1
Upaya Mempertahankan Tradisi Nyadran Di Tengah Arus Modernisasi (Studi Diskriptif Kualitatif Di Kampung Krenen, Kelurahan Kriwen, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo) Muhammad Arifin, Siany Indria L, Atik Catur Budiati Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakatra
[email protected] ABSTRACT
This research was conducted in order to determine the efforts of the society in maintaining nyadran tradition in the midst of modernization in Krenen Village, Kriwen, Sukoharjo District, Sukoharjo Regency. This research used a form of qualitative descriptive approach with case study single fixed. Sources of data obtained from respondent and documentation. The sampling technique was taken by purposive sampling. The collecting data used interviews and documentation. To search the data validity used triangulation sources and triangulation methods. Data were analyzed used an interactive analysis model. Considering the result of research, it could be concluded that the nyadran tradition in Krenen Village created from the thoughts of the ancestors who viewed habits of people in Krenen Village which almost every day doing grave pilgrimage. From here they made a mutual agreement that the grave pilgrimage carried out jointly with the aim of bringing together residents of Krenen Village. To that end this nyadran tradition should be maintained as a means of binding solidarity that has been formed. The conclusions of this research was an effort which were done by people in Krenen Village in maintaining of the nyadran tradition are: (1) Institutions Families can get children from an early age to follow the nyadran tradition. (2) Social community institutions involving the younger generation in the nyadran traditions and provide training in conducting nyadran tradition, as well as the necessary documentation that can be used as lesson and develop the existing tradition. (3) Government agencies and traditional leaders can work together to provide an understanding nyadran tradition to the public to foster belief in the importance of nyadran tradition has been done. Keywords: nyadran, modernization, tradition.
2
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan masyarakat dalam mempertahankan tradisi nyadran di tengah arus modernisasi di Kampung Krenen, Kelurahan Kriwen, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan bentuk pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus tunggal terpancang. Sumber data diperoleh dari narasumber dan dokumentasi. Teknik Sampling diambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Untuk mencari validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tradisi nyadran di Kampung Krenen tercipta dari pemikiran para leluhur yang melihat kebiasaan masyarakat Kampung Krenen yang hampir setiap hari melakukan ziarah kubur. Dari sini mereka membuat kesepakatan bersama bahwa ziarah kubur dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan untuk menyatukan warga masyarakat Kampung Krenen. Untuk itu tradisi nyadran ini perlu dipertahankan sebagai sarana pengikat solidaritas masyarakat yang telah terbentuk. Simpulan penelitian ini adalah upaya yang dilakukan masyarakat Kampung Krenen dalam mempertahankan tradisi nyadran antara lain: (1) Lembaga Keluarga dapat membiasakan anak sejak dini mengikuti tradisi nyadran. (2) Lembaga masyarakat melibatkan generasi muda dalam tradisi nyadran dan memberikan pelatihanpelatihan dalam melakukan tradisi nyadran, serta perlu pendokumentasian yang dapat dijadikan pelajaran dan mengembangkan tradisi yang ada. (3) Lembaga pemerintah dan tokoh adat dapat bekerja sama memberikan pemahaman tradisi nyadran kepada masyarakat untuk menumbuhkan kepercayaan akan pentingnya tradisi nyadran yang selama ini dilakukan. Kata kunci : nyadran, modernisasi, tradisi.
PENDAHULUAN
tidak lepas dari ajaran Hindu-Budha
Latar Belakang Masalah
yang banyak berkembang pada zaman
Masyarakat
Jawa
sangat
identik
dahulu
dan
bertahan
samapai
dengan berbagai macam upacara
sekarang. Salah satu tradisi yang
selamatan. Baik upacara selamatan
sampai saat ini dipertahankan oleh
dalam pernikahan, kelahiran bayi,
masyarakat
bahkan sampai upacara selamatan
nyadran. Tradisi nyadran merupakan
bagi seseorang yang telah meninggal
sebuah tradisi selamatan peninggalan
dunia. Berbagai tradisi selamatan ini
agama
Jawa
hindu
dan
adalah
budha
tradisi
yang
3
diakulturasikan Islam
oleh
dengan
Wali
menyebarkan
nilai-nilai
Sanga
agama
untuk
Islam
di
masyarakat Jawa. Tradisi
Jawa, tetapi beberapa tahun terakhir pelaksanaan
tradisi
Kampung
Krenen,
Kelurahan
Kecamatan
Sukoharjo,
Kriwen,
di
yang
dilaksanakan tidak sesuai dengan
besar
waktu yang ditentukan. Biasanya
masyarakat Jawa sudah menjadi
dilakukan pada hari libur melihat
bagian penting dalam kehidupan bagi
situasi
masyarakat Jawa begitu juga pada
pelaksanaan tradisi nyadran lebih
masyarakat di Kampung Krenen.
cepat dan terkadang lebih lambat dari
Tradisi nyadran yang dilakukan di
waktu yang telah ditetntukan. Dalam
Kampung Krenen dilaksanakan setiap
pelaksanaan ada beberapa tata cara
tahun sekali, yaitu pada bulan ruwah
yang dilakukan oleh masyarakat yang
dalam
untuk
terbagi menjadi tiga bagian yaitu
menyambut datangnya bulan puasa.
acara pembuka, acara inti, dan acara
Kepercayaan terhadap tradisi nyadran
penutupan. (Riyanto/L/15 Desember
pada zaman sekarang ini difokuskan
2015).
dilakukan
nyadran
nyadran
oleh
kalender
sebagian
Jawa
kedalam bentuk syukur kepada Allah
dan
Sebagai
kondisi
terkadang
acara
SWT. Masyarakat Jawa percaya
sebelum
dengan dilakukannya tradisi nyadran
nyadran warga masyarakat bergotong
dapat
atau
royong untuk membersihkan makam
keluarga yang sudah meninggal untuk
anggota keluarga. Kemudian satu hari
mendapatkan
sebelum hari pelaksanaan tradisi
membantu
kerabat
ketenangan
dialam
kubur.
dilaksanakannya
pembuka tradisi
nyadran anggota keluarga melakukan Seiring perkembangan zaman
ritual nyekar (tabur bunga). Di acara
dan arus modernisasi yang cepat
inti warga masyarakat berbondong-
tradisi nyadran di Kampung Krenen
bondong
banyak mengalami perubahan. Salah
dengan membawa sesaji. Sesaji ada
satunya dari segi waktu pelaksanaan,
beberapa jenis antara lain, ayam
dahulu dilakukan pada tanggal 25
ingkung,
pada bulan ruwah dalam kalender
tembakau, dan makanan-makanan
mengunjungi
nasi
tumpeng,
makam
pisang,
4
lainya.
Sesaji
ini
mempunyai
merupakan sebuah simbol tertentu
banyak
memberikan
pelajaran-
pelajaran bagi kehidupan masyarakat.
yang dikemas dalam sesaji. Simbol-
Bertitik
tolak
dari
latar
simbol ini memiliki makan dan
belakang dan permasalahan di atas
nasehat
penulis tertarik melakukan penelitian
tertentu
masyarakat.
Dan
untuk
warga
sebagai
acara
tentang
usaha
mempertahankan
penutup dilakukan kenduri disalah
tradisi nyadran ditengah-tengah arus
satu rumah warga. Dalam acara
modernisasi
kenduri para warga berdatangan
dengan
dengan membawa nasi tumpeng yang
Mempertahankan Tradisi Nyadran Di
dilengkap dengan lauk pauk dan
Tengah Arus Modernisasi (Studi
dikumpulkan untuk didoakan oleh
Diskriptif Kualitatif Di Kampung
sesepuh sebagai ungkapan syukur
Krenen,
yang telah diberikan kepada yang
Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten
maha kuasa. Nasi tumpeng yang telah
Sukoharjo).
didoakan kemudian di bagi satu sama
Tujuan Penelitian
lain.
judul
sangat
penelitian
Kelurahan
cepat Upaya
Kriwen,
Bertitik tolak pada rumusan Tradisi nyadran yang telah
lama
yang
berkembang
di
masalah di atas, maka maksud dan
dalam
tujuan penelitian ini adalah untuk
masyarakat Jawa mulai mengalami
mendeskripsikan upaya masyarakat di
perubahan sebagai akibat modernisasi
Kampung
yang masuk dalam dalam kehidupan
Kriwen,
masyarakat.
Kabupaten
Perubahan-perubahan
Krenen,
Kelurahan
Kecamatan
Sukoharjo,
Sukoharjo
dalam
yang terjadi pada tradisi nyadran lama
mempertahankan tradisi nyadran.
kelamaan
Kajian Pustaka
akan
mengikis
keberadaannya dan lama kelamaan
Tradisi
tradisi nyadran akan ditinggalkan.
Kebudayaan
Nyadran
Sebagai
Untuk itu perlu dilakukan suatu usaha
Tradisi berasal dari kata latin
agar keberadaan tradisi nyadran tetap
traditio yang berkata dasar trodere,
ada sebagai kearifan lokal yang
yang mempunyai arti menyerahkan, meneruskan turun menurun (P.M
5
Laksono,
2009:9).
yang
beraneka ragam.
suatu
masyarakat Jawa yang sampai saat ini
kehidupan masyarakat dapat lahir
masih memegang teguh tradisi yang
melalui dua cara. Cara yang pertama
telah ditinggalkan oleh nenek moyang
muncul
mereka.
berkembang
di
dari
mekanisme
Tradisi dalam
bawah
melalui
kemunculan
secara
Baik
kematian,
Seperti
tradisi
dan
pada
kelahiran,
tradisi-tradisi
spontan dan tak diharapkan serta
selamatan lainnya. Salah satu tradisi
melibatkan rakyat banyak. Cara yang
yang dipegang oleh masyarakat Jawa
ke dua muncul dari atas melalui
saat ini adalah tradisi nyadran.
mekanisme
paksaan.
(Piotr
Sztompka, 2008: 71-72). Tradisi
yang
Tradisi
Nyadran
adalah
upacara selamatan di Jawa untuk berkembang
menghormati arwah leluhur yang
dimasyarakat
mempunyai
fungsi
telah
antara
(a)
adalah
dilaksanakan rutin setahun sekali
kebijakan turun temurun. Tempatnya
menjelang bulan ramadhan tepatnya
dikesadaran, keyakinan, norma, dan
pada bulan Ruwah atau Sya’ban
nilai yang kita anut kini serta di dalam
(Imam
benda diciptakan di masa lalu. (b)
Menurut
Memberikan legitimasi pandangan
yang dikutip oleh Gatut Saksono
hidup, keyakinan, pranata dan aturan
dalam bukunya yang berjudul faham
yang sudah ada. (c) Menyediakan
keselamatan dalam budaya Jawa,
simbol
yang
nyadran disebut juga dengan slametan
meyakinkan memperkuat loyalitas
atau memberi sesaji ditempat yang
primordial
angker atau keramat, bisa juga berarti
lain:
identitas
Tradisi
kolektif
terhadap
bangsa,
komunitas
dan
Membantu
menyediakan
Budi
dunia
Santoso,
yang
2012:53).
Poerwadarminta
(1939)
(d)
selamatan (selametan) di bulan ruwah
tempat
untuk menghormati para leluhur
pelarian dari keluhan, ketidakpuasan,
(biasanya dimakam atau tempat yang
dan kekecewaan kehidupan modern.
keramat, sekaligus membersihkan
(Piotr Sztomka, 2008: 74-76).
dan mengirim bunga (gatut saksono,
Tradisi
kelompok.
meninggal
yang
berkembang
didalam suatu masyarakat sangat
2012: 84). Masyarakat Jawa memiliki anggapan
bahwa
makam
nenek
6
moyang
adalah
tempat
untuk
leluhur yang telah tiada dengan
melakukan kontak dengan leluhurnya
mendoakan
agar
memperoleh
(Koentjaraningrat, 1994:338-342).
ketenangan dialamnya. Selanjutnya
Dari penjabaran diatas dapat
dalam tradisi nyadran mengajarkan
disimpulkan bahwa tradisi nyadran
kita untuk mensyukuri nikmat yang
adalah suatu acara adat selamatan
telah
yang
bentuk
mengajarkan kita untuk berbagi antar
dan
sesama, ini terlihat dari makanan-
dilakukan
ungkapan
sebagai
rasa
syukur
kita
peroleh
dan
penghormatan terhadap leluhur yang
makanan
dilaksanakan setahun sekali pada
masyarakat seperti nasi tumpeng,
bulan ruwah dalam kalender Jawa.
ayam ingkung dan masih banyak
Tradisi
nyadran
pada
yang
dan
dibagikan
ke
lainnya.
masyarakat Jawa termasuk dalam
Kearifan lokal yang banyak
kearifan lokal yang diwariskan oleh
kita
para leluhur sebelumnya ke generasi-
bermasyarakat
generasi selanjutnya. Kearifan lokal
antara lain: (a) Berfungsi untuk
merupakan prinsip-prinsip dan cara-
konservasi dan pelestarian sumber
cara tertentu yang dianut, dipahami,
daya alam. (b) Berfungsi untuk
dan diaplikasikan oleh masyarakat
pengembangan sumberdaya manusia.
lokal
dan
(c) Berfungsi untuk pengembangan
berinterelasi dengan lingkungannya
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
dan ditransformasikan dalam bentuk
(d)
sistem
adat
kepercayaan, sastra dan pantangan.
Febriamansyah,
(e) Bermakna sosial misalnya upacara
dalam
nilai
(Zulkarnain
berinteraksi
dan dan
norma
2008: 72).
temukan
dalam
kehidupan
mempunyai
Berfungsi
sebagai
fungsi
petuah,
integrasi komunal atau kerabat. (f)
Tradisi
sebagai
Bermakna etika dan moral. (g)
kearifan lokal mengandung nilai-nilai
Bermakan politik, misalnya upacara
yang baik bagi kelangsungan hidup
ngangkuk merana dan kekuasaan
bermasyarakat. Salah satunya adalah
patron
mengajarkan kita untuk menghargai
2014:115).
jasa-jas
dan
nyadran
menghormati
para
clien
(Simanjuntak,
7
Kearifan lokal yang terkait
dinantikan oleh manusia dan bagi
dengan kebudayaan itu, memiliki arti
pemerintah modernisasi ini berusaha
penting untuk menjaga keberlanjutan
direncanakan secara terarah demi
kebudayaan, sekaligus agar selalu
terwujutnya kehidupan masyarakat
terjaga kelestariannya. Terlebih lagi,
yang sejahtera.
di tengah-tengah arus modernisasi sepeti
saat
ini
yang
dalam
Dengan adanya modernisasi kehidupan
masyarakat
diberbagai
kenyataannya, modernisasi itu dapat
bidang akan semakin maju. Baik dari
menggeser nilai-nilai budaya lokal
segi
oleh
penyebaran informasi yang semakin
nilai
budaya
asing
yang
ekonomi,
transportasi,
berkembang begitu pesat di dalam
mudah.
kehidupan masyarakat di Indonesia,
pendidikan kita dapat memanfaatkan
baik yang hidup di perkotaan maupun
internet. Dengan adanya internet
perdesaan.
berbagai informasi yang mendukung
Smith modernisasi
(1973) adalah
menjelaskan proses
yang
Seperti
dalam
dan
bidang
proses pendidikan dapat di akses dengan
mudah.
Dengan
tingkat
dilandasi dengan seperangkat rencana
pendidikan yang semakin maju akan
dan kebijakan yang didasari untuk
meningkatkan kehidupan manusia
mengubah
kearah
menjadi semakin baik. Hal ini dapat
yang
kita lihat dengan terciptanya alat-alat
kehidupan
masyarakat masyarakat
kontemporer yang menurut penilaian
teknologi
lebih maju dalam derajat kehormatan
mempermudah
tertentu.(Elly M. setiadi, dkk, 2006:
melakukan berbagai aktifitas.
60). Dari penjabaran diatas dapat dipahami
modernisasi
modern manusia
yang dalam
Kemajuan-kemjuan berbagai
merupakan
bidang kehidupan dengan adanya
suatu proses transformasi disegala
modernisasi juga akan memberikan
bidang
dampak negatif bagi masyarakat
kehidupan
manusia
baik
bidang politik, ekonomi dan lain
luwas
apabila
modernisasi
yang
sebagainya yang telah direncanakan
terjadi tidak diarahkan secara benar.
kearah yang lebih maju. Kemajuan
Dampak negatif dari modernisasi
diberbagai bidang kehidupan ini telah
pada sebagian besar masyarakat saat
8
ini menganggap bahwa gaya hidup
Fungsionalisme Bronislaw
orang barat adalah gaya hidup yang
Malinowski
modern yang kita kenal dengan istilah westernisasi.
Selain
sikap
westernisasi
modernisasi
juga
mengakibatkan
sikap
sekularisme
Upaya tradisi
mempertahankan
nyadran
dapat
dikaitkan
dengan Teori Fungsionalisme yang dikembangkan
oleh
Bronislaw
yaitu pandangan seseorang yang
Malinowski dengan melihat fungsi
menganggap bahwa kehidupan dunia
dari tradisi nyadran yang dilakukan
adalah kehidupan yang paling penting
masyarakat
daripada kehidupan akhirat.
sehingga akan diketahui seberapa
Modernisai ini juga telah mngancam
berbagai
kebudayaan
penting
Kampung
tradisi
masyarakat
Krenen,
nyadran
bagi
patut
untuk
yang
masyarakat yang telah ada lebih dulu.
dipertahankan. Teori yang terkenal
Seperti tradisi nyadran yang sampai
oleh
saat ini masih dilakukan sebagian
fungsional tentang kebudayaan atau
besar masyarakat Jawa. Pergeseran-
yang disebut dengan a functional
pergeseran dalam tradisi nyadran
theory of culture yang berusaha untuk
telah terjadi seperti pergeseran waktu
menganalisa
pelaksanaan tradisi nyadran yang
kebudayaan
semula dilaksanakan pada tanggal 25
(Koentjaraningrat,
bulan Ruwah pada kalender Jawa,
Malinowski
akan tetapi untuk saat ini tradisi
setiap
nyadran dilakukan pada hari libur
mempunyai fungsi.
dikarenakan
kesibukan
sebagian
Malinowski
fungsi
adalah
teori
dari
suatu manusia
1987:162).
memandang
kebudayaan
bahwa
yang
Malinowski
ada
lebih
besar masyarakat yang meningkat.
memperhatikan
Bahkan untuk saat ini banyak juga
sebuah realitas psiko-biologis di
masyarakat yang telah meninggalkan
dalam
tradisi tersebut.
(kebudayaan). (Marzali, 2006:131). Malinowski
individu
sebuah
sebagai
masyarakat
memandang
bahwa
kebudayaan dan organisasi adalah respons-respons terhadap kebutuhan-
9
kebutuhan biologis dan psikologis,
seterusnya, “memodified” kegiatan
kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh
manusia. Dengan demikian, budaya
beberapa respons kebudayaan yang
telah menghasilkan manusia-manusia
berbeda-beda,
dengan pola tingkah laku yang khas,
tidak
hanya
satu.
Saifuddin (2005:167-168)
karena pola tingkah laku yang khas
Malinowski
membedakan
ini tidak dapat dipahami hanya dari
antara fungsi sosial dalam tiga
sudut fisiologis saja. Pola tingkah
abstraksi, mengenai fungsi sosial dari
laku manusia harus dikaji melalui
adat, tingkah laku manusia, dan
pembahasan
pranata-pranata sosial, yaitu: (a)
kebudayaan yang berkaitan dengan
Mengenai pengaruh atau efeknya
bagaimana proses pembentukan pola
terhadap adat, tingkah laku manusia
tingkah
dan pranata sosial yang lain dalam
pembatasannya,
masyarakat. (b) Mengenai pengaruh
pencetakannya (Marzali, 2006:132).
atau efeknya terhadap kebutuhan
terhadap
laku
penentu
tersebut,
proses
dan
proses
Berbicara
tentang
suatu adat atau pranata lain untuk
fungsionalisme, tidak lepas kaitannya
mencapai maksudnya, seperti yang
dengan struktur sosial dan organisasi
dikonsepsikan
sosial,
oleh
masyarakat
karena
bagi
Malinowski
bersangkutan. (c) Mengenai pengaruh
sasaran minat yang lebih besar bagi
atau efeknya terhadap kebutuhan
fungsionalis adalah organisasi sosial,
mutlak untuk berlangsungnya secara
dimana
terintegrasi dari suatu sistem sosial
peranan-peranan
tertentu
oleh
(Koentjaraningrat,
1987:167).
organisasi
sosial
yang
dimainkan
individu-individu
dalam
hubungan mereka satu sama lain,
Bagi Malinowski, budaya atau
sedangkan struktur sosial adalah
culture lebih menarik untuk menjadi
status-status
kajiannya. Budaya sebagai alat adalah
menjalankan
bersifat
tersebut (Saifuddin, 2005:170)
memberikan
adalah
conditioning,
yaitu
batasan-batasan
para
pelaku
yang
peranan-peranan
Dengan
demikian
terhadap kegiatan manusia. Budaya,
disimpulkan
bahwa
melalui latihan, ajaran, nilai dan
menyatakan
segala
dapat
Malinowski sesuatu
itu
10
memilki fungsi, dalam hal ini lebih
Teknik analisis menggunakan model
kepada
analisis
fungsi
dari
Masyarakat
sebagai
kebudayaan sosial
kebudayaan.
memiliki
sebagai
suatu organisasi
batasan-batasan
terhadap kegiatan manusia, yang di dalamnya terdapat sistem, struktur
penyajian
untuk mendiskripsikan upaya-upaya yang dilakukan masyarakat untuk mempertahankan tradisi nyadran dari ancaman modernisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kampung Kelurahan
Kriwen,
Kecamatan Sukoharjo. Penelitian ini merupakan
penelitian
kualitatif
dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan
data
berasal
dari
dengan
sumber
data
utama yaitu ketua panitia nyadran dan anggotanya. Sedangkan data lainnya bersumber dari dokumentasi berupa profil Kampung Krenen dan foto-foto pelaksanaan tradisi nyadran. Teknik pengambilan sampling menggunakan
validitas
data,
dan
penarikan
kesimpulan. Hasil Penelitian Pelaksanaan Tradisi Nyadran di
Pada
Tujuan penelitian ini adalah
teknik
yakni
pengumpulan data, reduksi data,
METODE PENELITIAN
wawancara
interaktif
Kampung Krenen
dan fungsi.
Krenen,
data
purposive data
sampling.
Uji
menggunakan
trianggulasi sumber dan metode.
zaman
masyarakat
Kampung
dahulu Krenen
memiliki kebiasaan ziarah kubur. Kebiasaan
ziarah
kubur
oleh
masyarakat Kampung Krenen ini hampir dilakukan setiap hari. Melihat kondisi masyarakat yang sedemikian rupa menimbulkan pemikiran orangorang
zaman
dahulu
untuk
mempermudah masyarakat Kampung Krenen yang hampir setiap hari melakukan ziarah makam. Langkah yang diambil untuk mempermudah masyarakat diambil keputusan ziarah kubur dilakukan secara bersama-sama dengan menentukan waktu yang disepakati bersama. Tradisi nyadran di Kampung Krenen rutin
dilaksanakan
setiap
tahun
sebagai bentuk pelestarian (nguri-uri) kebudayaan yang ditinggalkan oleh para
leluhur.
Pada
tahap
awal
pelaksanaan tradisi nyadran pengurus
11
kampung akan membentuk panitia
leluhur yang telah kembali disisi
yang bertugas mengurusi jalannya
Allah SWT. Selain tujuan utama
acara dan merencanakan kerja bakti
tradisi nyadran dijadikan sarana untuk
makam untuk mempersiapkan tradisi
menginggatkan umat manusia bahwa
nyadran. Selanjutnya mendekati hari
suatu saat nanti akan mengalami
pelaksanaan tradisi nyadran warga
kematian. Selain itu, melalui tradisi
masyarakat baik dari dalam maupun
nyadran dapat meningkatkan rasa
luar
persaudaraan dikalangan masyarakat
kampung
akan
melakukan
prosesi tabur bunga dimakam anggota
karena
keluarga dan cikal bakal Kampung
nyadran
Krenen yang sering disebut dengan
kampung
istilah
inti
nyadran. Selain meningkatkan rasa
nyadran
persaudaraan, tradisi nyadran sebagai
nyekar.
pelaksanaan
Di
acara
tradisi
pada
pelaksanaan
hampir
semua
berbaur
warga
dalam
bagian
makam dengan membawa berbagai
kebersihan makam. Dengan adanya
makanan
tradisi nyadran makam yang akan
yang
telah
rangka
acara
masyarakat akan berdatangan ke
(sesaji)
dalam
tradisi
dipersiapkan yang nantinya akan
dijadikan
dimakan bersama dan dibagi-bagikan.
diadakan kerjabakti bersih makam
Biasanya dalam membawa sesaji
dikarenakan tidak adanya petugas
dengan
kebersihan makam.
cara
dipikul
dengan
tempat
menjaga
pelaksanaan
menggunakan jodang. Jodang adalah
Dari acara ini masyarakat
tempat makanan yang terbuat dari
memanfaatkan untuk penggalangan
kayu berukuran 80 cm x 200 cm yang
dana dengan menarik iuran wajib
berfungsi
untuk
dalam
yang ditarik pada setiap kelompok
membawa
makanan
akan
yang mengikuti tradisi nyadran dan
disajikan dalam perayaan tradisi
infak dari para peziarah. Dana yang
nyadran.
didapat digunakan untuk membayar
wadah yang
Tradisi nyadran yang masih dipertahankan
oleh
santri yang melakukan tahlil dalam
masyarakat
tradisi nyadran, sisanya dimasukkan
Kampung Krenen mempunyai tujuan
kas makam yang nantinya dapat
utama untuk mendoakan para arwah
digunakan untuk pembangunan dan
12
memperbaiki
sarana
prasarana
makam.
Masyarakat Kampung Krenen dalam
menyikapi
pergeseran-
Seiring berjalannya waktu dan
pergeseran tradisi nyadran sebagai
masuknya modernisasi di kehidupan
akibat dari modernisasi mengambil
masyarakat telah mengeser tradisi-
langkah-langkah
tradisi yang diwariskan para leluhur.
keberadaan tradisi nyadran agar tidak
Banyak
masyarakat
hilang dimakan usia. Usaha yang
tradisi
nyadran
menganggap hanya
untuk
menjaga
akan
pertama dengan melibatkan generasi
menambah pemborosan, sehingga
muda. Generasi muda adalah generasi
banyak
penerus bangsa. Sejak awal generasi
masyarakat
yang
mulai
meninggalkan tradisi tersebut. Hal ini
muda
disebabkan
kepengurusan
karena
pengaruh-
telah
dilibatkan
dalam
pelaksanaan
tradisi
pengaruh modernisasi yang masuk
nyadran. Dari sini mereka akan
dalam kehidupan masyarakat yang
diajarkan tata cara dalam pelaksanaan
mengubah pandangan
tradisi nyadran dari awal acara sampai
masyarakat
dengan cara berpikir yang lebih
akhir
modern. Lambat laun tradisi ini
generasi muda diharapkan mampu
apabila tidak diperhatikan secara
memupuk rasa banga dan menghargai
serius
hilang,
budaya yang telah dimiliki. Karena
sehingga perlu didilakukan suatu
rasa banga dan menghargai budaya
usaha
menjaga
yang dimiliki adalah modal utama
keberadaan tradisi nyadran di tengah
untuk menjaga keberadaan budaya
arus
yang dimiliki, sehingga nantinya akan
lama-lama
yang
akan
dapat
modernisasi
yang
masuk
acara.
Dengan
melibatkan
dalamkehidupan masyarakat. Tradisi
timbul
ini
melestarikannya. Sikap yang kurang
patut
melalui
dipertahankan tradisi
meningkatkan
nyadran rasa
karena dapat
persaudaraan
kemauan
peduli
dan
budaya
yang
kurang kita
untuk
menghargai miliki
akan
dikalangan masyarakat.
mempercepat hilangnya budaya yang
Upaya-upaya pelestarian tradisi
kita miliki.
nyadran
Yang kedua melalui lembaga keluarga. Lembaga keluarga dapat
13
membiasakan anak sejak dini dalam
pembelajaran anak cucu generasi
melakukan segala sesuatu yang baik,
selanjutnya,
dengan sendirinya apa yang diajarkan
nantinya dapat dijadikan acuan untuk
kepada anak akan mendarah daging
mengembangkan tradisi nyadran yang
dalam dirinya. Begitu juga dengan
lebih menarik bagi masyarakat.
mengajarkan anak tentang tradisi
PEMBAHASAN
nyadran. Yang awalnya hanya meniru setelah
tumbuh
dewasa
yang
Tradisi
kemungkinan
Nyadran
adalah
dengan
upacara selamatan di Jawa untuk
bimbingan orang tua dan pemberian
menghormati arwah leluhur yang
pemahaman tentang tradisi nyadran,
telah
kesadaran untuk meneruskan tradisi
dilaksanakan rutin setahun sekali
nyadran
menjelang bulan ramadhan tepatnya
akan
tumbuh
dengan
dunia
yang
pada bulan Ruwah atau Sya’ban
sendirinya. Yang ketiga lembaga adat dan lembaga
meninggal
(Imam
Budi
Santoso,
2012:53).
pemerintah
bekerjasama
Tradisi nyadran yang berkembang
memberikan
pemahaman
dimasyarakat Kampung Krenen dapat
kepada masyarakat terkait tradisi
kita lihat sebagai suatu sistem yang
nyadran yang selama ini dilakukan.
telah
Salah satu usaha dalam memberikan
sebagian besar masyarakat. Tradisi ini
pemahaman dilakukan pada saat
terbentuk melalui hasil dari pemikiran
pemberian sambutan oleh tokoh adat
para leluhur pada zaman dahulu yang
dan
melihat
dalam
perwakilan
pemerintahan.
dari
dalam
kebiasaan
kehidupan
masyarakat
sambutan
Kampung Krenen yang hampir setiap
memberikan
hari melakukan ziarah makam leluhur
sugesti kepada masyarakat untuk
mereka. Masyarakat Jawa memiliki
tetap menjaga keberadaan tradisi
anggapan
bahwa
makam
nenek
nyadran.
adalah
tempat
untuk
secara
tidak
Yang
memanfaatkan
Dalam
lembaga
menyatu
sadar
terakhir
dengan
moyang
teknologi
modern
melakukan kontak dengan leluhurnya
untuk pendokumentasian jalannya acara tradisi nyadran. Dokumentasi ini nantinya dapat digunakan untuk
(Koentjaraningrat, 1994:338-342). Malinowski
memandang
bahwa setiap kebudayaan yang ada
14
mempunyai dengan
fungsi.
tradisi
Begitu
nyadran
juga
solidaritas
yang
yang
kehidupan masyarakat akan tetap
di
terjaga.
Krenen.
mengatakan
kebutuhan biologis seperti pangan.
bahwa segala aktifitas kebudayaan itu
Tradisi nyadran terdapat sesaji atau
sebenarnya bermaksut memuaskan
makanan-makanan
suatu
sejumlah
dipersiapkan untuk dibagi-bagikan ke
kebutuhan naluri makhluk manusia
masyarakat yang lain seperti nasi
yang berhubungan dengan seluruh
tumpeng, ayam ingkung, pisang dan
kehidupannya (Sujarno, 2006: 105).
makanan lainnya.
rangkaian
Malinowski individu
dari
lebih
memperhatikan
sebagai
psiko-biologis
di
kedua
dalam
dilakukan oleh masyarakat Kampung Malinoski
Yang
ada
dari
yang
Berbicara
segi
telah
tentang
sebuah
realitas
fungsionalisme, tidak lepas kaitannya
dalam
sebuah
dengan struktur sosial dan organisasi
masyarakat (kebudayaan). (Marzali,
sosial,
2006:131).
sasaran minat yang lebih besar bagi
Dengan teori fungsionalisme
karena
dimana
dapat melihat tradisi nyadran yang
peranan-peranan
dilakukan
oleh
Kampung
Malinowski
fungsionalis adalah organisasi sosial,
yang dikembangkan oleh Malinowski
masyarakat
bagi
organisasi
sosial
yang
adalah
dimainkan
individu-individu
dalam
Krenen. Dari segi psikologis tradisi
hubungan mereka satu sama lain,
nyadran
sedangkan struktur sosial adalah
yang
dilakukan
oleh
masyarakat Kampung Krenen sebagai
status-status
ajang silaturahmi. Dengan adanya
menjalankan
tradisi nyadran yang dimanfaatkan
tersebut (Saifuddin, 2005:170)
oleh masyarakat Kampung Krenen sebagai
alat
pelaku
yang
peranan-peranan
Tokoh adat yang menempati
rasa
struktur sosial yang paling tinggi di
persaudaraan diantara warganya telah
masyarakat, melalui tradisi nyadran
memenuhi kebutuhan batin manusia
ini
yang mempunyai naluri untuk hidup
pembuktian atas peran yang didapat
bersama dengan manusia lainya.
sebagai bagian dari struktur sosial
Dengan
yang mereka tempati sebagai anggota
adanya
pengikat
para
silaturahmi,
merupakan
suatu
bentuk
15
masyarakat. Tokoh adat mempunyai peran
sentral
sebagai
Bertolak
dari
fungsi
dari
seorang
tradisi nyadran yang telah dijabarkan
pemimpin dalam pelaksanaan tradisi
diatas, tradisi ini patut dipertahankan
nyadran di Kampung Krenen karena
dari ancaman modernisasi yang lama-
telah mengetahui secara jelas dan
kelamaan
memahai tradisi nyadran yang selama
keberadaannya.
ini dilakukan. Beliau sebagai tokoh
SIMPULAN DAN SARAN
adat
Simpulan
bertugas
mengkordinir
anggotanya dalam pelaksanaan tradisi
akan
mengeser
Berdasarkan
nyadran dari awal acara sampai akhir
masalah
acara. Sebagai seorang pemimpin
deskripsi temuan penelitian serta
yang berwibawa dan disegani oleh
permbahasan tentang fungsi tradisi
masyarakat,
nyadran
dia
kemampuan
mempunyai
besar
dan
rumusan
di
telah
disusunnya
Kampung
Krenen,
dalam
Kelurahan
Kriwen,
Kecamatan
mempengaruhi masyarakat. Dalam
Sukoharjo,
Kabupaten
Sukoharjo
melaksanakan pekerjaanya pemimpin
yang patut dipertahankan, peneliti
sangat fleksibel. Pemimpin inilah
dapat mengambil kesimpulan bahwa
yang mendorong dan menggerakan
upaya yang dilakukan masyarakat
orang lain agar mau bekerja sama
dalam
mencapai
telah
nyadran antara lain: (1) melibatkan
ditentukan. Fungsi ini penting, sebab
generasi muda dalam kepengurusan
bagaimana
baiknya
dan pemberian pelatihan tata cara
perencanaan, tertibnya organisasi dan
pelaksanaan tradisi nyadran yang
tepatnya penempatan orang dalam
dapat meningkatkan perasaan banga
organisasi, belum berarti menjamin
dan menghargai atas budaya yang
geraknya organisasi menuju sasaran
dimiliki.
dan tujuan. Untuk itu diperlukan
keluarga dapat membiasakan anak
kecakapan, keulatan, pengalaman dan
sejak dini mengikuti tradisi nyadran,
kesabaran, sehingga akan tercapainya
dengan sendirinya apa yang diajarkan
visi dan misi yang telah disepakati
kepada anak akan mendarah daging
bersama demi kemajuan masyarakat.
dalam dirinya. (3) lembaga adat dan
tujuan
pun
yang
juga
mempertahankan
(2)
melalui
tradisi
lembaga
16
lembaga dalam
pemerintah
bekerjasama
nilai asli yang terkandung dalam
memberikan
pemahaman
tradisi
nyadran.
kepada masyarakat terkait tradisi
didaerah
nyadran yang selama ini dilakukan
meningkatkan
yang
dukungannya
dapat
meningkatkan
kepercayaan
masyarakat.
memanfaatkan
teknologi
Bagi
pmerintah
diharapkan
lebih
partisipasi demi
dan
terlaksananya
(4)
tradisi nyadran di Kampung Krenen.
modern
Selain itu pemerintah juga harus
untuk pendokumentasian jalannya
memberikan dorongan bagi warga
acara
yang
masyarakat
dapat
mempertahankan
untuk
yang ada di Kampung Krenen yang
tradisi
kemungkinan dijadikan
nyadran nantinya acuan
untuk tradisi
tetap nyadran
mengembangkan tradisi nyadran yang
mendorong
lebih menarik bagi masyarakat.
kekluargaan dikalangan masyarakat.
Saran
menumbuhkan
rasa
Daftar Pustaka
Berdasarkan temuan penelitian maka peneliti menyarankan kepada Warga
Elly M. setiadi, dkk. 2006. Ilmu
masyarakat dan generasi muda harus
Sosial Dan Budaya Dasar.
lebih menanamkan sikap banga dan
Jakarta: Kencana
menghargai tradisi yang kita miliki
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan
agar eksistensi tradisi nyadran yang
jawa
dimiliki
Indonesia
dapat
terus
bertahan
:Seri No.2.
Etnografi Jakarta:
Balai Pustaka.
meskipun modernisasi masuk dan memberikan pengaruh besar dalam
Laksono,P,M. 2009. Tradisi: Dalam
kehidupan masyarakat. Selanjutnya
Struktur Masyarakat Jawa
tokoh adat dapat bekerja sama dengan
,Kerajaan dan Pedesaan.
pemerintah untuk mengembangkan
Yogyakarta: Kepel Press.
tradisi nyadran yang ada sesuai
Marzali, Amir. 2006. Struktural-
dengan kehidupan modern untuk
Fungsionalisme.
menarik perhatian warga masyarakat.
Universitas Indonesia
Akan tetapi pengembangan tradisi nyadran harus memperhatikan nilai-
Piotr
Sztompka Perubahan
2008.
Jurnal:
Sosiologi Sosial.
17
Yogyakarta:
Prenanda
Media Group. Saifudin, Achmad Ferdyani. 2005. Anthropologi Kontemporer: Suatu Pengantar Saksono, Gatut, dkk. 2012. Faham Keselamatan Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Amtama. Santoso,
Imam
Budhi.
2012.
Spiritualisme Jawa: Sejarah, Laku, Dan Intisari Ajaran. Yogyakarta:
Memayu
Publising. Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah, R. (2008).Kearifan Lokal dan
Pemanfaatan
dan
Pesisir. Jurnal Agribisnis Kerakyatan