Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI PADA REMAJA DI KECAMATAN KELUANG MUSI BANYUASIN
Meilianawati Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan minat melanjutkan pendidikan perguruan tinggi pada remaja di Kecamatan Keluang Musi Banyuasin. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja di Kecamatan Keluang Musi Banyuasin. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan skala dukungan sosial orang tua dan skala minat melanjutkan pendidikan perguruan tinggi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian yaitu simple random sampling. Analisis menggunakan korelasi analisis regresi sederhana. Komputasi data dengan menggunakan SPSS 20,0 for windows. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, hipotesis yang diajukan dalam penelitian bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan minat melanjutkan pendidikan, dapat diterima dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,329 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Sumbangan efektif dukungan sosial dengan minat melanjutkan pendidikan perguruan tinggisebesar 10,8% dan 89,2% lainya disumbang oleh faktor lain. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan minat melanjutkan pendidikan perguruan tinggi pada remaja di Kecamatan Keluang Musi Banyuasin. Kata kunci : minat melanjutkan pendidikan perguruan tinggi, dukungan sosial orang tua Abstract This aim of the present research was to study the relationship between social support of parents with college education continuing interest in adolescents in District Keluang Musi Banyuasin. The subjects of this study were young in District Keluang Musi Banyuasin. Methods of the data collection in this study was using a scale of social support parents within scale of interest to continue higher education. The sampling technique used in the study was simple random sampling. The Correlation analysis was using simple regression analysis. Computing data using SPSS 20.0 for windows. Based on the analysis, the hypothesis of this study that there is a relationship between social support of parents with an interest in continuing education, may be accepted with the value of the correlation coefficient of 0.329 with a significance level of 0.000 (p <0.01). The effective contribution of social support to the interest of continuing education college was 10,8% and 89.2% others contributed by other factors. Based on this results it can be conclude that there was a significant relationship between social support of parents with college education continuing interest in adolescents in District Keluang Musi Banyuasin. Keywords: interest in continuing higher education, social support parents Pendahuluan “Sesungguhnya
Allah
tidak
akan
penting bagi kemajuan suatu bangsa, remaja
mengubah nasib suatu kaum hingga mereka
(adolescene)
mengubah diri mereka sendiri” (Q.S. Ar-
Adolescere kata bendanya, adolescentia yang
Ra’d:11). Sejalan dengan ayat ini remaja yang
berarti (remaja) yang berarti “tumbuh” atau
sering
“tumbuh menjadi dewasa”. Secara terminologi,
disebut
tentunya
sebagai
memiliki
agen
peranan
perubahan
yang
sangat 1
berasal
dari
kata
Latin
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
berarti mendekati kematangan secara fisik
(g) Mempersiapkan diri untuk menjadi warga
akal dan jiwa serta sosial. (Sarwono, 2010),
negara yang baik, (h) Memilih rencana dan
Menurut
Latifah
(Sarwono,
2010)
penyelenggaraan hidup berkeluarga sesuai
remaja adalah suatu masa transisi dari masa
dengan filsafat hidup bangsanya, (i) Memilih
anak dan dewasa, yang ditandai dengan
calon suami atau istri secara tepat dan serasi
perkembangan biologis, psikologis, moral dan
satu sama lain dan (j) Menyumbangkan darma
agama, kognitif dan sosial. Masa remaja,
baktinya dalam memajukan dan menemukan
menurut Mappiare (Ali dan Asrori, 2014),
bentuk kebudayaan baru untuk umat manusia.
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun
Salah satu tugas perkembangan yang
sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia
penting bagi remaja yang berfungsi untuk
remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian,
perkembangan
yaitu usia 12/13 tahun sampai 17/18 tahun
mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi
adalah remaja awal, dan usia 17/18
tahun
dengan spesialisasi menurut bakat minatnya,
sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja
itu semua dapat di capai oleh remaja melalui
akhir.
menyelesaikan
peran pendidikan dan proses belajar, menurut
pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Ihsan (2010) Pendidikan suatu proses yang
umumnya berada pada rentang usia 17/18
berkelanjutan dan dipandang sebagai usaha
tahun sampai 21/22 tahun maka penulis
pemberian
mendeskripsikan subjek ke dalam kategori
keterampilan,
remaja.
mewujudkan
Siswa
yang
telah
masa
informasi
depan
dan
mencakup keinginan,
yaitu
pembentukan usaha
untuk
kebutuhan
dan
kemampuan individu sehingga tercapai pola Tugas
perkembangan masa remaja
hidup pribadi dan sosial yang memuaskan.
menurut Fudyartanta (2011): (a) Mencapai
Minat
hubungan pergaulan sosial baru yang lebih
mempelajari,
masak dalam peergroup
dan orang-orang
sesuatu
dewasa
masyarakat
(b)
terhadap suatu objek akan lebih kelihatan
Mencapai status dan peranan sosiokultural
apabila objek tersebut sesuai sasaran dan
sebagai pria atau wanita dalam masyarakat (c)
berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan
Pemeliharaan dan penggunaan energi fisik
seseorang
dan
Mencapai
2012).
Karateristik minat menurut Walgito
kebebasan emosional dari orang tua dan
(2003)
:
orang dewasa lainya dengan menghilangkan
terhadap sesuatu objek (2) adanya sesuatu
sifat ambivalent, yaitu satu pihak masih
yang menyenangkan yang timbul dari suatu
tergantung pada orang tua, di lain pihak mau
objek (3) mengandung suatu pengharapan
berdiri sendiri, tetapi belum mampu berusaha
yang menimbulkan keinginan atau gairah
sendiri (e) Memperoleh jaminan kebebasan
untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi
ekonomi dengan cita–cita jabatan dan karier
minatnya.
lainya
rohani
dalam
secara
efektif
(d)
adalah
perasaan
mengagumi
(Djaali,
2013).
ingin atau
Minat
tahu, memiliki
seseorang
yang bersangkutan (Sardiman,
(1)
menimbulkan
sikap
positif
yang sesuai dengan bakat keahlianya (f) Mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi
Berdasarkan
dengan spesialisasi menurut bakat minatnya,
hasil
observasi
dan
wawancara yang dilakukan peneliti pada 2
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
tanggal 29 Maret 2015 di Kecamatan Keluang
kebutuhannya menurut subjek tanpa kuliah
remaja rata-rata lulus SMA dan memiliki
mereka dapat memperoleh pekerjaan jadi
kehidupan
dengan
subjek lebih memilih untuk bekerja daripada
kehidupan ekonomi yang baik itu seharusnya
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
dapat menunjang remaja di daerah ini untuk
subjek mengaku sudah malas untuk belajar
dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan
karena menurut subjek kuliah itu sulit dan
tinggi, namun fenomena yang di dapat oleh
sangat lama dan terkesan membosankan,
peneliti remaja disini memiliki minat yang
menurut subjek tanpa kuliah mereka bisa
rendah terhadap perguruan tinggi mereka
memiliki
lebih banyak yang memilih untuk bekerja
menanyakan
daripada
ke
manfaat yang bisa mereka dapatkan dari
perguruan tinggi, tidak adanya keinginan yang
pendidikan perguruan tinggi, menurut subjek
kuat untuk melanjutkan pendidikan ini di lihat
tidak terlalu banyak manfaat dari pendidikan
dari banyaknya remaja yang tidak melanjutkan
perguruan tinggi karena banyak juga sarjana
pendidikan ke perguruan tinggi setelah lulus
yang lulus dari perguruan tinggi akhirnya
dari SMA karena melihat ekonomi orang tua
menjadi pengangguran. Berdasarkan hasil
yang baik serta dapat memenuhi semua
angket
kebutuhan mereka, remaja berpikir tanpa
berjumlah
kuliah mereka bisa memiliki apa yang mereka
menunjukkan
inginkan, remaja melihat dan berpikir kuliah
Kecamatan Keluang lebih pada masalah
sangat
remaja
remaja menganggap ekonomi lebih penting
menganggap kuliah adalah hal yang tidak
daripada pendidikan mereka, remaja memiliki
menyenangkan, kuliah membutuhkan waktu
sikap yang negatif terhadap perguruan tinggi,
yang lama, remaja berpikir bahwa kuliah itu
rendahnya harapan remaja terhadap manfaat
jauh dari orang tua, remaja melihat bahwa di
dari pendidikan perguruan tinggi.
ekonomi
yang
melanjutkan
sulit
dan
baik
pendidikan
melelahkan,
kehidupan
yang
apakah
awal
mereka
16-17-18
100
April
subjek
bahwa
baik,
mengetahui
2015,
Hasil
masalah
peneliti
yang angket
remaja
di
lingkungan mereka rata-rata remajanya juga
Menurut Siegel (Windarto, 2013) faktor-
tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan
faktor yang mempengaruhi minat seseorang
tinggi akhirnya pemikiran remaja menjadi tidak
adalah dukungan sosial, jenis kelamin, waktu
berkembang
luang, usia, tingkat pendidikan dan tingkat
karena
lingkungan
yang
membuat mereka berpikiran seperti itu, remaja tidak
memahami
dengan
baik
status sosial ekonomi.
tujuan
Menurut Sarafino (Rokhimah, 2015)
melanjutkan pendidikan perguruan tinggi.
dukungan sosial adalah derajat dukungan
Berdasarkan hasil wawancara yang di
yang diberikan kepada individu khususnya
lakukan peneliti pada tanggal 29 Maret 2015
sewaktu dibutuhkan oleh orang – orang yang
kepada 20 orang subjek banyak dari dari
memiliki hubungan emosional yang dekat
mereka yang memilih untuk langsung bekerja
dengan orang tersebut, dukungan sosial dapat
setelah lulus dari SMA, subjek lebih memilih
merujuk pada kenyamanan, kepedulian, harga
fokus
melanjutkan
diri atau segala bentuk bantuan yang diterima
pendidikan perguruan tinggi dengan alasan
individu dari orang lain atau kelompok Aspek
bahwa
dukungan sosial menurut House (Handono,
bekerja
bekerja
daripada
dapat
memenuhi
3
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
2013) :
(a) dukungan emosional, yaitu
yang rata-rata adalah petani orang tua jarang
mencakup ungkapan empati, kepedulian dan
menyediakan waktu untuk bermusyawarah
perhatian terhadap orang yang bersangkutan
dan menanyakan apa saja
(b) dukungan penghargaan, terjadi lewat
dlakukan anak ketika telah selesai dari SMA
ungkapan hormat (penghargaan) positif bagi
dan
orang itu, dorongan maju atau persetujuan
pendidikan anaknya, remaja kurang mendapat
dengan gagasan atau perasaan individu, dan
nasihat dan saran dari orang tua yang
perbandingan positif orang itu dengan orang
mendukung
lain
mengutamakan pendidikan dan melanjutkan
(c)
mencakup
dukungan bantuan
instrumental,
yaitu
langsung
untuk
tidak
ada
yang akan
penyediaan
dana
tentang
bagi
pentingnya
pendidikan ke perguruan tinggi.
mempermudah perilaku yang secara langsung
Berdasarkan hasil angket awal 16-17-18
menolong individu. Misalnya bantuan benda,
April 2015, yang di sebarkan peneliti yang
pekerjaan, dan waktu (d) dukungan informatif,
berjumlah 100 Hasil angket menunjukkan
yaitu mencakup pemberian nasehat, saran-
bahwa masalah remaja di Kecamatan Keluang
saran, atau umpan balik. Berdasarkan hasil
lebih pada masalah remaja orang tua tidak
observasi dan wawancara yang dilakukan
peduli
peneliti pada tanggal 29 Maret 2015 di
melanjutkan
Kecamatan
fenomena
tidak mendapat saran dari orang sekitar
remaja yang tidak mendapatkan kepedulian
tentang perguruan tinggi, keinginan untuk
dan perhatian dari orang tuanya tentang
kuliah tidak mendapat persetujuan dari orang
pentingnya pendidikan perguruan tinggi, orang
sekitar, tidak ada nasihat dari orang tua yang
tua tidak mempermasalahkan apabila anaknya
mendukung untuk melanjutkan pendidikan,
tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan
orang tua lebih mengutamakan kepentingan
tinggi, ini dikarenakan orang tua kurang
yang lain daripada biaya kuliah, orang tua
memiliki pengalaman dan wawasan yang baik
tidak meluangkan waktu untuk mendengarkan
tentang
remaja
keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke
mendapatkan perbandingan negatif antara
perguruan tinggi dan tidak tersedia fasilitas
dirinya dengan orang lain jika mereka ingin
dari orang tua untuk melanjutkan pendidikan
melanjutkan pendidikan ini dikarenakan ada
perguruan tinggi.
Keluang
perguruan
terdapat
tinggi,
beberapa remaja yang kuliah pada akhirnya
dengan
keinginan
pendidikan
Permasalahan
di
anak
untuk
perguruan
tinggi,
atas
tidak
bisa
mereka putus kuliah karena hamil di luar
dibiarkan begitu saja karena melanjutkan
nikah,
tidak
pendidikan perguruan tinggi akan menambah
kunjung selesai, membohongi orang tua dari
wawasan dan pengetahuan serta pengalaman
contoh di atas membuat orang tua lain
bagi remaja yang nantinya akan berguna
mempunyai pikiran yang sama terhadap anak
untuk masa depan bagi remaja itu sendiri
mereka sehingga orang tua tidak memberikan
karena zaman sudah semakin maju dan
dukungan terhadap anaknya, terlihat tidak
modern, banyak orang yang berlomba-lomba
adanya dukungan intrumental dari orang tua
menempuh
untuk anaknya, lantaran kegiatan orang tua
memperbaiki
kualitas
yang terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka
permasalahan
di
kuliahnya
terbengkalai
dan
4
pendidikan
atas,
agar
dapat
hidupnya. maka
Dari
rumusan
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
masalah yang di ajukan dalam penelitian ini
Uji
hipotesis
menggunakan
teknik
yaitu: apakah ada hubungan antara dukungan
analisis regresi sederhana (simple regression).
sosial orang tua dengan minat melanjutkan
Analisis regresi dikembangkan untuk mengkaji
pendidikan perguruan tinggi pada remaja di
dan mengukur hubungan antara dua variabel
Kecamatan Keluang Musi Banyuasin ?
atau lebih, di samping untuk mengestimasi,
Metode
analisis
Variabel-variabel
yang
digunakan
dalam
regresi
mengukur
juga
tingkat
untuk
ketergantungan
penelitian ini terdiri dari variabel tergantung
(dependability)
yaitu minat melanjutkan pendidikan perguruan
(Reksoatmodjo, 2009).
tinggi dan variabel bebas yaitu dukungan
Analisis data untuk keseluruhan perhitungan
sosial orang tua
statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan
Minat
melanjutkan
dari
digunakan
estimasi
itu
pendidikan
menggunakan bantuan komputer program
perguruan tinggi berhubungan dengan gaya
SPSS (statistical package for social science)
penggerak
versi 20.00 for windows.
yang
Kecamatan
mendorong
keluang
untuk
remaja
di
melanjutkan
pendidikan perguruan tinggi setelah lulus dari
Hasil dan Pembahasan
Sekolah Menengah Pertama (SMA). Dukungan
sosial
orang
Hasil analisis data yang diperoleh dari uji
tua
hipotesis dengan teknik regresi sederhana
merupakan pertukaran interpersonal antara
menunjukkan bahwa ada hubungan yang
remaja di Kecamatan Keluang dengan orang
sangat signifikan antara dukungan sosial
tua yang dicirikan oleh perhatian emosi,
orang
bantuan instrumental, penyediaan informasi
Kecamatan
Dalam penelitian ini yang menjadi penelitian
adalah
remaja
sampel
pada dari
dikembangkan
tabel
penentuan
jumlah
tertentu
yang
populasi oleh
Isaac
dan
Musi
Banyuasin.
lain p ≤ 0,01. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan peneliti, yaitu ada hubungan
Michael
antara dukungan sosial orang tua dengan minat
melanjutkan
pendidikan
perguruan
tinggi.
dan try out sebanyak 73 remaja. Teknik
Slameto (2010) mendefinisikan minat
sampling yang digunakan adalah teknik simple
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
random sampling pengumpulan
data
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,
yang
tanpa
digunakan dalam penelitian ini adalah metode
diteliti
minat
ada
yang
menyuruh.
Minat
pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu
skala psikologis untuk mengungkap variabel hendak
Keluang
nilai signifikansi (p) 0,000 atau dengan kata
maka diperoleh sampel sebanyak 127 remaja
yang
melanjutkan
dari nilai koefisien korelasi r = 0,329 dengan
(Sugiyono, 2010) dengan taraf kesalahan 5%
Metode
minat
Hubungan yang sangat signifikan ini terlihat
di
Kecamatan Keluang Musi Dari 200 Remaja mengacu
dengan
pendidikan perguruan tinggi pada Remaja di
atau pertolongan lainnya.
populasi
tua
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
melanjutkan
dari luar diri. Semakin kuat atau dekat
pendidikan pendidikan perguruan tinggi dan
hubungan tersebut, semakin besar minat.
dukungan sosial orang tua
5
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Purwanto (2014) minat mengarahkan perbuatan
kepada
seluruh
tujuan
perguruan tinggi pada Remaja di Kecamatan
dan
Keluang Musi Banyuasin. Faktor-faktor yang
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dan
mempengaruhi
menurut peraturan pemerintah No.60 tahun
2012) faktor yaitu minat yang berasal dari
1999 tentang pendidikan perguruan tinggi,
pembawaan minat karena pengaruh dari luar
menjelaskan
tinggi
minat yang timbul karena adanya pengaruh
merupakan pendidikan pada jalur pendidikan
dari luar diri individu, timbul seiring dengan
sekolah
tinggi
proses perkembangan individu bersangkutan.
jalur
minat ini sangat di pengaruhi oleh lingkungan,
minat
dorongan orang tua, dan kebiasaan atau adat.
tinggi
Lingkungan turut berpengaruh terhadap minat
suka
yang
remaja untuk
remaja
untuk
perguruan tinggi karena remaja melihat bahwa
tinggi
di lingkungan mereka rata-rata remajanya juga
sekolah
tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan
bahwa
pada
daripada
perguruan
jenjang
pendidikan
yang
menengah
pendidikan
sekolah.
melanjutkan
pendidikan
merupakan
rasa
mengarahkan melanjutkan setelah
di
Sehingga perguruan
lebih
perbuatan pendidikan
remaja
lebih
perguruan
menyelesaikan
menengah atas (SMA).
minat
Rosyidah
(Susanto,
melanjutkan pendidikan ke
tinggi akhirnya pemikiran remaja menjadi tidak
Menurut Siegel (Windarto, 2013) faktor-
berkembang
karena
lingkungan
yang
faktor yang mempengaruhi minat seseorang
membuat mereka berpikiran seperti itu, dari
adalah dukungan sosial, jenis kelamin, waktu
lingkungannya juga remaja tidak mendapatkan
luang, usia, tingkat pendidikan dan tingkat
pemahaman
status sosial ekonomi. Fokus peneliti pada
melanjutkan pendidikan perguruan tinggi.
penelitian ini hanya pada salah satu faktor yang
mempengaruhi
minat
yang
baik
tentang
tujuan
Hasil penelitian berdasarkan analisis
melanjutkan
data
dan
kategori
minat
melanjutkan
perguruan
tinggi
menunjukkan
pendidikan perguruan tinggi yaitu dukungan
pendidikan
sosial. dukungan merupakan penguat minat
bahwa sebanyak 73 remaja atau 57% yang
seseorang terhadap objek, seseorang yang
mempunyai minat melanjutkan pendidikan
mendapatkan
perguruan tinggi dengan kategori rendah, 54
dukungan
orang
lain
akan
meningkatkan minat sedangkan orang yang
remaja
atau
tidak memperoleh dukungan akan mengurangi
melanjutkan
minat.
dengan kategori tinggi. Crow Hasil analisis data dengan teknik
orang
orang tua (variabel bebas) terhadap minat perguruan
(Malik,2013)
tersebut
berkepentingan
atau
peguruan tinggi remaja pada kategori rendah salah satunya dapat di lihat dari adanya
faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam
sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari
penelitian ini dan di duga turut berperan melanjutkan
Crow,
tinggi
Tingkat minat melanjutkan pendidikan
bahwa masih terdapat 89,2% pengaruh dari
minat
and
perguruan
membutuhkan obyek tersebut.
tinggi
(variabel terikat) adalah 10,8% yang berarti
terhadap
pendidikan
minat
seseorang tergantung pada sejauh mana
besarnya nilai sumbangan dukungan sosial
pendidikan
mempunyai
mengatakan bahwa tinggi rendahnya minat
regresi sederhana juga menunjukkan bahwa
melanjutkan
43%
suatu objek. Menurut Walgito (2003) salah
pendidikan 6
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
satu karakteristik minat yaitu adanya sesuatu
melanjutkan
yang menyenangkan yang timbul dari suatu
Sehingga 10 semakin baik prestasi belajar,
objek.
dan
motivasi dan semakin tinggi status sosial
wawancara remaja lebih memilih fokus bekerja
ekonomi orang tua, maka akan semakin baik
daripada melanjutkan pendidikan perguruan
minat siswa siswa melanjutkan studi ke
tinggi dengan alasan bahwa dengan bekerja
perguruan tinggi. Sebaliknya semakin buruk
remaja
dapat
prestasi belajar, motivasi belajar dan semakin
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dari hasil
rendah status sosial ekonomi orang tua, maka
kerjanya menurut remaja tanpa kuliah mereka
semakin buruk pula minat siswa melanjutkan
dapat memperoleh pekerjaan jadi subjek lebih
studi ke perguruan tinggi.
Berdasarkan
merasa
hasil
senang
observasi
karena
studi
ke
perguruan
tinggi.
memilih untuk bekerja daripada melanjutkan
Gottlieb (Hunt , 2011) mengatakan
pendidikan ke perguruan tinggi dan remaja
bahwa dukungan sosial sebagai informasi
menilai tanpa kuliah mereka bisa memiliki
verbal atau nonverbal, bantuan yang nyata
kehidupan yang baik.
atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-
Adapun bentuk perilaku remaja yang memiliki
minat
melanjutkan
orang yang akrab dengan subjek di dalam
pendidikan
lingkungan
sosialnya
atau
yang
berupa
perguruan tinggi yang tinggi remaja akan lebih
kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan
mengutamakan
keuntungan emosional atau berpengaruh pada
pendidikannya
dan
giat
berusaha agar bisa melanjutkan pendidikan ke
tingkah laku penerimanya.
perguruan tinggi, merasa lebih nyaman jika Sarafino (Rokhimah, 2015) dukungan
kuliah, memiliki keinginan untuk merasakan
sosial adalah derajat dukungan yang diberikan
suasana belajar diperguruan tinggi, menyadari bahwa
kuliah
memiliki
banyak
kepada
manfaat,
khususnya
sewaktu
dibutuhkan oleh orang – orang yang memiliki
senang mencari informasi tentang perguruan
hubungan emosional yang dekat dengan
tinggi.
orang
Aspek yang dominan pada skala minat
aktivitas
bekerja
untuk
lebih
daripada
adalah pria dan wanita yang terikat dalam
melanjutkan
perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
anak-anak yang dilahirkannya.
Rahayu (2013) Minat Siswa Melanjutkan Studi
Dengan demikian dukungan orang tua
Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari Prestasi
merupakan
Belajar, Motivasi Belajar, Dan Status Sosial
perhatian
dengan hasil prestasi belajar, motivasi belajar ekonomi
orang
pertukaran
interpersonal
yang
dicirikan komunikasi verbal dan nonverbal,
Ekonomi Orang Tua Pada Siswa Kelas XI IPS
sosial
dapat
Menurut (Kartono, 2007) Orang tua
memilih
pendidikan ke perguruan tinggi.
status
sosial
individu dari orang lain atau kelompok.
dapat dilihat dari fenomena perilaku remaja di Keluang
dukungan
diri atau segala bentuk bantuan yang diterima
pilihan spesifik untuk menyukai aktivitas juga
Kecamatan
tersebut,
merujuk pada kenyamanan, kepedulian, harga
melanjutkan pendidikan perguruan tinggi yaitu
dan
individu
emosi,
bantuan
instrumental,
penyediaan informasi atau pertolongan yang
tua
dapat diperoleh dari hasil interaksi remaja
berpengaruh positif terhadap minat siswa
dengan orang tua. 7
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Dari hasil deskripsi data berdasarkan kategorisasi
dukungan
perguruan
tinggi,
ikut
serta
orang
tua
mencarikan tempat kuliah yang bagus dan
remaja
di
memberikan saran agar anaknya lebih giat
Banyuasin
belajar dan menggapai cita-citanya, lebih
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa
memperhatikan setiap hal yang berhubungan
sebanyak 127 Remaja di Kecamatan Keluang
dengan pendidikan anaknya.
menunjukkan Kecamatan
Musi
sosial
pendidikan
bahwa
127
Keluang
Banyuasin
Musi
yang
di jadikan subjek
Dan bentuk dukungan sosial orang tua
penelitian terdapat 78 remaja atau 61% yang
yang
rendah
dapat
memiliki dukungan sosial orang tua rendah, 49
ketidakpeduliaan
orang
remaja atau 39% remaja yang memiliki
pendidikan
dukungan sosial orang tua yang tinggi.
fasilitas
Menurut Grolnick dan Ryan (Tarmidi
anaknya,
dan
dukungan
dana,
terhadap
dilihat tua
dari
terhadap
tidak
menyediakan
tidak
memberikan
minat
anak
untuk
dan Rambe, 2010) sikap dukungan orangtua
melanjutkan pendidikan perguruan tinggi, tidak
dapat dibagi menjadi 2 yaitu autonomy support
memberikan kepercayaan kepada anaknya
dan structure support. Autonomy support
untuk melanjutkan pendidikan perguruan tinggi
adalah derajat dimana orangtua memberikan
dan memberikan penguatan negatif kepada
nilai
anaknya tentang perguruan tinggi.
dan
mendorong
menyelesaikan
anak
masalah
agar
mandiri,
Tingkat dukungan sosial orang tua pada
memilih suatu hal, dan berpartisipasi dalam
kategori rendah salah satunya dapat dilihat
membuat keputusan, tidak memaksa anak dan
dari dukungan instrumental. Menurut House
meningkatkan motivasi anak. Dukungan sosial
(Handono, 2013) yaitu mencakup bantuan
yang tinggi dapat diartikan sebagai autonomy
langsung untuk mempermudah perilaku yang
support. Sedangkan dukungan sosial yang
secara langsung menolong individu karena
rendah dapat diartikan sebagai aktifitas yang
orang tua tidak menyediakan fasilitas dan
bersifat
memberikan
dana untuk anaknya melanjutkan pendidikan
penguatan yang negatif pada diri anak, hal ini
ke perguruan tinggi serta waktu luang yang
seperti orangtua yang terlalu mengatur anak.
tidak diberikan oleh para orang tua untuk turut
Hal ini disebut dengan structure support, yaitu
serta mencarikan informasi dan mengantar
kecendrungan
anaknya
negatif
atau
secara
dapat
dapat
dimana
orangtua
memiliki
untuk
Aspek Adapun bentuk dukungan sosial orang
lebih
dan
anaknya
dana untuk anaknya melanjutkan pendidikan
tidak
perguruan tinggi.
ke perguruan tinggi, memberikan kepercayaan bisa
perhatian
dari
orang
tua
tentang
tua juga tidak mempermasalahkan apabila
perguruan tinggi, menyediakan fasilitas dan
untuk
skala
pentingnya pendidikan perguruan tinggi, orang
keinginan anak untuk melanjutkan pendidikan
anaknya
pada
remaja yang tidak mendapatkan kepedulian
mengutamakan
pendidikan, merasa senang dan mendukung
kepada
dominan
emosional juga dapat dilihat dari fenomena
dapat dilihat dari cara orang tua menasehati agar
yang
dukungan sosial orang tua yaitu dukungan
yang tinggi yang di miliki oleh remaja
anaknya
pendidikan
perguruan tinggi.
arahan yang konsisten, dan aturan bagi anak.
tua
melanjutkan
melanjutkan 8
lemajutkan
pendidikan
ke
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
Tarmidi dan Rambe (2010) dengan judul
hal ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat minat
Korelasi Antara Dukungan Sosial Orang Tua
melanjutkan perguruan tinggi dengan tingkat
dan Self‐Directed Learning pada Siswa SMA
rendah hal ini membuktikan fenomena di bab
dengan
sebelumnya bahwa remaja
hasil
menyatakan
bahwa
ada
memiliki minat
hubungan antara dukungan sosial orangtua
yang rendah untuk melanjutkan pendidikan
dengan kemandirian belajar. Nilai r yang
perguruan tinggi. dengan prediksi semula jika
bersifat positif memiliki arti bahwa hubungan
dukungan
antara kedua variabel bersifat positif. Semakin
mempengaruhi minat melanjutkan pendidikan
tinggi dukungan sosial orangtua maka akan
perguruan tinggi terbukti benar.
semakin tinggi kemandirian belajar siswa.
Daftar Pustaka
Penelitian kesempurnaan
ini dan
masih
jauh
memiliki
sosial
orang
tua
yang
dari Al-qur’an & terjemahan, Bandung: CV Penerbit
beberapa
Diponegoro
kelemahan antara lain : (1) waktu pelaksanaan yang digunakan dalam penelitian ini cukup
Ali dan asrori. Psikologi Remaja (2014)
singkat karena mengingat banyak rumah
Penerbit Bumi Aksara
subjek yang harus di datangi dan jarak yang Adicondro, N. Purnamasari, A. (2011). Efikasi
cukup jauh, dan ada beberapa eksemplar
Diri, Dukungan Sosial Keluarga dan Self
yang harus di tinggalkan peneliti di rumah subjek karena subjek belum pulang dari
Regulated Learning pada Siswa Kelas
bekerja. Sehingga ketika subjek bingung dgn
VIII. Jurnal Humanitas. 1,18-27
kalimat yang ada pada skala tidak dapat di
Ahyani,
tanyakan kepada peneliti maksud dari kalimat
N
.
L.
Hubungan
itu, proses penyelesaian penelitian inipun
Kumalasari, Antara
F.
(2012).
Dukungan
Sosial
Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di
dikerjakan dengan keterbatasan waktu. (2)
Panti Asuhan. Jurnal Psikologi .1, 21-31
Penggunaan bahasa yang ada didalam skala pengukuran yang masih sulit untuk dipahami
Ainley, M. Hidi, S.Berndorff , D. (2002).
oleh subjek dan kurang tepat dalam pemilihan
Interest, Learning and the Psychological
kalimat..
Processes
Secara
keseluruhan
menunjukkan
bahwa
penelitian tingkat
That
Relationship.
ini
Mediate
Jurnal
of
Their
Educational
Psychology. 3. 545-561
minat
melanjutkan pendidikan perguruan tinggi dan
Azwar, S. (2012) Penyusunan Skala Psikologi.
dukungan sosial orang tua rendah, terlihat dari
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
rata-rata tingkat minat melanjutkan pendidikan perguruan tinggi dan dukungan sosial orang
Arikunto,
tua subjek berada dalam kategori rendah.
S.
(2006)
Prosedur
Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Penelitian ini memprediksi bahwa rendahnya Chaplin,
minat remaja di Kecamatan Keluang untuk
J.P.
Psikologi.
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
Persada
karena mereka lebih memilih bekerja daripada
9
(2014). Jakarta:
Kamus
Lengkap
Raja
Grafindo
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Cheng, C. (1997). Role of Perceived Social on
Mahmudi, H, M. Suroso. (2014). Efikasi Diri,
Depresion in Chinese Adolescents: A
Dukungan Sosial Dan Penyesuaian Diri
Prospective
Dalam
Buffering
Study
Model.
Examining
Jurnal
of
the
Applied
Belajar.
Jurnal
Psikologi
Indonesia, 02, 183-194.
Social Psychologi: 9. 800-820 Malik, H. (2013, Juni 26) Minat dan Motivasi Djaali, (2013). Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Belajar Anak Untuk Menyelesaikan Program wajib belajar 9 tahun. Diakses
PT Bumi Aksara
dari http://www.kompasiana.com Fudyartanta,
K
(2011)
Psikologi
Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka
Meichati,
Pelajar
S.
(2003).
Motivasi
Pembaca.
Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Gie, T.L. (1995). Cara Belajar yang Efisien
Masyitah, D. (2012). Hubungan Dukungan
Jilid 2. Yogyakarta: Library
Sosial
dan
Penerimaan
diri
pada
Penderita Pasca Stroke (Skripsi, tidak di Gunarsah, D.S. (2000). Psikologi praktis anak,
terbitkan). Fakultas Psikologi Institut
remaja dan keluarga . Jakarta : PT. BPK
Agama Islam Negeri Sunan Ampel,
Gunung Mulia.
Surabaya
Hurlock, E.B. (1994). Perkembangan Anak
Nurmalasari, Y. (2007). Hubungan antara
Jilid 2 Edisi keenam . Jakarta: Erlangga
Dukungan Sosial dengan Harga Diri pada Remaja Penderita Penyakit Lupus,
Hadi,S. (2004). Metodologi Reseach Jilid 4,
Jurnal Psikologi Indonesia,1,1-25
Yogyakarta: Andi Publisher Hunt,
K.
(2011).
Communication
Linking
Health
with
social
Pintrich, R.P dan Schunk. D.H . (1996). Motivation
in
Education,
theory
Research and application. New Jesney.
support:__________
Prentice Hall Handono,
T.
(2013).
Hubungan
Antara Purwanto, N . M. (2014) Psikologi Pendidikan.
Penyesuaian Diri dan Dukungan sosial Terhadap Stress
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Lingkungan Pada
Santri baru. Jurnal Psikologi Indonesia,
Reksoatmodjo, N. T. (2009). Statistika Untuk
01, 1-16
Psikologi dan Pendidikan. Bandung : Refika Aditama
Ihsan, F. (2003). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Rokhimah, S. (2015). Pengaruh Dukungan
King, L.A. (2012). Psikologi Umum: Sebuah
Sosial Dan Efikasi Diri Terhadap Minat
Pandangan Apresiatif Buku 2. Jakarta:
Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan
Salemba Humanika
Tinggi Pada Siswa SMA Negeri 1 Tenggarong Seberang. Jurnal Psikologi.
Kartono, K. (2007). Psikologi Anak : Psikologi
Fisip: 1, 382-394
Perkembangan. Jakarta : Mandar Maju 10
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang 2015
Rahayu, S . (2013). Minat Siswa Melanjutkan
Sarason, G.I, & Sarason, R.B. (1985). Social
Studi Ke Perguruan Tinggi Ditinjau Dari
Support:
Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Dan
Applications
Status Sosial Ekonomi Orang Tua Pada
Personal Relationship 4, 498-510
Siswa
Kelas
Jumapolo
Xi
Ips
Tahun
SMA
Ajaran
Ilmu
Pendidikan
Jurnal
Research
and
of
and
Social
Negeri Sarafino, E.P. (2006)
2012/2013
Health Psychology
Biopsychosocial
(Naskah Publikasi). Fakultas Keguruan Dan
Theordy,
interaktions.
Fifth
edition. USA. John wiley & Seas
Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
Stanley. L .(2007). Buku ajar Patologi Robbins Edisi 7. Jakarta: EGG
Shaleh,
A.W.
(2004).
Psikologi
Suatu
Dalam
Perspektif
Islam.
Pengantar
Sukendar,
U.
(2008).
Bimbingan
Jakarta: Prenada Media
Hubungan
Fungsi
dengan
Minat
Karir
Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Syah,
M. (2010).
Psikologi Pendidikan
Tinggi
pada
Siswa/Siswi
SMAN
7
Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Jakarta
PT. Remaja Rosdakarya
Fakultas Psikologi Universitas Islam
Shumaker,
A.Sally,
Brownell,A.
(Skripsi,
tidak
diterbitkan).
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta
(1984).
Toward a Theory of Social Support:
Sugiyono.
(2012).
Metode
Penelitian
Closing Conceptual Gaps. Jurnal of
Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung :
Social issues, 4, 11-36
Alfabeta
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor
Tarmidi, Rambe, R, R, A. (2010). Korelasi
Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Antara Dukungan Sosial Orang Tua dan
Cipta
Self‐Directed Learning pada Siswa
SMA. Jurnal Psikologi Indonesia, 1 216-
Sarwono, S. W. (2010). Psikologi Remaja.
223
Jakarta : Raja Grafindo Pustaka
Taylor, S.E. Peplau,L.T. Sears, D.O. (2009). Sardiman.
(2012)
Interaksi
dan
Motivasi
Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas.
Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Jakarta : Kencana Prenada Group
Grafindo Taylor, S.E. (2003). Health Psychology 3 th. Susanto,
A.
(2012)
Pembelajaran
di
Teori
Belajar
Sekolah
&
Edition, Boston: Mc GranHill.
Dasar. Windarto, R. (2013). Minat Siswa SMP Negeri
Jakarta: Prenadamedia Group
Melanjutkan
Pendidikan
ke
SMK
Sarason, G.I, & Sarason, R.B. (2009). Social
Ditinjau Dari Sosial Ekonomi Keluarga
support: Mapping the construct. Jurnal
Di Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan
of Social and Personal Relationship, 1.
Vokasi. 1. 113-116
113-120 Walgito, B (2003) Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Publisher 11