Kesesuaian Perairan Kawal Sebagai Kawasan Wisata Pantai di Kabupaten Bintan
Bentar Dipri Saputra1, Khodijah2 1
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected] 2
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT Bintan's regency has a lot of beach that cans be marine tourism. Its beaches was enough famous and have regional scales and international. Increasing it tourist visit of year goes to year go to Bintan's marine tourism area beach needs at counterbalances by marine tourism resources management pattern optimal. Since otherwise being brought off with every consideration therefore alarm to experience environment degradation. Therefore needful a research about tourim potential at Kawal beach area guard as marine tourism. This research used survey method. And is performed at district guard Village Locks-up Bintan's regency Deer Riau's Archipelago Province. In July 2014 – Septembers 2014. Gathered data consisting of secondary and primary data. This observational result points out that of yielding area suitability measurement beach tourism on 2 observing station dots known by station I. To have categories according to score point 0,70%, meanwhile station II. have category so in accordance with appreciative score 0,80%, beach area thus guard most category really fits for is developed as tourism area beach. With know tourism suitability zoom beach becomes to be of important, since straightforward and also indirect will create work field for society about by aims to add income in term requirement accomplishment lives guard society.
Keywords :Marine Tourism Recration Category, Waters Suitability
1
Kesesuaian Perairan Kawal Sebagai Kawasan Wisata Pantai di Kabupaten Bintan
Bentar Dipri Saputra1, Khodijah2 1
Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan FIKP UMRAH,
[email protected] 2
Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRAK Kabupaten Bintan memiliki banyak pantai yang dapat menjadi objek wisata bahari. Pantaipantainya juga sudah cukup terkenal dan mempunyai skala regional dan internasional. Meningkatnya kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun ke kawasan wisata pantai bintan perlu di imbangi dengan pola pengelolaan sumberdaya wisata secara optimal. Karena jika tidak dikelola dengan baik maka dikhawatirkan mengalami degradasi lingkungan. Maka diperlukan suatu penelitian tentang potensi wisata dikawasan pantai desa kawal sebagai kawasan wisata pantai. Penelitian ini menggunakan metode survei. Dan dilaksanakan di Desa kawal kecamatan Gunung Kijang kabupaten Bintan Provinsi kepulauan riau. Pada bulan Juli 2014 – September 2014. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data skunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil pengukuran kesesuaian kawasan wisata pantai pada 2 titik stasiun pengamatan diketahui stasiun I memiliki kategori sesuai dengan nilai skor 0,70%, sedangkan stasiun II memiliki kategori sangat sesuai dengan nilai skor 0,80% , dengan demikian kawasan pantai kawal terkategori sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata pantai. Dengan mengetahui tingkat kesesuaian wisata pantai menjadi penting, karena secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dengan bertujuan untuk menambah pendapatan dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat kawal.
Kata kunci : Wisata Pantai Kategori Rekreasi, Kesesuaian Perairan
2
PENDAHULUAN
wisata pantai memberikan dampak yang
Kabupaten Bintan memiliki kawasan
berbeda baik terhadap sumberdaya alam
pantai yang menarik untuk dikunjungi.
maupun bagi masyarakat. Kegiatan wisata
Pantai di Kabupaten Bintan umumnya
pantai memberikan kontribusi besar dalam
menyebar di beberapa tempat yang memiliki
peningkatan pendapatan baik masyarakat
pantai pasir putih dan Panjang pantai yang
maupun pemerintah daerah setempat apabila
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata
dilakukan secara terpadu.
I.
2
pantai sepanjang 8620 m yang masuk dalam
Adapun tujuan dari penelitian ini
kategori sesuai (Dinas Pariwisata Provinsi
adalah sebagai berikut:
Kepri, 2012).
Kabupaten Bintan memiliki kawasan
Karakteristik
sumberdaya
pantai yang menarik untuk dikunjungi.
pantai Kawal dapat dikembangkan sebagai
Pantai di Kabupaten Bintan umumnya
objek
Pengembangan
menyebar di beberapa tempat yang memiliki
pariwisata di wilayah ini dapat dikatakan
pantai pasir putih dan Panjang pantai yang
belum
maksimal
objek
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata
wisata
pantai
ini disebabkan kurangnya
pantai sepanjang 8620 m2 yang masuk dalam
peran pemerintah dalam pengembangan
kategori sesuai (Dinas Pariwisata Provinsi
wilayah ini serta kurangnya promosi pada
Kepri, 2012).
wisata
potensi
pantai.
sebagai
suatu
kawasan tersebut, sehingga menyebabkan
Kemudian manfaat yang di peroleh
kunjungan wisatawan ke pantai Kawal
dari hasil penelitian ini adalah sebagai
cenderung sepi. Minimnya fasilitas yang
berikut:
disediakan
1. Memberi
fasilitas
serta yang ada
kurangnya perawatan juga dapat menjadi
atau
informasi
mengenai kesesuaian perairan kawal
penyebab minimnya kunjungan wisatawan.
(2004)
gambaran
sebagai salah satu kawasan wisata pantai.
Bentuk
pantai
menurut
Dahuri
2. Dapat memberi kontribusi ilmiah bagi
dapat
terjadi
secara
alamiah
Pemerintah Kabupaten Bintan dalam
(diakibatkan oleh arus, gelombang dan
menyusun
kebijakan
dalam
sector
cuaca) dan akibat ulah manusia (misalnya
kepariwisataan terutama wisata bahari.
Pemecah Gelombang, pencemaran di pantai dan lain-lain). Perubahan terhadap bentuk
II.
TINJAUAN PUSTAKA
pantai oleh ulah manusia tidak terlepas dari
A.
Kawasan Pantai
upaya pemanfaatan kawasan pantai baik dari
Bagian kawasan pesisir yang paling
sisi eksploitasi sumberdaya alam maupun
produktif adalah wilayah muka pesisir atau
pemanfaatan ruang untuk berbagai aktivitas
pantai. Daerah pantai adalah suatu kawasan
lain seperti wisata bahari.
pesisir beserta perairannya dimana daerah
Salah satu bentuk wisata bahari
tersebut
adalah wisata pantai. Pemanfaatan kawasan
masih
terpengaruh
baik
oleh
aktifitas darat maupun laut (Pratikto dkk,
3
1997 dalam Rahmawati 2009). Garis pantai
dan prasarana baru sekitar 60% (DKP.
merupakan suatu garis batas pertemuan
2011).
antara daratan dengan air laut. Posisinya
Menurut Yulianda (2007), wisata
bersifat tidak tetap, dan dapat berpindah
pantai merupakan kegiatan wisata yang
sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi
mengutamakan
pantai yang terjadi. Pantai terletak antara
budaya masyarakat pantai seperti rekreasi,
garis surut terendah dan air pasang teringgi
olahraga
(Bengen, dalam Rahmawat, 2009).
sedangkan
B.
Konsep
Pengembangan
dan
kegiatan
Wisata
sumberdaya
menikmati
wisata wisata
pantai
pemandangan,
bahari yang
dan
merupakan
mengutamakan
sumberdaya bawah laut dan dinamika air
Pantai Pengembangan
kawasan
wisata
laut. Kegiatan wisata pantai dan bahari yang
bahari memiliki keterkaitan luas dengan
dapat dikembangkan disajikan pada tabel 1 .
peran masyarakat pesisir, oleh karena itu
Tabel 1. Kegiatan wisata pantai dan
dalam pengembangan kawasan wisata bahari
bahari
dibutuhkan penentuan zonasi yang tepat dari
wilayah
Wisata Bahari 1. Rekreasi pantai dan laut 2. Resort 3. Wisata selam 4. Selancar 5. Wisata ekosistem lamun 6. Wisata satwa Sumber : Yulianda (2007)
pengembangan
Noorhidayah dalam Otong (2011)
kawasan wisata bahari berdasarkan tipe,
menyatakan bahwa ekowisata yang benar
potensi dan karakter alam yang dimiliki oleh
harus didasarkan atas sistem pandang yang
masing-masing kawasan (Gumelar S, 2010).
mencakup
setiap
wilayah
diperlukan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
untuk tidak
menjadi benturan kepentingan antara zona pertumbuhan pemukiman dengan zonasi kawasan wisata bahari yang dikelola dan dimanfaatkan
bagi
Pengembangan mendorong melalui
kegiatan
prasarana
pertumbuhan
sistem
yang antar
prioritas
Pemanfaatan
rekreasi.
wisata
dapat
pantai
Wisata Pantai Rekreasi pantai Panorama Resort Olahraga pantai Berperahu Memancing Wisata mangrove
di
keseimbangan
di
dalamnya dan
prinsip
pengikutsertaan
Kabupaten Bintan sudah dikembangkan
partisipasi masyarakat setempat dalam areal
ditandai dengan adanya beberapa sarana
– areal potensial untuk pengembangan
penunjang kegiatan wisata pantai dan pulau
ekowisata. Ekowisata tersebut dapat dilihat
kecil
tempat
sebagai usaha bersama antara masyarakat
berteduh, restoran, transportasi dan sarana
setempat dan pengunjung dalam usaha
penunjang lainnya. Pemanfaatan wisata
melindungi lahan – lahan (Wildlands), aset
pantai
budaya dan biologi melalui dukungan
seperti
di
sepenuhnya
papan
informasi,
Kabupaten berkembang.
Bintan
belum
terhadap
Pemanfaatan
setempat.
wisata pantai saat ini di Kabupaten Bintan berdasarkan potensi, pengunjung, dan sarana
4
pembangunan
masyarakat
C.
Analisis
Kesesuaiam
lingkungannya yang sesuai dengan objek
Wiayah
wisata yang akan dikembangkan.
Sebagai Kawasan Wisata Bahari Analisis kesesuaian wilayah sebagai kawasan wisata pantai adalah analisis untuk
III.
METODE
mengetahui kecocokan dan kemampuan
A.
Waktu dan Tempat
kawasan menyangga segala macam aktivitas
Penelitian
ini
dilaksanakan
di
wisata. Analisis ini sangat diperlukan untuk
kawasan pesisir Desa Kawal Kecamatan
pengembangan kawasan ekowisata yaitu
Gunung Kijang Kabupaten Bintan dan
untuk
pengendalian,
dimulai dari bulan Juli hingga Agustus 2014,
memperkirakan dampak lingkungan dan
meliputi suvey awal dan pengukuran kondisi
pembatasan pengelolaan sehingga tujuan
fisik
wisata menjadi selaras.
Kecamatan
melakukan
Analisis
kesesuaian
perairan.
Pemilihan
Gunung
Desa
Kijang
kawal
kabupaten
wilayah
Bintan sebagai lokasi penelitian didasarkan
dikaitkan dengan kegiatan di sekitar pantai
atas potensi wisata pantai yang dimiliki oleh
seperti berjemur, bermain pasir, wisata
daerah ini, dan juga merupakan salah satu
olahraga, berenang dan aktivitas lainnya.
kawasan
Analisis
dilakukan
mempertimbangkan memiliki
empat
10
dengan
parameter
klasifikasi
pengembangan
wisata
yang
ditetapkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten
yang
Bintan.
penilaian.
Adapun peta lokasi penelitan ini
dilakuan pada Gambar 1 dibawah ini:
Yulianda (2007) parameter tersebut antara
Gambar. 1 Peta Lokasi Penelitian
lain : 1.
Kedalaman pantai
2.
Tipe pantai
3.
Lebar pantai
4.
Material dasar perairan
5.
Kecepatan arus
6.
Kemiringan pantai
7.
Kecerahan perairan
8.
Penutupan lahan pantai
9.
Biota berbahaya dan,
B.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan
10. Ketersediaan air tawar
deskriptif kuantitatif dengan cara observasi langsung di lapangan. Adapaun untuk jenis
Kegiatan dikembangkan dengan
wisata hendaknya
sumberdaya
peruntukannya.
yang
Setiap
yang
akan
data yang diinginkan meliputi: Data Monografi desa
disesuaikan ada
kegiatan
Kondisi
dan wisata
lingkungan
perairan
wisata pantai kategori rekreasi
mempunyai persyaratan sumberdaya dan
5
untuk
Dokumentasi visual kondisi lingkungan
Berikut adalah stasiun-stasiun yang
pantai
telah ditetukan :
Daya Dukung Kawasan
1. Stasiun
I:
Pada
0
titik
koordinat
0
0 59’54.9”LU dan 104 38’46.2”BT pada C.
Alat dan Bahan
stasiun ini terletak dikawasan kampung
Bahan
Kawal pantai..
dan alat yang digunakan
dalam penelitian ini pada Tabel 2:
2. Stasiun
II:
Pada
0
titik
koordinat
0
Tabel 2. Alat dan bahan yang digunakan
1 0’22.8”LU dan 104 38’52.0”BT pada
No. Alat 1. Tongkat berskala 2. Secchi disc 3. Current drogue 4. Meteran
stasiun ini terletak dikawasan salah satu
D.
Bahan 1. Monografi Desa 2. Kondisi perairan 3. literatur-literatur
resort yang ada di pesisir pantai kawal.
F.
Analisis
Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei.
Metode
survei
pengukuran
10
memiliki
klasifikasi
empat
parameter
yang
penilaian
Tabel 3. Peilaian Kesesuaian No. Klasifikasi 1. Sangat sesuai (SS) 2. Sesuai (S) 3. Sesuai bersyarat (SB) 4. Tidak sesuai (TS)
langsung
mengenai kondisi fisik perairan Desa Kawal sebagai suatu kawasan yang berpotensi sebagai wisata pantai. E.
mempertimbangkan
dengan
sebagai berikut :
menjelaskan kondisi yang ada pada waktu yakni
dilakukan
menurut Yulianda (2007) pada Tabel 3
sendiri
merupakan jenis penelitian deskriptif yang
tertentu,
Analisis Data
Prosedur Penelitian
Nilai 83 – 100 % 50 - <83% 17 - <50% <17%
Penentuan titik sampling stasiun menggunakan metode Purposive Sampling
Adapun rumus yang digunakan adalah
yaitu suatu penentuan teknik pengambilan
rumus untuk kesesuaian wisata pantai
sampel secara sengaja dan sudah ditentukan
(Yulianda, 2007):
sehingga yang ingin diteliti dapat terwakili
IKW = Σ ( Ni ) × 100%
(Fachrul, 2007). Lokasi penelitian berlokasi
Nmax
di pesisir Desa Kawal yang terdiri dari 2 stasiun dan yang merupakan daerah dengan
Ket :
keberadaan area dengan aktivitas yang
IKW
:Indeks Keseuaian Pantai
banyak dikunjungi wisatawan domestik,
Ni
:Nilai parameter ke-i
penandaan titik koordinat stasiun dengan
Nmaks
menggunakan GPS (Global Positioning
:Nilai
maksimum
kategori wisata
System) .
6
dari
suatu
Berkut Tabel. 4 Kriteria Kesesuaian Kawasan Untuk Wisata Pantai kategori Rekreasi
Jumlah = (Skor x Bobot) dimana
nilai
Kelas S2
: Kawasan ini mempunyai
maksimum = 156, Nilai tersebut merupakan
pembatas – pembatas yang agak serius untuk
angka penjumlahan dari nilai maksimum
mempertahankan tingkat perlakuan yang
dari suatu kategori wisata.
harus diterapkan.
Kelas S1 : Kawasan ini tidak mempunyai
meningkatkan masukan/tingkatan perlakuan
pembatas yang serius untuk menerapkan
yang diberikan.
perlakuan
Kelas S3
yang
diberikan
atau
hanya
Pembatas ini akan
: Kawasan ini mempunyai
mempunyai pembatas yang tidak berarti atau
pembatas – pembatas yang serius untuk
tidak
mempertahankan tingkat perlakuan yang
berpengaruh
nyata
terhadap
penggunaan dan tidak akan menaikkan
harus diterapkan.
masukan/tingkatan
meningkatkan masukan/tingkat perlakuan
perlakuan
yang
diberikan.
Pembatas akan lebih
yang diperlukan.
Ket:
G.
SS
: Sangat sesuai 80-100%
S
: Sesuai 60- <80%
Analisa Daya Dukung Metode yang diperkenalkan untuk
menghitung daya dukung pengembangan
SB : Sesuai bersyarat 35- <60%
ekowisata
TS : Tidak sesuai <35%
menggunakan
7
alam konsep
adalah Daya
dengan Dukung
Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah
Tabel 5. Potensi Ekologis Pengunjung (K)
maksimum pengunjung yang secara fisik
dan luas Kegitan (Lt)
dapat
ditampung
disediakan
pada
di
kawasan
yang
waktu
tertentu
tanpa
K (Ʃ pengunjung)
Jenis kegiatan
Unit area (Lt)
menimbulkan gangguan pada alam dan
Ket 1 orang
manusia. Perhitungan DDK dalam bentuk
setiap
Rekreasi
rumus adalah sebagai berikut (Yulianda,
1
pantai
2007) yakni:
50m
50m panjang pantai
DDK= K x Lp x W Lt
1 orang
Wp
setiap
Wisata Ket: DDK
= Daya Dukung Kawasan
K
= Potensi ekologis pengunjung per
50m
50m panjang pantai
Sumber: Yulianda (2007)
satuan unit area Lp
1
olahraga
Untuk
kegiatan
wisata
pantai
= Luas area atau panjang area yang
diasumsikan setiap orang membutuhkan
dapat dimanfaatkan
panjang
Lt
= Unit area untuk kategori tertentu
pengunjung
Wt
= Waktu yang disediakan oleh
aktivitas yangmemerlukan ruang yang luas,
kawasan untuk kegiatan wisata
seperti berjemur, bersepeda, berjalan-jalan
dalam satu hari
dan lain-lain.
= Waktu yang dihabiskan oleh
Tabel 6. Prediksi Waktu yang digunakan
pengunjung untuk setiap kegiatan
untuk setiap kegiatan wisata
tertentu
No. Kegiatan
Wp
Potensi
ekologis
garis
pengunjung
pantai
akan
1. Berenang
(Tabel 5). Luas suatu area yang dapat
2. Berjemur
digunakan
3. Rekreasi
oleh
mempertimbangkan
pengunjung
kemampuan
berbagai
Total Waktu 1 hari Wt(jam)
2
4
2
4
3
6
2
4
air
mentolerir pengunjung sehingga kelestarian
karena
Waktu yang dibutuhkan Wp-Jam
4. Olahraga
alam
m,
melakukan
ditentukan oleh kondisi sumberdaya dan jenis kegiatan yang akan dikembangkan
50
Sumber: Yulianda (2007)
alam tetap terjaga.
Waktu kegiatan pengunjung (Wp) dihitung berdasarkan lamanya waktu yang
8
dihabiskan
oleh
melakukan
kegiatan
pengunjung wisata.
untuk Waktu
pengunjung diperhitungkan dengan waktu
Tabel 8. Parameter Kesesuaian Wisata
yang disediakan untuk kawasan (Wt) (Tabel
Pantai Stasiun 1.
5). Waktu kawasan adalah lama waktu areal dibuka dalam satu hari, dan rata-rata waktu
No
Parameter
Kategori dan Skor
Bobot
Kategori
kerja sekitar 8 jam (jam 8 –16).
Skor Nilai
1.
Kedalaman dasar perairan (m)
5
0-3
4
20
2.
Tipe Pantai
5
Pasir putih sedikit karang
3
15
3.
Lebar Pantai
5
10-15
3
15
Wisata Pantai Kategori Rekreasi
4.
Material Dasar Perairan
4
Karang berpasir
3
12
Keseuaian
5.
Kecepatan Arus (m/s)
4
>0,17-0,34
3
12
Kategori rekreasi
6.
Kemiringan Pantai(%)
4
>25-45
2
8
Stasiun 1 (Kampung Kawal Pantai)
7.
Kecerahan Perairan
3
>10
4
12
Stasiun I ini terletak di kawasan
8.
Penutupan Lahan Pantai
3
Semak belukar rendah,savana
3
9
pesisir yang terdapat pada titik koordinat
9.
Biota Berbahaya
3
Bulu Babi
3
9
0059’54.9”LU dan 104038’46.2”BT . Dan
10.
Ketersediaan Air Tawar
3
<0,5-1
3
9
31
121
IV.
HASIL DAN PEMABAHASAN
A.
Kesesuaian dan Daya Dukung
1.
a.
Wisata
Pantai
Kawal
tidak jauh dari pemukiman penduduk yang
Jumlah
39
tinggal dikawasan pesisir. Hasil pengukuran kawasan wisata pantai menggunakan 10 kriteria kesesuaian
b.
wisata pantai sebagai berikut:
Stasiun II (Marjoly Beach Resort) Stasiun II ini terletak dikawasan
Tabel 7. Hasil Pengamatan Parameter
pesisir yang terdapat pada titik koordinat
Wisata Pantai Stasiun 1.
100’22.9”LU dan 104038’62.0”BT. Dan juga
No. Parameter
Hasil Pengamatan
terletak dikawasan resort yang dikelola oleh
1. Kedalaman 2. Tipe Pantai
Berkisar 1 – 2 m Berpasir sedikit karang Berjarak 13 m Pasir putih sedikit karang 0,19 m/detik
swasta, sehingga memungkinkan adanya
3. Lebar Pantai 4. Material Dasar Perairan 5. Kecepatan Arus (m/s) 6. Kemiringan Pantai 7. Kecerahan Perairan 8. Penutupan Lahan Perairan 9. Biota Berbahaya 10. Ketersediaan air Tawar
pengembangan yang dilakukan untuk mejadi kawasan pesisir ini menjadi penarik tujuan wisatawan. Hasil pengukuran kawasan wisata pantai menggunakan 10 kriteria kesesuaian
26%
wisata pantai sebagai berikut: 11%
Tabel 9. Hasil Pengamatan Parameter
Semak belukar rendah dan savanna Bulu babi Kurang lebih ,7 Km
Wisata Pantai Stasiun II.
9
No. Parameter
Hasil Pengamatan
1. Kedalaman 2. Tipe Pantai
Berkisar 1 – 2 m Berpasir
3. Lebar Pantai
Berjarak 13 m
4. Material Dasar Perairan 5. Kecepatan Arus (m/s) 6. Kemiringan Pantai 7. Kecerahan Perairan 8. Penutupan Lahan Perairan 9. Biota Berbahaya 10. Ketersediaan air Tawar
Tabel 11.
Pasir putih sedikit karang 0,19 m/detik
Nilai Kesesuaian Masing-
masing Stasiun Pengamatan
8%
I.
Nilai Kesesuaian (%) 0,77
Sesuai
II.
0,85
Sangat
Stasiun
11% Lahan terbuka ditumbui kelapa Bulu babi 100 m
Ratarata (%)
Ket
93,14
Sesuai Jumlah
162
Dari tabel diatas dapat dijelaskan Tabel 10. Parameter Kesesuaian Wisata
bahwa nilai kesesuaian kawasan wisata
Pantai Stasiun II.
pantai Kawal pada stasiun I yang terletak pada kampung Kawal pantai pada dasarnya
No
Parameter
Bobot
Kategori dan Skor Kategori
sesuai untuk dikelola sebagai kawasan objek Skor Nilai
wisata pantai dengan nilai kesesuaianya
1. Kedalaman dasar perairan (m)
5
0-3
4
20
2. Tipe Pantai
5
Pasir putih
4
20
3. Lebar Pantai
5
10-15
3
15
4. Material Dasar Perairan
4
Karang berpasir
3
12
5. Kecepatan Arus (m/s)
4
>0,17-0,34
3
12
6. Kemiringan Pantai(%)
4
>5- 10
3
12
7. Kecerahan Perairan
3
>5- 10
3
9
8. Penutupan Lahan Pantai
3
Lahan terbuka, Kelapa
4
12
wisatawan-wisatawan
9. Biota Berbahaya
3
Bulu Babi
3
9
berjemur,
10. Ketersediaan Air Tawar
3
<0,5 km
4
12
pemandangan atau hanya sekedar bermain
133
156
air disekitar pantai. Dengan pantai yang
Jumlah
39
mencapai 0,77% , hal ini di dapat di lihat dengan
kondisi
pantai
tersebut
yang
terbilang cukup baik untuk dikelola. Pada kawasan ini memiliki tipe pantai yang berpasir dengan sedikit karang dan masih bisa di berikan toleransi bagi lokal
yang
berolahraga,
ingin
menikmati
cukup lebar membuat wisatawan lebih c.
Kesesuaian Kawasan Wisata Pantai
leluasa bermain pasir disekitaran pantai yang
Kawal
ada di kampung kawal pantai tersebut.
Dari
Hasil
analisis
kesesuaian
Pada stasiun II yang terletak di
kawasan wisata pantai di 2 titik stasiun
resort marjoly beach ini memiliki kondisi
pengamatan dapat dijelaskan bahwa Kawal
wisata pantainya sangat sesuai dengan nilai
terkategori sebagai kawasan wisata pantai
kesesuaiannya mencapai 0,85% . Hal ini
yang sangat sesuai untuk dikembangkan,
didukung karena area pantai yang indah ini
adapun nilai kesesuaian masing-masing
juga masih dikelola oleh resort itu sendiri.
stasiun pada Tabel 11:
Dengan fasilitas yang sangat mendukung didalamnya
sehingga
dapat
menarik
wisatawan lokal maupun mancanegara untuk
10
belibur dan menginap dilokasi yang strategis
dengan
ini. Pondok maupun kamar-kamar yang
dimanfaatkan adalah 800 meter. Nilai Daya
dibangun di tepian pantai membuat suasana
dukung Kawasan (DDK) di Pantai Kawal
menjadi
untuk rekreasi pantai adalah sebesar 40
lebih
indah
untuk
menikmati
panjang
wilayah
yang
dapat
orang per hari. Panjang wilayah yang dapat
keindahan panorama pantai kawal. Pada kawasan ini memiliki tipe
dikembangkan untuk rekreasi pantai ini
pantai yang berpasir. Dalam kaitannya
adalah 700 meter. Nilai Daya Dukung
dengan
berpasir
Kawasan (DDK) di Pantai Kawal untuk
merupakan lokasi yang paling ideal untuk
olahraga air adalah 20 orang per harinya
masuk menajdi kategori wisata pantai. Para
dengan
pengunjung pantai yang ad di resot ini dapat
dimanfaatkan yaitu 500 meter.
leluasa berjemur, berolahraga menikmati
Tabel 11. Analisis Daya dukung Kawasan
pemandangan dan bermain pasir pantai
No. Kegiatan
dengan
wisata
aman
pantai,
dan
pantai
nyaman.
panjang
wilayah
yang
dapat
Daya Dukung Kawasan
Apalagi
ketersediaan air tawar yang didapat juga
1. Berenang
30 orang
cukup banyak sehingga pengunjung yang
2. Berjemur
30 orang
ingin mandi setelah bermain pasir pantai dan
3. Wisata olahraga
20 orang
bermain air laut dapat terpenuhi dengan
4. Rekreasi pantai
40 orang
Jumlah
memiliki kecerahan pantai yang cerah dan
120 orang
Sumber: Hasil Data Analisi
indah membuat pantai ini banyak disukai
Pantai
oleh para pengunjung. Hal ini didasarkan
Kawal
memiliki
Daya
karena material dasar yang ada dilokasi
Dukung Kawasan sebesar 120 orang per
tersebut
harinya,
berpasir
putih
dengan
sedikit
yang
berarti
bahwa
jumlah
karang, yang dimana toleransi diberikan
pengunjung maksimal yang diperbolehkan
untuk substrat pasir berkarang atau karang
melakukan kegiatan wisata di wilayah
berpasir sebagai lokasi ideal dijadikan objek
Pesisir Pantai Kawal adalah 120 orang. Nilai
wisata pantai.
120 didapat dari penjumlahan Daya Dukung Kawasan. Hal ini disebabkan karena adanya
2.
Daya
Dukung
Kawasan
Untuk
pembatasan
Wisata Pantai Kawal Kegiatan
wisata
jumlah
pengunjung
yang
dimaksudkan untuk mengurangi dampakyang
dapat
dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari
dilakukan di Pantai Kawal antara lain adalah
adanya kegiatan wisata yang dilakukan
rekreasi pantai, berenang, berjemur dan juga
pengunjung seperti pembuangan sampah di
olahraga air. Pesisir Pantai Kawal memiliki
sembarang
tempat.
panjang pantai 2 Km. Nilai Daya Dukung
pengunjung
ini
Kawasan (DDK) di Pantai Kawal adalah 30
meningkatnya nilai masuk dari objek wisata
orang per hari untuk berenang dan berjemur
itu sendiri. Tetapi dengan mahalnya tiket
11
Pembatasan akan
jumlah
mangkibatkan
yang harus dibeli oleh pengunjung, kawasan
bagi masyarakat sekitar dengan bertujuan
wisata tetap mampu menyediakan tempat
untuk menambah pendapatan dalam hal
yang nyaman, indah dan alami sesuai
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat
dengan keinginan pengunjung.
Kawal.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Dahuri, Rochmin, dkk. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
sebagai berikut: Berdasarkan
hasil
Lautan Secara Terpadu. Jakarta:
pegukuran
kesesuaian kawasan wisata pantai pada 2
PT. Pradnya Paramita. Dikutip dari
titik stasiun pengamatan diketahui bahwa
http://web.ipb.ac.id/~sps/images/Do
stasiun I memiliki kategori sesuai dengan
cument/Fpik/spl-2012.pdf 15
nilai skor 0,70%, sedangkan stasiun II
agustus 2014
memiliki kategori sangat sesuai dengan nilai
Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, 2012.
skor 0,80 % . Dengan demikian kawasan
Wisata bahari dan pulau kecil.
pantai Kawal terkategori sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan
Dikutip dari http www. dkpkepri.
wisata
info/index.php?option=
pantai.
com_content&view=article&id=19 Adapun saran dari hasil penelitian ini
8:wisata-bahari-kabupaten-bintan
adalah:
pantai-dan-pulau-
1. Diharapkan kepada masyarakat sekitar
kecil&catid=48:data-wisata-
dan pengunjung pantai kawal agar selalu
bahari&Itemid=111
menjaga kebersihan pantai dari sampah-
15
agustus
2014.
sampah, dan juga dengan tujuan agar Dinas
keindahan dan kelestarian ekosistem
Kelautan
Perikanan
Kabupaten
pantai dapat terus terjaga dengan baik.
Bintan, 2011. Wisata bahari dan
2. Diharapkan sebagai bahan pengambilan
pulau kecil. Dikutip dari http www.
kebijakan/keputusan kepada pemerintah
dkpkepri.
setempat
com_content&view=article&id=198:
agar
memperhatikan
info/index.php?option=
pembukaan lahan atas sebagai tempat
wisata-bahari-kabupaten-bintan
resort yang berpotensi menimbulkan
pantai-dan-pulau-
permasalahan seperti laju sedimentasi
kecil&catid=48:data-wisata-
dan erosi.
bahari&Itemid=111 21 agustus 2014
3. Dengan mangetahui tingkat kesesuaian Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling
wisata pantai menjadi penting, karena
Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta.
secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan lapangan pekerjaan
12
Gumelar, S. Sastrahuda. 2010. Hand out Mata Kuliah Concept Resort and Leisure, strategi pengemangan dan pengelolaan resort and leisure dikutip dari file.upi.edu.Pdf 22 agustus 2014 Otong, S. D. 2011. Sumberdaya Perairan Potensi, Masalah dan Pengelolaan, Hal 139- 142. Bandung, PT. Widya Padjajaran Rahmawati, A. 2009. Studi Pengelolaan Kawasan Pesisir Untuk Kegiatan Wisata Pantai (Kasus Pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan, Jawa Timur). Skripsi. Institus Pertanian Bogor. Bogor.
Yulianda,
F.
Sebagai
2007.
Ekowisata
Alternatif
Bahari
Pemanfaatan
Sumberdaya Pesisir
Berbasis
Konservasi.
Makalah. Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan.
Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Dikutip dari http://www.scribd.com/doc/3350012 3/Bahan-Seminar-Sps
tanggal
16
agustus 2011
13