1
Kesesuaian Wisata Pantai Berpasir Pulau Saronde Kecamatan Ponelo Kepulauan, Kabupaten Gorontalo Utara Masita Hair Kamah1), Femy M. Sahami2), Sri Nuryatin Hamzah3) Email :
[email protected]
ABSTRAK Salah satu sektor parawisata yang memanfaatkan jasa lingkungan wilayah pesisir dan laut adalah keberadaan pantai sebagai objek destinasi wisata yang cukup banyak diminati wisatawan. Pulau Saronde merupakan salah satu objek wisata pantai berpasir yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kesesuaian wisata pantai berpasir di Pulau Saronde, Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara, yang dilaksanakan pada Bulan April sampai Juli 2013. Metode yang digunakan adalah pembobotan dan skoring. Parameter yang diukur adalah kedalaman, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kecerahan, biota berbahaya dan ketersediaan air tawar. Hasil analisis data berdasarkan tiap parameter disesuaikan dengan matriks kesesuaian wisata pantai kemudian dihitung nilai Indeks Kesesuaian Wisata, selanjutnya membagi dalam tiga kategori kesesuaian yakni kelas sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan tidak sesuai (N). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Pulau Saronde termasuk dalam kategori sesuai (S1) untuk kegiatan wisata pantai berpasir, khususnya kegiatan wisata mandi dan renang, serta menikmati keindahan alam pantai. Kata Kunci : Pantai berpasir, Pulau Saronde, Kesesuaian Wisata
PENDAHULUAN Pantai adalah wilayah dimana
campur
tangan
manusia,
berbagai kekuatan alam yang berasal
diperlukan
dari laut, darat, dan udara saling
keberadaannya
berinteraksi, dan menciptakan bentuk
Dahuri,
seperti yang terlihat saat ini yang
pengertian pengelolaan wilayah pesisir
bersifat dinamis dan selalu berubah
adalah suatu proses kontinyu dan
(Kartawinata, 1979 dalam Rakhmawati,
dinamis
2009). Pantai merupakan salah satu dari
pengambilan
bagian wilayah pesisir yang paling
pemanfaatan berkelanjutan dari wilayah
produktif dengan karakteristik bentuk
pesisir beserta segenap sumberdaya
pantai yang berbeda-beda.
alam
Bentuk
pantai
yang bersifat
suatu
sehingga
tetap
(2003)
dalam
yang
Banyaknya
pengelolaan
lestari.
menyatakan
bahwa
penyusunan keputusan
terdapat pulau-pulau
agar
dan
tentang
didalamnya. kecil
yang
dinamis dan selalu berubah dapat
menawan menambah keindahan alam
diakibatkan oleh faktor alami maupun
Indonesia, salah satu diantaranya adalah
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
2
Pulau Saronde yang ada di Provinsi
METODOLOGI PENELITIAN
Gorontalo.
Lokasi pengambilan data dibagi
Pulau Kecamatan
Saronde
terletak
Kwandang,
di
5 stasiun berdasarkan keberadaan dan
Kabupaten
kondisi pantai masing-masing sejajar
Gorontalo Utara. Lokasi pulau ini
dengan
sekitar
Kota
(Koordinat 00º 33' 22.5" LU dan 123º
Gorontalo. Pulau ini memiliki pasir
03' 45.2" BT) terletak di sebelah timur,
putih
mengelilinginya
stasiun 2 (Koordinat 00º 33' 23.0" LU
dengan dasar perairan yang landai yang
dan 123º 03' 45.2" BT) terletak di
mencapai maksimal kedalaman 2 M,
sebelah timur, stasiun 3 (Koordinat 00º
hingga menjadikan pulau ini cocok
55' 28.7" LU dan 122º 51' 51.1" BT)
untuk
dan
berada di sebelah selatan, stasiun 4
snorkeling. Saat ini pengelolaan Pulau
(Koordinat 00º 33' 22.5" LU dan 123º
Saronde dibawah pengawasan Dinas
03' 45.2" BT) terletak di sebelah barat
Parawisata dan Kebudayaan Kabupaten
dan untuk stasiun 5 (Koordinat 00º 33'
Gorontalo Utara. Keindahan pantai
22.7" LU dan 123º 03' 45.2" BT)
yang dimiliki Pulau Saronde menjadi
terletak di sebelah barat Pulau saronde.
modal yang dapat dimanfaatkan dalam
Jarak antar masing-masing stasiun 100
mendapatkan manfaat ekonomi untuk
meter,
pengembangan wisata bahari.
stasiun penelitian adalah 500 meter.
65
km
dari
terhampar
kegiatan
pusat
berenang
Saat ini permasalahan di Pulau
garis
pantai.
sehingga
Pengambilan
jarak
Stasiun
1
keseluruhan
data
meliputi
Saronde yang nampak adalah belum
pengukuran parameter kedalaman, tipe
adanya
hasil
pantai, lebar pantai, material dasar
penelitian ilmiah tentang kesesuaian
perairan, kecepatan arus, kecerahan,
wisata pantai yang mendukung kegiatan
biota berbahaya, dan ketersediaan air
wisata di pulau tersebut. Oleh karena
tawar. Adapun prosedur pengambilan
perlu
data
informasi
adanya
berupa
penelitian
tentang
untuk
beberapa
kesesuaian wisata pantai berpasir Pulau
dijabarkan sebagai berikut:
Saronde Kecamatan Ponelo Kepulauan
a.
Kabupaten Gorontalo Utara.
parameter
Kedalaman Pengukuran
kedalaman
pada
penelitian ini menggunakan alat rambu ukur/tiang skala. Nilai yang ditunjukkan
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
3
pada tiang skala ini merupakan nilai kedalaman
stasiun
penelitian
dan
f.
Kecerahan Pengukuran kecerahan dilakukan
penentuan kedalaman 10 meter dari
dengan menggunakan secchi disk yang
garis pantai. b.
Tipe pantai dan material dasar perairan. Penentuan tipe pantai dan
material
dasar
perairan
dilakukan
berdasarkan pengamatan visual c.
biota
perlahan-lahan ke dalam perairan pada lokasi pengamatan sampai pada batas visual secchi disk tersebut tidak dapat terlihat lalu mengukur panjang tali dan
Pengamatan biota berbahaya Pengamatan
diikat dengan tali kemudian diturunkan
berbahaya
mencatat posisi pengambilan data. g.
Ketersediaan air tawar
dilakukan berdasarkan snorkeling di sekitar stasiun penelitian. d.
lebar
pantai
meter, yaitu diukur jarak antara vegetasi
loksi dimana sumber air tawar tersedia. Analisis Kesesuaian Wisata 1.
terakhir yang ada dipantai dengan batas pasang tertinggi.
arus
diukur
menggunakan layang-layang arus, yakni dengan
menetapkan
Analisis Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai Analisis kesesuaian (suitability
analysis) lahan dimaksudkan untuk
Kecepatan Arus Kecepatan
air
jarak antara stasiun penelitian dengan
dilakukan dengan menggunakan roll
e.
ketersediaan
tawar dilakukan dengan cara mengukur
Lebar pantai Pengukuran
Pengamatan
jarak
tempuh
layang-layang arus (5 meter) kemudian diukur waktu tempuh layang-layang arus tersebut. Perhitungan kecepatan arus menggunakan rumus :
V= Keterangan : V = Kecepatan Arus S = Panjang lintasan layang – layang arus (m) t = Waktu tempuh layang – layang arus (detik)
mengetahui kesesuaian lahan wisata pantai
secara
spasial
dengan
menggunakan konsep evaluasi lahan. Penentuan kesesuaian lahan wisata pantai dilakukan dengan cara : 1.
Penetapan
persyaratan
(parameter dan kriteria), pembobotan dan
skoring.
Untuk
penetapan
persyaratan, pembobotan dan skoring, dilakukan berdasarkan parameter dan kriteria lahan menurut Yulianda (2007),
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
4
seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 1, di bawah ini : Tabel 1. Matriks Kesesuaian Lahan Untuk Wisata Pantai Rekreasi No Parameter Batasan Nilai Kriteria Skor Bobot 1 Kedalaman (m) 0-3 SI 3 5 3-6 S2 2 >6 N 1 2 Tipe Pantai Pasir putih SI 3 5 Pasir putih, sedikit S2 2 Berkarang Berlumpur N 1 3 Lebar pantai > 10 SI 3 5 3-<10 S2 2 <3 N 1 4 Material Dasar Pasir SI 3 4 perairan Karang berpasir S2 2 Lumpur N 1 5 Kecepatan Arus 0 – 0,17 SI 3 4 (m/dt) 0,17 – 0,51 S2 2 > 0,51 N 1 6 Kecerahan (m) >10 S1 3 3 > 5-10 S2 2 <2 N 1 7 Biota Berbahaya Tidak ada S1 3 3 Bulu babi, ikan pari S2 2 Bulu babi, ikan pari, N 1 lepu, hiu 8 Ketersediaan air < 0,5 km S1 3 3 tawar (km) >1-2 km S2 2 > 2 km N 1 Nmaks (Sumber : Yulianda, 2007)
SxB 3x5
3x5
3x5
3x4
3x4
3x3
3x3
3x3
96
Keterangan: Kategori S1 = Sesuai Kategori S2 = Cukup Sesuai Kategori N = Tidak Sesuai
Perhitungan
nilai
peruntukkan
lahan. 2.
Nilai suatu lahan ditentukan
berdasarkan rumus Indeks kesesuaian wisata
menurut
Yulianda
(2007),
IKW = Indeks Kesesuaian Wisata (%) Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor) Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata 3.
Pembagian
kelas
lahan
dan
sebagai berikut :
nilainya.
IKW = Σ[Ni/Nmaks] x 100%
Dalam penelitian ini kelas kesesuaian
Keterangan:
lahan
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
dibagi
dalam
tiga
kelas
5
berdasarkan Djurdjani (1998), dalam
dan sebelah Barat berbatasan dengan
Hamzah (2005) seperti pada Tabel 2.
perairan Desa Dudepo.
Tabel 2. Kategori Kesesuaian Lahan No Kategori Nilai interval kesesuaian 1 SI (Sesuai) 79 -100 % 2 S2 (Cukup 56 – 78 % sesuai) 3 N (Tidak < 55 % sesuai) (Sumber: Djurdjani, 1998 dalam Hamzah, 2005) Data yang diperoleh dihitung
Jarak dermaga
Pulau
Saronde
Pelabuhan
dari
Kwandang
±12 mil. Dari Pelabuhan Kwandang, perjalanan
dilanjutkan
menggunakan
perahu
dengan
yang
biasa
disebut katinting atau lebih dikenal dengan sebutan taxi saronde. Perjalanan menuju Pulau Saronde sekitar 45 menit.
dan diolah, kemudian disajikan dalam
Di
bentuk tabel. Data yang diperoleh baik
pemukiman
data lapangan
merupakan salah satu tujuan wisata
pendukung
(primer) maupun data
Pulau
Saronde
tidak
penduduk,
terdapat
pulau
ini
(sekunder)
selanjutnya
dengan topografi datar dan berbukit
dijadikan bahan untuk
interpretasi
dengan
peruntukan melalui uji skoring dan
Pengunjung
HASIL DAN PEMBAHASAN Umum
Lokasi
Kecamatan
Ponelo
Kabupaten
Gorontalo
atau
wisatawan
dan laut yang indah dengan pasir putih, berenang,
Saronde
cembung
dapat menikmati pemandangan alam
Penelitian Pulau
rata
(Dikbudpar, 2013).
dijabarkan secara deskriptif
A. Keadaan
lereng
terletak
berperahu,
snorkeling
di
di
Pulau Saronde. Keindahan lainnya yang
Kepulauan
dapat dinikmati di Pulau Saronde
Utara.
Pulau
adalah menikmati panorama sunrise dan
Saronde adalah salah satu pulau kecil
sunset. Waktu terbaik mengunjungi
yang indah yang memiliki luas ±10 Ha,
Pulau Saronde adalah pada saat liburan
dengan titik koordinat 00º 55' 32,10"
dan saat diselenggarakan event-event.
LU - 122º 51' 54,30" BT.
Event
Pulau Saronde sebelah Utara berbatasan sebelah
dengan
Selatan
Pulau
berbatasan
tersebut
misalnya,
festival
Saronde setiap Hari Sabtu dan Minggu
Bogisa,
yang
dengan
pengunjung.
perairan Desa Ponelo, sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Mohinggito,
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
banyak
mendatangkan
6
memiliki kedalaman terendah 0,02m
B. Kondisi Oseanografi Kondisi oseanografi merupakan
dan stasiun III memiliki kedalaman
faktor pendukung untuk kegiatan wisata
tertinggi 1,05m. Sementara pada saat
karena berhubungan erat dengan aspek
pasang
keamanan dan kenyamanan wisatawan.
kedalaman terendah adalah stasiun II
Adapun hasil pengamatan parameter di
yaitu
Pulau Saronde adalah sebagai berikut :
kedalaman tertinggi adalah stasiun III
1.
1,55m. Berdasarkan hasil pengamatan
Kedalaman Kedalaman perairan merupakan
aspek
yang
cukup
0,89m
yang
dan
memiliki
yang
memiliki
di lapangan bahwa bentuk topografi
yang
pantai antara stasiun I dan stasiun III
diperhitungkan dalam penentuan suatu
agak berbeda. Stasiun I pantainya lebih
kawasan
landai dibandingkan stasiun III.
untuk
penting
stasiun
dijadikan
sebagai
kawasan wisata pantai khususnya mandi
Hasil
pengukuran
kedalaman
dan renang karena sangat berpengaruh
pada stasiun I, II, III, IV, dan V berada
pada aspek keselamatan pada saat
pada kisaran 0,02m – 1,55m. Analisis
berenang.
kedalaman
berdasarkan matriks kesesuaian lahan
perairan yang dangkal cukup baik untuk
untuk wisata pantai rekreasi menurut
dijadikan sebagai objek rekreasi mandi
Yulianda (2007), menunjukkan bahwa
dan
pengukuran
semua stasiun masuk dalam kriteria
kedalaman air pada saat surut dan saat
sesuai (SI) untuk parameter kedalaman.
pasang yang diukur pada jarak 10 m
Armos (2013), faktor kedalaman sangat
dari garis pantai disajikan pada Tabel 3.
mempengaruhi dinamika oseanografi
Tabel 3. Hasil pengukuran kedalaman air pada saat surut dan saat pasang. No Stasiun Saat Saat surut pasang 1 I 0,02m 0,98m 2 II 0,30m 0,89m 3 III 1,05m 1,55m 4 IV 0,43m 1,30m 5 V 0,34m 1,45m
dan morfologi pantai, seperti kondisi
Secara
renang.
fisik
Hasil
arus, ombak dan transport sedimen. Selanjutnya dinyatakan bahwa kegiatan wisata pantai khususnya renang sangat penting faktor
untuk kedalaman
Tabel 3 di atas menunjukkan saat
surut stasiun
karena
sangat
berpengaruh pada aspek keselamatan saat berenang.
bahwa pada
mempertimbangkan
I
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
7
2.
diperoleh rata-rata kecepatan arus pada
Kecepatan arus Arus adalah pergerakan massa
air
secara
sehingga
vertikal menuju
dan
stasiun I yaitu 0,187 m/detik, stasiun II
horizontal
0,089 m/detik, stasiun III 0,074 m/detik,
keseimbangannya.
stasiun IV 0,066 m/detik dan stasiun V
Gerakan yang terjadi merupakan hasil
0,105 m/detik (Tabel 4).
resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Dari hasil pengukuran Tabel 4. Hasil pengukuran kecepatan arus Stasiun
Kecepatan Arus (meter/detik) Saat Pasang
Saat Surut
0,250 0,102 0,092 0,084 0,142
0,125 0,077 0,057 0,048 0,068
I II III IV V Analisis
berdasarkan
Rata-rata kec. Arus (meter/detik) 0,187 0,089 0,074 0,066 0,105 keamanan bagi wisatawan, sebaliknya
matriks
arus yang kecil dan tenang memberikan
kesesuaian lahan menunjukkan bahwa
rasa nyaman buat mandi dan renang
kecepatan arus stasiun I masuk pada
serta aktivitas wisata pantai lainnya.
kategori cukup sesuai (S2), sedangkan
Nybakken (1992) menyatakan bahwa
stasiun II, III, IV, V tergolong dalam
kecepatan arus sangat erat kaitannya
kategori sesuai (S1) untuk kegiatan
dengan
wisata pantai berpasir. Hal ini sesuai
berenang. Arus yang lemah sangat baik
dengan pendapat Yulianda (2007) yang
untuk kegiatan renang, sedangkan arus
menyatakan bahwa kecepatan arus yang
yang sangat kuat berbahaya karena
sangat sesuai untuk kegiatan wisata
dapat
pantai yaitu 0-0,17 meter/detik yang
sedang mandi atau renang di pantai.
tergolong arus lemah.
3.
keamanan
menyeret
wisata
dalam
orang-orang
yang
Kecerahan
Parameter kecepatan arus sangat
Kecerahan merupakan tingkat
erat kaitannya dengan keamanan para
transparansi
wisatawan
diamati secara visual menggunakan
dalam
kegiatan
wisata
yang
secchi
kencang
merupakan parameter penting dalam
membahayakan
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
Kecerahan
dapat
terutama mandi dan renang. Arus sangat sangat
disk.
perairan
perairan
8
kegiatan wisata pantai, karena berkaitan
Ekariyono (1996) dalam Armos (2013)
dengan
wisatawan.
pantai berpasir merupakan pantai yang
Semakin cerah perairan, semakin baik
didominasi oleh hamparan atau daratan
untuk
pasir, baik yang berupa pasir hitam,
kenyamanan
kenyamanan
wisatawan
saat
mandi dan renang. Hasil pengamatan di
abu-abu
lapangan menunjukkan bahwa tingkat
analisis dengan matriks kesesuaian
kecerahan
perairan
atau
putih.
Berdasarkan
sangat
tinggi.
lahan untuk wisata pantai, maka semua
Pengukuran yang didapatkan
yaitu
stasiun masuk pada kriteria sesuai (SI).
pada stasiun I tingkat kecerahan air 9 m,
Menurut
stasiun II 7 m, stasiun III 6 m, stasiun
kategori (S1) menunjukkan bahwa tidak
IV 6 m, dan stasiun V 7 m.
ada faktor yang menjadi pembatas bagi
Berdasarkan matriks kesesuaian,
Yulianda
(2007)
bahwa
kesesuaian kawasan untuk dijadikan
tingkat kecerahan pada satasiun I,II,III,
sebagai kawasan wisata.
IV,V tergolong cukup sesuai (S2).
5.
Biota Berbahaya
Tingkat kecerahan pada stasiun I lebih
Pengamatan
biota
berbahaya
cerah dibandingkan stasiun II,III,IV,V.
dilakukan dengan cara snorkeling di
Rendahnya tingkat kecerahan karena di
sekitar stasiun penelitian baik pada
pengaruhi
stasiun
oleh
curah
hujan
atau
I,
II,
III,
IV,
Hasil
keadaan cuaca. Pada saat dilakukan
pengamatan
pengukuran bertepatan dengan musim
lokasi penelitian tidak ditemukan biota
hujan dan kondisi berawan. Hal ini
berbahaya.
sesuai dengan pendapat Effendi (2003)
kesesuaian lahan untuk wisata pantai
bahwa
rekreasi, maka semua stasiun penelitian
nilai
kecerahan
sangat
menunjukan
V.
bahwa
Berdasarkan
dipengaruhi oleh padatan tersuspensi
masuk pada kriteria sesuai (SI).
dan kekeruhan, keadaan cuaca, waktu
6.
di
matriks
Ketersediaan Air tawar
pengukuran, serta ketelitian orang yang
Pengamatan
ketersediaan
air
melakukan pengukuran.
tawar dilakukan dengan cara mengukur
4.
jarak antara stasiun penelitian dengan
Material Dasar perairan Hasil pengamatan secara visual
lokasi dimana sumber air tawar tersedia.
tentang material dasar perairan pada
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa
stasiun I, II, III, IV, V semuanya
jarak stasiun I ke tempat ketersediaan
berpasir.
air tawar yaitu 0,075 m, jarak stasiun II
Menurut
Sugiarto
dan
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
9
ke
tempat
ketersediaan
air
tawar
putih
tersebut
memberikan
kesan
0,100m, jarak stasiun III ke tempat
tersendiri bagi Pulau Saronde untuk
ketersediaan air tawar 0,308 m, jarak
kegiatan wisata pantai rekresi.
stasiun IV ke tempat ketersediaan air
2.
Lebar Pantai
tawar 0,310 m, dan jarak stasiun V
Pengukuran
lebar
ketempat ketersediaan air tawar tersedia
dimaksudkan
adalah 0,136 m. Berdasarkan matriks
seberapa besar wilayah pantai yang
kesesuaian lahan untuk wisata pantai
dapat
rekreasi bahwa semua stasiun penelitian
kegiatan wisata pantai. Dari hasil
masuk pada kriteria sesuai (SI).
pengukuran
C. Kondisi Topografi Pantai
stasiun didapatkan bahwa lebar pantai
1.
pada stasiun I yaitu 7,70 m, stasiun II
Tipe Pantai
untuk
pantai
digunakan
mengetahui
untuk
pada
berbagai
masing-masing
Hasil pengamatan secara visual
10,6 m, stasiun III 18,8 m, stasiun IV 2
tipe pantai stasiun I, II, III, IV, V
m, Stasiun V 1,2 m. Berdasarkan
tergolong
Berdasarkan
matriks kesesuaian lahan untuk wisata
matriks kesesuaian lahan untuk wisata
pantai rekreasi bahwa stasiun II, III,
pantai rekreasi bahwa semua stasiun
tergolong dalam kategori sesuai (SI),
penelitian masuk pada kriteria sesuai
sedangkan stasiun I tergolong dalam
(SI). Sesuai dengan pendapat Yulianda
kategori cukup sesuai ( S2) dan stasiun
(2007) bahwa untuk wisata pantai akan
IV, V tergolong dalam kategori tidak
sangat baik jika suatu pantai merupakan
sesuai (N).
pantai yang berpasir atau dengan kata
D. Analisis
pasir
putih.
lain didominasi oleh substrat pasir, dibandingkan
dengan
pantai
yang
Kesesuaian
Wisata
Pantai Rekreasi Hasil penilaian kriteria tingkat
berbatu atau pantai yang didominasi
kesesuaian
oleh substrat karang dapat mengganggu
disajikan pada Tabel 5.
kenyamanan wisatawan. Hasil pengamatan secara visual pada masing-masing stasiun didapatkan bahwa pasir di sepanjang Pulau Saronde merupakan pasir putih. Hamparan pasir Tabel 5. Kategori Tingkat Kesesuaian Tiap Parameter
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
untuk
setiap
parameter
10
No
Parameter
Kategori kesesuaian Stasiun I SI SI S2 SI S2 S2 SI SI
1 2 3 4 5 6 7 8
Stasiun II SI SI SI SI SI S2 SI SI
Stasiun III SI SI SI SI SI S2 SI SI
Kedalaman (m) Tipe Pantai Lebar Pantai (m) Material Dasar Perairan Kecepatan Arus(m/dt) Kecerahan Biota Berbahaya Ketersediaan Air tawar (km) Keterangan : SI=Sesuai, S2=Cukup Sesuai, N=Tidak Sesuai Stasiun
untuk parameter kedalaman, tipe pantai,
kedalaman, tipe pantai, material dasar
material dasar perairan, kecepatan arus,
perairan,
dan
biota berbahaya, ketersediaan air tawar,
ketersediaan air tawar masuk pada
sedangkan untuk parameter kecerahan
kriteria sesuai (SI), sedangkan untuk
masuk pada criteria cukup sesuai (S2)
parameter lebar pantai, kecepatan arus
dan untuk parameter lebar pantai masuk
dan kecerahan masuk pada kriteria
pada criteria tidak sesuai (N). ). Stasiun
cukup sesuai (S2). Stasiun II untuk
V untuk parameter kedalaman, tipe
parameter kedalaman, tipe pantai, lebar
pantai,
pantai,
kecepatan
biota
material arus,
untuk
Stasiun V SI SI N SI SI S2 SI SI
parameter
kecepatan
I
Stasiun IV SI SI N SI SI S2 SI SI
berbahaya,
dasar biota
perairan, berbahaya,
material arus,
dasar biota
perairan, berbahaya,
ketersediaan air tawar, sedangkan untuk
ketersediaan air tawar masuk pada
parameter
kriteria sesuai (SI), sedangkan untuk
kriteria cukup sesuai (S2) dan untuk
parameter
pada
parameter lebar pantai masuk pada
criteria cukup sesuai (S2). Stasiun III
kriteria tidak sesuai (N). Perhitungan
untuk parameter kedalaman, tipe pantai,
nilai
lebar pantai, material dasar perairan,
ditentukan menggunakan rumus Indeks
kecepatan
Kesesuaian
kecerahan
arus,
masuk
biota
berbahaya,
ketersediaan air tawar masuk pada
kecerahan
kesesuaian
Wisata
masuk
lahan
(IKW)
pada
stasiunI
yang
ditampilkan pada Tabel 6.
kriteria sesuai (SI), sedangkan untuk parameter
kecerahan
masuk
pada
criteria cukup sesuai (S2). Stasiun IV Tabel 6. Tingkat Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai Rekreasi pada Stasiun I 1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
11
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Parameter Kedalaman(m) Tipe Pantai Lebar Pantai(m) Material Dasar perairan Kecepatan Arus(m/dt) Kecerahan (m) Biota Berbahaya Ketersediaan Air Tawar (km)
Bobot 5 5 5 4 4 3 3 3
Hasil 0,02 – 0,98 Pasir putih 7.70 Berpasir 0,187 9 Tidak ada 0,0747
Skor 3 3 2 3 2 2 3 3
Ni 15 15 10 12 8 6 9 9
TOTAL Indeks kesesuaian wisata (%) Parameter
kedalaman
84 88
pada
sesuai (S2) yaitu 9 m, biota berbahaya
stasiun I termasuk kategori sesuai (S1)
termasuk kategori sesuai (SI) yaitu
yaitu kedalaman 0,02 m – 0,98 m,
tidak ditemukan biota berbahaya dan
parameter tipe pantai termasuk dalam
ketersediaan air tawar termasuk sesuai
kategori sesuai (SI) yaitu pasir putih,
(S1)
lebar pantai pada stasiun 1 termasuk
Perhitungan nilai kesesuaian lahan pada
kategori cukup sesuai (S2) yaitu degan
stasiun I berdasarkan indeks kesesuaian
lebar 7,70m, material dasar perairan
wisata
termasuk kategori sesuai (SI) yaitu pasir
(Tabel 6)
yaitu
dengan
menunjukan
jarak
nilai
0,0747.
88
%.
putih, kecepatan arus termasuk kategori
Perhitungan kesesuaian lahan
cukup sesuai (S2) yaitu 0,187 m/dt,
untuk stasiun II ditampilkan pada
kecerahan termasuk kategori cukup
Tabel 7.
Tabel 7. Tingkat Kesesuaian Lahan pada Stasiun II. No Parameter Bobot Hasil Skor Ni 1 Kedalaman (m) 5 0,30 – 0,89 3 15 2 Tipe pantai 5 Pasir putih 3 15 3 Lebar pantai (m) 5 10,6 3 15 4 Material dasar perairan 4 Berpasir 3 12 5 Kecepatan arus (m/dt) 4 0,089 3 12 6 Kecerahan (m) 3 7 2 6 7 Biota berbahaya 3 Tidak ada 3 9 8 Ketersediaan 3 0,100 3 9 air tawar (km) Total 93 Indeks kesesuaian wisata (%) 97 Parameter kedalaman di stasiun kedalaman 0,30 m – 0,89 cm, parameter II termasuk kategori sesuai (S1) yaitu
tipe pantai termasuk dalam kategori
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
12
sesuai (SI) yaitu pasir putih, lebar
termasuk kategori sesuai (SI) dan
pantai pada stasiun II termasuk kategori
ketersediaan
sesuai (SI), material dasar perairan
termasuk sesuai (S1). Nilai Indeks
termasuk kategori sesuai (SI) yaitu
Kesesuaian Wisata untuk stasiun
pasir,
87%.
kecepatan
termasuk
arus
kategori
0,089 sesuai
m/dt (SI),
kecerahan 7 meter termasuk kategori
air
tawar
0,100
km
II
Penghitungan kesesuaian lahan stasiun III ditampilkan pada Tabel 8.
cukup sesuai (S2), biota berbahaya Tabel 8. Kategori tingkat kesesuaian lahan pada stasiun III. No Parameter Bobot Hasil 1 Kedalaman (m) 5 1,05–1,55 2 Tipe pantai 5 Pasir putih 3 Lebar pantai (m) 5 18,8 4 Material dasar perairan 4 Berpasir 5 Kecepatan arus (m/dt) 4 0,074 6 Kecerahan (m) 3 6 7 Biota berbahaya 3 Tidak ada 8 Ketersediaan air tawar 3 0,308 (km) Total Indeks kesesuaian wisata % Parameter
kedalaman
Skor 3 3 3 3 3 2 3 3
Ni 15 15 15 12 12 6 9 9 93 97
pada
termasuk sesuai (S1). Nilai Indeks
stasiun III termasuk kategori sesuai (S1)
Kesesuaian wisata untuk stasiun III
yaitu kedalaman 1,05 m – 1,55 m,
97%.
parameter tipe pantai termasuk dalam
Hasil
perhitungan
tingkat
kategori sesuai (SI) yaitu pasir putih,
kesesuaian lahan stasiun IV ditampilkan
lebar pantai pada stasiun III 18,8 meter
pada Tabel 9.
termasuk kategori sesuai (SI), material dasar perairan termasuk kategori sesuai (SI)
yaitu
pasir,
kecepatan
arus
0,074 m/dt termasuk kategori sesuai (SI), kecerahan 6 meter termasuk kategori
cukup
sesuai
(S2),
biota
berbahaya termasuk kategori sesuai (SI) dan ketersediaan air tawar 0,308 km
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
13
Tabel 9. Kategori tingkat kesesuaian lahan pada stasiun IV. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Parameter Kedalaman (m) Tipe pantai Lebar pantai (m) Material dasar perairan Kecepatan arus (m/dt) Kecerahan(m) Biota berbahaya Ketersediaan air tawar (km)
Bobot 5 5 5 4 4 3 3 3
Hasil 0,43 – 1,30 Pasir putih 2 meter Berpasir 0,066 6 Tidak ada 0,310
Total Indeks kesesuaian wisata % termasuk Tabel 9 menunjukkan bahwa distasiun masuk
IV
parameter
kategori
sesuai
kedalaman (S1)
yaitu
Skor 3 3 1 3 3 2 3 3
Ni 15 15 5 12 12 6 9 9 83 86 sesuai
kategori
(SI),
kecerahan 6 meter termasuk kategori cukup sesuai (S2), biota berbahaya termasuk kategori sesuai (SI) dan
kedalaman 0,43 m – 1,30 m, parameter
ketersediaan
tipe pantai termasuk dalam kategori
termasuk sesuai (S1). Nilai Kesesuaian
sesuai (SI) yaitu pasir putih, lebar
Wisata untuk stasiun IV yaitu 86 %.
air
tawar
0,310
km
pantai pada stasiun IV 2 meter termasuk
Tingkat kesesuaian lahan untuk
kategori tidak sesuai (N), material dasar
stasiun V dihitung menggunakan rumus
perairan termasuk kategori sesuai (SI)
Indeks
yaitu pasir, kecepatan arus 0,066 m/dt
ditampilkan pada Tabel 10.
Kesesuaian
Wisata
(IKW)
Tabel 10. Kategori Tingkat Kesesuaian Lahan pada Stasiun V. No 1 2 3 4 5 6 7 8
Parameter Kedalaman (m) Tipe pantai Lebar pantai (m) Material dasar perairan Kecepatan arus (m/dt) Kecerahan (m) Biota berbahaya Ketersediaan air tawar (km)
Stasiun
V
Bobot 5 5 5 4 4 3 3 3
Hasil 0,34 – 1,48 Pasir putih 1,2 Berpasir 0,105 7 Tidak ada 0,136
Skor 3 3 1 3 3 2 3 3
Ni 15 15 5 12 12 6 9 9
Total 83 Indeks kesesuaian wisata 86% memiliki tingkat parameter tipe pantai termasuk dalam
kedalaman yang masuk dalam kategori
kategori sesuai (SI) yaitu pasir putih,
sesuai (S1) yaitu 0,34 m – 1,48 m,
lebar pantai I,2 meter termasuk kategori
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
14
tidak sesuai (N), material dasar perairan
0,136 km termasuk sesuai (S1). Nilai
termasuk kategori sesuai (SI) yaitu
Kesesuaian Wisata stasiun V 86 %
pasir, kecepatan arus termasuk kategori
Berdasarkan hasil perhitungan
sesuai (SI), kecerahan 7 meter termasuk
menggunakan rumus Indeks Kesesuaian
kategori
Wisata
cukup
sesuai
(S2),
biota
(IKW)
didapatkan
kategori
berbahaya tidak ada termasuk kategori
tingkat kesesuaian lahan masing-masing
sesuai (SI) dan ketersediaan air tawar
stasiun pengamatan di Pulau Saronde yang disajikan pada Tabel 11:
Tabel 11. Kategori Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Lokasi Penelitian Stasiun Total IKW Tingkat Kesesuaian Lahan Pengamatan (Bobot x Skor) Stasiun I 84 88 % SI ( Sesuai ) Stasiun II 93 97 % SI ( Sesuai ) Stasiun III 93 97 % SI ( Sesuai ) Stasiun IV 83 86 % SI ( Sesuai ) Stasiun V 83 86 % SI ( Sesuai ) Nilai indeks kesesuaian wisata
kawasan
untuk
dijadikan
sebagai
untuk wisata pantai berpasir diperlukan
kawasan wisata.
untuk mengetahui kesesuaian wilayah
KESIMPULAN DAN SARAN
pantai
Kesimpulan
untuk
kegiatan
wisata
berdasarkan factor yang mempunyai
Berdasarkan hasil penelitian tentang
nilai penting terhadap pengelolaannya.
kesesuaian wisata pantai berpasir Pulau
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai
Saronde Kecamatan Ponelo Kepulauan
Indeks Kesesuaian Wisata (Tabel 12)
dengan
pantai rekreasi di stasiun I,II,III,IV,V
Kesesuaian Wisata diperoleh bahwa
masing-masing sebesar 88%, 97%,
semua
97%, 86 %, 86 %. Dengan demikian
dalam kategori SI (sesuai) dengan nilai
Djurdjani,
Hamzah,
indeks kesesuaian wisata untuk stasiun
(200%) nilai interfal 79 – 100 % masuk
I-V masing-masing sebesar 88%, 97%,
kategori kesesuain lahan S1 (sesuai))
97%,
untuk kegiatan wisata pantai. Yulianda
menunjukkan bahwa kawasan Pulau
(2007) menyatakan bahwa kategori (S1)
Saronde termasuk dalam kategori sesuai
menunjukkan bahwa tidak ada faktor
untuk kegiatan wisata pantai berpasir,
yang menjadi pembatas bagi kesesuaian
khususnya kegiatan wisata mandi dan
(1998)
dalam
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan
menggunakan
stasiun
86
%,
penelitian
86
%.
Indeks
termasuk
Hasil
ini
15
renang, serta menikmati keindahan alam pantai. Saran Berdasarkan
penelitian
tentang
kesesuaian wisata pantai berpasir, maka dapat disarankan: 1.
Melihat kesesuain kawasan Pulau Saronde
yang
diperlukan pemerintah
layak,
maka
perhatian
dari
yang
lebih
serius
untuk pengelolaannya. 2.
Perlu
dilakukan
penelitian
lanjutan tentang kajian mendalam kesesuaian
wisata
pantai,
terutama di bagian Utara Pulau Saronde. DAFTAR PUSTAKA Armos, NH. 2013. Studi Kesesuaian Lahan Pantai Wisata Boe Desa Mappakalalompo Kecamatan Galesong. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Hasanudin. Makasar. Cornalia, dkk., 2005. Prosedur dan Spesifikasi Teknis Analisis Kesesuaian Budidaya Rumput Laut. Norma Prosedur. Pedoman Spesifikasi dan Standar (NPPSS). Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut Bakosurtanal. 43 Hal. Dahuri R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Dinas Kebudayaan Dan Parawisata, 2013. Potensi Wisata (Potensi Wisata Pulau Saronde) Kab. Gorontalo Utara. Provinsi Gorontalo. Effendi, H. 2003.Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan.Kanisus.Yogyakarta. Hamzah, H. 2005. Analisis Parameter Oseanografi dalam Penentuan Kesesuaian Daerah Parawisata Bahari Pantai Lemaru Kota Balikpapan. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Hasanudin. Makasar. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta. Rakmawaty, M. 2009. Kajian Sumberdaya Pantai Untuk Pengelolaan Taman Rrekreasi Pantai Kartini Kabupaten Rempang Jawa Tengah. Skripsi. Departemen MSP Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor. Sirait, M. 2007. Kajian Budidaya Ikan Karang Dengan Sistem Sea Ranching dalam Mendukung Wisata Bahari (Studi Kasus Dikawasan Gili Indah. Lombok. NTB). Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumber Daya Perairan Berbasis Konservasi. Makalah. Departemen Manajemen Sumberdaya Peraiaran. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Insitut Pertanian Bogor.
1). Mahasiswa Prog. Studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan 2). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan 3). Dosen Jurusan Teknologi Perikanan