Kerandca Teori Karena pengkajian perdagangan internasional (ekspor dan impor) d i i k a n secara agregat, maka teori yang tepat sebagai kerangka adalah kermgka teori ekonomi rnakro, dalam hat ini teori ekonomi rnakro terbuka. Dalam tradisi ekonomi rnakro, ekonomi terbuka mencerminkan upaya untuk menggabungkan ekonomi rnakro ekonomi tertutup dengan persoalan yang muncul dalam pembayaran dan perdagangan internasional (Dornbusch, 1980). Perdagangan internasional (ekspor dan impor) dalam perhitungan Produk
Domestik Bruto (PDB=Y)dengan pendekatan pengeluaran rnerupakan penjumlahan dari nilai konsumsi (C), investasi (Ipengeluaran ), pemerintah (G) dan ekspor bersih dalam ha1
ini ekspor OC)dikurangi impor (M) [11. Y=C+I+G+(X-M)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 113
Apabi tabungan (S) sama dengan Y-C-G, maka didapatkan [2]
S - I = X - M . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 121
Dari [2] terlihat hubungan antara sektor perciagangan internasional (X-M) dengan sektor pengeluardriil dalam negeri (S-I). Selain itu I dipengaruhi oleh suku bunga (r), sedan*
suku bunga merupakan kesetimbangan pasar uang, maka terkait pula sel:.~r
moneter dalam persamaan tersebut. Jadi dalam pengkajian perdagangan internas:xal
ddam konstelasi perekonomian secara makro, paling tidak melibatkan dua sektor lain :r itu sektor pengelwan dalam negeri dan &or internasional sendiri.
moneter disamping sektor perdagangan
Karena pada perhitungan PDB sektor perdagangan internasional tidak hanya ekspor dan impor barang (neraca perdagaagan) tetapi juga termasuk di dalamnya ekspor dan irnpor jasa (neraca jasa) maka neraca perdagangan internasional diperhurs menjadi neraca transalcsi berjalan. Selain itu karena arus keluar masuknya modal semakin penmaka diperbas Iagi menjadi neraca pembayaran internasional. Walaupun demikian fokus
pengkajiamya tetap pada perdagangan intemasional barang saja.
Dalam teori neraca pembayaran dikaji berbagai ha1 yang berkenaan dengan determinan-determinan ekonomi
pada
neraca
pembayaran,
khususnya
analisis
kebijaksanaan untuk melindungi kesetimbangan neraca pembayaran Sedangkan neraca pembayaran sendiri berarti seiisih antara penerimaan dengan pembayaran agregat yang diakukan penduduk suatu negara dari dan kepada orang asing (Johnson, 1961). Lebih lanjut dikatakan bahwa Ma terjadi defisit neraca pembayaran, maka untuk mencapai keseimbangan kembali dipexlukan kenaikan penerhaan dan pemturan pembayaran, atau
kenaikan penerimaan yang lebih tinggi daripada pembayaran, atau penurunan penerimaan yang lebih kecil daripada pembayaran; sebalhya untuk surplus. Karena masalah neraca pembayaran lebih banyak muncul Via terjadi d m maka masalah neraca pembayarm identik dengan defisit neraca pembayaran. Terjadinya defisit atau surplus disebut juga sebagai ketidakseimbangm neraca pembayaran.
Beberapa sumber atau pemicu k e t i d a k s e i i neraca pembayaran
antara lain fhktor a h , kegiatan ekonorni (terutama kegiatan pr-)
swasta atau
pemerintah baik asing atau dalam negeri, dan juga Mar-faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan pennintaan atau penawaran valuta asing tersebut
dapat bersifat musiman (seasonal disequilibrium),
Ketidakseimbangan
siklikal (cyclical
atisequilibrium), stndctural (structural disequilibrium), dan speirulatif (destabitizing
speculation) (Nopirin, 1988). Ada beberapa pendekatan yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan proses
penyeimbangan kembali dari suatu k-bangan
tersebut.
Menurut Boediono
1. pcnyesuian mehlui perubahan harp-harp atau "mekanisme
(akibat dari
(1993) proses tersebut dapat melalui tiga mekatrisme yaitu
proses ini disebut "pn'ceeflects'). 2. penyesuaian melalui perubahan pendapatan atau "mekanisme pendapatan" ( e a t dari
proses ini disebut "income eflects") 3. penyesuaian melalui perubahan stok uang atau "mekanisme moneter" (&'bat dari
proses ini adalah "real balance effects").
Penelitian ini lebih c e n d q untuk men-
dua melcanbme yang terdahulu
yaitu mekanisme harga dan pendapatm. Mekanisme harga untuk rnenjelaskan M o r faktor yang awxnpengnhi ekspor clan impor serta interaksinya. Sedanglcan mekanisme
pendapatan untuk menjelaskan i n t e aatara sektor dalarn negezi clan sektor lwr negeri. Dua mekanisme ini dijadikan kerangka dasar untuk menyusun model ekonometri.
1. Mekanisme Hara Pada hakekatnya peayesmian ketkbhebbangan neraca pembayaran meldui mekanisme harga ini sebagian mmpakan hasil pemikiran David Hume (Klasik), yang
mana di dalamnya terkandung juga mekanisme moneter. Dalam mekanisme ini diasumsikan penggunaan standa.emas secara penuh. Mekanisme harga ini dapat dijelaskan secara grafik (Gambar I), d i i sumbu vertikalnya adalah terms of trade (P) yaitu perbandingan antara harga luar negeri (PI) dengan harga dalam negeri
(Pd)
dan sumbu horisontalnya adalah nilai ekspor (X) atau
impor (M). Neraca pembayaran dalam hal ini diasumsikan hanya t e d i atas selisih X dan M saja. Kurva permintaan akan barang impor 0,) memiliki kemiringan negatif, karena
sernakin tinggi P semakin rendah M. Kurva penawaran akan barang ekspor (Sx) me*
N1 N2 N3 YM Gambar 1. Penyesuaian defisit neraca pembayaran melalui mekanisme harga
kemiringan positif, karena semaErin tin& P semakin tinggi pula X. B'ia karena sesuatu hat terjadi kenaikan permintam akan barang impor (dari Dml
menjadi W), rnaka keseimbangan akan bergeser dari PImenjadi Pz. Sebelum terjadi keseimbangan tersebut terjadi proses ketidakseimbangan, berupa terjadiia ddisit sebesar N I N ~pada waktu harga relatif masih PIkafena terjadinya kenaikan impor. Hal ini akan
cenderung untuk menarik stok emas dalam negeri, atau stok uang dalam negeri akan turun, sehingga PI akan mengalami penurunan juga.
Dengan kata lain P mengalami
kenaikan hingga kestirnbangan baru tercapai pada Pz dan sejalan dengan ini terjadi penyesuaian ekspor yang cenderung meningkat dan impor cenderung menurun. Proses penyesuaian tersebut dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu (1) terjadinya penurunan harga dalam negeri yang berarti juga peningkatan harga relatif P; (2) reaksi dari ekspor dan irnpor terhadap peningkatan harga relatif P.
Pada tahap pertama pada
dasarnya merupakan reaksi moneter yang dapat pula digunakan teori kuantitas uang baik tradisional maupun modem. Menurut teori tersebut tingkat harga berubah sejalan dengan perubahan stok uang. Menurut Boediono (1993) mekanisme penyesuaian neraca pembayaran melalui mekanisme harga bisa efektif apabila (1) tingkat harga cukup fleksibel, yaitu mudah berubah mengikuti perubahan stok uang; (2) elastisitas X dan M terhadap perubahan P cukup tinggi. Mekanisme ini pada dasarnya sarna saja dengan menggunakan asumsi sistem kurs tetap, karena perubahan penawaran uang sebanding dengan perubahan cadangan emas dalam negeri. Bila asumsi penggunaan kurs tetap tersebut diganti dengan kurs yang berubah maka perubahan penawaran uang dalam negeri tidak lagi sebandiig Pada kenyataannya mekanisme tersebut tidak dapat berjalan sempwna karena adanya rintangan melalui kebijaksanaan moneter dalam negeri, misalnya dalam rangka pengendalian harga dalam negeri.
2. Mekanisine Penda~atan Mekanisme pendapatan pada dasarnya merupakan mekanisme yang menggunakan model makro Keynesian. Keseimbangan pendapatan tercapai apabila jumlah pengeluaran sama dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan. Terjadimya defisit atau surplus neraca
pembayatan merupakan ketidakseimbangan, oleh karena itu untuk mencapai keseimbangan
baru perlu adanya proses penyesuaian. Pendekatan ini seringkali disebut juga sebagai pendekatan absorbsi. Dengan menggunakan pemaham pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran [1], d i i komponen C + I + G
=
E disebut komponen absorpsi dalam
negeri maka persamaan [I] identik dengan persamaan [3]. Y = E + O ( - M) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 131
Persamaan [3] merupakan keseimbangan pendapatan yang dapat di1menjadi keseimbangan internal dan eksternal seperti pada
persarmtan
[2]. Keseimbmgan
pendapatan [1] dapat ditunjukkan dengan grafik (Gambar 2), demikian juga keseimbangan neraca pembayaran 133 (Gambar 3). Proses terjadinya penyesuaian kembali karena adanya
kenaikan ekspor (AX) dapat dijehkan melalui multiplier terhadap kenaikan pendapatan (AY) 0-'
4).
AY= l/(l-b)AX . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .[41 dimana b adalah murgiinalprospensifyto CO-
(MPC). Kenaikan m a t a n agregat
ini tentu akan mempengaruhi besarnya impor karena semakin tin@ pendapatan semakin
tinggi pula impor. Oleh karena itu besamya kenaikan ekspor (AX) mengakiiatkan kenaikan impor (AM) (Persamaan [S]).
hM=m/(l-b) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .151 ... dimana m adalah marginal prospensity to import (MPI).
Keseimbangan akan tercapai
jika dan hanya jika m = 1- b. Bila syarat ini tidak terpenuhi maka mekanisme pendapatan tidak sepenuhnya dapat mencapai keseimbangan kembali. Pada umumnya m < 1-b, oleh karena itu posisi keseimbangan tidak dapat tercapai kembali (Boediono, 1993).
Gambar 2. Kesetimbangan Pendapatan Nasional
Gambar 3. Keseimbangan antara tabungan-investasi (internal) dengan neraca pembayaran luarnegeri (eksternal)
Sektor Pengeluaran Dalam Negeri Sektor pengeluaran (absorbsi) dalarn negeri seperti telah dikemukakan terdii atas tiga komponen yaitu konsumsi (C), investasi (I), dan pengeluaran pemerintah (G).
Konsumsi Teori konsumsi yang diajukan oleh Keynes, merupakan salah satu teori yang
menjadi d a m revolusi teori ekonomi makro.
Secara singkat Reksoprayitno (1983)
mengemukakan beberapa hal penting yang berkenaan dengan fbngsi konsumsi Keynes yaitu
- Peubab nyata. Fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan.
- Pendapatan yang terjadi. Pendapatan yang digunakan adalah pendapatan yang terjadi pada tahun yang bersangkutan (current national income), bukan pendapatan yang terjadi pada tahun sebelumnya.
- Pendapatan absolut. Pendapatan yang digunakan adalah pendapatan absolut bukan pendapatan relatif atau pendaptan pemanen.
-
Bentuk fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi tidak memiiki intersep yang posit% yang
berarti bahwa meningkatnya pendapatan nasional mengakibatkan nilai average propnsity to consume (APC = CfY). Sernentara itu mmgimIpropmity to consume (MPC= ACIAY) lebih kecil daripada APC (Gambar 4)
Fungsi konsumsi Keynes tersebut menimbulkm stagnation thesis, karena dengan meningkatnya pendapatan APY akan turun, dan tidak ada jaminan bahwa I/Y atau G N
dapat meningkat, sehingga ada kekhawatiran akan adanya stagnasi permintaan agregat ( C N + I/Y + G/Y = 1, pada ekonomi tertutup). Keynes berpendapat bahwa pengeluaran pemerintah perlu terus menerus untuk ditingkatkan untuk mengatasi timbulnya stagnasi permintaan agregat.
Y Gambar 4. Fungsi Konsumsi Keynes Kekhawatiran akan terjadinya stagnation thesis akhimya terjawab dengan adanya penelitian Simon Kunet, yang menemukan bahwa temyata fbngsi konsumsi dalam jangka panjang memiliki APC yang konstan, dan intersep fbngsi konsumsi jangka pendek bergeser ke atas dengan semakin tingginya rata-rata pendapatan nasional. Penemuan Kunet ini mendorong munculnya berbagai teori seperti AndoModighani dengan life cycle hypothesis, Milton Friedman dengan permanent income hypothesis, James Duesenberry dengan relative income hypothesis. Ketiga teori ini pada
dasarnya saling melengkapi pengertian tentang teori konsumsi, masing-masing dengan kekurangan dan keunggulannya. Walaupun demikian secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa penemuan Kunet dengan data empiriknya tetap benar secara teori, bahwa MPCCAPC dalam jangka pendek dan APC cenderung konstan dalam jangka
panjang. Selain itu Milton Friedman mernberikan sumbangan yang besar pada kerangka teori ekonomi makro pada teori konsumsi yaitu berperanannya kekayaan (wealth) pada tingkat konsumsi.
Investasi Investasi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang utama, karena investasi dapat meningkatkan kapasitas produksi nasional (stok kapital) dan menggantikan stok kapital yang menyusut karena pemakaian. Parkin (1984) mengemukakan bahwa stok kapital adalah nilai total dari peralatan kapital dalam suatu perekonomian pada waktu tertentu. Sedangkan tingkat investasi adalah tingkat arus penambahan kapital terhadap stok kapital ditambah tingkat arus pengeluaran barang-barang kapital untuk menggantikan barang-barang kapital yang telah aus (depresiasi).
I Garnbar 5. Kurva Investasi Besarnya depresiasi tergantung pada besarnya stok kapital (K). Bila tingkat depresiasi (6), depresiasi totalnya 6K dan perubahan stok kapitalnya AK maka investasinya (I) menjadi 6K + AK. Perubahan stok kapital tergantung pada tingkat sewa kapital
optimal (marginal eficiency of capital/hlEC) yang bersangkutan. Sedangkan tingkat sewa
merupakan penjumlahan antara 6 dan r (suku bunga rid). Bila 6 diasumsikan konstan,
maka investasi tergantung pada r, dimana semakin tinggi r semakin rendah I (Gambar 5). Peubah lainnya juga berpengaruh terhadap I, tetapi dapat dianggap sebagai penggeser kurva I, atau diperhitungkan dalarn intersepnya.
Pengeluaran Pemerintah Pengeluaran pemerintah dalarn khasanah teori pada umumnya merupakan peubah eksogen, yang besaran nilainya tergantung dari strategi yang dianut oleh pemerintah dalarn menjalankan kebijaksanaan fiskal. Secara umum ada dua strategi yang dapat ddakukan yaitu pengeluaran berimbang dan pengeluaran defisit. Sumber dana pengeluaran pemerintah adalah penerimaan pajak, kredit domestik, dan arus masuk modal bersii.
Sektor Moneter Dalam sektor moneter ini akan dibahas kerangka teori tentang permintaan dan penawaran uang. Karena kedua teori tersebut sangat berkembang dengan berbagai variasinya maka dalam penyusunan kerangka teori ini hanya akan dibahas arus utamanya (main stream) saja, sehingga dapat memberikan landasan pemikiran teori.
1. Permintam Uang Dalam khasanah teori ekonomi makro, teori permintaan uang yang menjadi arus utama adalah teori Keynesian. Menurut teori ini motif untuk memegang uang t e r d i atas tiga motif yaitu: Motif transaksi (transaction motive). Motif ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
transaksi. Oleh karena itu dipegang dalam bentuk uang yang memiliki likuiditas tinggi,
sehingga tidak ada pendapatan (earnings) yang bisa diharapkan darinya. Besarnya permintaan uang untuk transaksi pada umumnya tergantung pada pendapatan, semakin besar pendapatan sernakin besar pula permintaan untuk transaksi. Selain itu dalam pasar uang yang telah maju diiana pasar surat-suraf berharga sudah berkembang, bila terjadi kenaikan tingkat pendapatan dari pembalian surat-surat berharga tersebut maka semakin ketat jumlah uang yang dipegang untuk transaksi. Motif berjaga-jaga (precautionary motive).
Inti dari motif ini adalah adanya
ketidakpastian tentang masa yang akan datang. Menurut Harris (1981), Keynes mengemukakan bahwa motif berjaga-jaga tergantung pada tingkat bunga dan juga tergantung pada pendapatan. Pada akhirnya Keynes menyirnpulkan bahwa permintaan uang untuk berjaga-jaga lebih tergantung pada pendapatan daripada bunga. Oleh karena itu motif ini sering digabungkan dalam motif transaksi. Motif spekulasi (speculative motive). Tidak seperti teori permintaan uang untuk
transaksi yang telah dikemukakan sebelum Keynes, teori permintaan untuk spekulasi merupakan teori yang pertama kali dikernukakan oleh' Keynes dan memiliki peranan kunci dalam teori moneter Keynesian (Harris,l981). Dalam bahasa Keynes secara eksplisit diemukakan:"the indiviihal who believe thalfiture rate of interest will be above the rate assumed by market, has reason for keeping actual liquid cash ....., rather than holding bo&,
and vice versa " (Keynes (1936) dalam Harris (198 1)). Jadi
permintaan uang untuk spekulasi ini besarnya tergantung tingkat suku bunga [l(r)] dan memiliki hubungan yang negatif. Karena permintaan uang untuk berjaga-jaga dan transaksi sama-sama merupakan fungsi dari pendapatan [k(Y)] sehingga permintaan uang riil (Md/P) merupakan
penjumlahan darl permintaaan uang untuk spekulasi (l(r)) dengan permintan untuk berjagajaga dan transaksi persamaan [7].
Dalam ruang suku bunga dan permintaan uang
pendapatan (Y) sebagai penggeser (Gambar 6).
Md/p
Gambar 6. Permintaan Uang
2. Penawaran Uanq Penawaran uang merniliki beberapa definisi tergantung luasannya. Definisi yang paling sempit adalah M1 yaitu uang kartal (currency) dalam masyarakat dan uang gird (demand deposit) di bank komersial. Bila diperluas dengan menambahkan tabungan (saving deposit) dan tabungan berjangka (time deposit) terhadap MI menjadi M2.
Sebenarnya yang menjadi alat tukar menukar yang umum adalah MI. Penawaran dapat diendalikan melalui tiga cara yaitu operasi pasar (open market operation), fasilitas diskonto (window cfiscount) dan perubahan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio) (Branson and Litvack, 1985). Operasi pasar terbuka.
Mekanisme ini dilakukan oleh pemerintah melahti
pembelianlpenjualan surat-surat berharga di pasar bebas. Apabila pemerintah membeli
surat berharga dan membayar dengan check yang kemudian dishpan oleh penjualnya di suatu bank komersial. Check ini menjadikan hak klaim dari bank komersial tersebut terhadap bank sentral karena cadangan wajibnya meningkat, sehingga bank memiliki
hak untuk memperluas kreditnya sebesar llz kali nilai check yang bersangkutan, dimana z adalah rasio cadangan wajib. Mekanisme ini merupakan mekanisme yang dilakukan sehari-hari, terutama untuk mengendalikan tingkat suku bunga.
Fasilitas diskonto. Fasilitas ini diberikan kepada bank komersial untuk menambah cadangan wajibnya dengan meininjam di bank sentral dengan tingkat suku bunga yang lebiih rendah (rd) dari suku bunga jangka pendek di pasar (r). Dengan demikian jumlah uang giral (demand dep0sit)dapat meningkat sebesar llz kali perubahan nilai cadangan yang diciptakan.
Perubahan rasio cadangan wajib. Perubahan z dapat secara langsung merubah secara langsung jumlah uang gird, sebesar (112'-112) kali jumlah uang gird yang beredar, d i i a z' rasio cadangan wajib yang baru.
Gambar 6. Kurva Penawaran Uang
Penawaran uang dikendalikan oleh pemerintah dan bank sentral. Bila pengendalian ini penuh maka penawaran uang tidak sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga, tetapi bila hanya sebagian yang diiendalikan, menjadi sensitif terhadap tingkat suku bunga tepatnya selisihnya terhadap tingkat bunga diskonto. Karena tingkat suku bunga diskonto diasumsikan tetap maka penawaran uang sensitif terhadap tingkat suku bunga, walaupun cenderung tidak elastik (Gambar 7).
Kerangka dan Model Konse~tual Dalam kerangka konseptual ini akan dikemukan logika hubungan antar peubah berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan sebelumnya atau berdasarkan logika empirik, sehingga didapatkan hubungan fbngsional atau persamaan-persamaan dalam sektor pembayaran internasional, pengeluaran dalam negeri, dan moneter.
Seluruh
hubungan fimgsional dan persarnaan tersebut dihimpun menjadi sebuah model determinasi Produk Domestik Bruto dalam sistem ekonomi terbuka.
Ciri-ciri Model Model yang dibuat diusahakan paling tidak memuat tiga ide utama yang menjadi ciri
dari model ini yaitu 1. modelnya merupakan model ekonomi terbuka yang mengkaji pengaruh neraca
pembayaran terhadap sektor-sektor dalam negeri terutama sektor permintaan agregat. Dalarn neraca pembayaran dibuat suatu rincian yang meliputi perdagangan komoditas-
komoditas pertanian berdasarkan karakter perubahan struktural yang terjadi.
2. model ini memperhitungkan secara seksarna peranan yang d i i n k a n oleh situasi
kelembagaan baik sebagai kendala dalam pengambilan keputusan atau sebagai faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian. 3. model ini sedapat mungkin dapat mengakomodasi berbagai perubahan yang dapat
menimbulkan ketidakseimbangan ekonomi makro baik akibat pengaruh eksternal maupun internal (terrnasuk kebijaksanaan ekonomi). Diantara model-model ekonometrik yang ada, model yang paling sederhana tetapi masih dapat mengakomodasi ciri-ciri di atas model Keynes-Klein (KK)yang dimodiiasi sektor eksternalnya.
Sektor Pembayaran Internasional Dua kelompok persarnaan perilaku utama dalam sektor neraca pembayaran luar negeri yaitu persamaan ekspor dan impor, sedangkan persamaan identitas penutup sektor ini berupa neraca pembayaran.
1. Ekspor Seperti telah dikemukakan dalam kerangka teori, bahwa ekspor suatu komoditas baik kuantitas (QXij) atau nilainya (Xj) dipengaruhi oleh export terms of trade atau perbandingan antara harga luar negeri dan dalam negeri. Karena ekspor dirinci berdasarkan komoditas dan harga komoditas ekspor di dalam negeri diasumsikan mengikuti harga di luar negeri atau pasar di dalam negeri pada umumnya relatif mapan maka export terms of trade /dapat diproksi dengan harga ekspor riil komoditas (dideflasi dengan indeks harga yang sesuai) yang bersangkutan (PXI). Karena harga dalam US$
maka kurs nilai tukar US$ terhadap rupiah (NTK) menjadi salah satu komponen besaran
export terns of trade. Oleh karena itu NTK merupakan salah satu peubah penjelas dari
ekspor. Selain itu menurut Khayum (1991) ekspor juga dipengaruhi oleh kapasitas produksi dalam hal ini digunakan proksi tingkat produksi komoditas yang bersangkutan (Qi) dan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk melihat arah perubahan pertumbuhannya secara relatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ekspor yang didisagregasi berdasarkan komoditas dikelompokkan menjadi kelompok komodiias pertanian dan non pertanian dan masing-masing terdiri atas anak kelompok primer dan non primer. Dengan kata lain komoditas yang bersangkutan dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu kelompok ekspor primer pertanian, non primer pertanian, primer non pertanian, dan non primer non pertanian. QX5 = qx(PXij, Qi, NTK, PDB) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . P I Dalam masing-masing kelompok ekspor tersebut didisagregasi lagi berdasarkan komoditas, dimana indeks i merupakan indeks kelompok dan indeks j merupakan indeks komoditas. Total ekspor merupakan penjumlahan dari seluruh persamaan disagregasi ekspor dan ekspor residual (XR dalam US$) yang tidak didisagregasi (Persamaan [9]). X = [C PXij * Qij + XR] * NTK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
[91
2. Im~or Seperti talah dikemukakan dalm kerangka teori, impor dipengaruhi oleh import terns of trade dan pendapatan.
Oleh karena itu dalam persamaan impor (Pul) ini
digunakan peubah penjelas indeks harga impor (PM,) dan kurs nilai tukar valuta asing
(NTK)sebagai komponen import terns of trade, produk domestik bruto (PDB) sebagai
pendapatan, dan impor tahun sebelumnya
(Ut)
sebagai proksi dari kebutuhan impor.
Impor didisagregasi menjadi tiga persamaan yaitu impor barang konsumsi, barang modal
dan bahan baku/penolong. (persamaan [lo]). M, = IQ @'Mi, NTK,MI,PDB) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . [lo]
Sebagai penutup persamaan adalah impor total (M) merupakan jumlah dari tiga persmaan disagregasi impor, dan impor residual (MR) yang tidak tercakup dalam disagregasi impor (Persarnaan [1 11). M
=
[ZM,+MR] * N T K . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . [ I l l
3. Neraca Pembavaran Sebagai penutup dari sektor pembayaran internasional adalah neraca pembayaran internasional (NPI) yaitu ekspor bersih (neraca perdagangan
=
NDI) ditambah neraca
kapital dan neraca jasa (NEKSER) (persamaan [12]). N D I = X - M . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . [124 NPI = NDI + NEKSER . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . [12bl
Sektor Pengeluaran Dalam Negeri Sektor pengeluaran dalam negeri terdii atas konsumsi, investasi, dan pengeluaran pernerintah. Karena ketiga peubah tersebut bukan merupakan fokus utama dalam studi ini
maka tidak dilakukan disagregasi Iebih lanjut. Walaupun demikian dengan mengetahui perilaku dari ketiga peubah ini gambaran struktur dan kinerja sektor pengeluaran dalam negeri akan dapat terliit dengan jelas.
3. Pengeluaran Pemerintah
Seperti telah diemukakan dalam teori bahwa pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada penerimaannya, baik untuk pemerintah yang menganut sistem anggaran berimbang maupun defisit. Oleh karena itu pengeluaran pemerintah (G) merupakan fbngsi
dari tingkat penerimaannya (GR) dan karena pemerintah selalu berusaha untuk dapat meningkatkan anggarannya dari tahun sebelurnnya rnaka dimasukkan pengeluaran pemerintah tahun sebelurnnya (G-1) (persamaan 15) (Kunarjo, 1992). G = g (GR, G.1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . [I51
4. Pemeluaran Total Pengeluaran total (Y=PDB) merupakan persamaan penutup dari sektor pengeluaran
dan neraca perdagangan internasional (persamaan [16]). Y=PDB= C + I + G + (X-M) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . [I61
Sektor Moneter Seperti dalam kerangka teori, sektor moneter terbagi atas dua bagian yaitu permintaan uang dan penawaran uang. Menurut Keynes permintaan uang @)terbagi atas tiga motif yaitu permintaan dengan motif transaksi, berjaga-jaga (precautionary), dm spekulasi. Motif transaksi dan berjaga-jaga merupakan fbngsi dari pendapatan dalam ha1 ini PDB dan motif spekulasi merupakan h g s i dari suku bunga. Selain itu karena inflasi di
negara berkernbang umumnya masih tin&
maka permintaan uang tersebut juga
dipengaruhi oleh harapan inflasi (x), sebagai perkiraan risiko memegang uang dan pertimbangan bagi masyarakat untuk menyirnpan aset (Khayuxn, 1991) (Persarnaan [17a]). Md=md(r, PDB, x ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . E17aI Likuiditas moneter di Indonesia terdii atas uang kartal (currency), uang gird (ciemand &posit) dan tabungan berjangka (time deposit), oleh karena itu penawaran uang
(MS) merupakan penjurnlahan dari ketiganya (Persarnaan [l %I).
Ms=CR+DD+TD. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..[17bl Mmket Clearance dalam dalam pasar uang merupakan kesetimbangan antara permintaan dan penawaran uang { 181.
Md = MS.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .[I81
Sistem Keria Model Sistem kerja model ekonometrika mengikuti tradisi Keynes yaitu menggunakan analisis kurva IS dan LM masing-masing untuk sektor riil dan sektor moneter. Dalam model ini keseimbangaan sektor riil meliputi keseimbangan di sektor pengeluaran dan sektor pembayaran internasional, sedangkan keseimbangan sektor moneter merupakan keseimbangan dalam sektor moneter sendiri. Kurva IS merupakan kedudukan titik-titik kombinasi antara suku bunga clan pendapatan dirnana pasar barang (sektor 1%) dalam keadaan seimbang, sedangkan kurva
LM merupakan kedudukan titik-titik kombinasi antara suku bunga dan pendapatan d pasar uang (sektor moneter) dalam keadaan seimbang. menghasilkan keseimbangan permintaan agregat.
i
Titik potong kedua kurva ini
Dalam ruang suku bunga dan
pendapatan dapat dibuat suatu kurva Neraca Pembayaran Internasional (NPI), yang mana posisiiya terhadap keseimbangan permintaan agregat dapat menunjukkan surplus atau defisii NPI (Gambar 8).
I
INVESTASI
I
PENGELUARAN PEMERINTAH
UARWDALAM ...........................
I
w
PENGELUARAN TOTAL
I
XMPOR TOTAL INllWKASIONAL
PERDAGAJSGAN
SEKTOR MONETliX
NERACA KAPITAL
- ................... PEMBAYARAb ........................
PERMINTAAN UANG
PENAWARAN UANG
............................................................................................................................
Gambar 8. Diagram alir sistem keja model
i