REBRANDING KEBUN BINATANG SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK BERBASIS BUDAYA LOKAL Dewi Restya Andriani 1) Muh. Bahruddin 2) Thomas Hanandry Dewanto 3) S1 Desain Komunikasi Visual Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298 Email : 1)
[email protected], 2)
[email protected], 3)
[email protected]
Abstract: The goal of the rebranding of Surabaya Zoo is to preserve the local culture. Research conducted using qualitative research methods, namely by doing interviews, observation, documentation, library and study to get the data used as the supporter of the creation of the concept design of rebranding. The data were analyzed by using multiple stages, namely the reduction of the data, the presentation of data and conclusions. rom the analysis of the data found few keyword refers to the communication strategy rebranding which will be used to achieve the intended targets of the audians. After analysis of the data, the concept of virtue or keyword design of rebranding of "Smart". The description of the concept is smart thinking and the nature of the child that shows intelligence. The concept of "Smart" aims to show that the Zoo in Surabaya was the tour has the identity pndidikan, ex-situ, research and recreation. The concept of smart aims to convey the identity of Surabaya Zoo to the tourists to pay a visit to the place that is capable of offering entertainment and education for children. The result of the design of rebranding is to preserve the local culture. Keywords: Rebranding, Surabaya Zoo, Local Culture. Surabaya adalah kota yang memiliki sejumlah tempat wisata, salah satunya adalah Kebun Binatang Surabaya (KBS). KBS merupakan tempat wisata yang menarik karena faktor letaknya yang berbeda di tengah-tengah kota Surabaya, di antara kesibukan kota metropolis ternyata masih dapat tempat berbagai macam satwa yang sebagian besar biasanya hidup di alam bebas, Hal ini dapat menjadi semacam tolak ukur bagi manusia untuk tetap menjaga keseimbangan alam dalam melestarikan satwa dan juga bagi anak-anak kecil, (www.surabaya.go.id). KBS juga memiliki potensi wisata yang cukup besar karena satu-satunya wisata satwa paling tua yang ada di Jawa Timur. Permasalahannya yang terjadi pada Kebun Binatang Surabaya saat ini adalah citra wisata menjadi buruk akibat pemberitaan banyak satwa yang mati dengan
tidak wajar serta sarana yang ada belum memadai. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk me-rebranding Kebun Binatang Surabaya dengan menggunakan karakteristik berbasis budaya lokal. Ada beberapa daftar hewan yang meninggal di Kebun Binatang Surabaya antara lain unta, komodo, jerapah, dan anoa jantan serta sarana yang kurang memadai. Dengan adanya berita tersebut menghiasi media masa dapat berdampak buruk bagi citra KBS. Sehingga masyarakat sekitar yang ingin membawa anak-anaknya untuk bermain atau belajar di sana tidak punya tempat pendidikan atau sarana belajar yang nyaman lagi. Seperti yang diberitakan “kematian hewan singa yang bernama Michael dengan cara tidak wajar” (merdeka.com).
Andriani, Bahruddin, Dewanto, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
Saat ini KBS telah melakukan berbagai usaha untuk mempertahanan bahkan meningkatkan jumlah pengunjung di KBS, akan tetapi hasilnya belum memberikan peningkatan secara maksimal karena salah satu penyebabnya adalah kurang maksimalnya media promosi yang digunakan oleh pihak KBS sehingga kurang menarik minat pengunjung. Saat ini Walikota Surabaya Tri Rismaharini, juga berusaha untuk mengembalikan citra baik Kebun Binatang Surabaya dan menjadikannya tempat pelestarian hewan yang ada di Surabaya. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyerahka, “izin Lembaga Konservasi kepada Kebun Binatang Surabaya yang diterima langsung oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini”(http://www.voaindonesia.com/). Diterimanya izin Lembaga Konservasi ini dapat memudahkan langkah Pemerintah kota Surabaya (PDTS KBS) untuk mengelola Kebun Binatang Surabaya lebih baik lagi dan dapat memberikan brand image yang baru. Brand image menurut (Kotler & Pfoertsch, 2008) (2009:406) adalah sejumlah keyakinan, ide dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek. Berdasarkan pernyataan diatas maka brand image dapat digunakan untuk mengembalikan brand image Kebun Binatang Surabaya. Selain itu, komponen dari brand image terdiri dari citra perusahaan, citra pemakaian dan citra produk menurut jurnal (Biel, Xian, dkk 2011:1876). Citra perusahaa merupakan gambaran perusahaan di mata konsumen berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman konsumen agar dapat me-rebranding perusahaan yang bersangkutan. Rebranding juga menjadi perlu untuk dilakukan guna mengembalikan citra Kebun Binatang Surabaya. Istilah rebranding lebih identik dengan pemasaran dari suatu produk dan pengembalian sebuah citra sebuah instansi. Menurut Kotler (2008:14) “Dengan branding perusahaan dapat membangun keunggulan yang dimiliki dan memenangi kompetisi”. Branding adalah tentang membawa hal yang biasa dan meningkatkannya dengan cara-cara yang membuatnya menjadi lebih berharga dan berarti. Brand lebih dari sekedar produk, nama, logo, simbol, iklan, dan jingle. Brand juga merupakan jalan pintas bagi atribut, manfaat, keyakinan, dan nilai yang mendiferensiasi,
mengurangi kompleksitas, dan menyederhanakan proses pengambilan keputusan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan pembentukan identitas yang sesuai dengan Kebun Binatang Surabaya melalui rebranding yang diaplikasikan pada sebuah logo dan sign system sehingga dapat diaplikasikan kedalam sebuah media pendukung untuk melakukan promosi dengan baik dan mampu mengembalikan minat pengunjung serta memperbaiki brand image yang baru bagi Kebun Bintang Surabaya. Dengan adanya sebuah logo baru maka Kebun Binatang Surabaya dapat memiliki identitas yang jelas serta memiliki citra merek yang kuat dan diperkuat dengan adanya perancangan salah satu elemen dari corporate identity yaitu Graphic Standart Manual atau sering dikatakan GSM yang akan membantu Kebun Binatang Surabaya untuk lebih memahami tentang logo sepenuhnya serta tata cara penggunaan logo yang baik dan benar. Maka pada Tugas Akhir ini dibuat rebranding Kebun Binatang Surabaya dengan menggunakan pendekatan karakteristik berbasis budaya lokal Surabaya. Agar nantinya wisata Kebun Binatang Surabaya yang mempunyai visi dan misi sebagai tempat konservasi, pendidikan, penelitian dan rekreasi bagi anak-anak yang ingin belajar tentang hewan semakin kuat dan lebih dikenal sehingga mampu meningkatkan jumlah pengunjung dan dapat mengembalikan brand image yang baru.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sebagai prosedur utama penelitian. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2006:2) penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data kualitatif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Dari pendekatan ini diharapkan mampu memperoleh uraian yang mendalam mengenai obyek yang sedang diteliti. Desain dianalisa secara deskriptif kuantitatif berdasarkan unsur-unsur desain dan kriteria-kriteria yang ada, maka akan didapat desain terpilih sesuai dengan ketentuan-ketentuan. Selanjutnya desain terpilih akan diproduksi dan disesuaikan dengan bahan, alat dan teknik masing-masing. Dari hasil produksi tersebut didapat wujud atau bentuk media
Andriani, Bahruddin, Dewanto, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
komunikasi visual yang akan disebar luaskan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi (Sarwono, 2003:34). Dengan metode ini dapat diketahui sifatsifat, karakter, dan data-data lain yang diperlukan untuk Rebranding Kebun Binatang Surabaya dengan menggunakan karakteristik berbasis budaya lokal.
2.
3. Teknik Pengumpulan Data Perancangan penelitian yang dilakukan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari tempat Kebun Binatang Surabaya yang merupakan objek pertama untuk rebranding dan juga menggunakan data skunder yaitu proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 3.3.1 Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitan perorangan, kelompok, dan organisasi. (Rustan, 2004:) 1. Observasi lapangan secara langsung Pada tahap awal harus dilakukan observasi yang terfokus, kemudian mulai menyempitkan data yang dibutuhkan. Sehingga dari data tersebut dapat ditemukan tema-tema guna perancangan (Sarwono dan Lubis, 2007:22). 2. Interview atau wawancara langkah ini mampu mengetahu dengan jelas dan detail hal-hal yang perlu dilakukan seperti sejarah budaya, tingkat sosial, pola perilaku, cara pandang masyarakat di Kabun Binatang Surabaya. Kebenaran dan kepastian data dapat diperoleh akan lebih akurat karena secara langsung diperoleh oleh sumber. 3.3.2 Data Sekunder Data yang diperoleh dalam bentuk yang tersedia melalui publikasi dan informasi yang dilakukan di berbagai organisasi atau perusahaan termasuk majalah jurnal (Ruslan, 2004:77). 1. Metode Kepustakaan Mengkaji informasi melalui media-media cetak seperti koran, buku, majalah, jurnal. Termasuk teknik observasi dengan tidak langsung. Informasi yang di dapat berupa data verbal dan visual dari objek perancangan yang di kaji kemudian dibaca, dipelajari dan dibahas.
Internet Penelitian terhadap data yang ada lewat jaringan internet. Data yang dicari berupa artikel atau komentar-komentar seseorang mengenai permasalahan yang terjadi di Kebun Binatang Surabaya. Dokumentasi Data Penelitian historis dokumenter yang dilakukan dengan mengumpulkan dokumen dengan metode dan sejenisnya. Dokumentasi berupa pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan berupa buku, gambar, foto, arsip, mengenai sejarah Bebun Binatang Surabaya.
Teknik Analisis Data Landasan dari analisis dan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis deskripsi kualitatif. Metode deskripsi merupakan penafsiran data yang dilakukan dengan penalaran, sedangkan kualitatif yaitu mengalisa unsur-unsur desain yaitu teks, huruf, ilustrasi, dan warna dalam hubungannya dengan prinsip-prinsip desain yang baik yaitu kesatuan (unity), keseimbangan (balance), dan keseimbangannya (harmony). Menurut Miles dan Huberman (Emzir, 2010: 219) ada beberapa teknik menganalisis data, yaitu: 1. Redaksi Data, yaitu data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, diobservasi kemudian peneliti mencari makna hasil penelitian. Penelitian berusahan mencari pola, hubungan serta hal-hal yang sering timbul. Dari hasil penelitian atau data yang diperoleh peneliti membuat kesimpulan-kesimpulan yang kemudian diverifikasi. Setelah data-data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka data akan dianalisa berdasarkan metode deskriptif dan kualitif. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisa data tersebut selesai dilakukan, maka dibuat beberapa rancangan rebranding yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. 2. Pengumpulan Data, yaitu mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan terhadap berbagai jenis dan bentuk data yang ada di lapangan kemudian data-data tersebut dicatat. 3. Kesimpulan, yaitu data-data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka data akan dianalisa berdasarkan metode kualitatif. Selanjutnya, berasarkan hasil analisa data tersebut selesai
Andriani, Bahruddin, Dewanto, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
dilakukan, maka dibuat beberapa rancangan rebranding yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Analisis Keyword/Konsep
KONSEP DAN PERANCANGAN Analisis Kompetitor Kebun Binatang Surabaya memiliki kompetitor yang memiliki kemampuan hampir serupa yaitu Taman Safari Indonesia II. Taman Safari Indonesia II Taman Safari Indonesia Prigen juga melakukan beberapa promo yang dimana sanagat menarik pengunjung untuk datang ke wisata Taman Safari Indonesia Prigen. Hal ini sangat membantu bagi Taman Safari Indonesia untuk selalu melakukan strategi promosi. Desain yang sangat manarik yang selalu digunakan oleh Taman Safari Indonesia sangat membantu untuk menyampaikan informasi yang disampaikan bersifat sederhana, yaitu agar konsumen yang sudah loyal terhadap Taman Safari Indonesia Prigen mempunyai kenangan yang indah tentang tempat tersebut, sehingga informasi yang disampaikan diharapkan dapat menimbulkan keloyalitasan konsumen sehingga konsumen tersebut menjadikan Taman Safari Indonesia Prigen sebagai destinasi wisata mereka. 1.
Gambar 1 Media Promosi Taman Safari (Sumber: www.tamansafariII.com) Taman Safari Indonesia II, Prigen telah memberikan ajakan kepada masyarakat untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia melalui promosi di setiap bulannya. Pada bulan april 2015 Taman Safari Indonesia II telah memberikan iklan promo “April B’day Suprise” agar masyarakat tertarik untuk berkunjung ke Taman Safari Indonesia II, Prigen.
Gambar 5 Analisis Keyword dari pengumpulan hasil penelitian (Sumber: Hasil Olahan Peneliti) Pemilihan kata kunci atau keyword dalam perancangan rebranding Kebun Binatang Surabaya adalah “SMART”. Pemilihan kata tersebut berdasarkan hasil analisis dari beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara, depth interview, observasi, SWOT, dan STP. Pemilihan keyword tersebut ditetapkan berdasarkan acuan terhadap analisis data yang telah dilakukan sebelumnya. Perencanaan Kreatif 1. Tujuan kreatif Rebranding merupakan suatu hal penting bagi Kebun Binatang Surabaya untuk mengembalikan brand image yang baru dan memperkuat brand imagenya guna meningkatkan jumlah pengunjung. Perancangan rebranding yang dibutuhkan Kebun Binatang Surabaya meliputi logo yang akan diaplikasikan ke dalam berbagai media yang diperlukan bagi Kebun Binatang Surabaya yaitu logo, stationery set, sign system dan media promosi (billboard, Maps, stiker, poster dan brosur), dan dena wisata yang disertai dengan adanya graphic standart manual sebagai keperluan penggunaan dan perancangan logo sesuai dengan yang telah ditetukan. Dengan adanya keyword, diharapkan akan memberikan visual yang sesuai dengan rebranding Kebun Binatang Surabaya sehingga diharapkan mampu menguatkan brand image dan lebih dikenal masyarakat sesuai identitas. Keyword yaitu digunakan adalah “cerdas” atau smart yang didapatkan berdasarkan hasil data wawancara, observasi, studi literature, SWOT, USP, studi eksisting, dan studi
Andriani, Bahruddin, Dewanto, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
kompetitor yang sudah melalui proses reduksi sehingga menjadi sebuah hasil konsep smart sebagai dasar acuan dalam rebranding Kebun Binatang Surabaya berbasis budaya lokal. Konsep smart memiliki tujuan kreatif visual yang disajikan dengan tampilan visual yang bertemakan Kebun Binatang. Tujuan kreatif disetiap visual memiliki gaya penyampaian pesan, agar Kebun Binatang Surabaya dapat dikenal oleh masyarakat. 2. Strategi Kreatif Rebranding Kebun Binatang Surabaya berbasis budaya lokal diperlukan strategi kreatif visual. Pesan visual merupakan salah satu hal penting dari sebuah rebranding agar mampu menampilkan karakter dan identitas yang dimiliki oleh perusahaan dengan tema yang sesuai dengan konsep “smart” yang akan dikemas dalam desain yang memberikan kesan ceria serta penggunaan warna-warna yang cerah untuk mewakili kesan pendidikan dan hiburan bagi anakanak. Tagline yang dipilih untuk rebranding Kebun Binatang Surabaya ini adalah “Smart Zoo”. Jenis huruf tagline yang digunakan adalah Sans Serif dan menggunakan karakter font “Poetsen One”. Headline atau pesan utama yang akan ditampilkan pada beberapa desain rebranding adalah “Ayo Main Ayo Pintar”. Jenis huruf pada headline yang digunakan adalah Sans Serif dan menggunakan karakter font “Mf I like it BOLD”. Proses pencarian konsep pada logogram dilakukan dengan cara pengelompokan pada jenis hewan yang mempunyai pemikiran yang smart dan ceria yang menggambarkan anak-anak. Logogram yang dipilih merupakan hewan gajah karena gajah merupakan hewan yang memiliki kemampuan yang cerdas dan sesuai dengan konsep yang telah ada yaitu “Smart”.
Gambar 6 Sketsa Alternatif Logogram (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)
Ikon yang digunakan dalam logogram pada proses ini ikon gajah akan dibuat simple, fleksible agar dapat memenuhi karakter logo yang baik seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya . Logo yang memenuhi seluruh kriteria logo yang baik pada nomer 2, hal ini didasari memiliki tingkat keterbacaan tinggi, simple, dan mudah diingat. Pada gambar nomer 2 dipilih sebagai logogram karena dianggap memiliki kriteria yang mewakili konsep “smart” sebagai identitas Kebun Binatang Surabaya yang ditunjukkan pada gambar.
Gambar 7 Proses penciptaan logogram (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)
IMPLEMENTASI DESAIN 1.
Logo
Gambar 8 Logo Terpilih Full Color (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)
Konsep desain logo terpilih berdasarkan aspekaspek yang dianggap merepresentasikan karakteristik Kebun Binatang Surabaya (KBS), diantaranya adalah logo Kebun Binatang Surabaya ini menggunakan binatang gajah karena memiliki otak yang selalu berkembang dan binatang padai, gajah menggunakan belalinya sebagai alat komunikasi, makanan, dan beraktifitas. Gajah juga hidup berkembang dan suka bermain-main. Penggunaan pada anatomi gajah dipilih sebagai ikon yang mewakili Kebun Binatang Surabaya karena gajah merupakan binatang yang dilindungi dan mempunyai kemampuan yang smart. Filosogi yang Andriani, Bahruddin, Dewanto, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
terdapat pada binatang gajah yaitu, gajah merupakan satu diantara hewan terpandai dan memiliki otak yang sangat berkembang serta memori tajam yang digunakan untuk mengingat jalur migrasi mereka. Arah pandang ke kanan dan ke kiri dipilih dalam penerapan logo sebagai harapan ke depan untuk menjadikan KBS sebagai wisata yang nyaman untuk dikunjungi.
2.
Sistem Pedoman Identitas
Desain cover depan booklet Sistem Pedoman Identitas hampir serupa dengan media lainnya seperti ditunjukan pada gambar, didalam isi booklet system pedoman identitas terdapat sejarah KBS, logo, stationary, sign system, dan media aplikasi logo meliputi brosur, poster, billboard dan stiker seperti ditunjukkan pada gambar 13.
Grid System Grid system pada sebuah logo mempermudah pengaplikasian logo serta penyusunan berbagai elemen visual yang akan digunakan mendesain logo serta dapat dijadikan standar acuan konsistensi dalam pengaplikasian logo. 1.
Gambar 11 Isi Booklet GSM (Sumber: Hasil Olahan Peneliti) 3.
Gambar 10 Grid System (Sumber: Hasil Olahan Peneliti) Logo Kebun Binatang Surabaya merupakan logo yang mengandung unsur gestalt. Menurut Rustan (2009:48) Gestalt adalah sebuah teori psikologi yang mengatakan bahwa seseorang akan mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai sesuatu yang utuh. Dalam logo Kebun Binatang Surabaya akan menggunakan salah satu prinsip Gestalt yaitu closure. Closure adalah melengkapi suatu objek menjadi sesuatu yang utuh walau sebenarnya tidak komplit (Rustan, 2009:48). Maka perlu adanya gestalt system untuk memperjelas unsur gestalt yang ada pada logo Kebun Binatang Surabaya.
Sign System
Desain sign system digunakan karena KBS merupakan sebuah wilayah atau tempat yang memiliki banyak satwa untuk diberi petunjuk arah lokasi satwa, petunjuk jarak lokasi satwa, Totempol, papan informasi, petunjuk nama satwa mampu memberikan informasi petunjuk lokasi maupun keberadaan seluruh area satwa dan tempat bermain yang akan di kunjungi oleh audiens. Sign system didesain dengan memiliki konsep smart dengan menggunakan waran hijau dan biru, penggunaan pada tiang rangka besi, hal ini berdasarkan pertimbangan konsep smart yang selalu mempertahankan kesan ceria yang digambarkan dari karakter hewan yang digunakan. Untuk sign yang menggunakan simbol atau ikon di tempatkan pada area masing-masing. Untuk sign papan informasi di letakan di depan loket tiket bertuliskan informasi jam operasional. Untuk sign papan informasi wisata di letakan di setelah pintu masuk dan tengah area Kebun Binatang Surabaya. Untuk sign selamat datang di letakan di depan sebelum pintu masuk yang bertuliskan “welcome to smart surabaya zoo”. Untuk sign wayfinding di letakan pada area penunjuk arah satwa seperti gambar.
Andriani, Bahruddin, Dewanto, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
Desain stationery set dibuat seragam untuk memunculkan konsistensi pada media stationery sets dengan menggunakan elemen yang ada. Stationery sets dibuat dengan mencantumkan informasi penting yang ingn disampaikan oleh perusahaan seperti alamat, nomor yang bisa dihubungi, website, serta fax dan email. Pada perancangan stationery sets ini dibuat dengan bentuk melengkung dan menggunakan elemen hewan yang mencerminkan bahwa Kebun Binatang Surabaya merupakan tempat wisata. 5.
Gambar 12 Sign Sistem (Sumber: Hasil Olahan Peneliti) 4.
Stationery Sets Stationery sets merupakan media yang sangat penting bagi Kebun Binatang Surabaya karena sebelumnya desain yang digunakan tidak sesuai. Media ini merupakan media business to business yang dapat merepresentasikan citra dari Kebun Binatang Surabaya. Dalam perancangan ini, stationery sets dibuat dalam acuan konsep perancangan smart dengan mempertimbangkan fungsional media yang digunakan. Stationery sets ini dibuat dengan menggunakan warna konsep yaitu warna hijau, biru serta elemen terpilih yang akan digunakan ke seluru desain yang memerlukan.
Maps Maps merupakan media informasi yang dapat membantu orang ke tempat tujuan yang dia inginkan. Dalam perancangan rebranding Kebun Binatang Surabaya ini menggunakan konsep smart dengan menggunakan dominasi warna hijau yang menggambarkan identitas Kebun Binatang Surabaya. Pada tampilan maps seluruh informasi telah disediakan untuk wisatawan yang berkunjung agar tujuan yang ingin mereka lihat dapat langsung di kunjungi. Pada sisi bawah maps terdapat sign system tempat yang dapat memudahkan wisatawan serta pada sisi bawah sebelah kanan, merupakan informasi satwa yang ada di Kebun Binatang Surabaya seperti yang terlihat pada gambar.
Gambar 14 Maps (Sumber: Hasil Olahan Peneliti) 6.
Gambar 13 Satationery Sets (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)
Brosur Desain brosur Kebun Binatang menggunakan jenis tiga lipat dengan ukurang A3 dibagi menjadi 2 dengan ukuran tinggi 15 cm dan lebar 14 cm. Lipatan brosur Kebun Binatang Surabaya berbntuk lipatan “U” kedalam dengan lipatam pertama pada bagian kiri yang berisi maps Kebun Binatang Surabaya dan sarana yang ada, pada lipatan kedua yang berada pada bagian luar tengah terdapat kata ajakan yang mengajak wisatawan untuk berkunjung serta beberapa hewan Andriani, Bahruddin, Dewanto, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
yang dimiliki oleh Kebun Binatang Surabaya, serta pada bagian kanan depan terdapat identitas perusahaaan, elemen hewan dan tumbuhan serta tagline dan headline “Ayo Main Ayo Pintar Smart Surabaya Zoo”. Pada bagian luar brosur inilah yang dapat mencerminkan identitas KBS yang diperkuat oleh kata ajakan, gambar serta elemen hewan dan tumbuhan. Yang selalu di pertahankan di dalam konsep smart dalam rebranding seperti yang ditunjukkan pada gambar.
agar tidak mudah robek dan mudah diaplikasikan dalam penempatan medianya.
Gambar 17 Poster (Sumber: Hasil Olahan Peneliti) Gambar 15 Brosur (Sumber: Hasil Olahan Peneliti) Brosur divisualisasikan dengan cerita yang dimana mengajak anak untuk berfikir dan belajar mengenai hewan. Terdapat tiga bagian didalam isi brosur, diantaranya yang pertama mengajak anak untuk berfikir dengan menebak nama hewan tersebut, pada sisi bagian tengah penjelasan mengenai hewan, dimana pada bagian ini audience diajak untuk membaca sekaligus mengetahu jenis apakah hewan tersebut dan pada sisi ke tiga yang paling terakhir terdapat fakta unik mengenai hewan tersebut yang sebelumnya orang tidak tau bahwa hewan tersebut memang benar-benar unik.
Gambar 16 Maps (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)
8.
Billboard Billboard ditempatkan pada putaran bunderan Waru, perbatasan antara Surabaya dan Sidoarjo dengan menggunakan billboard dengan ukuran 5x10 meter dan memiliki tiang besi berdiameter 70cm yang tampak seperti gambar.
Gambar 20 Billboad (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)
7.
Poster Desain pada poster tetap menggunakan elemen hewan dan tumbuhan. Poster yang akan digunakan dalam media promosi Kebun Binatang Surabaya akan menggunakan bahan art paper, dimana bahan ini adalah bahan yang memiliki kualitas cetak yang baik dengan gambar yang cukup jelas. Poster akan dicetak menggunakan kertas dengan ketebalan kerta 260 gram
Desain billboard dibuat sesuai dengan konsep perancangan rebranding KBS. Pada media ini divisualisasikan denga gambar hewan dan elemen hewan dan tumbuhan yang menggambarkan karakteristik anak-anak. Penempatan pada logo disebelah kanan atas dengan dimensi yang cukup besar, agar mudah dilihat dari jarak jauh karena waktu
Andriani, Bahruddin, Dewanto, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015
untuk membaca tagline oleh audience yang singkat yaitu rata-rata 5 detik. 9.
Tiket Tiket (tanda masuk) adalah kartu atau slip kertas yang digunakan untuk dapat memasuki suatu lokasi atau even. Desain tiket dibuat sesuai dengan konsep perancangan rebranding KBS. Pada media ini divisualisasikan denga gambar elemen yang sudah terpilih membentuk lengkungan yang dimana lengkungan tersebut merupakan lengkungan gajah menggambarkan karakteristik anak-anak dan penempatan logo KBS yang di letakan di posisi tengah.
Gambar 21 Tiket (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)
KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk melakukan rebranding Kebun Binatang Surabaya dengan Menggunakan Karakteristik Berbasis Budaya Lokal. dari rumusan masalah perancangan yang diajukan, pengumpulan serta analisis data yang telah dilakukan serta pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, ditarik beberapa kesimpulan pada perancangan ini. Adapun kesimpulan yang dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Dalam melakukan proyek rebranding Kebun Binatang Surabaya dengan Menggunakan Karakteristik Berbasis Budaya Lokal dengan pendidikan berbasis budaya lokal anak-anak mampi belajar untuk selalu peduli terhadap situasi yang ada di lingkungan dan pendidikan tersebut harus tanamkan terhadap anak sejak kecil. Maka diperoleh konsep perancangan “smart” yang didapat melalui hasil pengumpulan data serta teknik analisis data melalui observasi, wawancara, SWOT, dan STP. 2. Konsep smart pada desain dan media promosi diimplementasikan dengan bentuk media yang dapat mencerminkan kesan fleksibel dan anakanak yang diimplementasikan pada visual, tatanan layout serta pemilihan warna pada proyek perancangan rebranding.
Teknik ilustrasi yang digunakan dalam setiap media promosi adalah dengan menggunakan dominasi teknik fotografi produk serta ilustrasi berupa vector pada beberapa media tertentu.
DAFTAR PUSTAKA Buku: Agustrijanto. 2006. Copywriting Seni Mengasah Kreativitas dan Memahami Bahasa Iklan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Dharmaprawira WA, Sulasmi. 2002. Warna Teori dan Kreativitas Penggunaannya, Bandung: ITB Harjanto, Rudi. 2009. Prinsip-Prinsip Periklanan, Jakarta: Gramedia Website: Supali, A. (2010, August 10). Surabaya Zoo. Retrieved September 30, 2014, from SurabayaGovernment: http://www.surabaya.go.id/eng/tourism.php? page=zoo. Andriansyah, M. (2014, Januari 10). Kematian Singa : http:/m.merdeka.com/pariwisata/wali-kotarisma-saya-sepakat-kematian-singa-dikbstak-wajar.html. Riski, P. (2014, Agustus 08). Kebun Binatang Surabaya Terima Izin Konservasi: http:/m.voaindonesia.com/a/2416802.html.
Andriani, Bahruddin, Dewanto, Vol.4, No.2, Art Nouveau, 2015