KERJASAMA PENGEMBANGAN KOLEKSI E-RESOURCES Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Jakarta, 20 – 21 Mei, 2014.
Blasius Sudarsono Pemerhati Kepustakawanan Kappa Sigma Kappa INDONESIA
KATA KUNCI • KOLEKSI KOLEKSI NASIONAL • SOURCE RESOURCE E RESOURCE • INFORMATION SOURCE INFORMATION RESEOURCES LIBRARY RESOURCES • INFORMATION RESOURCE SHARING LIBRARY RESOURCE SHARING. • KERJASAMA PEMAKAIAN + KERJASAMA AKUISISI KONSORSIUM ?
PENDAHULUAN • Keinginan membangun konsorsium e-resources sebenarnya perlu meninjau apa yang pernah dikerjakan pustakawan kita sebelumnya, saat format koleksi perpustakaan masih analog • Tinjauan kita tentu harus bermula dari Tahun 1971 saat pertama kali Perpustakaan Khusus membangun Sistem Jaringan Kerjasama Perpustakaan • Waktu itu lokomotif yang menarik kereta kepustakawanan Indonesia adalah Perpustakaan Khusus.
KONDISI SAAT ITU • • • • •
meningkatnya kebutuhan informasi ilmiah, terbatasnya koleksi majalah ilmiah mahalnya langganan majalah ilmiah asing, terbatasnya dana langganan majalah kerjasama pemanfaatan koleksi majalah ilmiah secara bersama menjadi SOLUSI. • empat sistem jaringan berbasis disiplin keilmuan dibangun
SUASANA LALU • Perpustakaan & Kepustakawanan masih menjadi karya pribadi atau institusi dan belum menjadi karya profesi • Kompetisi antar pribadi (institusi) menjadi (terlalu) tajam • Perpustakaan khusus menjadi lokomotif. • Meredupnya jaringan perpustakaan khusus lokomotif adalah perpustakaan perguruan tinggi ?
KONSORSIUM
1
• berproses mengikuti perkembangan keadaan • dua atau lebih perpustakaan yang bersepakat secara formal untuk berkoordinasi, bekerjasama atau berkonsolidasi dalam fungsi tertentu untuk suatu tujuan bersama • kelompok perpustakaan yang bersepakat untuk menjadikan sumberdaya mereka menjadi suatu aset yang dapat diakses secara bersama • komunitas yang menciptakan atau menghasilkan nilai baru melalui agregasi unit dalam perpustakaan atau antar perpustakaan
KONSORSIUM
2
• Penciptaan nilai ini dapat ditingkatkan melalui proses resource sharing, penyediaan produk atau layanan bagi dan oleh perpustakaan anggota konsorsium. • Perkembangan makna konsorsium sebenarnya sudah terjadi lama bahkan sebelum perpustakaan memasuki era digital • pemaknaan konsorsium perpustakaan mengerucut lebih pada akuisisi bersama atas jurnal ilmiah dalam format digital atau eresources • fokus hanya pada fungsi akuisisi bersama majalah ilmiah ternyata mendegradasi konsep konsorsium perpustakaan yang lebih tinggi
PRA SYARAT • fondasi yang kuat bagi sebuah konsorsium jika niat bergabung para calon anggota dipenuhi dengan semangat kerjasama yang benar berdasar kepercayaan (trust). • harus diawali dengan kesepakatan dari anggota serta juga kesepakatan akan komitmen yang timbul karena bergabungnya perpustakaan dalam suatu konsorsium • karakter konsorsium perpustakaan yang lebih non-profit akan berhadapan dengan karakter pihak yang berorientasi pada profit
PERLU DIINGAT
1
• Sudahkah terindentifikasi siapa calon anggota dari konsorsium yang akan dibangun? • Semangat kerjasama tentu bukan bermula dari atas ke bawah, namun harus ditumbuhkan dari bawah. • Kalaupun inisiatif memang dari atas, tentu dituntut agar pihak atas memulai dengan pendekatan dari bawah. • Niat bergabung tentu tidak akan muncul jika calon anggota belum (tidak) melihat dan yakin atas prospek positif dari sebuah konsorsium. • Apalagi dengan harus adanya unsur kepercayaan (trust), bukan sesuatu yang mudah untuk dicapai serentak.
PERLU DIINGAT
2
• konsorsium harus dibangun oleh beberapa lembaga dahulu yang benar memahami dan menghayati konsep pelayanan sebuah perpustakaan. • Membangun konsorsium tentu harus dimulai oleh lembaga yang memiliki karakter pionir. • Ini tentu harus bermula dari dua atau tiga lembaga dahulu yang benar mau bekerjasama dengan modal kepercayaan kuat
PERLU DIINGAT
3
• Suatu kesepakatan perlu persiapan yang cermat. • Harus menyadari semua komitmen yang mungkin timbul • Suatu studi mendalam perlu diakukan untuk mengidentifikasi semua komintmen yang mungkin muncul. • Rumussan kesepakatan dalam bentuk tertulis harus dibuat. • Kesepakatan dan pedoman ini juga harus dirawat dan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi
USULAN
1
Perpusnas memulai dengan membentuk tim ”tangguh” untuk melakukan studi persiapan yang mendalam, termasuk studi keterpakaian dan kondisi sosial-ekonomis sebuah konsorsium. Perpusnas hendaknya mulai ”melobi” calon anggota, meyakinkan calon anggota akan nilai positif dari sebuah konsorsium dan mencari serta menumbuhkan kesepakatan bersama.
USULAN Perpusnas mengupayakan transformasi dari konsep otoritas menjadi konsep pelayanan yang benar dari sebuah perpustakaan. Perpusnas perlu merawat dan mengembangkan konsorsium nantinya sehingga benar mewujudkan gerakan ”library resource sharing” yang lengkap dan tidak hanya melulu sebuah gerakan bersama dalam langganan e-resources.
2
USULAN
3
Sebenarnya ada semangat yang asli Indonesia yang sudah kita lupakan karena mungkin kita malu karena bukan Bahasa Inggris yaitu semangat ”gotong-royong”. Mau dan beranikah kita memaknai semangat ”gotong-royong” dalam suasana hidup kita yang katanya modern ini ?