566 THE INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TWO STAY TWO STRAY TO THE LEARNING OUTCOMES OF STUDENTS OF CLASS X BUILDING CONSTRUCTION ENGINEERING IN PROGRAM ENGINEERING DRAWINGS IN SMK NEGERI 1 PARIAMAN Ulfa Widiya Kasih1, Fahmi Rizal2, Iskandar G. Rani3 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FT Universitas Negeri Padang Email:
[email protected] Abstract The background of this research is the lack of student learning outcomes in subjects Building Materials. This study apply cooperative learning model type Two Stay Two Stray. The purpose of this study was to determine whether there is influence of cooperative learning model type Two Stay Two Stray to the learning outcomes of students of class X Building Construction engineering in program engineering drawings in SMK Negeri 1 Pariaman. This research includes a real experimental study with randomized Control Group Pretest-Posttest design. The population of this research were 78 students of class X which consists of 5 classes. The sample in this study selected two classes of grade X TGB 1 group B as experimental class, meanwhile X TGB 2 group D as the control class. The instruments used in this study is pretest and posttest in the form of 35 objective questions that have been tested for validity, reliability, power index of difficulty and difference of each questions. Data were analyzed using t-test (two average differences) that uses the value of the gain scores (the difference between the pretest and posttest). The results of this study showed that the experimental class has an average score of pretest was about 51,81 and posttest score was about 81,71. Meanwhile the control class has an average score of pretest was about 51,79 and posttest score was about 72,32. It can be seen that there is an increase in the learning outcomes of students in class at the experimental class. After the t test obtained t = 3,578 and t table = 2,045 at significance 0,05. So we can conclude that cooperative learning model type two stay two stray has significant influence towards learning outcomes in building construction subject. This research is recommended for SMK teachers to use cooperative learning model type Two Stay Two Stray in Building Construction course. Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes, Building Construction
*
Alumni Prodi Pend. Teknik Bangunan FT UNP 2013 Dosen Teknik Sipil FT UNP *** Dosen Teknik Sipil FT UNP **
A. Pendahuluan Dunia pendidikan merupakan dunia yang dinamis. Pendidikan bergerak dan
berkembang sesuai perkembangan zaman. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses membentuk manusia seutuhnya agar
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 1, Maret 2015
567
mampu mengembangkan seluruh potensi
merupakan salah satu sekolah kejuruan di
yang ada pada dirinya. Hal ini tertuang
Kota Pariaman. SMK Negeri 1 Pariaman
dalam Undang-Undang (UU) Republik
memiliki beberapa jurusan salah satunya
Indonesia
Jurusan Teknik Bangunan. Jurusan Teknik
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1,
Bangunan
terbagi
atas
dua
program
yang menyatakan bahwa:
keahlian yaitu Teknik Gambar Bangunan
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
(TGB) dan Teknik Konstruksi Batu dan
Dalam
merupakan
mewujudkan
proses
Beton
(TKB).
Pada
Jurusan
Teknik
Bangunan siswa dituntut untuk mahir di bidang bangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan beberapa mata pelajaran yang salah satunya adalah mata pelajaran Bahan Bangunan. Mata
pelajaran
Bahan
mata
Bangunan
pelajaran
yang
pendidikan dan pengajaran yang baik dan
mempelajari tentang bahan-bahan bangunan
menyenangkan,
yang
maka
yang
terpenting
digunakan
dalam
pelaksanaan
dilakukan guru adalah merangsang dan
bangunan. Materi yang ada di dalam
mengarahkan siswa dalam belajar, serta
pelajaran ini antara lain tentang bahan
dapat mendorong siswa dalam pencapaian
bangunan kayu, batu dan beton serta baja.
hasil belajar yang optimal. Pencapaian hasil
Dalam
belajar yang optimal akan membawa siswa
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap
kepada
materi pelajaran Bahan Bangunan.
pengalaman
belajar
yang
pembelajaran
ini
dperlukan
mengesankan. Pengalaman yang diperoleh
Pada tahun ajaran semester ganjil dan
siswa akan semakin berkesan apabila proses
genap 2013/2014 SMK Negeri 1 Pariaman
pembelajaran
diperolehnya
masih menggunakan Kurikulum Tingkat
merupakan hasil dari pemahaman dan
Satuan Pendidikan (KTSP), jadi mata
penemuannya sendiri.
pelajaran masih disebut Bahan Bangunan.
yang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Namun pada tahun ajaran baru 2014/2015
adalah salah satu lembaga pendidikan yang
ini,
berperan untuk menyiapkan peserta didik
menerapkan Kurikulum 2013 untuk kelas X
memiliki
dan
keterampilan
sesuai
bidang
masing-masing. SMK Negeri 1 Pariaman
SMK kelas
Negeri XI.
1
Pariaman
Sehingga
nama
baru mata
pelajaran Bahan Bangunan di Jurusan
Ulfa Widiya Kasih
568
Teknik Bangunan diubah menjadi mata
bawah KKM ada sebanyak 22 siswa. Begitu
pelajaran
Konstruksi
Mata
juga pada kelas X TGB 2 terdapat 19 siswa
pelajaran
ini
pada struktur
yang nilainya di atas KKM, sedangkan
kurikulum 2013 yang merupakan perubahan
yang di bawah KKM ada sebanyak 22
dan penyempurnaan dari KTSP. Struktur
siswa. Data di atas menunjukkan hasil
kurikulum
belajar siswa kelas X pada mata pelajaran
Bangunan.
tercantum
2013
tercantum
dalam
Permendikbud No 70 Tahun 2013.
Bahan Bangunan. masih rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melaksanakan Praktek Pengalaman
Menurut dugaan penulis, rendahnya hasil
Lapangan
Kependidikan
belajar Bahan Bangunan siswa disebabkan
Desember
2013
(PPLK)
Juli1
oleh karena tidak adanya keseriusan siswa
Pariaman, diperoleh data bahwa nilai ujian
dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat
semester siswa kelas X program keahlian
dilihat ketika dalam proses pembelajaran
Teknik Gambar Bangunan (TGB) masih
berlangsung
banyak
bersemangat dalam belajar sehingga timbul
belum
di
SMK
Negeri
mencapai
Kriteria
siswa
kebosanan
ditetapkan sekolah yaitu 70. Hal ini dapat
sebagian siswa yang sibuk berbicara sama
dilihat pada Tabel 1.
temannya tanpa memperhatikan guru yang sedang
dalam
kurang
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
Dari Tabel 1 dapat dilihat pada kelas
siswa
masih
menerangkan
belajar.
materi
Ada
pelajaran.
X TGB 1 terdapat 21 siswa yang nilainya di
Bahkan ada juga siswa tidak menyelesaikan
atas KKM dari 43 siswa, sedangkan yang di
tugas-tugas yang diberikan guru.
Tabel 1. Nilai Ujian Semester Mata Pelajaran Bahan Bangunan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Tahun Ajaran 2013/2014 > KKM
< KKM
Kelas
KKM
Jumlah Siswa
Jumlah
%
Jumlah
%
X TGB 1
70
43
21
48,84 %
22
51,16%
X TGB 2
70
41
19
46,34 %
22
53,66%
Sumber: Guru Mata Pelajaran Bahan Bangunan kelas X SMK Negeri 1 Pariaman
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 1, Maret 2015
569
Selain tidak adanya keseriusan siswa
Wina (2007: 146-147) menyatakan
dalam belajar, rendahnya hasil belajar siswa
bahwa “Beberapa kelemahan dari metode
diduga
yang
ceramah adalah materi yang dikuasai siswa
digunakan guru masih sangat sederhana
hanya materi yang dikuasai guru, terjadinya
yaitu menggunakan papan tulis saja, hal ini
verbalisme, membosankan jika guru tidak
diduga kurang menarik pehatian siswa
mempunyai tutur kata yang baik, dan sulit
dalam belajar sehingga siswa merasa jenuh
mengetahui siswa yang mengerti atau
saat guru menerangkan pelajaran dan
belum”.
menyebabkan siswa banyak yang izin
konvensional seperti ceramah masih kurang
keluar kelas. Rendahnya hasil belajar siswa
efektif
juga diduga disebabkan oleh kurangnya
Konstruksi Bangunan karena Konstruksi
minat dan motivasi dalam diri siswa untuk
Bangunan adalah salah satu mata pelajaran
belajar, hal ini dapat dilihat ketika dalam
produktif yang penting dipahami dan
belajar perhatian dan keaktifan siswa belum
dikuasai oleh siswa jurusan bangunan yang
nampak,
berisi
disebabkan
siswa
oleh
media
jarang
mengajukan
Peneliti digunakan
materi
merasa dalam
tentang
metode
pembelajaran
konsep
pertanyaan walaupun guru sering meminta
penguasaan
agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang
Bangunan untuk mendirikan bangunan.
belum jelas atau kurang paham. Dalam
proses
pemahaman
dasar
Berbagai
yang
paling
guru
sering terjadi adalah tidak semua siswa
sudah menjelaskan semua materi pelajaran
memiliki cara belajar yang baik dengan
dengan
mendengarkan.
baik
pembelajaran
kelemahan
Konstruksi
kepada
siswa
dengan
hal
tersebut
membutuhkan
model
menggunakan metode konvensional seperti
maka
metode ceramah, hal ini dilakukan guru
pembelajaran yang bisa mengaktifkan siswa
agar siswa paham dengan materi yang
serta
disampaikan guru. Metode ceramah yang
pembelajaran yang kondusif bagi siswa
digunakan guru divariasikan dengan tanya
untuk
jawab dan latihan kepada siswa sebagai
meningkatkan hasil belajar siswa tersebut.
bentuk
Namun
Salah satu model pembelajaran yang bisa
diduga
digunakan
kurang menarik perhatian siswa dalam
kooperatif.
evaluasi
pembelajaran
pembelajaran.
konvensional
ini
proses pembelajaran. Hal ini tentunya berpengaruh pada hasil menjadi rendah.
belajar siswa
guru
Mengatasi
bisa belajar
menciptakan yang
adalah
suasana
akhirnya
model
dapat
pembelajaran
Salah satu model mengajar yang ada dalam
model
pembelajaran
kooperatif
adalah model Dua Tinggal Dua Tamu (Two
Ulfa Widiya Kasih
570
Stay Two Stray). Menurut Anita (2002: 61)
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
“Model ini dapat digunakan dalam semua
mengetahui ada tidaknya pengaruh model
mata pelajaran dan untuk semua tingkat
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
usia anak didik”. Model pembelajaran
Stray terhadap hasil belajar Konstruksi
kooperatif tipe ini memberikan kesempatan
Bangunan siswa kelas X program keahlian
untuk kelompok membagikan hasil dan
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1
informasi kelompok kepada kelompok lain.
Pariaman. Hipotesis penelitian ini adalah
Pada kegiatan ini siswa bekerja sama dalam
terdapat
kelompok berempat seperti biasa. Setelah
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
selesai, dua siswa dari masing-masing
Stray terhadap hasil belajar Konstruksi
kelompok
meninggalkan
Bangunan siswa kelas X Program Keahlian
kelompoknya dan masing-masing bertamu
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1
ke kelompok yang lain. Dua siswa yang
Pariaman.
tinggal
akan
dalam
kelompok
bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi mereka
ke
tamu
mereka.
Kemudian
pengaruh
penggunaan
model
B. Metode Penelitian Penelitian
ini
dirancang
dengan
kelompok mencocokkan dan membahas
penelitian Eksperimen Sungguhan (True-
hasil-hasil kerja mereka.
Experimental
Model pembelajaran kooperatif tipe
Research),
menggunakan
rancangan
penelitian
ini memiliki kelebihan daripada model
Randomized
pembelajaran
Diantara
Posttest Design dimana dalam rancangan
kelebihannya adalah dapat diterapkan pada
ini terdapat dua kelompok yang dipilih
semua
kecenderungan
secara acak. Kelompok yang pertama diberi
belajar siswa menjadi lebih bermakna
perlakuan kemudian dilakukan pengukuran,
karena terbentuk dua kali diskusi kelompok
kelompok
sehingga pemahaman dan wawasan siswa
eksperimen. Sedangkan kelompok yang
lebih baik dibandingkan dengan diskusi
kedua yang digunakan sebagai kelompok
yang hanya satu kali dalam kelompok,
kontrol.
lainnya.
kelas/tingkatan,
Control
yang
ini
disebut
Group
dengan
Pretest-
kelas
selain itu kemampuan berbicara siswa dapat
Pada awal pertemuan kedua kelas
ditingkatkan, menambah kekompakan dan
diberikan soal tes awal (pretest). Setelah
rasa percaya diri siswa, serta siswa akan
itu, pada kelas eksperimen diberi perlakuan
lebih berani mengungkapkan pendapatnya.
berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 1, Maret 2015 pembelajaran
Konstruksi
Bangunan.
Sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan
seperti
awal (pretest) dan tes akhir (posttest) dapat dilihat pada Tabel 2.
dengan
Berdasarkan Tabel 2 terlihat hasil
konvensional
pretest siswa kelas eksperimen sebelum
(metode ceramah). Pada pertemuan akhir
diberi perlakuan memiliki nilai rata-rata
kedua kelas diberikan soal tes akhir
51.81 dengan skor tertinggi 65.71 dan skor
(posttest). Hasil pretest dan posttest kelas
terendah 37.14 dengan jumlah siswa 15
eksperimen dan kelas kontrol dibandingkan
orang. Sementara pada kelas kontrol hasil
untuk melihat perbedaan hasil belajarnya
pretest siswa memiliki rata-rata 51.79
antara menggunakan model pembelajaran
dengan skor tertingginya 68.57 dan skor
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan
terendah 37.14 dengan jumlah siswa 16
pembelajaran konvensional.
orang. Hal ini menjelaskan bahwa rata-rata
menggunakan
biasa
571
metode
Populasi dalam penelitian ini yaitu
kelas kontrol tidak berbeda jauh dari rata-
siswa kelas X Program Keahlian Teknik
rata kelas eksperimen, ini berarti kedua
Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Pariaman
kelas sampel mempunyai kemampuan awal
yang terdiri dari 5 kelas yakni X TGB 1
yang sama
Rombel A berjumlah 16 siswa, X TGB 1
Dilihat dari hasil belajar siswa dari
Rombel B berjumlah 15 siswa, X TGB 2
tes akhir (posttest) pada ranah pengetahuan
Rombel C berjumlah 16 siswa, X TGB 2
kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-
Rombel D berjumlah 16 siswa, X TGB 1
rata 81.71, skor tertinggi 91.43 dan skor
dan TGB 2 Rombel E berjumlah 15 siswa.
terendah 71.43 sedangkan kelas kontrol
Dari kelima kelas tersebut diambil satu
mendapatkan nilai rata-rata 72.32, skor
sebagai kelas eksperimen dan satu sebagai
tertinggi 85.71 dan skor terendah 57.14, hal
kelas kontrol sehingga didapat kelas X TGB
ini membuktikan bahwa hasil belajar kelas
1 Rombel B sebagai kelas eksperimen dan
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas
kelas X TGB 2 Rombel D sebagai kelas
kontrol setelah mendapatkan perlakuan
kontrol.
metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.
C. Hasil dan Pembahasan 1. Deskripsi Data Dari
analisis
data
yang
telah
dilakukan diperoleh nilai rata-rata ( ), simpangan baku (S) dan varians. Nilai tes
Ulfa Widiya Kasih
572
Tabel 2. Deskripsi Data Penelitian No
Statistik
1 2 3 4 5 6
Jumlah Siswa (N) Rata-rata ( ) Skor Tertinggi Skor Terendah Standar Deviasi (S) Varians (S2)
Kelas Eksperimen Pretest Posttest 15 15 51.81 81.71 65.71 91.43 37.14 71.43 7.926 5.992 62.818 35.904
pretest 100
peningkatan
81.71
80 60
posttest
51.81
72.32 51.79
29.91
40
Kelas Kontrol Pretest Posttest 16 16 51.79 72.32 68.57 85.71 37.14 57.14 8.721 7.131 76.054 50.853
20.54
20 0 eksperimen
kontrol
Gambar 1. Grafik Rata-Rata Hasil Belajar Dari hasil tes awal dan tes akhir terjadi
syarat
terlebih
dahulu
dilakukan
uji
peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat normalitas dan homogenitas. dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 memperlihatkan nilai rata-rata hasil belajar kedua kelompok sampel,
diperoleh
nilai
rata-rata
a. Uji Persyaratan Analisis 1) Uji Normalitas Uji
normalitas
digunakan
untuk
peningkatan hasil belajar siswa pada kedua
mengetahui distribusi data hasil belajar
kelompok
kelas
siswa, apakah data tersebut terdistribusi
eksperimen dan 20.54 pada kelas kontrol.
normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan
Peningkatan yang dimaksud adalah selisih
dengan menggunakan uji Liliefors. Hasil
antara nilai tes awal dan tes akhir. Untuk
perhitungan uji normalitas masing-masing
mengetahui pengaruh perlakuan terhadap
kelompok penelitian dapat dilihat pada
hasil belajar dilihat dari selisih nilai
Tabel 3.
sebesar
29.91
pada
posttest dan nilai pretest yang disebut Gain Score. Setelah itu dilakukan uji t dengan
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 1, Maret 2015
573
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Kelompok No
Kelas Eksperimen Kontrol
1 2
N 15 16
α
Lo 0.179 0.123
0.05
Lt 0.220 0.213
Keterangan Normal Normal
Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Kelompok
Bahwa
Kelas
N
S2
Eksperimen
15
55.804
Kontrol
16
50.293
data
dari
kedua
kelompok
mempunyai nilai Lo < Lt pada taraf nyata 0.05, maka semua data kelompok penelitian terdistribusi normal.
melihat apakah data hasil belajar kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas kelas sampel dilakukan dengan menggunakan uji F. Tabel 4 memperlihatkan bahwa hasil uji homogenitas varians yang dilakukan terhadap data kedua kelas sampel ternyata diperoleh Fhitung < Ftabel dengan taraf nyata α = 0.05 pada dkpembilang 15 dan dkpenyebut 14 adalah 2.46. Hasil menunjukkan Fh < Ft hal data
kedua
kelas
sampel
mempunyai varians yang homogen. Hasil pengujian diperoleh data yang tercantum pada Tabel 4
Ft
Keterangan
0.05
1.11
2.46
Homogen
b. Uji Hipotesis Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas terhadap hasil tes awal dan tes data pada kedua kelas sampel terdistribusi
Uji homogenitas dilakukan untuk
berarti
Fh
akhir kedua kelas sampel, diperoleh bahwa
1) Uji Homogenitas
ini
α
normal
dan
mempunyai
varian
yang
homogen. Maka untuk menguji hipotesis digunakan uji t, uji hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan apakah hipotesis yang ditetapkan diterima atau ditolak. Hasil pengujian diperoleh data yang tercantum pada Tabel 5 berikut. Dari hasil perhitungan uji hipotesis di atas didapatkan nilai uji-t (thitung) sebesar 3.578 sedangkan untuk ttabel dengan dk = n1 + n2 - 2 = 29, dengan taraf signifikansi 0,05 didapat ttabel 2.045. Dengan demikian (thitung 3.578 > ttabel 2.045), maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Ulfa Widiya Kasih
574
Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Kelas Eksperimen Kontrol
N 15 16
S2 55.804 50.293
29.91 20.54
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
thitung
ttabel
3.578
2.045
(thitung=3.578 > ttabel=2.045). Hal ini
terdapat perbedaan yang signifikan antara
berarti
hasil belajar siswa yang menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Two
model pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay
Stay Two Stray dengan pembelajaran
pengaruh yang signifikan terhadap
konvensional
pelajaran
hasil belajar Konstruksi Bangunan
Konstruksi Bangunan kelas X TGB di SMK
siswa kelas X Program Keahlian
1 Negeri Pariaman.
Teknik Gambar Bangunan SMK
pada
mata
Dari hasil tersebut maka hipotesis yang
berbunyi
terdapat
belajar Konstruksi Bangunan siswa kelas X Keahlian
Bangunan
SMK
Teknik
Negeri
1
Stray
memberikan
pengaruh
Two Stray terhadap hasil
Program
Two
model
Negeri 1 Pariaman.
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
penggunaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan: 1. Diharapkan
Gambar
pengaruh
dengan berarti
adanya
pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray,
Pariaman,
diterima pada signifikan 0,05.
hendaknya dapat digunakan guru sebagai alternatif dalam metode pembelajaran.
D. Simpulan dan Saran Berdasarkan
analisis
data
dan
2.
Diharapkan ada penelitian
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
tentang pembelajaran kooperatif tipe
1. Hasil belajar siswa pada kelas yang
Two Stay Two Stray yang lebih
menggunakan Model pembelajaran
bervariasi lagi jumlah yang anggota
kooperatif tipe Two Stay Two Stray
yang tinggal dan yang bertamu
lebih tinggi dibandingkan kelas
dalam
yang
Penelitian ini masih terbatas pada
menggunakan
konvensional
model
pokok
diskusi bahasan
pembelajaran spesifikasi
dan
karakteristik bahan adukan dan
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 1, Maret 2015 pasangan sehingga diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai materi Konstruksi Bangunan yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Wina Sanjaya. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Anita
Lie. 2002. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-
575 Ruang Kelas. Gramedia.
Jakarta:
PT.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Standar Pendidikan Nasional. _______________
Pendidikan
dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor 70 Tahun 2013. Tentang Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan.