Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0156 pp. 58- 69
12 Pages
KINERJA PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH PADA MAN JANARATA KABUPATEN BENER MERIAH Tajerian Hasan1, Djailani AR2, Rusli Yusuf3 1)
Magister Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Abstract: One of factor in improving the ability of the headmaster is the school supervisor. This study aims to determine the pattern of the ways to motivate supervisors, discipline supervisor, supervisors preparation program, and the constraints faced by supervisors in improving the performance of headmaster in MAN Janarata district Bener Meriah. This study used a qualitative approach with descriptive methods. The technique of collecting data through observation, interviews, and study documentation. Research subjects is school supervisor, headmaster, MGMP leader, and teacher. The results showed: (1) Provision motivation by school supervisor shaped career development opportunities, seminars, continuing education, participation in target setting, recognition and clear expectations. (2) fostering supervisory discipline in improving the performance of school principals in MAN Janarata district Bener Meriah is do with persuasive approach in guiding of headmaster, supervising headmaster, and determine job description to the headmaster as well as giving sanction to the principal in accordance with the level of the infraction. (3) Preparation Program by establishing the quality policy, setting performance indicators and targets, implementing quality improvement. (4) In hibiting factores school supervisor in improving the performance of headmaster include: lack of socialization of school rules, lack of coordination of school, lack of work discipline. Keyword: Performance and Supervisors Abstrak: Salah satu faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan kepala sekolah adalah pengawas sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola cara-cara memotivasi pengawas, disiplin pengawas, penyusunan program pengawas, dan kendala-kendala yang dihadapi pengawas dalam meningkatkan kinerja kepala sekolah pada MAN Janarata Kabupaten Bener Meriah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah pengawas, kepala sekolah, ketua MGMP, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pemberian motivasi oleh pengawas sekolah berbentuk kesempatan pengembangan karir, mengikuti seminar, melanjutkan pendidikan, partisipasi dalam menetapkan sasaran, pengakuan dan harapan yang jelas. (2) pembinaan disiplin pengawas dalam meningkatkan kinerja kepala sekolah pada MAN Janarata Kabupaten Bener Meriah dilakukan dengan pendekatan persuasif dalam membimbing kepala sekolah, mengawasi kepala sekolah, dan menentukan jobdescription kepada kepala sekolah serta memberi sanksi kepada kepala sekolah sesuai dengan tingkat pelanggarannya. (3) Penyusunan Program dengan cara menetapkan kebijakan mutu, menetapkan indikator dan target kinerja, melaksanakan perbaikan mutu. (4) Faktor-faktor penghambat pengawas sekolah dalam meningkatkan kinerja kepala sekolah meliputi: kurangnya sosialisasi peraturan sekolah, kurangnya koordinasi sekolah, kurangnya disiplin kerja. Kata Kunci: Kinerja dan Pengawas
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
- 58
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang paling bersinergi, yaitu; guru, kepala
PENDAHULUAN
Dalam
upaya
nasional,
sekolah, dan pengawas pendidikan. Namun juga
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
menjadi faktor kunci dalam penyelenggaraan
bermutu merupakan komponen yang sangat
pendidikan adalah peran guru dan kepala
vital, ia dapat menjadi pendorong dan dapat
sekolah sebagai manejer dan desainer utama
pula
dalam proses pembelajaran.
menjadi
pembangunan
penghambat
pelaksanaan
pembangunan. Kualitas sumber daya manusia
Pengawas atau supervicion pendidikan
yang di maksud bukan sekedar menguasai
adalah : pemberian layanan dan bantuan kepada
sejumlah ilmu pengetahuan dan teknologi yang
guru meliputi segala segi atau bertujuan untuk
dapat disaingkan, tetapi juga memiliki wawasan
mengidentifikasi,
dan
diri
melakukan diagnosa terhadap apa yang terjadi
terhadap perubahan dan perkembangan zaman
dalam proses pendidikan. Siagian (2005:19)
yang terus menerus terjadi.
mengemukakan: Tujuan dari pengawasan atau
beradaptasi
serta
mensinerjikan
Puncak pengembangan sekolah adalah (1) mendorong
sekolah
pendidikan
adalah
menilai,
dan
memberikan
dapat
layanan dan bantuan untuk mengembangkan
menyelenggarakan pendidikan agar mencapai
situasi belajar-mengajar yang dilakukan kepala
kriteria
sekolah di lingkungan sekolah.
sesuai
meningkatkan
untuk
supervisi
memantau,
standar
nasional
serta
keunggulannya
dengan
Dari latar belakang diatas maka peneliti
mengadaptasi dan mengadopsi keunggulan
ingin meneliti dengan judul: Kinerja Pengawas
mutu pendidikan dari salah satu sekolah pada
Dalam Meningkatkan Kemampuan Kepala
negara maju. (2) memberikan arahan dalam
Sekolah Pada MAN Janarata, di Kabupaten
melakukan
Bener Meriah.
pembaharuan
sekolah
untuk
memenuhi standar nasional pendidikan serta memiliki keunggulan bertaraf internasional (3) memberikan pendampingan kepada sekolah untuk
mewujudkan
Sekolah
Bertaraf
Internasional dalam kurun waktu tertentu, (4) menjalin kerjasama dan meningkatkan peran serta stakeholders pendidikan di SMA/MA baik di tingkat daerah, nasional dan internasional dalam
mengembangkan
internasional,
dan
sekolah (5)
bertaraf
mendapatkan
model/rujukan sekolah bertaraf internasional.
METODE PENELITIAN
Penelitian mendeskripsikan
ini dan
dilaksanakan
untuk
menganalisis
secara
mendalam tentang kinerja pengawas dalam meningkatkan kemampuan kepala sekolah di MAN Janarata di Kabupaten Bener Meriah. Karenanya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Melalui metode deskriptif peneliti mencoba mengungkapkan kejadian yang sedang berlangsung, yaitu tentang kinerja pengawas dalam meningkatkan kemampuan
Keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah pada dasar ditentukan oleh tiga unsur 59 -
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
kepala sekolah.
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Dengan demikian, penelitian deskriptif
tentang responden ditulis dengan kode-kode
ingin memaparkan kejadian yang terjadi pada
misalnya P untuk pengawas dan KS untuk
saat ini atau saat terlihat simbol-simbol yang
singkatan Kepala Sekolah. Keterangan tentang
diberikan atau gejala-gejala yang tampak untuk
responden yang sebenarnya hanya dalam
dirangkum menjadi sebuah hasil penelitian.
catatan peneliti.
Selanjutnya Surakhmad (2005) mengemukakan ciri-ciri
penelitian
(1)
verifikasi dengan melakukan member check
memusatkan diri pada pemecahan masalah yang
atau trianggulasi. Oleh karena itu, proses
ada pada masa sekarang dari berbagai masalah
verfikasi kesimpulan ini berlangsung selama
yang
data,
dan sesudah data dikumpulkan. Ketika data
mengklasifikasikan data, dan menganalisis data.
telah terkumpul, dilakukan verifikasi untuk
aktual;
(2)
Penelitian
ini
mendeskripsikan
deskriptif,
yaitu:
Untuk membuat kesimpulan, dilakukan
mengumpulkan
tidak
secara
hanya
berusaha
mendalam
(deepk
mengetahui tertinggal
kemungkinan sehingga
ada
dengan
data
yang
segera
dapat
description) tentang kinerja pengawas dalam
disempurnakan. Begitu pula setelah diambil
meningkatkan kemampuan kepala sekolah,
kesimpulan juga dilakukan verifikasi untuk
tetapi
melihat tujuan penelitian itu sudah tercapai atau
juga
menganalisis
mempengaruhi
faktor
penerapan
yang kinerja
belum tercapai.
kepemimpinan oleh kepala sekolah. Penelitian ini juga mendeskripsikan kinerja pengawas dalam mengelola proses pembelajaran yang
HASIL PEMBAHASAN
Dari
hasil
observasi
dan
wawancara
diyakini sebagai dampak dari kemampaun
peneliti dengan pengawas sekolah bahwa,
kepala sekolah. Proses pengumpulan data dan
pengawas MAN Janarata Kabupaten Bener
penyajian hasil data hasil penelitian tidak hanya
Meriah memiliki semangat untuk memberikan
bertumpu pada hal yang tampak di permukaan,
motivasi kepada kepala sekolah MAN Janarata,
tetapi
melatarbelakangi
hal ini dapat dilihat dari intensitas kunjungan
kualitas kinerja pengawas, sedangkan data yang
pengawas sekolah, dalam membuat program
dikumpulkan dianalisis secara kualitatif.
kegiatan, melakukan supervisi baik supervisi
juga
faktor
yang
Reduksi data dilakukan untuk menelaah
manajerial, klinis, kurikulum, perlengkapan,
yang
administrasi fungsional dan keuangan, serta
diperoleh melalui wawancara, observasi, dan
memberikan pengarahan dan pembinaan kepada
dokumentasi, lalu diklasifikasikan menurut
kepala
aspek penelitian. Hal-hal yang pokok atau
memahami tugas dan fungsinya masing-masing.
penting
fokus
Hal ini sebagaimana hasil wawancara peneliti
penelitian adalah kinerja pengawas dalam
dengan pengawas sekolah bahwa sebagai
meningkatkan kinerja kepala sekolah. Data
pengawas sekolah saya sangat menyadari bahwa
kembali
seluruh
yang
catatan
berkenaan
lapangan
dengan
sekolah
dan
dewan
guru
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
untuk
- 60
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tugas ini sangat berat, karena menyangkut
Pembahasan
dengan tanggung jawab untuk membina dan mengarahkan
kepala
meningkatkan
sekolah
kinerjanya
mengembangkan
mutu
di
sekolah
Dari analisis data di lapangan ditemukan
untuk
bahwa kegiatan memotivasi kepala sekolah
dalam
telah
dilakukan
oleh
pengawas
sekolah,
ini.
meskipun kegiatan-kegiatan tersebut belum
(Pengawas MAN Janarata). Dalam hal ini
efektif seperti yang diharapkan. Pengawas
sebagai pengawas sekolah harus memahami
memberikan motivasi dengan cara memberikan
bagaimana situasi dan kondisi di lapangan,
kompensasi kepada kepala sekolah yang baik
karena yang dibina adalah kepala sekolah dan
dalam bentuk lansung ataupun tidak lansung.
dewan guru, dalam hal ini pengawas harus
Kompensasi
memiliki metode untuk menyampaikan ide-ide
memberikan hadiah/penghargaan kepada kepala
dan gagasan secara tepat dengan pendekatan
sekolah yang sesuai dengan status kepala
persuasif dan humanis.
tersebut, sedangkan kompensasi tidak lansung
lansung
dilakukan
dengan
Dari pengamatan di lapangan menunjukkan
diberikan melalui akses informasi yang bersifat
bahwa disiplin yang ditunjukkan oleh pengawas
penting yakni tergantung dari informasi yang
masih belum maksimal walaupun upaya untuk
diterima oleh pengawas sekolah dari instansi
kearah itu telah diupayakan sebaik mungkin
yang bersankutan.
dalam hal ini disiplin sangat diperlukan untuk
Dalam perspektif administrasi pendidikan,
menunjang peningkatan kinerja kepala sekolah.
kebijakan
Disiplin
setiap
merupakan tugas manajemen dalam hal ini
kegiatan, karena disiplin merupakan ketaatan
pemerintah dan institusi yang bersangkutan.
dan terikatan dalam sebuah komitmen tanpa ada
Motivasi kerja kepada kepala sekolah di sekolah
unsure keterpaksaan, sehingga apa yang dicita-
adalah faktor penting karena permasalahan ini
citakan dapat terwujud.
turut
sangat
Dari
diperlukan
amatan
peneliti
dalam
di
lapangan
motivasi
menentukan
(performance)
kerja
baik
kepala
kepala
sekolah
buruknya
kinerja
sekolah
untuk
komunikasi anatara pengawas dan kepala
menyelesaikan tugas-tugasnya. Kinerja kepala
sekolah berjalan secara harmonis namun dapat
sekolah yang tinggi tentunya merupakan bagian
dilihat dari intensitas kunjungan pengawas
dari keberhasilan manajemen meningkatkan
sekolah
prestasi sekolah untuk mencapai hasil yang
ke
MAN
Janarata
yang
belum
maksimal, kemungkinan faktor intern pengawas yang bersangkutan. Sampai dengan saat ini kondisi
dan
situasi
berjalan
sebagaimana
tupoksi masing-masing pihak.
maksimal. Indikator di atas menunjukkan bahwa seorang pengawas sekolah yang termotivasi untuk melakukan tugas supervisi bukan karena adanya tekanan dari pihak lain tetapi gerakan tersebut lahir dari dalam jiwa pikirannya,
61 -
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sehingga ia sebenarnya tidak perlu diawasi
sehingga guru tersebut merasa diperhatikan oleh
secara ketat dalam melakukan pekerjaan tetapi
pihak sekolah, seperti penjelasan terhadap tugas,
atas kesadaran sendiri. Berdasarkan uraian dan
pemberdayaan, variasi tugas dan lain-lain.
kutipan di atas bahwa, agar semuanya dapat
Kegiatan pemotivasian melalui pemberian
berjalan lancar, maka semua pihak harus dapat
kompensasi idealnya merupakan kultur yang
bersinergi,
dapat
sekolah
seharusnya pihak manajemen menyadari
bahwa
dikembangkan
oleh
sekolah
untuk
bagaimana
meningkat kinerja kepala sekolah. Kultur ini
memberikan motivasi yang sesuai dengan
kemudian menjadi strategi untuk meningkatkan
kebutuhan psikologi seorang pengawas sekolah,
produktivitas organisasi. Hal ini sesuai pendapat
apakah melalui materi yang diberikan ataupun
Iskandar
perhatian agar kegiatan motivasi menjadi efektif.
merupakan fungsi manajemen yang sangat
Terkait hal ini Handoko (Ilhamsari, 2011:88)
penting, karena pegawai sumberdaya manusia
mengelompokkan tugas manajemen personil
organisasi tersebut telah memberikan jasanya
bidang pemeliharaan personil ke dalam empat
yang
bidang tugas
organisasi.
antara lain:
(1)
pemberian
(2009:180)
besar
terhadap
bahwa
kompensasi
pencapaian
tujuan
kompensasi, (2) hubungan serikat kerja, (3)
Dari uaraian dan kutipan di atas bahwa,
pelayanan pegawai, dan (4) keamanan dan
kompensasi bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan.
produktifitas kerja kepala sekolah terhadap
Secara operasional konsep di atas dapat dikemukakan sebagai berikut:
tugas-tugas
sekolah,
karena
besarnya
kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya
Pertama, Pemberian kompensasi adalah
kepala sekolah sendiri, keluarga dan masyarakat.
bentuk penghargaan yang diberikan kepada
Lebih lanjut Rivai (2006:664) mengemukakan
kepala
atas
prinsip yang menjadi asas kompensasi adalah
sumbangsinya terhadap organisasi, baik berupa
sebagai berikut: (a) memenuhi kebutuhan dasar
materi seperti uang dan lain-lain maupun
(basic need) (b) mempertimbangkan adanya
nonmateri berupa suasana yang membuat kepala
keadilan
sekolah
material
mempertimbangkan adanya keadilan internal
merupakan bayaran lansung diberikan kepada
(internal equaity) (d) pemberian disesuaikan
kepala
dengan kebutuhan individu (individual need).
sekolah
sebagai
termotivasi.
sekolah
imbalan
Kompensasi
setelah
ia
menyelesaikan
pekerjaan, baik gaji yang diterima setiap bulan
external
(external
equality)
(c)
Berdasarkan uraian dan kutipan di atas
maupun gaji yang sifatnya tambahan jam
bahwa,
manajemen
sekolah
seharusnya
mengajar, seperti tunjangan kesehatan, THR,
menyiapkan suatu program untuk memotivasi
dan bentuk lain yang sifatnya tidak tetap dan
kepala sekolah dengan menetapkan pemberian
sesuai dengan kondisi. Sedangkan yang tidak
kompensasi melalui prinsip beban kerja dan
lansung berupa konsultasi mengenai tugas guru
tolak ukur yang sesuai dengan standar yang Volume 1, No. 1, Agustus 2012
- 62
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala layak, karena implikasi dari kompensasi adalah
dihargai terutama yang menyangkut memajukan
meningkatnya produktivitas kerja para kepala
perusahaan, (3) Mekanisme inisiatif bawahan
sekolah di sekolah. Hal ini disebabkan karena
diselenggarakan melalaui lisan form dan atau
untuk kebutuhan hidup kepala sekolah dan
lewat
keluarga maka ia harus bekerja secara optimal,
mngutamakan
dan jika dipahami secara seksama bahwa
pengendalian mutu terpadu (TQC) dab gugus
sesungguhnya
bekerja
kerja terpadu (QCC) yang inisiatifnya timbul
untuk
dari bawah dan memperoleh bimbingan oleh
disamping
kepala
sebagai
sekolah
kewajiban
juga
memenuhi kebutuhan hidup.
lembaga
Bipartite,
dan
kepentingan
(4)
mutu
Lebih melalui
atasan.
Kedua, Hubungan antar pihak manajemen
Berdasarkan uraian dan kutipan di atas
sekolah dengan kepala sekolah yang membina
bahwa, manajemen sekolah yang tertutup jelas
sekolah harus terjalin secara harmonis. Hal ini
akan
perlu adanya komunikasi yang baik, rasa hormat
respentatif terhadap berbagai permasalahan
menghormati, sharing informasi, dan duduk
kepala sekolah pada akhirnya kinerja kepala
bersama untuk memecahkan masalah-masalah
sekolah terhadap sekolah tidak meningkat.
yang
dalam
Kepala sekolah tidak memiliki semangat kerja
ini
yang pengaruh dari hubungan komunikasi
merupakan kondisi ideal sebagai budaya yang
dengan pihak manajemen tidak harmonis.
bermutu dan seharusnya dikembangkan oleh
Dengan demikian jelaslah bahwa seharusnya
manajemen sekolah. Tetapi pada kenyataannya,
pemeliharaan hubungan yang serasi merupakan
budaya
bagian
dihadapi
mengembangkan
birokratis
organisasi
kepala sekolah.
masih
sekolah.
mempertahankan
sekolah Kondisi
bertahan
Pihak
posisinya
dalam
manajemen
sebagai
menjauhkan
integral
keseluruhan
dari
yang
hubungan
solusi-solusi
amat
penting
antara
yang
dari
manajemen
atasan
dengan kepala sekolah dan dewan gurunya,
sehingga menutup peluang untuk kebersamaan.
bukan hanya demi kepentingan kedua belah
Kepala sekolah menjadi segan dan sangat
pihak saja, akan tetapi juga demi kepentingan
sedikit waktu untuk dapat berkomunikasi
sekolah dan masyarakat.
dengan pihak manajemen sekolah. Kenyataan
Ketiga, Pelayanan manajemen sekolah
ini seharusnya tidak lagi berkembang di
terhadap
sekolah-sekolah karena hanya akan membentuk
motivasi kerja kepala sekolah. Pelayanan
jarak yang lebih jauh dengan pihak kepala
kepada kepala sekolah idealnya tidak hanya
sekolah. Terkait hal ini, Barthos (Ilhamsari,
berupa kemudahan-kemudahan kepala sekolah
2011:90)
untuk mendapatkan informasi, memudahkan
bahwa
mekanisme
komunikasi
kepala
urusan
(1). Menganut manajemen terbuka disuatu
berhubungan dengan layanan untuk memenuhi
perusahaan,
kebutuhan kepala sekolah , seperti wisata dan
63 -
Inisiatif
bawahan
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
sangat
pangkat,
mempengaruhi
manajemen menjamin beberapa hal antara lain:
(2)
kenaikan
sekolah
tetapi
juga
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala lain-lain. Untuk menimbulkan semangat baru
sekolah dan dewan guru sebagai kekuatan inti
bagi kepala sekolah yang telah jenuh dalam
untuk
melaksankan
merupakan
pekerjaan
perlu
memberikan
menjalankan hal
kegiatan
pembelajaran
penting diperhatikan
oleh
pelayanan yang bersifat reflex sehingga kepala
manajemen sekolah. Layanan keamanan yang
sekolah terhindar dari kondisi stress. Hal ini
paling penting diberikan kepada jenis pekerjaan
sesuai dengan pendapat Handoko, (Ilhamsari,
yang mempunyai resiko besar. Sekolah umum
2011:91) bahwa pelayanan pegawai terdiri dari
yang rentan terhadap penggunaan alat-alat
tiga bentuk yaitu “rekreasi, pelayanan on-the
praktikum,
job, dan pelayanan of the job”. Merupakan
kompor gas, bahan kimia dan lain-lain. Oleh
layanan yang didapatkan kepala sekolah ketika
sebab
dalam tugas di sekolah. Dalam hal ini pelayanan
membuat
dalam tugas bersifat, memberi pelayanan yang
keselamatan kerja.
baik bagi kepala sekolah yang membutuhkan
misalnya
itu,
penggunaan
manajemen program
Manajemen
sekolah
sistem
listrik,
idealnya
kesehatan
sekolah
dan
seharusnya
layanan disaat ia bekerja, yaitu berhubungan
memperhitungkan kemungkinan penyakit dan
dengan kelengkapan administrasi, sarana dan
kecelakaan kerja, yang diakibatkan beberapa
prasarana dalam menunjang proses belajar
faktor
mengajar di sekolah seperti peralatan praktik,
potensial dalam keselamatan kerja merupakan
pedoman penggunaan alat dan teknisi. Sehingga
faktor yang dominan, yaitu adanya pengenalan
sekolah yang ia bina dapat berkembang kea rah
bahaya kepada kepala sekolah dan dewan guru,
yang lebih baik.
pengadakan
dalam
pelaksanaan
fasilitas
tugas.
pengamanan
Bahaya
dan
Sedangkan pelayanan di luar (of the job)
kelengkapan keselamatan kerja yang efektif,
adalah pelayanan yang diberikan di luar jam
dan memecahkan masalah yang timbul. Dengan
kerja pegawai dalam bentuk hubungan sosial
memberikan fasilitas layanan ini pegawai
yang harmonis, rekreasi yang merupakan
merasa aman dan tidak merasa sangsi ketika ia
kegiatan refleshing kepala sekolah, seperti
melakukan pekerjaannya.
kegiatan silaturrahmi ketempat guru, rekreasi
Lebih
lanjut
Rivai
(2006:668),
bersama pada waktu senggang dan lain-lain.
mengemukakan cara memotivasi kepala sekolah
Dengan
sekolah
dan dewan guru dapat dilakukan dengan
memberikan pelayanan prima kepada kepala
memberi rasa hormat, informasi, menunjukkan
sekolah dan dewan guru di sekolah, dan dalam
perilaku yang baik, memberi hukuman yang
hal ini dibutuhkan program pengawas sekolah
pantas,
untuk
memberi
perasaan yang harmonis dalam berkomunikasi.
kesegaran baru pada kepala sekolah dan dewan
Rasa hormat diberikan secara adil kepada
guru.
kepala sekolah dan dewan guru bukan berarti
demikian,
kegiatan
idealnya
rekreasi
untuk
Kelima, Keamanan dan kesehatan kepala
memberikan
perintah
yang
jelas,
takut kepada kepala sekolah dan dewan guru, Volume 1, No. 1, Agustus 2012
- 64
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tetapi bagaimana pihak manajemen sekolah
(enam bulan) yang seyogiyanya kunjungan
menghargai inisiatif dari kepala sekolah dan
pengawas sekolah dilakukan minimal 2 kali
dewan guru sehingga mereka merasa yakin
dalam satu bulan.
bahwa apa yang telah dilakukan dapat diterima dengan
baik.
Pihak
manajemen
sekolah
Dalam perspektif administrasi pendidikan kinerja pengawas pembinaan disiplin kepala
memberikan informasi kepada kepala sekolah
sekolah dan dewan guru
dan
dewan
adalah salah satu
guru
mengenai
kebijakan
faktor bentuk komitmen kerja, karena itu
sekolah,
aktivitas
organisasi
disiplin pengawas sekolah dan kepala sekolah
terutama tentang apa yang harus mereka
sebagai warga sekolah merupakan hal yang
lakukan dan bagaimana cara melakukannya.
sangat penting dalam meningkatkan prestasi
Pemberian informasi bertujuan agar kepala
kerjanya. Terkait hal ini Saydam (2005:284)
sekolah dan dewan guru paham bagaimana
mengemukakan disiplin adalah sikap kesediaan
standar yang diharapkan sekolah sehingga ia
dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan
berusaha untuk mencapainya.
mentaati segala norma-norma peraturan yang
manajemen
Dari hasil temuan penelitian di lapangan
berlaku disekitarnya.
menunjukkan dan dapat disimpulkan bahwa,
Berdasarkan uraian dan kutipan di atas
pola pembinaan disiplin pengawas sekolah
bahwa, disiplin merupakan perasaan taat dan
dalam upaya meningkatkan kinerja kepala
patuh
sekolah kurang sejalan antara sosialisasi yang
tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat
dilakukan dengan tindakan-tindakan terhadap
dengan moral, tanggung jawab, wewenang dan
kepala sekolah. Manajemen sekolah secara
komitmen kerja. Apabila tugas, tanggung jawab,
kelembagaan (Dinas Pendidikan/Kementrian
wewenang tidak berjalan dengan semestinya
Agama)
maka disiplin akan hilang. Oleh karena itu,
kurang
pemahaman
memberikan
peraturan
berbagai
kedisiplinan
kepada
terhadap
pemegang
pekerjaan
wewenang
yang
harusnya
menjadi
dapat
pengawas sekolah sehingga pengawas sekolah
menanamkan disiplin terhadap dirinya sendiri
tidak tahu secara detail bagaimana manajemen
dan kepada seluruh anggota organisasi untuk
sekolah memberikan peraturan dan sansksi
sadar atas tanggung jawab terhadap pekerjaan
kepada
sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
pengawas
sekolah.
Kondisi
ini
membawa pengaruh lain terhadap kurangnya
Lebih lanjut, makna disiplin menunjukkan
disiplin pengawas sekolah dalam melaksanakan
seorang yang belajar dan mendapat perlakuan
tugas supervisi di sekolah. Hal ini dapat dilihat
yang sesuai, yang sepatutnya bagi orang yang
pada tingkat kehadiran pengawas sekolah ke
belajar. Sedangkan pengawas adalah seorang
sekolah yang mereka bina, menurut pengamatan
yang mempunyai kedudukan yang dengan
peneliti rata-rata kehadiran pengawas sekolah
otoriet
hanya dua kali kunjungan dalam satu semester
menggunakan otorietnya dengan mutlak hingga
65 -
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
supervisinya, tetapi ia tidak boleh
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tidak terpenuhi jiwa disiplin yang sebenarnya.
penting untuk mendapat kepala sekolah yang
Lebih
Newstrom
berkualitas seperti kriteria-kriteria di atas dan
(Supriyadi & Guno, 2006:66) menyatakan
memberikan suatu pedoman bagi kepala sekolah
tindakan-tindakan untuk menegakkan disiplin
untuk melakukan tugasnya dengan penuh rasa
mempunyai 3 (tiga) macam sifat, antara lain:
tanggung jawab dan bersifat profesionalisme.
Disiplin preventif; yaitu tindakan SDM agar
Kepala sekolah sebagai unsur utama dalam
terdorong untuk mentaati standard peraturan.
dunia pendidikan, maka seharusnya kepala
(2) Disiplin korektif; yaitu tindakan dilakukan
sekolah tahu akan kewajiban dan haknya. Kalau
setelah
atau
pembinaan dilakukan dengan baik pelanggaraan
peraturan, tindakan tersebut dimaksud untuk
disiplin pegawai negeri sedikit banyak dapat
mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut.
ditekan.
tegas
lagi
terjadi
Davis
dan
pelanggaraan
standar
(3) disiplin progresif; yaitu tindakan disipliner
Lebih lanjut, agar bisa melaksanakan
berulang kali berupa hukuman yang makin berat,
kewajiban dan haknya, maka kepala sekolah
dengan
pelanggar
hendaknya diberikan pula sosialisasi tentang
memperbaiki diri sebelum hukuman berat
pentingnya disiplin mental itu. Perlunya disiplin
dijatuhkan.
mental untuk mencapai adanya perbuatan-
maksud
agar
pihak
Berdasarkan uraian dan kutipan di atas
perbuatan yang telah digariskan oleh tujuan
bahwa, pembinaan disiplin bertujuan untuk
dasar pendidikan. Sebab perkembangan akal
membentuk
rasa
atau fikir itu, bila tidak dikendalikan dengan
kepedulian dan tanggung jawab tumbuh dan
disiplin akan dapat mewujudkan perbuatan-
berkembang sebagai pola yang digunakan
perbuatan yang kurang menyenangkan .
sikap
pegawai
sehingga
dalam melaksanakan tugas. Pembinaan disiplin
Dari hasil penelitian dan pengamatan di
dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara.
lapangan menunjukkakan bahwa pengawas
Misalnya dengan mengabsen pegawai, memberi
sekolah mampu membuat program kegiatan
sanksi dan lain-lain.
tahunan seperti yang tercantum dalam lampiran
Lebih lanjut, personil sekolah merupakan
5.
Dari
data
pada
menunjukkan
PNS dituntut memiliki kesetiaan dan ketaatan
kegiatan tahunan pengawas sekolah, sehingga
kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
pengembangan sumber daya dalam bidang
1945, Negara, serta pemerintah yang bersatu
pendidikan
padu, bermental baik, berwibawa, kuat, berdaya
dilaksanakan secara seksama dengan melihat
guna, berhasil guna, bersih, berkualitas tinggi
permasalahan dan keterbatasan yang ada.
dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai abdi
Kegiatan itu di arahkan untuk meningkatkan
masyarakat.
kinerja
demikian,
pembinaan
terhadap kepala sekolah sebagai PNS sangat
di
kepala
menghadapi
sekolah
sekolah berbagai
perlunya
5
pegawai pemerintah berstatus PNS atau Honorer.
Dengan
bahwa,
lampiran
program
hendaknya
sehingga tantangan
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
dapat
mampu dan - 66
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala perkembangan yang ada. Pentingnya
Secara ideal, disiplin merupakan kesadaran
pembinaan
program
personil untuk mau mentaati peraturan yang
sekolah menunjang kinerja professional kepala
berlaku di sekolah. Hal ini sesuai pendapat
sekolah hal ini disebabkan oleh tuntutan zaman
Hasibuan
yang mengharuskan untuk itu, era globalisasi,
kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
informasi dan kemajuan teknologi saat ini
semua peraturan perusahaan dan norma-norma
menuntut setiap kepala sekolah untuk selalu
sosial yang berlaku”. Menurut pendapat penulis
meningkatkan
profesionalismenya,
bahwa, disiplin merupakan kunci keberhasilan
semua ini menuntut perubahan pada semua
dari sebuah kegiatan, budaya displin yang sudah
aspek kehidupan. Hal ini sesuai dengan hakikat
kuat tertanam dari tiap diri individu merupakan
manusia yang memiliki potensi dan mencari
asset yang tidak ternilai harganya, karena
nilai untuk identitas diri.
dengan disiplin tinggi maka tak perlu ada
kinerja
dan
Pengembangan kinerja pengawas sekolah dalam
membuat
program
sekolah
dapat
(2005:193)
“kedisiplinan
adalah
pengawasan dari pihak lain, pengawasan cukup dari individu tersebut.
Sedangkan Sutrisno
memberikan manfaat terhadap profesioal kepala
(2010:177) mengemukakan bahwa “disiplin
sekolah hal yang penting dan perlu mendapatka
menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat
perhatian dari pengawas sekolah khususnya dan
yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan
istansi terkait pada umumya dalam rangka
dan ketetapan perusahaan”. Dengan demikian,
meingkatkan mutu kepala sekolah yang akan
jika peraturan yang ada dalam sekolah sering
berdampak
tidak diindahkan, maka pengawas dapat disebut
pada
peningkatan
mutu
guru
daripada akhirya peningkatan pendidikan yang diinginkan,
sebab
kepala
sekolah
memiliki disiplin rendah.
yang
profesioal di harapkan mampu melaksanakan
KESIMPULAN DAN SARAN
tugas dengan baik, mampu menyelesaikan
Kesimpulan
masalah
yang
di
hadapi,
Berdasarkan hasil dari kompilasi penelitian
mempunyai
kemandirian, mempuyai kreativitas yang tiggi,
dan
pembahasan,
penulis
mengemukakan
motivasi yang besar dan mempuyai iovasi yang
beberapa kesimpulan penelitian, antara lain:
memadai, yang pada akhirya akan meningkatka
Sistem motivasi pengawas dalam meningkatkan
mutu pendidikan yang di iginkan.
kinerja kepala sekolah pada MAN Janarata
Temuan data di lapangan bahwa terdapat
Kabupaten Bener Meriah berjalan maksimal
beberapa permasalahan yang menjadi hambatan
yakni dengan melakukan beberapa kegiatan:
bagi pengawas sekolah dalam meningkatkan
memberikan pelayanan yang baik, perhatian
kinerja
rendahnya
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja, serta
sosialisasi kebijakan/peraturan sekolah, sistem
memberikan rasa aman dan nyaman dalam
koordinasi rendah, disiplin kerja rendah.
melaksanakan
67 -
kepala
sekolah,
yaitu:
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
kegiatan.
Pola
pembinaan
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala disiplin pengawas dalam meningkatkan kinerja
kecemburuan sosial diantara kepala sekolah,
kepala sekolah pada MAN Janarata Kabupaten
dalam meningkatkan kinerjanya hendaknya
Bener Meriah dilakukan dengan berbagai cara,
diprogram dan dibudayakan oleh sekolah sesuai
seperti membina kepala sekolah dan dewan
dengan kebutuhan sasaran kegiatan motivasi
guru, mengadakan supervisi, membuat jadwal
sehingga program tersebut menjadi efektif serta
kunjungan. Namun, pola pembinaan yang
efisien. Hendaknya manajemen sekolah dapat
dilakukan oleh pengawas sekolah tersebut
memahami psikologis kepala sekolah sehingga
belum mencapai hasil yang efektif karena
mendapatkan informasi yang akurat tentang
budaya disiplin belum secara total diperaktikkan
bentuk motivasi yang efektif diterapkan di
menjadi nilai-nilai dalam organisasi. Program
sekolah.
yang dibuat oleh pengawas sekolah dalam
melakukan
menunjang
sudah
disiplin organisasi dengan cara-cara yang lebih
dijadwalkan secara berkala, namun aplikasi di
efektif, seperti mensosialisasi kebijakan disiplin,
lapangan belum dilaksanakan secara maksimal.
melakukan komunikasi yang harmonis untuk
Faktor penghambat dalam meningkatkan kinerja
memecahkan berbagai masalah, membimbing
pengawas
sekolah
kepala sekolah, tidak melakukan pengawasan
Kabupaten
Bener
kurangnya
kegiatan
sekolah
kegiatan
supervisi
pada
MAN
Meriah,
sehingga
Janarata
meliputi:
sosialisasi pengawas
(a)
peraturan merasakan
yang
Pengawas
sekolah
pembinaan
menurunkan
dan
semangat
hendaknya
pembudayaan
kerja
kepala
sekolah dan memberi sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran.
Hendaknya pola-pola
ketidakjelasan peraturan dan sanksi-sanksi yang
efektif dijadikan nilai-nilai budaya keunggulan
diterapkan
kepada
sekolah yang dianut dan diterapkan dalam
pengawas sekolah, (b) kurangnya koordinasi
rangka meningkatkan kinerja kepada seluruh
kerja sehingga peran dan fungsi di sekolah
warga sekolah. Program yang telah disusun oleh
kurang bersinergi dan terpadu, (c) rendahnya
pengawas sekolah dan telah disepakati semua
disiplin
pihak hendaknya
manajemen
karena
sekolah
disebabkan
ketidakjelasan
dapat aplikasikan
dengan
peraturan dan sanksi-sanksi di berlakukan oleh
penuh rasa tanggung jawab, jangan hanya
mananajemen sekolah.
menjadi
Saran
kontribusi terhadap dunia pendidikan. Faktor
Berdasarkan kesimpulan penelitian serta beberapa
implikasi
terhadap
implementasi
program
yang
kurang
memberi
budaya organisasi sebagai faktor penghambat dalam peningkatan kinerja pengawas hendaknya
manajemen sekolah, maka berikut ini penulis
diminimalisir
menyampaikan saran-saran kepada sekolah dan
sosialiasi
pengambil kebijakan, sebagai berikut: Sistem
sistem
pemberian motivasi kepada kepala sekolah
secara berkala untuk meningkatkan komunikasi
haruslah
dengan
seimbang
sehingga
tidak
terjadi
melalui
kebijakan
koordinasi,
kepala
penguatan
program
sekolah,
singkronisasi
melakukan
silaturrahmi
sekolah
dan
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
dewan - 68
Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala guru/karyawan, membudayakan sikap disiplin, loyalitas, komitmen dan rasa tanggung jawab. DAFTAR KEPUSTAKAAN Ainsworth, M., Neville , and Anne M., 2007. Managing Performance Managing People. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer (BIP) Bateman, Snell. 2008. Manajemen (Jilid 2). Jakarta : Salemba. Bogdan and Biklen, 1982. Qualitative Research for Education: an Introduction to Theory and Methods. Boston, Allyn and Bacon, Inc. Cascio, 2006. Outlines & Highlights for Applied Psychology In Human Resource Management. USA : AIPI. Chan, S.M., dan Sam T.T., 2006. Analisis SWOT Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Dharma, Surya. 2005. Manajemen Kinerja, Filsafat, Theory dan Penerapannya. Yokyakarta : Pustaka Pelajar. Dessler, Gary. 2005. Manajemen Sumberdaya Manusia. Alih Bahasa Oleh Eli Tanya. 2005. Jakarta : Indeks Kelompok Gramedia,Edisi-9. Dessler, Gary. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia 2 Edisi 10. Jakarta: Indeks. Danim, Sudarwan, dan Suparno, 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan : Visi dan Strategi Sukses Era Teknologi, Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Fatimah, N. E., 2007. Analisis Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah : Analisis Kontribusi Kinerja Pengurus Komite sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri Se-Kota Bandung. Tesis tidak diterbitkan. Bandung : Program Pascasarjana UPI. Gammage, D.T., 2008. Three decades of implementation of school-based management in the Australian Capital Territory and Victoria in Australia. International Journal of Education Management : Emerald Group Publishing Ltd. Mulyadi, 2005. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Mangkunegara, A.P., 2006. Perencanaan dan Pengembangan SDM. Cetakan ke-2. Bandung: Refika Aditama. Mastuhu, M., 2007. Sistem Pendidikan Nasional Visioner. Jakarta : Lentera Hati. Mansur, 2008. Pengantar Sistem Informasi Manajemen Pegawai, (Online)
69 -
Volume 1, No. 1, Agustus 2012
(http://mansur12.wordpress.com, diakses 30 Mei 2009) Murniati, A.R., 2008. Manajemen Strategik, Peran Kepala Sekolah Dalam Pemberdayaan. Bandung : Citapustaka Media Printis. Moleong, L.J., 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution, S., 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 13 Tahun 2007. Tentang Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta : BNSP, 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Permendiknas. Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2007. Jakarta: Depdikbud. Semiawan, C.R., Dan Soedijarto. 1991. Mencari Strategi Pembangunan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI. Jakarta: PT. Grasindo. Siagian, S.P., 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke-13. Jakarta : Bumi Aksara. Sisdiknas. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Jakarta: Depdikbud. Surachmad, W., 1982. Dasar dan TeknikResearch. Bandung: Remaja Rosdakarya.