MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/192/M.PAN/11/2004 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL TEKNIS PENERBANGAN DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Menimbang
: a. bahwa dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, dipandang perlu meninjau kembali Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 100/MENPAN/1988 tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Teknisi Penerbangan; b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas , dipandang perlu menetapkan kembali ketentuan tentang jabatan fungsional Teknisi Penerbangan dan angka kreditnya dengan Keputusan Menteri Pendayagunaa Aparatur Negara.
Mengingat
: 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Pengaturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditanbah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003; 3.Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002;
1
6. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 9. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas , Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara sebagimana telah beberapa kali diubah terkhir dengan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2004; 10. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan keputusan Presiden Nomor 45 tahun 2002.
Memperhatikan: 1.Usul Menteri Perhubungan dengan surat nomor AU/5.542/Um.Peg.2.132/03 tanggal 29 Desember 2003; 2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan surat Nomor K.26 – V.95-8/87 tanggal 25 Oktober 2004.
MEMUTUSKAN Menetapkan
: KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI PENERBANGAN DAN ANGKA KREDITNYA
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Teknisi Penerbangan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yangberwenang untuk melakukan tugas/kegiatan pelayanan keamanan dan Keselamatan Penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan;
2
2. Personil penerbangan adalah personil pesawat udara dan personil pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan yang tugasnya secara langsung mempengaruhi keamanan dan keselamatan pesawat udara; 3. Pemanduan lalu lintas penerbangan, adalah kegiatan personil penerbangan di bidang pemanduan lalu lintas udara dalam pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; 4. Pemanduan komunikasi penerbangan, adalah kegiatan personil penerbangan di bidang bantuan operasi penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; 5. Pelayanan informasi aeronautika, adalah kegiatan personil penerbangan di bidang informasi aeronautika dalam pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; 6. Pelaksana teknis elektronika penerbangan, adalah kegiatan personil penerbangan di bidang pengoperasian dan perawatan fasilitas listrik dalam pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; 7. Pelaksanaan teknis listrik penerbangan, adalah kegiatan personil penerbangan di bidang pengoperasian dan perawatan fasilitas listrik dalam pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; 8. Pendayagunaan dan perawatan fasilitas bidang landasan, adalah kegiatan personil penerbangan di bidang pendayagunaan dan perawatan fasilitas landasan dalam pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; 9. Pengoperasian dan perawatan penerbangan kalibrasi, adalah kegiatan personil penerbangan melaksanakan kegiatan penerbangan kalibrasi, pengujian dan peneraan alat bantu navigasi udara, alat bantu pendaratan, komunikasi penerbangan dan laboratorium kalibrasi serta perawatan pesawat udara kalibrasi dalam pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; 10. Tim Penilai Jabatan Fungsional Teknisi Penerbangan, adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja Teknisi Penerbangan; 11. angka kredit, adalah nilai dari tiap butir kegiatan dan atay akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh Teknisi Penerbangan dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan jabatan/pangkat.
3
B A B II RUMPUN JABATAN, INSTANSI PEMBINA, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK Pasal 2 (1)
Jabatan Fungsional Teknisi Penerbangan termasuk dalam Rumpun Teknisi dan Pengontrol Kapal dan Pesawat;
(2)
Instansi Pembina Jabatan Teknisi Penerbangan adalah Departemen Perhubungan. Pasal 3
(1)
Teknisi Penerbangan adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dalam melakukan kegiatan pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan pada Departemen Perhubungan;
(2)
Jabatan Teknisi Penerbangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah jabatan karir yang hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pasal 4
Tugas pokok Teknisi Penerbangan, adalah pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan yang meliputi pemanduan lalu lintas penerbangan, pemanduan komunikasi penerbangan, pelayananan informasi aeronautika; pelaksanaan teknis elektronika penerbangan, pelaksanaan teknis listrik penerbangan, pendayagunaan dan perawatan fasilitas bidang landasan, serta pengoperasian dan perawatan penerbangan kalibrasi.
B A B III UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN Pasal 5 Unsur dan sub unsur kegiatan Teknisi Penerbangan yang dapat dinilai angka kreditnya, adalah: 1. Pendidikan,meliputi: a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijasah/gelar; b. Pendidikan dan pelatihan fungsional dibidang pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan, dan memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP);
4
c. Pendidikan dan pelatihan Prajabatan serta memperoleh sertifikat. 2. Pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan, meliputi: a. Pemanduan lalu lintas penerbangan; b. Pemanduan komunikasi penerbangan; c. Pelayanan informasi aeronautika; d. Pelaksanaan teknis elektronika penerbangan; e. Pelaksanaan teknis listrik penerbangan; f.
Pendayagunaan dan perawatan fasilitas bidang landasan;
g. Pengoperasian dan perawatan penerbangan kalibrasi; h. Pelaksanaan tugas jaga. 3. Pengembangan profesi Teknisi Penerbangan, meliputi: a. Mendapat/mempertahankan lisensi; b. Mendapat/mempertahankan rating; c. Pembuatan karya tulis dan atau karya tulis ilmiah di bidang pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; d. Penerjemahan/penyaduran buku atau karya ilmiah di bidang pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; e. Penyusunan pedoman petunjuk teknis di bidang pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; f.
Pemberian konsultasi pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan;
4. Penunjang tugas Teknisi Penerbangan, meliputi: a. Mengajar dan atau melatih di bidang pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; b. Peran serta dalam seminar/ lokakarya/ konferensi; c. Keanggotaan dalam organisasi profesi/ ilmiah di bidang pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan; d.
Keanggotaan dalam tim penilai jabatan Teknisi Penerbangan;
e. Perolehan penghargaan/ tanda jasa; f.
Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.
5
BAB IV JENJANG JABATAN DAN PANGKAT (1)
Pasal 6 Jenjang jabatan Teknisi Penerbangan dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, adalah : a. Teknisi Penerbangan Pelaksana; b. Teknisi Penerbangan Pelaksana Lanjutan; c. Teknisi Penerbangan Penyelia.
(2)
Jenjang pangkat Teknisi Penerbangan sebagaimana dimaksud ayat (1) sesuai dengan jenjang jabatan, adalah: a. Teknisi Penerbangan Pelaksana; 1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II /b; 2. Pengatur, golongan ruang III c; 3. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II / d b. Teknisi Penerbangan Pelaksana Lanjutan: 1. Penata Muda, golongan ruang III / a; 2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III / b. c. Teknisi Penerbangan Penyelia : 1. Penata, golongan ruang III / c; 2. Penata Tingkat I, golongan ruang III / d.
(3)
Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Teknisi Penerbangan sebagaimana dimaksud ayat (2) ada1ah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan jum1ah angka kredit yang dimiliki untuk masing-masing jenjang jabatan;
(4)
Penetapan jenjang jabatan Teknisi Penerbangan untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang dimiliki berdasarkan penetapan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit sehingga dimungkinkan pangkat dan jabatan tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan sebagaimana dimaksud ayat (2).
6
BAB V RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI Pasal 7 (1)
Rincian kegiatan Teknisi Penerbangan sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut: a.
Teknisi Penerbangan Pelaksana: 1. Menerima, menyiapkan dan memberikan data cuaca dan data lalu lintas penerbangan; 2. Melaksanakan tugas sebagai asisten atau me1aksanakan pemanduan lalu 1intas penerbangan; 3. Mengo1ah data operasi penerbangan pada unit pemanduan lalu lintas penerbangan yang menggunakan sistem automasi (ATC Automation); 4. Me1aksanakan performance check kecakapan (Lisensi dan Rating);
dalam
rangka
perpanjangan
sertifikat
5. Ikut serta da1am kegiatan SAR secara nasional atau internasional; 6. Menyiapkan data komunikasi radio dinas tetap pada unit stasiun radio penerbangan di bandara; 7. Me1aksanakan komunikasi radio dinas tetap pada unit stasiun radio penerbangan di bandara; 8. Menyiapkan data komunikasi radio dinas bergerak informasi penerbangan (AFIS) pada unit stasiun radio penerbangan di bandara; 9. Melaksanakan komunikasi radio dinas bergerak informasi penerbangan (AFIS) pada unit stasiun radio penerbangan di bandara; 10. Menyiapkan data komunikasi radio dinas tetap yang mempergunakan land line teletype (Telex) pada unit stasiun radio penerbangan di bandara; 11. Melaksanakan komunikasi radio dinas tetap yang mempergunakan landline teletype (Telex) pada unit stasiun radio penerbangan di bandara; 12. Mencatat, menginventarisasi dan memperbaharui dokumen, annex dan referensi data informasi aeronautika;
7
13. Menerima, memeriksa serta mengirim berita rencana penerbangan, kedatangan, keberangkatan serta perubahannya pada unit pelayanan informasi aeronautika; 14. Memutakhirkan data informasi buku AIP Indonesia dan luar negeri serta dokumen penunjang lainnya pada unit pelayanan informasi aeronautika; 15. Memutakhirkan NOTAM pada NOTAM display board pada unit pelayanan infonnasi aeronautika; 16. Mencatat dan membuat laporan tugas pada log book pada unit pelayanan infonnasi aeronautika; 17. Mengumpulkan, memilah, mengedit NOTAM unhtk pembuatan Monthly NOTAM summaries/ printed plain language summaries (PPLS) pada unit pelayanan informasi aeronautika; 18. Mengumpulkan, memilah, mengedit NOTAM untuk pembuatan pre flight information bulletin (PIB) pada unit pelayanan informasi aeronautika; 19. Menyiapkan dan mengoperasikan perala tan elektronika penerbangan kategori A; 20. Menyiapkan dan mengoperasikan peralatan elektronika penerbangan kategori D; 21. Menyiapkan dan mengoperasikan perala tan elektronika penerbangan kategori C; 22. Melaksanakan pemeliharaan tingkat I peralatan elektronika penerbangan kategori A; 23. Melaksanakan pemeliharaan tingkat I peralatan elektronika penerbangan kategori B; 24. Melaksanakan pemeliharaan tingkat I peralatan elektronika penerbangan kategori C; 25. Melaksanakan pemeliharaan tingkat II peralatan elektronika penerbangan kategori C; 26. Melaksanakan pemeliharaan tingkat III peralatan elektronika penerbangan kategori C; 27. Melaksanakan kegiatan performance check peralatan elektronika penerbangan kategori C; 28. Menggambar teknis instalasi pemasangan fasilitas elektronika penerbangan; 29. MeIaksanakan pemeliharaan tingkat II peralatan elektronika pencrbangan kalegori A;
8
30. Melaksanakan pemeliharaan tingkat II peralatan elektronika penerbangan kalegori B; 31. Melaksanakan pemeliharaan tingkat IV peralatan elektronika penerbangan kategori C; 32. Menyiapkan pelaksanaan flight kalibrasi clan flight fasilitas elektronika penerbangan; 33. Menganalisis kebutuhan suku cadang peralatan elektronika penerbangan kategori C; 34. Menyusun petunjuk teknis instalasi peralatan elektronika penerbangan kategori C; 35. Menyusun petunjuk teknis pengoperasian dan pemeliharaan perala tan elektronika penerbangan kategori C; 36. Menyiapkan dan mengoperasikan peralatan listrik penerbangan kategori A; 37. Menyiapkan dan mengoperasikan peralatan listrik penerbangan kategori B; 38. Menyiapkan dan mengoperasikan peralatan listrik penerbangan kategori C; 39. Melaksanakan pemeliharaan tingkat I peralatan listrik penerbangan kategori A; 40. Melaksanakan pemeliharaan tingkat I peralatan listrik penerbangan kategori B; 41. Melaksanakan pemeliharaan tingkat I peralatan listrik penerbangan kategori C; 42. Melaksanakan pemeliharaan tingkat II peralatan listrik penerbangan kategori C; 43. Melaksanakan pemeliharaan tingkat III peralatan listrik penerbangan kategori C; 44. Melaksanakan kegiatan performance check peralatan listrik penerbangan kategori C; 45. Menggambar teknis instalasi pemasangan fasilitas listrik penerbangan; 46. Melaksanakan pem.e1iharaan tingkat II peralatan listrik penerbangan kategori A; 47. Melaksanakan pem.eJiharaan lingkat II peralatan listrik penerbangan kategori B; 48. Melaksanakan pemeliharaan tingkat IV peralatan listrik penerbangan kategori C; 49. Menyiapkan pelaksanaan flight kalibrasi dan flight fasilitas listrik penerbangan; 50. Menganilisis kebu~han suku cadang peralatan listrik penerbangan kategori C;
9
51. Menyusun petunjuk teknis instalasi perala tan listrik penerbangan kategori C; 52. Menyusun petunjuk teknis pengoperasian dan pemeliharaan peralatan listrik penerbangan kategori C; 53. Memeriksa kondisi dan fungsi fasilitas sisi udara Bandar udara meliputi landasan pacu, taxway dan apron serta fasilitas penunjangnya, dan lain-lain; 54. Memeriksa kondisi dan fungsi perala tan fasilitas bandara seperti traktor, mower, runway sweeper, dll; 55. Membuat gambar teknik terinci fasilitas infrastruktur bandara; 56. Menyiapkan dan mengoperasikan peralatan fasilitas bandara; 57. Melaksanakan pengolahan dan pemutakhiran data fasilitas infrastruktur bandara; 58. Mengolah dan memutakhirkan data peralatan fasilitas bandara; 59. Menyiapkan bahan pengujian kekuatan landasan, taxiway dan apron bandara; 60. Mengawasi pelaksanaan pemotongan objek-objek yang diidentifikasikan obstacle di sekitar bandara; 61. Mengawasi pekerjaan penyiapan lahan rencana pembangunan bandar udara; 62. Mengukur profil fasilitas sisi udara untuk pembuatan desain profil; 63. Menggambar desain profil fasilitasi sisi udara bandar udara; 64. Menyiapkan tool, ground support equipment (GSE) dan buku pedoman; 65. Melaksanakan kegiatan pekerjaan SB,AD,SI; 66. Melepas dan mengganti komponen; 67. Menginspeksi rangka pesawat (airframe); 68. Menginspeksi mesin pesawat udara; 69. Melaksanakan swing compass pesawat udara; 70. Melaksanakan weight and balance (penimbangan) pesawat . udara; 71. Melaksanakan trouble shooting rangka pesawat (airframe); 72. Melaksanakan trouble shooting mesin pesawat udara;
10
73. Melaksanakan uji operasional sistem pesawat (run-up) dan membuat Japoran hasil ujinya; 74. Melaksanakan overhoul komponen pesawat udara; 75. Melaksanakan tugas sebagai onboard mechanic; 76. Melakukan pembaruan (up-date) data teknik pesawat udara seperti components status; aircraft status, pencatatan log book revisi maintenance manual dll; 77. Menyusun pedomanl petunjuk teknis perawatan, modifikasi dan perbaikan terhadap fasilitas uji kalibrasi; 78. Melaksanakan perbaikan-perbaikan dan kalibrasi terhadap peralatan fasilitas uji kalibrasi dan perlengkapannya; 79. Memeriksa peralatan pengujian dan peneraan serta console dengan mencocokkan parameter-parameter standar yang ditetapkan; 80. Menyiapkan penerbangan kalibrasi dari segi kelengkapan peralatan pengujian dan peneraan/ console serta alat bantunya; 81. Melaksanakan function check perala tan penguJ!an dan pencraan' sebagai standar kalibrasi alat bantu navigasi pencrb;:mgal1; 82. Mcncatat unjuk kerja peralatan pengujian dan peneraan fasilitas keselamatan pencrbangan berdasarkan datal informasi sebagaimana adanya; 83. Melaksanakan ramp test peralatan fasilitas uji kalibrasi sesuai standar yang ditentukan; 84. Menyiapkan data/informasi fasilitas keselamatan kalibrasi beserta form pengisian data-data parameter; 85. Mengisi form pengisian data-data parameter; 86. Menyiapkan peralatan groundtrack/ theodolite ke lokasi/ stasiun fasilitas keselamatan penerbangan dengan cepat, cermat dan akurat; 87. Menuntun pesawat udara kalibrasi agar terbang pada jalur/ sudut azimuth dan elevasi yang benar dan tepat; 88. Menguji dan menera terhadap peralatan fasilitas keselamatan penerbangan sesuai standar operasional yang tercantum dalam 0A P. 8200.l IFIM (Indonesian Flight Inspection Manual);
11
89. Memberikan event mark untuk membantu panel operator melakukan interpolasi/ perhitungan hasil teraan; 90. Mengoperasikan semua alat bantu groundtrak guna membantu pekerjaan operator console dan PIC saat melakukan pengujian dan peneraan terhadap fasilitas keselamatan penerbangan; 91. Mecatat parameter/ data-data optimum dari hasil peneraan dalam konsep form laporan fasilitas keselamatan penerbangan; 92. Memeriksa kelengkapan peralatan pengujian dan peneraan, dokumen kalibrasi untuk dikembalikan kepada petugas laboratorium darat; 93. Merawat laboratorium darat dan udara; 94. Mengkalibrasi: a) Peralatan groundtrack; b) Peralatan theodolite; c) Peralatan signal generator.
95. Mencatat kordinat GPS lokasi atau daerah pada saat misi kalibrasi; 96. Mengecek prosedur penerbangan; 97. Perawatan ground support equipment (GSE); 98. Melaksanakan tugas jaga. b.
Teknisi Penerbangan Pelaksana Lanjutan : 1. Melaksanakan performance check kecakapan (lisensi dan rating);
dalam
rangka
perpanjangan
sertifikat
2. Menyiapkan, mengolah data yang terkait dengan alokasi SSR Mode A, C, S; 3. Ikut serta dalam kegiatan SAR secara nasional atau internasional; 4. Merancang, mengevaluasi penerbangan;
prosedur
pelayanan
pemanduan
lalu
lintas
5. Memandu lalu lintas penerbangan menggunakan prosedur ADS/ CPDLC/ RNP / RVSM; 6. Melaksanakan supervisi keselamatan penerbangan;
12
7. Melaksanakan koordinasi dengan instasi lain atau unit pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan (nasional/ internasional); 8. Melaksanakan investigasi evaluasi keluhan pihak pengguna jasa pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan (incident/ accident); 9.
Mengawasi tugas operasional (PTO) pemanduan lalu lintas penerbangan;
10. Mengawasi tugas operasional RNP / RVSM;
(PTO) menggunakan prosedur ADS/ CPDLC/
11. Menyiapkan data informasi penerbangan domestik yang ada pada unit stasiun radio mempergunakan RDARA penerbangan di bandara; 12. Memandu komunikasi komunikasi kepada pesawat udara diluar control airspace pada jalur penerbangan domestik dengan mempergunakan RDARA pada unit stasiun radio penerbangan di bandara; 13. Menyiapkan data informasi penerbangan internasional dengan menggunakan MW ARA pada unit stasiun radio penerbangan di bandara; 14. Memandu komunikasi kepada pesawat udara diluar control airspace pada jalur penerbangan internasional dengan mempergunakan MWARA pada unit stasiun radio penerbangan di bandara; 15. Memutakhirkan data informasi (hand amandemend) pada peta-peta penerbangan pada unit pelayanan iniormasi aeronautika; 16. Membuat draft aeronautika;
peta-peta
penerbangan,
pada
unit
pelayanan
informasi
17. Mengumpulkan, memasukkan NOTAM serta informasi aeronautika lainnya untuk kegiatan self briefing dan telepon briefing, pada unit pelayanan informasi aeronautika; 18. Membuat NOTAM yang menyangkut penetapan, kondisi atau perubahan fasilitas, pelayanan, prosedur fasilitas penerbangan serta kondisi bahaya, pada unit pelayanan informasi aeronautika; 19. Mengumpulkan, menyusun data informasi NOTAM serta sumber lain untuk bahan pembuatan konsep AIP supplement, pada unit pelayanan informasi aeronautika;
13
20. Mengumpulkan, menyusun data informasi, AIP supplement, NOTAM permanen serta sumber lain untuk bahan usulan/ masukan pembuatan-pembuatan konsep AIP amandement atau hand amandement buku aeronautical information publication (AIP) pelayanan informasi aeronautika; 21. Mengumpulkan, menyusun data informasi aeronautika untuk bahan usulan masukan sumber pembuatan aeronautical information circulair (AIC) pada unit pelayanan informasi aeronautika; 22. Melaksanakan aeronautika;
pertukaran
informasi
dengan
unit
pelayanan
informasi
23. Melayani pelaksanaan flight kalibrasi dan flight fasilitas elektronika penerbangan; 24. Melaksanakan pemeliharaan tingkat III yaitu perbaikan kerusakan sedang peralatan elektronika penerbangan kategori B; 25. Melaksanakan kegiatan performance check peralatan elektronika penerbangan kategori B; 26. Melaksanakan ground check penerbangan fasilitas elektronika; 27. Menganalisis kebutuhan suku cadang peralatan elektronika penerbangan kategori B; 28. Mengoreksi gambar teknis instalasi pemasangan fasilitas elektronika penerbangan; 29. Melaksanakan pemeliharaan tingkat IV peralatan elektronika penerbangan kategori B; 30. Membuat rekapitulasi kerusakan dan perbaikan fasilitas elektronika penerbangan; 31. Menganalisis kerusakan dan membuat langkah-langkah perbaikan fasilitas elektronika penerbangan dari pemeliharaan tingkat II dan III; 32. Memberikan teori teknis peralatan kepada teknisi elektronika penerbangan untuk· mendapatkan sertifikat kecakapan terampil dan rating peralatan kategori C; -33. Memberikan praktek pengoperasian, pemeliharaan, trouble shooting, penggunaan alat ukur, analisis peralatan kepada teknisi elektronika penerbangan untuk mendapatkan rating terampil peralatan kategorl C bagi pemegang sertifikat kecakapan terampil; 34. Menganalisis kebutuhan suku cadang peralatan elektronika penerbangan kategori A;
14
35. Mengevaluasi dan menganalisis kinerja peralatan elektronika penerbangan kategori C dan kelengkapannya; 36. Merencanakan kebutuhan alat ukur untuk pemeliharaan peralatan sistim fasilitas elektronika penerbangan; 37. Menyiapkan spesifikasi teknis kegiatan pengadaan dan pemasangan fasilitas elektronika penerbangan; 38. Melayani pelaksanaan flight kalibrasi dan flight fasilitas listrik penerbangan; 39. Melaksanakan pemeliharaan tingkat III peralatan listrik penerbangan kategori B; 40. Melaksanakan performance check peralatan listrik penerbangan kategori B; 41. Melaksanakan ground check fasilitas listrik penerbangan; 42. Menganalisis kebutuhan suku cadang perala tan listrik penerbangan kategori B; 43. Mengoreksi gambar teknis instalasi pemasangan fasilitas listrik penerbangan; 44. Melaksanakan pemeliharaan tingkat IV peralatan listrik penerbangan kategori B; 45. Membuat rekapitulasi kerusakan dan perbaikan fasilitas listrik penerbangan; 46. Menganalisis kerusakan dan membuat langkah-langkah perbaikan fasilitas listrik penerbangan dari pemeliharaan tingkat II dan III; 47. Memberikan teori teknis peralatan kepada teknisi listrik penerbangan untuk mendapatkan sertifikat kecakapan terampil dan raling peralatan kategori C; 48. Memberikan praktek pengoperasian, pemeliharaan, trouble shooting, penggunaan alat ukur, analisis perala tan kepada teknisi listrik penerbangan untuk mendapatkan rating terampil peralatan kategori C bagi pemegang sertifikat kecakapan terampil; 49. Menganalisis kebutuhan suku cadang perala tan listrik penerbangan kategori A; 50. Mengevaluasi dan mengalnlisis kinerja peraIatan Iistrik penerbangan kategori C dan kelengkapannya; 51. Merencanakan kebutuhan aIat ukur untuk pemeliharaan peralatan sistim fasilitas listrik penerbangan; 52. Menyiapkan spesifikasi teknis kegiatan pengadaan dan pemasangan fasilitas listrik penerbangan;
15
53. Menilai kondisi dan fungsi infrastruktur bandar udara; 54. Menilai kondisi dan fungsi peralatan fasilitas bandar udara; 55. MemeIihara fasilitas infrastruktur bandar udara; 56. Memelihara peralatan fasilitas bandar udara; 57. Memeriksa gambar teknik terinci fasilitas infrastruktur bandar udara; 58. Mengamati ketinggian bangunan, bukit dan benda lumbuh disekitar bandar udara; 59. Mengamati pemberian tanda dan pemasangan Iampu pendirian obyek-obyek yang diidentifikasi obstacle; 60. Melakukan inventarisasi status lahan bandar udara dan menghitung kebutuhan lahan bandar udara; 61. Menghitung hasil pengukuran profil fasilitas sisi udara bandar udara; 62. Membuat rencana perawatan pesawat udara dan peralatan pendukung; 63. Membuat work order, referensi dan petunjuk pelaksanaan kegiatan; 64. Membuat maintenance release pesawat udara; 65. Menginspeksi:
a)
Rangka pesawat (airframe);
b)
Mesin pesawat udara;
c)
Sistem IERA (Instrument, Electronic, Radio and Avionics);
66. melaksanakan swing compass pesawat udara; 67. Melaksanakan weight and balance (penimbangan) pesawat udara; 68. Melaksanakan trouble shooting a) Rangka pesawat (airframe); b) Mesin pesawdt udara; c) Sistem IERA (Instrument, Electronic, Radio and Avionics); 69. Melaksanakan overhoul komponen pesawat udara; 70. Melaksanakan uji terbang;
16
71. Membuat laporan service difficulty report (SDR); 72. Melaksanakan tugas sebagai onboard mechanic; 73. Melaksanakan sosialisasi manual/ pedoman/ prosedur perawatan pesawat udara dan peralatan pendukung pada maintenance dan CASR; 74. Melakukan pembaharuan (up-date) dokumentasi pesawat uclara seperli C of A, C of RSTKM, Radio Permit, dll; 75. Menyusun pedoman petunjuk teknis perawatan, modifikasi dan perbaikan terhadap fasilitas uji kaIibrasi; 76. Melaksanakan modifikasi terhadap peralatan fasilitas Uji kalibrasi; 77. Mengawasi persiapan misi penerbangan kalibrasi dari segi kelengkapan peralatan pengujian dan peneraan/ concole serta dokumen indonesia flight inspection manual; 78. Memantau performance (unjuk kerja) peralatan pengujian dan peneraan/ concole fasilitas keselamatan penerbangan sepanjang rute penerbangan; 79. Memantau dan mengawasi persiapan groundtrack/ theodolite di lokasi/ stasiun fasilitas keselamatan penerbangan; 80. Memantau dan memeriksa unjuk kerja alat penerima signal dari pada fasilitas keselamatan penerbangan serta mencoba pada recorder; 81. Memandu pesawat lerbang dalam pengujian dan peneraan fasilitas keselamatan penerbangan sesuai dengan cheklist dan standar operasional yang tercantum dalam AO.P8200.1.IFIM (Indonesia Flight Inspection); 82. Menguji dlan menera terhadap fasilitas keselamatan penerbangan sesuai standar operasional yang tercantum dalam OAP.8200. IFIM (Indonesia Flight Inspection Manual); 83. Memberitahukan kepada Teknisi didarat untuk melakukan adjustment/ penyetelen/ reseting peralatan fasilitas keselamatan penerbangan sesuai dengan toleransi; 84. Menganalisis dan mengolah laporan hasil kalibrasi fasilitas keselamatan penerbangan secara lebih detail didata base computer laboratorium darat dan dituangkan dalam bentuk final report untuk ditandatangani oleh PIC dan fasilitas keselamatan penerbangan; 85. Melakukan studi banding regional tentang flight inspection;
17
86. Merawat laboratorium darat dan udara; 87. Mengkalibrasi: a) Peralatan airtrak; b) Peralatan blackbox; 88. Mengadakan pengecekan surveylance bandara tentang flight safety 89. Mencek prosedur penerbangan; 90. Melaksanakan tugas jaga. c. Teknisi Penerbangan Penyelia: 1. Melaksanakan performance kecakapan (lisensi rating);
check
dalam
rangka
perpanjangan
sertifikat
2. Ikut serta dalam kegiatan SAR secara nasional atau internasional; 3. Merancang pembaruan, unjuk kerja piranti lunak (software), piranti keras (hardware), environment (lingkungan); 4. Menyiapkan perumusan penerbangan;
pengelolaan
pelayanan
pemanduan
lalu
lintas
5. Merencanakan pengembangan dan peningkatan sistim pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan yang efektif secara loka1, nasional, sesuai ATC master plan; 6. Menyiapkan data komunikasi radio dinas lelap yang mempergunakan "landline teletype" (AMSC dan MSC) pada unit stasiun radio penerbangan di bandar udara; 7. Melaksanakan komunikasi radio dinas tetap yang mempergunakan landline teletype (AMSC atau MSC) pada unit stasiun radio penerbangan di bandar udara; 8. Melaksanakan koordilinasi berita penerbangan dengan ATS unit terkait di bandar udara; 9. Melaksanakan performance check rating yang diperoleh di bandara sesuai dengan lisensi yang dimiliki; 10. Menerima dan menyampaikan laporan berita-berita post flight information/ briefing kepada pimpinan untuk klarifikasi pada unit pelayanan informasi aeronautika; 11. Mengesahkan pengisian rencana penerbangan (FPL) berjadwal maupun tidak berjadwal termasuk pengesahan repetite flight plan (RFP) pada unit pelayanan informasi aeronautika;
18
12. Memasukkan dan menyampaikan data rencana penerbangan (FPL) berjadwal maupun tidak berjadwal termasuk RPL kedalam komputer/ unit terkait pada unit pelayanan informasi aeronautika; 13. Menyiapkan laporan bulanan kegiatan dan koordinasi operasional pada unit pelayanan informasi aeronautika; 14. Melaksanakan pemeliharaan tingkat III peralatan elektronika penerbangan kategori A; 15. Melaksanakan pemeliharaan tingkat IV peralatan elektronika penerbangan kategori A; 16. Menganalisis kerusakan dan membuat langkah-Iangkah perbaikan fasilitas elektronika penerbangan dari pemeliharaan lingkat IV; 17. Melaksanakan supervisi kinerja teknisi elektronika Penerbangan di suatu bandara/ balai elektronika/ subdit/ subdin udara; 18. Memberikan teori teknis peralatan kepada teknisi elektronika penerbangan untuk mendapatkan sertifikat kecakapan ahii dan rating peralatan kategori C; 19. Memberikan teori teknis peralatan kepada teknisi elektronika penerbangan untuk mendapatkan sertifikat kecakapan terampil dan rating peralatan kategori B; 20. Memberikan praktek pengoperasian, pemeliharaan, trouble shooting, penggunaan alat ukur, analisis peralatan kepada teknisi elektronika penerbangan untuk mendapatkan rating ahli peralatan kategori C bagi pemegang sertifikat kecakapan ahli; 21. Memberikan praktek pengoperasian, pemeIiharaan, trouble shooting, penggunaan alat ukur, analisis peralatan kepada teknisi elektronika penerbangan untuk mendapatkan rating terampil peralatan kategori B bagi pemegang sertifikat kecakapan terampil; 22. Melaksanakan performance check peralatan elektronika penerbangan Kategori A; 23. Merencanakan kebutuhan mock up untuk peme1iharaan peralatan sistim fasilitas elektronika penerbangan; 24. Menyusun spesifikasi teknis kegiatan pengadaan dan pemasangan fasilitas elektronika penerbangan; 25. Mengawasi pemeliharaan/ pembangunan fasilitas peralatan dan kelengkapannya serta pemasangan peralatan;
19
26. Menyiapkan format kelengkapannya;
inspeksi
dan
komiisioning
fasilitas
peralatan
dan
27. Melaksanakan pemeliharaan tingkat III peralatan listrik penerbangan kategori A; 28. Melaksanakan pemeliharaan tingkat IV peralatan listrik penerbangan kategori A; 29. Menganalisis kerusakan dan membuat langkah-langkah perbaikan fasilitas listrik penerbangan dari pemeliharaan tingkat IV; 30. Melaksanakan supervisi kinerja leknisi listrik Penerbangan di suatu bandara/ balai elektronika/ subdit/ subdin udara; 31. Memberikan teori teknis peralatan kepada teknisi listrik penerbangan untuk mendapatkan sertifikat kecakapan ahli dan rating peralatan kategori C; 32. Memberikan teori teknis peralatan kepada teknisi listrik penerbangan untuk mendapatkan sertifikat kecakapan terampil dan rating peralatan kategori B; 33. Memberikan praktek pengoperasian, pemeliharaan, trouble shooting, penggunaan alat ukur, analisis peralatan kepada teknisi listrik penerbangan untuk mendapatkan rating ahli peralatan kategori C bagi pemegang sertifikat kecakapan ahli; 34. Memberikan praktek pengoperasian, pemeliharaan, trouble shooting, penggunaan alat ukur, analisis peralatan kepada teknisi listrik penerbangan untuk mendapatkan rating ahli peralatan kategori B bagi pemegang sertifikat kecakapan terampil; 35. Melaksanakan performance chheck peralatan listrik penerbangan Kategori A; 36. merencanakan kebutuhan mock up untuk pemeliharan peralatan sistim fasilitas listrik penerbangan; 37. Menyusun spesifikasi teknis kegiatan pengadaan dan pemasangan fasilitas listrik penerbangan; 38. Mengawasi pemeliharaan/ pembangunan fasilitas peralatan dan kelengkapannya serta pemasangan peralatan; 39. Menyiapkan format kelengkapannya;
inspeksi
dan
komisioning
fasilitas
40. Menilai hasil pemeliharaan fasilitas infrastruktur bandar udara; 41. Menilai hasil pemeliharaan peralatan fasilitas bandar udara;
20
peralatan
dan
42. Mengawasi pelaksanaan infrastruktur bandar udara pembangunan fasilitas infrastruktur bandar udara; 43. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan fasilitas infrastruktur bandar udara; 44. Mengawasi pengadaan fasilitas infrastrukktur bandar udara; 45. Mengawasi pengoperasian/ pemeliharaan peralatan fasilitas bandar udara; 46. Memeriksa dan menilai material konstruksi untuk kegiatan pembangunan fasilitas infrastruktur bandar udara; 47. Mengoreksi terhadap gambar disain profil fasilitas sisi udara bandar udara; 48. Membuat rencana peralatan pesawat udara dan peralatan pendukung; 49. Melaksanakan RII (Requirement Inspection Item); 50. Memodifikasi sistem komponen pesawat atau peralatan pendukung perawatan pesawat udara yang telah direncanakan; 51. Memodifikasi pesawat udara dan membuat laporan hasil modifikasinya; 52. Memodifikasi terhadap peralatan fasilitas uji kalibrasi; 53. Menyusun pedoman/ petunjuk teknis pengujian dan peneraan/ kalibrasi alat bantu navigasi penerbangan; 54. Melaksanakan flight calibration engineering; 55. Menguji penerimaan signal dari peralatan fasililas navigasi keselamatan pcnerbangan; 56. Menganalisis dan mengolah laporan hasil kalibrasi failitas keselamatan penerbangan secara lebih detail di data base computer laboratorium darat dan dituangkan dalam bentuk final report untuk ditandatangani aleh PIC dan fasilitas keseIamatan penerbangan; 57. Profeciency check panel operator dan theodolite operator; 58. Melaksanakan sosialisasi manual/ pedoman prosedur pengujian dan peneraan alat bantu navigasi penerbangan dan fasilitas keselamatan penerbangan; 59. Mencek surveylance bandara tentang flight safety; 60. Melaksanakan tugas jaga.
21
(2). Teknisi Penerbangan sebagaimana ayat (1) yang dimaksud melaksanakan yang kegiatan pengembangan profesi dan penunjang tugas Teknisi Penerbangan diberikan nilai angka kredit sebagaimana tercantum dalam Lampiran I. Pasal 8 Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat jenjang jabatan Teknisi Penerbangan yang melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) , Teknisi Penerbangan yang satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatan dapat melakukan tugas tersebut berdasarkan penugasan tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan. Pasal 9 Penilaian angka kredit Teknisi Penerbangan yang melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), ditetapkan sebagai berikut: 1.
Teknisi Penerbangan yang melaksanakan tugas di· atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I;
2.
Teknisi Penerbangan yang melaksanakan tugas di bawah jenjang jabatannya, angka hedit yang diperoleh ditetapkan sarna dengan angka kredit dari setiap butir kegiatan sebaeaimana tercantum dalam Lampiran I . Pasal 10
(1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam pemberian angka kredit, terdiri dari: a. Unsur utama; b. Unsur penunjang. (2) Unsur utama terdiri dari : a. Pendidikan; b. Pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancamn lalu lintas penerbangan; c. Pengembangan profesi Teknisi Penerbangan. (3) Unsur penunjang, adalah pendukung kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas Teknisi Penerbangan sebagaimana dimaksud dalam PasaI 5 angka 4;
22
(4) Rincian kegiatan Teknisi Penerbangan dan angka kredit dari masing-masing unsur sebagaimana dimaksud dalam ayat (I), adalah sebagaimana terse but dalam Lampiran I . Pasal 11 (1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oIeh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/ pangkat Teknisi Penerbangan adalah sebagairnana tercantum dalam Lampiran II, dengan ketentuan: a. Sekurang-kurangnya 80% (delapan puIuh persen) angka kredit berasal dari unsur utama; b. Sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang. (2) Teknisi Penerbangan yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/ pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/ pangkat berikutnya; (3) Teknisi Penerbangan yang memperoleh angka kredit untuk kenaikan jabatan/ pangkat pada tahun pertama dalam masa jabatan/ pangkat yang didudukinya, pada tahun berikutnya wajib mengumpulkan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/ pangkat setingkat Iebih tinggi berasal dari kegiatan keselamatan penerbangan dan kelancaran lalu lintas penerbangan danl atau pengembangan profesi. (4) Apabila kelebihan jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud ayat (2) memenuhi jumlah angka kredit untuk kenaikan jabatan dua tingkat atau Iebih dari jabatan terakhir yang diduduki, maka Teknisi Penerbangan yang bersangkutan dapat diangkat dalam jenjang jabatan sesuai dengan jumlah angka kredit yang dimiliki, dengan ketentuan : a. sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan; b. Setiap unsur penilaian dalam DP-3 sekurang-kurangnya berniIai baik daIam 1 (satu) tahun terakhir. (5) Teknisi Penerbangan yang naik jabatan sebagaimana dimaksud ayat (4), setiap kali kenaikan pangkat setingkat Iebih tinggi disyaratkan mengumpulkan 20% (dua puluh persen) dari jumlah angka kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi tersebut, yang berasal dari kegiatan unsur utama; (6) Teknisi Penerbangan Penyelia, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang III/d, setiap tahun sejak menduduki jabatan/ pangkatnya wajib mengumpulkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) angka kredit dari kegiatan keselamatan
23
penerbangan dan kelancaran lalu lintas penerbangan dan/ atau pengembangan profesi. Pasal 12 (1) Teknisi Penerbangan yang secara bersama-sama membuat karya tulis/ karya ilmiah di bidang keselamatan penerbangan dan kelancaran lalu lintas penerbangan, pembagian angka kreditnya ditetapkan sebagai berikut: a. 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama; b. 40% (empat puluh persen) bagi semua penulis pembantu. (2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b adalah sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang,
BAB VI PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 13 (1) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap Teknisi Penerbangan wajib mencatat atau menginventarisir seluruh kegiatan yang dilakukan; (2) Apabila hasil catatan atau inventarisasi seluruh kegiatan scbagaimana dimaksud ayat (1) dipandang sudah dapat memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/ pangkat, secara hirarkhi Teknisi Penerbangan dapat mengajukan usul penilaian dan penetapan angka kredit; (3) Penilaian dan penetapan angka kredit Teknisi Penerbangan dilakukan sekurangkurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu seliap 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pcgawai Negeri Sipil. Pasal 14 (1) Pejabat yang berwenang mcnetapkan angka kredit, adalah Direktur fenderal Perhubungan Udara atau pejabat eselon II yang mernbidangi pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan bagi Teknisi Penerbangan Pelaksana sampai dengan Teknisi Penerbangan Penyelia; (2) Dalam rnenjalankan tugas, pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dibantu oleh Tim Penilai Angka Kredit Teknisi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara atau pejabat eselon II yang membidangi pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran laiu Iintas penerbangan di lirlgkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, yang selanjumya disebut Tim Penilai Direktorat Jenderal.
24
Pasal 15 (1)
Anggota Tim Penilai Jabatan Teknisi Penerbangan, adalah Teknisi Penerbangan dengan susunan sebagai berikut a. Seorang Ketua merangkap anggota; b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota; c. Seorang Sekretaris merangkap anggota; d. Sekurang-kurangnya 4 (ernpat) orang anggota.
(2)
Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai Teknisi Penerbangan, adalah: a. Jabatan/ pangkat serendah-rendahnya sama dengan jabatan/ pang kat Teknisi Penerbangan yang dinilai; b. Memiliki keahlian dan kemampuan untuk meniIai prestasi kerja Teknisi Penerbangan;dan c.
Dapat aktif melakukan penilaian.
(3)
Apabila jumlah anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak dapat dipenuhi dari. Teknisi Penerbangan, maka anggata Tim Peni]ai dapat diangkat dari Pegawai Negeri Sipil lain yang memiliki kampetensi untuk rnenilai prestasi kerja Teknisi Penerbangan;
(4)
Pembentukan dan susunan keanggotaan Tim Penilai Direktorat Jenderal, ditetapkan oleh Menteri Perhubungan;
(5)
Masa jabatan Tim Penilai, adalah 3 (tiga) tahun. Pasal 16
(1)
Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi anggota Tim Penilai dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat kembali seteIah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan;
(2)
Apabila terdapat anggota Tim Penilai yang ikut dinilai, Ketua Tim Penilai dapat mengangkat anggota Tim Penilai Pengganti. Pasal 17
Tata Kerja dan tata cara penilaian Tim Penilai Teknisi Penerbangan ditetapkan oleh Menteri Perhubungan selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Teknisi Penerbangan.
25
Pasal 18 Usul Penetapan angka kredit diajukan oleh Pimpinan Unit Kerja Teknisi Penerbangan yang membidangi kepegawaian (serendah-rendahnya eselon III) kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau pejabat eselon II yang membidangi pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan sepanjang mengenai angka kredit Teknisi Penerbangan Penyelia di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Pasal 19 (1) Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, digunakan untuk mempertimbangkan kenaikan jabatan pangkat Teknisi Penerbangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (2) Terhadap Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, tidak dapat diajukan keberatan aleh T eknisi Penerbangan yang bersangkutan.
BAB VII PENGANGKATAN DALAM JABATAN TEKNISI PENERBANGAN PasaI 20 Pejabat yang berwenang mengangkat Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Teknisi Penerbangan adalah Menteri Perhubungan atau pejabat lain yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 21 (1) Persyaratan untuk dapat diangkat pertama kali dalam jabatan Teknisi Penerbangan, adalah : a. Berijazah D.II dari Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) atau D.lI dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI); b. Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b; c. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; (2) Bagi PNS lulusan D.II di luar ATK/ STPI sebagaimana dimaksud ayat (1) harus lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan.
26
Pasal 22 Disamping persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 21, pengangkatan dalam jabatan di teknisi Penerbangan, harus pula: a. Berdasarkan formasi jabatan yang telah ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara berdasarkan usulan Menteri Perhubungan, setelah mendapat pertimbangan Kepala BKN,: dan b. Memenuhi jumlah angka kredit minimal yang ditetapkan untuk jenjang jabatan pangkatnya. Pasal 23 (1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam jabatan Teknisi Penerbangan dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 atau Pasal 22; b. Memiliki pengalaman di bidang keselamatan penerbangan dan kelancaran lalu lintas penerbangan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; dan c. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun berdasarkan jabatan terakhir yang didudukinya.
(2) Bagi PNS yang berijazah SMU/ SMK clan telah lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pelayanan keamanan dan keseIamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan dapat diangkat dalam jabatan Teknisi Penerbangan melalui perpindahan jabatan, apabila : a. Sekurang-kurangnya telah menduduki pangkat Pengatur Muda Tingkat I golongan ruang III b; b. Memiliki pengalaman di bidang pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; c. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun berdasarkan jabatan terakhir yang didudukinya; dan d. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Oaf tar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (OP-3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
27
(3) Pendidikan SMU/ SMK sebagaimana dimaksud ayat (2) diberikan angka kredit sebesar 25 (dua puluh lima) dan sertifikat pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan serta kelancaran lalu lintas penerbangan diberikan angka kredit sesuai Lampiran I. (4) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud daIam ayat (1) dan ayat (2), adaIah sama dengan pangkat yang dimiliki, dan jenjang jabatannya ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. BAB V I I I PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKAT AN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN Pasa1 24 (1) Teknisi Penerbangan PeIaksana, pangkat Pengatur Muda Tingkat I, goIongan ruang II/ b sampai dengan Teknisi Penerbangan Penyelia, pangkat Penata, golongan ruang III/c, dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak menduduki jabatan pangkat tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan pangkat setingkat lebih tinggi. (2) Teknisi Penerbangan Penyelia, pangkat Penata Tingkat 1, golongan III/d, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki jabatan pangkat tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 10 (sepuIuh) dari kegiatan keselamatan penerbangan dan kelancaran lalu lintas penerbangan dan atau pengembangan profesi. (3) Di samping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2), Teknisi Penerbangan juga dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila : a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat; b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri SipiI; c. Ditugaskan secara penuh di Iuar jabatan fungsional Teknisi Penerbangan; d. Menjalani cuti di Iuar tanggungan negara; atau e. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.
28
Pasal 25 (1) Teknisi Penerbangan yang telah selesai menjalani pembebasan sementara .sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, dapat diangkat kembali dalam jabatan Teknisi Penerbangan. (2) Pengangkatan kembali dalam jabatan Teknisi Penerbangan sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat menggunakan angka kredit terakhir yang dimilikinya dan dari prestasi di bidang pelayanan keamanan dan keseIamatan penerbangan serta kelancaran Ialu lintas penerbangan yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan Teknisi Penerbangan. PasaI 26 Teknisi Penerbangan diberhentikan dari jabatannya, apabila : 1. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1), tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan pangkat setingkat lebih tinggi; 2. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2), tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan; atau 3. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, kecuali hukuman disiplin penurunan pangkat. PasaI 27 Pembebasan sementara, pengangkatan kembali, dan pemberhentian dari jabatan Teknisi Penerbangan sebagairnana dirnaksud PasaI 24, PasaI 25 dan PasaI 26 ditetapkan oleh Menteri Perhubungan atau pejabat lain yang ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX PENYESUAIAN NAMA DAN JENJANG JABATAN Pasal 28 (1) Dengan berlakunya Keputusan ini, maka nama dan jenjang jabatan Teknisi Penerbangan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 100/MENPAN/ 1988 disesuaikan dengan nama dan jenjang jabatan menurut Keputusan ini; (2) Penyesuaian jenjang jabatan menurut Keputusan ini didasarkan kepada hasil penetapan angka kredit terakhir yang dimiliki.
29
BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 29 Untuk kepentingan dinas dan/ atau dalam rangka menambah pengetahuan, pengalaman, dan pengembangan karier, Teknisi Penerbangan dapat dipindahkan ke jabatan struktural atau jabatan fungsional lain, sepanjang memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan. BABXI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 Keputusan pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan, membebaskan sementara, dan memberhentikan dalam dan dari jabatan Teknisi Penerbangan yang ditetapkan sebelum Keputusan ini ditetapkan, dinyatakan tetap berlaku. Pasal 31 Prestasi kerja Teknisi Penerbangan yang telah dilakukan sampai dengan ditetapkannya petunjuk pelaksanaan Keputusan ini, masih dinilai berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 100/MENPAN/1988 tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Teknisi Penerbangan.
BAB XI PENUTUP Pasal 32 Petunjuk pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Menteri Perhubungan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pasal 33 Apabila ada perubahan mendasar dalam pelaksanaan tugas pokok Teknisi Penerbangan sehingga ketentuan dalam Keputusan ini tidak sesuai lagi, maka Keputusan ini dapat ditinjau kembali.
30
PasaI 34 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 100/MENPAN/1988 tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Teknisi Penerbangan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 35
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Pada tanggal :
Jakarta 9 Nopember 2004
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,
Taufiq Effendi
31