PERAN GANDA DAN PENGEMBANGAN KARIER GURU-GURU PEREMPUAN DI SEKOLAH MUHAMMADIYAH DI KOTA SURAKARTA oleh *) Chusniatun. **) Kuswardhani. ***) Joko Suwandi *) Dosen Fakultas Agama Islam UMS **) Dosen Fakultas Hukum UMS ***) Dosen FKIP-UMS Abstract
he aims of this research gender are to describe; 1) The women teachers background at Muhammadiyah school – Surakarta have no ambition to be principal and 2) the relation with doubled role as house wife and teacher. The research subject is case study of women teachers at Muhammadiyah school-Surakarta. Data collection used is: in depth interview towards premmier sources and regarded to know their attitude carrier, while data analysis used Capacities and Vulnerabilities Analysis (CVA) technique. The research result showed that; 1)Women teachers background at Muhammadiyah school – Surakarta have no ambition to be principals, the reasons are; a) Carrier development system and principal candidates recruitment process is conducted by Dinas or foundation is not transparent; b) The role as house wife spend too much times and energy. 2) The conducting of doubled role of women teachers as house wife created role conflict in her profession, thus, structural carrier development did not do in good way. Keywords: Carrier development; doubled role; women teachers. untuk berperan ganda. Namun fakta ini
A. PENDAHULUAN Fenomena perempuan dianggap sebagai
makhluk
berkemampuan,
lemah sedikit
belum
sepenuhnya
disegala
pada
dan
kurang
kesetaraan
demi
sedikit
masyarakat. Budaya patriarki di Indonesia
terkikis oleh fakta sejarah. Meningkatnya
gender
berdampak
lapisan
ternyata masih begitu lekat.
tingkat pendidikan menjadi titik balik
Di lingkungan kerja, tidak semua
fenomena ini. Saat ini beberapa perempuan
perempuan mendapatkan hak yang sama
Indonesia telah mendapat kepercayaan
dengan rekan-rekan kerja laki-laki. Masih
menduduki posisi tertinggi dalam struktur
banyak
organisasi
memupus keinginan mereka untuk terjun
bisnis,
keagamaan.
Ini
sosial,
politik
membuktikan
dan
mereka
menjadi
perempuan
perempuan
yang
karier
terpaksa
struktural
mampu mengemban amanah dengan baik
karena kalah bersaing dengan laki-laki.
dan
Masalah kepantasan, keluangan waktu dan
mampu
membangun
kepercayaan
53
Peran Ganda dan Pengembangan Karier …. (Chusniatun, dkk.)
kebebasan
beraktivitas,
perempuan-
perempuan mendapat kendala.
mengelola waktu dan kesempatan sebaikbaiknya.
Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa
mengatur
keseimbangan
peran
Menjadi
pertanyaan
besar,
mengapa hal itu tidak terjadi pada guru
ganda antara pekerjaan rumah tangga dan
perempuan
tugas profesi sebagai guru tidaklah mudah.
Muhammadiyah di Kota Surakarta ?
Terlebih bagi bagi yang sudah berkeluarga
Berdasar hasil penelitian tahun pertama
dan
tentang
memiliki
anak
pasti
akan
di
sekolah-sekolah
Sosialisasi
Gender
Pada
menimbulkan konflik peran di keduanya.
Pembinaan Karier Guru-guru Perempuan
Tugas sebagai ibu rumah tangga banyak
di Lingkungan Lembaga Muhammadiyah
menguras tenaga dan perlu waktu yang
di Surakarta, menunjukkan bahwa guru-
banyak.
guru
Tidak
perempuan
rela
heran
banyak
mengabaikan
guru rintisan
karier struktural dan hanya menekuni tugas
di
sekolah
Muhammadiyah di kota Surakarta tidak berambisi menjadi kepala sekolah.
fungsional saja agar bisa membagi waktu untuk urusan keluarga.
perempuan
Berdasar
kenyataan
itu
akan
dilakukan penelusuran secara detil dan
Namun demikian bukan berarti
mendalam
untuk
mengetahui
alasan
semua perempuan tidak bisa menjadi
mereka tidak berambisi menjadi pejabat
perempuan karier sekaligus sebagai ibu
struktural dan akan dikaitkan dengan peran
rumah tangga. Salah satu kekuatan terbesar
ganda
yang dimiliki oleh seorang perempuan
penelitian adalah; 1) apa latar belakang
ialah
guru-guru
pengalaman
mengatur
dan
perempuan.
Maka
perempuan
rumusan
sekolah
mengorganisir segala sesuatu yang jauh
Muhammadiyah di Kota Surakarta tidak
lebih baik dari laki-laki. Bahkan beberapa
berambisi menjadi kepala sekolah ? dan 2)
perempuan karier memiliki jiwa keibuan
bagaimana hubungannya dengan peran
telah
gandanya ?
membuktikan
diri
bisa
lebih
memahami akan kebutuhan anggota tim
Perdebatan
tentang
kepantasan
kerja, sehingga berhasil menggerakkan
perempuan menjadi pemimpin sebuah
mereka mencapai tujuan organisasi secara
organisasi publik, seperti menjadi kepala
antusias. Halangan biologis yang ada
sekolah memang tidak secara terbuka,
seperti menstruasi, hamil, hingga menyusui
tetapi dalam benak masing-masing orang
menjadi
paham patriarkhi masih berbekas. Terlebih
54
wahana
latihan
bagaimana
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014
bagi
yang
memegang
teguh
religius
yang
Naml/16:97. Laki–laki dan perempuan
mengacu pada kaidah bahwa; (1) didalam
adalah mahluk Allah yang mempunyai
menetapkan
tidak
tanggung jawab yang sama sebagai hamba
diperbolehkan meninggalkan kaidah ushul,
Allah dan pemimpin dunia (QS al -
dimana yang diperhatikan umumnya lafadz
`Alaq/96:4
bukan khususnya sebab, (2) terdapat ayat
Baqoroh/2:30). Laki–laki dan perempuan
Al-Qur‟an (dalam surat An-Nisa‟ ayat 34)
tidak saling menyakiti (QS al–Maidah:12).
yang secara eksplisit menyatakan bahwa
Laki–laki dan perempuan mempunyai hak
laki-laki adalah pemimpin wanita, (3)
untuk melakukan hal yang diinginkannya
dalam konteks sejarah Islam bahwa al-
(QS al–Ahzab/33:72). Islam memberikan
khulafa’ al-Rosyidun dan kepemimpinan
keadilan kepada setiap individu dimanapun
dinasti-dinasti sesudahnya selalu dipegang
berada (QS al–A`raf/6:164) .
pemahaman
masih tekstual
suatu
hukum
QS
An–Nisa`/4:124
oleh kaum laki-laki. Disisi
lain
,
dan
QS
An–
adz–dzariyat/51:56,
al–
Apabila menilik perjalanan sejarah penganut
paham
kepemimpinan Islam, banyak dijumpai
kontekstual berpendapat bahwa; (1) dalam
tokoh politik perempuan (sulthanah dan
memahami hadis hendaknya diperhatikan
malikah) yang berhasil menjadi pemimpin
latar belakang dan keberadaan masyarakat
yang sangat disegani, seperti Sulthanah
pada saat munculnya hadis tersebut, yaitu
Radhiyyah (Turki), Zaynt al-Din Kamalat
pernyataan Nabi dalam menanggapi Putri
Syah (Sumatera), Sulthanah Syarajat al-
Kisra sebagai pemimpin Persi sama sekali
Duur
tidak membicarakan syarat kepala Negara;
(Spanyol), Malikah „Arwah (Yaman) dan
(2) dalam menilik konteks ayat Al-Qur‟an
masih banyak lagi.
tentang pemimpin wanita (Surat An-Nisa‟
(Mesir),
Zainab
al-Nafzawiyah
Pengakuan agak berbeda dengan
34) sebaiknya mendasarkan sabab al-
kepemimpinan
Nuzul, dimana dalam ayat tersebut yang
dipermasalahkan, tetapi dalam konteks
dimaksud adalah kepemimpinan dalam
kepemimpinan
rumah tangga.
kepala
Didalam ajaran Islam, nyata-nyata memberikan
kesempatan
yang
politik
sosial
yang
seperti
banyak
menjadi
sekolah/madrasah,
kepala
poliklinik, ketua posyandu dan yang lain
sama
sangat sedikit dibicarakan, kecuali yang
kepada laki–laki dan perempuan untuk
berkaitan dengan upacara (doa, wali) yang
berprestasi, seperti yang tercantum dalam
tetap dipercayakan kepada laki-laki.
55
Peran Ganda dan Pengembangan Karier …. (Chusniatun, dkk.)
Jabatan kepala sekolah sebagai
kemampuan
menyerap
salah satu jabatan sosial merupakan jabatan
perilaku
karier struktural tertinggi di lingkungan
khusus calon kepala sekolah.
sekolah dan merupakan jabatan yang paling
strategis
komponen
untuk
yang
ada
menggerakkan dalam
sistem
selama
materi
mengikuti
serta
pelatihan
Tugas utama kepala sekolah adalah mengelola sekolah
semua yang
komponen
sistem
meliputi;
manajemen, kesiswaan,
pendidikan nasional. Untuk itu diperlukan
pelaksanaan
kurikulum,
orang-orang yang benar-benar memiliki
ketenagaan,
sarana-prasarana
kapabilitas dan kompetensi yang mumpuni.
lingkungan. Untuk itu kepala sekolah harus
Permendiknas Nomor 28 Tahun
memiliki tiga keterampilan dasar antara
2010 mengatur segala sesuatu tentang
lain; 1) ketrampilan konseptual, dalam
kepala sekolah secara rinci mengatur;
memahami dan mengoperasikan orang; 2)
syarat-syarat
ketrampilan
guru
tambahan
yang
diberi
sebagai
tugas
manusia,
dan
untuk
kepala
membudayakan etos kerja dan kerjasama
sekolah/madrasah, penyiapan calon Kepala
dalam organisasi, termasuk memotivasi,
Sekolah/ Madrasah, proses pengangkatan
memimpin,
kepala sekolah/madrasah, masa tugas,
mengembangkan komunikasi timbal balik;
pengembangan keprofesian berkelanjutan,
3) ketrampilan teknis, ketrampilan dalam
penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah,
menggunakan
dan mutasi dan pemberhentian tugas guru
teknik,
sebagai kepala sekolah/madrasah. Pada
menyelesaikan tugas (Pidarta,1998:136).
peraturan ini tidak ada pernyataan yang membatasi guru perempuan berpartisipasi. Depdiknas beberapa
syarat
sekolah/madrasah,
(2011) bagi antara
menetapkan calon lain:
kepala (1)
membagi
peran
pengetahuan,
dan
dan
metode,
perlengkapan
untuk
Dalam studi kepemimpinan ada tahapan yang harus dilakukan para calon pemimpin
kapabel.
Tahapan
tersebut
terangkum dalam istilah pengembangan karier.
Secara
harafiah
pengertian
persyaratan administrasi, (2) pengalaman
pengembangan karier (career development)
dan kemampuan khusus sebagai nilai
adalah
tambah, kemampuan membuat karya tulis
mengikatkan
(lembar tugas), (3) potensi untuk menjadi
tujuan-tujuan karier. Sedangkan secara
kepala sekolah, (4) pemahaman terhadap
operasional pengembangan karier menurut
kebijakan dan program pendidikan, dan (5)
Hackman & J. Lloyd Suttle (2007:546)
56
membuat dirinya
keputusan untuk
dan
mencapai
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014
adalah suatu rangkaian kegiatan kerja yang
menyusui) dan keluarga. Sedangkan laki-
bersifat
pada
laki lebih memiliki independensi atau tidak
peningkatan tingkat tanggungjawab, status,
terlalu terikat dengan masalah-masalah
kekuasaan dan ganjaran.
perempuan itu. Selain itu masih ada faktor-
sinambung
menuju
Pengembangan karier berdimensi
faktor
lain
yang
mempengaruhi
ganda ditinjau dari sisi organisasi/institusi
pengembangan karier perempuan, antara
sekolah dan dari sisi pelaku karier (guru).
lain:
Dari sisi institusi sekolah, merupakan
interpersonal,
keharusan dalam rangka meningkatkan
insidental yang kemungkinan dapat terjadi
kualitas output dan outcome pendidikan,
pada mereka, seperti; perkosaan dan
termasuk
pelecehan seksual.
memberi
kesempatan
memanfaatkan potensi para guru secara penuh,
baik secara fungsional (guru
profesional)
maupun
secara
struktural
tujuan-tujuan
hidup,
dan
perilaku
masalah-masalah
Notosusanto, Smita & Purwandari (1997) memiliki penilaian yang sama, bahwa
perempuan
dihadapkan
pada
(menduduki jabatan puncak sebagai kepala
perlakuan dikotomi peran jender yang
sekolah).
bersifat kodrati dan sosialisasi, yaitu
Sedangkan
dari
sisi
guru,
pelaksanaan program pembinaan karier
mengalami
secara
memberikan
seperti; menstruasi, kehamilan, melahirkan
keuntungan yang jelas pada kepuasan
dan menyusui, serta mengalami konflik
pengembangan pribadi
peran sebagai konsekuensi peran ganda
terencana
akan
dan kehidupan
masa
dilakoni.
perubahan
Persoalan
biologis,
kerja yang berkualitas (Flippo,2010:267-
yang
lain
yang
271).
berhubungan dengan pengembangan karier Ditinjau dari proses pengembangan
individual para guru perempuan adalah
karier sebagai bentuk aktualisasi diri pada
fokus pengembangan yang ditekankan
sesuatu pekerjaan antara laki-laki dan
pada sikap dan perilaku individual, yang
perempuan, Hasibuan, M.S.P (2001:98)
mencakup; latihan diagnostic dan prosedur
menemukan perbedaan perspektif yang
untuk
sangat mendasar dari keduanya. Kaum
menentukan “siapa saya” dari segi potensi
perempuan dalam mengembangkan karier
dan kompetensinya. Proses ini meliputi
lebih
pertimbangan-
suatu pengecekan realitas untuk membantu
pertimbangan yang berhubungan dengan
guru perempuan menuju suatu identifikasi
kodrat kewanitaan (menstruasi, hamil dan
yang
didasarkan
pada
membantu
bermakna
perempuan
dari
tersebut
kekuatan
dan
57
Peran Ganda dan Pengembangan Karier …. (Chusniatun, dkk.)
kelemahan
dan
dorongan
untuk
peran
kontemporer
perempuan
dan
perempuan melibatkan diri pada peran di
kelemahan-kelemahan
yang ada.
dimana
peran
mengimplementasikan kekuatan dirinya mengoreksi
modern,
adalah
seorang
luar rumah tangga, yaitu sebagai wanita
Kodrat
perempuan
berperan
karier. Peran rumah tangga diserahkan
sebagai ibu rumah tangga telah melekat
sepenuhnya
erat di opini masyarakat umum dimana
tangga, sehingga mereka bias lebih focus
saja. Setelah banyak perempuan yang
mengembangan kariernya.
melibatkan diri pada pekerjaan diluar rumah
sebagai
wanita
karier,
maka
kepada
pembantu
rumah
Sebagai perempuan yang memiliki peran ganda pasti tidaklah mudah untuk
mulailah perempuan memiliki peran ganda.
menjalankan
Perempuan tidak lagi sebagai „konco
bersamaan. Padahal peran seorang ibu
wingking’, dan sekaligus hanya berperan
rumah tangga yang sekaligus sebagai
pada kegiatan seputar dapur (memasak),
perempuan karier haruslah berjalan secara
sumur (mencuci), dan kasur (melayani
beriringan dan harus terlaksana dengan
kebutuhan
Peran
baik, apabila tidak dapat mewujudkan
perempuan saat ini berkembang, tidak lagi
maka pastilah akan menimbulkan konflik
terbatas pada peran di dalam rumah tangga
Ranakusuma (2014) .
saja
tetapi
biologis
di
suami).
sektor
tersebut
secara
Seperti
Bagi perempuan yang mengalami
dikemukakan Adhiatama (2011:7), bahwa
konflik peran ganda menurut Yuniarsih
peran perempuan dikelompokkan menjadi
(2013) akan mengurangi interaksi dan
tiga, yaitu peran tradisional, transisi, dan
model pengasuhan anak serta berdampak
kontemporer. Peran tradisional merupakan
pada komitmennya terhadap lembaga atau
peran
organisasi tempat bekerja. Hal lain yang
perempuan
lain.
peran
bersuami
yang
berhubungan dengan pekerjaan rumah
nampaknya
tangga yang tidak berbayar; peran transisi
keorganisasian adalah stres kerja yang
merupakan
peran
bersumber pada beban tugas di rumah
tradisional menuju peran kontemporer.
tangga dan beban tugas pekerjaan karier.
Perempuan berperan sebagai pembantu
Ditinjau dari kinerja perempuan yang
suami dalam mencari nafkah dengan
mengalami konflik peran ganda, hasil
bekerja disektor produktif di luar rumah,
penelitian Anggraini (2010) menunjukkan
walaupun pada lingkup yang terbatas; dan
bahwa ada hubungan negatif antara konflik
58
peran
transisi
dari
mempengaruhi
komitmen
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014
peran ganda dan kinerja di lingkungan
tidak
kerja pada perempuan yang bekerja.
jabatan struktural di sekolah.
Konflik bersumber dari rumah lebih
atau
belum
pernah
Pengumpulan
menduduki
data
penelitian
banyak dipengaruhi oleh intensitas beban
menggunakan
kerja rumah tangga yang sangat banyak
mendalam pada sumber informasi guru-
serta sikap suami dan anak-anak yang
guru perempuan yang dipilih berdasar
tidak/belum memberikan dukungan moril
referensi dari guru dan pimpinan sekolah,
dan emosional terhadap pekerjaan istri/ibu.
serta pimpinan sekolah yang mengetahui
Sebagian
membebankan
perilaku pengembangan karier di sekolah.
hampir semua pekerjaan rumah tangga
Selanjutnya data di analisis menggunakan
kepada ibu rumah tangga. Sedangkan yang
Tehnik Capacities and Vulnerabilities
bersumber dari lingkungan kerja adalah
Analysis/CVA
jadwal kerja yang tidak mendukung peran
Sugiarti,2002:85).
ganda perempuan, rotasi yang tidak tepat,
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembagian kerja, tidak tersedia tempat
Ambisi
penitipan anak dan ruangan menyusui dan
Struktural
dari
mereka
lain sebagainya.
(Handayani
Mengembangkan
&
Karier
Muhammadiyah di Kota Surakarta banyak
Penelitian kualitatif jenis studi kasus 2009:77)
mengeksplorasi pengembangan perempuan
wawancara
Saat ini guru perempuan di sekolah
METODE PENELITIAN
(Sukmadinata,
metode
di
akan
tinggi, hampir 60% berpendidikan sarjana
masalah
satu (S1), beberapa lulusan S2 dan satu
karier
guru-guru
orang berpendidikan S3. Disamping itu
lembaga
pendidikan
suatu
ini
yang memiliki kemampuan akademik yang
banyak
yang
memiliki
organisasi
pengalaman
Muhammadiyah di Kota Surakarta dengan
mengelola
batasan terperinci, memiliki pengambilan
dilingkungan
data yang mendalam, dan menyertakan
masyarakat, seperti menjadi wakil kepala
berbagai sumber informasi baik guru yang
sekolah, pengelola unit kegiatan sekolah,
bersangkutan dan pimpinan sekolah.
pengurus Aisyiyah ranting dan pengurus
sekolah
sosial, maupun
baik di
Subyek penelitian adalah guru-
PKK, darma wanita dan lain-lain. Mereka
perempuan
sekolah-sekolah
ini dinilai memiliki kemampuan dan
Muhammadiyah di Kota Surakarta yang
potensi untuk diorbitkan menjadi pimpinan
guru
di
lembaga pendidikan. Seperti dikatakan
59
Peran Ganda dan Pengembangan Karier …. (Chusniatun, dkk.)
Nurnida Setyaningsih Kepala SMKM 1
(Kepala SDM 18), Fattul Izzah (Kepala
Surakarta, bahwa tidak ada keraguan
SDM 21), Endang Nur Muliastuti (Kepala
sedikitpun
SDM 22), Muslimah Sri Sularni (Kepala
terhadap
perempuan,
diangkat
SDM Surya Mentari), Dwiyani Prastiyanti
Pengakuan
(Kepala SMP 6), Nurnida Setyaningsih
kemampuan perempuan juga diakui oleh
(Kepala SMKM 1), Ely Ulliun (kepala
Suraji, kepala SMKM 2 Surakarta. „Pada
SMKM 4) dan Darwati (Kepala SMAM 2).
dasarnya ibu-ibu itu memiliki kemampuan
Kesepuluh
untuk menjadi kepala sekolah, cuma
mengelola
kepercayaan
memiliki prestasi yang tidak kalah dengan
menjadi
termasuk
kemampuan
kepala
bila
sekolah.
diri
saja
yang
perlu
ditumbuhkan‟.
perempuan potensi
sekolah
itu
dengan
berhasil baik
dan
sekolah yang dipimpin kaum laki-laki.
Berdasarkan menemukan
perempuan
hasil
beberapa yang
lebih,
wawancara contoh
dianggap
guru
banyak yang memiliki potensi ternyata
memiliki
hampir sebagian dari mereka ini tidak
Sri
memiliki ambisi pribadi untuk menduduki
Rahayuningsih, Endang Susilowati, Basar
jabatan struktural disekolah. Kalaupun ada
Susanti dari SMKM 4, Ari Susilowati
kesempatan
SMKM 1, Sri Insiyah, Ety Ariyanto dan
struktural biasanya sebagian besar kurang
Kus Endah dari SMAM 1, Fran Hastuti
percaya
Guru SPM 1, Nuraini guru SDM 16
menghindar dengan menunjuk teman lain
Surakarta dan yang lain. Selain secara
dari kalangan laki-laki. Ini menunjukkan
akademis dan masa kerja sudah memenuhi
bahwa ambisi pribadi masing-masing guru
syarat menjadi peserta seleksi kepala
perempuan untuk maju dalam berkarier
sekolah, mereka juga memenuhi syarat
struktural sangat rendah. Alasan utama
khusus
yaitu
mereka tidak tertarik meniti karier ada dua,
cabang/ranting
yaitu; pengembangan karier dari lembaga
Selayaknya
dan dinas tidak jelas; serta pertimbangan
mereka ini segera menyusul beberapa
peran ganda, yaitu mengutamakan urusan
perempuan
mampu
rumah tangga. Penolakan atas dasar alasan
mengelola sekolah dengan baik, seperti;
peran ganda disampaikan oleh Syaifudin,
Ning Rumiyati (Kepala SDM 5), Siti
Kepala SMP Muhammadiyah 1 Surakarta
Muyasaroh (Kepala SDM 6), Muslimah
dan mantan Kepala SMP Muhammadiyah
yang
sebagai
antara
Kenyataan yang terjadi, walaupun
ditetapkan
pengurus
lain;
PDM,
Muhammadiyah/Aisyiyah.
60
yang
terbukti
diri
untuk
dan
merintis
mereka
karier
berusaha
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014
5 Surakarta, beliau menyatakan bahwa
serta disisi lain waktu dan tenaga harus
berdasarkan
juga dicurahkan untuk urusan rumah
kepala
pengalamannya
sekolah
penolakan
sering
guru-guru
sebagai
menghadapi
perempuan
saat
tangga. Peran Sebagai Ibu Rumah Tangga
diberi tugas mengelola kegiatan atau
Walaupun
emansipasi
mengikuti kegiatan pengembangan yang
diterima
tidak
dengan
kenyataannya isteri tetap dibebani tugas
pengembangan karier fungsional. Kalau
mengurus rumah tangga dan anak sebagai
yang
bentuk
ada
hubungannya
berkait
dengan
kepentingan
masyarakat
peran
luas,
telah
tradisional
tetapi
(Adhiatama,
fungsional (sertifikasi guru) tidak ada
2011:7). Ada beberapa pekerjaan di rumah
satupun yang menolak. Hal ini dibenarkan
yang bisa dilakukan oleh suami, tetapi
oleh Suwartinah salah satu guru SDM 16
banyak juga pekerjaan yang sepantasnya
dan guru-guru di semua sekolah.
tetap
Rendahnya
ambisi
dilakukan
perempuan,
seperti
menduduki
berbelanja ke pasar, memasak, mengurus
jabatan sebagai rintisan menjadi kepala
anak, mencuci, menyeterika, menyapu,
sekolah digambarkan oleh sikap Fran
merawat tanaman hias dan sebagainya.
Hartuti guru SMPM 1 Surakarta, saat
Seperti dikemukakan oleh Siti Nurjanah
ditanya kalau seandainya ditunjuk sebagai
bahwa suami dan anak-anaknya sangat
wakil kepala sekolah, jawabannya; “wah
memahami tugas kerjanya sebagai guru,
apa mampu pak dan juga nggak mau repot
yang
saya, sudahlah yang muda-muda yang
administrasi
belum punya tanggungan (rumah tangga)
dirumah, maka saat itu suami dan anak-
banyak‟. Ini menunjukkan bahwa ketidak
anak
percayaan diri bisa melaksanakan tugas
meringankan
sebagai kepala sekolah sangat tinggi, selain
tangganya. Saat isteri tidak repot, sebagian
itu pertimbangan konflik peran ganda
besar pekerjaan dibebankan kepada isteri.
perempuan menjadi pertimbangan umum.
saat
bahu
ini
banyak
yang
harus
pekerjaan diselesaikan
membahu beban
tugas
membantu rumah
Berdasarkan realita itu maka guru-
Konflik peran ganda sebagian
guru perempuan sekolah Muhammadiyah
besar dialami oleh para perempuan yang
di Surakarta ini sebenarnya tidak lagi
berkarier di luar rumah. Mereka dituntut
masuk kategori berperan tradisional, tetapi
untuk menjadi guru professional dengan
sudah masuk dalam kategori berperan
segala macam tugas dan konsekuensinya,
transisi. Bahkan sebagian sudah masuk
61
Peran Ganda dan Pengembangan Karier …. (Chusniatun, dkk.)
dalam peran kontemporer, yaitu menekuni
diakui sebagai kepala keluarga, tetapi tidak
pekerjaan professional sebagai pekerjaan
egois dan otoriter.
mandiri bukan lagi sekedar membantu suami dalam bidang tugas terbatas. Permasalahan
Dari hasil wawancara mendalam dalam
rangka
pengumpulan
data,
guru-guru
selanjutnya dapat dideskripsikan secara
perempuan muda ternyata lebih komplek
umum pelaksanaan peran ganda guru-guru
dibanding guru-guru tua, mereka secara
perempuan adalah sebagai berikut;
ekonomi
Pagi hari
belum
mapan
dan
kurang
pengalaman dalam mengurus anak-anak
Umumnya guru perempuan sebagai
dan rumah tangga. Terlebih bagi yang
istri bangun lebih pagi dibanding anggota
memiliki anak yang masih kecil-kecil dan
keluarga yang lain. Tugas utama di pagi
tidak memiliki pembantu rumah tangga
hari adalah menyiapkan sarapan dan
atau bantuan dari kerabat.
keperluan sekolah anak dan suami. Bagi
Agak berbeda dengan kondisi guru
yang memiliki anak kecil masih harus
perempuan yang telah memiliki anak-anak
memandikan dan menyuapinya, sedangkan
yang sudah besar (dewasa), tugas di rumah
sebagian suami membantu membersihkan
banyak yang dilimpahkan ke masing-
rumah dan menyiapkan keperluan kerja
masing anak, sehingga beban mengurus
untuk diri sendiri. Setelah selesai sarapan
rumah tangga menjadi ringan. Namun
mengantar anak kesekolah, atau tempat
demikian berdasar analisis peran ganda di
penitipan (bagi anak yang belum sekolah)
sekolah
dapat
sekalian berangkat kerja. Kemungkinan
disimpulkan bahwa telah terjadi konvensi
yang lain tugas mengantar anak dilakukan
antar suami dan isteri. Mereka; 1) saling
oleh suami. Semuanya tergantung siapa
pengertian diantara keduanya dengan tidak
yang longgar waktu dan pertimbangan
terlepas dari sikap saling memahami tugas
efektivitas perjalanan.
Muhammadiyah
dan kewajiban masing-masing, khususnya
Sesampai
di
sekolah,
guru
suami memahami tugas istri sebagai guru;
perempuan melaksanakan tugas
wajib
2) saling membutuhkan dan menghargai
sebagai
antara keduanya; 3) tidak memisahkan
mengadakan evaluasi pembelajaran sesuai
jenis pekerjaan di dalam keluarga atas
jadwal
dasar peran gender; 4) laki-laki tetap
melaksanakan tugas administrasi lainnya
pendidik,
yang
telah
mengajar
ditetapkan
sampai jam bertugas selesai.
62
dan
dan
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014
Siang hari Saat
Malam hari masih
jam
kerja,
guru
Seusai sholat maghrib, tugas isteri
perempuan ada yang harus keluar kantor
adalah
untuk
masih
menemani anak belajar, mempersiapkan
menyusui) atau menjemput anaknya yang
segala sesuatu untuk mengajar esok hari.
sekolah pulang antara jam 10.00 sampai
Setelah anak-anak tidur, tugas lain sudah
dengan jam 12.00 untuk dibawa ke kantor
menunggu, yaitu menyeterika pakaian
atau diantar pulang. Ada pula yang
anak, suami dan pakaian dirinya sendiri,
menyediakan ASI dengan model deposit.
mencuci pakaian, menyiapkan keperluan
Bagi yang pulang siang, waktu pulang
sekolah
kerja ada yang masih harus menjemput
sebagainya, termasuk melayani suami.
anaknya yang lain dari sekolahan lain.
Biasanya istri tidur paling akhir dan
Tetapi kalau jam kerja sampai sore hari,
bangun paling awal.
menyusui
(bagi
yang
menyiapkan
anak
dan
makan
suami
malam,
esok
dan
seperti di SMKM 1 dan SD/SMPM PK
Dari paparan kegiatan para guru
urusan anak diserahkan kepada suami atau
perempuan itu menunjukkan betapa berat
orang lain yang di upah.
tugas
Setiba dirumah sebagai isteri, guru perempuan
harus
menyiapkan
makan
peran
ganda
seorang
guru
perempuan.
Selain
harus
bertanggungjawab
melaksanakan
tugas
siang. Biasanya hanya memanasi masakan
rumah tangga yang luar biasa banyaknya
pagi
dan
juga harus menunaikan tugas profesi yang
menyajikannya. Dari beberapa pengakuan,
juga tidak ringan. Kemungkinan terjadi
sebagian besar memang tidak memasak.
konflik peran ganda bagi perempuan karier
Tetapi kalau mereka atau anak-anak pulang
sangat besar. Seperti yang dikatakan
sore, mereka membekali anak makan siang
Yuniarsih (2013), bahwa perempuan karier
atau member uang saku lebih untuk jajan.
rentan mengalami konflik peran ganda dan
Sore hari
akan
atau
Istri
membeli
memasak
di
warung
untuk
makan
berdampak
pada
berkurangnya
interaksi dan model pengasuhan anak serta
malam/makan sore. Apabila ada acara
berdampak pada kinerjanya.
pertemuan PKK/Aisyiah atau pengajian,
Sikap Suami Atas Rintisan Karier Isteri
istri
keluar
rumah
kadang
dengan
Bagaimanapun
kepenerimaaan
membawa anak atau kalau ditinggal bapak
suami yang memiliki isteri berkarier di luar
yang harus menjaganya.
rumah beragam. Ada yang membolehkan
63
Peran Ganda dan Pengembangan Karier …. (Chusniatun, dkk.)
karena
bisa
keluarga,
membantu
ada
yang
mereka tidak melarang isteri untuk bekerja
membatasi
di luar rumah asal dapat mengatur waktu
kegiatan kesibukan isteri di sekolah.
untuk menunaikan tugas rumah tangganya.
Terutama
pula
perekonomian
suami
memiliki
Kelompok kedua adalah kelompok
penghasilan tinggi. Ditinjau dari kesadaran
mayoritas dimana suami-suami guru-guru
dalam membantu atau meringankan beban
perempuan
tugas rumah tangga, kepenerimaan suami
sukarela mau membantu sebagian tugas
terbagi
menjadi
Kelompok
yang
dua
pertama
Muhammadiyah
dengan
(2)
kelompok.
rumah tangga isteri, seperti; membersihkan
adalah
kelompok
rumah, mengantar sekolah anak, mengurus
dimana para suami tetap membebankan
keperluannya
tugas rumah tangga sepenuhnya dipundak
Kelompok ini terdiri suami-suami yang
isteri, walaupun sudah ada pembantu.
memiliki kesadaran atas hak isteri untuk
Kelompok
berkarya
ini
terdiri
dari
dua
sub
sendiri
dan
dan
sekaligus
lain-lain.
membantu
kelompok, satu sub kelompok suami-suami
perekonomian keluarga. Umumnya mereka
yang memiliki pekerjaan yang banyak
bekerja
menyita waktu dan tenaga, sehingga tidak
Kesepakatan-kesepakatan
punya waktu untuk membantu pekerjaan
tangga tidak dilakukan dengan perjanjian
utama para isteri di dalam rumah tangga.
tetapi berdasar pada fenomena sosial yang
Suami-suami ini tidak melarang isteri
saat ini berkembang di masyarakat modern
bekerja sebagai guru tetapi membatasi
saat ini. Artinya perempuan bekerja di luar
kesibukannya. Sedangkan sub-kelompok
rumah sebagai sesuatu yang lumrah di
yang lain terdiri dari suami-suami yang
masyarakat.
masih memiliki waktu luang tetapi tidak
sebagai
Menurut
pendidik
Nurnida
dalam
juga. rumah
Setyaningsih,
mau membantu tugas rumah tangga isteri.
guru perempuan yang termasuk sebagai
Hal ini disampaikan oleh Kepala SMKM 1
isteri
Nurnida Setyaningsih, Siti Nurjanah guru
bersikap pasif dalam usaha pembinaan
SDM 11 dan Syaifudin kelama SMPM 1.
karier struktural dan cenderung terkesan
Menurutnya
melaksanakan
masih
ada
suami
guru
kelompok
pertama
umumnya
tugas
perempuan Muhammadiyah yang masih
„menggugurkan
memilah tugas perempuan dan laki-laki
Kesibukan mengurus rumah tangga yang
secara
menurutnya
banyak menyita waktu dan tenaga menjadi
Sebenarnya
alasan utama.
tegas.
jumlahnya
64
sangat
Namun sedikit.
wajib‟
sekedar sebagai
guru.
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 24, No. 2, Desember 2014
Guru perempuan Muhammadiyah
memiliki banyak waktu dan tenaga, karena
yang termasuk isteri kelompok kedua
tidak
sebenarnya memiliki kesempatan membina
tangga. Mereka ini dinilai telah mampu
karier lebih baik dari isteri kelompok
mengelola tugas rumah tangga sedemikian
pertama, karena mereka masih memiliki
rupa, sehingga tidak direpotkan lagi,
banyak waktu dan tenaga untuk menekuni
seperti
karier sebagai guru di sekolah, tetapi tidak
mengangkat
semua
belum atau tidak memiliki anak,
memanfaatkan
itu.
Seperti
disibukkan
oleh
meminta
urusan
bantuan
pembantu
rumah
kerabat,
rumah
tangga, atau
dikemukakan oleh Bambang Sujianto,
anak-anaknya sudah besar-besar dan bisa
wakasek
dan
mandiri mengurus diri sendiri. Tetapi perlu
diperkuat oleh pernyataan Tri Kuat kepala
diketahui bahwa mereka ini belum tentu
SMAM 1 hanya sebagian guru perempuan
memiliki ambisi untuk menjadi kepala
yang
sekolah. Apalagi bagi guru perempuan
kurikulum
antusias
SMKM
menjalankan
2
fungsinya
sebagai guru secara maksimal, dia banyak
yang telah berumur.
terlibat aktif dalam kegiatan keguruan,
SIMPULAN
aktif dalam berbagai kegiatan persekolahan
Latar
dan
kepengurusan
guru-guru
kepanitiaan
perempuan sekolah Muhammadiyah di
sebagai bentuk rintisan pengembangan
Kota Surakarta tidak berambisi menjadi
karier struktural.
kepala
Kebanyakan
serta
belakang
alasan
utama
sekolah
pengembangan
adalah; karier
1)
struktural
sistem dari
perempuan yang tidak aktif melakukan
lembaga dan dinas tidak transaparan,
pengembangan karier adalah „tidak mau
khususnya
repot‟ dan kepercayaan diri rendah, tetapi
perekrutan calon kepala sekolah; 2) peran
mereka
soal informasi dan proses
mengatakan
karena
alasan
sebagai ibu rumah tangga banyak menyita
mengurus
rumah
tangga.
waktu dan tenaga, sehingga banyak yang
Sayangnya ini banyak terjadi pada guru-
mengesampingkan upaya pengembangan
guru muda usia yang penuh potensi.
karier struktural.
kesibukan
Sebagian yang terlibat aktif adalah yang
65
Peran Ganda dan Pengembangan Karier …. (Chusniatun, dkk.)
DAFTAR PUSTAKA Adhiatama, D. 2011. Peran Ganda Perempuan Dalam Keluarga Nelayan ( Studi Kasus di Desa Sendang Sikucing Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Skripsi. FISUNNES. Anggraini, H. 2010. Hubungan Konflik Peran Ganda dan Kinerja di Lingkungan Kerja pada Ibu yang Bekerja di RSUD Blambangan, Banyuwangi. Skripsi, Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Departemen Agama RI. 1993. Al-Qur`an dan Terjemahnya. Jakarta Depdiknas. 2011. Pedoman Seleksi Calon Kepala Sekolah. Jakarta: Dirjen DikdasmenDirektorat Tenaga Kependidikan. Flippo, E.B. 1991. Manajemen Personalia. (Terjemahan). Jilid 1. Jakarta. Erlangga. Hackman, R & Suttle, J. L. 1997. Improving Life at Work. St. Monica, California. Goodyear. Handayani, Trisakti dan Sugiarti, (2002), Konsep dan Teknik Penelitian Gender, Malang:: UMM Press. Hasibuan, M.S.P, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Bumi Notosusanto, S & Purwandari, E.K (Penyunting). 1997. Perempuan dan Pemberdayaan. Jakarta: Program Studi Kajian Perempuan PPS-UI. Pidarta, M. 1998. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Ranakusuma, O.I. 2014. http://www.esensi.co.id/family/parenting/228-republicans-plan-toblock-consumer-agency-job.html Sukmadinata, Nana Syaodih, 2009, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Yuniarsih, DF. 2013. Konflik Peran Ganda, Stres Kerja dan Komitmen Keorganisasian pada Guru Wanita. Tesis. http://library.gunadarma.ac.id//repository/view/3752635 diakses pada tanggal 29 September 2014.
66