KESADARAN BERAGAMA PADA REMAJA ISLAM Oleh : Drs. Haris Budiman. M.Pd (email:
[email protected]) Abstract Adolescent moment happens as it is seen to be the critical moment of the alteration of character development which is manifested by the negativity of the critical mindset based on factual reality around them that shows a counter reality (ironical paradox) of what has already been said and what has already been done. Manifested as a negativity, the most important thing is the contemplation of the religious faith of the youth, especially the islamic youth, they tend to be sceptical, anxious and do not have the awareness and no interest in doing various religious activities within solemn deeds. Key Words : Religion Awareness, Islamic Youth
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Haris budiman 22-35
mental maupun spritual, karena kalau
A. Pendahuluan. Masa remaja adalah masa peralihan
generasi muda menjadi rusak, tentu saja
dari masa kanak-kanak menuju dewasa,
mereka itu tidak dapat diharapkan untuk
mereka sangat membutuhkan tuntunan dan
membangun dan mengisi kemerdekaan.
bimbingan untuk memahami diri sendiri
Untuk mengembangkan para remaja
yang penuh dengan sikap egoistis dan rasa
sebagai penerus bangsa dan pewaris nilai-
keingintahuan
tinggi.
nilai luhur budaya, bangsa yang beriman,
Keingintahuan yang tinggi menyebabkan
teguh dan berahklak mulia sesuai dengan
para remaja tidak hanya diberikan siraman
harapan bangsa tersebut tidak akan dicapai
rohani saja yang berisi ajaran-ajaran agama
kecuali dengan pendidikan. Dalam hal ini
yang wajib dijalankan, akan tetapi melalui
pendidkan agama Islam memegang peranan
kegiatan
penting dalam membentuk kepribadian para
yang
pengajian
amat
mereka
mampu
menelaah serta mempelajari Islam sebagai
remaja,
pedoman hidupnya.
pendidkan
Usia remaja pada hakekatnya adalah
karena
dengan
agama
mengendalikan
hawa
menanamkan
manusia
dapat
nafsunya
dan
masa menemukan jati diri, meneliti sikap
mengarahkan pada perbuatan yang baik
hidup yang lama dan mencoba-coba yang
serta
baru
yang
persoalan hidupnya, baik dengan sesama
Hurlock
manusia atau yang ada keterkaitan batin
untuk
dewasa.Menurut
menjadi
pribadi
Elizabeth
B.
dalam Sururin menjelaskan bahwa masa
dapat
memecahkan
persoalan-
antara dirinya dengan Allah SWT.
remaja merupakan priode peralihan, sebagai
Dijelakan
oleh
Zakiah
Daradjat
usia bermasalah, masa mencari identitas,
bahwa “ Persoalan dan problema yang
masa yang tidak realistis serta sebagai
terjadi
ambang masa depan.1
bersangkut paut dan kait terkait dengan usia
Remaja
sebagai
generasi
muda,
yang
pada
mereka
remaja
lalui,
dan
tidak
dapat
dilepaskan
dalam menentukan masa depan agama dan
dimana mereka hidup. Dalam hal ini yang
bangsa. Oleh karena itu remaja harus
memegang
diarahkan dan dipersiapkan dengan sebaik-
menentukan dalam kehidupan remaja adalah
baiknya
agama.2
meneruskan
cita-cita
pengaruh
sebenarnya
mempunyai peranan yang sangat penting
untuk
dari
itu
peranan
lingkungan
penting
yang
pembangunan bangsa dan negara, baik 1 Sururin, Ilmu Jiwa Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm 63
2 Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1970, hlm 69
22
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Dari bahwa
pendapat
agama
tersebut
sangat
jelaslah
berperan
Haris budiman 22-35
mahdhah,mengeluarkan
dalam
zakat
atau
sedekah);
kehidupan kaum remaja untuk menanamkan
5. Bersabar pada saat mendapat musibah,
keyakinan dan keinsyafan faham atau ajran
setiap insan yang hidup di dunia ini
sehingga menimbulkan suatu kesadaran
akan dicoba oleh Allah SWT. Dengan
yang akhirnya menumbuhkan perasaan dan
diberikan musibah (segala sesuatu
sikap hidup yang berdasarkan ajaran agama
yang tidak disenangi kepadanya), baik
Islam.Secara umum kriteria kematangan
yang ringan maupun yang berat. Bagi
dalam kehidupan beragama itu adalah
orang yang sudah matang sikap
sebagai berikut :
keagamaannya tatkala ia mendapatkan
1. Kesadaran bahwa setiap prilakunya
musibah, akan menyadari bahwa hal
(yang tampak maupun tesembunyi
itu merupakan ujian dari allah SWT.
tidak terlepas dari pengawasan Allah
Yang
SWT). Kesadaran ini terefleksi dalam
keimanannya;
akan
dan
meningkatkan
sikap dan prilakunya yang jujur,
6. Menjalin
memperkokkoh
amanah, istiqomah, dan merasa malu
“Ukuwah
untuk berbuat yang melanggar aturan
persaudaraan dengan sesama muslim)
Allah SWT;
dan “ukhuwah insaniah/basyariah”
Islamiyah”
(tali
2. Mengamalkan ibadah ritual secara
(tali persaudaraan dengan manusia
ikhlas dan mampu mengambil hikmah
lainnya dengan tidak melihat latar
dari ibadah tersebut dalam kaitannya
belakang agama, suku/ras, maupun
dengan kehidupan sehari-hari;
status sosial ekonominya). Jalinan
3. Memiliki penerimaan dan pemahaman secara
atau
bentuk saling tolong menolong dalam
romantika kehidupan yang ditetapkan
kebaikan dan saling berwasiat dalam
Allah SWT, yaitu bahwa kehidupan
kebenaran dan kesabaran;
yang
positif
akan
irama
persaudaraan itu di wujudkan dalam
“Usron”(kesulitan,
7. Senantiasa menegakkan “amar ma’ruf
musibah)
“Yusron”
dan nahi munkar”. Mempunyai ruhul
(kemudahan/anugrah/nikmat);
jihad fisabilillah, menebarkan mutiara
4. Bersyukur pada saat mendapatkan anugrah, (membaca perbuatan
baik
dengan
hamdallah)
nilai-nilai Islam dan mencegah atau
ucapan maupun (ibadah 23
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
memberantas kemusyrikan, kekufuran
3. Peribadatannya
dan kemaksiatan.3 Mengenai
Haris budiman 22-35
mulai
disertai
penghayatan yang tulus.5 kualitas
Dengan demikian kesadaran beragama
sangat
pada kaum remaja dapat dilihat dari aspek
bergantung kepada proses pendidikan yang
rohaniah individu yang berkaitan dengan
diterimanya. Hal ini sebagaimana sabda
keimanan
Nabi Muhammad SAW, yang artinya :
direfleksikan kedalam peribadatan kepada-
perkembangan
arah
dan
beragama
anak
kepada
Allah
SWT,
yang
“ Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah
Nya yang disertai dengan penghayatan yang
SAW bersabda : Tidaklah anak yang
tulus.Adapun kesadaran beragama pada
dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah
remaja adalah :
( kecendrungan untuk percaya kepada Allah
1. Taat melaksanakan kewajiban agama,
SWT, maka kedua orang tuanyalah yang
seperti
menjadikan anak tersebut beragama Yahudi,
persaudaraan, saling tolong menolong,
Nasrani,
dan bersikap jujur;
Majusi.
(
H.R.
Muslim
ibadah
ritual,
menjalin
).4Berdasarkan keterangan hadits tersebut,
2. Menghindari diri dari sikap dan
maka jelaslah bahwa pada dasarnya anak itu
prilaku yang dilarang agama, seperti
telah
sikap
membawa
kemudian parapendidiknya
fitrah
beragama
bergantung dalam
dan
kepada
permusuhan,
munafik,
mengembangkan
saling
curiga,
hak
orang
mengambil
lain(mencuri dan sebagainya) dan
fitrah itu sendiri sesuai dengan usia anak
prilaku
dalam pertumbuhannya.
berjinah dan minum minuman keras).6
Menurut Abdul Aziz Ahyadi, ciri-
maksiat
Sedangkan
lainnya
batasan
(berjudi,
remaja
ciri kesadaran beragama pada remaja yang
berdasarkan analisis yang cermat mengenai
sangat menonjol adalah :
semua asfek perkembangan dalam masa
1. Pengalaman ke-Tuhanannya makin
remaja , yang secara global antara umur 12
bersifat individual;
s/d 21 tahun. Dengan pembagiannya sebagai
2. Keimanannya makin menuju realitas
berikut :
yang sebenarnya;
1. 12-15 tahun adalah masa remaja awal; 2. 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan;
3 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm 145
5
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, Sinar Baru Al Gesindo, Bandung, 1995, hlm 141
4 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta,2004, hlm 171
6
24
Ibid, hlm 141
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
3. 18-21 tahun adalah masa remaja
Haris budiman 22-35
Dalam rangka mencapai kepribadian
akhir.7
muslim, mukmin, muhsin, dan muttakin
Sahilun A. Nasir, membagi ciri-ciri remaja
pada remaja, maka perlunya pembinaan
awal sebagai berikut :
kesadaran
a. Perasaan dan emosi remaja tidak
beragama
yang
harus
di
transferkan sesuai dengan nilai-nilai agama
stabil;
Islam. Langkah-langkah yang bisa dilakukan
b. Mengenai status remaja masih sulit
dalam pembinaan terhadap remaja,
ditentukan;
antara lain :
c. Kemampuan mental dan daya pikir
a. Membimbing ketauhidan mereka;
mulai agak sempurna;
b. Senatiasa mengajak berdialoq dan
d. Hal sikap dan moral, menonjol pada
berdiskusi;
menjelang akhir remaja awal;
c. Menyediakan
fasilitas
yang
e. Remaja awal adalah masa kritis;
menunjang kebutuhan fisik maupun
f. Remaja awal banyak masalah yang
pemikiran(fasilitas olah raga, buku
dihadapi.
bacaan, dan lain sebagainya);
Sedangkan ciri-ciri remaja akhir adalah : a. Stabilitas
mulai
timbul
d. Memberikan kesempatan bertanggung jawab kepada mereka.9
dan
meningkat; Dengan
b. Citra diri dan sikap pandangan lebih
pengalaman
realistis;
demikian ajaran
pembinaan
agama
Islam
c. Perasaan lebih tenang;
dimaksudkan sebagai pola bimbingan dan
d. Dalam menghadapi masalah dihadapi
pengarahan kepada para remaja, karena
secara lebih matang.8
perkembangan potensi kepribadian kaum
Dilihat dari ciri-ciri remja tersebut
remaja harus mendapatkan bimbingan dan
menunjukkan bahwa remaja yang lebih
pengalaman
memiliki kesadaran beragama terdapat pada
perkembangan pribadi pemuda pemudi tidak
remaja akhir, karena mempunyai sikap yang
saja dihubungkan dengan potensi-potensi
lebih
pembawaan
matang
dalam
menghadapi
dihubungkan
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
yang
mendukung,
mereka, dengan
tetapi
sebab
terutama
pengalaman-
pengalaman yang mereka hadapi. 7 F.J. Monks, Psikologi Perkembangan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2002, hlm 262 8
Sahilun A Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja. Kalam Mulia, Jakarta, hlm 65-66
9 Abu Bakar, Manajemen Masjid Berbasis IT, Arina, Yogyakarta, 2007, hlm 102
25
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Haris budiman 22-35
SWT. Dan dapat mengesakan-Nya serta
B. Kesadaran Beragama Para Remaja Manusia yang sadar akan dirinya
dapat hidup sesuai dengan harapan AlQur”an.
bahwa ia adalah manusia manusia yang paling sempurna yang Allah SWT ciptakan
Sedangkan kata agama menurut
dimana sejak dilahirkan manusia sudah
istilah adalah himpunan peraturan yang
membawa
diwahyukan kepada Nabi dan Rasul untuk
fitrah
atau
potensi
dasar
beragama. Hal ini sangat jelas tergambar
membimbing
dalam firmamn Allah SWT, yang berbunyi :
memperoleh
umat jalan
membahagiakan akherat.11Berkaitan
manusia
agar
kebenaran
yang
hidupnya dengan
dunia
dan
peribadatan
kepada Allah SWT (habluminallah) telah
dijelaskan dalam al-Qur’an bahwa :
Artinya : Aku tidak menciptakan jin Artinya : “ Maka hadapkanlah
dan manusia kecuali agar beribadah kepada-
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah
Ku ( Q.S. Adz Dzariyat : 56).12
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
Kemudian yang berkaaitan dengan
menciptakan manusia menurut fitrah itu
perbuatan
tidak ada perubahan pada fitrah Allah
(hablumminannas) Telah dijelaskan dalam
(itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan
al-Qur’an bahwa :
manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum:
sesama
manusia
30).10 Menilik ayat tersebut jelaslah bahwa
kesadaran beragama yang dimaksud adalah
suatu keadaan mengerti (keinsyafan) tentang suatu fitrah yang dibawa oleh manusia sejak dalam kandungan
yakni agar manusia
mengetahui bahwa ia diciptakan oleh Allah 11
M Syarifudin, Upaya Menanamkan Kesadaran Beragama Di Kalangan Remaja, Proyek Pembinaan Kemahasiswaan Depag, Jakarta, 1987, hlm 5
10
Departement Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahannya, Yayasan Penerjemah Dan Penafsiran Al-Quran, Jakarta, hlm 645
12
Departemen Agama RI, Op.Cit, hlm 972
26
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Haris budiman 22-35
manusia diperintahkan oleh Allah SWT
untuk
saling
perbuatan
tolong
baik
menolong
dalam
dalam
taqwa,
namun
sebaliknya Allah SWT melarang tolong
menolong dalam hal pelanggaran. Tanda kesadaran beragama yang
matang yaitu : difrensiasi (bercabang), produktif,
Sedangkan beragama
untuk
yang
sangat
ke-Tuhanan
makin
b. Keimanannya makin menuju realitas yang sebenarnya; c. Pribadatannya
mulai
disertai
penghayatan yang tulus.15 Dengan demikian kesadaran beragama pada remaja dapat dilihat dari pengalaman, keimanan, dan pribadatan yang menuju realitas yang sebenarnya disertai dengan penghayatan yang tulus.Individu yang sejak kecilnya
dibimbing dengan pendekatan
agama
dan
secara
terus
menerus
diri
dalam
keluarga
mengembangkan beragama
cendrung
akan
mencapai
kematangan beragama. Kesadaran beragama
perbuatan tersebut direfliksikan sepeeti
Kemudian
kesadaran
bersifat individual;
hanya untuk beribadah kepada-Nya, dimana
sebagainya.
remaja
a. Pengalaman
menciptakan manusia diatas bumi ini adalah
dan
pada
ciri-ciri
adalah :
maka dapat dijelaskan bahwa Allah SWT
puasa
dan
menonjol menurut Abdul Aziz Ahyadi
Berdasarkan ayat tersebut diatas
sholat,
integral,
keikhlasan pengabdian.14
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah[389], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[390], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya[391], dan binatang-binatang qalaa-id[392], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya[393] dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. ( Al-Maidah : 2).13
melaksanakan
komfrehensif,
merujuk kepada aspekrohaniah individu
lain
yang berkaitan dengan keimanan kepada
sesama
14
Abdul Aziz Hayadi, Op.Cit, hlm 50
13
15
Ibid, hlm, 235
Ibid, hlm 44
27
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Haris budiman 22-35
Allah SWT, yang direfleksikan ke dalam
lingkungan kehidupan yang agamis
peribadatan kepada-Nya.
akan cendrung mendorong dirinya
Kematangan beragama ini berkaitan
untuk lebih dekat kearah hidup
dengan kualitas pengamalan ajaran agama
agamis. Sebaliknya bagi remaja yang
dalam kehidupaan sehari-hari, baik yang
kurang mendapat pendidikan siraman
menyangkut aspek hablumminallah maupun
ajaran agama akan lebih mudah
hablumminannas. Problema “Agama” pada
didomonasi dorongan eksual yang
dasarnya remaja lebih membawa potensi
negatif. Sebap masa selain masa
beragama
itu
remaja merupakan masa kematangan
merupakan fitrahnya, yang menjadi masalah
seksual, remaja juga didorong oleh
selanjutnya
perasan ingin tahu yang super;
sejak
dilahirkan
adalah
dan
bagaimana
remaja
mengembangkan potensi tersebut. Sejalan
perkembangan
6. Dalam kehidupan beragama pada
jasmani dan rohaninya, maka agama pada
remaja akan timbul konflik antara
para
pertimbangan moral dan material,
remaja
perkembangan
dengan
5. Pertimbangan sosial;
banyak itu;
berkaitan dengan Sebagaimana
telah
remaja sangat bingung menentukan
diungkapkan oleh W. Strabuck dalam
pilihan
Ramayulis, bahwa perkembangan agama
duniawi
pada remaja ditandai oleh beberapa fktor
kepentingan akan materi, maka para
perkembanagan jasmani dan rohani yang
remaja lebih cendrung jiwanya untuk
terdiri dari 2 aspek. Adapun pertama dilihat
bersikap materialistis;
dari aspek perkembanagan itu antara lain :
itu.
Karena lebih
kehidupan dipengaruhi
7. Perkembangan moral;
1. Pertumbuhan pikiran mental;
8. Perkembangan moral pada remaja
2. Dimana ide dan dasar keyakinan
bertitik tolak dari rasa berdosa dan
beragama yang diterima remaja dari
usaha untuk mencari proteksi.16
masa kanak-kanaknya sudah tidak
Aspek kedua yakni konflik dan
begitu menarik bagi mereka. Sifat
keraguan
kritis terhadap ajaran agama
timbulnya keraguan itu antara lain :
mulai
timbul;
remaja.
Dimana
penyebab
1. Kepribadian, yang menyangkut salah
3. Perkembangan perasaan;
tafsir dan kelamin;
4. Perasaan sosial, ethis dan estetis mendorong remaja untuk menghayati 16 Ramayulis, Psikologi Agama, Kalam Mulia, Jakarta, 2004, hlm 56
prikehidupan yang terbiasa dalam 28
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
2. Kesalahan organisasi keagamaan dan pemuka
agamaa
yang
sekelilingnya beribadah, maka mereka
membawa
ikut percaya dan melaksanakan ibadah
pertentangan;
dan
3. Pernyataan misalnya
Haris budiman 22-35
kebutuhan sifat
ajaran-ajaran
agama
sekedar
manusia,
mengikuti suasana lingkungan dimana
senang
hidup. Mereka seolah-olah apatis,
manausia
dangan yang sudah ada dan dorongan
tidak
ingin tahu;
meningkatkan agama dan tidak mau
4. Kebiasaan, seseorang yang terbiasa
akan
kebenaran
ragu
ajaran
semangat agama pada remaja, yakni
baru
semangat tersebut mempunyai dua
diterimanaya atau dilihatnya; 5. Pendidikan,
dasar
bentuk, yaitu dalam bentuk positif dimiliki
yaitu berusaha untuk melihat agama
seseorang serta tingkat pendidikan
dalam pandangan kritis, tidak mau
yang
membawa
lagi menerima hal-hal yang tidaaka
pengaruh sikapnya terhadap ajaran
masuk akal, misalnya mereka ingin
agama;
memurnikan agama dari bid’ah dan
dimiliki
yang
untuk
c. Percaya dengan kesadaran yang diikuti
menerima
yang
perhatian
aktif dalam kegiatan-kegiatan agama;
akan suatu tradisi keagamaan yang dianutnya
ada
akan
6. Pencampuran agama dan mistik.
17
khurafat dari kekakuan dan kekolotan. Dan dalam bentuk negatif yaitu akan menjadi
C. Sikap Remaja Dalam Beragama
bentuk
kegiatan
yang
Berbagai ragam dan cara dilakukan
berbentuk khurafi yaitu kecendrungan
oleh remaja untuk mengekspresikan jiwa
remaja untuk mengambil pengaruh
keberagaamaannya, Hal ini tidak terlepas
dari luar ke dalam masalah-masalah
dari
yang
keagamaan, seperti bid’ah, khurafat
dilaluinya.Terdapat empat sikap remaja
dan kepercayaan-kepercayaan lainnya;
pengalaman
beragama
dalam beragama, yaitu :
d. Percaya, tapi ragu-ragu;
a. Percaya ikut-ikutan;
e. Keraguan
b. Kebanyakan reamaja percaya pada
kepercayaan
remaja
terhadap agamanya, dapat dibagi dua
Tuhan dan menjalankan agama karena
yaitu
terdidik dalam lingkungan beragama,
kegoncangan
karena
proses perubahan dalam pribadinya
ibu/bapaknya
teman-teman
dan
beragama, masyarakat
dan
:
keraguan
17
Ibid, hlm 57
29
Keraguan jiwadan
disebabkan terjadinya
disebabkan
adanya
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
kontradisi
atas
dilihatnya
kenyataan
dengan
apa
Haris budiman 22-35
yang
persaudaraan,
yang
menolong, dan bersikap jujur;
diyakininya atau dengan pengetahuan
saling
tolong
2. Menghindari diri dari sikap dan
yang dimilikinya;
prilaku yang dilarang agama, sepeti
f. Tidak percaya atau cendrung pada
sikap permusuhan, saling curiga,
athies.18
munafik, mengambil hak orang lain
Kesadaran beragama adalah suatu
(mencuri dan sebagainya) dan prilaku
proses menanamkan faham atau ajaran
maksiat lainnya (berjudi dan minum-
sehingga menimbulkan suatu kesadaran
minman keras).20
yang pada akhirnya menumbuhkan perasaan
Dengaan
demikian
kesadaran
dan sikap hidup berdasarkan ajaran Islam.
beragama pada remaja dapat dilihat dari
Dalam
aspek
aspek
kesadaran
beragama
ini
hablumminallah
maupun
menurut Mawardi Hatta : “ Yang menjadi
hablumminannas,
titik sentral pembinaan adalah kesadaran
menjalin
untuk
menolong, dan lain sebagainya. Kewajiban-
menghayati
sebagian
serta
ajaran-ajaran
mengamalkan
yang
dianutnya
seperti
persaudaraan,
kewajiban
perintah
ibadah
ritual,
saling
tolong
agama
ditetapkan
secara ikhlas dan konsekuen.19 Mengenai
dalama
kesadaran beragama tehdapa remaja tersebut
kemaslahatan manusia khususnya generasi
harus disesuaikan dengan kadar, minat dan
muda. Dapat diumpamakan sholat, Al-
nalar mereka.
Qur;an dan hadits banyak menyeru kepada
Kesadaran beragama merujuk kepada
kaum
aspek rohaniah individu yang berkaitan
rangka
mencari
muslimin
kebaikan
untuk
dan
senantiasa
menunaikannya.
dengan keimanan kepada Allah SWT, yang
Menunaikan ibadah sholat adalah
direfleksikan dedalam pribadatan kepada-
kewaajaiban
Nya baik yang bersifat hablumminallah
perbedaan seorang muslim dengan non
maupun
muslim. Selain itu sholat juga mengandung
hablumminannas
.Adapun
kesadaran beragama pada remaja adalah :
hikmah
1. Taat melaksanakan kewajiban agama, seperti
ibadah
ritual,
yang
yang
menunjukkan
sangat
bermakna
kadar
bagi
kehidupan seorang muslim. Sholat dapat
menjalin
mencegah perbuatan keji dan munkar ( Q.S. Al-Ankabut : 45 ). Relegiusitas seseorang
18
mestinya berimlikasi dalam kehidupannya,
Sururin, Op.Cit, hlm 72
19
Marwadi Hatta, Beberapa Aspek Pembinaan Kehidupan Beragama Dalam Konteks Pembangunan Nasional di Indonesia, Dirjen Bimbingan Islam, 1981, hlm 6
20
Syamsu Yusuf LN, Op.Cit, hlm 141
30
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
baik dalam belajar, bergaul, berusaha,
Kemahasiswaan 1987.
maupun dalam bekerja.
Pada dasarnya kesadaran beragama memiliki sasaran pembentukan kesalehan
memiliki kesadaran dalam pelaksanaan ajaran agama, maka seorang remaja akan menegakkan perbuatan yang diperintahkan
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. Sururin, Ilmu Jiwa Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004. Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1970. Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, PT. Bumi Aksara, Jakarta,2004.
oleh agama, terutama yang berkaitan dengan kegiatan ritual dan menghindari perbuatan oleh
agama,
seperti
menghindari perbuatan berjudi, berzina, minum-minuman keras, mencuri, menipu, serta menjauhkan diri dari narkoba dan obat terlarang lainnya yang mengarah pada perbuatan yang dilarang oleh agama.
Daftar Pustaka
Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, Sinar Baru Al Gesindo, Bandung, 1995. Abu Bakar, Manajemen Masjid Berbasis IT, Arina, Yogyakarta, 2007. Departement Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahannya, Yayasan Penerjemah Dan Penafsiran AlQuran, Jakarta. F.J.
Monks, Psikologi Perkembangan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2002.
M
Syarifudin, Upaya Menanamkan Kesadaran Beragama Di Kalangan Remaja, Proyek Pembinaan
Jakarta,
Ramayulis, Psikologi Agama, Kalam Mulia, Jakarta, 2004. Sahilun A Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja. Kalam Mulia, Jakarta.
individu para remaja. Maka remaja yang
dilarang
Depag,
Marwadi Hatta, Beberapa Aspek Pembinaan Kehidupan Beragama Dalam Konteks Pembangunan Nasional di Indonesia, Dirjen Bimbingan Islam, 1981
D. Kesimpulan.
yang
Haris budiman 22-35
31