perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KINERJA PADA SIMPANG BERSINYAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DAN SIMPANG KARTASURA SUKOHARJO Performance at Signalized Intersection at Muhammadiyah university And Kartasura Sukoharjo TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
EKO SETIYAWAN NIM. I 8209016
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
2012
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KINERJA PADA SIMPANG BERSINYAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DAN SIMPANG KARTASURA SUKOHARJO
Performance at Signalized Intersection at Muhammadiyah university And Kartasura Sukoharjo
Disusun oleh:
EKO SETIYAWAN NIM. I 8209016
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji pendadaran D-III Teknik Sipil Transportasi Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juni 2012 Dosen Pembimbing
Ir. DJUMARI, MT NIP. 19571020 198702 1 001 commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KINERJA PADA SIMPANG BERSINYAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DAN SIMPANG KARTASURA SUKOHARJO
Performance at Signalized Intersection at Muhammadiyah university And Kartasura Sukoharjo
TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh : EKO SETIYAWAN NIM. I 8209016 Dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Pendadaran Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Ahli Madya. Pada hari : Tanggal : Ir. Djumari, MT. NIP. 19571020 198702 1 001
(……………………………………)
Ir. Djoko Sarwono, MT. NIP. 19600415 199201 1 001
(……………………………………)
Ir. Agus Sumarsono, MT. NIP. 19570814 198601 1 001
(……………………………………)
Mengetahui : Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
Disahkan : Ketua Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil FT UNS
Ir. Bambang Santoso, MT NIP. 1959823 198601 1 001
Achmad Basuki,ST. MT NIP. 19710901 199702 1 001 commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Moto “Langkah Paling Baik Untuk Memulai Sesuatu Adalah Mulai.“ Jangan Pernah Berhenti Bermimpi Karena Mimpi Adalah Awal Dari Semua Kesuksesan. (Mario Teguh) “Jika Ingin Lebih Sukses Dari orang Lain Maka Bangunlah Lebih Awal.” (penulis) “Jangan Pernah Menganggap Sesuatu Yang Tidak Bisa Dikerjakan Orang Lain Tidak Bisa Dikerjakan, Karena Itu Bukan Saya Yang Mencoba .” “Tersenyumlah Untuk Menyambut Rezeki Cara itu adalah cara yang paling mudah.” (penulis) “Anggaplah Setiap Teguran Adalah Kesempatan Untuk Berintrospeksi Diri Untuk Pribadi Yang Lebih Baik.” (penulis)
Persembahan Teruntuk yang Tersayang : 1. Bapak, Ibu, dan Simbah Terima kasih untuk setiap tetesan doa,air mata, biaya,dan perhatian yang ekngkau curahkan. Tak ada kata lain yang bias kuucapkan selain terima kasih. 2. Saudarku, Adikku Dwi, saudara- saudaraku semua, terima kasih atas (Dukungan dan Doanya). 3. Sahabat - sahabatku, Yang membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK EKO SETIYAWAN, 2012, “ KINERJA PADA SIMPANG BERSINYAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DAN SIMPANG KARTASURA SUKOHARJO” Simpang bersinyal merupakan suatu elemen yang cukup penting dalam sistem transportasi di kota besar. Pengaturan sinyal harus dilakukan semaksimal mungkin agar dapat membantu kelancaran laju kendaraan yang melalui persimpangan. Dari pengamatan dapat diketahui kapasitas pemakai jalan sangat besar, dikarenakan simpang tersebut merupakan jalan menghubungkan antar kota dan pusat pendidikan. Simpang Kartasura merupakan simpang 3 bersinyal yang menjadi titik temu kendaraan dari arah Barat, dan Utara. Simpang Kartasura terdiri dari 3 fase, fase pertama dari arah Utara (Jalan Adi Sumarmo) dan arah selatan ( Jalan Wimbo Harsono ), fase ke-dua dari arah Timur (Jalan Ahmad Yani) dan fase ke-tiga dari arah Barat (Jalan Ahmad Yani ) . Simpang UMS terdiri dari 3 fase fase pertama dari arah Utara, fase ke-dua dari arah Timur (Jalan Ahmad Yani) dan fase ke-tiga dari arah Barat (Jalan Ahmad Yani), fase merupakan bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan bagi kombinasi tertentu dari gerakkan lalu lintas. Perhitungan ini berdasarkan metode MKJI 1997. Analisis dalam penelitian ini berdasarkan dari data primer yaitu data yang diambil secara langsung di lapangan. Analisa yang dilakukan meliputi data geometri, arus kendaraan, jarak dari garis henti ke tititk konflik masing-masing untuk kendaraan berangkat dan datang. Hasil penelitian yang dilakukan tentang kinerja pada simpang Kartasura, waktu siklus dilapangan 95 dtk,Arus kendaraan terjadi sebesar 2539 smp/jam, kapasitas pada pendekat Utara sebesar 394 smp/jam, pendekat Selatan 325 smp/jam, pendekat Barat 848 smp/jam, dan pendekat Timur 993 smp/jam. derajat kejenuhan sebesar 0,692-0,822, untuk kendaraan terhenti rata-rata 0,72 stop/smp, selain itu juga terjadi tundaan rata-rata 31,81 smp/det, panjang antrian simpang Kartasura pendekat utara 47 m, pendekat selatan 64 m, pendekat timur 94 m, pendekat barat 86 m. Sedangkan pada Simpang UMS, waktu siklusnya adalah 91 dtk, Arus kendaraan terjadi sebesar 2602 smp/jam, kapasitas pada pendekat Utara sebesar 179 smp/jam, pendekat Barat 1300 smp/jam, dan pendekat Timur 1368 smp/jam. derajat kejenuhan sebesar 0,816-0,821, untuk kendaraan terhenti rata-rata 0,84 stop/smp, selain itu juga terjadi tundaan rata-rata 35,85 smp/det, panjang antrian simpang UMS pendekat utara 84 m, timur 101 m, pendekat barat 96 m.
Kata Kunci: Fase, Kinerja, Manajemen. commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
EKO SETIYAWAN, 2012, "PERFORMANCE AT SIGNALIZEDS INTERSECTION AT MUHAMMADIYAH UNIVERSITY AND KARTASURA SUKOHARJO " Signalizeds intersection is a significant element in the transportation system in big cities. Signal settings must be done as much as possible in order to help smooth the speed of vehicles through the intersection. Signalizeds intersection Kartasura a crossroad and 3 signalizeds became the meeting point of the vehicle from the West, and North. Signalizeds intersection Kartasura consists of 3 phases, the first phase of the North (Road Adi Sumarmo) and the South ( Wimbo harsono Road ), the second phase of the East direction (Ahmad Yani Road) and the third phase of the West (Ahmad Yani Road). Signalizeds intersection UMS consists of 3 phases, the first phase of the North (Road Pabelan ) , the second phase of the East direction (Ahmad Yani Road) and the third phase of the West (Ahmad Yani Road). While Phase is part of the cycle with a green light signal is provided for a particular combination of moving traffic. This research is expected to know the performance especially the intersection Signalizeds intersection performance level based on the method MKJI (Road Capacity Manual Indonesia) in 1997. his research is based on the method MKJI 1997. The analysis in this study based on primary data from the data taken directly in the field. Analysis performed includes geometry data, the flow of vehicles, the distance from the line to stop the conflict respectively for vehicles leaving and coming. The results of research conducted on the performance in Kartasura intersection, cicle time 95 sec. The vehicle happen for 2539 smp / hour capacity at the North approach of 394 smp / hour, 325 South approach smp / hour, 848 West approach smp / hr , and 993 East approach smp / hour. degree of saturation of 0,692 – 0,822, for vehicles stopped on average 0,72 stop / smp, but it also happens tundaan average 31,81 smp / sec. Que length in kartasura intersection the north approach of 47 m, South approach of 64 m, the east approach of 94 m, and the west approach of 86 m. UMS intersection cicle time 91 sec, the vehicle flow happen for 2606 smp / hour capacity at the North approach of 179 smp / hour, 1300 West approach smp / hr , and 1368 East approach smp / hour. degree of saturation of 0,816 – 0,821, for vehicles stopped on average 0,84 stop / smp, but it also happens delay average 35,85 smp / sec. Que length in UMS intersection the north approach of 84 m, the east approach of 101 m, and the west approach of 96 m.
commit to user Keywords: Phase, Performance, Management.
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirrohiim. Assalaamu‘alaikum Warokhmatullahi Wabarokaatuh. Segala puji bagi Allah SWT dan syukur atas limpahan karunia serta rahmat Nya sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Penyusunan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Studi mengenai evaluasi kinerja Simpang Kartasura Dan UMS dipilih sebagai wujud kepedulian terhadap semakin tingginya arus kendaraan di wilayah Surakarta. Penyusunan tugas akhir ini memerlukan data-data dari pengamatan langsung di lapangan Permasalahan dalam penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada : 1.
Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Ir.Bambang Santoso, MT, Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Achmad Basuki, ST.MT, selaku Ketua Program D III Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Ir.Djumari,MT, selaku Pembimbing Tugas Akhir.
5.
Ir.Slamet Prayitno,MT selaku Dosen Pembimbing Akademik
6.
Dosen penguji yang telah memberikan segenap waktunya.
7.
Rekan-rekan yang telah membantu penyusunan Tugas Akhir ini khususnya Transport angkatan 2009 dan rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan yang ada. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Wassalaamu’alaikum Warokhmatullahi Wabarokaatuh. commit to user
76
Surakarta,
Mei 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis
Eko Setiyawan
DAFTAR ISI ix HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v commit to user ABSTRAK ....................................................................................................... vi
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi DAFTAR NOTASI .......................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 3 1.3. Batasan Masalah .............................................................................. 4 1.4. Tujuan Penulisan ............................................................................. 4 1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 5 2.2. Dasar Teori ...................................................................................... 6 2.2.1. Data Masukkan ...................................................................... 8 2.2.2. Pengguna Sinyal .................................................................... 9 2.2.3. Penentuan Waktu Sinyal ....................................................... 12 2.2.4. Kapasitas ............................................................................... 20 2.2.5. Perilaku Lalu Lintas .............................................................. 21 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum .............................................................................................. 29 x 3.2. Prosedur Survei ................................................................................ 29 3.3. Metode Penelitian ............................................................................ 30 3.4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 31 3.5. Alat Penelitian ................................................................................. 32 3.6. Pelaksanaan penelitian ..................................................................... 33 3.7. Analisai Data .................................................................................... 34 commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum ............................................................................ 38 4.2. Data Geometri Jalan ........................................................................ 39 4.3. Data Volume Lalu Lintas ................................................................ 40 4.4. Geometrik, Pengaturan Lalu-lintas dan kondisi Lingkungan.......... 44 4.5. Data Arus Lalu Lintas..................................................................... . 47 4.5. Data Waktu Antar Hijau dan Waktu Hilang ......................................51 4.7. Data Waktu Sinyal dan Kapasitas .....................................................54 4.8. Panjang Antrian, Jumlah Kendaraan Terhanti, Tundaan ...................58 4.9. Perbandingan Eksiting Dengan Hasil Perhitungan Yang Mengacu Pada MKJI 1997 .............................................................62
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 64 5.2. Saran ................................................................................................ 66
PENUTUP ........................................................................................................ 67 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68 LAMPIRAN ...................................................................................................... xxii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1.
xi Tipe Kendaraan............................................................................ 8
Tabel 2.2.
Daftar Faktor Konversi SMP ....................................................... 8
Tabel 2.3.
Faktor penyesuaian ukuran kota ................................................ 15
Tabel 2.4.
Faktor
Penyesuaian
Untuk
Tipe
Lingkungan
Jalan,
Hambatan Samping dan Kendaraan Tak Bermotor ..................... 16 Tabel 2.5.
Waktu Siklus Untukcommit Kendaraan Berbelok .................................. 20 to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.6.
Perilaku lalu Lintas Tundaan Rata-rata ....................................... 27
Tabel 4.1.
Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu Lintas Jalan Kolonel Sugiyono .......................................................................................40
Tabel 4.2.
Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu Lintas Jalan DI Pandjaitan .................................................................................... 41
Tabel 4.3.
Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu Lintas Jalan Ahmad Yani (timur) .......................................................................................... 42
Tabel 4.4.
Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu Lintas Jalan Ahmad Yani (barat)........................................................................................... 43
Tabel 4.5.
Geometri, Pengaturan Lalu Lintas dan Lingkungan Pada Simpang Ngemplak .......................................................................45
Tabel 4.6.
Arus Lalu Lintas Pagi .................................................................. 48
Tabel 4.7.
Arus Lalu Lintas Siang ................................................................ 49
Tabel 4.8.
Waktu Antar Hijau dan Waktu Hilang ........................................ 51
Tabel 4.9.
Penentuan Waktu Sinyal dan Kapasitas Pagi .............................. 54
Tabel 4.10.
Penentuan Waktu Sinyal dan Kapasitas Siang ............................ 55
Tabel 4.11.
Panjang Antrian, Jumlah Kendaraan Terhenti dan Tundaan Pagi .................................................................................58
Tabel 4.11.
Panjang Antrian, Jumlah Kendaraan Terhenti dan xii Tundaan Siang...............................................................................59
Tabel 4.13.
Perbandingan Eksiting dengan perhitungan MKJI 1997 ..............62
Tabel 5.1.
Hubungan antara Kapasitas, Arus Lalu Lintas dan Derajat Kejenuhan kondisi jam sibuk Pagi ........................................................... ……64
Tabel 5.1.
Hubungan antara Kapasitas, Arus Lalu Lintas dan Derajat Kejenuhan kondisi jam sibuk Siang ......................................................... ……65 commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR xiii Gambar 1.1
Peta Lokasi Simpang Ngemplak, Surakarta ............................ ..3
Gambar 2.1.
Pengaturan-pengaturan Fase Sinyal ........................................... 9
Gambar 2.2.
Model Dasar Untuk Arus Jenuh ................................................. 11
Gambar 2.3.
Titik konflik kritis dan jarak untuk keberangkatan dan kedatanagn ................................................................................. 12
Gambar 2.4.
Penentuan Tipe Pendekat ........................................................... 13
Gambar 3.1.
Lokasi Penelitian Simpang Ngemplak ....................................... 32 commit to user Bagan alir analisis simpang bersinyal ...................................... ..37
Gambar 3.2.
76
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 4.1.
digilib.uns.ac.id
Data Geometri Simpang Ngemplak ........................................... 39
DAFTAR GRAFIK xiv Enam Detik ................................. 10 Grafik 2.1. Arus Jenuh Per Jelang Waktu Grafik 2.2. Arus Jenuh Dasar ......................................................................... 14 Grafik 2.3. Rasio Belok Kiri dan Kanan 10% Untuk Ukuran Kota 1-3 juta .. 15 Grafik 2.4. Faktor Penyelesaian Untuk Kelandaian ....................................... 16 Grafik 2.5. Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Pakir dan Lajur Belok Kiri yang Pendek (FP) ......................................................................... 17 Grafik 2.6. Faktor Penyelesaian Untuk Belok Kanan (FRT) ........................... 17 Grafik 2.7. Faktor Penyelesaian Untuk Belok Kiri (FLT) .............................. 18 Grafik 2.8. Penentuan Waktu Siklus Sebelum commit to userPenyesuaian ......................... 20
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Grafik 2.9. Jumlah Kendaraan Antrian (smp) Yang Tersisa dari Fase Hijau Sebelum ....................................................................................... 24 Grafik 2.10. Perhitungan Jumlah Antrian (NQMAX) dalam smp ...................... 25 Grafis 2.11. Penentuan Tundaan Lalu Lintas rata-Rata .................................... 28
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A
xv Soal Permohonan Tugas Akhir
Lampiran B
Lembar Komunikasi dan Pemantauan Tugas akhir.
Lampiran C
Gambar Simpang Ngemplak.
Lampiran D
Cara Perhitungan Arus Lalu-lintas.
Lampiran E
Gambar Perhitungan All Red.
Lampiran F
Diagram Waktu Siklus.
Lampiran G
Gambar Arus Lalu-lintas Setiap Pendekat. commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xvi
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR NOTASI
C
: Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan. (Kapasitas)
c
: Waktu untuk urutan lengkap dari indikasi sinyal (contoh: diantara dua saat permulaan hijau yang berurutan didalam pendekat yang sama; m), atau (Waktu siklus)
COM
: Tata guna lahan komersial (contoh: toko restoran, kantor) dengan jalan masuk langsung bagi perjalan kaki dan kendaraan. (Komersial)
CS
: Jumlah penduduk dalam suatu daerah perkotaan. (Ukuran Kota)
D
: Waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui simpang apabila dibandingkan lintasan tanpa melalui simpang. (Tundaan)
DS
: Rasio dari arus lalu lintas terhadap kapasitas untuk suatu pendekat. (Derajat Kejenuhan)
Emp
: Ekivaken Mobil Penumpang. merupakan faktor dari berbagai tipe kendaraan sehubungan dengan keperluan waktu hijau untuk keluar dari antrian apabila dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan(untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan yang sasisnya sama, emp=1,0).
F
: Faktor koreksi untuk penyelesaian dari nilai ideal ke nilai sebenarnya dari suatu variabel. (Faktor Penyesuaian)
FR
: Rasio arus terhadap arus jenuh dari suatu pendekat. (Rasio Arus)
g
: Waktu nyala hijau dalam pendekat (det).
GRAD
: Kemiringan dari suatu segmen jalan dalam arah perjalanan (+/-%). (Landai Jalan)
HV
: Kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda (meliputi: bis, truk 2as, truk 3as, dan truk kombinasi sesuai sistim klasifikasi Bina Marga), atau Kendaraan Berat
i
: Bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan bagi kombinasi tertentu dari gerakkan lalu lintas (i = indek untuk nomor fase). commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
IFR
digilib.uns.ac.id
: Jumlah dari rasio arus kritis (=tertinggi) untuk semua fase sinyal yang berurutan dalam suatu siklus. (Rasio Arus Simpang)
LV
: Kendaraan bemotor ber as 2 dengan 4 roda dan dengan jarak as 2,03,0 m (melewati: mobil penumpang, oplet, mikrobis, pick-up, dan truk kecil sesuai sistim klasifikasi Bina Marga),atau Kendaraan Ringan.
LT
: Indeks untuk lalu lintas yang berbelok kiri.
LTOR
: Indeks untuk lalu lintas belok kiri yang diijinkan lewat pada saat sinyal merah. (Belok Kiri Langsung)
L
: Panjang jarak segmen jalan (m).
M
: Daerah yang memisahkan arah lalu lintas pada suatu segmen jalan. (Median)
MC
xvii
: Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (meliputi: sepeda motor dan kendaraan roda 3 sesuai sistim klasifikasi Bina Marga).
NQ
: Jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat (kend;smp).
NS
: Jumlah rata-rata berhenti per kendaraan (terberhenti berulang-ulang dalam antrian), atau disebut Angka Henti.
Pendekat
: Daerah dari suatu lengan persimpangan jalan untuk kendaraan mengantri sebelum keluar melewati garis henti.
PR
: Rasio arus kritis dibagi dengan rasio arus bersimpang. (Rasio Fase)
PRT
: Rasio untuk lalu lintas yang belok kekanan. (Rasio Belok Kanan)
PSV
: Rasio dari arus lalu lintas yang terpaksa berhenti sebelum melewati garis henti akibat pengendalian sinyal. (Rasio Kendaraan Terhenti)
Q
: Jumlah unsur lalu lintas yang melalui titik tak terganggu dihulu, pendekat per satuan waktu (sbg. Contoh: kebutuhan lalu lintas kend/jam; amp/jam), atau Arus Lalu Lintas.
QL
: Panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat (m).
QO
: Arus lalu lintas dalam pendekat yang berlawanan, yang berangkat dalam fase antar hijau yang sama. (Arus Melawan)
QRTO
: Arus dari lalu lintas belok kanan dari pendekat yang berlawanan (kend/jam; smp/jam), atau Arus Melawan Belok Kanan commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
RA
digilib.uns.ac.id
: Jalan masuk langsung terbatas atau tidak ada sama sekali (contoh: karena adanya hambatan fisik, jalan samping,dsb), (Akses Terbatas)
RES
: Tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk langsung bagi perjalan kaki dan kendaraan. (Permukiman)
RT
: Indeks untuk lalu lintas yang belok kekanan.
S
: Besarnya keberangkatan
antrian di
yang ditentukan (smp/jam
hijau), atau Arus Jenuh SF
: Interaksi antara arus lalu lintas dan kegiatan disamping jalan yang menyebabkan pengurangan terhadap arus jenuh di dalam pendekat. (Hambatan Samping)
smp
: Satuan Mobil Penumpang, merupakan satuan arus lalu lintas dari berbagai tipe kendaraan yang diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan faktor emp.
SO
: Besarnya keberangkatan antrian di dalam pendekat selama kondisi ideal (smp/jam hijau). Atau Arus Jenuh Dasar
ST
: indeks untuk lalu lintas yang lurus.
T
: Indeks untuk lalu lintas yang berbelok (Pembelokan)
Type O
: Keberangkatan dengan konflik antara gerak belok kanan dan gerak lurus/belok kiri dari bagian pendekat dengan lampu hijau pada fase yang sama. (Arus Berangkat Terlawan)
Type P
: Keberangkatan tanpa konflik antara gerakan lalu lintas belok kanan dan lurus. (Arus Berangkat Terlindung)
UM
: Kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan (meliputi: sepeda, becak, kereta kuda, dan kereta dorong sesuai sistim klasifikasi Bina Marga), atau Kendaraan Tak Bermotor.
V
: Kecepatan kendaraan yang ditempuh (km/jam atau m/det).
WA
: Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur dibagian tersempit disebelah hulu (m), atau disebut Lebar Pendekat.
WMASUK
: Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur pada garis henti xviii (m) , atau disebut Lebar Masuk commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
WKELUAR
digilib.uns.ac.id
: Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang digunakan oleh lalu lintas buangan setelah melewati persimpangan jalan (m) , atau disebut Lebar Keluar
We
: Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang digunakan dalam perhitungan kapasitas (yaitu dengan pertimbangan terhadap WA, WMASUK dan WKELUAR dan gerakan lalu lintas membelok; m). Atau (Lebar Efektif)
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENUTUP
Demikian Tugas Akhir Evaluasi Kinerja Pada Simpang Bersinyal UMS dan Simpang Kartasura kota sukoharjo telah selesai kami susun.
Semoga apa yang telah kami sajikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Teknik Lalu Lintas khususnya masalah kinerja pada simpang baik di bangku kuliah maupun di lapangan.
Kami menyadari Tugas Akhir ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini selanjutnya.
Akhirnya kami mengharapkan semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA MKJI, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDRAL BINA MARGA, Jakarta. Wiranto Edi, 2011, Evaluasi Kinerja Dan Manajemen Simpang Ngemplak Kota Surakarta, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Rahmi Yulita N,2010, Evaluasi Kinerja Simpang Dan Manajemen Pada Simpang Kartasura, Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
http://google.map.co.id/
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................... v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv DAFTAR NOTASI .......................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2. Fokus Tugas Akhir .......................................................................... 4 1.3. Ruang Lingkup Tugas Akhir ........................................................... 4 1.4. Tujuan Pengamatan ......................................................................... 4 1.5. Manfaat Pengamatan ....................................................................... 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Umum .............................................................................................. 6 2.1.1.Tujuan Pengaturan Lalu Lintas. ............................................. 6 2.2. Simpang Tak Bersinyal. ................................................................... 7 2.2.1.Istilah Pada Simpang Tak Bersinyal. ..................................... 7 2.2.2.Lebar Pendekat Rata-Rata. ..................................................... 8 2.2.3.Peralatan Pengendali Lalu Lintas. .......................................... 9 2.2.4.Kapasitas Simpang Tak Bersinyal.......................................... 9 2.2.5.Derajat Kejenuhan........................................................... commit to user viii
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman 2.2.6.Tundaan................................................................................... 10 2.3. Simpang Bersinyal ............................................................................ 12 2.4. Jenis Pertemuan Gerakan Pada Simpang.......................................... ..... 13 2.4.1.Memotong................................................................................ 13 2.4.2.Memisah................................................................................... 13 2.4.3.Menyatu................................................................................... 13 2.4.4.Jalinan..................................................................................... ..... 13 2.5. Data Yang Dibutuhkan. .................................................................... ..... 14 2.6. Penggunaan Sinyal. .......................................................................... ..... 15 2.7. Penentuan Waktu Sinyal. .................................................................. ..... 18 2.8. Kapasitas Simpang ........................................................................... ..... 27 2.9. Perilaku Lalu Lintas.......................................................................... ..... 28 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Pengamatan ........................................................................ .... 33 3.2. Prosedur Survei ................................................................................ ...33 3.2.1.Survei Geometri. .................................................................... 33 33 3.2.2.Survei Volume Lalu Lintas. ................................................... 33 33 3.2.3.Survei Nyala Lampu Lalu Lintas. .......................................... 33 33 3.3. Metode Survei dan Data Yang Diambil .......................................... 33 33 3.4. Jenis Data ........................................................................................ 35 35 3.5. Deskripsi Lokasi Pengamatan ......................................................... 35 35 3.6. Alat Pengamatan .............................................................................. 36 36 3.7. Pelaksanaan Pengamatan .................................................................. 37 37 3.7. Perhitungan Data .............................................................................. 39 39 BAB 4 PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum ............................................................................ 41 41 4.2. Data Geometri Jalan ........................................................................ 42 42 4.3. Data Volume Lalu Lintas ................................................................ 44 44 4.4. Geometrik, Pengaturan Lalu-lintas dan kondisi Lingkungan.......... 49 49 4.5. Data Arus Lalu Lintas..................................................................... .. 53 commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Halaman
4.5. Data Waktu Antar Hijau dan Waktu Hilang ......................................56 4.7. Data Waktu Sinyal dan Kapasitas .....................................................59 4.8. Panjang Antrian, Jumlah Kendaraan Terhanti, Tundaan ...................63 4.9. Hasil Kinerja Simpang…………………………………….………. 66 4.10. Hasil Kinerja Simpang Setelah Perbaikan .......................................67 BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE 5.1. Analisa Volume Pekerjaan ............................................................... 68 5.1.1.Volume Pekerjaan pemrograman T.Light .............................. 68 5.1.2.Volume Pekerjaan Pelengkap................................................. 68 5.2. Analisa Waktu Pelaksanaan Proyek ................................................ 71 5.2.1.Pekerjaan Umum .................................................................... 71 5.2.2.Pekerjaan pemrograman T.Light ............................................ 71 5.2.3.Pekerjaan Pelengkap .............................................................. 71 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ...................................................................................... 73 6.2. Saran ................................................................................................ 74
PENUTUP ...............................................................................................
xx
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
xxi
LAMPIRAN......................................................................................................xxii
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1.
Notasi Pada Simpang Tak Bersinyal. ...……………………………...... 7
Tabel 2.2.
Lebar Pendekat...……………………………………….…………….... 8
Tabel 2.3.
KodeTipe Simpang...……………………………………….………....... 8
Tabel 2.4.
Tipe Kendaraan. ...……………………………………….………....….. 14
Tabel 2.5.
Daftar Faktor Koreksi SMP...……………………………………........... 14
Tabel 2.6.
Faktor Penyesuaian Ukuran Kota...…………………………………...... 21
Tabel 2.7.
Faktor Koreksi Hambatan Samping...…………………………............. 22
Tabel 2.8.
Waktu Siklus Yang Layak...……………………………………….….... 26
Tabel 2.9.
Perilaku Lalu Lintas Tundaan Rata-Rata...……………………..……..... 31
Tabel 4.1.
Data Geometrik Simpang UMS...……………………………................. 42
Tabel 4.2.
Data Geometrik Simpang Kartasura......................................................... 42
Tabel 4.3.
Data Arus Lalu Lintas Pendekat Utara Simpang Kartasura.................... 44
Tabel 4.4.
Komulatif Arus Lalu Lintas Pendekat Utara Simpang Kartasura ........ 44
Tabel 4.5.
Komulatif Arus Lalu Lintas Pendekat Utara Simpang Kartasura ........ 45
Tabel 4.6.
Data Arus Lalu Lintas Pendekat Selatan Simpang Kartasura................ 45
Tabel 4.7.
Komulatif Arus Lalu Lintas Pendekat Selatan Simpang Kartasura ..... 45
Tabel 4.8.
Data Arus Lalu Lintas Pendekat Timur Simpang Kartasura................... 45
Tabel 4.9.
Komulatif Arus Lalu Lintas Pendekat Timur Simpang Kartasura....... 46
Tabel 4.10.
Data Arus Lalu Lintas Pendekat Barat Simpang Kartasura.................... 46
Tabel 4.11.
Komulatif Arus Lalu Lintas Pendekat Barat Simpang Kartasura ........ 46
Tabel 4.12.
Data Arus Lalu Lintas Pendekat Utara Simpang UMS........................... 47
Tabel 4.13.
Komulatif Arus Lalu Lintas Pendekat Utara Simpang UMS................ 47 commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Halaman
Tabel 4.14.
Data Arus Lalu Lintas Pendekat Timur Simpang UMS..........................48
Tabel 4.15.
Komulatif Arus Lalu Lintas Pendekat Timur Simpang UMS ..............48
Tabel 4.16.
Data Arus Lalu Lintas Pendekat Barat Simpang UMS.......................... 48
Tabel 4.17.
71 Komulatif Arus Lalu Lintas Pendekat Barat Simpang UMS .............. 49
Tabel 4.18.
Tabel 4.22.
Formulir SIG 1 Simpang Kartasura......................................................... 50 71 Formulir SIG 1 Simpang UMS................................................................ 51 73 Arus Lalu Lintas Simpang UMS............................................................. 54 86 Arus Lalu Lintas Simpang Kartasura................................................... 54 86 Waktu Antar Hijau Dan Waktu Hilang Simpang UMS........................... 56
Tabel 4.23.
Waktu Antar Hijau Dan Waktu Hilang Simpang Kartasura.................... 56
Tabel 4.24.
Waktu Sinyal Dan Kapasitas Simpang UMS...........................................59
Tabel 4.25.
Waktu Sinyal Dan Kapasitas Simpang Kartasura.................................... 60
Tabel 4.26.
Panjang Antrian, Jumlah Kendaraan Terhenti Simpang UMS................ 63
Tabel 4.27.
Panjang Antrian Jumlah Kendaraan Terhenti Simpang Kartasura....... 63
Tabel 4.28.
Hasil Kinerja Simpang…......................................................................... 66
Tabel 5.1.
Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan................................................. 72
Tabel 4.19. Tabel 4.20. Tabel 4.21.
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1.
Peta Lokasi Simpang Kartasura ............................................ ..3 3
Gambar 1.2.
Peta Lokasi Simpang UMS ................................................... ..3 3
Gambar 2.1.
Lebar Pendekat Rata-Rata ..........................................................88
Gambar 2.2.
Crossing.......................................................................................13 13
Gambar 2.3.
Diverging.....................................................................................13 13
Gambar 2.4.
Merging.......................................................................................13 13
Gambar 2.5.
Weaving.......................................................................................13 13
Gambar 2.6.
Model Dasar Arus Jenuh.............................................................16 16
Gambar 2.7.
Titik Konflik Kritis......................................................................17 17
Gambar 2.8.
Penentuan Tipe Pendekat............................................................18 18
Gambar 3.1.
Daerah Simpang Kartasura..........................................................35 35
Gambar 3.2.
Daerah Simpang Bersinyal UMS................................................36 36
Gambar 3.3.
Penempatan Surveyor Simpang Kartasura..................................38 38
Gambar 3.4.
Penempatan Surveyor Simpang UMS.........................................38 38
Gambar 4.1.
Geometri Simpang UMS................................................................ 43
Gambar 4.2.
Geometri Simpang Kartasura....................................................... 43
Gambar 5.1.
Sket Marka Jalan Dash Line.......................................................... 68
Gambar 5.2.
Sket Marka Jalan Solid Line........................................................68
Gambar 5.3.
Sket Marka Tepi Luar................................................................ 68
Gambar 5.4.
Sket Marka Tepi Dalam...............................................................68
Gambar 5.5.
Sket Marka Dan Zebra Cross..................................................... 69
Gambar 5.6.
Sket Zebra Cross........................................................................81 69
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 2.1. Arus Jenuh Dasar ......................................................................... 20 Grafik 2.2. Arus Jenuh Dasar Tipe O ............................................................. 20 Grafik 2.3. Rasio Belok Kiri Dan Kanan 10 % Tiga Lengan ......................... 21 Grafik 2.4. Rasio Belok Kiri Dan Kanan 10 % Empat Lengan ...................... 21 Grafik 2.5. Faktor Koreksi Untuk Kelandaian .............................................. 22 Grafik 2.6. Faktor Penyesuaian Pengaruh Parkir ........................................... 23 Grafik 2.7. Faktor Penyelesaian Untuk Belok Kanan (FRT) ........................... 23 Grafik 2.8. Faktor Penyelesaian Untuk Belok Kiri (FLT) .............................. 24 Grafik 2.9. Penentuan Waktu Siklus Sebelum Penyesuaian ......................... 26 Grafik 2.10. Perhitungan Jumlah Antrian (NQMAX) Dalam Smp .................... 29 Grafis 2.11. Penentuan Tundaan Lalu Lintas rata-Rata .................................... 32
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A
Soal Permohonan Tugas Akhir
Lampiran B
Lembar Komunikasi dan Pemantauan Tugas akhir.
Lampiran C
Gambar Simpang Kartasura Dan UMS
Lampiran D
Arus Lalu Lintas Simpang
Lampiran E
Perubahan SIG Setelah Pelebaran
Lampiran F
Perubahan SIG Setelah Penambahan Waktu Siklus.
Lampiran G
Diagram Waktu Siklus.
Lampiran H
Harga Satuan Pekerjaan
Lampiran I
Gambar Arus Lalu-lintas Setiap Pendekat.
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR NOTASI
Pendekat
xvi : Daerah dari suatu lengan persimpangan jalan untuk kendaraan mengantri sebelum keluar melewati garis henti.
Emp
: Ekivaken Mobil Penumpang. merupakan faktor dari berbagai tipe kendaraan sehubungan dengan keperluan waktu hijau untuk keluar dari antrian apabila dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan(untuk mobil penumpang dan kendaraan ringan yang sasisnya sama, emp=1,0).
smp
: Satuan Mobil Penumpang, merupakan satuan arus lalu lintas dari berbagai tipe kendaraan yang diubah menjadi kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan faktor emp.
Type O
: Keberangkatan dengan konflik antara gerak belok kanan dan gerak lurus/belok kiri dari bagian pendekat dengan lampu hijau pada fase yang sama. (Arus Berangkat Terlawan)
Type P
: Keberangkatan tanpa konflik antara gerakan lalu lintas belok kanan dan lurus. (Arus Berangkat Terlindung)
LV
: Kendaraan bemotor ber as 2 dengan 4 roda dan dengan jarak as 2,0-3,0 m (melewati: mobil penumpang, oplet, mikrobis, pick-up, dan truk kecil sesuai sistim klasifikasi Bina Marga),atau Kendaraan Ringan.
HV
: Kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda (meliputi: bis, truk 2as, truk 3as, dan truk kombinasi sesuai sistim klasifikasi Bina Marga), atau Kendaraan Berat
MC
: Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (meliputi: sepeda motor dan kendaraan roda 3 sesuai sistim klasifikasi Bina Marga).
UM )
: Kendaraan dengan roda yang digerakkan oleh orang atau hewan (meliputi: sepeda, becak, kereta kuda, dan kereta dorong sesuai sistim klasifikasi Bina Marga), atau Kendaraan Tak Bermotor.
LT
: Indeks untuk lalu lintas yang berbelok kiri. commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
LTOR
digilib.uns.ac.id
: Indeks untuk lalu lintas belok kiri yang diijinkan lewat pada saat sinyal merah. (Belok Kiri Langsung)
ST
: indeks untuk lalu lintas yang lurus.
RT
: Indeks untuk lalu lintas yang belok kekanan.
T
: Indeks untuk lalu lintas yangxvii berbelok (Pembelokan)
PRT
: Rasio untuk lalu lintas yang belok kekanan. (Rasio Belok Kanan)
Q
: Jumlah unsur lalu lintas yang melalui titik tak terganggu dihulu, pendekat per satuan waktu (sbg. Contoh: kebutuhan lalu lintas kend/jam; amp/jam), atau Arus Lalu Lintas.
QO
: Arus lalu lintas dalam pendekat yang berlawanan, yang berangkat dalam fase antar hijau yang sama. (Arus Melawan)
QRTO
: Arus dari lalu lintas belok kanan dari pendekat yang berlawanan (kend/jam; smp/jam), atau Arus Melawan Belok Kanan
S
: Besarnya keberangkatan antrian di yang ditentukan (smp/jam hijau), atau Arus Jenuh
SO
: Besarnya keberangkatan antrian di dalam pendekat selama kondisi ideal (smp/jam hijau). Atau Arus Jenuh Dasar
DS
: Rasio dari arus lalu lintas terhadap kapasitas untuk suatu pendekat. (Derajat Kejenuhan)
FR
: Rasio arus terhadap arus jenuh dari suatu pendekat. (Rasio Arus)
IFR
: Jumlah dari rasio arus kritis (=tertinggi) untuk semua fase sinyal yang berurutan dalam suatu siklus. (Rasio Arus Simpang)
PR
: Rasio arus kritis dibagi dengan rasio arus bersimpang. (Rasio Fase)
C
: Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan. (Kapasitas)
F
: Faktor koreksi untuk penyelesaian dari nilai ideal ke nilai sebenarnya dari suatu variabel. (Faktor Penyesuaian)
D
: Waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui simpang apabila dibandingkan lintasan tanpa melalui simpang. (Tundaan)
QL
: Panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat (m).
NQ
: Jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat (kend;smp). commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
NS
digilib.uns.ac.id
: Jumlah rata-rata berhenti per kendaraan (terberhenti berulang-ulang dalam antrian), atau disebut Angka Henti.
PSV
: Rasio dari arus lalu lintas yang terpaksa berhenti sebelum melewati garis henti akibat pengendalian sinyal. (Rasio Kendaraan Terhenti)
WA
: Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur dibagian tersempit disebelah hulu (m), atau disebut Lebar Pendekat.
WMASUK
: Lebar dari bagian pendekat yang perkeras, diukur pada garis henti (m) , atau disebut Lebar Masuk
WKELUAR
: Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang digunakan oleh lalu lintas buangan setelah melewati persimpangan jalan (m) , atau disebut Lebar Keluar
We
: Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, yang digunakan dalam perhitungan kapasitas (yaitu dengan pertimbangan terhadap W A, WMASUK dan WKELUAR dan gerakan lalu lintas membelok; m). Atau (Lebar Efektif)
L
: Panjang jarak segmen jalan (m).
GRAD
: Kemiringan dari suatu segmen jalan dalam arah perjalanan (+/-%). (Landai Jalan)
COM
: Tata guna lahan komersial (contoh: toko restoran, kantor) dengan jalan masuk langsung bagi perjalan kaki dan kendaraan. (Komersial)
RES
: Tata guna lahan tempat tinggal dengan jalan masuk langsung bagi perjalan kaki dan kendaraan. (Permukiman)
RA
: Jalan masuk langsung terbatas atau tidak ada sama sekali (contoh: karena adanya hambatan fisik, jalan samping,dsb), (Akses Terbatas)
CS
: Jumlah penduduk dalam suatu daerah perkotaan. (Ukuran Kota)
SF
: Interaksi antara arus lalu lintas dan kegiatan disamping jalan yang menyebabkan pengurangan terhadap arus jenuh di dalam pendekat. (Hambatan Samping)
i
: Bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan bagi kombinasi tertentu dari gerakkan lalu lintas (i = indek untuk nomor fase).
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
c
digilib.uns.ac.id
: Waktu untuk urutan lengkap dari indikasi sinyal (contoh: diantara dua saat permulaan hijau yang berurutan didalam pendekat yang sama; m), atau (Waktu siklus)
g
: Waktu nyala hijau dalam pendekat (det).
M
: Daerah yang memisahkan arah lalu lintas pada suatu segmen jalan. (Median)
V
: Kecepatan kendaraan yang ditempuh (km/jam atau m/det).
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Pertumbuhan sarana transportasi yang jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan prasarana jalan, menyebabkan gangguan terhadap arus lalulintas sehingga terjadi kemacetan terutama jika tidak adanya pengaturan-pengaturan yang efektif. Agar kegiatan transportasi khususnya di jalan raya dapat berjalan dengan lancar, perlu pembangunan prasarana jalan baik dari segi kuantitas dan kualitasnya diimbangi dengan pengaturan yang tepat. Pengaturan dengan menggunakan lampu lalulintas termasuk yang paling efektif terutama jika volume lalulintas pada simpang relatif tinggi. Pengaturan ini dapat mengurangi atau menghilangkan titik konflik pada simpang dengan memisahkan pergerakan arus lalulintas pada waktu yang berbedabeda. Tuntutan pelaksanaan aktifitas tersebut disesuaikan dengan dinamika kehidupan masyarakat yang beraneka ragam, hal ini membutuhkan terpenuhinya angkutan umum dan angkutan kota yang memadai. Contohnya di bidang perdagangan, kita tidak lepas dari sistem pengangkutan barang dan orang dari satu daerah ke daerah lain,
hal ini membutuhkan sarana transportasi yang memadai demi lancarnya
perdagangan. Di bidang pendidikan,
kita dapat melihat pada saat jam berangkat
sekolah maupun saat pulang sekolah, dapat menimbulkan kepadatan arus lalu lintas di jalan raya. Begitu juga pada masalah sosial, untuk memudahkan segala kegiatan masyarakat dari satu tempat ke tempat yang lain, hal ini juga tergantung pada sarana transportasi yang baik. Berdasarkan uraian di atas, salah satu titik ruas jalan yang mempunyai peranan besar di kota sukoharjo adalah simpang tiga bersinyal Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan simpang empat bersinyal kartasura.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Tingkat kepadatan dan keramaian lalu lintas di titik ruas jalan ini cukup besar karena merupakan salah satu jalur utama yang menggunakan prasarana jalan raya untuk menghubungkan antar kota besar seperti Solo, Jogja, dan Semarang. Sistem pergerakan transportasi dari berbagai macam karakteristik lalu lintas yang terjadi ditambah dengan perilaku pengguna jalan, khususnya bus kota yang berhenti semaunya di sepanjang jalan Jenderal Ahmad Yani mengakibatkan kondisi lalu lintas semakin padat terutama pada jam-jam puncak. Jalan tersebut dilewati berbagai macam kendaraan, kendaraan yang melewati dari arah Barat dan timur seperti: truk as 2, truk as 3, truk gandeng, bus kota, bus antar kota, mobil pribadi dan kendaraan roda 2 yang sangat padat. Arah Utara seperti : Bus, mobil pribadi, dan sepeda motor, sedangkan dari arah selatan hanya sepeda motor dan mobil pribadi.
Pada simpang empat bersinyal kartasura cukup padat karena sering sekali bus kota berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang baik dari arah barat yang menghubungkan kota Jogja, Semarang menuju kota solo dan daerah sekitarnya maupun arah timur. Arah utara merupakan jalan menuju Bandara Adi Sumarmo, yang dilalui sedikit kendaraan.
Simpang tiga bersinyal UMS adalah simpang yang sangat padat, karena menghubungkan pusat pendidikan. Simpang ini terdapat antrian kendaraan yang cukup panjang. Khususnya dari arah barat ( Jalan Jenderal Ahmad Yani ) dan timur (Jalan Jenderal Ahmad Yani). Khusus dari arah barat menuju timur bus dalam kota berhenti untuk menaikkan penumpang cukup lama, sehingga menyebabkan antrian kendaraan.
Berdasarkan pengamatan sementara di lapangan maka perlu evaluasi kinerja pada simpang tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Adapun Lokasi Simpang tersebut adalah simpang empat bersinyal Kartasura, dan simpang tiga bersinyal UMS. Lokasi tersebut dapat dilihat pada gambar 1.1, 1.2 U
Lokasi Penelitian
Gambar 1.1. Lokasi Simpang Adi Sumarmo ( Sumber : google.map.com )
UMS
Lokasi Penelitian
Gambar 1.2. Lokasi Simpang UMS ( Sumber : wikimapia.org )
Keterangan :
= Lokasi Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
1.2.
Fokus Tugas Akhir
Berapa nilai tingkat kinerja simpang bersinyal di Sukoharjo menurut MKJI 1997
1.3.
Ruang Lingkup Tugas Akhir
1. Lokasi survei adalah simpang empat bersinyal Kartasura dan simpang tiga bersinyal UMS. 2. Pelaksanaan waktu survei pada jam puncak pagi dan siang. 3. Kendaraan yang diamati adalah kendaraan berat, kendaraan ringan, sepeda motor dan kendaraan tak bermotor. 4. Hitungan yang diukur yaitu kapasitas, panjang antrian (Que Length/QL), jumlah kendaraan terhenti (Number of Stoped Vehicle/ Nsv), dan tundaan (Delay/D).
1.4.
Tujuan Pengamatan
1. Menghitung, dan mengetahui kinerja simpang empat bersinyal Kartasura, dan simpang tiga bersinyal UMS meliputi DS,panjang antrian, dan tundaan dengan menggunakan MKJI. 2. Memperbaiki kinerja pada kedua simpang tersebut agar mempunyai kinerja yang lebih baik.
1.5.
Manfaat Pengamatan
1. Dapat mengetahui tingkat kinerja simpang bersinyal. 2. Hasil analisis kinerja simpang bisa digunakan sebagai masukan bagi instansi terkait dalam pembangunan prasarana yang sesuai untuk keadaan yang ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
3. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai rekayasa lalu lintas khususnya yang berkaitan dengan kinerja simpang bersinyal dan tak bersinyal. 4. Memberikan informasi tentang cara menghitung tingkat kinerja suatu simpang bersinyal menggunakan metode MKJI 1997 dan lebih baik sehingga memberikan saran perbaikan yang sesuai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Umum 2.1.1. Tujuan dari pengaturan lalu lintas
Tujuan dari pengaturan lalu lintas adalah untuk menjaga keselamatan arus lalu lintas, dengan memberikan petunjuk yang jelas, mudah dimengerti, dan terarah bagi pengguna jalan. Pengaturan lalu lintas diantaranya dapat menggunakan marka, rambu dan petunjuk lainnya. Tujuan lain pengaturan dari pengaturan lalu lintas adalah : 1. Mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan dari titik konflik. 2. Menjaga kapasitas simpang agar sesuai dengan kapasitas simpang yang direncanakan sebelumnya.
commit to user
6
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2. Simpang tak bersinyal 2.2.1. Definisi dan Istilah di Simpang Tak Bersinyal
Notasi, istilah dan definisi khusus untuk simpang tak bersinyal ada beberapa istilah yang digunakan. notasi, istilah dan defenisi dibagi menjadi 3, yaitu : kondisi geometrik, kondisi lingkungan dan kondisi lalu lintas. Tabel 2.1. Notasi, Istilah dan Definisi pada simpang tak bersinyal Notasi Istilah Kondisi geometrik Lengan Jalan Utama
A, B, C, D
Pendekat
Wx
Lebar Masuk Pendekat X (m)
Wi
Lebar Pendekat Simpang Rata-Rata Lebar Pendekat Jalan Rata-Rata (m)
WAC WBC
Jumlah Lajur Kondisi Lingkungan CS Ukuran Kota SF
Hambatan Samping
Kondisi Lalu Lintas PLT Rasio Belok Kiri QTOT Arus Total
PUM
Rasio Kendaraan Tak Bermotor
QMI
Arus Total Jalan Simpang/minor Arus Total Jalan Utama/major
QMA
definisi Bagian simpang jalan dengan pendekat masuk atau keluar Adalah jalan yang paling penting pada simpang jalan, misalnya dalam hal klasifikasi jalan. Pada suatu simpang 3 jalan yang menerus selalu ditentukan sebagai jalan utama Tempat masuknya kendaraan dalam suatu lengan simpang jalan. Pendekat jalan utama notasi B dan D dan jalan simpang A dan C. Dalam penulisan notasi sesuai dengan perputaran arah jarum jam. Lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur dibagian tersempit, yang digunakan oleh lalu lintas yang bergerak. X adalah nama pendekat. Lebar efektif rata-rata dari seluruh pendekat pada simpang Lebar rata-rata pendekat ke simpang dari jalan Jumlah lajur ditentukan dari lebar masuk jalan dari jalan tersebut Jumlah penduduk dalam suatu daerah perkotaan Dampak terhadap kinerja lalu lintas akibat kegiatan sisi jalan Rasio kendaraan belok kiri PLT = QLT/Q Arus kendaraan bermotor total di simpang dengan menggunakan satuan veh, pcu dan AADT Rasio antara kendaraan tak bermotor dan kendaraan bermotor di simpang Jumlah arus total yang masuk dari jalan simpang/minor (veh/h atau pcu/h) Jumlah arus total yang masuk dari jalan commit to user utama/major (veh/h atau pcu/h)
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2.2. Lebar Pendekat jalan rata-rata, Jumlah Lajur dan Tipe Simpang Lebar pendekat rata-rata untuk jalan simpang dan jalan utama dapat dihitung menggunakan rumusan sebagai berikut : WAC = (WA + WC) / 2 dan ………………………...……………………………(1) WBD = (WB + WD) /2 ……………………………………...…………………....(2) Lebar pendekat rata-rata untuk seluruh simpang adalah : W1 = (WA + WC + WB + WD ) / Jumlah lengan simpang ………………….…(3) Jika a = 0, maka W1 = WC + WB + WD ) / Jumlah lengan simpang Jumlah lajur yang digunakan untuk keperluan perhitungan ditentukan dari lebar rata-rata pendekat jalan untuk jalan simpang dan jalan utama sebagai berikut : Tabel 2.2. Lebar Pendekat dan Jumlah Lajur Lebar pendekat jalan rata-rata, WAC, WBD (m) WBD = (b + d/2)/2 < 5,5 ≥ 5,5 WAC = (a/2 + c/2) / 2 < 5,5 ≥ 5,5
Jumlah lajur (total) untuk kedua arah 2 4 2 4
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Gambar 2.1. Jumlah lajur dan lebar pendekat jalan rata-rata Tipe simpang/Intersection Type (IT) ditentukan banyaknya lengan simpang dan banyaknya lajur pada jalan major dan jalan minor di simpang tersebut dengan kode tiga angka seperti terlihat di tabel 2.3 di bawah ini. Jumlah lengan adalah banyaknya lengan dengan lalu lintas masuk atau keluar atau keduanya. Table 2.3. Kode Tipe Simpang (IT) Kode 322 324 342 422 424
IT Jumlah Lengan Simpang 3 3 3 4 4
Jumlah Lajur Jalan Minor 2 2 4 2 2
commit to user Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Jumlah Lajur Jalan Major 2 4 2 2 4
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2.3. Peralatan Pengendali Lalu Lintas Peralatan pengendali lalu lintas meliputi ; rambu, marka, penghalang yang dapat dipindahkan, dan lampu lalu lintas. Seluruh peralatan pengendali lalu lintas pada simpang dapat digunakan secara terpisah atau digabungkan bila perlu. Semua merupakan sarana utama pengaturan, peringatan, atau pemandu lalu lintas. Fungsi peralatan pengendali lalu lintas adalah untuk menjamin keamanan dan efisien simpangdengan cara memisahkan aliran lalu lintas kendaraan yang saling bersinggungan. Dengan kata lain, hak prioritas untuk memasuki dan melalui suatu simpang selama periode waktu tertentu diberikan satu atau beberapa aliran lalu lintas. Untuk pengandalian lalu lintas di simpang, terdapat beberapa cara utama yaitu :
Rambu STOP (berhenti) Rambu Pengendalian Kecepatan, Kanalisasi di simpan (Channelization), Bundaran (Roundabout), Lampu Pengatur Lalu Lintas. Simpang tak brsinyal
2.2.4. Kapasitas Simpang Tak Bersinyal MKJI (1997) mendefenisikan bahwa kapasitas adalah arus lalu lintas makimum yang dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu dinyatakan
dalam
kendaraan/jam
atau
smp/jam.
Kapasitas
total
suatu
persimpangan dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian antara kapasitas dasar (Co) dan faktor-faktor penyesuaian (F). Rumusan kapasitas simpang menurut MKJI 1997 dituliskan sebagai berikut : C = Co x FW x FM x FCS x FRSU x FLT x FRT x FMI ………………………(4) keterangan ; C Co FW FM FCS FLT FRT FMI
= Kapasitas aktual (sesuai kondisi yang ada) = Kapasitas Dasar = Faktor penyesuaian lebar masuk = Faktor penyesuaian median jalan utama = Faktor penyesuaian ukuran kota = Faktor penyesuaian rasio belok kiri = Faktor penyesuaian rasio belok kanan to user = Faktor penyesuaian rasiocommit arus jalan minor
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.2.5. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) merupakan rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas (smp/jam), dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut : DS = Qsmp/ C….. ……………………………………………………..………(5) keterangan ; DS
= Derajat kejenuhan
C
= Kapasitas (smp/jam)
Qsmp = Arus total sesungguhnya(smp/jam), dihitung sebagai berikut : Qsmp = Qkend. X Fsmp Fsmp = merupakan faktor ekivalen mobil penumpang (emp). 2.2.6. Tundaan (D)
Tundaan di persimpangan adalah total waktu hambatan rata-rata yang dialami oleh kendaraan sewaktu melewati suatu. Hambatan tersebut muncul jika kendaraan berhenti karena terjadinya antrian di simpang sampai kendaraan itu keluar dari simpang karena adanya pengaruh kapasitas simpang yang sudah tidak memadai. Nilai tundaan mempengaruhi nilai waktu tempuh kendaraan. Semakin tinggi nilai tundaan, semakin tinggi pula waktu tempuh. a. Tundaan lalu lintas rata-rata untuk seluruh simpang (DTi) Tundaan lalu lintas rata-rata DTi (detik/smp) adalah tundaan rata-rata untuk seluruh kendaraan yang masuk simpang. Tundaan DTi ditentukan dari hubungan empiris antara tundaan DTi dan derajat kejenuhan DS. - Untuk DS ≤ 0,6 : DTi =
……….………………………….……………….…(6)
- Untuk DS > 0,6 : DTi =
……………………………………………..(7)
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Tundaan lalu lintas rata-rata untuk jalan major (DTMA) Tundaan lalu lintas rata-rata untuk jalan major merupakan tundaan lalu lintas rataratauntuk seluruh kendaraan yang masuk di simpang melalui jalan major. - Untuk DS ≤ 0,6 : …………………………...………………………(8) - Untuk DS ≤ 0,6 : …………….………………….………………(9)
c. Tundaan lalu lintas rata-rata jalan minor (DTMI) Tundaan lalu lintas rata-rata jalan minor ditentukan berdasarkan tundaan lalu lintas rata-rata (DTi) dan tundaan lalu lintas rata-rata jalan major (DTMA). ………………………………………………/…(10) keterangan ;
Qsmp = Arus total sesungguhnya(smp/jam), QMA
= Jumlah kendaraan yang masuk di simpang memalui jalan major (smp/jam)
QMI
= Jumlah kendaraan yang masuk di simpang memalui jalan minor (smp/jam)
d. Tundaan geometrik simpang (DG) Tundaan geometrik simpang adalah tundaan geometrik rata-rata seluruh kendaraan bermotor yang masuk di simpang. DG dihitung menggunakan persamaan : - Untuk DS < 1,0 : DG
= (1 – DS) x (PT x 6 + (1 - PT ) x 3) + DS x 4 ……………………………..(11)
- Untuk DS ≥ 1,0 : DG
= 4 detik/smp …………………………………………………………….. (12)
5. Tundaan simpang (D) Tundaan simpang dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut : D = DG + DTi ……………………………………………………..………….(13) commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.3. Simpang Bersinyal ( traffic signal)
Pada simpang jenis ini, arus kendaraan yang memasuki persimpangan diatur secara bergantian untuk mendapatkan prioritas dengan berjalan terlebih dahulu dengan menggunakan pengendali lalu lintas (traffic light). Parameter kinerja simpang bersinyal juga ditentukan oleh Kapasitas( C) , derajat kejenuhan ( DS), tundaan (D) dan nilai peluang antrian (QP). Rumus : C = S x g/c ………………………………………………………...(14) dimana : C = kapasitas (smp/jam), S = Arus jenuh (smp/jam hijau), g = waktu hijau (det) dan c = Waktu siklus (det) DS = Q/C ………………………………………………………………..…..(15) Panjang Antrian ( QL) suatu pendekat dihitung rumus:
NQ = NQ1 + NQ2 …………….…………………………………………....(16)
Adapun tingkat kinerja yang diukur pada MKJI 1997 adalah : 1. Panjang antrian (Que Length/QL) Panjang antrian kendaraan (QL) adalah jarak antara muka kendaraan terdepan hingga ke bagian belakang kendaraan yang berada paling belakang dalam suatu antrian akibat sinyal lalu lintas. 2. Jumlah kendaraan terhenti (Number of Stoped Vehicle/ Nsv) Angka henti (NS) yaitu jumlah rata - rata berhenti per kendaraan termasuk berhenti berulang `- ulang dalam antrian) sebelum melewati simpang. 3. Tundaan (Delay/D) Tundaan (delay) adalah waktu tertundanya kendaraan untuk bergerak secara normal. Tundaan pada suatu simpang dapat terjadi karena dua hal, yaitu Tundaan lalu lintas (DT) dan Tundaan geometri (DG).
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.4. Jenis Pertemuan Gerakan Pada Simpang
Gerakan dan manuver kendaraan dapat dibagi dalam beberapa kategori dasar, yaitu : pemisahan (diverging), penggabungan (merging), menyalip berpindah jalur (weaving) dan penyilangan (crossing).
2.4.1 Crossing (Memotong)
Gambar 2.2. Crossing 2.4.2. Diverging (Memisah/Menyebar)
Gambar 2.3. Diverging 2.4.3. Merging / Converging (Menyatu/Bergabung)
Gambar 2.4. Merging 2.4.4. Weaving (Jalinan / Anyaman)
Gambar 2.5. Weaving commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.5. Data Yang Dibutuhkan
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari survey dilapangan, diantaranya data volume lalu lintas, lamanya nyala lampu merah, kuning dan hijau. b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari pihak lain, misal dari instansi pemerintah atau lembaga lain, meliputi: a) Data jumlah penduduk, berasal dari Biro Pusat Statistik Kota Sukoharjo b) Peta wilayah penelitian, berasal dari internet. c. Kondisi geometri dan lingkungan Berisi tentang informasi lebar jalan, lebar bahu jalan, lebar median dan arah untuk tiap lengan simpang. Kondisi lingkungan ada tiga tipe, yaitu : komersial, pemukiman dan akses terbatas. d. Kondisi arus lalu lintas Jenis kendaraan dibagi dalam beberapa tipe, seperti terlihat pada Tabel 2.4 dan memiliki nilai konversi pada tiap pendekat seperti tersaji pada Tabel 2.5. Tabel 2.4. Tipe Kendaraan No Tipe Kendaraan Definisi 1 Kendaraan tak bermotor (UM) Sepeda, becak 2 Sepeda bermotor (MC) Sepeda motor 3 Kendaraan ringan (LV) Colt, pick up, station wagon 4 Kendaraan berat (HV) Bus, truck Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Tabel 2.5. Daftar Faktor Konversi SMP SMP untuk tipe approach Jenis Kendaraan
Pendekat
Pendekat
Terlindung
Terlawan
Kendaraan Ringan (LV)
1.0
1.0
Kendaraan Berat (HV)
1.3
1.3
Sepeda Motor (MC)
0.2
0.4
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.6. Penggunaan Sinyal
Sinyal lalu lintas adalah alat kontrol elektris untuk lalu lintas di persimpangan jalan yang berfungsi untuk memisahkan arus kendaraan berdasarkan waktu, yaitu dengan memberi kesempatan berjalan secara bergiliran kepada kendaraan darimasing-masing kaki simpang/pendekat dengan menggunakan isyarat dari lampu lalulintas. Fungsi pemisahan arus ini menjadi sangat penting karena pertemuan arus kendaraan terutama dalam volume yang cukup besar akan membahayakan kendaraan yang melalui simpang dan dapat mengacaukan sistem lalu lintas di persimpangan.
1. Fase Sinyal Fase adalah Suatu rangkaian isyarat yang digunakan untuk mengatur arus yang diperbolehkan berjalan ( bila dua atau lebih berjalan bersama sama maka disebut dalam fase yang sama ). Jumlah fase yang baik adalah fase yang menghasilkan kapasitas besar dan rata-rata tundaan rendah.
Bila arus belok kanan dari satu kaki atau arus belok kanan dari kiri lawan arah terjadi pada fase yang sama, arus ini dinyatakan sebagai terlawan (opossed). Arus belok kanan yang dipisahkan fasenya dengan arus lurus atau belok kanan tidak diijinkan, maka arus ini dinyatakan sebagai terlindung (protected).
a)
Interval Hijau
– Periode dari fase dimana sinyal hijau menyala b) Interval Kuning (Amber) – Bagian dari fase dimana selama waktu tersebut sinyal kuning menyala c)
Interval Semua Merah –
Adalah perioda setelah interval kuning dimana semua sinyal merah menyala.
commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Interval Antar Hijau –
Adalah interval antara akhir sinyal hijau untuk satu fase dan permulaan sinyal hijau untuk fase lain, atau dengan kata lain merupakan jumlah Interval Kuning dan Semua Merah.
e)
Waktu Hilang –
Jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang lengkap (det). Waktu hilang dapat juga diperoleh dari beda antara waktu siklus dengan jumlah waktu hijau
dalam semua fase yang berurutan. Permulaan arus berangkat menyebabkan terjadinya apa yang disebut sebagai Kehilangan awal dari waktu hijau efektif, arus berangkat setelah akhir waktu hijau menyebabkan suatu kehilangan akhir dari waktu hijau efektif, Jadi besarnya waktu hijau efektif, yaitu lamanya waktu hijau di mana arus berangkat terjadi dengan besaran tetap sebesar S, dapat kemudian dihitung sebagai:
Waktu Hijau Efektif = Tampilan waktu hijau - Kehilangan awal + kehilangan akhir
commit to user Gambar 2.6.Model Dasar Arus Jenuh
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Titik konflik pada masing-masing fase adalah titik yang menghasilkan waktu merah semua.
L l EV L AV Merah Semuai = EV V AV MAX VEV Dimana : LEV,LAV
= Jarak dari garis henti ke titik konflik masing-masing untuk kendaraan yang berangkat dan yang datang (m).
lEV
= Panjang kendaraan yang berangkat (m).
VEV,VAV
= Kecepatan masing-masing untuk kendaraan yang berangkat dan yang datang (m/det).
Gambar 2.7. Titik konflik kritis dan jarak untuk keberangkatan dan kedatangan Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Nilai-nilai sementara VEV, VAV dan lEV dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia. Kecepatan kendaraan yang datang
: VAV : 10 m/det (kend. bermotor)
Kecepatan kendaraan yang berangkat
: VEV : 10 m/det (kend. bermotor)
3 m/det (kend. tak bermotor misalnya sepeda): 1,2 m/det (perjalan kaki) Panjang kendaraan yang berangkat atau UM)
lEV : 5 m (LV atau HV) , 2 m (MC
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.7. Penentuan Waktu Sinyal
1. Pemilihan tipe pendekat (approach) Identifikasi tiap pendekat bila dua gerakan lalu lintas berangkat pada fase yang berbeda . (misalnya, lalu-lintas lurus dan lalu-lintas belok kanan dengan lajur terpisah), harus dicatat pada baris terpisah dan diperlakukan sebagai pendekatpendekat terpisah dalam perhitungan selanjutnya.
Pemilihan tipe pendekat (approach) yaitu termasuk tipe terlindung (protected = P) atau tipe terlawan (opossed = O).
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Gambar 2.8. Penentuan tipe pendekatan 2. Lebar efektif pendekat (approach), We = effective Width a) Untuk Pendekat Tipe O (Terlawan) Jika WLTOR ≥ 2.0 meter, maka We = WA - WLTOR Jika WLTOR ≤ 2.0 meter, maka We = WA x (1+PLTOR) -WLTOR. keterangan: WA WLTOR
: lebar pendekat commit to user : lebar pendekat dengan belok kiri langsung
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Untuk Pendekat Tipe P Jika Wkeluar < We x (1 - PRT - PLTOR), We sebaiknya diberi nilai baru = Wkeluar keterangan: PRT
: rasio kendaraan belok kanan
PLTOR : rasio kendaraan belok kiri langsung
3. Arus jenuh dasar (So) Arus jenuh (S) dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus jenuh dasar (So) untuk keadaan standart dengan faktor penyesuaian (F) yang telah ditetapkan, S = So x F CS x F SF x F g x F p x F RT x F LT........ ........ ........ ........ .......... ........(17) So = 600 x We ...............................................................................................(18) Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (Hal : 2 - 56 )
keterangan SO : arus jenuh dasar We : lebar efektif pendekat
Dengan nilai faktor penyesuaian sebagai berikut ini. 1) Faktor penyesuaian ukuran kota (Fcs) Dibagi menjadi 5 macam menurut jumlah penduduk. 2) Faktor penyesuaian hambatan samping (Fsf) sebagai fungsi dari jenis lingkungan jalan, tingkat hambatan samping dan rasio kendaraan tak bermotor 3) Faktor penyesuaian parkir (Fp) dapat dihitung dari rumus berikut, yang mencakup pengaruh panjang waktu hijau : ……………………….(19)
4) Faktor penyesuaian belok kanan (FRT) ditentukan sebagai fungsi dari rasio kendaraan belok kanan, dihitung dengan rumus : F RT = 1,0 + (p RT X 0,26) .................................................................... (20) commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Grafik 2.1. Arus jenuh dasar Pendekat tipe O (Opposed) Pendekat tipe O (opposed) adalah pendekat dimana arus berangkat dengan konflik dengan lalu lintas dari arah berlawanan. Ditentukan dari grafik 2.1a. (untuk pendekat tanpa lajur belok kanan terpisah) sebagai fungsi dari We, QRT dan QRTO’.
Grafik 2.2. Arus jenuh dasar ( tipe o ) commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Faktor Penyesuaian
1) Penetapan faktor koreksi untuk nilai
arus lalu lintas dasar kedua tipe
pendekat (protected dan opposed) pada simpang adalah sebagai berikut: a) Faktor koreksi ukuran kota (FCS), sesuai Tabel 2.6. Tabel 2.6. Faktor penyesuaian ukuran kota Penduduk kota (juta jiwa)
Faktor penyesuaian ukuran kota
>3 1,0-3,0 0,5-1,0 0,1-0,5 <0,1
1,05 1,00 0,94 0,83 0,82
b) Rasio belok kiri dan kanan 10 % dapat dilihat pada grafik 2.3. dan 2.4.
Grafik 2.3. Rasio belok kiri dan kanan 10% simpang tiga lengan
Grafik 2.4. Rasio belok kiri dan kanan 10% simpang empat lengan commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Faktor koreksi gangguan samping ditentukan sesuai Tabel 2.7. Tabel 2.7 Faktor Koreksi Hambatan Samping Lingkungan Jalan Komersial (COM)
Hambatan Samping Tinggi Sedang Rendah
Pemukiman (RES)
Tinggi Sedang Rendah
Akses Terbatas (RA)
Tinggi Sedang Rendah
Tipe Fase
Rasio Kendaraan Tak Bermotor 0.00 0.93 0.93 0.94 0.94 0.95 0.95 0.96 0.96 0.97 0.97 0.98 0.98 1.00 1.00
Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung Terlawan Terlindung
0.05 0.88 0.91 0.89 0.92 0.90 0.93 0.91 0.94 0.92 0.95 0.93 0.96 0.95 0.98
0.10 0.84 0.88 0.85 0.89 0.86 0.90 0.86 0.92 0.87 0.93 0.88 0.94 0.90 0.95
0.15 0.79 0.87 0.80 0.88 0.81 0.89 0.81 0.89 0.82 0.90 0.83 0.91 0.85 0.93
0.20 0.74 0.85 0.75 0.86 0.76 0.87 0.78 0.86 0.79 0.87 0.80 0.88 0.80 0.90
0.25 0.70 0.81 0.71 0.82 0.72 0.83 0.72 0.84 0.73 0.85 0.74 0.86 0.75 0.88
0.30 0.65 0.79 0.66 0.80 0.67 0.81 0.67 0.81 0.68 0.82 0.69 0.83 0.70 0.85
0.35 0.60 0.77 0.61 0.78 0.62 0.79 0.62 0.79 0.63 0.80 0.64 0.81 0.65 0.83
0.40 0.56 0.75 0.57 0.76 0.58 0.77 0.57 0.76 0.58 0.77 0.59 0.78 0.60 0.80
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
c) Faktor Penyesuaian untuk kelandaian sesuai grafik 2.5.
Grafik 2.5. Faktor Koreksi untuk Kelandaian Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
d) Faktor Penyesuaian untuk pengaruh parkir dan lajur belok kiri yang pendek sesuai grafik 2.6.
commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.6. Faktor penyesuaian untuk pengaruh pakir (Fp) e) Faktor Penyesuaian untuk belok kanan dapat dilihat pada grafik 2.7.
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.7. Faktor penyesuaian untuk belok kanan (FRT)
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f) Faktor Penyesuaian untuk belok kiri sesuai grafik 2.8.
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.8. Faktor penyesuaian untuk belok kiri (FLT) 2). Nilai arus jenuh Jika suatu pendekat mempunyai sinyal hijau lebih dari satu fase, yang arus jenuhnya telah ditentukan secara terpisah maka nilai arus kombinasi harus dihitung secara proporsional terhadap waktu hijau masing-masing fase.
S = SO x FCS x FSF x FG x FP x FRT x FLT .......................................(21)
Dimana: SO
: arus jenuh dasar
FCS
: faktor koreksi ukuran kota
FSF
: faktor koreksi hambatan samping
FG
: faktor koreksi kelandaian
FP
: faktor koreksi parkir
FRT
: faktor koreksi belok kanan
FLT
: faktor koreksi belok kiri
commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Perbandingan arus lalu lintas dengan arus jenuh (FR) Perbandingan keduanya menggunakan rumus berikut: FR =Q/S .......................................................................................................(22) Dimana: FR : rasio arus Q
: arus lalu lintas (smp/jam)
S
: arus jenuh (smp/jam)
Untuk arus kritis dihitung dengan rumus:
............................................................................................(23) dimana: IFR
: perbandigan arus simpang Σ(FRcrit)
PR
: rasio fase
FRerit
: nilai FR tertinggi dari semua pendekat yang berangkat pada suatu fase sinyal
6. Waktu siklus dan waktu hijau a. Waktu siklus sebelum penyesuaian menghitung
waktu
siklus
sebelum
waktu
penyesuaian
(Cua)
untuk
pengendalian waktu tetap, dan masukan hasil kedalaman kotak dengan tanda “waktu siklus” pada bagian terbawah kolom II dari formulir SIG-IV. Waktu siklus dihitung dengan rumus: ... ....................................................................................(24) Dimana: cua : waktu siklus pra penyesuaian sinyal (detik) LTI : total waktu hilang per siklus (detik) IFR : rasio arus simpang
commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.9. Penentuan waktu siklus sebelum penyesuaian waktu siklus yang layak untuk simpang adalah seperti terlihat pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Waktu siklus yang layak untuk simpang Tipe pengaturan 2 fase 3 fase 4 fase Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Waktu siklus (det) 40-80 50-100 60-130
Nilai-nilai yang lebih rendah dipakai untuk simpang dengan lebar jalan <10 , nilai yang lebih tinggi untuk jalan yang lebih lebar. Waktu siklus lebih rendah dari nilai yang disarankan, akan menyebabkan kesulitan bagi para pejalan kaki untuk menyebrang jalan. Waktu siklus yang melebihi 130 detik harus dihindari kecuali pada kasus sangat khusus (simpang sangat besar) karena hal ini sering kali menyebabkan kerugian dalam kapasitas keseluruhan. b. Waktu hijau Waktu hijau (green time) untuk masing-masing fase menggunakan rumus : gi = ( Cua – LTI ) x PRi..............................................................................(25) dimana: gi
: waktu hijau dalam fase-i (detik)
LTI : total waktu hilang per siklus (detik) cua : waktu siklus pra penyesuaian sinyal (detik) commit to user PRi : perbandingan fase FRkritis/Σ(FRkritis)
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Waktu siklus yang disesuaikan Waktu siklus yang telah disesuaikan (c) berdasarkan waktu hijau yang diperoleh dan telah dibulatkan dan waktu hilang (LTI) dihitung dengan rumus:
c = LTI + Σg ................................................................................................(26) dimana: c
: waktu hijau (detik)
LTI : total waktu hilang per siklus (detik) Σg : total waktu hijau (detik)
Waktu siklus yang disesuaikan berdasarkan pada waktu hijau yang telah dibulatkan dan waktu hilang (LTI).
2.8. Kapasitas Simpang
Kapasitas suatu simpang bersinyal dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati suatu simpang secara seragam dalam satu interval waktu
tertentu.
Kapasitas
simpang
bersinyal
menunjukan
kemampuan
pengoperasian sinyal tersebut dalam mengalirkan arus lalulintas dari masing – masing kaki simpang. Kapasitas tiap kaki simpang dihitung berdasarkan arus jenuh, waktu hijau dan waktu siklus sinyal, dengan rumus sebagai berikut ini. :
..........................................................................................................(27) Dimana: C : kapasitas (smp/jam) S : arus jenuh (smp/jam) g : waktu hijau (detik) c : waktu siklus yang disesuaikan (detik) b) Derajat kejenuhan (DS) dihitung dengan rumus : DS = Q / S ...........................................................................................................(28)
Damana:/ Q : arus lalu lintas (smp/jam) C : kapasitas (smp/jam)
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.9. Perilaku Lalu Lintas
Perilaku lalu lintas pada simpang dipengaruhi oleh panjang antrian, jumlah kendaraan terhenti dan tundaan. Panjang antrian adalah jumlah kendaraan yang antri dalam satu pendekat. a. Jumlah antrian (NQ) dan Panjang Antrian (QL) Nilai dari jumlah antrian (NQ1) dapat dicari dengan formula: 1) bila DS > 0,5, maka: NQ1 = 0.25 x C x
.............................(29)
dimana: NQ1
: jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya
C
: kapasitas (smp/jam)
DS
: derajat kejenuhan
2) Bila DS < 0,5, maka: NQ1 = 0...............................................................................................................(30) Jumlah antrian kendaraan dihitung, kemudian dihitung jumlah antrian satuan mobil penumpang yang datang selama fase merah (NQ2) dengan formula: Untuk DS > 0.5 ; selain dari itu NQ1= 0 ................................................................(31) dimana : NQ2 : jumlah antrian smp yang datang selama fase merah DS : derajad kejenuhan Q : volume lalu lintas (smp/jam) c : waktu siklus (detik) GR : gi/c Untuk antrian total (NQ) dihitung dengan menjumlahkan kedua hasil tersebut yaitu NQ1 dan NQ2 : NQ = NQ1 + NQ2............................................................................................. (32) Dimana: NQ NQ1 NQ2
: jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau : jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya commit to user : jumlah antrian smp yang datang selama fase merah
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Panjang antrian (QL) diperoleh dari perkalian (NQ) dengan luas rata-rata yang dipergunakan per smp (20m2) dan pembagian dengan lebar masuk. ...................................................................................(33)
Dimana: QL NQmax Wmasuk
: panjang antrian : jumlah antrian : lebar masuk
Nilai NQ max diperoleh dari Gambar E-2:2 MKJI hal 2-66, dengan anggapan peluang untuk pembebanan (POL) sebesar 5 % untuk langkah perancangan.
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Grafik 2.10. Perhitungan jumlah antrian (NQMAX) dalam smp b. Kendaraan terhenti (NS) Jumlah kendaraan terhenti adalah jumlah kendaraan dari arus lalu lintas yang terpaksa berhenti sebelum melewati garis henti akibat pengendalian sinyal. Angka henti sebagai jumlah rata-rata per smp untuk perancangan dihitung dengan rumus di bawah ini: NS 0,9
NQ 3600 ……….......….....……………….……………....... (34) Qc
Dimana: c
: Waktu siklus (det).
Q
: Arus lalu lintas (smp/jam). commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kendaraan terhenti dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
N SV Q NS (smp/jsm) ……………......……….....……………...……… (35) Dimana: Q
: Arus lalu lintas.
NS : Angka henti rata-rata.
Rasio kendaraan terhenti PSV merupakan rasio kendaraan yang harus berhenti akibat sinyal merah sebelum melewati suatu simpang. Rasio kendaraan terhenti dapat dihitung dengan rumus: PSV min NS ,1 ……………………………………………………….. ......(36)
Sedangkan untuk menghitung angka henti seluruh simpang dengan rumus sebagai berikut:
NS TOT
N SV …………………………..………………………………... (37) QTOT
c. Tundaan (Delay) Tundaan adalah waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui simpang apabila dibandingkan lintasan tanpa melalui suatu simpang. Tundaan terdiri dari:
1) Tundaan Lalu lintas Tundaan lalu lintas adalah waktu menunggu yang disebabkan interaksi lalu lintas dengan gerakan lalu lintas yang bertentangan. Tundaan lalu lintas rata-rata tiap pendekat dihitung dengan menggunakan formula: Tundaan rata-rata suatu pendekat j dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: D j DT j DG j ………….......………………………..............…......... (38)
Dimana: Dj
: Tundaan rata-rata untuk pendekat j.
DTj
: Tundaan lalu lintas rata-rata untuk pendekat j.
DGj
: Tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j. commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.9. Perilaku Lalu lintas Tundaan Rata-rata.
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Tundaan lalu lintas setiap pendekatan (DT) dapat dihitung dengan rumus:
DT c A
NQ1 3600 ……………………...........………………...... (39) C
Dimana: DT
: Tundaan lalu lintas rat-rata (det/smp).
c
: Waktu siklus yang disesuaikan (det).
A
0,5 1 GR : 1 GR DS
GR
: Rasio hijau.
DS
: Derajat kejenuhan.
NQ1
: Jumlah smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya.
C
: Kapasitas (smp/jam). commit to user
2
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 Grafik 2.11. Penetapan tundaan lalu lintas rata-rata (DT)
2) Tundaan Geometri Tundaan geometri disebabkan oleh perlambatan dan percepatan kendaraan yang membelok di simpang atau yang terhenti oleh lampu merah. Tundaan geometrik rata-rata (DG) masing-masing pendekat : DG1 1 PSV PT 6 PSV 4 …………........…………………....... (40)
Dimana: DG1
: Tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j (det/smp).
PSV
: Rasio kendaraan terhenti pada pendekat
PT
: Rasio kendaraan berbelok pada pendekat.
Sedangkan tundaan rata-rata untuk menghitung seluruh simpang, dengan rumus sebagai berikut: DI
Q D ……………………..…..………............……………… (41) QTOT
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 3 METODOLOGI
3.1. Metode Pengamatan
Metode penelitian ini menggunakan survei dan observasi langsung dilapangan untuk mendapatkan data masukan dan lalu dihitung untuk mendapatkan hasil kinerja yang diinginkan. Survei digunakan dengan menggunakan teknik manual dalam pengamatan dan pengambilan data di lapangan. Analisis menggunakan teknik perhitungan metode MKJI 1997 secara manual.
3.2. Prosedur Survei 3.2.1. Survei Geometri Terdiri dari 4 orang surveyor,dua orang mengukur lebar tiap – tiap pendekat, 1 orang mencatat hasil pengukuran dan 1 orang lagi mengawasi kendaraan yang melintas untuk menjaga keamanan survey.( dijelaskan lebih lanjut pada pelaksanaan pengamatan ) 3.2.2. Survei Volume lalu lintas Mencatat kendaraan yang melintasi simpang tersebut. Lebih lengkap akan dijelaskan di pelaksanaan pengamatan. 3.2.3. Survei Nyala Lampu Lalu Lintas Terdiri dari 4 Surveyor, mencatat lamanya nyala lampu merah, kuning, Hijau dan all red. 3.3. Metode Survei Dan Data Yang Diambil Metode yang digunakan dalam metode ini menggunakan metode pengamatan langsung ke lapangan terdiri dari pengambilan data dibawah ini : commit to user
33
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Geometrik, Pengaturan Lalu Lintas, Lingkungan. Terdiri dari:
kode pendekatan yang digunakan untuk penempatan arah (Utara, Selatan, Barat dan Timur).
Tipe lingkungan jalan (COM = Komersial, RES = Permukiman, RA = Akses terbatas).
Tingkat Hambatan Samping (Tinggi: Besar arus berangkat pada tempat masuk dan keluar berkurang oleh karena aktivitas disamping jalan pada pendekatan seperti angkutan umum berhenti, perjalan kaki berjalan sepanjang atau melintasi pendekat, keluar-masuk halaman disamping jalan dsb. Rendah: Besar arus berangkat pada tempat masuk dan keluar tidak berkurang oleh hambatan samping dari jenis-jenis yang disebutkan diatas).
Median (jika terdapat median pada bagian kanan dari garis henti dalam pendekatan).
Kelandaian (kelandaian dalam %, naik = +%; turun = -%).
Belok Kiri Langsung (LTOR diijinkan Ya/Tidak pada pendekatan).
Jarak ke Kendaraan Parkir (jarak normal antara garis-henti dan kendaraan pertama yang diparkir disebelah hulu pendekatan).
Lebar Pendekatan (Pendekatan WA, Masuk W
MASUK,
Belok Kiri
Langsung W LTOR, Keluar W KELUAR). 2. Arus Lalu Lintas. Terdiri dari :
Kendaraan bermotor: Kendaraan ringan (LV), kendaraan berat (HV), sepeda motor (MC).
Kendaraan tak bermotor: Becak, sepeda, andong.
3. Waktu Antar Hijau, Waktu Hilang. Lalu lintas berangkat dan lalu lintas datang. 4. Penentuan Waktu Sinyal, Kapasitas. Terdiri dari: tipe pendekatan, lebar pendekatan efektif, arus jenuh dasar, waktu siklus dan waktu hijau dan kapasitas. commit to user 5. Tundaan, Panjang Antrian, Jumlah Kendaraan Terhenti.
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.4. Jenis Data
Berdasarkan asalnya data dikelompokkan dalam : 1. data primer yaitu data yang didapatkan dari pengukuran maupun pengamatan secara langsung di lapangan ( data geometrik, data arus lalu lintas, lamanya lampu hijau,merah, dan kuning ). 2. data sekunder yaitu data yang didapatkan dari sumber lain misalnya instansi pemerintah, swasta maupun perorangan yang telah melakukan pengamatan secara langsung di lapangan ( Peta wilayah penelitian, dan jumlah penduduk ).
3.5. Deskripsi Lokasi Pengamatan
Lokasi penelitian adalah simpang tiga UMS dan simpang empat Kartasura. Simpang tiga UMS adalah daerah yang cukup padat lalu lintasnya karena di bagian utara terdapat kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Barat dan timur adalah jalan pertemuan jalan Jenderal Ahmad Yani. Simpang empat Kartasura arah barat terdapat pasar Kartasura arah utara menuju bendara Adi sumarmo. Untuk lebih jelasnya gambar simpang tersebut disertakan dibawah ini gambar 3.1. dan 3.2. daerah simpang tiga UMS dan simpang empat Kartasura. 3,9
Pertokoaan Jl. adi sumarmo
3,9
U Pertokoaan
Pos Polisi Pertokoaan Pertokoaan Pertokoaan
Pertokoaan
Jl. Ahmad Yani
7,7
7,7
Jl. Ahmad Yani
Jl. Ahmad Yani
8,50
7,8
Jl. Ahmad Yani
2 Pertokoaan Pertokoaan
Pertokoaan
Pertokoaan
Jl. Wimbo Harsono
Pertokoaan
Pertokoaan
3,9
3,9
Gambar 3.1. Daerah commit SimpangtoEmpat user Bersinyal Kartasura
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4,40
UMS
Pertokoaan
4,10
Pertokoaan
7,90
9,90
Pertokoaan
Pertokoaan
Pertokoaan
Pertokoaan
Jl. Pabelan
Jl. Pabelan
ATM
U
Jl. Ahmad Yani
Jl. Ahmad Yani
7,70
Jl. Ahmad Yani
Jl. Ahmad Yani
7,90
0,95
0,95
Pos Polisi
Gambar 3.2. Daerah Simpang Tiga Bersinyal UMS 3.6. Alat Pengamatan
Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk menunjang pelaksanaan survei dilapangan, meliputi : 1. Alat tulis => untuk mencatat semua hasil penelitian. 2.Pencatat waktu (stop watch) => untuk mengukur pergantian periode pengamatan kendaraan. 3. Meteran standar (roll meter) => untuk pengukuran lebar jalan, meliputi lebar efektif (We), lebar masuk (Wmasuk) dan lebar keluar (Wexit). 4. Petugas pengamat => tenaga pengamat dan pencatat arus lalu lintas. 5. Formulir penelitian => untuk mencatat jumlah kendaraan, jenis kendaraan yang melewati simpang yang diamati. 6. Jam tangan => penunjuk waktu selama pelaksanaan survei. 7. Komputer => alat untuk menghitung dan mengolah data.
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.7. Pelaksanaan Pengamatan
Penelitian dilaksanakan dengan mencatat semua jenis kendaraan yang melewati simpang UMS dan simpang Kartasura. Pencatatan meliputi jumlah setiap gerakan (belok kiri, lurus, belok kanan). Pencatatan dilaksanakan selama satu hari pada saat kondisi cerah, yaitu hari Selasa dan Rabu 14-15 Maret 20112 :
Jam 06.00 – 08.00 WIB untuk jam puncak pagi
Jam 11.00 – 13.00 WIB untuk jam puncak siang
Waktu yang dipilih adalah pada jam sibik siang. Setelah penghitungan volume kendaraan selesai dilanjutkan dengan pencatatan waktu nyala lampu pada simpang UMS dan simpang Kartasura. Pengukuran data geometrik dipersimpangan dilakukan pada malam hari pukul 24.00 WIB sampai selesai agar pengukuran berjalan dengan lancar karena arus lalu lintas sudah sepi. Cara pelaksanaan penelitian dapat dilaksanakan sebagai berikut : a.
Menghitung data arus lalu lintas pada tiap pendekat. 1. Menyiapkan formulir pencatatan arus lalu lintas. 2. Penghitungan dilakukan untuk setiap interval waktu 15 menit pada masing-masing periode jam puncak. 3. Penghitungan dilakukan oleh 10 orang surveyor. Tugas masing-masing surveyor diantaranya adalah sebagai berikut : - Untuk simpang UMS 1) Surveyor 1,2, dan 3 bertanggung jawab mencatat kendaraan yang keluar dari pendekat utara baik menuju pendekat barat maupun timur. 2) Surveyor 4,5 dan 6 bertanggung jawab mencatat kendaraan yang keluar dari pendekat timur menuju pendekat barat maupun utara. 3) Surveyor 7,8 dan 9 mencatat kendaraan yang keluar dari pendekat barat menuju ke pendekat utara maupun timur ( Surveyor 1,4, dan 7 mencatat sepeda motor, surveyor 2,5 dan 8 mencatat kendaraan ringan, surveyor 3,6 dan 9 mencatat kendaraan berat ). Surveyor ke 10 dan 11 untuk menggantikan surveyor lain. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
- Untuk Simpang empat Kartasura Tugas masing-masing surveyor hampir sama seperti disimpang UMS hanya saja surveyor ke 10 dan 11 mencatat kendaraan yang keluar maupun masuk ke pendekat selatan, pendekat ini sangat sedikit kendaraan. - Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 3.3. dan 3.4 dibawah ini.
Gambar 3.3. Penempatan Surveyor Simpang Empat Bersinyal Kartasura
Gambar 3.4. Penempatan Surveyor Simpang Tiga Bersinyal UMS
4. Hasil perhitungan dicatat pada formulir yang telah disediakan.
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Menghitung waktu nyala lampu tiap fase 1. Menyiapkan formulir yang dibutuhkan dan stop watch. 2. Menghitung nyala lampu merah, kuning, dan hijau pada setiap fase dengan stop watch. 3. Mencatat hasil penghitungan pada formulir. 4. Pengukuran dilakukan secara berulang-ulang agar diperoleh hasil yang akurat.
c. Mengukur data geometrik persimpangan 1. Menyiapkan gambar sketsa persimpangan, meteran dan alat penerangan. 2. Satu orang petugas memegang alat penerangan dan memberi tanda pada pengguna jalan agar berhati-hati untuk melindungi petugas pengukur. 3. Dua orang petugas mengukur data geometrik yang dibutuhkan. 4. Hasil pegukuran dicatat pada formulir yang disediakan.
3.7.
Perhitungan Data
Hasil data survei diolah berdasarkan data yang
telah diperoleh, selanjutnya
dikelompokkan sesuai dengan identifikasi jenis permasalahan sehingga diperoleh analisis pemecahan masalah yang tepat. Analisis dihitung sesuai data kondisi saat ini untuk melihat kemampuan dan kapasitas jalan. a.
Arus Lalu lintas
Didapat dari hasil survei volume lalu lintas dan diambil data yang masuk ke dalam jam sibuk. Penentuan jam sibuk dengan cara membawa data volume lalu lintas ke dalam smp/jam. Faktor pengali untuk sepeda motor ( 0,2 ), kendaraan ringtan ( 1 ), dan kendaraan berat ( 1,3 ). Dari data Volume lalu lintas dikalikan Faktor smp kemudian dicari jam sibuknya. Setelah ditemukan jam sibuk lalu diambil data kendaraan/jam yang masuk kedalam jam sibuk.
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Arus jenuh dasar (So) So didapat dari 600 x lebar efektif ( untuk tipe pendekat P ) So untuk tipe pendekat O didapat dari grafik C 3 : 2 c. Arus jenuh (S) S S 0 FCS FSF FG FP FRT FLT
Untuk mendapatkan nilai arus dasar adalah dengan mengalikan arus jenuh dasar dengan faktor – faktor penyesuaian. d. Perbandingan arus lalu lintas dengan arus jenuh (FR) FR = Q/S Jumlah arus lalu lintas tiap pendekat dibagi dengan arus jenuh ( s ) e.
Waktu siklus sebelum penyesuaian (cua) dan waktu hijau (g)
f.
Kapasitas (C) dan Derajat Kejenuhan (DS) C Sg /c Kapasitas didapat dari perkalian dari arus jenuh,waktu hijau tiap fase dan waktu siklus. Derajat Kejenuhan ( DS ) didapat dengan membandingkan antara arus lalu lintas smp/jam dengan kapasitas simpang smp/jam.
g.
Panjang Antrian QL
NQ max X 20 Wmasuk
Panjang antrian didapat dari jumlah kendaraan antri ( smp ) dikalikan dengan 20 dibagi dengan lebar masuk.
2. Metode Pemecahan Masalah Setelah didapatkan Hasil perhitungan jika derajat kejenuhan ( DS ) > 0,85 maka langkah selanjutnya adalah menentukan alternatif solusi yang memungkinkan untuk memecahkan permasalahan yang ada. Jika DS 0,85 maka belum diperlukan perbaikan simpang, DS simpang yang diamati saat ini DS < 0,85 maka belum diperlukan pemecahan masalah atau perbaikan simpang.
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB 4 PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum
Setelah data data yang diperlukan didapat, maka dengan cara memasukkan nilainya dalam perhitungan dapat diketahui kondisi sinyal lalu lintas yang terjadi saat ini sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan langkah penanganan yang akan diberlakukan pada masing-masing simpang tersebut.
1. Simpang Tiga Universitas Muhammadiyah Surakarta
Sinyal lalu lintas yang telah ada pada simpang tiga lengan berbentuk T di UMS bekerja dalam pengaturan tiga fase dengan hijau awal pada pendekat Utara. Pendekat Utara memiliki lebar masuk 2,40 m, Timur 7,80 m dan Barat 7,90 m. Masing-masing pendekat tergolong dalam lingkungan komersial (com).
Berdasarkan pengamatan kondisi eksisting yang ada, pada pendekat Utara memiliki waktu hijau 12 detik dan waktu merah 1 menit 18 detik. Pada pendekat Timur pengaturan waktu nyala hijau sebesar 21 detik dan waktu merah 1 menit 4 detik. Sedangkan pada pendekat Barat memiliki waktu hijau 28 detik dan waktu merah sebesar 1 menit 6 detik.
2. Simpang Empat Kartasura
Sinyal lalu lintas yang telah ada pada simpang empat kartasura bekerja dalam pengaturan tiga fase dengan hijau awal pada pendekat Utara dan selatan. Pendekat Utara memiliki lebar masuk 4,90 m, Selatan memiliki lebar masuk 3,90 m, Timur 6,80 m dan Barat 5,70 m. Masing-masing pendekat tergolong dalam lingkungan komersial (com).
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan pengamatan kondisi eksisting yang ada, pada pendekat Utara memiliki waktu hijau 22 detik dan waktu merah 1 menit 6 detik. Pada pendekat Selatan memiliki waktu hijau 20 detik dan waktu merah 1 menit 6 detik. Pada pendekat Timur pengaturan waktu nyala hijau sebesar 25 detik dan waktu merah 1 menit 5 detik. Sedangkan pada pendekat Barat memiliki waktu hijau 24 detik dan waktu merah sebesar 1 menit.
4.2. Data Survei Geometrik Simpang
Lokasi penelitian adalah simpang tiga UMS dan simpang empat kartasura. Tabel 4.1. Data Geometrik Simpang UMS Nama Jalan
Lebar ( m)
Jumlah Lajur
Jl. Pabelan
8,7
2 lajur
Jl. Ahmad Yani ( timur)
15,6
4 lajur
Jl. Ahmad Yani ( barat)
17,6
4 lajur
Tabel 4.2. Data Geometrik Simpang Empat Kartasura Nama Jalan
Lebar ( m)
Jumlah Lajur
Jl. Wimbo Harsono
7,8
2 lajur
Jl. Adi Sumarmo
13,7
2 lajur
Jl. Ahmad Yani ( timur)
15,5
4 lajur
Jl. Ahmad Yani ( barat)
16,2
4 lajur
Denah lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1. dan 4.2.
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4,40
UMS
Pertokoaan
4,10
U Pertokoaan Pertokoaan
Pertokoaan
ATM
Jl. Pabelan
Jl. Pabelan
Pertokoaan
7,90
9,90
Pertokoaan
Jl. Ahmad Yani
Jl. Ahmad Yani 0,95
Jl. Ahmad Yani
7,90
7,70
0,95
Jl. Ahmad Yani
Pos Polisi
Gambar 4.1. Data Geometri Simpang UMS 3,9
Pertokoaan Jl. adi sumarmo
3,9
U Pertokoaan
Pos Polisi Pertokoaan Pertokoaan Pertokoaan
Pertokoaan
Jl. Ahmad Yani
7,7
7,7
Jl. Ahmad Yani
Jl. Ahmad Yani
8,50
7,8
Jl. Ahmad Yani
2 Pertokoaan
Pertokoaan
Jl. Wimbo Harsono
Pertokoaan
Pertokoaan
Pertokoaan
Pertokoaan
3,9
3,9
Gambar 4.2. Data Geometri Simpang Empat Kartasura
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.3.
Data Volume Lalu Lintas
4.3.1. Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu Lintas Simpang Empat Kartasura Lokasi
: Simpang Empat Kartasura
Hari / Tanggal : Selasa, 21 Februari 2012 Pendekat
: Utara
Tabel 4.3. Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu Lintas Simpang Empat Kartasura Pukul 11.00 – 13.00 Utara Waktu
Sepeda Motor
Kendaraan Ringan
Kendaraan Berat
Un Motor CyceL
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
11.00-11.15
21
8
28
14
2
9
15
2
8
2
2
3
11.15-1130
24
9
31
14
2
11
13
0
10
3
3
0
11.30-11.45
15
9
35
18
4
13
11
3
11
0
6
5
11.45-12.00
33
16
37
9
2
17
9
2
12
2
4
1
12.00-12.15
54
18
39
14
3
19
21
3
13
3
5
3
12.15-12.30
76
18
44
17
4
18
22
0
13
5
0
4
12.30-12.45
88
21
48
21
9
21
31
4
17
0
6
5
12.45-13.00
44
14
21
15
0
9
19
0
14
0
0
0
Jumlah
355
113
283
122
26
117
141
14
98
15
26
21
Tabel 4.4. Komuliatif Arus Lalu Lintas Pendekat Utara Jam sibuk waktu 11.00-11.15 11.15-1130 11.30-11.45 11.45-12.00 12.00-12.15 12.15-12.30 12.30-12.45 12.45-13.00
Sepeda Motor LTOR ST 93 42 126 52 178 61 251 73 262 71
RT 131 142 155 168 152
KOMULATIF 15 MENITAN Kendaraan Ringan Kendaraan Berat LTOR ST RT LTOR ST RT 55 10 50 48 7 41 55 11 60 54 8 46 58 13 67 63 8 49 61 18 75 83 9 55 67 16 67 93 7 57
commit to user
Un Motor CyceL LTOR ST RT 7 15 9 8 18 9 10 15 13 10 15 13 8 11 12
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.6. Arus Lalu Lintas Pendekat Selatan Selatan Waktu
Sepeda Motor
Kendaraan Ringan
Kendaraan Berat
Un Motor CyceL
LT
ST
RT
LT
ST
RT
LT
ST
RT
LTOR
ST
RT
11.00-11.15
8
21
33
3
9
1
2
7
2
3
5
2
11.15-1130
9
31
18
2
11
3
0
11
1
2
3
3
11.30-11.45
11
22
17
0
13
1
3
13
3
1
5
0
11.45-12.00
13
17
9
4
9
3
3
8
4
3
3
1
12.00-12.15
13
44
17
1
14
1
1
12
2
2
2
0
12.15-12.30
21
53
18
2
16
3
1
16
2
4
3
3
12.30-12.45
17
59
33
2
19
4
3
18
2
3
0
4
12.45-13.00
13
15
11
3
12
3
0
11
0
2
0
3
Jumlah
105
262
156
17
103
19
13
96
16
20
21
16
Tabel 4.7. Komuliatif Arus Lalu Lintas Pendekat Selatan Jam sibuk waktu
Sepeda Motor LTOR ST 41 91 46 114 58 136 64 173 64 171
11.00-11.15 11.15-1130 11.30-11.45 11.45-12.00 12.00-12.15 12.15-12.30 12.30-12.45 12.45-13.00
KOMULATIF 15 MENITAN Kendaraan Ringan Kendaraan Berat LTOR ST RT LTOR ST RT 9 42 8 8 39 10 7 47 8 7 44 10 7 52 8 8 49 11 9 58 11 8 54 10 8 61 11 5 57 6
RT 77 61 61 77 79
Un Motor CyceL LTOR ST RT 9 16 6 8 13 4 10 13 4 12 8 8 11 5 10
Tabel 4.8. Arus Lalu Lintas Pendekat Timur Timur Waktu
Sepeda Motor
Kendaraan Ringan
Kendaraan Berat
Un Motor CyceL
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
11.00-11.15
14
64
32
1
22
6
0
24
11
0
0
0
11.15-1130
6
78
21
0
34
11
1
31
13
1
2
0
11.30-11.45
6
89
16
1
42
9
0
25
14
0
1
2
11.45-12.00
8
144
46
0
55
14
0
31
14
1
0
3
12.00-12.15
10
153
22
1
64
14
0
35
17
0
0
0
12.15-12.30
9
175
16
1
78
19
0
44
21
0
1
0
12.30-12.45
11
211
36
0
86
22
1
42
23
0
0
0
12.45-13.00
9
143
23
3
37
15
0
24
19
1
0
3
Jumlah
73
1057
212
7
418
110
2
256
132
3
4
8
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.9. Komuliatif Arus Lalu Lintas Pendekat Timur Jam Sibuk waktu 11.00-11.15 11.15-1130 11.30-11.45 11.45-12.00 12.00-12.15 12.15-12.30 12.30-12.45 12.45-13.00
Sepeda Motor LTOR ST 34 375 30 464 33 561 38 683 39 682
RT 115 105 100 120 97
KOMULATIF 15 MENITAN Kendaraan Ringan Kendaraan Berat LTOR ST RT LTOR ST RT 2 153 40 1 111 52 2 195 48 1 122 58 3 239 56 0 135 66 2 283 69 1 152 75 5 265 70 1 145 80
Un Motor CyceL LTOR ST RT 2 3 5 2 3 5 1 2 5 1 1 3 1 1 3
Tabel 4.10. Arus Lalu Lintas Pendekat Barat Jam Sibuk Barat Waktu
Sepeda Motor
Kendaraan Ringan
Kendaraan Berat
Un Motor CyceL
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
11.00-11.15
45
154
1
19
28
0
18
43
1
1
0
0
11.15-1130
54
167
2
22
32
5
22
34
1
4
0
1
11.30-11.45
66
177
3
31
36
2
19
41
0
2
7
3
11.45-12.00
76
198
1
32
38
0
19
39
3
1
1
1
12.00-12.15
87
222
2
37
44
2
19
41
1
2
7
0
12.15-12.30
96
231
3
44
53
5
22
66
1
4
0
1
2.30-12.45
112
243
1
48
77
7
31
67
0
5
0
3
12.45-13.00
64
177
2
24
32
1
21
37
0
1
4
0
Jumlah
600
1569
15
257
340
22
171
368
7
20
19
9
Tabel 4.11. Komuliatif Arus Lalu Lintas Pendekat Barat waktu 11.00-11.15 11.15-1130 11.30-11.45 11.45-12.00 12.00-12.15 12.15-12.30 12.30-12.45 12.45-13.00
Sepeda Motor LTOR ST 241 696 283 764 325 828 371 894 359 873
RT 7 8 9 7 8
KOMULATIF 15 MENITAN Kendaraan Ringan Kendaraan Berat LTOR ST RT LTOR ST RT 104 134 7 78 157 5 122 150 9 79 155 5 144 171 9 79 187 5 161 212 14 91 213 5 153 206 15 93 211 2
commit to user
Un Motor CyceL LTOR ST RT 8 8 5 9 15 5 9 15 5 12 8 5 12 11 4
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.3.2. Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu Lintas Simpang Tiga UMS Lokasi
: Simpang Tiga UMS
Hari / Tanggal : Rabu, 22 Februari 2012 Pendekat
: Utara
Tabel 4.12. Rekapitulasi Pencacahan Arus Lalu Lintas Simpang Tiga UMS Pukul 11.00 – 13.00 Utara Waktu
Kendaraan Ringan
Kendaraan Berat
Sepeda Motor
Tak Bermotor
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
11.00-11.15
4
0
10
1
0
0
22
0
11
1
0
1
11.15-1130
8
0
9
0
0
2
14
0
6
0
0
0
11.30-11.45
3
0
18
1
0
4
27
0
19
3
0
3
11.45-12.00
6
0
23
0
0
7
13
0
25
4
0
5
12.00-12.15
4
0
21
3
0
9
24
0
18
5
0
0
12.15-12.30
3
0
25
7
0
9
34
0
28
0
0
3
12.30-12.45
11
0
17
3
0
7
42
0
21
0
0
0
12.45-13.00
15
0
19
9
0
4
47
0
29
0
0
0
Jumlah
54
0
142
24
0
42
223
0
157
13
0
12
Tabel 4.13. Komuliatif Arus Lalu Lintas Pendekat Utara Jam Sibuk waktu 11.00-11.15 11.15-1130 11.30-11.45 11.45-12.00 12.00-12.15 12.15-12.30 12.30-12.45 12.45-13.00
Kendaraan Ringan LTOR ST RT 21 0 60 21 0 71 16 0 87 24 0 86 33 0 82
KOMULATIF 15 MENITAN Kendaraan Berat Sepeda Motor LTOR ST RT LTOR ST 2 0 13 76 0 4 0 22 78 0 11 0 29 98 0 13 0 32 113 0 22 0 29 147 0
commit to user
RT 61 68 90 92 96
Un Motor CyceL LTOR ST RT 8 0 9 12 0 8 12 0 11 9 0 8 5 0 3
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.14. Arus Lalu Lintas Pendekat Timur Timur Waktu
Kendaraan Ringan
Kendaraan Berat
Sepeda Motor
Tak Bermotor
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
11.00-11.15
0
66
14
0
44
3
0
122
22
0
0
1
11.15-1130
0
64
13
0
56
1
0
152
35
0
1
3
11.30-11.45
0
75
13
0
77
0
0
166
31
0
2
0
11.45-12.00
0
102
28
0
95
0
0
168
21
0
0
0
12.00-12.15
0
120
24
0
102
0
0
154
29
0
4
3
12.15-12.30
0
115
32
0
111
1
0
165
28
0
9
0
12.30-12.45
0
87
33
0
69
0
0
173
33
0
6
8
12.45-13.00
0
75
49
45
1
0
153
36
0
4
5
Jumlah
0
704
206
0 6
599
6
0
1253
235
0
26
20
Tabel 4.15. Komuliatif Arus Lalu Lintas Pendekat Timur Jam Sibuk waktu 11.00-11.15 11.15-1130 11.30-11.45 11.45-12.00 12.00-12.15 12.15-12.30 12.30-12.45 12.45-13.00
Kendaraan Ringan LTOR ST RT 0 307 68 0 361 78 0 412 97 0 424 117 0 397 138
KOMULATIF 15 MENITAN Kendaraan Berat Sepeda Motor LTOR ST RT LTOR ST 0 272 4 0 608 0 330 1 0 640 0 385 1 0 653 0 377 1 0 660 0 327 2 0 645
RT 109 116 109 111 126
Un Motor CyceL LTOR ST RT 0 3 4 0 7 6 0 15 3 0 19 11 0 23 16
Sepeda Motor
Tak Bermotor
Tabel 4.16. Arus Lalu Lintas Pendekat Barat Barat Waktu
Kendaraan Ringan
Kendaraan Berat
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
LTOR
ST
RT
11.00-11.15
29
54
0
1
46
0
40
98
0
0
0
0
11.15-1130
15
64
0
4
69
0
31
125
0
1
0
0
11.30-11.45
22
88
0
0
74
0
45
135
0
0
0
0
11.45-12.00
15
87
0
1
98
0
28
142
0
2
3
0
12.00-12.15
11
94
0
2
111
0
25
141
0
0
5
0
12.15-12.30
34
104
0
3
121
0
11
154
0
6
9
0
12.30-12.45
25
124
0
0
0
46
175
0
4
9
0
12.45-13.00
22
76
0
0
101 86
0
38
122
0
6
3
0
Jumlah
173
691
0
11
706
0
264
1092
0
19
29
0
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.17. Komuliatif Arus Lalu Lintas Pendekat Barat Jam Sibuk waktu 11.00-11.15 11.15-1130 11.30-11.45 11.45-12.00 12.00-12.15 12.15-12.30 12.30-12.45 12.45-13.00
Kendaraan Ringan LTOR ST RT 81 293 0 63 333 0 82 373 0 85 409 0 92 398 0
KOMULATIF 15 MENITAN Kendaraan Berat Sepeda Motor LTOR ST RT LTOR ST 6 287 0 144 500 7 241 0 129 543 6 283 0 109 572 6 330 0 110 612 5 419 0 120 592
RT 0 0 0 0 0
Un Motor CyceL LTOR ST RT 3 3 0 3 8 0 8 17 0 12 26 0 16 26 0
4.4. Geometrik, Pengaturan Lalu-lintas dan kondisi Lingkungan Informasi untuk diisi pada bagian atas Form SIG-1: 1) Umum Isilah tanggal, Dikerjakan oleh, Kota, Simpang, Hal dan Waktu pada judul formulir. 2) Ukuran kota Masukkan jumlah penduduk perkotaan (ketelitian 0,1 jt penduduk) 3) Fase dan waktu sinyal Pada kotak-kotak di bawah judul Formulir SIG-1 untuk menggambar diagram diagram fase yang ada (jika ada). Masukkan waktu hijau (g) dan waktu antar hijau (IG) yang ada pada setiap kotak, dan masukkan waktu siklus dan waktu hilang total (LTI=∑IG) untuk kasus yang ditinjau (jika ada). 4) Belok kiri Iangsung Tunjukkan dalam diagram-diagram fase dalam pendekat-pendekat mana gerakan belok kiri langsung diijinkan (gerakan membelok tersebut
dapat
dilakukan dalam semua fase tanpa memperhatikan sinyal) Pada bagian tengah dari formulir SIG I untuk membuat sketsa simpang tersebut dan masukkan semua data masukan geometrik yang diperlukan:
commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.18. Formulir SIG I Perempatan kartasura
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.19. Formulir SIG I Simpang UMS
30 79
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan: Kolom (1)
: Kode pendekatan yang digunakan untuk penempatan arah
Kolom (2)
: Tipe lingkungan jalan (COM = Komersial, RES = Permukiman, RA = Akses terbatas).
Kolom (3)
: Tingkat Hambatan Samping (Tinggi: Besar arus berangkat pada tempat masuk dan keluar berkurang oleh karena aktivitas disamping jalan pada pendekatan seperti angkutan umum berhenti,perjalan kaki berjalan sepanjang atau melintasi pendekat,kelur-masuk halaman disamping jalan Rendah: Besar arus berangkat pada tempat masuk dan keluar tidak
berkurang oleh hambatan samping dari jenis-jenis yang
disebutkan diatas). Kolom (4)
: Median (jika terdapat median pada bagian kanan dari garis henti
dalam
pendekatan). Kolom (5)
: Kelandaian (kelandaian dalam %, naik = +%; turun = -%).
Kolom (6)
: Belok Kiri Langsung (LTOR diijinkan Ya/Tidak pada pendekatan).
Kolom (7)
: Jarak ke Kendaraan Parkir (jarak normal antara garis-henti dan kendaraan pertama yang diparkir disebelah hulu pendekatan).
Kolom (8)
: Lebar Pendekata WA merupakan lebar dari bagian pendekat diperkeras, diukur dibagian tersempit disebelah hulu (m).
Kolom (9)
: Lebar Pendekat WMASUK merupakan lebar dari bagian pendekat yang diperkeras, diukur pada garis henti (m).
Kolom (10)
: Lebar Pendekat WLTOR merupakan dari bagian pendekat yang diperkeras, yang digunakan untuk belok kiri langsung.
Kolom (11)
: Lebar Pendekat WE merupakan lebar dari bagian yang diperkeras, yang digunakan dalam perhitungan kapasitas (yaitu dengan pertimbangan terhadap WA,WMASUK , WLTOR dan gerakan lalu lintas membelok, (m). commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.5.
Data Arus Lalu Lintas
Data survei arus lalu lintas simpang Kartasura dan UMS pada jam puncak siang dilakukan setiap 15 menit selama 2 jam. Survei dimulai pukul 11.30-13.30. Data yang didapat adalah volume arus kendaraan yang melewati simpang. Arus kendaraan yang terdiri dari kendaraan bermotor dan kendaraan tak bermotor. Kemudian data dijadikan dalam satuan smp/jam.
Setelah mendapatkan data volume lalu lintas masukkan hasil survei dalam SIG II diketahui besarnya arus lalu lintas yang melewati Simpang Kartasura dan UMS pada jam puncak. Hasil survei data arus lalu lintas Simpang Kartasura dan UMS pada jam puncak Siang dapat di lihat dalam tabel 4.20. dan 4.21.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.20. Arus Lalu Lintas Simpang UMS
Tabel Formulir SIG - II SIMPANG BERSINYAL
Tanggal : april 2012
Formulir SIG-II :
Kota : Sukoharjo
ARUS LALULINTAS
Simpang : UMS
Ditangani oleh : eko setiyaw an Periode : jam puncak SIANG
Perihal : 3 fase
Arus LaluLintas Kendaraan Bermotor ( MV ) Kendaraan Ringan(LV) Kendaraan Berat(HV) Sepeda Motor(MC) Kode Pendekat
Arah
T
B
emp terlindung = 1,0
emp terlindung = 1,3
emp terlindung = 0,2
emp terlaw an = 1,0
emp terlaw an = 1,3
emp terlaw an = 0,4
kend/
kend/
kend/
kend/
smp/jam
smp/jam
smp/jam
smp/jam
Rasio Berbelok
Kiri Kanan kend/
Arus
Rasio
UM
PUM = UM/ MV
jam Terlindung Terlawan
jam Terlindung Terlawan
jam Terlindung Terlawan
jam Terlindung Terlawan
PLT
PRT
jam
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
(9)
(10)
(12)
(13)
(15)
(16)
(17)
LT (tanpa LTOR)
0
0
0
0
0
0
0
0
0,000
0
LTOR
24
24
13
17
113
23
150
64
0,303
9
ST
0
0
0
0
0
0
0
0
RT
86
86
32
42
92
18
210
146
Total
110
110
45
59
205
41
360
210
0
0
0
0
0
0
0
0,000
0
0
0
0
0
0
0
0,000
377
490
660
132
1461
1046
(1)
U
Kend.tak bermotor
Kendaraan Bermotor Total MV
LT (tanpa LTOR) 0 0 LTOR
(5)
(8)
(11)
(14)
(18)
0 0,697
8 17 0 0
ST
424
424
RT
117
117
1
1
111
22
229
141
Total
541
541
378
491
771
154
1690
1187
0
0
0
0
0
0
0
0,000
0
0,107
16
LT (tanpa LTOR) 0 85 LTOR
85
6
8
110
22
201
115
ST
409
409
330
429
612
122
1351
960
RT
0
0
0
0
0
0
0
0
494
494
336
437
722
144
1552
1075
Total
0
0,0472
19 0,118
11 30
0,0178
26 0,000
0 42
0,0271
Tabel. 4.21. Arus Lalu Lintas Simpang Kartasura
Tabel Formulir SIG - II SIMPANG BERSINYAL
Tanggal : april 2012
Formulir SIG-II :
Kota : Sukoharjo
ARUS LALULINTAS
Simpang : perempatan kartasuro
Ditangani oleh : eko setiyaw an Periode : jam puncak siang
Perihal : 3 fase
Arus LaluLintas Kendaraan Bermotor ( MV ) Kendaraan Ringan(LV) Kendaraan Berat(HV) Sepeda Motor(MC) Kode Pendekat
Arah
Kend.tak bermotor
emp terlindung = 1,0
emp terlindung = 1,3
emp terlindung = 0,2
emp terlaw an = 1,0
emp terlaw an = 1,3
emp terlaw an = 0,4
Kendaraan Bermotor Total MV
kend/
kend/
kend/
kend/
smp/jam
smp/jam
smp/jam
smp/jam
jam Terlindung Terlawan
jam Terlindung Terlawan
jam Terlindung Terlawan
jam Terlindung Terlawan
Rasio Berbelok Kiri
Kanan
PLT
PRT
jam
(16)
(17)
Arus
Rasio
UM
PUM = UM/ MV
kend/
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
U
LT (tanpa LTOR)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,000
0
LTOR
61
61
61
83
108
108
251
50
100
395
219
269
0,497
10
ST
18
18
18
9
12
12
73
15
29
100
44
59
RT
75
75
75
55
72
72
168
34
67
298
180
214
Total
154
154
154
147
191
191
492
98
197
793
444
542
LT (tanpa LTOR) 9 0 LTOR
9
9
8
10
10
64
13
26
81
32
45
0,137
12
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,000
0
ST
58
58
58
54
70
70
173
35
69
285
163
197
RT
11
11
11
10
13
13
77
15
31
98
39
55
Total
78
78
78
72
94
94
314
63
126
464
234
297
LT (tanpa LTOR) 0 2 LTOR
0
0
0
0
0
0
0
0,000
0
38
8
0,013
1
S
T
B
2
1
1
ST
283
283
152
198
RT
69
69
75
98
120
Total
354
354
228
296
0
0
(18)
15 0,394
13 38
8 0,168
8 28
41
11
1118
617
24
264
191
841
168
1423
819
0
0
0
0
0
0,000
0
0,339
12
commit 683 to 137user
LT (tanpa LTOR) 0 161 LTOR
161
91
118
371
74
623
354
ST
212
212
213
277
894
179
1319
668
RT
14
14
5
7
7
1
26
22
Total
387
387
309
402
1272
254
1968
1043
0,0479
0,0603
1 0,233
3 5
0,0035
8 0,021
5 25
0,0127
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan: Kolom (1)
: Kode pendekat terdiri arah Utara, Selatan, Barat, Timur.
Kolom (2)
: Arah arus kendaraan terdiri LT/LTOR (belok kiri/belok kiri langsung), ST (lurus), RT (belok kanan).
Kolom (3)
: Jumlah arus kendaraan/jam pada kendaraan ringan (LV).
Kolom (4)
: Hasil kali kendaraan/jam dengan emp terlindung = 1,0 pada kendaraan ringan (LV) (smp/jam).
Kolom (5)
: Hasil kali kendaraan/jam dengan emp terlawan = 1,0 pada kendaraan ringan (LV) (smp/jam).
Kolom (6)
: Jumlah arus kendaraan/jam pada kendaraan berat (HV).
Kolom (7)
: Hasil kali kendaraan/jam dengan emp terlindung = 1,3 pada kendaraan berat (HV) (smp/jam).
Kolom (8)
: Hasil kali kendaraan/jam dengan emp terlindung = 1,3 pada kendaraan berat (HV) (smp/jam).
Kolom (9)
: Jumlah arus kendaraan/jam pada sepeda motor (MC).
Kolom (10)
: Hasil kali kendaraan/jam dengan emp terlindung = 0,2 pada sepeda motor (MC) (smp/jam).
Kolom (11)
: Hasil kali kendaraan/jam dengan emp terlindung = 0,4 pada sepeda motor (MC) (smp/jam).
Kolom (12)
: Hasil total seluruh kendaraan/jam.
Kolom (13)
: Hasil total seluruh kendaraan terlindung (smp/jam).
Kolom (14)
: Hasil total seluruh Kendaraan terlawan (smp/jam).
Kolom (15)
: Rasio kendaraan belok kiri (PLT).
PLT Kolom (16)
LT ( smp / jam) Total ( smp / jam)
: Rasio kendaraan belok kanan (PRT)
PRT
RT ( smp / jam) Total ( smp / jam)
Kolom (17)
: Jumlah arus kendaraan tak bermotor (UM).
Kolom (18)
: Rasio kendaraan tak bermotor (PUM). PUM
UM MV
commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.6.
Data Waktu Antar Hijau dan Waktu Hilang
Data yang terdiri dari Lalu Lintas Berangkat, Lalu Lintas Dating dan Waktu Merah Semua. Tabel 4.22. Waktu Antar Hijau dan Waktu Hilang Simpang UMS
Tabel Formulir SIG -III SIMPANG BERSINYAL
Tanggal : april 2012 Ditangani oleh : eko setiyawan Kota : Sukoharjo Simpang : UMS Perihal : 3 fase
Formulir SIG - III : -WAKTU ANTAR HIJAU -WAKTU HILANG
LALULINTAS BERANGKAT Pendekat
LALU LINTAS DATANG Kecepatan VEV (m/dtk)
U 10 T 10 B 10
Pendekat Kecepatan VAV (m/dtk) Jarak berangkat-datang (m) Waktu berangkat-datang (dtk)*) Jarak berangkat-datang (m) Waktu berangkat-datang (dtk)*) Jarak berangkat-datang (m) Waktu berangkat-datang (dtk)*) Jarak berangkat-datang (m) Waktu berangkat-datang (dtk)*)
Waktu merah semua (dtk) U 10
T 10 52+5-15 5.1+0.5-1.5
B 10
4,1 49+5-31 4.9+0.5-3.1
2,3
26+5-27 2.6+0.5-2.7
0,4
Penentuan waktu merah semua : (data ini dapat dirubah sendiri sesuai fase) Fase 1 --> Fase 2 Fase 2 --> Fase 3 Penentuan waktu Fase 3 --> Fase 1 all red didasarkan Fase --> Fase 3 kuning/fase pada aturan fase Jumlah fase
4,0 3 1 3
9
Waktu hilang total (LTI)= Merah semua total+waktu kuning (dtk / siklus )
17
Dari gambar 5.1. *) Waktu untuk berangkat = ( L EV + I EV ) / V EV, dimana IEV = 5 m Waktu untuk datang = L AV / V AV
Tabel 4.23. Waktu Antar Hijau dan Waktu Hilang Simpang Kartasura
Tabel Formulir SIG -III SIMPANG BERSINYAL
Tanggal : april 2012 Ditangani oleh : eko setiyawan Kota : Sukoharjo Simpang : perempatan kartasuro Perihal : 3 fase
Formulir SIG - III : -WAKTU ANTAR HIJAU -WAKTU HILANG
LALULINTAS BERANGKAT Pendekat
LALU LINTAS DATANG Kecepatan VEV (m/dtk)
U 10 S 10 T 10 B 10
Pendekat Kecepatan VAV (m/dtk) Jarak berangkat-datang (m) Waktu berangkat-datang (dtk)*) Jarak berangkat-datang (m) Waktu berangkat-datang (dtk)*) Jarak berangkat-datang (m) Waktu berangkat-datang (dtk)*) Jarak berangkat-datang (m) Waktu berangkat-datang (dtk)*)
Waktu merah semua (dtk) U 10
S 10
T 10 39+5-33 3.9+0.5-3.3
B 10
1,0 22+5-21 2.2+0.5-2.1
50+5-16 5.0+0.5-1.6
3,9
24+5-26 2.4+0.5-2.6
Penentuan waktu merah semua : (data ini dapat dirubah sendiri sesuai fase) Fase 1 --> Fase 2 Fase 2 --> Fase 3 Penentuan waktu Fase 3 --> Fase 1 all red didasarkan Fase --> Fase 3 kuning/fase pada aturan fase Jumlah fase Waktu hilang total (LTI)= Merah semua total+waktu kuning (dtk / siklus ) Dari gambar 5.1. *) Waktu untuk berangkat = ( L EV + I EV ) / V EV, dimana IEV = 5 m Waktu untuk datang = L AV / V AV
commit to user
0,6
0,3 1 4 1 3
9 15
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.6.1. Waktu Antar Hilang
1.
Lalu Lintas Berangkat
Kolom (1)
: Pendekat (Utara, Selatan, Barat, dan Timur).
Kolom (2)
: Kecepatan VEV (m/dtk). Dimana: VEV : kecepatan masing-masing untuk kendaraan yang berangkat m/det). Namun dalam MKJI untuk nilai VEV : 10 m/det (kendaraan bermotor), tergantung dari komposisi lalu lintas dan kondisi kecepatan pada lokasi, dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia akan hal ini.
2.
Lalu Lintas Datang
Kolom (1)
: Pendekat (Utara,Selatan, Barat dan Timur).
Kolom (2)
: Kecepatan VAV (m/det). Dimana: VAV
:
kecepatan masing-masing untuk kendaraan yang datang
m/det). Namun dalam MKJI untuk nilai VAV : 10 m/det (kendaraan bermotor), tergantung dari komposisi lalu lintas dan kondisi kecepatan pada lokasi, dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia akan hal ini. Kolom (3)
: Jarak Berangkat (LEV) – Datang (LAV) (m) Dimana: (LEV) dan (LAV) jarak dari garis henti ke titik konflik masing masing untuk kendaraan yang berangkat
dan yang dating
(m/det). IEV : panjang kendaraan yang berangkat (m). Namun dalam MKJI untuk nilai IEV : 5 m (LV atau HV) dan 2 m (MC atau UM), tergantung dari komposisi lalu lintas dan kondisi kecepatan pada lokasi, dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia akan hal ini. to user commit
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kolom (4)
: Waktu Berangkat (VEV) – Datang (VAV) (m/det). Dimana: (VEV) dan (VAV) kecepatan masing -masing untuk kendaraan yang berangkat dan yang dating (m/det), Namun dalam MKJI untuk nilai VAV : 10 m/det (kendaraan bermotor), VEV : 10 m/det (kendaraan bermotor) 3 m/det (kendaraan tak bermotor) 1,2 m/det (perjalan kaki), tergantung dari komposisi lalu lintas dan kondisi kecepatan pada lokasi, dapat dipilih dengan ketiadaan aturan di Indonesia akan hal ini.
3.
Waktu Merah Semua
Dapat dimasukkan dalam rumus sebagai berikut:
L I EV L AV Merah Semua EV VEV V AV
L I EV L AV Merah Semua EV VEV V AV
26 5 27 10 10
24 5 26 10 10
= 0,4
= 0,3
4.6.2. Waktu Hilang
Waktu Hilang (LTI) merupakan jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang lengkap (det). Waktu Hilang
Total (LTI) dapat dihitung dengan waktu merah semua total
ditambahkan dengan waktu kuning.
commit to user
B
1
2
3
U
T
B
p
p
p
(3)
LTI ( det )
Waktu hilang total
(2)
(1)
(P / O)
(5)
0,000
0,118
0,697
(6)
PRT
Lebar
7,90
7,80
2,40
(9)
WE
(m)
efektif
4740
4680
1440
(10)
17 Waktu siklus disesuaian
c (det)
0,94
0,94
0,94
(11)
FCS
kota
hijau So
Ukuran
smp/j
89
88,6
0,910
0,910
0,880
(12)
FSF
Samping
1,00
1,00
1,00
(13)
FG
daian
Hambatan kelan-
1,00
1,00
1,00
(14)
1,00
1,00
1,00
(15)
FRT
1,00
1,00
1,00
(16)
FLT hijau
4055
4003
1191
(17)
S
smp/jam
Belok aikan
Kanan Kiri
Parkir Belok FP
Nilai Hanya tipe P disesu-
Arus jenuh smp/jam Hijau
Fase 3
Perihal : 3 fase
FASEPeriode 2 : jam puncak SIANG
Ditangani oleh : eko setiyaw an
Faktor Penyesuaian
dasar Semua tipe pendekat
Nilai
Fase 2
Waktu siklus pra penyesuaian c ua (det)
0,107 0,000
0,000 0,000
0,303 0,000
(4)
PLTOR PLT
berbelok
dekat fase dekat
no.
Rasio
0
1046 T
141
64 U
kendaraan
0
Pen- dalam Pen-
commit to user
Kode Hijau Tipe
0
0 960
115
146
Distribusi arus lalu lintas(smp/jam)Fase 1
Simpang FASE 1 : UMS
Kota : Sukoharjo
Formulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL
KAPASITAS
Tanggal : april 2012
SIMPANG BERSINYAL
Tabel Formulir SIG - IV
IFR =
960
1187
146
(18)
Q
∑FRCRIT
smp/j
lintas
lalu
Arus
Arus
Rasio
Fase
(19)
Q/S
FR =
FASE 1
0,656
0,237
0,296
0,123
Total g =
0,361
0,452
0,187
(20)
IFR
FR CRIT
PR =
fase
Rasio
g
72
26
32
13
(21)
det
hijau
Waktu
1183
1462
180
(22)
Sxg/c
C=
smp/j
sitas
Kapa-
0,811
0,812
0,811
(23)
Q/C
DS=
jenuh
Derajat
perpustakaan.uns.ac.id 58 digilib.uns.ac.id
4.7. Data Waktu Sinyal dan Kapasitas
Tabel 4.24. Penentuan Waktu Sinyal dan Kapasitas Simpang UMS
B
19
23
1
1
2
3
U
S
T
B
p
p
o
o
(3)
LTI ( det )
Waktu hilang total
(2)
(1)
(P / O)
(5)
(6)
55
214
55
(8)
5,70
5,80
3,90
4,90
(9)
WE
(m)
3420
3480
1860
2310
15 Waktu siklus disesuaian
c (det)
(10)
0,94
0,94
0,94
0,94
(11)
FCS
kota
hijau So
Ukuran
smp/j
1,00
81
80,6
1,00
0,920 0,938
1,00
1,00
(13)
FG
0,930
0,870
0,890
(12)
FSF
Samping daian
1,00
1,00
1,00
1,00
(14)
FP
1,01
1,00
1,00
1,00
(15)
FRT
Kanan
Parkir Belok
disesu-
Nilai
1,00
1,00
1,00
1,00
(16)
3032
3042
1521
1933
(17)
S
smp/jam
FLT hijau
Kiri
Belok aikan
Hanya tipe P
Arus jenuh smp/jam Hijau
Fase
Periode : jam puncak siang
Perihal : 3 fase
Ditangani oleh : eko setiyaw an
Faktor Penyesuaian Hambatan kelan-
dasar Semua tipe pendekat
Nilai
Fase 2
Waktu siklus pra penyesuaian c ua (det)
0,339 0,000 0,021
0,013 0,000 0,233
0,000 0,137 0,168
214
(7)
QRTO
dari law an
efektif
Arus RT smp/j Lebar
Arah Arah
PRT QRT
0,497 0,000 0,394
(4)
PLTOR PLT
berbelok
dekat fase dekat
no.
Rasio
kendaraan
Pen- dalam Pen-
commit to user
Kode Hijau Tipe
S
55
754 T
847
197
215
428
45
59 269 U
214
Distribusi arus lalu lintas(smp/jam)Fase 1
Simpang : perempatan kartasuro
Kota : Sukoharjo
Formulir SIG-IV : PENENTUAN WAKTU SINYAL
KAPASITAS
Tanggal : april 2012
SIMPANG BERSINYAL
Tabel Formulir SIG - IV
Q
IFR =
690
808
297
273
(18)
∑FRCRIT
smp/j
lintas
lalu
Arus
Arus
Rasio
Fase
(19)
Q/S
FR =
0,659
0,227
0,265
0,166
0,141
Total g =
0,345
0,403
0,252
(20)
IFR
FR CRIT
66
23
26
17
17
(21)
g
hijau
848
993
325
394
(22)
Sxg/c
C=
smp/j
sitas
Waktu KapaPR = det
fase
Rasio
0,814
0,814
0,822
0,692
(23)
Q/C
DS=
jenuh
Derajat
perpustakaan.uns.ac.id 59 digilib.uns.ac.id
Tabel 4.25. Waktu Sinyal dan Kapasitas Simpang Kartasura
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan SIG IV : Kolom (1)
: Pendekat (Utara, Barat dan Timur).
Kolom (2)
: Nomor dari fase yang masing-masing pendekat atau gerakannya mempunyai nyala hijau.
Kolom (3)
: Tipe dari setiap pendekat, pelindung (P) atau terlawan (O).
Kolom (4)
: Rasio kendaraan berbelok kiri langsung (PLTOR).
Kolom (5)
: Rasio kendaraan berbelok kiri (PLT).
Kolom (6)
: Rasio kendaraan berbelok kanan (PRT).
Kolom (7)
: Arus RT arah dari masing – masing pendekat
Kolom (8)
: Arus RT arah lawan dari masing – masing pendekat.
Kolom (9)
: Lebar efektif WE (m).
Kolom (10)
: Nilai dasar (SO) Untuk tipe arus terlindung (P) S O 600 WE
600 2,40 = 1440 smp/jam Kolom (11)
: Tipe pendekat ukuran kota (FCS) dapat dilihat dalam tabel 2.6.
Kolom (12)
: Tipe pendekat Hambatan Samping (FSF)
Kolom (13)
: FG, factor kelandaian , diperoleh dari gambar 2.5. Contoh untuk kelandaian 0 % maka factor kelandaian FG = 1.
Kolom (14)
: Tipe pendekat Pakir (FP) dapat dilihat dalam grafik 2.6.
Kolom (15)
: Tipe pendekat terlindung belok kanan (FRT) dapat dilihat dalam grafik 2.7. ( berlaku bila tipe P, tanpa median dan jalan dua arah ). Pada simpang UMS semua bermedian jadi FRT = 1
Kolom (16)
: Tipe pendekat terlindung belok kiri (FLT) dapat dilihat dalam grafik 2.8. ( berlaku bila tipe P,Tanpa LTOR, tanpa median dan jalan dua arah ). Pada
simpang UMS semua bermedian dan
LTOR jadi FLT = 1 Kolom (17)
: Nilai arus jenuh yang disesuaikan (S) dapat dihitung dengan rumus: S S 0 FCS FSF FG FP FRT FLT
Kolom (18)
: Arus lalu lintas (Q) smp/jam. commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kolom (19)
: Rasio arus (FR), dihitung dengan rumus: FR
= Q/S
Kolom (20)
: Rasio fase (PR).
Kolom (21)
: Waktu hijau (det).
Kolom (22)
: Kapasitas (C), dihitung dengan rumus:
C S g /c kolom (23)
: Derajat kejenuhan (DS), dapat dihitung dengan rumus: DS=Q/C
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.8. Panjang Antrian,Jumlah Kendaraan Terhanti, Tundaan Tabel 4.26. Panjang Antrian, Jumlah Kendaraan Terhenti Simpang UMS
Tabel Formulir SIG - V SIMPANG BERSINYAL
Tanggal : april 2012
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN
Kota : Sukoharjo
JUMLAH KENDARAAN TERHENTI
Simpang : UMS
TUNDAAN
Waktu siklus :
Kode
Arus
Kapasitas Derajat
Pendekat
Lalu
smp / jam Kejenuhan Hijau
Lintas smp/jam
(1)
Q
C
(2)
(3)
Rasio
DS=
GR=
Q/C
g/c
Ditangani oleh : eko setiyaw an Periode : jam puncak SIANG
Jumlah kendaraan antri (smp) NQ1
NQ2
Total
(5)
NQ=
(6)
(7)
Angka
Antrian
Henti
NQMAX ( m)
NQ1+NQ2 liat gb e22 (4)
Panjang
(8)
(9)
Jumlah
Tundaan
Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan
Tundaan
Terhenti lintas rata-rata metrik rata-rata rata-rata
total
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
QL
stop/smp smp/jam NS
NSV
DT
DG
D = DT+DG
Dx Q
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
U
146
180
0,811
0,15
1,5
3,5
5,0
9,9
82
1,249
182
66,6
4,0
70,6
10306
T
1187
1462
0,812
0,37
1,6
26,4
28,0
40,1
103
0,862
1023
29,4
3,5
32,9
39089
B
960
1183
0,811
0,29
1,6
21,9
23,6
34,2
87
0,897
861
34,0
3,6
37,6
36140
LTOR(semua)
178
0,0
6,0
6,0
1069,8
Total :
2067
Total :
86605
Kendaraan terhenti rata-rata stop/smp :
0,84
Tundaan simpang rata-rata(det/smp) :
35,04
Arus total. Q tot.
2471
Arus kor. Q kor.
Tabel 4.27. Panjang Antrian, Jumlah Kendaraan Terhenti Simpang Kartasura
Tabel Formulir SIG - V SIMPANG BERSINYAL
Tanggal : april 2012
Ditangani oleh : eko setiyaw an
Formulir SIG-V : PANJANG ANTRIAN
Kota : Sukoharjo
Kondisi Eksiting
JUMLAH KENDARAAN TERHENTI
Simpang : perempatan kartasuro
Periode : jam puncak siang
TUNDAAN
Waktu siklus :
Kode
Arus
Kapasitas Derajat
Pendekat
Lalu
smp / jam Kejenuhan Hijau
(1)
Rasio
Lintas
DS=
GR=
smp/jam
Q/C
g/c
Q
C
(2)
(3)
Jumlah kendaraan antri (smp) NQ1
NQ2
Total
(5)
(6)
(7)
Angka
Antrian
Henti
NQMAX
NQ=
( m)
NQ1+NQ2 liat gb e22 (4)
Panjang
(8)
(9)
Jumlah
Tundaan
Kendaraan Tundaan lalu Tundaan geo- Tundaan
Tundaan
Terhenti lintas rata-rata metrik rata-rata rata-rata
total
stop/smp smp/jam
det/smp
det/smp
det/smp
smp.det
QL
NS
NSV
DT
DG
D = DT+DG
Dx Q
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
U
273
394
0,692
0,20
0,618
5,7
6,3
11,6
47
0,925
252
35,5
3,9
39,42
10746
S
297
325
0,822
0,20
1,594
5,4
7,0
12,5
64
0,936
278
48,7
3,9
52,60
15634
T
808
993
0,814
0,33
1,653
16,7
18,3
27,4
94
0,901
728
31,0
3,8
34,80
28111
B
690
848
0,814
0,28
1,648
14,5
0,931
642
34,5
3,7
38,18
26332
LTOR(semua)
584
0,0
6,0
6,0
3501
Total :
1900
Total :
84323
Kendaraan terhenti rata-rata stop/smp :
0,72
Tundaan simpang rata-rata(det/smp) :
31,81
Arus total. Q tot. Arus kor. Q kor.
2651
commit to user86 16,1 24,5
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan: SIG V: Kolom (1)
: Kode pendekat terdiri arah Utara Barat, Timur.
Kolom (2)
: Arus lalu lintas (Q) smp/jam.
Kolom (3)
: Kapasitas (C), dihitung dengan rumus:
C S g /c Kolom (4)
: Derajat kejenuhan (DS), dapat dihitung dengan rumus: DS=Q/C.
Kolom (5)
: Rasio hijau (GR),dapat dihitung dengan rumus: GR
Kolom (6)
=g/c.
: jumlah kendaraan antri (smp) (NQ1) yang tersisa dari fase hijau sebelumnya, dapat dihitung dengan rumus: 8 ( DS 0,5) NQ1 0,25 c ( DS 1) ( DS 1) 2 . C
Kolom (7)
: jumlah kendaraan antri (smp) (NQ2) yang datang selama fase merah, dapat dihitung dengan rumus: NQ2 c
Kolom (8)
1 GR Q 1 GR DS 3600
: jumlah kendaraan antri yang tersisa dari fase hijau sebelumnya (smp) ditambah jumlah kendaraan antri yang datang selama fase merah, dapat dihitung dengan rumus:
NQ NQ1 NQ2 1 Kolom (9)
: Jumlah arus kendaraan antri max (NQMAX),
Kolom (10)
: QL , panjang antrian, diperoleh dengan rumus QL
Kolom (11)
NQ max X 20 Wmasuk
: Angka henti masing-masing pendekat. NS 0,9 x
Kolom (12)
NQ X 3600 Qx c
: Angka henti seluruh simpang dengan cara membagi jumlah kendaraan terhenti pada seluruh pendekat dengan arus simpng total.
Nsv = Qcommit x NS to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kolom (13)
: Tundaan lalu lintas rata-rata pendekatan (DT) pengaruh timbal balik dengan gerakan-gerakan lainnya. DT = cxA
Kolom (14)
NQ1 x3600 C
: Tundaan geometri rata-rata (DG) akibat perlambatan dan percepatan ketika menunggu giliran pada suatu simpang. DG
= ( 1 - Psv ) x Pt x 6 + ( Psv x 4 )
Keterangan :
Kolom (15)
Psv
= NS1
Pt
= Rasio kendaraan berbelok dari SIG IV )
: Tundaan rata-rata (smp/det), dapat dihitung dengan rumus: D = DT+DG
Kolom (16)
: Tundaan total (smp/det),dapat dihitung dengan rumus: DxQ.
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.9. Hasil Kinerja Simpang Kartasura Dan UMS Dapat dilihat Pada Tabel Dibawah ini Tabel 4.28. Rekapitulasi Hasil Kinerja Simpang UMS dan Kartasura Simpang UMS Simpang Kartasura No Kinerja Eksisitng Penambahan Eksisitng Penambahan waktu siklus waktu siklus 1 Kapasitas ( smp/jam ) P. Utara 180 270 394 909 P. Selatan 325 397 P. Timur 1462 1868 993 1245 P. Barat 1183 1237 848 1247 2 Derajat kejenuhan P. Utara 0,811 0,540 0,692 0,300 P. Selatan 0,822 0,749 P. Timur 0,812 0,635 0,814 0,649 P. Barat 0,811 0,777 0,814 0,553 3 Panjang antrian ( m ) P. Utara 82 39 47 37 P. Selatan 64 82 P. Timur 103 90 94 85 P. Barat 64 79 86 72 4
5 6
Tundaan a. Lalu Lintas ( dtk/smp ) P. Utara P. Selatan P. Timur P. Barat b. Geometrik ( dtk/smp ) P. Utara P. Selatan P. Timur P. Barat c. Tundaan rata-rata (dtk/smp) Kendaraan terhenti ratarata ( stop/smp ) Waktu Siklus ( dtk ) a. Kondisi eksisting
66,6
44,3
35,5 48,7 31 34,5
35,5 47,9 35,9 33,8
29,4 21,6
21,9 40,4
4
4,4 3 3,6
3,9 3,9 3,8 3,7
4,3 3,8 3,8 3,6
3,5 2,6 29,82
32,36
31,81
32,99
0,74
0,72
0,72
0,62
95
105
91
115
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.10. Kinerja Simpang Setelah Ada Redesain ( Desain Ulang )
Dari hasil perhitungan kinerja kedua simpang dilihat pada derajat jenuhan ( DS ), Panjang Antrian ( QL ) dan tundaan pada simpang UMS dan Kartasura tersebut, di coba untuk membuat beberapa desain ulang pada simpang tersebut dengan tujuan untuk membandingkan dari hasil perhitungan eksiting dengan desain ulang serta untuk agar kinerja simpang tersebut menjadi lebih baik. Desain yang direncanakan adalah : 1. Menambah waktu siklus dan mengganti belok kiri langsung menjadi LT Yaitu dengan menambahkan waktu siklus untuk mengurangi DS dan panjang antrian tetapi tidak melebihi batas waktu maksimal ( 130 dt ) 2. Menambahkan lebar pada kaki simpang Yaitu untuk mengefisensi lebar yang awalnya dua lajur menjadi tiga lajur. Agar tiap lajur mampu ditampung oleh satu kendaraan. Perhitungan dari perubahan desain dapat dilhat pada lampiran E dan F Dari hasil perubahan tersebut ternyata penambahan waktu siklus menghasilkan kinerja yang lebih baik dari pada pelebaran jalan sehingga yang diterapkan adalah penembahan waktu siklus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 5 RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN TIME SCHEDULE
5.1. Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan Perbaikan simpang meliputi : Pekerjaan pemrograman ulang trafic light Pekerjaan pekerjaan pelengkap
5.1.1 Perhitungan Volume Pekerjaan Pemrograman Trafic Light 1. Simpang Empat Kartasura Terdiri dari 4 buah trafic light
5.1.2. Penghitungan Volume Pekerjaan Pelengkap 1. Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan ( panjang 100 m )
0,15
Ukuran marka
1,5 m
3m
0,12
Gambar 5.1. Sket marka jalan dash line
100 m
0,10
Gambar 5.2. Sket marka jalan Solid line
100 m
0,12
Gambar 5.3. Sket marka Tepi Luar Perkerasan
100 m Sumber : Petunjuk perencanaan marka bina marga
Gambar 5.4. Sket marka jalan Tepi Dalam Perkerasan
commit to user
68
69 digilib.uns.ac.id
Garis tepi luar ( 100 m)
Garis tepi luar ( 100 m)
dash line ( 100 m)
Garis Tepi dalam( 100 m)
perpustakaan.uns.ac.id
Garis tepi luar ( 100 m) Garis Tepi dalam( 100 m) dash line ( 100 m)
Garis Tepi dalam( 100 m) Garis tepi luar ( 100 m)
Garis tepi luar( 100 m) Garis Tepi dalam( 100 m)
dash line ( 100 m)
Garis tepi dalam( 100 m)
dash line ( 100 m)
Garis Tepi dalam( 100 m)
Garis tepi luar ( 100 m)
Garis Tepi dalam( 100 m)
Garis tepi luar ( 100 m)
Gambar 5.5. Sket marka dan Zebra cross Luas dash line
= ( ( 3 x 0,15 ) x 22,2 ) x 4 ) = 39,96 m²
Luas Solid line
= ( 0,10 x 100 ) x 6 = 60 m²
Luas garis tepi dalam
= ( 0,12 x 100 ) x 6 = 72 m²
Luas Total
= 39,96 m² + 60 m² + 72 m² = 171,96 m²
commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
LEBAR JALUR LALI LINTAS
2. Pengecatan Zebra Cross
Gambar 5.6. Sket Zebra cross Luas Selatan
= ((( 3 x 0,30 )/2) x 7,8 m ) + ( 2 x ( 0,3 x 7,8 m ) = 8,19 m²
Luas Timur
= (( 3 x 0,3 )/2 ) x 15,5 m + ( 2 x ( 0,3 x 15,5 m ) = 16,275 m²
Luas Utara
= (( 3 x 0,3 ) /2 ) x 13,7 m + ( 2 x ( 0,3 x 13,7 m ) = 14,385 m²
Luas Barat
= (( 3 x 0,3 ) /2 ) x 16,2 m + ( 2 x ( 0,3 x 16,2 m ) = 17,01 m²
Luas total
= 55,58 m²
3. Rambu lalu-lintas 4 buah rambu keterangan belok kiri tidak langsung
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.2. Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek 5.2.1. Pekerjaan Umum 1. Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 1 hari. 2. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama 1 hari. 3. Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 1 hari. 4. Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 1 hari. 5. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi dilakukan selama proyek berjalan. 5.2.2. Pekerjaan Pemrograman Trafic Light Diperkirakan pekerjaan pemrograman trafic light selama 1 hari
5.2.3. Pekerjaan Pelengkap 1. Pekerjaan marka jalan : Luas = 227,54 m2 Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas tenaga kerja diperkirakan 93,33 m2 Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan marka : =
227,54 2,4 3 hari 93,33
2. Pekerjaan rambu jalan diperkirakan selama 1 hari.
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 5.1. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan No Mata Pembayaran
URAIAN PEKERJAAN
1
2
KO DE ANALISA
VO LUME
3
4
5
SATUAN
HARGA SATUAN (Rp.)
JUMLAH HARGA (Rp.)
6
7=4x6
BO BO T ( %)
DIVISI 1. UMUM 1,2
Mobilitas dan Demobilitas
-
1
Ls
2.000.000,00
2.000.000,00
7,745
1,8
Administrasi dan Dokumentasi
-
1
Ls
750.000,00
750.000,00
2,904
Direksi Keet
-
1
Ls
750.000,00
750.000,00
2,904
Papan Nama Proyek
-
1
Ls
500.000,00
500.000,00
1,936
Pengukuran
-
1
Ls
500.000,00
500.000,00
1,936
4.500.000,00
17,43
382.800,00
1,482
382.800,00
1,48
JUMLAH HARGA PEKERJAAN DIVISI 1. UMUM DIVISI 2. PEKERJAAN PEMRO GAMAN TRAFIC LIGHT Pemograman Trafic Light
-
4,00
Ls
95.700,00
JUMLAH HARGA PEKERJAAN DIVISI 2. PEMRO GAMAN TRAFIC LIGHT DIVISI 3. PENGEMBALIAN KO NDISI DAN PEKERJAAN MINO R 1
Marka Jalan Thermoplastic
2
Rambu LL
227,54
M2
92.031
20.940.786,07
81,092
4,00
Ls
367.537
1.470.148,56
56,930
20.940.786,07
81,09
JUMLAH HARGA PEKERJAAN PENGEMBALIAN KO NDISI DAN PEKERJAAN MINO R DIVISI 4. PEKERJAAN HARIAN DIVISI 5. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN\
REKAPITULASI URAIAN
DIVISI
JUMLAH HARG A
DIVISI 1
UMUM
DIVISI 2
PEKERJAAN PEMROG RAMAN TRAFIC LIG HT
4.500.000,00
DIVISI 3
PPENG EMB ALIA KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
DIVISI 4
PEKERJAAN HARIAN
0,00
DIVISI 5
PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
0,00
382.800,00
JUMLAH HARG A
20.940.786,07
25.823.586,07
PPn 10%
2.582.358,61
JUMLAH TOTAL
28.405.944,68
Dibulatkan = (Rp.)
28.405.945
DUA PULUH DELAPAN JUTA EMPAT RATUS LIMA RIBU S EMBILAN RATUS EMPAT PULUH LIMA RULIAH
commit to user
100,000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang dilakukan tentang kinerja simpang Kartasura dan UMS dengan metode MKJI 1997 didapat hasil kinerja simpang tersebut kurang optimal dengan nilai derajat kejenuhan yang tinggi dan antrian yang relative panjang. Maka dari itu diperlukan usaha untuk memperbaiki kinerja simpang tersebut.
Dari hasil desain ulang di depan dapat diketahui bahwa skenario pelebaran dan penambahan waktu silkus lebih efektif, efisien dan hemat adalah penambahan waktu siklus
6.2.
Saran
Dari hasil perhitungan pada Simpang Kartasura dan Simpang UMS didapat saran dan masukan yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan supaya Simpang Kartasura dan Simpang UMS menjadi lebih baik kinerjanya di masa yang akan datang.
1. Dari hasil perhitungan pada Simpang Kartasura dan UMS yaitu dengan adanya LTOR pada pendekat barat dan utara, sedangkan simpang kartasura yang LTOR adalah pendekat utara, barat dan timur, Hal tersebut mengurangi besarnya kapasitas simpang dan kinerja pada simpang tersebut. Dari dasar diatas maka agar kapasitas dan kinerja simpang lebih baik adalah dengan memberlakukan larangan LTOR, agar nilai derajat kejenuhan tidak mendekati kondisi jenuh dan mampu menghasilkan nilai kapasitas yang lebih baik. 2. Perlu adanya koordinasi dengan pihak terkait Polantas untuk kelancaran dalam berlalu lintas.
commit to user
73
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pengolahan data lebih baik menggunaka MKJI dan bukan menggunakan analisa secara manual. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terutama pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja simpang bersinyal pada MKJI 1997 4. Sebaiknya menggunakan langkah penambahan waktu siklus agar kinerja simpang lebih baik.
commit to user