KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA
KERTAS UTAMA PERSIDANGAN ANTAR BANGSA PENDIDIKAN PERGURUAN UGAMA
(INTERNATIONAL CONFERENCE ON ISLAMIC TEACHERS EDUCATION)
KUPU SB (ICETE-KUPU SB) 2014.
1 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
OLEH:
PROF.DR.DUSKI SAMAD, M.Ag
DEKAN FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG, SUMATERA BARAT, INDONESIA.
DEWAN UTAMA, KOLEJ UNIVERSITI PERGURUAN UGAMA SERI BENGAWAN
(KUPU SB) BRUNEI DARUSSALAM, 20-21 JANUARI 2014.
2 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA
Oleh:
Duski Samad
A. ABSTRAK
Pendidikan Islam dan lembaga perguruan Islam di Indonesia memiliki hubungan erat dengan sejarah umat Islam di Indonesia. Penganut Islam yang mayoritas di Indonesia, belum sepenuhnya dapat mengaktualisasikan ajarannya dalam kehidupan yang kaffah, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Perubahan, dinamika dan keberlanjutan pendidikan Islam di masa depan adalah sunnatullah yang harus berlaku dan tentu menjadi kekuatan bagi keberjayaan Islam.
Hal penting harus dijaga dan dikawal adalah filosofi, tujuan, arah, prinsip, intitusi dan kelengkapan pendidikan Islam dipastikan dapat berjalan pada garis edar yang sesuai dengan prinsip Islam rahmatan lil alamin. Prospek kematangan sejarah institusi, kekuatan potensi akademisi, aktivis dan pegiat pendidikan Islam, dukungan umat adalah asset bernilai tinggi bagi pencapaian kemajuan pendidikan Islam di masa depan.
3 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
Potensi umat Islam yang semangkin membaik tingkat pendidikan, ekonomi dan status sosial, ditambahkan lagi pro aktifnya akademisi, pakar, tokoh dan aktivis Islam dalam pendidikan, kebudayaan dan pengembangan ilmu pengetahuan pada lingkup internasional adalah juga asset bernilai tinggi untuk keberhasilan pendidikan di masa datang.
B. KATA KUNCI
Pendidikan Islam. Perubahan. Dinamika. Keberlanjutan.
C. PENDAHULUAN
Mengkaji perubahan dan kesinambungan pendidikan adalah isyu pokok yang harus dikaji untuk memetakan kemajuan dan kemunduran pendidikan dalam jalan sejarahnya. Pendidikan adalah kepentingan manusia yang paling natural. Tiada seorangpun yang dapat hidup dengan baik dan bermanfaat tanpa pendidikan. Dalam bentuk yang sangat primitive manusia mendapatkan pendidikan di lingkungan keluarga, kemudian meluas ke masyarakat dan komunitas sosialnya.
Perubahan dan perkembangan masyarakat menuntut “menu” yang tentu saja berbeda dengan
4 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
“menu” sebelumnya. Usaha dan kegiatan yang dapat memenuhi itu tuntutan masyarakat itu adalah pendidikan.
Konsepsi Islam tentang manusia sebagai peserta didik dan pendidik, esensi ilmu pengetahuan, ensensi manusia yang berada, esensi masyarakat atau negara yang baik, adalah di antara sederetan masalah pendidikan yang telah dan terus akan dikaji secara mendalam, sistimatis, reflektif dan universal. Hal-hasil kajian terhadap masalah tersebut diiplementasikan dalam program dan aktivitas pendidikan, itulah yang kemudian menjadi sejarah pendidikan Islam.
Sejarah membuktikan bahwa kegemilangan satu masyarakat di masa lalu, adalah bermula dari keberhasilan pendidikan masa itu. Umat Islam pernah sukses membangun peradaban di zaman Daulah Abbasiyah, dengan penanda utamanya adalah Baitul Hikmah, lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan yang melahirkan karya ilmiah.
Hal yang sama juga berlaku di bumi Islam lainnya, termasuk Indonesia dan nusantara. Dinamika sejarah, perubahan dan kesinambungan Perguruan Islam di Indonesia dengan jelas telah memberi arah bagi menyosong masa depan pendidikan Islam. Konsistensi pada nilai Islam sebagai rahmatan lil alamin adalah kerangka filosofis yang mendasari arah pengembangan perguruan Islam dalam berbagai level dan jenisnya.
D. PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA.
5 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
1. Perubahan dan Dinamika.
Sebagaimana dikemukakan bahwa tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam, adalah sebagai akibat dari berpadunya unsure-unsur pembawaan ajaran Islam dengan unsure-unsur yang berasal dari luar. Henry Margenan dan David Bergamini dalam The Scienthis sebagaimana diolah oleh Jujun S. Surisumantri, telah mendaftarkan sederetan cabang ilmu pengetahuan yang telah dikembanghkan sebagai hasil perkembangan pemikiran dan Ilmiah di kalangan kaum muslimin pada masa jayanya. Yang kemudian secara berangsur-angsur berpindah ke dunia barat.
Dalam bidang matematika, telah dikembangkan oleh para sarjan muslim berbagai cabang ilmu pengetahuan, sperti teori bilangan, al-jabar, geometri analit, dan trigonometri. Dalam bidang fisika mereka telah berhasil mengembangkan ilmu mekanika dan optika. Dalam kimia, telah berkembang ilmu kimia. Dalam bidang astronomi, kaum muslimin telah memiliki ilmu mekanika benda-benda langit. Dalam bidang geologi, para ahli ilmu pengetahuan muslim telah mengembangkan Geodesi, Minerologi, dan meteorology. Dalam bidang biologi, mereka telah memiliki ilmu-ilmu Pisiologi, Anatomi, botani, zoology, embriologi, dan pathologi.
Turun naik sejarah kegemilangan pendidikan di dunia Islam, berlaku pula pada negara-nagara di kawasan nusantara. Dalam sejarah perguruan Islam Indonesia dicatat bahwa pada pergantian abad 19 yang lalu banyak orang Islam Indonesia mulai menyadari bahwa mereka tidak mungkin berkompetisi dengan kekuatan-kekuatan yang menantang dari pihak kolonialisme Belanda, penetrasi Kristen dan perjuangan untuk maju di bagian-bagian lain di Asia apabila mereka terus melanjutkan kegiatan dengan cara-cara tradisional dalam menegakkan Islam. Mereka mulai menyadari perlunya perubahan-perubahan, apakah ini dengan menggali mutiara-mutiara Islam dari masa lalu yang telah memberi kesanggupan kepada kawan-kawan mereka seagama pada abad Tengah untuk mengatasi Barat dalam ilmu pengetahuan serta memperluas daerah pengaruh, atau dengan menggunakan metode-metode baru yang telah dibawa ke Indonesia oleh kekuasaan kolonial serta pihak misi Kristen.( Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakarta : LP3ES, Cet ke-8, 1996, hal. 37.
Apa yang dijelaskan oleh Deliar Noer di atas adalah suatu gejala umum yang mewarnai masyarakat Indonesia sekitar tahun 1900-an, yaitu semangat dan kesadaran untuk menjauhkan bangsa Indonesia dari kejumudan dan keterbelakangan. Hanya saja karena bangsa Indonesia
6 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
masih terkungkung oleh kolonialisme Belanda, maka kesadaran semacam itu juga mengindikasikan adanya kesadaran untuk melepaskan bangsa Indonesia dari cengkeraman Belanda.
Kesadaran seperti itu pada umumnya ghirah itu dimotori oleh tokoh-tokoh agama yang disebut ulama. ( Muhammad Asfar, Ulama dan Politik : Perspektif Masa Depan , Ulumul Qur’an, Nomor 5/VI/1996, hal 23). Hal itu barangkali bisa dijelaskan karena ulama memiliki posisi sentral dalam pandangan masyarakat Indonesia yang pada umumnya beragama Islam. Mereka pada umumnya merupakan orang-orang yang mengetahui ajaran agama Islam dengan baik dan sekaligus mampu memahami realitas sosial politik ketika itu.
Memang, membicarakan pendidikan Islam dan lembaga perguruan Islam di Indonesia memiliki hubungan erat dengan sejarah umat Islam di Indonesia. Penganut Islam yang mayoritas di Indonesia, tidak sepenuhnya dapat mengaktualisasikan ajarannya dalam kehidupan yang kaffah . Umat Islam pada masa penjajahan Belanda, abad 17 M sampai abad 20 M, lebih kurang 3 abad, mengalami dua bentuk lembaga pendidikan , yaitu lembaga pendidikan dikelola umat I slam dan yang dikelola k olonial. System pendidikan yang dikelola Belanda adalah pendidikan modern liberal dan netral agama. Namun kenetralan Belanda ternyata tidak konsisten karena Belanda lebih melindungi Kristen dari pada I slam. Karena mereka menganggap I slam memiliki kekuatan politik yang membahayakan mereka. I slam senantiasa mengalami tekanan dan selalu diawasi gerak gerikny a.
7 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
Pasca Pemerintahan Kolonial Belanda, datang penjajahan Jepang. Pada awalnya pemerintah J epang mengambil siasat merangkul umat I slam sebagi mayoritas penduduk Indonesia. Sikap penjajah J epang terhadap Perguruan I slam ternyata lebih lunak, sehingga ruang gerak Perguruan I slam lebih bebas. Pesantren-pesantren yang besar sering mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesar-pembesar jepang. Sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan ajaran agama. Pemerintah Jepang juga mengizinkan berdir i nya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh KH. Wahid Hasyim, Kahar Muzakir, dan Bung Hatta. Pada masa penjajahan J epang atas usaha M a hmud Yunus di S umatera B arat, dapat disetujui oleh kepala jawatan pengajaran J epang untuk memasukkan pendidikan agama I slam ke sekolah-sekolah pemerintah, mulai sekolah dasar.
Setelah Indonesia merdeka, penyelesaian pendidikan agama mendapat perhatian serius dari p emerintah , baik di sekolah negeri maupun swasta. Usaha untuk itu dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga tersebut sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) tanggal 27 Desember 1945, yang menyebutkan bahwa : Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya adalah satu alat dan sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata yang tidak berurat akar dalam masyarakat Indonesia pada umumnya, hendaklah pula mendapat perhatian dan bantuan nyata berupa tuntunan dan bantuan material dari pemerintah.
Dalam masa berikutnya pendidikan agama mengalami masa kemajuan yang selari dengan
8 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
kemajuan masyarakat bangsa Indonesia. Kemajuan dan kegemilangan pendidikan Islam bukan saja dari diterimanya pendidikan Islam dalam sistim pendidikan nasional, akan tetapi ia juga mendapat pembiayaan dan dukungan yang memadai.
Kemajuan pendidikan Islam baik yang dikelola langsung oleh negara – Kementrian Agama dan Kementrian Pendidikan Nasional – maupun yang diselenggarakan oleh organisasi sosial kemasyarakatan atau lembaga non pemerintah telah melanggengkan dualisme pendidikan di Indonesia, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Di satu pihak Kementerian Agama mengelola semua jenis pendidikan agama baik di sekolah-sekolah agama maupun di sekolah-sekolah umum. Kementrian Pendidikan mengurusi pendidikan umum sejak dari Pendidikan Usia Dini (PAUD) sampai tingkat Perguruan Tinggi.
Program pendidikan agama yang diurus oleh Kementrian Agama meliputi semua jenis lembag a pendidikan agama yang meliputi;(1). Pesantren klasik, semacam sekolah swasta keagamaan yang menyediakan asrama, yang sejauh mungkin memberikan pendidikan yang bersifat pribadi, sebelumnya terbatas pada pengajaran keagamaan serta pelaksanaan ibadah. (2). Madrasah D iniyah, yaitu sekolah-sekolah yang memberikan pengajaran tambahan bagi murid sekolah negeri yang berusia 7 sampai 20 tahun. (3). Madrasah-madrasah swasta, yaitu pesantren yang dikelola secara modern. (4). Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), yaitu sekolah dasar negeri enam tahun, yang dalam undang-undang disebut dengan Sekolah Umum bercirikan agama.(5) Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) dan Swasta, 3 tahun sederajat dengan SMP.(6).Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Swasta, 3 tahun sederajat SMA.(7). Pendidikan A gama tingkat Perguruan Tinggi atau U niversitas islam diberikan sejak tahun 1960 pada IAIN dan kini berjumlah lebih 52 institusi 8 diantaranya berkembang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).
9 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
Dalam halnya dengan pendidikan tinggi Islam lahir dan besar memiliki keterkaitan erat dengan politik, dakwah dan pengembangan Islam di Indonesia. Azyumardi Azra menyebutkan adanya tiga alasan berdirinya Perguruan Tinggi Islam di Indonesia. Ketiga alasan itu adalah:pertama untuk melaksanakan pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman pada tingkat yang lebih tinggi secara sistimatis dan terarah; Kedua untuk pengembangan dan peningkatan dakwah Islam hingga dipahami dan dilaksanakan secara lebih baik oleh mahasiswa dan kaum muslimin umumnya; dan Ketiga untuk melakukan reproduksi dan kaderisasi ulama dan fungsionaris keagamaan lainnya, baik pada birokrasi negara, seperti Departemen Agama, maupun lembaga-lembaga sosial, dakwah dan institusi pendidikan Islam swasta.(Azra, Membangun Pusat Keunggulan Studi Islam, IAIN Jakarta, 2002.h.3)
Keberadaan Perguruan Tinggi Islam di Indonesia diprediksi akan terus kuat sejalan dengan pencapaian tujuan nasional, sebagaimana dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) 2005-2024, yang sudah disahkan dalam Undang- Undang No. 17 Tahun 2007. RPJM 1(2005-2009). Menata Kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. RPJM 2 (2010-2014) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualias SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian. RPJM 3(2015-2019) Memantapkan pem-bangunan secara menyeluruh dengan menekankan pem-bangunan keunggulan kom-petitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan Iptek. RPJM 4 (2020-2024) Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
Dalam situs resmi Kementrian Agama diungkap optimistic akademisi Islam tentang kegemilangan pendidikan Islam di masa datang. Kebijakan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam tentang Pengembangan Pendidikan Tinggi yang tertuang dalam HELTS (Higher Education Long Term Strategy) dinilai dapat meningkatkan daya saing bangsa. PTAI diharapkan mampu berperan sebagai universitas riset berkelas dunia tanpa tercerabut dari identitas kerakyatan dan akar sosio-kulturalnya.
10 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) beberapa tahun ke depan diperkirakan semakin diperhitungkan dalam percaturan pembangunan nasional melalui aktivitas dan hasil riset berikut implementasinya. Hal tersebut disampaikan Prof. Amin Abdullah dalam paparannya di hadapan peserta Temu Konsultasi Jaringan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat PTAI di Manado pada 12-14 Juni 2013 lalu. Menurut Amin, peran strategis pendidikan tinggi Islam di atas akan semakin terpacu apabila Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama R.I., terus mengawal mandat untuk menghilangkan dikotomi keilmuan yang telah diberikan kepada para dosen.
Mandat penyatuan ilmu agama dan sains yang telah diamanatkan ke PTAI dapat dilakukan dengan paradigma yang berbeda. “Wahyu Memandu Ilmu”, misalnya, merupakan paradigma pengembangan keilmuan UIN Sunan Gunung Djati Bandung sekaligus sebagai strategi dasar pengembangan keilmuan Islami yang integratif-holistik, yang kemudian dibuat metafora “roda” sebagai bingkai lokus pandangan keilmuannya. Sementara konsep “pohon ilmu” merupakan metafora yang menjadi landasan pengembangan dan kajian ilmu pada UIN Malang. Metafora ini menggambarkan sebuah pohon yang tumbuh subur, kuat, rindang, berbuah sehat dan segar. Akar yang kukuh menghujam ke bumi, digunakan untuk menggambarkan ilmu alat yang harus dikuasai secara baik oleh setiap mahasiswa, yaitu bahasa, logika, pengantar ilmu alam dan ilmu sosial. Batang pohon yang kuat digunakan untuk menggambarkan kajian dari sumber ajaran Islam, yaitu al-Qur’an, al-Hadits, Pemikiran Islam, Sirah Nabawiyah, dan Sejarah Islam. Ujar Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta ini.
Konsep “Jaring Laba-laba” yang merupakan metafora simplifikasi konsep paradigma keilmuan Integrasi-Interkoneksi, merupakan sebuah pendekatan dalam pembidangan matakuliah yang mencakup tiga dimensi pengembangan ilmu. Sebagai penggagas ”madzhab integrasi-interkoneksi” ini, Amin menyatakan bahwa proses mempertemukan “ilmu agama” dan “ilmu sekuler” ini bukan karena alasan pragmatis semata. Ia lahir melalui proses sejarah intelektual yang sangat panjang. Pola pikir ke arah pola triadik bayani, irfani, dan burhani-nya al Jabiri perlu dilakukan dengan menggunakan metodologi lingkaran hermeneutika (hermeneutical circle). Dari proses inilah kemudian muncul tiga istilah prinsip-prinsip integrasi epistimologi keilmuan, yaitu: hadarah an-nas, hadarah al falsafah, dan hadarah al-‘ilm.
Bagi Amin Abdullah, integrasi agama dan sains adalah mandat bagi PTAI dalam pengembangan pendidikan tinggi Islam di Indonesia. Integrasi keilmuan tersebut tidak sekadar kajian epistimologis, tapi sudah selayaknya diimplementasikan secara aksiologis.
2. Keberlanjutan dan Masa Depan .
11 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
Isyu pokok yang terus menjadi bahan kajian bagi pencapaian kemajuan pendidikan Islam di Indonesia adalah merumus ulang filosofi, kerangka pemikiran dan komponen penting yang harus dipersiapkan bagi menuju kehebatan Islam di masa depan. Said Aqil al-Munawwar, (2003) menulis ada tiga dimensi atau aspek kehidupan yang harus dibina dan dikembangkan oleh pendidikan Islam, Pertama ; dimensi Spiritual, yaitu iman, takwa dan akhlak mulia (yang tercemin dalam ibadah dan mu’malah). Dimensi Spiritual itu tersimpul dalam satu kata yaitu” akhlak” . Akhlak merupakan alat kontrol psykis dan sosial bagi individu dan masyarakat. Tanpa akhlak, manusia akan berada dengan kumpulan hewan dan binatang yang tidak memiliki tata nilai dalam kehidupannya. Kedua, dimensi budaya , yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi secara universal menitik beratkan pada pembentukan kepribadian muslim sebagai individu yang diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan) dan faktor ajar (lingkungan atau miliu), dengan berpedoman kepada nilai-nilai keislaman.
Ketiga, dimensi kecerdasan yang membawa kepada kemajuan, yaitu cerdas, kreatif, terampil, disiplin, etos kerja, profesional, inovatif dan produktif. Dimensi kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan sebuah proses yang mencakup tiga proses diatas yaitu; analisis, kretifitas dan praktis. Kecerdasan apapun bentuknya, baik IQ-ISQ dan lain-lain saat ini diukur dengan tes-tes prestasi disekolah, dan bukan merupakan prestasi di dalam kehidupan.
Kebijakan untuk meresponi perlunya pendidikan agama dalam sistim pendidikan Nasional telah dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat kurikulum Departemen Pendidikan Nasional dengan merumuskan Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa .
Selari dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat bangsa Indonesia, maka lembaga pendidikan Islam terus melakukan inovasi, kreasi dan pembaharuan dalam segala sisi pendidikan itu sendiri. Perubahan mindset pihak penyelenggara negara untuk menerima suara masyarakat, sesuai perubahan demokratisasi, kebebebasan mengeluarkan pendapat dan keterbukaan informasi, maka daya tawar pengelola pendidikan Islam dengan pihak pemerintah bertambah kuat. Adanya keperluan pihak pemerintah terhadap sumber daya yang punya mentalitas agama yang baik, adalah juga menjadi factor penting bagi kegemilangan pendidikan Islam di masa datang.
12 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
Masyarakat bangsa yang mulai terusik dengan dampak gaya hidup (life style) yang cendrung bebas nilai adalah juga factor lain yang membuat lembaga pendidikan Islam menjadi pilihan. Kesepakatan kehidupan berbangsa yang menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama akan tetapi negara wajib memberikan perhatian pada agama adalah modal berharga untuk kegemilangan pendidikan Islam. Penguatan posisi kelembagaan Kementerian Agama, Pendidikan Agama dari Tingkat Dasar sampai Perguruan Tinggi, Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2013, Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Guru dan Dosen, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi, adalah peluang berharga yang akan menjadi asset bagi kemajuan pendidikan Islam di masa depan.
Kebebasan dan keterbukaan berfikir membawa dampak pada muncul lembaga pendidikan Islam yang variasinya cukup beragam karena ditentukan oleh pengalaman dari masyarakat itu sendiri, ada lembaga pendidikan yang cendrung menjaga kesinambungan pendidikan Islam klasik, seperti pesanteren Salafiyah, pendidikan pola modern dan yang memadukan antara klasik dan modern adalah kekayaan pendidikan Islam di masa datang. Begitu juga halnya adanya keterkaitan lembaga pendidikan Islam dengan misi dan agenda organisasi sosial Islam nasional dan internasional – ekstrim, moderet, dan pluralis -membawa corak baru yang ikut menjadi arah baru pendidikan Islam kedepan.
Keyakinan akan semangkin majunya pendidikan Islam di masa datang dapat pula diamati dari perlakuan (treatment) yang sama oleh Pemerintah antara pendidikan umum dengan pendidikan agama. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan melalui kualifikasi dan sertifikasi guru yang didalamnya berujung pada peningkatan kesejahteraan guru yang tidak membedakan antara guru pada pendidikan umum dan agama, guru negeri dan swasta adalah juga membawa dampak seginifikan bagi penguatan pendidikan agama dan perguruan agama.
Inovasi dan kerja ilmiah ilmuwan Islam Indonesia yang mengintrodusir konsep ekspremen Islamisasi Ilmu pengetahuan lewat pengembangan keilmuan di Universitas Islam Negeri (UIN) di antaranya ada pendekatan jaring laba-laba yang diperkenalkan Amin Abdullah, dimana ilmu agama menjdi core, ilmu umum saling mengikat. Pohon ilmu oleh Imam Suproyogo, ilmu agama menjadi akar, ilmu umum batang dan cabang. UIN Jakarta mengunakan konsep tween tower bahwa ilmu agama dan umum berdiri diporosnya masing namun yang menghubungkan, itu nilai dan axilogi, itu semua adalah juga energy kuat yang akan mempercepat kegemilangan pendidikan Islam di Indonesia.
13 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
Secara konklutif dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam di Indonesia terus mengalami kemajuan. Kini Pendidikan Islam tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu agama, tetapi juga sains dan teknologi. Lebih dari itu, lembaga pendidikan Islam juga mengakomodir dan bahkan mengembangkan nilai-nilai lokal yang telah ada sejak lama. Umat Islam Indonesia menyadari, bahwa mereka hidup dalam lingkungan yang plural sehingga ia harus bisa memahami kondisi tersebut dengan mengembangkan wisdom, kebijakan-kebijakan yang lebih bermanfaat bagi lingkungannya.
E. PENUTUP
Sebagai bahagian akhir dari tulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kegemilangan pendidikan Islam di Indonesia diyakini akan semangkin baik dan menjanjikan, setidaknya dapat dilihat pada:
1. Politik Islam. Kekukuhan institusi Kementrian Agama sebagai payung hukum tertinggi bagi keberlangsung pendidikan agama adalah modal berharga bagi masa depan pendidikan Islam.
2. Sumber Daya Insani. Potensi keilmuan, karya dan inovasi tokoh, cendikiawan, pakar, ilmuwan Islam dan aktivis dalam jumlah besar dan dengan latar belakang komplek dari berbagai strata adalah energy dahsyat yang akan menjadi motor pengerak kegemilangan pendidikan Islam di masa datang.
14 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
3. Komposisi Penduduk. Jumlah umat Islam yang semangkin membaik tingkat pendidikan, ekonomi dan status sosial adalah klas menegah muslim yang menjadi factor penting bagi perubahan masyarakat bangsa untuk menjemput masa depan Islam.
4. Lingkungan Stategis Global. Keterlibatan pakar, tokoh dan aktivis Islam dalam pendidikan, kebudayaan dan pengembangan ilmu pengetahuan pada lingkup internasional adalah juga asset bernilai tinggi untuk keberhasilan pendidikan di masa datang.
15 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
DAFTAR BACAAN
Azra, Membangun Pusat Keunggulan Studi Islam, IAIN Jakarta, 2002.h.3)
Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakarta : LP3ES, Cet ke-8, 1996, hal. 37.
Muhammad Asfar, Ulama dan Politik : Perspektif Masa Depan, Ulumul Qur’an, Nomor 5/VI/1996, hal 23).
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2013,
16 / 17
KEGEMILANGAN PENDIDIKAN PERGURUAN ISLAM DI INDONESIA Ditulis oleh Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag./ Dekan FTK IAIN Imam Bonjol Padang Kamis, 05 Desember 2013 23:10
Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, No. 14 Tahun 2008.
Undang-Undang tentang Perguruan Tinggi, Nomor 12 Tahun 2012. Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/01/16/26746/menag-pendidikan-islam-di-indonesiaterus-alami-kemajuan/#ixzz2j7EpKU5U Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/01/16/26746/menag-pendidikan-islam-di-indonesia-t erus-alami-kemajuan/#ixzz2j7EgCJSg Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
17 / 17