Volume 7 Nomor 2 Juli-Desember 2016
KINERJA PERTUMBUHAN IKAN GABUS (Channa striata) DAN DINAMIKA KUALITAS AIR PADA BERBAGAI WADAH PEMELIHARAAN Heriansah1) dan Dian Nisa Fitri Aspari2) 1) Budidaya Perikanan, Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan (STITEK) Balik Diwa Makassar 2) Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan (STITEK) Balik Diwa Makassar Email:
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Keunggulan spesifik yang dimiliki ikan gabus (Channa striata) mengakibatkan permintaan meningkat. Budidaya merupakan solusi untuk memenuhi permintaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui kinerja pertumbuhan dan dinamika kualitas air pada wadah kolam tanah, kolam beton, dan kolam terpal, (2) Mengetahui perbedaan kinerja pertumbuhan dan dinamika kualitas air pada masing-masing kolam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan spesifik harian ikan gabus tertinggi diperoleh pada kolam tanah (16,8 gram dan 3,11%/hari), menyusul kolam beton (13,4 gram dan 2,99%/hari), dan terendah pada kolam terpal (13,1 gram dan 2,84%/hari). Pertumbuhan mutlak tertinggi pada kolam tanah berbeda nyata pada kolam terpal dan kolam beton, sedangkan pada kolam terpal dengan kolam beton tidak berbeda nyata. Pertumbuhan spesifik harian tertinggi pada kolam tanah berbeda nyata dengan kolam terpal tetapi tidak berbeda nyata dengan kolam beton, demikian pula antara kolam terpal dengan kolam beton. Dinamika kualitas air pada setiap wadah berfluktuasi. Kualitas air yang mendekati batas optimal untuk pertumbuhan ikan gabus diperoleh pada wadah kolam tanah. Konsentrasi suhu pada kolam tanah berbeda nyata pada kolam terpal dan beton, tetapi konsentrasi suhu pada kolam terpal dan kolam beton tidak berbeda nyata. Konsentrasi oksigen terlarut dan pH pada masing-masing kolam menunjukan perbedaan yang nyata. Konsentrasi amoniak pada kolam terpal berbeda nyata pada kolam tanah dan beton, tetapi tidak berbeda nyata antara kolam tanah dan kolam beton. Kata kunci : Ikan Gabus, Kinerja Pertumbuhan, Dinamika Kualitas Air, Wadah Budidaya
PENDAHULUAN Ikan
gabus
impor tersebut (Yuniarti, dkk., 2013). Penemuan (Channa
striata)
selain
ekstrak albumin ikan gabus kemudian dijadikan
mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi
alternatif untuk mendapatkan albumin yang lebih
yaitu sebesar 25,2%, juga mengandung albumin
murah namun mempunyai aspek klinis yang sama.
yang tidak dimiliki oleh ikan lainnya (Sediaoetama,
Oleh karena ikan gabus sebagai sumber albumin
2000). Ikan gabus mempunyai kandungan albumin
memiliki potensi permintaan yang akan semakin
sebesar 62,24 g/kg (6,22%). Albumin sangat
meningkat.
diperlukan tubuh manusia, terutama dalam
Keunggulan spesifik yang dimiliki ikan gabus
pembentukan jaringan baru, proses penyembuhan
mengakibatkan permintaan semakin meningkat
pasca operasi dan melahirkan, serta membantu
sehingga menuntut adanya penyediaan produksi
pertumbuhan anak (Suprayitno, 2008). Selama ini,
dalam jumlah yang besar dan berkesinambungan.
albumin dihasilkan dari darah manusia dalam
Upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi hal
bentuk Human Serum Albumin (HSA) yang dipenuhi
tersebut adalah mengembangkan wadah budidaya.
melalui impor dengan hargan yang mahal.
Wadah
budidaya merupakan
ruang tempat
Kemampuan ekstrak albumin dari ikan gabus
berinteraksinya antara ikan sebagai biota budidaya
telah terbukti dapat menggantikan serum albumin
dengan air sebagai media budidaya untuk hidup
Kinerja Pertumbuhan Ikan Gabus ….……………………..(Heriansah dan Dian Nisa Fitri Aspari)
15
Volume 7 Nomor 2 Juli-Desember 2016
dan berkembang. Jenis wadah budidaya sangat
selama 2 hari pada wadah penampungan. Pakan
menentukan hasil dari interaksi antara ikan dan air
yang digunakan adalah pakan komersil dengan
tersebut. Indikator yang mudah terlihat dari hasil
kandungan
interaksi
kebutuhan ikan gabus.
antara
ikan
dengan
air
adalah
nutrisi
yang
sesuai
dengan
pertumbuhan ikan dan kualitas air selama pemeliharaan. Penelitian
ini
bertujuan
untuk:
(1)
Mengetahui kinerja pertumbuhan ikan gabus dan dinamika
kualitas
air
pada
wadah
yang
menggunakan kolam tanah, kolam beton, dan kolam terpal, dan (2) Mengetahui perbedaan kinerja pertumbuhan ikan gabus dan dinamika kualitas air pada wadah kolam tanah, kolam beton, dan kolam terpal.
Gambar 1. Wadah Pemeliharaan 2. Tahap
Pemeliharaan.
Sebelum
ikan
uji
dimasukkan, kualitas air masing-masing wadah diukur dan diatur agar parameternya relatif
MATERI DAN METODE
homogen dan berada dalam kisaran yang dapat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli
ditolerir oleh ikan gabus. Selanjutnya ikan uji
hingga Oktober 2016 di UPR Siporennu Kecamatan
dimasukkan secara pelan-pelan ke dalam
Citta
masing-masing wadah dengan kepadatan 50
Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi
Selatan, dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
ekor/wadah.
1. Tahap Persiapan, Wadah yang digunakan terdiri
dilakukan ±3 bulan, ikan uji diberi pakan
dari kolam tanah, kolam beton, dan kolam terpal
sebanyak 3-5% dari bobot tubuh yang dilakukan
yang berukuran 1x1x1,2 meter. Persiapan
secara at satiation. Frekuensi pemberian pakan
wadah diawali dengan membersihkan kolam
sebanyak 3 kali sehari pada pagi hari pukul
tanah dan kolam tembok serta pembuatan
08.00 WITA, siang hari pukul 12.00 WITA dan
kolam terpal. Wadah pemeliharaan diisi air
sore hari pukul 16.00 WITA (Hidayat, dkk. 2013).
dengan ketinggian air ±100 cm. Wadah
Untuk
penampungan air dipupuk dengan mengguakan
pemeliharaan, maka dilakukan penyiponan sisa-
kotoran ayam dan dikondisikan selama 3-7 hari
sisa pakan dan kotoran serta pergantian air
untuk
sebanyak
menumbuhkan
pakan
alami
Selama
menjaga
5-10%
pemeliharaan
kualitas
dari
total
air
yang
media
volume
air.
(Hidayatullah, 2015). Setelah tumbuh pakan
Penyiponan dan pergantian air dilakukan setiap
alami, air selanjutnya dialirkan masuk ke
7 hari pada pukul 08.00 WITA (Extrada, dkk.,
masing-masing wadah. Ikan uji yang digunakan
2013).
adalah benih ikan gabus yang diperoleh dari UPR Batu Mallipu Kabupaten Maros dengan ukuran 1,0-1,5 gram per ekor. Selanjutnya benih ikan gabus diadaptasikan terlebih dahulu Kinerja Pertumbuhan Ikan Gabus ….……………………..(Heriansah dan Dian Nisa Fitri Aspari)
16
Volume 7 Nomor 2 Juli-Desember 2016
terhadap ikan untuk mengetahui respon hewan uji terhadap media pemeliharaan yang digunakan.
Gambar 2. Penebaran Benih 3. Peubah dan Tahap Pengumpulan Data. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah :
Gambar 3. Pengumpulan Data
a. Pertumbuhan Mutlak Perhitungan
Tahap Analisis Data. Data hasil pengukuran
pertumbuhan
mutlak
diuji dengan menggunakan analisis deskriptif dan
berpedoman pada rumus Effendi (2002)
uji-t
sebagai berikut :
pertumbuhan dan dinamika kualitas air pada setiap
W= x Wt-Wo
(1)
Keterangan : W
= Pertumbuhan mutlak (gram)
Wt = Berat akhir (gram)
b. Pertumbuhan Spesifik Harian (SGR) Perhitungan SGR berpedoman pada rumus Effendi (2002) sebagai berikut : LnWt-LnWo t
x 100%
mengetahui
perbedaan
kinerja
wadah pemeliharaan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Grafik perubahan bobot rata-rata ikan gabus
Wo = Berat awal (gram)
SGR=
untuk
sebagai ikan uji yang dipelihara selama ±3 bulan pada wadah yang berbeda (kolam terpal, kolam tanah, dan kolam beton) relatif bervariasi. Gambar 4 menunjukkan bahwa bobot rata-rata ikan gabus
(2)
pada setiap wadah meningkat seiring dengan
Keterangan :
lamanya pemeliharaan. Dengan demikian dapat
SGR = Laju Pertumbuhan Spesifik (%)
dinyatakan bahwa kolam terpal, kolam tanah, dan
Wt
= Bobot Pada Waktu t (gr)
kolam beton masih menghasilkan lingkungan
Wo
= Bobot Awal (gr)
perairan yang baik bagi ikan gabus karena masih
t
= Periode Penelitian (hari)
menunjukkan peningkatan bobot. Pada akhir
c. Kualitas Air, meliputi suhu, oksigen terlarut,
pemeliharaan, wadah yang menghasilkan bobot
pH, dan amoniak.
tertinggi adalah kolam tanah dengan bobot akhir
Data pertumbuhan dikumpulkan dengan
18,1 gram, disusul kolam beton dengan bobot akhir
mengukur bobot ikan setiap minggu yang dilakukan
14,6 gram yang tidak berbeda jauh dengan bobot
secara acak sebanyak 15 ekor. Pengukuran kualitas
akhir pada wadah kolam terpal yang menghasilkan
air juga dilakukan setiap minggu bersamaan
bobot terendah 14,4 gram.
dengan pengukuran bobot hewan uji. Selama penelitian dilakukan pula pengamatan visual
Kinerja Pertumbuhan Ikan Gabus ….……………………..(Heriansah dan Dian Nisa Fitri Aspari)
17
Volume 7 Nomor 2 Juli-Desember 2016
pertumbuhan mutlak. Hasil uji-t menunjukkan bahwa pertumbuhan spesifik harian tertinggi yang diperoleh dari kolam tanah berbeda nyata pada kolam terpal tetapi tidak berbeda nyata pada kolam beton. Pertumbuhan spesifik harian pada kolam terpal dan kolam beton juga menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.
Gambar 4. Perubahan Bobot Rata-rata
Gambar 6. Pertumbuhan Spesifik Harian Lingkungan yang baik akan memberikan kondisi yang baik bagi ikan untuk melakukan
Gambar 5. Pertumbuhan Mutlak Gambar 5 menunjukkan bahwa wadah yang
aktivitas sehingga dapat mendukung pertumbuhan
tertinggi
ikan. Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa
adalah kolam tanah sebesar 16,8 gram, disusul
faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.
kolam beton 13,4 gram, dan terendah pada kolam
Faktor dari luar meliputi lingkungan, terutama sifat
terpal 13,1 gram. Hasil uji-t menunjukkan bahwa
fisika, kimia dan biologi perairan Prihadi (2007).
pertumbuhan mutlak tertinggi yang diperoleh dari
Pada kolam tanah terjadi kontak langsung antara
kolam tanah berbeda nyata dengan pertumbuhan
air dan tanah sehingga dapat mendukung
mutlak pada kolam terpal dan kolam beton,
penyediaan pakan alami untuk ikan terutama
sedangkan pertumbuhan mutlak antara kolam
hewan renik kecil dan plankton. Tanah sebagai
terpal dengan kolam beton tidak menunjukkan
wadah budidaya juga berfungsi sebagai penstabil
perbedaan yang nyata.
ion dalam air, dimana saat air kekurangan ion,
menghasilkan
pertumbuhan
mutlak
Gambar 6 menunjukkan bahwa wadah yang
maka tanah akan menyediakannya. Demikian pula
menghasilkan pertumbuhan spesifik harian yang
sebaliknya, saat air kelebihan ion, maka tanah akan
tertinggi adalah kolam tanah 3,11% per hari,
mengikatnya. Pada kolam tanah juga terjadi proses
disusul kolam beton 2,99% per hari, dan terendah
perombakan sisa pakan dan metabolisme yang
pada kolam terpal 2,84% per hari. Formasi nilai
terjadi secara alami oleh tanah. Kondisi tersebut
pertumbuhan spesifik harian ini sama pada
relatif tidak ditemukan pada kolam terpal dan
Kinerja Pertumbuhan Ikan Gabus ….……………………..(Heriansah dan Dian Nisa Fitri Aspari)
18
Volume 7 Nomor 2 Juli-Desember 2016
kolam beton sehingga pertumbuhan ikan gabus
2. Oksigen Terlarut (DO)
pada kolam tanah lebih baik.
Gambar 8 menunjukkan bahwa konsentrasi
B. Kualitas Air
oksigen terlarut pada ketiga wadah cukup variatif
1. Suhu
yang
menunjukkan
pola
naik
turun
yang
Gambar 7 menunjukkan bahwa konsentrasi
disebabkan oleh pengaruh cuaca dan karakteristik
suhu pada ketiga wadah cukup variatif yang
masing-masing kolam. Kisaran suhu yang diperoleh
menunjukkan pola naik turun dan cenderung turun
selama penelitian pada kolam terpal berkisar 3,5-
pada 4 minggu terakhir penelitian yang disebabkan
4,1 ppm, kolam tanah 3,8-4,8 ppm, dan kolam
oleh pengaruh cuaca hujan pada minggu tersebut.
beton 4,0-4,9 ppm. Kisaran konsetrasi suhu yang
Kisaran suhu yang diperoleh selama penelitian
diperoleh tersebut masih berada pada batasan
pada kolam terpal berkisar 30,2-31,30C, kolam
yang dapat ditoleransi pada budidaya ikan gabus.
tanah 29,8-31,10C, dan kolam beton 30,0-31,20C.
Chandra dan Tanun (2004) menyatakan bahwa ikan
Kisaran konsetrasi suhu yang diperoleh tersebut
gabus termasuk salah satu jenis ikan yang mampu
masih berada pada batasan yang dapat ditoleransi
mempertahankan
pada budidaya ikan gabus. Menurut Kordi (2011),
lingkungan dengan kadar oksigen rendah. Hasil uji-
ikan gabus dapat tumbuh dengan baik pada suhu
t menunjukkan bahwa konsentrasi oksigen terlarut
25–320C.
pada
Hasil
uji-t
menunjukkan
bahwa
hidupnya
masing-masing
dalam
kolam
kondisi
menunjukan
konsentrasi suhu pada kolam tanah berbeda nyata
perbedaan yang nyata. Adanya perbedaan nyata
pada kolam terpal dan beton, tetapi konsentrasi
antara kolam terpal, kolam tanah, dan kolam beton
suhu pada kolam terpal dan kolam beton tidak
diduga disebabkan oleh efek cahaya matahari
berbeda nyata. Adanya perbedaan nyata antara
sebagai energi bagi plankton dalam proses
kolam tanah dengan kolam terpal dan kolam beton
fotosintesis
diduga disebabkan oleh efek sinar matahari. Kolam
Disamping itu, perbedaan dapat pula dapat
tanah cenderung lebih baik dalam menyimpan
dipengaruh oleh kandungan hewan renik kecil dan
panas sehingga mampu menjaga suhu kolam relatif
plankton yang terdapat pada masing-masing
stabil dibandingkan kolam terpal dan kolam
kolam.
untuk
menghasilkan
oksigen.
tembok.
Gambar 7. Konsentrasi Suhu Mingguan
Gambar 8. Konsentrasi DO Mingguan
Kinerja Pertumbuhan Ikan Gabus ….……………………..(Heriansah dan Dian Nisa Fitri Aspari)
19
Volume 7 Nomor 2 Juli-Desember 2016
3. pH
4. Amoniak Gambar 9 menunjukkan bahwa konsentrasi
Grafik pada Gambar 10 menunjukkan bahwa
pH pada ketiga wadah cukup variatif yang
konsentrasi amoniak pada ketiga wadah cukup
menunjukkan pola naik turun. Kisaran pH yang
variatif yang menunjukkan pola naik turun. Kisaran
diperoleh selama penelitian pada kolam terpal
amoniak yang diperoleh selama penelitian pada
berkisar 6,9-7,2, kolam tanah 6,9-7,0, dan kolam
kolam terpal berkisar 0,06-0,17, kolam tanah 0,14-
beton 7,0-7,2. Kisaran konsetrasi suhu yang
0,17, dan kolam beton 0,14-0,22. Kisaran amoniak
diperoleh tersebut masih berada pada batasan
yang diperoleh tersebut masih berada pada
yang dapat ditoleransi pada budidaya ikan gabus.
batasan yang dapat ditoleransi pada budidaya ikan
Menurut Kordi (2011), pH yang baik untuk
gabus. Jianguang, dkk (1997), menyatakan bahwa
pemeliharaan benih ikan gabus adalah 6,5-9. Hasil
besarnya
uji-t menunjukkan bahwa konsentrasi pH pada
terhadap kadar amonia terlarut dalam air pada pH
masing-masing kolam menunjukkan perbedaan
yang berbeda yaitu pada konsentrasi amonia lebih
yang nyata. Adanya perbedaan nyata antara kolam
dari 0,54 mg/l pada pH 8,0 sampai dengan 1,57
terpal, kolam tanah, dan kolam beton diduga
mg/l pada pH 10,0. Hasil uji-t menunjukkan bahwa
disebabkan oleh efek karakteristik masing-masing
konsentrasi amoniak pada kolam terpal berbeda
kolam. Rendahnya nilai pH pada kolam tanah
nyata pada kolam tanah dan beton, tetapi amoniak
disebabkan karena jenis tanah di lokasi penelitian
antara kolam tanah dan kolam beton tidak berbeda
cenderung asam sehingga dapat menurunkan pH.
nyata.
kemampuan
toleransi
ikan
gabus
Meskipun demikian, pada kolam tanah air bersentuhan langsung dengan tanah sehingga secara alamiah konsentrasi pH akan diatur oleh alam yang menyebabkan konsentrasi pH di kolam tanah cenderung lebih stabil dibanding pada kolam terpal dan kolam tembok.
Gambar 10. Konsentrasi Amoniak Mingguan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kinerja pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan spesifik harian ikan gabus tertinggi diperoleh pada wadah kolam kolam tanah, menyusul kolam beton, dan terendah pada kolam terpal. Gambar 9. Konsentrasi pH Mingguan
2. Dinamika kualitas air pada setiap wadah relatif berfluktuasi dan menunjukkan pola naik dan
Kinerja Pertumbuhan Ikan Gabus ….……………………..(Heriansah dan Dian Nisa Fitri Aspari)
20
Volume 7 Nomor 2 Juli-Desember 2016
turun tetapi kisaran kualitas air yang mendekati batas optimal untuk pertumbuhan ikan gabus diperoleh pada wadah kolam tanah. 3. Pertumbuhan mutlak tertinggi pada
kolam
tanah berbeda nyata pada kolam terpal dan kolam beton, sedangkan pada kolam terpal dengan kolam beton tidak berbeda nyata. 4. Pertumbuhan spesifik harian tertinggi pada kolam tanah berbeda nyata dengan kolam terpal tetapi tidak berbeda nyata dengan kolam beton, demikian pula antara kolam terpal dengan kolam beton. 5. Konsentrasi suhu pada kolam tanah berbeda nyata pada kolam terpal dan beton, tetapi konsentrasi suhu pada kolam terpal dan kolam beton tidak berbeda nyata. Konsentrasi oksigen terlarut dan pH pada masing-masing kolam menunjukan Konsentrasi
perbedaan amoniak
pada
yang
nyata.
kolam
terpal
berbeda nyata pada kolam tanah dan beton, tetapi tidak berbeda nyata antara kolam tanah dan kolam beton. Saran
Berbagai Tingkat Ketinggian air Media Pemeliharaan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(1). Hidayat, Deny, AD, Sasanti, dan Yulisman, 2013, Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Berbahan Baku Tepung Keong Mas, Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 1(2). Jianguang, Q. Fast AW, Kai AT. 1997. Tolerance of snakehead (Channa striatus) to ammonia at different pH. J World Aquaculture. Hariati, AM. 2005. Makanan Ikan. Fish Fisheries Project. Unibraw Malang. Khairuman, Sudenda, D., Gunadi, B. 2008. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Kordi, K. M.G.H. 2011. Panduan Lengkap Bisnis dan Budidaya Ikan Gabus. Lily Publisher. Yogyakarta. Prihadi, D.J. 2007. Pengaruh Jenis dan Waktu Pemberian Pakan terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Kerapu Macan dalam Keramba Jarring Apung di Balai Budidaya Laut Lampung. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Bandung. Jurnal Akuakultur Indonesia. Santoso, B. 2005. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Kanisius. Yogyakarta. Sediaoetama. 2000. Ilmu Gizi. Dian Rakyat. Jakarta
Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan lama pemeliharaan sampai pada ukuran konsumsi sehingga peroleh hasil yang lebih komprehensif. DAFTAR PUSTAKA Chandra. S dan Tarun. K.B. 2004. Histopathological Analysis of the Respiratory Organ of Channa striata Subjected to Air Exposure. Journal Veterinarski Arhiv 74 (1). Effendie, 2002. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Suprayitno. 2008. Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) Sebagai Makanan Fungsional Mengatasi Permasalahan Gizi Masa Depan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Biokimia Ikan. Rapat Terbuka Senat. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang. Tidak diterbitkan Yuniarti, DW, Sulistiyati, TD, Suprayitno, E. 2013. Pengaruh Suhu Pengeringan Vakum Terhadap Kualitas Serbuk Albumin Ikan Gabus. THPi Student Journal, Universitas Brawijaya. Vol. 1. No. 1
Effendi, 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta. Extrada, H., Ferdinand, HT, dan Yulisman, 2013 Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih ikan Gabus (Channa striata) pada
Kinerja Pertumbuhan Ikan Gabus ….……………………..(Heriansah dan Dian Nisa Fitri Aspari)
21