Kepuasan Masyarakat Klaten Ditinjau Dari Komitmen Dan Kinerja ( Studi Rekonsiliasi dan Rekonstruksi Akibat Gempa )
Oleh : Harnoto dan Tukijan
Abstraksi Penelitian yang berjudul Kepuasan Masyarakat Klaten Ditinjau Dari Komitmen dan Kinerja (Studi Rekonstruksi dan rehabilitasi akibat Gempa) ini bertujuan ingin mengetahui apakah kepuasan masyarakat Klaten dalam rekonstruksi dan rehabilitasi selama ini dipengaruhi langsung oleh komitmen masyarakat atau dipengaruhi secara tak langsung melalui (mediasi) kinerja yang telah dicapai, ingin mengetahui apakah kinerja dapat memoderasi pengaruh komitmen terhadap kepuasan. Dengan responden sabanyak 50 kepala keluarga sebagai sampel, setelah dianalisis memperoleh kesimpulan sebagai berikut; a). Komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan, b). Kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan, c). Komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, d). Kinerja bukan variabel mediasi pengaruh komitmen terhadap kepuasan, e). Kinerja bukan variabel moderating pengaruh komitmen terhadap kepusan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kepuasan masyarakat tidak semata-mata dipengaruhi oleh kinerja, namun dipengaruhi langsung dari komitmen masyarakat sendiri. Artinya telah disadari bahwa tinggi rendahnya kinerja bukan merupakan faktor utama kepuasan namun komitmenlah yang paling utama. Kata kunci : Kepuasan Masyarakat, Komitmen Masyarakat, Kinerja Masyarakat.
PENDAHULUAN. Kaitan antara komitmen, kinerja dengan kepuasan telah banyak diteliti oleh berbagai kalangan masyarakat. Penelitian ini adalah merupakan penelitian lanjutan yang pernah dilakukan dengan judul; analisis pengaruh perilaku masyarakat dan kepemimpinan faskel terhadap partisipasi masyarakat
dalam
rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi tahun 2006 di Kabupaten Klaten. Keberhasilan program rehabilitasi dan rekonstruksi dengan rekompak, mengandung arti bahwa partisipasi masyarakat sangatlah penting. Banyak faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan tingkat partisipasi masyarakat. Faktor-faktor itu antara lain perilaku masyarakat, kepemimpinan faskel. Perilaku
masyarakat dapat dilihat dari ; kepribadian, nilai dan sikap, persepsi dan motivasi, sedangkan kepemimpinan dapat dilihat meliputi kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan kharismatik, dan semuanya akan dapat berjalan dengan baik apabila komitmen masyarakat tinggi. Hasil penelitian yang pernah dilakukan antara lain menyimpulkan; partisipasi masyarakat berpengaruh positif terhadap kinerja. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana kepuasan masyarakat terhadap kinerja dan apakah komitmen masyarakat dalam melaksanakan rekonstruksi dan rehabilitasi tetap tinggi. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan judul ”Kepuasan Masyarakat Klaten ditinjau dari Komitmen dan Kinerja” ( Studi Rekonsiliasi dan Rekonstruksi Akibat Gempa )
PERUMUSAN MASALAH. Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian tentang komitmen masyarakat klaten dalam melanjutkan pembangunannya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh komitmen masyarakat terhadap kepuasan masyarakat. 2. Bagaimana pengaruh kinerja masyarakat terhadap kepuasan masyarakat. 3. Bagaimana pengaruh komitmen masyarakat terhadap kinerja masyarakat. 4. Apakah
kinerja
masyarakat
dapat
memoderasi
pengaruh
komitmen
masyarakat terhadap kepuasan masyarakat. 5. Apakah kinerja masyarakat dapat memediasi pengaruh komitmen masyarakat terhadap kepuasan masyarakat.
TUJUAN PENELITIAN. Tujuan diadakan penelitian kepuasan masyarakat Klaten ditinjau dari komitmen dan kinerja ini adalah : 1. Ingin mengetahui
pengaruh komitmen masyarakat terhadap kepuasan
masyarakat. 2. Ingin
mengetahui
masyarakat.
pengaruh
kinerja
masyarakat
terhadap
kepuasan
3. Ingin
mengetahui
pengaruh
komitmen
masyarakat
terhadap
kinerja
masyarakat. 4. Ingin mengetahui apakah kinerja masyarakat dapat memoderasi pengaruh komitmen masyarakat terhadap kepuasan masyarakat. 5. Ingin mengetahui apakah kinerja masyarakat dapat memediasi pengaruh komitmen masyarakat terhadap kepuasan masyarakat.
KEGUNAAN PENELITIAN. Penelitian yang berkaitan dengan komitmen masyarakat, kinerja masyarakat, dan kepuasan masyarakat ini diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Dengan adanya penelitian ini akan dapat diketahui bagaimana kepuasan masyarakat dalam menikmati rekonsiliasi dan rekonstruksi akibat gempa di daerahnya masing-masing. 2. Memberikan gambaran kepada semua pihak yang terkait dengan kepuasan masyarakat dalam hubungannya dengan komitmen dan kinerja rekonsiliasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi beberapa tahun yang lalu.
KAJIAN PUSTAKA. 1. Kepuasan Masyarakat. Kepuasan mengacu pada sikap individu secara umum terhadap pekerjaan yang sedang dijalani atau dilaksanakan. Seseorang yang mempunyai tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan mempunyai sikap positif terhadap pekerjaan yang dijalaninya, dan sebaliknya seseorang yang mempunyai tingkat kepuasan rendah mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan yang dijalaninya tersebut (Robbins, 2002). Sehingga seseorang yang telah mencapai atau mendapatkan kepuasan kerja akan dapat mendapatkan evaluasi kinerja yang lebih baik, maksimal dan dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi . Menurut Mas’ud (2002) terdapat dua komponen kepuasan kerja yakni ; (a) kepuasan kerja secara intrinsik, dan (b) kepuasan kerja secara ekstrinsik. Kepuasan kerja secara intrinsik
meliputi variasi tugas yang diberikan, kesempatan berkembang setiap orang, kesempatan
menggunakan
atau
mengeluarkan
segala
kemampuan
dan
ketrampilan semaksimal mungkin , otonomi yang diberikan, kepercayaan dari pimpinan atau rekan kerja, pekerjaan yang dinilai menantang dan bermakna dalam mengasah kemampuan atau penerapan ilmu yang dimiliki oleh anggota/masyarakat. Kepuasan ektrinsik, yang meliputi gaji atau upah yang diperoleh karyawan sesuai dengan kinerjanya, jaminan kerja , status dan prestasi yang akan diperoleh masyarakat atas kinerja yang telah dilakukan. Faktor-faktor yang mendorong kepuasan kerja menurut Robbins (2002) yaitu ; (a) kerja yang secara mental menantang, (b) ganjaran yang pantas, (c) kondisi kerja yang mendukung, (d) rekan sekerja yang mendukung , (d) kesesuaian antara kepribadian dengan pekerjaan. Masyarakat yang cenderung lebih menyukai pekerjaan yang dinilai dapat memberikan kesempatan untuk menggunakan atau menerapkan ilmu , ketrampilan dan kemauan yang mereka nilai secara maksimal serta menawarkan beragam tugas yang bervariasi, kebebasan dan umpan balik mengenai seberapa baik dan produktif tugas-tugas yang mereka kerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang kurang menantang akan menciptakan kebosanan , tetapi pekerjaan yang selalu menantang terlebih memiliki risiko yang tinggi akan menciptakan rasa frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi yang sedang, kebanyakan dari anggota/masyarakat akan mempunyai suatu kepuasan.
2. Komitmen Masyarakat. Komitmen merupakan suatu keadaan atau tingkat sejauh mana seorang anggota masyarakat akan memihak dalam suatu tatanan tertentu dengan tujuan – tujuannnya , serta berniat untuk memelihara partisipasinya dan selanjutnya memutuskan untuk mengabdikan diri dalam kehidupan masyarakat tersebut. Meyer dan Allan (1993) mengemukakan tiga komponen mengenai komitmen yakni :
a. Komitmen Afektif ( Affective commitment). Komitmen afektif ini terjadi apabila seseorang inggi menjadi bagian dari organisasi karena adanya suatu ikatan emosional (emotional attachment) atau merasa mempunyai nilai sama dengan organisasi tersebut. b. Komitmen Kontinuen (continuance commitment). Komitmen ini merupakan kemauan dari individu untuk tetap bertahan dalam organisasi karena tidak menemukan pekerjaan lain atau karena adanya rewards ekonomi tertentu. Menurut Kallberts dan Fogarty (1995) (dalam Triningsih , 2003) bahwa komitmen ini berhubungan positif dengan pengalaman dan secara negatif dengan pandangan profesionalisme kewajiban sosial. c. Komitmen Normatif (Normative commitment) . Komitmen ini timbul dari nilainilai karyawan yang memutuskan untuk tetap bergabung dalam organisasi. Terdapat tiga karakteristik yang berhubungan erat dengan komitmen organisasi yang diungkapkan oleh Charrington (1996) (dalam Wulandari, 2002), yaitu : a. Keyakinan yang kuat dan kesesuaian terhadap sikap dan tujuan organisasi. b. Kemauan untuk berusaha sekuat tenaga untuk kepentingan organisasi. c. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi tenaga anggota dalam organisasi. Ketiga karakteristik meyakini bahwa suatu komitmen organisasi tidak hanya melibatkan sikap loyal yang positif saja dari karyawan terhadap organisasi tempat kerjanya , tetapi karyawan juga diharapkan untuk dapat melakukan hubungan yang aktif dengan cara mempunyai kemauan untuk selalu memberikan kontribusi secara personal dan terbaik demi membantu kesuksesan dan pencapaian suatu tujuan dari organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Kinerja Masyarakat. Kinerja merupakan konstruk yang umum digunakan untuk mengukur dampak dari strategi organisasi ( Ferdinand, 2000). Namun demikian masalah pengukuran kinerja menjadi permasalahan dan perdebatan klasik. Hal ini bisa dipahami karena sebagai sebuah konstruk, kinerja bersifat multidemensi dimana didalamnya termuat beragamtujuan dan tipe organisasi (Bhargava et al., 1994; Lumkin & Dess, 1996). Oleh sebab itu, kinerja dikonseptualisasikan dalam
banyak cara dan metode dimana pengukurannya juga beragam. Dalam pada itu, Slater dan Narver (1997) menyarankan 3 kreteria pengukuran kinerja yakni : efektivitas, efisiensi, dan adaptabilitas. Efektivitas didefinisikan sebagai keberhasilan produk dan programprogram yang dijalankan perusahaan dibandingkan para pesaingnya (Slater & Narver, 1997). Keberhasilan perusahaan dibandingkan para pesaing dikenal dalam manajemen
sebagai
tujuan
umum
yang
ingin
diraih
oleh
setiap
perusahaan/organisasi. Efisiensi diterjemahkan sebagai hasil dari program-program bisnis yang dijalankan organisasi dalam kaitannya dengan jumlah sumber daya yang digunakan untuk program-program bisnis tersebut (Slater & Narver, 1997). Adaptabilitas menunjukkan kemampuan untuk merespon perubahanperubahan yang terjadi, dan hal ini dicerminkan oleh produk/jasa yang diintrodusir oleh organisasi. Dalam kajian manajemen strategi dikenal adanya proposisi yang menyebutkan bahwa kinerja akan meningkat seiring dengan semakin sesuainya strategi dengan kondisi lingkungan eksternal (Clark, 2000).
PENELITIAN TERDAHULU. Peneliti terdahulu yang telah meneliti variabel Komitmen, Kinerja, dan Kepuasan antara lain : 1. Sri Trisnaningsih (2003). Penelitiannya dengan judul ” Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja auditor : Motivasi sebagai Variabel Intervening”. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara komitmen terhadap kepuasan kerja, dengan motivasi sebagai variabel intervening. 2. Yudhi Satria (2005) yang berjudul ” Hubungan antara Komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Hasil penelitian ini diterbitkan di jurnal Benefit Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian ini
dengan subyek adalah para karyawan di Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan yang sangat signifikan antara komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja. 3. Syahrir Natsir (2004). Penelitian yang dilakukan di Sulawesi Tengah dengan judul ” Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Kharismatik terhadap Perilaku kerja dan Kinerja
Karyawan
Perbankan
di
Sulawesi
Tengah”.
Penelitian
ini
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : (a) Kepemimpinan Transaksional berpengaruh langsung tidak signifikan terhadap Perilaku kerja, (b) Kepemimpinan Kharismatik berpengaruh langsung positif terhadap Perilaku Kerja, (c) Kepemimpinan Transaksional berpengaruh langsung negatif terhadap Kinerja Karyawan, (d) Kepemimpinan Kharismatik berpengaruh langsung positif terhadap Kinerja Karyawan. Hasil penelitiannya memberikan rekomendasi untuk penelitian yang lain dapat dilakukan pada industri-industri manufaktur, perusahaan swasta, instansi pemerintah untuk mendapatkan suatu pola pengembangan sumber daya manusia yang berkaitan dengan perilaku kerja. 4. Harnoto dan Tukijan ( 2008). Penelitian dengan judul analisis pengaruh perilaku masyarakat dan kepemimpinan faskel terhadap partisipasi masyarakat dan implikasinya terhadap kinerja masyarakat dalam rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi tahun 2006 di Kabupaten Klaten. Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan antara lain; kepribadian masyarakat berpengaruh positif terhadap persepsi masyarakat, nilai dan sikap masyarakat berpengaruh positif terhadap persepsi masyarakat, nilai dan sikap berpengaruh positif terhadap motivasi masyarakat, kepemimpinan faskel berpengaruh positif terhadap motivasi masyarakat dalam menangani akibat gempa, persepsi masyarakat berpengaruh positif terhadap partisipasi, motivasi masyarakat berpengaruh positif terhadap partisipasi, partisipasi masyarakat berpengaruh positif terhadap kinerja dalam menangani rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi di Klaten.
KERANGKA PIKIR. Berdasarkan uraian teori dan penelitian terdahulu dari variabel komitmen organisasi, kinerja, dan kepuasan masyarakat dapat diperoleh gambar kerangka pikir sebagai berikut : Gambar 01 : Kerangka Pikir
Kinerja Masyarakat Komitmen Masyarakat
Kepuasan Masyarakat
HIPOTESIS. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : H1 : Komitmen masyarakat berpengaruh positif terhadap kepuasan masyarakat. H2 : Kinerja masyarakat berpengaruh positif terhadap kepuasan masyarakat. H3 : Komitmen masyarakat berpengaruh positif terhadap kinerja masyarakat. H4 : Kinerja masyarakat memoderasi pengaruh komitmen masyarakat terhadap kepuasan masyarakat. H5. Kinerja masyarakat memediasi pengaruh komitmen masyarakat terhadap kepuasan masyarakat.
METODE PENELITIAN 1.Variabel Penelitian. Penelitian ini menganalisa tiga variabel yakni; Kepuasan Masyarakat, Komitmen Masyarakat, dan Kinerja Masyarakat yang diimplementasikan dalam rekonstruksi dan rehabilitasi akibat gempa bumi di Klaten. 2. Definisi Operasional Variabel. Untuk dapat memberi gambaran yang lebih jelas tentang variabel dalam penelitian ini, maka dibawah ini diuraikan definisi operasional variabel :
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel No 1
Variabel
Definisi Operasional
Kepuasan
Sikap individu secara umum terhadap pekerjaan yang sedang
Masyarakat
dijalani atau dilaksanakan ( Mas’ud, 2004). Kepuasan dapat dinilai dengan 6 indikator yakni; (1) variasi tugas, (2) kesempatan berkembang, (3) penggunaan kemampuan/ketrampilan, (4) otonomi, (5) kepercayaan atasan dan rekan, (6) status dan prestasi.
2
Komitmen
Merupakan suatu keadaan atau tingkat sejauh mana seorang
Masyarakat
anggota masyarakat akan memihak dalam suatu tatanan tertentu dengan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk memelihara partisipasinya dan selanjutnya memutuskan untuk mengabdikan diri dalam kehidupan masyarakat tersebut. Kinerja dapat diukur dengan 6 indicator yakni; (1) tetap jadi bagian masyarakat karenaikatan emosional, (2) karena mempunyai nilai yang sama, (3) karena tidak menemukan yang lain, (4) keyakinan dan kesesuaian terhadap sikap dan tujuan organisasi, (5) kemampuan berusaha untuk kepentingan masyarakat, (6) keinginan yang kuat untuk tetap menjadi tenaga masyarakat.
3
Kinerja
Kinerja adalah merupakan hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan seseorang dalam melaksanakan kerja atau tugas (Seymor, 1991). Kinerja dapat dinilai dengan 6 indikator yakni ; (1) saling bahu membahu, (2) saling menghargai, (3) sesuai target, (4)menurunnya jumlah konflik, (5) Fleksibel, (6) inisiatif.
Sumber : Ringkasan teori 3. Populasi dan Sampel. Populasi adalah semua masyarakat yang terkena korban gempa bumi di Klaten tahun 2006. yang jumlahnya sebanyak 53. 952 pemilik rumah pada 7 kecamatan yang terdiri dari 10.052 rumah rusak total, 18.282 rumah rusak berat, dan
25.618 rumah rusak ringan.. Sedangkan sampel ditentukan dengan stratified ramdom sampling yakni kecamatan untuk masing-masing kelompok tingkat kerusakan diambil 6/7/8 pemilik rumah sehingga jumlah sample menjadi 50 pemilik rumah yang rusak. Teknik pengambilan sampelnya adalah secara insidental, yakni siapa saja yang termasuk kategori tingkat kerusakan rumah tersebut ditemui dan diberi kuesioner, serta diwawancarai. 4. Metode Pengumpulan Data. Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket atau kuesioner yang diberikan kepada 50 kepala keluarga yang rumahnya rusak akibat gempa bumi pada tahun 2006. 5. Metode Analisis Data. Untuk menjawab hipotesis yang ada digunakan analisis inferensial melalui uji statistik. Pilihan jawaban menggunakan skala likert satu sampai lima, dengan karakteristik; sama sekali tidak setuju(1), tidak begitu setuju(2), sedang setujunya(3), setuju(4), sangat setuju(5). Sebelum dilakukan analisis data, dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian instrumen yaitu uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini uji validitas yang dipakai adalah dengan melakukan korelasi bivariat antar masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Apabila korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk menunjukkan hasil signifikan, maka indikator tersebut adalah valid (Imam Ghozali,2005; 47) Pengujian reliabilitas ini hanya dilakukan terhadap butir-butir yang valid, yang diperoleh melalui uji validitas. Dalam penelitian ini digunakan program SPSS yang memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari pada 0,60 (Nunnally, 1997 dalam Imam Ghozali, 2005 : 42).
PENGUJIAN HIPOTESIS. Untuk menguji hipotesis dilakukan perhitungan statistik regresi ganda dengan persamaan dan rumus sebagai berikut :
KpM = b1KmM + b2 KjM + e KjM
= b3 KmM + e
KpM = a + b1 KmM + b2 KjM + b3 KmM*KjM + e Dimana : KpM = Variabel Kepuasan Masyarakat KmM = Variabel Komitmen Masyarakat KjM = Variabel Kinerja Masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji Validitas. Dari output perhitungan SPSS (terlampir) dapat diperoleh informasi uji validitas dari variabel Kepuasan Masyarakat, Komitmet Masyarakat, Kinerja Masyarakat sebagai berikut : Tabel 01 Validitas Variabel Variabel Kepuasan Masyarakat
Komitmen Masyarakat
Kinerja Masyarakat
Indikator/Pertanyaan Variabel
Sig.
Keterangan
kpk1
0,000
Valid
kpk2
0,000
Valid
kpk3
0,000
Valid
kpk4
0,000
Valid
kpk5
0,000
Valid
kpk6
0,000
Valid
km1
0,000
Valid
km2
0,000
Valid
km3
0,000
Valid
km4
0,000
Valid
km5
0,000
Valid
km6
0,000
Valid
k1
0,000
Valid
k2
0,000
Valid
k3
0,000
Valid
k4
0,000
Valid
k5
0,000
Valid
k6
0,000
Valid
Dari tabel di atas semua indikator memiliki nilai sig. di bawah 0,05, ini menunjukkan bahwa semua indikator adalah valid. 2. Uji Reliabilitas. Hasil pengukuran reliabilitas dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 02 Pengukuran Reliabilitas No
Variabel
Cronbachs
Pedoman dari
Alpha
Nunnally
Keterangan
1
Kepuasan Masyarakat
0,960
0,60
Reliabel
2
Komitmen Masyarakat
0,955
0,60
Reliabel
3
Kinerja Masyarakat
0,961
0,60
Reliabel
Sumber : printout SPSS Dari tabel di atas menunujkkan bahwa semua variable memiliki Cronbachs Alpha di atas 0,60 sehingga semua variable adalah reliable. UJI HIPOTESIS. Untuk melakukan uji hipotesis digunakan hasil perhitungan statistik : Tabel 03 Uji Hipotesis 1 dan Hipotesis 2 Coefficientsa
Model 1
(Constant) Komitmen Masyarakat Kinerja
Unstandardized Coefficients B Std. Error 1,234 2,694 ,471 ,166 ,488 ,171
a. Dependent Variable: Kepuasan masyarakat
Sumber : Hasil Olah SPSS
Standardized Coefficients Beta ,426 ,430
t ,458 2,834 2,856
Sig. ,649 ,007 ,006
H1 : Komitmen masyarakat berpengaruh positif terhadap kepuasan masyarakat. Dari hasil olah SPSS tersebut di atas diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,834 yang ternyata lebih besar dari pada nilai t-tabel yakni sebesar 1,960 ( Singgih Santoso, 2001) dengan nilai probabilitas sebesar 0,007 (jauh lebih kecil dari pada 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H1) dapat diterima. Dari hasil analisis ternyata komitmen masyarakat berpengaruh positif terhadap kepuasan masyarakat dalam melanjutkan pembangunan khususnya kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi di Klaten. H2 : Kinerja masyarakat berpengaruh positif terhadap kepuasan masyarakat. Dari hasil olah SPSS tersebut di atas diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,856 yang ternyata lebih besar dari pada nilai t-tabel yakni sebesar 1,960 ( Singgih Santoso, 2001) dengan nilai probabilitas sebesar 0,006 (jauh lebih kecil dari pada 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima. Dari hasil analisis ternyata kinerja masyarakat masyarakat berpengaruh positif terhadap kepuasan masyarakat dalam melanjutkan pembangunan akibat gempa khususnya dalam menangani rehabilitasi. H3 : Komitmen masyarakat berpengaruh positif terhadap kinerja masyarakat.
Tabel 04 Uji Hipotesis 3 a Coefficients
Model 1
(Constant) Komitmen Masyarakat
Unstandardized Coefficients B Std. Error 5,564 2,131 ,808 ,078
Standardized Coefficients Beta ,831
t 2,612 10,335
Sig. ,012 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil olah SPSS Dari hasil olah SPSS tersebut di atas diperoleh nilai t-hitung untuk variable nilai dan sikap sebesar 10,335 yang ternyata lebih besar dari pada nilai ttabel yakni sebesar 1,960 ( Singgih Santoso, 2001) dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 (jauh lebih kecil dari pada 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis
dapat diterima. Dari hasil analisis ini ternyata komitmen masyarakat yang dihasilkan berpengaruh positif terhadap kinerja masyarakat. H4 : Kinerja masyarakat memoderasi pengaruh komitmen masyarakat terhadap kepuasan masyarakat. Tabel 05 Uji Hipotesis 4 a Coefficients
Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) -13,580 15,859 Komitmen Masyarakat 1,128 ,713 Kinerja 1,030 ,597 moderating -,024 ,025 a. Dependent Variable: Kepuasan masyarakat
Standardized Coefficients Beta 1,021
t -,856 1,582
Sig. ,396 ,121
,907 -1,030
1,725 -,948
,091 ,348
Untuk hipotesis 4, nilai t-hitung (variable moderat) sebesar -0,948 yang ternyata lebih kecil dari nilai t-tabel (1,960) dan tidak signifikan (nilai sig. = 0,348 yang jauh lebih besar dari angka 0,05) hal ini menunjukkan bahwa hipotesis tidak bisa diterima. Dari hasil analisis ternyata Kinerja masyarakat tidak memoderasi
berpengaruh komitmen masyarakat terhadap kepuasan
masyarakat dalam melanjutkan pembangunan khususnya dalam menangani rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa. H5 : Kinerja masyarakt memediasi pengaruh Komitmen masyarakat terhadap kepuasan masyarakat dalam menangani rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi di Klaten. Untuk mengetahui pengaruh langsung dan tak langsung gambar sebagai berikut :
Gambar 02 Uji Hipotesis 5 e2= 0,096
p3(0,831) Komitmen Masyarakat
Kinerja Masyarakat
p1(0,426)
e1= 0,109 p2(0,430) Kepuasan Masyarakat
Dari gambar tersebut di atas dapat dihitung pengaruh lngsung dan tak langsung antata komitmen masyarakat terhadap kepuasan masayarakat sebagai berikut : a. Pengaruh langsung Komitmen ke Kepuasan Kerja sebesar 0, 426 b. Pengaruh tidak langsung Komitmen ke Kinerja baru ke Kepuasan dapat dihitung ( 0,831 X 0,430) = 0,357. Karena pengaruh tak langsung ternyata lebih kecil dari pada pengaruh langsung (0,357 < 0,426), maka hipotesis titolak. Hal ini berarti bahwa komitmen berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja tanpa mediasi kinerja masyarakat.
IMPLIKASI PENELITIAN. Penelitian antara komitmen dengan kepuasan telah banyak dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat. Dalam penelitian ini antara lain menyimpulkan bahwa komitmen masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan masyarakat. Kesimpulan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Trisnaningsih (2003) dan penelitian Yudhi Satria (2005). Komitmen masyarakat dalam penelitian ini mengandung seluruh tekat masyarakat yang ingin selalu bekerja keras dalam rekonstruksi dan rehabilitasi pembangunan akibat gempa bumi, sedangkan masyarakat meliputi berbagai unsur , mulai dari para korban gempa , LSM, swasta dan berbagai lembaga termasuk pemerintah setempat.
Sesuai dengan hasil penelitian ini, perlu disadari bahwa semakin tinggi komitmen masyarakat, maka kepuasan masyarakat juga akan semakin puas. Oleh karena itu berbagai pihak harus tetap kompak untuk selalu menjaga komitmennya. Dalam penelitian ini juga disimpulkan bahwa kinerja masyarakat berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan masyarakat. Hal ini menunjukkan
bahwa kinerja masyarakat dapat dirasakan sebagai sesuatu yang sangat bermanfaat dalam rekonstruksi dan rehabilitasi pembangunan akibat gempa bumi. Semakin tinggi kinerja akan menggambarkan semakin tingginya kepuasan masyarakat. Oleh karena itu perlu disadari bahwa semua pihak harus selalu meningkatkan kinerjanya sesuai dengan bidang masing-masing. Analisis selanjutnya menggambarkan bahwa komitmen masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi komitmen masyarakat, akan menyebabkan kinerja masyarakat juga semakin tinggi. Sesuai dengan hasil-hasil penelitian terdahulu, bahwa tinggi rendahnya kinerja masyarakat salah satu faktornya adalah komitmen masyarakat. Apabila masyarakat kompak dan tetap komitmen sesuai dengan tugas dan kewajiban masing-masing maka akan diperoleh kinerja yang tinggi. Lebih lanjut
dapat diketahui bahwa apakah kinerja masyarakat dapat
memperkuat atau memperlemah pengaruh komitmen masyarakat terhadap kepuasan masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien standardized beta negatif (-1,030) dan tidak signifikan (sig.= 0,348). Hal ini menunjukkan bahwa ternyata kinerja bukan merupakan variabel moderating yang berarti kinerja masyarakat tidak dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh komitmen masyarakat terhadap kepuasan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas yang telah menunjukkan bahwa komitmen masyarakat berpengaruh positif terhadap kinerja, dan kinerja juga berpengaruh positif terhadap kepuasan masyarakat, hal ini bukan berarti bahwa kinerja masyarakat dapat memediasi pengaruh komitmen terhadap kepuasan masyarakat. Ternyata pengaruh tidak langsung komitmen ke kinerja, kemudian ke kepuasan masyarakat sebesar 0,357 sedangkan pengaruh langsung komitmen ke kepuasan
sebesar 0,426. Karena pengaruh tidak langsung lebih kecil dari pada pengaruh langsung ( 0,357 < 0,426) maka kinerja bukan merupakan variabel mediasi. Dalam hal ini berarti bahwa kepuasan masyarakat lebih dipengaruhi langsung oleh komitmen masyarakat dari pada harus melewati variabel kinerja masyarakat. Semakin tinggi komitmen akan semakin tinggi kepuasan, yang dapat mengindikasikan bahwa dalam rekonstruksi dan rehabilitasi masyarakat akan merasa puas apabila komitmen masyarakat tinggi. Masyarakat tidak terlalu menuntut kinerja yang tinggi, namun komitmen yang tinggi akan memuaskan masyarakat.
SIMPULAN PENELITIAN. Berdasarkan uraian dari bab-bab terdahulu dapat diperoleh beberapa informasi dalam penelitian ini yakni : 1. Komitmen Masyarakat berpengaruh positif terhadap Kepuasan Masyarakat dengan standardized coefficients Beta sebesar 0,426 dan nilai t = 2,834 pada tingkat signifikansi 0,007. Hal ini dapat menggambarkan bahwa semakin tinggi tingkat komitmen masyarakat, dalam menangani rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi di Klaten maka kepuasannya juga akan semakin tinggi. 2. Kinerja Masyarakat berpengaruh positif terhadap Kepuasan Masyarakatr dengan standardized coefficients Beta sebesar 0,430 dan nilai t = 2,586 pada tingkat signifikansi 0,006. Hal ini dapat menggambarkan bahwa semakin tinggi kinerja dalam menangani rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi di Klaten maka kepuasannya juga akan semakin tinggi. 3. Komitmen Masyarakat berpengaruh positif terhadap Kinerja Masyarakat dengan standardized coefficients Beta sebesar 0,831 dan nilai t = 10,335 pada tingkat signifikansi 0,000. Hal ini dapat menggambarkan bahwa semakin tinggi komitmen dalam menangani rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi di Klaten maka kinerja. 4.
Kinerja tidak memoderasi pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Masyarakat dengan standardized coefficients Beta sebesar -1,030 dan nilai
t = -0,948 pada tingkat signifikansi 0,348. Hal ini dapat menggambarkan bahwa tinggi rendahnya pengaruh komitmen masyarakat terhadap tingkat kepuasan masyarakat tidak dapat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kinerja masyarakat dalam menangani rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi di Klaten. 5. Kinerja tidak memediasi antara pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan dengan pengaruh tak langsung sebesar 0,357 dan pengaruh langsung sebesar 0,426. Hal ini dapat menggambarkan bahwa antara komitmen dengan kepuasan masyarakat pengaruhnya lebih bersifat pengaruh langsung dalam menangani rehabilitasi dan rekonstruksi akibat gempa bumi di Klaten.
KETERBATASAN PENELITIAN. Karena sesuatu hal perlu disadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, sehingga luaran penelitian yang dapat diperoleh belum mampu memberi manfaat yang tinggi bagi masyarakat. Beberapa keterbatasan penelitian ini antara lain: 1. Jumlah sampel (responden) yang diambil sangat terbatas sehingga belum dapat menggambarkan perilaku masyarakat secara keseluruhan. 2. Variabel yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat sangat terbatas, sehingga belum dapat menjelaskan tingkat kepuasan secara keseluruhan.
REKOMENDASI PENELITIAN. Beberapa hal yang perlu disarankan dalam penelitian ini, untuk penelitian lebih lanjut antara lain : 1. Mengingat jumlah masyarakat yang sangat banyak dan masing-masing memiliki perilaku yang beraneka ragam, maka pengambilan sampel (responden) hendaknya diperhatikan faktor tingkat heterogenitasnya. 2. Mengingat variabel kepuasan masyarakat memiliki banyak faktor yang dapat mempengaruhinya,
maka
menambahkan variabel lain.
penelitian
lebih
lanjut
sebaiknya
dapat
DAFTAR PUSTAKA Anwar Prabu M., 2000, Evaluasi kinerja SDM, Refika Aditama, Bandung. Bhargava, M. Dubellar, C. Dan Ramaswami, S, 1994, Reconsiling diverse measures of Performance : a Conceptual framework and test of a methodology, Journal of Business research, Vol.31. Davis, Keith & John W Nestrom, 1995, Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Terjemahan, Erlangga, Jakarta. Ferdinand Augusty, 2006, Metode Penelitian Manajemen, Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi Ilmu Manajemen, Program
Magister
Manajemen
Fakultas
Ekonomi,
Universitas
Diponegoro, Semarang. Ferdinand Augusty, 2000, Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan strategik, Research Paper, Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Fuad Mas’ud, 2004, Survai Diagnosis Organisasional, Konsep & Aplikasi, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gibson, James L., dkk, 1996, Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, Edisi 8, Jilid 1 Terjemahan, Bina Aksara, Jakarta. Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS, Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Indrawijaya Adam, 1989, Perilaku Organisasi, Cetakan Keempat, Sinar Baru, Bandung. Nitisemito, Alex S, 1992, Manajemen Personalia, Cetakan Kedelapan, Ghalia Indonesia, Jakarta. Robbins, Stephen P., 1996, Organisational Behavior : Concepts, Controversies, Applications, Seventh Edition, Prentice Hall, Engelwood Cliff, New Jersey.