KESALAHAN GRAMATIKAL BAHASA INGGRIS DALAM POLA KALIMAT SEDERHANA SISWA KELAS VIII UNGGULAN SMP PLUS AL-AQSHA (Kajian Sintaktis)
RINGKASAN SKRIPSI diajukan untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Sastra Inggris Universitas Padjadjaran
Acep Andi Suhendi 180410070130
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA INGGRIS JATINANGOR JULI, 2012
KESALAHAN GRAMATIKAL BAHASA INGGRIS DALAM POLA KALIMAT SEDERHANA SISWA KELAS VIII UNGGULAN SMP PLUS AL-AQSHA (KajianSintaktis)
*Acep Andi Suhendi
ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Kesalahan Gramatikal Pada Pola Kalimat Sederhana Bahasa Inggris Siswa SMP Plus Al-Aqsha Kelas VIII Unggulan.” Fokus dalam skripsi ini adalah permasalahan yang terdapat pada pemerolehan bahasa kedua (Bahasa Inggris) yang meliputi kesalahan gramatikal dengan metode error analysis diakibatkan oleh interferensi (pengaruh bahasa pertama) dan yang tidak tepengaruh bahasa pertama. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesalahan yang terjadi saat pemerolehan bahasa kedua (Bahasa Inggris). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu data dideskripsikan secara sistmatis berdasarkan teori sintaksis Bahasa Inggris. Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah surface strategy taxonomy yang digagas oleh Heidi Dulay et al. Mendeskripsikan kesalahan gramatikal baik yang dipengaruhi oleh bahasa pertama (Bahasa Indonesia) dan yang tidak dipengaruhi bahasa pertama (Bahasa Indonesia) merupakan fokus tujuan penelitian. Dari hasil penelitian, diperoleh bukti dua kesalahan; yang dipengaruhi bahasa pertama (error of omission dan error of ordering) dan tidak terpengaruh bahasa pertama ( error of addition dan error of selection)
Kata kunci: Gramatikal, interferensi, error analysis, surface strategy taxonomy, error of omission, error of addition, error of selection, error of ordering.
* Penulis merupakan mahasiswa Sastra Inggris angkatan 2007 (180410070130)
ABSTRACT This thesis is entitled “ Kesalahan Gramatikal Pada Pola Kalimat Sederhana Bahasa Inggris Siswa SMP Plus Al-Aqsha Kelas VIII Unggulan.”The focus of this thesis is the problems in second language acquisition (English Language) including grammatical error caused by first language (L1) or interference and not by first language (L1). This research is conducted to find the error analysis when the learners learning second language. The method used is descriptive method, i.e. the method that explains the problem of language systematically of the pattern of English and Indonesia language. The ground theory of this research is surface strategy taxonomy by Heidi Dulay et al. To describe the grammatical errors influenced by the first language (Indonesian Language) and the ones not influenced by the first language are the main purposes of the research. From the result of the research, it is shown by the number of errors analysis divided into two majors classification; influenced by L1 (error of omission and error of ordering) and not influenced by L1 (error of addition and error of selection).
Key words: language acquisition, grammatical error, interference, error analysis, surface strategy taxonomy, error of omission, error of addition, error of selection, error of ordering.
A. PENDAHULUAN Salah satu hal yang penting untuk dicermati dalam mempelajari Bahasa Inggris adalah pengaruh Bahasa Pertama (Bahasa Indonesia). Ini menjadi begitu penting karena ada aturan yang membedakan keduanya. Maka analisis gramatikal begitu penting dengan menganalisis kesalahannya berdasarkan sintaksis Bahasa Inggris melalui error analysis (analisis kesalahan). Dengan adanya error analysis (analisis kesalahan) inilah, kita akan mengetahui kesalahan apa yang telah dilakukan saat menggunakan Bahasa Inggris baik yang dipengaruhi oleh bahasa pertama (interferensi) atau yang tidak dipengaruhi bahasa pertama. Error analysis (analisis kesalahan) terfokus pada form (bentuk) bahasa pembelajar, mengkaji bahasa pembelajar berdasarkan tipe dasarnya: error of omission (penghilangan ), error of addition (penambahan), error of selection (penggantian), dan error of ordering (kesalahan susunan kata) (Heidi Dulay,et al,1981:150) . Semua jenis kesalahan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor interferensi saat mempelajari Bahasa Inggris. Dalam hal ini, siswa menganggap aturan gramatikal Bahasa Inggris sama saja dengan aturan gramatikal Bahasa Indonesia. Interferensi sangat berkaitan dengan bahasa ibu yang ada pada para siswa sehingga saat berkomunikasi dengan Bahasa Inggris selalu saja ada unsur bahasa ibu (Bahasa Indonesia) yang mereka gunakan. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa pengguna Bahasa Inggris khususnya para siswa saat ini sering melakukan kesalahan dalam menggunakan Bahasa Inggris. Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis kesalahan gramatikal apa yang paling banyak dibuat oleh para siswa.
Hal ini dilakukan dengan cara menganalisis kesalahan-kesalahan siswa dalam membuat kalimat kemudian mengelompokkannya ke dalam dua jenis kesalahan gramatikal yaitu: kesalahan gramatikal yang dipengaruhi bahasa pertama (error of omission dan error of ordering) dan kesalahan yang tidak dipengaruhi bahasa pertama (error of addition dan error of selection). Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII unggulan, di SMP Plus Al-Aqsha, Cibeusi, Jatinangor. Siswa-siswa tersebut dijadikan objek penelitian karena selain kelas unggulan, mereka juga mendapat tambahan pemerkayaan Bahasa Inggris melalui program sekolahnya; Two English Weeks In A Month. Sehingga dapat diasumsikan bahwa pemahaman Bahasa Inggris mereka pun akan lebih baik. Sedangkan SMP Plus AlAqsha dipilih karena SMP tersebut merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Sumedang yang memiliki program unggulan dalam peningkatan Bahasa Inggris serta telah terakreditasi A. Pada penelitian ini ada beberapa tujuan yang peneliti harapkan. Tujuan penelitian tersebut, yaitu: a.
Mendeskripsikan kesalahan gramatikal Bahasa Inggris yang dipengaruhi oleh
Bahasa Pertama (Bahasa Indonesia) pada pola kalimat sederhana yang dibuat oleh para siswa SMP Plus Al-Aqsha kelas VIII Unggulan. b.
Mendeskripsikan kesalahan gramatikal Bahasa Inggris apa yang tidak
dipengaruhi oleh Bahasa Pertama (Bahasa Indonesia) pada pola kalimat sederhana yang dibuat oleh para siswa SMP Plus Al-Aqsha kelas VIII Unggulan.
B. PEMBAHASAN Interferensi Dalam kajian pemerolehan bahasa kedua terdapat istilah ‘transfer’ dan ‘interference’ atau lebih dikenal interferensi. Dalam hal ini Weinrich dalam Dulay et al. (1982:99) menjelaskan bahwa: “The terms „transfer‟ and „interference‟ are not synonymous: Transfer usually refers to the influence of L1 on L2 in both positive and negative way, whereas interference is usually used in negative sense, so it corresponds to negative transfer. Interference supports this idea: Interferences are those instances of deviation from the norms of either language which occur in the speech of bilinguals as a result of their familiarity with more than one language, i.e. as a result of languages in contact”.
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa transfer merujuk kepada pengaruh bahasa pertama (L1) pada bahasa kedua (L2) baik transfer positif atau pun transfer negatif. Dalam hal ini, interferensi adalah transfer negatif yang merupakan terbawanya unsur atau aturan bahasa pertama (L1) kepada bahasa kedua (L2) sebagai ketidak tahuan seorang pemebelajar bahasa kedua (L2).
Surface Strategy Taxonomy Salah satu cara untuk mendapatkan penjelasan mengenai error analysis adalah dengan menggunakan surface strategy taxonomy. Dulay et al. (1981:150) menjelaskan bahwa “A surface strategy taxonomy highlights the ways surface structures are altered: learners may omit necessary items or add unnecesary ones, they may misform items or misorder them.” Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa surface strategy taxonomy dapat memberikan gambaran tentang kesalahan gramatikal yang dibuat
seseorang. Seseorang menghilangkan atau menambahkan elemen yang tidak perlu dan tidak sesuai dengan gramatikal, selain itu juga salah dalam penempatan elemen serta salah dalam menyusun elemen yang berdasarkan aturan gramatikal. Dengan adanya penjelasan kesalahan yang di dapat melalui surface strategy taxonomy, maka akan dengan mudah mengetahui sejauh mana kemampuan seorang siswa dalam memahami gramatikal bahasa yang sedang mereka pelajari. Selain itu, dengan adanya deskripsi penjelasan kesalahan yang di dapat dari surface strategy taxonomy maka para pengajar akan dengan sendirinya mengetahui solusi atas kesalahan yang dibuat siswa yaitu dengan memberikan latihan tambahan yang ditekankan kepada penguasaan pemahaman. Jadi, surface strategy taxonomy dibutuhkan oleh pengajar bahasa kedua guna mengetahui letak kesalahan siswanya. Berdasarkan letak kesalahannya, surface strategy taxonomy menganalisis; omission, addition, selection, dan misordering.
Omission Salah satu analisis Surface Strategy Taxonomy adalah bentuk omission. Dulay , Burt, et al (1981:154) berpendapat bahwa “Omission is a type of errors which are characterized by the absence of an item that must appear in a well-formed utterance”. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan error of omission adalah penghilangan elemen yang seharusnya muncul dalam sebuah tuturan. Para siswa seringkali melakukan kesalahan tersebut. Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang seringkali terjadi:
a.
Penghilangan “to be /copular verb”
Kesalahan penghilangan “to be” sangat sering terjadi bahkan hampir setiap siswa yang belajar
Bahasa Inggris pasti melakukan kesalahan ini. Hal ini sangat wajar terjadi
terutama pembelajar Bahasa Inggris yang merupakan penutur Bahasa Indonesia. Kesalahan ini disebabkan karena tidak adanya “to be / copular verb” dalam pola kalimat Bahasa Indonesia. Misalnya: I a student. ( Kalimat ini salah seharusnya I am a student) b.
Penghilangan “article” Pada kasus penghilangan article, para pembelajar biasanya tidak mengenal bentuk
singular pada sebuah nomina. Kesalahan ini biasanya terpengaruh struktur Bahasa Indonesia yang tidak terlalu mempermasalahkan bentuk singular atau plural pada sebuah nomina dalam sebuah kalimat. Kesalahan bentuk ini terjadi biasanya menghilangkan article a/ansebagai singular marker pada sebuah kalimat yang memiliki nounsingular form . Misalnya: I have book. ( Kalimat yang seharusnya I have a book) c.
Penghilangan - s sebagai plural marker
Pada kasus ini biasanya, para siswa belum memahami apabila setelah plural countable noun maka setelahnya harus diletakan fonem –s yang berfungsi sebagai plural marker. Misalnya: There are many car. ( Seharusnya There are many cars) d.
Penghilangan -„s sebagai possessive Para siswa
menghilangkan morfem
-s sebagai penanda possessive (
kepemilikan). Ini sangat wajar terjadi terutama di kalangan yang memiliki Bahasa Pertama yaitu Bahasa Indonesia. Dalam struktur gramatikal Bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya morfem tertentu untuk menyatakan possessive ( kepemilikan). Dengan
kata lain, dalam sintaksis Bahasa Indonesia tidak mengenal morfem –s sebagai penanda possessive (kepemilikan). Misalnya: Andy house is very big. (Seharusnya Andy‟s house is very big)
e.
Penghilangan - s pada verb of the third singular person of Present Tense
Dalam kala Simple Present Tense, setelah subjek she dan he maka verbanya harus dilekati fonem –s. Misalnya: He eat rice. ( Seharusnya He eats rice).
Addition Bentuk error of addition merupakan kesalahan yang menambahkan suatu item yang seharusnya tidak ada pada sebuah ujaran. Dulay et al. (1981:156) menjelaskan bahwa “Addition is a type of errors which are characterized by the presence of item which must not appear in a well-formed utterance.” Error of addition merupakan tahapan yang lebih tinggi levelnya dibandingkan dengan error of omission dalam pemerolehan bahasa kedua. Pada tataran level ini, para pembelajar telah mendapatkan aturan gramatikal bahasa kedua, tetapi mereka seringkali salah pemahaman. Sehingga, mereka kemudian melakukan kesalahan tersebut. Terdapat tiga jenis Error of addition; double markings, regularization, dan simple additions.
a.
Double markings Double markings sering terjadi karena kesalahan dalam menghapus item tertentu
yang sebenarnya dibutuhkan dalam konstruksi linguistik tetapi tidak untuk kasus yang lain. Misalnya dalam kalimat, “ She doesn‟t knows his name” dan “ They didn‟t went
here”. Pada kedua kalimat tujuan sudah benar namun kuarang tepat. Pada kalimat yang pertama kata bantu untuk menegasikan subjek she
adalah sudah benar dengan
menambahkan doesn‟t. Namun kesalahannya terletak pada knows yang merupakan penanda kata kerja orang ketiga tunggal, seharusnya know saja karena sudah terwakili oleh doesn‟t . Pada kalimat keduapun sama kesalahannya yaitu dengan menambahkan verba past tense “went” seharusnya diubah ke dalam bentuk verba present tense “go”. Sehingga, kesalahan dari contoh kedua kalimat seperti diatas disebut double markings. b.
Regularization Dulay, et al (1981:157) menjelaskan regularization yaitu “A type of errors in
which a marker that is typically added to a linguistic item is erroneously added to exceptional items of given class that do not take a marker.” Kesalahan dari regularization adalah dengan mengubah suatu item dengan cara menyamakan aturan yang irregular ke dalam yang regular. Misalnya bentuk jamak dari nomina „mouse‟ menjadi „mouses‟ padahal sharusnya „mice‟ dan pada bentuk irregular verb „write‟ menjadi „writed‟ dalam past tense padahal seharusnya wrote. Selinker menyatakan regularization dengan istilah overgeneralization. c.
Simple addition Simple addition ditandai dengan kesalahan penambahan selain dari double
markings dan regularization. Misalnya pada kalimat “The fishes doesn‟t live in the water.” Letak kesalahan kalimat tersebut adalah dengan menambahkan fonem –es pada fish.
Misformation (Error of selection)
Dulay, et al. (1981:157) menjelaskan misformation yaitu “Misformation errors are those characterized by the use of the wrong form of the morpheme or structure.” Dengan demikian, misformation adalah kesalahan penggunaan bentuk yang salah pada morfem atau struktur. Misformation terbagi ke dalam tiga bentuk; regularization, archiforms, dan alternating forms.
a.
Regularization Regularization merupakan penanda yang menyatakan regular yang ditempatkan
pada bentuk irregular, seperti dalam goed untuk went, mousses untuk mice, childs untuk children. b.
Archi-forms Dulay et al. (1982:160) menyatakan bahwa “Archi-forms errors are those of
selection of one member of a class of forms to represent others in the class.” Hal tersebut menyatakan bahwa Archi-forms errors merupakan kesalahan dalam pemilihan sebuah bentuk untuk menyatakan sesuatu yang lainnya, misalnya kesalahan pemilihan determiners ( this, that, these, those) dalam sebuah kalimat. Contohnya “That dogs are naughty” yang seharusnya “Those are naughty dogs”. c.
Alternating forms Kesalahan ini ditandai dengan kesalahan dalam pemilihan kata yang tepat.
Kesalahan ini terjadi pada saat pembelajar bahasa kedua berada pada level vocabulary and grammar grow (tahap pemula). Misalnya meletakkan subjek “I” pada posisi objek yang seharusnya diganti dengan “me”.
Misordering Dulay et al. (1982:162) menjelaskan bahwa “Misordering is characterized by the incorrect placement of a morpheme or group of morpheme in an utterance.”Misordering merupakan kesalahan dalam penyusunan morfem atau kelompok morfem dalam kalimat. Misalnya kesalahan dalam embedded questions seperti dalam “ I don‟t know who is she” seharusnya “I don‟t know who she is”.
PEMBAHASAN DATA a. Kesalahan Gramatikal Yang Dipengaruhi Bahasa Pertama Omission Kalimat yang dibuat pembelajar
Kalimat yang sudah diempurnakan
I have many problem
I have many problems
I often gloomy
I am often gloomy
I must strong and patient
I must be strong
I want reach my dream
I want to reach my dream
My dream in my life to be doctor.
My dream in my life is to be doctor
Ordering Kalimat yang dibuat pembelajar
Kalimat yang sudah diempurnakan
When I can do it?
When can I do it?
Do you know who is he?
Do you know who he is?
b. Kesalahan Gramatikal Yang Tidak Dipengaruhi Bahasa Pertama Addition
Kalimat yang dibuat pembelajar
Kalimat yang sudah diempurnakan
I will to tell you about my life
I will tell you about my life
I got a many friends
I got many friends
I am love them
I love them
I am promise to do that
I promise to do that
Selection Kalimat yang dibuat pembelajar
Kalimat yang sudah diempurnakan
I don‟t late.
I am not late
I can‟t life here.
I can‟t live here
When I was child, they give me everything.
When I was child, they gave me everything
There are much problems in my life.
There are many problems in my life
C. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan:
1. Berdasarkan kesalahan Bahasa Inggris yang dipengaruhi oleh pengaruh Bahasa Pertama (Bahasa Inggris) yaitu: a.
Error of omission, merupakan kesalahan dengan penghilangan elemen yang seharusnya tidak terjadi berdasarkan gramatikal Bahasa Inggris.
b. Error of ordering, merupakan kesalahan dengan ketidaktepatan susunan pola kalimat yang seharusnya berdasarkan gramatikal Bahasa Inggris. 2. Berdasarkan kesalahan Bahasa Inggris yang tidak dipengaruhi oleh pengaruh Bahasa Pertama (Bahasa Inggris) yaitu: a. Error of addition, merupakan kesalahan dengan penambahan elemen yang seharusnya tidak muncul berdasarkan gramatikal Bahasa Inggris. b. Error of selection, merupakan kesalahan dengan pemilihan kelas kata yang seharusnya tidak muncul berdasarkan gramatikal Bahasa Inggris.
D. DAFTAR SUMBER
Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy. San Francisco: Longman Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaudron, Craig.1990.Second Languge Classrooms: Research on Teaching and Learning. Cambridge: Cambridge University Press Corder, S.P.1981. Error Analysis and Interlanguage. New York: Oxford University
Djadjasudarma, T.Fatimah.1993.Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian.Bandung:Eresco Dulay,Heidi, et al.1982. Language Two. New York: Oxford University Press. Ellis, Rod.1997. Second Language Acquisition.New York: Oxford University Press. Fromkin, Victoria, dkk. 2002. An Introduction to Language: Seventh Edition. Massachusetts: Thomson Wadsworth. Halliday, M.A.K.1993.Towards a Language-Based Theory of Learning. University of Sydney and Macquarie University.(Journal) Krashen, Stephen.2002. Second Language Acquisition and Second Language Learning. California: Pergamon Press Inch. Kountur, Ronny.2007.Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Edisi Revisi).Jakarta: Penerbit PPM. McManis, Carolyn, dkk. 1987. Language Files. Advocate Publishing Group. Ohio. O’Grady,William,et al.1997. Contemporary Linguistics:An Introduction. London New York: Longman. Quirk, Randolph,et al.1985. A Comprehensive Grammar of the English Language.London and New York: Longman. Saville-Troike, Muriel.2006. Introducing Second Language Acquisition. New York: Cambridge University. Siahaan, Sanggam. 2008. Issues in Linguistics. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sugiono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif ,dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Sujatna, Eva Tuckyta Sari. 2008. English Syntax for Beginners. Jatinangor : Uvula. Tarigan, Henry, dkk.1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.