EVALUASI PROGRAM HOMESCHOOLING GROUP UNTUK ANAK USIA 5-6 TAHUN CHOIRIYAH PAUD Pps Universitas Negeri Jakarta Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur,Email:
[email protected]
Abstract: The research objective was to evaluate the Homeschooling Program Group 5-6 Year Olds in Khairu Ummah Bekasi Jatisampurna 2014. Research program evaluation apply Cippo models that include context, input, process and output products. The research was conducted for two months ie from May to June 2014. The results showed: (1) aspects of the context, the implementation of the program of homeschooling services group operating license is not obtained in the form of an operating license homeschooling group, but only in the form of an operating license for CLC (Community Learning Center ) issued by the Director General of PLS, (2) aspects of input show that Homeschooling Group Khairu Ummah Jatisampurna-Bekasi mostly categorized as good, (3) aspects of the process, Homeschooling Group Khairu Ummah Jatisampurna-Bekasi mostly categorized as good, (4) aspects of the product, showing that Homeschooling Group Khairu Jatisampurna Ummah Bekasi partly categorized as good, and (5) Outcomes aspect, shows that homeschool graduates Jatisampurna Group Khairu Ummah Bekasi who continue to pursue formal basic education was considered successful because students achieve the learning objectives in elementary formal fine. Keywords: EvaluationmodelsCIPPO, HomeschoolingGroup, ECD
Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi Program Homeschooling Group Anak Usia 5-6 Tahun di Khairu Ummah Jatisampurna-Bekasi 2014. Penelitian evaluasi program menerapkan model CIPPO yang mencakup konteks, input, proses, produk dan output. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yakni Mei-Juni 2014. Hasil penelitian menunjukkan: (1) aspek konteks, pelaksanaan program layanan homeschooling group ini belum memperoleh izin operasional dalam bentuk izin penyelenggaraan homeschooling group, tetapi hanya berbentuk izin penyelenggaraan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang dikeluarkan oleh Dirjen PLS, (2) aspek input menunjukkan bahwa Homeschooling Group Khairu Ummah Jatisampurna-Bekasi sebagian dikategorikan baik, (3) aspek proses, Homeschooling Group Khairu Ummah Jatisampurna-Bekasi sebagian dikategorikan baik, (4) aspek produk, menunjukkan bahwa Homeschooling Group Khairu Ummah Jatisampurna-Bekasi sebagian dikategorikan baik, dan (5) aspek Outcomes, menunjukkan bahwa lulusan Homeschooling Group Khairu Ummah Jatisampurna-Bekasi yang melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar formal dinilai berhasil karena peserta didik mencapai tujuan pembelajaran di SD formal dengan baik. Kata Kunci: Evaluasi model CIPPO, Homeschooling Group, PAUD
Tujuan Pendidikan Anak Usia
agar anak memperoleh rangsangan
Dini bukan hanya menjadikan anak
(stimulation) intelektual, sosial, dan
lebih siap belajar di tingkat SD,
emosional, sesuai dengan tingkat
melainkan yang lebih penting adalah
perkembangan usianya, proses pendi201
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
dikan anak usia dini, akan mudah
anak-anak di sekolah formal karena
tergelincir
mereka dituntut untuk menguasai
pada
praktek-praktek
bernuansa “Akademik” sebagaimana
seluruh
terjadi di sebagian TK dewasa ini.
terkandung
Orangtua sangat berperan dalam
dengan orang tua yang mendidik
pendidikan anak usia dini.Kenyataan
anaknya sendiri di rumah, maupun
yang kita hadapi dilapangan adalah
memanggil guru secara privat untuk
praktek penyeleng-garaan pendidikan
“membelajarkan” anaknya di rumah
tidak sesuai dengan perkembangan
tanpa
anak usia dini, yaitu lebih menekan-
formal, istilah lain yaitu home-
kan pada bidang akademik semata,
schooling. Orang tua harus dapat
sehingga anak dituntut untuk belajar
berpikir keras bagaimana memilih
secara skolastik dengan titik beratnya
dan
pada kemampuan calistung.
Bagaimana menerapkan kurikulum
Praktek pendidikan seperti itu tidak lagi mengedepankan pada aspek
materi di
pelajaran
yang
dalamnya.Berbeda
mengenal
sekolah
menyusun
secara
kurikulumnya.
tersebut kepada anak-anaknya, dan lain sebagainya.
minat, bakat dan gaya belajar anak,
Anak
usia
TK
sangat
tetapi penyelenggaraannya bersifat
membutuhkan
generalistik dan hanya tertuju pada
dengan teman sebaya maupun dengan
sebuah kompetensi akademik yang
lingkungan dalam kapasitas yang
harus anak capai. Para orang tua yang
lebih besar, seperti sekolah. Adakah
menempatkan
kiranya hal tersebut terako-modasi
anaknya
untuk
banyak
sosi-alisasi
menempuh pendidikan di sekolah
apabila
formal, tentunya tak harus berpikir
menlakukan “Homeschooling” pada
keras mengenai kurikulum yang
anak-anak kita dalam batasan usia
menentukan arah pembelajaran si
dini tersebut? Penulis merasa hal ini
anak. Di sekolah formal, kurikulum
patut untuk kita kaji, sejauh mana
diatur
efektivitas
dalam
nasional.
standar
ini
sebagai
program
orang
tua
pembelajaran
berlaku
dalam Homeschooling untuk anak
massal bagi para siswa di sekolah
usia 5-6 tahun. Dari latar belakang
formal. Hal itu menjadi wajib untuk
tersebut di atas, penulis merasa
202
Kurikulum
kurikulum
kita
Evaluasi Program Homeschooling… Choiriyah
bahwa penting untuk melakukan
antusias pula minat orang tua menye-
evaluasi program pembelajaran pada
kolahkan anaknya di homeschooling.
Homeschooling, dalam hal ini adalah
Bahkan saat ini homeschooling telah
Homeschooling
menjadi tren di kota-kota besar di
groupKhairu
Ummah 25, sejauh mana efektivitas
Indonesia.
penyelenggaraan
dapat diperkirakan bahwa home-
Homeschooling
Dari fenomena tersebut
yang telah dirancang dan telah
schooling
dijalankan selama ini dalam Homes-
masyarakat. Setidak-tidaknya kebera-
chooling group Khairu Ummah
daan homeschooling akan memenuhi
semakin
dibutuhkan
sekitar 10% dari total jumlah anak di Indonesia. (Kurniasih, 2009: 8)
Hakikat Homeschooling Pendidikan
homeschooling
Penjelasan di atas maka dapat
sudah ada di dalam sistem pendidikan
disimpulkan
Islam, dimana ibu adalah madrasah
homeschooling mulai marak dilak-
utama dan pertama bagi anak-
sanakan sejak tahun 1960 di Amerika
anaknya.
home-
Serikat dimana kebebasan dalam
schooling mulai marak terjadi di
pendidikan mulai digalakkan. Kemu-
Amerika Serikat pada kurun waktu
dian pelaksanaan homeschooling ini
1960-an oleh John Caldwell Holt.
terus dikembangkan dan dilaksana-
Dasar pemikiran Holt mengandung
kan oleh berbagai Negara di eropa,
misi
berpikir
dan Negara asia. Hingga masuk ke
instruktif seperti yang dikembangkan
Indonesia pada tahun 1996 dan mulai
melalui
marak dijadikan alternatif pendidikan
Kemunculan
pembebasan
cara
sekolah. (John C. Holt &
Pat Farenga, Teach Your own.h.85)
bahwa
sejarah
pada tahun 2005.
Sejak itu ide untuk merealisasikan homeschooling terus bergulir dari waktu ke waktu. Dan masyarakatpun mulai ikut mengkritisi pendidikan formal di sekolah yang cenderung stagnan.
Seiring
merebaknya
homeschooling di Indonesia semakin
Dasar Hukum Penyelenggaraan Homeschooling Komitmen Internasional merujukpada A World Fit For Children (Menciptakan Dunia Yang Layak Bagi Anak) tahun 2002 yang menyatakan:
”Menempatkan anak 203
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
sebagai pertimbangan pertama untuk
dirasakan oleh anak maupun orang
kepentingan
tua.
terbaik
Memperhatikan
anak;
tumbuhkembang
Menurut John Holt Tujuan
terbaik anak sebagai dasar utama
dilaksanakannya
pengembangan
sebagaimana
dikemukakan
memberikan kesempatan pendidikan
Kurniasih
(2009)
yang
(1) Menjamin penyelesaian pendi-
sama
manusia;
untuk
Dan
setiapanak”.
(www.unicef.org). Dasar
homeschooling oleh adalah;
dikan dasar dan menengah yang
Legalitas
Home
bermutu untuk proses pembelajaran
Schooling dalam payung hukum
akademik dan kecakapan hidup; (2)
Nasional adalah (1) PP Nomor 73
Menjamin
tentang Pendidikan Luar Sekolah; (2)
kemudahan akses pendidikan bagi
Keputusan Menteri Pendidikan dan
setiap individu untuk proses pembe-
Kebudayaan Nomor 0131/U/1991
lajaran akademik dan kecakapan
tentang paket A dan B; (3) Keputusan
hidup; (3)Melayani peserta didik
Menteri Pendidikan Nasional nomor
yang
132/U/2004 tentang Paket C. Dalam
akademik dan kecakapan
UU Sisdiknas dikenal tiga jalur
fleksibel
pendidikan, yaitu pendidikan formal,
mutu kehidupannya.
pendidikan non formal dan pendidikan informal.
pemerataan
memerlukan
untuk
dan
pendidikan secara
meningkatkan
Menurut Adilistiono, (2011:
Program sekolah
36) homeschooling memilki beberapa
rumah tinggal dan majemuk dapat
manfaat sebagai berikut: (1) Anak-
dimasukkan
model
anak menjadi subyek belajar; (2)
diklasifikasikan
Objek yang dipelajari sangat luas dan
pendidikan
sebagai yang
sebagai satuan pendidikan informal.
nyata;
(3)
fleksibel;
dan
(4)
pembelajaran konstekstual. Melalui Tujuan dan Manfaat Homeschooling Homeschooling
homeschooling, mempu-
nyai berbagai manfaat dan tujuan pendidikan. Manfaat dan tujuan dari pelaksanaan homeschooling dapat 204
benar
diberi
anak-anak
benar-
peluang
untuk
menentukan
materi-materi
dipelajarinya.
Anak-anak
menjadi
kegiatan
belajar,
subyek
dalam
yang
Evaluasi Program Homeschooling… Choiriyah
belajar yang diselenggarakan anak
teman-teman,
pun dapat berlangsung secara nyaman
kebijakan politik dan ekosistem bumi.
sekolah,
pekerjaan,
dan menyenangkan. Homeschooling akan membawa anak-anak untuk
Jenis dan Model Homeschooling
belajar di dunia nyata, di alam yang sangat terbuka.
Homeschooling
dibagi
menjadi 3 jenis, adapun jenis-jenis
Ajang
cinta
tersebut antara lain: Homeschooling
keleluasaan
tunggal, majemuk, dan komunitas.
belajar dimana saja, kapan saja dan
Homeschooling tunggal, merupakan
kepada
homeschooling
belajar.
menanamkan
Memberikan
siapa
saja
yang
dapat
yang
hanya
menyadarkan kepada orangtua bahwa
melibatkan orangtua
belajar bisa dilakukan dimana saja
keluarga dan tidak bergabung dengan
termasuk
dirumah.
keluarga
bentukdari
sistem
informal,
pendidikan
kunci
penyelenggaraan adalah
Sebagai
adanya
dalam
lainnya.
homeschooling
satu
Pada
tunggal
peran
utama
orangtua sangatlah penting sebagai
homeschooling
pembimbing, teman belajar ataupun
kelenturan
dan
penilai. Homeschooling ini memiliki
feksibilitas, jadi tidak boleh kaku dan
tingkat
terlalu
karena dapat dilakukan dimana saja
berstruktur
sebagaimana
sekolah formal.
dan
Apabila kurikulum
disusun
yang
homeschooling kehilangan
fleksibilitas
baku, justru
makna
yang
tinggi
kapan
saja.
dalam
homeschooling
tunggal
maka
termasuk didalamnya orang tua yang
akan utamanya.
menyelenggarakan mandiri
dengan
Dalam ini
juga
homeschooling sistem
online
Homeschooling sangat memungkin-
program.
Orangtua
kan untuk menampung sekaligus
program
secara
mendukung kegiatan belajar yang
pembelajaran homeschooling bagi
kontekstual dimana masing-masing
anaknya.
berada beragam
di
dalam
misalnya
konteks
yang
berlangganan online
Homeschooling
dalam
Majemuk,
konteks ling-
dilaksanakan oleh dua keluarga atau
kungan tempat tinggal, keluarga,
lebih untuk kegiatan tertentu, dengan 205
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
kesamaan minat tertentu, sedangkan
adalah
kegiatan pokok tetap dilaksanakan
memahami individu yang dilakukan
oleh
masing-masing.
secara integrative dan komprehensif
Homeschooling ini dapat merangsang
agar diperoleh pemahaman yang
insting social anak karena melibatkan
mendalam tentang individu tersebut
anak-anak lain,anak akan terpacu
beserta masalah yang dihadapinya
pula untuk berkompetisi sehingga
dengan tujuan masalahnya dapat
akan timbul semangat untk bersaing
terselesaikan
untuk berprestasi menjadi yang lebih
perkembangan diri yang baik.
baik
orangtua
akan
tetapi
Homeschooling
tetap ini
positif. terbentuk
suatu
metode
dan
Berdasarkan
untuk
memperoleh
karakteristik
program yang akan diteliti, yaitu
biasanya berdasarkan minat yang
program
sama,
tujuan
peneliti menetapkan model yang
pembelajaran dalam agama yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
sama. Home-schooling komunitas,
model evaluasi program CIPPO
merupakan
beberapa
(Context, Input, Process, Product,
yang
Outcomes). Model ini adalah model
menyusun dan menentukan silabus,
yang disempurnakan dari model
RPP, bahan ajar, sarana, serta jadwal
CIPP (Crabbé and Leroy, 2008:133).
pembelajaran. Peserta didik yang
Model CIPPO disusun dengan tujuan
mengikuti homeschooling komunitas
untuk melengkapi dasar pembuatan
memiliki ruang gerak sosialisasi yang
keputusan dalam evaluasi program
lebih
dengan analisis yang berorientasi
atau
memiliki
gabungan
homeschooling
luas
majemuk
dibandingkan
dengan
home-schooling lainnya.
Home-schooling,
maka
pada perubahan terencana. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini model
METODE PENEITIAN Penelitian
ini
merupakan
Miles
dan
Huberman,
kegiatan
evaluasi program dengan menggu-
analisis terdiri dari tiga alur kegiatan
nakan metode studi kasus (Case
atau proses yang terjadi secara
Study). Menurut Susilo Rahardjo &
bersamaan yakni: reduksi data (data
Gudnanto (2011: 250) studi kasus
reduction),
206
penyajian
data
(data
Evaluasi Program Homeschooling… Choiriyah
display), dan penarikan kesimpulan
jumlah peserta, tetapi temuan ini
(conclusion
dinilai terlalu besar jumlah peserta
drawing
atau
verification).
didik
untuk
sebuah
Homeschooling Group
Penyelenggaraannya-pun jadi
Komponen Masukan (input) evaluasi
bagi anak
usia dini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam
layanan
pada
hampir mirip dan sama seperti
komponen masukan (input) peneliti
penyelenggaraan
akan
kanak pada umumnya. Perbedaannya
Peserta
membahas didik
hasil dalam
evaluasi hal
ini
Taman
Kanak-
hanya pada fasilitas gedung dan
rekruitmen peserta didik, kualifikasi
pakaian
tenaga pendidik atau tutor, kurikulum
pendidikan Homeschooling Group
dan alokasi waktu belajar, sarana
Khairu
prasarana serta pengelolaan layanan
kurang maksimal dikarenakan oleh
Homeschooling Group
jumlah
bagi anak
saja.
Pada
Ummah
peserta
pelayanan
peneliti
yang
menilai
terlampau
usia dini yang dilaksanakan oleh
banyak. Seyogyanya sebuah layanan
Khairu Ummah
Homeschooling Group sebagaimana landasan
Peserta didik.
didik
merupakan
alternatif pendidikan untuk lebih
Hasil evaluasi menemukan peserta
awalnya
di
Homeschooling
memfokuskan pada bakat dan minat anak, menjadi tidak maksimal tujuan
Group Khairu Ummah terbagi dalam
tersebut
dua kelompok usia, yakni usia 4-5
banyak jumlah peserta didiknya.
tahun disebut kelompok A dan usia 5-
dikarenakan
Hasil
terlampau
wawancara
dengan
6 tahun disebut kelompok B. ada
guru, diperoleh informasi bahwa
empat
yang
peserta didik ada sebanyak itu
masing-masing kelompok didampingi
dikarenakan oleh peminat masyarakat
satu guru dengan jumlah peserta didik
sekitar
sebanyak 6-8 anak. Meski tidak
schooling Group yang dilaksanakan
diatur
layanan
selama ini, yang awalnya hanya 5-6
mengenai
anak, menjadi terus bertambah setiap
kelompok
dalam
belajar,
kegiatan
Homeschooling Group
terhadap
layanan
Home-
207
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
tahunnya. Oleh karena itu untuk tetap
Fatihah, An Nas, Al-Falaq dan Al-
membatasi
pihak
Ikhlas. Dalam rekruitmen peserta
Khairu
didik yang telah dibatasi ini tetap
peserta
Homeschooling
didik,
Group
Ummah dalam rekruitmen peserta
mendapat
didik dijalani dengan cukup ketat
masyarakat, sehingga peserta didik
untuk masalah usia yang wajib diatas
homeschooling yang diterima juga
4,3 tahun untuk kelompok A atau TK
tetap banyak. Pengelola layanan
A, dan 5,3 tahun lebih untuk
Homeschooling Group ini mengata-
kelompok B atau TK B. Pembatasan
kan
rekruitmen lainnya adalah dengan
layanan yang terbaik walau dengan
seleksi
kapasitas
orangtua
murid,
hanya
respon
bahwa
akan
ruang
positif
dari
mengupayakan
terbatas
dengan
orangtua murid yang berkomitmen
jumlah anak yang cukup besar
paling tinggilah yang dapat diterima
dibandingkan
anaknya di Homeschooling Group
Kenyataan
Khairu Ummah ini. Orangtua yang
melihat sulitnya tutor memberikan
berkomitmen paling tinggi diartikan
pelayanan maksimal kepada setiap
sebagai orangtua yang mau turut serta
anak yang dalam hal ini layanan
dalam
untuk fokus pada minat dan bakat
mendidik
anaknya
di
kapasitas dilapangan
Homeschooling Group ini. Orangtua
anak
bukan sekedar menitipkan anak saja,
penyelenggaraan
tetapi turut andil di rumah untuk
secara teoretik.
sesuai
ruang. peneliti
landasan homeschooling
melaksanakan aturan yang telah diberikan oleh Homeschooling Group
Tenaga pendidik
ini.
Tenaga pendidik atau dalam Aturan yang digariskan antara
layanan homeschooling biasa disebut
lain adalah mengisi lembar kegiatan
dengan tutor, peneliti mengacu pada
siswa setiap harinya. Persyaratan
Implementasi standar PAUD (FIP-
reruitmen lain adalah melihat atau
UPI, 2007:19). Peneliti melihat pada
mengacu pada hafalan dan bacaan
poin ini layanan Homeschooling
Qur’an peserta didik, setidaknya
Group
sudah dapat membaca surat Al-
mengacu pada standar tersebut. Tutor
208
Khairu Ummah ini belum
Evaluasi Program Homeschooling… Choiriyah
yang ada hamper seluruhnya belum
benar dan sesuai dengan tujuan
memenuhi standar pendidik bagi anak
pendiidkan yang dicanangkan oleh
usia dini, yaitu minimal lulusan D3
Homeschooling
Khairu
Pendidikan Anak Usia Dini atau
pusat.
pada
setara
menemukan bahwa Homeschooling
dengan
SPGTK.
Temuan
Evaluasi
Ummah tahap
ini
penelitian ini melihat bahwa tutor
Group
yang ada yang berjumlah enam
konsisten terhadap tujuan pembela-
orang, lima diantaranya merupakan
jaran yang hendak dicapai dan
lulusan SMA dan sederajat. Dan satu
memilki aturan yang cukup baik
merupakan lulusan teknik pertanian
mengenai bagaimana tutor yang dapat
IPB. Hal ini tidak memenuhi standar
mengajar
sebagaimana
dalam
Group tersebut. Hal ini dapat peneliti
standar layanan PAUD. Tutor yang
lihat pada bagaimana para tutor ini
mengajar
mendidik
disyaratkan
pada
Homeschooling
Khairu
pada
Ummah
sangat
Homeschooling
anak-anak,
mereka
Group Khairu Ummah ini adalah
seluruhnya memilki cara pandang
orangtua dari enam anak yang
pendidikan anak yang sama, cara
menjadi
Dan
mendidik yang sama dan pendekatan
kesemuanya telah mendapat pelatihan
serta metode mengajar yang baik bagi
terkait
dan
anak usia dini. Hanya saja tidak
pelatihan bagi anak usia dini berbasis
terlalu fokus pada minat dan bakat
Islam yang diselenggarakan oleh
anak secara individual sebagaimana
Homeschooling
tujuan Homeschooling, melainkan
peserta
bidang
didik.
pendidikan
Group
Khairu
Ummah 01 yang berpusat di Bogor. Pelatihan yang
dan
dilaksanakan
pendidikan oleh
Home-
pendidikan secara klasikal seperti Taman Kanak-kanak pada umumnya, hanya nama saja yang berbeda.
schooling Group Khairu Ummah ini dilaksanakan setiap sebulan sekali,
Kurikulum.
dan saat baru menjadi tutor, diklat
Kurikulum yang disusun dan
dilaksanakan selama 1 bulan. Hal ini
digunakan
dijadikan sebagai bekal bagi para
Group
tutor untuk dapat mendidik dengan
kurikulum pendidikan anak usia dini
oleh
Homeschooling
Khairu Ummah merupakan
209
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
Berbasis Aqidah Islam (PAUD BAI).
kompetensi penunjang hanya sebagai
Adapun sistematika isi kurikulum ini
pelengkap
terdiri atas tedapat beberapa bagian
pembelajarannya juga sama seperti
yang
sebagai
halnya pembelajaran pada Taman
berikut:(1) Kompetensi Inti: Tsaqofah
Kanak-kanak, dan bukan pembe-
Islam
lajaran sebagaimana layaknya sebuah
dapat
dijabarkan
(Aqidah,
Ibadah,
Akhlaq,
Shirah Nabi dan Tarikh Islam);(2)
kegiatan.
Dan
pola
homeschooling.
Kompetensi dasar: Tahfidzul Qur’an dan
Bahasa
Indonesia;
(3)
Alokasi waktu
Kompetensi Penunjang terdiri dari
Dalam hal alokasi waktu
Sains, Matematika, Motorik Kasar,
belajar, peneliti menemukan bahwa
Motorik Halus, Seni (menyanyi dan
pembagian waktu belajar kelompok
berkarya).
usia 4-6 tahun dimulai sejak pukul
Hasil
didapatkan
08.00 dan berakhir pada pukul 12.30.
bahwa kurikulum yang dipergunakan
Pertemuan dilakukan dari hari senin
pada pelaksanaannya lebih mengede-
sampai jum’at, efektif dalam 17
pankan
agama
minggu per semester. Hal ini peneliti
sebagai dasar pendidikan bagi anak.
melihat tidak sesuai dengan pola
Sementara untuk pendidikan lain
pelaksanaan layanan homeschooling
yang dijabarkan di atas sebagai
yang seharusnya tidak saklek dalam
kompetensi penunjang, yaitu sains,
hal waktu belajar. Homeschooling
matematika, motorik kasar, motorik
Group
halus, dan seni merupakan pendi-
pendidikan yang mengatur kegiatan
dikan penunjang bagi anak, hanya
pembelajaran peserta didik selama
disisipkan sedikit saja dalam kegiatan
satu
pembelajaran.Dalam studi observasi
sekolah
terlihat
pelaksanaan
adalah dari adanya kalender ini kita
kurikulum ini dalam pembelajaran
dapat mengetahui bagaimana penga-
memang lebih banyak pada kegiatan
turan kegiatan belajar mengajar di
kompe-tensi inti dan dasar yang telah
Homeschooling Group ini. Dan hal
dijabarkan di atas, sementara pada
ini terlihat bahwa Homeschooling
210
evaluasi
pada
pendidikan
bahwa
ini juga memiliki kalender
tahun,
sebagaimana
formal.
Nilai
dalam
positifnya
Evaluasi Program Homeschooling… Choiriyah
Group ini sudah melakukan perenc-
anak untuk mengekspresikan segala
anaan kegiatan pembelajaran dalam
sesuatu bentuk ekspresi yang dimiliki
kurun waktu setahun.
anak. Selanjutnya
pada
sarana
outdoor, dari evaluasi menemukan
Sarana dan Prasarana Hasil evaluasi pada prasarana
bahwa sudah tersedia dua permainan
relatif tidak sesuai dengan kajian teori
di halaman rumah; papan luncur, dan
dan pendekatan dalam standarisasi
jungkat-jungkit dan keduanya bera-
sarana dalam permendiknas nomor
laskan
58
Karena
permainan outdoor kurang terawat
Homeschooling Group ini memiliki
dan beberapa bagian terlihat berkarat.
peserta didik sejumlah 30 anak,
Hal ini bahaya bagi anak karena
belajar berada pada ruang-ruang yang
dapat
relatif sempit dan ini tidak sesuai
Permainan outdoor ini diletakkan di
untuk kegiatan aktivitas bermain
halaman belakang rumah dengan luas
sambil belajar bagi anak usia dini.
halaman
Dalam
demikian gerak anak juga sangat
tahun
hal
2009.
prasarana
Homeschooling Group terbatas
dalam
lainnya, ini sangat
penyediaan
alat
permainan edukatif. Anak bermain lego
secara
keterbatasan
bergantian, media
sarana
yang
saat
bermain.
sempit.
apabila
kondisi
tutor
Dengan
tidak
mengarahkan untuk bermain secara bergantian.
karena bermain.
memperlihatkan
pengadaan
Namun
melukai
terbatas
Komponen Proses
Menyangkut sarana, dari temuan evaluasi
semen.
indoor
bahwa yang
Pada
komponen
proses,
dalam evaluasi ini peneliti akan membahas hasil evaluasi
perenca-
mendukung proses pendidikan anak
naan tahunan, semester dan harian,
usia
perlu
kegiatan dan metode pembelajaran
dengan
serta teknik dan proses penilaian yang
dini
ditingkatkan,
masih
sangat
disesuaikan
bidang-bidang pengembangan anak.
dilaksanakan pada layanan
Hal ini penting dilakukan karena alat
schooling Group bagi anak usia dini
permainan edukatif dapat membantu
Khairu
Ummah.
Home-
Perencanaan 211
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
tahunan, semester dan harian. Dalam
pembelajaran sangat terlihat dominasi
perencanaan tahunan terlihat Home-
guru
schooling kalender kepada
dalam
mengarahkan
dan
Group
ini
membuat
memberikan
tahunan
dan
dibagikan
pada anak. Hampir tidak ditemukan
seluruh
orangtua
Mereka
membuat
tahunan
juga
berbagai
penjelasan
murid.
oleh peneliti tutor yang mengajak
perencanaan
anak untuk bereksplorasi sendiri.
dalam
bentuk
Proses kegiatan pembelajaran yang
perencanaan kegiatan pembelajaran
dilaksanakan sama persis dengan pola
selama satu semester.
kegiatan pembelajaran pada Taman
Perencanaan
semester
Kanak-kanak formal, dimana ada
perencanaan
pembukaan, inti, penutup, dan pola
dikembangkan
juga
pembelajaran
mingguan
untuk
dituangkan ke dalam lesson plan
pembelajaran yang sama dengan TK formal.
harian. Perencanaan pembelajaran tahuanan
dan
semester
Perbedaan yang terlihat hanya
dibuat
pada muatan agama yang besar dan
bersama dalam sebuah forum kerja
tahfidz Qur’an yang mendo-minasi
atau diklat di Homeschooling Group
dalam
pusat yang berlokasi d Bogor. Baru
Homeschooling Group ini, sehingga
kemudian setiap cabang mengurai-
peneliti melihat anak lebih banyak
kannya menjadi kegiatan harian di
duduk tertib menghafal dan beberapa
wilayah masing-masing. Pembuatan
anak lain menghafal atau mendengar-
perencanaan tahunan dan semester
kan hafalan sambil bermain lego, dan
berdasarkan pada kurikulum PAUD
puzzle. Dalam kajian teori pada bab
BAI (Pendiidkan Anak Usia Dini
II
Berbasis
yang
pendidikan Homeschooling Group
didalamnya termuat pembelajaran
melakukan kegiatan pembelajaran
agama dan tahfidz Qur’an yang lebih
selayaknya anak berada di rumah,
dominan dalam kegiatan pembela-
dalam proses pembelajaran yang
jaran.
sederhana, berbasis keseharian anak-
Aqidah
Proses
Islam),
pembelajaran
dan
metode pembelajaran. Dalam proses 212
kegiatan
seyogiyanya
anak,
namun
keseharian
sebuah
bermakna
di
layanan
karena
pendekatan yang dilakukan sesuai
Evaluasi Program Homeschooling… Choiriyah
bakat dan minat anak. Itu sebabnya
berdiri pola pembelajaran mereka
Homeschooling tidak bisa dilaksa-
seperti
nakan dengan kapasitas peserta didik
umumnya,
yang banyak, karena akan mempe-
menangani
ngaruhi cara pendekatan tutor dalam
jumlahnya yang cukup banyak. Dan
proses kegiatan belajar.
perbedaannya lainnya dengan TK
Pola pembelajaran yang sama
ini
sama untuk
seperti
mempe-rmudah
anak-anak
formal adalah
TK
karena
terletak pada tutor
sperti halnya yang terjadi di Taman
yang mengajar adalah orangtua dari
Kanak-kanak
seperti
salah satu anak dan dilaksanakan di
pemberian LK atau lembar kerja,
rumah, kemudian saat di rumah
hampir setiap hari anak diberikan
kegiatan
lembar kerja berisi kegiatan atau
dengan adanya buku harian kegiatan
aktivitas bahasa, kognitif, motorik
anak.
halus,
formal,
seperti
menarik
anak
sangat
terpantau
garis,
Dalam penelitian ini, peneliti
menghubungkan gambar, mencari
mendapati bahwa dalam hal teknik
gambar
penilaian, Homeschooling Group ini
yang sejenis, mewarnai,
menebalkan, dan lain sebagainya. Pembelajaran
melakukan
penilaian
dengan
yang
beberapa
adalah
pola
proses langsung saat anak melakukan
natural
dan
kegiatan, penilaian terhadap hasil
bersifat eksploratif yang seharusnya
anak dalam hal ini LK (Lembar
dikembangkan oleh sebuah layanan
Kerja), dan penilaian ini kemudian di
Homeschooling.Pola
pembelajaran
tuangkan ke dalam catatan harian
gaya Homeschooling
hampir tidak
anak yang setiap harinya diberikan
pernah terlihat sama sekali selama
kepada orangtua. Kemudian orangtua
peneliti melakukan penelitian di
juga pada lembar tersebut dapat
Homeschooling
mengisi kegiatan anak dirumahnya.
semestinya
terjadi
pembelajaran
yang
Group
Khairu
Ummah ini.
teknik,
yaitu
penilaian
Dalam proses pembela-jaran,
Saat peneliti menanyakan hal
penilaian dilakukan dengan tidak
ini, pihak Home-schooling Group
terlalu fokus, ada beberapa tutor yang
menjelaskan bahwa memang sejak
memang disela sela waktunya terlihat 213
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
menulis
lembar
anekdot,
tetapi
dilakukan oleh Taman Kanak-kanak
beberapa tutor justru terlihat hampir
anak formal pada umumnya, yang
tidak pernah menulis anekdot record.
mencirikan perbedaan bahwa ini
Penilaian anak juga tidak dilakukan
merupakan layanan Homeschooling
secara deskriftif naratif melainkan
Group hampir sulit dibedakan. Satu
dengan model checklist pada setiap
hal yang menjadi nilai positif dalam
indikator pencapaian perkembangan
evaluasi hasil belajar anak adalah,
anak.
Homeschooling Group ini memberi-
Pelaporan
penilaian
ini
dilakukan pertiga bulan sekali kepada
kan
orangtua murid
konsisten dan continue, mengenai
report
setiap
hari
secara
aktivitas anak di rumah dan apa yang dilakukan selama sehari berada di
Komponen Produk Hasil belajar evaluasi pada
Homeschooling Group ini.
komponen produk dalam hal ini
Tutor dalam Home-schooling
adalah hasil belajar anak, peneliti
Group belum sepenuhnya menguasai
menemukan bahwa hasil belajar anak
perkembangan anak karena memang
dilaporkan sesuai dengan tingkat
bukan dari bidang pendidikan, dan
pencapaian perkembangan anak yang
hanya merupakan salah satu orangtua
disesuaikan dengan standar perkem-
yang bersedia menjadi tutor bagi
bangan PAUD pada Permendiknas
anak-anak
No. 58. Pada laporan perkembangan
Homeschooling
anak, terlihat bahwa setiap aspek
hanya
perkem-bangan
pendidikan bagi anak usia dini yang
dijelaskan
pencapai-annya.
tingkat
Pelaporan
ini Group.
berbekal
dilaksanakan
dilingkup
pelatihan
oleh
schooling Group
Homeschooling
pusat setiap bulannya.
Khairu
dan
ownerHome-
perkembangan anak didesain oleh Group
Mereka
Khairu Ummah
Ummah pusat, dan semua cabang mengikuti
aturan
yang
telah
dibakukan. Peneliti
Komponen Outcome Outcome
dampak,
bahwa
manfaat atau perubahan yang terjadi
laporan ini sama halnya dengan yang
pada anak setelah mengikuti suatu
214
melihat
adalah
Evaluasi Program Homeschooling… Choiriyah
Dalam
program tertentu. Dampak, manfaat,
evaluasi
terlihat
atau perubahan dapat berupa penge-
bahwa pada umumnya anak yang
tahuan, keterampilan, sikap, tingkah
melanjutkan ke jenjang pendi-dikan
laku, status atau kondisi kehidupan.
SD formal tidak mengalami masalah
Dalam penelitian ini, yang meru-
dalam hal akademik. Bahkan prestasi
pakan komponen outcome adalah
mereka cenderung pada taraf di atas
dalam
sosial
rata-rata kelas. Hanya saja dalam hal
emosional dan pengetahuan akade-
sosial emosional ada beberapa anak
mik.Penelitian ini melihat bahwa
yang mengalami keminderan dan jadi
outcome dari anak yang mengikuti
pemalu di kelasnya karena belum
layanan
terbiasa dengan kelas besar dan
hal
perkembangan
Homeschooling
Group
Khairu Ummah untuk usia 4-6
belum
Tahun, yang melanjutkan ke jenjang
sekolah
pendidikan Sekolah Dasar formal,
penelitian dan pembahasan yang telah
mereka memiliki daya saing yang
dipaparkan, tentunya
cukup
kemampuan
mudah untuk mengetahui hasil studi
akademik yang memadai dan bahkan
evaluasi ini jika disajikan secara
lebih dari anak lain yang dari Taman
ringkas antara hasil evaluasi dengan
Kanak-kanak formal.
menggunakan kajian teori dan standar
baik,
dan
Perkembangan sosial emo-
terbiasa
dengan
suasana
formal.Dari
penyeleng-garaan
temuan
akan
PAUD,
lebih
yaitu
sional, 4 dari 8 anak yang melanjut-
menggunakan permendiknas nomor
kan ke SD formal mengalami sedikit
58 tahun 2009 serta kajian teori
masalah pada sosialisasi dengan
mengenai Homeschooling.
teman
sebaya
pada
awal-awal
pembelajaran di sekolah. Namun
SIMPULAN
seiring berjalannya waktu anak-anak
Hasil penelitian menunjuk-
ini mengalami perubahan dan pada
kan bahwa: (1) dari aspek konteks,
akhirnya mereka lebih bersosialisasi
pelaksanaan
dengan baik dalam proses pembela-
homeschooling
jaran di sekolah.
memperoleh izin operasional dalam
program group
layanan ini
belum
bentuk izin penyelenggaraan home215
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 9 Edisi 2, November 2015
schooling
group,
berbentuk
izin
PKBM
(Pusat
tetapi
hanya
penyelenggaraan Kegiatan
Belajar
Masyarakat) yang dikeluarkan oleh Dirjen PLS; (2) dari aspek input menunjukkan bahwa Homeschooling Group Khairu Ummah JatisampurnaBekasi sebagian dikategorikan baik dan sebagian dikategorikan masih memerlukan perbaikan; (3) dari aspek proses, Homeschooling Group Khairu Ummah
Jatisampurna,
Bekasi
sebagian dikategorikan baik dan sebagian dikategorikan memerlukan perbaikan atau tambahan; (4) dari aspek produk, menunjukkan bahwa Homeschooling
Group
Khairu
Ummah Jatisampurna, Bekasi sebagian dikategorikan baik dan sebagian dikategorikan
masih
memerlukan
perbaikan, dan (5) dari aspek Outcomes, menunjukkan bahwa lulusan Homeschooling
Group
Khairu
Ummah Jatisampurna-Bekasi yang melanjutkan ke jenjang pendidikan dasar formal dinilai berhasil karena peserta
didik
mencapai
tujuan
pembelajaran di SD formal dengan baik, baik dalam hal akademik dan sosial emosional.
216
DAFTAR PUSTAKA Adilistiono, Homeschooling sebagaiAlternatifPendidikan. Semarang: PoliteknikNegeri Semarang Press, 2011. Crabbé Ann & Pieter Leroy. The Handbook Of Environmental Policy Evaluation. 2008 FIP-UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imtima. 2007. Holt, John C & Pat Farenga.Teach Your Own, The John Holt Book of Homeschooling. USA: Holt Associates, 2006. Kurniasih, Imas. Homeschooling. Jogjakarta: Cakrawala, 2009. Patton, Michael Quinn. Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills California: Sage Publication, 1980. Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media Enterprise Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Pasal 26 ayat 4 Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Pasal 27 ayat 1 www.unicef.org