FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DURASI KALA III PERSALINAN Penulis, Mariah Ulfah, Prodi DIII Kebidanan STIKes Harapan Bangsa Purwokerto, email:
[email protected]
Abstract Third stage of labor is the period of time that begins when the baby is born and ends when the placenta is born entirely . Most of the deaths from postpartum hemorrhage occurs in the first few hours after birth means occurs in the third stage of labor , so that when the third stage is important for a midwife to perform midwifery care . ( Li et al, 1996). Removal of the placenta caused by several factors: the number of births , abortion , nullipara , use of analgesics and uterotonic placenta during the birth process , the position also affects the duration of the birth of the placenta. Preliminary studies conducted in Cilacap General Hospital said that there were cases of bleeding in Cilacap General Hospital in May 2013 as many as 10 cases of 147 births . While the incidence of retained placenta 1 case of 147 births . In June there were 4 cases of haemorrhage and retained placenta as much as 3 cases of 153 births , then the average birth the placenta is 10 minutes , so the authors are interested in examining the factors that influence the duration of labor in hospitals in June to July 2013. Results of the bivariate Chi Quadrat processing there is no relationship between the duration of parity with p value 0.076 , there was no association between the use of oxytocin induction of labor with a duration of Third Stage with p value 0.119 , there was no association between abortion history with time duration of three deliveries p value 0413 , there is a relationship between the duration with position with p value 0.000 childbirth . The most dominant factor affect the duration of labor is when the three maternal position Kala Three labor with 2.6 % risk of Third Stage duration of labor . Keywords : Duration , Third Stage duration of labor.
PENDAHULUAN Kala III persalinan adalah periode waktu yang dimulai ketika bayi lahir dan berakhir pada saat plasenta seluruhnya sudah dilahirkan. Sebagian besar kematian akibat perdarahan pasca persalinan terjadi pada beberapa jam pertama setelah kelahiran bayi artinya terjadi pada kala III persalinan, sehingga kala III merupakan kala yang penting bagi seorang bidan untuk melakukan asuhan kebidanan. (Li et al., 1996). Pelepasan plasenta disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: jumlah kelahiran, abortus, nullipara, penggunaan analgesik dan uterotonika pada saat proses kelahiran plasenta, posisi juga berpengaruh terhadap durasi lahirnya plasenta. Studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Cilacap menyebutkan bahwa terdapat kasus perdarahan di Rumah Sakit Umum Cilacap Mei 2013 sebanyak 10 kasus dari 147 kelahiran. Sementara kejadian retensi plasenta 1 kasus dari 147 kelahiran. Pada bulan Juni ada 4 kasus perdarahan dan retensi plasenta sebanyak 3 kasus dari 153 kelahiran, kemudian rata-rata lahirnya plasenta adalah 10 menit, sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap durasi kala III persalinan di RSUD Cilacap bulan Juli 2013. METODE Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survey pada ibu bersalin kala III persalinan di RSUD Cilacap Bulan Juni sampai dengan Juli 2013 dengan jumlah sample 76 ibu bersalin. Analisa univariat dengan melihat prosentase masing-masing variabel, analisa bivariat dengan Chi Kuadrat, sedangkan analisa multivariate dengan regresi logistik. Tujuan penelitian adalah bertujuan untuk menemukan bukti empiris berkaitan yaitu ingin mengetahui factor-faktor yang berpengaruh terhadap durasi Kala III persalinan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Univariat Variabel
Jumlah
Paritas Paritas 1 Paritas 2 Paritas ≥3 Total
Tabel.2 Distribusi Riwayat Aborsi Ibu Variabel Aborsi
f
%
35 19 22 76
46.1 25.0 28.9 100
Jumlah f
%
Tidak Ya
64 12
84.2 15.8
Total
76
100
Tabel.2 Distribusi penggunaan induksi oksi pada saat bersalin kala III Variabel Jumlah Penggunaan Oksitosin
f
%
Tidak Ya
59 17
77.6 22.4
Total
76
100
Tabel.3 Distribusi posisi ibu pada saat bersalin kala III Variabel Jumlah Posisi
f
%
Posisi setengah duduk Telentang Total
23 57 76
30.3 69.7 100
Tabel. 4 Distribusi Durasi Kala III Variabel
Jumlah
Lama Kala III ≤6 >6 Total
f
%
24 52 76
31.6 68.4 100
B. Analisis Bivariat
Tabel. 5 Tabel Silang Antara Paritas dengan Kala III Durasi Kala III Variabel Paritas 1 2 3
≤6 F 14 7 3 24
% 11.1 6.0 6.9 24.0
>6 f 21 12 19 52
% 23.9 13.0 15.1 52.0
Total F 35 19 22 76
% 46.1 25.0 28.9 100
P value = 0,076
Ho = diterima
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa paritas 1 lebih besar mengalami durasi lahirnya plasenta >6 menit sebesar 23.9% dibandingkan paritas 3 sebesar (15.1%), dan paritas 2 sebesar (13.0%), Hasil uji Chi squere dengan taraf signifikasi 5% diperoleh p value 0,076 yang berarti bahwa nilai p≤0,05, jadi Ho diterima, sehingga kesimpulannya tidak ada hubungan antara paritas bersalin kala III dengan Durasi Kala III. Tabel. 6 Tabel Silang Antara Riwayat Aborsi dengan Kala III Durasi Kala III Variabel Riwayat Aborsi Tidak Ya Total
≤6 F
>6 f
%
19 20.2 5 3.8 24 24.0 P value = 0,413
%
45 43.8 7 8.2 52 52.0 Ho = diterima
Total f
%
64 12 76
84.2 15.8 100
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa ibu yang tidak mengalami riwayat aborsi lebih besar mengalami durasi > 6 menit yaitu sebesar 43.8%, daripada ibu yang mengalami riwayat aborsi (8.2%), Hasil uji Chi squere dengan taraf signifikasi 5% diperoleh p value 0,413 yang berarti bahwa nilai p≤0,05, jadi Ho diterima, sehingga kesimpulannya tidak ada hubungan antara riwayat aborsi kala III dengan Durasi Kala III. Tabel. 7 Tabel Silang Antara Penggunaan Oksitosin dengan Kala III Durasi Kala III Variabel ≤6 Induksi oksi Tidak Ya Total
F
>6 %
f
Total %
f
%
16 18.6 43 40.4 59 59.4 8 5.4 9 11.6 17 17.0 24 24.0 52 52.0 76 100 P value = 0,119 Ho = diterima Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa ibu yang tidak mengalami induksi lebih besar mengalami durasi > 6 menit yaitu sebesar 40.4%, daripada ibu yang mengalami riwayat aborsi (11.6%), Hasil uji Chi squere dengan taraf signifikasi 5% diperoleh p value 0,119 yang berarti bahwa nilai p≤0,05, jadi Ho diterima, sehingga kesimpulannya tidak ada hubungan antara penggunaan induksi dengan kala III dengan Durasi Kala III.
Tabel. 8 Tabel Silang Antara Posisi dengan Kala III Durasi Kala III Variabel ≤6 >6 Posisi F % f % Posisi setengah 19 7.3 4 15.7 duduk Terlentang 5 16.7 48 36.3 Total 24 24.0 52 52.0 P value = 0,000 Ho = ditolak
Total F 23
% 30.3
53 76
69.7 100
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa ibu dengan posisi terlentang lebih besar (36.3%) mengalami durasi kelahiran plasenta >6 menit dibandingkan dengan ibu posisi setengah duduk (15.7%), Hasil uji Chi squere dengan taraf signifikasi 5% diperoleh p value 0,000 yang berarti bahwa nilai p≤0,05, jadi Ho ditolak, sehingga kesimpulannya ada hubungan antara posisi ibu bersalin kala III dengan Durasi Kala III. C. Analisis Multivariat
Variabel yang berpengaruh terhadap durasi kala III adalah posisi ibu. Kekuatan hubungan dari sebesar 42.179 Probabilitasnya adalah= 1/1+e-y = 1/1+2,7-(42.179) = 0.026 Dengan demikian probabilitas pasien untuk mengalami durasi > 6 menit adalah sebesar 2,6%. PEMBAHASAN Durasi kala III persalinan terbanyak > 6 menit yaitu sebesar 68.4%. hasil penelitian sebagai berikut. Hubungan Paritas dengan durasi Kala III persalinan. Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa bahwa ibu yang melahirkan 1 kali sebesar 46.1% Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa paritas 1 lebih besar mengalami durasi lahirnya plasenta >6 menit sebesar 23.9% dibandingkan paritas 3 sebesar (15.1%), dan paritas 2 sebesar (13.0%), Hasil uji Chi squere dengan taraf signifikasi 5% diperoleh p value 0,076 yang berarti bahwa nilai p≤0,05, jadi Ho diterima, sehingga kesimpulannya tidak ada hubungan antara paritas bersalin kala III dengan Durasi Kala III. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian Mahbeuh (2012)yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara paritas dengan durasi kala III persalinan. Hubungan riwayat aborsi dengan durasi Kala III Persalinan Prosentase ibu yang mengalami riwayat aborsi adalah 15.8% Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang tidak mengalami riwayat aborsi lebih besar mengalami durasi > 6 menit yaitu sebesar 43.8%, daripada ibu yang mengalami riwayat aborsi (8.2%), Hasil uji Chi
squere dengan taraf signifikasi 5% diperoleh p value 0,413 yang berarti bahwa nilai p≤0,05, jadi Ho diterima, sehingga kesimpulannya tidak ada hubungan antara riwayat aborsi kala III dengan Durasi Kala III. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mahbeuh (2012) bahwa riwayat aborsi tidak emmpengaruhi durasi kala III persalinan. Hubungan penggunaan induksi oksi pada saat bersalin kala III Dari hasil penelitian menyebutkan bahwa penggunaan drip oksitosin yaitu 22.4% Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa ibu yang tidak mengalami induksi lebih besar mengalami durasi > 6 menit yaitu sebesar 40.4%, daripada ibu yang mengalami riwayat aborsi (11.6%), Hasil uji Chi squere dengan taraf signifikasi 5% diperoleh p value 0,119 yang berarti bahwa nilai p≤0,05, jadi Ho diterima, sehingga kesimpulannya tidak ada hubungan antara penggunaan induksi dengan kala III dengan Durasi Kala III. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Mahbeueh (2012) yang menemukan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan induksi dengan durasi Kala III Persalinan. Hubungan posisi ibu pada saat bersalin kala III Prosentase posisi ibu bersalin kala III terbanyak adalah posisi terlentang yaitu 69.7%. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa ibu dengan posisi terlentang lebih besar (36.3%) mengalami durasi kelahiran plasenta >6 menit dibandingkan dengan ibu posisi setengah duduk (15.7%), Hasil uji Chi squere dengan taraf signifikasi 5% diperoleh p value 0,000 yang berarti bahwa nilai p≤0,05, jadi Ho ditolak, sehingga kesimpulannya ada hubungan antara posisi ibu bersalin kala III dengan Durasi Kala III. Hal ini sesuai dengan penelitian virgin (2013) et al bahwa rata-rata kelahiran plasenta dengan posisi setengah duduk akan lebih cepat diabndingkan dengan posisi terlentang. Hal ini sesuai dengan varney (1997) bahwa posisi tegak akan menggunakan gaya gravitasi dan mempercepat kelahiran plasenta. Faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap durasi kala III persalinan adalah posisi ibu bersalin Kala III persalinan dengan resiko 2.6% berpengaruh terhadap durasi Kala III persalinan. Hal ini sejalan dengan Posisi juga akan berpengaruh terhadap durasi kelahiran plasenta, menurut Sweet (2004) berjongkok merupakan posisi yang efektif untuk membantu pelepasan dan pengeluaran plasenta oleh adanya gaya gravitasi dan tekanan intraabdominal yang meningkat. Apabila seorang wanita menginginkan untuk meletakan bayinya didada dan menyusui bayinya maka akan meningkatkan oksitosin yang akan membantu pelepasan dan pengeluaran plasenta secara fisiologis. Disamping itu menurut Varney (1995) posisi elevated recumbent agar memudahkan penurunan dan pengeluaran ke vagina sebagai efek dari gaya gravitasi yang mana dengan memanfaatkan kekuatan posisi ketika wanita dalam posisi berdiri tegak. Hal ini sejalan dengan penelitian norma (2013) bahwa percepatan lahirnya plasenta pada posisi elevated adalah 4.0859 menit dengan standar deviasi 1.96174. sedangkan pada posisi terlentang adalah 8.9572 menit dengan standar deviasi 2.97778. KESIMPULAN 1.
Durasi Kala III persalinan ≤ 6 menit sebesar 31,6%
2. 3. 4. 5. 6.
Tidak terdapat hubungan antara paritas dengan durasi Kala III Perrsalinan. Tidak ada hubungan antara penggunaan induksi oksitosin dengan durasi Kala III persalinan. Tidak ada hubungan antara riwayat aborsi dengan durasi kala III persalinan. Ada hubungan antara posisi dengan durasi kala III persalinan. factor yang paling dominan berpengaruh terhadap durasi kala III persalinan adalah posisi ibu bersalin Kala III persalinan dengan resiko 2.6% berpengaruh terhadap durasi Kala III persalinan.
Daftar Pustaka Bennet, R. Ruth., Linda K. Brown. 1999. Myles Text Books For Midwifery. London: Churchill Livingstone Cunningham, Gary. 1995. Obstetri William. Jakarta: EGC. Mahbeubeuh, et al. 2012. The Duration of The Third stage of Labor and Related Factor. www.mui.ac.id . Diakses tanggal 12 Juli 2013. New Zealand College of Midwifery. 2006. The Third Stage of Labor. Diakses dari www.proquest.com tanggal 13 juli 2013 Norma, Virgin et al. 2013. Perbedaan Percepatan Lahirnya Plasenta antara Posisi Terlentang dan Elevated Recumbent. Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa. Pribakti, B. 2001. Penatalaksanaan Perdarahan Pasca Persalinan Akibat Retensio Plasenta. diakses dari http://www.tempo.co.id/medika/arsip/042001/sek-1.htm Saifuddin. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sofiyudin. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sweet, Betty. 2000. Mayes’ Midwifery A Textbook for Midwives 12th Edition. London: Bailliere Tindall. Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifery. London : Jones and Bartlett Publishers. Verrals, Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta: EGC.