Linguistika Akademia Vol.3, No.1, 2014, pp. 29~50 ISSN: 2089-3884
KETIDAKTEPATAN PENGUCAPAN BAHASA INGGRIS ORANG JEPANG DI SERIAL ANIME ONE PIECE SERI 615-620 Ahmad Faqihudin e-mail:
[email protected] ABSTRACT Inappropriateness of pronouncing English is often met by us in any countries that do not use English as main language, unexcepted in Japan. In the one piece’s film that is Japan anime’s production, we can find many inappropriateness of pronouncing English. Based on phonology, their pronunciation is very confusing to be understood. This paper aims to describe their error in pronouncing English. The method used in this research is the method of phonemic articulatory equality because this analysis concerns in the phonic system. The result of the analysis shows that inappropriation in English for Japanese is because some phonemes and syllables form in English are not finding in Japan. Such as in word ‘law’ that pronounced /lɔ: / however by Japanese is prouounced /rɔ: /. Both sounds [r] and [l] are different phoneme. Both phonemes are /r/ and /l/. Different phoneme in any words can make other meaning in other words. In addition Japaneses syllable form in English indirectly like make English into Japanese language because they pronounce the sounds with Japanese rule not English rule in phonology. Key words: Japan, phonology, phoneme, English.
ABSTRAK Ketidaktepatan pengucapan berbahasa Inggris sering kita temui dinegara yang tidak berbahasa Inggris, tak terkecuali di Jepang. Di dalam film one piece yang merupakan film anime produksi Jepang bisa kita temui banyak pengucapan mereka yang tidak tepat. Berdasarkan fonologi pengucapan mereka sangat parah. Paper ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan mereka ketika mengucapkan bahasa Inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah padan fonemik artikulatoris karena analisisnya terfokus pada sistem bunyi. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketidaktepatan dalam pengucapan berbahasa Inggris orang Jepang disebabkan karena adanya beberapa fonem dan juga bentuk silabe yang tidak dimiliki oleh bahasa Jepang di bahasa Inggris. Seperti kata ‘law’ yang sebenarnya diucapkan /lɔ:/ tapi oleh pengisi suara di ucapkan /rɔ:/. Antara bunyi [r] dan [l] merupakan fonem yang berbeda, yaitu fonem /r/ dan /l/ dan itu bisa membedakan makna dalam kata. Selain itu bentuk silabe mereka ketika mengucapkan bahasa Inggris secara tidak langsung seperti membahasa Jepangkan bahasa Inggris
30
karena mereka mengucapkannya dengan aturan bahasa Jepang bukan bahasa Inggris. Kata kunci: Jepang, Fonologi, Fonem, Bahasa Inggris.
A. PENDAHULUAN Jepang merupakan salah satu negara maju yang masih berpegang teguh dengan kebudayaannya. Salah satunya yaitu tentang bahasa, sehingga tak salah jika Nurcholis Madjid mengatakan tentang Jepang bahwa menjadi modern tidak berarti meninggalkan budayanya sendiri (the Japan Foundation, 2005: iv). Namun, dalam sebuah serial anime yang bisa dikatakan sangat terkenal di dunia yaitu one piece, di dalamnya terdapat sejumlah nama dan jurus yang menggunakan bahasa Inggris. Akan tetapi pengucapan masih kurang tepat, bahkan bisa dikatakan jauh dari pengucapan orang 1 Inggris asli. Hal itu sungguh ironis melihat film tersebut telah tersebar keseluruh penjuru dunia. Diambil dari showbiz liputan6.com komik film tersebut telah mencapai angka 345 juta tersebar keseluruh dunia (http://showbiz.liputan6.com/read/754054/komik-one-piece-sudahdicetak-345-juta-kopi-di-seluruh-dunia). Jumlah angka yang tidak sedikit bagi industri cerita fiksi (komik). Banyak ketidaktepatan ucapan mereka yang bisa ditemui di dalam film tersebut. Semisal pengucapan nama Smoker yang merupakan salah satu karakter di film/ komik tersebut. Smoker /sʊmɔkʌro/ (pengucapan orang Jepang) r /sməʊ.kə / (pengucapan orang Inggris asli) Dari contoh di atas kita bisa membedakan keduanya memiliki perbedaan yang mencolok. Perbedaan yang mencolok tersebut bisa dilihat diakhir kata dimana orang Jepang mengucapnya dengan [ro] 1 Penulis lebih menekankan pada bahasa Inggris British yang diambil dari Oxford Learner’s Pocket Dictionary dan Cambridge Advance Learner’s Dictionary 3rd Edition.
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014 : 29 – 50
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
31
sedangkan orang Inggris asli mengucapkannya dengan berakhir alveolar stop [r]. Hal itu terjadi karena dijepang tidak memiliki bunyi alveolar stop [r] sehingga mereka mengucapkannya dengan [ro]. Antara bunyi alveolar stop [r] dengan silabe [ro] itu berbeda sehingga bisa mengubah satu arti. Adapun perbedaan pada bunyi vocal [ʌ] dan [ə] yang menempel difonem velar /k/ adalah karena bunyi [ʌ] lebih dekat posisinya dengan bunyi [o] yang posisinya berada dibelakang. Posisi bunyi [ʌ] berada ditengah. Disisi lain bunyi [ə] di dalam bahasa Jepang tidak ada sehingga mereka mengucapkanya dengan bunyi [ʌ]. Pengucapan orang Jepang tersebut bisa membingungkan orang Inggris asli karena pengucapannya yang berbeda. Bahkan, bisa jadi orang Inggris saat mendengar orang Jepang mengucapkan kata tersebut tidak tahu itu adalah kata bahasa Inggris. Contoh lain ketidaktepatan pengucapan bahasa Inggris orang Jepang yang ditemukan dalam serial film tersebut adalah kata ‘Brook’. Kata tersebut juga merupakan salah satu nama karakter difilm/komik tersebut. Brook
/bʊrokʊ/ (pengucapan orang Jepang) /brʊk/ (pengucapan orang Inggris asli)
Terdapat perbedaan yang hampir sama dengan contoh sebelumnya. Kesamaan terebut terlihat diakhir bunyi. Lihatlah antara bunyi [kə] dan velar stop [k]. Di Jepang tidak memiliki bunyi velar stop [k] tapi memiliki silabel /kʊ/ sehingga bunyi [k] tersebut tetap diikuti bunyi vokal [ʊ]. Begitupula pada bunyi sillabel konsonan rangkap (KK), di Jepang tidak memiliki bunyi rangkap konsonan [br] sehingga orang Jepang tetap menggunakan fon [ʊ] setelah fonem /b/. Kedua bunyi tersebut tetap memiliki perbedaan yang akan membingungkan orang Inggris asli. Antara [bʊro] dan [brʊ] itu merupakan bunyi yang berbeda. Dan ini bisa berarti yang berbeda jika terdengar oleh orang Inggris asli atau bahkan tidak tahu apa artinya itu walaupun orang Jepang tidak mempermasalahkan bunyi [bʊro] dan [brʊ]. Dari kedua contoh di atas terjadi karena perbedaan cara bunyi mereka dalam berbahasa. Hal itu terjadi karena di Jepang Ketidaktepatan Pengucapan Bahasa Inggris Orang Jepang dalam Serial Anime One Piece Seri 615-620 (Ahmad Faqihudin)
32
yang merupakan salah satu Negara yang dasarnya menggunakan tiga huruf yakni Kanji, Hiragana dan Katakana. Huruf Hiragana dan 2 Katakana tergolong kedalam huruf phonogram wajar saja jika mereka kurang bisa mengucapkan konsonan stop dan paduan konsonan (sillabel konsonan). Paduan konsonan bersillabel di dalam bahsa Jepang biasanya pada bunyi ky, hy, ny, my, ry, gy, by, py, sh, dan ch selain itu biasanya jarang dipadu dengan konsonan lain (http://mizucha.wordpress.com/2012/04/07/pelafalan-bunyi-huruf-hidalam-bahasa-jepang/). Hal itu berbeda dengan bahasa Inggris yang menggunakan tulisan latin yang memiliki satu bunyi tiap huruf walaupun juga memilki aturannya sendiri dalam silabel. Contoh kekeliruan dalam pembacaan tersebut hanyalah sebagian kecil yang ada di film tersebut terlebih di Jepang. Tentunya masih ada banyak lagi ketidaktepatan orang Jepang tersebut di dalam bahasa Inggris. Apalagi jika dilihat dari tataran fonologis lainnya seperti alofon, alomorf, morfonologi, intonasi dan lain sebagainya. Kemudian penelitian tentang ketidaktepatan orang Jepang di dalam film one piece seri ke 615-620 ini akan menjadi pembahasan lanjut dalam tulisan ini. Seri ini hanya sebagian kecil dari film tersebut maka sumber data sebenarnya masih banyak lagi yang bisa kita temukan di film tersebut. Selain itu, penelitian ini cukup difokuskan pada satu permasalahan saja, yaitu faktor penyebab ketidaktepatan dalam pelafalan bahasa Inggris. Karena penelitian ini berkaitan dengan dua bahasa yang memiliki aksara dan cara pembacaan yang berbeda, maka metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan fonetik artikulatoris, yakni metode padan yang alat penentunya adalah bunyi yang dihasilkan dalam bahasa. Selain itu penulis juga menggunakan metode analisis perspektif, yang selanjutnya dianalisis dengan kaidah-kaidah yang benar.
B. LANDASAN TEORI Paper ini mengkaji tentang perbedaan bunyi dalam suatu kata antara bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Oleh karena itu teori yang 2
Phonogram adalah Jenis huruf yang melambangkan bunyi tertentu (Teruko, 2008: 2). Untuk melihat huruf Jepang bisa dilihat di lampiran.
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014 : 29 – 50
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
33
digunakan adalah teori bunyi distingtif dan bunyi tidak distingtif milik Trubetzkoy. Beliau merupakan salah satu tokoh aliran Praha yang berasal dari keturunan bangsawan Rusia. Karyanaya yang terkenal dalam kajian fonologi adalah Principles of Phonology, yang diselesaikan minggu-minggu terakhir hidupnya (Ubaidillah, 2013: 29). Bunyi merupakan salah satu unsur utama dalam suatu bahasa tutur khususnya bahasa manusia yang merupakan alat berkomunikasi. Melalui bunyi, bahasa bisa disalurkan oleh pemberi pesan ke si penerima dengan suara/ bunyi. Hal itu karena bahasa pada prinsipnya digunakan oleh para pemakainya sebagai pembawa pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain (Aziez dan al Wasilah, 1996: 9). Namun di dalam bahasa Inggris lafal dan ejaan bunyi terkadang tidak sejalan dengan huruf yang ada. Kita bisa melihat bunyi huruf a dalam kalimat berikut: Dane’s father, who lives in a village in America, called my Dad many times. Huruf a yang tak miring dan bercetak tebal (ada tujuh buah) mempunyai bunyi yang berbeda satu sama lain. Huruf a yang pertama berbunyi [ei], yang kedua [ɑ:], yang ketiga [i], yang keempat [ə], kelima [ɔ:], ke enam [æ], dan yang terakhir [e] (Widarso, 1989:31). Itulah mengapa ilmu khusus tentang bunyi diperlukan agar kita bisa membedakan bunyi dalam suatu kata. Dan kita juga bisa mengucapkannya dengan baik. Dalam ilmu bahasa atau linguistik, ilmu yang mempelajari tentang bunyi adalah fonologi. Menurut Jiah Fauziah di dalam modul English Phonetics and Phonology menjelaskan bahwa “Phonology studies how the sounds are used and organized in the system of a language” (2012:1). Sedangkan menurut Abdul Chaer di bukunya Linguistik Umum memberi penjelasan bahwa fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa (1994: 102). Dari pengertian di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa fonologi merupakan suatu ilmu bahasa yang mengkaji bunyi terstruktur dalam suatu bahasa. Selain itu fonologi telah menjadi satu ilmu istimewa terhadap inti linguistik semantik pasca studi linguistic karya Saussure (Ricoeur, 2012: 25). Ketidaktepatan Pengucapan Bahasa Inggris Orang Jepang dalam Serial Anime One Piece Seri 615-620 (Ahmad Faqihudin)
34
Dalam kajian fonologi terdapat dua cabang lainnya yaitu fonetik dan fonemik. Fonetik mempelajari bunyi bahasa tanpa menghiraukan arti. Ada dua macam fonetik yaitu fonetik akustik dan fonetik artikulator. Sedangkan fonemik mempelajari bunyi-bunyi bahasa yang membedakan arti. Fonem terbagi menjadi fonem segmental dan fonem suprasegmental. Kedua istilah tersebut merupakan definisi fonologi aliran Amerika, sedangkan aliran Eropa atau aliran Kontinental menggunakan dua istilah saja yaitu fonetik dan fonologi. Pengertian fonetik sama dengan definisi aliran Amerika sedangkan pengertian fonologi agak berbeda, yaitu: cabang ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa yang membedakan arti (Soeparno, 2002: 79-80). Dalam penetian ini penulis akan menitik beratkan pada kajian fonemik. 1. Klasifikasi bunyi Pada umumnya, bunyi bahasa bisa dibedakan atas vokal dan konsonan. Perbedaan bunyi vokal dan konsonan adalah arus udara dalam pembentukan bunyi vokal, setelah melewati pita suara, tidak mendapat hambatan apa-apa; sedangkan dalam pembentukan bunyi konsonan arus udara itu masih mendapat hambatan atau gangguan. Bunyi konsonan ada yang bersuara dan ada yang tidak; yang bersuara terjadi apabila pita suara terbuka sedikit, dan yang tidak bersuara terjadi apabila pita suara terbuka agak lebar. Adapun untuk bunyi vokal semuanya bersuara sebab dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit (1994: 113). 2. Klasifikasi vokal Bahasa Inggris dan bahasa Jepang yang merupakan jenis bahasa yang berbeda banyak atau sedikit keduanya pasti memiliki jenis vokal yang berbeda. Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan dan diberi nama berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut. Posisi lidah bisa bersifat vertikal bisa bersifat horizontal. Secara vertikal dibedakan adanya vokal tinggi, misalnya bunyi [i:] dan [u:] baik bahasa Inggris maupun bahasa Jepang ada bunyi tersebut. Vokal tengah, misalnya bunyi [e] dan [ə], di Jepang tidak memiliki bunyi [ə] namun di Jepang memiliki vocal tengah tinggi [e:] yang tidak dimiliki oleh bahasa Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014 : 29 – 50
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
35
Inggris (Wahyuni, dkk; 2010: 4). Vokal rendah misalnya [a] dan di Jepang memiliki bunyi vokal rendah tinggi [a:]. Secara horizontal dibedakan adanya vokal depan, misalnya [i:], [ɪ], [ɜ] dan [e]; vokal pusat misalnya [ə] dan [ɜ:] ; dan bunyi vokal belakang misalnya bunyi [u] dan [o]. kemudian menurut bentuk mulut dibedakan adanya vokal bundar dan vokal tak bundar. Vokal bundar seperti bunyi [u] dan [o] dan bunyi tak bundar seperti bunyi [i] dan [e] (1994: 113). Berikut table bunyi vokal: 1.1 Table bunyi vocal bahasa inggris: Depan tinggi
pusat
i: ɪ
u: ʊ (e) ɜ
tengah
belakang
ə ɜ:
ɔ
ʌ
ɒ
æ (a)
rendah
ɑ:
Sumber: buku modul English Phonetics and Phonology hal. 31
1.2 table bunyi vokal Jepang: Depan tinggi tengah rendah
pusat
i: ɪ
belakang
u: ʊ ɔ:
(e) / e: (a) a:
ʌ
ɒ
Sumber: Fonologi Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia. Pdf. Hal. 4
3. Klasifikasi Konsonan Seperti bunyi vokal, bunyi konsonan antara bahasa Inggris dan bahasa Jepang juga memiliki perbedaan. Bunyi konsonan biasanya dibedakan atas tiga patokan kriteria, yaitu posisi pita suara, tempat Ketidaktepatan Pengucapan Bahasa Inggris Orang Jepang dalam Serial Anime One Piece Seri 615-620 (Ahmad Faqihudin)
36
artikulasi, dan cara artikulasi (1994: 116). Pada umumnya bahasa Jepang memiliki konsonan sama seperti di bahasa Inggris kecuali bunyi [l], [ʒ] dan [ŋ]. Bunyi [l] dan [ʒ]sama sekali tidak dijumpai dalam bahasa Jepang, sedangkan bunyi [ŋ] merupakan alofon dari /n/. Fonem /n/ akan berbunyi [n] jika berada diawal dan tengah sebuah kata sedangkan bunyi [ŋ] kalau berada di akhir sebuah kata atau jika disusul oleh /k/ dan /g/ (2010: 6). contoh: /nasu/ [nʌsʊ] /san/ [sʌŋ] /genki/ [geŋkɪ] /kangaeru/ [kʌŋgaerʊ]
‘terung’ ‘tiga’ ‘sehat’ ‘berpikir’
4. Struktur Silabel Silabel menurut Sudaryanto merupakan satuan fonik primer, sedangkan fona adalah sekunder, meskipun keduanya sama-sama konkrit (1985: 243). Oleh karena itu baik bahasa Jepang dan bahasa Inggris keduanya memiliki silabel dan memiliki sruktur silabelnya sendiri. Dalam bahasa Inggris struktur silabel minimal hanya V (a=eɪ) dan struktur terbanyaknya tiga konsonan depan, satu vokal inti, dan empat konsonan belakang (KKKVKKKK) (strengths = streŋθs). Dalam bahasa Inggris terdapat kurang lebih 16 bentuk struktur silabel yang bisa kita temukan (2012: 45). Sedangkan dalam bahasa Jepang terdapat 4 bentuk struktur silabel. Mulai dari yang terkecil yaitu bentuk V seperti a=[ʌ], bentuk KV seperti ka=[kʌ], bentuk KSV (konsonan semi vokal dan konsonan) seperti kya=[kyʌ], dan SV (semi vokal dan vokal) seperti ya=[yʌ] (http:// mizucha.wordpress.com/2012/04/07/pelafalan-bunyi-huruf-hidup-da lam-bahasa-jepang/). Di sisi lain, bentuk silabel di Jepang kebanyakan berbentuk vokoid. Karena banyak silabel mereka yang diucapkannya dengan bibir yang terbuka (berakhiran vokal).
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014 : 29 – 50
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
37
C. DATA Berikut ini merupakan data yang oleh penulis kumpulkan dari pelafalan orang Jepang diserial anime One Piece seri 615-620:
BAHASA SUMBER
BUNYI DALAM BAHASA JEPANG
BUNYI DALAM BAHASA INGGRIS
1
LAW
/rɔː/
/lɔː/
2
SMILE
/sʊmaɪrʊ/
/smaɪl/
No.
n
3
CLOWN
/krɔ /
/klaʊn/
4
PUNK
/ pʌŋko/
/pʌŋk/
5
HAZARD
/hʌzʌrdo/
/ˈhæz.əd/
6
WHITE
/waɪtɔ/
/ waɪt/
7
BLOW
/brɔː/
/bləʊ/
8
GRIZZLY
/grɪzərɪ/
/grɪz.li/
9
MAGNUM
/mʌgnʌmʌ/
/mæg.nəm/
10
SHIELD
/sɪrdɔ/
/ʃiːld/
11
GIRL
/gʌrɔ/
/gɜːl/
12
MISSILE
/mɪsaɪrʊ/
/ˈmɪs.aɪl/
13
SECOND
/sekɔndɔ/
/ˈsek. ə nd/
D. HASIL PENELITIAN Seperti yang telah dijelaskan di atas penelitan ini akan menggunakan teori Trubetzkoy yaitu bunyi distingtif dan bunyi tidak distingtif untuk melihat ketidaktepatan pengucapan orang Jepang difilm tersebut. 1. Law Ketidaktepatan Pengucapan Bahasa Inggris Orang Jepang dalam Serial Anime One Piece Seri 615-620 (Ahmad Faqihudin)
38
Di dalam film, kata law diucapkan oleh pengisi suara dengan /rɔː/ padahal orang Inggris mengucapkannya dengan /lɔː/. Antara bunyi [r] dan [l] itu jelas sangat berbeda. Untuk membuktikannya kita bisa membandingkannya dengan metode minimal pair fonem tersebut dalam bahasa Inggris dibawah ini: Low [l] [ə] [ʊ] Row [r] [ə] [ʊ] Antara bunyi [l] di dalam kata ‘low’ dengan bunyi [r] di dalam kata ‘row’ jelas membedakan makna. Bunyi [l] dalam kata ‘low’ berarti ‘not high or tall’ (Oxford dictionary, 2011: 262). Sedangkan bunyi [r] dalam kata ‘row’ berarti ‘line of people or thing’ (Ibid: 385). Dari contoh di atas jelas bahwa bunyi [l] dengan bunyi [r] merupakan fonem yang berbeda yaitu fonem /l/ dan /r/. karena keduanya merupakan fonem yang berbeda maka keduanya pun bisa membedakan makna. Sehingga pengucapan orang Jepang tersebut bisa membedakan makna jika terdengar oleh penutur asli bahasa Inggris. Adapun alasan orang Jepang mengucapkan kata law dengan /rɔː/ karena di Jepang tidak ada fonem /l/ seperti yang telah dijelaskan dilandasan teori di atas. 2. Smile Di dalam film tersebut pengisi suara mengucapkan smile dengan /sʊmaɪrʊ/, padahal orang Inggris asli mengucapkannya dengan /smaɪl/. Dalam kasus ini menitik beratkan pada perbedaan struktur silabel kedua bahasa. Dalam bahasa Jepang fonem /s/ tidak bisa bertemu dengan fonem /m/. entah didepan, tengah atau belakang. Fonem /s/ hanya bisa berpasangan dengan fonem /h/ bisa didepan, tengah, dan belakang (http://mizucha.wordpress.com/2012/04/07/pelafalan-bunyi-huruf-hidalam-bahasa-jepang/). Misalnya dalam kata-kata berikut: Depan: /Oishi:/ [oiʃɪ] (enak) Tengah: /ashita/ [ʌʃɪtʌ] (besok) Belakang: /sukoshi/ [sʊkoʃɪ] (sedikit)
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014 : 29 – 50
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
39
Adapun dalam bahasa Inggris fonem /s/ bisa dipasangkan dengan fonem /m/. Dalam bahasa Inggris semua konsonan silabel bisa berada didepan kecuali fonem /ŋ/ (2012: 47). Berikut rumusnya: Syllable initial: #_V Misal: spot, smell, school, dsb Dalam kasus ini pada dasarnya baik bunyi maupun fonem pada kedua bahasa sama yaitu bunyi [s] dan fonem /s/. Namun perbedaan penggunaan silabellah yang menjadikan berbeda. Dalam bahasa Inggris berbentuk KKV=/smaɪ/, sedangkan dalam Jepang berbentuk KVKV = /sʊmaɪ/. Adapun bunyi terakhir di fonem /l/ Jepang mengucapkannya dengan bunyi [ru] hal itu karena di Jepang tidak memilki bunyi [l] atau fonem /l/ seperti pada pembahasan sebelumnya. 3. Clown n Kata clown di serial anime tersebut diucapkan dengan /krɔ / padahal kata tersebut diucapkan oleh orang Inggris asli dengan /klaʊn/. Perbedaan pengucapan tersebut terlihat jelas pada silabe /kr/ dan /kl/ seperti yang telah djelaskan sebelumnya bahwa fonem /l/ dan /r/ itu berbeda yang bisa membedakan arti. Bunyi tersebut bisa mengandung arti lain jika terdengar oleh orang Inggris asli. Sedangkan bunyi akhir fonem /n/ di Jepang tidak terlalu jelas pengucapannya. Hal itu mungkin karena biasanya orang Jepang melafalkan fonem /n/ dibelakang dengan bunyi [ŋ] sehingga mereka mengucapkan /n/ tidak jelas. Adapun pengisi suara mengucapkan bunyi [n] dengan tidak jelas karena mencoba untuk beradaptasi dengan pengucapan orang Inggris tersebut. Selain itu ternyata orang Jepang juga bisa mengucapkan silabe /kr/ seperti dikata tersebut. 4. Punk Pengisi suara mengucapkan kata tersebut dengan /pʌŋko/ padahal orang Inggris asli mengucapkanya dengan /pʌŋk/. Perbedaan terlihat jelas pada akhir kata. Seperti yang telah dijelaskan dilandasan teori bahwa karakter silabe Jepang
Ketidaktepatan Pengucapan Bahasa Inggris Orang Jepang dalam Serial Anime One Piece Seri 615-620 (Ahmad Faqihudin)
40
3
merupakan vokoid dan jarang yang kontoid sehingga dalam kata tersebut pengisi suara mengucapkannya dengan tambahan bunyi vokal [o]. Adapun dibahasa Inggris memiliki keduanya dan jumlahnya pun lebih banyak tidak seperti di Jepang yang terbatas. Bunyi tersebut bisa membedakan makna. Seperti dalam kata dibawah ini: 1. Coy /kɔɪ/ (malu-malu kucing) 2. Cock /kɒk/ (ayam jantan) Fonem pertama pada kata ‘coy’ merupakan bentuk vokoid sedangkan yang kedua pada ‘cock’ merupakan bentuk kontoid dan keduanya memiliki arti yang berbeda. Sehingga kata ‘punk’ yang dilafalkan oleh orang Jepang dalam pengisi suara tersebut di atas bisa jadi memiliki arti yang lain jika didengar oleh orang Inggris asli. 5. Hazard Kata tersebut diucap oleh pengisi suara dengan /hʌzʌrdo/ padahal orang Inggris asli mengucapkannya dengan /ˈhæz.əd/. perbedaan itu terlihat pada fonem vokal /ʌ/, /æ/dan /ə/. Selain itu juga silabe vokoid atau kontoid. Untuk bunyi vokal bahasa Jepang mungkin tidak terlalu signifikan membedakan makna dalam bahasa Inggris karena fonem vokal merupakan fona sekunder seperti yang telah dijelaskan oleh Suparno yang mangatakan bahwa fona merupakan unsur formal dan merupakan hasil analisis tidak langsung dihayati oleh si penuturnya (1985: 244). Yang menjadi masalah adalah bentuk silabe seperti pada kata sebelumnya di atas. Orang Jepang menggunakan silabe /do/ padahal penutur asli menggunakan /əd/. Antara /do/ dan /əd/ merupakan bentuk silabe fonem yang berbeda. Karena berbeda maka akan memunculkan makna yang berbeda pula bila dirangkai dengan kata lain. Hal tersebut bisa dilihat pada contoh dibawah ini: 1. Code /kəʊ.d/ (kode) 2. Coda /ˈkəʊ.də/ (jeda dalam music) . 3
Kontoid merupakan bentuk silabe yang tertutup (1985: 245)
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014 : 29 – 50
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
41
Dari kedua perbandingan contoh di atas maka jelaslah bahwa kata yang diucapkan oleh si pengisi suara dalam kata ‘hazard’ bisa memiliki arti yang lain bagi pendengar yang merupakan orang Inggris asli.
6. White Pengisi suara difilm tersebut mengucapkan kata ‘white’ dengan /waɪtɔ/ sedangkan orang Inggris asli mengucapkannya dengan / waɪt/. Perbedaan pengucapan tersebut terlihat pada akhir kata. Orang Jepang mengucapkannya dengan bentuk vokoid padahal orang Inggris asli mengucapkannya dengan kontoid. Antara bentuk vokoid dan kontoid seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa keduanya bisa membedakan arti satu sama lain. Jika kata ‘white’ yang diucapkan oleh orang Jepang tersebut terdengar oleh penutur asli bahasa Inggris, bisa jadi mereka orang Inggris asli tidak paham. Karena pengucapannya berbeda. 7. Blow Kata ini diucapkan oleh si pengisi suara dengan /brɔː/ padahal penutur asli bahasa Inggris mengucapkannya dengan /bləʊ/. Kesalahan pengucapan pengisi suara tersebut terdapat pada silabe pertama yaitu /br/ padahal penutur asli bahasa Inggris mengucapkannya dengan /bl/. Sedangkan bunyi terakhir samasama vokoid. Antara bunyi [r] dan [l] merupakan fonem yang berbeda yaitu fonem /r/ dan /l/ yang membedakan makna. Hal itu juga terjadi jika berada di bentuk silabe. contoh: 1)Brush [b] [r] [ʌ] [ʃ] (kuas) 2) Blush [b] [l] [ʌ] [ʃ] (merah muka) Selain itu, pada kata ‘blow’ ternyata pengisi suara mampu mengucapkan bunyi silabe [b] dan [r] yang pada umumnya sulit Ketidaktepatan Pengucapan Bahasa Inggris Orang Jepang dalam Serial Anime One Piece Seri 615-620 (Ahmad Faqihudin)
42
diucapkan walaupun sebenarnya diucapkan oleh penutur asli dengan bunyi silabe [b] dan [l]. 8. Grizzly Kata ini oleh pengisi suara diucapkan dengan /grɪzərɪ/ sedangkan penutur asli mengucapkannya dengan /grɪz.li/. perbedaan ini terletak di akhir kata, lagi antara /zərɪ/ dengan /zli/. Antara fonem /r/ dan /l/ telah dijelaskan pada sebelumnya bahwa keduanya adalah fonem yang berbeda. Sedangkan pada pengucapan orang Jepang di bunyi [zə] tersebut disebabkan karena orang Jepang terbiasa menggunakan bunyi yang vokoid. Bunyi kata ‘grizzly’ jika diucap oleh orang Jepang akan terdengar agak aneh dan mungkin akan membuat kita sedikit tidak paham jika tidak melihat transkripnya di film tersebut. 9. Magnum Pengisi suara difilm tersebut mengucap kata ini dengan /mʌgnʌmʌ/ sedangkan penutur bahasa Inggris asli mengucapkannya dengan /mæg.nəm/. Pengucapan tersebut jelas berbeda. Hal itu terlihat difonem ucapan orang Jepang yang lebih menggunakan vokoid. Semua fonem diucapkan terbuka. Sedangkan penutur asli bahasa Inggris yang menggunakan kontoid. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa antara kontoid dan vokoid juga bisa memberi makna yang berbeda. Selain itu pada fonem vokal, pengisi suara tersebut mengucapkannya dengan fonem /ʌ/ semua. Sedangkan penutur asli bahasa Inggris menggunakan variasi /æ/ dan /ə/. Perbedaan ini terjadi karena orang Jepang jarang atau tidak ditemui vokal /æ/ dan /ə/. Kedua perbedaan ini tentu saja akan memberi arti yang berbeda pula bagi yang mendengarnya. 10. Shield Kata ini diucapkan oleh pengisi suara dengan /sɪrdɔ/ sedangkan penutur Inggris asli mengucapkannya dengan /ʃiːld/. Kita bisa lihat kekeliruan orang Jepang dalam mengucapkan kata itu. Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014 : 29 – 50
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
43
Kesalahan pertama terletak pada bunyi pertama yaitu bunyi [s]. Antara bunyi [s] dengan bunyi [ʃ] merupakan bunyi yang berbeda. Kita bisa melihat dalam minimal berikut: 1. She [ʃ] [i:] (dia pr.) 2. Sea [s] [i:] (laut) Dari contoh di atas jelas bahwa bunyi [s] dengan bunyi [ʃ] adalah bunyi yang berbeda, sehingga bunyi tersebut merupakan fonem yang berbeda yaitu /s/ dan /ʃ/. Karena ini fonem yang berbeda maka dalam kata pun bisa membedakan makna. Jadi pengucapan orang Jepang tersebut bisa berbeda makna jika terdengar oleh penutur asli bahasa Inggris. Sedangkan pada bunyi kata terakhir pengisi suara tersebut mengucapkannya silabe vokoid. Padahal penutur asli bahasa Inggris mengucapkannya dengan kontoid. Antara vokoid dan kontoid juga bisa membedakan makna seperti yang dijelaskan sebelumnya. Sehingga pada kata ini ada dua kesalahan pengisi suara dalam mengucapkan kata ‘shield’, yaitu perbedaan fonem /s/ dengan fonem /ʃ/ dan bentuk silabe. 11. Girl Pada kata ini pengisi suara mengucapkannya dengan /gʌrɔ/, padahal penutur asli Inggris mengucapkannya dengan /gɜːl/. kesalahan fatal pengisi suara terdapat pada bunyi vocal [ʌ] dan bunyi vokoid [rɔ]. Padahal penutur asing mengucapkannya dengan bunyi [g] [ɜː] [l] dan kontoid. Antara bunyi vokal [ʌ] dengan [ɜː] itu berbeda. Untuk membuktikannya kita lihat kata berikut: Girl [g] [ɜː] [l] (gadis) Gull [g] [ʌ] [l] (burung camar) Dari contoh di atas jelas bahwa bunyi [ɜː] dengan [ʌ] merupakan fonem yang berbeda yaitu fonem /ɜː/ dan /ʌ/ karena masing-masing bisa membedakan makna. Disisi lain bunyi terakhir pengisi mengucapkannya dengan bentuk vokoid padahal penutur asli mengucapkannya dengan kontoid. Bentuk itu seperti yang telah dipaparkan sebelumnya akan memberi makna yang berbeda. Jadi Ketidaktepatan Pengucapan Bahasa Inggris Orang Jepang dalam Serial Anime One Piece Seri 615-620 (Ahmad Faqihudin)
44
dikata ‘girl’ ini terdapat dua kesalahan yang diucapkan oleh pengisi suara yaitu bunyi vokal dan bentuk silabe diakhir kata. 12. Missile Kata ini oleh pengisi suara diucapkan dengan /mɪsaɪrʊ/ padahal penutur asli mengucapkannya dengan /ˈmɪs.aɪl/. Kita bisa lihat bunyi pengisi suara dalam mengucapkan kata itu [m] [ɪ] [s] [aɪ] [r] [ʊ]. Dari bunyi tersebut jelaslah berbeda dengan penutur asli. Pada penutur asli diakhir kata tidak ada bunyi [r] dan [ʊ]. Yang ada hanya bunyi [l] diakhir kata. Antara bunyi [r] dan [l] telah dijelaskan sebelumnya bahwa keduanya merupakan fonem yang berbeda sehingga akan membedakan makna. Adapun bunyi [ʊ] di pengucapan orang jepang disebabkan karena kebiasaan orang jepang yang mengucapkan kata dengan vokoid dibanding kontoid. Padahal bentuk kontoid dan vokoid dalam bahasa inggris bisa membedakan makna. Jadi pada kata ‘missile’ ini terdapat dua kesalahan diantaranya bunyi [r] dan [l] yangmerupakan fonem yang berbeda dengan bentuk silabe akhir yaitu bentuk vokoid padahal penutur asli menggunakan kontoid. 13. Second Pada kata ini pengisi suara mengucapkan dengan /sekɔndɔ/ padahal penutur asli mengucapkannya dengan /ˈsek. ə nd/. Pada bunyi [s] [e] [k] [ɔ] [n] [d] [ɔ] oleh orang Jepang dengan [s] [e] [k] [ə] [n] [d] oleh penutur asli terdapat dua bunyi yang berbeda. Diantaranya yaitu bunyi [ɔ] oleh orang Jepang, padahal penutur asli mengucapkannya dengan bunyi [ə]. Pada kasus ini seperti yang telah dijelaskan dilandasan teori di atas, bahwa orang Jepang tidak memiliki fonem /ə/ sehingga mereka mengucapkannya dengan bunyi [ɔ] semua. Padahal antara bunyi [ɔ] dengan bunyi [ə] merupakan fonem yang berbeda. Disisi lain cara pengucapan orang Jepang seperti yang sudah-sudah, mereka mengucapkannya dengan silabe vokioid. Padahal penutur asli mengucapkannya dengan kontoid. Perbedaan ini dikata ‘second’ juga mengalami kesalahan. Paling Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014 : 29 – 50
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
45
tidak ada dua kesalahan orang jepang tersebut, yakni bunyi vocal dan bentuk silabe.
E. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data di atas, peneliti bisa mengambil kesimpulan bahwa ketidaktepatan pengucapan orang Jepang dalam berbahasa Inggris disebabkan karena tidak adanya fonem dan bentuk silabe yang dimiliki oleh bahasa Jepang. Seperti fonem /l/, /ə/, /ɜː/, dan /æ/. Untuk fonem /l/ orang Jepang menggantinya dengan bunyi [r]. sedangkan untuk bunyi vocal pengisi suara menyesuaikan huruf-huruf konsonan yang menyertainya. Disisi lain, bentuk silabe juga menyebabkan orang Jepang mengucapkan kata bahasa Inggris tersebut membuat berbeda. Orang Jepang lebih suka mengucapkan kata dengan vokoid dibanding kontoid. Walaupun penutur asli mengucapkan dengan kontoid, orang Jepang tetap saja mengucapkannya dengan vokoid. Mereka menambah bunyi vokal ditiap bunyi konsonan. Hal itu disebabkan mungkin karena orang Jepang menggunakan huruf phonogram yang setiap huruf telah memiliki pasangan vocal sendiri-sendiri. Selain itu bunyi yang vokoid tersebut membuat kata bahasa Inggris tersebut menjadi seperti kata bahasa Jepang asli. Dengan kata lain secara tidak langsung membahasa Jepangkan bahasa Inggris.
F. LAMPIRAN Berikut ini merupakan tulisan fonograph orang Jepang: 1. Hiragana
あ a か ka が ga
い i き ki ぎ gi
う u く ku ぐ gu
え E け Ke げ ge
お o こ ko ご go
Ketidaktepatan Pengucapan Bahasa Inggris Orang Jepang dalam Serial Anime One Piece Seri 615-620 (Ahmad Faqihudin)
46
さ sa ざ za た ta だ da な na は ha ば ba ぱ pa ま ma や ya ら ra わ wa ん n
し shi じ ji ち chi (ぢ) (ji) に ni ひ hi び bi ぴ pi み mi
り ri
す su ず zu つ tsu (づ) (zu) ぬ nu ふ hu ぶ bu ぷ pu む mu ゆ yu る ru
せ Se ぜ Ze て te で de ね ne へ he べ be ぺ pe め me
れ re
Huruf dibawah ini merupakan bentuk silabe dalam bahasa Jepang (Hiragana). きゃ kya
きゅ kyu
きょ kyo
ぎゃ gya しゃ sha
ぎゅ gyu しゅ shu
ぎょ gyo しょ sho
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014 : 29 – 50
そ so ぞ zo と to ど do の no ほ ho ぼ bo ぽ po も mo よ yo ろ ro を o
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
じゃ ja ちゃ cha
じゅ ju ちゅ chu
じょ jo ちょ cho
にゃ nya
にゅ nyu
にょ nyo
ひゃ hya びゃ bya ぴゃ pya みゃ mya
ひゅ hyu びゅ byu ぴゅ pyu みゅ myu
ひょ hyo びょ byo ぴょ pyo みょ myo
47
りゃ
りゅ
rya
ryu
りょ ryo
*huruf-huruf yang berada di dalam kurung jarang digunakan
1. Huruf katakana ア a カ ka ガ ga サ sa ザ Za タ Ta ダ Da ナ
イ i キ ki ギ gi シ shi ジ ji チ chi (ヂ) (zi) ニ
ウ u ク ku グ gu ス su ズ zu ツ tsu (ヅ) (zu) ヌ
エ e ケ ke ゲ ge セ se ゼ ze テ te デ de ネ
オ o コ ko
ゴ go ソ so ゾ zo ト to ド do ノ
Ketidaktepatan Pengucapan Bahasa Inggris Orang Jepang dalam Serial Anime One Piece Seri 615-620 (Ahmad Faqihudin)
48
Na ハ Ha バ Ba パ Pa マ ma ヤ Ya ラ Ra ワ Wa ン N
ni ヒ hi ビ bi ピ pi ミ mi
リ ri
nu フ hu ブ bu プ pu ム mu ユ yu ル ru
ne ヘ he ベ be ペ pe メ me
レ re
no ホ Ho ボ bo ポ po モ mo ヨ yo ロ ro (ヲ) o
Silabe Katakana: キャ kya ギャ gya シャ sha ジャ ja チャ cha
キュ kyu ギュ gyu シュ shu ジュ ju チュ chu
キョ
ニャ nya ヒャ hya ビャ bya ピャ pya ミャ mya
ニュ nyu ヒュ hyu ビュ byu ピュ pyu ミュ myu
ニョ nyo ヒョ hyo ビョ byo ピョ pyo ミョ myo
リャ rya
リュ ryu
リョ ryo
kyo ギョ gyo ショ sho ジョ jo チョ cho
*huruf yang berada di dalam kurung jarang digunakan. Sumber: Lalujan, Tommy Freibert. “Mudah Menulis dan Membaca Huruf Hiragana dan Huruf Katakana dalam Bahasa Jepang”.
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014 : 29 – 50
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
49
G. DAFTAR PUSTAKA Aziez, Furqanul & A. Chaedar al Wasilah.1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Rosda group. Bull, Victoria. 2008. Oxford Learner’s Pocket Dictionary. Oxford: Oxford University Press. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. Euda, Teruko, dkk. 2008. Yasashi Nihongo Belajar Bahasa Jepang. Jakarta : Radio Jepang. Fauziah, Jiah. 2012. English Phonetics and Phonology; a Module. Yogyakarta: UIN SUKA. http://showbiz.liputan6.com/read/754054/komik-one-piece-sudahdicetak-345-juta-kopi-di-seluruh-dunia/ diakses pada 19 Desember 2013. Lalujan, Tommy Freibert. “Mudah Menulis dan Membaca Huruf Hiragana dan Huruf Katakana dalam Bahasa Jepang”. http://www.stikstarakanita.ac.id/files/Jurnal%20Vol.%202%20 No.%202/Tarakanita%20News%20Vol.%207%20Nomor%201/ 26.%20MUDAH%20MENULIS%20HURUF%20HIRAGANA%2 0DAN%20HURUF%20KATAKANA.pdf. Diakses pada tanggal 1 Januari 2014. Mizucha. 2012. “Pelafalan Bunyi Huruf /hi/ dalam Bahasa Jepang”. Makalah.(Tidakditerbitkan) http://mizucha.wordpress.com/2012/04/07/pelafalan-bunyihuruf-hi-dalam-bahasa-jepang/ diakses pada 23 Desember 2013. Ricoeur, Paul. 2012. Teori Interpretasi Memahami Teks, Penafsiran, dan Metodologinya. terj.: Musnur Heri. Yogyakarta: IRCiSoD Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogyakarta.
Ketidaktepatan Pengucapan Bahasa Inggris Orang Jepang dalam Serial Anime One Piece Seri 615-620 (Ahmad Faqihudin)
50
Sudaryanto. 1985. Linguitik Esai tentang Bahasa dan Pengantar ke dalam Imu Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Tim penyusun Jepang di Mata Indonesia. 2005. Jakarta: the Japan foundation. Ubaidillah. 2013. Diktat Mata Kuliah Teori Linguistik. Yogyakarta: UIN SUKA. Wahyuni, dkk. 2010. “Fonologi Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang: Analisis Kontrastif”. Makalah. (tidak diterbitkan). http://repository.unand.ac.id/5016/ diakses pada tanggal 19 Desember 2013. Widarso, Wishnubroto.1989. Bahasa Inggris Dialek, Ragam, Jargon, Slang, Blends, Clipped Words. Yoyakarta: Kanisius.
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014 : 29 – 50