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada segenap pihak yang telah membantu, dan secara khusus kepada segenap direksi dan karyawan BUMN yang berpartisipasi sebagai peserta Porseni BUMN 2014.
info utama
BUMN OUTLOOK
0 5 2 1 BUMN insight
24
Januari 2015
SAATNYA EKONOMI INDONESIA KEMBALI BANGKIT DAN TUMBUH. BUMN TETAP MEMEGANG PERAN SENTRAL Martina Prianti Nicklas Hanoatubun
B
adan Pusat Statistik atau BPS mencatat, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia per triwulan III 2014 tercatat 5,01 persen dengan faktor utama (55,11 persen) ditopang oleh konsumsi masyarakat. Nah penopang utama kedua (30,91 persen) pertumbuhan, adalah pembentukan modal tetap bruto atau PMTB yang di dalamnya termasuk capital expenditure (capex) atau belanja modal BUMN. Senada dengan BPS, Bank Dunia dalam laporannya bertajuk Economic Quartely yang dirilis pada 8 Desember 2014, menyebutkan pembelanjaan pasar domestic di Indonesia yang bertahan tinggi terus menopang pertumbuhan. “Jika Indonesia memperkuat fondasi ekonomi yang lain dan memperkuat iklim investasi, Indonesia dapat mendorong kembali laju pertumbuhan yang lebih tinggi dan lebih pesat,” ucap Rodrigo Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia. Senada dengan Bank Dunia, Fitch Ratings, lembaga pemeringkat internasional, menilai private consumption menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang resilient sehingga Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan yang paling stabil. Tak hanya itu, Indonesia juga masih menjadi salah satu negara untuk tempat berinvestasi. Meski demikian, baik pemerintah maupun sejumlah ekonom dan instansi sependapat, dalam pelbagai kesempatan mengungkapkan per-
tumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015, masih akan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang dimaksud, antara lain iklim investasi, keterbatasan infrastruktur, sistem birokrasi dan tata kelola yang lemah termasuk tingkat korupsi, akan membatasi potensi pertumbuhan Indonesia. Dari segi external, pertumbuhan ekonomi Amerika yang lebih baik dari perkiraan mengimbangi risiko deflasi di Eropa sehingga dampak dari risiko stagnasi pertumbuhan di negara-negara maju menjadi berkurang. Adapula faktor, potensi tekanan dari ancaman pelambatan ekonomi di China serta, berlanjutnya tren penurunan hargaharga komoditas. BUMN insight
25
info utama
MENEKAN DIVIDEN DONGKRAK CAPEX
K
ontribusi BUMN kepada pertumbuhan ekonomi sendiri, antara lain dapat dilihat dari alokasi anggaran capital expenditure (capex) atau belanja
modal yang disediakan BUMN. Fitch Ratings memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 masih akan didorong oleh aksi dan kinerja BUMN. “Secara umum, ekspansi, belanja modal dan investasi BUMN berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia,”
Pelayanan Bank BNI 46
ucap Eddy Handali, Direktur Rating Fitch Ratings untuk Indonesia. Kontribusi BUMN terhadap pertumbuhan pada 2015, berpotensi akan lebih besar lagi menyusul kebijakan Presiden Joko
Eddy Handali, Direktur Rating Fitch Ratings untuk Indonesia, kepada BUMN Insight, menuturkan sektor ekonomi yang berbasis dan terkait infrastruktur dan pengolahan sumber daya alam, akan menjadi sektor yang akan tumbuh. Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung, juga diharapkan naik kembali menyusul membaiknya sentiment setelah proses suksesi di 2014 berjalan dengan damai. Ryan Kiryanto, Vice President Chief Economist Bank BNI, pada sebuah kesempatan mengatakan kebijakan pemerintahan baru yang berkonsentrasi untuk pengembangan energi, maritime, perikanan, dan infrastruktur, ikut mendorong optimism pelaku bisnis terhadap pemerintahan baru. Potensi lainnya, kondisi masyarakat kelas menengah yang masih memiliki daya beli cukup maksimal. 2015 yang merupakan tahun awal dimulainya pelaksanaan perdagangan bebas negara-negara Asia Tenggara atau Masyarakat Ekonomi ASEAN, masih membuka peluang tetap tumbuhnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan pun berpotensi terjadi pada sektor industri termasuk yang berbentuk BUMN asalkan siap mengantisipasi tekanan baik dari sisi internal maupun eksternal. BUMN insight
26
Widodo terkait dividen. “Sudah bertahuntahun BUMN kita ini dibebani oleh dividen sehingga mereka tidak bisa berkembang,” ucap Jokowi pada Musrembangnas (18/12). Menanggapi hal tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan sedang mengkaji kemungkinan mengurangi setoran dividen perusahaan BUMN pada lima sektor: infrastruktur, pertanian, perikanan, obatobatan, dan energi. “BUMN di sektor-sektor tersebut diminta untuk melakukan investasi,” ucap Rini. Pada 2014, BUMN menyetor dividen senilai Rp 36,2 triliun. Tahun ini ditargetkan sebesar Rp 40 triliun. Di sisi lain, investasi BUMN tahun 2014 sebesar Rp 286,33 triliun, meningkat 16,21 persen dibanding tahun sebelumnya yang baru Rp 246,37 triliun. Tahun ini investasi BUMN diproyeksikan mendekati Rp 300 triliun. Angka yang cukup signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Januari 2015
Asumsi Makro APBN 2015 APBN 2014
APBN 2015
Fitch Ratings
Bank Dunia
Pertumbuhan ekonomi (%)
5,5
5,8
5,4
5,2
Inflas (%)
5,3
4,4
Tingkat suku bunga SPN 3 bulan (%)
6,0
6,0
11.600
11.900
Nilai tukar (Rp/US$)
7,5
Harga minyak mentah Indonesia (US$/barel)
105
105
Lifting minyak (ribu barel per hari)
818
900
1.224
1.248
Pendapatan negara (triliun rupiah)
Lifting gas (ribu barel setara minyak per hari)
1.635,4
1.793,6
Belanja negara (triliun rupiah)
1.876,9
2.093,5
241,5
245,9
2,4
2,21
Defisit anggaran (triliun rupiah) Defisit terhadap PDB (%)
Sumber: Pelbagai sumber
Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha (persen) Triwulan III 2014 Terhadap Triwulan III 2013
Lapangan Usaha
Triwulan I s/d III 2014 Terhadap Triwulan I s/d III 2013
Sumber Pertumbuhan y-o-y
Pertanian, peternakan, kehutanan, & perikanan
3,74
3,45
0,49
Pertambangan dan penggalian
0,31
-0,13
0,02
Industri pengolahan
4,61
4,90
1,17
Listrik, gas, dan air bersih
6,18
6,39
0,05
Konstruksi
6,28
6,45
0,41
Perdagangan, hotel, dan restoran
4,21
4,49
0,75 0,94
Pengangkutan dan komunikasi
9,01
9,65
Keuangan, real estat, dan jasa perusahaan
5,96
6,10
0,58
Jasa-jasa
6,52
5,97
0,60 5,01
PDB
5,01
5,11
PDB Tanpa Migas
5,32
5,45 Sumber: BPS
REALISASI INVESTASI (CAPEX) BUMN Lima Tahun Terakhir (Triliun rupiah)
210 2011
217,38 2012
246,37 2013
258 2014
199,94 2010 Sumber: diolah dari pelbagai sumber
BUMN insight
27
info utama
Nasabah Bank Mandiri melakukan transaksi keuangan.
KEUANGAN
(Masih) Jadi Raja di Negeri Sendiri Bank BUMN masih berjaya di kancah nasional. Punya potensi besar untuk menjadi jawara di level regional Martina Prianti
J
Nickals Hanoatubun
uniman, Chief Economist Bank Internasional Indonesia, mengatakan baik perbankan, non perbankan, dan asuransi, di Indonesia masih memiliki potensi untuk tumbuh. Selain karena laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif masih baik, juga karena masih memiliki potensi pasar yang besar. Selain diperlukan penguatan permodalan dan akses jaringan, dibutuhkan juga peningkatan kualitas sumber BUMN insight
28
daya manusia (SDM) serta, penggunaan teknologi dan informasi (IT). “Sekarang bagaimana pelaku usaha di sektor keuangan dan asuransi, dapat memanfaat kesempatan dan peluang yang sama. Karena waktunya masih ada,” ucap Juniman. Pada sektor perbankan, meski sebagian besar diantaranya sudah dimiliki oleh investor asing dengan adanya pengambil alihan saham, namun tiga dari
Januari 2015
empat bank BUMN yakni kecuali BTN, pada November 2014 masuk dalam daftar 12 bank penerima laba terbesar. Tekanan ekonomi baik dari sisi eksternal dan internal, memang akan mempengaruhi capaian kinerja. Meski demikian, baik pelaku industri keuangan termasuk BUMN, masih memiliki waktu untuk menghadapi efektivitas pelaksanaan pasar bebas ASEAN yang akan berlaku efektif 2020. Terkait hal itu, Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan, pada sebuah kesempatan mengatakan Indonesia merupakan negara yang punya potensi besar mengembangkan pelbagai sektor termasuk keuangan. Di sisi lain, dalam sebuah laporan yang dirilis pada 16 Desember 2014, Fitch Ratings, lembaga pemeringkat internasional, mengungkapkan outlook peringkat untuk sektor asuransi jiwa dan asuransi umum di Indonesia pada tahun 2015 adalah stabil. Hal tersebut didukung oleh pertumbuhan pasar yang berkelanjutan, eksposur terhadap aset berisiko yang terkendali, marjin operasional yang sehat, dan lingkungan regulator yang berkembang. Prospek sektor yang stabil, mencerminkan pandangan Fitch bahwa penetrasi pasar yang rendah akan terus me-
nawarkan prospek pertumbuhan yang menarik; volatilitas imbal hasil investasi kemungkinan akan diminimalkan oleh portofolio risiko yang terkendali, meningkatnya kesadaran berasuransi akan mendukung ekspansi pasar untuk sektor asuransi jiwa. Sementara itu, sektor asuransi umum didukung oleh meningkatnya kemakmuran, kelas menengah yang berkembang serta pertumbuhan ekonomi. Selain itu, perlindungan reasuransi dan penyangga kapitalisasi yang memadai diharapkan dapat meminimalkan bencana kerugian yang diasuransikan pada tahun 2015. Alasan lainnya, rezim peraturan yang lebih kuat cenderung meningkatkan kesehatan keuangan industri secara keseluruhan. Tingkat penetrasi di sektor asuransi di Indonesia telah meningkat secara bertahap selama beberapa tahun terakhir. Swiss Re memperkirakan jumlah penetrasi asuransi di 2,1% pada tahun 2013, dibandingkan dengan 1,77% pada tahun 2012 dan 1,5% pada tahun 2010. Meskipun demikian, ini masih dianggap rendah dibandingkan tingkat penetrasi di negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yang berada di atas 4%. Premi asuransi Indonesia menyumbang 0,4% dari pasar global pada akhir 2013. Fitch yakin bahwa sektor ini siap untuk pertumbuhan yang stabil dalam jangka menengah, didukung oleh pasar yang relatif besar dan belum dimanfaatkan hampir 250 juta orang serta ekonomi yang berkembang. Fitch mengharapkan perubahan dalam lingkungan regulator untuk mendorong pengembangan sektor lebih lanjut. Sektor asuransi Indonesia telah memperketat peraturan secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir termasuk penerbitan undang-undang baru, persyaratan modal yang lebih ketat, dan peraturan tarif. Laporan media menunjukkan kemungkinan ada perubahan peraturan tambahan, seperti pengenalan sistem pengawasan baru dan revisi beberapa kebijakan kunci.
PT BRI (Persero) Tbk
Teratas Dalam Perolehan Laba
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk untuk ke sekian kalinya mencatatkan diri sebagai bank dengan laba terbesar. Pada Kuartal III 2014, bank dengan tagline Melayani Dengan Setulus Hati ini mengantongi laba sebesar Rp 18,12 triliun, naik 19% dibanding periode sama tahun lalalu yang baru mencapai Rp 15,23 triliun. Sofyan Basir, Direktur Utama BRI, mengatakan, peningkatan laba BRI pada kuartal III ditopang oleh kenaikan penyaluran kredit yang terjadi di seluruh segmen bisnis. Perseroan mencatat, total kredit yang sudah disalurkan BRI hingga akhir September 2014 mencapai Rp 464,19 triliun, tumbuh 12,32% dari periode sama tahun lalu Rp 413,27 triliun. Penyaluran kredit BRI masih didominasi segmen mikro dengan pertumbuhan 15,8 % (YoY) menjadi Rp 148,43 BUMN insight
29
info utama
Anjungan tunai Bank BRI
triliun, meningkat Rp 20 2 triliun. “Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) realisasi outstanding KUR yang disalurkan BRI mencapai Rp 32,03 triliun atau meningkat 21, 94% dengan jumlah nasabah 3 juta nasabah,” kata Sofyan. Di sisi lain, BRI juga berhasil meningkatkan perolehan dana pihak ketiga atau DPK sebesar 19,7% sehingga menjadi Rp 544,27 triliun. Pada kuartal III 2014, BRI mampu menambah 10 juta rekening tabungan sehingga secara total menjadi 46,52 juta nasabah. “Pertumbuhan tabungan ini juga secara konsisten selalu di atas rata-rata industri, dengan persentase 13,5% atau lebih tinggi jika dibandingkan rata-rata pertumbuhan tabungan industri perbankan nasional yang sebesar 8,6% per Agustus 2014,” ucap Sofyan. Sedangkan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau LDR tercatat 85,29%. Kualitas aset produktif tetap terjaga dengan baik yang terlihat pada rasio kredit bermasalah (NPL) netto 0,46% dan NPL gross BRI tercatat 1,89%. Angka-angka tersebut naik tipis dibanding perioda sama tahu lalu di mana NPL netto hanya 0,43% dan NPL gross 1,77% namun, masih lebih baik dibanding rata-rata industri perbankan nasional yang tercatat 2,31% pada Agustus 2014. Sofyan mengatakan kenaikan NPL pada kuartal III 2014, karena adanya peningkatan kredit bermasalah menengah seperti kredit yang disalurkan melalui kantor-kantor wilayah. Alasan lainnya, NPL kredit ritel juga mengalami sedikit kenaikan. Sebaliknya NPL kredit mikro dan consumer, NPL turun. Sementara itu rasio kecukupan modal (CAR) BRI tercatat 18,57%, lebih baik dibanding periode sama tahun lalu 17,14%.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
ancang-ancang merajai asean
Kinerja keuangan yang positif pada triwulan III 2014 BUMN insight
30
pun berhasil dijaga oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hanya diungguli oleh BRI, Mandiri berada pada posisi kedua 10 bank dengan perolehan laba terbesar di Indonesia. Bank Mandiri pada triwulan III 2014 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 14,5 triliun, naik 12,9% dibanding periode sama tahun lalu Rp 12,8 triliun. Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Mandiri, mengatakan di tengah persaingan yang semakin ketat baik dalam pengumpulan dana maupun penyaluran kredit, Mandiri berhasil menjaga tren positif. Pertumbuhan laba bersih yang diperoleh Mandiri, terutama ditopang oleh pendapatan bunga yang tumbuh 26,5%. Nah, pendapatan bunga meningkat sendiri karena adanya pertumbuhan kredit yang berhasil disalurkan Mandiri. Secara sektoral, kredit Bank Mandiri tersebar ke sektor produktif yang tercatat tumbuh 14,3% menjadi Rp 389,4 triliun. Pertumbuhan kredit investasi sebesar 10,8% dan kredit modal kerja sebesar 16,4%. Sektor Konstruksi mencatat akselerasi pertumbuhan sebesar 23,9%, sementara sektor industri pengolahan mencatat penyaluran terbesar Rp 96,1 triliun, disusul sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp 82,7 triliun. Budi mengaku, 2014 merupakan tahun yang cukup berat. Hal itu tercermin dari profit mayoritas perbankan yang turun drastis. “Kalau interest rate turun, semua bankir make money. Kalau interest rate naik, hanya segelintir bankir yang profitnya tumbuh,” ujar Budi. Di sisi lain, peroleh dana pihak ketiga (DPK) Mandiri tumbuh 14,9% menjadi Rp 509,9 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu yang baru Rp 514,2 triliun. Dari capaian tersebut, dana murah giro dan tabungan atau current account saving account (CASA) mencapai Rp 361,8 triliun. Menurut Budi, Mandiri merupakan salah satu bank yang memiliki tingkat likuiditas yang baik sehingga mampu mendukung rencana pengembangan bisnis perusahaan, baik secara organik, maupun non organik. Hal itu terlihat dari rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (LDR) yang sebesar 85,31% pada September 2014, di bawah batas atas ketentuan BI 92%. Budi optimis, dengan kinerja yang diperoleh dan pelbagai upaya yang tengah disiapkan saat ini, Mandiri akan siap memasuki era pasar ASEAN. Ancang-ancang melalui rangkaian transformasi terus dimatangkan. Penekanan dilakukan pada integrasi seluruh potensi Bank Mandiri dan perusahaan anak. “Melalui integrasi ini, kami meyakini akan dapat terus tumbuh berkesinambungan untuk merealisasikan visi memakmurkan negeri serta menjadi salah satu bank terbaik di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya.
Januari 2015
Juniman, Chief Economist Bank Internasional Indonesia
efisiensi agar unggul dalam persaingan Perkembangan ekonomi global maupun kondisi ekonomi dalam negeri pasca kenaikan harga BBM, masih akan memberikan dampak, termasuk pada sektor keuangan.
T
im ekonom Bank Internasional Indonesia memperkirakan sektor keuangan baik perbankan maupun non bank, tahun ini masih akan mengalami tekanan. Kebijakan The Fed dan perkembangan harga komoditas, menjadi dua hal dari luar yang akan mempengaruhi sektor perbankan dan non bank pada 2015. Sementara itu dari dalam negeri, efek kebijakan pemerintah mengenai harga BBM diprediksi masih akan memberikan dampak. Efek yang dimaksud antara lain, melemahnya tingkat daya beli masyarakat hingga mendorong kenaikan suku bunga dan pada akhirnya menyebabkan terkoreksinya margin. Meski demikian, sektor keuangan baik perbankan maupun non bank, masih memiliki potensi untuk tumbuh. Hanya saja, pertumbuhannya diperkirakan akan mengikuti laju pertumbuhan ekonomi. Artinya, jika pertumbuhan ekonomi tumbuh melambat, pun demikian pertumbuhan pada sektor perbankan dan non perbankan. Kebijakan pemerintah saat ini yang ‘menganak emaskan’ BUMN termasuk BUMN pada sektor keuangan, dinilai ikut mendorong pertumbuhan sektor dan pelaku industri tersebut. Keberpihakan pemerintah tersebut, akan menjadikan tumpuan dalam tumbuh dan perkembangannya sektor usaha tanpa terkecuali sektor perbankan dan non bank. Pada pembiayaan proyek infrastruktur misalnya, terlihat ada sinergi antar BUMN perbankan dengan BUMN karya. Walau demikian, untuk meminimalkan tekanan ekonomi global maupun lokal, sektor perbankan disarankan mampu melakukan efisiensi dalam menjalankan operasional, agar bisa bersaing dalam iklim kompetisi yang makin terbuka. Selain itu, pelaku sektor perbankan juga disarankan untuk mengubah mindset dalam menetapkan nasabah prioritas seperti dengan tidak lagi memasukkan sektor usaha komoditas di dalamnya. Di sisi lain, pada sektor asuransi baik milik negara atau swasta, mesti siap menghadapi dampak kebijakan
“Kebijakan pemerintah saat ini yang ‘menganak emaskan’ BUMN termasuk BUMN pada sektor keuangan, dinilai ikut mendorong pertumbuhan sektor dan pelaku industri tersebut.”
pemerintah mengenai pemberian kartu kesehatan. Untuk itu, pelaku usaha asuransi diimbau untuk berinovasi jika tidak ingin perolehan pasar menurun karena kompetisi akan lebih ketat. Tekanan dan potensi penurunan pertumbuhan, diprediksi juga akan terjadi pada sektor pembiayaan. Pada pembiayaan otomotif misalnya, berpotensi melemah karena adanya penurunan daya beli masyarakat. Sementara pada pembiayaan pada alat-alat berat, berpotensi terkoreksi baik karena adanya laju pertumbuhan yang masih melemah maupun karena dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas. BUMN insight
31
info utama perdagangan
Komoditas Tahun Lalu Masih Jadi Andalan BUMN perdagangan terus menggeliat. Harus jeli dan cekatan untuk bisa berbicara pada pasar terbuka kawasan Asean Firdaus Subhekti
Nicklas Hanoatubun
K
eadaan ekonomi global yang belum stabil diprediksi bakal membuat neraca perdagangan Indonesia akan sulit merengguk surplus pada tahun ini. Demikian diungkapkan Latif Adam, Pengamat Ekonomi LIPI. Pertumbuhan perekonomian beberapa negara yang menjadi partner dagang Indonesia, seperti Cina, dan Jepang yang melambat turut memberikan dampak terhadap neraca perdagangan Indonesia pada tahun ini . Adapun harapan Indonesia hanya tinggal dari sisi harga, namun faktor ini juga masih sulit. Ini dikarenakan struktur ekspor Indonesia yang kebanyakan masih komoditas, sedangkan harga komoditas tersebut selalu berjalan secara linear dengan harga minyak. Sementara itu nilai dolar yang sempat membuat rupiah melemah akibat pulihnya ekonomi Amerika Serikat (AS) pada akhir tahun lalu, justru memberikan harapan untuk neraca ekspor Indonesia. Pasalnya, pulihnya ekonomi AS menjadi sangat penting bagi Indonesia karena negara tersebut merupakan pembeli utama produk manufaktur Indonesia yang diharapkan tahun ini bisa menjadi pendorong signifikan ekspor. Tercatat, sepanjang JanuariOktober 2014 lalu saja ekspor ke Negeri Paman Sam mencapai US$13.208 juta, merangkak naik ketimbang periode sama tahun sebelumnya sebesar US$12 589,5 juta. Selain AS, diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini juga akan menjadi potensi besar bagi para pelaku bisnis di Indonesia untuk memperluas pasar bagi produk-produk mereka. Kawasan Asia sendiri memang diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi dunia baru yang disokong oleh negara-negara ASEAN. Penduduk ASEAN yang cukup besar, yaitu sebesar 618 juta orang, diharapkan jadi peluang pelaku usaha Indonesia untuk menggenjot ekspor ke wilayah ASEAN. Dengan kisaran 25% ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN, maka diharapkan ekspor Indonesia akan lebih baik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia sendiri akhirnya kembali surplus pada Oktober 2014 lalu setelah beberapa bulan sebelumnya BUMN insight
32
Pelabuhan Tanjung Priok, pintu ekspor Indonesia
mengalami defisit. BPS melansir neraca perdagangan pada Oktober 2014 mengalami surplus sebesar US$23,3 juta, yakni dari ekspor sebesar US$15,35 miliar, sedangkan impornya US$15,33 miliar. Padahal, bulan sebelumnya, September 2014, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar US$270,3 juta. Meski demikian, secara kumulatif Januari-Oktober 2014, neraca perdagangan masih defisit US$1,64 miliar. Rinciannya, defisit migas mencapai US$10,72 miliar, sedangkan surplus perdagangan nonmigas sebesar US$9,08 miliar. Adapun terhadap ASEAN, tercatat pada Oktober 2014 lalu masih mengalami defisit sebesar US$58,6 juta, sedangkan secara kumulatif Januari-Oktober 2014 defisit mencapai US$1 miliar. Demikian juga neraca perdagangan dengan mitra dagang utama, seperti Tiongkok, Jepang, AS, India, Australia, Korea Selatan, serta Taiwan mencetak defisit US$231,2 juta pada Oktober 2014, sedangkan secara kumulatif Januari-Oktober 2014 defisit US$2,8 miliar. Surplus neraca perdagangan diraih melalui negara-negara Uni Eropa yang pada Oktober 2014 tercatat US$387,7 juta, sedangkan kumulatif Januari-Oktober 2014 US$3,46 miliar. Tahun 2015 ini juga pemerintah diperkirakan masih mengandalkan komoditas sebagai mana sumber perdagangan pada 2014 lalu. Untuk menghadapi MEA, Indonesia mempunyai 19 produk unggulan dan potensial untuk diekspor ke ASEAN atau mungkin ke negara lain
Januari 2015
yang terbagi atas sembilan yang unggul dan 10 produk potensial. Kesembilan produk unggulan ekspor itu adalah tekstil dan produk tekstil, elektronik, karet, produk hutan, alas kaki, otomotif, udang, cokelat/kakao dan kopi. Sedangkan 10 produk potensil ekspor ke ASEAN tersebut adalah kulit dan produk kulit, peralatan dan instrumen medis, rempah-rempah, makanan olahan, essential oil, ikan dan produk ikan, produk kerajinan, perhiasan, bambu dan peralatan tulis selain kertas.
Geliat BUMN Perdagangan
Dari deretan perusahaan negara, tercatat dua nama besar yang berkecimpung dalam perdagangan. Mereka adalah PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) yang juga dikenal Indonesia Trading Company (ITC) dan PT Sarinah (Persero) yang dikenal via bisnis perdagangan ritel. Memiliki 960 karyawan yang tersebar di 34 provinsi diseluruh Indonesia, PPI terus berkembang untuk menjadi perusahaan dagang yang kompetitif, berkualitas, berkompetensi, serta menguasai sumber dan jaringan pemasaran di dalam dan luar negeri. Pada 2015 ini PPI pun melangkah optimistis dengan hasil konsolidasi internal yang sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu. Dalam menyambut pasa bebas ASEAN tahun ini PPI pun berbenah, mulai menata sumber daya manusia hingga bidang IT agar jangan sampai ketinggalan. “PPI masih membutuhkan perbaikan di banyak hal, terutama internal. Kalau kondisi internal sudah baik, semua pegawai semangat, insya Allah tahun ini kondisi PPI akan membaik,” tutur Wahyu Suparyono, Direktur Utama PPI. Selain itu, aset-aset PT PPI yang berserak di 33 cabang di seluruh Indonesia yang sebelumnya belum tertata selama 12 tahun, tahun ini diharapkan sudah dapat memberikan pemasukan kepada perusahaan. Untuk merealisasikan hal tersebut, tahun 2014 lalu PPI sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT Waskita Karya dan beberapa perusahaan karya BUMN lainnya terkait optimalisasi aset. Ditambah lagi, pada 2015 ini PPI pun bersiap mengekspor komoditas baru, seperti rotan dan sarang
burung walet, yang risetnya telah dimulai sejak tahun lalu. Adapun turunnya pertumbuhan ekonomi negara yang menjadi tujuan utama ekspor Indonesia, seperti Cina dan Jepang, juga sudah diantisipasi oleh perseroan dengan mencari alternatif negara lain untuk dijadikan target pasar pada tahun ini. PT Sarinah lebih dikenal sebagai pusat ritel yang memasarkan banyak produk khas Indonesia, seperti batik dan hasil kerajinan. Sarinah juga bergerak di lini bisnis lainnya, yaitu manajemen properti dan trading. Sejak memulai bisnisnya di Jakarta pada 17 Agustus 1962, Sarinah tampaknya terus mencari bentuk bisnis ritel yang pas. Itu sebabnya, Sarinah akan menata konsep toko ritelnya, serta mengubah konsep bisnis gerainya, dari model department store menjadi speciality store. Menurut Ira Puspadewi, Direktur Utama Sarinah, perubahan konsep gerai ini bertujuan memperjelas segmen pasar. Penuntasan pergantian konsep toko itu akan menjadi fokus Sarinah sebelum memutuskan untuk menambah gerai. Rencananya, tahun ini Sarinah ingin menambah 10 gerai. Selain itu, guna menunjang berkembangnya industri kreatif di Indonesia, Sarinah menggandeng PT Eureka Prima Jakarta untuk mengembangkan Eureka Creative Centre sebagai sentra kreatif anak-anak muda. Eureka akan membangun dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan Sarinah dan mitra usahanya untuk menggelar kegiatan promosi, penjualan, workshop, serta sarana lainnya. Sarinah berperan menyiapkan produk, jaringan, serta sumber daya yang dimiliki. Sarinah sendiri akan menempati areal 50.000 m2 di Eureka Creative Centre yang merupakan bagian dari pengembangan Eureka Township, yaitu superblok terintegrasi seluas 21 hektare di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur. Lokasinya yang berdampingan dengan Kawasan Taman Mini Indonesia Indah ini akan menghadirkan apartemen, perkantoran, hotel dan mal. Baik PPI maupun Sarinah masih perlu mendongkrak skala bisnis dan kinerja korporasi, agar bisa banyak bicara dalam percaturan perdagangan di kawasan regional yang segera menjadi pasar terbuka.
Neraca Nilai Perdagangan Indonesia (dalam US$ miliar) Bulan
Ekspor
Impor
Neraca
Migas
Nonmigas
Total
Migas
Nonmigas
Total
Migas
Nonmigas
Total
Jan–Okt 2013
26,47
123,19
149,66
37,11
118,91
156,02
-10,64
4,28
-6,36
Jan-Okt 2014
25,87
122,18
148,05
36,60
113,10
149,70
-10,73
9,08
-1,65
Total
Migas
Nonmigas
Neraca Volume Perdagangan Indonesia (dalam juta ton ) Bulan
Ekspor Migas
Nonmigas
Impor Total
Migas
Nonmigas
Neraca Total
Jan–Okt 2013
35,73
530,03
565,77
40,31
76,81
117,12
-4,58
453,22
448,65
Jan-Okt 2014
34,95
421,84
456,79
39,76
81,48
121,24
-4,81
340,36
335,55 Sumber: BPS
BUMN insight
33
info utama konstruksi
Masih Bertumpu pada BUMN Pemangkasan dividen BUMN konstruksi diharapkan bisa meningkatkan pembangunan Infrastruktur. Dana untuk infrastruktur pun ditambah dalam APBN-P 2015. Julianto
Nicklas Hanoatubun
K
ondisi infrastruktur di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara di kawasan Asean lainnya. Berdasarkan data World Bank tahun 2012, Indonesia berada diurutan ke-6, di bawah Vietnam, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura di urutan pertama. Secara global, peringkatnya pun terus melorot dibandingkan periode tahun 2007. Indonesia berada di peringkat ke-85 dari 155 negara, Singapura berada di peringkat ke-2, Malaysia ke-27. Mengingat pentingnya infrastruktur untuk menggerakan roda perekonomian, pemerintah serius dalam membenahi infrastruktur negeri ini. Hal ini terlihat dengan penambahan alokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur. Akhir Desember lalu, dalam rapat kabinet finalisasi RAPBN-P 2015, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memutuskan untuk menambah anggaran infrastruktur sampai dengan Rp 157 triliun. Anggaran tersebut, diambilkan dari tambahan ruang fiskal Rp 230 triliun yang didapat dari potensi peningkatan penerimaan pajak dan penghematan subsidi BBM pada tahun ini. Presiden menegaskan bahwa fokus pemerintah adalah menggerakkan sektor infrastruktur dan pangan. “Saya berikan arahan bahwa 2015, fokus kita pada infrastruktur. Kedua, di kegiatan yang berkaitan dengan pangan. Artinya lebih banyak di kementerian pertanian. Fokus kita sementara berada pada dua hal tadi,” tegas Joko Widodo. “Apa yang kita kerjakan adalah sesuatu yang produktif, membangun jalan, bangun tol, bangun pelabuhan.” Indroyono Soesilo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman mengatakan, menjelaskan, dana infrastruk-
BUMN insight
34
Seorang pekerja sedang menyelesaikan proses pembesian pada salah satu proyek infrastuktur di Jakarta.
tur sebesar Rp 157 triliun tersebut akan digunakan untuk beberapa peruntukan pembangunan infrastruktur. Peruntukan pertama, untuk pembangunan infrastruktur di sektor perhubungan sebesar Rp 16 triliun. Indro mengatakan bahwa tambahan dana infrastruktur di sektor perhubungan tersebut rencananya akan digunakan untuk pembangunan pelabuhan, sarana perkerataapian, dan subsidi pelayaran dan penerbangan perintis. “Selain untuk itu, untuk sektor maritim juga ada tambahan Rp 2 triliun yang akan dialokasikan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, itu untuk memperkuat operasi pengamanan laut dan meningkatkan kemampuan nelayan,” terang Indro. Peruntukan ke dua, untuk membangun infrastruktur kelistrikan. Indro mengatakan bahwa pada tahun ini pemerintah akan
Januari 2015
BUMN masih menjadi tumpuan utama pembangunan infrastruktur. Untuk memaksimalkan peran BUMN, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan akan memangkas dividen badan usaha milik negara pada tahun ini. “Khususnya BUMN bidang infrastruktur akan mendapat pengurangan dividen lebih banyak ketimbang BUMN bidang lainnya,” ujar Bambang beberapa waktu lalu. Bambang menjelaskan BUMN bidang infrastruktur mendapat perlakuan khusus untuk menciptakan ruang laba yang lebih besar. Dalam konteks memperkuat permodalan untuk menambah proyek infrastruktur.
memberikan tambahan dana Rp 5 triliun untuk pengembangan infrastruktur kelistrikan. Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, selain untuk pembangunan infrastruktur di kementerian yang berada di bawah Koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, tambahan anggaran infrastruktur 2015 juga akan dialokasikan untuk membiayai pembangunan infrastruktur yang ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Anggaran infrastruktur yang dialokasikan di Kementerian Pekerjaan Umum mencapai sekitar Rp120 triliun lebih. “Dengan tambahan anggaran tersebut pembangunan infrastruktur akan digenjot, termasuk infrastruktur pangan,” kata Sofyan.
PT Adhi Karya Tbk. Sudah banyak memberi bukti tentang kompetensi dan profesionalismenya dalam menggarap proyek-proyek infrastruktur. Teranyar, Adhi ditunjuk oleh Lion Group sebagai kontraktor pengembangan Bandara Halim Perdana kusuma. Untuk itu, perseroan mendapat wewenang pembangunan monorel sebagai alternatif moda transportasi menuju bandara tersebut yang terintegrasi dengan intermoda lainnya yang sudah dicanangkan pemerintah. Ruas rel yang akan dibangun pada rencana pengembangan Bandara Halim Perdanakusuma ini sepanjang 11-13 km terhitung dari stasiun Dukuh Atas. Adapun konektivitas monorel dengan moda yang lain masih dalam perhitungan, dengan hitungan sementara 10-13 km. Di samping itu, Adhi sendiri juga tengah menjalankan ragam proyek pembangunan yang berserak di berbagai daerah. Di antaranya pembangunan jembatan dan perpanjangan jalan rel lingkar TLS I & II Tanjung Enim dan proyek dermaga jetty, coal handling system & coal storage beserta fasilitasnya di Sumatera Selatan, perkuatan dermaga 004 Utara Tanjung Priok, serta masih banyak lagi. “Tahun ini Adhi mencanangkan target perolehan kontrak baru sebesar Rp 15,2 triliun, atau naik 44,76 persen dibandingkan proyeksi akhir tahun ini sebesar Rp 10,5 triliun,” kata Corporate Secretary PT Adhi Karya, Ki Syahgolang Permata. Kinerja PT Adhi Karya Tbk QIII-2014
QIII-2013
Laba bersih
Rp101,02 miliar
Rp179,76 miliar
Aset
Rp9,5 5triliun
Rp9,72 triliun* *Per Desember 2013
PT Wijaya Karya Tbk. Tahun ini, akan bekerja sama dengan beberapa BUMN lain seperti PT PP dan PT Pelindo I, untuk membangun beberapa pelabuhan. Melalui anak usahanya, WIKA juga turut berpartisipasi dalam proyek MRT melalui kerja sama dengan perusahaan Jepang. Perusahaan patungan yang didirikan itu bernama BUMN insight
35
info utama Tokyu-Wika. Konsorsium ini mengerjakan empat paket dari enam paket yang ditawarkan pemerintah. Dua proyek itu terdiri dari pengerjaan dua elevated railways dan dua underground railways. Proyek ini dibagi dua tahap yaitu Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia dan Bundaran Hotel Indonesia-Kampung Banda. Nilai proyek ini sekitar US$ 450 juta, yang diperkirakan selesai pada 2018. Hingga Oktober 2014 lalu, Wika sendiri mencatat raihan kontrak baru sebesar Rp11,97 triliun, sedangkan target perolehan total kontrak tahun 2014 sebesar Rp49,97 triliun, atau naik sebesar 28,56 persen terhadap target tahun 2013 sebesar Rp 38,87 triliun. Komposisi perolehan kontrak baru tersebut terdiri dari induk perusahaan 70% dan anak perusahaan 30%. Kinerja PT Wijaya Karya Tbk QIII-2014
QIII-2013
Laba bersih
Rp484,87 miliar
Rp438,47 miliar
Aset
Rp15,02 triliun
Rp12,59 triliun* *Per Desember 2013
PT Waskita Karya Tbk BUMN lainnya, PT Waskita Karya Tbk. cukup optimistis memasuki tahun ini. Waskita yakin penjualan akan tumbuh lebih besar dari tahun lalu, seiring dengan rencana pemerintah mendorong pembangunan infrastruktur. Perseroan menargetkan bisa menggarap 200 proyek senilai Rp 20 triliun pada tahun ini. “Sehingga average (rata-rata) Rp 100 miliar per proyek,” kata Direktur Utama Waskita Karya M Choliq. Choliq mengatakan sudah semestinya pemerintah meningkatkan program infrastruktur. Selain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, infrastruktur juga merupakan kebutuhan dasar bagi perekonomian. Dia menyebutkan saat ini perseroan sedang mengerjakan proyek Bandara Soekarno Hatta dan jembatan di Lampung. Tahun depan perseroan akan melanjutkan pengerjaan proyek jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). Selain itu, Waskita juga mengincar proyek paket 6 tol dalam kota di tahun ini. Choliq pun mengatakan, nilai tender infrastruktur tersebut bisa mencapai Rp 21 triliun per proyeknya. Kinerja PT Waskita Karya Tbk QIII-2014
QIII-2013
Laba bersih
Rp128,9 miliar
Rp118,1 miliar
Aset
Rp10,28 triliun
Rp8,78 triliun* *Per Desember 2013
Tak cuma Waskita yang optimis memasuki tahun Kambing Kayu, PT Pembangunan Perumahan Tbk juga sama. PT PP menargetkan perolehan kontrak baru tahun ini tumbuh sebesar 25% menjadi Rp 27 BUMN insight
36
triliun. Laba ditargetkan laba bersih tumbuh 35 persen menjadi Rp 730 miliar. Sedangkan pendapatan tumbuh 35% menjadi Rp 19 triliun. “Target ini seiring gencarnya program pembangunan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah. Perseroan optimis dapat mencapai target target tersebut,” kata Bambang Triwibowo Direktur Utama PT PP. Terbaru, PT PP memperoleh kontrak untuk proyek pembangunan Apartemen Sawangan di Depok, Tol Depok Antasari, Lexington Apartemen, Wang Residence Citicon, dan sejumlah proyek baru lainnya. Nilai kontrak yang baru diperoleh tersebut lebih dari Rp 4 triliun. Masih ada beberapa sejumlah proyek lagi yang bakal dikejar guna merealisasi targetnya tersebut. Beberapa diantaranya adalah, hotel, engineering, procurement and construction (EPC) untuk minyak dan gas, PLTU, dan sejumlah proyek jalan tol. di antaranya pembangunan Jalan Saketi-Banjarsari, Banten, jalan ruas seri Hukurilla-Ambon, Pasar Gadang, Malang, dan gateway Pasteur Tahap II, Jawa Barat. Kinerja PT PP Tbk QIII-2014
QIII-2013
Laba bersih
Rp290,17 miliar
Rp218,35 miliar
Aset
Rp12,77 triliun
Rp12,41 triliun* *Per Desember 2013
PT Hutama Karya (Persero) tahun ini punya gawean besar yaitu megaproyek tol Trans Sumatra. Untuk itu BUMN kontruksi ini sedang mengincar pinjaman untuk mendanai pembangunan megaproyek tersebut sebesar Rp 3,01 triliun. “Perseroan menyediakan dana dari kas internal sebanyak 30% dari total kebutuhan pendanaan untuk pembangunan megaproyek tol Trans Sumatra tersebut,” kata Ari Widiyantoro, Sekretaris Perusahaan Hutama Karya. Kas internal yang disediakan maksimum Rp1,29 triliun. Selebihnya 70% dari total pendanaan atau Rp3,01 triliun akan mencari pinjaman baik dari perbankan, maupun dari perusahaan pembiayaan lain. “Pendanaan dari ekuitas 30%, dari eksternal 70%. Pendanaan eksternal sudah approach dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dan bank,” ungkapnya. Sebagai tahap awal, perseroan akan membangun dua ruas tol yakni ruas Medan-Binjai dan Palembang-Indralaya. Total investasi untuk kedua ruas tol itu diperkirakan mencapai Rp4,2 triliun-Rp4,3 triliun. Pendanaan yang tengah diincar Hutama Karya, katanya, dapat direalisasikan minimum pada tahun ini. Hal itu bergantung pada negosiasi pembayaran pada surat perjanjian tender yang akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. “Pinjaman itu tergantung kondisi ketika tender, belum tentu 2015, bisa saja setelah selesai 2018,” paparnya.
Januari 2015
Perluasan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Pendanaan
Mendanai Proyek-Proyek KPS beragam terobosan diupayakan untuk memperbesar pendanaan proyek infrastruktur. Belum memungkinkan menerbitkan global bond tahun ini. Julianto
P
Nicklas Hanoatubun
T Sarana Multi Infrastruktur (Persero) adalah BUMN yang buat guna mempercepat pembangunan infrastruktur. Di umurnya yang terbilang muda, SMI menargetkan pertumbuhan pembiayaan hingga 60 persen pada tahun ini, dengan estimasi komitmen pendanaan infrastruktur sekitar Rp 8 triliun. Untuk mendukung target tersebut, SMI berencana menerbitkan obligasi rupiah sebesar Rp 1 triliun pada paruh kedua tahun ini sekaligus mengharapkan suntikan modal negara hingga Rp 2 triliun. “Target komitmen pembiayaan tahun lalu Rp 5 triliun, tapi realisasinya melebihi target terebut. Sedangkan target 2015 sekitar Rp 7 triliun sampai Rp 8 triliun,” ujar Emma Sri Martini, Direktur Utama Sarana Multi Infrastruktur. Menurut Emma, sektor infrastruktur yang dibiayai SMI semakin beragam mulai dari infrastruktur telekomunikasi, pengairan, pelabuhan, bandara, hingga ketenagalistrikan. “Tahun lalu kurang lebih ada 28 debitur yang kita danai, dengan portofolio total komitmen Rp 5,2 triliun,” katanya. Arah pembiayaan SMI ke depan, menurut Emma, akan disesuaikan dengan konsep pembangunan pemerintahan Joko Widodo yang fokus pada pengembangan ekonomi maritim. Proyek-proyek yang dinilai cocok untuk didanai oleh SMI antara lain pelabuhan berikut sarana dan prasarananya, seperti listrik, pengairan, hingga terminal peti kemas. “Kami akan perbanyak kerjasama dengan PT Pelabuhan Indonesia II dan III,” katanya.
PMN dan Obligasi
Untuk mendukung kinerja perseroan pada tahun ini, Emma mengatakan SMI akan mengoptimalkan penarikan pembiayaan dari pasar maupun perbankan, serta mengharapkan penyertaan modal negara (PMN). “Untuk PMN mudah-mudahan tahun ini dapat Rp 2 triliun. Selain itu kita akan terbitkan obligasi Rp 1 triliun. Masih tentatif kemungkinan semester kedua, ditambah kredit komersial dari perbankan luar negeri yang menyesuaikan dengan kebutuhan,” ujarnya. Emma mengungkapkan SMI juga mempertimbangkan penerbitan obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat atau global bond guna mendapatkan dana segar. Namun, kondisi tahun ini sepertinya belum memungkinkan bagi perseroan mengingat aset penjaminan dan potensi nilai penerbitan belum ekonomis. “Untuk menerbitkan global bond maka nilainya harus ekonomis dan underlying harus secure, minimal US$ 300 juta sampai US$ 500 juta. Paling cepat kita terbitkan global bond tahun 2016,” katanya. Dia menambahkan dengan keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta keuangan BUMN untuk menutup kebutuhan pendanaan infrastruktur yang sangat besar, maka peran pendanaan SMI cukup membantu. Terutama untuk mendanai proyekproyek kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) ke depan. BUMN insight
37
info utama Emil Elestianto Dardak Wasekjen Pengurus Nasional Ikatan Ahli Perencana, Wakil Ketua Komite Tetap Infrastruktur Transportasi KADIN
Masih Perlu Terobosan Konkret Dari Pemerintah antarafoto
M
engakhiri tahun 2014, tidak terlalu banyak ekspektasi yang sebenarnya ditempatkan di awal tahun, mengingat tahun ini adalah tahun politik, terutama untuk proyek-proyek infrastruktur yang melibatkan investasi swasta. Menjelang akhir pemerintahan SBY, dilahirkan beberapa kebijakan strategis yang diharapkan menjadi fondasi dan bekal bagi pemerintahan Jokowi untuk “tancap gas”, karena pemerintahan baru tidak perlu lagi mengulang kajian. Beberapa diantara kebijakan ini adalah terkait Perpres jalan tol Trans Sumatra dan Perpres Komite Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Sepanjang tahun ini kita telah melihat juga beberapa capaian dalam infrastruktur. Presiden SBY telah meresmikan 28 proyek infrastruktur MP3EI pada 7 September 2014, termasuk diantaranya peresmian terminal internasional Bandara Sepinggan di Balikpapan, pengembangan terminal internasional Bandara Juanda di Surabaya, pembangunan jalur ganda KA (double track) lintas utara Jawa segmen Cirebon-Surabaya, serta banyak pelabuhan dan bandara yang tersebar di wilayah timur Indonesia. Sebelumnya, telah diresmikan pula beroperasinya Bandara Kualanamu di Medan, dan pada 23 September, telah diletakkan batu pertama untuk pembangunan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi yang dimenangkan oleh konsorsium PT Jasa Marga (Persero) bersama kontraktorkontraktor BUMN termasuk Pembangunan Perumahan, Hutama Karya, dan Waskita Karya. Dari Trans-Jawa, telah diresmikan pula seksi 1 dari ruas tol Mojokerto-Kertosono pada 13 Oktober 2014 dan di ruas Cikampek-Palimanan, telah resmi dicapai 100 persen pembebasan lahan pada bulan September 2014. Tentu tidak akan ada habisnya mengulas infrastruktur apa saja yang telah diresmikan atau dimulai pembangunannya, namun pada kenyataannya tetap terdapat suatu pandangan bahwa pencapaian infrastruktur dibawah harapan. Mengapa demikian? Keinginan menyelesaikan tol Trans Jawa telah dimulai sejak awal pemerintah SBY di 2004, begitu pula dengan carut marutnya proyek monorel di Jakarta yang tersendat setelah groundbreaking pada bulan Oktober 2013, dan masih banyak lagi daftar proyek yang belum terlaksana, termasuk yang menggunakan pola KPS. Kendala pembebasan lahan masih menjadi tantangan utama, dimana sejak diterbitkannya UU no.2/2012,
BUMN insight
38
Pekerja sedang menyelesaikan proyek tol Priok
hingga hari ini belum terlihat secara luas hasil dari produk hukum tersebut. Memang banyak dari proyek yang saat ini terkendala, baru akan menerapkan UU no.2/2012 pada awal tahun 2015 sesuai dengan pasal peralihan yang berlaku dalam UU tersebut. Ruas tol Palembang-Indralaya yang merupakan proyek baru, menjadi proyek tol pertama yang menerapkan UU no.2/2012, dimana menurut anggota tim pembebasan tanahnya, Adi Rosadi, sebagaimana dikutip dalam berita Bisnis Indonesia pada 17 Agustus 2014, menyatakan tidak menghadapi kesulitan dalam menerapkan UU tersebut. Menurut Adi, dengan melakukan konsultasi publik sebelum penerbitan surat perintah pembebasan tanah (SP2T), dapat dihindari kebutuhan mengulang penerbitan SP2T karena konsultasi telah dilaksanakan sebelum penerbitan SP2T tersebut. Dengan pembentukan Kementerian Agraria dan
Januari 2015
Tata Ruang, maka peleburan BPN dengan fungsi penataan ruang akan menimbulkan tantangan organisasi dan birokrasi tersendiri. Oleh karena itu, keberhasilan penerapan UU no.2/2012 akan mengandalkan kecakapan dari pejabat Eselon 1 di Kementerian ATR yang khusus menangani pembebasan lahan sesuai UU no.2/2012. Selain itu, diperlukan kerjasama dan peran aktif Gubernur selaku penerbit izin lokasi, dan instansi pengguna lahan yang akan melakukan dokumen perencanaan proyek. Mengingat pada waktu yang bersamaan akan dilaksanakan sedemikian banyak pembebasan lahan, maka perlu atensi yang luar biasa dari Presiden agar setiap langkah yang ditempuh dapat dipantau kemajuannya dan diatasi hambatan mengingat relatif barunya prosedur yang berlaku dan adanya penerapan lama waktu minimum untuk masing-masing tahap. Jika suatu tahap dilaksanakan dengan salah, maka mengulangnya akan sekurang-kurangnya akan memakan waktu tambahan sesuai waktu minimum tersebut. Kehandalan penyiapan dokumen perencanaan pengadaan lahan dan kesuksesan pelaksanaan konsultasi publik akan menjadi target pertama bagi penerapan prosedur baru ini. Dari sisi investasi swasta, maka peran strategis BUMN akan menjadi kunci. Selama ini terdapat dikotomi antara BUMN dan Badan Usaha swasta, dimana terkesan saat ini ada suatu keterpisahan antara program infrastruktur berpola KPS dengan BUMN. Pada kenyataannya keduanya idealnya justeru saling berdampingan dan berkaitan, dimana BUMN seharusnya dapat terdukung dengan suatu struktur KPS yang memungkinkan BUMN bermitra dengan investor swasta mengingat keterbatasan modal. Kedudukan strategis BUMN sebagai pengelola aset infrastruktur yang memiliki potensi pengembangan atau sinergi dengan aset infrastruktur baru, perlu dipertimbangkan dalam merancang struktur KPS. Tantangan berikutnya adalah otonomi daerah, dan akan masuknya tahun politik melalui potensi Pilkada serentak di 2015 atau 2016. Maka banyak daerah akan memiliki kepala daerah baru, dan selama 2015 atau 2016 seiring proses pilkada, maka akan sulit mengharapkan adanya terobosan kebijakan ditingkat daerah. Peran Kemendagri akan menjadi penting dalam memastikan peran aktif pemerintah daerah, termasuk dalam memainkan peranan sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) sesuai Perpres 67/2005 dan amandemennya. Aspek kebijakan pengelolaan risiko fiskal daerah perlu menjadi perhatian, mengingat proyek KPS melibatkan peran Pemda sebagai pihak yang berkontrak. Pemda dapat mengambil referensi dari kebijakan pengelolaan risiko fiskal ditingkat pusat yang dikelola oleh Kementerian Keuangan, termasuk peran PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia selaku Badan Usaha yang memiliki peran sesuai Perpres 78/2010 untuk mendukung pengelolaan risiko fiskal melalui pemberian penjaminan infrastruktur.
“Tahun 2015 akan menjadi tahun dimana pemerintah diharapkan muncul dengan terobosan yang kongkrit, dan mampu meyakinkan bahwa infrastruktur tidak dilaksanakan dengan pola business as usual.”
Tantangan terakhir adalah aspek kelembagaan, dimana mempersiapkan proyek KPS membutuhkan upaya yang tidak mudah. Jika dalam proyek APBN atau APBD, seringkali masalah yang dihadapi di lapangan tidak mutlak diantisipasi, dampak terburuk adalah proyek tertunda. Namun bagi investor, kemungkinan proyek tertunda tidak dapat diterima, terutama bagi dunia perbankan, sehingga hal-hal yang berpotensi menghambat proyek perlu diidentifikasi secara mendalam dimasa persiapan proyek. Kebutuhan waktu dan sumber daya serta perhatian dari aparat pemerintahan terkait, seringkali membuat proyek KPS tidak berjalan sesuai rencana. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengaturan kelembagaan yang efektif dalam menyikapi hal ini. Perpres KPPIP pada dasarnya bertujuan memberikan dukungan kebijakan lintas sektoral dari pemerintah pusat serta dukungan sumber daya yang dibutuhkan untuk mempersiapkan proyek KPS, namun sampai saat ini belum diketahui kelanjutan dari penerapan Perpres KPPIP tersebut. Pada akhirnya, tahun 2015 akan menjadi tahun dimana pemerintah diharapkan muncul dengan terobosan yang kongkrit, dan mampu meyakinkan bahwa infrastruktur tidak dilaksanakan dengan pola business as usual. Terutama untuk sektor KPS, pengalaman selama 10 tahun terakhir dalam mendorong KPS memberikan suatu masukan yang berharga untuk mengetahui area mana yang perlu diperkuat dan area mana yang memerlukan pendekatan baru. BUMN insight
39
info utama
Bandara Kualanamnu, Medan
transportasi
mewujudkan konektivitas Para pelaku di sektor transportasi wajib berbenah. Di samping menjamin keselamatan dan pelayanan, peran strategis untuk mewujudkan konektivitas nasional harus dijalankan. Andy Panca Prasetya
BUMN insight
40
Nicklas Hanoatubun
S
eiring pertambahan penduduk dan laju pertumbuhan perekonomian, kebutuhan transportasi memang menjadi hal mutlak untuk diperhatikan. Hal tersebut bisa ditengok dengan jumlah penumpang yang turut berkembang secara signifikan. Semisal berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipublikasikan pada awal Desember 2014 lalu, tercatat jumlah penumpang angkutan udara, laut maupun darat--kereta api--mengalami kenaikan sepanjang periode Januari-
Januari 2015
transportasi laut mencapai 189,14 juta ton, naik 4,89% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Begitu juga dengan angkutan barang melalui jasa kereta api yang melonjak 25% menjadi 27,53 juta ton sepanjang Januari-Oktober 2014 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
2015 Sasar Transportasi Massal
Oktober 2014 dibandingkan periode sama tahun lalu. Contohnya, jumlah penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan sepanjang Januari-Oktober 2014 sebanyak 48,5 juta orang atau naik 5,96% dibanding periode sama tahun lalu sebelumnya. Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan sepanjang Januari-Oktober 2014 yang tercatat 10,8 juta, juga naik 54,4% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Begitu juga dengan angkutan darat yang diemban kereta api mengalami pelonjakan menjadi 226,87 juta sepanjang Januari-Oktober 2014, atau meningkat 29,8% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (lihat infografis). Tak hanya penumpang, pelonjakan juga terjadi pada angkutan barang di laut dan darat. Sepanjang JanuariOktober 2014 tercatat jumlah barang yang diangkut dengan
Memang menarik ternyata angkutan penumpang yang memakai transportasi laut melonjak paling tajam, yakni lebih dari 50%. Kenyataan ini selaras dengan apa yang bakal dikerjakan Departemen Perhubungan lima tahun ke depan, yang salah satu rencananya bakal membagi pelabuhan laut sebagai hub (pusat) dan feeder (penghubung) guna mendukung Poros Maritim atau tol laut. Lima pelabuhan hub tersebut adalah Pelabuhan Belawan/Kuala Tanjung (Medan), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Soekarno-Hatta (Makassar), dan Bitung (Sulawesi Utara). Sedangkan 19 pelabuhan feeder adalah Sabang, Pekan Baru, Batam, Palembang, Jambi, Tanjung Emas, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Ternate, dan beberapa pelabuhan lainnya yang dinilai mumpuni. Dalam “Outlook 2015” Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan, mengungkapkan pembangunan transportasi sendiri akan lebih diarahkan pada pengembangan transportasi massal. Alhasil, awal-awal tahun ini pun peletakan batu pertama proyek transportasi angkutan massal cepat berupa trem di Surabaya menjadi targetnya. Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Kota Surabaya juga menyepakati operasionalisasi trem akan ditangani oleh PT KAI. Sebagai angkutan massal, kereta api sendiri tercatat sebagai moda transportasi yang paling banyak digunakan masyarakat dengan ratusan juta orang setiap tahunnya. Sumbangan terbesar berasal dari angkutan commuter line Jabodetabek yang hingga akhir 2014 lalu mencapai sekitar 700 ribu penumpang per harinya dengan jumlah perjalanan 728 kali. Targetnya, dari sekitar 800 kereta saat ini, pada 2019 mendatang bakal berjumlah 1.440 unit dengan prediksi melayani 1,2 juta penumpang per harinya. Dan rencananya, akhir tahun ini PT KAI juga bakal mengoperasikan jalur kereta api menuju Bandara Sokarno-Hatta. Pada 2015 ini PT KAI juga menargetkan peningkatan pertumbuhan angkutan barang melonjak sebesar 35%. Karenanya, perseroan bakal menambah satu rangkaian gerbong barang yang berjumlah delapan gerbong yang dapat mengangkut 320 ton angkutan barang per hari. PT KAI sendiri pada 2015 ini juga bakal membangun rel sambungan proyek kereta api Cikarang-Tanjung Priok yang diharapkan bisa selesai pada awal 2016. Yang terdekat, rencananya pada pertengahan tahun ini jalur kereta dari Stasiun Tawang menuju Pelabuhan Tanjung Emas bakal mulai bergeliat. Sementara itu untuk penumpang, diprediksi terjadi peningkatan 10% karena perseroan akan menambah lima BUMN insight
41
info utama kereta tambahan untuk kereta antarkota. Selain akan membeli 45 set kereta api ekonomi dan 40 set kereta api eksekutif, PT KAI juga berencana melakukan peremajaan armada yang dilakukan sampai 2018 mendatang. Selain kereta api yang melayani daratan, tercatat perusahaan milik negara lainnya, yakni Perusahaan Umum Djawatan Angkutan Darat (Perum Damri). Tahun ini pemakai jalan raya tersebut bakal mengalokasikan anggaran Rp5 triliun untuk pengadaan 3.300 bus baru. Menurut Agus S. Subrata, Dirut Perum Damri, dari usulan awal pengadaan bus ke pemerintah pusat hanya 1.000 buah, namun Kementerian Perhubungan malah mengalokasikan tiga kali lipat lebih. “Ini bentuk komitmen pemerintahan terhadap pelayanan transportasi massal,” ujar Agus. Tahun ini juga Damri memfokuskan pembukaan trayek perintis, semisal dari Kalimantan Barat menuju perbatasan Indonesia-Malaysia, guna melengkapi trayek sebelumnya yang menuju Kuching (Malaysia) dan Bandar Sri Begawan (Brunei Darusallam). Selain itu, Damri juga berencana mengoperasionalkan sleeping bus berkapasitas 10 penumpang yang melayani rute Lampung-Jakarta. Jalur lainnya yang bakal terselenggara, di antaranya awal tahun ini adalah rute Bengkulu-Pulau Enggano, bis pemadu moda Bandara ke Bencoolen Mall, dan Bandara ke Terminal Sungai Hitam. Damri sendiri memang tengah naik daun karena telah mencatat rekor pendapatan terbesar sepanjang 2013 lalu sebesar Rp1,01 triliun, dengan laba sebesar Rp98 miliar. Hingga semester I-2014 lalu tercatat meraih laba Rp43 miliar dari target Rp97 miliar, sedangkan target pendapatan 2014 sekitar Rp1,2 triliun dengan investasi sebesar Rp242 miliar.
Jaya di Laut, Kuasai Udara
Sebagian besar wilayah yang merupakan laut, tentunya membuat negeri ini lebih memanfaatkan jalur transportasi di atas air. Inilah yang tengah dilakukan PT Pelni yang kini mengoperasikan 25 unit kapal penumpang dan tiga unit kapal barang dengan total 1.186 proyek. Selain rute komersial, Pelni juga melayani pelayaran perintis, termasuk pulau-pulau di kawasan terluar. Inovasi teranyar Pelni kini tegah memasarkan “hotel terapung”, yakni program wisata di atas kapal dengan menggandeng potensi maupun masyarakat lokal. Perseroan berharap, paket wisata ini dapat memberikan jawaban atas sejumlah kesulitam yang dihadapi masyarakat saat ingin mengunjungi daerah-daerah di Indonesia Timur, seperti Raja Ampat dan Wakatobi. Selain itu, Pelni juga tengah mengubah wajah kapalkapal demi lebih memanjakan penumpangnya, semisal yang dilayani melalui KM Kelud yang menghabiskan dana sekitar Rp5 miliar. Pada 2015 ini, rencananya perseroan juga akan melaksanakan public service obligation (PSO) angkutan barang dengan rute-rute nonkomersial. BUMN insight
42
Perkembangan Jumlah Penumpang (dalam ribuan orang) Jan-Okt 2013
Jan-Okt 2014
(%)
Angkutan Udara Domestik
Jenis Angkutan
45.765,9
48.492,6
5,96
Angkutan Udara Int.
10.733,6
11.339,7
5,65
Angkutan Laut Domestik
6.999,7
10.812,6
54,47
Angkutan Kereta Api
174.668
226.872
29,89
Perkembangan Angkutan Barang (dalam ribuan ton) Jan-Okt 2013
Jan-Okt 2014
(%)
Angkutan Laut
180.321
189.140,2
4,89
Angkutan Kereta Api
21.940
27.535
25,5 Sumber: BPS
Rencana BUMN Transportasi 2015 PT KAI • Angkutan barang melonjak 35% • Angkutan penumpang bertambah 10% dengan 5 KA tambahan antarkota • Membangun rel sambungan proyek kereta api Cikarang-Tanjung Priok • Menoperasikan jalur kereta menuju Bandara Soekarno-Hatta • Mengoperasikan jalur kereta dari Stasiun Tawang menuju Pelabuhan Tanjung Emas Perum Damri • Mengalokasikan anggaran Rp5 triliun untuk pengadaan 3.300 bus baru • Membuka trayek perintis • Mengoperasikan “sleeping bus” PT Pelni • Memasarkan paket wisata hotel terapung • Melaksanakan PSO angkutan barang PT Garuda Indonesia • Menganggarkan capex US$200 juta • Menambah rute-rute domestik
Jika hal ini benar terwujud, maka ini merupakan yang pertama kalinya kapal barang menerima PSO. Tantangan transportasi yang tak kalah gesit datang dari persaingan menguasai udara. Arif Wibowo, Ketua Indonesia National Air Carriers Association (INACA), menyebutkan, semua maskapai di ASEAN mengincar Indonesia. Adapun faktor yang menyebabkannya, menurut Dirut Garuda ini, Indonesia memiliki populasi kalangan menengah yang begitu besar dan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan. Garuda sendiri juga telah menyiapkan langkah menghadapi persaingan di udara ini sejak beberapa tahun lalu dengan strategi bertitel Quantum Leap. Selain menganggarkan capex US$200 juta pada 2015 ini, upaya yang dilakukan perseroan belakangan ini adalah dengan penambahan rute domestik yang dilayani dengan tiga jenis pesawat, yaitu NG untuk antarprovinsi, CRG 1000 untuk antarkota, dan ATR 72 seri 600 untuk rute jarak pendek. Beberapa rute tersebut, di antaranya Surabaya-Banyuwangi, Surabaya-Jember, dan Denpasar-Labuan Bajo.
Januari 2015
AGUS PAMBAGIO, Pemerhati Kebijakan Publik dan Perlindungan Konsumen
KEBIJAKAN TRANSPORTASI KINI DAN TANTANGANNYA DI 2015
D
i penjuru dunia mana pun, manusia sepanjang hidupnya harus terus bergerak atau berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Untuk itulah dibutuhkan transportasi umum yang melayani pergerakan masyarakat dan bentuknya bisa angkutan udara, darat, kereta api dan laut (termasuk penyeberangan). Indonesia dengan 250 juta penduduknya memerlukan berbagai moda transportasi yang andal dan mempunyai standar keselamatan yang tinggi, bukan yang hanya mengangkut manusia tetapi dengan risiko kecelakaan yang tinggi. Indonesia hingga hari ini masih menganut asal terangkut karena keterbatasan infrastruktur transportasi, kecuali angkutan kereta api dan penerbangan yang sudah menempatkan safety sebagai pilar utama transportasi umum. Dari sisi kebijakan, sampai hari ini sektor transportasi merupakan pelayanan publik yang paling amburadul, tidak berujung. Kebijakan yang ada tidak bisa membuat para penyelenggara transportasi umum berbagai moda berkembang dengan baik, patuh pada kebijakan yang ada dan peduli pada keselamatan bukan asal jalan. Dari sisi regulator, transportasi berada di bawah kendali Kementrian Perhubungan. Sisi sumber daya manusia dan sistem kerjanya perlu direvolusi supaya ada perbaikan pembuatan regulasi dan implementasinya, termasuk penegakan hukumnya. Implementasi regulasi tanpa penegakan hukum akan tidak ada gunanya, karena tidak akan menghasilkan pelayanan transportasi yang komprehensif dan mengutamakan keselamatan. Persoalan pungli, mulai dari perizinan sampai operasi, merupakan mimpi buruk seluruh operator transportasi umum. Berbagai perizinan, misalnya di angkutan darat (izin trayek, uji kendaraan dll), di angkutan udara (izin laik udara/CoA, izin slot dll), dan di angkutan laut (izin laik berlayar, izin tambat dll) harus dideregulasi supaya tidak ada ruang untuk pungli/korupsi yang merugikan operator dan pengguna transportasi umum. Beban pungli dan buruknya infrastruktur transportasi umum, seperti terminal bis, pelabuhan udara, dan pelabuhan laut, sangat memberatkan operator transportasi. Beban tersebut membuat pengelola atau pemilik transportasi umum tidak dapat merawat alat transportasi umumnya dengan baik, apalagi kalau tarif tidak bisa menutup biaya operasi. Ujung-ujungnya publik yang harus menanggung derita ini semua. Keselamatan
bertransportasi terabaikan. Moda transportasi umum yang sudah nyaman dan memperhatikan keselamatan perjalanan adalah Kereta Api (KA). KA merupakan angkutan umum yang nyaman, aman, dan terjangkau. Jadi jangan heran jika angkutan KA di tahun 2014 semakin baik dan populer, meskipun tiketnya tidak murah dibandingkan dengan tarif penerbangan. Lalu apakah semua persoalan kebijakan transportasi di Indonesia dapat diselesaikan dalam tahun 2015 ? Apa saja yang harus dilakukan oleh Pemerintah ? Apa peran BUMN sektor transportasi ? Apa peran publik supaya mendukung kebijakan transportasi Pemerintah ? Pertama di tahun 2015, Pemerintah harus segera menjalankan semua perintah perundang-undangan yang ada dan bersamaan me-review semua kebijakan transportasi yang ada untuk segera direvisi. Misalnya UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, dan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan beserta seluruh peraturan pelaksanaannya. Kedua, kebijakan harus dijalankan dengan tegas termasuk penerapan sanksi pelanggaran. Kehancuran angkutan umum sudah parah di tahun 2014. Untuk itu pemerintah pusat/daerah, termasuk BUMN transportasi, harus melakukan revolusi transportasi sebelum semakin mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketiga, tahun 2015 adalah tahun Revolusi Transportasi. Hapuskan semua bentuk pungli di sistem transportasi umum, segera revisi total semua peraturan transportasi yang ada dan terbukti menghambat pergerakan manusia di Indonesia.
Implementasi regulasi tanpa penegakan hukum tidak ada gunanya, karena tidak akan menghasilkan pelayanan transportasi yang komprehensif.
BUMN insight
43
PT Pelni (Persero)
Transformasi Bukan Sekadar Untuk Eksistensi Fokus mewujudkan transformasi bisnis.Tak sekadar transportasi antar pulau, tapi juga ikut memberi nilai tambah kepada daerah dan dunia pariwisata. Sumbangsih penting untuk mewujudkan poros maritime. Martina Prianti
M
Nicklas Hanoatubun
enjadi perusahaan pelayaran yang tangguh dan pilihan utama pelanggan. Demikian visi Pelni sejak awal tahun 1980-an. Fokus melayari pulau besar, terpencil, dan terdepan di Indonesia. Terkait itulah, Pelni melakukan transformasi bisnis. Termasuk di dalamnya, melakukan transformasi layanan kepada konsumen. Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur Utama PT Pelni (persero) mengatakan, transformasi yang ditujukan untuk peningkatan kualitas
BUMN insight
44
layanan kepada konsumen, adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat dielakkan lagi. “Basis bisnis kami adalah layanan. Jadi bagaimana caranya meningkatkan kualitas layanan, hal itulah yang kami lakukan,” ucap Wimbo. Untuk itu, perseroan melakukan pelbagai upaya agar penumpang kapal Pelni termasuk di kelas ekonomi, dapat menikmati layanan yang baik. Peningkatan kualitas layanan dilakukan melalui beragam pendekatan. Di antaranya meningkatkan kapasitas
Visi dan Misi PT Pelni (Persero) Visi : “Menjadi Perusahaan Pelayaran yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan”
Misi :
1
2
Mengelola dan mengembangkan angkutan laut guna menjamin aksesibilitas masyarakat untuk menunjang terwujudnya wawasan nusantara.
3
Meningkatkan kontribusi pendapatan bagi negara, karyawan serta berperan di dalam pembangunan lingkungan dan pelayanan kepada masyarakat.
4
Meningkatkan nilai perusahaan melalui kreativitas, inovasi, dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia.
Januari 2015
Menjalankan usaha secara adil dengan memperhatikan azas manfaat bagi semua pihak yang terlibat (stakeholders), dan menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG).
Sumber: Pelni.co.id
Hotel Terapung
KM Kelud saat bersandar di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta.
dan kualitas sumber daya manusia pada seluruh bagian, termasuk penyedia makanan dan petugas kebersihan kapal. Manajemen juga menyediakan petugas customer service di atas kapal. Ini adalah sebuah terobosan yang belum pernah ada sebelumnya, guna menjembatani Pelni dengan konsumen dan menjaga kontiunitas pelayanan selama dalam pelayaran. Dari sisi fisik, Pelni mengubah tampilan kamar mandi yang dulu terkesan kotor dan bau, menjadi bersih dan segar, tanpa aroma pesing. Kebersihan ruangan kapal, termasuk toilet, dijaga selama 24 jam penuh. Pelbagai fasilitas baru juga disediakan untuk memanjakan penumpang selama dalam perjalanan, seperti stop kontak listrik, bioskop, kids playing ground, mini gym, jogging track, dan sarana rekreasi lainnya. Saat ini, Pelni mengoperasikan 25 unit kapal penumpang dan tiga unit kapal barang dengan total 1.186 proyek. Selain melayani rute komersial, Pelni juga menjalankan peran pelayaran perintis dengan tujuan kawasan remote, termasuk pulau-pulau di kawasan terluar. Ini merupakan peran strategis Pelni dalam mendukung konektivitas nasional sebagai salah satu unsur penting poros maritime. Setidaknya, ada 95 pelabuhan yang disinggahi kapal Pelni yang diawasi melalui 46 kantor cabang. Untuk penjualan tiket, Pelni menggandeng 400 travel agen yang tersebar di seluruh Indonesia.
Agar bisa lebih banyak memikat minat masyarakat untuk berlayar, Pelni tidak hanya mendandani kapal dan membenahi SDM. Berbagai terobosan bisnis terus diupayakan. Salah satunya, menggagas program paket wisata dengan skema ‘hotel terapung.’ Dengan program ini, Pelni berharap bisa menggaet penumpang sekaligus mendukung program pariwisata yang sedang digenjot pemerintah. Terkait itu, Pelni menggelar focus group discussion (FGD) dengan mengundang stakeholder mulai dari pemerintah, pelaku usaha wisata bahari, akademisi, dan traveler, Selasa, 18 November 2014. Tujuannya tak lain menampung pandangan dan masukan mengenai potensi wisata bahari termasuk peluang Pelni di dalamnya. Wimbo berharap, ‘hotel terapung’ bisa membantu memecahkan kesulitan wisatawan mengenai tiga hal pokok, yakni menginap, makan, dan mandi. Dengan begitu, wisatawan tinggal memfokuskan diri pada hobi wisata samudera entah itu snorkeling, diving, atau sekadar memancing di atas kapal. Elfien Goentoro, Direktur Komersial Pelni mengatakan, untuk mewujudkan ‘hotel terapung’, Pelni menggandeng potensi maupun masyarakat lokal. Utamanya, untuk pelaksanaan kegiatan outdoor berbasis laut. “Potensi wisata bahari nasional bagus. Terlebih, sekarang juga ada keinginan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim,” ujar Elfien. Dengan jurus transformasi dan beragam terobosan bisnis, Pelni mencoba untuk menjaga dan mengembangkan pasar. Kondisi kapal yang makin nyaman dan menyenangkan, pelayanan yang prima, serta beragam fasilitas yang memanjakan penumpang, akan menjadikan Pelni tidak sekadar mempertahankan eksistensi, tapi juga terus bergerak maju seiring tuntutan zaman. BUMN insight
45
Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur Utama Pelni
Memberi Nilai Tambah pada Perjalanan Kapal
I
ndonesia tercatat memiliki 13.466 pulau yang terdaftar dan berkoordinat. Melalui PT Pelni (Persero), pemerintah berupaya menyediakan layanan angkutan laut untuk memudahkan perpindahan orang maupun barang antar pulau. Sayangnya, sudah menjadi rahasia umum, tidak semua kapal penumpang menyediakan layanan yang memadai. Tapi itu cerita lama. Menunjuk KM Kelud sebagai pilot project, Pelni melakukan transformasi secara nyata dengan mengubah wajah kapal-kapal penumpangnya. Adalah Sulistyo Wimbo Hardjito, Direktur Utama Pelni sejak medio Mei 2014, yang menjadi transformasi korporasi dan bisnis Pelni. Untuk mengetahui apa saja rencana Wimbo membawa Pelni ke depan, berikut petikan wawancara Martina Prianti dari BUMN Insight, dengan mantan Direktur Komersial PT KAI (Persero) ini, pada sejumlah kesempatan: Fokus Pelni 2015? Kami tetap fokus pada kapal penumpang. Meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat baik dari sisi pelayanan oleh sumber daya manusia (SDM) kami maupun fasilitas atau prasarana. Makanya, tranformasi layanan kapal penumpang yang sudah dilakukan di KM Kelud, juga disediakan di sejumlah kapal lainnya seperti KM Pangrango, KM Wilis, dan KM Tidar. Tapi akan dilakukan secara bertahap karena biayanya tidak sedikit. Sebagai gambaran, make over KM Kelud membutuhkan dana setidaknya Rp 5 miliar. Untuk kapal-kapal lainnya, akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Kami akan lakukan dan kami berharap, perbaikan-perbaikan yang kami lakukan, dapat membuat penumpang nyaman. Perbaikan layanan dan fasilitas apa saja yang dimaksud? Di KM Kelud, selain ada biskop dan kantin yang kami benahi tampilannya, kami juga menyediakan fasilitas lainnya. Untuk anak, tersedia game center yang berisi playground, playstation, dan dindong. Disediakan juga mini gym yang dapat digunakan oleh penumpang segala usia. Sementara pada area ruang kamar penumpang, kami memasang colokan listrik pada sisi tempat tidur agar penumpang bisa men-charge teleponnya. Kami
BUMN insight
46
juga membenahi kondisi kamar kecil yang dulu identik dengan kotor dan bau pesing, sekarang bersih dan wangi. Dengan begitu diharapkan, penumpang kapal khususnya kelas ekonomi, dapat menikmati layanan yang baik dari pemerintah melalui Pelni. Selain itu semua, di dalam kapal juga disediakan ruang konferensi sehingga kapal dapat digunakan sebagai alternatif tempat rapat bagi perusahaan-perusahaan. Layanan baru lainnya berupa penyediaan petugas customer service di atas kapal. Pada bagian luar, kami menghias dinding kapal dengan ornament batik. Diupayakan juga penyediaan layanan base transceiver station (BTS) agar komunikasi penumpang kapal dapat terjaga. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengusulkan kapal Pelni hanya single class. Pendapat bapak? Kami diberi waktu jadi kami pelajari dulu pelbagai kemungkinan termasuk mengenai bagaimana cara menangani penumpang, bagaimana menangani penumpang dan barang, dan bagaimana menangani barang. Kami akan membuat konsep dan kajian. Dan single class itu bukan berarti ekonomi atau hanya kelas 1 tapi, satu kapal itu nantinya hanya terdiri satu kelas saja. Untuk angkutan barang, bagaimana rencana Pelni? Kami memiliki 25 kapal penumpang dan juga tiga kapal barang. Pada 2015, rencananya kami akan melaksanakan public service obligation (PSO) angkutan barang dengan rute-rute non komersial. Jika hal ini benar terwujud, maka ini merupakan yang pertama kalinya kapal barang menerima PSO. Bagaimana kelanjutan rencana wisata melalui kapal Pelni? Saya mau bentuk program dive. Ini akan jadi bagian kelanjutan dari program Let’s Go yang kami mulai lakukan pada 2014 dengan Let’s Go Raja Ampat dan Let’s Go Wakatobi. Mengapa Pelni paket wisata? Saya pernah ke Raja Ampat dan melihat sendiri wisatawan yang datang ke sana masih kesulitan fasilitas akomodasi. Karena itu, saya yakin kapal Pelni bisa menjadi semacam little cruise ship Indonesia.
Januari 2015 foto: nicklas hanoatubun
Direktur Utama Pelni, Sulistyo Wimbo Hardjito berkomunikasi dengan calon penumpang di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta.
“Negeri kita ini indah terutama dalam hal wisata bahari, dan beberapa obyek wisata bahari yang keindahannya sudah mendunia itu termasuk rute kapal Pelni.”
Jangan sampai, hanya ‘orang luar’ saja yang ke sana. Masyarakat yang selama ini ingin ke Raja Ampat dan Wakatobi misalnya, bisa dengan kami sehingga tidak
perlu lagi kesulitan akses, penginapan, dan sanitasi. Negeri kita ini indah terutama dalam hal wisata bahari, dan beberapa obyek wisata bahari yang keindahannya sudah mendunia itu termasuk rute kapal Pelni. Jadi kami ingin memberikan nilai tambah pada perjalanan yang kami lakukan. Bukan saja bagi Pelni sendiri tapi juga bagi masyarakat dan dunia pariwisata khususnya wisata bahari. Bagi masyarakat, mereka bisa mewujudkan niat mereka mendatangi dan snorkeling bahkan diving di Indonesia Timur. Sedangkan bagi masyarakat lokal, kami akan bekerja sama juga dengan pelaku wisata di sana. Jadi kami berharap, paket wisata dengan konsep ‘hotel terapung’, dapat memberikan jawaban atas sejumlah kesulitan yang dihadapi masyarakat saat ingin mengunjungi daerah-daerah di Indonesia Timur seperti Raja Ampat, Wakatobi, atau lainnya. Tahun 2015 Let’s Go akan ke mana saja? Selain Raja Ampat dan Wakatobi, juga akan ada Let’s Go Takabonerate, Togian, Bangai, Derawan, Anambas, Mane’e, Banda Naira, Labuan Bajo, dan Karimun Jawa. Kami ingin lebih memasyarakatkan wisata bahari agar semakin banyak masyarakat dapat menikmati keindahan dunia bawah laut kita sendiri. BUMN insight
47
info utama
Petugas Perusahaan Gas Negara melakukan pengecekan rutin di Kilang Gas, Jawa Barat
energi
saatnya energi terbarukan Masih banyak yang harus dibenahi di sektor energi, terutama keseriusan mengembangkan energi baru terbarukan. Ada banyak potensi besar yang belum tergali. Wahyu Utomo
D
Nick Hanoatubun
alam sebuah laporannya bertajuk Badan Energi Internasional (IEA) pada November 2014, menyebutkan kebutuhan energi global akan naik sekitar 37%. Energi berbasis energi fosil, diperkirakan masih menjadi primadona untuk dikonsumsi. Senada dengan IEA, Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memperkirakan akan ada lonjakan kebutuhan energi. OECD menilai, sampai dengan periode 2015, kelompok negara OECD yang di dalamnya termasuk Indonesia sebagai bagian dari negara berkembang, masih akan mendominasi permintaan atau konsumsi energi khususnya minyak dunia.
BUMN insight
48
Prediksi serupa, pun disampaikan Dewan Energi Nasional (DEN) yang memperkirakan peningkatan kebutuhan energi di Indonesia. Dengan pertumbuhan ekonomi skala 6%-7%, pertumbuhan energi Indonesia bisa mencapai 10%. Menurut DEN, meningkatnya kebutuhan energi juga sejalan dengan tumbuhnya jumlah penduduk di dalam negeri. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang mengalami pertumbuhan termasuk jumlah penduduk. Seperti disebutkan DEN, pertumbuhan jumlah penduduk tersebut, salah satu implikasinya adalah pada penggunaan energi yang digunakan untuk menunjang kehidupan hidup yang meliputi sektor
Januari 2015
industri, transportasi, rumah tangga, dan lain sebagainya. Adapun energi yang dimaksud, antara lain terdiri bahan bakar minyak atau BBM, listrik, batu bara, gas, elpiji, dan biomasa. Di Indonesia sendiri, pemenuhan energi bagi masyarakat maupun industri, dilakukan oleh BUMN dan pelaku usaha swasta baik lokal maupun asing. Pemenuhan energi oleh pemerintah melalui BUMN sendiri, dilakukan oleh: PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Antam (Persero) Tbk, PT Timah (Persero) Tbk, PT Badak LNG, dan PT Elnusa. Alhasil, kinerja keuangan BUMN sektor energi akan terkait dengan besar kecilnya lonjakan permintaan. Adalah harga yakni harga komoditas energi di pasar dunia, juga memberikan pengaruh besaran kinerja keuangan BUMN sektor energi. Efek harga komoditas tersebut, ditambah dengan fluktuasi nilai tukar mata uang khususnya dollar Amerika terhadap rupiah. Faktor
Pertamina Tulang Punggung Ketahanan Energi Nasional
P
T Pertamina (Persero) bertekad untuk tetap mempertahankan peran dan posisinya sebagai tulang punggung ketahanan energi nasional sekaligus memantapkan bisnis hilir sebagai profit center. Demikian dikatakan Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, saat memberi-
kan sambutan pada Pertamina Energy Outlook 2015, Rabu (3/12). Mengusung tema Aggressive Upstream Profitable Downstream, perseroan bertekad akan mempertahankan pasar dominan bisnis hilir migas di dalam negeri. Karenanya, dalam jangka waktu lima tahun mendatang, Pertamina akan membangun stroge atau depot BBM baru dengan kapasitas tambahan sekitar 2 juta KL dengan investasi US$ 130 juta. Untuk pelumas, Pertamina sedang proses pembangunan lube oil blending plant (LOBP) dan juga grease plant dengan investasi total sekitar Rp 1,3 triliun. Selain fokus
Proyeksi Permintaan Minyak Berdasarkan Skenario Pertumbuhan Ekonomi
pada upaya menciptakan margin usaha, Pertamina juga tetap akan berperan sebagai backbone atau tulang punggung ketahanan
120 115
energi nasional
Higher economic growth (HEG)
105
Karenanya, fokus Pertamina dialihkan Reference Case
dengan melakukan akuisisi lapangan yang produksi di luar negeri agar ada tambahan
95 Lower economic growth (LEG)
85
suplai energi nasional. Dengan demikian Pertamina berharap, mampu memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri. Upaya Pertamina dalam menyediakan kebutuhan energi, juga di-
75 2000 05
10
15
20
25
30 2035
upayakan melalui anak usaha. Khususnya, anak usaha yang core business masih energi yakni; PT Pertamina EP, PT Pertamina Geothermal Energy, PT
Perkembangan Cadangan Gas Dunia, Asia Pasifik, dan Indonesia
Pertagas, PT Pertamina Hulu Energi, PT Pertamina EP Cepu, PT Pertamina Driling Services Indonesia, PT Nusantara Regas, PT Pertamina Patra Niaga,
2013 2012 2011 2002 1992
Pertamina Energy Trading Limited (PETRAL), dan PT Pertamina Retail. Di sisi lain sebagai sebuah perseroan, Pertamina tercatat berhasil mempertahankan posisi dalam jajaran perusahaan terbesar dunia dalam Fortune Global 500 pada 2014. Pemeringkatan Fortune Global 500 0,00
50,00
Indonesia (TCM)
100,00
150,00
Asia Pasifik (TCM)
200,00
Dunia (TCM)
Perkembangan Cadangan Minyak Dunia, Asia Pasifik, dan Indonesia 2013 2012 2011 2002 1992
2014 sendiri didasarkan pada total pendapatan yang diperoleh selama tahun fiskal sebelumnya. Nah, pada 2013, Pertamina berhasil membukukan total pendapatan sebesar US$ 71,1 miliar, meningkat dibandingkan dengan 2012 yang mencapai US$ 70,9 miliar. Sedangkan perolehan laba bersih pada 2013 sebesar US$ 3,07 miliar, meningkat dibanding tahun sebelumnya US$ 2,77 miliar. Sementara itu, di tengah kecenderungan penurunan produksi minyak nasional, dengan aspirasi aggressive upstream, produksi migas Pertamina pada 2013 justru meningkat menjadi 465.220 Barrels of Oil
0,00 Indonesia (milyar Bbl)
80,00 Asia Pasifik (milyar Bbl)
180,00 Dunia (milyar Bbl)
Sumber: Pertamina energy outlook 2015
Equivalent Per Day (BOEPD) jika dibandingkan dengan capaian 2012 sebesar 461.630 BOEPD. Sementara itu realisasi pada 2014 per semester I tercatat 520.360 BOEPD. BUMN insight
49
info utama Ikhtisar Kinerja Pertamina Deskripsi
Minyak Bumi
Gas Bumi
Satuan
2013
2012
2011
Temuan Cadangan Minyak dan Kondensat*
MMBO
102.04
108.7
343.34
Produksi Minyak Mentah
MMBO
73.55
71.76
70.63
Temuan Cadangan Gas Bumi*
BSCFG
783.73
964.1
769.54
BSCF
557.67
563.15
558.6
a. Operasi Sendiri Pertamina
Juta ton
21.73
15.69
15.3
b. KOB
Juta ton
47.07
52.03
52.15
Total
Juta ton
68.8
67.72
67.45
Pengolahan Minyak Mentah, Gas & Intermedia
Juta Barel
314.03
308.12
308.8
Volume Produksi BBM (10 Produk Utama)
Juta Barel
239.04
238.76
237.04
Volume Produksi Non BBM (Petrokimia, Solvent dan NBBM)
Juta Barel
21.74
23.56
25.11
Penjualan BBM (10 Produk Utama)
Juta KL
65.37
64.88
64.6
Penjualan Domestik Produk Non BBM (Gas, Pelumas, Petrokimia, dan Non BBM Lainnya)
Juta MT
7.73
7.23
6.46
Ekspor Produk Kilang
Juta Barel
42.4
29.94
31.54
Impor Produk Kilang & Pembelian Domestik
Juta Barel
228.81
226.47
212.7
Juta MMBTU
662
650.32
813.71
Produksi Gas Bumi Produksi Panas Bumi
Panas Bumi
Pengolahan Kilang
Distribusi & Pemasaran
Penjualan LNG**
“*) Temuan cadangan eksplorasi (2C) **) Termasuk Penjualan Domestik Nusantara Regas” Sumber : Annual Report 2013 Pertamina
lainnya yang turut mempengaruhi kinerja keuangan sektor energi, BUMN menjadi bagian dari kepanjangan tangan pemerintah dalam menyalurkan subsidi energi baik BBM maupun listrik kepada masyarakat. Adalah penemuan cadangan sumber energi di luar minyak dan gas yang dilakukan secara konvensional, turut mendorong sektor maupun kinerja badan usaha sektor energi karena merambah sektor terbarukan. Pemerintah berharap, produksi dan penggunaan energi terbarukan dapat meningkat untuk memenuhi naiknya permintaan konsumsi energi. Sayangnya menurut Sonny Keraf, Anggota DEN, masih ada kendala dalam mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap energi fosil juga masih menjadi kendala yang jelas dirasakan oleh pengembang energi terbarukan.”Pemberian subsidi kepada energi fosil juga membuat kita tidak bisa mengembangkan energi baru terbarukan,” kata dia. BUMN insight
50
Pri Agung Rakhmanto, Pengamat Energi
BUMN Energi Mesti Menghitung Ulang
P
ada 2015, sektor energi masih menarik dan memiliki prospek tumbuh. Hanya saja, laju pertumbuhannya memiliki dua tantangan. Dari luar negeri, tantangan utamanya berupa tren penurunan harga minyak di pasar dunia yang diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga tujuh bulan ke depan. Harga minyak dunia diperkirakan akan berkisar pada harga US$ 50 hingga US$ 60 per barel. Tren penurunan harga komoditas khususnya minyak, diperkirakan karena melimpahnya supply di pasar dunia. Saat bersamaan, pertumbuhan permintaan minyak global mengalami pelambatan terutama konsumsi minyak AS, selaku konsumen terbesar menurun karena adanya diversifikasi shale gas. Terkait hal itu, sudah semestinya bagi setiap pelaku usaha yang terkait dengan sektor energi, tanpa terkecuali BUMN untuk membuat ulang strategi perusahaan. Disarankan juga, membuat alternatif cara bagaimana mempertahankan atau meningkatkan perolehan laba. Karenanya, potensi pertumbuhan sektor energi tanpa terkecuali BUMN energi, akan sangat bergantung dengan arah kebijakan pemerintah. Sejumlah kebijakan pemerintah yang terkait dengan BUMN sebagai sebuah penugasan, akan menguntungkan BUMN. Kebijakan pemerintah yang dimaksud antara lain konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) serta, pembenahan kilang minyak. Hanya saja, rencana kebijakan tersebut harus jelas payung hukum dan aturan teknisnya. Karenanya, selama aturan penugasannya belum terbit maka belum akan berpengaruh apa-apa ke BUMN. Perlunya kejelasan, juga perlu segera diberikan mengenai rencana pemerintah memangkas setoran deviden kepada BUMN khususnya BUMN sektor energi. Jika hal ini benar terwujud, maka akan memberikan stimulant positif bagi postur keuangan BUMN energi. Pergerakan harga minyak sulit dan mustahil bisa diprediksi dengan tepat. Karenanya, bukan hanya negara yang perlu reaktif menyingkapi tapi juga perseroan sektor energi.
Januari 2015
BUMN insight
51
info utama
Optimis Menatap 2015 Oleh: Andi Ilham Said Direktur Utama PPM Manajeman
T
ahun 2015 sudah menggantikan tahun 2014. Sepanjang tahun 2014, berbagai perubahan besar terjadi susul menyusul menerpa iklim usaha. Sebagian besar di antaranya justru kontra produktif. Mulai dari Pemilu Legislatif dan Pilpres yang berbuntut perdebatan berkepanjangan. Kondisi ekonomi dunia juga setali tiga uang, mulai dari Eropa yang belum pulih, Amerika yang maju mundur menyebabkan ekspor terhambat,
serta China dan India yang melambat. Akibatnya, defisit perdagangan kita pun tidak terhindarkan. Ujung-ujungnya Rupiah tertekan, bahkan sudah hampir mencapai Rp 13.000 per dolar AS. Nilai yang cukup mendebarkan. Bursa juga bergolak, angka psikologis indeks saham 5. 000 menjadi sulit tercapai, meskipun pernah juga sekali-sekali naik di atas 5200. Sekarang, apa yang akan terjadi pada tahun 2015? Beberapa catatan positif di akhir tahun membuat kita bisa sedikit lebih optimis. Keberanian Presiden Jokowi menaikkan harga BBM sampai Rp 2.000, memupuk harapan akan terciptanya ruang fiskal yang cukup longgar bagi pemerintah untuk mempercepat pembangunanproyek-proyek infrastruktur seperti tranportasi jalan, pelabuhan, dan bandara. Demikian pula proyek-proyek pendorong perputaran ekonomi lainnya seperti pembangunan pembangkit listrik, irigasi, dan pengairan akan menjadi lebih masuk akal berjalan. Pengentasan kemiskinan, jaminan kesehatan dan hari tua juga bisa berharap mendapatkan bagian fiskal yang lebih banyak. Kondisi itu semua diharapkan mendorong pertumbuhan bisnis karena akan membuat biaya perpindahan barang dan biaya logistik lebih murah, yang berarti juga harga barang bisa lebih terjangkau, daya saing produk domestik pun akan naik. Daya beli masyarakat juga bisa merambat naik, ujung-ujungnya transaksi bisnis meningkat, ekonomi pun akan menggeliat lebih kencang. Meskipun ada optimisme itu, tapi jauh-jauh hari, beberapa institusi yang biasa membuat prediksi soal pertumbuhan ekonomi memperkirakan kita masih tumbuh sekitar 5,29 persen, yang berarti juga hampir sama dengan pertumbuhan tahun 2014. Masih jauh dari kondisi BUMN insight
52
tahun 2013 yang bisa tumbuh di atas 6 persen. Kenapa begitu? Jawabannya adalah proses pembalikan ekonomi memang tidak bisa secepat membalik telapak tangan. Perlu waktu. Situasi bergolak seperti tahun 2014 telah membuat banyak pelaku bisnis cenderung tiarap. Investasi direm. Konsep “wait and see” menyebabkan ekonomi jadi stagnan. Gebrakan-gebrakan yang dilakukan pemerintahan Jokowi-JK yang ingin selalu bergerak cepat , sudah mulai membangunkan pebisnis, hanya saja untuk langsung berlari, masih belum sanggup. Itu sebabnya tahun 2015, bagi pelaku bisnis, akan menjadi tahun konsolidasi. Harapannya, tahun 2016 akan mulai siap-siap tinggal landas. Tahun 2017 barulan benar-benar lepas landas. Apa itu tahun konsolidasi? Secara umum konsolidasi berarti mengumpulkan semua tenaga dan sumber daya yang dikuasai, membuat rencana matang, baru kemudian lompat dan berlari pada kesempatan pertama. Menyusun rencana dimulai dari audit posisi yaitu melihat kondisi makro dan industri. Situasi makro dilihat dengan analisis masa depan terhadap politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan regulasi. Sedangkan lingkungan industri dengan melihat arah pasar, gerakan pesaing, calon pesaing, dan pemasok. Audit posisi kemudian berujung pada rencana strategis 5 tahun ke depan, populernya Renstra 2020 untuk mencapai Visi 2020. Rancangan itu biasanya memerlukan inovasi pengembangan produk melalui rangkaian hasil riset. Sebelum launching biasanya dilakukan analisis bisnis model dan kelayakan investasi. Bila proses itu bisa berlangsung dengan lancar dan cepat, maka akan berlanjut dengan dimulainya proses awal
Januari 2015
implementasi. Kegiatan yang dilakukan biasanya adalah kontak lebih serius dengan mitra-mitra strategis untuk keperluan pendanaan, dukungan bahan baku, kelancaran distribusi, dan kepastian hukum untuk perizinan. Bentuk kerjasama pun mulai dijajaki, mulai dari yang sifatnya transaksional sekadar jual beli atau sewa beli dan outsourcing, sampai pada kemungkinan kolaborasi yang lebih strategis seperti merger dan akuisisi, joint venture, atau pembentukan usaha baru. Renstra 2020 tersebut, jika selesai dibuat bisnis modelnya, bisa saja digadang-gadang sampai ke lantai bursa untuk dicarikan pemodalnya dengan cara IPO. Ini menyebabkan pada awal semester kedua tahun depan, jumlah IPO akan meningkat pesat sehingga bisnis keuangan dengan segala perangkat bisnis ikutannya pun akan marak. Akibatnya, pasar keuangan akan lebih panas ketimbang sektor riil. Dana yang terhimpun, jika langsung diinvestasikan akan mulai berdampak pada belanja modal dalam bentuk asset tetap yang produktif. Karena proses pengadaan, pemasangan, dan uji coba memerlukan waktu, maka barulah pada semester satu tahun 2016 dampak geliat sektor riil akan mulai terasa. Lalu apa yang terjadi selama proses persiapan berlangsung? Tampaknya, bisnis masih akan seperti saat ini, atau lebih ramai sedikit. Dalam situasi ini, kebanyakan strategi yang dipakai adalah penetrasi pasar, artinya produk lama pada pasar lama. Perusahaan yang tadinya “wait and see” mulai lebih aktif meningkatkan jumlah produksi, mendorong hasilnya melalui distribusi dengan lingkup sasaran lebih luas. Harapannya biaya logistik lebih murah dan lancar, sembari berbelanja iklan untuk meningkatkan daya tarik produk bagi konsumen. Ini berarti industri logistik dan distribusi akan naik, demikian pula dengan industri periklanan, baik melalui media cetak, elektronik, maupun media online dan sosial media. Dari sektor jasa, tampaknya konsultan manajemen dan lembaga riset akan banyak kecipratan pekerjaan. Permintaan untuk penyusunan rencana strategis dan riset pasar maupun kelayakan bisnis model akan membesar. Demikian pula dengan pengembangan SDM. Pada situasi konsolidasi, biasanya perusahaan akan lebih ba-
nyak menyiapkan tenaga profesionalnya. Pada semester dua, setelah arah strategi perusahaan sudah semakin jelas, maka pengembangan SDM akan menjadi langkah awal yang wajib dilakukan. Strategi make akan lebih menarik daripada strategi buy. Ini didorong oleh adanya cukup waktu persiapan, dan pertimbangan bahwa strategi jangka panjang memerlukan loyalitas yang juga jangka panjang. Kalau skenario ini berjalan cukup baik, mestinya pertumbuhan ekonomi, minimal sama dengan tahun 2014 atau akan sedikit lebih baik. Target sampai mendekati pertumbuhan 6 persen masih bisa diharapkan. Akan lebih tinggi? Bisa saja, bila pemerintah dapat mempercepat belanja infrastrukturnya sehingga bisnis ikutannya akan ikut berputar menggelinding seperti gelindingan bola salju yang terus membesar akibat gesekan dengan lingkungan. Program kesejahteraan dan kesehatan masyarakat juga akan mendorong peningkatan ekonomi yang lebih baik. Gangguan yang masih mengkhawatirkan adalah dari politik. Harapannya, gonjang-ganjing Koalisi Merah Putih melawan Koalisi Indonesia Hebat sudah akan berakhir. Rekonsiliasi partai politik mestinya juga sudah berjalan. Kepentingan negara sebagai isu strategis bersama seharusnya menjadi prioritas lebih penting ketimbang sekadar membela kepentingan koalisi masing-masing secara membabi buta. BUMN sebagai pelaku bisnis yang sudah teruji bertahuntahun mestinya sudah banyak belajar. Bahkan bisa menjadi lokomotif industri domestik untuk bergerak lebih cepat. Langkah konsolidasi seharusnya tidak membuat kita lengah terhadap peluang yang bergerak begitu cepat. Persiapan menghadapi MEA sudah harus rampung, supaya ketika gong perlombaan dipukul, semua sudah siap. Peluang lebih besar, tapi ancaman juga makin berat. Seperti pergantian tahun, yang cerdas dan cepat akan menggantikan yang bodoh dan lamban.
2015
BUMN insight
53
kolom Corporate Sinergy (Atau Disergy?) Oleh: Rhenald Kasali @Rhenald_Kasali
B
elum lama ini kita membaca kegeraman mantan mentri BUMN Tanri Abeng yang mempersoalkan rendahnya kontribusi 141 BUMN Indonesia bila dibandingkan satu saja BUMN Malaysia dengan total pendapatan sekitar US$ 13,5 Miliar (dari141 BUMN). Kinerja BUMN kita kalah hanya dari satu perusahaan Malaysia, Petronas (US$ 20 B). Bagaimana mungkin 141 perusahaan beraset besar Indonesia kalah hanya dengan satu perusahaan saja yang jaraknya hanya di seberang lautan?
Tentu ada banyak penjelasan yang bisa diambil, tergantung pada sudut mana yang mau kita pakai: Apakah Kacamata kebenaran atau pembenaran, kacamata orang yang mau belajar atau mau berkelahi, dan seterusnya. Kalau kita mau belajar maka kita cari aspek-aspek kekuatannya seperti keunggulan sinergy, system politik yang kondusif, good corporate govermence, tingkat korupsi, insentif yang besar, dan tidak adanya kewajiban BUMN menyetor deviden untuk memperkuat APBN Malaysia. Dengan demikian Petronas bisa terus memperbesar kapitalnya, menjalankan peran energy security, melakukan R&D secara progresif, mengggaji profesional terbaik lintas bangsa, menemukan ladang-ladang minyak baru dan memperbaiki sistemnya. Kenyataan Ini berbeda benar dengan keadaan di sini. Di masa lalu, bukan hal aneh orang yang tak berkompeten pun bisa menjadi komisaris di BUMN. Laba BUMN diambil banyak untuk kebutuhan APBN sehingga perusahaan kurang mampu mengembangkan dirinya. Sebaliknya kalau memakai kacamata pembenaran maka seribu satu alasan bisa kita berikan persis seperti alasan yang sering kita dengar tetang tingginya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Malaysia ketimbang yang datang ke Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, Malaysia mencatat jumlah turisnya 3 kali lipat (25 Juta) dari yang datang ke Indonesia (8,8 juta). “Saya curiga, warga singapura yang hanya mampir untuk membeli bensin di Malaysia saja dicatat sebagai turis,” ujar seorang pejabat tinggi kementerian pariwisata (Tempo, 8 Mei BUMN insight
54
2014). Ya, mungkin daja mereka benar. Tetapi faktanya ekonomi Malaysia dan dunia pariwisatanya maju pesat. Produk wisatanya juga berjembang dan penghasilan negara dari dunia pariwisata dinilai positif. Lantas mengapa kita tak mendapatkannya kendati bandara kita padat sekali?
Kekuatan BUMN Sinergy
Kata synergy sendiri bersala dari bahasa Yunani Attic, Synergia yang artinya kerja bareng. Dalam management modern, synergy diartikan sebagai kombinasi dari berbagai kekuatan yang saling melengkapi (complementarity) untuk menghasilkan sesuatu yang lebih besar dari sekedar penjumlahan komponenkomponennya. Jadi ini benar-benar berbeda dengan pendekatan holding seperti yang tengah di gadang-gadang oleh kemeterian BUMN. Sebab holding punya kecenderungan mengabungkan usaha sejenis yang saling “bertarung” di antara mereka. Padahal kenyataannya usaha sejenis itu bisa bersifat substitusi, saling menggantikan, kompetisi, namun juga banyak variety (keunikan-keunikan dan perbedaan-perbedaan details nya). Dan kalau pengukuran base line-nya tidak berhati-hati, tak tertutup kemungkinan terjadi disergy, yaitu lawan atau kebalikan dari synergy. Disergy bisa terjadi terjadi karena penggabungan usaha sejenis yang tidak diikuti oleh spirit ‘kerja bareng” (karena sebelumnya kuat presepsi bahwa holder-nya sebagai “musuh , “pesaing”), atau karena potensi penyebaran virus perusak (dari perusahaan yang digabungkan) terhadap induk yang terlanjur baik.
Januari 2015
Ini sangat mungkin terjadi, karena masing-masing BUMN yang digabungkan itu sangat besar sehingga banyak masalah yang tak bisa dilihat dengan kasat mata. Apalagi biasanya penggabungan itu kita lakukan semata-mata karena “gemas” dan putus asa melihat perusahaan-perusahaan besar yang selalu merugi dan mengalami kemunduran. Dengan bergabung pada perusahaan yang baik, kita berharap mereka juga akan menjadi lebih baik. Namun sebaliknya juga bisa terjadi. Tanpa keberanian melakukan amputasi dan operasi, holding tak akan menghasilkan keseluruhan yang lebih besar dari komponen-komponennya. Jadi jelas synergy dibutuhkan, ada atau tak adanya pembentukan holding. Bahkan kebutuhan membentuk forum ini sangat mendesak, mengingat betapa luasnya bidang usaha yang digeluti BUMN dengan potensi komplementaritas yang begitu besar. Spirit ini juga tampak dalam kabinet kerja Jokowi-JK. Tengoklah betapa cepatnya mereka mengeluarkan Permen, mengambil keputusan lintas kementerian. Tak ada visi masing-masing, yang ada hanya satu visi, yaitu visi presiden. Hendaknya kultur synergy di level kabinet ini juga diterjemahkan dalam kerja bareng kabinet BUMN. Di antara BUMN-BUMN itu terdapat industri-industri pokok yang berperan sebagai penyerang, namun juga banyak yang menjalankan peran perekat dan pendukung seperti asuransi, perbankan, permodalan, listrik, dan transportasi. Kita butuh sektor-sektor usaha yang unggul dengan korporasi penyerang-penyerangnya adalah usaha di bidang produksi seperti perikanan, garam, rumput laut dan pariwisata. Tetapi mereka hanya bisa hidup kalau pelaku-pelaku penopangnya bersinergy : transportasi laut, energy, perbankan, asuransi, kepelabuhanan dan logistik. Indonesia juga perlu memperbaiki dan menurunkan biaya logistik yang termahal di Asean dan itu hanya bisa diatasi kalau BUMN-BUMN yang bergerak dalam sektor ini bersinergy, mulai
Indonesia juga perlu memperbaiki dan menurunkan biaya logistik yang termahal di Asean dan itu hanya bisa diatasi kalau BUMN-BUMN yang bergerak dalam sektor ini bersinergy, mulai dari kebandaraan, pelabuhan, pergudangan, quality control, transportasi, dan infrastruktur.
dari kebandaraan, pelabuhan, pergudangan, quality control, transportasi, dan infrastruktur. Demikian pula dengan energy, mineral, perkebunan, perdagangan, alatalat berat, dan industri strategis. Akhirnya kembali ke Malaysia, saya ingin memberikan ilustrasi atas keberhasilan pemasaran pariwisata negeri jiran itu. Ketika Malaysia menggulirkan promo dengan tema besar “MalaysiaTrully Asia” kita malah sibuk membuat promo serupa. Kita merasa seakanakan marketing adalah promosi dan positioning. Kita merasa bisa mengejar ketertinggalan kita dari Malaysia lewat iklan-iklan fenomenal seperti yang dilakukan negeri itu di televisi dunia (CNN, BBC, CNBC). Padahal keunggulan Malaysia terletak ada kemapuannya bersinergy. Sementara di Indonesia masing-masing elemen berjalan sendiri-sendiri. Kementerian pariwisata (memasarkan Place to visit) di masa lalu membuat program sendiri. Demikian pula BKPM (yang memasarkan place to invest), dan kementerian perdagangan (memasarkan place to buy). Ini belum lagi kemeterian luar negeri, UMKM, pertanian dan masing-masing pemprov yang melakukan promosi dagang menurut versinya sendiri-sendiri. Yang satu membawa Bali, yang lainnya mengangkat Pasar Tanah Abang, lalu yang lain membawa tema tentang Jembatan Sungai Musi, Jam Gadang di Bukit Tinggi, Bunaken dan Raja Amprat. Semetara Malaysia fokus pada kerja bareng, anggaran yang disatukan, tema tunggal yang bergantian setiap 6 bulan, serta manajemen yang terorkestrasi dengan baik. Tidakkah kita mampu melakukannya?
Rhenald kasail, Guru Besar UI, praktisi manajemen, pendiri Rumah Perubahan, penulis buku Self Driving dan Change Management
BUMN insight
55
marketing
insight
PT Angkasa Pura I (Persero)
Mengusung Konsep Airport City, Serius Garap Non Aeronautika Mengembangkan sebuah kawasan atau kota dengan bandara sebagai pusatnya. Tahun ini ditargetkan 30-40 persen pendapatan dari sektor non aeronautika. Julianto
B
dok. angkasa pura I
UMN Marketeers Club ke-32 kembali digelar, awal Desember lalu. Kali ini PT Angkasa Pura I (Persero) bertindak sebagai host. Di hadapan puluhan direksi BUMN yang hadir, Robert Daniel Waloni, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis Angkasa Pura I, memaparkan beragam transformasi yang dilakukan BUMN pengelola 13 bandara di Indonesia ini, lima tahun terakhir. Pengembangan bandara memang perlu mendapat perhatian serius, karena banyak bandara sudah over capacity dan over utilized. Bandara Internasional Adi Sutjipto Yogyakarta, misalnya, telah over-utilized hingga 400 persen. Bandara sangat sesak dan tidak nyaman, Pelayanan tidak bisa diberikan secara maksimal. Masalah ini berimbas ke berbagai sektor, termasuk pariwisata.
BUMN insight
56
“Tahun 2012, jumlah fo reign tourist arrival di Indonesia baru delapan juta orang, jauh tertinggal dari tiga negara tetangga kita. Singapura sudah mencapai 14 juta orang, Malaysia 22 juta orang, dan Thailand sudah 26 juta orang,” papar Robert Waloni. Oleh karena itu, kapasitas bandara harus ditingkatkan agar mampu memberikan kontribusi seperti manat UU No. 1 Tahun 2009. Bandara harus berperan sebagai gateway, penunjang, dan pendorong kegiatan ekonomi, khususnya industri dan perdagangan. Pada tahun 2009, angka penumpang domestik di tiga bandara AP I mencapai 8,8 juta penumpang. Hingga kuartal III tahun 2014 meningkat hingga 15,6 juta penumpang. Angka kunjungan penumpang mancanegara meningkat dari 2,2 juta penumpang tahun 2009, menjadi 3,5
juta orang hingga kuartal III tahun 2014. “Kita datangkan sebanyak mungkin penumpang dan mereka akan memberi kita uang,” ungkap Robert Waloni. Kapasitas yang memadai memungkinkan pengelola bandara memberikan pelayanan yang baik bagi para penumpang. Tiga bandara AP I yang sudah dikembangkan kapasitasnya adalah Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Bandara Internasional Juanda, Surabaya, dan Bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan. Yang tengah dalam proses pengambangan adalah Bandara Ahmad Yani, Semarang dan Bandara Internasional Syamsudin Noor, Banjarmasin. Karena keterbatasan lahan, Bandara Adi Sutjipto Yogya akan dikembalikan ke TNI AU, untuk selanjutnya AP 1 membangun bandara baru di kawasan Kulon Progo.
Airport City
Di samping meningkatkan kapasitas, AP I kini mengembangkan konsep Airport City pada bandara-bandara yang dikembangkan. Ide dari konsep tersebut adalah pembangunan sebuah kawasan atau kota dengan bandara sebagai pusatnya. Konsep ini telah sukses diimplementasikan di berbagai kota di dunia. “Salah satu contoh sukses adalah Schiphol Airport di Amsterdam. Para pengembang tertarik untuk mengembangkan kawasan-kawasan di sekitar bandara. Industri juga pindah ke lokasi tersebut karena lebih efisien dan menekan biaya operasional,” jelas Robert. Intinya, menurut Robert, bandara tidak hanya sebagai tempat naik turun
Januari 2015
Marketing Club
Kontribusi Non Aeronautika: 2010 : 19% 2015-2017 : 30-40% 2020 : 60% Kontributor Pendapatan Non Aeronautika: PT Angkasa Pura Logistics PT Angkasa Pura Hotels PT Angkasa Pura Property PT Angkasa Pura Supports PT Angkasa Pura Retail diolaH dari berbagai sumber
penumpang, tapi juga pusat dari kegiatan bisnis dari beragam sektor, seperti logistik, properti, perhotelan. Untuk mewujudkannya jelas bukan hal mudah, karena pengelola bandara tidak mungkin bisa melaksanakannya sendirian. Butuh kolaborasi dan dukungan berbagai pihak, yaitu pemerintah, dunia usaha, industri, logistik, dan turisme. Di samping itu, bandara harus dirancang sebagai integrated airport. “Yang perlu dipikirkan bukan hanya bandara, tetapi juga bagaimana akses dari dan menuju airport,” tambah Robert. Integrated airport sudah berhasil diterapkan pada bandara I Gusti Ngurah Rai. Bandara ini terhubung dengan lokasi-lokasi bisnis, kawasan turisme, dan pelabuhan di Benoa. Untuk mewujudkan konsep Airport City, salah satu terobosan penting AP I adalah mengembangkan berbagai bisnis terkait bandara melalui anak per-
Perserta BUMN Marketeers Club pada acara yang diselenggarakan di Angkasa Pura 1.
usahaan. AP I masuk ke bisnis logistik, ritel, supports, hotel, dan properti. Bisnis-bisnis baru harus dikembangkan, karena pertumbuhan perusahaan tidak mungkin bertumpu pada sektor aeronautika atau melayani penerbangan saja. Apalagi sejak pengelolaan Airport Traffic Control (ATC) dipisahkan dari AP I dan II, dan diserahkan kepada BUMN baru Perum AirNav Indonesia. Pemisahan itu menyebabkan AP I dan II kehilangan pendapatan lebih 50 persen. “Terlalu bertumpu pada sektor aeronautika tidak sehat bagi sebuah bandara, makanya kami mengembangkan juga sektor non aeronautika,” jelas Robert. Sektor non aeronautika ini menjadi bagian dari revitalisasi bisnis Angkasa Pura I yang dimulai tahun 2010. Menandai era baru itu, AP I mengusung brand
baru Angkasa Pura Airports. Strategi itu terbukti bisa meningkatkan pendapatan dari sektor non-aeronautika. Pada kuartal ketiga tahun 2009, pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp 119 miliar. Angkasa Pura Airports berhasil menggandakannya enam kali lipat di tahun 2014 hingga kuartal III, menjadi Rp 690 miliar. Pendapatan duty free di Bandara Internasional Juanda naik 193 kali lipat. Di kuartal ketiga 2009 hanya sebesar Rp 32 juta, meningkat menjadi Rp 6,2 miliar di kuartal III tahun ini. Kontribusi pemasukan terbesar dari sektor non-aeronautika diberikan oleh Angkasa Pura Logistics. Kemudian, disusul oleh AP Supports, AP Property, AP Hotels, dan AP Retail. “Menggenjot non-aeronautika berarti memberikan keuntungan ekonomis bukan hanya untuk Angkasa Pura, tetapi juga membuka kesempatan kerja baru,” tandas Robert. AP Airports optimistis bisa menggenjot pendapatan dari sektor non aeronautika hingga 30-40 persen dari total pendapatan hingga 2017, dan mencapai 60 persen pada 2020. Kendari demikian, Robert mengingatkan, dalam mengelola bandara, kepuasaan utama penumpang adalah pada pelayanan. Maka wajib bagi sebuah bandara memberikan pelayanan yang maksimal dan memahami kebutuhan para penumpang. “Penumpang hanya akan mengeluarkan uang mereka di bandara apabila terpuaskan dengan pelayanan yang ada,” pungkasnya. Itulah sebabnya, di bawah kepemimpinan Direktur Utama Tommy Soetomo, Angkasa Pura Airports mengusung spirit Kemuliaan Melayani. Bisnis harus terus dikembangkan, tapi pelayanan kepada penumpang harus tetap diutamakan. BUMN insight
57
k i n e r ja perum AirNav Indonesia
Misi Ganda Direksi Baru Membidik target kedaulatan udara penuh di tahun 2024. Pembenahan dan pengembangan gencar dilakukan untuk meningkatkan pelayanan. Martina Prianti
J
Nicklas Hanoatubun
umat, 12 Desember 2014, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI), lebih dikenal AirNav Indonesia, memiliki pilot baru. Kementerian BUMN memutuskan Ign. Bambang Tjahjono sebagai direktur utama menggantikan Ichwanul Idris. Ichwanul selanjutnya mengisi pos dewan pengawas. Sepekan setelah penetapan itu, BUMN Insight mendapat kesempatan khusus mewawancara Bambang Tjahjono. Ia banyak bercerita tentang perusahaan yang dipimpinnya, juga misi dan targetnya ke depan. Menurut mantan Plt Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan ini, banyak hal yang harus dibenahi dan ditingkatkan dalam rangka meningkatkan fungsi pelayanan Perum AirNav Indonesia. “Cita-cita kami membawa institusi ini untuk bisa menjadi operator navigasi yang minimal sama dengan negara tetangga kita Singapura atau Australia,” kata Bambang. Untuk itu AirNav akan mengintensifkan penyelesaikan pelbagai permasalahan yang ada. Salah satu yang mendesak untuk dipecahkan, adalah kepadatan ruang udara di atas Jakarta terutama saat sore hari. Masyarakat dan maskapai sudah banyak mengeluhkan masalah yang kerap berimbas pada keterlambatan pesawat untuk landing di Soekarno Hatta International Airport (SHIA). SHIA saat ini ada di urutan 10 bandara paling padat di seluruh dunia. Persoalan ini harus segera dipecahkan, karena ke depan air traffic akan terus meningkat seiring dengan perkembangan perekonomian nasional yang terus membaik. Sebagai pintu gerbang udara utama Indonesia, Soekarno Hatta mendesak untuk segera dibenahi.
BUMN insight
58
7 Cabang Besar Layanan AirNav Indonesia 1.
Cabang Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC): melayani Distrik Bandung, Distrik Halim.
2.
Cabang Medan: Distrik Banda Aceh, Distrik Pekanbaru, Distrik Padang.
3.
Cabang Palembang: Distrik Pangkal Pinang, Distrik Tanjung Pinang, Distrik Jambi.
4.
Cabang Makassar Air Traficc Service Center (MATSC): Distrik Manado, Distrik Ambon, dan Distrik Biak.
5.
Cabang Surabaya: Distrik Solo, Distrik Yogyakarta, Distrik Semarang.
6.
Cabang Denpasar: Distrik Kupang, Distrik Lombok
7.
Cabang Balikpapan: Distrik Pontianak, Distrik Banjarmasin.
Januari 2015
Untuk kepentingan itu, AirNav Indonesia akan melakukan studi banding dengan memilih Inggris menjadi benchmark dalam pengelolaan air craft dalam satu jam. Saat ini improved runway capacity (IRC) SHIA mencapai 72 pesawat per jam, yang naik dan turun di dua landasan. Terkait itu AirNav membuat program IRC 72 dengan target menjadi 86 pada 2015. Artinya, jumlah pesawat yang lepas landas dalam satu jam menjadi 86. Di samping SHIA, ada sejumlah bandara Indonesia yang memiliki kepadatan air traffic. Yaitu Bandara Kualanamu Medan, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Sepinggan Balikpapan.
Kedaulatan Udara
Fokus lain yang tidak kalah penting, adalah mengembalikan kedaulatan udara Indonesia. Amanat Undang Undang No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, tahun 2024 ruang udara Indonesia harus dikembalikan atau dikontrol oleh Indonesia. “Ini adalah target strategis kami,” ucap Bambang. Target ini menjadi tantangan bagi BUMN yang resmi berdiri Peraturan Pemerintah 77 Tahun 2012, dan resmi dibentuk pada 2013. Untuk mewujudkan target itu, AirNav Indonesia tengah meningkatkan kuantitas dan kualitas, melalui pengembangan sumberdaya manusia dan modernisasi peralatan. Pada saat bersa-
maan juga dilakukan perbaikan sejumlah standard operating procedure (SOP), serta penyempurnaan sejumlah nota kerja sama dengan pengelola bandara. Saat ini pengelolaan ruang udara Indonesia yang disebut sektor APBC, masih dikelola oleh Singapura. Alasannya, Indonesia dianggap belum cukup mampu mengontrol. Bukan dalam konteks kedaulatan melainkan keselamatan penerbangan. Untuk memastikan kedaulatan wilayah udara kembali ke tangan Indonesia, dalam UU bahkan disebutkan adanya batas waktu control zone kawasan udara Indonesia, Yakni paling lambat 15 tahun setelah diundangkan UU. Artinya sudah harus bisa diwujudkan pada tahun 2024.
Ambil alih
Untuk optimalisasi pengelolaan navigasi udara dalam single attach provider, AirNav Indonesia telah mengambil alih pengelolaan navigasi dari PT Angkasa Pura I dan II. Selain itu, pada Oktober 2014, AirNav Indonesia mengambil alih Bambang Tjahjono Tempat Tanggal Lahir: Semarang 6 April 1955 Karier sebelumnya: Plt Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (2014) Direktur Bandara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Republik Indonesia (2007) Direktur Keselamatan Penerbangan (2007-2008) Kepala Pelatihan Aviation (2008-2009) Kepala Otoritas Bandara Soekarno-Hatta International Airport Administrasi (2005-2007) Pendidikan: Bachelor of Science dari Bandung Institute Teknologi, Indonesia dan gelar Master (CES) dari Pangkalan Aériennes (Airport Engineering) Ecole Nationale Des Travaux Publik De L’Etat (L’Entpe-Lyon), Prancis
Bambang Tjahjono
pengelolaan navigasi di 168 bandara berstatus Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang sebelumnya berada di bawah pengawasan Kementerian Perhubungan. Terkait rencana Kementerian Perhubungan megembangkan sejumlah bandara dan mengoperasikan bandara baru, AirNav Indonesia telah siap menyediakan kebutuhan layanan. Layanan yang diberikan akan disesuaikan dengan skala bandara, apakah besar atau kecil. Ruang udara Indonesia dibagi menjadi dua Flight Information Region (FIR). Yakni Jakarta Automated Air Traffic Services (JAATS) untuk FIR wilayah kawasan Barat Indonesia, dan Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) untuk FIR wilayah kawasan Timur Indonesia. Adapun total luas FIR 4.110.752 Km per segi, luas wilayah 5.193.252 Km per segi, dengan jumlah Lalu Lintas Penerbangan 9.887 movement per hari. Saat ini Perum AirNav Indonesia memiliki tujuh cabang, yang melayani 18 distrik penerbangan. Bambang optimis, jika penyelenggara layanan navigasi ke depannya telah berjalan lebih baik, maka bukan tidak mungkin tarif memasuki ruang udara Indonesia akan meningkat. Sebagai gambaran, untuk penerbangan internasional di wilayah Indonesia saat ini cuma membayar 0,65 Dolar AS per rude. “Nah, jika kita sudah mampu mengerjakan semua itu dengan baik maka tarifnya bisa kita naikkan,” ucap dia. Tarif yang lebih baik akan berimbas pada revenue AirNav Indonesia yang lebih baik. Dana yang diperoleh dapat dipergunakan untuk memperbaiki peralatan dan peningkatan SDM. “Juga untuk meningkatkan pergaulan kita di tingkat internasional,” imbuh Bambang. Untuk sampai ke sana, banyak hal harus dibenahi dan dikembangkan. Dua misi strategis ada di depan mata untuk dituntaskan, yaitu meningkatkan pelayanan navigasi udara hingga setara dengan negara tetangga, dan mengembalikan kedaulatan udara Indonesia. Dua misi tidak ringan itu kini ada di pundak Bambang Tjahjono dan jajaran direksi baru.
BUMN insight
59
k i n e r ja
Perum Perindo
Bisnis Melebar Hingga Luar Pelabuhan Sukses meniti transformasi, mencanangkan target masuk daftar 10 BUMN terbesar tahun 2019. Julianto
S
nicklas hanoatubun
epintas, tak ada yang salah dengan Perum Perikanan Indonesia (Perindo), sama seperti perusahaan pada umumnya. Walau tidak mencolok kinerja keuangan perusahaan beberapa tahun lalu tidaklah jelek-jelek amat. Saat masih menyandang nama Perum Prasarana Perikanan Samudra, tahun 2009 mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,7 miliar, tahun 2010 Rp 2,6 miliar, dan tahun 2011 laba bersih meningkat menjadi Rp 4,2 miliar. Tahun 2012 laba kembali terkoreksi hingga mencapai Rp 2,9 miliar, dengan tingkat kesehatan perusahaan AA. Namun jika diamati lebih dalam, keuntungan yang diraih seharusnya jauh lebih besar. Sebab, sebagai perusahaan yang melakukan pengusahaan dan pelayanan barang jasa dan pengembangan sistem bisnis perikanan, Perindo punya potensi bisnis yang luar biasa besar. Bagaimana tidak, perusahaan ini menguasai enam pelabuhan perikanan, di sentra-sentra perikanan rakyat. TerbenBUMN insight
60
tang dari Belawan di Sumatera Utara, hingga Pemangkat di Kalimantan Barat. Ditambah fakta bahwa 2/3 wilayah Indonesia adalah lautan, kinerja Perindo jelas masih belum maksimal. Hal ini yang ada di benak Agus Suherman, ketika ditunjuk menjadi Direktur Utama Perum Perindo, Februari 2013. “Setelah saya inventarisir, kondisi sebagian sarana dan prasarana sudah tua sehingga tidak efisien,” kenang Agus. Hal ini bisa dimaklumi karena selama dua puluh tiga tahun, Perindo tidak pernah melakukan investasi yang berarti. Agus sadar, tantangan ke depan akan semakin berat. Maka transformasi perusahaan tak bisa ditawar lagi. Perubahan pun digerakkan di BUMN yang beralamat di Jalan Muara Baru, Jakarta ini. Saat ini Perindo sudah menyelesaikan transformasi budaya. Perindo sudah menata SDM dengan merumuskan meaning, visi, misi, dan budaya organisasi yang mengandung nilai-nilai integritas, profesionalitas, semangat kebersamaan, serta
visioner. “Transformasi ini terus kita internalisasi di lingkup kerja Perindo. Saya yakin bahwa 80 persen keberhasilan perusahaan ditentukan kesuksesan mentransformasi budaya,” kata doktor perikanan ini, belum lama ini. Agus menjelaskan, hasil rumusan transformasi budaya tersebut salah satunya menyangkut Integritas. Yaitu satunya perkataan dan perbuatan serta menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Salah satu wujud kongkretnya, praktik gratifikasi dan sejenisnya dilarang keras. “Hal semacam ini dulu banyak dipraktikkan di Perindo, sekarang sudah tidak ada lagi.” Transformasi budaya ini kemudian diikuti dengan transformasi bisnis. Perindo melakukan pembenahan dari sisi bisnis di enam pelabuhan perikanan yang
Januari 2015
Nelayan menurunkan ikan hasil tangkapan di Pelabuhan Ikan Muara Baru, Jakarta.
“Kita bisa meningkatkan kesejahteraan karyawan. Tahun lalu tunjangan karyawan dinaikkan 100 persen. Gaji karyawan dinaikkan hampir 15 kali. Semangat perubahan yang tinggi dari karyawan diimbangi dengan tingkat kesejahteraan.”
dikelolanya, mulai dari tambat labuh dan fasilitas perbekalan, serta melakukan optimalisasi aset di Aceh dan Tarakan, Kalimantan Timur. Transformasi ini sudah bisa dirasakan hasilnya oleh karyawan Perindo. “Kita bisa meningkatkan kesejahteraan karyawan. Tahun lalu tunjangan karyawan dinaikkan 100 persen. Gaji karyawan dinaikkan hampir 15 kali. Semangat perubahan yang tinggi dari karyawan diimbangi dengan tingkat kesejahteraan,” terang Agus. Tak berhenti sampai di situ, Perindo yang biasanya hanya berkutat di pelabuhan perikanan ditarik ke luar. Perindo merambah bisnis baru. Bisnis yang mulai dibangun adalah pembenihan udang dan ikan. Budidaya tambak udang sudah dilakukan di Karawang, Jawa Barat.
“Di tahun 2015 kita akan kembangkan di Aceh, Nusa Tenggara Timur, dan Lampung,” papar Agus. Tahun ini ekspansi bisnis Perindo makin luas dengan membangun pabrik pakan ikan dan pakan udang. Lama pembangunan pabrik sekitar 18 bulan, sehingga akan selesai di akhir tahun 2016. Di Jambi, Perindo akan mengembangkan pengolahan perikanan fillet ikan patin. Unit usaha ini mampu memproduksi 5 ton per ha fillet ikan patin yang siap dipasarkan di dalam negeri untuk kebutuhan konsumsi masyarakat. Selama ini fillet ikan patin diimpor dari Thailand. Selain di Jambi unit pengolahan ikan akan dibangun di Kampar dan Pekanbaru, Riau, dan di Tulung Agung, Jawa Timur. Untuk mendukung ekspansi bisnis itu, tahun 2015 Perum menggelontorkan investasi atau belanja modal sebesar Rp 191 miliar. Ini adalah investasi terbesar sejak Perindo berdiri. Sebesar 30 persen akan dipenuhi dari kan internal perusahaan, selebihnya pembiayaan dari bank dan sinergi BUMN. “Sinergi dengan BUMN kita lakukan dengan membangun cold storage, dulu kapasitasnya 600 ton kita upgrade menjadi 5.000 ton, begitu juga dengan pabrik es,” terang Agus. Dengan segala rencana bisnis itu, target pendapatan Perindo tahun ini naik hingga diatas 200 persen dari tahun 2014. Ini sebuah lompatan besar karena tahun sebelumnya peningkatan pendapatan hanya di angka 30 persen. Tahun 2014, hingga Oktober sudah mengumpulkan pendapatan sebesar Rp 10,5 miliar, dari target RKAP sebesar 10,8 miliar.
Angin Segar
Visi Presiden Joko Widodo yang akan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim, menjadi angin segar yang makin memacu semangat Agus dan seluruh jajaran Perindo untuk berkontribusi lebih maksimal. Melalui kebijakan poros maritim, Perindo optimis bisa memerankan instrumen penting untuk mempercepat capaian target pemerintah. BUMN insight
61
k i n e r ja Laba Bersih Perum Perindo (milliar rupiah)
10,9
15,1 2,6
4,2
2010
2011
2,9 2012
8,4
2,9 2013
2014*
20 2015 * catatan sampai bulan November 2014
Realisasi Target RKAP
6 Pelabuhan Perikanan Perum Perindo
Salah satu yang sudah matang digodok, adalah Perindo membantu percepatan fasilitasi tersedianya pelabuhan perikanan. Ini adalah ujung tombak agar kehidupan nelayan bisa bangkit. Saat ini jumlah pelabuhan perikanan yang memadai masih sangat terbatas, sehingga produksi ikan secara nasional belum sebanding dengan potensi laut yang ada, dan pada gilirannya menyebabkan rendahnya tingkat kesejahteraan nelayan. Untuk membantu pemerintah mengurangi angka kemiskinan, Perindo ikut mengentaskan kemiskinan di masyarakat pesisir dengan membangun cold storage di berbagai tempat. “Ikanikan yang didapatkan oleh nelayan tadi bisa kita tampung dengan harga standar dan ketika harga tinggi kita lepas,” terang Agus. Dengan demikian pendapatan nelayan bisa lebih baik, sehingga tingkat kesejahteraan bisa terangkat. Dana yang dibutuhkan untuk kedua program strategis itu memang cukup besar, karena di setiap provinsi akan dibangun cold storage dengan kapasitas 15 hingga 20 ton. Untuk itu Agus Suherman berharap pemerintah bisa mendukung dengan mengucurkan Penyertaan BUMN insight
62
1.
Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, Sumatera Utara
2.
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Jakarta
3.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah
4.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Lamongan, Jawa Timur
5.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Trenggalek, Jawa Timur
6.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Pemangkat, Kalimantan Barat
Agus Suherman
Modal Negara (PMN) kepada Perum Perindo. Perindo sudah menyiapkan berbagai skenario yang dituangkan dalam roadmap perusahaan. Setelah pada tahun 2013 mampu mengumpulkan laba Rp 15,1 miliar, tahun 2014 proyeksi laba mencapai di atas Rp 10 miliar. Tahun ini Perum Perindo menargetkan laba Rp 20 miliar. Dengan trend yang demikian menjanjikan, Agus yakin Perindo sudah
masuk daftar 10 BUMN terbesar pada 2019. Jika pemerintah mengucurkan PMN, dia optimis di tahun yang sama Perindo bercokol di daftar 5 BUMN terbesar. “Ke depan kita tidak sekadar menjadi player, tapi winner,” ucap Agus Suherman tegas. Optimisme yang sudah selayaknya diusung, karena potensi raksasa perikanan laut Indonesia sudah sekian lama terabaikan.
k e b i ja ka n
Kementerian BUMN Siap Lelang Jabatan Pejabat Tinggi Pengisian jabatan secara terbuka diharapkan bisa menjaring SDM terbaik untuk mengisi pos jabatan yang tepat.
P
ada Jumat, 19 Desember 2014 di lantai 21 Kantor Kementerian BUMN telah dilaksanakan sosialisasi dua Peraturan Menteri BUMN. Yaitu Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-14/MBU/10/2014 tentang Standar Kompetensi Jabatan Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian BUMN; dan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-15/MBU/10/2014 tentang Persyaratan Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Secara Terbuka di Lingkungan Kementerian BUMN. Beberapa poin penting dari dua Peraturan Menteri yang disampaikan dalam sosialisasi tersebut, antara lain: Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-14/MBU/10/2014: 1. Kementerian BUMN telah menyusun standar kompetensi untuk setiap jabatan yang secara keseluruhan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu standar kompetensi manajerial dan standar kompetensi teknis/bidang; 2. Standar kompetensi manajerial terdiri dari 11 kompetensi yang merupakan cerminan dari nilai dan budaya organisasi Kementerian BUMN. Sedangkan standar kompetensi teknis/bidang terdiri dari 43 kompetensi yang didalamnya terdapat dua kompetensi umum dan 41 kompetensi inti. Muatan kompetensi teknis tersebut menitikberatkan pada kompetensi korporasi karena sesuai dengan tugas pokok Kementerian BUMN, yakni membuat kebijakan dan melakukan pengelolaan dan pembinaan BUMN; 3. Standar kompetensi tersebut akan dijadikan sebagai pedoman dalam pe-
ngelolaan manajemen sumber daya manusia di lingkungan Kementerian BUMN, termasuk profiling pengembangan SDM dan penempatan pada suatu jabatan di Kementerian BUMN maupun sebagai Direksi BUMN. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-15/MBU/10/2014: 1. Pengisian jabatan pimpinan tinggi (JPT) secara terbuka, telah menjadi amanat dari UU ASN No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dengan ketentuan teknis diatur melalui Peraturan Menteri PAN dan RB No 13/2014. Untuk mengisi JPT Madya sekurang-sekurangnya diumumkan secara nasional dan untuk JPT Pratama sekurang-kurangnya diumumkan pada tingkat Kementerian yang bersangkutan. 2. Persyaratan calon pelamar telah ditetapkan oleh Menteri BUMN melalui Peraturan Menteri BUMN No 15 yang memuat persyaratan umum, persyaratan kepangkatan, persyaratan pendidikan, persyaratan kompetensi, dan persyaratan rekam jejak jabatan. 3. Dari lima persyaratan, yang paling spesifik adalah persyaratan rekam jejak jabatan. Untuk memenuhi syarat sebagai calon JPT Madya di ling-
kungan Kementerian BUMN, calon harus memenuhi persyaratan: • Sedang/pernah menduduki Jabatan Tinggi Madya/Jabatan Fungsional Tertentu, Ahli Utama; atau Sedang/pernah menduduki Jabatan Tinggi Pratama sekurangkurangnya selama 2 (dua) tahun; • Memiliki pengalaman melaksanakan penugasan sebagai Direksi atau Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN/ anak perusahaan BUMN/joint venture/ BUMN Minoritas dengan akumulasi masa jabatan minimal lima tahun pada hari pertama pengumuman seleksi terbuka. • Selanjutnya, persyaratan untuk memenuhi calon JPT Pratama, harus memiliki pengalaman: Sedang/ pernah menduduki Jabatan Tinggi Pratama/Jabatan Fungsional Tertentu Ahli Madya; atau Sedang/ pernah menduduki Jabatan Administrator sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun; dan • Memiliki pengalaman melaksanakan penugasan sebagai Direksi atau Dewan Komisaris/Dewan Pengawas pada BUMN/anak perusahaan BUMN/joint venture/ BUMN Minoritas. Pada kesempatan sosialisasi tersebut, Onny Suprihartono menyatakan bahwa siapa pun yang memenuhi prasyarat dalam Peraturan Menteri tersebut berhak mengikuti seleksi terbuka pengisian jabatan pimpinan tinggi (JPT) Madya maupun Pratama. Implementasi dari dua peraturan di atas, diberlakukan sejak diundangkannya pada tanggal 6 Oktober 2014. Sebagai langkah awal, pada tahun 2015 akan dilakukan pengukuran kompetensi individu pegawai dalam rangka pengelolaan SDM Kementerian BUMN. BUMN insight
63
analisis
PROSPEK DAN TANTANGAN EKONOMI INDONESIA 2015
Oleh: Ryan Kiryanto Kepala Ekonom BNI
K
ebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps menjadi 7,75% pada 20 Nopember lalu memberikan tekanan kepada pelaku usaha dan perbankan dalam melakukan ekspansi. Kenaikan BI Rate sebagai respon atas keputusan pemerintah menurunkan subsidi energi, terutama bahan bakar minyak (BBM). Bank sentral melihat bahwa efek kenaikan harga BBM bakal mengerek inflasi pada kisaran 7-8% di akhir 2014 dan berlanjut di 2015 pada kisaran 5-6% lantaran terkena dampak kenaikan harga elpiji, upah minimum propinsi (UMP) dan tarif dasar listrik (TDL).
Hanya saja, memasuki tahun 2015 beban pelaku usaha bakal kian berat karena semua input industri atau produki bakal melonjak. Baik bahan baku, bahan penolong maupun upah tenaga kerja. Harapannya tentu beban suku bunga kredit tidak ikut naik. Kuncinya, inflasi harus dapat dikendalikan ke kisaran 5-6%, dengan harapan BI akan menurunkan BI Rate pada kisaran 6,5-7,5%. Menurut Kementerian Keuangan (Kemenkeu), kenaikan BBM bersubsidi menjadi penting dilakukan pemerintah agar ruang fiskal makin longgar. Kenaikan harga BBM tersebut berfungsi memperbaiki dan menyehatkan struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), utamanya di tahun 2015 dan masa-masa yang akan datang. Langkah tepat jika pemerintah memprioritaskan pembangunan infrastruktur dasar untuk sektor pertanian, maritim dan energi, yang kesemuanya itu berwatak padat karya sehingga mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Untuk menghindari adanya hal yang tidak diinginkan, terutama pada membengkaknya jumlah orang miskin di Indonesia, selain alokasi kepada pembangunan infrastruktur dasar, nantinya pemerintah juga harus memberikan kompensasi kepada masyarakat yang membutuhkan. Skemanya menggunakan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), dan semacamnya. Yang pasti, kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi pada 18 Nopember lalu akan berdampak untuk outlook ekonomi Indonesia. Dalam jangka pendek --sekitar tiga bulan sejak akhir Nopember 2013 hingga Februari 2015-- akan ada tambahan kenaikan inflasi sekitar 2,5% dan tambahan 1,5% sepanjang tahun 2015 nanti. Ini sudah memperhitungkan langkah BI yang telah menetapkan kenaikan suku bunga acuan menjadi 7,75% pada 20 Nopember lalu. BI tentunya telah memiliki skenario akan dampak dari keputusan yang tidak populer itu. Secara kontekstual, laju inflasi sedang bergerak naik secara bertahap dan signifikan pascakenaikan harga BBM. Kebijakan ini sangat berpotensi menyebabkan perekonomian mengalami cost-push inflation. Ini sebagai konsekuensi dari kenaikan ongkos produksi dan harga berbagai bahan baku dan bahan penolong yang menjadi kebutuhan masyarakat BUMN insight
64
yang secara agregat pun mengalami kenaikan signifikan. Cost-push inflation yang berlangsung cepat dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun, yang jika terus berlanjut akan menurunkan kualitas kesejahteraan rakyat secara masif dan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi tidak lagi inklusif dan berkelanjutan, malah terdorong untuk melambat. Pasca kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak kurang kondusif bagi masyarakat lapis bawah. Daya beli mereka anjlok dan menekan kemampuan tingkat konsumsinya. Ujungujungnya, dorongan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi tumah tangga bakal terkoreksi. Distribusi tiga “kartu sakti” (KIP, KIS, dan KKS) tidak sepenuhnya mampu menjaga daya beli karena tekanan dari sisi harga yang lebih kuat. Inilah yang harus disadari pemerintah agar momentum pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi apat dipertahankan. Di sisi lain, jika ekspektasi laju inflasi dapat terkendali, maka BI mudah untuk mengatasinya melalui kebijakan moneter dan bauran kebijakannya. Namun jika laju inflasi bergerak di luar ekspektasi, karena ternyata juga terkait dengan masih tingginya kegiatan impor bahan baku, bahan setengah jadi dan barang konsumsi, maka pendekatan moneter saja bakal sulit efektif meredakan inflasi. Untuk itu BI harus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memperbaiki sisi pasokan atau supply. BI dan Pemerintah sebaiknya menerapkan kombinasi moneter-fiskal atau bauran kebijakan secara efektif. Pendekatan suku bunga melalui poenaikan BI Rate tidak lagi cukup memadai untuk mengendalikan inflasi karena penyebab utamanya (causa prima) bukan aspek moneter, melainkan aspek pasokan. Pada jangka pendek, efek negatif kenaikan harga BBM bersubsidi memang akan mendorong inflasi, lalu menekan daya beli, lebih lanjut menekan konsumsi rumah tangga. Jelas harapan pemerintahan Jokowi-JK untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7% dalam periode 2014-2019 bakal menghadapi tantangan. Apalagi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi minimal 7%, dibutuhkan investasi senilai Rp 5.500 triliun. Dalam kondisi perekonomian saat ini, harapan pemerintahan Jokowi-JK tersebut sangat membutuhkan dukungan dari
Januari 2015
seluruh komponen bangsa, termasuk para elit politik. Masing-masing kubu Koalisi Merah Putih (KMP) dan kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) harus berkonsolidasi. Kini tidak ada lagi Salam Satu Jari atau Salam Dua Jari. Yang ada adalah Salam Tiga Jari alias Salam Persatuan untuk menuju Indonesia Hebat. Kestabilan politik sangat dibutuhkan untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi kalangan pelaku usaha dan investor. Tanpa kestabilan politik, keinginan investor untuk menanamkan modalnya akan urung dan mereka akan mengalihkan sasaran investasinya ke negara-negara tetangga terdekat seperti Kamboja, Vietnam, Myanmar dan Filipina. Jika tahun 2014 disebut dengan Tahun Politik, maka tahun 2015 nanti bolehlah disebut dengan Tahun Ekonomi. Aktivitas politik yang hirup pikuk sudah selesai, berganti dengan aktivitas ekonomi yang butuh situasi yang kondusif. Di sini menarik mencermati pandangan Mantan Menteri Keuangan M. Chatib Basri yang menilai, bahwa kini pertumbuhan ekonomi yang benar-benar menyentuh fundamental perekonomian. Soalnya, situasi dan kondisi perekonomian Indonesia tengah tidak menentu. Apalagi, hal ini diperparah dengan belum optimalnya penyelesaian persoalan ekonomi dunia. Hal ini akan berdampak kepada negara di emerging market. Pertumbuhan ekonomi dunia sedang mengalami perlambatan, sebagaimana diramalkan oleh berbagai institusi internasional, bahkan cenderung tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan di tahun-tahun sebelumnya. Belum optimalnya penyelesaian krisis dunia pada akhirnya membuat dampak kepada emerging markets. Kalau perekonomian di dunia mengalami pelemahan, maka cepat atau lambat bukan tidak mungkin akan ada dampaknya kepada perekonomian Indonesia juga. Transmisi perlambatan ekonomi dunia ke emerging economies, termasuk Indonesia, terjadi melalui dua jalur, yaitu jalur keuangan dan perdagangan. Namun demikian, level pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,0-5,1% tahun 2014 ini dan berkisar 6,5-7,0% pada jangka duatiga tahun ke depan (2017-2018) tetap harus diupayakan karena itu akan memberikan dampak pengganda yang besar, utamanya dalam pembukaaan lapangan kerja. Hanya saja, untuk mencapai itu kalangan pengusaha berharap pemerintah menerapkan smart policy, dimana pemerintah perlu mampu mengeluarkan, mencanangkan, mendesain, dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang betulbetul mendukung ke arah kemajuan ekonomi. Kondisi saat ini banyak kebijakan yang membuat pelaku usaha tidak berdaya, terpuruk, mundur, bahkan jalan di tempat. Misalnya, kebijakan ekspor berupa bea keluar pada saat harga komoditas terpuruk yang menurunkan ekspor dan tidak menambah devisa. Iklim usaha yang tidak kondusif ini terjadi karena kebijakan
antar kementerian atau lembaga masih tidak terintegrasi. Padahal yang dibutuhkan kalangan pengusaha adalah iklim investasi yang kondusif. Maka, pemerintah juga diminta menanggalkan kebijakan yang populis jika benar-benar ingin mencapai pertumbuhan ekonomi minimal 7%. Pemerintah diharapkan juga menerapkan strategi pertumbuhan ekonomi yang lebih condong ke sektor tradeable ketimbang sektor non-tradeable. Konsekuensi dari bergesernya peran sektor tradable sekarang ini ialah upaya pemerintah untuk menurunkan jumlah penduduk miskin semakin sulit dilakukan. Pertumbuhan ekonomi yang tidak berkualitas kian tercermin dari indeks ketimpangan pendapatan yang semakin melebar, yang dikenal dengan istilah indeks Gini rasio, dimana posisi terakhir di 2013 berada di angka 0,41. Tahun 2014 dan 2015 boleh dibilang sebagai tahun konsolidasi ekonomi dimana BI maupun pemerintah sepakat untuk memprioritaskan stabilitas ekonomi ketimbang pertumbuhan ekonomi lantaran ekspektasi inflasi yang tinggi dan rasio defisit transaksi berjalan (DTB) yang besar (masih berkisar 3,1% terhadap produk domestik bruto/PDB Indonesia) harus diperbaiki terlebih dahulu. Meskipun tahun 2015 adalah tahun konsolidasi seiring dengan kebijakan BI yang masih cenderung ketat, namun tidak terutup kemugkinannya BI akan melakukan relaksasi-relaksasi pada beberapa kebijakan yang dikeluarkan di tahun 2013 dan 2014 lalu. Misalnya, mungkin saja beleid tentang Loan to Value (LTV) untuk pembiayaan sektor properti diperlonggar, jika melihat kinerja pembiayaan ke sektor properti yang terjaga dengan baik. Yang pasti, kalangan perbankan tengah menanti perubahan kebijakan terkait perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR) menjadi Loan to Funding Ratio (LFR) dimana perbankan boleh menerbitkan surat berharga seperti obligasi dan medium term notes (MTN) yang bisa diperhitungkan dalam perhitungan komponen pendanaan atau simpanan bank. Dengan menggunakan LFR, maka ruang ekspansi kredit bagi perbankan akan semakin lebar. Maklum, jika menggunakan LDR, maka kini rasionya sudah berkisar 90% atau sudah dekat dengan batas maksimal LDR yang 92% sesuai arahan BI sehingga menyulitkan perbankan untuk ekspansi kredit. Tentu BI dan pemerintah tidak akan tinggal diam saja untuk terus melakukan penyesuaian-penyesuaian kebijakan moneter dan fiskal guna memberikan ekspektasi yang lebih baik kepada publik dalam dan luar negeri bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 akan berada di kisaran 5,25,5% sebagaimana diproyeksikan oleh sejumlah institusi dalam dan luar negeri. Pastinya angka-angka proyeksi itu lebih tinggi dibandingkan prognosis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 yang berkisar 5,0-5,1%. BUMN insight
65
titik
balik
Maket pengembangan industri perikanan terpadu di Benoa
PT Perikanan Nusantara (Persero)
Segera Berlari Setelah Mati Suri Sempat terpuruk karena utang yang menumpuk. Mulai menggeliat dan bersiap untuk melompat dengan dukungan teknologi terkini.
Maket pengembangan industri perikanan terpadu di Ambon
BUMN insight
66
Julianto
nicklas hanoatubun
Januari 2015
K
ekayaan laut Indonesia sangat besar memang tak terbantahkan. Dari berbagai penelitian Indonesia memiliki potensi ekonomi kelautan sebesar US$ 1,2 triliun pertahun. Angka itu setara dengan tujuh kali besarnya APBN 2015. Sayangnya, potensi yang begitu besar belum dikelola secara optimal. Kenyataanya, para nelayan sebagai pelku utama dalam perikanan termarjinalkan dari sisi ekonomi. Nelayan tak bisa lepas dari kemiskinan. Setali tiga uang, BUMN yang bergerak dalam bidang perikanan nasibnya tak kalah susahnya. Berbagai persoalan menenggelamkan perusahaan perikan an, mulai dari masalah mismanagement dalam mengelola aset hingga kewajiban hutang yang tak kunjung terselesaikan. Ujungnya, tahun 1998 Pemerintah mengelurkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 tentang penggabungan empat BUMN yang bergerak di bidang perikanan; PT Usaha Mina (Persero), PT Perikani (Persero), PT Tirta Raya Mina (Persero), dan PT Perikanan Samodra Besar (Persero). Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada tanggal 27 Oktober 2005 dan dinyatakan dalam Akte Notaris Nomor 8 dan Nomor 9 tanggal 8 Mei 2006 yang dibuat dihadap an Notaris Muhammad Hanafi, SH di Jakarta. Ke empat perusahaan tersebut digabung menjadi PT Perikanan Nusantara (Persero). “Semua karyawan sudah demotivasi, sudah tiga tahun mereka tidak bergaji,” kenang Abdussalam Kons tituanto, Direktur Utama PT Perikanan Nusantara (Perinus). Laksanakan membangkitkan mayat hidup, susahnya mengembangkan layar Perinus. Selain SDM yang sudah tidak semangat, ditambah beban utang peruhanaan yang menumpuk sebesar gajah bengkak. “Beban perusahaan saat itu lebih dari Rp 50 miliar termasuk hutang pajak sebesar Rp 12 miliar,” kata Abdussalam. Aneh memang, seperti tikus mati dilumbung padi. Perusahaan Negara di bidang kelautan bisa tidak berkembang di Negara yang 2/3 wilayahnya adalah lautan. Abdussalam sangat yakin potensi perikanan akan sangat bagus ke depan. Hal ini dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia dan kebutuhan pangan
Maket pengembangan industri perikanan terpadu di Sorong
Pelan tapi pasti, Perinus berbenah diri. Transformasi dilakukan dengan mengusung program Peta Navigasi I pada periode Juli 2007 – Juli 2012 yang bertujuan untuk menyehatkan perusahaan agar dapat beroperasi secara efisien, transparan dan profesional.
dan gizi yang lebih baik permintaan ikan dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan hasil kajian yang berkembang belakangan yang menyatakan bahwa di berbagai lokasi perikanan utama di dunia menunjukan bahwa kebutuhan pengelolahan ikan terus meningkat. Pelan tapi pasti, Perinus berbenah diri. Transformasi dilakukan dengan mengusung program Peta Navigasi I pada
periode Juli 2007 – Juli 2012 yang bertujuan untuk menyehatkan perusahaan agar dapat beroperasi secara efisien, transparan dan profesional. Adapun lingkup program restrukturisasi internal tersebut meliputi keuangan, operasi, dan internal control system. “Kami membagi transformasi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap recovery yang dimulai dari tahun 20072013. Setelah itu ada tahap Transformation Into Sustainable Growth dari tahun 2014-2017. Tahap berikutnya adalah go global pada tahun 2018-2019, setelah itu pada tahun 2024 Perinus sudah menjdai pemain global di indutri perikanan global,” terang Abdussalam. Sejak tiga tahun terakhir, Perinus telah berperan dalam melaksanakan program industi perikanan terpadu. “Hampir seluruh kawasan Indonesia bagian timur yang merupakan lumbung ikan Indonesia sudah bermitra dengan kami. Perinus bertindak sebagai off taker seluruh hasil tangkapan ikan mereka,” jelas Abdussalam. Kehadiran Perinus disana, selain memastikan pemasaran tangkapan ikan para nelayan juga membantu kebutuhan es dan docking kapal nelayan. Layanan ini hadir disetiap cabang Perinus seperti di Bitung, Bacan, Ambon, Makassar dan Sorong. Tak cuma itu, Perinus juga serius mengembangkan Unit Pengelolaan Ikan BUMN insight
67
titik
balik (UPI) untuk meningkatkan nilai tambah produk ikan baik untuk keperluan pasar domestik maupun ekspor. “Tahun ini Perinus akan memanfaatkan teknologi tinggi bidang perikanan sebagai bentuk dari value creation dalam meningkatkan daya saing BUMN Perikanan,” ungkap Abdussalam. Teknologi modern ini ditujukan agar lebih efisien dalam mengolah atau mempertahankan mutu hasil tangkapan ikan.
Berharap pada Poros Maritim
Gagasan Poros Maritim yang akan dijalankan pemerintah memberi harapan besar bagi Perindo. “Kami sangat menyambut baik program pemerintah ini,” tegas Abdussalam. Menurut dia, langkah ini sangat tepat, doktrin yang cerdas untuk memperbesar motivasi bagi percepatan dan pengembangan pelaksanaan program industri perikanan terpadu yang direncanakan Perinus.
Abdussalam Konstituanto
Area kerja PT Perinus (persero) Sabang Pusat pendaratan dan perdagangan ikan
Bitung WPP: 713.714.715.716 Potensi Ikan: 613.600 ton JTB (80%): 1.486.634 ton Target Produksi: 243.317 ton
Padang Pengolahan ikan dan pemasaran hasil perdagangan perikanan es
Bacan
Gorontalo
WPP: 715.716.717 Potensi Ikan: 1.228.200 ton JTB (80%): 982.200 ton Target Produksi: 489.489 ton
WPP: 714.715.716 Potensi Ikan: 1.207.200 ton JTB (80%): 1.021.400 ton Target Produksi: 481.581 ton
Ambon Jakarta Pengolahan ikan dan pemasaran hasil perikanan
U
Surabaya Pengembangan pemasaran hasil perikanan Jasa Perbaikan dan Perawatan Kapal
Tegal/Pekalongan
samudera hindia
BUMN insight
68
Pengembangan pemasaran hasil perikanan dan Jasa Perbaikan dan Perawatan Kapal Jasa Penginapan
Benda WPP: 573,173 Potensi Ikan: 742.125 ton JTB (80%): 575.894 ton Target Produksi: 287.947 ton
Makassar
WPP: 714,715 Potensi Ikan: 830.825 ton JTB (80%): 1.000.385 ton Target Produksi: 3.328.524 ton
WPP: 713.714 Potensi Ikan: 738.975 ton JTB (80%): 588.722 ton Target Produksi: 294.361 ton
Januari 2015
Abdussalam mengusulkan, sebelum menjadi poros maritim dunia, negara harus berkomitmen bahwa Indonesia harus lebih dulu menjadi sebuah negara maritim. Sektor kelautan menjadi sentral kehidupan ekonomi dan dan pusat produksi utama. Ini sangat penting jangan sampai poros maritim ini lebih banyak di atas permukaan laut saja, seperti tol laut, pelabuhan, dan transportasi saja. Pembangunan infrastruktur tersebut harus dijadikan sebuah kekuatan untuk meningkatkan potensi ekonomi laut termasuk memajukan dunia perikan Indonesia. Memang bukan hal yang mulukmuluk. Secara geo-politik, dan wilayah, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Secara historis dan budaya Indonesia pernah mengalami masa kejayaan sebagai negara bahari pada era kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Sebagai pelaut kita sangat disegani. Sudah saatnya kita meraih kembali kejayaan masa lalu dengan menjadi Poros Maritim Dunia.
Mengembangkan Nano Teknologi dan Remote Sensing
T
ahun ini, Perinus akan masuk pada tahap pengelolaan dan penangkapan ikan berteknologi tinggi. BUMN perikakanan ini akan mengimplementasikan teknologi penangkapan ikan menggunakan remote sensing yakni mengintegrasikan satelit dan akustik. “Remote sensing ini merupakan penginderaan permukaan bumi dari dirgantara dengan memanfaatkan sifat gelombang elektromagnetik yang dipancarkan, dipantulkan, atau dihamburkan oleh obyek yang diindera,” terang Abdussalam. Keuntungan dari teknologi ini adalah cakupannya lebih luas, bisa menjangkau remote area di dukung oleh data multitemporal dan multispektral dengan data digital. Sehingga biaya yang dikeluarkan lebih efektif. Untuk mengimplementasikan teknologi ini Perinus bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)),” terang Abdussalam. Remote sensing ini memberikan banyak manfaat dalam pencarian ikan, karena bisa memastikan fenomena oseanografi yang berkaitan dengan perikanan tangkap di sekitar Cabang potensi perikanan. Alat ini juga bisa memastikan Memberikan kepastian posisi yang prospektif untuk rencana penangkapan dan pengumpulan ikan. “Akhirnya bisa meningkatkan kinerja operasional pada core bisnis perusahaan,” ungkap Abdussalam. Sedangkan dalam aktivitas pengolahan ikan, Perinus memanfaatkan nano teknologi untuk melakukan uji coba bersama Nano Centre (LIPI) dan Nanox Suisan Co.Ltd Jepang. Nanoteknologi memungkinkan pembuatan dan penggunaan materi atau device pada ukuran sangat kecil. Dapat berperan dalam industri perikanan al. pengendalian mutu ikan, percepatan budidaya ikan. “Dengan nanoteknologi dapat memberikan nilai tambah ekonomis dan mengurangi ketergantungan subsidi BBM, es, mengatasi peluang tingginya susut panen dan menghindari laju pembusukan ikan,” ungkap Abdussalam. Selain untuk mempertahankan mutu ikan, nano teknologi membantu proses kegiatan budidaya pembesaran ikan sehingga masa panen ikan semakin cepat. Juga bisa meningkatkan meningkatkan pertumbuhan ikan pada sistem akuakultur tertutup (Closed Recirculating Aquaculture System) dengan Oxigenated Ultra Fine Bubble/Nanobubble. “Pasca penerapan teknologi perikanan semakin yakin dapat meningkatkan daya saing global melalui “Value Creation” untuk membangun Negeri Maritim,” pungkas Abdussalam.
Sorong WPP: 715,717 Potensi Ikan: 877.875 ton JTB (80%): 695.912 ton Target Produksi: 346.288 ton
EFISIENSI PASCA IMPLEMENTASI TEKNOLOGI No Hasil Usaha Existing Quantum Leap (Pasca Teknologi) Efisiensi Grs Profit Net Profit BEP Grs Profit Net Profit BEP Margin Margin (EBT/TA) Margin Margin (EBT/TA) (a1) (a2) (a3) (b1) (b2) (b3) Growth (%) A Core Business Perikanan 1 Penangkapan 16.2 15.9 0.05 72.0 70.7 0.2 445.5 2 Pengumpulan 70.0 69.7 0.21 42.000.0 41.820.0 124.5 60.000.0 3 Pengolahan 129.6 129.3 0.38 170.9 170.5 0.5 131.9 X- Efisiensi = 20.192,4 % B Supporting Business 1 Pabrik Es 3.3 3.0 0.01 978.0 888.9 2.6 29.700.0 2 Jasa Docking 17.0 16.7 0.05 2.705.0 2.657.0 7.9 15.900.0 3 Jasa Pengolahan 6.6 6.3 0.02 1.980.0 1.890.1 5.6 30.000.0 X- Efisiensi = 25.200 % Total 242.7 240.9 0.72 47.905.9 47.497.2 141.3 136.177.4 Efisiensi: v Gross Profit Margin
v
Net Profit Margin
v
BEP = Basic Earning Power BUMN insight
69
info
khusus garuda indonsia (persero) Tbk
Strategi Arif Agar Garuda Kompetitif Membawa Garuda bermanuver dari posisi descend ke climbing. Setelah terbang rendah di tahun 2014 karena makro ekonomi yang tidak bersahabat, siap menghadapi turbulensi untuk terbang tinggi. Julianto
nicklas hanoatubun
D
ari kabin pilot simulator ke kabin pilot pesawat sebenarnya. Begitu M Arif Wibowo membuat tamsil lompatan jabatannya dari direktur utama anak perusahaan ke posisi yang sama di perusahaan induk. Dari PT Citilink Indonesia ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Arif Wibowo menjadi orang nomor satu Garuda Indonesia menggantikan Emirsyah Satar yang mengundurkan diri, berdasarkan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Kantor Garuda Indonesia, Cengkareng, Jumat, 12 Desember 2014. “Secara bisnis Garuda sama dengan Citilink, namun skalanya 10 kali jauh lebih besar,” jelas Arif dalam wawancara khusus dengan BUMN Insight, akhir Desember. Tentu bukan cuma skala. Kompleksitas masalah yang dihadapi juga lebih besar. Segmen yang digarap juga berbeda, cakupan area tidak hanya domestik tapi juga regional bahkan internasional. “Garuda adalah ikon dan aset bangsa. Sehingga tanggung jawab menjadi direktur utama itu jauh lebih besar,” kata Arif mengenai posisi barunya. Beban di pundak Arif memang tak ringan. Kinerja Garuda mengalami penurunan sepanjang 2014. Tercatat, hingga kuartal ketiga 2014, Garuda mengalami kerugian 206,4 juta dolar AS.
BUMN insight
70
Januari 2015
BUMN insight
71
info
khusus Salah satu musabab utamanya, profit Garuda tergerus seiring pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Setiap pelemahan Rp 100, maka beban yang ditanggung Garuda mencapai 12,8 juta dolar AS. Tanda-tanda Garuda mengalami descend (istilah penerbangan untuk terbang menurun) sudah terlihat pada 2013. Tekanan nilai tukar dan harga avtur, membanting laba bersih hingga jatuh 89,9 persen. Dari laba bersih 110,8 juta dolar AS tahun 2012, descend menjadi 11,2 juta dolar AS. Arif setuju selisih kurs dan harga bahan bakar telah menghempaskan emiten dengan kode GIAA tersebut. Tapi itu bukan satu-satunya faktor. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah revenue generator yang masih lemah. Ia mengibaratkan, karena generator berputar tidak kencang maka lampu tidak bisa terang. “Pendapatan kita kurang. Ini juga menyangkut kapasitas kita dalam melakukan adjusment di ujung tahun ekspansi, kebetulan ada depresiasi rupiah yang sangat dalam, fluktuasi harga avtur juga gila-gilaan.” Ada juga faktor persaingan bisnis. Hampir seluruh airline berada dalam expansion mode, tidak ada airline yang tidak pesan pesawat di tahun 2009 -2010. Berbagai airline full service dari Timur Tengah, melakukan ekspansi yang sangat agresif menekan pasar full service. Kemudian dari bawah, pasar yang dikelola oleh Low Cost Carrier (LCC) juga berkembang. “Penyebabnya multifaktor dan mereka datang secara bersamaan,” terang Arif. Ia mengistilahkan, GIAA harus menghadapi turbulensi yang diakibatkan headwind (angin dari depan), juga tailwind (angin belakang), dan crosswind (angin samping) secara bersamaan. Terjadinya descend sepanjang 2014, memaksa Kementerian BUMN bergerak cepat agar GIAA bisa segera climbing (istilah penerbangan untuk terbang menanjak ke atas). Dwijanti Tjahjaningsih, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, dan Pehubungan Kementerian BUMN, meminta manajemen baru Garuda membereskan masalah finansial. Dwijanti berharap Arif dan jajaran direksi tanggap dan cepat dalam mengantisipasi serta mengendalikan risiko BUMN insight
72
kerugian perusahaan akibat depresiasi rupiah dan fluktuasi harga minyak. Garuda dituntut terus memperbaiki daya saing agar memiliki pangsa pasar yang kuat di dalam negeri, dan mampu melakukan ekspansi yang rasional dalam melayani jalur penerbangan internasional.
Tiga Strategi
Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno yakin Arif mampu mendongkrak kinerja GIAA. Mengembalikan maskapai kebanggan nasional ini dari posisi descend ke climbing. Keberhasilan mendandani Citilink yang bergerak di segmen LCC, adalah modal penting yang mendukung keyakinan itu. Dia terbukti sukses membenahi Citilink, yang pada kuartal III-2013 sempat merugi 5,6 juta dolar AS, menjadi untung pada periode sama tahun 2014 sebesar 3,8 juta dolar AS. Karena penyebab descend Garuda multifaktor, Arif menetapkan tiga strategi untuk menerbangkan Garuda lebih tinggi. Yaitu fokus pada revenue generator perusahaan, cost driver restructuring, dan refinancing. “Yang harus kita amankan adalah operational cash flow. Perusahaan harus jalan di kuartal I dan kuartal II, ini yang harus kita waspadai,” kata Arif. Dari tiga strategi tadi, Arif mengawali dengan restructure cost driver, penataan
ulang rute-rute yang bleeding, kemudian menata ulang jadwal kedatangan pesawat-pesawat pesanan Garuda, terutama yang wide body. “Hal ini kita lakukan dalam rangka konsolidasi. Tahun 2015 adalah tahun konsolidasi, untuk mengamankan sampai akhir tahun.” Arif menjelaskan, tahun 2015 ini adalah pemacu GIAA masuk ke sesi berikutnya, lima tahun ke depan, sesuai transformasi yang dicanangkan pendahulunya melalui program Quantum Leap. 2015 adalah akhir dari Quantum Leap. Pasca itu, harusnya perusahaan rebound ke atas. Sayangnya ada turbulensi hebat, yang menyebabkan kinerja perusahaan menukik ke bawah. Maka Arif memutuskan 2015 GIAA harus memulai dengan fase konsolidasi. “Setelah tahun 2016 kita akan mulai ekspansi lagi,” tuturnya yakin. Selain membenahi kinerja, langkah konsolidasi diharapkan mampu meningkatkan daya saing sekaligus menahan gempuran penerbangan asing, utamanya di wilayah regional. ASEAN Open Skies 2015 sudah di depan mata. Ini adalah bentuk kerja sama industri penerbangan untuk menghilangkan batasan-batasan udara secara penuh, dengan membuka wilayah udara masing-masing negara. Selain konsolidasi, jurus Arif meng-
Januari 2015
peta kekuatan airline asia pasifik 2014 «««
««««
Air China Grup • WP : 88 • NB : 400 • TP : 3
WB : wide body NB : narrow body TP : turbo propeler RJ : regional jet
«
Skytrax rating, e.g 4 stars means a 4 star airlines
China Southern Grup • WP : 65 • NB : 401 • TP : 26
491
492
«««««
«««««
Malaysia Airlines Group • WP : 47 • NB : 82 • TP : 32
All Nippon Airways Holding • WP : 160 • NB : 86 • TP : 20
161
266
««««« Singapore Airlines Group • WP : 115 • NB : 24
139
««««« Cathay Pacific Group • WP : 170 • NB : 30
200
Domestik Lion Air Group •
Total : 150
Sriwijaya Air •
Total : 46
Air Asia Indonesia •
Total : 30
226
«««««
««««
Garuda Indonesia Group • WP : 115 • NB : 105 • NB : 15 • TP : 5
Qantas Group • WP : 86 • NB : 189 • RJ : 21 • TP : 13
150
309 Source: Center for Aviation (CAPA) Agustus, 2014
hadapi situasi penuh tantangan itu, adalah menurunkan cost unit. Tapi Arif menjamin, langkah-langkah itu tidak akan mengubah bisnis model dan level of service Garuda. “Kita melayani dengan baik, kualitas terjaga, dengan biaya lebih murah, ini menjadi prioritas dan tugas kita di tahun konsolidasi ini,” ucap Arif tegas. Arif menatap Open Skies sebagai peluang. Dari 66 juta traffic dalam wilayah Open Skies itu, 35 persen linked dengan Indonesia. Logika sederhana, karena bermain di halaman sendiri, Garuda bisa berjaya dan menikmati. Muara dari strategi itu tidak lain mengembalikan koordinat Garuda pada posisi profit airline. Inilah obsesi sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Indonesian National Air Carriers Association (INACA) ini. Menjadi profit company itu menyenangkan semua pihak, semua stake holder, share holder, employe bahkan penumpang akan senang karena layananan lebih prima dan tingkat kualitas terjaga. Ia memancangkan tekad, Garuda tidak boleh rugi lagi. Adanya berbagai persoalan, termasuk beban utang, akan bersamasama dihadapi oleh jajaran direksi baru
MAskapai kelas dunia Garuda mendulang berbagai award bergengsi di tingkat regional dan global. Berikut beberapa di antaranya: SKYTRAX AWARDS 2013 The World’s Best Economy Class Best Economy Class Aırlıne Seat PASSENGER CHOICE AWARDS 2013 BEST IN REGION : ASIA AND AUSTRALASIA Top 5 Best Overall Passenger Experience Top 5 Best Ground Experience Top 5 Best Inflight Publication ASIA PACIFIC AIRLINE FOOD AWARDS 2012 The Best Long-haul Airline Food Top 5 Short-haul Airline Food ASEAN PREMIUM AIRLINE OF THE YEAR Frost & Sullivan CUSTOMER SATISFACTION AWARD Domestic Airline Of The Year 2012 Roy Morgan 2014 • Gold Award dari The Pacific Asia Travel Association (PATA) • The World’s Best Cabin Crew dari Skytrax • 5 Star Airline dari Skytrax • Peringkat ke-7 Maskapai Terbaik Dunia versi World Airline Awards 2014 dari Skytrax
beserta seluruh karyawan. Semua harus bekerja keras, karena sebagai flag carrier Garuda mengemban nama besar bangsa. “Direksi baru dan semua insan di Garuda harus bekerja sangat-sangat ekstrem. Ekstra keras. Agar Garuda bisa rebound, untuk bisa ekspansi ke depan, dan berjaya menghadapi persaingan terbuka,” tandas Arif. Arif menyadari, menerbangkan Garuda adalah tantangan luar biasa besar bagi dirinya. Apalagi membalik posisi dari descend ke climbing. Tapi ia optimis bisa menjawab tantangan itu. Ibarat seorang pilot, sebelum resmi menerbangkan pesawat sudah dilatih menghadapi berbagai situasi dalam simulator. “Saya anggap Citilink itu simulator, Garuda penerbangan yang sebenarnya. Ini adalah tantangan yang luar biasa buat saya karena Garuda ini sudah sampai pada puncak dalam bisnis airline.” Kini di cockpit yang sebenarnya, Arif dituntut melanjutkan kinerja gemilang selama mengawaki simulator. Jangan sampai Garuda Indonesia hanya bisa pitching, mengangguk-angguk mempersilakan maskapai lain menikmati gurihnya pasar penerbangan Indonesia. BUMN insight
73
info
khusus
“Garuda dalam Crisis Mode” S
etelah didapuk menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. M Arif Wibowo harus segera menyingsingkan lengan baju.Tak ada waktu untuk berleha-leha, karena ia memimpin maskapai flag carrier of Indonesia itu dalam kondisi sulit. Kepada Julianto dari BUMN Insight, ia menuturkan rencana dan obsesinya. Bagaimana kondisi Garuda saat ini dan apa tantangan ke depan? Semua tahu, kondisi Garuda merugi di tahun lalu.Ke depan karena perusahaan ini merupakan perusahaan besar, perlu ditangani dengan lebih baik lagi. Garuda menghadapi tantangan yang masih harus dilalui, tidak hanya turbulensi tapi juga masih ada strong headwin (arah angin dari depan). Kalau sekadar tailwin (angin dari belakang) dan crosswin (arah angin dari samping) masih oke, fuel bisa lebih irit dan lebih ringan membawa pesawat. Ini ada headwin yang besar. Selain itu, fluktuasi harga bahan bakar serta depresiasi rupiah masih menghantui. Bagaimana Anda mengantisipasinya? Posisi Garuda saat ini secara operasional dan finansial perlu recover, kalau tidak, ini menyangkut sustainability Garuda itu sendiri. Kalau dilihat dari 10 tahun lalu, ini adalah titik terendah, diawali dari tahun 2012. Namun demikian, ekspansi tetap diperlukan. Dalam situasi turbulensi ini kecepatan berekspansi kita tahan dulu, tapi tetap harus tumbuh karena kalau tidak tumbuh, market share Garuda akan tergerus. Market share BUMN insight
74
akan berpengaruh pada profitability, profitability akan berpengaruh kepada sustainability atau keberlangsungan perusahaan. Maka dari itu di tahun pertama 2015 ini, terutama quartal I dan quartal II sangat kritis, karena kita harus pastikan operational ecxellent harus mendukung operating cashflow Garuda. Untuk itu kita melakukan operational excellent mulai dari network yang sangat efektif kepada pasar, strategi deployment pesawat baik besar atau kecil, dan dalam level tertentu kita akan melakukan adjusment dari segi kapasitas, dan frekwensi penerbangan yang kita laksanakan. Garuda tetap tumbuh dengan kecepatan yang aman, ke dalam kita melakukan effort yang sangat kencang. Kita berada dalam crisis mode. Krisis ini kita ciptakan agar setiap orang tahu indikator-indikator apa untuk dikatakan krisis. Ini akan mendorong semangat karyawan Garuda untuk rebound lagi. Hal ini harus kita lakukan karena Garuda harus tetap tumbuh dan eksis di pasar, tidak hanya domestik, tapi juga regional dan internasional. Ini prioritas kita jangka pendek, karena ini menyangkut kelangsungan hidup Garuda ke depan. Apa yang harus diperhatikan? Kita akan fokus kepada tiga hal. Pertama, peningkatan revenue generator. Garuda harus benar-benar bekerja dengan baik dan maksimal. Kedua, penataan cost driver. Semua aktivitas yang mengakibatkan munculnya biaya perlu direstruktur, tanpa mengubah bisnis model Garuda. Full service carrier adalah business
model yang kita deliver kepada costumer. Tingkat layanan, tingkat kualitas harus kita pertahankan, tetapi cost structure harus diturunkan. Ketiga, dalam menghadapi turbulensi dan strong headwin ke depan yang masih uncertain, keuangan Garuda, kita coba atur ulang, sekaligus kita upayakan program-program refinancing. Upaya ini tidak sekadar menyelamatkan Garuda tetapi ujung-ujungnya adalah operational excellent. Operational excellent itu tidak hanya ontime saja, tapi juga comercial excellent-nya harus jalan. Ini yang kita harus bereskan mulai saat ini. Apa yang menjadi kekuatan Garuda untuk terus tumbuh? Prestasi yang sudah ditorehkan selama ini seperti Maskapai Bintang Lima, World’s Best Cabin Crew, dan prestasi lainnya menjadi modal kekuatan kita.
Januari 2015
Apa yang menjadi kunci penyelamatan Garuda ke depan? Dua hal yang harus kita manage dengan baik supaya bisa melewati masa sulit. Masa ini adalah sesuatu yang luar biasa dan harus kita cover dengan cepat. Pertama, saya tegaskan bisnis model tidak berubah, size tidak berkurang tapi kecepatan tumbuhnya dikurangi, armada Garuda pun masih akan bertambah, ada penambahan 15 pesawat di tahun ini. tapi hal ini sudah dilakukan adjusment terhadap situasi dan kondisi yang ada di tahun ini. Jadi tahun ini kita akan melakukan langkah – langkah “quickwins”. Yang pertama adalah adjusment beberapa rute-rute yang bleeding. Kita juga mengekplorasi pasarpasar yang berpotensi besar tapi masih membutuhkan kapasitas yang lebih banyak. Contoh pasar umroh, pasar turis dari Tiongkok. Kita melakukan realokasi bleeding route tetapi ditempatkan di potential route yang selama ini belum kita garap. Selain itu kita juga mengurangi rute yang kita anggap over capacity seperti Tokyo yang awalnya double daily menjadi single daily, tapi secara presence Garuda di sana tetap. Kita melakukan adjusment yang terkontrol, jangan sampai membuat sinyal-sinyal negatif. Komisaris dan Direksi PT Garuda Indonesia Tbk Dewan Komisaris Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen: Jusman S. Djamal Komisaris Independen: Hasan M. Soedjono Komisaris: Isa Rachmatarwata, Muzaffar Ismail, Dony Oskaria, Chairul Tanjung Dewan Direksi Direktur Utama: M Arif Wibowo Direktur: Heriyanto Agung Putra, Novianto Herupratomo, Iwan Joeniarto, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, Handayani
Garuda sebenarnya di domestik dan regional sangat kuat, kita sedang memulai ekspansi di internasional. Di internasional itu masih menjadi faktor penentu kesuksesan Garuda sebagai global player. Ini yang mejadi key point kita. Kekuatan sebagai flag carrier of Indonesia, Garuda adalah ikon bangsa Indonesia. Semestinya dengan semua komponenkomponen kekuatan itu, pasar yang ada di
Kinerja Garuda Q3-2014
Q3-2013
Pendapatan
US$2,8 miliar
US$2,68 miliar
Laba(Rugi)
(US$206,4 juta)
(US$32,5 juta)
Kinerja Citilink Q3-2014
Q3-2013
Pendapatan
US$114,5 juta
US$70,1 juta
Laba(Rugi)
US$3,8 juta
(US$5,6 juta) berbagai sumber, diolah
Indonesia harus berpihak kepada kita saat kita akan terbang ke internasional. Kalau untuk domestik, no doubt-lah, semua sudah tahu Garuda. Tapi internasional persaingannya sangat buas. Di dunia internasional itu kita menghadapi pesaingpesaing incumbent, mereka sudah lama menjadi bintang lima di posisinya. Mereka sudah puluhan tahun mejadi bintang lima sedangkan Garuda baru tahun ini.
Bagaimana dengan rute domestik? Untuk domestik kita akan perkuat lagi wilayah timur, karena Garuda masih membutuhkan penguatan di rute-rute pengumpan, dengan basis pesawat propeller. Kita akan menambah banyak rute-rute baru di wilayah timur yang sangat potensial tapi belum digarap dengan baik oleh Garuda. Deployment pesawat propeller ke wilayah timur mulai dari Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Rute-rute by pass juga kita tambah juga. Rute-rute by pass kita buka untuk betul-betul melihat pasar point to point itu potensinya ada. Kita tetap melihat ini dalam rangka mengembangkan rute domestik, mengembangkan market share, ujungnya mendapat profit yang lebih besar. Di domestik kita akan perkuat di rute-rute pengumpan, ATR atau Garuda Explore menjadi senjata kita untuk masuk ke rute-rute tersebut. BUMN insight
75
info
khusus
Family Man yang Gandrung Film Action
M
uhammad Arif Wibowo adalah produk Garuda Indonesia tulen. Ia mengawali karir dari bawah sebagai engineer di maintenance and engineering pada kurun 1990-1994. Setelah itu karirnya menanjak dengan menapaki jabatan manager, lalu general manager di dalam dan luar negeri. Posisi terakhirnya adalah Executive Vice President Marketing and Sales PT Garuda Indonesia. Pada Agustus 2012 ia dipercaya menjadi CEO PT Citilink Indonesia. Di bawah kepemimpinnya, Citilink sebagai start-up di bisnis maskapai penerbangan LCC tumbuh cepat. Dari hanya punya sembilan pesawat tahun 2012 kini bertambah menjadi 28 pesawat. Frekuensi penerbangan juga bertambah dari 54 penerbangan per hari menjadi 120 penerbangan pada 2013. Pada September 2014 sudah melonjak menjadi 164 penerbangan setiap hari. Jumlah penumpang bertambah, dari 2,8 juta penumpang pada 2012 menjadi 5,34 juta pada 2013. Sukses di Citilink membuat Menteri BUMN Rini Soemarno kepincut untuk menempatkannya menjadi CEO PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Arif Wibowo dikenal sebagai pekerja keras oleh rekan-rekannya. Di luar itu, dia mengusung filosofi sederhana: menjadi orang dipercaya. “Saya harus menjadi orang yang dipercaya teman, atasan, bawahan dan orang di sekitar saya, ini modal buat saya,” tutur sarjana Teknik Mesin dari ITS Surabaya dan S2 Manajemen Trasportasi Udara dari UI bekerja sama dengan Massachussets Institute of Technology (MIT) ini. Menurut dia, leadership penting karena seorang pemimpin harus memberi contoh. Kalau pemimpin tidak dipercaya, sulit untuk membuat perubahan. Untuk bisa dipercaya, seseorang harus punya
BUMN insight
76
“Saya harus menjadi orang yang dipercaya teman, atasan, bawahan dan orang di sekitar saya, ini modal buat saya.”
kompetensi, yang didapat dari jalur formal dan informal. Selain itu pemimpin juga harus punya integrity. “Melakukan sesuatu tidak harus dilihat orang. Apa yang kita bicarakan harus sama dengan perbuatan.” Pemimpin, menurut Arif harus punya networking yang bagus alias punya teman yang banyak. “Dengan punya teman yang banyak rasanya hidup itu akan terhindar dari masalah. Kalau kita temannya banyak pasti akan lebih cepat menyelesai-
kan masalah. Ini sudah banyak terbukti,” katanya sambil tersenyum. Guna menyeimbangkan pola hidup akibat beban pekerjaan, biasanya dia gowes sepeda dan jogging di sekitar kompek tempatnya tinggal. Baginya olahraga penting untuk relaksasi pikiran dan tubuh. Arif menjelaskan, ketika pressure psikis tinggi gerakan fisik jangan berhenti. Psikomotorik tidak jalan akan berisiko somatik, penyakit psikis berubah menjadi penyakit fisik kita. Untuk keseimbangan hidup pula, Arif berprinsip hubungan dengan Yang Di Atas adalah hal sangat penting. Begitu pula hubungan harmonis dengan keluarga. Dua hal itu sangat penting untuk kesimbangan pikiran dan psikologis kita. “Saya termasuk family man,” ungkap sosok kelahiran 19 September 1966 ini. Untuk mengisi waktu senggang bersama keluarga, biasanya Arif mengajak istri dan buah hatinya nonton film di bioskop. Kebetulan sekeluarga suka genre film yang sama, yaitu action. ”Saya pernah nonton film drama , yang ada saya ngantuk. Ketiduran,” katanya tertawa.
Advertorial
Garuda Indonesia Kini Maskapai Bintang Lima Kado akhir tahun dipersembahkan PT Garuda Indonesia kepada negara. Yakni, ditetapkannya badan usaha milik negara (BUMN) ini sebagai maskapai bintang lima (5-star Airlines).
Penetapan status maskapai bintang lima ini dilakukan oleh Skytrax, lembaga pemeringkat penerbangan independen yang berkedudukan di London, pertengahan Desember lalu. Garuda kini sejajar dengan perusahaan penerbangan ternama yang juga bintang lima, seperti Singapore Airlines, Cathay Pacific Airways, Qatar Airways, Asiana Airlines, All Nippon Airways dan Hainan Airlines.
Prestasi ini sekaligus merupakan persem bahan terakhir manajemen yang dipimpin oleh Direktur Utama Emirsyah Satar. Sesuai hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Jumat (12/12), terjadi pergantian direksi Garuda Indonesia. Emirsyah digantikan oleh Arif Wibowo selaku Direktur Utama Garuda Indonesia yang baru. Pencapaian sebagai maskapai bintang lima tersebut merupakan wujud dari berbagai peningkatan yang dilaksanakan perusahaan secara konsisten. Yakni, bertrans-
formasi dari maskapai yang tidak diakui di industri penerbangan dunia, menjadi salah maskapai berpredikat bintang lima. Ini sesuai pengakuan CEO Skytrax Edward Plaisted. ‘’Pencapaian ni juga merefleksikan kerja keras Garuda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir,’’ katanya. Skytrax juga memuji kualitas layanan Garuda Indonesia, baik untuk ground service maupun inflight. Sementara itu, Emirsyah Satar mengatakan bahwa penghargaan ini menjadi salah satu milestone penting bagi perusahaan, karena merupakan bentuk pengakuan dunia terhadap transformasi Garuda Indonesia, khususnya melalui program “Quantum Leap 2011 – 2015”. ‘’Ini hasil dari komitmen serta kerja keras seluruh karyawan Garuda Indonesia. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pengguna jasa sehingga Garuda Indonesia meraih predikat maskapai bintang lima,’’ katanya.
Prestasi Garuda 2010-2015 Tahun Penghargaan Pemberi Penghargaan 2010 The World Most Improved Airline Skytrax (London) Airline Turn Around of The Year Center for Asia Pacific Airlines (Sydney) 2012 The Best International Airline Roy Morgandi, Australia The Best Regional Airline in Asia APEX (California) 2013 The World’s Best Economy Class Skytrax 2014 The World’s Best Cabin Crew Skytrax The Best Regional Airline in Asia APEX BUMN insight
77
ICTcorner
Metode Agile: Resep XL Menjadi Lebih Inovatif
M
engapa banyak produk dan layanan baru yang gagal diterima pasar? Mengapa kini kita makin sering mendengar adanya produsen/service provider yang menunda atau bahkan membatalkan peluncuran layanan barunya ?
Jawaban atas pertanyaan di atas bisa beragam. Mulai dari berubahnya kondisi pasar, preferensi pelanggan yang berubah, hadirnya kompetitor baru, desain produk yang tidak tepat, dan banyak hal lainnya. Meskipun nantinya produk atau layanan itu kembali dipasarkan setelah dimodifikasi atau di-reposition, perusahaan tetap tidak bisa menghindar dari kerugian biaya yang telah dialokasikan untuk pengembangan layanan tersebut, mulai dari tahapan desain hingga pemasarannya. Model dan strategi pengembangan produk dan layanan di era digital saat ini memang telah didefinisikan ulang oleh cepatnya perubahan lingkungan bisnis dan kebutuhan pasar yang harus sesegera mungkin direspon oleh para eksekutif di perusahaan. Produk atau layanan yang telah dikembangkan selama berbulan-bulan dengan biaya yang tidak sedikit tiba-tiba bisa menjadi tidak kompetitif dan terlihat ‘jadul’ sesaat sebelum diluncurkan,akibar kondisi pasar yang berubah atau hadirnya kompetitor baru dengan produk dan model bisnis yang lebih inovatif. Hasil survei oleh PricewaterhouseCoopers yang melibatkan ribuan CEO dari seluruh penjuru dunia pada 2014 mengungkapkan, hanya 28 persen CEO yang percaya bahwa divisi riset dan pengembangan produknya siap merespon, bertransformasi dan melakukan perubahan. Sementara 65 persen CEO berpikir bahwa divisi R & D belum mempersiapkan diri untuk merespon tren terbesar yang saat ini mendorong transformasi bisnis dan sosial, yakni digitalisasi. Padahal mayoritas CEO menyandarkan masa depan bisnis pada divisi R & D untuk terus berinovasi dan menciptakan produk dan layanan baru. Dapat kita bayangkan betapa vital-nya divisi R&D dalam menentukan keberlanjutan sebuah perusahaan. CEO beserta eksekutif bisnis lainnya saat ini terus mencari solusi untuk mendorong divisi R & D bisa terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di pasar. Di PT. XL Axiata Tbk (XL) hal ini dilakukan antara lain dengan menerapkan metode baru dalam pengembangan produk/layanan yakni metode Agile, dengan tujuan bisa mentransformasi proses dan budaya dalam berinovasi BUMN insight
78
Oleh: Ongki Kurniawan Chief Service Management Officer (CTO/CIO), PT. XL Axiata Tbk & Advisor of iCIO Community
sehingga menjadi lebih agile, adaptif dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Bagaimana Penerapan Metode Agile di XL
Sebelum menerapkan Agile, XL menggunakan metode Waterfall dalam pengembangan layanannya, dimana layanan dikembangkan secara sekuensial, mulai dari analysis, design, build, test, dan deploy. Ketatnya, kompetisi di industri telekomunikasi dan komitmen perusahaan untuk menjadikan pelanggan sebagai fokus dari bisnis menjadi tantangan besar untuk metode Waterfall, dimana Time to Market dianggap terlalu panjang dan kurang dapat mengakomodir kebutuhan pelanggan yang cepat berubah . Untuk itu pada pertengahan 2013 Divisi Pengembangan Produk XL mulai mencoba menerapkan metode Agile untuk pengembangan contextual offer sebagai bagian dari Customer Lifecycle Management (CLM) product campaign, sehingga kekurangan metode Waterfall dapat diatasi. Lewat metode Agile, tim-tim dari multi disiplin duduk dalam satu atap dan melakukan sesi joint planning, implementasi dan deployment dalam cycle yang sangat cepat, dalam hitungan kurang dari seminggu. Proses iterasi dilakukan secara cepat sesuai kebutuhan pelanggan. Dan karena tim desain, build, dan testing dilibatkan di depan, konteks user experience juga dapat dipahami lebih awal sehingga bisa diterjemahkan secara lebih baik dalam desain. Hasilnya cukup mencengangkan. Deployment agility meningkat 400%, dari 10 hari menjadi 2 hari saja, sementara campaign modification responsiveness diperpendek dari 2 hari menjadi 2 jam. Net take up rate dari layanan pun naik 250% karena offer yang lebih kontekstual. Atas hasil ini pada awal tahun 2014, iCIO Community, sebuah komunitas para chief information officer (CIO) dan para staf senior di bidang teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia, juga mendaulat CIO XL sebagai pemenang iCIO Awards 2014 untuk kategori The Most Innovative CIO serta selanjutnya mendaulatnya sebagai salah satu advisor komunitas tersebut dengan harapan dapat menularkan berbagai praktek inovasi terbaik yang telah dilakukan di XL.
Januari 2015
Mengapa Agile tepat Diterapkan ? Agile software development mulai berkembang pada 2001, diinisiasi oleh sebuah forum diskusi 17 pemikir dibidang pengembangan software, salah satunya Martin Fowler, untuk mencari alternatif atas metode proses pendokumentasian yang ada saat itu.
Pengembangan
Metode Agile
Agile development methods terdefinisi dalam empat nilai, biasa di sebut Agile Alliance’s Manifesto, diantaranya :
1
Interaksi dan personel lebih penting dari pada proses dan alat.
2 3
Perangkat lunak yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap.
Kolaborasi dengan klien lebih penting dari pada negosiasi kontrak.
4
Respon terhadap perubahan lebih penting daripada mengikuti rencana.
Interaksi dan personel lebih penting dari pada proses dan alat, di dalam agile interaksi antar anggota tim sangatlah penting, karena tanpa adanya interaksi yang baik maka proses pembuatan perangkat lunak tidak akan berjalan sesuai rencana.
Sedangkan pengertian dari Agile Alliance’s Manifesto adalah:
Perangkat lunak yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap, saat melakukan proses demonstrasi kepada klien, perangkat lunak yang berfungsi dengan baik akan lebih berguna daripada dokumentasi yang lengkap. Kolaborasi dengan klien lebih penting dari pada negosiasi kontrak, salah satu ciri dari agile adalah klien menjadi bagian dari tim pengembangan perangkat lunak. Kolaborasi yang baik dengan klien saat proses pembuatan perangkat lunak sangatlah penting ketika menggunakan agile. Karena fungsi-fungsi dari perangkat lunak yang dikembangkan harus terus menerus dibicarakan dan diimprovisasi disesuaikan dengan keinginan klien.
Respon terhadap perubahan lebih penting daripada mengikuti rencana, agile development methods berfokus terhadap kecepatan respon tim ketika klien menginginkan perubahan saat proses pembuatan perangkat lunak.
Cetak biru transformasi berbasis Agile telah tersedia. Berbagai organisasi TI telah mengadopsinya untuk membangun sebuah struktur baru dalam proses pengembangan software. Metode Agile sudah sangat dikenal dan digunakan secara luas oleh berbagai perusahaan terkemuka di dunia. Selain itu adanya dukungan komunitas praktisi yang memiliki passion dan secara sukarela mendokumentasikan berbagai best practice dan case study menjadi jaminan bagi perusahaan yang ingin menerapkannya tanpa kekhawatiran kekurangan refenrensi. Metode Agile tepat diterapkan dalam pengembangan produk/ layanan setidaknya karena dua alasan, Agile menempatkan pelanggan dan merespon kebutuhan pelanggan sebagai nafas dari aktivitas perusahaan. Berbagi informasi terkait kebutuhan pelanggan antar divisi dalam perusahaan akan menjadi kunci bagaimana perusahaan, khususnya divisi R & D dapat terus berinovasi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pelanggan. Kedua, Agile tidak hanya dapat mentransformasi proses pengembangan produk, melainkan juga budaya tim R&D. Kerangka kerja agile didesain untuk bisa menilai kontribusi setiap individu tetapi dalam konteks sebuah tim. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk mendorong empowerment dan kolaborasi antar individu di dalam tim. Namun penerapan metode Agile bukan hal yang mudah. Setidaknya ada dua prasyarat. Yang pertama adalah bagaimana melatih SDM untuk memahami metode Agile dan tentunya membangun pengalaman dalam menerapkan metode tersebut. Dan dibutuhkan juga fungsi-fungsi khusus seperti ‘Scrum Master’ yang bertugas sebagai seseorang yang ‘holds everything together’, mengingat metode ini bisa cukup chaotic sifatnya. Syarat yang kedua, terutama dalam mengadopsi metode agile di perusahaan yang sudah established, adalah menyiapkan proses di sisi arsitektur, release engineering, dan testing. Ini yang sering di-underestimate dan bila tidak ditangani di awal justru akan meningkatkan kompleksitas arsitektur. Di XL, metode Agile kini banyak difokuskan untuk pengembangan layanan-layanan baru seperti Digital Services (m-payment, m-commerce, dsb). Agile menjadi salah satu factor yang berkontribusi atas keberhasilan XL meraih penghargaan prestisius dari salah satu lembaga konsultan terkemuka di dunia asal Amerika serikat, Frost & Sullivan pada ajang 2014 Indonesia Excellence Award pertengahan tahun ini sebagai The Digital Service Provider of The Year. Apresiasi itu diraih atas kinerja XL dari sisi pengembangan strategi produk, inovasi teknologi, pelayanan pelanggan serta kepemimpinan dalam menjalankan bisnis Digital Servicenya dibandingkan pemain pasar di industri yang serupa. Kerja sama BUMN Insight dengan www.ciocommunity.org BUMN insight
79
info
khusus
PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)
Bersiap Menggarap Sektor Komersial Terus berbenah dengan meningkatkan SLA dan kompetensi SDM. Tak gentar bersaing dengan perusahaan asing. Julianto BUMN insight
80
nicklas hanoatubun
S
ebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki 18.000 lebih pulau. Setiap pulau yang dipisahkan oleh laut, sehingga wajar 2/3 wilayah Indonesia adalah lautan. Luasnya laut Indonesia tersebut menjadikan sarana perhubungan laut berupa kapal, menjadi sarana terpenting yang harus dikelola dengan baik. Untuk mendukung transportasi laut yang aman dan sejalan dengan ketentuan yang berlaku, kondisi kapal laut harus diperiksa dengan teliti, teratur, dan sistematis. Agar terjaga keselamatan benda dan jiwa di laut. Di sinilah fungsi strategis PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau PT BKI. “Tugas kami bukan semata-mata bisnis tapi, kita memastikan unsur safety dalam pengoperasioan kapal terpenuhi,” kata Rudianto, Direktur Utama PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Usia BKI sudah terhitung matang. Didirikan pada 1 Juli 1964, BKI adalah satu-satunya badan klasifikasi nasional yang mendapat mandat dari pemerintah RI. Untuk mengkelaskan kapal niaga berbendera Indonesia dan kapal berbendera asing
Januari 2015
yang secara reguler beroperasi di perairan Indonesia. Pengklasifikasian kapal berdasar konstruksi lambung, mesin, dan listrik kapal dengan tujuan memberikan penilaian atas laik tidaknya kapal berlayar. “Saat ini ada sekitar 11.000 kapal yang masuk dalam register BKI, sedangkan jumlah kapal yang teridentifikasi sekitar 20.000,” terang Rudi. Sisa yang tidak teregistrasi menurut Rudi, bisa saja mereka tidak dimaintain lagi kelasnya, tidak beroperasi, atau tidak diperpanjang lagi. Saat ini BKI sudah menyiapkan ketentuan teknis yang harus dijalankan oleh operator kapal untuk me-maintenance quality dan safety. “Notasi A90, A100 yang kapalnya berjumlah sekitar 4.000 unit, kategori khusus yang diharapkan wajib klas jika ditentukan oleh pemerintah,” lanjut Rudi. BKI menerapkan standar teknik dalam melakukan kegiatan desain, konstruksi, dan marine survey terkait dengan fasilitas terapung, termasuk kapal dan konstruksi offshore. Standar ini disusun dan dikeluarkan oleh BKI sebagai publikasi teknik. Suatu kapal yang didesain dan dibangun berdasarkan standar BKI, akan mendapatkan Sertifikat Klasifikasi dari BKI. BKI akan menerbitkan ini setelah melakukan survei klasifikasi yang dipersyaratkan. Selain melakukan pengklasifikasian kapal, BKI juga dipercaya oleh pemerintah untuk melaksanakan survei dan
Pekerja sedang mengerjakan restorasi kapal.
sertifikasi statutoria atas nama Pemerintah Republik Indonesia, antara lain Load Line, ISM Code, dan ISPS Code.
Sektor Komersil
Pemerintahan sedang fokus mewujudkan poros maritim. Hal ini membuat BKI tertantang. Untuk akan dibuat kapal dengan spesifikasi tertentu untuk membentuk interconectivity. “Sehingga hal tersebut akan menimbulkan konsekuensi akan semakin banyaknya kapal yang akan dibangun dan membutuhkan klasifikasi. Untuk itulah BKI dapat membantu pemerintah mewujudkan visi sebagai negara poros maritim,” jelas Rudi. Untuk mendukung hal tersebut, BKI juga terus berbenah dengan meningkatkan Service Level Agreement (SLA) dan kompetensi SDM. “Ini adalah target jangka pendek untuk memastikan terbentuknya operational excellent dan pembentukan kompetensi dan professionalisme SDM yang pasti akan mendrive ke bisnis, organisasi, dan hal-hal lain yang diharapkan oleh stakeholder.” Layaknya perusahaan klas di kancah global, BKI juga punya rencana untuk melebarkan portofolio dengan bergerak ke komersil. Umumnya perusahaan klas mengalami metamorphosis, memulai dari klas, masuk ke verifikasi komoditi, pembentukan metodelogi, hingga akhirnya menjadi commercial system assurance dan business solution provider. “Kita menghararapkan sisi komersial ini menjadi pendukung klas ke depan. Kalau kita bicara klas itu bukan untuk mencari untung, not for profit, karena
ada kriteria safety dan quality yang harus dijaga oleh BKI,” kata Rudi. Rudi menampik asumsi klas yang dilakukan asing lebih bagus dan klas yang dilakukan BKI lebih mahal. Menurut Rudi, BKI sudah membuka mengenai tarif. BKI adalah satu-satunya badan klasifikasi yang membuka tarif. Saat ini ada tujuh badan klasifikasi asing yang head to head dengan BKI. Rudi mengeluhkan kemitraan dengan mereka, karena mereka tidak terbuka soal tarif. “Sehingga hal itu menyebabkan tidak terwujudnya prinsip single invoice, jadi probelemnya lebih pada masalah tersebut.” Melalui dua pilar SLA dan SDM, BKI bisa lakukan apa saja. Dengan adanya jasa yang eksis BKI tinggal mempertahankan atau meningkatkan kualitas. Setelah melakukan intensifikasi dari yang sudah ada, ekstensifikasi akan lebih mudah menggunakan pendekatan produksi. “Product positioning adalah yang sedang kita kerjakan saat ini,” kata Rudi. Ada kepentingan Merah-Putih yang harus ditegakan dalam urusan klas ini. Yang diminta BKI dari pemerintah bukan proteksi melainkan prefensi. “BKI adalah miliki negara sehingga label merah putih tersemat di dada karyawan BKI, ini yang membedakan BKI dengan Klas yang lain.” Untuk menjaga semangat dan identitas itu, BKI mewajibkan karyawannya untuk ikut Pendidkan Bela Negara untuk mendapat pendidikan tentang kedisip linan, Bela Negara, Cinta Tanah Air, dan Wawasan Nusantara, juga visi misi BKI. “Dengan dukungan 22 cabang yang tersebar di berbagai daerah Indonesia dan luar negeri, BKI siap mengakselerasi bisnis untuk memuaskankan pelanggan melayani negeri,” pungkas Rudi.
Tanda Kelas Tanda kelas lambung dilambangkan dengan kode sebagai berikut: Berarti kapal lambung dibangun di bawah pengawasan dan sesuai dengan peraturan klasifikasi selain BKI yang diakui Berarti lambung dibangun di bawah pengawasan dan sesuai dengan peraturan konstruksi BKI, dari bahan yang telah diuji oleh BKI sesuai dengan peraturan. Berarti selain dua hal tersebut diatas. berarti kapal yang dilengkapi dengan perhitungan daya apung cadangan dari setiap kompartemen atau kelompok kompartemen. BUMN insight
81
info
khusus
Rudiyanto Direktur Utama PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)
Siapa Bilang Klas Asing lebih Baik! D
ari sebuah kedai kopi yang menjadi tempat favorit berkumpulnya para pelaut dan pemilik kapal di tahun 1760-an. Lahir ide dari Edward Lloyd untuk melakukan pencatatan (registrasi) terhadap kapal-kapal yang pemiliknya sering berkumpul di kedai kopi miliknya. Dari kegiatan registrasi tersebut, akhirnya berkembang pemikiran untuk membentuknya menjadi badan usaha klasifikasi atau lemBUMN insight
82
Januari 2015
baga registrasi kapal yang di kemudian hari bernama Lloyd’s Register of Shipping (LRS). LRS menginpirasi tumbuhnya badan klasifikasi kapal di berbabagi negara. Beberapa badan klasifikasi kapal di berbagai negara tersebut kemudian membentuk asosiasi tersendiri. Alasan dasarnya, klasifikasi kapal tidak hanya diperuntukkan dan digunakan oleh kapal-kapal dalam pelayaran dalam negeri, tetapi juga agar diterima berlayar atau beroperasi di negara lain. Dari sinilah lahir asosiasi internasional yang disebut International Association Classification Society (IACS) yang merupakan salah satu anggota komite teknis dari IMO. Indonesia memiliki PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang menjalankan tugas mengklaskan kapal niaga berbendera Indonesia dan kapal berbendera asing yang secara reguler beroperasi di perairan Indonesia. Walau sudah mandatory, tapi keberadaan klas asing sering dibenturkan dengan keberadaan BKI sebagai klasifikasi nasional. “Ini adalah kepentingan bisnis, sedangkan PT Biro Klasifikasi Indonesia menjaga kepentingan nasional,” ungkap Rudiyanto Dirut PT BKI. Kepada Tim BUMN Insight, Rudi menuturkan perihal klas asing dan progress BKI menjadi anggota IACS. Berikut kutipannya: Bagaimana keberadaan sertifikasi asing menurut Anda? Kalau ada klasifikasi asing datang ke indonesia, mereka datang tentu saja bukan tanpa tujuan. Biasanya alasan mereka karena ada kapal mereka di Indonesia dan mereka melakukan klasifikasi. Namun menurut saya disisi lain terdapat kepentingan bisnis. kenapa kepentingan bisnis? Karena mereka tahu posisi strategis Indoenesia sebagai poros maritim, sehingga Indonesia menjadi target market untuk mereka, Indonesia target market buat mereka. Kita sebagai klasifikasi nasional tentunnya mengharapkan prefensi nasional karena kita juga menjaga kepentingan nasional di situ. Parahnya lagi, klasifikasi asing ini masuk biasaya menggunakan orang-orang eks BKI atau orang BKI yang mereka bajak. Apa keunggulan mereka? Mereka sudah memiliki usia ratusan
tahun, Ada yang 150 tahun bahkan 200 tahun sedangkan BKI baru 50 tahun. Itulah yang menyebabkan persepsi masyarakat maritim Klasifikasi Asing SLA dan metodologi-nya lebih baik dari BKI karena sudah berpengalamanan ratusan tahun . Namun yang pasti pada saat mereka seusia dengan BKI merekapun mendapat kesempatan dan preferensi dari negaranya sampai dengan poisisi saat ini. Jadi untuk membesarkan BKI diperlukan support dari semua pihak di negara kita untuk menjadi unggul seperti mereka. BKI tidak perlu menjalani 150 atau 200 tahun untuk menjadi besar, kita bisa belajar dari pengalaman tersebut untuk menjadi besar dengan dukungan semua pihak. Ini alasan kenapa kita terus melakukan internalisasi, melakukan perbaikan SLA untuk mengubah persepsi tadi bahwa kita tidak kalah dengan kelas asing. Kita cuma mengharapkan preferensi nasional dari negara bukan
“Setahun ini kita sudah melakukan persiapan untuk kesesuaian quality management system yang dipersyaratkan IACS. BKI sedang dalam proses ini.”
proteksi, karena ada national interest yang harus kita penuhi. BKI sedang berusaha menjadi anggota International Association Classification Society (IACS)? IACS saat ini terdiri atas 13 anggota di seluruh dunia. BKI sudah mendaftar ke sana. Jika dibandingkan dengan anggota IACS, BKI masih lebih besar dibandingkan Polandia, Kroasia, dan beberapa negara lain. Lebih besar karena BKI melakukan klasifikasi lebih banyak. Saat ini kita sedang proses menuju ke sana, cuma jangan dibenturkan bahwa asing lebih baik dari lokal. BKI harus diberi kesem-
patan dan dukungan agar punya pengalaman untuk kepentingan nasional. Sangat ironis, Indonesia memiliki tanker terbesar di dunia atau platform terbesar di dunia, namun BKI sebagai klas nasional tidak memiliki kesempatan untuk mendapat pengalaman menjadi badan klas sejak awal, karena biasanya pemilik kapal yang membuat kapalnya di luar negeri menunjuk klas asing, BKI baru dilibatkan menjadi klas pada saat kapal sudah jadi dan akan masuk ke perairan indonesia sekaligus mengganti bendera indonesia. Hal ini penting karena dunia klas tidak memiliki sekolah khusus kelas, sehingga pengetahuan dan pengalaman di dapat oleh seorang surveyor pada saat dia melakukan pengawasan sejak awal kapal dibangun. BKI tidak bisa mengirim personilnya ke Shipbuilder Company karena akan ditanyakan kepentingan dan fungsinya sebagai apa? Karena merekapun pasti ada unsur confideality yang harus dijaga. Sehingga kalaupun BKI harus Dual Klas dengan Klas Asing tidak menjadi masalah, karena BKI bisa memiliki pengalaman yang berharga. Untuk itulah kita membutuhkan support. Sinergi BUMN bisa menjadi salah satu faktor pendukung, misalnya kita berterimakasih pada PLN melalui Bahtera Adiguna yang mempercayakan BKI untuk sejak awal melakukan pengawasan pembuatan Mini CNG Carrier pertama di dunia, yang tentunya pengalaman tersebut akan sangat diharapkan oleh Komunitas Klas. Sejauh mana progress menuju anggota IACS? IACS itu mempersyaratkan quality system berbasis ISO 9000 yang disertifikasi oleh badan sertifikasi yang diakui oleh mereka. Saat ini BKI sudah bersertifikat ISO 9000 yang disertifikasi oleh BSI (British Standard Institute) yang diakui oleh mereka. Berikutnya mereka akan melakukan audit yang dilakukan oleh tim IACS. Kalau ini sudah dipenuhi, BKI bisa menjadi anggota IACS. Setahun ini kita sudah melakukan persiapan untuk kesesuaian quality management system yang di- persyaratkan oleh IACS. BKI sedang dalam proses ini. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut? Harapan kita dalam setahun ini, maksimal dua tahun kita sudah dapat menjadi BUMN insight
83
info
khusus professional melakukan pelayanan. BKI punya upaya membentuk BKI Academy yang memiliki fokus development kompetensi ke internal dan eksternal, menunjukkan penguatan kita sebagai klasifikasi. Berikan kita kesempatan, bukan proteksi tapi preferensi. Obsesi saya, dalam lima tahun sisi komersil menjadi pilar BKI. Sehingga BKI menjadi komponen yang diperhitungkan dalam dunia maritim.
Pekerja sedang melakukan pemasang mesin kapal.
anggota IACS. Perlu juga diketahui bahwa secara aklamasi untuk tahun 2015 ini saya mewakili BKI telah menjadi Ketua ACS (Asian Classification Society) yang memiliki visi menguatkan “Asian Voice” dalam konteks Maritim Dunia dan ACS memiliki semangat Growing Together untuk para anggotanya. BKI adalah founder ACS bersama 5 Badan Klasifikasi Asia lainnya, dan saat ini sudah banyak Badan Klasifikasi ingin menjadi anggota ACS, diharapkan bisa memperkuat posisi tawar BKI. Begitu pentingnya menjadi anggota IACS, bukannya di sana banyak unsir politiknya juga? Kalau bukan karena business driven, kita lakukan ini untuk perceive driven. Kalau kita tidak IACS nanti banyak kapal kita diklasifikasikan oleh klas asing. Kalau kita jadi IACS, mereka bisa masuk ke klas BKI. Kami mensinyalir kadang-kadang mereka menggunakan strategi IACS tapi tidak IACS, hal ini bisa dilihat walaupun mereka menyatakan anggota IACS namun kadang dalam sertifikatnya menyatakan dalam lingkup referensinya adalah not under IACS requirement. Kembali ini bisa menjadi suatu masukan untuk IACS. Harapan Anda kepada pemerintah? Kami memahami, BKI secara teknis mungkin ada kekurangan. Kita sedang melakukan perbaikan dengan meningkatkan SLA dan SDM, tolong dibantu. BKI sekarang sedang membentuk kultur baru, agar lebih BUMN insight
84
Anak Kolong Penyuka Extrem Sport
D
ari dulu hingga sekarang ada yang tidak berubah dari Rudiyanto, Direktur Utama PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero). Yaitu potongan rambut belah pinggir ala tentara. “Saya tidak tahu sejak kapan saya belah pinggir, seingat saya sejak TK,” kata Rudi sambil
tertawa. Rudi yang diplot menjadi nakhoda BUMN Klasifikasi ini sejak 19 Desember 2013, selalu ingat petuah Sang Ayah dalam bekerja. “Tugas apa pun yang diberikan kepada kita, jangan pernah berpikir penting atau tidak, berguna atau tidak. Kerjain aja dulu,” kata Rudi menirukan sang Ayah. Karena kita tidak pernah tahu bahwa sesutu itu bermanfaat atau tidak untuk kita di kemudian hari.“Kerja itu adalah ibadah.Kalau ibadah tidak mungkin ada ibadah yang jelek.” Rudi punya cara tersendiri dalam menyeimbangkan karir dan kehidupan pribadi. Ia penyuka kegiatan outdoor dan ekstrem. Sejak kuliah Rudi senang terjun payung, rafting, dan boogie jumping. Kegiatan outdoor mengingatkan untuk belajar dari alam, seperti kebersamaan, yang tidak mengenal pimpinan dan bawahan. “Sekarang ini karena faktor usia tidak seekstrim dulu, paling hanya touring saja untuk kebersamaan,” seloroh anak kolong ini. Dengan keluarga Rudi punya perjanjian khusus. Pekerjaan dan hobi outdoor yang cukup menyita waktu membuatnya lupa keluarga. “Saat cuti saya tidak bisa diganggu, karena saat cuti waktunya hanya untuk keluarga. Ini deal saya dengan keluarga,” ungkap Rudi sambil tersenyum. Rudi sudah sangat akrab dengan dunia sosial. Di grup alumni SMP, SMA, dia mengajar motivasi. “Saya berpikir kalau saya sudah tidak dimanfaatkan di dunia bisnis, saya akan jadi dosen, guru, atau apa yang sifatnya sosial. Passion saya mungkin sebagai pengajar.” Mengajar, bagi Rudi, adalah bekal akhirat, karena salah satu pahala yang mengalir tak pernah putus adalah ilmu yang bermanfaat.
Januari 2015
PKBL atau CSR?
Lambungkan Nilai dengan Cara Strategis Naskah: firdaus subhekti Foto : Dok PT Surveyor Indonesia
Tidak seharusnya dijadikan beban, PKBL justru menjamin keberlangsungan perusahaan.
B
ukan sekadar mencari profit dalam menjalankan usahanya, perusahaan juga harus memperhatikan aspek lain, seperti sosial dan lingkungan, atau biasa disebut triple bottom line. Adapun salah satu upaya yang bisa dilakukan sebuah perusahaan adalah mengadakan kegiatan program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL). Sayangnya, saat ini PKBL kerap menjadi beban perusahaan karena dianggap tidak menguntungkan. “Kesalahan itu karena kita sendiri, karena kita jarang menjelaskan bahwa kalau kita melakukan PKBL itu akan tercermin pada kinerja keuangan,” terang Semerdanta Pusaka, Di-
rektur Aicon Strategic Sustainability, saat acara pelatihan PKBL bertajuk “Meningkatkan Value PKBL 2015 melalui Strategic CSR” di Jakarta, 18 Desember 2014 lalu. Acara yang diselenggarakan BUMN Insight yang bekerja sama dengan Trisakti Sustainability Center (TSC), Universitas Trisakti, dan Aicon Strategic Sustainability Management tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman konsep PKBL, dan juga menciptakan value pada kegiatan PKBL kepada para pelaku dan pemerhati PKBL. Sementara Jimmy Tanaya, Direktur Centre for Innovation, Policy and Governance (CIPG), menambahkan, meski PKBL sangat erat kaitannya dengan risk, namun dengan melakukan kegiatan PKBL, malahan sedang mengurangi risiko berusaha alias menjamin keberlangsungan perusahaan. “Oleh karena itu, para pelaku PKBL di perusahaan harus mampu menjelaskan kepada internal perusahaan bahwa kegiatan PKBL yang akan dilakukan mampu mengurangi risiko-risiko usaha,” ujar Jimmy.
Pelatihan kali ini juga dijadikan ajang diskusi untuk para pelaku PKBL di kalangan BUMN. Salah satu permasalahan yang dibahas adalah pengertian CSR dan PKBL yang dianggap membingungkan. Karenanya, disarankan alangkah lebih baik bila menggunakan istilah CSR sehingga value kegiatan dapat lebih meningkat. Selain itu, beberapa persoalan yang diharapkan dapat diselesaikan dengan segera oleh Kementerian BUMN adalah tiadanya “rumah” bagi tim PKBL di kementerian untuk melapor dan pencatatan biaya PKBL hasil dari berbagai peraturan dan kebijakan yang kini sudah berubah. Akibatnya, angka kredit bermasalah menjadi besar. “Angka ini sudah tidak lagi mencerminkan kinerja PKBL karena berasal dari periode sebelumnya. Tidak ada cut off dan tidak ada perlakukan biaya sesuai dengan timeliness,”terang Juniati Gunawan, Juniati Gunawan, dosen Universitas Triskati dan Direktur Trisakti Sustainability Center.
TESTIMONI
“Secara overall pelatihan ini sangat bagus” Supriadi, Deputi Direktur PKBL Angkasa Pura II.
“Dari event ini, saya jadi tahu pelaksanaan CSR dan PKBL di perusahaan BUMN lain. Saya jadi bisa benchmark dengan Surveyor Indonesia” Linda Adela, Humas Surveyor Indonesia
BUMN insight
85
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Kemitraan Berbuah Kesuksesan Naskah & Foto : firdaus subhekti
Bukan sekadar memberi dana pinjaman, Telkom juga memberi pelatihan hingga mengajak mitra binaannya mengikuti ragam pameran lokal, nasional maupun internasional.
BUMN insight
86
januari 2015
Produk binaan program kemitraan dan bina lingkungan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
memberdayakan dan mengembangkan kondisi sosial masyarakat dan lingkungan di sekitar wilayah usaha perusahaan. Tercatat, pada triwulan III-2014 Telkom telah menyalurkan pinjaman lunak sebesar Rp258.508.560.000 kepada 8.039 mitra binaan di berbagai sektor, semisal industri, jasa, perdagangan, peternakan, perikanan, pertanian, dan perkebunan. Tak terbatas pada pemberian pinjaman usaha, tapi Telkom juga melakukan pembinaan kepada para mitra binaan.
S
ebagai salah satu BUMN yang memiliki komitmen untuk menjalankan peran good corporate citizenship melalui penyelenggaraan program kemitraan dan bina lingkungan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus berupaya mengadakan ragam kegiatan dalam menumbuhkembangkan perekonomian bangsa ini. Program kemitraan dengan usaha kecil bertujuan untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja serta kesempatan berusaha untuk masyarakat, sedangkan bina lingkungan bertujuan
Penyaluran Program Kemitraan PT Telkom Tbk No.
Tahun
Total Mitra Binaan
1.
2012
2.
2013
3. 2014 (sampai dengan triwulan III)
Total Dana yang Disalurkan
9.346 Rp343.872.619.000 3.976 Rp118.240.585.000 8.039 Rp258.508.560.000
Tercatat, pada triwulan III-2014 Telkom telah menyalurkan pinjaman lunak sebesar Rp258.508.560.000 kepada 8.039 mitra binaan di berbagai sektor. “Di samping modal kerja, Telkom juga memberikan pembinaan lain berupa pelatihan, pendampingan, dan pameran,” terang Suparjiman, Manajer Promosi Kemitraan Telkom. Jenis pelatihan tersebut meliputi motivasi bisnis, manajemen kewirausahaan, manajemen keuangan, analisis biaya, dan juga ICT. “Jangan sampai mitra binaan PT Telkom buta akan internet,” tutur Suparjiman. Adapun untuk terus meningkatkan pasar para mitra binaanya, Telkom juga secara rutin membantu promosi dengan mengikutsertaan mereka pada berbagai pameran, mulai dari berskala lokal, regional, nasional, sampai internasional. Berikut ini beberapa profil mitra binaan Telkom. n BUMN insight
87
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Mashudi
Berawal dari keterpaksaan karena tidak mendapat izin untuk bekerja di luar kota, sosok Mashudi memutuskan untuk menjadi pengusaha pada 2005 silam. Dengan modal awal Rp5,5 juta, pria asal Malang, Jawa Timur, ini pun mencoba peruntungan wiraswasta dengan mengolah kekayaan alam wilayah ini, buah apel. “Potensi apel di Malang tinggi, namun harga jual masih rendah. Tujuan saya, usaha ini bisa meningkatkan harga jual apel,” jelas Mashudi. Empat tahun awal menjadi masa-masa sulit Mashudi. Bukannya mengapa, modal yang sangat minim membuatnya tidak bisa memasarkan produk secara maksimal. Hingga akhirnya pada 2009 Mashudi memberanikan diri mendatangi Telkom yang ada di daerahnya untuk mendaftarkan diri menjadi mitra binaan BUMN telekomunikasi ini. “Prosesnya sangat mudah, tidak sampai satu bulan sudah resmi menjadi mitra binaan Telkom,” terang Mashudi. Dana segar Rp50 juta yang didapatkan dari Telkom ini pun lantas digunakan mashudi untuk menambah varian produk serta memperbarui peralatan yang manual. Tak hanya itu, Mashudi pun mendapatkan bantuan pemasaran produk olahan apel berupa jenang dan keripik bertitel Ramayana ini via website yang dibuatkan oleh Telkom. Seolah belum cukup, Telkom pun mengajak Mashudi untuk mengikuti pameran berskala lokal, regional maupun nasional. Bukan hanya sekali mendapat bantuan keuangan, Mashudi kembali mendapat dana binaan Rp100 juta pada 2011 dan Rp50 juta pada 2013. Tak heran, usahanya yang hampir mangkrak karena kesulitan dana ini pun kini berbuah manis dengan omzet rata-rata Rp150 juta per bulan. Ditambah lagi, Mashudi pun kian bangga karena kini telah memperkerjakan sekitar 39 karyawan. “Terima kasih kepada Telkom yang sudah membantu usaha hingga sukses seperti saat ini,” tutur Mashudi. n
Pengolah Apel dari Malang
Imam Syafi’i
Piguranya Dikenal Nusantara
BUMN insight
88
Tahun 2005 menjadi awal peruntungan usaha pasangan Imam Syafi’i dan Yuni di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Bermodalkan Rp14 juta, Syafi’i berharap usaha pembuatan pigura bertitel Vinza Pigura dapat berbiak signifikan. Apa mau dikata, meski di hari pertama sudah mendapatkan pesanan, musibah kesulitan pembiayaan operasional membuat usaha yang ia bangun tidak berkembang. Namun, nasib baik nyatanya masih berpihak kepada Syafi’i. Seorang teman yang memperkenalkan Telkom mulai mengubah keberuntungan usahanya. Syafi’i pun mengajukan proposal menjadi mitra binaan, hingga akhirnya berturut-turut menerima kucuran binaan sebesar Rp15 juta pada akhir 2009, Rp25 juta tahun 2012, serta Rp50 juta pada awal 2014. “Alhamdulillah, banyak sekali yang didapat setelah menjadi mitra binaan Telkom, salah satunya mampu membeli mobil operasional,” jelasnya. Tak ayal, Vinza Pigura pun sering diikutkan pameran-pameran di dalam maupun di luar kota Makassar. “Terus terang, setelah diajak pameran oleh Telkom, banyak sekali yang datang ke toko kami. Ada yang dari Kalimantan, Papua, dan Jakarta,” ujar Syafi’i. Murung Syafi’i dahulu, kini berganti keceriaan. Omzet Vinza Pigura yang sudah mencapai Rp75 juta sebulan telah mengantarkan anak-anaknya hingga jenjang perguruan tinggi. “Terima kasih sekali. Berkat bantuan Telkom, omzet kami naik. Semoga Telkom bisa membantu UKM lainnya agar lebih banyak lagi yang sukses,” tutur Syafi’i. n
januari 2015
Diksa
Aromanya Siap Mengharumkan Mancanegara Slamet
Internet Mempercantik Batu Cantik
Sebagai wiraswasta tulen, Diksa memang dikenal pantang menyerah. Usai usaha memproduksi dupa yang dirintisnya pada 2007 silam tak membuahkan hasil karena minimnya modal dan ketatnya persaingan, pria asal Bali ini beralih membuat aroma therapy dikarenakan pesanan yang menghampiri. Sempat berjalan apik selama tujuh tahun, Diksa harus menelan pil pahit usahanya lantaran sang pembeli di luar negeri sana tak kunjung membayar produk yang telah didapatkannya. Satu per satu karyawan diizinkan keluar dan mencari pekerjaan baru kala itu. Mengaku sempat trauma, namun kekuatan sang istri jualah yang membuat Diksa kuat dan tidak berhenti mencoba. “Dulu saat kita mulai usaha, kita mulai dari nol. Sekarang kalau kita mulai lagi, kita juga mulai dari nol. Bedanya kita punya pengalaman,” ucap Diksa meniru perkataan istrinya. Semangat Diksa pun kembali membara. Tahun 2007, dengan sisa modal sebesar Rp3 juta, Diksa bersama sang istri tercinta kembali mencoba peruntungan. Kali ini mereka mencoba memproduksi produk spa. Meski, tidak mudah bagi mereka berdua untuk membuat produk spa sesuai selera pasar karena dibutuhkan waktu 2 tahun untuk menciptakan formula terbaik. Modal yang kian menipis serta penjualan yang pasang surut akhirnya membuat Diksa memilih mendatangi Telkom dan mendaftarkan diri sebagai mitra binaan. Pinjaman Rp15 juta pun mengucur kepada Diksa untuk tambahan modal usaha yang diberi nama Denara Bali tersebut. Diksa mulai merajut dan mengembangkan kembali usahanya. Pada 2011 kembali Telkom mengucurkan binaan yang kedua sebesar Rp50 juta. Begitu juga jumlah yang sama diberikan Telkom pada 2013. Tak hanya itu, “Telkom juga sering mengajak kami ikut pelatihan serta pameran,” ujar Diksa. Kini Diksa bernapas lega. Selain omzet Denara Bali menembus Rp50 juta per bulan, Diksa juga telah memiliki rumah produksi yang layak. Rencananya, tahun 2015 ini Diksa pun bakal memasarkan produknya ke mancanegara. Tentunya dengan perencaan nan matang agar kejadian terdahulu tak terulang kembali. n
Bermodalkan awal sebesar Rp50 juta pada 2000 lalu, perjalanan usaha Slamet bersama istri memproduksi tas mulanya terbilang moncer. Betapa tidak, produk tas pasangan asal Bali ini melesat hingga Prancis dan Italia. Sayangnya, strategi yang hanya menunggu bola ditambah banyaknya pesaing-pesaing baru yang hadir membuat pemasukan hari demi hari menurun. Slamet pun mulai menyasar website sebagai sarana pemasaran produknya yang diperkaya dengan aksesori untuk kaum hawa. Selama tiga tahun sejak 2007, Slamet belajar mengenai website dan menghabiskan Rp3 juta setiap bulannya. “Istri saya sering marah karena omzet di toko sering saya habiskan untuk bayar tagihan internet,” kenang Slamet. Meski pesanan sudah datang pada tahun kedua, namun bukannya untung malahan mendapat buntung. Pasalnya, Slamet harus menanggung biaya kirim yang terbilang mahal. “Saya masih inget dulu, ketika mendapat pesanan melalui website pertama kali senangnya bukan main, tapi ternyata malah rugi. Kejadian itu membuat istri saya menyuruh saya tutup usaha ini,” kisah Slamet. Usaha bertitel Batu Cantik ini mulai berkembang ketika Slamet menjadi mitra binaan Telkom sejak 2009 lalu. Selain mendapat dana binaan Rp50 juta, yang terpenting bagi Slamet adalah pembinaan Telkom yang membuatnya lebih memahami pemasaran melalui internet. Benar saja, setelah mendapat pembinaan dan diikutsertakan pameran yang berskala nasional, Batu Cantik makin berkibar. Pesanan melalui website pun meningkat drastis. “Saat ini 90% penjualan kami melalui website,” ujar Slamet. Tak selain omzet yang meningkat drastis 200%, Slamet pun patut berbangga karena berhasil menpekerjakan orang-orang di sekitar tempatnya untuk membantu produksinya. Ke depan, Slamet bersiap membuka vila yang di beri nama Batu Cantik Villa. “Sekarang kami sudah punya vila. Awalnya untuk tamu-tamu kami yang datang untuk bisnis saja, namun enggak menutup kemungkinan disewakan untuk umum,” tutur Slamet. n
BUMN insight
89
PT Taspen (Persero)
DIRUM PT TASPEN BAGUS RUMBOGO SECARA SIMBOLIS MENYERAHKAN KAMBING UNTUK PROGRAM KEMITRAAN DENGAN PETANI DESA MANDALAWANGI.
Bangun Desa Berbasis Agroforestry Terintegrasi Melaksanakan PKBL sesuai dengan keperluan dan kondisi masyarakat setempat dan lingkungan. Itulah yang dilakukan PT Taspen (Persero) dengan membangun desa binaan yang dinamakan Desa Taspen. Naskah: Agung Pamujo Foto: dok. taspen
BUMN insight
90
D
esa Mandalawangi di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung terletak di lingkungan yang berada dekat kawasan hutan. Penduduknya sebagian besar bertani, sebagian lagi beternak. Namun, kondisi lingkungan hutan di sana maupun penduduk di sana masih memerlukan dukungan. Terutama, para petani peternaknya. Hal itulah yang lantas menjadi sebagian pertimbangan direksi PT Taspen (Persero) untuk memilih Desa Mandalawangi sebagai salah satu lokasi sasaran untuk pelaksanaan PKBL. Mempertimbangkan kondisi di sana, maka program yang dilaksanakan di sana adalah membangun desa berbasis agroforestry yang terintegrasi. Bentuknya adalah melakukan kegiatan penghijauan dengan menanam ribuan pohon baru. Lalu, memberi pinjaman modal bagi penduduk setempat untuk mengembangkan usaha mereka agar bisa lebih besar lagi.
januari 2015
dal bagi para peternak kambing di sana. Mewakili Taspen, Bagus Rumbogo mengawali kegiatan penanaman pohon itu dan penyerahan ternak kambing sebagai modal bagi para peternak, pada 6 Desember lalu di Desa Mandalawangi. Ikut menyaksikan jajaran pimpinan daerah Kabupaten Bandung dan tokoh masyarakat setempat.
Desa Taspen
Usaha yang dipilih adalah peternakan kambing. Selain berupa pinjaman modal, PT Taspen juga membantu dengan pengadaan lahan rumput untuk pakan kambing. ‘’Kami tidak sekadar membantu modal. Namun, sekaligus membantu pe ngadaan lahan rumput, agar memudahkan peternak untuk membesarkan kambingnya. Selain itu, kami kontinyu juga membimbing mereka,’’ kata Direktur Umum PT Taspen Bagus Rumbogo.
Dukung Total
Dalam pelaksanaan program membangun Desa Mandalawangi ini, PT Taspen menggandeng PT BUMN Hijau Lestari I, sebagai pelaksana. Perusahaan yang memang concern dalam pengembangan agrobisnis rakyat berbasis lingkungan inilah yang akan rutin membantu penduduk Mandalawangi dalam mengembangkan perekonomian mereka melalui peternakan kambing ini. BUMN Hijau Lestari sekaligus akan melakukan pengawasan. Menurut Bagus, pola kerja sama yang diterapkan di Mandalawangi ini merupakan wujud dari komitmen PT Taspen untuk mendukung total pengembangan usaha rakyat. Selain itu, juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab PT Taspen terhadap lingkungan. ‘’Komitmen kami adalah siap membantu masyarakat kecil agar berkembang. PT Taspen berkembang juga berkat dukungan masyarakat. Karena itu, wajar kalau kami juga ikut ambil bagian dalam pengembangan masyarakat,’’ paparnya.
BAGUS RUMBOGO BERSAMA TIM PT TASPEN DAN SEGENAP MUSPIDA BANDUNG SERTA TOKOH MASYARAKAT SETEMPAT KOMPAK MENGACUNGKAN JEMPOL SEBAGAI TANDA SEMANGAT UNTUK MEMBANGUN DESA MANDALAWANGI SEBAGAI DESA TASPEN
Komitmen itu antara lain bisa dilihat dari nilai bantuan yang cukup signifikan. Untuk program membangun Desa Mandalawangi ini, PT Taspen mengucurkan dana sebesar Rp 1.023.919.000 (satu miliar dua puluh tiga juta sembilan ratus sembilan belas ribu rupiah) Dana sebesar itu, rinciannya adalah digunakan untuk program bina lingkungan sebesar Rp 518.919.000. Lalu program kemitraan sebesar Rp 505.000.000.
Kami akan terus memonitor agar program ini benarbenar berhasil, dan yang paling penting masyarakat sejahtera. Setidaknya bisa mencapai kondisi 3 W. Yakni, wareg, wasis dan waras ..., Wujudnya berupa penanaman sebanyak 2.000 pohon di lahan seluas lima hektare untuk penghijauan kembali di Desa Mandalawangi. Juga pembukaan lahan rumput gajah untuk pakan ternak. Sedangkan dana program kemitraan akan diwujudkan dalam bentuk pinjaman mo-
Selain di Desa Mandalawangi, PT Taspen juga menyalurkan PKBL di dua desa lainnya dengan pola sama dengan di Mandalawangi. Yaitu, membangun desa dengan basis agroforestry yang terintegrasi. Dua desa itu adalah Desa Cimarga, Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak, Banten, dengan kucuran dana sebesar Rp.1.083.910.000. Dengan rincian, program bina lingkungan Rp. 578.910.000 dan program kemitraan Rp.505.000.000. Satu lagi di Desa Sampung, Kecamatan Kewedanan, Kabuapten. Magetan, Jawa Timur dengan kucuran dana sebesar Rp.1.023.910.000. Dengan rincian, program bina lingkungan Rp.518.910.000 dan Program Kemitraan Rp. 505.000.000. Bagus Rumbogo menambahkan, ketiga desa itu boleh disebut sebagai Desa Taspen. Ini karena, Taspen akan total membantu di sana, untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di sana. ‘’Kami akan terus memonitor agar program ini benar-benar berhasil, dan yang paling penting masyarakat sejahtera. Setidaknya bisa mencapai kondisi 3 W. Yakni, wareg, wasis dan waras ...,” kata eksekutif BUMN yang memang pintar berfilsafat dan selalu dengan tiga kata itu. Wareg, wasis dan waras yang dimaksud adalah istilah yang artinya kenyang (wareg), pintar (wasis) dan sehat (waras). Artinya, Taspen berharap masyarakat yang dibantu nantinya bisa dalam kondisi cukup pangan, pendidikan dan kesehatan. Sementara itu, Kepala Unit PKBL PT Taspen Ahmad Wildan menambahkan, tahun depan PT Taspen akan meluaskan jangkauan program membangun desa Taspen ini ke luar Jawa. Yang sudah direncanakan adalah di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, dan akan bekerjasama dengan PT Berdikari. BUMN insight
91
bumn peduli antarafoto
Proses evakuasi korban tanah longsor Banjarnegara
BUMN Peduli Duka di Banjarnegara Naskah: Julianto Foto : Dok BRI
Tanggap memberi bantuan kala terjadi bencana. Dana miliaran rupiah dianggarkan guna menjalankan program-program kepedulian sosial.
BUMN insight
92
Arief Zainud
D
i penghujung tahun 2014 lalu, cuaca ektrim mendera hampir semua wilayah di Indonesia. Intensitas hujan tinggi ini mengundang duka di beberapa daerah, banjir dan tanah longsor menjadi momok yang sangat menakutkan yang sulit dihindari. Ini yang terjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah. Pada hari Jum’at siang, 12 Deseber 2014, bukit setinggi 800 meter yang berada di belakang pemukiman warga di dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah tiba tiba longsor menimbun rumah rumah penduduk di lereng bukit tersebut. Jumat nahas itu, tak hanya meluluh lantakan semua rumah penduduk, menghilangkan puluhan hektar sawah dan ladang milik warga sampai tak berbekas. Tapi juga menelan korban jiwa lebih dari 93 jiwa, dan puluhan yang luka-luka. Warga sekitar yang selamat pun terpaksa mengungsi takut terjadi longsor susulan, jumlahnya ribuan. Para pengungsi ini membutuhkan bantuan untuk menyambung hidup.
januari 2015
Bencana ini tentu sangat menyentuh nurani, banyak yang tergerak hatinya mengulurkan tangan membantu saudara yang sedang kesusahan baik itu perorangan atau perusahaan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) salah satunya. Menurut Budi Satria, Corporate Secretary BRI, pihaknya telah mendirikan 2 (dua) posko tanggap darurat, yang terletak di kantor balai desa Karangkobar dan di kantor balai desa Leksana. Untuk posko BRI di kantor balai desa Karangkobar, BRI bekerja sama dengan RS Ngesti Waluyo, Parakan sedangkan posko BRI yang di kantor balai desa Leksana bekerja sama dengan RS dr Muwardi Solo untuk melayani para pengungsi. “BRI juga memberikan bantuan kemanusiaan senilai Rp. 100 juta kepada warga pengungsi tanah longsor. Sedangkan Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI juga turut memberikan bantuan kemanusiaan senilai Rp20 juta. Bantuan kemanusiaan tersebut berupa makanan cepat saji, biskuit, selimut, susu siap minum, perlengkapan bayi, tenda, obat obatan dan barang barang kebutuhan sehari hari lainnya,” terang Budi. Menurut Budi, bantuan itu disalurkan langsung ke titik - titik pengungsian yang tersebar di Sejumlah posko pengungsian yakni di Kantor Kecamatan Karangkobar, Perhutani, GOR SMA Karangkobar, Balai Desa Leksana, Balai Desa Karangkobar, Pos TPQ Ngaliyan,
BUMN memang selalu sigap memberikan bantuan ketika terjadi bencana di negeri ini. Madrasah Sodagaran dan sejumlah rumah warga. Selain barang barang kebutuhan sehari hari, BRI melalui Yayasan Baitul Maal (YBM) juga turut mengirimkan satu unit ambulans untuk membantu proses evakuasi korban. Selain BRI, ada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo III) yang tergerak untuk memberikan bantuan kepada korban longsor Banjarnegara. Sebagai upaya meringankan beban para korban, Pelindo III melalui Cabang Pelabuhan Tanjung Intan dan Cabang Tanjung Emas menyalurkan bantuan kepada korban tanah longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah. “Total bantuan yang diberikan sejum-
lah Rp. 86,5 juta dalam bentuk barang dan bahan kebutuhan pokok yaitu berupa beras 5.000 kg, minyak goreng 1.000 liter, gula pasir 100 kg, susu kental manis 1.000 kaleng, pasta gigi 1.000 tube, sabun mandi 1.000 biji, selimut 500 lembar,” kata Tukul saat memberikan bantuan,” terang Tukul, Manager SDM, Umum, dan Kesisteman Pelindo Cabang Tanjung Intan medio Desember lalu. PT Jasa Marga juga tidak mau ketinggalan, BUMN pengelola tol ini juga mengirimkan bantuan. Total bantuan yang dikirim sekitar Rp 100 juta berupa paket selimut, tikar dan para medis. Bantuan diserahkan oleh Ketua Tim Jasa Marga Peduli Semarang, Alex Catur kepada korban longsor dan diwakilkan kepada Koordinator lapangan evakuasi korban, Letnan Kolonel Infanteri Edy Rohmatulloh di Banjarnegara, seminggu setelah tragedi. Bantuan juga berdatangan dari BUMN-BUMN lain. BUMN memang selalu sigap memberikan bantuan ketika terjadi bencana di negeri ini. Jasa Marga misalnya tidak hanya menyerahkan bantuan untuk bencana di Banjarnegara saja tapi memberi bantuan untuk pengungsi Gunung Sinabung, Sumatera Utara, dalam bentuk sembako dan sumbangan bagi perbaikan tempat ibadah. PT Jasa Marga pada 2014 menganggarkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sekitar Rp 25 miliar dan difokuskan dalam aneka program, termasuk bantuan bencana. Sama dengan Jasa Marga, BRI selalu memberikan bantuan terhadap korban bencana di Seluruh Indonesia. Dana Tanggap Darurat yang disiapkan oleh BRI senilai Rp 11,25 miliar, yang disiapkan melalui Unit Kerja Bank BRI di seluruh Indonesia, dengan tujuan apabila di daerah tersebut terjadi musibah bencana alam, Unit Kerja Bank BRI terdekat dapat segera memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan. “Diharapkan bantuan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi korban, serta mampu meringankan beban mereka. BRI melalui program BRI Peduli akan terus berkomitmen untuk menjalankan program-program kepedulian sosial,” pungkas Budi. BUMN insight
93
kerjasama BUMN Insight dengan Trisakti Sustainability Center (TSC)
PKBL 2015:
Pekerjaan Rumah, Tantangan dan Harapan
M
enjelang tutup tahun 2014, Pemerintah di bawah kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla menghasilkan beberapa pemikiran dan kebijakan strategis terhadap BUMN – dan mungkin juga kontroversial bagi beberapa pihak. Untuk membenahi Pertamina, Pemerintah membentuk Tim Reformasi Tata Kelola Migas dengan Faisal Basri sebagai Ketua yang telah bekerja dan menghasilkan rekomendasi dalam hitungan minggu. Kemudian Pemerintah juga mengganti sejumlah Direksi BUMN, seperti Direksi Pertamina, Semen Indonesia, PLN dan Garuda Indonesia. Masyarakat tentunya berharap agar kebijakan-kebijakan tersebut akan berdampak baik dalam jangka panjang. Di sisi lain, beberapa pemikiran Pemerintah masih menjadi tanda tanya. Salah satunya adalah ide penjualan aset BUMN yang menjadi perbincangan banyak pihak di media. Kemudian juga usulan penghapusan setoran dividen BUMN ke Pemerintah juga bisa menjadi polemik (kompas.com, 18 Desember 2014). Sebagai catatan, setoran dividen BUMN tahun 2014 menurut release Kementerian BUMN melalui website bumn.go.id tanggal 2 Desember 2014 adalah sebesar Rp36,2 triliun. Jika dividen dihapus, dari mana Pemerintah mendapatkan puluhan triliun pengganti penerimaan negara dari BUMN? Bukankah salah satu maksud dan tujuan BUMN menurut UU No.19 tahun 2003 adalah memberikan kontribusi bagi penerimaan negara? Jika dividen tidak disetor, apakah Pemerintah bisa menjamin BUMN menggunakan keuntungannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan usahanya?
Pada undang-undang tersebut secara jelas dinyatakan bahwa BUMN memiliki maksud dan tujuan untuk turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. PKBL, dengan desain dan proses yang tepat tentunya, dapat menjadi kendaraan yang mumpuni untuk mengemban misi BUMN. Namun hal ini justru tidak tercermin pada struktur Kementerian BUMN. Hilangnya Asdep PKBL dari struktur dapat mencerminkan bahwa isu pemberdayaan masyarakat mungkin bukan lagi menjadi prioritas. Jika BUMN didorong
Ke Mana Arah PKBL? Sebagai pemerhati pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan tanggung jawab sosial (social responsibility), hal lain yang masih menjadi tanda tanya besar bagi kami adalah arah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) ke depan. Dengan dihilangkannya jabatan Asisten Deputi (Asdep) PKBL pada struktur Kementerian BUMN, pelaksana PKBL di BUMN merasa kehilangan arah. Padahal, PKBL seharusnya menjadi salah satu fungsi strategis BUMN karena terkait dengan salah satu tujuan BUMN yang tercantum pada UU No.19 tahun 2003 tentang BUMN.
untuk berkonsultasi dan melaporkan kinerja PKBL kepada masing-masing Asdep sesuai dengan sektor industrinya, maka diperlukan keseragaman pemahaman, visi, misi, prosedur, dan kapasitas Asdep mengenai PKBL secara pragmatis, dan filosofis serta keterkaitannya dengan corporate social responsibility (CSR) dan pembangunan berkelanjutan. Apakah hal tersebut sudah berjalan?, sedangkan pemahaman tentang PKBL dan CSR adalah hal yang sulit dilakukan karena banyaknya variabel yang memerlukan pengertian mendalam.
BUMN insight
94
Permasalahan Pelik PKBL Lebih jauh lagi, diskusi kami dengan praktisi-praktisi PKBL
januari 2015
Oleh:
Dr. Juniati Gunawan
di berbagai BUMN menunjukkan banyaknya permasalahan PKBL. Salah satunya adalah penyaluran dana Program Kemitraan oleh BUMN yang tidak didukung oleh pengalaman, kompetensi, sistem manajemen, dan pengawasan yang tepat, sehingga menyebabkan penggunaan dana kemitraan tidak berjalan efektif. Pada akhirnya dana kemitraan menjadi Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet. Masalah PKBL berikutnya adalah dokumentasi yang pada praktiknya tidak tepat guna. Tidak adanya dokumentasi yang menyeluruh tentang kinerja PKBL BUMN menyebabkan analisis PKBL hanya berada di permukaan. Sistem Informasi Manajemen PKBL (SIM-PKBL) yang pernah diinisiasi belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Sejauh ini kami mengalami kesulitan mencari kompilasi data publik yang mencerminkan besaran dana PKBL yang bergulir, jumlah NPL, jumlah penerima manfaat berdasarkan kategorikategori tertentu, pemetaan masalah, pemetaan program, pemetaan penyaluran, output dan outcome, serta dampak positif dan negatif pelaksanaan PKBL. Kalau pun ada, data sifatnya sektoral per wilayah atau per perusahaan dan publik belum tentu memiliki akses langsung. PKBL juga tidak terlepas dari masalah pelaporan keuangan dan perpajakan. Program Bina Lingkungan pada umumnya dicatat sebagai beban bagi BUMN, namun pencatatan Program Kemitraan serta perlakuan perpajakan masih sering ditemui kerancuan. Siaran Pers Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tanggal 10 Juni 2014 (www. bpk.go.id) mengindikasikan kisruhnya pelaporan keuangan PKBL. Hasil analisis BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2013 menyatakan bahwa alokasi laba BUMN untuk PKBL yang dikelola secara ekstrakompatabel mengurangi hak negara atas kekayaan BUMN minimal sebesar Rp9,13 triliun dan berpotensi terjadi penyalahgunaan dan PKBL. Belum lagi ditambah dengan tidak jelasnya pencatatan akuntansi yang masih berbeda-beda antar BUMN karena memang tidak adanya pedoman akuntansi yang dapat diterima secara umum. Kemudian, diubahnya skema PKBL yang tidak lagi berasal dari penyisihan laba namun menjadi bagian dari beban perusahaan dianggap belum menyelesaikan masalah. Pencatatan nilai kredit macet atau penyaluran dana Program Kemitraan sebagai sebagai beban tentunya akan mempengaruhi kinerja BUMN secara negatif. Usulan
Dr. Semerdanta Pusaka Dr. Jimmy Tanaya
penyaluran dana PKBL seluruh BUMN melalui satu jalur oleh satu lembaga BUMN juga sulit dilaksanakan. Jika dana PKBL seluruh BUMN disetor ke satu institusi, bukankah perlakuannya sama seperti pajak? Melibatkan Stakeholder, Memperbaiki Pola Pikir, dan Meninjau Regulasi Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah PKBL. Pertama adalah melibatkan para pemangku kepentingan, antara lain BUMN, Kementerian BUMN, BPK, praktisi PKBL, akademisi, konsultan, Kementerian Keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Pajak, yang tentunya keterlibatan ini harus berdasarkan kompetensi dan bebas dari konflik kepentingan. Dengan melibatkan pemangku kepentingan, maka pemetaan masalah dapat dilakukan. Hubungan antar masalah satu dengan masalah lainnya juga dapat diidentifikasi dan dicari bersama-sama penyelesaiannya. Terkait hal ini, ide pembentukan Forum PKBL sangat baik untuk dilakukan. Hal kedua adalah perlunya memperbaiki pola pikir mengenai PKBL sebagai bagian dari corporate social responsibility (CSR). PKBL saat ini sangat berbeda dengan Program Pegelkop (Pembinaan Pengusaha Golongan Ekonomi Lemah dan Koperasi) dan PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah) pada era Orde Baru yang menjadi cikal bakal PKBL. Apapun bentuk PKBL, seharusnya tidak lagi dipandang sebagai bentuk program atau dari perspektif pendanaan saja. Penerapan PKBL saat ini harus lebih strategis, mendahulukan penanganan eksternalitas dari pada filantrofi, terkait dengan core business BUMN, menjadi bagian dari manajemen risiko, dan rencana strategis. Kemudian, regulasi terkait PKBL juga seharusnya perlu ditinjau ulang. Hal ini tentunya tidak mudah namun setidaknya Kementerian BUMN dapat berkonsultasi dengan praktisi PKBL, pakar dan narasumber yang tepat dalam membuat ketentuan mengenai PKBL dan CSR. Mengutip perkataan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, “Policy harus ada keberpihakan” (kompas.com, 22 Desember 2014), dalam konteks tulisan ini tentunya diperlukan regulasi Kementerian yang berpihak pada BUMN agar dapat menjalankan PKBL dengan baik dan strategis sesuai dengan UU no.19 tahun 2003. BUMN insight
95
perspektif Arief Yahya, Menteri Pariwisata
Tidak Banyak Uang, Harus Banyak Akal
T
Martina Prianti Nicklas Hanoatubun
BUMN insight
96
erbentang dari Sabang hingga Merauke dan tersusun dalam ribuan pulau besar serta kecil, Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Badan Informasi Geospasial mencatat, jumlah pulau Indonesia yang terdaftar dan berkoordinat mencapai 13.466 pulau. Maka tak ayal, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan obyek wisata baik dari sisi alam entah di darat atau laut, maupun dari sisi budaya dan sejarah. Keindahan alam serta kekayaan budaya dan sejarah tersebut, menjadikan Indonesia kaya tujuan wisata. Sayangnya, potensi luar biasa itu belum digarap maksimal. Indikasinya jelas, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia masih lebih kecil dibandingkan ke negara tetangga. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara kumulatif pada Januari-Oktober 2014, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia tercatat 7,76 juta orang, naik 8,71 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Pemerintah menargetkan jumlah wisman bisa meningkat hingga 20 juta orang pada 2019. Untuk mengetahui rencana strategis Kabinet Kerja mengenai pariwisata, berikut petikan wawancara Martina Prianti dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya, di kantornya, pertengahan Desember: Bagaimana perkembangan pariwisata kita? Pariwisata bagian dari industri dan kontribusinya juga tidak kecil jika dibandingkan dengan industri lainnya. Menurut World Travel and Tourism Council (WTTC), kontribusi pariwisata menyumbang devisa US$ 10 miliar per tahun dan kontribusi terhadap product
Januari 2015
“Pariwisata adalah indus tri aktraktif. Tapi kalau saat ini belum aktraktif, maka kita bisa mencoba menggabungkannya dengan industri yang aktraktif lainnya seperti properti.”
domestic bruto (PDB) 9,2 persen. Sementara kalau menurut BPS, kontribusi pariwisata 4,2 persen karena hanya memasukkan empat dari 13 sektor pariwisata. Pemerintah menargetkan pada 2019 jumlah wisman yang datang ke Indonesia 20 juta orang. Sementara itu saat ini Malaysia sudah dikunjungi 26 juta orang dan Thailand 27 juta orang. Kita memang masih lebih kecil dibandingkan mereka. Karena itu, pariwisata merupakan pekerjaan rumah bersama. Meski
Dr. Ir. Arief Yahya, MSc
Tempat, Tanggal Lahir: Banyuwangi, 2 April 1961 Hobby: Tenis, Musik, Membaca RIWAYAT PENDIDIKAN SD-SMA di Banyuwangi Elektro Telekomunikasi, Institut Teknologi Bandung, 1986 Master of Science Telematics, University of Surrey, UK, 1994 Doktor Ilmu Ekonomi-Manajemen Bisnis, Universitas Padjadjaran Bandung, 2014 RIWAYAT PEKERJAAN 2002 – 2003: GM Kandatel Jakarta Barat, PT. Telkom DIVRE II Jakarta 2003 – 2004: Kadivre VI, PT. Tekom DIVRE VI Kalimantan 2004 – 2005: Kadivre V, PT. Telkom DIVRE V Jawa Timur 2005 – 2012: Direktur Enterprise & Wholesale PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk 2006 – 2006: Komisaris Utama PT. Telekomunikasi Indonesia International 2007 – 2012: Komisaris PT.Telkomsel 2007 – 2012: Ketua Tim Transformasi PT.Telkom 2010 – 2012: Komisaris Utama PT.Sigma Cipta Caraka 2012 – 2014: Direktur Utama PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk 2012 – 2014: Komisaris Utama PT.Telkomsel 2014 – sekarang: Menteri Pariwisata Kabinet Kerja 2014 – 2019
BUMN insight
97
perspektif
“2015, BUMN maupun BUMD wajib mendukung promosi pariwisata. Hal ini akan diatur dalam per aturan presiden (Perpres) dan kami akan merumus kan. Bisa dikatakan seba gai penugasan langsung.”
leading sector pariwisata adalah Kementerian Pariwisata tapi seluruh elemen harus ambil bagian. Potensi pariwisata kita masih besar? Potensi alam kita, kalau dinilai dari skala 100 maka nilainya 80A. Permasalahan yang masih ada, Indonesia itu potensi dan performance memang bagus tapi masih buruk kalau dibandingkan dengan negara lain.
BUMN insight
98
Menurut saya, orang Indonesia belum melihat bahwa pariwisata adalah bisnis yang menguntungkan. Tetapi saya bisa membuktikan kalau orang lain sudah sebaliknya, makanya mereka banyak berinvestasi dan ada data yang bicara. Pariwisata adalah industri aktraktif. Tapi kalau saat ini belum aktraktif, maka kita bisa mencoba menggabungkannya dengan industri yang aktraktif lainnya seperti property. Dari sisi portofolio
Januari 2015
www.ratuboko.com
maka kita pun harus paham masalah utamanya apa. Selain infrastruktur atau sering disebut tourism infrastructure, permasalahan yang masih ada adalah information and communication technology (ICT) infrastruktur, serta mengenai healthy and hygiene. Kenyataannya, infrastruktur pariwisata kita seperti jalan dan pesawat, nilainya 2,1 dari skala 7. Atau kalau saya skalakan 100, itu nilainya hanya 30. Nah untuk ICT infrastruktur, itu bisa jadi tugasnya BUMN. Misalkan BUMN yang terkait perhubungan dan telekomunikasi. Secara short time, kita akan fokus ke tiga tempat yakni Bali, Jakarta, dan Batam. Karena apa? Saya melihat wisman datang ke Indonesia melalui tiga titik tersebut dengan presentase yang datang ke Bali itu 40 persen, sedangkan Jakarta 30 persen dan Batam 25 persen. Alasan lainnya karena infrastruktur di tiga daerah itu tidak terlalu bermasalah. Tapi juga masih perlu ditingkatkan karena jangan sampai pengurusan clearance perlu waktu satu bahkan dua jam. Rencana lainnya, karena kondisi infrastruktur yang ada kami mensiasati dengan membuat konsep great. Sebagai contoh, kalau kita ingin ‘menjual’ daerah yang infrastrukturnya belum siap seperti Banten misalnya, kita jual atas nama Jakarta. Dari sisi marketing, hal ini juga yang paling memungkinkan karena jika kita mau menjual semua kota di Indonesia, terlalu mahal. Maka, kalau ingin ‘menjual’ potensi daerah Banyuwangi kita sebutnya great Bali.
Candi Ratu Boko
business dan positioning, pariwisata itu menguntungkan. Rencana strategis pemerintah dalam mendorong pariwisata? Masalah utama kita adalah infrastruktur. Jadi kalau ada yang bertanya bagaimana mencapai target 20 juta orang wisman
Marketing terlalu mahal? Anggaran kita yang efektif untuk marketing yakni promosi Rp 100 miliar. Bandingkan dengan alokasi anggaran Malaysia yang mencapai Rp 3 triliun. Sementara anggaran marketing produk seperti oleh Telkom Rp 1 triliun per produk. Kalau memang tidak banyak uang, maka kita harus banyak akal. Kalau kita mempromosikan secara konvensional seperti melalui TV, satu spot di TV lokal itu Rp 10 juta dan US$ 5.000 per spot untuk TV internasional. Maka tidak ada
artinya uang Rp 100 miliar. Makanya kita akan memanfaatkan seluruh media sosial dan kita luncurkan pada 23 Desember 2014. Promosi yang dilakukan Malaysia dan Singapura, setidaknya 70 persen juga melalui e-promotion atau disebut e-tourism. Tahun depan, anggaran untuk marketing Rp 300 miliar dan sebagian dari ini akan digunakan untuk promosi. Oleh karenanya, kita akan gencar berpromosi pada 2015, termasuk memanfaatkan seluruh medsos. Kita mulai dari country branding yakni Wonderful Indonesia atau yang dalam bahasa Indonesia adalah Pesona Indonesia. Kedua bahasa ini akan kita pakai 50:50. Bagaimana peran BUMN untuk pariwisata? Tantangan terbesar itu kan di tourism infrastructure, maka selain pemerintah tentunya ada BUMN yang related termasuk penyedia infrastruktur seperti Angkasa Pura dan Pelindo. BUMN transportasi seperti Garuda dan Pelni, juga dapat terlibat. Begitu juga dengan BUMN di sektor telekomunikasi seperti Telkom. Apa ada penugasan khusus kepada BUMN? 2015, BUMN maupun BUMD wajib mendukung promosi pariwisata. Hal ini akan diatur dalam Peraturan Presiden dan kami akan merumuskan. Bisa dikatakan sebagai penugasan langsung. Hal demikian juga diterapkan negara-negara lain seperti Thailand. Intinya adalah seluruh resource, demi kepentingan nasional. Toh nanti kalau industri pariwisata tumbuh, maka pelaku usaha seperti Angkasa Pura dan Pelindo yang akan menikmati. Upaya agar pariwisata Indonesia dapat berkesinambungan? Saya mengarisbawahi, yang ingin berinvestasi di pariwisata jangan merusak lingkungan dan budaya. Pariwisata disebut ekonomi atau industri di-drive oleh nature dan culture. Di sisi lain, kita harus paham adanya potensi mass tourism. Kita mengontrol untuk menjaga. BUMN insight
99
kultura Saatnya Memimpin Secara Feminin
Oleh: Dr. Zaim Uchrowi, MDM* Guru Karakter & Transformasi
“Jalan kepemimpinan feminin adalah seperti sungai. Kadang begitu tenang dan damai, kadang pula beriak dan bergejolak namun selalu mengalir menuju tujuan akhirnya.”
A
Fatma Zaidi, Kolumnis
rtikel di Huffingon Post itu menyentak perhatian. “Mengapa feminitas akan menjadi sistem pelaksana (operating system) di Abad 21?” Adalah Ariana Huffington –salah satu penulis paling berpengaruh di Amerika saat ini—yang memicu kelahiran artikel itu. Dalam satu kesempatan, ia menyebut bahwa waktu sekarang merupakan “saat kedatangan gerakan perempuan yang kedua.”
Bukan tanpa dasar Ariana mengemukakan itu. Berbagai pertanda menunjukkan bahwa dunia makin memerlukan nilai-nilai feminin. Bahkan juga makin perlu kepemimpinan perempuan. Bukan hanya di ranah komunitas yang terbatas atau ranah-ranah sosial. Lebih dari itu juga di lingkup organisasi, bisnis, bahkan juga dalam manajemen publik. Baik tingkat nasional maupun global. Di Tanah Air, isyarat itu terlihat jelas. Perempuan tampak makin berperan di berbagai lingkungan non domestik. Lihat saja sekitar lima tahun lalu, di periode kedua pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono. Seorang eksekutif perempuan, Karen Agustiawan, memimpin Pertamina. Sebuah BUMN terbesar di Indonesia. Fenomena tersebut tak terbayangkan terjadi di masa-masa sebelumnya. Karen bukan mampu memimpin korporasi yang paling menjadi incaran berbagai kepentingan di negeri ini. Lebih dari itu, Karen berhasil membenahi manajemen perusahaan negara yang selama ini selalu dinakhodai oleh para alpha male tersebut. Di tangan Karen, kesan ‘angkuh’ Pertamina mencair, dan bertransformasi menjadi perusahaan sehat yang masuk Global 500 versi Fortune. Kecenderungan itu makin menguat di era pemerintahan Jokowi 2014-2019. Perempuan bukan hanya memimpin BUMN, melainkan bahkan menjadi orang nomor satu di ‘holding’-nya. Adalah Menteri BUMN Rini Soemarno yang mendapat amanah BUMN insight
100
itu. Nama Rini mencuat saat menjadi eksekutif Grup Astra, korporasi yang menjadi pionir manajemen moderen Indonesia. Kini Rini ditantang untuk menyehatkan dan melambungkan 140 perusahaan ‘plat merah’ sekaligus. ** Kebangkitan nilai-nilai kepemimpinan femini n itu tak akan terelakkan. Sebuah studi yang dilakukan John Gerzema dan Michael D’Antonio menunjukkan hal itu. Mereka melakukan survei terhadap 64 ribu responden di seluruh dunia. Melalui survei itu keduanya mempelajari sifat-sifat maskulinitas dan feminitas dalam kaitannya dengan soal bahagia, kepemimpinan, moralitas, dan sukses. Hasil kajian itu begitu tegas. “Esensi pemimpin moderen,” tunjuk Gerzema dan D’Antonio –yang keduanya adalah lakilaki, “adalah inheren dengan feminin.” Gambaran yang mereka peroleh untuk membuat kesimpulan terlihat jelas. Pemimpin yang disukai responden adalah pemimpin yang lebih ekspresif, dalam arti bisa berbagai perasaan dan emosinya secara lebih terbuka dan tulus. Karakter seperti itu bukanlah karakter maskulin melainkan feminin. Responden juga menyebutkan bahwa pemimpin yang lebih diperlukan sekarang adalah pemimpin yang lebih memikirkan hal-hal yang akan berdampak jangka panjang. Bukan pemimpin yang suka “berpikir politis” buat meraih hal-hal jangka pendek.
Januari 2015
Selain itu publik juga lebih menghargai pemimpin yang sabar serta logis yang membuatnya mampu menbangun kesepakatan dan menyelesaikan pekerjaan secara nyata (get things done). Apakah karakter “kuat” dan “tegas” tidak lagi penting dalam kepemimpinan? Di masa lalu, dua aspek yang identik dengan karakter maskulin itu ada dalam urutan teratas daftar nilai-nilai kepemimpinan. Sekarang pun “kuat” dan “tegas” masih penting. Namun posisinya sudah kalah dibanding karakter “sabar”, “antusias” dan “loyal.” Juga dari “tak mementingkan diri” atau sepi ing pamrih. Nilai-nilai di atas adalah nilai-nilai feminitas yang banyak dikaitkan dengan karakter perempuan. Maka Gerzema dan D’Antonio mengistilahkan femomena kepemimpinan feminin sebagai Athena Style. Mereka merujuk mitologi Yunani kuno yang menempatkan para dewa perempuan atau dewi begitu besar perannya dalam mengelola semesta. Peran para ‘dewi’ itu yang diyakini akan menguat di masa sekarang dan mendatang. Termasuk dalam bisnis. ** Kecenderungan publik untuk makin mengapresiasi kepemimpinan feminin itu tercermin dalam pemilihan kepemimpinan nasional 2014 lalu. Kandidat yang “apa adanya” dan “polos” berhadapan secara diametral dengan yang “kuat” dan “tegas”. Kandidat yang “feminin” berhadapan dengan “maskulin”. Meskipun hasilnya hanya beda tipis, namun realitas itu cukup buat menunjukkan bahwa publik makin mengharapkan kepemimpinan feminin. Realitas di atas juga mengingatkan bahwa feminin bukan selalu berarti perempuan. Feminin di sini adalah nilai-nilai keperempuanan yang semestinya juga dikembangkan para laki-laki agar dapat menjadi pemimpin yang benar-benar efektif. Itu yang telah ditunjukkan oleh dua CEO BUMN yang menjadi menteri dalam Kabinet Kerja, Ignatius Jonan dan Arief Yahya. Sebagai CEO PT Kereta Api Indonesia, langkah Jonan dipandang sangat maskulin lewat berbagai gebrakannya. Yang tak banyak diketahui adalah bahwa Jonan sangat lembut dalam “mengasuh”
Kecenderungan publik untuk makin mengapresiasi kepemimpinan feminin itu tercermin dalam pemilihan kepemimpinan nasional 2014 lalu. Kandidat yang “apa adanya” dan “polos” berhadapan secara diametral dengan yang “kuat” dan “tegas”.
dan “mengemong” timnya. Sedangkan sisi feminin Arief Yahya terlihat dari pendekatan spiritualitasnya dalam manajemen. Ia mengadopsi pendekatan tasawuf untuk mengelola PT Telkom. Karakter feminin tentu ditunjukkan pula oleh Menteri Rini Soemarno. Hal itu mengemuka dalam memilih Direktur Utama PT Garuda Indonesia menggantikan Emirsyah Satar. Tugas itu jauh dari mudah. Di tangan Emir, Garuda memiliki nama besar. Namun, di sisi lain, keuangan maskapai nasonal itu begitu berdarah-darah. Dengan potret seperti itu, Garuda tentu perlu CEO “hebat” alias kuat dan tegas agar dapat terus terbang tinggi. Banyak kandidat yang memenuhi kriteria itu. Namun naluri feminin Menteri Rini mengarahkan ke sisi lain. Ia justru memilih Arif Wibowo, eksekutif rendah hati dan banyak mengedepankan aspek kultural. Dengan kepemimpinan feminin Arif, Citilink tumbuh lebih sehat dibanding induknya. Rini mampu membaca secara tepat sosok macam apa yang benar-benar dibutuhkan Garuda. ** Selama ini pemimpin yang cenderung dianggap hebat adalah yang maskulin. Ekspansif dan penuh klaim sukses, walaupun kenyataannya sering keropos secara fundamental. Pemimpin feminin lebih mengedepankan bekerja dalam sunyi membangun hal-hal mendasar. Setelah itu, pada saat yang tepat, baru melakukan ekspansi besar untuk membuat karya besar dan bukan nama besar bagi diri. Dalam bola keseimbangan yin-yang, kepemimpinan feminin adalah yin yang teduh dan menyejahterakan. Maka sekaranglah saatnya mengedepankan kepemimpinan feminin-yinitu mengimbangi dominasi kepemimpinan maskulin-yang selama ini. Bagai air sungai, kepemimpinan feminin-yin itu akan terus mengalir hingga mencapai tujuan akhirnya: Membuat damai, membuat sejahtera.
BUMN insight
101
kolom Integritas Sebagai Salah Satu Nilai Etika Oleh: Pandu Djajanto
I
ntegritas pada setiap individu bisa terbentuk dari suatu kepribadian yang dilandasi unsur rendah hati, kejujuran, kesabaran,ketulus ikhlasan, amanah, semangat juang dalam berkarya dan mempersembahkan pekerjaan yan baik dengan disertai rasa tanggung jawab untuk membangun kepercayaan dan menciptakan system kerja yang efektif, produktif dan kreatif (Dodi Syaripudin). Ada makna dari pendapat tersebut diatas bahwa telah banyak tulisan-tulisan yang mencoba memberikan pemahaman tentang integritas, namun konsep integritas itu sendiri masih dianggap belum jelas. Ketidak jelasan tersebut muncul akibat penggunaan istilah untuk merujuk pada makna, perpektif dan ruang lingkup
yang berbeda. Di sisi lain ada yang mengidentikan integritas itu sebagai sebuah kata hati, komitmen moral dikaitkan dengan suatu nilai atau prinsip-prinsip tertentu. Bila mencermati pengertian integritas secara etimologis integritas itu berasal dari bahasa Inggris yaitu integrity yang diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai suatu keterpaduan antara kejujuran, kebulatan, keutuhan tekad, dan dapat dipercaya. Terkait dengan hal di atas, bila dikaitkan dengan suatu pemahamanan tentang kepemimpinan; integritas dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menjadikan satunya kata dengan tindakan nyata, atau dengan kata lainnya konsistensi antara kata dan tindakan. Bila dicermati kebenaran arti integritas dengan pertimbangan pendapat-pendapat di atas maka hal tersebut dapat merupakan keterpaduan antara nilai dan tindakan, yang didasari oleh adanya komitmen untuk berbuat baik dan konsistensi dalam melakukannya. Bila hal ini dikaitkan dengan kondisi insan perusahaan (misalnya BUMN) yang berintegritas dan bertindak konsisten sesuai dengan nilai etika dan aturan organisasi maka akan tercapai apa yang menjadi tujuan (bersama) sekalipun untuk melaksanakan komitmen tersebut dalam kondisi berat dan sulit. Aspek atau elemen integritas yang membentuk individuindividu yang berkepribadian pasti mengandung elemen sekurang-kurangnya rendah hati, jujur, ikhlas, sabar, amanah, memiliki semangat dan selalu berpikir positif yang semua elemen tersebut dikemas dalam suatu bentuk rasa tanggung jawab, bila sebagai insan perusahaan. Lalu bagaimana hubunganya dengan nilai etika? Bila memahami bahwa integritas merupakan suatu langkah tindak yang merupakan pelaksanaan dari kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, maka bisa menjadi bukti bahwa integritas sebaBUMN insight
102
gai salah satu nilai-nilai etika berperilaku yang baik dan benar sebagai modal dasar insan (perusahaan) apabila pribadi-pribadi tersebut berkomitmen untuk maju dan mencapai cita-cita yang telah ditargetkan. Dalam batasan hukum, memang persoalan integritas akan menjadi suatu pertaruhan mengenai adanya keyakinan terhadap tindakan-tindakan yang benar ataupun bila dikaitkan pada perpektif individu, akan dihadapkan pada satu kondisi yang berbeda karena pendapat hamba wet ( aparat hukum) akan memiliki perpektif yang lain terhadap pendangan integritas. Di sini para pengelola perusahaan yang telah merasa memiliki integritas yang cukup dalam pengelolaan perusahaan masih harus meyakinkan bahwa integritasnya benar-benar untuk melaksanakan kebenaran sesuai dengan kualitas governance yang diikuti. Memang akan menghasilkan keputusan yang tidak seirama bila pemahaman profesi-profesi satu dengan yang lain terhadap integritas memiliki porsi yang berlainan. Namun demikian perlu keyakinan bahwa integritas-integritas para pribadi yang telah dilandaskan nilai-nilai dan elemen yang melandasi kepribadian tersebut telah cukup untuk memberikan keyakinan tentang kebenaran sesuai hukum dan etika, itupun terkadang masih menjadi dilema. Integritas yang diyakini seagai bagian dari landasan etika oleh para professional yang menerapkan akan menjadi suatu benteng untuk tidak masuk pada suatu wilayah pelanggaranpelanggaran hukum, seperti suap ( bribery); paksaan (coercion); penipuan (deception) ; pencurian (theft); dan diskriminasi yang tidak jelas (unfair discrimination). Hal-hal tersebut yang diharapkan dapat dipahami oleh insan professional. Harapan ini bisa terjadi pada insan perusahaan di BUMN. Semoga.
Januari 2015
Jamkrindo Gelar Tasyakuran Peringati HUT ke-44 Tepat pada 23 Desember 2014 lalu Perum Jamkrindo merayakan tasyakuran ulang tahun ke-44. Kegiatan tersebut dimulai dengan pemotongan tumpeng oleh Direktur Utama Perum Jamkrindo Diding S. Anwar yang berlangsung di Gedung Jamkrindo Jl. Angkasa Blok B-9 Kav.6 Bandar Kemayoran, Jakarta Pusat. Dalam acara tersebut turut hadir jajaran manajemen dan seluruh karyawan/ti Perum Jamkrindo serta anak perusahaan Perum Jamkrindo, yakni PT Jamkrindo Syariah dan PT Jamkrindo Tama. Berbagai kegiatan turut memeriahkan perayaan ulang tahun yang bertemakan “ Kami Ada untuk UMKMK Indonesia” tersebut. Di antaranya adalah ragam pertandingan olahraga, donor darah, Jamkrindo Idol, English Speach, pemberian santuanan, serta Lomba Karya Tulis dan Foto Jurnalistik. Hadirnya Jamkrindo diawali dari berdirinya Lembaga Jasa Keuangan Kope-
rasi (LJKK) berdasarkan Keputusan Menteri Transmigrasi dan Koperasi Nomor 99/Kpts/ MENTRANSKOP/1970, tanggal 1 Juli 1970, Pemerintah mendirikan Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK). Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1981, tanggal 23 Desember 1981 tentang Pendirian Perum Pengembangan Keuangan Koperasi, pemerintah melebur dan mengabungkan LJKK ke dalam Perum PKK. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2000, tanggal 7 Nopember 2000 tentang Perusahaan Umum (Perum) Sarana Pengembangan Usaha, Perum PKK berganti nama menjadi Perum Sarana Pengembangan Usaha. Seiring berjalannya waktu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2008 tanggal 19 Mei 2008 tentang Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit
Indonesia, Perum Sarana Pengembangan Usaha berganti nama Perum Jamkrindo. Pada 2014 lalu Perum Jamkrindo berada pada posisi strategi yang bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekuitas dan aset perusahaan. Total aset perusahaan per 30 November 2014 tercatat Rp8,706 triliun atau meningkat 5,69% dari November 2013, sedangkan jumlah ekuitas per 30 November 2014 sebesar Rp7,08 triliun atau meningkat sebesar 8,08% dari November 2013. Sementara itu perolehan laba tahun berjalan sebesar Rp570,72 miliar. Perum Jamkrindo yang berkantor pusat di Jakarta dan saat ini memiliki sekitar 500 pegawai merupakan satu-satunya BUMN di Indonesia yang khusus melayani penjaminan kredit. Sejak beroperasi pada 1970 hingga saat ini, Perum Jamkrindo telah banyak memberikan kontribusi nyata untuk memajukan UMKMK di Indonesia. BUMN insight
103
Empat Dekade Mengabdi dengan Prestasi Terletak di kawasan Selatan Kota Bontang, Kalimantan Timur, dengan lahan seluas 2.010 hektare, Kilang Badak LNG merupakan salah satu kilang penghasil gas alam cair yang mendukung bisnis LNG Indonesia.
Badak LNG start up dengan dua train pada akhir 1970-an dan terus berkembang hingga saat ini mencapai delapan train, dengan kapasitas produksi terpasang mencapai 22,5 juta ton LNG/tahun. Didukung dengan sumber daya manusia yang profesional, Badak LNG menjadi pengelola kilang LNG yang andal dan menjadi referensi bagi industri LNG dunia. BUMN insight
104
Visi Badak LNG adalah menjadi perusa haan energy kelas dunia yang terdepan dalam inovasi. Dengan misi memproduksi ener gy bersih serta mengelola dengan standar kinerja terbaik (best performance standard) sehingga menghasilkan nilai tambah maksimal (maximum return) bagi pemangku kepentingan (stakeholder). Selama 40 tahun mengelola LNG dan LPG plant, Badak LNG memiliki prestasi mo numental dan membanggakan. Terhitung sejak Agustus 1977 hingga 22 Desember 2014 berhasil mengapalkan 8.640 mix cargo LNG. Sementara untuk LPG, pengapalan yang telah dilakukan mulai tahun 1988 sampai 22 Desember 2014 adalah 430 mix cargo dari total yang direncanakan hingga 31 Desember 2014 sebesar 431 mix cargo. Keunggulan kompetitif lainnya adalah jumlah waktu yang hilang karena kecelakaan
per satu juta jam kerja (lost time injury frequency/LTIF) adalah nol sejak 2006, atau dengan kata lain Badak LNG telah bekerja aman selama 69.208.919 jam kerja sampai dengan tanggal 21 Desember 2014 Pengalaman selama empat dekade beroperasi diwariskan kepada lingkungan domestik dan dunia LNG internasional. Melalui pusat pembelajaran yang bernama Badak Learning Center, Badak LNG telah berhasil mendidik operator-operator LNG paling andal dan menjadi rujukan utama pebisnis LNG global. Sebagai LNG Center of Excellence, Badak LNG juga telah mendapat pengakuan internasional sebagai tempat terbaik untuk pelatihan personel pengoperasian dan pemeliharaan kilang LNG, pengoperasian dan pemeliharaan (O&M Services). Catatan prestasi lain Badak LNG adalah mendapat predikat sebagai perusahaan mi-
Advertorial
nyak & gas pertama di dunia yang berhasil mencapai International Sustainability Rating System (ISRS8) Level 8 dari Lembaga Der Norske Veritas (DNV) Norwegia. Prestasi tersebut yang menjadikan Badak LNG menyandang predikat a world class energy company. Di bidang Corporate Social Responsibility (CSR) Badak LNG juga mendapatkan apresiasi yang luar biasa. Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Badak LNG untuk Community Empowerment bidang ekonomi dan lingkungan mendapat penghargaan Platinum Indonesia CSR Award (ICA) 2014 dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI. Dan dari Pemerintah Kota Bontang, Badak LNG menerima penghargaan paling bergengsi, yakni “Grand CSR Award 2014”. Penghargaan paling fenomenal adalah ketika Badak LNG selama empat tahun berturut-turut yaitu 2011, 2012, 2013, 2014 men-
dapat dan mempertahankan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup RI. Prestasi dan penghargaan yang diraih selama ini telah menempatkan Badak LNG dalam posisi terhormat di dunia bisnis LNG Internasional. Capaian ini tidak lepas dari dedikasi dan komitmen yang tinggi dari Perusahaan terhadap pemberdayaan masyarakat serta lingkungan sekitar.
Excellent Achievements 2014 • PROPER GOLD 2011-2014 dari Menteri LH dan Kehutanan • ISRS8 Level 8 (2006 -2014) dari DNV • Asia Pacific Quality Organization Conference (APQO) 2014 di Kuala Lumpur (3 Stars – Highest Achievement) • Coastal Awards kategori Korporasi 2014 dari Menteri Kelautan dan Perikanan • Pelabuhandan Bandar Udara Sehat (TUKS) Nasional 2014 dari Menteri Kesehatan RI • Indonesian CSR Awards 2014 dari Kementerian Sosial dan Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. • Temu Karya Mutu & Produktifitas Nasional XVIII (TKMPN XVIII) 2014 – Kategori Platinum • Indonesia Green Awards 2014 dari Kementerian Kehutanan & La Tofi School of CSR • 2014 CSR Award (Lingkungandan Grand Awards) dari Walikota Bontang • Pemegang ISO 9001(2001 – 2014), ISO 14001 (2000 – 2014) dan ISO 17025 (2009 – 2014)
BUMN insight
105
bursa
k e r ja
PT Pertamina (Persero) mencari individuindividu berbakat dan berpotensi yang mampu mencerminkan tata nilai perusahaan untuk menjadi bagian dari tim yang mengakselerasi pencapaian visi: Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, memberikan kesempatan kepada putra putri terbaik Indonesia untuk berkarir di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. untuk mengisi posisi sebagai berikut: TRADE & PAYMENT SERVICES OFFICER (TPO) Kualifikasi Umum l Pendidikan minimal S1 l Berpenampilan menarik dan berkepribadian baik l Memiliki kemampuan berbahasa Inggris lisan & tulisan l Tidak memiliki hubungan keluarga (Ayah/Ibu/Kakak/Adik/Anak) dengan pegawai BTN Kualifikasi Khusus l Pria/wanita, usia maksimal 35 tahun l Berpengalaman minimal 3 tahun di bidang transaksi Ekspor & Impor dan dapat melaksanakan proses penerbitan LC dan SKBDN dengan benar l Memahami alur & prosedur proses penerbitan LC dan SKBDN l Memiliki pengetahuan terkini tentang peraturan dan ketentuan yang terkait dengan LC dan SKBDN l Bersedia dikontrak selama 2 tahun dan dapat diperpanjang bila dibutuhkan Tata Cara Pendaftaran l Melakukan registrasi secara Online pada website Bank BTN (- Karir – Registrasi Online - ) l Pelamar wajib mengisi dan menyampaikan seluruh data dan informasi yang dimintai pada saat pengisian data registrasi. Kecuali untuk foto tidak perlu di-upload Informasi Lain l Hanya pelamar dengan kualifikasi terbaik yang akan dipanggil dan akan diikutsertakan dalam proses tahapan seleksi selanjutnya l Proses seleksi menggunakan SISTEM GUGUR, dan apabila pelamar tidak dapat menunjukkan dokumen-dokumen atau data pendukung yang diminta oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. maka secara otomatis peserta tersebut akan dikeluarkan dari proses penerimaan calon pegawai.
BUMN insight
106
Mari kembangkan ide, kreativitas, dan inovasi anda dengan mengikuti seleksi penerimaan pekerja berpengalaman (Experienced Hired) PT Pertamina (Persero) untuk Unit Bisnis: l Upstream (Geology, Geophysics, Reservoir
& Production, New Energy & Green Technology, EOR, Process & Facilities). l Gas (Process Engineering, Gas Commercialization & Trading, Technical Engineering) l Investment Planning & Risk Management (Investment & Portfolio, New Venture Business Development, Business Initiatives & Valuation, Upstream Business Growht, Risk Management) l Refinery (Civil, Electrical, Mechanical, Instrument) l Legal Councel l Secretary for Vice President Persyaratan penerimaan pekerja berpengalaman (Experienced Hired): 1. Pendidikan minimal S1 2. Pengalaman kerja relevan minimal 5 tahun (Sesuai requerement) jabatan 3. English Score minimal TOEFL 450 / TOEIC 550 4. Sehat Jasmani dan rohani Untuk detail pendaftaran, klik Recruitment Berpengalaman (Experienced Hired) 2014. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Pertamina Contact Center (021) 500 000 atau
[email protected].
Januari 2015
Staff Research & Development l
S1 Ekonomi, Statistik atau Bisnis
l
Berpengalaman di bidang riset, pengembangan produk dan kebijakan, analisa ekonomi makro dan mikro.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan diberbagai unit
l
Pengalaman minimal 2 tahun pada bidang yang terakait.
operasional kami memberikan kesempatan kepada talenta
l
Memiliki pemahaman terhadap produk KPR dan produk /
muda dan mahasiswa yang berkompeten menjadi tenaga tenaga terampil melalui Lowongan kerja PT Sarana Multigriya
jasa lembaga keuangan lainnya l Memiliki
Finansial (persero) Januari 2015 sebagai berikut
kemampuan bahasa inggris dan analisa –
konseptual yang baik, komunikatif, interpersonal skill, mampu bekerjasama dalam tim.
Pengawas bangunan l
Sarjana teknik sipil atau arsitektur
l Berpengalaman
dalam
menangani
Deskripsi pekerjaan proyek
gedung
perkantoran l
Tahu dan paham dalam perencanaan sipil, arsitektur, interior
l
Minimal lima tahun berpengalaman dalam posisi ini
l
Mempunyai skill perencanaan, akurat dan disiplin
l
Melakukan kajian pngembangan produk dan kebijakan
l
Menyusun tulisan/ulasan yang berkaitan dengan KPR dan kondisi ekonomi Makro – mikro terbaru
l
Menerbitkan laporan berisi info pasar obligasi dan market update
l
Mendukung kinerja tim antara lain dalam hal penyusunan
Staff Corporate communication
business plan, Dokumen Presentasi, mendokumentasikan
l
Pendidikan sarjana S1 Komunikasi / jurnalistik
seluruh dokumen proyek, dan lain sebagainya.
l
Berpengalaman dibidang broadcasting/ media massa
l
Minimal dua tahun berpengalaman dalam posisi ini
Silakan kirimkan aplikasi Surat lamaran, daftar riwayat hidup,
l
Bisa menggunakan bahasa inggris
dokumen pendukung lainnya melalui alamat email berikut:
l
Interpersonal skill, komunikatif
[email protected] sampai bulan januari 2015
l
Bisa bekerja sama dalam tim dan disiplin.
Tax Officer (TO)
l l
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) is a Stateowned enterprise established in 1973, with owned by the Indonesian government through the Ministry of Finance. Currently, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia opened the bidding to fill the position of Tax Officer (TO) Min. S1 Degree in Accounting l Min. 3 years working experience as an tax Consultant in financial institution l Preferable possess Brevet A & B l Strong knowledge and good andrestanding about tax regulation l Good command in English both oral and written l
l l l l
Have a good communication and interpersonal skills Able to work as team Proactive and high initiative Able to work under pressure and tight deadline Adaptive and fast learner Computer literate (especially Microsoft office)
If you are interested to join our company, please send us your CV or resume to:
[email protected] (please make sure the email do not exceed 1MB) Please write shortlisted position code on the email subject. Only qualified candidate will be processed. For further information please visit: www.bahana.co.id
BUMN insight
107
prcorner Social media di perbankan Largest Audience Standard Chartered Indonesia
Mandiri Fiesta
BizGuide BCA
Fastest-Growing Bank pages in indonesia
total fans
total fans
total fans
894.450
359.861
104.800
Mandiri Fiesta
Goodlife BCA
+81.591 Fans Ù +12.937 Ù
Bank OCBC NISP DBS Bank
+4.161 Fans Ù
BizGuide BCA
+1.629 Fans Ù +1.063 Fans Ù
Largest Audience Wirausaha Mandiri
BNI
Mandiri Fiesta
Fastest-Growing Bank pages in indonesia
total followers
total followers
total followers
352.941
315.453
254.349
total views
Bank Mandiri
total views
Mandiri Fiesta
BNI
BNI Syariah
Bank Mandiri
+983 Followers Ù +400 Followers Ù +364 Followers Ù +327 Followers Ù +263 Followers Ù
Youtube channels stats in indonesia
Largest Audience Solusi BCA
Mandiri Mandiri
Wirausaha Mandiri
Subsribers
Total uploades video views
1.264
8.054.463
2.278
6.303.745
3.315
3.834.342
total views
8.054.463 6.303.745 3.834.342
sumber: social baker
Media Sosial Makin Powerful Jumlah pengguna media sosial terus meningkat. Pasar yang potensial untuk disasar, tapi sulit didekati secara konvensional. Tim BUMN Insight
F
oto itu mengatakan segalanya. Ratusan orang berdiri di peron Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat. Mereka dipertemukan oleh sebuah kesamaan kepentingan, yaitu menunggu KRL Commurterline. Tapi tunggu dulu, ternyata tidak Cuma itu persamaannya. Hampir semua –kalau tidak boleh dibilang seluruhnya- menundukkan kepala seraya menatap gadget yang dipegang dengan satu atau dua tangan. BUMN insight
108
Ya, semuanya sedang asyik dengan smartphone masing-masing. Entah membaca berita terbaru, posting status atau upload foto di social media, chatting dengan teman, atau bahkan sedang menyelesaikan pekerjaan. Mereka seluruhnya online, terhubung dengan dunia lain yang luas tak tak terbatas. Mereka berkomunikasi dengan banyak orang, kecuali dengan orang yang ada di sebelah kiri, sebelah kanan, belakang, depan. Gadget pintar terbukti efektif mendekatkan mereka yang jauh, tapi pada saat yang sama menjauhkan mereka yang dekat.
Januari 2015
Merekalah Net Generation. Generasi yang tumbuh bersama internet dan media sosial. Mereka juga disebut sebagai Generasi Y atau Gen Y. Dari perspektif teknologi informasi, mereka yang lahir pada rentang 1965-1980 disebut sebagai Gen X, mereka yang lahir pada kurun 1980-1995 diberi label Gen Y. Gen Y berada pada rentang usia 20 hingga 30an awal. Ciri Gen Y adalah: • Generasi global yang tumbuh bersama internet dan media sosial. • Lebih cerdas, serba cepat dan lebih toleran pada keberagaman. • Need time for Assassin Creed • Memadukan bekerja, berbisnis, bermain, berinteraksi sosial dan hidup di rumah. • Semua aktivitas komunikasi menggunakan smartphone secara naluriah tanpa membaca manual. Jangan heran jika pebisnis-pebisnis hebat era sekarang adalah mereka yang ada di rentang usia itu. Yang paling fenomenal adalah pendiri dan owner facebook Mark Zuckerberg, yang kini berusia 29 tahun. Dia menemukan situs jejaring sosial itu di usia 20 tahun. Berkat kreasinya itu, Zuckerberg sudah menjadi triliuner di usia sangat muda. Zuckerberg adalah prototipe khas Gen Y. Tidak menyukai formalitas, penampilan kasual, menggabungkan bisnis dan keriaan, terkesan cuek namun peduli dengan isu-isu kemanusiaan. Di balik penampilannya yang sesuka hati, Gen Y memiliki potensi besar. The power of net generation bisa diringkas dalam tiga hal. Pertama, membentuk kembali institusi kehidupan modern. Tempat kerja, pasar, dunia politik, hingga keluarga. Kedua, memiliki kekuatan pengaruh pada dunia bisnis maupun politik. Ketiga, sangat cepat mengadopsi dan mpelajari apa pun. Banyak analis menyebut, kemenangan pasangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014 tidak bisa dilepaskan dari kemampuan pasangan ini meraup dukungan Gen Y. Momen paling fenomenal adalah Konser Salam Dua Jari di Gelora Bung Karno, di hari-hari terakhir masa kampanye. Konser yang dipadati lebih 100 ribu orang itu adalah unjuk gigi the power of Gen Y.
Sosmed untuk Bisnis
Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial: 1. Proyek kolaborasi, website mengijinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove konten–konten yang ada di website ini. contohnya Wikipedia. 2. Blog dan microblog, user lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. contohnya twitter. 3. Konten, para user dari pengguna website ini saling mengshare konten–konten media, baik seperti video, ebook, gambar, dan lain–lain. contohnya youtube. 4. Situs jejaring sosial, aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto–foto. contoh facebook. 5. Virtual game world Dunia virtual, dimana menreplikasikan lingkungan 3D, user bisa muncul dalam bentuk avatar – avatar
Media Sosial Makin Penting Pujo Pramono AVP Corporate Communication PT Telkom Indonesia Tbk
M
edia sosial tidak hanya digunakan untuk interaksi antar individu atau komunitas, tetapi juga digunakan dalam kegiatan bisnis, khususnya pemasaran dan public relations. Hampir setiap orang kini saling terhubung melalui internet, khususnya media sosial. Orang saat ini sangat mungkin tidak membaca surat kabar ataupun mendengarkan radio, tetapi mereka selalu memeriksa akun media sosialnya, baik lewat komputer maupun smartphone. Fenomena ini tentu harus kita sikapi secara bijak, bagaimana memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan citra dan mencapai tujuan perusahaan. Kami sudah memiliki akun di media sosial, khususnya twitter dan facebook, yang secara rutin mengkomunikasikan perkembangan perusahaan. Saat ini follower twitter kami (@TelkomIndonesia) telah menembus angka di atas 38 ribu follower . Selain akun resmi perusahaan, produk, layanan, maupun anak perusahaan telah memiliki akun media social yang sangat aktif mengkomunikasikan produk, layanan, maupun fitur-fitur baru dari produk kami. Sebagai contoh akun twitter speedy (@TelkomSpeedy) follower-nya sudah menembus 64 ribu, akun hubungan pelanggan (@ telkomCare) follower-nya sekitar 45 ribu. Menurut saya penggunaan media sosial untuk mencapai tujuan perusahaan cukup efektif. Sebagai contoh, akun @TelkomCare sering digunakan oleh para pelanggan untuk menanyakan layanan-layanan Telkom maupun menyampaikan keluhan.
yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata. contohnya game online. 6. Virtual social world, dunia virtual yang dimana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih ke arah kehidupan, contohnya second life. BUMN insight
109
prcorner Jumlah pengguna social media di Indonesia terhitung besar, dan terus berkembang. Pengguna twitter tercatat mendekati angka 35 juta orang, atau 21 persen dari populasi penduduk. Indonesia ada di urutan ke-5 negara pengguna twitter terbanyak, di bawah Amerika Serikat, Brazil, Jepang, dan Inggris. Untuk facebook, Indonesia ada di urutan ke-4 dengan total pengguna mendekati 55 juta orang atau 33,5 persen dari total penduduk. Nomor satu adalah Amerika Serikat, disusul Brazil dan India. Yang perlu dicermati, 70 persen pengguna social media adalah mereka yang berusia antara 20 sampai 44 tahun, alias Gen Y. Nukman Luthfie, pengamat media sosial, menyodorkan data lain. Pengguna internet sudah mencapai 78 juta dan masih berkembang terus karena kehadiran ponsel pintar. Saat ini, 98 persen pengguna internet sudah menggunakan media sosial, 90 persen menggunakan facebook, dan 10 persen menggunakan Twitter. Orang lebih lama menatap layar handphone dari pada menonton TV. Dengan kata lain, “penduduk media sosial” adalah sebuah pasar yang sangat besar. Tak mengherankan jika toko online dan situs belanja online kini tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Merujuk pada ciri dan karakteristik Gen Y, Nukman mengingatkan segmen pengguna internet sulit didekati dengan cara konvensional. Para pengguna internet lebih mendengarkan dan memercayai informasi yang mereka dapatkan dari media sosial atau teman di dunia maya ketimbang media konvensional. Maka untuk bisa masuk ke pasar yang sangat besar itu, mempunyai akun di media social menjadi sebuah keharusan. Tidak ada alasan lagi bagi perusahaan untuk tidak menggunakan sosial media sebagai media komunikasi dan membangun citra. Agar komunikasi melalui media sosial mencapai sasaran yang diinginkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: • Mendengarkan suara konsumen, terlebih dahulu setelah itu dianalisis positif atau negative sebelum menyiapkan respon • Membangun conversation karena media sosial adalah tempat membangun conversation, bukan antar perusahaan ke konsumen saja, tapi juga konsumen ke perusahaan dan konsumen ke konsumen • Membangun story telling, membangun cerita, bukan khotnah atau propaganda • Usahakan membuat pengguna media sosial membicarakan perusahaan kita atau produk kita, meski perusahaan tidak muncul di timeline. Untuk kepentingan itu, perusahaan harus memiliki orang atau tim khusus yang secara ajeg memantau, merespon, menyebarluaskan pesan, melalui media sosial. BUMN insight
110
Powerful Menjangkau Masyarakat Ikhsan Rosan Senior Manager Public Relations PT Garuda Indonesia
S
ejalan dengan perkembangan IT dan kemunculan platform komunikasi baru yaitu media social, maka dunia tanpa batas benar benar nyata saat ini. Media sosial menjadi channel komunikasi yang sangat penting karena sangat powerful dalam menjangkau masyarakat secara langsung, massal, dan real time. Melalui media sosial perusahaan dapat menyampaikan pesan-pesan program perusahaan, produk, dan pesan positif lainnya kepada masyarakat secara langsung dan cepat, sehingga dapat meningkatkan awareness dan brand perusahaan secara lebih efisien. Namun, melalui media sosial juga, publik dapat memperbincangkan produk kita yang tidak sesuai dengan harapan mereka. iomplain saat ini banyak yang disampaikan melalui twitter, facebook, atau path. Tidak lagi melalui saluran private nomor telpon call center atau email. Complain seseorang dapat dibaca publik lainnya sehingga setiap saat berpotensi mengganggu image perusahaan. Karenanya, perusahaan juga harus enggage dengan masyarakat melalui media sosial tersebut. Tujuannya untuk mengetahui dan mengantisipasi isu yang berkembang di masyarakat secara cepat, sebagai bagian dari management issue. Saat ini Garuda Indonesia telah melakukan engagement dengan publik melalui channel media sosial seperti twitter, facebook, youtube untuk menjangkau masyarakat dan dijangkau masyarakat dengan cepat dan mudah. Menyampaikan informasi terbaru mengenai perusahaan secera cepat dan langsung. Misalnya produk baru, rute baru, promo, achievement perusahaan, dan menjawab pertanyaan atau complain masyarakat pengguna jasa. Akun Garuda di facebook dan akun @indonesiagaruda di twitter, telah mendapatkan apresiai cukup baik dari masyarakat karena sangat responsif. Response rate kita lima menit, dan melayani 24 jam.
Terutama perusahaan yang keberadaannya atau produkproduknya bersentuhan langsung dengan masyarakat luas. Sudah tidak bisa lagi urusan media sosial dikerjakan sambil lalu. Dalam pandangan Don Tapscott (2013), para PR Officer dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan baik dengan publik pelanggan, pengguna jasa, dan publik secara luas. Di era Net Generation dan Gen Y saat ini, ia memberi advis: Knowing Net Generation to know trend of communication.
Januari 2015 Advertorial
Mengenal BPJS
Tanya Jawab seputar BPJS Kesehatan (4) Redaksi Majalah BUMN Insight memuat tanya jawab seputar BPJS. Diharapkan, warga masyarakat akan makin paham tentang layanan dan segala hal tentang BPJS. Sehingga, lebih banyak lagi masyarakat yang memanfaatkan keunggulan layanan BPJS. Tanya jawab akan dimuat secara bersambung. 27. Bagaimana cara mendaftarkan anggota keluarga tambahan PPU? Pendaftaran secara kolektif dari Pemberi Kerja a. Pekerja memberikan surat kuasa pemotongan gaji kepada pemberi kerja untuk penambahan iuran bagi anggota keluarga tamba-han kepada BPJS Kesehatan. b. Pemberi Kerja mengumpulkan data anggota keluarga tambahan untuk didaftarkan kepada BPJS Kesehatan sesuai Surat Kuasa. c. Pemberi Kerja akan mendaftarkan secara kolektif dan akan memotong gaji sebesar 1% per anggota keluarga tambahan, dibayar melalui Bank BRI, BNI, atau Bank Mandiri dengan menggunakan Virtual Account entitas tersebut. 28. Bagaimana jika masing-masing anggota keluarga berdomisili di daerah berbeda? Setiap peserta dan anggota keluarga dapat memilih fasilitas kesehatan tingkat I sesuai domisili masing-masing dan akan mendapat kartu peserta / e-ID untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai ketentuan. 29. Apakah pemberi kerja dapat mendaftarkan pekerjanya yang bertugas di wilayah kerja berbeda? Pemberi kerja dapat mendaftarkan pekerjanya yang berada di wilayah kerja berbeda dengan batas bawah iuran menggunakan Upah Minimum Kota/Kab masing-masing wilayah tempat peserta bekerja. 30. Jika karyawan telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan secara mandiri, bagaimana status kepesertaan karyawan ter-sebut jika Perusahaannya mendaftarkan seluruh karyawan ? Peserta akan didaftarkan oleh Perusahaan ke BPJS Kesehatan untuk perubahan status dari perorangan menjadi PPU, dimana pembayaran iuran ditanggung oleh Perusahaan. Nomor kepesertaannya tidak berubah.
31. Apakah proses pendaftaran bagi peserta formal (PPU) dapat dilakukan secara bertahap? Pendaftaran bagi peserta PPU dilakukan secara keseluruhan paling lambat tanggal 31 Desember 2014. 32. Apakah pekerja yang sebelumnya terdaftar sebagai peserta Askes/ Jamkesmas/eks JPK Jamsostek harus mendaftar kembali ke BPJS Kesehatan? Tidak perlu mendaftar, karena data peserta Askes/Jamkesmas dialihkan secara otomatis menjadi Peserta Program Jaminan Kesehatan. 33. Kapan batas akhir pendaftaran BPJS Kesehatan? a. BUMN, Badan usaha besar, menengah, dan kecil wajib menjadi peserta Jaminan Kesehatan paling lambat 1 Januari 2015; b. Bagi Badan Usaha Mikro paling lambat 1 Januari 2016; c. Bagi PBPU dan Bukan Pekerja paling lambat tanggal 1 Januari 2019. 34. Bagaimana jika pemberi kerja tidak mendaftarkan pekerjanya? Jika Pemberi Kerja secara tidak mendaftarkan Pekerjanya kepada BPJS Kesehatan, Pekerja yang bersangkutan berhak mendaftarkan dirinya sebagai Peserta Jaminan Kesehatan dengan iuran nominal. Jika Pekerja belum terdaftar pada BPJS Kesehatan, Pemberi Kerja wajib bertanggung jawab pada saat Pekerjanya membutuhkan pelayanan kesehatan sesuai dengan Manfaat yang diberikan oleh BPJS Kesehatan. Setelah tanggal 1 Januari 2015, seluruh Pemberi Kerja wajib mendaftarkan pekerjanya ke BPJS Kesehatan. 35. Apa sanksi yang diperoleh apabila Pemberi kerja tidak mendaftarkan pekerjanya? Sesuai PP No 86 tahun 2013, Pemberi kerja
yang tidak mendaftarkan pekerjanya akan mendapat sanksi administratif berupa: a. Teguran tertulis pertama yang diberikan untuk jangka waktu 10 hari b. Teguran tertulis kedua yang diberikan untuk jangka waktu 10 hari sejak penyampaian teguran tertulis pertama c. Denda sebesar 0,1% dari iuran yang seharusnya dibayar yang sejak teguran tertulis kedua berakhir. d. BPJS Kesehatan mengusulkan Sanksi Tidak Mendapat Pelayanan Publik kepada Pemerintah yang menangani Pelayanan Publik tertentu D. Kepesertaan Pekerja Bukan Penerima Upah / PBPU dan Bukan Pekerja 36. Apa yang dimaksud dengan Pekerja Bukan Penerima Upah? Pekerja bukan penerima upah adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri. 37. Siapa saja yang termasuk Pekerja Bukan Penerima Upah? Pihak yang termasuk Pekerja Bukan Penerima Upah antara lain: a. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima upah 38. Apa yang dimaksud dengan Bukan Pekerja? Bukan pekerja adalah setiap orang yang tidak bekerja namun mampu membayar iuran Jaminan Kesehatan 39. Siapa saja yang termasuk Bukan Pekerja? Yang termasuk kelompok bukan pekerja terdiri atas : a. Investor, b. Pemberi kerja, c. Penerima pensiun, d. Veteran, e. Perintis kemerdekaan, f. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan, g. Bukan pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu membayar iuran
bersambung edisi depan BUMN insight
111
m oz a i k
Duta BUMN 2014
Wujudkan Sinergi Sejak Muda Selain berbagi pengetahuan dan mempererat sinergi antarperusahaan, hadirnya duta-duta anyar ini diharapkan dapat menjadi tauladan bagi generasi muda di lingkungan BUMN.
Rizkia Januari Putri nicklas hanoatubun
BUMN insight
112
H
ilang sudah raut ketegangan ditambah hati yang berdebardebar dari sosok Muhammad Rizqi Maika dan Rima Widiani Rahayu di Auditorium Plaza Mandiri, Jakarta, 5 Desember 2014. Menyisihkan 34 finalis dari 17 BUMN, keduanya yang berasal dari PT PLN dan PT Pertamina, tampak sumringah dan berseri-seri kala dinobatkan sebagai Duta BUMN 2014. “Kami dan seluruh finalis Duta BUMN 2014 siap bersinergi sejak muda, memupuk kerja sama mulai dari sekarang, untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik dan berdaya saing global,” janji Duta BUMN 2014, Rima dan
Maika, kala itu. Pelaksanaan pemilihan Duta BUMN 2014 tersebut tentunya membawa semangat baru bagi seluruh finalis untuk semakin memberikan dedikasi terbaik bagi masing-masing perusahaan, menjadi tauladan bagi generasi muda di lingkungan BUMN, serta saling berbagi pengetahuan dan mempererat sinergi. Diharapkan, duta terpilih beserta para finalis lainnya ini dapat bekerja sama menjalankan program-program Duta BUMN setahun ke depan Selain jawara Duta BUMN, gelaran “Malam Final Pemilihan Duta BUMN 2014” tersebut juga menetapkan Didi
Januari 2015
Adrian Indra dari PT Pertamina dan Hilda Shinta Lestari dari PT Kimia Farma sebagai Wakil I Duta BUMN 2014, Muhammad Badarudin dari PT Bank Mandiri dan Amyrah Zandra Dhiya dari PT Bank Mandiri sebagai Wakil II Duta BUMN 2014, serta Jems Yefri Fonataba dari PT Pelindo IV dan Ihdina Inti Rachma sebagai Duta Persahabatan 2014. Dari Sharing Session hingga Wawancara Bukannya secara tiba-tiba, proses penilaian terhadap seluruh finalis dimulai sejak tahapan Karantina pada 1-4 Desember di Kementerian BUMN dan Pertamina Corporate University, Simprug, Jakarta. Tahapan karantina yang berlangsung selama 4 hari tersebut diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari sharing session, kunjungan ke BUMNBUMN, hingga sesi wawancara. Adapun untuk kegiatan sharing session diisi oleh Priyantono Rudito, Direktur Human Capital Management Telkom, Sugiharto, Komisaris Utama PT Pertamina, Bin Nahadi, Kepala Bidang Analis Data Kementerian BUMN, serta public speaking & personality oleh Soraya Haque. Sementara itu kunjungan lapangan dilakukan ke beberapa BUMN, di antaranya Perum Peruri, Perum Perhutani, dan PT Pelindo II. Kunjungan tersebut ditujukan agar para finalis Duta BUMN 2014 dapat mengetahui secara langsung bagaimana sinergi BUMN diterapkan di perusahaanperusahaan tersebut. Setelah itu para finalis juga harus melewati sesi wawancara yang merupakan tahapan penjurian penyisihan oleh 3 dewan juri, yaitu Hadi M. Djuarid, Pemimpin Redaksi BUMN Insight, N. Nurlaela Arief, Head of Corporate Communication PT Bio Farma, dan Soraya Haque. Hingga akhirnya, para finalis melewati tahapan akhir “Malam Final Pemilihan Duta Muhammad Rizqi Maika (kiri) dan Rima Widiani Rahayu
BUMN 2014” yang dibuka secara meriah dengan penampilan tarian Nusantara dari Sabang sampai Merauke oleh ke 36 finalis dan dilanjutkan dengan pengumuman 5 besar Duta BUMN 2014. Lima besar finalis inilah yang akhirnya menjawab pertanyaan langsung dari dewan juri yang terdiri dari Soraya Haque, Purnomo Sinar Hadi (Asisten Deputi Manajemen SDM Eksekutif BUMN), dan N. Nurlaela Arief. “Seluruh finalis memiliki potensi yang sangat baik, semuanya cerdas, sehingga kami agak kesulitan menentukan siapa yang terbaik,” ujar Nurlaela Arief selaku Ketua Dewan Juri. Selamat bertugas Duta BUMN 2014! BUMN insight
113
BERPIKIR LEBIH BESAR UNTUK HASIL YANG LEBIH BESAR Nani Subarto Wakil Ketua Dewan Pengurus Center for Corporate Leadership
C
ukup lama saya berlibur tanpa harus mikir pekerjaan sedikit pun. Ternyata hal itu sangat bermanfaat. Pikiran, hati, jiwa, dan raga dapat istirahat dari tekanan-tekanan rutinitas, dan mendapat perhatian lebih baik dari biasanya. Perhatian ini memberikan energi positif, dan kejernihan dalam berpikir, melihat dan mendengarkan sehingga mampu mendorong produktivitas diri. Saya rasa ini juga dibutuhkan oleh semua orang.
Namun demikian, artikel ini tidak membahas apa yang saya sampaikan di atas. Ada hal lain yang perlu dicermati dan dibahas terkait topik yang sedang “in” di pemerintahan Jokowi yaitu efisiensi. Meminjam istilah dari Booz Allen Hamilton – consulting firm dengan fokus pada management dan teknologi, era efisiensi disebut dengan Era of Declining Budgets. Bila kita memahami era ini, pesan yang menguat adalah efisiensi atau penghematan anggaran untuk mencegah pemborosan. Pemerintah mengajak seluruh aparatur negara dan lembaganya termasuk BUMD dan BUMN melakukan program penghematan. Efisiensi anggaran tidak lagi hanya sekedar himbauan atau jargon belaka, tetapi langsung ekseskusi sembari diikuti dengan pembangunan sistem efisiensi anggaran. Reformasi birokrasi melalui efisiensi sudah direalisasikan melalui surat edaran Menteri yaitu keluarnya sejumlah aturan yang memuat larangan rapat dinas di hotel, larangan menggunakan penerbangan kelas bisnis, hingga larangan mengkonsumsi makanan impor saat acara kedinasan. Pemerintah secara gamblang ingin menumbuhkan gerakan hidup sederhana untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan, organisasi, dan perusahaan yang efisien dan efektif. Beragam tanggapan mengemuka, ada yang menerima dengan berat hati, ada yang mengatakan tidak pas terlebih kalau diterapkan di BUMN yang notabene perusahaan profesional dengan profit oriented. Pemerintah seyogyanya percaya kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk memutuskan program efisiensi dengan business judgement para Komisaris dan Direksi, dimana sebaiknya memberikan Key Performance Indicator yang terukur dan signifikan dengan bottom line-nya adalah profit dan pertumbuhan yang sustainable. BUMN insight
114
Saya yakin banyak pihak mendukung program dan semangat efisiensi yang digalakkan oleh Pemerintah. Penghematan biaya yang diatur Pemerintah cukup teknis, namun seyogyanya pengaturan ini juga memikirkan efektifitas. Saya melihat ada hal yang jauh lebih besar untuk diberikan perhatian yaitu bagaimana mendorong semua pihak untuk memaknai program efisiensi ini, sehingga dapat menerima dengan kesadaran dan willingness yang tinggi. Menjalankannya bukan hanya sekadar mematuhi aturan, bukan karena paksaan, tapi mampu memaknai dengan dasar efektifitas dan nilai tambah. Saya selalu ingat dan menyetujui bahwa musuh utama dari mengaplikasikan kebiasaan/aturan baru adalah resistensi dan inkonsistensi. Ini yang seringkali membuat program baru selalu menggelegar di awal namun menguap di kemudian hari. Program baru menjadi tidak langgeng keberadaannya. Dan saya yakin bahwa keberhasilan mengatasi dua hal yang saya sebutkan tadi adalah Leadership. Leadership is a matter in an Era of Declining Budgets. Belajar dari Booz Allen Hamilton yang memiliki pengalaman didalam membantu government leaders dan corporate leaders, saya menangkap ada 2 faktor penting jika kita ingin suvive dan tumbuh di Era of Declining Budgets. Yang pertama adalah “smart cut” dan yang kedua adalah accomplish mission-performance goals. Kedua hal tersebut menggambarkan efisiensi dan efektifitas dalam perusahaan. Dalam Era of Declining Budgets, para Leaders dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit, namun dibalik kesulitan itu sesungguhnya memiliki kesempatan yang tidak dimiliki sebelumnya. Kesempatan untuk memperbaiki proses yang tidak berjalan dengan baik, kesempatan untuk menyelar-
Januari 2015
askan kembali struktur organisasi, kesempatan untuk membangun atau me-modern-kan tehnologi atau bahkan kesempatan untuk merealisasikan “opportunity for improvement” yang masih harus dilaksanakannya. Kalau program dirasakan tidak mendesak biasanya banyak ditentang dari berbagai pihak, tetapi kalau memang dirasakan perlu dan mendesak maka seluruh pihak akan rela dan patuh melakukannya. Saya jadi teringat istilah yang bermakna, yaitu “ala bisa karena biasa”. Dimana untuk terbiasa melakukan perubahan, katanya mulai dari proses dipaksa dulu, terpaksa melakukannya, lalu lama-lama jadi terbiasa dan bisa. Apa yang harus dilakukan oleh semua Leader dalam Era of Declining Budgets? Saya setuju dengan apa yang dikemukakan oleh Booz Allen Hamilton. Yang pertama Leaders harus mampu memaknai yang namanya “smart cuts”. “Smart cuts” harus dipahami sebagai upaya pengurangan biaya yang signifikan dan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan bukannya pengurangan pada hal-hal yang minor yang hanya menimbulkan demotivasi yang tidak perlu. Kedua, Leaders harus membangun budaya efisiensi dan efektifitas dalam perusahaan dan mendapat dukungan dari seluruh aspek organisasi/ perusahaannya. Kedua hal yang dilakukan oleh Leaders ini memerlukan kerangka ( framework) dan pengelolaan efisiensi dan efektifitas perusahaan secara terpadu, terintegrasi, dan saling terkait satu dengan lainnya. Organisasi/perusahaan dapat mencapai keseimbangan yang tepat dalam membangun budaya efisiensi dan efektifitas perusahaan melalui penguatan secara seimbang Mission Operation, Business Support, dan Change Readiness and Agility. Misson Operations – organisasi/perusahaan memiliki visi dan misi. Keduanya sering diterjemahkan sebagai makna akan keberadaan, untuk apa kehadiran perusahaan ini dan bagaimana mewujudkannya. Untuk mewujudkan mimpi organiasi/ perusahaan, maka seluruh kehidupan organisasi/ perusahaan harus diarahkan untuk pencapaian mimpi itu. Leaders harus memikirkan, mencermati, dan menindaklanjuti tingkat efisiensi dan efektifitas dalam Mission Operations ini mulai dari bagaimana cara perencanaannya, cara mengeksekusi, cara mengukurnya hingga cara menghargainya untuk pencapaian visi dan misi dengan ruhnya yaitu the reason of being-nya. Penting bagi Leaders untuk mengetahui misi perusahaan dan kapabilitas
perusahaan, menilai/mengukur kembali kebutuhan dari para stakeholder. Kebutuhan mereka seringkali berubah. Dengan menilai/mengukur kembali kebutuhan tersebut, Leaders menjadi mudah melihat bagian yang lemah dan efektif dari perusahaan. Dengan demikian Leader akan objektif untuk melakukan “smart cut”. Business Support – Leaders harus menyelaraskan Business Support dengan Mission Operations. Proses inti, fungsi supporting atau back office, dan operasional lainnya yang meliputi people, proses, dan teknologi harus mendukung kemampuan organisasi/perusahaan untuk mewujudkan visi dan misinya. Leaders harus berani mengambil langkah-langkah yang dapat memberikan dampak besar bagi kinerja perusahaan bahkan negara meskipun menjadi pengambilan keputusan yang berat sebagaimana keputusan Jokowi untuk menghapus subsidi BBM. Leaders juga harus siap dengan pengeluaran yang lebih besar untuk investasi yang tujuannya bisa menghemat pengeluaran seperti investasi untuk memodernkan tehnologi di perusahaan, atau mengembangkan infrastruktur di level pemerintahan. Change Readiness dan Agility – bagaimana Leaders mempersiapkan perubahan dalam upaya program “smart cut” tanpa berdampak negatif pada kinerja atau pencapaian target. Kemampuan Leaders untuk terbuka terhadap informasi sangat penting. Leaders membutuhkan informasi dan fakta untuk dapat membuat keputusan secara objektif dalam hal efisiensi dan efektifitas. Kecepatan mengambil keputusan dengan menyeimbangkan intuisi dan informasi yang ada, juga memberikan contoh kepada seluruh elemen perusahaan akan kesiapan dan kecepatan beradapatasi dengan perubahan efisiensi dan efektifitas. Leaders perlu memformalkan efesiensi dalam end to end proses organisasi mulai dari membangun organisasinya, prosesnya, dan mekanisme budayanya yang memang diarahkan mendukung efisiensi dan efektifitas. Program efisiensi yang digalakkan dan digulirkan pemerintah sebaiknya tidak hanya menjadi gagasan yang sifatnya parsial namun harus disertai dengan big picture thinking, yaitu kemampuan melihat dan berpikir secara besar dan holistik. Keseimbangan antara berpikir konkrit dan berpikir global akan menghasilkan output yang dahsyat dan luar biasa. Mari kita saling mendukung.
Program efisiensi yang diga lakkan dan digulirkan pemerintah sebaiknya tidak hanya menjadi gagasan yang sifat nya parsial namun harus diser tai dengan big picture thinking.
BUMN insight
115
mereka dan ...
Resolusi 2015 Srinona Kadarisman
Karyawan dan Keluarga
M
omen pergantian tahun biasanya dipakai untuk merenungkan kembali perjalanan selama setahun terakhir. Ada rasa lega, bahagia, tapi ada juga kecewa dan sesal karena gagal memanfaatkan waktu dengan baik. Dari sinilah lalu timbul tradisi resolusi awal tahun. Sebuah tekad untuk mengarungi hari-hari setahun ke depan dengan lebih baik dan mencapai target atau cita-cita tertentu. Hal ini pula yang dirasakan oleh Srinona Kadarisman, Kepala PT Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Sorong. “Setiap tahun saya selalu saya membuat resolusi,” ucap Sri, sapaan akrabnya. “Agar saya optimis menghadapi tahun berikutnya.” Resolusi Srinona untuk 2015 adalah, membuat kesejahteran keluarga dan karyawan lebih baik. “Saya tidak muluk-muluk dalam membuat resolusi. Intinya semua yang saya lakukan tahun depan akan berdampak mensejahterakan karyawan yang otomatis akan mensejahterakan keluarga.” Wanita Kelahiran Ambon ini menaruh harapan besar pada dunia kemaritiman yang digelutinya selama ini. Ia sangat optimis di tahun 2015 akan terjadi perubahan yang sangat baik di dunia kemaritiman. Sektor maritime akan bisa berkontribusi besar untuk memperbaiki perekonomian Indonesia. Keyakinan itu antara lain didasari oleh upaya tegas pemerintah mengamankan wilayah perairan Nusantara dengan menenggelamkan kapal-kapal asing ilegal. Ketegasan ini akan memberi peluang bagi nelayan lokal, juga BUMN Perikanan, untuk mendapat hasil yang lebih baik, sehingga masyarakat lebih sejahtera dan perekonomian nasional Julianto tumbuh lebih besar.
arie darmana
Tak Sekadar Mengalir
M
ensyukuri apa yang ada. Demikian resolusi yang dicanangkan Arie Darmana, Sekretaris Perusahaan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau lebih popular Perum AirNav Indonesia. “Dengan bersyukur berarti kita bisa menikmati segala rahmatNya,” ucap mantan General Manager PT Gapura Angkasa ini. Dengan mampu bersyukur pula, Arie mengaku dapat lebih mudah menjalankan segala sesuatu. Termasuk, bila diberikan kepercayaan besar atau di saat mengalami kejadian atau peristiwa berat. “Kalau semua dianggap nikmat maka semuanya terasa mudah bahkan indah,” imbuh pria yang memiliki hobi fotografi ini.
BUMN insight
116
Terkait hal itu pula, pria kelahiran 28 Februari 1966 ini mengalir saja dalam menjalani hari demi hari. Itu pula yang ia rasakan saat memutuskan untuk bergabung dengan Perum AirNav Indonesia, BUMN yang baru didirikan, dan meninggalkan posisi yang sudah mapan. Tapi mengalir bukan sekadar mengalir. Pria yang menyukai obyek foto human interest dan culture ini menyarankan, penting bagi siapa pun untuk mengetahui apa yang tengah terjadi. Kesadaran tersebut, bisa menjadi bagian untuk bisa kembali mengucapkan syukur. “Konsep yang sama saya terapkan dalam bekerja hingga saya bisa berharap kami AirNav dapat memberikan kontribusi bagi negara.”
Januari 2015
Zuryati Simbolon
Kesehatan dan Stamina
N
yaris tidak suatu kegiatan khusus bagi Zuryati Simbolon dalam menyambut tahun baru. Sebagai bagian dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), Direktur Komersial PT Railink ini terkena kewajiban piket untuk memberikan pelayanan optimal selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru. Sebagai perempuan profesional yang berkarier di bisnis layanan publik, resolusi 2015 Zuryati sederhana saja: memiliki stamina dan kesehatan yang lebih baik. Bagi perempuan profesional seperti dirinya, kesehatan dan stamina sangat dibutuhkan karena ada dua dunia yang harus diperhatikan secara seimbang. Yaitu menjalankan peran di keluarga dengan baik dan berkontribusi maksimal bagi perusahaan. Apalagi tahun 2015 akan menjadi tahun penting bagi Railink karena ditargetkan bisa menyelesaikan proyek Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta. “Ini adalah pengembangan strategis untuk memberikan pelayanan jasa kereta api bandara, sebagai salah satu solusi masalah kemacetan di Jakarta dan mewujudkan konektivitas transportasi,” ucap sosok berkaca mata ini. KA Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi KA bandara kedua, setelah Railink sukses dengan KA firdaus subhekti Bandara Kualanamu di Medan.
Supriadi
Pribadi Lebih Baik Sepanjang Tahun
P
ergantian tahun tak cuma ajang hura-hura. Inilah ajang untuk bersyukur kepada Sang Pencipta dan introspeksi diri. Begitulah cara pandang Supriadi, Deputi Direktur PKBL PT Angkasa Pura II (Persero), tentang pergantian tahun. Tahun ini, resolusi Supriadi adalah menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya dan meningkatkan ibadah. “Setiap orang pasti ingin menjadi pribadi yang lebih baik setiap tahunnya, khusus tahun ini saya ingin meningkatkan ibadah saya,” ucap Supriadi, yamng sudah mengabdi selama 23 tahun di AP II. Hal itu direalisasikan dengan menghabiskan waktu di Mekkah untuk menjalankan ibadah umrah bersama keluarga saat pergantian tahun. BUMN insight
117
SeLA
BUMN insight
118
Januari 2015
Keelokan Surgawi
Gili Trawangan
Nicklas Hanoatubun
Menempuh deburan ombak Dua jam dari Bali, sebuah sensasi tersendiri Hantaman ombak yang bertubi-tubi mengguncang speedboat Hembusan kencang angin laut Menyulap deburan ombak bak musik rock yang menghentak Saat kapal sandar di hamparan pantai berpasir putih bersih Itulah pertanda Anda tiba di Gili Trawangan Satu dari sekian gugusan pulau di lepas pantai Pulau Lombok Pulau kecil yang cantik oleh pantainya yang indah Oleh laut yang biru Memanjakan siapa saja yang mencari matahari untuk berjemur Mencari laut tenang yang kaya biota laut untuk diving dan snorkeling Mencari lingkungan yang tenteram tanpa bising kendaraan bermotor Inilah destinasi Yang keelokannya digunjingkan karena melampaui pantai-pantai di Bali Artis-artis kesohor sekaliber peraih Oscar Silih berganti menyambangi Ketika senja menjelang Sebuah keelokan nan menggetarkan terhampar Sang mentari bercengkerama dengan puncak Rinjani di kejauhan Sebelum tenggelam didekap malam yang menenangkan Di Gili Trawangan Keindahan, ketenangan, dan segala imaji keelokan surgawi Melebur menyatu BUMN insight
119
Januari 2015
imaji Sukses Menjadi Jawara
M
ENDAPAT kabar beberapa teman memperoleh kepercayaan memangku posisi penting di beberapa BUMN (Badan Usaha Milik Negara), saya cukup senang. Sama senangnya ketika beberapa sahabat mengabarkan, masa bakti mereka akan berakhir di bulan-bulan mendatang. Saya senang karena yang baru diberi kepercayaan akan memasuki perjuangan baru menghadapi berbagai tantangan yang lebih kompleks, dan yang akan berakhir berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik. Beberapa teman, bahkan mengambil jalan pintas, berhenti sebelum masa kerjanya berakhir. Mengurus BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bukan pekerjaan mudah, terutama karena persepsi dan presumsi terhadap jabatan di lingkungan BUMN belum lagi sama. Kalangan profesional yang dipercaya memimpin, memandang bahwa BUMN merupakan entitas binis. Apalagi UU No. 19/2003 mengisyaratkan hal semacam itu. Apalagi, BUMN berbentuk persero yang juga terikat oleh Undang Undang tentang Perseroan Terbatas. Dan BUMN berbentuk persero terbuka, lebih lagi, karena ada lagi Undang Undang yang mengikat mereka, termasuk UU Penanaman Modal. Berbeda dengan perseroan di public sector, entitas bisnis BUMN, dikepung oleh banyak Undang Undang, termasuk UU Kekayaan Negara dan UU Keuangan Negara. Dengan beragam UU yang mengaturnya, memimpin BUMN, sering saya istilahkan seperti orang ‘meniti jembatan shiratal mustaqim’ dalam persepsi bocah di lingkungan pesantren. Salah-salah melangkah bisa terpeleset, salah-salah mengambil kebijakan bisa dikriminalisasi. BUMN juga masih kuat dipengaruhi oleh political appointee. Sejumlah kalangan, terutama politisi, masih suka ‘mencuri-curi’ peluang memanfaatkan celah political eppointee itu untuk melakukan intervensi non korporasi. Menyeret BUMN ke ranah yang tak semestinya, dari ranah economic business ke ranah politic business. Karena itu pula, tak jarang, kebijakan yang diambil
BUMN insight
120
Oleh: N. Syamsuddin Ch. Haesy
oleh pemimpin BUMN didekati dengan pendekatan lain di luar dimensinya sebagai entitas bisnis. Lantas, kebijakannya dikriminalisasi. Sudahlah. Lupakan sejenak hal-hal rumit semacam itu. Sekarang, sebaiknya kita bicara tentang kiat dan siasat membawa BUMN ke puncak sukses, seperti visi dan misi yang sudah dirumuskan untuk kurun waktu tertentu. Jadi teman-teman yang baru ditugaskan memimpin BUMN tak perlu lagi sibuksibuk membuat visi baru, bila bentang waktunya belum tiba. Karena yang harus dilakukan dan dibawanya adalah konsep dan strategi kepemimpinan untuk mengakselerasi pencapaian visi. Dalam konteks itulah para pemimpin BUMN yang baru bisa menentukan success path kepemimpinannya, dengan cara menjadikan success path pendahulunya sebagai benchmark, paling tidak sebagai rujukan. Adalah kampiun pengusaha sohor John D. Rockefeller yang memberi nasihat, bila kita ingin sukses kita musti berani memilih jalur sukses sendiri yang berbeda dengan jalur atau jalan sukses orang lain. “ If you want to succeed you should strike out on new paths, rather than travel the worn paths of accepted success,” begitu ungkap John D. Rockefeller. Di BUMN, apa yang diungkapkan Rockefeller ini amat mungkin. Apalagi, tahun ini kompetisi regional mulai padat dalam banyak hal, begitu ASEAN Economic Society atau Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai berlaku. Salah satu cara untuk mencapai sukses dengan jalan sendiri, dimulai dari sikap sederhana. Yakni, memilih sikap. Dalam konteks memilih sikap ini, boleh ditiru sikap hidup orang-orang di pedesaan Bordeux - Perancis Selatan, yang senang menjadi ‘orang nomor wahid.’ Mereka punya pameo: “Ne rêvez pas d’être un gagnant. Rêve est devenu des Champions.” Jangan bermimpi (hanya) menjadi pemenang, bermimpilah jadi jawara. Saya sendiri mempunyai jalan sederhana, “bila ingin sukses, buatlah orang lain sukses.” Pilihan ini sesuai dengan jalan hidup saya, yang kini lebih suka menjadi konsultan..!