KERANGKA EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL BUS ANTAR KOTA Totok Apriyanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Undaris Ungaran
Abstract : Development of an inter-city bus terminal with its evaluations frame set are intended to reduces traffic congestion, improve services and capacity of the terminal, drives city developing through city’s hinterland, and increasing internal city’s income. This study conducted to determine the location of the new bus terminal based on the method of determining the location along with the theoritical assumption approach. Local governments must integrating between the various transportation modes and inter-city bus operator’s needs, inter-city bus terminal derived from traffic evaluation, the level of congestion, air pollution levels, the impact of the development of economic activities, and the level of community mobility. Study for developing better inter-city terminal location, can be more acceptable for users and bus operators, so terminal relocation won’t be the only choice we had. Keywords : bus station, evalution frame, traffic Abstrak : Pengembangan suatu terminal bus antar kota dengan kerangka evaluasinya dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan lalu-lintas, meningkatkan pelayanan pengguna jasa dan kapasitas terminal, mengarahkan pembangunan ke pinggiran kota, serta meningkatkan pendapatan asli daerah. Studi dilakukan untuk menentukan lokasi terminal bus baru dengan menerapkan metode penentuan lokasi beserta asumsi pendekatan teoritisnya. Pemerintah daerah harus melakukan integrasi antar berbagai moda transportasi dan kepentingan operator kendaraan antar kota, sehingga terwujud suatu pengembangan terminal bus antar kota dengan mengevaluasi tingkat kemacetan lalulintas, tingkat polusi udara, dampak pengembangan aktivitas ekonomi, dan tingkat mobilitas masyarakat. Kajian tentang pengembangan terminal menjadi lebih baik dan keberadaan terminal bus antar kota lebih bisa diterima oleh pengguna dan operator bus, sehingga tidak akan terjadi lagi pengembangan terminal yang hanya memiliki salah satu alternatif yaitu pemindahan lokasi ke terminal baru. Kata kunci : terminal bus, kerangka evaluasi, lalu-lintas.
PENDAHULUAN
Pemindahan terminal bus antar kota tersebut
Terminal bus antar kota mempunyai
mempunyai beberapa tujuan, antara-lain untuk
peranan yang sangat penting sebagai bagian
mengurangi
dari sistem perhubungan dalam kota dan antar
meningkatkan kapasitas terminal, meningkatkan
kota di Indonesia, mengingat moda angkutan
pelayanan
jalan raya digunakan oleh lebih dari 75 % orang
mengarahkan
bepergian
pinggiran kota dan meningkatkan pendapatan
(BPS,
2006).
Akhir-akhir
ini,
pemindahan terminal baru banyak dilakukan
kemacetan terhadap
lalu-lintas,
pengguna
pembangunan
di
jasa, daerah
asli daerah.
oleh pemerintah daerah tingkat II di beberapa
Beberapa studi telah dilakukan untuk
kota di Indonesia. Sebagai contoh, data dari
mempelajari pengaruh pemindahan terminal bus
DLLAJR Jawa Tengah menunjukkan bahwa
antar kota terhadap lalu-lintas (Kholik, 2004).
lebih dari separuh terminal bus yang beroperasi
Penelitian
saat ini sudah mengalami pemindahan. Hampir
pemindahan terminal bus hanya memindahkan
semua pemindahan tersebut mempunyai ciri
lokasi kemacetan lalu-lintas, sehingga bisa
yang sama, yakni dari lokasi di tengah kota ke
dikatakan bahwa pemindahan terminal bus
daerah
bukan merupakan cara yang efektif dalam
pinggiran
kota
(Dimitriou,
1993).
Kerangka Evaluasi Pengembangan Terminal Bus Antar Kota – Totok Apriyanto
tersebut
menunjukkan
bahwa
85
memecahkan
lalu-lintas.
Studi
mudah dari segala penjuru kota, sehingga
adalah
untuk
kebijaksanaan pemindahan terminal bus ke
menentukan lokasi terminal bus baru dengan
daerah pinggiran kota yang banyak dilakukan
menerapkan berbagai ragam metode penentuan
di kota-kota
lokasi, yang merupakan pendekatan secara
kembali.
yang
problematika
banyak
dilakukan
teoritis dengan memakai beberapa asumsi (Ratmoko, 1997). Dari terminal
Uraian betapa
beberapa
ternyata
kasus
pemindahan
hendaknya
tersebut
pentingnya
perlu
telah
dilakukan
ditinjau
menyatakan studi
untuk
mengkaji kerangka evaluasi pengembangan
bahwa
terminal bus antar kota yang mudah untuk
kurang
diterapkan. Studi ini mungkin merupakan studi
kenyamanannya, terutama disebabkan karena
pertama bus antar kota yang mengangkat
semakin jauhnya terminal bus dari tempat asal
kebijakan tentang pengembangan terminal bus
perjalanan.
mengakibatkan
antar kota, mengingat studi tentang terminal bus
berkurangnya pengguna terminal bus, karena
antar kota di negara maju sangatlah sedikit
semakin
naik
jumlahnya karena kecilnya peranan bus antar
kendaraan antar kota di beberapa pertigaan
kota. Demikian pula di negara berkembang lain,
atau di tempat-tempat selain terminal bus.
walaupun
Berkaitan dengan hal tersebut, sedikitnya ada
pengembangan terminal namun sedikit sekali
dua masalah yang bisa ditimbulkan sebagai
yang
dampak
tersebut.
penumpang
menunjukkan
lain
antar
Hal
kota
ini
banyak
merasa
akan
penumpang
pemindahan
yang
terminal
bus,
yakni
ketertiban lalu-lintas dan sistem perhubungan antar kota menjadi terganggu, dan pendapatan
banyak
menjadikannya
(a) Mengetahui
faktor
mempengaruhi
menjadi berkurang.
daerah
pembangunan pinjaman
dari
pengurangan
terminal
bus
pemerintah pendapatan
merupakan
topik
kajian
untuk
dominan
yang
keputusan
pemerintah
melakukan
pemindahan
terminal.
pusat,
maka
(b) Mengusulkan kerangka evaluasi yang lebih
tersebut
akan
efektif untuk mengevaluasi pengembangan
menjadi masalah yang serius, sepertI yang dihadapi oleh Pemda Kota Semarang (Ibrahim, 1998).
dalam
dalam
Tujuan penelitian ini antara-lain :
pemerintah daerah dari retribusi terminal bus Mengingat semua biaya
problematika
Sebenarnya pemindahan terminal bus
terminal bus antar kota. Penulisan bermanfaat
bagi
makalah para
ini
diharapkan
pemerhati masalah-
ke arah pinggiran kota telah mendapatkan kritik
masalah transportasi dan pemerintah daerah
dari Menteri Perhubungan (Boediyono, Harian
terutama dalam melakukan evaluasi pemilihan
Bisnis Indonesia, 2005),
sistem dan lokasi terminal bus antar kota.
dan sebagai tindak-
lanjutnya saat itu adalah kota Jakarta yang mempersiapkan
pembangunan
Terpadu Manggarai.
Terminal
POKOK PERMASALAHAN
Jakarta sebagai kota
Kota-kota di Indonesia dalam waktu
metropolitan akhir-akhir ini mulai merasakan
dekat akan menghadapi berbagai permasalahan
pentingnya sarana dan prasarana angkutan
transportasi
umum yang terpadu dan bisa terjangkau dengan
mengatasi problematika perkembangan kota
yang
86 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 10 – Juli 2008, hal: 85 – 92
cukup
besar,
disamping
akibat
urbanisasi
dan
penurunan
kualitas
dalam kajian ini cukup luas, maka perlu untuk
lingkungan hidup. Suatu kajian tentang strategi
membatasi masalah pada hal-hal yang pokok
pengembangan
terutama tentang faktor-faktor dominan yang
sarana
transportasi
harus
dilakukan karena sesungguhnya transportasi
melatarbelakangi
dipengaruhi oleh banyak macam faktor, dan
mengambil keputusan pemindahan terminal bus
sistem yang diadopsi dari negara maju belum
antar kota. Selain itu kiranya masalah lain yang
tentu sesuai karena perbedaan karakteristik
lebih penting untuk dikaji adalah perlunya
perjalanan masyarakatnya. Untuk merenovasi
disusun
terminal bus yang ada atau membangun suatu
pengembangan terminal bus antar kota.
terminal yang baru, tentu membutuhkan sumber
suatu Beberapa
pemerintah
acuan kota
daerah
kerangka telah
dalam
evaluasi
memindahkan
daya yang cukup besar dan perlu penanaman
terminal bus antar kota-nya walaupun tidak
investasi pada alternatif sistem lokasi terminal
terjadi
bus yang paling menguntungkan bagi semua
kemacetan
pihak. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
karena itu, keputusan pemindahan terminal bus
tentang fasilitas terminal akan dihargai dan
perlu
dipergunakan oleh
harus
tersebut tentunya ada faktor-faktor dominan
dimiliki sebelum investasi tersebut ditanamkan.
yang mendorong pemerintah daerah untuk
Pada penelitian transportasi, evaluasi
memindahkannya. Untuk mengetahui faktor-
pengembangan
penumpang
terminal
yang
lalu-lintas
dipertanyakan
masih dan
dan
tingkat
rendah.
dalam
Oleh
keputusan
faktor dominan tersebut, dilakukan wawancara
merupakan suatu evaluasi yang sangat luas.
dengan pemerintah daerah tingkat II. Mengingat
Berdasarkan
ada
keterbatasan waktu dan kesulitan di lapangan,
mengenai terminal bus antar kota di Indonesia,
wawancara dilakukan hanya di 7 (tujuh) area
penelitian-penelitian
meninggalkan
kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang
beberapa masalah dasar yang belum dapat
dianggap mewakili berbagai ragam karakteristik.
terpecahkan.
macamnya,
Wilayah yang menjadi area pengambilan data
minimal ada dua kategori permasalahan yakni
ini adalah Kota Semarang, Kab. Kendal, Kab.
institusi
Batang,
dan
Bila
antar
operasional
kota
studi
bus
masalah
kepustakaan terdahulu
dilihat
operasional.
dari
yang
Masalah-masalah
institusi pada terminal bus antar kota dapat
keputusan,
kemampuan
Kab. Sukoharjo,
Kab. Kebumen, dan Kab. Brebes.
terdiri dari berbagai jenis, antara lain proses pengambilan
Kab. Temanggung,
Wawancara dilakukan dengan dua cara, yaitu
wawancara
terbuka
dan
pernyataan
merencanakan yang dimiliki oleh institusi terkait,
berskala (scalling questuinnaire), terhadap dua
dan pengikut-sertaan masyarakat dalam proses
institusi
perencanaan (public involvement). Aspek kedua
perencanaan terminal bus antar kota, yakni
yakni
DLLAJ dan Bappeda. Pernyataan berskala
tentang
diperlukan
aspek
penelitian
operasional tentang
dimana
hal-hal
yang
diberikan
penting
yang
sebelum
terkait
dilakukan
dengan
wawancara
spesifik, misalnya tentang standar pelayanan
terbuka karena pernyataan tersebut dilakukan
terminal bus antar kota, pengaturan jalur antar
untuk memeriksa
kota dan jalur dalam kota diterminal. Oleh
dipilih pada pernyataan berskala.
kembali
apa
yang
telah
karena aspek permasalahan yang bisa dibahas
Kerangka Evaluasi Pengembangan Terminal Bus Antar Kota – Totok Apriyanto
87
Evaluasi pengembangan terminal bus
f.
Meningkatkan keselamatan lalu-lintas di
antar kota selalu berhubungan dengan tujuan-
jalan-jalan utama kota. Mengurangi efek
tujuan pemindahan terminal bus yang disusun
polusi udara dari asap kendaraan.
selama
proses
perencanaan.
Dalam
g. Mengurangi efek polusi udara dari asap kendaraan.
melaksanakan hal ini, harus diperhatikan siapa saja yang telah dimasukkan, dan harus dilakukan
Bila dilihat dari ketujuh faktor dominan
usaha-usaha untuk memasukkan kepentingan
yang dipilih oleh responden dari pemerintah
masyarakat sebagai salah satu tujuan tersebut
daerah, maka dapat dilihat bahwa hampir
(Meyer, MD, 1994).
semuanya relevan untuk dipakai sebagai alat
Gambar 1. menunjukkan hasil pernyataan
evaluasi pengembangan terminal bus antar
berskala dari beberapa faktor dominan yang
kota, namun berdasarkan data kecelakaan lalu-
melatarbelakangi pemindahan terminal bus antar
lintas di beberapa kota ternyata menunjukkan
kota. Adapun beberapa faktor dominan yang
kecelakaan yang melibatkan kendaraan antar
dianggap penting
kota yang terjadi dalam wilayah kota relatif kecil
oleh
pemerintah daerah
adalah :
bila dibanding jenis kecelakaan yang sama tapi
a. Meningkatkan kapasitas terminal.
terjadi di luar kota.
b. Meningkatkan
pendapatan
asli
daerah
Meningkatkan
pelayanan
terhadap
terminal. Untuk menurunkan jumlah kecelakaan lalu-lintas
penumpang bus antar kota. d. Meningkatkan
jumlah kecelakaan di dalam kota itu kurang relevan dalam mengevaluasi pengembangan
dari aktivitas terminal. c.
Dengan berkurangnya
efektivitas
terhadap
dilakukan
dengan
meningkatkan kedisiplinan pengemudi, bukan hanya
pembangunan di sekitarnya.
dapat
dengan
memindahkan
terminal
antar kota ke pinggiran kota. e. Mengurangi
kemacetan
lalu-lintas
di
sekitar terminal bus.
8,79
Meningkatkan kapasitas
8,43
Meningkatkan PAD 6,5
Meningkatkan Pelayanan
8,93
Meningkatkan efek Pembangunan
8,64
Mengurangi Kemacetan lalu lintas Meningkatkan keselamatan
7,86 7,5
Mengurangi polusi udara 0
2
4
6
8
10
Gambar 1. Hasil sigi tentang faktor dominan sebagai tujuan pemindahan terminal bus antar kota.
88 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 10 – Juli 2008, hal: 85 – 92
bus
Disamping
telah
diperhatikan, kepentingan atau tujuan apa saja
dengan
dari masing-masing kelompok tersebut yang
pemerintah daerah, maka ada dua tujuan yang
diperhatikan dan dengan cara bagaimana tujuan
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
tersebut dapat dikuantifikasi untuk selanjutnya
dalam perencanaan terminal bus antar kota.
dievaluasi, sehingga setiap tujuan dari kelompok
Pertama,
yang
didapatkan
tujuan-tujuan
lewat
wawancara
pemerintah
memperhatikan
yang
tujuan
daerah untuk
harus
melakukan
dianggap
penting
harus
dinyatakan
dengan alat-ukur yang ada.
integrasi antar berbagai moda transportasi yang
Suatu indikator sebagai alat kriteria
ada. Dengan semakin meningkatnya jumlah
evaluasi biasanya disebut alat-ukur keefektifan
kendaraan dan keterbatasan pembangunan
(measure
sarana dan prasarana jalan, maka pemerintah
merupakan variabel kritis dalam mengevaluasi
harus memperhatikan sarana angkutan umum
proyek-proyek transportasi. Proses pemilihan
sehingga
alat-ukur keefektifan menyangkut identifikasi
perlu
mengupayakan
kemudahan
berpindah antar moda transportasi.
of
Effectiveness)
dan
biasanya
Kedua,
tentang berbagai informasi yang diperlukan.
pemerintah daerah juga harus memperhatikan
Agar dapat digunakan sebagai alat evaluasi,
kepentingan operator kendaraan antar kota,
maka alat-ukur keefektifan harus memiliki
sehingga dengan meningkatkan keuntungan
(lima) karakteristik utama, yakni :
operator
tersebut
sebagai
salah
juga
harus
satu
dimasukkan
tujuan
5
a. Relevansi dengan tujuan, yaitu setiap alat
dalam
ukur harus jelas berkaitan
pembangunan terminal.
tujuan
yang
telah
dengan suatu
ditetapkan
oleh
pengambil keputusan. ANALISIS MASALAH Dalam
b. Data
proses
perencanaan
diperlukan untuk menghasilkan informasi
transpoprtasi, evaluasi harus memenuhi tiga syarat utama
(Meyer, MD, 1994). Pertama,
evaluasi merupakan suatu
proses
harus tersedia. c.
untuk
perubahan keputusan yang dibutuhkan. d. Tidak bias, yaitu alat ukur harus bisa
alternatif-alternatif yang lain. Oleh karena itu,
diaplikasikan pada setiap alternatif dan
kita harus bisa mendefinisikan bagaimana cara mengukur keunggulan tersebut. Kedua, eveluasi
tidak condong pada satu alternatif saja. e. Terukur,
harus memberikan informasi sebanyak mungkin
memenuhi
dari masing-masing alternatif. Ketiga, evaluasi
mengidentifikasi
masalah-
masalah yang perlu diteliti lebih lanjut.
menerangkan
kelompok
mana
alat-ukur
yang
kebutuhan
para
pengambil
Pada evaluasi pengembangan terminal, kepentingan 4 aktor penting yang terlibat dalam pembangunan dan operasi terminal bus antar
Pernyataan hasil evaluasi harus secara jelas
jumlah
keputusan.
harus dapat memberikan kesempatan kepada untuk
yaitu
digunakan harus seminimal mungkin dapat
kepada pengambil keputusan tentang dampak
perencana
Peka terhadap keputusan, yaitu bahwa setiap alat-ukur harus sensitif terhadap
menentukan nilai dari masing-masing alternatif dan sebagai keunggulan satu alternatif dari
terukur, yaitu teknik analisis yang
kota harus dipakai sebagai kriteria, yakni:
yang
Kerangka Evaluasi Pengembangan Terminal Bus Antar Kota – Totok Apriyanto
89
a. Pemerintah daerah selaku perencana dan
terminal bus antar kota tersebut, sehingga
operator terminal bus. b. Penumpang pengguna
c.
bus jasa
diharapkan bisa terpenuhi dari hasil pendapatan
antar terminal
kota
selaku
kriteria
keuntungan
merupakan
yang
paling
kriteria yang harus disertakan dalam evaluasi
dominan menilai kesuksesan terminal.
pengembangan
Operator
menggambarkan keuntungan yang akan didapat
kendaraan
antar
kota
selaku
terminal
salah-satu
bus.
Untuk
oleh pemerintah daerah, perlu digunakan alat-
pengguna jasa terminal. d. Masyarakat selaku bukan pengguna jasa
ukur yang berupa Net Present Value (NPV),
terminal, namun merasakan dampak dari
yang menyangkut tambahan keuntungan akibat
pembangunan terminal.
pajak dan kenaikan harga tanah, meningkatnya aktivitas ekonomi, namun bisa juga hanya
KERANGKA EVALUASI PENGEMBANGAN Kerangka
evaluasi
pengembangan
dimulai dengan mengajukan beberapa alternatif sistem
dan
lokasi
terminal,
yang
sangat
tergantung pada struktur kota dan sistem transportasi
yang
dikehendaki
pengambil
keputusan.
oleh
para
Kemudian
setiap
alternatif harus dilihat dampaknya pada masingmasing
kepentingan
mereka
yang
terlibat
dengan pembangunan dan operasional terminal. Dengan
mengaplikasikan
metode
cost
dengan
menghitung
keuntungan
riil
yang
diperoleh oleh pemerintah daerah sehingga bisa disebut sebagai Net Present Profit. evaluasi
lain
yang
harus
Kriteria
dipertimbangkan
adalah kemudahan dalam pembebasan tanah dan ketersediaan prasarana pendukung seperti jaringan listrik, PAM, dan jalan aksesnya. Kedua kriteria ini sebaiknya disertakan dalam evaluasi pengembangan terminal, mengingat dominannya kedua faktor tersebut
berkaitan
dengan dana pembangunan.
effectiveness technique bisa dihasilkan suatu matriks yang menunjukkan bagaimana dampak masing-masing
alternatif
kepada
B. Kriteria yang terkait dengan kepentingan penumpang bus antar kota.
kelompok-
kelompok yang terkait dengan operasi terminal
Kenyataan membuktikan bahwa jumlah
bus antar kota. Disamping itu, analisa keuangan
penumpang bus antar kota dipengaruhi oleh
dengan menghitung social cost benefit dapat
pelayanan yang diberikan oleh terminal bus
pula diterapkan agar hasilnya bisa semakin
terutama kedekatan lokasinya dari tempat asal
obyektif.
tujuan dari perjalanan penumpang bus antar
Kriteria pengembangan
yang
masuk
terminal
dalam
bus
evaluasi
antar
kota,
kota
tersebut.
indikator
yang
sebaiknya digunakan dalam kaitannya dengan kepentingan
antara-lain :
Beberapa
penumpang
bus
antar
kota
antara-lain : A. Kriteria yang terkait dengan kepentingan
-
pemerintah daerah.
pemerintah daerah menghendaki agar biaya dan
operasionaol
penumpang
(Consumer
surplus).
Secara umum telah diketahui bahwa
investasi
Keuntungan
terminal
bus
-
Penghematan uang dan waktu.
-
Kemudahan
berpindah
transportasi lainnya.
90 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 10 – Juli 2008, hal: 85 – 92
ke
moda
-
antar kota, sehingga perlu melihat apakah
Kemudahan moda aksesnya. Consumer surplus merupakan indikator
alternatif pengembangan terminal memberikan
yang biasa digunakan dalam evaluasi sarana
keuntungan atau malah merugikan operator
transportasi, namun perhitungan yang harus
kendaraan antar kota. Indikator penting untuk
dilakukan untuk menentukan besarnya nilai riil
pertimbangan saat perencanaan terminal bus
sangatlah rumit. Menurut Ben-Aktiva, M dan
antar kota adalah biaya operasional kendaraan
Lerman, S
untuk mengakses terminal. Indikator lainnya
lebih
(2001),
sederhana
bahwa perhitungan yang dapat
dilakukan
dengan
menggunakan pendekatan analisa logit model, sebagai
alat
untuk
menghitung
dapat dihitung dengan menggunakan konsep
dari
responden
membuat
logit
yang
telah
model
penyebaran
merata
Kemudahan
berpindah
dipakai
untuk asumsi
seluruh
dapat
kota.
ditunjukkan
dengan waktu perjalanan antar terminal bus dengan
beberapa
transportasi
lainnya,
pemberhentian seperti
untuk
perbaikan
kendaraan angkutan umum. D. Kriteria yang terkait dengan kepentingan masyarakat. Walaupun
pada sampel
dengan
di
area
consumer
surplus. Untuk penghematan uang dan waktu,
generalized cost yang diterapkan
adalah ketersediaan
kereta
moda api,
pelabuhan dan lapangan terbang. C. Kriteria yang terkait dengan kepentingan
masyarakat
sebagian
sudah
kepentingan
dimasukkan
dalam
pertimbangan untuk pengembangan terminal, namun pemerintah daerah jarang memasukkan analisa-analisa
yang
berkaitan
dengan
kepentingan masyarakat dalam studi kelayakan pengembangan
terminal,
yakni
tingkat
kemacetan lalu-lintas, tingkat polusi udara, dampak
pengembangan
aktivitas
ekonomi
sekitar
terminal
tingkat
mobilitas
dan
masyarakat. Berkaitan
operator kendaraan antar kota.
dengan
pengembangan
Dari hasil wawancara dengan pemerintah
terminal bus antar kota, diperlukan suatu
daerah, terbukti operator kendaraan antar kota
kerangka evaluasi seperti yang terlihat pada
maupun
gambar 2.
organisasi
angkutan
darat
jarang
dilibatkan dalam pembangunan terminal bus
Gambar 2. Kerangka evaluasi pengembangan terminal bus antar kota.
Kerangka Evaluasi Pengembangan Terminal Bus Antar Kota – Totok Apriyanto
91
KESIMPULAN Kajian yang menggunakan berbagai teori
BPS, 2006, Profil Penduduk yang Melakukan Perjalanan Tahun 2006, Biro Pusat Statistik, Semarang.
lokasi tidak selayaknya diterapkan di negara kita karena
banyak
perbedaan
karakteristik
bepergian masyarakatnya. Adapun kerangka evaluasi seperti ini dapat diterapkan untuk proyek transportasi lainnya, dan bila dilakukan secara transparan maka dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat akan diperoleh hasil
yang
memuaskan.
Dengan kerangka
evaluasi pengembangan bus antar kota yang diusulkan maka diharapkan kajian
Dimitriou, A, 1993, Urban Transport Planning : An Indonesian Illustration, Oxford University Press, London. Kholik, A, 2004, Studi tentang Operasi LaluLintas di Terminal Terboyo, Kota Semarang, Undip, Semarang. Ibrahim, 1998, Penentuan Lokasi Terminal Bus Antar Kota di Kota Semarang dengan Menggunakan Metode Faktor Analisis, Magister ITB, Bandung.
tentang
pengembangan terminal menjadi lebih baik dan keberadaan terminal bus lebih
bisa
diterima
oleh penumpang dan operator bus. Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini
adalah perlunya
berbagai penelitian transportasi di Indonesia, misalnya dalam Analisa Social Cost Benefit yang belum dapat dikuantifikasi. Selain itu yang mendesak untuk dikaji adalah besarnya harga tanah dan biaya pembangunan fisik, yang pada kenyataan
dilapangan
pembangunan
menunjukkan
terminal
bus
tidak
bahwa selalu
membawa pembangunan fisik, sehingga perlu adanya penelitian sejauh mana keberadaan terminal
bus
baru
dalam
mempengaruhi
pengembangan untuk membangun di sekitar terminal bus antar kota yang baru tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Ben-Akiva, M dan Lerman, S, 2001, Discrete Choice Analysis, Theory and Aplication to Travel Demand, The MIT Press, Massachusets. Boediyono, 2005, Rencana Relokasi Terminal Bus, Harian Bisnis Indonesia, 28 September 2005, Jakarta.
92 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 10 – Juli 2008, hal: 85 – 92