BIPP. VOL.
VII NO.l.200l:
15-21
ISSN 0855-3555
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN K ATUK (SauTopus androrynus) TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER (Effect of Sauropus and.rogynus Extract on the Performance of Broiler)
Urip Santosol ABSTRACT
The aim of this research is to evaluate the effect of Sauropus leaf extract (SAE) on performance of broiler. Forty 2O-day-old
androgyrtus
male chicks (Strain Arbor Acres) were divided into four treatment groups
with five replicate each. Each replicate consisted of hvo male broilers. Complete randomized design r,r,as used in this experiment. One group was fed basal diet + 0 g SAE (P1), and other three groups were fed basal diet + 9 g/kg diet P2), basal diet + 13.5 g/kg diet (P3), or basal diet + 18 g/kg diet (P4). Basal diet contains 19% crude protein and ME 3200
kcal/kg. It was shown that SAE supplementation did not significantly affect body weight and body weight gain, but it significantly reduced feed intake at all levels whereas FCR was significantly reduced in broiler fed 18 g SAE. Income over feed cost was highest in broiler chick received 18 g SAE. In conclusion, 18 g supplementation of SAE to the diet resulted in the best performance and income over feed cost. Key wordst Sauropus otdrogynus Extract, Performance, Income Over Feed Cost.
I
Staf Pengajar Jurusan Petemakan, Faultas
Pe
a:r!an, Universitas Bengkulu,
Bengkulu BIPP, VOL. VII
, NO.I. JANUARI
_ APRIL 2OOI
lssN 0855-355
l5
U. Santr-rso
Performans, Ekstrak Daun Katuk, lncome Over Feed Cost.
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan ekstrak daun kahrk (EDK) untuk meningkatkan elisiensi produksi pada broiler. F' ,rat puluh ekor broiler jantan umur 20 hari secara acak dibagi dan dirernpatkan ke dalam 20 kandang baterai denq"- empat macam perlakuan. Masing-maslrg perlakuan terdiri dari 5 uiangan, Cengan 2 ekor broiler unhrk masing-masing ulangan. Rancangan acak lengkap digunakan dalam penelitian ini. Ilansum basal (RB) mengandung protein 19% dan ME 3200 kkal/kg ransum. Adapun perlakrran yang diberikan adalah berturut-tumt. 1) RB + 0 g EDK (Pi);2). RB + !t g EDK (P2);3). RB + 13,5 I EDK (P3),; ). RB + 18 g EDK (P4). Ransum dan air diberikan secara bebas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa EDK tidak berpengaruh nyata terhadap berat badan dan pertambahan berat badan, tetapi secara nyata menurunkan konsumsi pakan (PcC,05) pada semua level sementara konversi pakan menurun secara nyata pada broilerl yang diberi EDK 1g g/kg. Income over feed cost (IOFC) tertinggi pada perlakuan 4. Dapat disimpulkan bahwa suplementasi EDK sebesar 18 g/kg memberikan performans dan IOFC terbaik. Kota Kunci: Pefiormans, Ekstrak Daun Katuk, Income Over F'eed Cost.
PENDAHULUAN Unggas mempunyai peranan pentixg dalam mencukrrpi grzi masyarakat. Konsurnsi daging unggas sangat besar yaitu pada tahun 1996 adalah 4,9 kg/kapita/tahun (Anonimus, 1999), dan diproyeksikan bahwa kontribr"rsinya akarr terus meningkat. FIal ini disebabkan harga daging unggas terutama broiler vang lebih murah daripada daging lainnya. IJasil pengamatan menunjukkan bahwa pe,,:emakan i.rroiler milik rakyat di Indonesia dalam kondisi yang tidak menguntunglian, karena harga broiler yang sangat fiuktuatr.r' {ian margin keunh.mgarl yang sangat sempit. Salah sahl sebab utama rendahnya keuntungan adalah rendahnya efisiensi prtrdu-I$i sebagai akibat tingginya angka i.emitian (> 1C%) dan rendahnya cfisiensi penggunaau pakan. Penggunaan tanaman ob;ll-ohatan telah terbukti mamfJlr meningkatkan elisiensi penggunaan pakan dan menekan anF.ka BIPP, VCII.. VII
, NO.I, JANT]ARI -
APRIL, 2OdI
tssN 0855-3iJ
l6
U. Santoso
Performans, Ekstrak Daun Katuk, Income Over Feed Cost
kematian (Satie, 1995). Tepung daun katuk mampu meningkatkan efisiensi produksi broiler (Santoso, 1999). Agustal et al- (1997) menemukan bahwa senyawa utama pada daun katuk adalah monomethyl succinate, cis-2-methyl cyclopentanol acetate, benzoic acid, phenyl maloic acid, 2-pyroiidion dan methylpyroglutamate. Untuk meningkatkan efektivitas PenSSunaan katuk, maka diperlukan ekstraksi zat-zat kirria yang berkhasiat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan ekstrak daun katuk terhadap performans dan income over feed cost pada broiler.
BAHAN DAN METODE Empat puluh ekor broiler iantan strain Arbor Acres umur 20 hari didistribusikan ke dalam 20 kandang baterai. Masing-masing perlakuan terdiri atas 5 ulangan, dan masing-masing ulangan terdiri dari dua ekor broiler. Rancangan acak lengkap digr.makan pada penelitian ini. Adapun perlakuan yang diberikan adalah berturut-turrlt: 1). Ransum Basal (RB) + 0 g ekstrak daun katuk (EDK) (P1);2). RB + 9 g EDK (P2);3). RB + 13,5 g EDK (P3); a). RB + 18 g EDK/kg ransum (P4). Ransum Basal yang digunakan mengandung 19"h dan ME 3200 kkal/kg ransum. Broiler diberi pakan dan air minum ad libitum, dan dipelihara sampai dengan umur 42 hari. Berat badan ditimbang setiaP minggu, dan iumlah pakan yang dikonsumsi (feed intake) diperoleh setiap hari. Feed conversion ratio (FCR) dihitung setiap minggu. Income over feed cost dihihrng berdasarkan selisih harga iual broiler dengan biaya pakan selama penelitian. Pembuatan ekstrak daun katuk dilakukan dengan menggunakan metode Santoso (1997) sebagai berikut. E D K diperoleh dengan merebus daun katr'rk dalam air pada suhu 90 C selama 20 menit pada panci yang terbuat dari tanah (perbandingan daun dan air adalah 1:4). Setelah didinginkan daun kahrk diperas unhrk mendapatkan cairannya. Ekstraksi dilakukan 3 kali. Cairan tersebut kemudian dikeringkan pada suhu 55" C selama 36 jam.
BIPP.VOL,VII
. NO,I,
JANUARI .APRIL2OOI
lssN
0855-3-55
11
Performans, Ekstrak Daun Katuk, Income Over Feed Cost.
U. Santoso
Ekstrak yang diperoleh kemudian digiling halus dan disimpan dalam kantong plastik sebelum digunakan. Semua data dianalisis menggunakan analisis varians pola searah dan iika berbeda nyata diuji dengan DMRT (Shinjo, 1990).
HASIL DAN PEMBAHASAN Performans broiler pada umur 40 hari yang diberi kadar ekstrak daun katuk berbeda sisajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh ekstrak daun katuk (EDK) terhadap performans
broiler umur 41 hari Variabel
0eEDK
9eEDK
13.5 e
Pertambahan berat badan (e/ekor)
1370
1346
1299
1470
30
Konsumsi ransum
2790
2505
2511
2542
50
2,04
1,87
|,97
EDK
18 s
EDK
SD
(e/ekor) Konversi ransum
0,04
SD
Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)
Tabel 1 memperlihatkan bahwa ekstrak daun katuk tidak berpengaruh nyata terhadap berat badan dan pertambahan berat badan, tetapi berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan dan FCR. Perlakuan P4 memberikan angka FCR terendah jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil penehtian ini sama dengan hasil penelitian Santoso dan Sartini (2001) yang menemukan bahwa pemberian tepung dar,rn katuk menurunkan konsumsi pakan dan FCR. Menurut Santoso (1997) bahwa penumnan FCR oleh ekstrak daun katuk diduga disebabkan oleh membaiknya keseimbangan mikroflora dalam saluran pencemaan. Asumsi ini didasarkan oieh hasil penehtian yang menemukan bahwa ekstrak daun kahlk mampu menekan pertumbuhan mikrobia patogen seperti Salmonclla thyphosa, Staphylococars aureus
BIPP. VOI-, VII
,
NO,I, JANUARI _ APRIL
2OO
1
ISSN 0855-355
I8
Performans, Ekstrak Daun Katuk, Income Ovqr Feed Cost
U. Santoso
(Darise dan Sulaeman, 1997\, dan Escherichia coli tanPa menekan pertumbuhan mikrobia efektif seperti lactobacillus sP' (Santoso, 1997).
Dengan semakin membaiknya keadaan flora-fauna dalam saluran pencemaan itu, pemecahan, asimilasi dan penyeraPan zatzat gtrzi menjadi lebih baik. Dengan demikian akan terjadi penurunan FCR seperti yang terbukti Pada Penelitian ini. Namun demikian, tampaknya penurunan FCR tergantung pula kepada level pemberian EDK, sebab pada P3 teriadi kembali kenaikan FCR walaupun jika dibandingkan dengan kontrol masih sedikit lebih rendah. Pada P3 terjadi pembesaran hati, sehingga fungsi hati meniadi agak terganggu. Hal ini mungkin merupakan salah satu penyebab buruknya FCR dan lebih jeleknya pertambahan berat badan pada P3.
Ekstrak katuk mengandr:ng saponin dan tanin. Saponin meningkatkan permeabilitas sel mukosa usus halus, yang
mengakibatkan penghambatan transPortasi zat giz akal dan mengakibatkan penyeraPan zat-zat gizi dalam saluran pencemaan terhambat (Ueda et al., 1996). Unggas sangat sensitif terhadap saponin. Hal ini menyebabkan turunnya berat badan. Selain itu, ekstrak daun katuk iuga diduga masih mengandung tanin. Tanin secara urnum akan mengganggu Proses Pencemaan yang mengakibatkan turunnya berat badan. Namun demikian, kulang diketahui sebabnya mengapa pada pemberian ekslrak yang tinggi (1S g/kg) menyebabkan berat badan broiler cenderung lebih tinggi daripada kontrol. Diduga pada dosis ini imbangan senyawa aktif dan senyawa antinutrisi adalah optimal. Turunnya konsumsi pakan menunjukkan bahwa dalam EDK kemungkinan mengandung zat antipalatabilitas. Beberapa studi melaporkan bahwa terjadi penurunan konsumsi pakan oleh ayam yang diberi pakan mengandung tanin (Mitaru ef al., 1983) atau saponin (Ueda ef sl., 1996). Anti palatabilitas saponin, tanin dan alkaloid mungkin dimediasi sebagian oleh pengaruh neurogikal. Dalam EDK selain terdapat senyawa antinutrisi juga mengandung senyawa aktif. Agak membaiknya konsumsi pakan pada broiler
BIPP VOI-
VII
NO
I,
JANI ]ARI _ APRIL 2OOI
ISSN 0855-355
l9
'
yang diberi EDK 18 g/kg, mungkin disebabkan oleh imbangan senyawa aktif: senyawa antinutrisi yang optimal.
Tabel2. Variabel
Pengaruh ekstrak daun katuk (EDK) terhadap income over feed cost pada broiler(IOFC)
Harga Ransum
Biaya Ransum
(Rp/kc)
Harga Broiler
(Rp/ekor)
(Rp/ke)
0gEDK
3000
8370
9gEDK
3153
Pendapatan
IOFC
(Rp/ekor)
(Rp/ekor)
6500
8905
535
7898
6500
8749
851
13,5
EDK
3230
8109
6500
84,4.4
334
18 g
EDK
3306
8404
6500
9555
1151
Tabel 2 memperlihatkan income over feed cost (IOFC). Hasil perhitungan pembuatan EDK adalah sebesar Rp 2O.O0O,- /kg. Berdasarkan harga ini, maka dapat dibaca bahwa pemberian EDK sebesar 18 g/kg ransrrn memberikan IOFC tertinggi.
KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa pembedan ekskak daun kafuk sebesar 18 g/kg ransum memberikan pengaruh terbaik terhadap performans ayam broiler serta memberikan ',Incorne Over Feed Cost" yang terbesar.
DAF'TAR PUSTAKA Agustal, A., M. Harapini dan Chairul. 1997. Analisis kandungan kimia ekstrak daun katuk (Sctroprs androgynus (L) Merr) dengan CCMS. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 3 (3): 31-33.
EIPP.\'OI-,\JII .
NO.I
IANI-IARI
,
APRIL
2OO
i
ISSNOE55.355
20
U. Santoso
Performans, Ekstrak Daun Katuk, Income Over Feed Cost
Anonimus. 1999. Poultry meat corLsumption (supply). Watt poultry Statistical Yearbook. Poultry International, 38: 42-45.
Darise, M. dan Sulaiman. 1997. Ekstraksi komponen kimia daun katuk asal Sulawesi Selatan berbagai metode serta penelitian daya hambat terhadap bakteri uji. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 3 (3): 37-38.
Mitaru, B. N., R. D. Reichert and R. Blair. 1983. Improvement of the nutritive value of high tannin sorghums for broiler chickens by high moishrre storage (reconstitution). Poultry Sci. 62: 2065-2072.
Antilipid and antibacterial properties of katuk extract in broiler chickens. Seminar Lusirum I Tiga PS Faperta UNIB.
Santoso, U. 1997.
U. 1999. Pengaruh akumulasi lemak pada broiler oleh daun katuk. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Ilmu-ihnu Pertanian, Fakultas Pertanian-Perikanan Universitas Riau Riau. Hal. 259-266.
Santoso,
Santoso, U. and Sartini. 2001. Redr.rction
chickens
by
of fat accumulation in broiler Sanropus androgynus (kahrk) leaf meal
supplementation. Asian-Aust.
J.
Anim. Sci. 24: 346-350.
Shinjo, A. 1990. First Course in Statistics. Laboratory of Animal Breeding, College oi Agriculture, University of the R,"ukyus. Japan.
Satie,
D. L.
1995. Memacu pertumbuhan broiler dengan ramuan
tradisional. Poultry Indonesia , 188:23-25Ueda, H., Y. Kakutou, and M. Ohshima. 1996. Growth depressing effect of alfalfa saponin in chickens. Anim. Sci. technol. (Jpn) 69:722-779.
BIPP, VOL. VII
, NO.I.
JANUARI _ APRIL 2OOI
lssN 0855-355
2l