KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOORDINATOR BIDANG PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SELAKU KETUA BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN NOMOR : 01/BAPEK/1998 TENTANG TATA KERJA BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN MENTERI NEGARA KOORDINATOR BIDANG PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SELAKU KETUA BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN,
Menimbang
:
bahwa untuk lebih meningkatkan dayaguna dan hasil guna serta kelancaran pelaksanaan tugas Badan Pertimbangan Kepegawaian, perlu mengatur kembali Tata Kerja Badan Pertimbangan Kepegawaian;
Mengingat
:
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3014); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3176); 3. Keputusan Presiden Nomor 67 Tahun 1980 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 71 Tahun 1998; MEMUTUSKAN :
Menetapakan :
KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SELAKU KETUA BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN TENTANG TATA KERJA BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN.
BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 1 Badan Pertimbangan Kepegawaian adalah suatu Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Pasal 2 Badan Pertimbangan Kepegawaian, mempunyai tugas : a. Memeriksa dan mengambil keputusan mengenai keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina, golongan ruang IV/a ke bawah, tentang hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 sepanjang mengenai hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil; b. Memberikan pertimbangan kepada Presiden mengenai usul penjatuhan hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke atas serta pembebasan dari jabatan bagi pejabat eselon I, yang diajukan oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, dan Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen. Pasal 3 Badan Pertimbangan Kepegawaian, terdiri atas : a. Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara sebagai Ketua merangkap Anggota; b. Menteri Sekretaris Negara sebagai Anggota; c. Jaksa Agung sebagai Anggota; d. Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara sebagai Anggota; e. Direktur Jenderal Hukum dan Perundang-undangan Departemen Kehakiman sebagai Anggota; f. Ketua Pengurus Pusat KORPRI sebagai Anggota; g. Kepala Badan Administrasi Kepagawaian Negara sebagai Sekretaris merangkap Anggota;
Pasal 4 1) Ketua, mempunyai tugas : a. Memimpin semua kegiatan Badan pertimbangan Kepegawaian; b. Memimpin siding-sidang Badan Pertimbangan Kepegawaian; c. Memberikan laporan secara berkala atau sewaktu-waktu kepada Presiden sesuai dengan keperluan. 2) Sekretaris, mempunyai tugas : a. Membantu Ketua dalam melakasankan tugasnya; b. Menerima semua surat-surat keberatan atau surat lain yang berhubungan dengan itu dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan atau pejabat lain yang berkepentingan; c. Menyiapkan siding-sidang Badan Pertimbangan Kepegawaian; d. Menyiapkan keputusan Badan Pertimbangan Kepegawaian. 3) Anggota, mempunyai tugas : a. Menghadiri siding-sidang Badan Pertimbangan Kepegawaian; b. Memberikan pertimbangan atau pendapat dan turut serta secara aktif mengambil keputusan; c. Melaksanakan tugas lain yang ditentukan oleh Ketua.
BAB II TATA KERJA Pasal 5 1) Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Pembina golongan ruang IV/a ke bawah yang dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas pemintaan sendiri dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980, dan dapat mengajukan keberatan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian. 2) Keberatan sebagaiman dimaksud dalam ayat (1), diajukan secara tertulis melalui saluran hirarki dengan memuat alasan-alasan dari keberatan itu secara lengkap. 3) Keberatan tersebut harus sudah diajukan dalam tenggang waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan menerima keputusan hukuman disiplin.
Pasal 6 Keberatan yang diajukan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian tidak melalui saluran hirarki dan keberatan yang diajukan melebihi tenggang waktu 14 (empat belas) hari sebagaiman maksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan (3), tidak dapat dipertimbangkan oleh Badan pertimbangan Kepegawaian. Pasal 7 Setiap Pejabat yang menerima surat keberatan dari Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, dalam tenggang waktu selambat-lambatnya 6 (enam) hari terhitung mulai ia menerima surat keberatan, wajib meneruskannya kepada Pejabat yang berwenang menghukum dilengkapi bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan tanggapan. Pasal 8 1) Pejabat yang berwenang menghukum, wajib memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan Pegawai Negeri Sipil yang diajtuhi hukuman disiplin kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian, disertai : a. Salinan/photo copy sah surat keputusan tentang penjatuhan hukuman disiplin yang lengkap dengan konsideran, dan tanda terima/penerimaan surat keputusan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan; b. Keberatan yang diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan; c. Laporan berita acara pemeriksaan tentang pelanggaran disiplin yang bersangkutan; d. Usul penjatuhan hukuman disiplin terhadap Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan; e. Bahan-bahan lain yang berkaitan dengan hukuman disiplin terhadap yang bersangkutan. 2) Tanggapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus disampaikan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal diterimanya keberatan. 3) Perhitungan tanggang waktu 3 (tiga) bulan sebagaimana dimaksud ayat (2), adalah sejak keberatan diterima Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7. Pasal 9 1) Badan Pertimbangan Kepegawaian wajib menyelesaikan dan mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan Pegawai Negeri Sipil, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tanggapan dan bahan-bahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diterima. 2) Apabila tanggapan dan bahan yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang menghukum tidak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1), Badan Pertimbangan Kepegawaian dapat mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan bahan-bahan yang ada dan atau keterangan dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.
Pasal 10 Badan Pertimbangan Kepegawaian melaksanakan siding sekurang-kurangnya satu kali dama 1 (satu) bulan. Pasal 11 Siding Badan Pertimbangan Kepegawaian dinyatakan sah apabila dihadiri oelh Ketua, Sekretaris dan sekurang-kurangnya seorang Anggota. Pasal 12 1) Dalam mengambil keputusan, Badan Pertimbangan Kepegawaian wajib mempelajari dan mepertimbangankan dengan seksama bahan-bahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1). 2) Apabila dipandang perlu Badan Pertimbangan Kepegawaian dapat meminta bahan atau keterangan tambahan dari Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan keberatan, pejabat yang menjatuhkan hukuman disiplin atau pejabat lain.
1) 2) 3) 4) 5)
Pasal 13 Badan Pertimbangan Kepegawaian mengambil keputusan secara musyawarah dan mufakat bulat. Apabila keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak. Keputusan Badan Pertimbangan Kepegawaian adalah mengikat dan wajib dilaksanakan semua pihak yang bersangkutan. Keputusan Badan Pertimbangan Kepegawaian ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris. Keputusan Badan Pertimbangan Kepegawaian disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan keberatan melalui pejabat yang menjatuhkan hukuman disiplin dan pejabat lain yang dipandang perlu. BAB III KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14
1) Keputusan Badan Pertimbangan Kepegawaian yang ditetapkan sebelum berlakunya keputusan ini dinyatakan tetap sah dan berlaku. 2) Keberatan yang telah diajukan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian setelah ditetapkannya Keputusan ini, berlaku ketentuan sebagai berikut : a. Apabila keberatan dan tanggapan telah diterima Badan Pertimbangan Kepegawaian tetapi belum diputuskan, sedapat mungkin diselesaikan menurut Keputusan ini. b. Apabila keberatan telah diterima Badan Pertimbangan Kepegawaian tetapi belum diputuskan karena belum ada tanggapan, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Keputusan ini
Pejabat yang berwenang menghukum wajib memberikan tanggapan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian, dan apabila setelah lewat tenggang waktu tersebut Pejabat yang berwenang menghukum tidak memberikan tanggapan, Badan Pertimbangan Kepegawaian dapat mengambil keputusan berdasarkan bahan-bahan yang ada. c. Apabila keberatan belum diterima Badan Pertimbangan Kepegawaian, diselesaikan menurut Keputusan ini. BAB IV KETENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP Pasal 15 Biaya Badan Pertimbangan Kepegawaian dibebankan pada Anggaran Belanja Badan Administrasi Kepagawaian Negara. Pasal 16 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara Selaku Ketua Badan Pertimbangan Kepegawaian Nomor 02/MENPAN/1981 dinyatakan tidak berlaku. Pasal 17 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan tersendiri. Pasal 18 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal : 9 Juli 1998 MENTERI NEGARA KOORDINATOR BIDANG PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SELAKU KETUA BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN
HARTARTO