Sabtu, 08 Agt 2015 Edisi
5
Dari meja redaksi…. Horaiiii …
K
Allahku Berdaulat Kekal
ita telah bicara kesalahan Bertrand Russel yang menganggap Allah sebagai ciptaan. Jika Allah adalah Pencipta, maka Ia harus disembah. Allah sejati adalah Allah yang ada pada diri-Nya sendiri. Itulah sebabnya Alkitab menulis “Akulah Alfa dan Omega.” Jika kita melihat satu titik permulaan lalu berproses bergerak menuju ke depan, maka kita sedang bergerak dari satu titik ke titik berikutnya. Tetapi ketika kita berproses, akhirnya di mana? Apakah jika kita pakai pesawat yang bisa terus terbang, suatu saat di ruang angkasa, kita akan tiba di satu tembok pembatas, atau jurang yang dalam? Atau apa? Ternyata, ada filsafat kuno 3.500 tahun lalu yang mengatakan: “Besar
KIN Flash
yang begitu besar hingga tidak ada batasnya; kecil yang begitu kecil sampai tidak ada dalamnya.” Besar sampai tidak ada batasnya, berarti pikiran yang terbatas menerobos sampai ke tidak terbatas, yang kekal. Keberadaan saya, anak saya, dan cucu saya adalah terbatas, namun ada. Lalu yang ada ini satu hari akan menjadi tidak ada. Jadi, ada yang tidak ada; ada yang ada. Yang sudah mati, ada di dalam sejarah. Yang membuat semua “ada” adalah “Ada” yang tidak mungkin menjadi tidak ada. Jika Ia terbatas, maka ia adalah ciptaan, dan yang tidak terbatas adalah Pencipta. Ciptaan kontigen; Pencipta inkontigen. Keberadaan saya
Living out a Christian worldview was the focus on the fifth day of KIN. The day starts with Rev. Aiter imploring the youth to truly know and answer God’s calling for them. Vic. David Tong explores the irrationality of unbelief and shows that only Christian worldview allows us to make the world intelligible. Rev. Benyamin Intan systematically uncovers the pivotal role of the Holy Spirit in the lives of believers, from upholding the creation, giving birth to elect people, to developing anticipation for the new heaven and earth. Vic. Calvin Bangun invites Christian youth to intellectually engage the public with integrity, a fitting message given that many Christian nowadays are living an intellectual deficit. Vic. Edward Oei continues the theme and challenges the youth to bring the gospel, the Gospel of Christ, God’s story of redemption, into the public sphere. In the morning session, Rev. Stephen Tong explains how any worldly philosophy that is against God’s incontingent and eternal truth will always be self-defeating and contain a time bomb that will self-destruct when the time comes. In the evening session, drawing from the life example of Daniel, Rev. Tong argues that it is a rarity to find a person with both intellectual and moral integrity. Though Daniel was far removed from his country, he continues to enjoy God’s presence. Christian youths must live an exemplary life, especially in Indonesia where they are minority. (mk/dt)
Tanpa kita sadari, padatnya dan dinamisnya acara telah membawa kita memasuki hari terakhir pembinaan. Esok tersisa Kebaktian Minggu dan Penutupan sebagai klimaks dari seluruh acara ini. Kiranya Tuhan masih terus memberikan kekuatan dan semangat kepada kita agar kita tidak menyia-nyiakan pembinaan yang akan kita dapatkan di hari kelima ini. Kami bersyukur kepada Tuhan yang telah menjaga dan memelihara perjalanan KIN Pemuda sampai hari ini. Tuhan telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan kebijaksanaan kepada kita dalam mengikuti acara dengan baik. Tuhan juga telah memberikan kekuatan kepada semua panitia yang telah bekerja keras agar acara berjalan baik. Kini kami berharap, semua yang akan kita dapatkan di sepanjang hari ini kiranya akan menuntaskan kelengkapan apa yang bisa kita dapatkan. Kiranya anugerah Tuhan semakin limpah di dalam mempersiapkan kalian semua untuk kembali ke tempat masing-masing dalam memperkembangkan pekerjaan Tuhan di mana pun kalian berada.
Tim Redaksi.
SEKILAS berasal dari orang tua saya. Orang tua saya berasal dari orang tuanya. Jika ada yang berkata manusia dari monyet, ia percaya evolusi. Tetapi siapa monyet itu? Mamanya, papanya, neneknya? Musa bertanya: “Siapakah Allah?” Bagi saya, Allah adalah Allah yang menjawab. Ia tidak takut ditanya. Jawaban-Nya tidak terdapat pada filsafat dan hal-hal ciptaan manusia lainnya. Allah tidak terbatas dan ada pada diri-Nya sendiri. Ia tidak bergantung pada siapa pun. Siapa pun bisa menyatakan apa pun untuk melawan Tuhan, namun mereka hanya akan mempermalukan dirinya sendiri. Saya menelusuri seluruh kebudayaan dan kemudian mengkhotbahkan di beberapa tempat. Judulnya adalah “stupid century”. Itulah abad 20. Apa yang disiarkan, diedarkan menjadi tren yang paling baru, yang merupakan aplikasi abad 19. Jika manusia maju, mengapa evolusi abad 19 berkembang di abad 20? Abad 20 disebut abad analisis, tetapi bagi saya merupakan kekeringan kreativitas. Kita tidak menemukan apa pun dan hanya mengutip dan diperbudak oleh pikiran abad 19. Dahulu orang berpikir Komunisme adalah jawaban bagi kesulitan dunia. Rusia mencoba dan kemudian bangkrut; Mao Zedong mengadopsi dan menjadi sengsara. Rusia menyebabkan negara Eropa Timur menjadi komunis. Tujuh puluh tahun kemudian diumumkan Komunisme hancur. Banyak negara menolak Komunisme, Tiongkok masih
menganut Komunisme, namun dalam hatinya membuang Komunisme. Abad 20 menjalankan teori-teori abad 19 dan kemudian gagal sendiri. Eksistensialisme abad 19 juga terbukti salah di abad 20. Positivisme-Logis juga terbukti salah di abad 20. Kita melihat teori-teori ini memukul dirinya sendiri (self-defeating) dan punya bom waktu. Mereka akan hancur sendiri. Kitab Suci sepertinya salah, namun benar. Teori-teori yang melawan Alkitab sepertinya benar, tetapi salah. Perkataan Allah kepada Adam seperti salah dan perkataan ular seperti benar, tetapi Adam sebenarnya mati rohani. Bagai kipas angin yang dicabut dari sumber listriknya, kipas itu akan dan pasti akan mati. Teori manusia tidak mungkin bertahan. Tiongkok di kota jadi menganut Kapitalisme. Dulu ketika saya berusia 16-17 tahun adalah penganut Komunisme. Saya melihat kebesaran Tuhan menakjubkan. Satu kali kereta menuju Moskow terguling dan terlihat bahwa banyak roti Polandia di bawa ke Moskow, padahal Polandia sedang mengalami kemiskinan luar biasa. Beberapa negara melepaskan diri dari Komunisme, ada yang 10 tahun, ada yang 10 bulan, dan ada yang 10 hari seperti Rumania. Saya mengunjungi beberapa istana, salah satunya adalah istana 14 lantai di Bukarest, sebuah kota kecil yang mempunyai istana terbesar. Istana
KIN
itu memiliki banyak meriam. Tempat pidato presiden sangat tinggi sehingga sulit ditembak. Istana itu memiliki jalan bawah tanah yang tembus ke laut untuk melarikan diri. Juga punya jalur penyelamatan darat dan udara. Ketika betul ada kerusuhan, ia tidak bisa lari lewat terowongan dia, maka ia mau naik helikopter. Tetapi ketika ia memaksakan mengajak pembantunya yang setia, tetapi sangat gemuk, maka helikopter tidak bisa naik dan ia tertangkap. Ia dijatuhi hukuman mati tepat 25 Desember. Lebih 90 orang menembak diktator ini saat hukuman mati. Saat ia membangun istana dan jalan raya, ada 13 gereja yang telah ia hancurkan. Tidak ada teori yang bisa melawan Tuhan. Tuhan sering kali terlihat kalah, orang kudus terlihat kalah, namun Tuhan tidak pernah kalah. Tuhan membiarkan orang sombong menyatakan kebodohannya. Suatu hari, diktator Libia, Khadafi menulis buku “King of Kings” karena ia begitu bangga melawan Tuhan. Ia berkata: “Orang yang sudah takut Tuhan, tidak perlu takut apa pun.” Ia berani melawan banyak orang. Namun pada waktu ia ditangkap, ia ditarik dari selokan yang sangat bau. Roti yang sudah 7 hari ia makan karena lapar. Ia seperti anjing tua yang ditarik dan memohon tidak dibunuh, namun ia langsung dibunuh. Semua manusia terbatas, hanya Tuhan yang tidak terbatas. Di sini kita melihat pentingnya kita mempelajari doktrin (ajaran) Kristen. Kita harus bisa mengerti Allah yang Esa adalah Allah Tritunggal. Amin.
TERMINAL @ Bandara Soekarno Hatta Lion Air tujuan Sulawesi, Kalimantan, Surabaya, Maluku, 1A
NTT, dan Papua Wings Air Lion Air tujuan Sumatera
1B
Sriwijaya Air NAM Air Batik Air
1C
Citilink Kalstar
2D/E 2F
Tujuan Internasional kecuali Air Asia Garuda Domestik Lion Air tujuan Denpasar, Semarang, Jogja, Solo,
3
Bus yang telah siap untuk mengantarkan Peserta KIN Pemuda 2015 kembali ke penginapan mereka setelah hari berakhir.
2
Lombok Air Asia (Domestik / Internasional)
Pemuda takut akan Tuhan: Pengharapan Gereja & Bangsa
SEKILAS
Menghidupi Panggilan sebagai Pemuda-Pemudi Kristen
KIN
oleh Juan Intan Kanggrawan
G
enerasi muda digambarkan sebagai seorang pelari estafet yang sedang menjulurkan tangannya ke belakang sambil melebarkan telapak tangannya dan menunggu, siap menerima tongkat pendek yang sebentar lagi akan sampai di tangannya. Kelangsungan sebuah gerakan hanya dapat terjadi ketika tongkat estafet berhasil disambut dan diteruskan oleh kaum mudanya. Kekuatan dan Fondasi Hidup Pengkhotbah 11:9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! Amsal 20:29 Hiasan orang muda ialah kekuatannya, dan keindahan orang tua ialah uban. Amsal 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Masa muda, inilah satu periode transisi seorang manusia dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Inilah waktu di mana seseorang memiliki perkembangan yang pesat akan pemikiran abstrak, penemuan identitas diri secara psikologis, dan keinginan untuk dapat hidup mandiri. Inilah suatu masa di mana seseorang dipenuhi dengan kekuatan dan vitalitas, sekaligus menghadapi badai, konflik, dan stress. Inilah satu periode dalam hidup manusia ketika aspek kekuatan fisik menjadi begitu memuncak. Kitab Amsal dengan jelas menyatakan bahwa kekuatan inilah yang menjadi keunikan dari orang muda. Tidak heran, jika hal ini akhirnya menjadi modal utama bagi pemuda/i untuk melakukan eksplorasi, mencoba hal-hal baru, dan berkomunikasi secara intens dengan orang-orang di sekitarnya (khususnya teman sebaya). Dari sanalah akhirnya
pemuda/i dapat semakin mengenal diri (termasuk seluruh potensi, talenta, dan kelemahan dirinya) dan membangun konsep realitas lingkungan di sekitarnya. Kitab Pengkhotbah sudah memberikan peringatan bahwa hidup pemuda/i akan menghadapi gejolak keinginan hati dan pandangan mata. Ditambah keinginan kuat untuk hidup berdikari. Maka teriakan untuk menuntut kebebasan yang cenderung berujung pada keliaran, kerap kali terlontar dari hati dan mulut pemuda/i. Hal ini dilihat dengan jelas oleh sang Pengkhotbah. Maka ia melanjutkan agar orang muda harus sadar bahwa segala hal yang dilakukannya, harus ia pertanggungjawabkan di hadapan pengadilan Allah pada akhirnya. Kekuatan dan dorongan kebebasan yang begitu bergejolak dalam diri orang muda harus dikontrol dengan kesadaran akan panasnya murka Allah dan kedahsyatan takhta penghakimanNya. Dari perspektif Amsal 22, masa muda adalah waktu-waktu krusial di mana seseorang menetapkan fondasi, jalan, dan arah hidupnya. Inilah masa di mana seseorang seharusnya menerima seluruh pengajaran dan prinsip kebenaran yang akan terus ia pegang erat seumur hidup. Jika masa tersebut diisi dengan segala hal yang berharga, berbobot, dan bermutu, maka arah hidup orang tersebut akan jelas dan bahkan sampai masa tua ia akan tetap mengikuti jalan tersebut. Dalam salah satu khotbahnya, Pdt. Dr. Stephen Tong menjelaskan bahwa periode terakhir dalam hidup seseorang di mana ia benarbenar memikirkan kepercayaan yang akan dipegangnya seumur hidup adalah pada umur 18-19 tahun. Jika periode itu lewat, sangat jarang seseorang kembali memikirkan mengenai arah iman dan kepercayaannya secara komprehensif. Maka dari itu, sangatlah krusial bagi seorang muda untuk memerhatikan apa yang mengisi dan membentuk hidupnya. Sebab hal itu akan memiliki dampak langsung sampai ke
penghujung hayatnya, bahkan sampai pada kekekalan. Kurang Pengalaman/Pengetahuan dan Idealis I Raja-raja 3:7 Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. Amsal 1:4 untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda Orang muda identik dengan kurangnya pengalaman hidup, pengetahuan, dan kebijaksanaan. Ditambah dengan pemikiran yang belum matang, tidak jarang kesalahan-kesalahan fatal terjadi dalam masa-masa ini. Raja Salomo menyadari kelemahan ini dengan jelas. Maka dari itu, ketika ia memerintah sebagai raja, ia meminta hikmat dari Tuhan untuk dapat memerintah umatNya dengan adil. Ia sadar bahwa dirinya masih sangat muda dan belum berpengalaman. Salah satu tujuan kitab Amsal ditulis pun adalah untuk mengobati kelemahan ini, yakni untuk memberikan kecerdasan kepada orang tak berpengalaman dan kebijaksanaan pada orang muda. Dalam konteks suatu gerakan, salah satu kelemahan orang muda adalah kecenderungan tidak mendapat kesempatan bergumul secara langsung dan merasakan kesulitan yang dihadapi oleh generasi di atasnya. Dalam Yosua 24:31 tertulis bahwa orang Israel beribadah kepada Tuhan sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama daripada Yosua. Yakni mereka yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan Tuhan bagi orang Israel. Ketika generasi ini masih hidup, bangsa Israel ditulis terus hidup setia dan beribadah kepada Tuhan. Saat
Pemuda takut akan Tuhan: Pengharapan Gereja & Bangsa
3
SEKILAS generasi ini akhirnya meninggal, kita dapat melihat bahwa ada diskontinuitas terhadap perintah yang sudah Tuhan firmankan. Tuhan memerintahkan untuk menghalau seluruh suku di Kanaan. Namun dalam kitab Hakim-hakim pasal pertama, Israel tidak menghalau sukusuku yang tersisa di Kanaan dan malah menjadikan mereka pekerja rodi. Perbedaan pengalaman dan pergumulan ini pun berdampak pada cara pikir generasi tua dan generasi muda. Secara umum, generasi tua cenderung lebih konservatif dan bertindak selaras dengan hal-hal yang dicapai dari perjuangan masa sebelumnya. Sedangkan generasi muda cenderung lebih berani melakukan terobosan, tetapi mungkin hal ini bisa menyebabkan ketidaksinambungan dengan arah yang sudah ditetapkan. Perbedaan cara pikir ini dapat kita lihat dalam peristiwa yang tercatat dalam kitab 1 Raja-raja 12. Saat itu Raja Rehabeam mendapat pertanyaan dari rakyat Israel untuk meringankan pekerjaan sukar dan tanggungan berat yang dipikulkan kepada rakyat Israel. Setelah itu Raja Rehabeam bertanya kepada dua belah pihak, yakni tua-tua yang mendampingi ayahnya (Raja Salomo) dan orangorang muda yang sebaya dengannya. Generasi tua menyarankan agar Raja Rehabeam menjawab permintaan rakyat secara baik-baik dan menyetujui untuk meringankan beban mereka. Sedangkan generasi muda memberikan pendapat untuk menjawab rakyat itu dengan keras dan justru menambah beban mereka. Jika kita membaca lebih lanjut, akhirnya Raja Rehabeam menjalankan nasihat generasi muda dan kemudian berakhir dengan pemberontakan rakyat Israel kepada Raja Rehabeam. Dalam konteks negara Indonesia, perbedaan pendapat ini juga dapat kita lihat dalam peristiwa pada hari-hari menjelang kemerdekaan.
4
Saat itu, generasi tua menginginkan agar kemerdekaan diperoleh melalui revolusi secara terorganisir dengan jalan membicarakannya dalam rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Sedangkan para pemuda bersikeras agar kemerdekaan Indonesia sama sekali tidak bergantung kepada negara lain. Perbedaan inilah yang akhirnya mendorong para pemuda untuk membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 dini hari. Peran dan Tanggung Jawab Ratapan 3:27 Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya. Alkitab memberikan obat penawar yang luar biasa bagi pemikiran idealis orang muda, yakni memikul kuk dan kesulitan pada masa muda. Cara pandang akan realitas yang begitu sempurna dan cenderung naif pasti akan langsung mendarat ke bumi begitu bertemu dengan pahitnya realitas hidup. Saya secara pribadi merasa bahwa beberapa momen kesulitan dan kegagalan di masa muda sangat diperlukan untuk menyadarkan kembali bahwa kita hanyalah manusia lemah, terbatas, berdosa, dan semata-mata hanya bisa mengemis belas kasihan Tuhan. Momen-momen eksistensialis ini biasanya tercipta ketika seorang muda ditolak oleh calon pasangan yang begitu dipujanya, gagal masuk sekolah/universitas yang begitu diharapkannya, tidak mendapatkan panggilan interview kerja padahal sudah memenuhi seluruh kualifikasi, ataupun ditinggalkan oleh orang-orang yang begitu dikasihinya. Pdt. Sutjipto Subeno dalam salah satu seminar memberi peringatan keras bahwa anak muda yang terlalu cepat dipuji/diangkat/ digembar-gemborkan karena potensi atau kejeniusan pada masa kecil/
KIN
muda, akhirnya ketika dewasa tidak terlalu menghasilkan apa-apa. Biarlah kita sebagai pemuda/i memiliki jiwa dan sikap yang terbuka dan siap dalam memikul kuk. Sehingga ketika waktunya sudah tiba, kita dapat meninggalkan kepompong ketidakstabilan masa muda dan mengepakkan sayap kematangan dan kedewasaan yang lebar, indah, dan penuh warna. Yeremia 1:6-8 Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.”Tetapi TUHAN berfirman kepadaku:“Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.” 1 Timotius 4:12 Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Seorang muda sangat mudah jatuh dalam superiority ataupun inferiority complex. Ketika ia berpikir dengan begitu idealis, apalagi ditambah dengan modal talenta dan ambisi yang besar, ia akan sangat rentan untuk menjadi sombong dan merasa diri superior. Di sisi lain, orang muda yang sangat menyadari bahwa dirinya kurang pengalaman dan pengetahuan bisa menjadi sangat minder, terlalu hati-hati dan takut berbuat sesuatu. Alkitab dengan jelas menolak keduanya. Dosa kesombongan yang seolah melebihi takaran yang Tuhan tetapkan adalah sama mematikannya
Pemuda takut akan Tuhan: Pengharapan Gereja & Bangsa
Bersambung ke hal.6
SEKILAS
KIN
Mengenal:
Vik. Jadi S. Lima, M.Th.
K
ita sering menjumpai sosoknya yang ramping tinggi berjalan dari gedung STT Reformed Injili Internasional menuju Sekolah Kristen Calvin dan sebaliknya. Jika ada seorang yang begitu mencintai pengetahuan sekaligus begitu merendahkan dirinya di hadapan Tuhan dan mengakui keberadaan-Nya, dialah Vik. Jadi Sampurna Lima, M.A., M. Th.
Panggilan Tuhan membawa jebolan FMIPA Universitas Indonesia tahun 1998 ini melanjutkan studi theologi di Institut Reformed (1998-2003) dan meraih gelar Sarjana Theologi. Ia mendapatkan kesempatan studi di Vrije Universiteit (Free University) Amsterdam di tahun 2009 dan meraih gelar Master of Arts tahun 2010. Beliau mendapatkan gelar Magister Theologi dari STT Reformed INjili Internasional tahun 2012.
dan berfilsafat juga dalam bidang pengetahuan alam membuat kita bertanya-tanya bagaimana dia mempelajari semua itu? Beliau adalah lulusan Universitas Indonesia jurusan Fisika. Setelah menyelesaikan studinya, beliau menggumulkan untuk melanjutkan studi di bidang fisika atau bidang-bidang humaniora. Dalam masa pergumulannya, beliau menghadiri sebuah Rally Doa untuk KKR Pemuda yang diselenggarakan Pdt. Dr. Stephen Tong dan menyerahkan dirinya di sana untuk melayani Tuhan secara full time. Setelah itu, beliau menentukan pilihannya untuk melanjutkan studinya di bidang psikologi. Tapi untuk mendalami bidang psikologi, beliau berpikir perlunya dasar theologi yang kuat. Karena itu, beliau kemudian memutuskan untuk masuk ke Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Internasional (d/h Institut Reformed). Di sini, beliau terus menggumulkan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Hingga tiba saatnya beliau diberikan tanggung jawab untuk melayani dalam persekutuan remaja dan pemuda di GRII Kelapa Gading. Dalam menjalankan pelayanan yang diberikan tersebut, ia menemukan panggilannya dalam pelayanan. Tanpa menyia-nyiakan talenta yang sudah Tuhan berikan kepadanya, beliau terus berkecimpung dalam bidang pendidikan dengan mengajar di beberapa sekolah dan pelayanan di cabang-cabang GRII.
Beliau saat ini mengajar di Sekolah Tinggi Theologi Reformed Injili Internasional dan di Sekolah Kristen Calvin di bidang filsafat dan logika. Selain itu ia juga banyak melayani di cabang GRII, mulai dari GRII Kelapa Gading (1999-2002). Ia kemudian diminta untuk membimbing MRII Penang (2002-2003) dan GRII Pondok Indah (2003-2009). Kini ia melayani di GRII Pusat. Kepiawaiannya dalam berlogika
Seperti lubuk akal tepian ilmu, orang pandai mempertanyakan segala hal. Sebelum mendapatkan dasar iman yang kokoh, beliau pernah mengalami masa-masa di mana dirinya berespons skeptis akan keberadaan Tuhan. Tapi suatu hari ketika beliau menjalani hari-harinya seperti biasanya, beliau menemukan fenomena alam yang sangat biasa, sinar matahari di suatu siang hari menimpa wajahnya dan
Vik. Jadi (lahir di Surabaya, 22 Maret 1975), yang sedang mendalami bidang filsafat ini, banyak mendorong kaum intelektual untuk terus mencari Tuhan dengan dasar iman yang kokoh. Kerap kali kita menjumpai beliau sedang berbincang-bincang santai dengan beberapa orang, dalam pembicaraan santai tersebut kita bisa mendapatkan banyak sekali poin-poin theologis maupun filosofis yang menyadarkan kita akan bagaimana seharusnya kita berperilaku dalam hidup ini.
membuatnya teringat akan Mazmur 19:2 “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.” Segala ciptaan inilah yang menyerukan keberadaan Allah. Peristiwa ini menjadi semacam epiphany – menjadi salah satu penyadaran yang penting di kemudian hari. Dengan motto: “Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan, apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.” Dari Mazmur 8:3-5 yang dipegangnya, ia memiliki beban agar orang-orang yang ditemuinya dapat mengenal Injil Yesus yang sebenarnya dan Injil akan kedatangan-Nya yang kedua kali untuk memulihkan ciptaanNya kepada kemuliaan-Nya. Beban yang besar ini dijalankannya dengan menggunakan segenap talenta yang telah Tuhan berikan kepadanya untuk memberitakan Injil ini. Bersama dengan istrinya, Ita Chandra yang juga memiliki hobi membaca buku dan kedua anaknya, tidak sedikit kaum cendekiawan yang semakin sadar untuk merendahkan hatinya di hadapan Pencipta-Nya, tidak sedikit murid-murid STT yang pernah diajarnya untuk memiliki sikap tanggung jawab akan firman Tuhan yang diberitakan. Kerap kali kita menjumpainya sedang berbincangbincang dengan beberapa murid STT. Pembicaraan yang terdengar santai sepertinya, tanpa arah sepertinya, tapi pembicaraan itu akan berujung pada kesadaran akan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh setiap murid-murid STT tersebut.
”Salib adalah tempat yang paling vakum kasih di sepanjang sejarah, sekaligus adalah tempat yang menjadi sumber kasih terbesar bagi umat manusia.” - Pdt. Dr. Stephen Tong Pemuda takut akan Tuhan: Pengharapan Gereja & Bangsa
5
SEKILAS Sambungan dari hal.8 Martin Luther....
pada beberapa kasus pengampunan total atas seluruh dosa mereka. Luther menyatakan pertentangannya terhadap praktik ketidakjujuran dan penyalahgunaan kekuasaan gereja, serta menjelaskan bahwa keselamatan dan pembenaran hanya melalui iman. Peristiwa pemakuan 95 Tesis ke pintu gereja ini merupakan satu momen dalam sejarah kekristenan, simbol lahirnya Reformasi Gereja.
Roma pada Januari 1521. Pada Maret 1521, Martin Luther diperintahkan untuk menghadiri pertemuan kekaisaran Roma oleh Kaisar Charles V, yang dikenal dengan “diet of worms”. Luther dibawa ke sebuah ruangan di mana seluruh tulisannya ditumpuk dan diperintahkan untuk menyangkali mereka. Di dalam pertemuan itu, Luther tetap menolak untuk menarik kembali seluruh tulisannya dan berkata “Di sini aku berdiri, aku tidak dapat berbuat yang
KIN
orang yang menggunakan namanya untuk membenarkan pemberontakan yang mereka lakukan sekitar tahun 1524-1526. Dia menolak untuk mendukung pemberontakan tersebut dan menegakkan otoritasnya untuk menekan pemberontakan yang terjadi meski dengan demikian dirinya harus kehilangan banyak pendukung. Seiring dengan bertambahnya usia, Luther menderita banyak penyakit seperti arthritis, penyakit jantung, dan
Luther melihat bahwa Kristus adalah satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia, dan hanya oleh anugerah, bukan melalui perbuatan, manusia dibenarkan dan diampuni dosanya. Kritik tajam Luther terhadap gereja ini dilihat sebagai suatu ancaman terhadap otoritas Kepausan. Pada tahun 1518, Luther diperingatkan Kardinal Cajetan, wakil kepausan di Ausburg, untuk menarik kembali tesisnya, namun Luther menolak untuk mengubah pendiriannya kecuali kesalahannya dapat dibuktikan melalui Alkitab. Setelah itu, selama tahun 1519, Luther kembali mengajar dan menulis di Wittenberg. Pada Juni dan Juli 1519, dirinya berpartisipasi dalam perdebatan yang lain mengenai Surat Pengampunan Dosa dan Kepausan di Leipzig. Sampai pada akhirnya, pada tahun 1520, Paus mengeluarkan surat ancaman ekskomunikasi terhadap Martin Luther. Martin Luther resmi diekskomunikasikan dari gereja Katolik
Sambungan dari hal.4 Menghidupi Panggilan.....
dengan dosa minder yang akhirnya tidak mencapai sasaran yang Tuhan inginkan. Dari kutipan ayat di atas, kita melihat bahwa nabi Yeremia menolak panggilan Tuhan dengan alasan bahwa ia masih muda. Mungkin sering kali kita juga bersikap demikian untuk menolak tanggung jawab yang harusnya kita kerjakan. Secara tidak sadar, kita hanya memusatkan seluruh perhatian kita kepada kemampuan diri dan lupa bahwa Tuhan yang memanggil juga adalah Tuhan yang berjanji, menyertai, menopang, dan menguatkan. Maka dengan tegas Rasul Paulus juga menasihatkan Timotius agar jangan ada yang memandangnya rendah karena ia
6
lain” (Here I stand, I can do no other). Sebagai akibat dari tindakannya, Luther saat itu dinyatakan sebagai seorang yang melawan hukum dan seorang bidat. Luther meninggalkan Worms dan dibawa ke sebuah Kastil di Wartburg, demi keamanannya, dan mulai menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman dan membuat banyak tulisan. Luther kembali ke Wittenberg pada tahun 1522, dan pada tahun 1525 menikah dengan seorang mantan biarawati, Katharina von Bora, dan dikaruniai 6 orang anak. Tidak hanya menghadapi Kepausan dan kekaisaran Roma, di dalam arus reformasi yang terjadi, Luther juga harus berhadapan dengan orang-
masih muda. Ketika kita masih muda dan kurang pengalaman/pengetahuan, bukan berarti kita tidak bisa menjadi teladan dan membangun orang lain. Justru orang muda seharusnya bisa menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian. Terlebih lagi, Allah yang kita percaya adalah Allah yang pernah mengutus dan menaruh firman-Nya dalam hati dan mulut orang-orang muda. Penutup Melalui beberapa bagian firman yang sudah dibahas, semoga kita semakin menyadari potensi dan krisis yang tersimpan di dalam diri seorang muda. Mari kita sama-sama mendoakan agar dalam waktu-waktu ini, Tuhan membangkitkan sekelompok pemuda
gangguan pencernaaan. Meskipun demikian, Luther tidak pernah berhenti mengajar di universitas, dan menulis banyak tulisan menentang penyalahgunaan gereja, dan terus berjuang untuk reformasi. Pada tahun 1530, Pengakuan Iman Ausburg yang menjadi pengakuan iman utama gereja Lutheran dipublikasikan, di mana Luther berbagian di dalam penulisannya. Pada tahun 1534, untuk pertama kalinya Alkitab terjemahan dalam bahasa Jerman dipublikasikan Luther kepada masyarakat Jerman dengan harapan setiap orang dapat membaca Alkitab di dalam bahasa mereka sendiri. Martin Luther meninggal di Eisleben, kota kelahirannya, pada tanggal 18 Februari 1546.
di dalam Gerakan Reformed Injili yang mengingat dan memusatkan hati sekaligus pikiran mereka kepada Sang Pencipta di masa mudanya, dan hidup mati-matian untuk mempertahankan kelakuan mereka yang bersih karena telah menjaganya sesuai dengan firman Tuhan. Sehingga muncul pemuda/i yang semakin besar, semakin bertambah hikmatnya, dan semakin dikasihi baik di hadapan Tuhan maupun manusia. Sama seperti kesaksian yang Alkitab berikan kepada Samuel dan Yesus yang masih muda. Sumber: http://www.buletinpillar.org/artikel/menghidupipanggilan-sebagai-pemuda-pemudi-kristen
Pemuda takut akan Tuhan: Pengharapan Gereja & Bangsa
Refleksi Hari ke-4
SEKILAS
KIN
Pdt. Aiter, S.Kom., M.Div. Tuhan memproses pelayan-Nya, untuk menjadi orang yang disukai Allah, dan manusia sejak mereka muda. Samuel, walaupun lahir dalam keluarga broken home, ia dibesarkan seorang ibu yang setia, dan Ia juga setia melayani di Rumah Allah, hingga dipanggil menjadi Nabi. Begitu juga Daud yang setia menyatakan imannya meskipun menghadapi Goliat, hingga ia dipanggil untuk menjadi raja menggantikan Saul. Yohanes pembaptis tinggal di padang gurun sampai waktunya dia menampilkan diri. Hai pemuda persiapkan dirimu! Saat harinya tiba, kerjakanlah dengan setia. Vik. David Tong, Ph.D. Pada zaman ini orang berilmu dianggap kurang beriman dan orang beriman dianggap kurang berilmu. Orang Injili memisahkan antara iman dan ilmu, sementara orang liberal menaklukkan iman kepada ilmu pengetahuan. Padahal ilmu bisa berkembang karena kita dianugerahkan iman kepercayaan sebagai orang Kristen, dan iman Kristen adalah iman yang masuk akal, yang membuat kita mengerti tentang dunia ini. Sebagai orang Kristen kita dipanggil untuk berapologetika, membuktikan betapa konsistennya iman Kristen dan bagaimana ajaranajaran yang melawan kekristenan memiliki self-defeating factor dan time bomb yang akan menghancurkan diri sendiri. Pdt. Ir. Benyamin F. Intan, Ph.D. Aliran Karismatik sering menggembar-gemborkan tentang Roh Kudus dengan pengertian yang menyeleweng. Pdt. Benyamin mengembalikan kita ke dalam pemikiran Calvin mengenai peran Roh Kudus yang sejati. Peran Roh Kudus sangat nyata dalam sejarah seperti dalam penciptaan, penebusan, dan pengudusan. Menekankan tentang peran Roh Kudus dalam orang percaya, Roh Kudus memberikan iluminasi akan kebenaran firman Tuhan. Selain itu, Roh Kudus juga memeteraikan, memproteksi, dan menjamin kita sebagai umat milik Kristus. Konsep Roh Kudus yang benar akan menjadi penggerak Saudara untuk berjuang bagi Tuhan hingga Kristus datang kedua kalinya.
Vik. Calvin Bangun,S.IP., M.Th. Kita hidup dalam realitas peperangan ide, kalau orang Kristen tidak menghasilkan gagasan, maka cepat atau lambat kita akan digeser. Setidaknya ada 3 hal yang harus dimiliki orang Kristen untuk memenangkan peperangan ide tersebut. Pertama, Action; Orang Kristen tidak hanya menjadi penonton tapi ikut terjun bertindak. Kedua,Reason; Action yang tidak didasari oleh reason hanya menjadi tindakan yang ikut-ikutan saja. Ketiga, Conviction; Suatu gagasan memerlukan waktu untuk bisa diterima, karena itu conviction diperlukan agar tidak kompromi. Jika ingin memenangkan peperangan ide, harus menghasilkan ide. Vik. Edward W. Oei, Dipl.-Ing., M.C.S. Kita sering kali tidak menyadari kalau kita sudah tersuntik gagasan tertentu, sehingga kita tidak tahu apa yang harus kita kerjakan sebagai orang Kristen. Padahal gagasan yang paling agung dalam hidup ini adalah Injil, karena ini satu-satunya gagasan yang memberikan dengan jelas dari mana, dan akan ke mana kehidupan kita diarahkan. Gagasan ini adalah kehendak Allah Bapa yang lebih besar dari apa pun hingga Anak Allah rela membatasi diri-Nya menjadi hamba bahkan rela taat sampai mati di kayu salib. Tanpa kembali kepada gagasan ini, kita hanya akan menjadi intelektual Kristen yang kafir.
”Worship is to submit yourself before the Greatest glory, the Greatest honor, and the Greatest value, that is God!” -Pdt. Dr. Stephen Tong Pemuda takut akan Tuhan: Pengharapan Gereja & Bangsa
7
SEKILAS
KIN
MARTIN LUTHER (1483 - 1546)
The Father of Reformation
M
artin Luther merupakan tokoh pertama dan terbesar dalam sejarah reformasi gereja. Luther lahir dalam suasana Roma Katolik di sebuah kota kecil Eisleben, Jerman, pada tanggal 10 November 1483. Martin Luther merupakan anak kedua dari pasangan Hans dan Margarette Luther. Ayahnya merupakan seorang penambang tembaga yang dengan kerja kerasnya berhasil menaikkan status ekonomi keluarga mereka, sampai menjadi seorang pengusaha yang cukup terpandang di daerahnya. Sejak tahun 1490, Luther telah dikirim untuk belajar bahasa Latin di Mansfeld, kemudian berlanjut ke Magdeburg dan Eisenach. Pada Tahun 1501, Luther terdaftar di dalam Universitas Erfurt, dan meraih gelar Sarjana Seni pada tahun 1502, dan Master Seni pada tahun 1505. Pada tahun yang sama Luther pun didaftarkan ayahnya ke dalam Fakultas Hukum dan dipersiapkan untuk menjadi seorang pengacara, agar dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga yang telah dibangun oleh ayahnya. Pada Juli 1505, dalam perjalanannya kembali ke Erfurt, Luther terjebak dalam sebuah badai yang mengerikan. Dalam ketakutannya akan kematian karena sebuah petir yang nyaris menyambar dirinya, Luther meneriakkan sebuah sumpah, “Selamatkanku, Santa Anna, dan aku akan menjadi seorang biarawan.” Santa Anna merupakan ibu dari Maria ibu Yesus dan dipercaya sebagai santa pelindung para penambang. Banyak yang memperdebatkan bahwa komitmennya untuk menjadi seorang biarawan tidaklah muncul mendadak dalam peristiwa tersebut melainkan telah terformulasikan di dalam pikirannya
sejak lama. Dalam kurun waktu kurang dari sebulan, Luther masuk ke dalam biara ordo Agustinus dan menjadi seorang biarawan di sana. Keputusannya untuk masuk ke dalam biara merupakan suatu keputusan yang sulit. Luther menyadari bahwa dirinya akan sangat mengecewakan kedua orang tuanya, tetapi dia juga mengetahui bahwa seseorang harus memegang janjinya terhadap Tuhan. Selain itu, dirinya juga memiliki alasan internal yang kuat untuk bergabung ke dalam biara. Luther diburu oleh ketakutannya akan neraka, akan murka Allah, dan akan ketidakpastian mengenai keselamatannya. Bagi Luther, biara merupakan tempat yang sempurna untuk menemukan kepastian. Akan tetapi, meskipun menjalani kehidupan sebagai biarawan dengan penuh kesungguhan hati, kepastian itu tidak kunjung datang, bahkan sampai pada penahbisannya pada tahun 1507. Dalam masa kekelamannya, mentornya mengatakan bahwa dia harus berfokus kepada Kristus dan hanya kepada Kristus saja dalam pencariannya mengenai kepastian. Meskipun teror kekhawatiran masih tetap mengikutinya selama beberapa tahun setelahnya, namun benih dari kepastiannya kemudian terletak pada percakapannya saat itu. Pada tahun 1510, Luther mengunjungi Roma sebagai bagian dari utusan biaranya. Dia tidak terlalu terkesan dengan apa yang dilihatnya – amoralitas dan kerusakan para pendeta Katolik. Pada tahun 1511, dia dipindahkan ke Wittenberg, di mana setelah mendapatkan gelar Doktor
Theologi, dirinya menjadi Profesor di bidang Biblical Theology di Universitas Wittenberg. Sekitar tahun 1515-1516, jaminan atas keselamatan yang dicarinya selama bertahun-tahun datang menghampirinya saat mendalami surat Paulus kepada jemaat di Roma. Selama ini Luther melihat kebenaran Allah sebagai suatu penghakiman yang menuntut kebenaran manusia. Saat ini, Luther dapat mengerti kebenaran sebagai anugerah Tuhan. “Aku mulai mengerti tentang kebenaran… diberikan pengertian bahwa Allah yang murah hati membenarkan kita melalui iman… saat ini aku merasakan diriku dilahirbarukan, dan masuk ke dalam pintu yang terbuka menuju sorga.” Luther sekarang melihat bahwa Kristus adalah satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia, dan hanya oleh anugerah, bukan melalui perbuatan, manusia dibenarkan dan diampuni dosanya. Pencerahan akan keselamatan ini, mengubah seluruh kehidupan Luther, dan bahkan seluruh sejarah gereja setelahnya. Pada tahun 1517, Luther memakukan 95 Tesis ke pintu gereja Wittenberg yang juga berfungsi sebagai papan pengumuman universitas sebagai bentuk tantangan dan kritik terhadap para pemimpin gereja yang mempraktikkan penjualan Surat Pengampunan Dosa. Saat itu, Kepausan menjual Surat Pengampunan Dosa untuk menutupi biaya pembangunan gedung. Mereka yang membeli Surat Pengampunan Dosa ini dijanjikan akan menerima pengurangan hukuman atas dosa mereka, atas dosa orang-orang yang telah meninggal, dan Bersambung ke hal.6
TIM REDAKSI SEKILAS KIN: Penasihat: Pdt. Dr. Stephen Tong; Redaktur umum: Pdt. Sutjipto Subeno M.Th.; Tim Redaksi: Vic. Edward Oei M.C.S., Vic. Dr. David Tong, Mitra Kumara, Johan Murjanto; Rubrik: Vic.Elsa Pardosi, Simon Lukmana, Howard Louis, Lydiawati Shu; Layout: Johannes Kornelius, Adhya Kumara, Nanie K.; Produksi: Adi Lou, Iwan Darwins, Evalina Kwok, Saut P., Yohanes Irwan
8
Pemuda takut akan Tuhan: Pengharapan Gereja & Bangsa