Khutbah Iedul Fitri 1433 H
KHUTBAH IEDUL FITRI 1433 H
DI MASJID VILLA INTI PAMULANG
IEDUL FITRI SEBAGAI RITUS PERALIHAN DAN TITIK BALIK KEHIDUPAN
, اﻠﻠﻪ أﻜﺒﺮ, اﻠﻠﻪ أﻜﺒﺮ,اﻠﻠﻪ أﻜﺒﺮ, اﻠﻠﻪ أﻜﺒﺮ, اﻠﻠﻪ أﻜﺒﺮ,اﻠﻠﻪ أﻜﺒﺮ
اﻠﻠﻪ أﻜﺒﺮ , اﻠﻠﻪ أﻜﺒﺮ,اﻠﻠﻪ أﻜﺒﺮ
اﻠﺤﻤﺪ اﻠﻠﻪ اﻠذﻰ ﻟااﻠﻪ إﻠﺎ ﻫﻮ وﺤدﻪ ﺻدﻖ وﻌدﻪ ﻭ ﻧﺼﺮ ﻋﺒدﻪ ﻭ أﻌﺰ ﺟﻨدﻪ وﻬزﻢ اﻠأﺤزاﺐ وﺤدﻪ ﻭ اﻠﺼﻠاﺔ واﻠﺴﻠاﻢ ﻋﻠﻰ رﺴوﻞ اﻠﻠﻪ ﺳﻴدﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻠﻠﻪ ﻭ ﻋﻠﻰ أﻠﻪ ﻭ ﺻﺤﺒﻪ ﻭ ﻣﻦ اﺘﺒﻊ ﻫداﻪ ﻭ ﺣﻴﺚ, أﻴﻬﺎ اﻠﻤﺴﻠﻤوﻦ ﻳرﺤﻤﻜﻢ اﻠﻠﻪ أوﺼﻲ ﻧﻔﺴﻲ ﻭ إﻴاﻜﻢ ﺑﺘﻘوﻰ اﻠﻠﻪ ﻓﻘﺪ ﻓاﺰ اﻠﻤﺘﻘوﻦ, واﻠاﻪ ﻳﺎ أﻴﻬﺎ اﻠذﻴﻦ أﻤﻨوﺎ اﺘﻘوﺎ اﻠﻠﻪ ﺣﻖ ﺗﻘاﺘﻪ وﻠﺎ ﺗﻤوﺘﻦ: ﻗاﻞ اﻠﻠﻪ ﺗﻌاﻠﻰ ﻓﻰ ﻛﺘاﺒﻪ اﻠﻜرﻴﻢ . أﻤﺎ ﺑﻌﺪ.إﻠﺎ ﻭ أﻨﺘﻢ ﻣﺴﻠﻤوﻦ
Hadirin jamaah sholat idul fitri yang berbahagia,
Puji syukur pantas kita panjatkan kepada Allah swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kita bisa melaksanakan hajatan besar tahunan perayaan hari besar iedhul fitri dengan mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil serta melaksanakan sholat iedul fithri bersama-sama.
Hadirin yang berbahagia,
1/5
Khutbah Iedul Fitri 1433 H
Salah satu hari besar Islam yang paling fenomenal adalah iedul fitri. Iedul fitri adalah momen penyucian diri kembali sifat fitri manusia, yaitu putih bersih seperti bayi yang baru lahir dari perut ibunya. Dan disempurnakan dengan jabat tangan antar sesama dengan saling meminta maaf atas kesalahannya. Minal aidin wal faizin wal maqbuli kullu aam wa antum bi khair, mhn maaf lahir dan batin.
Subhanallah, perayaan hari raya yang terjadi di Indonesia ini sangat gegap gempita. Bisa kita lihat masyarakat kita, seakan bekerja selama satu tahun untuk satu hari. Semua pusat perbelanjaan penuh. Semua terminal, stasiun, bandara dan jalanan padat dengan manusia dan kendaraan. Semua serba baru. Baju baru, celana baru, kendaran baru. Semua ingin merayakan iedul fitri. Bahkan bagi kebanyakan kaum urban rela antri dan berdesak-desakan di jalan dan kendaraan, demi menengok kampung halaman bersua dengan orang tua, saudara dan handai taulan.
Hadirin yang berbahagia,
Namun perayaan yang bersifat massif dan serentak serta penuh suka cita itu terkadang justru menggeser dari makna transedennya, di sini iedul fitri tidak lagi bermakna perayaan kemenangan atas olah batin dan fisik sebagai laku sufistik selama sebulan penuh mennjalankan ibadah puasa. Iedul fitri telah masuk perangkap “ simbolisme “ dalam berbagai dimensi social dan kebudayaan kontemporer.
Secara social, iedul fitri adalah saat-saat yang sangat dinantikan oleh setiap orang, bahkan oleh para narapidana yang berharap mendapat remisi. Iedul fitri juga mampu menggerakkan arus migrasi masyarakat urban, bahkan perputaraan keuangan saat mudik, berlangsung secara serempak sebagai suatu ritual social. Bahkan ada perbedaan yg tdk kentara-halus, iedul fitri mampu mendorong para pejabat membuka pintu rumahnya untuk saling memberi maaf kepada sesama juga kaum papa. Dan kini menjadi tren silaturrahim massal. Sedangkan dalam budaya kontemporer iedul fitri menjadi ajang munculnya kebudayaan popular, melalui penampakan tren busana yang selalu berganti setiap Lebaran bahkan hadirnya jenis hiburan religious.
Pendek kata, Iedul Fitri bukan saja sarat makna asketik spiritual yang bersifat transeden, tetapi benar-benar tumpah ruah dalam bentangan luas fenomena social dan budaya. Meski demikian justru di sinilah letak jumbuh-paradoksnya makna iedul fitri itu sendiri. Jika idul fitri bermakna
2/5
Khutbah Iedul Fitri 1433 H
penyucian diri dan dilakukan setiap tahun, mengapa bangsa yang mayoritas muslim ini, belum beranjak ke arah penyucian diri sebagai sebuah bangsa ?
Hawa Nafsu Libidinal
Allahu akbar 3 x, hadirin yang berbahagia,
Sebagai bangsa yang mengaku relegius ini secara jujur harus mengakui bahwa banyak dimensi kehidupan kita masih menunjukkan nafsu libidinal ( nafsu birahi yang bersifat naluri ) yang sangat tinggi terhadap segala bentuk kebutuhan materiil dan immaterial.
Ketika nafsu libidinal ini menjadi panglima, maka akan bisa merusak semua lini kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
Hal itu dibuktikan, secara social, nafsu libidinal menampakkan bentuknya dalam konsumsi gengsi dan corak mode tingkat tinggi sehingga mampu menstrukturisasi masyarakat ( menciptakan kelas dalam masyarakat mode ).
Dalam bidang politik misalnya, nafsu ini mewujud dalam praktek pencitraan atau pembentukan tebar pesona tiada henti sehingga yang terjadi hanya kepalsuan. Dalam urusan agama, nafsu ini juga mewujud dan terlihat secara gamblang dalam simulasi religi dalam bungkusan baju koko, sarung, kerudung ramadlan, dan lain-lain.yang muncul adalah spiritual artificial ( tidak alami / buatan ) yang semu dan penuh kepura-puraan.
Puncak nafsu libidinal secara nyata dapat terlihat dalam berbagai praktek korupsi, manipulasi dan kolusi di berbagai level, sehingga menggerogoti sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nafsu libidinal seakan menyumbat saraf sensitivitas social kita. Kita tidak lagi peka terhadap nasib dan penderitaan orang lain seperti fakir miskin, korban bencana alam, atau siapapun
3/5
Khutbah Iedul Fitri 1433 H
yang kurang beruntung pada perayaan hara raya ini. Kepedulian terhadap sesama seakan seakan selesei dan berhenti seiring dengan ditunaikannya zakat fitrah pada malam lebaran. Kesalehan individual dalam Ramadlan tidak meluber dalam bentuk kesalehan social. Padahal seharusnya kesalehan individual seharusnya berdiri sebangun dengan kesalehan social.
Ketimpangan itu dimungkinkkan terjadi karena puasa yang dijalannkan bersifat seremonial relegius, sebatas menahan menahan lapar dan haus ;
ﻛﻢ ﻣﻦ ﺻاﺌﻢ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ ﺻﻴاﻤﻪ إﻠﺎ اﻠﺠوﻊ ﻭ اﻠﻌﻄﺶ
“ banyak orang yang puasa tidak memperoleh apa-apa kecuali lapar dan dahaga “, karena intisari dan hikmah puasa belum menyentuh kesadaran yang paling dalam dan belum mampu membentuk pribadi manusia yang beragama secara kaffah, beriman yang matang, utuh, tangguh yang dapat mempertautkan kesalehan individual, kesalehan social, dan kesalehan lingkungann dalam kehidupan luas.
Titik balik perubahan
Hadirin yg berbahagia, Allahu akbar 3 x,
Falsafah ibadah puasa menegaskan perlunya dilakukan “ turun mesin “ kejiwaan selama sebulan dalam satu tahun. “ Turun mesin “ merupakan proses meneliti, memeriksa onderdil, dan piranti-piranti yang rusak serta memperbaikinya secara total. Saat turun mesin, tidak perlu lagi ada yang ditutup-tutupi. Semua harus transparan, akuntabel, rela diperiksa, dicek, satu persatu lalu dilakukan perbaikan.
Karena itu kegunaan praktis ibadah puasa adalah sebagai titik balik dan ritus peralihan. Berubah dan beralih dari satu keadaan ke keadaan lain yang lebih baik sehingga terbentuk kepribadian yang inspiratif ( membawa ide-ide segar ), inovatif ( mampu memperbaiki dan memperbaharui ), kreatif ( mampu menciptakan pilihan baru ), dan transformative ( dapat mengubah dan menularkannya pada orang lain ) dalam kehidupan sehari-hari.
4/5
Khutbah Iedul Fitri 1433 H
Di sinilah makna keberagamaan yang sehat mewujud, karena memiliki kemampuan membawa perubahan hidup yang dinamis, menggugah dan imperative. Terbentuknya cara berpikir, cara pandang, mentalitas, dan etos keberagamaan baru setelah mengalami turun mesin dan digodok di dalam “ kawah condro dimuko “ selama sebulan penuh adalah bagian tak terpisahkan dan tujuan utama disyariatkannya puasa. ( la’allakum tattaqun : QS. Al-Baqarah : 183 ).
ﻱَاﺄَﻱُّﻩَﺍ اﻞَّﺫِﻳﻦَ ﺀَاﻢَﻥُوﺎ ﻙُﺕِﺏَ ﻉَﻝَﻱْﻙُﻡُ اﻠﺺِّﻱَاﻢُ ﻙَﻡَﺍ ﻙُﺕِﺏَ ﻉَﻝَﻯ َاﻞَّﺫِﻳﻦَ ﻡِﻥ ﻕَﺏْﻝِﻙُﻡْ ﻝَﻉَﻝَّﻙُﻡْ ﺕَﺕَّﻕُوﻦ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.
ﻟﻴﺲ اﻠﻌﻴﺪ ﻣﻦ ﻟﺒﺲ اﻠﺠدﻴﺪ وﻠﻜﻦ اﻠﻌﻴﺪ ﻛﻤﻦ ﺗﻘواﻪ ﻳزﻴﺪ
“ Hari raya idul fitri bukan bagi orang-orang yang mengenakan baju baru, tetapi bagi orang-orang yang taqwanya bertambah “.
Yakni bagi mereka yang mempunyai kemauan, spirit dan etos untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kehidupan baik dalam tataran individu, keluarga dan social kemasyarakatan, social politik, berbangsa dan bernegara dengan landasan keagamaan yang otentik.
Mudah-mudahan dengan mengenal tujuan syar’iy ibadah puasa, umat Islam mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup keagamaan sehari-hari dalam masa sebelas bulan yang akan datang.
ﺑارﻚ اﻠﻠﻪ ﻟﻲ وﻠﻜﻢ ﻓﻲ اﻠﻘرأﻦ اﻠﻌﻈﻴﻢ ﻭ ﻧﻔﻌﻨﻲ ﻭ إﻴاﻜﻢ ﺑﻤﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ اﻠأﻴاﺖ ﻭ اﻠذﻜﺮ اﻠﺤﻜﻴﻢ أﻘوﻞ ﻗوﻠﻲ ﻫذﺎ ﻭ أﺴﺘﻐﻔﺮ اﻠﻠﻪ ﻟﻲ ﻭ ﻟﻜﻢ وﻠﺴاﺌﺮ اﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭ اﻠﻤﺴﻠﻤاﺖ واﻠﻤؤﻤﻨﻴﻦ واﻠﻤؤﻤﻨاﺖ ﻓاﺴﺘﻐﻔروﻪ إﻨﻪ ﻫﻮ اﻠﻐﻔوﺮ اﻠرﺤﻴﻢ
5/5