DIAZEPAM DIAZEPAM
1. IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA 1.1. Golongan (1,6,9) Diazides (diazos), halogenated, aromatic; benzodiazepin 1.2. Sinonim/Nama Dagang (1,4,5,7) 2H-1,4-Benzodiazepin-2-one, 7-chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-; 7Chloro-1,3-dihydro-1-methyl-5-phenyl-2H-1,4-benzodiazepin-2-one; Chloro-1-methyl-5-phenyl-3H-1,4-benzodiazepin-2
(1H)
–one;
7Apaurin;
Apozepam; Atensine; Atilen; Bialzepam; Calmpose; Ceregular; Diazemuls; Eridan; Faustan; LA 111; Methyldiazepinone; Paxate; Vival; Stesolin; Valium; Diazepam methanol solution; 7-Chloro-1-methyl-5-phenyl-1H-1,4benzodiazepin-2(3H)-one; Diazepam; Diacepin; Alboral; Aliseum; Alupram; Amiprol. 1.3. Nomor Identifikasi 1.3.1. Nomor CAS
: 439-14-5 (1,4,5,7,10)
1.3.2. Nomor EC
: 207-122-5 (4,7,10)
1.3.3. Nomor RTECS
: DF1575000 (4,5,10)
1.3.4. Nomor UN
: 2811 (4,9,10)
2. PENGGUNAAN (3,4,7) Digunakan dalam pengobatan untuk terapi anxiolytic, relaksasi otot rangka (skelet), antikonvulsan, antagonis kardiotoksisitas akibat keracunan klorokuin, dan meredakan gejala ketagihan alkohol. 2.1. Indikasi dan Dosis 2.1.1 Pengobatan
ansietas
kegelisahan) (3)
(anxiety)
atau
agitasi
(keresahan
atau
Mula-mula berikan diazepam 0,1-0,2 mg/kg (dosis lazim anak > 5 tahun dan dewasa adalah 2-10 mg; untuk anak > 30 hari hingga 5 tahun adalah 1-2 mg) secara intravena (kecepatan pemberian tidak melebihi 5 mg/menit pada orang dewasa; pemberian untuk anak lebih dari 3 menit), tergantung pada tingkat keparahan (pada kasus tetanus diperlukan dosis yang lebih besar); dapat diulang setiap 1-4 jam jika diperlukan. Dosis oral adalah 0,1-0,3 mg/kg (dewasa 2-10 mg; pasien lanjut usia (geriatrik) diperlukan dosis yang tidak melebihi 2,5 mg dengan interval yang lebih kecil; anak > 6 bulan 1-2,5 mg). Dosis harus disesuaikan dengan tingkat respons dan toleransi pasien. Peringatan: Jangan diberikan secara intramuskular karena akan menimbulkan absorpsi eratik dan nyeri pada tempat injeksi. 2.1.2 Pengobatan pada konvulsi (3) Berikan diazepam 0,1-0,2 mg/kg IV, tidak melebihi 5 mg/menit, setiap 5-10 menit (dosis lazim yang mula-mula diberikan untuk dewasa adalah 5-10 mg; anak > 5 tahun 1-2 mg; anak < 0,2-0,5 mg); dosis maksimum total untuk dewasa adalah 30 mg atau 5 mg (anak kecil) atau 10 mg (anak yang lebih dewasa). 2.1.3 Pengobatan pada intoksikasi klorokuin dan hidroksiklorokuin (3) Pemberian diazepam dosis tinggi 1-2 mg/kg IV (infus melebihi 30 menit) dilanjutkan dengan infus 2 mg/kg/24 jam dapat mengobati kardiotoksisitas. Peringatan: Pengobatan ini kemungkinan dapat menyebabkan pasien mengalami apnea sehingga pasien harus diintubasi (tindakan medis berupa penempatan tabung plastik fleksibel dalam trakea untuk melindungi dan mendukung jalan napas dan memungkinkan respirasi mekanis atau buatan) dan ventilasinya harus selalu terjaga. 2.1.4 Meredakan gejala ketagihan alkohol (3) Mula-mula berikan diazepam dengan dosis 5-10 mg IV, lalu 5 mg setiap 10 menit hingga pasien tenang. Kemungkinan diperlukan dosis yang lebih besar untuk menenangkan pasien yang mengalami
ketagihan parah. Dosis oral mula-mula adalah 10-20 mg, diulang setiap 1-2 jam hingga pasien tenang.
3. BAHAYA TERHADAP KESEHATAN 3.1. Organ Sasaran Sistem saraf pusat
(1,5)
, menyebabkan depresi pernapasan dan penurunan
kesadaran (5). 3.2. Rute Paparan 3.2.1. Paparan Jangka Pendek 3.2.1.1. Terhirup (1) Tidak tersedia informasi. 3.2.1.2. Kontak dengan Kulit (1) Dosis letal pada hewan yang dilaporkan adalah 800 mg/kg. Gejala keracunan tidak dilaporkan. 3.2.1.3. Kontak dengan Mata (1) Tidak tersedia informasi. 3.2.1.4. Tertelan (1) Dilaporkan menimbulkan gejala berupa bullae (melepuh), nekrosis kelenjar keringat ekrin dan tinnitus. Efek lain yang mungkin
timbul
adalah
sakit
kepala,
mual,
muntah,
epigastric distress, diare, inkontinensia, kantuk, lelah, pusing, lemah, relaksasi otot, ataksia, disartria, perubahan salivasi, bicara cadel, rasa pahit, pupil dilatasi, diplopia (penglihatan ganda), nystagmus dan penglihatan buram, iritabilitas, gangguan mental dan fungsi psikomotorik, gangguan ingatan jangka pendek dan anterograde amnesia (tidak dapat mengingat apapun yang baru terjadi), serta nyeri sendi dan nyeri pada dada. Pada dosis yang lebih besar, terutama pada kasus intoksikasi berat, mula-mula dapat menimbulkan rasa gembira yang kemudian diikuti dengan sedasi, lalu berkembang menjadi stupor (pingsan), dan
kemungkinan
koma.
Kemungkinan
dapat
pula
menimbulkan hipotensi dan takikardi atau bradikardi. Dapat
menyebabkan depresi pernapasan atau sirkulasi serta kematian, namun jarang. 3.2.2. Paparan Jangka Panjang 3.2.2.1. Terhirup (8) Paparan jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan timbulnya reaksi alergi. 3.2.2.2. Kontak dengan Kulit (8) Paparan jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan timbulnya reaksi alergi. 3.2.2.3. Kontak dengan Mata (1) Tidak tersedia informasi. 3.2.2.4. Tertelan (1) Penggunaan
secara
agranulositosis,
berulang
trombositopenia,
dapat
menyebabkan
pansitopenia,
anemia
aplastik dan asidosis laktat. Selain itu, sebagai tambahan terhadap efek paparan akut, menelan benzodiazepin secara berulang dapat menyebabkan reaksi paradoksikal, seperti ansietas dan stimulasi, ruam kulit, urtikaria, edema, agranulositosis, ketidakteraturan
reaksi
hepatik
dan
menstruasi, anovulasi, dan
jaundice, gangguan
fungsi seksual. Penggunaan benzodiazepin jangka panjang dapat menimbulkan ketergantungan psikologis atau fisik. Penghentian tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus obat. Benzodiazepin dapat menembus plasenta dan dieksresikan pada air susu ibu. Dapat pula menyebabkan gejala putus obat pada neonatus. Selain itu dapat pula menyebabkan malformasi
seperti
bibir
sumbing,
hernia
inguinalis,
kerusakan jantung, mikrosefalus dan retardasi, stenosis pilorus, atresia duodenum. Khusus untuk diazepam, terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaannya pada trimester
pertama
sumbing pada anak.
kehamilan
dengan
timbulnya
bibir
4. TOKSIKOLOGI 4.1. Toksisitas 4.1.1. Data pada Hewan (1,5,8,9) LD50 oral-tikus 352 mg/kg; LD50 oral-tikus 249 mg/kg; LD50 intraperitoneal-tikus 46500 µg/kg; LD50 subkutan-tikus 6350 µg/kg; LD50 intravena-tikus 32 mg/kg; LD50 oral-mencit 48 mg/kg; LD50 kulitmencit 800 mg/kg; LD50 intraperitoneal-mencit 37 mg/kg; LD50 subkutan-mencit 800 mg/kg; LD50 intravena-mencit 25 mg/kg; LD50 intramuskular-mencit 65 mg/kg; LD50 parenteral-mencit 150 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan rute paparannya-mencit 140 mg/kg; LD50 oralkelinci 328 mg/kg; LD50 intravena-kelinci 9 mg/kg; LD50 oral-mamalia 500 mg/kg; LD50 tidak dilaporkan rute paparannya-mamalia 110 mg/kg; LD50 oral-tikus 1200 mg/kg; LD50 oral-anjing 1000 mg/kg; LD50 oral-mencit 700 mg/kg. 4.1.2. Data pada Manusia (1) TDLo oral-lelaki 143 µg/kg; TDLo oral-perempuan 5 mg/kg; TDLo intramuskular-perempuan 181 µg/kg; TDLo intravena-lelaki 143 µg/kg; TDLo intravena-lelaki 71 µg/kg/1 menit kontinyu. 4.2. Data Karsinogenik Bukti pada manusia tidak memadai. Bukti pada hewan tidak memadai. International Agency for Research on Cancer (IARC) Group 3 (1,9). Pada pemberian diazepam secara oral pada mencit jantan terjadi peningkatan insiden tumor hati. Pada pengujian lain yang menggunakan metabolit diazepam, yaitu oxazepam yang diberikan secara oral, diperoleh hasil terbentuknya tumor hati pada mencit. Namun, tidak terdapat data manusia yang dapat dievaluasi (1). Diazepam tidak dipertimbangkan sebagai bahan karsinogen berdasarkan IARC, National Toxicology Program (NTP), atau Occupational Safety and Health Administration (OSHA) (9). 4.3. Data Tumorigenik (1) TDLo/ 80 minggu kontinyu oral-mencit 42 gram/kg. 4.4. Data Teratogenik (5) Terdapat beberapa bukti bahwa diazepam dan benzodiazepin lain bersifat teratotegenik terhadap manusia, dapat meningkatkan risiko malformasi
kongenital jika dikonsumsi oleh ibu hamil pada usia kehamilan semester pertama. 4.5. Data Mutagenik (1,9) Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 958 nmol/ cawan (-S9); Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks – Drosophila melanogaster secara oral 200 mg; Analisis sitogenetik – perempuan (tidak dilaporkan) 328 mg/kg selama 78 minggu; Analisis sitogenetik – leukosit manusia 10 mg/L; Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks– limfosit manusia 25 mg/L; Sistem uji mutasi lain – tikus secara subkutan 25 mg/kg selama 5 hari intermittent; Uji mikronukleus – mencit secara oral 40 mg/kg selama 24 jam; Assay cairan tubuh – mencit menggunakan Salmonella typhimurium 200 mg/kg; Uji kematian dominan – mencit secara oral 326 mg/kg selama 15 hari intermittent; Uji sperma – mencit secara oral 300 mg/kg selama 15 hari kontinyu; Uji mikronukleus – paru hamster 10 mg/L; Transformasi morfologi – embrio hamster 30 mg/L; Sistem uji mutasi lainnya – embrio hamster 100 mg/L; Analisis sitogenetik – fibroblast hamster 15 mg/L; Analisis sitogenetik – paru hamster 1 gram/L selama 27 jam; Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks – fibroblast hamster 100 mg/L; Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks – paru hamster 100 mg/L; Kehilangan dan non disjungsi (gagal berpisah) pada kromosom seks – paru hamster 75 mg/L; Hasil positif pada uji mikronuklei sumsum tulang mencit secara in vivo; Hasil positif pada uji sumsum tulang mencit secara in vivo; Hasil positif pada uji mikronuklei, aneuploidi, dan aberasi/ kelainan kromosom sel-sel hamster China; Hasil positif pada uji pertukaran pasangan kromatida limfosit manusia.
5. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN KERACUNAN
(1,8,9)
5.1. Terhirup Pindahkan korban ke tempat berudara segar. Gunakan kantung masker berkatup atau peralatan yang sejenis untuk memberikan pernapasan buatan jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
5.2. Kontak dengan Kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit, kuku, dan rambut menggunakan sabun atau deterjen ringan dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, sekurangnya selama 15-20 menit. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat jika diperlukan. 5.3. Kontak dengan Mata Lepaskan lensa kontak, jika ada. Segera cuci mata dengan air yang banyak, sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Jika iritasi tidak mereda, segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. 5.4. Tertelan Jangan lakukan induksi muntah atau memberikan apapun melalui mulut pada korban yang tidak sadarkan diri. Jika terjadi muntah, posisikan kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah risiko aspirasi ke dalam paru-paru. Jika korban tidak sadarkan diri, posisikan kepala menoleh ke arah samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
6. PENATALAKSANAAN PADA KORBAN KERACUNAN 6.1. Resusitasi dan Stabilisasi (2) 6.1.1
Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara.
6.1.2
Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
6.1.3
Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
6.2. Dekontaminasi 6.2.1.
Dekontaminasi Mata (2) a. Posisikan pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
b. Secara perlahan, bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. c. Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. d. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. f.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
6.2.2.
Dekontaminasi Kulit (termasuk rambut dan kuku)
(2)
a. Bawa segera pasien ke pancuran terdekat b. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. c. Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. d. Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. e. Penolong perlu dilindungi dari percikan misalnya dengan mengggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hatihati untuk tidak menghirupnya. f. 6.2.3.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
Dekontaminasi Gastrointestinal (6) Tidak disarankan penggunaan arang aktif karena risiko yang mungkin timbul kemungkinan akan lebih besar daripada manfaatnya, kecuali
diduga
adanya
bahan
lain
yang
tertelan.
Metode
dekontaminasi gastrointestinal lainnya (induksi muntah, kumbah lambung, dan whole bowel irrigation) tidak disarankan. 6.3. Antidotum (6) 6.3.1
Flumazenil Pemberian flumazenil umumnya tidak dianjurkan tetapi dapat dipertimbangkan
jika
dapat
secara
hati-hati
dititrasi
untuk
membalikkan depresi pernapasan pada pasien yang membutuhkan
ventilasi
mekanis
dan
tanpa
kontra-indikasi.
Kontra-indikasi
cenderung muncul pada pasien anak. Dosis untuk dewasa : 0,2 mg IV selama 15 detik Jika tidak memberikan respons setelah 45 detik, berikan titrasi 0,1 mg dosis IV setiap menit hingga memberikan respons atau dosis total yang diberikan 2 mg. Jika tidak ada respons juga pada kondisi ini, pertimbangkan diagnosa. Dosis untuk anak: 0,01 mg/kg (maksimal 0,2 mg) IV selama 15 detik. Jika tidak memberikan respons setelah 45 detik, ulangi dosis ini dengan interval 60 detik hingga dosis total 0,05 mg/kg atau 1 mg.
7. SIFAT FISIKA KIMIA 7.1. Nama Bahan Diazepam 7.2. Deskripsi (1,4,5,8,9) Berbentuk serbuk kristal padat berwarna hampir putih hingga kuning; berbau samar, berasa agak pahit; Rumus molekul C16H13N2OCl; Berat molekul 284,76; Titik lebur 268-275 F (131-135oC); Titik lebur 131,5-134,5 oC; Titik didih 497,4oC pada 760 mmHg; Titik nyala 254,6oC; . Praktis tidak larut dalam air. Kelarutan dalam air 0,29%. Tidak larut dalam dietil eter. Sedikit larut dalam propilen glikol. Larut dalam kloroform, dimetilformamid, benzen, aseton, alkohol, eter. Kelarutan dalam kloroform 1 gram/2 mL kloroform. Kelarutan dalam eter 1 mg/39 mL eter. Kelarutan dalam alkohol 62,5 mg/mL alkohol pada suhu 25oC. 7.3. Tingkat Bahaya, Frasa Risiko dan Frasa Keamanan 7.3.1. Peringkat National Fire Protection Association/ NFPA (Skala 0-4) (1,8) Kesehatan 2
: Tingkat keparahan sedang
Kebakaran 1
: Tingkat kebakaran rendah
Reaktivitas 0
: Tidak reaktif
7.3.2. Klasifikasi European Commission/ EC (Frasa Risiko dan Frasa Keamanan) (1,4,7) Xn
= Berbahaya
T
= Beracun
F
= Mudah terbakar
Xi
= Iritan
R11
= Sangat mudah menyala
R22
= Berbahaya bila tertelan
R21/22
= Berbahaya bila kontak dengan kulit dan tertelan
R23/24/25
= Beracun bila terhirup, kontak dengan kulit dan jika tertelan
R36/37/38
= Mengiritasi mata,
ystem pernapasan dan kulit
R39/23/24/25 = Beracun: berbahaya karena efek permanen yang sangat serius bila kontak dengan kulit dan bila tertelan R63
= Mungkin berisiko membahayakan janin
S2
= Hindarkan dari jangkauan anak-anak
S26
= Jika kontak dengan mata, bilas segera dengan banyak yang air dan hubungi dokter
S36
= Kenakan pakaian pelindung yang cocok
S36/37
= Kenakan pakaian dan sarung tangan pelindung yang cocok
S45
= Jika terjadi kecelakaan atau jika anda merasa tidak sehat, jika memungkinkan segera menghubungi dokter (perlihatkan label kemasan)
S46
= Jika tertelan, segera hubungi perlihatkan wadah ini atau label
dokter
7.3.3. Klasifikasi Globally Harmonized System (GHS) (9,10) Tanda
= Berbahaya
Pernyataan bahaya H301
= Beracun bila tertelan
H301 + H311
= Beracun bila tertelan dan kontak dengan kulit
H311
= Beracun bila kontak dengan kulit
dan
H336
= Dapat menyebabkan kantuk atau pusing
H351
= Diduga menyebabkan kanker
H360
= Dapat merusak fertilitas atau janin
H361
= Diduga merusak fertilitas atau janin
H402
= Berbahaya bagi kehidupan perairan
H412
= Berbahaya bagi kehidupan perairan dengan efek jangka panjang
Pernyataan kehati-hatian P201
= Dapatkan petunjuk khusus sebelum digunakan
P202
= Jangan
menangani
bahan
hingga
petunjuk
keamanan telah dibaca dan dipahami P264
= Cuci bersih setelah menangani
P271
= Hanya digunakan di luar ruangan atau pada tempat yang berventilasi baik
P280
= Kenakan sarung tangan/ pakaian pelindung/ pelindung mata/ pelindung wajah
P301 + P310
= Bila tertelan: Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter
P321
= Penanganan khusus (lihat pada label)
P361
= Tanggalkan segera pakaian yang terkontaminasi
P405
= Simpan dalam kondisi tertutup rapat
P501
= Buanglah
bahan/
wadah
sesuai
peraturan
setempat/ wilayah/ nasional/ internasional
8. STABILISASI DAN REAKTIVITAS 8.1. Reaktivitas dan Stabilitas (7,8,9) Sensitif terhadap cahaya. Stabil pada suhu dan tekanan normal. 8.2. Kondisi yang Harus Dihindari (10) Panas. 8.3. Bahan Tak Tercampurkan (7,8,9,10) Tidak tercampurkan dengan bahan pengoksidasi kuat, asam mineral, basa kuat, plastik.
8.4. Dekomposisi (9.10) Menghasilkan NOx, Cl-, gas atau uap yang mengiritasi. Dalam kondisi dipanaskan atau terbakar dapat melepaskan uap toksik. 8.5. Polimerisasi (8) Tidak akan terpolimerisasi.
9. BATAS PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI 9.1.
Ventilasi (1) Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
9.2.
Perlindungan Mata (1) Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan yang dilengkapi pelindung wajah. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja.
9.3.
Pakaian (1) Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
9.4.
Sarung Tangan (1) Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia.
9.5.
Respirator (1) Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat, kemungkinan diperlukan pelindung pernapasan. Pelindung pernapasan diurutkan mulai dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan petunjuk peringatan sebelum menggunakannya. a. Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi penutup seluruh wajah yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode tekanan positif lainnya. b. Setiap alat pernapasan mandiri yang dilengkapi penutup seluruh wajah yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode tekanan positif lainnya.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: a. Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi penutup seluruh wajah yang pengoperasiannya memerlukan tekanan atau mode tekanan positif lainnya berkombinasi dengan dengan pemasok keluaran yang terpisah. b. Setiap alat pernapasan mandiri yang dilengkapi penutup seluruh wajah.
10. DAFTAR PUSTAKA 1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997. 2. Sentra Informasi keracunan (SIKer) dan tim. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. 2001 3. Kearney. T.E. Benzodiazepines (Diazepam, Lorazepam, and Midazolam) in Poisoning & Drug Overdose Fifth Ed. Olson, K.R., et al. (Eds.). McGraw-Hill Companies, Inc./Lange Medical Books. New York. 2007. 4. http://www.guidechem.com/reference/dic-4128.html (diunduh April 2014) 5. http://www.inchem.org/documents/pims/pharm/pim181.htm#SubSectionTitle (diunduh April 2014) 6. http://toxinz.com/Spec/2301543/113543 (diunduh Juli 2014) 7. http://www.chemicalbook.com/CASEN_439-14-5.htm (diunduh Juli 2014) 8. https://www.spectrumchemical.com/MSDS/D4589.pdf (diunduh Juli 2014) 9. http://www.usp.org/pdf/EN/referenceStandards/msds/1185008.pdf
(diunduh
Juli 2014) 10. http://www.lgcstandards.com/WebRoot/Store/Shops/LGC/FilePathPartDocu ments/ST-WB-MSDS-1348358-1-1-1.PDF (diunduh Juli 2014)