eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 123-136 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2014
KERJASAMA CINA-KAZAKHSTAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI MINYAK CINA Nurul Hafiah1 NIM.0802045170
Abstract China-Kazakhstan corporation is an implementation of foreign policy to maintain security energy (oil), that is focuses on a country in Central Asia, namely Kazakhstan. In there are an abundance of energy resources especially oil, where influenced by geographical factors, which directly borders Kazakhstan to China so as to facilitate energy transfer oil. The form of investment policies through state-owned enterprises such as China National Petroleum Corporation (CNPC) and Transnational Oil Pipeline over Sino_Kazakh bilateral cooperation agreement, which is realized in three stages starting in 2004 until 2010. Then cooperate in the field of military, where it is one of the policy in securing energy security lanes in each country, is no exception with oil pipeline to transport pathway. So the result of this policy is a win win situation, which gives the advantage of both, China get oil for industrial viability that affect the development of the economy and Kazakhstan get technology, infrastructure improvements, and education. Keywords : China, Oil Energy, Kazakhstan Pendahuluan Perekenomian Cina beberapa tahun terakhir memang sangat memukau banyak negara, perubahan ekonomi terus terlihat cepat dimasa rezim Den Xiao Ping yang dimulai pada tahun 1978, muncul sebagai kekuatan ekonomi baru dan terus melaju hingga saat ini membuatnya menghadapi suatu konsekuensi yaitu kebutuhan minyaknya semakin tumbuh lebih cepat daripada negara lain. Permintaan dan penggunaannya membengkak terutama di kota-kota industri dan komersial (Bagus Darhmawan, 2006: Hal XIV). Namun produksi minyaknya tidak sebanding dengan permintaan dikota-kota industrinya yaitu hanya mencapai 4,5%. Berikut adalah salah satu presentase kebutuhan minyak Cina dalam million tonnes oil equivalent atau jutaan ton setara minyak:
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, 123-136
Tabel 1 Persentase Penggunaan Energi minyak Cina 2003-2009 Tahun Penggunaan (jutaan ton) 2003 5803 2004 6772 2005 6984 2006 7410 2007 7771 2008 8086 2009 8625 Sumber: diolah kembali dari BP Statistical review of world energy
Tabel diatas merupakan persentase penggunaan energi minyak Cina dari tahun 2003-2009, dimana terus mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya, pada tahun 2003 ke 2004 penggunaan minyaknya mengalami kenaikan yang tinggi yaitu sebanyak 969 juta ton sehinngga pada tahun 2004 menjadikannya sebagai importir terbesar minyak pada saat itu, kemudian ditahun selanjutnya mengalami kenaikan 212 juta ton tetapi tidak setinggi penggunaan Cina di tahun 2004, di tahun 2006 mengalami kenaikan 426 juta ton, tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 316 juta ton, di tahun 2008 mengalami kenaikan 315 juta ton, dan di tahun 2009 mengalami kenaikan dua kali lipat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 539 juta ton. Pemerintah Cina sangat menyadari akan masalah yang dihadapinya, dimana peningkatan kubutuhan bakar bakar industrinya pun semakin meningkat sesuai dengan peningkatan industri, oleh sebab itu demi mempertahankan stabilitas domestiknya, kemudian untuk tujuan jangka panjang dengan berusaha menjadi negara dengan kekuatan terbesar ekonomi di Asia, Cina semakin aktif melakukan kerjasama dengan negara-negara kaya akan minyak bumi. Berikut adalah negara-negara yang bekerja sama dengan Cina dalam sektor Energi minyak yaitu: Kazakhstan, Canada, Ekuador, Syria, Angola, Iran, Indonesia, Colombia, Chad, Yemen, Ausrtalia, Niger, Norway, Iraq, Triniad-Tobago, Singapore, Canada, USA, Venezuela, Egypt, Brazil, Cuba, Argentina, Uganda, Saudi Arabia, Cameroon, Brunei, Afganistan, Madagaskar, Belgia, Nicaragua, Britain, Switzerland, Cambodia, dan Korea Selatan. (http://www.heritage.org) Diantara negara-negara tersebut Kazakhstan merupakan negara yang menjadi target utama dalam pemenuhan minyaknya. Faktor geografis merupakan salah satu alasannya karena Cina sendiri bersebelahan langsung dengan Kazakhstan. Kazakhstan merupakan pemain kunci sektor energi di Asia tengah Tingkat pertumbuhan ekonominya yang mencapai 9.3 % di tahun 2004 dan 7 % di tahun 2010 membuat Kazakhstan tumbuh sebagai negara paling modern di wilayah Asia Tengah. Pertumbuhan ekonomi ini utamanya disumbang dari industri
124
Kerjasama Cina-Kazakhstan dalam Memenuhi Kebutuhan Minyak Cina (Nurul Hafiah)
pertambangan mineral, minyak dan gas. Dari kesemua sektor energi dan pertambangan mineral, sektor minyak yang menjadi perhatian dari investasi asing. Dari US$ 13 milyar investasi sejak tahun 1992-2001, hampir 50% berasal dari investasi minyak dan gas. Investasi tersebut sebagian besar terdapat di enam perusahaan kilang minyak Kazakhstan yaitu Tengiz, Uzen, Mangistau, Kenkiyak, Zhanazol, dan Kumkol. (http://www.eia.gov/countries/country-data.cfm) Salah satu ladang minyak di Kazakhstan yang mampu memproduksi cadangan minyak di seluruh kawasan mencapai 23 miliar ton yang berarti kedua terbesar setelah kawasan teluk. Cadangan gas alamnya mencapai 3000 miliar ton, menempati urutan ketiga didunia. (Eka Yulianti Savitri : 38) Berikut adalah data cadangan minyak dari negara-negara yang terdapat dikawasan Asia Tengah yaitu Kazakhstan, Azerbaijan, Turkmenistan: Tabel 2 Total Cadangan Minyak Dan Gas Negara di Kawasan Asia Tengah Nama Negara
Total Cadangan Minyak
Total Cadangan Gas
Azerbaijan
36-45
46
Kazakhstan
102-110
153-158
81
260
Turkmenistan
Sumber: http://www.eia.doe.gov/emu/cabs/caspian/pdf.pdf Cadangan Minyak: dihitung dalam miliaran barel Cadangan Gas: dihitung dalam triliun kubik meter
Apabila dilihat dari tabel diatas, terlihat perbedaan yang jelas antara cadangan minyak yang terdapat di ketiga negara tersebut, dirincikan diatas bahwa Kazakhstan merupakan negara dengan cadangan minyak terbesar yaitu 102-110 miliar barel, sangat jauh berbeda dengan cadangan minyak yang terdapat di kedua negara lainnya. Landasan Teori dan Konseptual 1. Konsep Keamanan Energi Keamanan energi adalah istilah yang mengacu pada ketersediaan sumber daya untuk konsumsi energi dalam jangka waktu tertentu (jangka pendek atau jangka panjang untuk menjamin tersedianya energi). Keamanan energi adalah salah satu prasyarat utama pertumbuhan ekonomi masa depan. Ekonomi dunia secara tradisional bergantung pada bahan bakar fosil (minyak, batubara dan gas alam). Hal ini mengarah pada kesimpulan bahwa pasokan yang cukup dari bahan bakar fosil masih merupakan satu-satunya hal yang menjamin keamanan energi masa depan. Transisi ke energi terbarukan bisa mengubah hal ini, tapi semua perkiraan saat ini menyebutkan bahwa perekonomian dunia akan terus bergantung pada
125
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, 123-136
bahan bakar fosil setidaknya sampai akhir abad ini. Dengan skenario ini, bahan bakar fosil akan terus menentukan nasib masa depan keamanan energi global. (http://atmonobudi.wordpress.com) Keamanan energi (energy security) merupakan sebuah konsep dimana sebuah negara mampu mempertahankan diri dan melakukan pembangunan dengan mengutamakan keamanan dan ketersediaan cadangan energi yang memadai dengan harga yang terjangkau, baik minyak ataupun variasi jenis energi lainnya. Hal ini semakin penting dengan kenyataan bahwa dinamika ekonomi dan politik turut mempengaruhi suplai energi yang sangat krusial bagi kegiatan pembangunan sebuah negara. Hal-hal yang mempengaruhi keberlanjutan cadangan energi antara lain adalah ketersediaan cadangan energi, fluktuasi harga, ancaman terorisme, instabilitas domestik negara pengekspor energi, adanya perang, persaingan geopolitik, hingga peta energi oleh negara-negara besar pengkonsumsi energi dunia. (Daniel Yergin, 2006: 78) Ketersediaan energi menjadi masalah yang cukup signifikan dalam hal ini. Pertama, jika suplai energi menurun, maka akan menimbulkan kenaikan harga energi yang berakibat pada turunnya daya beli energi. Hal ini akan berimbas pada kolapsnya kegiatan ekonomi dan bersifat destruktif terhadap kegiatan produksi dan konsumsi masyarakat Cina. Kedua, dengan ditemukannya sumber suplai energi baru, maka hal ini dapat menunda kelangkaan energi yang mungkin terjadi dan mengamankan cadangan energi dalam kurun waktu tertentu. Suplai memegang peranan yang sangat penting, karena permintaan akan energi sebagai komoditas primer cenderung selalu tetap dan bersifat inelastis. (Florian Bauman, 2008:6) Ketidakamanan global membuat lahirnya strategi keamanan energi. Hal ini sebagai salah satu cara menjamin keamanan energi yaitu melalui cara pendekatan militer. Pendekatan militer menjadi strategi yang dipilih untuk digunakan karena militer dianggap sebagai power yang cukup kuat dalam melakukan pengamanan energi. Strategi ini terbagi menjadi dua sisi. Pertama, sisi pengembangan alat utama sistem pertahanan (alutsista), yang akan menaikkan bargaining position negara yang bersangkutan. Kedua, sisi pembangunan pangkalan militer, yang menjamin keamanan jalur distribusi. Apabila dilihat dari pendekatan-pendekatan diatas dimana Cina sebagai pemain kekuatan ekonomi baru yang besar, Cina perlu mengembangkan kemampuan yang memungkinkan hal itu untuk mengamankan kepentingan ekonomi global dan jalur perdagangan serta memberikan jalur melalui diplomasi. Dalam hal ini Cina menggunakan kemampuan militer dimana dapat mempertahankan melawan kekuatan-kekuatan besar lainnya, pertama dan terutama yaitu Amerika Serikat. Cina tertarik untuk menjaga kepentingan ekonomi mereka, tidak mengherankan fakta yang diberikan bahwa kinerja ekonomi sering dikaitkan dengan legitimasi dari pemerintah atau partai berkuasa. Namun, kepentingan ekonomi Cina telah dimulai untuk memperluas jauh melampaui wilayahnya sendiri dalam beberapa
126
Kerjasama Cina-Kazakhstan dalam Memenuhi Kebutuhan Minyak Cina (Nurul Hafiah)
tahun terakhir, dan Cina sekarang menjadi dunia kekuatan terbesar ketiga dan terbesar ketiga dalam ekonomi (perdagangan), dengan prestasi kedua bergantung pada perdagangan dan, dengan perluasan, dengan jalur komunikasi laut. (Ryan Clarke : 1) 2. Teori Kebijakan Luar Negeri Pengertian terhadap politik luar negeri tidak terlepas dari uraian tentang teori pembuatan kebijaksanaan/keputusan luar negeri dan menjadi sentral dalam bagian ini. Dalam menjalankan kebijakan luar negeri setiap negara akan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dalam hal ini terkait dengan penerapan kebijakan itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara terdiri dari : (T. May Rudi, 2005: 29) 1. Faktor geografis, adalah seperti luas, lokasi, perbatasan, topografi, dan faktor faktor lain yang mempengaruhi sistem internasional. Faktor geografis disini dapat menjadi faktor pendukung atau menjadi faktor penghambat terhadap kebijakan luar negeri suatu negara dimana faktor-faktor tersebut dapat menjadi pendorong adanya kerjasama, persaingan ataupun konflik antar negara. 2. Interaksi Internasional, ada dua efek dari interaksi Internasional terhadap kebijakan luar negeri suatu negara. Pertama, hal tersebut menyebabkan bangsa-bangsa menjadi sensitive terhadap perkembangan di negara-negara lain. Kedua, menyebabkan negara-negara menjadi lebih rawan terhadap efek yang mengakibatkan adanya perubahan-perubahan dinegara lain. 3. Struktur sistem internasional, perilaku kebijakan luar negeri tidaklah deteministik dipengaruhi oleh single factor. Dalam kenyataannya suatu event adalah hasil interaksi atau jalinan dari beragam faktor dan dalam jumlah yang besar, yang tidak hanya kepentingan nasional, tapi dipengaruhi ideologi, letak geografis, latar belakang historis, struktur sistem internasional, kondisi politik domestik. Kebijakan luar negeri juga dipengaruhi oleh sumber-sumber yang dapat dijadikan input dalam menentukan pembuatan kebijakan. Sumber-sumber tersebut antara lain meliputi : (Anak Agung B. P & Yanyan M. Y, 2005: 57) a. Sumber sistemik (Systemic sources), adalah sumber yang berasal dari lingkungan eksternal suatu negara. Sumber ini menjelaskan sumber hubungan antara negara-negara besar, pola-pola aliansi yang terbentuk antar negaranegara dan faktor situasional eksternal yang dapat berupa isu area atau krisis. b. Sumber Masyarakat (societal sources), adalah sumber yang berasal dari lingkungan internal. Sumber ini merupakan faktor kebudayaan dan sejarah, pembangunan ekonomi, struktur sosial dan perubahan opini publik. Kebudayaan dan sejarah mencakup nilai, norma, tradisi, dan pengalaman masa lalu yang mendasari hubungan antara negara anggota masyarakat. Pembangunan ekonomi mencakup kemampuan suatu negara untuk mencapai kesejahteraan sendiri. Hal ini dapat mendasari kepentingan negara tersebut
127
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, 123-136
untuk berhubungan dengan negara lain. Struktur social mencakup sumber daya manusia yang dimiliki suatu negara atau seberapa besar konflik dan harmoni internal dalam masyarakat. Opini public juga dapat menjadi faktor untuk melihat perubahan sentiment masyarakat terhadap dunia luar. c. Sumber pemerintahan (governmental sources), merupakan sumber internal yang menjelaskan tentang pertanggungjawaban politik dan struktur dalam pemerintahan. Pertanggung jawaban politik seperti pemilu, kompetisi partai dan tingkat kemampuan dimana pembuat keputusan dapat secara fleksibel merespon situasi eksternal. Sementara dari struktur kepemimpinan dari berbagai kelompok dan indivisu yang terdapat dalam pemerintahan. d. Sumber idiosinkratik (idiosyncratic source), merupakan sumber internal yang melihat nilai-nilai pengalaman, bakat serta kepribadian elit politik yang mempengaruhi persepsi, kalkulasi, dan perilaku mereka, terhadap kebijakan luar negeri. Di sini tercakup juga persepsi seorang elit politik tentang keadaan alamiah dari arena internasional dan tujuan nasional yang ingin dicapai. Sementara itu Menurut William D. Coplin pengambilan keputusan politik luar negeri adalah orang-orang yang memiliki tanggung jawab resmi dan pengaruh dalam mengambil keputusan-keputusan yang menyangkut keterlibatan negaranya dalam pergaulan dunia. Konteks Internasional, berupa situasi internasional dimana suatu negara melaksanakan politik luar negerinya ditujukan untuk mempengaruhi negaranegara lain. Hubungan politik dengan negara-negara lain dalam lingkungannya sangat berperan dalam keputusan politik suatu negara. Teori kebijakan luar negeri digunakan dalam peneliti ini untuk menganalisis dan menjawab variabel dari penelitian yaitu kebijakan luar negeri Cina terhadap Kazakhstan , dimana melalui teori ini akan dianalisis kebijakan-kebijakan Cina di Kazakhstan dengan menjadikannya sebagai salah satu kerjasama minyaknya. Upaya yang menyebabkan pemerintah Cina menjadikan negara-negara penghasil energi sebagai prioritas dalam kebijakan luar negerinya. Kebijakan luar negeri Cina salah satunya adalah menjalin kerjasama dengan Kazakhstan dalam sektor minyak. Apabila dianalisis melalui teori kebijakan luar negeri maka dalam hal ini dapat dilihat dalam menjalankan kebijakan luar negeri Cina dipengaruhi oleh faktor geografis dimana seperti luas, lokasi, perbatasan, topografi, dan faktor faktor lain yang mempengaruhi sistem internasional. Faktor geografis disini dapat menjadi faktor pendukung Cina mendorong adanya kerjasama dengan negara-negara suplai energinya. Metode Penelitian Dalam penelitian ini tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif, yaitu menggunakan dan manganalisis tentang kerjasama Cina-
128
Kerjasama Cina-Kazakhstan dalam Memenuhi Kebutuhan Minyak Cina (Nurul Hafiah)
Kazakhstan dalam memenuhi kebutuhan energi minyak. Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui telaah pustaka, baik melalui buku-buku, jurnal, majalah, tulisan ilmiah, dan akses internet yang dinilai relevan dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini. Adapun tekhnik analisis data yang digunakan adalah teknik kualitatif yang menjelaskan dan menganalisis data hasil penelitian yang telah dibaca dan dirangkum dari sumber tertulis yang berhasil diperoleh, dan kemudian menyajikan hasil dari penelitian tersebut dalam suatu penelitian. Pembahasan Sistem pemerintahan di bawah kepemimpinan Mao (1949-1979) dijalankan degan sistem perencanaan ekonomi terpusat, ekonomi komando dan menempuh jalan sosialis, dimana Mao melarang segala sesuatu tentang tradisional Cina berkembang. Di bawah gerakan revolusi sosialis pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan yang membatasi kebebasan individu, serta pengaturan dan kontrol penuh negara atas alat-alat produksi dan kehidupan rakyatnya. (http://jurnal.filsafat.ugm.ac.id ) Setelah mangkatnya Mao pada tahun 1976, kepemimpinan Cina dilanjutkan dibawah pimpinan Den Xiao Ping, yang merupakan tokoh sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi, yang merupakan titik tolak kemajuan perekonomian dan hubungannya dengan negara-negara barat, khususnya dengan Amerika Serikat. Ekonominya yang menganut sistem sosialis pasar merupakan perubahan baru dalam ekonominya. Sistem sosialisme, dimana perusahaan-perusahaan milik negara memang tetap menjadi pemain inti bagi perekonomian, tetapi investasi asing tetap diperbolehkan masuk, dan perusahaan-perusahaan swasta tumbuh pesat. (http://eprints.sunan-ampel.ac.id/434/) Perdagangan di Cina telah berdampak sangat baik, strategi perdagangan yang digunakan menimbulkan dampak yang positif diantaranya pertumbuhan ekonomi tiap tahunnya mengalami peningkatan ekonomi yang diikuti dengan ekspor barang setiap tahunnya. Saat ini Cina telah menjadi negara paling produktif di seluruh dunia, hasilnya dapat dilihat dipasaran dunia, di samping itu desain dan harga dibuat menarik sehingga produk-produknya bisa bersaing dengan produk-produk negara lain. Berikut adalah daerah-daerah yang memiliki industri-industri besar Cina:
129
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, 123-136
Tabel 3 Daerah Industri di Cina No.
Provinsi
Penghasil
Kapasitas
1.
Provinsi Guandong
Listrik Nasional TV Berwarna AC Telepon Mobil
9%. 49% 43% 32%
2.
Provinsi Jiangsu
Baja Gulung Terbesar
29%
3.
Provinsi Shandong
Kapas Kacang Apel Semen terbesar
16% 2,6 juta ton 6,6 juta ton 123,6 juta ton
4.
Provinsi Shanxi
Batu Bara
261,2 miliar ton
5.
Provinsi Sinchuan
Sumber Daya Tenaga Air Gas Alam
11,7 miliar ton
6.
Provinsi Heilongjiang
Minyak Mentah
46, 7 juta ton
7.
Provinsi Jilin
Jagung
18,1 juta ton
Sumber: Bagus Darhmawan, Cermin dari china.2006 , kompres press, Bandung .
Pemerintah Cina sangat menjaga agar keamanan energi dalam negerinya tetap terpenuhi. Hal tersebut mengacu pada ketersediaan minyak untuk menjamin ketersediaan jangka pendek dan jangka panjang. Dimana energi merupakan salah satu prasyarat utama pertumbuhan ekonomi dan perindustrian di masa yang akan datang. Pasokan minyak yang cukup merupakan salah satu hal yang dapat menjamin keamanan energi kedepannya. Keamanan energi sendiri merupakan hal yang sangat penting, dimana ekonomi dan politik turut mempengaruhi terpenuhinya minyak yang sangat penting untuk kegiatan pembangunan. Adapun hal-hal mendasar yang menjadi kerangka utama dari Keamanan energi yaitu sebagai berikut: (http://frendw.wordpress.com) Availability yang menjelaskan dimana minyak sebagai sumber energi yang dimaksud harus tersedia, ketersediaan minyak yang melimpah dalam suatu negara merupakan hal terpenting. Acceptibility menjelaskan bahwa minyak sebagai sumber energi harus sdapat diterima berdasarkan pertimbangan lingkungan maupun keamanan. Dari segi lingkungan, pembakaran batu bara cenderung lebih bersifat polusi daripada minyak. Selain itu, minyak memiliki lebih banyak keuntungan ekonomis daripada batu bara. Minyak lebih mudah diolah menjadi bentuk energi lain. Minyak lebih mudah disalurkan ke wilayah maupun provinsi dengan permintaan energi yang tinggi. Accessibility menjelaskan bahwa sumber energi dapat diakses di luar hambatan-hambatan yang ada Affordability menjelaskan minyak sebagai sumber energi yang terjangkau dalam dalam biaya maupun daya beli. Dengan melihat dari beberapa kerangka utama keamanan energi diatas, kemudian demi menjaga keamanan energi dalam negerinya, pemerintah Cina mengimplementasikannya melalui kebijakan luar negeri, dengan melihat beberapa
130
Kerjasama Cina-Kazakhstan dalam Memenuhi Kebutuhan Minyak Cina (Nurul Hafiah)
faktor, seperti: faktor geografis, dimana luas, lokasi, perbatasan, topografi dapat mempengaruhi dalam pencapaian keamanan energinya. Faktor geografis tersebut diarahkan pada kebijakan impor minyaknya kenegara-negara dikawasan Asia Tengah. Cina memandang bahwa selain faktor geografis tersebut Asia Tengah cukup strategis dalam menggantikan posisi Timur Tengah dalam pemenuhan energi minyaknya. Dimana Timur Tengah saat ini sangat rawan terhadap konflik. Namun diantara ke 5 negara di Asia Tengah, Kazakhstan yang menjadi fokus utama dalam pencapaian keamanan energinya dengan tetap melihat keriteria dari keamanan energi. A. Kerjasama Cina-Kazakhstan dalam Memenuhi Kebutuhan Minyak Cina. 1. Investasi Investasi merupakan sebuah bentuk kebijakan dari going out policy, dimana kebijakan tersebut berfokus pada aset perusahaan milik negara yang telah berkembang. Kebijakan itu dimaksudkan agar dapat menekan biaya untuk mengekplorasi di pengilangan minyak baru, kebijakan untuk berinvestasi di perusahaan asing merupakan salah satu jalan utama agar mendapatkan cadangan energi yang mendukung. CNPC (China National Petroleum Corporation) merupakan sebuah perusahaan milik pemerintah Cina sebagai pendorong utama investasinya dikilang minyak luar negeri. Kebijakan yang berinventasi melalui perusahaan milik negara (CNPC) ini merupakan sebuah kebijakan yang telah terjalin dengan Kazakhstan pada tahun 1997. Investasi melalui CNPC masih tetap dipertahankan karena kesuksesannya dalam privatisasi di beberapa perusahaan pengilangan minyak Kazakhstan,. Akuisisi saham atas AMG, UMG, KMG, PK, dan MMG merupakan hal yang menjadikan CNPC masih terus bertahan dalam pencapaian kerjasama CinaKazakhstan dalam memenuhi kebutuhan energi minyak. Kerjasama tersebut sebenarnya bagi Cina sendiri telah menerapkan sistem saling menguntungkan antara kedua belah pihak (mutually beneficial). Itu semua karena Cina ingin dipercaya sebagai mitra kerja yang baik dan dibuktikan dengan menginvestasikan sebuah kereta api pertama di Kazakhstan yaitu EmbaZhanazhol Railway. Pada tahun 2007, Cina menyumbang kan dana bantuan belajar, memberikan pembangkit listrik untuk daerah terpencil, serta tunjangan dana untuk kesejahteraan masyarakat menengah kebawah (www.cnpc.com.cn). 2. Pembangunan Pipa Minyak Transnasional Kerjasama Cina saat ini berfokus pada kesepakatan pembangunan pipa minyak transnasional yaitu pengalihan jalur rute transfer minyak dari jalur laut (Sea Lines of Communication atau SLOCs) ke jalur darat. Pembangunan pipa minyak ini merupakan implementasi dari keuntungan strategis daratan Cina yang berbatasan langsung dengan Kazakhstan. Kemudian memberikan keuntungan kedua dimana Cina belum memiliki armada angkatan laut yang cukup kompetitif.
131
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, 123-136
Kesepakatan pembangunan minyak tersebut direalisasikan melalui perusahaan minyak masing-masing negara, yaitu CNPC dan KazMuniagas walaupun hal tersebut telah ditandatangani oleh kesepakatan yang dilakukan oleh kedua para pejabat tinggi Kazakhstan dan Cina. Adapun CNPC dan Kazmunaigaz menandatangani perjanjian atas prinsip-prinsip dasar yaitu berupa desain, pembiyaan, konstruksi operasi pipa minyak transnasional. Dengan panjang 3000 km, yang dapat menggunakan dana sebesar US$ 3.5 milyar. Berikut adalah gambar dari pipa minyak transnasional Cina-Kazakhstan. Gambar Jalur Pipa Transnasional Cina-Kazakhstan
Sumber: cnpc.com.cn Pipa minyak antara Kazakhstan-Cina tersebut memiliki jarak 1,384 mil, dari pelabuhan Atyrau di bagian utara Kazakhstan barat ke Alashankou Cina kawasan Xianjiang, dengan kapasita 400,000 miliar barel ton/hari. (http://www.cnpc.com.cn/eng/cnpcworldwide/euro-asia/Kazakhstan/). Kebijakan Transnational Oil Pipeline ini merupakan sebuah kerangka kerja dari kerjasama bilateral Cina dan Kazakhstan berupa Sino-Kazakh economic cooperation pada tahun 2004 melaui CNPC, dimana Sino-Kazakh tersebut mencangkup beberapa perjanjian yaitu bekerjasama di bidang ekonomi, perdagangan, energi, tekhnologi, budaya dan edukasi. Diantara semua sektor tersebut yang menjadi elemen utamanya sektor energi. Pipa minyak tersebut merupakan salah satu cara yang sangat efektif mengingat keamanan suplai energi sangat diperhitungkan dalam hal ini. Dimana jalur energi dilaut terkesan kurang aman karena armada angkatan laut Cina masih kurang bersaing dengan angkatan laut dari negara lainnya serta banyaknya persaingan yang dianggap sangat strategis di laut. Hal ini diarahkan untuk mengamankan
132
Kerjasama Cina-Kazakhstan dalam Memenuhi Kebutuhan Minyak Cina (Nurul Hafiah)
minyak dari negara suplai energi hingga sampai ke Cina, dan dari jalur laut ke jalur darat. Dan dimana pada tahun 1997, sebagai bagian kesepakatan investasi CNPC di Uzenmunaigaz dimana CNPC menawarkan untuk melaksanakan studi kelayakan pada pipa 3000 km, yang diperkirakan memakan biaya US$ 3.5 milyar sebagai bagian kesuksesan tawaran 60% saham AktobeMunaigaz. 3. Militer Kehadiran militer sangat dibutuhkan dalam mengamankan jalur kemananan energi di setiap negara, tidak terkecuali dengan Cina terhadap jalur transportasi minyaknya. Walapun akses jalur pipa minyak tersebut merupakan tugas penjagaan dari Kazakhstan. Dimana The People’s Liberation Army (PLA) Cina memiliki peran penting pada sektor energi, yaitu dengan berpartisipasi dalam modernisasi dan perluasan infrasutruktur energinya, kemudian pembangunan fasilitas energi seperti pipa, ladang minyak, termasuk pembangunan lingkungan ekologis atau mempertahankan stabilitas sosial dan menindak kegiatan kriminal yang dapat mengancam ketertiban umum. Tetapi yang menjadi fokus utama dari PLA tersebut adalah ancaman terhadap akses sumber daya energi minyak dan jalur pipa minyak di Asia Tengah khusunya Kazakhstan. Cina dan Kazakhstan telah menyepakati untuk bekerjasama dibidang militer seiring dengan perjanjian di bidang energi. Dimana ancaman terbesar bagi Cina adalah dengan adanya terorisme, separatisme, yang dapat mengganggu suplai minyaknya. Kerjasama militer antar kedua negara tersebut telah didominasi dengan latihan bersama. Dimana pada tahun 2005, Kazakhstan menyatakan keinginannya untuk mendapatkan peralatan militer yang lebih baik dari PLA dan berharap Kazakhstan dapat mengambil keuntungan dari bebas transfer aset militer yang dihentikan ketika tentara Cina terlibat dalam modernisasi peralatan militer. Dibawah operasi kontra-terorisme antara Kazakhstan dan Cina. Pada tahun 2006, Kazakhstan mempelajari pengalaman dan keahlian Cina yang dapat memperkuat pasukan khusus di Asia Tengah, yang telah dimulai dalam rangka “Operasi Tian Shan”. Kemudian pada tahun 2007, mengadopsi doktrin militer yang menekankan pentingnya untuk membangun hubungan keamanan bilateral dengan Cina (Meita Fitriani:107). Cina memberikan bantuan-bantuan militer kepada Kazakhstan yang bertujuan untuk mengembangkan militer mereka yang tergolong sederhana, dimana Cina sering melakukan pertukaran ke Akademi Militernya untuk melatih kader militer Kazakhstan. Walaupun hal tersebut tudak berjalan dengan lancar dikarenakan terdapat kendala bahasa yang berbeda. Dan pada tahun 2007, 15 anggota militer Kazakhstan diberikan kursus ke lembaga-lembaga di Cina (Meita Fitriani:62).
133
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, 123-136
B. Hasil dari Kerjasama Cina-Kazakhstan. Adapun hasil dari kerjasama Cina-Kazakhstan dalam memenuhi kebutuhan energi minyak, apabila dilihat dari kebutuhan, penggunaan, produksi, dan impor dari Kazakhstan dimana konsumsinya lebih besar dari pada cadangan minyak domestiknya, dimana minyak yang diperoleh dari Kazakhstan hanya sebesar 5 % maka, kebutuhan minyaknya belum cukup terpenuhi tetapi Cina tidak hanya bekerjasama dengan Kazakhstan bahkan dari Russia, negara Timur Tengah, Brazil, Angola. Kerjasama Cina-Kazakhstan dalam memenuhi kebutuhan energi minyaknya melalui investasi yang diimplementasikan melalui CNPC (China National Petroleum Corporation) memang sangat efektif dengan melihat keberhasilan dari perusahaan milik negara yaitu CNPC dalam memenangkan tender dan mendapatkan saham dibeberapa pengilangan minyak yang ada di Kazakhstan, hal tersebut membuat posisi Cina sendiri pada semakin kuat dalam hal keamanan energinya. Investasi sendiri lebih semakin efektif karena dapat menekan biaya untuk produksi pembangunan perusahaan baru. Selanjutnya pada kerjasama melalui militer, dapat dikatakan cukup berhasil, dimana pada awalnya Kazakhstan tidak memiliki armada militer yang cukup baik, tetapi setelah bekerjasama dengan Cina diharapkan dapat mengembangkan militernya sehingga dapat menjaga keutuhan negaranya sendiri, khususnya menjaga jalur pipa minyak. Atas analisis yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari ketiga kebijakan tersebut telah berhasil dilakukan, terbukti dengan terkecukupinya energi Cina saat ini, kemudian Kazakhstan pun mendapatkan kepentingan nasionalnya dari Cina yaitu dengan memberikan fasilitas kesejahteran bagi masyarakatnya. Dengan hasil win-win situation. Kesimpulan Dari kesimpulan diatas, terdapat beberapa kesimpulan yang diambil, yaitu: 1. Kerjasama Cina-Kazakhstan berupa bentuk kebijakan seperti investasi yang diimplementasikan melalui perusahaan miliki negara yaitu CNPC (China National Petroleum Corporation), terealisasinya pipa minyak transnasional dan bekerjasama dibidang militer. 2. Cina mendapatkan minyak dari Kazakhstan hanya 4% dari kebutuhan minyak domestiknya. 3. Hasil dari ketiga kerjasama minyak tersebut telah mendapatkan hasil yang baik, berupa win win situation bagi kedua pihak, baik bagi pemerintah Kazakhstan dan pemerintah Cina. Dimana kedua-duanya mendapatkan keuntungan secara timbal balik. Cina mendapatkan cadangan energi untuk pertumbuhan industrinya sedangkan Kazakhstan sendiri dapat mengembangkan perekonomiannya, perbaikan berbagai macam infrastruktur, dan kecanggihan teknologi, serta edukasi.
134
Kerjasama Cina-Kazakhstan dalam Memenuhi Kebutuhan Minyak Cina (Nurul Hafiah)
REFERENSI Buku: Agung Anak B.P & M.Y Yanyan, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Darhmawan Bagus, 2006, Cermin dari china, Kompas Press, Jakarta. May T Rudy, 2002, Study Strategis dalam Transformasi Pasca Perang Dingin, PT Refika Aditama, Bandung. William D Coplin, 2003, Pengantar Politik Internasional Suara Telaah Teoritis, (terj), Sinar baru, Bandung. Jurnal: Daniel Yergin, “Ensuring Energy Security”, dalam jurnal foreign affairs . Volume 85 No. 2 March/April 2006 Florian Baumann, Energy Security as multidimensional concept, dalam jurnal CAP policy analysis, no. 1 March 2008 Fitriani Meita, Persaingan Amerika Serikat Dan China Di Asia Tengah Persperktif Keamanan Energi (1997-2007), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012. Ryan Clarke, Chinese Energy Security: The Myth Of The Plan’s Frontline Status, dalam jurnal strategic studies institute. August 2010 Media Internet: Eksplorasi dan pengembangan minyak terdapat di http://news.cnpc.com.cn/epaper/zeren/CSR_report_2008.pdf diunggah pada tanggal 15 desember. Eksplorasi saham CNPC di Kazakhstan terdapat di http://www.cnpc.com.cn diunggah pada tanggal 23 oktober 2013 Industri kilang minyak terdapat di http://www.eia.gov/countries/country-data.cfm?fips=CH#pet diunggah pada tanggal 26 oktober 2013. Kerangka utama dari keamanan energi terdapat di http://frenndw.wordpress.com/author/rennycandradewi/page/2/ diunggah pada tanggal 3 Desember 2013 Lima faktor pertumbuhan ekonomi Cina terdapat di http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/5FISIPS1HI/0810412022/BAB%20III. pdf diunggah pada tanggal 27 Juni 2013.
135
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, 123-136
Masa Pemerintahan Mao Zedong terdapat di http://jurnal.filsafat.ugm.ac.id/index.php/if/article/viewPDFInterstitial/40/ 36 diakes pada tanggal 25 Juni 2013
Masa Kepemimpinan Den Xiaoping terdapat di http://eprints.sunan-ampel.ac.id/434/ di akses pada tanggal 26 Juni 2013.
Masa Kepemimpinan Den Xiaoping terdapat di http://eprints.sunan-ampel.ac.id/434/ di akses pada tanggal 26 Juni 2013. Pembangunan ekonomi global terdapat di http://www.cnpc.com.cn/Resource/english/images1/pdf/07%20CSR%20R eport/11-Features.pdf diunggah pada tanggal 15 Desember 2013. Penjelasan tentang pembangunan pipa minyak terdapat di http://www.cnpc.com.cn/eng/cnpcworldwide/euro-asia/kazakhstan diunggah pada tanggal 26 oktober 2013. Pembangunan jalur pipa minyak Cina-Kazakhstan terdapat di http://www.cnpc.com.cn/eng/cnpcworldwide/euro-asia/kazakhstan diunggah pada tanggal 26 oktober 2013. Pengertian keamanan energi terdapat di http://frenndw.wordpress.com/2011/10/05/china-energy-security-dikazakhstan/ diunggah pada tanggal 7 April 2013.
136